TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PROSES ... -...

download TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PROSES ... - …takihumasunj.com/wp-content/uploads/2017/08/CLARA-SHINTA-OCTAV… · Variabel dalam penelitian ini adalah proses community relations di RS

If you can't read please download the document

Transcript of TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PROSES ... -...

  • TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH

    PROSES COMMUNITY RELATIONS DI RS ICHSAN MEDICAL CENTRE

    BINTARO

    (Survei Deskriptif : Kegiatan Bakti Sosial yang dilaksanakan RS Ichsan

    Medical Centre (IMC) Bintaro Terkait Protes Warga Perumahan Villa

    Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25

    Februari 2017)

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya

    Oleh :

    CLARA SHINTA OCTAVIANI

    4123143806

    PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    Agustus

    2017

  • ii

    CLARA SHINTA OCTAVIANI (4123143806), PROSES COMMUNITY RELATIONS DI RS ICHSAN MEDICAL CENTRE BINTARO (Survei Deskriptif : Kegiatan Bakti Sosial yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro Terkait Protes Warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017) : 142 halaman : 38 Lampiran : 26 buku : 2000-2013 : 4 sumber lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017.

    ABSTRAK RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro melakukan kegiatan

    community relations kepada warga di sekitar RS IMC Bintaro, salah satunya mengadakan kegiatan bakti sosial berupa pengobatan gratis pada tanggal 1 Februari 2017 di Mushola Nurul Taqwa, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan. Namun pada tanggal 25 Februari 2017 RS IMC Bintaro mendapat protes dari warga Perumahan Villa Bintaro Indah. Hal ini dikarenakan pembangunan tambahan RS IMC Bintaro diduga tidak memiliki kajian AMDAL.

    Penulis menggunakan konsep manajemen public relations. Variabel dalam penelitian ini adalah proses community relations di RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro, yang memiliki lima dimensi yaitu, menetapkan sasaran, mengenal komunitas, petunjuk program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas, dan saluran komunikasi.

    Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner, dengan skala interval. Populasi dari penelitian ini adalah warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan sebanyak 300 warga dan memiliki sampel sebanyak 75 warga. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan non probabilitas sampel purposif dan tendensi sentral yang digunakan adalah mean.

    Berdasarkan hasil penelitian dari kesuluruhan dimensi pada penelitian ini rata-rata warga Perumahan Villa Bintaro Indah menilai pencapaian sasaran RS IMC Bintaro sudah terlaksana dan RS IMC Bintaro sudah baik dalam melaksanakan proses community relations nya, namun warga juga menilai RS IMC Bintaro masih kurang dalam mengenal seperti apa dan bagaimana masyarakat sekitarnya dan RS IMC Bintaro belum maksimal dalam menangani masalah terutama dalam memberikan informasi kepada warga Perumahan Villa Bintaro Indah.

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah RS IMC Bintaro sudah menetapkan sasarannya dengan baik terkait permasalahan pembangunan tambahan RS IMC Bintaro, namun dalam mengenal komunitas RS IMC Bintaro masih belum memperhatikan komunikasi dari organisasi ke komunitas sekitarnya. Penulis menyarankan agar RS IMC Bintaro tetap mempertahankan program community relations yang dilakukan dan RS IMC Bintaro lebih transparansi terhadap informasi terkait kajian AMDAL dari pembangunan tambahan RS IMC Bintaro dan memaksimalkan dalam

  • iii

    mengatasi dampak lingkungan yang terjadi agar khalayak tidak merasa cemas lagi dengan adanya pembangunan tambahan RS IMC Bintaro.

    Kata Kunci : Manajemen Public Relations, Proses Community Relations

  • iv

    CLARA SHINTA OCTAVIANI (4123143806), PROCESS OF COMMUNITY RELATIONS IN RS ICHSAN MEDICAL CENTRE BINTARO (Survey Descriptive: Social Activity conducted by RS Ichsan Medical Center (IMC) Bintaro Related Protest Residents of Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan on February 25 2017): 142 pages: 38 attachments: 26 books: 2000-2013: 4 others sources: Final Scientific, August 2017.

    ABSTRACT

    RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro conducts community relations activities to the residents around RS IMC Bintaro, one of them holds social activity on February 1, 2017 at Mushola Nurul Taqwa, Kelurahan Jombang for residents. But on February 25, RS IMC Bintaro got protests from residents of Perumahan Villa Bintaro Indah because the additional construction of RS IMC Bintaro is not yet certified AMDAL.

    In this research the authors use the concept of management public relations. The variable in this research is the process of community relations which has five dimension, set goals, identify community, instructions for effective community relations program, communicate with the community and communication channels.

    This research uses quantitative research using descriptive method. The authors collected data using questionnaires, with interval scales. The population in this research are 300 residents of Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan and the sample are 75 residents. Sampling technique in this research is non probability purposive samples. And the central tendency used is mean.

    Based on the results of research from all of dimension in this research. The dimension with the highest mean value is the dimension of set goals, because the average respondent assesses the achievement of the target RS IMC Bintaro has been done. While the dimension with the lowest mean value is the dimension of identity community, because the average respondent assesses RS IMC Bintaro is still lacking in knowing what kind and how the surrounding community. Whereas if based on the mean per indicator of all indicators in this research, the indicator with the highest mean value is the indicator of the implementation of community relations because the respondents assess the RS IMC Bintaro is good in the process of community relations. And the indicator with the lowest mean is an indicator of emphasizing communication from organization to community because the respondent assesses RS IMC Bintaro not maximized in handling the problem especially in providing information to society because success of this effort rely on knowledge of communicator about the audience.

    The conclusion of this research is the RS IMC Bintaro still not emphasize communication from the organization to the community. In addition, RS IMC Bintaro is also not maximized in recognizing the community. So RS IMC Bintaro still needs to improve the communication

  • v

    from the organization to the community and maximize in recognizing the community. So that community know the purpose and give support to RS IMC Bintaro.

    Keywords: Management Public Relations, Process of Community Relations

  • vi

    LEMBAR ORISINALITAS

    PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah

    dengan judul PROSES COMMUNITY RELATIONS DI RS ICHSAN MEDICAL

    CENTRE BINTARO (Survei Deskriptif: Kegiatan Bakti Sosial yang

    dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro Terkait Protes Warga

    Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang

    Selatan pada 25 Februari 2017) benar-benar hasil karya pribadi dan sudah

    mengikuti penulisan karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya

    plagiat dalam Tugas Akhir Karya Ilmiah ini, maka penulis sanggup menerima

    sanksi yang telah ditentukan.

    Jakarta, Agustus 2017

    Clara Shinta Octaviani

    NIM. 4123143806

  • NAMANIMJUDUL

    No.

    LEMBAR PENGESAHANTUGAS AKHIR KARYA ILMIAH

    : CLARA SHINTA OCTAVIANI:4123143806: PROSES CAMMUNi,IY RELATTONS Dl RS ICHSAN

    MEDICAL CENTRE BINTARO (Survei Deskriptif : KegiatanBakti Sosial yang dilaksanakan RS lchsan Medical Centre(lMC) Bintaro Terkait Protes Warga Perumahan VillaBintaro lndah RW 11, Kelurahan Jombang, TangerangSelatan pada 25 Februari 20171

    TIM PENGUJI

    Tanda Tangan

    lK-VI

    \51.

    2.

    Nama

    Vera Wiiayanti Sutiipto, M.SiKetua Sidang

    Pr. Kinkin Yuliatv S.PDosen Pembimbing

    Dr. Dini Safitri. M.SiPengujiAhli

    Maulina Larasqti P. M.l.KomSekretaris Sidang

    Lulus Sidang, )u li zoll

    Tanggal

    + *qus*v s 20 l)

    3.

    4.

    31 Tvi' *1rl >

    It Jvli lolf

    't *cta1lv\ zatl

    vll

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-

    Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

    Karya Ilmiah dengan baik. Tak lupa kedua Orang Tua penulis yang

    senantiasa doa, motivasi, dan dorongan baik moril maupun materil sehingga

    penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini.

    Tugas Akhir Karya Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi DIII Hubungan Masyarakat,

    Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. Penyusunan laporan ini

    tidak mungkin terwujud tanpa perhatian, dukungan serta bantuan dari

    berbagai pihak, baik material maupun moril. Oleh karena itu dalam

    kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Djaali, Rektor Universitas Negeri Jakarta

    2. Dr. Muhammad Zid, M.Hum, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

    Negeri Jakarta

    3. Dr. Kinkin Yuliaty S. P, Koordinator Program Studi DIII Hubungan

    Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, dan

    sebagai Dosen Pembimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir

    Karya Ilmiah dengan baik.

  • ix

    4. Seluruh Dosen Program Studi D-III Hubungan Masyarakat, Fakultas

    Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

    5. Seluruh pihak RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro dan Warga

    Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang

    Selatan yang telah membantu penulis saat melakukan penelitian.

    6. Kakak saya, Febrina Valentine dan Nenek saya, Hj. Ijah yang selalu

    membantu dan memberikan doa dan semangat.

    7. Temen-temen seperjuangan mahasiswa Public Relations angkatan

    2014, khususnya Mitha, Elsa, Aldilla, Anggia, Amanda, dan Annisa

    Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini masih

    jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

    saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir

    kata, semoga Tugas Akhir Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak, khususnya bagi praktisi kehumasan.

