TUGAS AKHIR - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/6364/1/132503122.pdf · TUGAS AKHIR...
Transcript of TUGAS AKHIR - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/6364/1/132503122.pdf · TUGAS AKHIR...
MEKANISME TABUNGAN HAJI DI BANK JATENG SYARIAH
CABANG PEMBANTU SEMARANG BARAT
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari‟ah
Di Susun Oleh :
Ainatul Istiqomah ( 132503122 )
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
ii
Choirul Huda, M.Ag.
Perumahan Bukit Beringin Asri D-20 Rt/Rw 02/XVI
Tambakaji Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat) eks.
Hal : Naskah Tugas Akhir
An. Sdri. Ainatul Istiqomah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirim naskah tugas akhir Saudari:
Nama : Ainatul Istiqomah
NIM : 132503122
Judul : MEKANISME TABUNGAN HAJI DI BANK JATENG
SYARIAH CABANG PEMBANTU SEMARANG BARAT
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudari tersebut dapat segera
di ujikan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 20 Mei 2016
Pembimbing,
Choirul Huda, M. Ag.
NIP. 19760 109 200501 1 002
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telp (024) 7608454 Semarang 50185
Website: febi_walisongo.ac.id – Email: [email protected]
PENGESAHAN
Tugas Akhir : Ainatul Istiqomah
NIM : 132503122
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Program Diploma III Perbankan Syari‟ah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat
Cumlaude/Baik/Cukup, pada tanggal 27 Mei 2016.
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun akademik
2015/2016.
Semarang, 27 Mei 2016
Penguji I
Dr. H. Muhammad Saifullah, M.Ag.
NIP. 19700321 199603 1 003
Penguji II
Hj. Nur Huda, M.Ag.
NIP. 19690830 199403 2 003
Penguji III
Heny Yuningrum, S.E., M.Si
NIP. 19810609 200710 2 005
Penguji IV
Drs. Ghufron Ajib, M.Ag.
NIP. 19660325 199203 1 001
Pembimbing
iv
MOTTO
﴾٧٤﴿فماحصدتم فذروه ف سنبلو اال قليالماتأكلون باأ د قال ت زرعون سبع سني
متم لن اال قليال ﴾٧٤﴿ما تصن ون ث يأت من ب عد ذالك سبع شداد يأكلن ماقد
“Yusuf berkata:”Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa
yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan”(QS.
Yusuf: 47)
“Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa
yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum)
yang kamu simpan.” (QS. Yusuf: 48)
v
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua tercinta yang selalu mendo’akan dengan penuh pengharapan, semoga
Allah memberikan rahmat, taufik dan hidayah serta mengampuni segala dosa. Amiin
Kakak dan adik-adikku yang ku sayangi, terimakasih telah memberi semangat dan
dukungan kepadaku. Semoga Allah selalu melindungi kalian dan melimpahkan kebahagian
lahir batin serta dikarunia kesehatan.
Pengasuh Pondok Putri Al-Hikmah Tugurejo yang senantiasa memberikan bimbingan dan
kasih sayang serta perhatiannya, semoga Allah memberikan limpahan rahmat-Nya .
Dengan penuh pengharapan berkah beliau, semoga didapatilah aku ilmu yang manfaat.
Para pejuang tanpa tanda jasa guru-guruku yang mengenalkan pertama kalinya huruf
abjad hingga pandai membaca, ustadz-ustadzah yang mengajarkan huruf hijaiyyah dan
mengaji serta ilmu agama.
Bapak dan Ibu Dosen UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan bimbingan dan
ilmunya.
Asatidz TPQ Miftakhul Jannah yang berjuang di jalan Allah dengan mengamalkan ilmu
yang dipunyai, semoga Allah menerima amal ibadahnya dan dikaruniai rahmat-Nya.
Team RMS Angklo dan chef-chefnya yang memberikan banyak motivasi dan pengalaman
dalam hidup, semoga kalian sukses dan jangan lupa bahagia.
Teman Dekatku Nazid Rozaki yang selalu mewarnai dalam hidupku dan memberikan
perhatian serta kasih sayangnya. Sayangilah semua makhluk ciptaan-Nya, semoga sukses
dan dapat menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.
Semua teman-teman yang telah memberiku semangat, dorongan, dan bantuan dalam
menyusun tugas akhir ini. Syukron...
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir ini
tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas
Akhir tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi
yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 20 Mei 2016
Deklarator,
vii
ABSTRAKSI
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam, diwajibkan bagi umat Islam yang
mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Seiring dengan minat masyarakat muslim yang
meningkat dan didukung dengan masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam, hal itu
menarik perhatian lembaga keuangan syariah untuk menyediakan beragam produk dan
layanan jasa mengenai pemberangkatan ibadah haji. Maka dari itu, Bank Jateng Syariah
sebagai salah satu BPS BPIH berhak memberi fasilitas tabungan haji yang dikenal sesuai
dengan nama produknya, iB Tabung Haji. Namun tidak hanya kuantitasnya saja yang
dijadikan perhatian tetapi perlu dipikirkan pula untuk mengimbanginya dengan kualitas SDM
atau masyarakat muslim itu sendiri, terutama dalam pengetahuannya mengenai tata cara
pendaftaran haji menggunakan tabungan dengan tujuan untuk menghindari dari kejahatan
orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Sehubungan dengan permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut;
1)Bagaimana pedoman Produk iB Tabung Haji di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang
Pembantu Semarang Barat? 2) Bagaimana mekanisme tabungan haji di Bank Jateng Syariah
Kantor Cabang Pembantu Semarang Barat?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) yakni penelitian yang dilakukan langsung dilapangan, yang berarti datanya
langsung berhubungan dengan obyek yang diteliti. Jenis penelitian ini dilakukan di Bank
Jateng Syariah Kantor Cabang Pembantu Semarang Barat yang beralamatkan di Jl. Prof Dr.
Hamka No.100 Tambak AjiNgaliyan, Semarang.
Dari hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan yaitu : 1) Pedoman tentang iB
Tabung Haji membahas mengenai peraturan umum dan ketentuan umum iB Tabung Haji.2)
Mekanisme Tabungan Haji di Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat
diawali dengan pembukaan rekening iB Tabung Haji dengan setoran awal minimal Rp
500.000,- dan setiap setoran selanjutnya ditetapkan minimal Rp 100.000,- . Kemudian
berlanjut dengan setoran tunai ataupun non tunai hingga iB Tabung Haji Bank Jateng telah
mencapai jumlah sesuai ketentuan Kementrian Agama RI (sebesar Rp 25.000.000,- ) untuk
pendaftaran haji. Kemudian CJH membawa semua berkas persyaratan pendaftaran haji untuk
mendapatkan nomor validasi. Petugas akan menginput nomor validasi pendaftaran porsi haji
dan nomor rekeningTabungan Haji pada aplikasi swiching BPIH (Biaya Pemberangkatan
Ibadah Haji) untuk proses pemindahbukuan ke rekening Menteri Agama secara otomatis oleh
sistem. Kemudian akan dicetakkan print out Bukti Setoran Awal BPIH.CJH
segeramendatangi ke Kemenag Kab/Kota untuk mendaftarkan diri selambat-lambatnya 7 hari
dengan membawa persyaratan yang telah ditetapkan.Untuk CJH yang sudah terdaftar dalam
masa tunggu yang ditunjuk oleh Kemenag, dapat melakukan pelunasan BPIHmelalui
rekening tabungan dan petugas Bank akan menginformasikan sisa pelunasan sesuai ONH
yang ditetapkan oleh Pemerintah. Kemudian petugas Bank menginformasikan kepada Calon
Haji untuk segera melapor ke Kementrian Agama Kabupaten/Kota. Sepulangnya CJH
melaksanakan ibadah haji, nasabah dapat menutup rekeningnya tanpa dikenakan biaya.
viii
KATA PENGANTAR
بس م اهلل الرمحن الرخيم
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Penguasa alam semesta
dan Raja manusia yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Shalawat serta
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita ikuti teladannya. Hanya
dengan limpahan nikmat dan pertolongan serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka
penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan kelulusan pendidikan
Program Diploma III perbankan Syari‟ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, tidak
lupa penulis sampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk serta kemudahan dalam menyelesaikan
laporan ini.
2. Kedua orang tuaku, khususnya ibuku yang senantiasa selalu mendoakan serta
memberikan semangat kepada penulis sehinggaTugas Akhir ini selesai.
3. Bapak Prof. DR Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor UIN Walisongo Semarang.
4. Bapak DR. H. Imam Yahya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Walisongo Semarang.
5. Bapak Johan Arifin, M. Ag., MM. Selaku Ketua Program DIII Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.
6. Bapak Choirul Huda, M. Ag, selaku dosen pembimbing.
7. Ibu HenyYuningrum, SE., M. Si selaku dosen wali.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ilmunya.
ix
9. Bapak Ustad Bambang Yulianto selaku Pemimpin Bank Jateng Syariah Cabang
Pembantu Semarang Barat.
10. Teman-teman seperjuangan DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Walisongo Semarang angkatan 2013.
11. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah ikut membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini, yang tidak dapat ditulis satu persatu oleh penulis.
Hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan doa segala amal dan bantuanya yang
telah diberikan, semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, amiin…...
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
sangat berterimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Semarang, 20 Mei 2016
Ainatul Istiqomah
NIM.132503122
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................................. . ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... . iii
Halaman Motto ................................................................................................ . iv
Halaman Persembahan ..................................................................................... . v
Halaman Deklarasi ........................................................................................... . vi
Halaman Abstraksi ........................................................................................... . vii
Kata Pengantar ................................................................................................. . viii
Daftar Isi. ......................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... . 4
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian. ...................................... 4
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... . 6
E. Metodologi Penelitian .............................................................. . 7
F. Sistematika Penelitian. ............................................................. 10
BAB II SEKILAS TABUNGAN HAJI DENGAN AKAD WADIAH
A. Tabungan Haji .......................................................................... 11
1. Pengertian Tabungan Haji............................................ 11
2. Anatomi Tabungan Haji ............................................... 12
B. Akad Wadiah ........................................................................... 13
xi
1. Pengertian Wadiah ....................................................... 13
2. Dasar Hukum Wadiah .................................................. 14
3. Rukun dan Syarat wadiah serta Ketentuan Syariahnya 15
4. Jenis-jenis Wadiah ....................................................... 17
C. Aplikasi Prinsip Wadiah Dalam Perbankan Syari‟ah .............. 18
BAB III GAMBARAN UMUM BANK JATENG SYARIAH
A. Sejarah dan Perkembangan Bank Jateng Syariah .................... 27
B. Visi dan Misi Bank Jateng Syariah .......................................... 31
C. Data Lembaga .......................................................................... 33
D. Nilai-nilai dan Budaya Kerja Bank Jateng ............................... 34
E. Struktur Organisasi .................................................................. 36
F. Produk-produk Bank Jateng Syariah ....................................... 41
G. Pengelolaan Usaha .................................................................. 47
BAB IV MEKANISME TABUNGAN HAJI DI BANK JATENG SYARIAH CABANG
PEMBANTU SEMARANG
A. Pedoman Produk iB Tabung Haji ............................................. 48
1. Ketentuan Umum iB Tabung Haji ................................... 48
2. Peraturan Umum .............................................................. 49
B. Mekanisme Tabungan Haji ...................................................... 52
1. Pembukaan Rekening iB Tabung Haji ............................. 53
2. Pendaftaran Haji dan Pembayaran Setoran Awal BPIH ... 54
3. Perlunasan BPIH .............................................................. 56
4. Pembatalan Haji ................................................................ 57
5. Penutupan Rekening iB Tabung Haji ................................ 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........... .................................................................. 62
B. Saran ......................................................................................... 62
C. Penutup ..................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, diwajibkan bagi umat Islam
yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah.Negara Indonesia yang mayoritas
beragama Islam,memberikanpengaruhsangat besar terhadap banyaknya jumlah jama‟ah
haji yang siap diberangkatkan ke Baitullah. Bahkan setiap tahunnya Calon Jamaah Haji
(CJH) yang mendaftar selalu melebihi jumlah kuota pemberangkatan, didukung dengan
minat masyarakat yang meningkat dan populasi penduduk yang tinggi. Sehingga
dipengaruhi dengan banyak hal, kini para calon jamaah haji itu harus menunggu waktu
yang cukup lama agar bisa melaksanakan ibadah haji.Banyaknya kaum muslim yang
berkeinginan memenuhi panggilan Allah dan didukung dengan orang-orangnya yang
mayoritas beragama Islam, hal itu menarik perhatian lembaga keuangan syariah. Tidak
sedikit lembaga keuangan syariah baik Bank maupun Non Bankyang menyediakan
beragam produk dan layanan jasamengenai pemberangkatan ibadah haji, salah satunya
bank umum yang berpinsip syariah.
Bank berdasarkan prinsip syari‟ah adalah bank umum yang beroperasi sesuai
dengan prinsip–prinsip syari‟ah Islam atau dengan kata lain yaitu bank yang tata cara
beroperasinya mengacu kepada ketentuan–ketentuan Islam yaitu Al-Qur‟an dan
Hadits.Dalam tata cara tersebut dijauhi praktek–praktek yang dikhawatirkan mengandung
unsur–unsur riba untuk diisi dengan kegiatan–kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dari
pembiayaan perdagangan atau praktek-praktek usaha yang dilakukan pada zaman
Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh
beliau. Bank berdasarkan prinsip syari‟ah diatur dalam UU No. 7 tahun 1992 sebagaimana
telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 dengan latar belakang adanya suatu keyakinan
dalam agama Islam yang merupakan suatu alternatif atas perbankan dengan
kekhususannya pada prinsip syari‟ah.
Prinsip syari‟ah dalam kegiatan usaha perbankan syari‟ah adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
2
syari‟ah.1 Prinsip bank syariah secara umum adalah melarang melakukan transaksi yang
mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, dan jual beli barang haram. Prinsip tersebut
mengacu pada prinsip-prinsip hukum muamalah . Relevansinya sebagai landasan untuk
memahami berbagai transaksi yang dilarang dalam agama Islam terkait dengan aktivitas
ekonomi antar individu. Sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip
bagi hasil dalam pelaksanaannya yang berlandaskan pada syariah (hukum) Islam
memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan
bank,serta menonjolkan aspek keadilan dan kejujuran dalam bertransaksi, investasi yang
beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi,
dan menghindari kegiatan spekulatif dari berbagai transaksi keuangan. Jadi, bank ini
memperoleh keuntungan tidak dengan memberikan bunga, namun dengan sistem bagi
hasil dengan masyarakat yang meminjam dana pada bank syariah tersebut.Dengan
perolehan keuntungan menggunakan sistem bagi hasil dan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dantidak
hanya dapat dinikmati oleh umat Islam saja, tetapi dapat membawa kesejahteraan semua
kalangan masyarakat.2
Maka umat Islam selayaknya memberikan kepercayaan dan memanfaatkannya
serta mendukung kemajuan Bank Umum Syariah (BUS) dengan menjadi nasabahnya.
Namun Bank Umum Konvensional juga melakukan kegiaan usaha berdasarkan prinsip
syariah, sehingga membuka Unit Usaha Syariah. Dalam pasal 1 angka 3 PBI No.
11/10/PBI/2009 disebutkan bahwa Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor
pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah dan/atau unit syariah. Keberadaan UUS ini diwajibkan bagi Bank
Umum Konvensional yang akan melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah.
Modal kerja UUS merupakan modal yang disisihkan dalam suatu rekening tersendiri yang
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional dan non operasional kantor
cabang syariah. Besarnya modal kerja minimal sebesar Rp 100.000.000.000,- (seratus
1H. Malayu S. P. Hasibuan, Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara,2001, h.39- 40.
