Spring 2001CS 5851 Outline Building Blocks Shannon’s Theorem Encoding 11. Physical Layer.
Tugas Jarkom (Physical Layer)
-
Upload
alves-thegreensoul -
Category
Documents
-
view
703 -
download
1
Transcript of Tugas Jarkom (Physical Layer)
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya, saya dapat menyelesaikan makalah
JARINGAN KOMPUTER “ OSI Physical Layer “sesuai dengan yang direncanakan.
Makalah JARINGAN KOMPUTER ini merupakan makalah sekaligus sumber
belajar mahasiswa. Makalah ini disesuaikan dengan pokok bahasan. Untuk setiap
lembar dalam makalah ini disajikan dengan muatan-muatan kompetensi dasar, yang
berhubungan dengan “ OSI Physical Layer “ yang merupakan gambaran kompetensi
yang seharusnya dipahami, diketahui, dan dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai hasil
pembelajaran dari setiap pokok bahasan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang relevan bagi penyempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan. Dan akan kami pertimbangkan dalam penyempurnaan untuk makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini mampu memberi nilai tambah bagi para
pembacanya . Amin
Wassalam,
Penulis
BAB I
A. Pendahuluan
IT merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu computer yang
berhunungan dengan jaringan ,yang salah satunya membahas mengenai OSI dan Physical
Layer.
OSI adalah sebuah deskripsi abstrak untuk komunikasi berlapis dan desain jaringan
computer protocol. Ini dikembangkan sebagai bagian dari Open System
Interconnection (OSI) inisiatif. Dalam bentuk yang paling dasar, arsitektur jaringan
membagi menjadi tujuh lapisan yang, dari atas ke bawah, adalah Aplikasi Layer,
Presentasi Layer, Season Layer, Transpor Layer, Network Layer, Data Link Layer,
dan yang terakhir adalah Physical Layer. Oleh karena itu sering disebut sebagai OSI
Layer Model Tujuh.
Lapisan ( layer ) adalah kumpulan fungsi yang sama konseptual yang
memberikan layanan ke lapisan di atasnya dan menerima layanan dari lapisan di
bawahnya. Pada setiap lapisan satu contoh memberikan layanan kepada instansi di
lapisan atas dan permintaan layanan dari lapisan bawah. Sebagai contoh, sebuah
lapisan yang menyediakan komunikasi bebas kesalahan di dalam jaringan
menyediakan jalur yang dibutuhkan oleh aplikasi di atasnya, sementara panggilan
lapisan yang lebih rendah berikutnya untuk mengirim dan menerima paket yang
membentuk isi jalan. Konseptual dua contoh di satu lapisan yang dihubungkan oleh
sebuah sambungan protokol horizontal pada lapisan itu.
B. Permasalahan
Mengingat orang-orang sekarang belum banyak mengetahui ataupun menguasai
masalah IT megenai Jaringan Komuter, maka makalah ini membatasi diri pada pengenalan
Jaringan Komputer pada OSI dan Physical Layer.
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang OSI dan Physical Layer.
2. Memahami OSI ( Open System Interconnection ) pada Physical Layer.
3. Memahami cara kerja Physical Layer.
BAB II
A. History OSI ( Open System Interconnection )
Pada tahun 1978, layer model arsitektur jaringan dimulai dan Organisasi
Internasional untuk Standarisasi (ISO) mulai mengembangkan kerangka arsitektur
OSI. OSI memiliki dua komponen utama: model jaringan abstrak, yang disebut Basic
Reference Model atau model tujuh-lapis, dan satu set protokol tertentu.
Konsep model 7 lapisan disediakan oleh karya Charles Bachman, kemudian
dari Honeywell. Berbagai aspek desain OSI berkembang dari pengalaman dengan
ARPANET, Internet pemula, NPLNET, EIN, Cyclades jaringan dan bekerja di IFIP
WG6.1. Desain baru ini didokumentasikan dalam ISO 7498 dan berbagai addenda.
Dalam model ini, sistem jaringan dibagi menjadi lapisan. Dalam setiap lapisan, satu
atau lebih entitas melaksanakan fungsi tersebut. Setiap entitas berinteraksi secara
langsung hanya dengan lapisan di bawahnya, dan menyediakan fasilitas untuk
digunakan oleh lapisan di atasnya.