    Terimakasih.

    Jakarta, Agustus 2017

    Penulis

    Clara Shinta Octaviani

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    COVER ................................................................................................ i

    ABSTRAK ........................................................................................... ii

    ABSTRACT ......................................................................................... iv

    LEMBAR ORISINALITAS ................................................................... vi

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

    DAFTAR ISI ......................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

    DAFTAR DIAGRAM ............................................................................ xix

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xx

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

    1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 11

    1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 11

    1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 12

    BAB II. KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Manajemen Public Relations ................................................. 13

    2.2. Community Relations ........................................................... 15

    2.3. Proses Community Relations ................................................ 16

    2.3.1.1. Menetapkan Sasaran ........................................................... 18

    2.3.2. Mengenali Komunitas ........................................................... 19

    2.3.3. Petunjuk Program Community Relations yang Efektif ........... 22

    2.3.4. Berkomuikasi dengan Komunitas .......................................... 24

    2.3.5. Saluran Komunikasi .............................................................. 25

  • xi

    2.4. Keterkaitan Antar Konsep ......................................................26

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Pendekatan Penelitian ...........................................................29

    3.2. Jenis Penelitian .....................................................................30

    3.3. Metode Penelitian ..................................................................31

    3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................32

    3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi ...........................................33

    3.5.1. Unit Analisis ...........................................................................33

    3.5.2. Unit Observasi ......................................................................33

    3.6. Populasi dan Sampel .............................................................33

    3.6.1. Populasi .................................................................................34

    3.6.2. Sampel ..................................................................................34

    3.7. Teknik Penarikan Sampel ......................................................37

    3.8. Teknik Penarikan Data ..........................................................38

    3.8.1. Data Primer ...........................................................................38

    3.8.2. Data Sekunder .......................................................................40

    3.9. Skala Pengukuran .................................................................41

    3.10. Uji Instrumen .........................................................................42

    3.10.1. Validitas .................................................................................42

    3.10.2. Reliabilitas .............................................................................45

    3.11. Teknik Analisis Data ..............................................................48

    3.11.1. Tendensasi Sentral ................................................................49

    3.12. Definisi kopnsep ....................................................................51

    3.13. Operasionalisasi konsep........................................................52

    3.14. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ..............................59

    BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Organisasi ................................................60

  • xii

    4.2. Objek Kajian Penelitian ......................................................... 61

    4.3. Hasil Penelitian ..................................................................... 63

    4.3.1. Menetapkan Sasaran ............................................................ 63

    4.3.1.1. Merencanakan Aktivitas Community Relations ..................... 63

    4.3.1.2. Mengimplementasikan Aktivitas Community Relations ......... 66

    4.3.1.3. Kebutuhan Komunitas Lokal ................................................. 69

    4.3.1.4. Kepedulian Karyawan Perusahaan ....................................... 72

    4.3.1.5. Strategi Rencana Tertulis Untuk Community Relations ........ 75

    4.3.2. Mengenal Komunitas ............................................................ 78

    4.3.2.1. Menilai Kebutuhan Organisasi .............................................. 78

    4.3.2.2. Organisasi Harus Mengenal Komunitasnya .......................... 81

    4.3.2.3. Menekankan Komunikasi dari Organisasi ke Komunitas ...... 84

    4.3.3. Petunjuk Untuk Program Community Relations .................... 87

    4.3.3.1. Pencapaian Sasaran ............................................................. 88

    4.3.3.2. Strategi Alternatif ................................................................... 90

    4.3.3.3. Dampak Program Community Relations dan Komunitas ...... 93

    4.3.3.4. Total Biaya dari Kegiatan Nonprofit ....................................... 96

    4.3.3.5. Membutuhkan Pengetahuan dan Pemahaman ..................... 99

    4.3.4. Berkomunikasi Dengan Komunitas ....................................... 102

    4.3.4.1. Perusahaan Terbuka Dengan Komunitas ............................. 102

    4.3.4.2. Karyawan Berkomunikasi Dengan Komunitas ...................... 105

    4.3.4.3. Perusahaan Berkomunikasi Dengan Opinion Leader ........... 108

    4.3.4.4. Memberikan Kesempatan yang Cukup Untuk Melakukan

    Komunikasi Informal .............................................................. 112

    4.3.5. Saluran Komunikasi .............................................................. 114

    4.3.5.1. Pembuatan Iklan di Media Massa ......................................... 114

    4.3.5.2. Publikasi Internal ................................................................... 117

    4.3.5.3. Mengadakan Open House .................................................... 120

    4.4. Analisa Penelitian .................................................................. 123

  • xiii

    4.5. Pembahasan Penelitian .........................................................131

    BAB V. PENUTUP

    5.1. Kesimpulan ............................................................................136

    5.2. Saran .....................................................................................137

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................139-142

    LAMPIRAN ..........................................................................................xxi - lxi

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ............................................... 44

    3.2. Validitas Proses Community Relations Di RS Ichsan Medical Centre

    Bintaro ............................................................................................... 45

    3.3. Klarifikasi Reliabilitas ......................................................................... 46

    3.4. Case Processing Summary Proses Community Relations di RS Ichsan

    Medical Centre Bintaro ...................................................................... 49

    3.5. Reability statistic Proses Community Relations di RS Ichsan Medical

    Centre Bintaro ................................................................................... 50

    3.6. Hubungan antara Analisis dan Variabel ............................................ 52

    3.7. Operasionalisasi Konsep ................................................................... 56

    4.1. RS IMC Bintaro tidak merencanakan kegiatan bakti sosial pengobatan

    gratis.................................................................................................. 63

    4.2. RS IMC Bintaro tidak menyusun program kegiatan bakti sosial

    pengobatan gratis untuk warga. ........................................................ 64

    4.3. RS IMC Bintaro tidak pernah mengundang warga untuk berdiskusi

    mengenai pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ........................ 65

    4.4 RS IMC Bintaro tidak melaksanakan kegiatan bakti sosial pengobatan

    gratis untuk warga. ............................................................................ 66

    4.5. RS IMC Bintaro tidak memberikan bantuan pengobatan gratis kepada

    warga ................................................................................................. 67

    4.6. RS IMC Bintaro tidak melakukan diskusi mengenai pembangunan

    tambahan RS IMC Bintaro dengan warga ......................................... 68

    4.7. RS IMC Bintaro tidak menyediakan saluran air bersih yang tersalur ke

    rumah warga ..................................................................................... 69

    4.8. RS IMC Bintaro tidak memberikan kejelasan mengenai kajian AMDAL

    terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .............................. 70

  • xv

    4.9. RS IMC Bintaro tidak menjalankan tahapan kajian AMDAL sesuai

    ketentuan yang berlaku ...................................................................... 71

    4.10. Tidak ada karyawan yang secara sukarela ikut dalam kegiatan bakti

    sosial pengobatan gratis .................................................................... 72

    4.11. Karyawan tidak menyampaikan aspirasi warga terkait penolakan

    pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ......................................... 73

    4.12. Karyawan tidak ikut memberikan solusi mengenai masalah

    pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ......................................... 74

    4.13. RS IMC Bintaro tidak memberikan bantuan kepada warga berupa

    kegiatan bakti sosial pengobatan gratis. ............................................ 75

    4.14. RS IMC Bintaro tidak melakukan pendekatan kepada warga untuk

    menjalin hubungan dengan masyarakat ............................................ 76

    4.15. RS IMC Bintaro tidak menjelaskan mengenai kajian AMDAL secara

    terbuka kepada warga ....................................................................... 77

    4.16. RS IMC Bintaro memberikan respon tidak baik terhadap keluhan

    warga terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .................... 78

    4.17. Warga tidak menerima bukti kajian AMDAL terkait pembangunan

    tambahan RS IMC Bintaro ................................................................. 79

    4.18. RS IMC Bintaro tidak maksimal dalam menangani masalah warga

    terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .............................. 80

    4.19. RS IMC Bintaro tidak mengenal publiknya dan tidak mengenali

    karakter warga RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah ...................... 81

    4.20. RS IMC Bintaro tidak mengetahui struktur organisasi RW 11

    Perumahan Villa Bintaro Indah .......................................................... 82

    4.21. RS IMC Bintaro tidak mencari tahu masalah yang sedang dihadapi

    warga ................................................................................................. 83

    4.22. RS IMC Bintaro tidak berpartisipasi dalam menyampaikan informasi

    kepada warga terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ....... 84

  • xvi

    4.23. RS IMC Bintaro tidak berkomunikasi dengan warga dalam menangani

    masalah kajian AMDAL. .................................................................... 85

    4.24. RS IMC Bintaro tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan warga Perumahan Villa Bintaro Indah selama ini .............. 86

    4.25 RS IMC Bintaro tidak mengetahui keinginan warga dalam

    menyediakan saluran air yang bersih ................................................ 87

    4.26. RS IMC Bintaro dipandang tidak baik setelah masalah pembangunan

    tambahan RS IMC Bintaro terkait kajian AMDAL .............................. 88

    4.27. Dampak negatif dari pembangunan RS IMC Bintaro dirasakan oleh

    warga ................................................................................................. 89

    4.28. RS IMC Bintaro tidak bertanya kepada warga mengenai apa yang

    dibutuhkan oleh warga ...................................................................... 90

    4.29. RS IMC Bintaro tidak membantu warga mengatasi dampak negatif dari

    pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ........................................ 91