2Sri Indah Nikensari, Perbankan Syariah, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002, h.63-64.
3
milyar rupiah). Penyisihan modal kerja UUS dari kantor induknya, dimaksudkan agar
pengelolaannya tidak tercampur dengan dana kantor induknya yang beroperasional secara
konvensional.3Biasanya kebanyakan bank umum konvensional yang melakukan kegiaan
usaha berdasarkan prinsip syariah, bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintahan
Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten / Kota. Namun tidak menutup kemungkinan pada
bank-bank swasta lainnya.
Di Jawa Tengah, pemerintah mengelola keuangan daerah sebagai pemegang kas
daerah dan membantu meningkatkan ekonomi daerah dengan memberikan kredit kepada
pengusaha kecil. Pada tahun 1969 melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3
tahun 1969, menetapkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebagai Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD). Kemudian melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1
Tahun 1993, status badan usaha Bank berubah menjadi Perusahaan Daerah (Perusda).
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah merupakan Bank milik pemerintah provinsi
Jawa Tengah bersama dengan Pemerintahan Kota / Kabupaten Se-Jawa Tengah. Bank
Jateng Syariah merupakan Unit Bisnis yang dibentuk oleh Bank Jateng guna memenuhi
kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan berbasis syariah.4
Produk pembiayaan di Bank Jateng Syariah yang ramai dilakukan transaksi
dengan nasabah yaitu pembiayaan talangan haji terutama bagi kaum muslim yang
berkeinginan menunaikan ibadah haji yaitu pembiayaan porsi haji / talangan haji. Skema
talangan haji banyak memberikan dampak positif bagi nasabah yang akan melakukan
ibadah haji. Namun seiring berjalannya waktu banyak terjadi permasalahan seperti pada
pelunasan yang tidak terselesaikan secara tepat waktu bahkan sangat mempengaruhi
jumlah porsi yang berlebih dan membuat masa tunggu pemberangkatan haji lebih lama.
Hal tersebut menjadi koreksi besar bagi Kementrian Agama Republik Indonesia. Sehingga
Pada tahun 2013 Kementrian Agama resmi tidak membolehkan bank untuk memberikan
fasilitas dana talangan haji bagi jamaah. Alasan Kemenag karena jamaah yang berangkat
haji menggunakan dana talangan dianggap belum mampu melaksanakan ibadah haji.
Kemudian pada tahun-tahun berikutnya khususnya di Bank Jateng Syariah tidak
melayani pembiayaan talangan haji tetapi masih melayani tabungan haji bahkan dapat
mendaftar secara online karena bank jateng syariah telah ditunjuk Kemenag menjadi salah
3Khotibul Umam, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah Pasca UU No.21 Tahun 2008(Konsep
Regulasi dan Implementasi), Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2009, h.43. 4Buku mengenai Profil Perusahaan Bank Jateng Syariah Tahun 2015.
4
satu bank yang dapat menerima pendaftaran haji dengan sistem switching siskohat melalui
produk iB tabung haji. Prinsip yang digunakan dalam perbankan syariah yaitu wadiah yad
dhamanah, dimana pihak yang dititipi (bank) boleh memanfaatkan harta titipan tersebut
dan bank bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan.5 Bank menjamin keseluruhan
atau sebagian dari jumlah dana tersebut. Setelah mencapai jumlah dana yang ditentukan
oleh Kemenag maka nasabah dapat melakukan pendaftaran haji secara online dengan
Siskohat Kementrian Agama diseluruh Kantor Bank Jateng Syariah.
Dari pengamatan penulis tidak sedikit nasabah yang belum dapat memahami
mengenai bagaimana mekanismetabungan haji pada bank yang ditunjuk oleh Kemenag
sehingga dapat terhubung melalui Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) serta
permasalahan lainnya mengenai pendaftaran haji sampai ke perlunasannya. Sehingga jika
tidak diimbangi dengan pengetahuan yang lebih terperinci dapat menjadikan banyak
nasabah atau umat muslim yang berkeinginan ke Baitullah hanya sampai pada angan-
angan mereka saja karena beberapa dari mereka ada yang tertipu oleh akal licik orang-
orang yang tidak bertanggungjawab.Dari uraian di atas penulis tertarik untuk menelaah
lebih lanjut mengenai tabungan haji sehingga penulis mengajukan judul Tugas
Akhir ”MEKANISME TABUNGAN HAJI DI BANK JATENG SYARIAH CABANG
PEMBANTU SEMARANG BARAT”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pedoman Produk iB Tabung Hajidi Bank Jateng Syariah Kantor Cabang
Pembantu Semarang Barat?
2. Bagaimana mekanisme tabungan haji di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Pembantu
Semarang Barat?
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yang
penulis lakukan di Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat adalah :
5Adimarwan A. Karim, Bank Islam : analisis fiqih dan keuangan, Jakarta : Rajawali Pers, 2011, h. 108.
5
a. Untuk mengetahui pedoman iBTabung Haji di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang
Pembantu Semarang Barat.
b. Untuk mengetahui mekanisme tabungan haji di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang
Pembantu Semarang Barat.
2. Manfaat Hasil Penelitian
Dengan diadakannya penelitian pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Syari‟ah Cabang Pembantu Semarang Barat, maka manfaat yang diambil dari
penelitian ini adalah:
a. Bagi Peneliti
1) Melatih bekerja dan berpikir kreatif serta inovatif dengan mencoba
mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama studi.
2) Untuk meningkatkan pengetahuan praktikum berkaitan dengan ilmu pengetahuan
yang diperoleh ditempat pkl/magang.
3) Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
b. Bagi Bank Jateng Syariah
Penelitian ini digunakan untuk memperkenalkan eksistensi bank kepada
masyarakat luas sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan
yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan usaha secara
syari‟ah.Selain itu juga untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap tata
kelola bank yang “Good Corporate Governance”.
c. Bagi UIN Walisongo Semarang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan informasi,
khususnya bagi akademik tentang tabungan haji pada perbankan syariah.
6
D. Tinjauan Pustaka
Dalam kegiatan penelitian biasanya bertitik tolak pada ilmu pengetahuan yang
sudah ada. Pada umumnya semua peneliti akan memulai penelitiannya dengan cara
menggali dari apa yang telah diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Pemanfaatan terhadap
apa yang telah dikemukakan dan ditemukan oleh peneliti dapat dilakukan dengan
mempelajari, mencermati, mendalami dan menggali kembali serta mengidentifikasi hal-
hal yang sudah ada maupun yang belum ada. Untuk mengetahui hal-hal tersebut, dapat
diketahui melalui laporan hasil penelitian sebelumnya dalam bentuk jurnal ataupun karya-
karya ilimiah. Penulis akan meneliti tentang mekanisme tabungan haji.
Berhubungan dengan mekanisme tabungan haji dapat disubstansikan dengan
penelitian sebelumnya oleh Dian rokhana.Peneliti mengkaji mengenai prosedur
pelaksanaan pembatalan pada produk tabungan haji di Bank Mega Syariah Cabang
Semarang dan bagaimanakah dengan porsi yang didapatkan, apakah akan diganti dengan
orang lain atau dihapuskan. Jenis penelitian yang digunakan sama yaitu dengan analisis
data penelitian deskriptif. Namun didapati titik perbedaannya, Dian meneliti prosedur
pelaksanaan pembatalan tabungan haji. Sedangkan penulis meneliti mekanisme tabungan
haji di Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat.Diketahui pula mengenai
lokasi penelitian yang peneliti lakukan berbeda.6
Terdapat karya ilmiah lain yang dapat mendukung dan melengkapi penelitian ini
yang dilakukan oleh Nikmatul Rokhmah yang mengangkat judul Prinsip akad dalam
pengelolaan dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu. Peneliti membahas
mengenai sistem pengelolaan dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu dan
prinsip akad yang diterapkan dalam pengelolaan dana setoran awal calon jamaah haji
daftar tunggu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian empiris. Diketahui dari
cakupan pembahasan penelitiannya, peneliti mengkaji prinsip akad dalam pengelolaan
dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor
Kementrian Agama kota Probolinggo.7
Penelitian yang berkaitan dengan strategi pemasaran dilakukan oleh Miss Ni-
asuenah Che-awae. Peneliti memaparkan tentang strategi pemasaran tabungan haji di
Koperasi Ibn Affan wilayah Patani Thailand Selatan. Jenis penelitian yang digunakan
6 Dian Rokhana,“Prosedur Pelaksanaan Pembatalan Tabungan Haji di Bank Mega Syariah Cabang
Semarang”, Tugas Akhir, Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan D3 Perbankan Syariah, UIN
Walisongo Semarang, 2012, t.d. 7 Nikmatul Rokhmah, Prinsip akad dalam pengelolaan dana setoran awal calon jamaah haji daftar
tunggu, skripsi , (Malang : Fakultas Syariah, jurusan hukum bisnis syariah, 2014).
7
adalah penelitian deskriptif yuridis sosiologis. Dari pemaparan penelitian diatas, terdapat
titik perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu Miss Ni meneliti strategi
pemasaran tabungan haji, sedangkan penulis akan memaparkan tentang mekanisme
tabungan haji.8
Demikian beberapa karya ilmiah yang mengkaji tentang tabungan haji. Penelitian
yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang terdahulu, dimana pada penelitian
sebelumnya dijelaskan mengenai prosedur pelaksanaan pembatalan tabungan haji, prinsip
akad dalam pengelolaan dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu, dan strategi
pemasaran tabungan haji. Sedangkan penulis akan memaparkan tentang mekanisme
tabungan haji di Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat.
E. Metodologi Penelitian
Penelitian merupakan sebuah proses untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi data dan informasi untuk menjawab atau memecahkan suatu persoalan.
Tujuan utama penelitian adalah penemuan, interpretasi dan pengembangan metode dan
sistem untuk pengembangan pengetahuan manusia.9Penelitian banyak dilakukan oleh
berbagai orang dari berbagai latar belakang keilmuan dan profesi. Dalam penyusunan
Tugas Akhir guna memperoleh gelar Ahli Madya perbankan syariah, penulis
menggunakan berbagai metode penelitian.
1. Jenis Penelitian
Penelitian juga dapat dibedakan berdasarkan tempat dilakukannya penelitian.
Metode pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan
(field research) yakni penelitian yang dilakukan langsung dilapangan, yang berarti
datanya langsung berhubungan dengan obyek yang diteliti.10
Jenis penelitian ini
dilakukan di Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat yang
beralamatkan di Jl. Prof. Dr. Hamka No.100 Tambak Aji Ngaliyan, Semarang.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode ini bertujuan untuk mendapatkan data yang relevan dengan topik
penelitian tersebut, maka digunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Metode Wawancara (Interview)
8Miss Ni-asuenah Che-awae, “Strategi Pemasaran Tabungan Haji Di Koperasi Ibn Affan Wilayah
Patani Thailand Selatan”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Managemen
Dakwah, 2013, t.d. 9Restu Kartiko Widi,Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h.41-42.
10 Restu Kartiko Widi,Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 52.
8
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas
(seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah).11
Dalam hal ini penulis
melakukan wawancara terhadap Custumer Service Bank Jawa Tengah Syari‟ah
Cabang Pembantu Semarang yaituIbu Fauziyah Sri W.S. yang mengerti mengenai
mekanismetabungan hajikarena beliau yang menangani dan melayani nasabah yang
akan mendaftar haji lewat tabungan haji di Bank Jateng Syariah. Selain itu, penulis
juga melakukan wawancara dengan Ibu Rani Ika Kumalawati bagian Operasional
dan Umum Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat beserta Bapak
Farhanjati sebagai Ketua Seksi bagian Pengembangan Bisnis Divisi BPD Jateng
Syariah karena beliau yang mengertidalam ruang lingkup bisnis syari‟ah.
b. Metode Dokumentasi.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa sumber data tertulis yang mengandung keterangan dan
penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan
masalah penelitian.12
Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi dapat
dilakukan dengan mencari data atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan,
transkip, surat kabar, majalah dan yang lainnya. Pengumpulan informasi dari
pustaka yang menjadi sumber data penelitian secara langsung : visi dan misi,
struktur organisasi, produk-produk, sejarah dan perkembanganunit usahaBank
Jateng Syariah yang berkantor pusat di Semarang dan lain sebagainya.
3. Sumber Data
Adapun cara kerja teknis metode penelitian ini dengan menggunakan sumber data
yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian
sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer juga disebut dengan istilah data
asli.13
Sumber data primer dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh secara
langsung melalui hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait di PT. Bank
11
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif : Teori dan aplikasi pada Penelitian Bidang
Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta : Prenada Media, 2015, h.183. 12
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008, h. 103. 13
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008, h. 103.
9
Pembangunan Daerah Jawa Tengah Syariah yang berkantor pusat di Semarang dari
sumber utama baik individu atau kelembagaan yang dikumpulkan langsung dari
peneliti dengan mendahulukan interview.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak
langsung dari obyek penelitian bersifat publik, yang terdiri atas: struktur organisasi
data kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebagainya yang
berkenaan dengan penelitian.14
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang
berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan
objek penelitian. Dengan metode ini penulis mendapatkan modul gambaran umum
tentang Bank Jateng Syariah, modul panduan tentang produk-produk dan brosur-
brosurnya, dokumen dan arsip serta buku-buku yang berhubungan dengan
penelitian ini.
4. Deskripsi Analisis
a. Analisis Data
Analisis data merupakan proses penghimpunan atau pengumpulan,
permodelan dan transformasi data dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan dan mendukung pembuatan
keputusan.15
Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian
adalah dengan menggunakan analisis data penelitian deskriptif. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan hubungan antar fenomena
yang diselidiki.16
b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur secara langsung, bukan
berbentuk angka atau bilangan tetapi informasi atau keterangan.17
Data kualitatif ini
digunakan untuk menggambarkan permasalahan peristiwa, baik melalui observasi
ataupun dari sumber data lainnya. Apabila data yang diperlukan telah terkumpul
14
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 79. 15
Restu Kartiko Widi,Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h.253. 16
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014, h.43. 17
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: BPFE UII, 2002, h. 55.
10
maka diklasifikasikan menjadi data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau
simbol.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil
penelitian, tinjauan pustaka,metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : SEKILAS TABUNGAN HAJI DAN AKAD WADIAH
Bab ini menjelaskan tentang pengertian tabungan haji dan dilengkapi dengan
penjelasan akad wadi‟ah yang digunakan pada tabungan haji dan aplikasinya
dalam perbankan syariah.
BAB III : GAMBARAN UMUM BANK JATENG SYARIAH
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi: sejarah dan
perkembangan perusahaan, visi dan misi perusahaan, data lembaga dan
wilayah kerja perusahaan, nilai-nilai perusahaan, budaya perusahaan, struktur
organisasi, tugas masing-masing jabatan, produk-produk, dan pengelolaan
usaha.