Protokol memungkinkan sebuah entitas dalam satu host untuk berinteraksi
dengan badan yang sesuai pada lapisan yang sama di host lain. Layanan definisi
abstrak menggambarkan fungsionalitas yang disediakan untuk lapisan (N)-oleh (N-1)
lapisan, dimana N merupakan salah satu dari tujuh lapisan protokol yang beroperasi di
host lokal.
B. Layer Physical
Physical Layer merupakan yang pertama dan lapisan terbawah dalam model
OSI tujuh-lapisan jaringan komputer. Pelaksanaan lapisan ini sering disebut PHY.
Physical Layer terdiri dari teknologi perangkat keras dasar transmisi jaringan.
Ini adalah lapisan dasar dasar struktur data logis dari fungsi tingkat lebih tinggi di
jaringan. Karena kebanyakan dari teknologi perangkat keras yang tersedia dengan
sangat beragam karakteristik, ini mungkin merupakan lapisan paling kompleks dalam
arsitektur OSI.
Physical Layer mendefinisikan sarana transmisi bit mentah dari pada logika paket
data melalui sebuah link yang menghubungkan node jaringan fisik. Aliran bit dapat
dikelompokkan ke dalam kata-kata atau simbol-simbol dan kode diubah menjadi
sinyal fisik yang disalurkan ke sebuah media transmisi hardware. Lapisan fisik
menyediakan sebuah antarmuka listrik, mekanik, dan prosedural untuk media
transmisi. Bentuk dan sifat dari konektor listrik, frekuensi untuk disiarkan di, skema
modulasi untuk menggunakan dan serupa tingkat rendah parameter, yang ditetapkan di
sini.
Dalam semantik dari arsitektur jaringan OSI, Layer Fisik menerjemahkan permintaan
logis komunikasi dari Data Link Layer ke operasi hardware-efek khusus transmisi atau
penerimaan sinyal elektronik.
C. Tujuan utama dari layer Physical
Menspesifikasikan standard untuk berinteraksi dengan media jaringan
Menspesifikasikan kebutuhan media untuk jaringan-jaringan
Format sinyal electrical untuk transmisi lewat media jaringan
Synchronisasi transmisi sinyal
Deteksi error selama transmisi
Pada layer physical, komputer mengirimkan stream bit-bit lewat media transmisi.
Karena komputer menggunakan sinyal electric untuk menghadirkan biner 0 dan 1,
standards layer physical berkenaan dengan sinyal-sinyal electric ini meliputi:
Jenis sinyal (analog atau digital)
Level tegangan
Identifikasi bit
Synchronisasi bit
D. Standard media transmisi
Protocol pada layer physical menjelaskan karakteristik dari media transmisi dan
sinyal elektrik yang meliputi spesifikasi-spesifikasi berikut:
Konektor-konektor fisik
Piranti koneksi seperti switch, multiplexer
Kecepatan data transfer
Jarak transmisi maksimum
E. Topology Physical
Istilah topology menjelaskan bagaimana semua piranti pada jaringan secara fisik di
koneksikan bersama, seperti:
a. Topology Bus
Pada topologi Bus, kedua unjung jaringan harus diakhiri dengan sebuah
terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan hanya
terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC. Komputer yang ingin
terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap Ethernetnya
sepanjang kabel.
Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum. Satu kabel utama
menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung
dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali
mesin di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul
lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem client/server, dimana salah satu
mesin pada jaringan tersebut difungsikan sebagai File Server, yang berarti bahwa
mesin tersebut dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan biasanya tidak
digunakan untuk pemrosesan informasi.
Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7
komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan
data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka
akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.
Keuntungan dan kelemahan Topologi Bus :
* Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan
workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.
* Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel
pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan
Sambungan computer dalam Topologi Bus
b. Topology Linear Bus
Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada
masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-Connector
(dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat
jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari
penggunaan kabel coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang
dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh
diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan
dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya.
Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang
kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau
node.).
c. Topology Ring
Topologi Ring ( Token Ring ) adalah sebuah cara akses jaringan berbasis
teknologi ring yang pada awalnya dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum
pada tahun 1969. Perusahaan IBM selanjutnya membeli hak cipta dari Token Ring dan
memakai akses Token Ring dalam produk IBM pada tahun 1984. Elemen kunci dari
desain Token Ring milik IBM ini adalah penggunaan konektor buatan IBM sendiri
(proprietary), dengan menggunakan kabel twisted pair, dan memasang hub aktif yang
berada di dalam sebuah jaringan komputer.