    4.30. RS IMC Bintaro tidak mengadakan penjelasan secara transparansi

    terkait masalah kajian AMDAL. ......................................................... 92

    4.31. Hubungan warga dengan RS IMC Bintaro semakin bermasalah

    semenjak adanya pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ............ 93

    4.32. RS IMC Bintaro tidak bekerjasama dengan warga dalam menjaga

    dampak lingkungan yang terjadi ....................................................... 94

    4.33. Tidak saling memahami kebutuhan antara RS IMC Bintaro dan

    warga ................................................................................................. 95

    4.34. RS IMC Bintaro tidak memberikan obat secara gratis seperti vitamin

    untuk 100 warga yang datang dalam kegiatan bakti sosial pengobatan

    gratis pada tanggal 1 Februari 2017 di Mushola Nurul Taqwa .......... 96

    4.35. RS IMC Bintaro tidak membagikan produk susu kalsium Produgen

    dalam kegiatan bakti sosial pengobatan gratis .................................. 97

    4.36. RS IMC Bintaro tidak mendatangkan dokter dalam kegiatan bakti

    sosial pengobatan gratis .................................................................... 98

  • xvii

    4.37. RS IMC Bintaro tidak mengetahui kondisi lingkungan Perumahan Villa

    Bintaro Indah, Kelurahan Jombang. ................................................. 99

    4.38. RS IMC Bintaro tidak memahami keluhan warga rnengenai kajian

    AMDAL terkait pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ............... 100

    4.39. RS IMC Bintaro tidak memahami budaya yang ada di masyarakat . 101

    4.40. RS IMC Bintaro tidak membicarakan rnengenai pembangunan

    tambahan RS IMC Bintaro dengan warga ....................................... 102

    4.41. RS IMC Bintaro tidak memberikan informasi yang dibutuhkan warga

    rnengenai pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ...................... 103

    4.42. RS IMC Bintaro tidak transparasi terhadap informasi rnengenai kajian

    AMDAL pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .......................... 104

    4.43. Karyawan RS IMC Bintaro tidak menceritakan latar belakang

    diadakannya pembangunan tambahan RS IMC Bintaro .................. 105

    4.44. Karyawan RS IMC Bintaro tidak pernah berbincang dengan warga

    untuk menjelaskan mengenai kajian AMDAL ................................. 106

    4.45. Karyawan RS IMC Bintaro tidak ikut serta dalam musyawarah

    bersama warga ................................................................................ 107

    4.46. RS IMC Bintaro tidak mengundang ketua RW 11 Perumahan Villa

    Bintaro Indah untuk membicarakan permasalahan kajian AMDAL .. 108

    4.47. RS IMC Bintaro tidak melakukan diskusi untuk membicarakan keluhan

    warga dengan Bapak Jay selaku juru bicara warga ........................ 109

    4.48. RS IMC Bintaro tidak ikut dalam musyawarah warga Perumahan Villa

    Bintaro Indah ................................................................................... 110

    4.50. RS IMC Bintaro tidak melakukan kunjungan ke rumah warga dalam

    menyelasaikan masalah. ................................................................. 112

    4.51. Warga sulit bermediasi dengan pihak RS IMC Bintaro. ................... 113

    4.52. RS IMC Bintaro tidak membuat permintaan maaf tentang

    permasalahan mengenai kajian AMDAL pembangunan tambahan RS

    IMC Bintaro di surat kabar ............................................................... 114

  • xviii

    4.53. RS IMC Bintaro tidak membuat iklan mengenai pembangunan

    tambahan RS IMC Bintaro dengan mengikut sertakan masyarakat. 115

    4.54. RS IMC Bintaro tidak membuat iklan untuk mensponsori acara warga

    Perumahan Villa Bintaro Indah ........................................................ 116

    4.55. RS IMC Bintaro tidak pernah membagikan brosur mengenai

    pembangunan tambahan RS IMC Bintaro kepada warga ............... 117

    4.56. RS IMC Bintaro tidak memberikan laporan kajian AMDAL kepada

    Ketua RW 11 ................................................................................... 118

    4.57. RS IMC Bintaro tidak memberikan newsletter yang dibuat oleh RS

    IMC Bintaro untuk warga ................................................................. 119

    4.58. RS IMC Bintaro tidak pernah mengajak warga untuk berkunjung ke RS

    IMC Bintaro ..................................................................................... 120

    4.59. RS IMC Bintaro tidak memberikan pengetahuan warga mengenai

    pembangunan tambahan RS IMC Bintaro ....................................... 121

    4.60. RS IMC Bintaro tidak mengundang masyarakat secara langsung

    dalam program-program pengecekan kesehatan RS IMC Bintaro .. 122

    4.61. Mean per Dimensi ........................................................................... 123

    4.62. Mean per Indikator .......................................................................... 127

  • xix

    DAFTAR DIAGRAM

    Halaman

    Diagram 4.1 Mean per Dimensi ............................................................ 124

    Diagram 4.2 Mean per Indikator ............................................................ 129

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Transkrip Hasil Wawancara dengan Juru Bicara Warga

    Perumahan Villa Bintaro Indah ........................................... xix

    Lampiran 2. Transkrip Wawancara dengan Ketua RW 11 Perumahan

    Villa Bintaro Indah .............................................................. xxiii

    Lampiran 3. Transkrip Wawancara dengan Humas RS Ichsan Medical

    Centre (IMC) Bintaro .......................................................... xxv

    Lampiran 4. Berita Internet .................................................................... xxviii

    Lampiran 5. Daftar Responden .............................................................. xxxiv

    Lampiran 6. Kuesioner ........................................................................... xxxx

    Lampiran 7. Coding Sheet ..................................................................... lii

    Lampiran 8. Curriculum Vitae................................................................. lxi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Sebuah perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari hubungan

    dengan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan harus bersedia menjadi

    bagian dari kehidupan lingkungan sekitar di mana mereka beroperasi. Segala

    risiko yang mungkin terjadi dalam masyarakat sekitar akibat beroperasinya

    perusahaan merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa perusahaan

    harus mempunyai perhatian dan tanggung jawab kepada masyarakat sekitar

    perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk community relations.1 Sebuah

    perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan lingkungan dan

    memiliki rasa kepedulian terhadap masyarakat sekitarnya, serta

    merealisasikannya dengan melakukan community relations.

    Community relations merupakan kumpulan individu yang mendiami

    lokasi tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan sesama. Saat ini

    makin banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari tanggung jawab

    mereka terhadap komunitas disekitar mereka.2 Harapan perusahaan dengan

    adanya relasi dengan komunitas adalah membawa dampak positif

    1 Widya Paramita, Public Relations, Jakarta: UNJ Press, 2008, hal 98

    2 Vera Wijayanti, Dasar- Dasar Humas, Jakarta, Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hal

    147

  • 2

    perusahaan. Hubungan dengan komunitas mempunyai tujuan untuk

    menciptakan saling pengertian dari kedua belah pihak mengetahui harapan-

    harapan apa yang diinginkan satu dengan lainnya.3

    RS Ichsan Medical Centre Bintaro atau yang biasa disingkat RS IMC

    Bintaro berdiri pada tanggal 25 Juli 2003 melalui Yayasan Ichsan (Ichsan

    Foundation). Hal ini didasari keinginan saling berbagai dengan sesama dan

    bentuk kepedulian terhadap lingkungan disekitar Bintaro terhadap kesehatan

    Ibu dan Anak tanpa memandang status sosial dan SARA. RS IMC Bintaro

    selalu mengedepankan pelayanan terlebih dahulu, sesuai dengan mottonya

    "Melayani Dengan Kasih". RS IMC Bintaro ini berada di Jalan Raya Jombang

    No. 56, Ciputat, Jombang, Kota Tangerang Selatan.4

    Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar, RS Ichsan

    Media Centre (IMC) Bintaro melakukan proses community relations untuk

    menjaga hubungan dengan komunitas sekitar. Proses community relations

    yang dilakukan RS IMC Bintaro dengan mengadakan kegiatan bakti sosial

    berupa kegiatan pengobatan gratis, dan penyerahan bantuan untuk

    merenovasi Mushola Nurul Taqwa kepada masyarakat yang bermukim di

    sekitar RS IMC Bintaro, seperti para warga RW 11 Perumahan Villa Bintaro

    Indah. Kegiatan bakti sosial RS IMC Bintaro berlangsung pada tanggal 1

    Februari 2017 dimulai dari pukul 09.00 12.00 WIB di Mushola Nurul Taqwa,

    3 Ibid., hal 149

    4 Tentang Kami RS IMC Bintaro, http://rsimcbintaro.com/tentang-kami.html, diakses pada 3

    April 2017, pukul 10:14 WIB

    http://rsimcbintaro.com/tentang-kami.html

  • 3

    Kelurahan Jombang. Sekitar 100 masyarakat RW 11 Perumahan Villa Bintaro

    Indah hadir untuk memeriksakan kesehatannya.5 Dalam penelitian ini penulis

    mengambil proses community relations yang dilakukan RS IMC Bintaro

    berupa kegiatan bakti sosial yang hanya difokuskan pada kegiatan

    pengobatan gratis.