BAB IV : MEKANISME TABUNGAN HAJI
Bab ini membahas tentang pedoman iB Tabung Haji yang meliputi ketentuan
dan peraturan umumnya, serta mekanisme tabungan haji yang didalamnya
mengenai pembukaan rekening iB Tabung Haji, setoran iB Tabung Haji tunai
dan non tunai serta penarikan tunai iB Tabung Haji, pendaftaran haji,
pembatalan haji, perlunasan BPIH dan penutupan rekening iB Tabung Haji.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan,saran/rekomendasi dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
SEKILAS TABUNGAN HAJI DAN AKAD WADIAH
A. Tabungan Haji
1. Pengertian Tabungan Haji
Menabung merupakan bagian dari mempersiapkan perencanaan masa yang akan
datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Secara teknis, cara
menabung yaitu menyisihkan harta yang dimiliki saat ini untuk memenuhi kebutuhan
masa depan.18
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, yang
dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.19
Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang
dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah
Nasional telah mengeluarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-
MUI/IV/2000 yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan
yang berdasarkan prinsip wadi‟ah dan mudharabah.20
Di Bank Jateng Syariah, salah
satu tabungan yang kaitannya dengan pemberangkatan haji atau yang disebut
tabungan haji menggunakan prinsip wadi‟ah. Produk tabungan haji disini dikenal
dengan sebutan iB Tabung Haji.
iB Tabung Haji adalah titipan dana nasabah / shahibul mal secara berjangka
berdasarkan akad wadi‟ah yad dhamanah yang ditujukan untuk niat pergi haji dimana
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Tujuan iB
Tabung Haji adalah instrumen operasional Bank dalam melakukan kegiatan
penghimpunan dana masyarakat yang mempunyai rencana akan menunaikan ibadah
haji. Kata al-wadi‟ah sendiri dapat diartikan sebagai tititpan murni dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan
kapan pun penyimpan menghengdakinya. Sedangkan prinsip yang digunakan dalam
18
Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010,
h.176.
19 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, h. 69.
20Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : Rajawali Pers, 2011, h.
345.
12
perbankan syariah adalah wadi‟ah yad dhamanah, artinya titipan dana nasabah pada
bank yang dapat dipergunakan oleh Bank harus dengan seijin nasabah dan Bank
menjamin akan pengembalian titipan tersebut secara utuh (sebesar pokok yang
dititipkan).
Salah satu ketentuan dalam pelaksanaan ibadah haji diIndonesia adalah adanya
kuota atau pembatasan calon jamaah haji yang dapat diberangkatkan pada musim haji.
Adanya ketentuan padakuota tersebut mengakibatkan semua jamaah haji tidak
bisadiberangkatkan dalam waktu yang sama saat melakukan pendaftaran, tapi
disesuaikan dengan jadwal keberangkatan yang ditentukan olehKementerian
Agama.Dengan i'tikad mengerjakan haji, alangkah baiknya apabila umat Islam diberi
fasilitas untuk menabung guna mengumpulkan biaya hajinya sendiri sehingga mereka
mampu untuk memenuhi perjalanan ke tanah suci. Menabung dengan cara yang halal
jauh dari unsur riba yang haram di sisi Islam, memberikan faedah yang lebih baik,
dibandingkan dengan menjual tanah, harta benda warisan dan harta pribadi lain yang
dapat memberikan tekanan ekonomi terhadap diri sendiri dan keluarga setelah
kembali dari tanah suci. Produk yang bisadigunakan untuk merencanakan haji adalah
dengan menggunakantabungan haji.
Diantara kelebihan tabungan haji adalah pelayanan pendaftaranhaji. Nasabah
yang sudah memiliki dana yang cukup akan langsungdidaftarkan oleh bank untuk
mendapatkan jatah kursi (porsi) naik haji.Bank akan secara proaktif membantu dalam
pengurusan dokumenadministrasi yang menjadi persyaratan calon jamaah haji
keDepartemen Agama.
2. Anatomi Tabungan Haji
Nasabah menitipkan dananya pada Bank dalam mata uang Rupiah. Nasabah
harus memberikan persetujuan kepada pihak bank untuk mengelola keseluruhan atau
sebagian dananya dalam kegiatan operasional Bank. Setelah menandatangani aplikasi
pembukaan rekening dan akad wadi‟ah. Bank akan menjamin pembayaran
keseluruhan atau sebagian dari jumlah dana tersebut apabila dibutuhkan oleh nasabah.
Bank dapat memberikan bonus atau yang sejenis pada nasabah sebagai tanda
terimakasih atas penggunaan dana tersebut oleh bank.21
21
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Farhanjati, Ketua Seksi bagian Pengembangan Bisnis, Divisi
BPD Jateng Syariah.
13
Namun, sebenarnya bank sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk
memberikan imbalan dan bank syariah dapat mengenakan biaya penitipan barang
tersebut. Namun, atas kebijakannya bank syariah dapat memberikan “bonus” kepada
penitip dengan syarat sebagai berikut.
a. Bonus merupakan kebijakan atas prerogatif dari bank sebagai penerima titipan.
b. Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan baik dalam
prosentase maupun nominal (tidak ditetapkan dimuka).
Jadi, bank syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemilik dana prinsip
wadiah dan pemberian bonus atau imbalan kepada pemilik dana wadiah merupakan
kebijakan bank syariah itu sendiri, sehingga dalam praktek bank syariah yang satu
dengan tidak sama dengan bank syariah yang lain. Ada bank syariah yang memberi
bonus dan ada yang tidak memberikan bonus.22
B. Akad Wadi’ah
1. Pengertian Wadi’ah
Wadi‟ah berasal dari akar kata wada‟a, yang diambil dari kata wada‟a asy-
syai‟ayang berarti meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang dititipkan oleh seseorang
kepada orang lain untuk dijaga dinamakan wadi‟ah, karena sesuatu (barang) tersebut
ditinggalkan pada orang yang dititipi.23
Sedangkan dalam bahasa fiqh kata wadi‟ah
berarti barang titipan atau memberikan, maksudnya memberikan harta untuk dijaga
bagi penerimanya.24
Wadi‟ahjuga dapat diartikan sebagaititipan murni dari satu pihak lain, baik
individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan pun si
penitip menghendakinya.25
Pada titipan murni lebih dikenal dengan sebutan wadi‟ah
yad amanah, dimana orang yang diminta untuk menjaga barang tersebut tidak boleh
memanfaatkan dari barang yang dititipkan dan sewaktu titipan dikembalikan harus
dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik barangnya, serta jika selama penitipan
22
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta : Grasindo, 2005, h.
20-21.
23Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Jakarta : Cakrawala Publishing, 2009, h.311.
24Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010,
h.295.
25 Muhammad syafi‟i Antonio, Bank Syariah (Suatu Pengenalan Umum), Jakarta: Tazkia Institute,
1999, h. 121.
14
terjadi kerusakan maka pihak yang menerima titipan tidak dibebani tanggung jawab
atas kerusakan barang titipan tersebut.Namun prinsip yang digunakan dalam
perbankan syariah biasanya menggunakan akad wadi‟ah yad dhamanah, selama
titipan belum dikembalikan kepada penitip, maka si penerima titipan dapat
memanfaatkan barang tersebut. Apabila dari hasil pemanfaatan barang tersebut
diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Tetapi
penyimpan mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap
kehilangan/kerusakan barang tersebut. Sebagai imbalan kepada pemilik barang/dana
dapat diberikan semacam insentif berupa bonus yang tidak dipersyaratkan
sebelumnya.26
2. Dasar Hukum Wadi’ah
Al-Wadi‟ah merupakan suatu akad yang dibolehkan oleh syara‟ berdasarkan
Al-Qur‟an dan sunnah.Dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 283 Allah berfirman:
فان امن ب عضكم ب عضا ف لي ؤ دالذى اؤتن امان تو وليتق اللو ربو
Artinya : “ ... Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah, Tuhannya..” (QS. Al-Baqarah:283)27
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa wadi‟ah merupakan amanah yang ada di tangan
orang yang dititipi yang harus dijaga dan dipelihara, dan apabila diminta oleh
pemiliknya maka ia wajib mengembalikannya.
Namun orang yang menerima titipan tidak berkewajiban menjamin.28
Dijelaskan dalam sabda nabi yang diriwayatkan oleh Imam Dar al-Quthni dan riwayat
Arar bin Syu‟aib dari bapaknya, dari kakeknya bahwa Nabi Saw. bersabda :
من اودع ودي عة فال ضمان عليو )رواه الدارقطىن(
Artinya : “Siapa saja yang dititipi, ia tidak berkewajiban menjamin.” (HR.
Daruquthni)
26
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta : Grasindo, 2005, h.
21-23.
27 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta : Insan Media
Pustaka, 2013, h.49.
28Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007,
h.182.
15
تن )رواه البيهقي(ؤ ال ضمان علىم
Artinya : “Tidak ada kewajiban menjamin untuk orang yang diberi amanat” (HR. Al-
Baihaqi)
Di samping Al-Qur‟an dan Sunnah, umat Islam dari dahulu sampai sekarang
telah bisa melakukan penitipan barang kepada orang lain, tanpa adanya pengingkaran
dari umat Islam yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat Islam sepakat
dibolehkan akad wadi‟ah ini.29
3. Rukun Dan Syarat Wadi’ah Serta Ketentuan Syari’ahnya
Menurut Hanafiah, rukun wadi‟ah hanya satu, yaitu ijab dan qabul, sedangkan
yang lainnya termasuk syarat dan tidak termasuk rukun. Menurut Syafi‟iyah al-
wadi‟ah memiliki tiga rukun, yaitu :
a) Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah benda itu
merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara‟.
b) Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan bagi penitip dan
penerima titipan sudah baligh, berakal, serta syarat-syarat lain yang sesuai
dengan syarat-syarat berwakil.
c) Sighat ijab dan kabul al-wadi‟ah, disyaratkanpada ijab kabul ini dimengerti oleh
kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.30
Namun menurut jumhur ulama, rukun wadi‟ah itu ada empat:
a) Benda yang dititipkan (wadi‟ah),
b) Ijab qabul (shighat),
c) Orang yang menitipkan, ( muwaddi‟)
d) Orang yang dititipi (mustawda‟).
Syarat-syarat wadi‟ah berkaitan dengan rukun-rukun yang telah disebutkan di
atas, yaitu syarat benda yang dititipkan, syarat shighat, syarat orang yang yang
menitipkan dan syarat orang yang dititipi.
a. Syarat-syarat Benda yang Dititipkan
Syarat – syarat untuk benda yang dititipkan sebagai berikut.
29
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta: Salemba
Empat, 2014, h.251-252.
30Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h.183.
16
1) Benda yang dititipkan disyaratkan harus benda yang bisa untuk disimpan.
Apabila benda tersebut tidak bisa disimpan, seperti burung, maka wadi‟ah
tidak sah sehingga apabila hilang, tidak wajib mengganti. Syarat ini
dikemukakan oleh ulama – ulama Hanafiyah.
2) Syafi‟iyah dan Hanabilah mensyaratkan benda yang dititipkan harus benda
yang mempunyai nilai (qimah) dan dipandang sebagai mal, walaupun
najis. Seperti anjing yang bisa dimanfaatkan untuk berburu, atau menjaga
keamanan. Apabila benda tersebut tidak memiliki nilai, seperti anjing yang
tidak ada menfaatnya, maka wadi‟ah tidak sah.
b. Syarat – syarat Shighat
Shighat akad adalah ijab dan qabul. Syarat shigat adalah ijab harus
dinyatakan dengan ucapan atau perbuatan. Ucapan adakalanya tegas (sharih)
dan adakalanya dengan sindiran (kinayah). Malikiyah menyatakan bahwa lafal
yang sharih: “Saya titipkan barang ini kepada Anda.” Sedangkan contoh lafal
sindiran (kinayah): Seseorang mengatakan, “Berikan kepadaku mobil ini.”
Pemilik mobil menjawab:“Saya berikan mobil ini kepada Anda.” Kata
“berikan” mengandung arti hibah dan wadi‟ah (titipan). Dalam konteks ini
arti yang paling dekat adalah “titipan”. Contoh ijab dengan perbuatan:
Seseorang menaruh sepeda motor di hadapan seseorang tanpa mengucapkan
kata-kata apapun. Perbuatan tersebut menunjukkan penitipan (wadi‟ah).
Demikian pula qabul adakalanya dengan dilalah (penunjukkan), misalnya
sikap diam ketika barang ditaruh dihadapannya.
c. Syarat Orang yang Menitipkan (Al-Mudi’)
Syarat orang yang menitipkan adalah sebagai berikut.
1) Berakal.
2) Baligh, syarat ini dikemukakan oleh Syafi‟iyah. Tetapi menurut
Hanafiah baligh tidak menjadi syarat wadi‟ah.
Sebagaiman telah dikemukakan bahwa Malikiyah memandang wadi‟ah
sebagai salah satu jenis wakalah, hanya khusus dalam menjaga harta.Dalam
kaitan dengan syarat orang yang menitipkan (mudi‟) sama dengan orang yang
mewakilkan (mukil), yaitu:
1) Baligh,
2) Berakal, dan
17
3) Cerdas
Sementara itu, apabila dikaitkan dengan definisi yang kedua, yang
menganggap wadi‟ah hanya semata-mata memindahkan hak menjaga harta
adalah ia harus membutuhkan jasa penitipan.
d. Syarat Orang yang Dititipi (Al-Muda’)
Syarat orang yang dititipi (Al-Muda) adalah sebagai berikut.
1) Berakal.
2) Baligh, syarat ini dikemukakan oleh jumhur ulama. Akan tetapi, Hanafiah
tidak menjadikan baligh sebagai syarat untuk orang yang dititipi,
melainkan cukup ia sudah mumayiz.
3) Malikiyah mensyaratkan orang yang dititipi harus orang yang diduga kuat
mampu menjaga barang yang dititipkan kepadanya.31
Ketentuan Syari‟ah, yaitu :
a. Pelaku harus cakap hukum, baligh dan mampu menjaga serta memelihara
barang titipan.
b. Objek wadi‟ah, benda yang dititipkan tersebut jelas dan diketahui
spesifikasinya oleh pemilik dan penyimpan.
c. Ijab qabul adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha / rela diantara pihak-
pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui
korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.32
4. Jenis-jenis Wadi’ah
Jenis-jenis wadi‟ah terbagi menjadi 2, diantaranya:
a. Wadi‟ah yad Amanah, yaitu titipan murni yang artinya orang yang diminta untuk
menjaga barang titipan diberikan amanat / kepercayaan untuk menjaga barang
tersebut dari segala hal yang dapat merusaknya.
b. Wadi‟ah yad Dhamanah, yaitu akad penitipan barang / uang dimana pihak
penerima titipan dapat memanfaatkannya dan harus bertanggung jawab atas
kerusakan dan kehilangan.
Perbedaan antara wadi‟ah yad amanah dan wadi‟ah yad dhamanah:
a. Wadiah yad amanah
31
Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Jakarta : Cakrawala Publishing, 2009, h.330-339.
32Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syari‟ah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2014,h.253.
18
1) Objek tidak boleh dimanfaatkan
2) Kerusakan ditanggung oleh pemilik
3) Biaya perawatan ditanggung pemilik
b. Wadi‟ah yad dhamanah
1) Objek boleh dimanfaatkan
2) Kerusakan ditanggung oleh pengguna
3) Biaya perawatan ditanggung oleh pengguna.33
C. Aplikasi Prinsip Wadiah dalam Perbankan Syariah
Dana titipan (wadi‟ah yad dhamanah) adalah dana pihak ketiga yang
dititipkan pada bank, yang umumnya dalam kegiatan usaha bank Islam dapat
diaplikasikan pada rekening giro (current account) dan rekening tabungan(saving
account). Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah
untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali
dananya sewaktu-waktu.