Sambungan komputer dalam topologi ring
Pada tahun 1985, Asosiasi IEEE di Amerika Serikat meratifikasi standar IEEE 802.5
untuk protokol (cara akses) Token Ring, sehingga protokol Token Ring ini menjadi
standar internasional. Pada awalnya, IBM membuat Token Ring sebagai pengganti
untuk teknologi Ethernet (IEEE 802.3) yang merupakan teknologi jaringan LAN
paling populer. Meskipun Token Ring lebih superior dalam berbagai segi, Token Ring
kurang begitu diminati mengingat biaya implementasinya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Ethernet.
Spesifikasi asli dari standar Token Ring adalah kemampuan pengiriman data dengan
kecepatan 4 megabit per detik (4 Mbps), dan kemudian ditingkatkan empat kali lipat,
menjadi 16 megabit per detik. Pada jaringan topologi ring ini, semua node yang
terhubung harus beroperasi pada kecepatan yang sama. Implementasi yang umum
terjadi adalah dengan menggunakan ring 4 megabit per detik sebagai penghubung
antar node, sementara ring 16 megabit per detik digunakan untuk backbone jaringan.
Dengan Token-Ring, peralatan network secara fisik terhubung dalam konfigurasi
(topologi) ring di mana data dilewatkan dari devais/peralatan satu ke devais yang lain
secara berurutan. Sebuah paket kontrol yang dikenal sebagai token akan berputar-putar
dalam jaringan ring ini, dan dapat dipakai untuk pengiriman data. Devais yang ingin
mentransmit data akan mengambil token, mengisinya dengan data yang akan
dikirimkan dan kemudian token dikembalikan ke ring lagi. Devais penerima/tujuan
akan mengambil token tersebut, lalu mengosongkan isinya dan akhirnya
mengembalikan token ke pengirim lagi. Protokol semacam ini dapat mencegah
terjadinya kolisi data (tumbukan antar pengiriman data) dan dapat menghasilkan
performansi yang lebih baik, terutama pada penggunaan high-level bandwidth.
Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: Token Ring Full Duplex, switched
Token Ring, dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex menggunakan bandwidth
dua arah pada jaringan komputer. Switched Token Ring menggunakan switch yang
mentransmisikan data di antara segmen LAN (tidak dalam devais LAN tunggal).
Sementara, standar 100VG-AnyLAN dapat mendukung baik format Ethernet maupun
Token Ring pada kecepatan 100 Mbps.
d. Topology Star
Pada topologi Star, masing-masing workstation dihubungkan secara langsung ke
server atau hub. Keunggulan dari topologi tipe Star ini adalah bahwa dengan adanya kabel
tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi
dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara
keseluruhan. Dan juga bila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan
terjadi dalam komunikasi antara workstation yang bersangkutan dengan server, jaringan
secara keseluruhan tidak mengalami gangguan. Kelemahan dari topologi Star adalah
kebutuhan kabel yang lebih besar dibandingkan dengan topologi lainnya.
Sambungan Komputer Topologi Star
e. Topology Mesh
Topologi jala atau Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar
perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya
yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat
berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).
Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan
bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap
perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan maka
setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 Port Input/Output (I/O ports).
Berdasarkan pemahaman di atas, dapat dicontohkan bahwa apabila sebanyak 5 (lima)
komputer akan dihubungkan dalam bentuk topologi mesh maka agar seluruh koneksi
antar komputer dapat berfungsi optimal, diperlukan kabel koneksi sebanyak 5(5-1)/2 =
10 kabel koneksi, dan masing-masing komputer harus memiliki port I/O sebanyak 5-1
= 4 port (lihat gambar).
Dengan bentuk hubungan seperti itu, topologi mesh memiliki beberapa kelebihan,
yaitu:
Hubungan dedicated links menjamin data langsung dikirimkan ke komputer
tujuan tanpa harus melalui komputer lainnya sehingga dapat lebih cepat karena
satu link digunakan khusus untuk berkomunikasi dengan komputer yang dituju
saja (tidak digunakan secara beramai-ramai/sharing).
Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer A
dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B, maka
gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi koneksi komputer A dengan
komputer lainnya.