    Proses community relations yang dilakukan RS IMC Bintaro dalam

    rangka untuk meminta dukungan kepada masyarakat terkait masalah polemik

    tahap perluasan pembangunan gedung RS IMC Bintaro yang berada di

    sekitar pemukiman warga RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan

    Jombang, Kota Tangerang Selatan yang diduga tidak memiliki perizinan dan

    kajian AMDAL. Hal ini seperti yang dijelaskan dari hasil wawancara penulis

    dengan Bapak Danan selaku Humas RS IMC Bintaro, sebagai berikut:

    Tanggal 1 Februari kemarin kami mengadakan serangkaian kegiatan syukuran bakti sosial di Mushola Nurul Taqwa RW 11, berupa pengobatan gratis, seperti konsultasi dengan dokter dengan mendatangkan sebanyak lima dokter, lalu pemberian obat gratis yang paling mendasar seperti obat antibody dan vitamin untuk 100 warga yang datang, lalu memeriksa kesehatan tulang dan membagikan produk susu kalsium Produgen sebanyak 45 sesuai warga usia lanjut yang memeriksa kesehatan tulangnya mba. Selain itu juga ada penyerahan bantuan untuk renovasi Mushola Nurul Taqwa. Ini lebih kepada bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan sekitar, sekitar 100 masyarakat hadir memeriksakan kesehatannya. Oleh sebab itu, kami meminta dukungan kepada masyarakat sekitar untuk mendukung RS IMC yang masih dalam tahap perluasan pembangunan ini mba.

    5 Hasil wawancara penulis dengan Humas RS Ichsan Medical Centre Bintaro, pada 20 Mei

    2017, pukul 15:30 WIB

  • 4

    Pemeriksaan kesehatan ini juga akan dilanjut ke tahap berikutnya, langsung dilaksanakan di RS IMC nya6

    Sebuah perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari hubungan

    dengan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan harus bersedia menjadi

    bagian dari kehidupan lingkungan sekitar di mana mereka beroperasi. Hal ini

    dilakukan untuk membangun citra positif dan menjalin hubungan yang

    harmonis antara warga dan perusahaan, namun hal sebaliknya dialami oleh

    RS IMC Bintaro.

    Beberapa bulan terakhir ini RS IMC Bintaro mendapat protes dari

    komunitas sekitar perusahaan. Protes dilakukan oleh warga Perumahan Villa

    Bintaro Indah Bintaro, dikarenakan banyak warga menanggung dampak

    negatif dari pembangunan tambahan RS IMC Bintaro, antara lain polusi

    suara, debu yang berterbangan langsung ke rumah warga, saluran air kotor

    yang mengalir ke sebagian rumah warga dan ancaman limbah B3 (Beracun,

    Berbau dan Berbahaya) yang bisa saja mengakibatkan cacat fisik maupun

    mental bagi warga sekitar, serta akan berdampak lebih fatal di masa depan

    terkait proses penelitian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

    bermasalah.7

    Hal ini membuat warga sangat resah dan merasakan dampak negatif

    dari pembangunan tambahan RS IMC Bintaro yang berada di dekat

    6 Ibid

    7 Hasil wawancara penulis dengan juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah, pada

    tanggal 9 April 2017, pukul 17:00 WIB

  • 5

    permukiman warga, khususnya RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, Jalan

    Raya Jombang, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang Selatan. Hal ini

    dibuktikan dengan wawancara penulis dengan Bapak Jay selaku juru bicara

    warga Perumahan Villa Bintaro Indah, sebagai berikut:

    Warga Villa Bintaro Indah tentunya menolak pembangunan RS IMC Bintaro tersebut ya mba. Pasalnya, pihak RS IMC Bintaro selama ini tidak pernah menjawab surat terkait proses perizinan lingkungan maupun rekomendasi AMDAL. Pembangunan gedung baru tersebut banyak mengganggu kenyamanan warga, apalagi pengerjaannya menyalahi ketentuan yang ada dengan beraktivitas nyaris 24 jam penuh. mesin-mesin berat, crane, truk trailer dan paku bumi beroperasi siang-malam, kami sangat terganggu dengan suara bising itu belum lagi dampak lingkungan yang lain, seperti debu yang berterbangan langsung ke rumah warga, saluran air kotor yang mengalir ke sebagian perumahan warga. Belum lagi bayangan akan dampak yang lebih fatal di masa depan pasca pembangunan 7 lantai itu, serta ancaman limbah B3. Ini yang tidak diperhatikan oleh manajemen IMC Bintaro8

    Mengacu UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup, peraturan ini mengatur atas kewajiban untuk

    melindungi dan mengelola dengan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya. 9

    Oleh karena itu diperlukan sistem perlindungan yang utuh dan menyeluruh,

    lengkap mengatur segala hal yang menyangkut kebaikan bersama terhadap

    lingkungan hidup. Masyarakat yang terkena dampak lingkungan dapat

    dilibatkan dalam melakukan penyusunan Analisa Mengenai Dampak

    8 Hasil wawancara penulis dengan juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah, pada

    tanggal 9 April 2017, pukul 17:00 WIB 9 UU No 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

    http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4b2885a7bc5ad/nprt/22/uu-no-32-tahun-2009-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup, diakses pada 7 April 2017, pukul 21:52 WIB

    http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4b2885a7bc5ad/nprt/22/uu-no-32-tahun-2009-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hiduphttp://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4b2885a7bc5ad/nprt/22/uu-no-32-tahun-2009-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup

  • 6

    Lingkungan (AMDAL) dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No

    17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses

    Amdal dan Izin Lingkungan, peraturan ini mengatur tentang tata cara

    pelibatan masyarakat dalam proses AMDAL. 10 Namun peraturan tersebut

    diabaikan oleh pihak RS IMC Bintaro. Hal ini membuat warga khawatir akan

    berdampak jauh lebih buruk dengan adanya pembangunan tambahan RS

    IMC Bintaro.

    Sampai saat ini, pihak RS IMC Bintaro belum transparan terhadap

    informasi-informasi mengenai proses AMDAL tersebut. Sudah beberapa kali

    warga masyarakat setempat melakukan pertemuan dan penolakan terhadap

    pembangunan RS tersebut. Namun, selama ini pihak RS IMC Bintaro tidak

    pernah menjawab surat-surat mengenai proses perizinan lingkungan maupun

    rekomendasi AMDAL yang sudah beberapa kali diminta keterangannya oleh

    warga Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang

    Selatan. Hal ini diperkuat dengan wawancara penulis dengan Bapak Herman

    selaku Ketua RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, sebagai berikut:

    Pada awalnya warga tidak punya niat untuk menolak pembangunan RS IMC sebenarnya ya mba. Karena secara logika, manfaatnya disadari akan membantu pelayanan kesehatan masyarakat luas. Namun, warga tidak diberikan sosialisasi yang jelas dan pendekatan kepada warga kurang mengenai proses penelitian AMDAL nya sendiri

    10

    PERATURAN MENTERI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2012http://www.peraturan.go.id/permen/kemeneglh-nomor-17-tahun-2012-11e44c50a43a22a0b435313232393536.html, diakses pada 7 April 2017, pukul 21:53 WIB

    http://www.peraturan.go.id/permen/kemeneglh-nomor-17-tahun-2012-11e44c50a43a22a0b435313232393536.htmlhttp://www.peraturan.go.id/permen/kemeneglh-nomor-17-tahun-2012-11e44c50a43a22a0b435313232393536.html

  • 7

    Kesepakatan sebelumnya sudah ada dengan pihak RS IMC, cuma pihak RS IMC ada yang disembunyikan, tidak transparan. Sampai detik ini terakhir pun mereka tidak memberikan surat kuasa AMDAL yang mereka sebut sudah ada, sampai sekarang mereka belum bisa menunjukkan11

    Beberapa hal penting yang menjadi tuntutan utama warga Perumahan

    Villa Bintaro Indah yakni sediakan salurah air yang bersih sehingga tidak

    membuat saluran yang mengalir ke rumah warga menjadi kotor, berhentikan

    proses perluasan pembangunan RS IMC Bintaro secara total sampai semua

    tahapan dan informasi perizinan tersebut jelas dan benar, perbaiki dan

    jalankan tahapan perizinan dan kajian AMDAL sesuai ketentuan yang

    berlaku. Dan yang terakhir, libatkan perwakilan warga secara terbuka dalam

    keseluruhan proses dan tahapan kajian AMDAL serta perizinan lainnya yang

    terkait dengan keselamatan warga serta tidak menganggu kenyamanan

    warga sekitar dalam proses pembangunan tambahan RS IMC Bintaro 12

    Pentingnya izin persetujuan yang jelas dan keterlibatan masyarakat dalam

    proses AMDAL dan izin lingkungan pada dasarnya merupakan kebutuhan

    yang utama bagi warga sekitar di lingkungan pembangunan tambahan RS

    IMC Bintaro.