1. Rekening Giro Wadi’ah
Salah satu bentuk produk yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
menghimpun dana dari bank syariah adalah giro. Menurut Fatwa Dewan Syariah
Nasional No: 01/DSN-MUI/IV/2000, Giro yang dibenarkan secara syariah salah
satunya giro yang berdasarkan prinsip wadiah. Giro wadiah adalah simpanan
dana yang bersifat titipan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan dan terhadap titipan tersebut tidak dipersyaratkan imbalan
kecuali dalam bentuk pemberian sukarela.34
Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang disimpan
direkening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari dengan catatan
dana yang tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Sedangkan
pengertian penarikan adalah diambilnya uang tersebut dari rekening giro sehingga
menyebabkan giro tersebut berkurang, yang ditarik secara tunai maupun ditarik
33
Warno, Akuntansi :Lembaga Keuangan Syari‟ah, Yogyakarta : Deepublish, 2014, h. 34.
34Burhanudin S., Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 58.
19
non tunai (pemindahbukuan). Penarikan secara tunai dapat dilakukan dengan cek
dan penarikan non tunai menggunakan bilyet giro (BG).35
Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk rekening
wadi‟ah. Dalam hal ini bank Islam menggunakan prinsip wadi‟ah yad dhamanah.
Dalam konsep wadi‟ah yad al-dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh
menggunakanatau memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Dengan
prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal
simpanan wadi‟ah. Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan
komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan
harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial. Pemilik simpanan dapat menarik
kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik sebagian atau seluruhnya.
Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau keuntungan
apa pun kepada pemegang rekening wadi‟ah, dan sebaliknya pemegang rekening
juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas
rekening wadi‟ah. Setiap imbalan atau keuntungan yang dijanjikan dapat
dianggap riba. Namun demikian bank, atas kehendaknya sendiri dapat
memberikan imbalan berupa bonus (hibah) kepad pemilik dana (pemegang
rekening wadi‟ah).
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 01/DSN-MUI/IV/2000 ditetapkan
ketentuan tentang giro wadiah, sebagai berikut:
a. Bersifat titipan;
b. Titipan bisa diambil kapan saja (on call);
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang
bersifat sukarela dari pihak bank.36
Penghimpunan dana dalam bentuk giro berdasarkan wadiah berlaku
persyaratan paling kurang sebagai berikut:
a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah sebagai pemilik
dana titipan.
b. Dana titipan disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam jumlah
nominal.
35
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, h. 61-62.
36Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta : Grasindo, 2005, h.
23.
20
c. Dana titipan dapat diambil setiap saat.
d. Tidak diperbolehkan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada
nasabah.
e. Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah.37
Karakteristik dari giro wadiah, antara lain :
a. Harus dikembalikan utuh seperti semula sejumlah barang yang dititipkan
sehingga tidak boleh overdraft (cerukan);
b. Dapat dikenakan biaya titipan.
c. Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan misalnya
dengan cara menetapkan saldo minimum.
d. Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bilyet giro sesuai
ketentuan yang berlaku.
e. Jenis dan kelompok rekening sesuai ketentuan yang berlaku dalam usaha
bank sepanjang tidak bertentangan dengan syariah.
f. Dana wadi‟ah hanya dapat dipergunakan seijin penitip.
Jenis rekening giro wadiah adalah sebagai berikut:
1) Rekening atas nama badan, yang meliputi;
a. Instansi pemerintah organisasi masyarakat yang tidak merupakan
perusahaan.
b. Badan hukum yang diatur dalam KUHD atau perundang-
undangan lainnya.
2) Rekening perorangan yaitu rekening yang dibuka atas nama pribadi.
3) Rekening gabungan(joint account) yaitu rekening yang dibuka atas nama
beberapa orang (pribadi) beberapa badan atau campuran keduanya.
Syarat-syarat pembukaan rekening secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Kepada calon nasabah harus diminta foto copy, yakni
a. Tanda bukti diri berupa KTP, SIM, Passpor dan sejenisnya;
b. Akte pendirian/anggaran dasar untuk badan hukum (KUHD);
c. Referensi tertulis pihak ketiga (jika perlu);
d. NPWP, kecuali nasabah yang tidak wajib.
2) Harus dilakukan penelitian terhadap calon nasabah, misalnya tidak
tercantum dalam daftar hitam.
37
Burhanudin S., Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 58.
21
3) Harus menandatangani perjanjian dan copy perjanjian harus diberikan
kepada nasabah.
Nasabah yang tidak diwajibkan menyerahkan NPWP adalah
1) Pejabat perwakilan diplomatik, dan pejabat lain negara asing;
2) Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditentukan Depkeu;
3) Perusahaan jawatan menurut keputusan Depkeu;
4) Instansi pemerintah;
5) Perorangan yang tidak diwajibkan mendaftarkan diri sebagai wajib
pajak;
6) Nasabah yang bekerja pada pemberi kerja dan tidak mempunyai
penghasilan selain sehubungan dengan kerja;
7) Nasabah yang memperoleh penghasilan dibawah PTKP;Badan
keagamaan.38
2. Rekening Tabungan Wadi’ah
Seperti halnya giro wadiah, tabungan wadiah juga mempunyai syarat-syarat
tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu
sama lainnya. Disamping persyaratan yang berbeda, tujuan nasabah menyimpan
uang direkening tabungan juga berbeda. Dengan demikian, sasaran bank dalam
memasarkan produknya juga berbeda sesuai dengan sasarannya.39
Menurut fatwa DSN-MUI No:02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan yang
dibenarkan menurut prinsip syariah salah satunya tabungan wadiah. Tabungan
wadiah adalah simpanan dana nasabah pada bank, yang bersifat titipan dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dan terhadap titipan tersebut bank tidak
dipersyaratkan untyk memberikan imbalan kecuali dalam bentuk pemberian
bonus secara sukarela.40
Prinsip wadi‟ah yad dhamanahyang sering dipraktekkan dalam perbankan
syariah ini juga diperlukan oleh bank dalam mengelola jasa tabungan, yaitu
simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat
keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari
nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank. Nasabah
38
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta : Grasindo, 2005, h.
24.
39Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, h. 69
40Burhanudin S., Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 60.
22
dapat menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau
sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali
simpanan mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah
milik bank, tetapi atas kehendaknya sendiri, bank dapat memberikan imbalan
keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank menyediakan
buku tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut.
Ciri-ciri rekening tabungan wadi‟ah adalah :
a. Menggunakan buku (passbook) atau kartu ATM ;
b. Besarnya setoran pertama dan saldo minimum yang harus mengendap,
tergantung pada kebijakan masing-masing bank ;
c. Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja ;
d. Tipe rekening : rekening perorangan, rekening bersama (dua orang atau
lebih), rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak berbadan hukum,
rekening perwalian (yang dioperasikan oleh orang tua atau wali dari
pemegang rekening), dan rekening jaminan (untuk menjamin pembiayaan).
Bank Syariah tidak menjanjikan bagi hasil atas tabungan wadi‟ah, walaupun atas
kemauannya sendiri bank dapat memberikan bonus kepada para pemegang
rekening wadi‟ah.41
FATWA
DEWAN SYARI‟AH NASIONAL
Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
TABUNGAN
بسم ٱللو ٱلرمحن ٱلرحيم
Dewan Syari‟ah Nasional setelah
Menimbang :
a. bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan
dalam penyimpanan kekayaan, pada masa kini, memerlukan jasa
perbankan; dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan
dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
41
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Pustaka alvabet, 2006, hlm 50-52.
23
giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. bahwa kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh
hukum Islam (syari‟ah);
c. bahwa oleh karena itu, DSN memandang perlu menetapkan fatwa
tentang bentuk-bentuk mu‟amalah syar‟iyah untuk dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan tabungan pada bank syari‟ah.
Mengingat :
1. Firman Allah QS. al-Nisa‟ [4]: 29:
كى آ أها حساض ي حجازة ع حكى كى بانباطم اال أ آيىا الحؤكهىا أيىانكى ب انر
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di
antaramu…”.
2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
.. أياخ، ونخق هللا زب بعضكى بعضا فهئد انري اإح أي ..فب
“… Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya …”.
3. Firman Allah QS. al-Ma‟idah [5]: 1:
آيىا أوفىا بانعقىد … آ أها انر
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu …”.
4. Firman Allah QS. al-Ma‟idah [5]: 2:
… وحعاوىا عه انبس وانخقىي …
“dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan….”
5. Hadis Nabi riwayat Ibnu Abbas:
ال يضا طهب اذا دفع ان عبد ان سدا انعباض ب ال سهك كا أ زبت اشخسط عه صاحب
فعم ذنك ض دابت ذاث كبد زطبت، فب ب وادا، وال شخس صل ب بحسا، وال ، فبهغ ب
وسهى وآن جاش )زوا انطبسا ف األوسظ ع اب فؤ شسط زسىل هللا صه هللا عه
(.عباض
“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai
mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak
mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli
hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus
menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas
24
itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya” (HR. Thabrani
dari Ibnu Abbas).
6. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
صه هللا عه انب وسهى أ قازضت، وآن ع ان أجم،وان انبسكت: انب ه قال: ثالد ف
ع )زوا اب ياج ع صهب ج ال نهب س نهب ع (.وخهظ انبس بانش
“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli
tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan
untuk dijual.‟” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi:
و حالال اال صهحا حس سه ان هح جائص ب عه شسوطهى انص ى سه أو أحم حسايا وان
و حالال أو أحم حسايا )زوا انخسير ع عسو ب عىف (.اال شسطا حس
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram” (HR. Tirmidzi dari „Amr bin „Auf).
8. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang,
mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang
pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma‟
(Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838).
9. Qiyas. Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.
10. Kaidah fiqh:
ها م عه ححس دل دن عايالث اإلباحت اال أ األصم ف ان
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya.”
11. Para ulama menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang
mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha
memproduktifkannya; sementara itu, tidak sedikit pula orang yang
tidak memiliki harta namun ia mempunyai kemampuan dalam
memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama
di antara kedua pihak tersebut.
Memperhatikan
:
Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu,
tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H./1 April 2000.
MEMUTUSKAN
Kedua:Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah:
25
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan
bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan prinsip syari'ah dan mengembangkannya, termasuk di
dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan
nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan
yang bersangkutan.
Menetapkan : FATWA TENTANG TABUNGAN
Pertama :
Tabungan ada dua jenis:
1. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu tabungan yang
berdasarkan perhitungan bunga.
2. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip
Mudharabah dan Wadi‟ah.
Kedua :
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah:
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari'ah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan.
Ketiga :
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi‟ah:
1. Bersifat simpanan.
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasar-kan
kesepakatan.
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
(„athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 26 Dzulhijjah 1420 H
26
1 April 2000 M42
42
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan, Lihat dalam
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional untuk Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Erlangga, 2014, h.48-
53.
27
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK JATENG SYARIAH
A. Sejarah dan Perkembangan Bank Jateng Syariah
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali didirikan di Semarang
berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pemerintah Umum & Otonomi Daerah No. DU
57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan ijin usaha dari Menteri Urusan Bank Sentral No.
4/Kep/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai landasan operasional Jawa Tengah.
Operasional pertama dimulai pada tanggal 6 April 1963 dengan menempati Gedung
Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3 Semarang sebagai Kantor Pusat.
Tujuan pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa tengah adalah untuk mengelola
keuangan daerah sebagai pemegang kas Daerah dan membantu meningkatkan ekonomi
daerah dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah merupakan Bank milik pemerintah provinsi Jawa Tengah bersama
dengan Pemerintahan Kota / Kabupaten Se-Jawa tengah. Bank yang sahamnya dimiliki
oleh Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten / Kota Se-Jawa Tengah ini
sempat mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan usaha.Pada tahun
1969 melaluiPeraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 1969, menetapkan
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Kemudianmelalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 1993,status
badan usaha Bank berubah menjadi Perusahaan Daerah(Perusda).
Pada tahun 1999, berdasarkan PeraturanDaerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 tahun
1998 dan akta pendirian No.1 tanggal 1 Mei 1999 dan disahkan berdasarkan Keputusan
MenteriKehakiman Republik Indonesia No. C2.8223.HT.01.01 tahun 1999tanggal 15
Mei 1999, Bank kemudian berubah menjadi PerseroanTerbatas.
Pada tanggal 7 Mei 1999, PT Bank Pembangunan Daerah JawaTengah mengikuti
Program Rekapitalisasi Perbankan.Dan padatanggal 7 Mei 2005, PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengahmenyelesaikan program rekapitalisasi, disertai
pembelian kembalikepemilikan saham yang dimiliki Pemerintah Pusat oleh
PemerintahanProvinsi Jawa Tengah dan Kabupaten / Kota se-Jawa Tengah.
Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebihmenampilkan citra positif
perusahaan terutama setelah lepas dariprogram rekapitalisasi, maka manajemen
28
mengubah logo dan namasebutan (callname) perusahaan yang merepresentasikan wajah
baruBank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Berdasarkan AktaPerubahan Anggaran
Dasar No.68 tanggal 7 Mei 2005 NotarisProf.DR. Liliana Tedjosaputro dan Surat
Keputusan Menteri Hukum danHak Asasi Manusia No. C.17331 HT.01.04.TH.2005
tanggal 22 Juni2005, maka nama sebutan (callname) PT Bank Pembangunan
DaerahJawa Tengah berubah dari sebelumnya Bank BPD Jateng menjadiBank Jateng.43
Berikut adalah Profil Umum Bank Jateng dalam perkembanganya hingga tahun
2016:
Nama Perusahaan : PT. Bank Pembangunan Daerah Jateng
Nama Panggilan : Bank Jateng
Kantor Pusat : Jl. Pemuda No. 142 Semarang
Telepon : (024) 3547541 (5 saluran); 3554025 (15 saluran)
Faximile : (024) 3540 170; 3520186; 3556529; 3586910
Website : www.bankjateng.co.id
E-mail : [email protected]
Didirikan : sejak tanggal 06 April 1963
Pemilik : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah
Kabupaten se- Jawa Tengah
Bank Jateng Syari‟ah merupakan Unit Bisnis yang dibentuk oleh Bank Jateng guna
memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan berbasis syariah.
Unit usaha syariah Bank Jateng resmi dibuka pada tanggal 26 April 2008, berkantor
pusat di kota Semarang yaitu di Gedung Grinatha Lt. IV, Jl. Pemuda No. 142
Semarang.
Pada awal operasionalnya, Bank Jateng Syariah membuka Kantor Cabang Syariah
pertama di Surakarta dan mulai operasional pada tanggal 21 Mei 2008 di Jl. Slamet
Riyadi No. 236 Surakarta. Sampai dengan Tahun 2013, Bank Jateng Syariah telah
mengoperasionalkan 2 Kantor Cabang Syariah, 4 Kantor Cabang Pembantu Syariah, 2
Payment Point, 2 Kantor Kas Syariah, 111 Layanan Syariah (Office Chanelling) yang
tersebar diseluruh wilayah Jawa Tengah & 2 ATM Syariah. Selain itu Nasabah-nasabah
43
Berdasarkan penjelasan dari Ibu Retno Setya, Seksi Umum dan SDM, Bank Jateng Syariah Cabang
Semarang.
29
Bank Jateng Syariah juga dapat melakukan transaksi tarik-setor rekening tabungan di
Seluruh Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu maupun Kantor Kas Bank Jateng di
Seluruh Wilayah Jawa Tengah. Disamping kemudahan akses layanan dimaksud,
beragam produk dan jasa keuangan perbankan dengan prinsip syariah juga dapat
dinikmati oleh nasabah, baik produk pembiayaan, pendanaan maupun jasa lainnya
dengan fitur dan layanan yang sangat bersaing.