Privacy dan security pada topologi mesh lebih terjamin, karena komunikasi yang
terjadi antara dua komputer tidak akan dapat diakses oleh komputer lainnya.
Memudahkan proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan
koneksi antar komputer.
Meskipun demikian, topologi mesh bukannya tanpa kekurangan. Beberapa
kekurangan yang dapat dicatat yaitu:
Membutuhkan banyak kabel dan Port I/O. semakin banyak komputer di dalam
topologi mesh maka diperlukan semakin banyak kabel links dan port I/O (lihat
rumus penghitungan kebutuhan kabel dan Port).
Hal tersebut sekaligus juga mengindikasikan bahwa topologi jenis ini * Karena
setiap komputer harus terkoneksi secara langsung dengan komputer lainnya maka
instalasi dan konfigurasi menjadi lebih sulit.
Banyaknya kabel yang digunakan juga mengisyaratkan perlunya space yang
memungkinkan di dalam ruangan tempat komputer-komputer tersebut berada.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, topologi mesh biasanya
diimplementasikan pada komputer-komputer utama dimana masing-masing komputer
utama tersebut membentuk jaringan tersendiri dengan topologi yang berbeda (hybrid
network).
f. Topology Hibryda
Topology Hibryda adalah kombinasi dari topologi-topologi yang berbeda yang
digunakan pada jaringan yang sama.
Sebagai ilustrasi, sebuah organisasi/departemen memiliki 3 bagian dimana komputer-
komputer pada masing-masing bagian tersebut saling terhubung menggunakan
topologi yang berbeda, sebut saja bagian A menggunakan topologi Bus, bagian B
menggunakan topologi Star, dan beberapa komputer terhubung langsung ke HUB
pusat.
Apabila kedua jaringan komputer dan beberapa komputer tersebut dibuat menjadi
saling terhubung ke dalam satu jaringan yang lebih luas (mencakup ketiganya)
menggunakan salah satu jenis topologi (misalkan topologi Star) maka itulah yang
dinamakan dengan Topologi Hybrid (Hybrid Topology).
Sambungan computer dalam Topologi Hybird
Karena topologi ini merupakan gabungan dari banyak topologi, maka
kelebihan/kekurangannya adalah sesuai dengan kelebihan/kekurangan dari masing-
masing jenis topologi yang digunakan dalam jaringan bertopologi Hybrid tersebut.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
BAB I
A. PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
B. PERMASALAHAN …………………………………………………………. 2
C. TUJUAN……………………………………………………………………… 2
BAB II
A. History OSI ( Open System Interconnection )…………………………………..
B. Physical Layer ……………………………………………………………
C. Tujuan Utama dari Layer Physical …………………………………….
D. Standard Medi Transmisi ………………………………………………
E. Topology Physical ………………………………………………………..
BAB III
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB III
A. Kesimpulan
1. OSI ( Open System Interconnection ) merupakan suatu model jaringan yang memiliki
komponen utama yang disebut dengan Basic dan Protokol.
2. Physical Layer merupakan lapisan OSI yang paling dasar dan merupakan lapisan
paling kompleks dalam arsitektur OSI.
3. Dalam kinerjanya Physical Layer mendefinisikan sarana transmisi dalam bentuk bit
mentah. Seperti kata-kata atau simbol-simbol dan kode kemudian diubah menjadi
sinyal fisik yang disalurkan ke sebuah media transmisi hardware.
4. Dalam pengorganisasian OSI, Physical Layer merupakan User Support Layer ( lapisan
- lapisan pendukung pengguna ).
JARINGAN KOMPUTER
“ OSI dan PHYSICAL LAYER “
Dosen Pembimbing :
Didin Rosyadi
Disusun Oleh :
M. N. Hidayatur R (08622066)
TEKNIK INFORMATIKAUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
GRESIK
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Zen S. Hadi, ST. MSc. Modul 2 Jaringan Komputer
2. OSI Reference Model — The ISO Model of Architecture for Open Systems
Interconnection
3. http://www.erg.abdn.ac.uk/users/gorry/course/phy-pages/phy.html
4. http://www.tcpipguide.com/free/t_PhysicalLayerLayer1.htm
5. Teknik Konfigurasi LAN Oleh Jaka Fahrial dari Ilmu Komputer.com
6. www.sysneta.com