    11

    Hasil wawancara penulis dengan Ketua RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, pada

    tanggal 9 April 2017, pukul 18:30 WIB

    12 Diduga Tak Kantongi Izin AMDAL dan IMB RS IMC Bintaro di Demo Warga,

    http://m.liputanoke.com/read-18991-2017-02-26-diduga-tak-kantongi-izin-amdal-dan-imb-rs-imc-bintaro-di-demo-warga.html#sthash.VcKu2z9a.dpbs, diakses pada 29 Maret 2016, pukul 11:29 WIB

    http://m.liputanoke.com/read-18991-2017-02-26-diduga-tak-kantongi-izin-amdal-dan-imb-rs-imc-bintaro-di-demo-warga.html#sthash.VcKu2z9a.dpbshttp://m.liputanoke.com/read-18991-2017-02-26-diduga-tak-kantongi-izin-amdal-dan-imb-rs-imc-bintaro-di-demo-warga.html#sthash.VcKu2z9a.dpbs

  • 8

    Setelah tidak adanya tanggapan lebih lanjut dari pihak RS IMC

    Bintaro, maka berlangsung adanya protes warga Aksi Bela VBI 252 pada 25

    Februari 2017 agar pihak RS IMC Bintaro memberhentikan pembangunan

    tambahan gedung RS yang rencananya ada 7 lantai di atas tanah seluas 2

    hektare. Sekitar 300 Warga dari Perumahan Villa Bintaro Indah Bintaro

    melakukan aksi di depan Kantor Proyek pembangunan RS IMC Bintaro. Hal

    ini dibuktikan dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Jay selaku

    Kordinator Aksi sekaligus juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah,

    sebagai berikut:

    Kami kembali menggelar aksi ini bersama 300 warga lainnya karena pihak rumah sakit tidak segera merespons permintaan kami untuk menyetop sementara perluasan pembangunan gedung tambahan. Warga akan terus melakukan aksi unjuk rasa sampai sebelum proses pembangunan tersebut ini benar-benar dihentikan. Ini semua yang ingin kami ketahui dan pihak RS IMC belum transparan terhadap informasi-informasi tersebut. Dan satu lagi mba terkait kelanjutan pembangunan ini, itu dianggap sebagai tindakan arogansi dari RS IMC.13

    Pihak RS IMC Bintaro mengatakan sudah melakukan sosialisasi

    mengenai pembangunan tambahan gedung RS tersebut. Warga pun

    mengakui adanya sosialisasi sebelumnya dari pihak RS IMC Bintaro, namun

    dari hasil pertemuan dan musyarawah dengan warga, pemilik RS IMC Bintaro

    mengatakan musyawarah ini memang kurangnya komunikasi antara pihak

    13

    Hasil wawancara penulis dengan juru bicara warga Perumahan Villa Bintaro Indah, pada

    tanggal 9 April 2017, pukul 17:00 WIB

  • 9

    rumah sakit dan warga sekitar Perumahan Villa Bintaro Indah. Hal ini seperti

    yang disampaikan oleh Direktur RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro, Ani

    Yuliani, dari hasil pertemuan dan musyawarah dengan warga terkait tuntutan

    dari warga mengenai pembangunan tambahan RS IMC Bintaro, sebagai

    berikut:

    Dimulai dari sosialisasi kemungkinan ada yang kurang atau kurangnya informasi dan pendekatan dengan warga. Semua perijinan sudah lengkap Cuma disisi Amdal ada kekurangan, dan sosialisasi ke warga kurang, dan kurangnya pendekatan dengan warga. Saya minta maaf, saya sebagai owner RS IMC Bintaro tidak menelusuri kebawah. Atas nama RS IMC Bintaro saya mohon maaf.14

    Sebelum dilaksanakan pembangunan tambahan RS IMC Bintaro,

    warga mengakui adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada warga sekitar.

    Namun di samping itu, warga tidak pernah dilibatkan secara langsung

    mengenai tahap penanganan AMDAL dan tahapan proses pembangunan

    yang tidak mengganggu warga. Sehingga melalui dialog terbuka dengan

    warga dan melalui mediasi, warga meminta pembangunan tambahan RS IMC

    Bintaro tersebut segera dihentikan. 15 Dalam hal ini, warga khawatir dengan

    proses penelitian AMDAL yang bermasalah dan akan berdampak langsung

    bagi warga sekitar khususnya di Perumahan Villa Bintaro Indah Bintaro.

    14

    Musyawarah Warga RS IMC Bintaro Cari Penyelesaian, http://bidiktangsel.com/berita-tangsel/2017/musyawarah-warga-rs-imc-bintaro-cari-penyelesaian.html, diakses pada 3 April 2017, pukul 19:19 WIB 15

    RS IMC Bintaro Tidak Transparan Pengelolaan AMDAL, http://bidiktangsel.com/tangerang-selatan/2017/rs-imc-bintaro-tidak-transparan-pengelolaan-amdal.html, diakses pada 3 April 2017, pukul 11:18 WIB

    http://bidiktangsel.com/berita-tangsel/2017/musyawarah-warga-rs-imc-bintaro-cari-penyelesaian.htmlhttp://bidiktangsel.com/berita-tangsel/2017/musyawarah-warga-rs-imc-bintaro-cari-penyelesaian.htmlhttp://bidiktangsel.com/tangerang-selatan/2017/rs-imc-bintaro-tidak-transparan-pengelolaan-amdal.htmlhttp://bidiktangsel.com/tangerang-selatan/2017/rs-imc-bintaro-tidak-transparan-pengelolaan-amdal.html

  • 10

    Alasan penulis memilih permasalahan mengenai proses community

    relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro karena berita protes warga

    Perumahan Villa Bintaro ini sedang marak di pemberitaan media online dan

    terjadi masalah serius di RS IMC Bintaro yaitu tuntutan pemberhentian

    pembangunan tambahan gedung RS IMC Bintaro secara total sampai semua

    tahapan dan informasi perizinan AMDAL sudah jelas dan benar.

    Dalam menghadapi permasalahan tersebut public relations di

    perusahaan RS IMC Bintaro berperan penting agar dapat menyelesaikan

    permasalahan ini. Karena dalam aktivitasnya public relations diharuskan

    untuk membina hubungan baik dengan publiknya, salah satunya adalah

    warga sekitar perusahaan. Hal ini yang kemudian akan berdampak pada

    keberlangsungan perusahaan. maka disinilah peran community relations

    relations diperlukan.16

    Berdasaran fakta masalah adanya protes dari warga Perumahan Villa

    Bintaro Indah, Jalan Raya Jombang, Kelurahan Jombang, Kota Tangerang

    Selatan mengenai pembangunan tambahan RS Ichsan Medical Centre (IMC)

    Bintaro, oleh karena itu penulis ingin meneliti proses community relations di

    RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang

    dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga

    16

    Dan Lattimore, et all, Public Relations The Professi & Practice,singapore: Mc Graw Hill,2013, hal 234

  • 11

    Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang

    Selatan pada 25 Februari 2017.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang

    penulis ambil adalah bagaimana proses community relations di RS Ichsan

    Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan RS

    Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga Perumahan Villa

    Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25

    Februari 2017?

    1.3. Tujuan penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut tujuan

    diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui proses community

    relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial

    yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes

    warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang,

    Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017.

  • 12

    1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan di bidang ilmu

    komunikasi khususnya di bidang public relations mengenai proses community

    relations di Institusi Perawatan Kesehatan.

    1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan

    bagi para praktisi public relations mengenai proses community relations di

    Institusi Perawatan Kesehatan.

  • 13

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Manajemen Public Relations

    Manajemen dalam konteks strategi, mempunyai peran penting untuk

    membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

    dalam lingkungan usaha. Lingkungan adalah satu set faktor yang muncul dari

    luar dan tidak dapat dikendalikan begitu saja secara mudah. Perubahan-

    perubahan lingkungan tentu akan mempengaruhi prestasi perusahaan dalam

    meraih keuntungan atau memberi kontribusi pada pihak-pihak yang terkait.

    Public relations mempunyai peranan yang penting dalam upaya

    mengefektifkan organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang

    dengan lembaga-lembaga strategis.17

    Public relations sebagai alat manajemen modern, maka secara

    struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau

    organisasi, artinya public relations bukanlah merupakan fungsi terpisah dari

    fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut.18

    Dalam buku Rosady Ruslan yang berjudul Manajemen Public

    Relations dan Media Komunikasi. Mc Elreath, (Managing Systematic and

    17

    Renald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta Grafiti, 2008, hal. 32 18

    Rosady Ruslan, Manajemen Public relations& Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi edisi revisi, Jakarta: Raya Grafindo Persada, 2012, hal. 14

  • 14

    Ethical Public Relations, 1993, Madison, Wisconsin: Brown & Mark)

    mendefinisikan Manajem Humas adalah:

    Managing public relations means researching, planning implementing

    and evaluating an array of communication activities sponsored by the

    organizational satellite linked press conference, from simple brochures to

    multimedia national campaigns, from open house to grassroots political

    campaigns, from public service announcement to crisis management. 19

    Manajemen humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan

    pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi

    mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi

    pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye

    nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house

    hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga

    menangani kasus manajemen krisis.