Dalam pelaksanaan kegiatan yang berbasis dengan prinsip syariah maka perlu
adanya Dewan Pengawas Syariah. Berikut adalah komposisi Sumber Daya Insani yang
memperkuat jajaran Bank Jateng Syariah diantaranya :
Ketua : Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA
Anggota : Prof. Dr. Bambang Setiaji, Msi
Direktur UUS : Agung Siswanto
Dengan strategi yang telah disiapkan, dan keseriusan semua jajaran yang ada untuk
mengembangkan Bank Jateng Syariah akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari
perekonomian Jawa Tengah.44
Sebagai maksud agar Bank Jateng Syariah lebih
berkembang sesuai dengan visinya, pada tanggal 10 Januari 2013 diresmikan kantor
baru Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat, dijalan Prof. Dr. Hamka
No 100 Tambak Aji, Ngaliyan, Seamarang. Pada tahun2014, Bank Jateng Syariah
membuka kantor cabang di Purwokerto untuk memperluas pelayanan. Sampai saat itu,
Unit Usaha Bank Jateng memiliki tiga kantor cabang, yakni KCS Semarang dan KCS
Surakarta serta KCS Purwokerto. Selain tiga kantor cabang, Bank Jateng Syariah
memiliki lima kantor cabang pembantu syariah yaitu KCPS Sragen, KCPS Sukoharjo,
KCPS UMS yang dibawahi KC Syariah Surakarta dan KCPS Unisula, KCPS Semarang
Barat dibawahi KC Syariah Semarang. Kemudian tiga kantor kas, dan 111 layanan
syariah di kantor Bank Jateng di seluruh Jateng.45
Pada tahun selanjutnya, diawal tahun 2015 tepatnya tanggal 24 Januari 2015, Bank
Jateng Unit Usaha Syariah terus menambah jaringan usahanya di Jawa Tengah. Di
44
http://www.bankjateng.co.id/content.php?query=sejarahnya, diunduh pada tanggal 6 Januari 2016,
pukul 09:35 WIB.
45http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/08/25/271309/Bank-Jateng-Syariah-Miliki-
Tiga-Kantor-Cabang, diunduh pada tanggal 9 Januari 2016, pukul 13:10 WIB
30
antaranya, dengan membuka Kantor Cabang Pembantu Syariah Magelang dan Kantor
Kas Syariah UMP Purwokerto. KCP Syariah Magelang dibuka di Jl Mayjen Bambang
Sugeng Magelang, sedangkan KK Syariah UMP Purwokerto di kampus setempat.
Keduanya, diresmikan bersamaan di Magelang oleh Asisten Administrasi Umum Setda
Kabupaten Magelang, Endra Endah W dan Direktur Pemasaran Bank Jateng, Agung
Siswanto dengan menandatangani prasasti. KCP Syariah Magelang ini merupakan yang
keenam, sedangkan KK Syariah UMP Purwokerto keempat. Dengan penambahan ini,
kami telah memiliki 3 Kantor Cabang Syariah, 6 KCP Syariah, 4 KK Syariah, dan 131
layanan syariah di setiap kantor cabang konvensional.46
Pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 13 Juni 2015 Bank Jateng membuka
kantor cabang syariah di Kota Pekalongan. Radjim Direktur Umum Bank Jateng
meresmikan pembukaan kantor cabang syariah Pekalongan itu bersamaan dengan
peresmian kantor cabang pembantu syariah Kudus dan Milad ke-7 Unit Usaha Syariah
Bank Jateng di Fuschia Ballroom Hotel Dafam Pekalongan. Bank Jateng Syariah
Pekalongan tersebut merupakan kantor cabang syariah keempat setelah kantor cabang
syariah Surakarta, Semarang dan Purwokerto. Jadi, saat ini Unit Usaha Bank Jateng
Syariah telah memiliki 4 Kantor Cabang Syariah, 7 KCP Syariah, 4 KK Syariah, dan
131 layanan syariah.47
Diharapkan mampu menjadi “ Bank Syariahnya Orang Jawa
Tengah” dan memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah. Bank Jateng
Syariah Semarang Barat mengalami perkembangan yang sangat pesat hal ini ditujukan
semakin banyaknya nasabah yang mempercayakan untuk menggunakan produk-produk
yang ditawarkan oleh Bank Jateng Syariah Semarang Barat, baik produk pembiayaan
maupun pendanaan.Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh kinerja para pegawai
Bank Jateng Syariah Semarang Barat.
46
http://berita.suaramerdeka.com/bank-jateng-syariah-buka-kcp-di-magelang/, diunduh pada tanggal 9
Januari, pukul 13:15 WIB.
47http://berita.suaramerdeka.com/bank-jateng-resmikan-kantor-cabang-syariah-keempat/, diunduh pada
tanggal 9 Januari 2016, pukul 13:17 WIB.
31
B. Visi dan Misi Bank Jateng Syariah
Visi Bank JatengSyariah :
“Menjadi Bank Syariah yang terpercaya dan menjadi kebanggaan
masyarakat”
Penjabaran atas visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bank Syariah yang Terpercaya
Artinya memiliki keinginan yang kuat untuk menjadikan Bank Jateng Syariah sebagai
lembaga keuangan yang diyakini berintegritas tinggi, memiliki reputasi
paling baik, paling kuat, paling aman dan paling menguntungkan.
2. Menjadi Kebanggaan Masyarakat
Artinya memiliki keinginan yang kuat agar masyarakat merasa ikut memiliki dan
menjadikan Bank Jateng sebagai pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan
jasa menjadikan Bank Jateng sebagai pilihan utama dalam memenuhi
kebutuhan jasa perbankan dimanapun bank berada.
Misi Bank JatengSyariah :
1. Memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perolehan laba Bank
Jateng
2. Menyediakan produk-produk dan jasa perbankan syariah dengan layanan
prima untuk memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi nasabah dan
masyarakat sehingga mampu menggerakkan sektor riil sebagai pilar
pertumbuhan ekonomi regional
3. Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait untuk membangun sinergi
dalam pengembangan bisnis
4. Memberikan peluang dan dorongan bagi seluruh karyawan dengan
mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk kesejahteraan diri dan
keluarganya, nasabah serta masyarakat pada umumnya.
Penjabaran atas misi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
a. Memberikan Kontribusi yang signifikan terhadap perolehan laba Bank
Jateng,mengandung arti bahwa keberadaan Bank Jateng Syariah yang
32
merupakan perluasan dari pelayanan jasa keuangan Bank Jateng diharapkan
mampu memberikan kontribusi terhadap perolehan laba bank.
b. Menyediakan produk-produk dan jasa perbankan syariah dengan layanan
prima untuk memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi nasabah dan
masyarakat sehingga mampu menggerakkan sektor riil sebagai pilar
pertumbuhan ekonomi regional. Artinya dengan slogan Perbankan Syariah
“Beyond Banking” yaitu Bukan Sekedar Bank, maka Bank Jateng Syariah
diharapkan mampu untuk mengembangkan berbagai variasi produk dan
layanan sehingga dapat menampung kebutuhan masyarakat akan jasa
keuangan perbankan syariah.
c. Menggerakkan sektor riilyaitu Bank Jateng Syariah diharapkan mampu
berperan aktif mendorong perkembangan ekonomi daerah, dengan
mengutamakan pembiayaan sektor kecil menengah sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
d. Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait untuk membangun sinergi
dalam pengembangan bisnis,artinya terus menerus meningkatkan komunikasi
dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik dengan instansi Pemerintah
maupun swasta dalam rangka membangun dan mengembangkan bisnis bank.
e. Memberikan peluang dan dorongan bagi seluruh karyawan dengan
mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk kesejahteraan diri dan
keluarganya, nasabah serta masyarakat pada umumnya,artinya keberadaan
Bank Jateng Syariah memberikan peluang kepada seluruh karyawan untuk
pengembangan potensi diri dan karir sehingga akan berdampak positif
terhadap kesejahteraan diri dan keluarga serta masyarakat disekitarnya.48
48
Rencana Bisnis Bank Jateng Tahun 2014-2016, h.1-2.
33
C. Data Lembaga
Berikut alamat lengkap Kantor Bank Jateng Syariah yang telah tersebar
diseluruh wilayah Jawa Tengah :
1. Nama Unit Usaha : Bank Jateng Syari‟ah
2. Kantor Pusat : Gedung Grinatha Lt. IV, Jl. Pemuda No.142 Semarang
Telepon : (024) 3554025, (024) 3547541Fax : (024) 3554016
Website : www.bankjateng.co.id
Email : [email protected]
Didirikan : 28 April 2008
3. Kantor Cabang Syariah
KC Syariah Semarang
Gedung Grinataha Lt IJl. Pemuda No 142 Semarang
Telp.(024)3554025, 3566985 Fax. (024)3566987
KC Syariah Surakarta
Jl. Slamet Riyadi No. 332 SurakartaTelp.(0271)7889272, 7889273, Fax.
(0271)7889276
KC Syariah Purwokerto
Jl. Overste Isdiman No 532 A PurwokertoTelp. (0281)633100,
Fax. (0281)625989
KC Syariah Pekalongan
Jl. Aloon – aloon No. 1 Pekalongan Telp. (0285) 435089,
Fax. (0285) 411930
4. Kantor Cabang Syariah Semarang, membawahi :
KCP Syariah Semarang Barat
Jl. Prof Dr. Hamka No.100 Tambak AjiNgaliyan, Semarang
Telp. (0271)76632556, Fax. (0271)7620915
KCP Syariah Unissula Semarang
KomplekRSI Sultan Agung SemarangJl. Raya Kaligawe Km 4 SemarangTelp.
(024)6585409, Fax. (024)6585410
KCP Syariah Magelang
Jl. Mayjen Bambang Sugeng Km 1 Magelang
KCP Syariah Kudus
34
Jl. Jendral Sudirman No. 95A Kudus
5. Kantor Cabang Syariah Surakarta, membawahi :
KCP Syariah UMS Surakarta
Kampus Universitas Muhammadiyah SurakartaJl. Ahmad Yani Tromol Pos 1
Pabelan SurakartaTelp/Fax (0271)7653090
KCP Syariah Sragen
Jl. Raya Sukowati No 156 SragenTelp. (0271)895081,
Fax. (0271)895119
KCP Syariah Sukoharjo
Jl. Slamet Riyadi No. 27, Gayam, Balesari, Sukoharjo.Telp. (0271)590774,
Fax.(0271)59077549
D. Nilai – nilai dan Budaya Kerja Bank Jateng
Nilai – nilai Bank Jateng dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Nilai dalam perusahaan
a. Pelayanan Prima
Yaitu memberikan pelayanan kepada nasabah melebihi dari yang mereka harapkan, sehingga
nasabah puas dan menimbulkan kesan yang mendalam.
b. Profesionalisme
Yaitu mengelola usaha Bank Jateng dilakukan oleh tenaga ahli (menguasai pengetahuan,
ketrampilan dan etika) sesuai bidangnya.
c. Visioners leadership
Yaitu pemimpin Bank Jateng mempunyai wawasan dan pandangan jauh kedepan, karena
terciptanya kreativitas dan inovasi yang tinggi.
d. Tim Solid
Yaitu pencapain perusahaan dilakukan melalui pemberdayaan seluruh potensi SDM, karenanya
setiap individu menyumbang keberhasilan.
e. Attitude yang baik
Yaitu pengelolaan peruasahaan prerusahaan tercermin dalam kepribadian SDM, karena kami
menghargai setiap komitmen dan reativitas semua jajaran.
49
http://www.bankjateng.co.id/content.php?query=jaringansya, diunduh pada tanggal 6 Januari 2016, pukul
09:37 WIB.
35
2. Nilai- nilai Individu
a. Integritas
Yaitu kami berkeyakinan bahwa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab selalu bertindak
benar, ucapan sesuai dengan tindakan dan berani mengatakan kebenaran.
b. Setia
Yaitu kami berkeyakinan bahwa sikap dan perilaku kami mencerminkan pengabdian yang tinggi
terhadap tugas dan tanggung jawab.
c. Keterbukaan
Yaitu kami berkeyakinan bahwa dalam perilaku keraj sehari-hari kami selalu memberikan
informasi dan komunikasi secara transparan dan bersedia menerima kritik.
d. Peduli
Yaitu kami berkeyakinan bahwa kami selalu bersikap mengerti dan tanggap terhadap situasi dan
kondisi perusahaan dimanapun kami berada.
e. Familier
Yaitu kami berkeyakinan bahwa dalam memberikan pelayanan yang menagesankan kepada
nasabah, kami selalu bersikap ramah dan menjunjung etika.
Sedangkan Budaya kerja pada Bank Jateng ada 5 (lima) atau sering disebut 5S,
yaitu:
1. Senyum; Gerak tawa ekspresif untuk menunjukan rasa senang, gembira dan
suka.
2. Salam; Ucapan atau pernyataan hormat yang disampaikan kepada lawan bicara.
3. Sopan Santun; Pencermin perbuatan dengan tinagkah laku yang baik.
4. Semanagat; Semangat yang tinggi akan menimbulkan optimisme, kreativitas,
inovasi dan berfikir positif.
5. Sepenuh Hati; Apa yang kita lakukan harus dilaksanakan dengan sepenuh hati
dan keikhlasan.50
50
Buku Profil Perusahaan Bank Jateng Syariah Tahun 2015.
36
E. Struktur Organisasi
Kepengurusan dari struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut51
:
Dewan Komisaris : Budiono
Komisaris Utama : Sri Puryono
Komisaris Independen : Imam Ghozali
Komisaris Independen : Ispriyanto
Dewan Pengawas Syari‟ah
Ketua : Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA
Anggota : Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA
Prof. Dr. H. Bambang Setiadji, Msi
Dewan Direksi
Direktur Utama : Supriyatno
Direktur Operasional : Bambang Widyanto
Direktur Pemasaran & Unit Usaha Syariah : Agung Siswanto
Direktur Umum : Radjim
Direktur Kepatuhan : Rahadi Widayanto
Struktur Organisasi Divisi BPD Bank Jateng Syariah :
51
Berdasarkan penjelasan dari Ibu Mulatsih, Seksi Umum dan SDM, Divisi BPD Jateng Syariah.
37
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Divisi BPD Bank Jateng Syariah
Struktur Organisasi Bank Jateng Cabang Syariah Semarang52
1) Pemimpin : Bambang Ristianto
52
Sumber dari Organisasi Bank Jateng Syariah Cabang Semarang.
RUPS
Rapat Umum Pemegang
Saham
DEWAN KOMISARIS DEWAN PENGAWAS SYARI’AH
DIREKTUR DEWAN AUDIT
Slamet Sulistiono
Subdiv Bisnis Syariah
Risnawati
Subdiv Umum
Syariah
Slamet Poniman
Subdiv Perencanaan &
Pengembangan Bisnis Syariah
Moch Zaenal
DIVISI SYARIAH
Seksi Umum & SDM
Mulatsih (Kasie)
Seksi Pengawasan &
Penyels.Pembiayaan Syariah
Loeqman Hadikoesoema
(Kasie)
Seksi Settlement Syariah
Asroni (Kasie)
Diah Palupi K. W. (Pelaks)
Seksi Akuntansi & Pelaporan
Syariah
M. Rodiyan Yunindya (Kasie)
Seksi Kebijakan
Bisnis Syariah
Ida Fitrianti Eko S
(kasie)
Tim Analisis
Perenc., Pengemb.
Produk & Jaringan
Syariah
Syamsul Bachri
(Kasie)
Aditya Satya Raya
Analisis
Pembiayaan Syariah
Juhrik Bahari (Kasie)
Seksi Treasury Syariah
R. Tommy Julianto (Kasie)
Zaimul Jundi (Kontrak)
Tim
Pengembangan
Bisnis Syariah
Farhanjati
(Kasie)
38
Wakil Pemimpin : Siti Patmiatun
2) Tim Pemasar : Moch Suranto
Erwin
Pramita
Yoga
3) Seksi Pelayanan : Erny Astiyarniah
Custumer Service : Mayasari Hadi
Irawati
Teller : Widyaratri Ayu
Hapsari
ADM (Back Office) : Setyo Pujiarno
Tri Cahyoningrum
4) Seksi Pembiayaan : Joko Setyo Budi
Analisis Pembiayaan : Rifky Muhammad
Dipa Manggala
Rahmania Ayu P.