    Cukup banyak definisi manajemen PR/Humas (public relations

    management) yang dikemukakan oleh pakar, akademisi, dan praktisi. Dari

    berbagai definisi tersebut, garis besarnya adalah manajemen humas dapat

    dilihat secara konseptual, fungsional dan unsur-unsurnya dalam aktivitas atau

    kegiatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengertian manajemen

    19

    Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 2003, hal 31

  • 15

    humas dalam organisasi. Baik untuk tujuan komunikasi dua arah timbal balik

    (reciprocal communication), membangun hubungan baik (relationship)

    maupun komunikasi persuasif searah (one way persuasive communication),

    yang pada akhirnya bertujuan untuk membangun saling pengertian,

    menghargai, dukungan yang baik hingga menciptakan citra positif.20

    Kegiatan manajemen public relations mencakup fungsi-fungsi pokok

    manajemen secara umum, yaitu perencanaan, pengorganisasian,

    pengkomunikasian, pengawasan, dan penilaian yang dapat menentukan

    kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari lembaga.21

    2.2. Community Relations

    Saat ini makin banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari

    tanggung jawab mereka terhadap komunitas disekitar mereka. 22 Harapan

    perusahaan dengan adanya relasi dengan komunitas adalah membawa

    dampak positif perusahaan. Hubungan dengan komunitas mempunyai tujuan

    untuk menciptakan saling pengertian dari kedua belah pihak mengetahui

    harapan-harapan apa yang diinginkan satu dengan lainnya.23

    20

    Kinkin Yuliaty Subarsa Putri, Manajamen Public Relations, Jakarta: Laboraturium Sosial Politik Press 2010, hal, 29 21

    Ibid., hal. 29 22

    Vera Wijayanti, Dasar- Dasar Humas, Jakarta, Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hal 147 23

    Ibid., hal 149

  • 16

    Community relations yang efektif bergantung pada pengenalan

    mengenai saling bergantungnya lembaga dan komunitas. 24 Sebuah

    organisasi harus bisa menjadi bagian dari komunitas menciptakan solusi

    saling menguntungkan (win-win solutions) yang menghasilkan garis besar

    yang lebih sehat serta membawa keuntungan bagi stakeholders dan

    masyarakat secara keseluruhan. Kunci sebuah community relations yang

    efektif adalah adanya tindakan positif dan bertanggung jawab secara sosial

    untuk membantu masyarakat sebagai bagian dari organisasi.25

    2.3. Proses Community Relations

    Kejelasan dari adanya saling berkepentingan antara organisasi dan

    komunitas tidak mengimplikasikan bahwa community relations dapat

    dipraktikan tanpa perencanaan dan eksekusi yang hati-hati. Community

    relations yang efektif tidak terjadi begitu saja, juga bukan sebagai hasil yang

    tidak bisa dijelaskan dari organisasi yang berjalan dengan baik dan

    senantiasa memikirkan kepentingan umum. Seperti semua aspek dari public

    relations, program community relations yang berhasil harus dibangun dalam

    struktur dan budaya organisasi. Community relations tidak didasarkan pada

    altruisme murni karena kegiatan ini memperhatikan kepentingan pribadi

    24

    Dan Lattimore, et al, Public Relations: Profesi dan Praktik, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, hal 255 25

    Dan Lattimore, et all, Public Relations The Professi & Practice, Singapore: Mc Graw Hill, 2013, hal 235

  • 17

    organisasi. W.J. Peak menawarkan definisi terbaik community relations yang

    pernah kita temukan.

    Seperti fungsi public relations, community relations adalah partisipasi

    dari lembaga yang terencana, aktif, dan terus menerus dengan masyarakat,

    dalam rangka memelihara dan meningkatkan lingkungannya untuk

    memperoleh keuntungan, bagi lembaga maupun komunitas.26

    Community relations yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling

    menguntungkan, jauh melampaui, katakanlah, sekedar suatu donasi

    keuangan atau kedermawanan untuk mendanai proyek masyarakat.

    Idealnya, sebuah situasi akan mengumpulkan sumber dayanya, produk dan

    jasa yang diberikan perusahaan, relasi dengan konsumen, rekrutmen,

    employee relations, proses produksi, strategi pemasaran dan iklan,

    rancangan gedung dan fasilitas organisasi dan menggunakan semua itu

    untuk membuat komunitas menjadi lebih baik serta untuk membentuk

    komunitas di tempat institusi tersebut berada. Sebagaimana dikatakan

    profesor Universitas Stanford David P. Baron.27

    Bagi banyak perusahaan, sukses pasar tidak hanya bergantung pada

    produk dan jasa mereka, efisiensi organisasi mereka, organisasi internal

    mereka, organisasi dari rantai suplai mereka, serta distribusi jaringan aliansi

    26

    Ibid, hal 236 27

    Ibid, hal 237

  • 18

    yang mereka miliki. sukses juga bergantung pada seberapa efektif mereka

    berurusan dengan pemerintah, kelompok juga bergantung pada seberapa

    efektif mereka berurusan dengan pemerintah, kelompok berkepentingan,

    para aktivis dan publik. Kekuatan yang dihasilkan dari kelompok ini. Dapat

    menutup pintu masuk ke pasar baru, membatasi kenaikan harga,dan

    meningkatkan biaya persaingan. Mereka juga bisa membuka kunci pasar,

    mengurangi regulasi, menghalangi pesaing, dan menghasilkan persaingan

    yang menguntungkan. Kekuatan ini termanifestasi di luar pasar, namun

    sering bekerja selaras dengan mereka. 28

    Bisa juga dikatakan bahwa community relations merupakan sikap

    organisasi atau keadaan pikiran organisasi daripada proses atau praktik yang

    spesifik. Pemilik Coca-Cola Rob Baskin, mencatat bahwa membangun

    hubungan dengan komunitas merupakan public relations terbaik" dan hal

    tersebut merupakan "jenis pekerjaan yang tidak pernah dapat dikurangi.29

    2.3.1. Menetapkan Sasaran

    Perusahaan harus melibatkan karyawannya ketika merencanakan dan

    mengimplementasikan aktivitas community relations-nya. Kebutuhan

    komunitas lokal dan kepedulian karyawan perusahaan adalah dua kriteria

    paling penting dalam menentukan apa yang perlu diberi dukungan. Para

    28

    Ibid, 237 29

    Ibid, 237

  • 19

    karyawan ini berpartisipasi dalam kegiatan yang dipilih, membawa komitmen

    sosial mereka pada kehidupan, dan membuat tim duta perusahaan ke

    masyarakat.

    Namun, sasaran secara umum saja tentu tidak cukup. Perusahaan

    perlu memiliki strategi rencana dengan tertulis untuk community relations ini.

    Rencana tersebut harus menegaskan pandangan pihak manajemen tentang

    kewajibannya kepada komunitas sehingga usaha-usaha yang akan dilakukan

    dapat terkoordinasi dan terfokus sasaran community relations yang spesifik

    harus diterangkan dengan saksama. Kegagalan dalam melakukan hal ini

    dapat mematikan berbagai program community relations sebelum program

    tersebut dimulai.30

    2.3.2. Mengenali Komunitas

    Kebijakan dan sasaran community relations tidak ditentukan

    berdasarkan prinsip-prinsip idealis. Mereka terjadi dengan melihat keahlian

    dan menilai kebutuhan organisasi, sumber daya dan keahlian dalam

    organisasi pada satu sisi, serta kebutuhan dan harapan komunitas di sisi

    lainnya. Sebelum kebijakan dan sasaran yang penting dikembangkan,

    organisasi harus mengenal komunitasnya.

    30

    Ibid, 237

  • 20

    Walaupun community relations biasanya menekankan komunikasi

    dari organisasi ke komunitas, keberhasilan usaha ini bersandar pada

    pengetahuan komunikator tentang audiensinya. Setiap komunitas memiliki

    publiknya sendiri dan tidak ada antara publik ini yang persis sama. Sebagai

    contoh, daerah Detroit, Michigan dihuni populasi Arub terbesar di USA.

    Banyak pekerja teknologi yang tinggal di San Fransisco adalah orang Asia

    dan ada orang yang memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen dari semua

    anak kelas satu di sistem sekolah umum Texas adalah keturunan Hispanik.

    Namun, pengetahuan nyata tentang komunitas melampaui data demogrnfis,

    etnik, geografis, dan ekonomi standar. Untuk membangun komunitas, Anda

    harus berpartisipasi dalam komunitas tersebut, ungkap Annie Heckenberg

    dari GPTMC perusahaan pemasaran wisata philadephin. Pihak GPTMC lebih

    memilih menggunakan blog yang disebut dengan uwishunu (you wish you

    knew) dari pada situs Web untuk mendorong pelestarian aset lokal, seperti

    restoran kota, kehidupan malam, seni, musik, dan kegiatan lainnya.

    Program community relations yang solid harus dibangun atas jawaban

    dari pertanyaan seperti berikut.

    1. Bagaimana struktur komunitas?

    Apakah penduduknya homogen atau heterogen?

    Apa bentuk kepemimpinan formal dan nonformalnya?

    Apa struktur nilai yang paling berpengaruh?

  • 21

    Bagaimana struktur saluran komunikasinya?

    2. Apa kekuatan dan kelemahan komunitas?

    Apa masalah khusus yang dihadapi komunitas?

    Bagaimana situasi ekonomi lokal di komunitas?

    Bagaimana situasi politik lokal ?

    Apa saja sumber daya unik yang dimiliki komunitas (manusia,

    budaya, alam)

    3. Apa yang diketahui dan dirasakan komunitas tentang organisasi?

    Apakah masyarakat sekitar memahami produk, jasa, praktik, dan

    kebijakan organisasi? Apa yang dirasakan komunitas tentang

    organisasi?

    Apakah ada kesalahpahaman komunitas tentang organisasi?

    Apa harapan komunitas terkait aktivitas organisasi?