Eko Hermawan
Analisis Pembiayaan Rahn : Alek Rustanto
5) Seksi Pengawasan &
Penyelesaian Pembiayaan : Rudi Hermawan
Adm. Pembiayaan : Meilinda Tri W.
Zubaidi
Dewa Arda
6) Seksi Akuntansi & Treasury : Sri Darmastuti
Novia Khoirunnisa
7) Seksi SDM & Umum : Retno Setya
Rakhmani Julien
Struktur Organisasi Bank Jateng Capem Syariah Semarang Barat
1) Pemimpin : Ustad Bambang Yulianto
2) Kanit Pemasaran : Budiyono Saputro
a) Pembiayaan : Muhammad Hafid
Medina Putri A.A
b) Pelaksanaan Unit Pemasaran : Ellam Wijaya Dhanawangsa
3) Kanit Pelayanan : Rani Ika Kumalawati
39
a) Akuntansi : Rani Ika Kumalawati
b) Back office : Arya Maman P
c) Operasional dan umum : Rani Ika Kumalawati
Arya Maman P
d) Teller : Lyla Rahma Adyani
e) Customer Servis : Fauziyah Sri W.S
f) Admin Pembiayaan : Tri Atmo Suseno
4) Cleaning House
a) Satpam : Agus Prasetyo
Kasrodi
Setyawan
b) Pengemudi : Romi Ardhi
c) Cleaning Servis : Bagus
d) Pesuruh : Jati Sarono
5) Polisi Jaga : Personil Polsek Ngalian
Tugas (job description) masing- masing jabatan pada Bank Jateng Cabang
Syariah Semarang Barat, diantaranya sebagai berikut:
Pimpinan Cabang Pembantu Syari‟ah
Tugas- tugas pokok Pimpinan Cabang Pembantu Syariah, diantaranya sebagai
berikut:
1. Mengkoordinasikan, mengarahkan dan memantau Rencana Kerja dan Anggaran
tahunan di wilayah kerja Cabang Pembantu Syariah sesuai peraturan yang berlaku.
2. Melaksanakan koordinasi dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dalam
rangka pelaksanaan tugas SKMR di wilayah kerja Cabang Pembantu Syariah.
3. Mengkoordinasikan, mengarahkan dan memonitor serta mengevaluasi kegiatan
perencanaan di wilayah kerja Cabang Penbantu Syariah.
4. Mengkoordinasikan, mengarahkan dan memonitor serta mengevaluasi kegiatan
pemasaran di wilayah kerja Cabang Pembantu Syariah.
5. Mengkoordinir, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan- kegiatan terkait
perencanaan, pencapaian target- target operasional, pemenuhan sarana dan
prasarana.
6. Melaporkan dan mengusulkan penyelesaian kepada Pimpinan Cabang Syariah
terkait permasalahan- permasalahan diluar batas kewenangan.
40
Kanit Pelayanan
Tugas- tugas pokok Kanit Pelayanan Syariah, diantaranya sebagai berikut:
1. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
serta evaluasi di unit pelayanan Kantor Cabang Pemabantu Syariah.
2. Mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pelayanan dikantor
Cabang Pembantu Syariah.
3. Mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan akuntansi dan
teknologi system informasi di Kantor Cabang Pembantu Syariah.
Kanit Pemasaran
Tugas- tugas pokok Kanit Pemasaran di Kantor Cabang Pembantu Syariah,
dianataranya sebagai berikut:
1. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
serta evaluasi di unit pemasaran Kantor Cabang Pembantu Syariah
2. Mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan
penyaluran pembiayaan dan transaksi gadai emas di Kantor Cabang Pembantu
Syariah
3. Mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan
pengawasan dan penyelesaian pembiayaan di Kantor Cabang Pembantu Syariah
4. Mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemasaran di
Kantor Cabang Pembantu Syariah.
Teller
Tugas pokok Teller di Kantor Cabang Pembantu Syariah, diantaranya sebagai
berikut:
1. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pelayanan transaksi tunai nasabah baik
untuk kebutuhan nasabah maupun untuk kebutuhan intern bank di Kantor Cabang
Pembantu Syariah.
2. Melaksanakan tugas-tugas diluar tugas pokok.
3. Membantu merumuskan dan menyusun strategi baru, terutama strategi pelayanan
untuk meningkatkan citra positif Bank Jateng Syariah terhadap nasabah.
4. Membantu pelaksanaan pelayanan perbankan di Kantor Cabang Pembantu
Syariah.53
53
Sumber dari Organisasi Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat.
41
F. Produk – produk Bank Jateng Syariah
1. Produk Pembiayaan Bank Jateng Syariah
a. iB Griya (mewujudkan Rumah Idaman Dengan Asuransi Pasti)
Pembiayaan pemilikan atau perbaikan rumah, villa, apartemen, dan rusun, dengan akad
murabahah atau istisna.
Keunggulannya:
1. Tidak ada pembatasan plafond pembiayaan
2. Jangka waktu pembiyaan hingga 15 tahun
3. Angsuran tetap tidak berubah slama jangka waktu pembiayaan
4. Uang muka hanya 20% untuk pembelian rumah dengan luas maksimum
70m2. 30 % untuk pembelian rumah dengan luas diatas 70m2. Tanpa uang
muka untuk pembelian material renovasi atau pendirian bangunan.
5. Mewujudkan aneka kebutuhan tempat tinggal anda
6. Bebas memilih lokasi, baik di perumahan atau diluar perumahan
7. Agunan berupa objek yang dibiayai, atau dengan kuasa potobng gaji khusus
bagi pegawai dan anggota TNI/ Polri yang sudah MOU dengan Bank.
(Pembelian Material bangunan )
b. iB Multiguna
pembiayaan dengan akad muarabahah untuk pembelian konsumtif seperti peralatan
elektronik, perabotan rumah tangga dan kendaraan bermotor baru atau bekas
yang tidak bertentangan dengan syariah.
Keunggulannya :
1. Plafond pembiayaan hingga Rp. 300 juta.
2. Jangka waktu pembiayaan maks. 5 tahun atau maks. 10 tahun bila angsuran
dilakukan dengan potong gaji melalui bendahara.
3. Angsuran tetap tidak berubah selama jangka waktu pembiayaan.
4. Uang muka hanya sebesar 20% dari harga barang.
5. Agunan berupa jaminan tunai, atau jaminan fisik atau jaminan pembayaran
dengan potong gaji.
c. iB Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja dengan akad murabahah, mudharabah atau musyarokah untuk
memenuhi kebutuhan usaha nasabah seperti pembelian persediaan bahan baku
untuk proses produksi, pembelian persediaan barang dagangan atau modal
kerja pelaksanaan proyek berdasarkan kontrak kerja.
42
Keunggulan :
1. Plafond pembiayaan sesuai kebutuhan.
2. Jangka waktu pembiayaan hingga 5 tahun.
3. Angsuran atau bagi hasil ringan.
4. Pemohon dapat berupa badan usaha (PT, Yayasan, Koperasi, BUMN,
BUMD,CV, UD) atau perorangan.
d. iB Investasi
Pembiayaan dengan akad murabahah atau istisna bagi penggadaan barang investasi yang
mendukung usaha produktif nasabah seperti pembangunan gedung sekolah/
rumah sakit/ ruko/ pembelian peralatan/ mesin/ kendaraan bermotor/ alat berat.
Keunggulan:
1. Plafond pembiayaan sesuai kebutuhan.
2. Jangka waktu pembiayaan fleksibel, yaitu:
a. Maksimal 15 tahun untuk pembelian atau pembangunan gedung (contoh:
ruko, pabrik, gudang).
b. Maksimal 8 tahun untuk pembelian kendaraan roda empat atau lebih,
pembelian mesin pabrikdan peralatan.
c. Maksimal 4 tahun untuk pembelian kendaraan roda dua/ tiga dan barang
elektronik.
3. Angsuran ringan, pokok pembiayaan bisa dibayar secara bulanan atau
triwulanan atau semesteran sesuai kebutuhan.
4. Pemohon dapat berupa badan usaha ( PT, Yayasan, Koperasi, BUMN,
BUMD, CV, UD) atau perorangan.
e. iB Kopkar (Koperasi Karyawan)
Pembiayaan mudharabah kepada koperasi karyawan dengan pola executing untuk disalurkan
kembali dalam bentuk pembiayaan kepada para anggotanya.
Keunggulan :
1. Plafond pembiayaan hingga Rp. 150 juta per anggota koperasi
2. Jangka waktu hingga 5 tahun.
3. Angsuran ringan
4. Tanpa uang muka
5. Tidak dipersyaratkan adanya jaminan tambahan dari anggota koperasi.
f. iB KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah)
43
Pembiayaan mudharabah dengan pola executing untuk membantu KJKS melakukan ekspansi
usahanya.
Keunggulannya:
1. Plafond pembiayaan hingga 10 kali modal koperasi.
2. Jangka waktu hingga 5 tahun.
3. Agunan berupa cessie piutang dan asset sebesar min 10% dari plafond.
4. Syarat mudah
Syarat dan ketentuan iB KJKS
a. Memiliki legalitas usaha (SIUP, TDP, SITU) dan NPWP.
b. Memiliki legalitas pendirian usaha dan perjanjian sesuai jenis kegiatan
usaha.
c. Tingkat kesehatan Kopkar minimal cukup sehat
d. Telah beroperasi minimal selama 2 tahun.
e. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia.
g. iB Modal Kerja BPRS ( Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
Pembiayaan mudharabah untuk membantu memperbesar skala usaha BPRS dengan pola
executing.
Keunggulannya:
1. Plafond pembiayaan hinnga 12 kali.
2. Jangka waktu pembiayaan hingga 5 tahun
3. Agunan berupa cessie piutang dan asset tetap sebesar 10% dari plafond.
4. Syarat mudah.
Syarat dan ketentuan iB Modal Kerja BPRS
5. Memiliki legalitas usaha (SIUP, TDP, SITU) dan NPWP
6. Memiliki legalitas pendirian usaha dan pejanjian sesuai jenis kegiatan
usaha.
7. Tingkat kesehatan BPRS minimal cukup sehat.
8. Telah beroperasi minimal 2 tahun.
9. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia
h. iB Rahn Emas
Fasilitas pembiayaan denga akad qard untuk kebutuhan dana tunai dengan
jaminan emas.
Keunggulannya:
1. Plafond pembiayaan hingga Rp. 250 juta.
44
2. Jangka waktu pembiayaan 120 hari dan dapat diperpanjang hingga 360 hari.
3. Fleksibel,emas yang dijaminkan dapat berupa perhiasan atau batangan.
4. Proses cepat dan mudah
5. Biaya ringan
2. Produk Pendanaan Bank Jateng Syariah
a. Tabungan iB Amanah
Tabungan dalam mata uang rupiah yang memberikan keleluasan dalam melakukan setoran
dan penarikan melalui ATM Bank Jateng dan jaringan ATM Prima.
Manfaat:
1. Transaksi online diseluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah
2. Mendapatkan kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu
debit dijaringan ATM. Bank Jateng dan ATM Prima.
3. Penarikan melalui ATM hingga Rp. 10.000.000,00/ hari.
4. Mendapatkan bonus atas saldo yang mengendap.
5. Terjamin dan aman.
Fitur produk:
1. Akad: Wadiah Yad Dhamanah (titipan)
2. Minimal setoran awal : Rp50.000,00.
3. Minimal setoran selanjutnya: Rp50.000,00
4. Saldo mengendap: Rp50.000,00.
5. Biaya administrasi rekening/bulan: Rp0
6. Biaya administrasi ATM/bulan: Rp.3000,00
7. Biaya tutup rekening: Rp10.000,00
Syarat Pembukaan:
1. Mengisi formulir Pembukaan Rekening
2. Menandatangani akad pembukaan rekening
3. Fotokopi bukti identitas diri
b. Tabungan iB Bima
Tabungan dalam mata uang rupiah yang memberikan keleluasan dalam melakukan setoran
dan penarikan melalui ATM Bank Jateng dan jaringan ATM Prima.
Manfaat:
1. Transaksi online diseluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.
2. Mendapatkan kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu
debit di jaringan ATM Bank Jateng dan ATM Prima.
45
3. Penarikan melalui ATM hingga Rp 10.000.000,00/ hari.
4. Bagi hasil ynag kompetitif.
5. Terjamin dan aman.
Fitur Produk:
6. Akad: Mudharabah Mutlaqah
7. Minimal setoran awal: Rp50.000,00
8. Minimal setoran selanjutnya: Rp.10.000,00
9. Saldo mengendap: Rp.50.000,00
10. Biaya administrasi rekening/bulan: Rp.2.500,00
11. Biaya administrasi ATM/bulan: Rp.3.000,00
12. Biaya tutup rekening: Rp. 10.000,00
Syarat Pembukaan:
1. Mengisi formulir pembukaan rekening
2. Menandatangani akad pembukaan rekening
3. Fotokopi bukti identitas diri
c. Deposito iB Bank Jateng Syariah
Produk simpanan dana berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah.
Manfaat:
1. Investasi deposito dapat dilakukan diseluruh kantor Bank Jateng dan Bank
Jateng Syariah.
2. Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.
3. Bagi hasil dapat menambah pokok deposito atau dipindahbukukan.
4. Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
5. Terjamin dan aman.
Fitur produk:
1. Akad: Mudharabah Mutlaqah
2. Jangka waktu: 1, 3, 6 dan 12 bulan.
3. Diperuntukan bagi perorangan atau badan usaha.
4. Perpanjangan otomatis saat jatuh tempo (Automatic Roll Over)
5. Minimal penempatan awal: Rp.1.000.000,00
Syarat Pembukaan:
1. Mengisi formulir pembukaan rekening
2. Menandatangani akad pembukuan rekening
46
3. Fotokopi bukti identitas diri pemegang rekening
4. Fotokopi legalitas usaha dan NPWP (untuk bandan usaha)
d. Giro iB Bank Jateng Syariah
Rekening dalam mata uang rupiah yang memberikan kemudahan transaksi keuangan usaha
nasabah dengan menggunakan cek dan bilyet giro.
Manfaat:
1. Transaksi online di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.
2. Mendapatkan bonus giro sesuai kebijakan bank.
3. Setoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu- waktu melalui cek atau
bilyet giro.
Fitur Produk:
1. Akad: Wadiah (titipan)
2. Minimal setoran awal:
1. Giro Pemerintah Pusat/ Daerah/ instansi Lainnya/ Kas Daerah: Rp0
2. Giro Kas Daerah: Rp.500.000,00
3. Giro Swasta: Rp.1.000.000,00
4. Giro Antar Bank Pasiva: Rp.500.000,00
5. Giro Pmerintah Pusat/Daerah/Instansi Lainnya/Kas Daerah:Rp0
6. Giro Swasta dan Antar Bnak Pasiva: Rp.500.000,00
3. Biaya administrasi rekening/ bulan: Rp.10.000,00
4. Biaya tutup rekening:Rp.50.000,00
Syarat Pembukaan:
a. Mengisi formulir pembukaan rekening
b. Menandangani akad pembukaan rekening
c. Fotokopi bukti identitas diri pemegang rekening
d. Fotokopi legalitas usaha
e. iB Tabungan Haji
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk persiapan menunaikan ibadah haji.