    Jawaban terhadap pertanyaan di atas tidak begitu saja diperoleh

    dengan mudah. Apalagi, jawabannya jadi berubah dari waktu ke waktu

    sehingga dibutuhkan pemantauan yang intens. Informasi berharga diperoleh

    melalui beberapa cara. Laporan sensus AS memuat informasi berharga

    tentang komunitas dan orang yang tinggal disana. Banyak organisasi

    melakukan riset survei untuk mencari tahu pengetahuan, sikap, dan

    persepsi.31

    31

    Ibid, hal 259

  • 22

    Komunitas organisasi polling profesional sering dipakai dan dibayar

    untuk menyediakan jasa seperti ini. Hubungan dekat dengan pimpinan

    komunitas adalah sumber informasi yang sangat penting. para pemimpin

    profesional, agama, dan persaudaraan, pemimpin politik. Serta editor media,

    umumnya dapat dijangkau melalui keanggotaan pada organisas lokal atau

    melalui pertemuan dengan tatap muka dalam berbagai kegiatan. Beberapa

    organisasi membuat usaha seperti itu menjadi formal dengan memasukkan

    pimpinan komunitas dalam gugus tugas mereka atau ke dalam komite yang

    berurusan dengan masalah-masalah komunitas.32

    2.3.3. Petunjuk untuk Program Community Relations yang Efektif

    Setelah menyusun untuk input komunitas yang terus menerus,

    petunjuk berikut harus digunakan untuk menyusun program community

    relations yang efektif.

    1. Penyusunan pencapaian sasaran. Yang diharapkan oleh mnajemen

    puncak harus dilakukan secara hati-hati. Organisasi dapat mencari

    beberapa sasaran, reputasi, pengalaman potensial payoff di masa

    datang, stabilitas lingkungan, dan sebagainya tetapi apapun yang

    dicari sebaiknya dibangun dalam kondisi yang realistis dan konkret.

    32

    Ibid, hal 237-238

  • 23

    2. Strategi alternatif harus di ekplorasi sebelum membuat pilihan. Jika

    organisasi ingin memperbaiki keadaan perumahan di kota tempat

    organisasi beroperasi, sebagai contoh, kemungkinan tindakan yang

    dapat dilakukan terbentang mulai dari mendanai riset parsial dalam

    rangka mencari cara baru membangun rumah yang hemat biaya,

    sampai benar-benar membangun rumah yang hemat biaya tersebut.

    3. Dampak program community relations terhadap organisasi dan

    komunitas harus diantisipasi, menawarkan latihan kerja untuk

    pekerjaan yang tidak ada setelah pelatihan selesai tidak akan

    menolong siapa pun.

    4. Perlu diperhatikan perkiraan total biaya dari semua kegiatan nonprofit

    ini serta total volume sumber daya organisasi yang digunakan dan

    dialokasikan untuk program community relations. Sesuatu yang tidak

    menguntungkan, baik bagi organisasi maupun komunitas, jika tiba-tiba

    organisasi menemukan program yang ditetapkan berbiaya sangat

    tinggi dan dengan tiba-tiba harus menghentikan semua layanan yang

    telah diberikan kepada komunitas.

    5. Banyak manajer telah menyadari bahwa keterlibatan jenis tertentu

    dalam urusan kota membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang

    melampaui bakat bisnis teknis kemampuan manajerial yang biasa.

    Kerampilan politik pemahaman mendalam tentang masalah komunitas,

    dan kemampuan menyelesaikan masalah setting budaya yang tidak

  • 24

    biasa merupakan beberapa persyaratan untuk beberapa aktivitas.

    keahlian khusus mungkin juga diperlukan.33

    2.3.4. Berkomunikasi dengan Komunitas

    Komunikasi pada komunitas tidak memiliki audiensi tunggal.

    Perusahaan harus terbuka terhadap berbagai taktik komunikasi jika mereka

    ingin menjangkau publik yang penting satu paling signifikan untuk

    menjangkau melalui komunikasi karyawan. Sebagai contoh, karyawan Home

    Depot biasanya tinggal di komunitas lokal.

    Para karyawan ini dapat membagi pesan dengan tetangga mereka

    dan teman sekolah mereka saat bermain bola kaki, saat berbelanja, ketika

    menjemput anak anak mereka di sekolah, saat pergi ke gereja, dan di banyak

    tempat lainnya.

    Saluran komunikasi penting lain terdiri atas pemimpin opini komunitas

    seperti guru, ustad, pejabat, pemerintah, para eksekutif dan profesional,

    pemilik bank, pimpinan serikat pekerja, serta pimpinan kelompok etnik dan

    lingkungan sekitar.

    Organisasi lokal juga merupakan wahana penting komunikasi dalam

    komunitas klub flaternitas, warga, jasa, dan sosial: organisasi budaya, politik,

    33

    Ibid, 238-239

  • 25

    veteran, dan keagamaan, serta kelompok pemuda semuanya memberikan

    platform bagi pesan kelembagaan dan memberikan kesempatan yang cukup

    untuk melakukan komunikasi informal, para manajer organisasi harus

    didorong untuk menjadi bagian dari kelompok seperti ini dari bersiap

    memberikan ceramah publik untuk mereka.34

    2.3.5. Saluran Komunikasi

    Saluran komunikasi yang melaluinya, dimana audiensi yang dijangkau

    bisa beragam, mulai dari mengobrol informal setelah makan siang di Klub

    Rotary atau pertemuan Kiwanis Club sampai pembuatan iklan di media

    massa setempat seperti di surat kabar, radio, dan televisi. Publikasi internal,

    brosur, dan tahunan dapat dibagi dengan mudah kepada pemimpin

    komunitas. Beberapa organisasi, bahkan membuat newsletter yang ditujukan

    khusus untuk masyarakat di sekitarnya.

    Sebuah metode komunikasi organisasi yang berorientasi pada

    komunitas adalah open house. Open house yang sukses memberikan wisata

    kelompok kecil pada fasilitas organisasi dengan petunjuk yang komprehensif

    termasuk di dalamnya, film, tampilan dan brosur biasanya sampel produk

    yang bisa dibawa pulang oleh partisipan. Tentu saja pesan utama dari

    34

    Ibid, 239

  • 26

    aktivitas ini adalah adanya saling ketergantungan antara lembaga dan

    komunitas.

    Dalam beberapa hal, wisata perusahaan dan industri bisa atraksi turis

    yang penting. Pabrik General Motor Corvette di Bowling Green. Kentucky dan

    pabrik Callaway Golf di Carlsbad, California, adalah dua contoh untuk hal ini.

    Akan tetapi, mungkin perlu bagi organisasi untuk membatasi atau mungkin

    membatalkan rencana wisata ini karena masalah yang terkait kekhawatiran

    adanya mata-mata industri, masalah dunia, atau alasan lainnya. Pengunjung

    di pabrik Corvette tidak diperkenankan mengambil foto. Kota San Jose

    California, membatalkan rencana kunjungan ke pabrik setelah peristiwa 11

    September 2001 karena seluruh kota dalam kontrol polusi airnya Times

    membatasi kunjungan hanya di lokasi keadaan darurat pada saat itu. The

    Seattle Times membatasi kunjungan hanya di lokal North Creek dan harus

    ada janji sebelumnya.35

    2.4. Keterkaitan Antar Konsep

    Manajemen public relations menjalankan fungsi membangun dan

    mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi

    atau perusahaan dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau

    kegagalan organisasi atau perusahaan tersebut.

    35

    Ibid, 239-240

  • 27

    Salah satu bagian dalam mempertahankan hubungan yang baik

    antara perusahaan dengan publik atau yaitu community relations berfungsi

    sebagai jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan komunitas atau

    masyarakat disekitarnya.

    Community relations bisa bermakna lebih dari sekedar membangun

    hubungan baik antara organisasi dan komunitas sekitarnya. Community

    relations merupakan partisipasi dari lembaga yang terencana, aktif, dan

    terus-menerus dengan masyarakat, dalam rangka memelihara dan

    meningkatkan lingkungannya untuk memperoleh keuntungan, bagi lembaga

    maupun bagi komunitas.

    Dalam proses community relations terdapat beberapa tahapan-

    tahapan, yaitu menetapkan sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk

    program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas

    dan saluran komunikasi, yang dimana kelima proses tersebut saling

    berkaitan. Dengan adanya proses community relations maka akan terjalin

    hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat.

    Keuntungan yang diciptakan dalam proses community relations bukan

    hanya untuk mengambil keuntungan dari masing-masing pihak tapi

    merupakan suatu hubungan kemitraan untuk menciptakan harmonisasi

    antara keduanya.

  • 28

    Oleh karena itu, apabila praktisi public relations mengaplikasikan

    community relations dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari, otomatis akan

    mampu memudahkan pekerjaan bagi seorang praktisi public relations.

  • 29

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Pendekatan Penelitian

    Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang syarat dengan

    angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis

    data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu

    statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan

    rumus-rumus statistik non-parametrik). Kesimpulan hasil penelitian pun

    berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel.36

    Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

    menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif diartikan

    sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada positivisme, digunakan

    untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data

    menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau

    statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ada.37

    Penelitian ini menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang

    hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian penelitian ini tidak terlalu

    mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan

    36

    Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, hal. 47 37

    Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006. hal. 8.

  • 30

    aspek keluasaan data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari

    seluruh populasi.38

    Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif untuk penelitian, karena

    pendekatan tersebut menggambarkan atau menjelaskan mengenai proses

    community relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan

    bakti sosial yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro

    terkait protes warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan

    Jombang, Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017.