Manfaat:
1. transaksi online di seluruh kantor Bnak Jateng dan Bank Jateng Syariah.
2. Pendaftaran haji secara online dengan Siskohat Kementrian Agama
diseluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.
3. Bebas administrasi.
4. Terjamin dan aman.
47
Fitur Produk:
1. Akad: Wadiah Yad Dhamanah
2. Minimal setoran awal: Rp.500.000,00
3. Minimal setoran selanjutnya: Rp.100.000,00
4. Saldo mengendap: Rp100.000,00
5. Biaya administrasi bulanan: Rp0
6. Biaya tutup rekening Karen pelunasan BPIH: Rp 0 ,-
Syarat Pembukaan:
1. Mengisi formulir pembukaan rekening
2. Menandatangani akad pembukaan rekening
3. Fotokopi bukti identitas diri.54
G. Pengelolaan Usaha
Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat beroperasi sebagai
lembaga keuangan syari'ah yang melakukan usaha perbankan, menghimpun dan
menyalurkan dana pada masyarakat. Hal ini adalah pengelolaan inti dari jenis usaha
perbankan. Maksud dan tujuan dari Bank Jateng Syari'ah Cabang Pembantu Semarang
Barat melakukan kegiatan tersebut adalah:
a) Sebagai lembaga Intermediasi antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana.
b) Membangun perekonomian masyarakat ekonomi menengah ke bawah mulai dari
tingkat pedesaan, kecamatan dan merambah ke perkotaan.
c) Sebagai mitra bisnis masyarakat yang memberikan pembiayaan atas usaha yang
dilakukan masyarakat berdasar perinsip syari'ah.
d) Melalui pembiayaan, Bank Jateng Cabang Semarang memberi peluang dan
kesempatan usaha pada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
e) Memperkenalkan jenis usaha perbankan yang berprinsip syari'ah.
Sasaran pembiayaan Bank Jateng Syariah adalah seluruh masyarakat dan instansi
instansi swasta maupun negeri khususnya yang sudah bekerja sama dengan Bank
Jateng Syariah(Mou).
54
Data diambil dari File Produk-produk Bank Jateng Syariah.
48
BAB IV
MEKANISME TABUNGAN HAJI
A. Pedoman iB Tabung Haji
Berkenaan mengenai pedoman tabungan haji atau yang dikenal dengan nama
produknya di Bank Jateng Syariah yaitu iB Tabung Haji. Pedoman iB Tabung Haji
mencakup tentang ketentuan umum iB Tabung Haji dan Peraturan Umum.Berikut
penjelasan lebih rincinya:
1. Ketentuan Umum iB Tabung Haji
a. iB Tabung Haji menggunakan akad wadiah yad dhamanah (titipan).
b. Tabungan hanya diperuntukkan bagi penabung perorangan.
c. Sebagai bukti tabungan, Bank menerbitkan buku tabungan atas nama
Penabung.
d. Apabila terjadi selisih saldo antara buku tabungan dengan catatan pada
pembukuan Bank, maka Bank menganggap saldo yang benar adalah saldo
pada catatan pembukuan Bank.
e. Apabila buku tabungan hilang, penabung wajib melaporkan terlebih dahulu
kepada pihak berwajib untuk kemudian diteruskan ke Kantor Cabang atau
Layanan Syariah Penerbit dimana nasabah tersebut terdaftar sebagai
penabung, disertai dengan surat keterangan dari kepolisian barulah Bank
Jateng Syariah akan mengeluarkan Buku Tabungan pengganti dengan
membebankan biaya administrasi penggantian buku tabungan pada
penabung.
f. Bank dibebaskan dari segala kerugian dan/atau tuntutan yang timbul karena
kehilangan/pemalsuan dan/atau penyalahgunaan atas Buku Tabungan
g. Setiap pemegang rekening iB Tabung Haji dengan saldo Rp 1.000.000,-
dapat diberikan bonus yang besarnya sesuai kebijakan bank, yang diambil
dari keuntungan porsi bank pada akhir bulan.
h. Bonus dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang.
i. Bonus dikenakan pajak sesuai ketentuan pemerintah.
j. Bank berhak mengenakan biaya atas penutupan rekening dan biaya
penggantian Passbook rusak/hilang.
49
k. Setoran pertama minimal dan setoran selanjutnya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di Bank.
l. iB Tabung Haji tidak dikenakan biaya administrasi.
m. Penarikan yang dilakukan oleh bukan Penabung sendiri harus dilengkapi
dengan Surat Kuasa dari Penabung, bermaterai cukup dan dilampiri dengan
Identitas Diri.
n. Penarikan hanya dapat dilakukan untuk memperoleh Porsi Haji, namun
penarikan diluar untuk memperoleh porsi haji dapat dilakukan karena
kepentingan dengan alasan khusus ( sakit, meninggal, gila, uang saku ONH,
dll.)
2. Peraturan Umum
a. Pembukaan Rekening iB Tabung Haji
Syarat-syarat pembukaan rekening iB Tabung Haji secara umum adalah
(dari segi aplikasi perbankan) :
1) Mengisi Aplikasi pembukaan rekening Tabungan.
2) Manandatangani Kartu contoh tanda tangan
3) Menyerahkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM/Pasport) yang masih
berlaku.
4) Menyerahkan Dokumentasi lain yang diperlukan.
5) Khusus untuk orang asing harus dilengkapi dengan Keterangan Ijin
Menetap Sementara (KIMS).55
b. Penyetoran iB Tabung Haji
1) Penyetoran iB Tabung Haji dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai.
2) Penyetoran tunai dilakukan di Teller Bank dengan menggunakan slip
setoran yang ada di Kantor Bank.
3) Penyetoran Non Tunai dapat dilakukan melalui Back Office atau delivery
channel lainnya dan dapat dilakukan otomatis tiap bulan dari rekening iB
yang dikehendaki dengan membuat surat kuasa untuk pendebetan rekening
setiap bulannya.
55
Hasil wawancara dengan Ibu Fauziyah Sri W.S, Customer Service, Bank Jateng Syariah Cabang
Pembantu Semarang Barat.
50
c. Pencatatan
Untuk setiap rekening, mutasi dan saldonya akan dicatat dan diadministrasikan secara
terperinci dalam sistem bank atas nama masing-masing nasabah. Rincian
pencatatan / pembukuan tersebut dilakukan sesuai dengan kebiasaan dan
peraturan hukum yang berlaku.
d. Slip Penarikan Tabungan :
1) Penarikan Tabungan harus menggunakan “Slip Penarikan” yang sudah
diterapkan oleh bank. Dalam setiap penarikan Teller yang harus memeriksa
kebenaran dan keabsahan : tanggal, jumlah (dalam angka dan huruf), tanda
tangan penarik.
2) Slip Penarikan Tabungan akan dicetak khusus dimana setiap lembar slip
penarikan dicantumkan kolom untuk mengisi nomor rekening nasabah,
nama nasabah dan jumlah uang yang ditarik, tanggal dan tanda tangan
penarik.
3) Penempatan “Slip Penarikan Tabungan” harus selalu dalam pengelolaan
petugas bank (Customer Service).
4) Persediaan Slip Penarikan Tabungan untuk keperluan sehari-hari, menjadi
tanggung jawab dari petugas Customer Service.
5) Persediaan umum Slip Penarikan Tabungan menjadi tanggung jawab
bagian umum dan harus memiliki catatan tentang pengeluaran dan
pemasukan persediaan tersebut.
e. Konfirmasi Saldo
Konfirmasi saldo hanya dapat diberikan kepada pemegang rekening setelah dilaukan
verifikasi oleh Petugas yang bertanggung jawab atas tugas tersebut.
f. Pemblokiran
Instruksi pemblokiran dana pada rekening iB Tabung Haji harus mengikuti peraturan yang
berlaku dengan menunjukkan jumlah, masa/jatuh tempo pemblokiran, alasan
pemblokiran serta identitas pemberi instruksi. Permintaan khusus pemblokiran
dari penabung dapat saja dilayani sepanjang sudah disetujui oleh pejabat yang
berwenang.
g. Perubahan Alamat Nasabah
Permohonan perubahan alamat nasabah hanya dapat dilaksanakan atas dasar permintaan
tertulis dari penabung dan harus dilakukan pemeriksaan surat keterangan yang
51
dikeluarkan oleh lembaga berwenang, keabsahan tanda tangan pemohon
sebelum mendapat persetujuan dari Pejabat Bank yang berwenang.
h. Transaksi
Semua pendebetan atau pengkreditan oleh pihak Bank ke dalam rekening iB Tabung Haji
yang dilakukan secara otomatis oleh sistem, tidak perlu dibuatkan nota.
Rekening iB Tabung Haji yang dananya terlibat dalam persoalan hukum sesuai dengan surat /
instruksi dari instansi yang berwenang dan atau sesuai dengan perundangan
yang berlaku, maka dananya harus segera diblokir dan atau dapat
dipindahbukukan ke dalam rekening kewajiban lainnya.
i. Rekening iB Tabung Haji “pasif” Pemindahan status tabungan pasif(istilah
sementara tabungan yang tidak bermutasi atas inisiatif penabung selama enam
bulan berturut-turut) menjadi tabungan aktif harus mendapat persetujuan dari
serendah-rendahnya kepala seksi. Pemindahan status tersebut harus didasarkan
data bahwa rekening tersebut telah bermutasi aktif atas inisiatif penabung.56
j. Ketentuan Pengguna Buku Tabungan :
1) Buku tabungan harus diberi nomor dan dan diadministrasikan oleh seksi
umum.
2) Persediaan Buku Tabungan menjadi tanggung jawab Seksi Umum,
sedangkan penyediaan Buku Tabungan menjadi tanggung jawab Customer
Service. Penanggung jawab persediaan Buku Tabungan harus mempunyai
catatan atas penerimaan dan pengeluaraan Buku Tabungan tersebut.
3) Dalam penyerahan Buku Tabungan harus dilakukan secara berurutan
berdasarkan nomor urut/seri, kecuali disebabkan kegagalan penggunaan
buku tabungan.
4) Pemindahan saldo dari Buku Tabungan lama ke Buku Tabungan baru harus
:
a.Diperiksa dan ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan persetujuan pembukaan rekening tabungan.
b.Diperiksa kebenaran dan keabsahan tanda tangan penabung, dengan cara
membandingkan tanda tangan penabung tersebut pada buku baru
dengan spesimen tanda tangan
56
Hasil wawancara dengan Ibu Rani Ika Kumalawati, Operasional dan Umum, Bank Jateng Syariah
Cabang Pembantu Semarang Barat.
52
c.Diperiksa saldo tabungan
d.Buku lama harus dipotong pada bagian tanda tangan dan dipindahkan ke
buku No: ... serta ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang.
5) Customer Service dan Teller tidak diperkenankan menerima titipan Buku
Tabungan penabung.57
k. Penutupan Rekening Tabungan
Penutupan rekening tabungan hanya dapat dilakukan untuk pelunasan BPIH. Permohonan
penutupan atas permintaan nasabah, harus didukung dengan permohonan
tertulis dari nasabah yang bersangkutan. Tanda tangan harus diperiksa
kebenaran dan keabsahannya sebelum perintah penutupan rekening tabungan
tersebut dilaksanakan.
Customer Service bertanggung jawab untuk melakukan perubahan status rekening menjadi
“rekening ditutup” pada sistem dan pendebetan biaya penutupan dapat
dilakukan langsung oleh Customer Service dan pembayaran terakhir dana
nasabah dilakukan oleh teller atau dengan pemindahbukuan.58
B. Mekanisme Tabungan Haji
Mekanisme tabungan haji di Bank Jateng Syariah diawali dengan membuka
rekening iB Tabung Haji, kemudian berlanjut dengan setoran tunai ataupun non tunai
hingga iB Tabung Haji Bank Jateng telah mencapai jumlah sesuai ketentuan
Kementrian Agama RI (sebesar Rp 25.000.000,- ) untuk pendaftaran haji. Setelah
saldo pada buku tabungan nasabah telah mencukupi, CJH mendatangi Bank Jateng
Syariah dengan melengkapi persyaratan haji sehingga CJH mendapatkan no. Validasi
dan menerima cetak bukti setoran awal BPIH. Kemudian calon haji segera
mendaftarkan diri ke Kemenag. Namun jika didapati nasabah meninggal dunia atau
57
Surat Keputusan Direksi PT. BPD Jateng Syariah No. 0129/HT.01.01/2011 tentang Standar
Operasional Prosedur Tabung Haji, h.6-7.
58Hasil wawancara dengan Ibu Fauziyah Sri W.S, Customer Service, Bank Jateng Syariah Cabang
Pembantu Semarang Barat.
53
mengundurkan diri dapat dilakukan pembatalan haji beserta pengembalian setoran
awal hingga pelunasannya.59
1. Pembukaan Rekening iB Tabung Haji
Sebelum dilakukan pembukaan Rekening iB Tabung Haji, Customer Service
akan memberikan penjelasan kepada Calon Jamaah Haji (CJH) mengenai syarat-
syarat umum iB Tabung Haji, misalnya setoran awal, saldo minimum, minimum
jumlah setoran, ketentuan untuk pendaftaran haji dan lain sebagainya sesuai ketentuan
yang berlaku. Proses pembukaan Rekening iB Tabung Haji tidak berbeda dengan
proses pembukaan tabungan lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan
mengenai pembukaan Rekening iB Tabung Haji di Bank Jateng Syariah.
a. Customer Service (CS) memandu Calon penabung untuk mengisi aplikasi
permohonan pembukaan rekening, kartu contoh tanda tangan (specimen
tanda tangan), dan slip setoran sebagai setoran pertama. Kemudian
melengkapi dokumen yang disyaratkan, antara lain : fotocopy identitas diri
(KTP/SIM/Paspor dll) dengan memperlihatkan yang asli dan mengisi aplikasi
yang disediakan dalam rangka memenuhi ketentuan penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah.
b. Setelah CS meneliti dan memastikan kelengkapan data dan keabsahan semua
dokumen data yang diajukan serta telah diverifikasi, kemudian dilakukan
proses pemantauan nomor CIF (Customer Identifikasi File) bagi calon
penabung yang sudah memiliki nomor CIF dan melakukan pendaftaran
nomor CIF pada sistem bagi calon penabung yang belum pernah terdaftar
sebagai nasabah sebelumnya.
c. Untuk dasar proses pendaftaran rekening harus dicatat nomor CIF pada
Aplikasi Permohonan Pembukaan Rekening. Setelahnya baru dapat
dilakukan proses pendaftaran rekening baru pada sistem berdasarkan Aplikasi
Permohonan Pembukaan Rekening dan nomor CIF yang bersangkutan.
d. CS mencatat nomor rekening penabung pada Aplikasi Permohonan
Pembukaan Rekening dan slip setoran, kemudian disiapkan pula buku
tabungan serta dilakukan pencetakan data nasabah pada Buku Tabungan.
59
Hasil wawancara dengan Ibu Fauziyah Sri W.S, Customer Service Bank Jateng Syariah Cabang
Pembantu Semarang Barat.