    3.2. Jenis Penelitian

    Menurut Rosady Ruslan, penelitian deskriptif yaitu untuk

    menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok

    tertentu.39 Penelitian deskriptif merupakan bukan eksperimen karena tidak

    dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan. Dengan

    penelitian deskriptif, peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau

    menerangkan gejala.40

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

    penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian relatif sederhana

    yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis

    38

    Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hal 55 39

    Ibid hal. 12. 40

    Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hal. 250.

  • 31

    tertentu. Penelitian ini hanya menggambarkan karakteristik, fakta-fakta, dan

    sifat-sifat objek tertentu.41

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif,

    karena dalam penelitian ini penulis hanya membuat deskripsi secara

    sistematis yang relatif sederhana dan tidak memerlukan landasan teoritis

    rumit, hanya menggambarkan dan menjelaskan proses community relations

    di RS Ichsan Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang

    dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga

    Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang

    Selatan pada 25 Februari 2017.

    3.3. Metode Penelitian

    Metode riset dalam penelitian terdapat tiga macam metode salah

    satunya adalah metode survei. Metode survei adalah metode riset dengan

    menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya.

    Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang

    dianggap mewakili populasi tertentu.42 Secara umum metode survei terdiri

    dari dua jenis yaitu deskriptif dan eksplanatif. 43

    Jenis survei deskriptif digunakan untuk menggambarkan populasi yang

    sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri

    41

    Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 12. 42

    Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hal 59 43

    Ibid.

  • 32

    dari satu variabel. 44 Penelitian ini menggunakan metode survei karena

    menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data yang

    dianggap mewakili populasi dan untuk menggambarkan suatu masalah

    mengenai proses community relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro

    mengenai kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan RS Ichsan Medical Centre

    (IMC) Bintaro terkait protes warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11,

    Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25 Februari 2017.

    3.4. Waktu dan Tempat Penelitian

    Berdasarkan dimensi waktu, kita bisa membedakan penelitian menjadi

    cross sectional dan penelitian longitudinal. Penelitian dimensi waktu ini

    termasuk kedalam penelitian cross sectional. Penelitian cross sectional

    adalah penelitian yang dilakukan dalam waktu tertentu. Penelitian ini hanya

    digunakan dalam waktu yang tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian lain

    diwaktu yang berbeda untuk dipertimbangkan.45

    Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada bulan April-

    Mei 2017. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Villa Bintaro Indah,

    Kelurahan Jombang, Kota Tangerang Selatan. Penulis melakukan penelitian

    hanya pada waktu tersebut, tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang

    berbeda untuk diperbandingkan.

    44

    Ibid. 45

    Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 45

  • 33

    3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi

    3.5.1. Unit Analisis

    Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang dihitung

    sebagai subjek penelitian.46 Unit analisis merupakan keseluruhan satuan unit

    yang akan diteliti, unit analisis dapat berupa individu, kelompok, organisasi

    atau keluarga.47

    Dalam penelitian ini unit analisis data yang digunakan oleh penulis

    adalah individu, yaitu warga Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11,

    Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan yang melakukan protes terhadap

    pembangunan tambahan RS Ichsan Medical Centre Bintaro.

    3.5.2. Unit Observasi

    Unit observasi merupakan unit terbesar dari unit analisis yang akan

    kita teliti yang digunakan untuk mengukur suatu variabel.48 Unit Observasi

    merupakan unit sosial yang lebih besar dari tingkatan unit analisis. Unit

    observasi pada penelitian kuantitatif adalah organisasi atau perusahaan, dan

    masyarakat atau kelompok masyarakat.49 Unit observasi yaitu mengamati

    secara langsung objek yang akan diteliti.

    46

    Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2010), hlm. 187 47

    Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm. 65 48

    Ibid. 49

    Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Op. Cit, hal 42.

  • 34

    Unit observasi dari penelitian ini adalah kelompok. Kelompok yang

    dimaksud adalah kelompok warga Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan

    Jombang, Tangerang Selatan untuk mengetahui proses community relations

    di RS Ichsan Medical Centre Bintaro.

    3.6. Populasi dan Sampel

    3.6.1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.50

    Populasi dalam penelitian ini adalah warga Perumahan Villa Bintaro

    Indah, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan. Jumlah populasi dalam

    penelitian mengenai proses community relations di RS Ichsan Medical Centre

    Bintaro sebanyak 300 warga Perumahan Villa Bintaro Indah, Kelurahan

    Jombang, Tangerang Selatan yang melakukan protes terkait pembangunan

    tambahan RS Ichsan Medical Centre Bintaro.51

    3.6.1. Sampel

    Pengertian sampel menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul

    metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, sampel adalah bagian dari

    50

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 80. 51

    Hasil wawancara penulis dengan Ketua RW 11 Perumahan Villa Bintaro Indah, pada 6 Mei

    2017, pukul 15:00 WIB

  • 35

    jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi

    besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

    populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

    peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

    dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

    populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

    representatif (mewakili). Sampel representatif adalah sampel yang

    merefleksikan populasi secara akurat sehingga sampel adalah satu

    kehidupan kecil dari populasi.52

    Rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari

    populasi yang diketahui jumlahnya. 53 Penulis menggunakan rumus Slovin

    untuk menentukan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah warga

    Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang

    Selatan dengan kriteria yakni mengetahui berita pembangunan tambahan RS

    Ichsan Medical Centre Bintaro dan merasakan dampak negatif dari

    pembangunan tambahan RS IMC Bintaro. Sehingga penulis memilihnya

    sebagai sampel karena dianggap mewakili.

    52

    Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama. 2012. hal. 260 53

    Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), hal. 253

  • 36

    Rumusnya adalah:

    n = N

    1 + Ne%

    Keterangan:

    n = ukuran sampel

    N = ukuran populasi

    e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

    yang dapat ditolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan.

    Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada

    yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%.54

    n = 300

    1 + 300 x 10%

    n = 300

    1 + 300 x 0,01

    n = 300 = 75 orang

    4

    Setelah perhitungan di atas dengan mengunakan rumus Slovin, maka

    populasi yang didapat untuk menjadi sampel yaitu 75 orang yakni warga

    54

    Rachmat Kriyantono, Op. Cit., 2010, hal. 164.

  • 37

    Perumahan Villa Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang

    Selatan.

    3.7. Teknik Penarikan Sampel

    Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada

    tekniknya. Dengan menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan

    dapat mewakili populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat

    digeneralisasikan menjadi kesimpulan populasi.55

    Dalam riset komunikasi dikenal dua jenis teknik sampling, yaitu:

    sampel probabilitas dan sampel nonprobabilita. Teknik penarikan sampel

    nonprobabilita, Kriyantono menjelaskan yang dimaksud nonprobabilita adalah

    sampel tidak melalui teknik random (acak). Disini semua anggota populasi

    belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel,

    disebabkan pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh periset.56

    Salah satu teknik sampling yang termasuk nonprobabilitas adalah

    sampling purposif (purposive sampling), teknik ini mencakup orang-orang

    yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang disebut periset

    berdasarkan tujuan riset.57

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik penarikan sampel

    nonprobabilita, karena seluruh anggota populasi tidak memiliki kesempatan

    55

    Etta Mamang Sangadji. Metodelogi Penelitian, Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta. Refika Aditama. 2010 hal. 186 56

    Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, hal 158 57

    Ibid, hal 159.

  • 38

    yang sama untuk dijadikan sampel. Dalam penarikan sampel non probabilita

    ini peneliti menggunakan teknik sampling purposive (purposive sampling)

    dengan pertimbangan populasi yang dapat dijadikan sampel memiliki kriteria-

    kriteria yakni mengetahui berita pembangunan tambahan RS Ichsan Medical

    Centre Bintaro dan merasakan dampak negatif dari pembangunan tambahan

    RS IMC Bintaro.

    3.8. Teknik Pengumpulan Data

    Rachmat Kriyantono mendifinisikan instrumen pengumpulan data atau

    disebut saja sebagai instrumen riset adalah alat bantu yang dipilih dan

    digunakan oleh periset dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan itu

    menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.58 Instrumen penelitian proses

    community relations di RS Ichsan Medical Centre Bintaro, yang penulis

    kumpulkan bertujuan agar penelitian ini berjalan dengan sistematis. Data

    menurut cara perolehannya terbagi menjadi dua yaitu data primer dan

    sekunder.

    3.8.1. Data Primer

    Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

    objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Data primer adalah

    data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di

    58

    Ibid, hal 96.

  • 39

    lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset dari hasil

    pengisian kuesioner.59

    Kuesioner adalah pernyataan tertulis yang diberikan kepada

    responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan

    memberi tanda pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah

    disediakan, atau dengan menuliskan jawabannya.60

    Pada penelitian ini penulis menggunakan data primer berupa

    kuesioner. Tujuan penyebaran kuesioner dalam penelitian ini adalah mencari

    inforrmasi yang lengkap tentang proses community relations di RS Ichsan

    Medical Centre Bintaro mengenai kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan RS

    Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro terkait protes warga Perumahan Villa

    Bintaro Indah RW 11, Kelurahan Jombang, Tangerang Selatan pada 25

    Februari 2017.

    Ada beberapa jenis cara pengisian kuesioner yaitu aself-administered

    questionnaire, face to face interview, email administered, dan telephone

    interview. 61 Pada penelitian ini penulis menggunaka