54
e. Calon penabung membubuhkan tanda tangan pada tempat yang tersedia
dalam Buku Tabungan.
f. Pada kolom tanda tangan dibuku tabungan akan ditempelkan signature band
dan secara berdekatan diberi stempel logo Bank Jateng Syariah kemudian
diatas signature band disamping stempel logo dibubuhkan paraf.
g. Semua berkas diserahkan kepada Kepala Seksi Operasional/Kepala Seksi
Pelayanan / Pejabat yang berwenang untuk dimintaiparaf sebagai tanda
pengesahan dan dilakukan otorisasi transaksi pembukaan rekening tabungan
pada sistem.
h. Setelah CS menerima kembali berkas pembukaan rekening dan buku
tabungan yang telah mendapat pengesahan, kemudian buku tabungan, slip
setoran dan kartu identitas asli dapat diserahkan kembali kepada penabung.
i. Penabung dapat melakukan penyetoran kepada teller dan jumlah uang tunai
yang diserahkan secara otomatis akan masuk pada tabungan haji.60
2. Pendaftaran Haji dan Pembayaran Setoran Awal BPIH
Setelah tabungan haji telah mencapai nominal yang dipersyaratkan oleh
Departemen Agama RI untuk mendaftarkan haji. Atas persetujuan penabung,
penabung akan didaftarkan pada Siskohat (Sitem Komputerisasi Haji Terpadu)
regenerasi III untuk mendapatkan nomor porsi haji. Saat didaftarkan di Siskohat,
penabung harus menyisakan saldo iB Tabung Haji minimal sebesar Rp 100.000,-
(seratus ribu rupiah). Pendaftaran haji dilakukan di kantor Kementrian Agama
Kabupaten/Kota domisili calon haji sesuai KTP. Pendaftaran haji pun wajib dilakukan
sendiri oleh yang bersangkutan untuk pengambilan foto dan sidik jari.61
Mengenai
prosedur pendaftaran haji pada produk iB Tabung Haji di Bank Jateng Syariah,
berikut penjelasannya.
a. CS akan menginformasikan kepada nasabah untuk melengkapi data dengan
membawa; buku tabungan haji (fotocopy dan legalisir), fotocopy KK dan KTP
yang masih berlaku, akte kelahiran/buku nikah/ijazah atau ketentuan yang
dipersyaratkan untuk mendapatkan nomor validasi pendaftaran haji yang
60
Surat Keputusan Direksi PT. BPD Jateng Syariah No. 0129/HT.01.01/2011 tentang Standar
Operasional Prosedur Tabung Haji, h.9-11.
61Hasil wawancara dengan Ibu Rani Ika Kumalawati, Operasional dan Umum, Bank Jateng Syariah
Cabang Pembantu Semarang Barat.
55
dicetak dalam rangkap 3 (tiga), dimana lembar 1 untuk Kemenag, lembar 2
untuk Customer Service dan lembar 3 untuk Back Office.
b. Kemudian lembar kedua yang diberikan kepada CS, petugas akan
memasukkan nomor validasi pendaftaran haji dan nomor rekening Tabungan
Haji pada aplikasi swiching BPIH (Biaya Pemberangkatan Ibadah Haji) untuk
proses pemindahbukuan ke rekening Menteri Agama secara otomatis oleh
sistem. Kemudian akan dicetakkan Bukti Tanda terima setoran awal BPIH.
c. Pada aplikasi Siskohat menginput nomor porsi calon jamaah haji yang disertai
dengan namaKepala Seksi Operasional/Kepala Seksi Pelayanan / Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani bukti setoran awal BPIH.
d. Bukti setoran awal BPIH dicetak dalam rangkap 5 (lima), yang dilengkapi
pada setiap lembar bukti setoran dengan pas foto calon jamaah haji dengan
dibubuhi stempel Bank Jateng. Khusus untuk lembar kelima bukti setoran
dibubuhi pas foto sebanyak 2 lembar yang salah satunya diletakkan pada sudut
kiri atas dan tidak dibubuhi stempel bank.
e. Sertakan tanda tangan dari Kepala Seksi Operasional / Kepala Seksi Pelayanan
atau pejabat yang berwenang.
f. Pas foto calon jamaah haji dibubuhi cap bank dan CJH menandatangani bukti
setoran awal BPIH pada kolom penyetor.
g. Lembar bukti setoran akan diberikan kepada nasabah diinformasikan :
i. Lembar 1 (satu) asli bermaterai untuk calon jamaah haji (warna putih)
ii. Lembar 2 (dua) untuk Bank Penerima Setoran awal BPIH (warna merah
muda)
iii. Lembar 3 (tiga) untuk admnistrasi pendaftaran pada Kementrian Agama
Kabupaten/Kota (warna kuning)
iv. Lembar 4 (empat) untuk administrasi pendaftaran pada Kanwil
Kementrian Agama Provinsi (warna biru)
v. Lembar 5 (lima) untuk adminstrasi pendaftan Kementrian Agama Pusat
(warna putih abu-abu muda)
56
h. CJH melapor ke Kementrian Agama Kabupaten/Kota dengan menyerahkan
“Bukti Setoran Awal BPIH” (print out siskohat) lembar ke3,4,dan 5 sedangkan
untuk lembar 1 untuk calon haji dan lembar 2 untuk Bank Jateng.62
Setoran awal iB Tabung Haji minimal Rp 500.000,- dan setiap setoran
selanjutnya ditetapkan minimal Rp 100.000,-. Kemudian bonus/hadiah yang diberikan
kepada pemegang Rekening iB Tabung Haji atas penggunaan dana oleh bank tetapi
tidak dituangkan dalam akad dan tidak disyaratkan. Pemberian bonus tersebut
dihitung setiap akhir bulan oleh sistem setelah proses akhir bulan, dengan mendebet
biaya bonus dan mengkredit langsung ke rekening tabungan haji nasabah. Namun
bagi rekening pasif tidak diberikan bonus atau hadiah. Setelah terhitung jumlah
nominal tertentu sesuai ketentuan Kemenag untuk pemberangkatan haji atau nasabah
mempunyai keperluan dengan alasan khusus, nasabah dapat melakukan penarikan iB
Tabung Haji. Penarikan iB Tabung Haji dapat dilayani apabila Penabung dapat
menunjukkan buku iB Tabung Haji yang asli dan dilakukan oleh Penabung sendiri
atau dengan Surat Kuasa kepada orang yang dikehendaki.63
3. Perlunasan BPIH
Untuk CJH yang sudah terdaftar dalam masa tunggu yang ditunjuk oleh
Kemenag, dapat melakukan pelunasan BPIH. Besarnya jumlah setoran pelunasan
ditentukan oleh Kemenag dan pelunasan harus dilakukan pemindahbukuan, tidak
boleh setoran tunai. Berikut penjelasan mengenai alur pelunasan haji dengan
pembayaran setoran lunas.
a) Calon haji datang ke Bank dengan membawa pas foto berwarna ukuran 3x4
sebanyak 5 lembar dan bukti setoran awal asli (1 lembar) dan buku iB Tabung
haji.
b) Nasabah melakukan penyetoran untuk pelunasan ke Teller dan Teller Bank akan
mencetak “Bukti Setoran”.
c) Untuk memproses pemindahbukuan dana ke rekening Menteri agama secara
sistem dibutuhkan nomor validasi dan nomor rekening CJH yang benar untuk
62
Hasil wawancara dengan Ibu Fauziyah Sri W.S, Customer Service Bank Jateng Syariah Cabang
Pembantu Semarang.
63 Berdasarkan penjelasan dari Bapak Farhanjati, Ketua Seksi bagian Pengembangan Bisnis, Divisi
BPD Jateng Syariah.
57
dimasukkan pada aplikasi switching BPIH. Selanjutnya mencetak bukti tanda
terima setoran pelunasan.
d) Untuk mencetak bukti setoran lunas BPIH melalui siskohat dengan menggunakan
formulir rangkap 5 (lima).
e) Disertakan tanda tangan pejabat yang berwenang pada bukti setoran lunas BPIH
yang dibubuhi stempel Bank Jateng Syariah diatas materai.
f) Calon Jamaah Haji diinformasikan untuk segera melapor ke Kemenag selambat-
lambatnya 7 hari kerja dari tanggal pelunasan dengan menyerahkan lembar bukti
setoran lembar kedua dan lembar ketiga.
g) Selanjutnya CJH menyetorkan sejumlah uang untuk pelunasan biaya haji ke
Teller.
4. Pembatalan Haji
Pendaftaran haji dapat dinyatakan batal apabila CHJ meninggal dunia, ataupun
mengundurkan diri karena alasan kesehatan atau alasan lainnya. Berikut penjelasan
mengenai pembatalan haji pada Kementrian Agama Kabupaten/Kota secara online :
a. Calon jamaah haji datang ke Kementrian Agama Kabupaten/Kota dengan
membawa surat permohonan batal porsi, bukti setoran awal BPIH lembar 1, dan
fotocopy KTP.
b. Kementrian Agama Kanwil/Propinsi melakukan entry dan memberikan
approval serta membuat surat ke Siskohat permohonan pengembalian setoran
awal.
c. Siskohat memberikan approval di aplikasi Siskohat dan membuat surat ke
Direktorat pengelolaan BPIH dan SIH
d. Direktorat pengelolaan BPIH dan SIH memberikan aprroval di aplikasi
Siskohat
e. Siskohat dan BPIH di Kemenag Pusat memberikan approval di aplikasi
Siskohat
f. Data pengembalian dilakukan oleh Kementrian Agama dan diberikan FTP
Server.
g. Cabang Syariah Induk menginformasikan pembatalan tersebut ke Kepala Seksi
Operasional/Pelayanan di Layanan Syariah dan menginstruksikan ke Back
58
Office untuk melakukan pemindahbukuan dari Rekening Kementrian Agama ke
Rekening iB Tabung Haji Nasabah pada aplikasi swiching BPIH.
h. Nasabah membuat slip untuk menyelesaikan pembatalan porsi, setelahnya
diinformasikan ke nasabah/ahli waris mengenai pembayaran pengembalian
setoran awal telah dilakukan.64
5. Penutupan Rekening iB Tabung Haji
Penutupan Rekening iB Tabung Haji hanya dapat dilakukan untuk keperluan
pendaftaran haji dan dapat ditutup rekeningnya setelah nasabah selesai menunaikan
ibadah haji. penutupan iB Tabung Haji karena meninggal dunia dikenakan biaya
penutupan sebesar Rp 50.000,- sedangkan penutupan rekening untuk pelunasan Biaya
Pemberangkatan Ibadah Haji (BPIH) tidak dikenakan biaya. Mengenai alur penutupan
rekening iB Tabung Haji akan dipaparkan sebagai berikut:
a. CS menerima Permohonan Penutupan Rekening, Buku Tabungan dan
fotocopy identitas dari nasabah dengan memperlihatkan yang asli
b. Nasabah mengembalikan buku tabungan yang masih ada nama penabung
c. Dilakukan pengecekan persyaratan penutupan rekening dan fasilitas yang
terkait dengan rekening yang bersangkutan
d. Proses penutupan rekening dilakukan pada sistem sehingga mendapatkan
saldo akhir setelah dikurangi biaya-biaya penutupan rekening
e. Slip penarikan diperuntukkan nasabah dalam pengambilan saldo rekening
nasabah, paraf kolom yang disediakan
f. Bubuhi stempel pada penyataan tgl penutupan rekening
g. Surat permohonan penutupan rekening, slip dan berkas penutupan rekening
lainnya diberikan kepada Kepala Seksi Operasional Syariah untuk meminta
tanda tangan persetujuan pada surat permohonan, slip penarikan dan berkas
penutupan lainnya sehingga dapat dilakukan proses otorisasi pada sistem oleh
Kepala Seksi Operasional Syariah.
h. CS menyerahkan slip penarikan, dan mempersilahkan ke Teller untuk
melakukan penarikan saldo.
i. Pada akhir hari pastikan saldo rekening pada sistem telah nihil.
64
Surat Keputusan Direksi PT. BPD Jateng Syariah No. 0129/HT.01.01/2011 tentang Standar
Operasional Prosedur Tabung Haji, h.21-24.
59
j. Teller menerima slip penarikan dan buku tabungan yang telah ditanda tangani
oleh nasabah
k. Setelah memeriksanya, lakukan proses penutupan rekening tabungan sesuai
sistemdan dilakukan tahapan prosedur pembayaran uang tunai kepada nasabah
l. Pada slip penarikan bubuhi paraf dan stempel “LUNAS”.65
Setelah mengetahui tentang mekanisme tabungan haji yang dimulai dari
pembukaan rekening tabungan haji sampai ditutupnya rekening tabungan haji, untuk
menambah pengetahuan kembali didapati tata cara administrasi pendaftaran haji reguler
yang bersumberkan dari Kementrian Agama RI dalam Panduan Informasi Administrasi
Ibadah Haji dan Umrah. Berikut penjelasannya secara sistematis mulai dari pendaftaran
hingga pelunasan bahkan diterangkan pula mengenai pembatalannnya.
1) Waktu dan Tempat
Pendaftaran haji dilakukan di Kantor Kementrian Agama kabupaten/kota tempat berdomisili setiap
hari kerja.
2) Syarat-syarat untuk mendaftar
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Memiliki tabungan minimal Rp 25.000.000;
3) Cara Mendaftar
a. Memeriksa diri ke puskesmas setempat
b. Membuka tabungan BPS BPIH dengan saldo minimal 25 juta
c. Datang ke Kementrian Agama kabupaten/kota sesuai domisili dengan
membawa Surat Keterangan Sehat, KTP, Buku Tabungan dan Pas foto
terbaru ukuran 3x4 sebanyak 20 buah. Bagi kankemenag kab/kota yang
sudah online dengan SISKOHAT pembuatan pas foto dilakukan ditempat
mendaftar.
d. Mengisi Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH) dan disahkan oleh petugas
kantor Kementrian Agama kab/kota
65
Hasil wawancara dengan Ibu Fauziyah Sri W.S, Customer Service Bank Jateng Syariah Cabang
Pembantu Semarang Barat.
60
e. Membayar setoran awal sebesar Rp 25.000.000; (Dua Puluh Lima Juta
Rupiah) ke rekening Menteri Agama pada Bank Penerima Setoran BPIH
yang online dengan SISKOHAT, salah satunya yaitu BPD Jateng Syariah.
f. Menerima bukti setoran awal BPIH yang didalamnya tercantum nomor porsi
sebagai bukti telah sah terdaftar sebagai jamaah haji
g. Melaporkan diri ke Kankemenag kab/kota tempat mendaftar paling lambat 7
hari dan menyerahkan bukti setoran awal warna kuning
h. Pendaftaran jamaah haji khusus dilakukan di Kantor Wilayah Kemenag
Provinsi atau Ditjen Penyelenggara Haji dan Umroh melalui Penyelenggara
Ibadah Haji Khusus yang telah mendapat izin dari Menteri Agama
4) Perlunasan BPIH
a. Besaran BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri setelah mendapat
persetujuan DPR, yang digunakan untuk keperluan biaya penyelenggara
ibadah haji
b. Prioritas pemberangkatan jamaah haji diberikan kepada calon jamaah haji
yang nomor porsinya masuk dalam alokasi porsi provinsi dan telah melunasi
BPIH tahun berjalan, belum pernah haji dan berusia 18 tahun ke atas dan
atau sudah menikah
c. Waktu dan tempat perlunasan
1. Waktu perlunasan BPIH tahun berjalan dilaksanakan setelah ditetapkan
peraturan Presiden tentang biaya penyelenggaraan ibadah haji
2. Tempat perlunasan BPIH dilakukan pada BPS BPIH semula menyetor
d. Syarat-syarat untuk melunasi BPIH
Memiliki nomor porsi yang masuk alokasi porsi provinsi dengan ketentuan:
1. Belum pernah haji
2. Berusia 18 tahun ke atas dan atau sudah menikah
3. Suami, anak kandung dan orang tua kandung yang pernah haji dan akan
bertindak sebagaimana yang dimaksud diatas, atau pembimbing ibadah
haji yang ditetapkan oleh kepala kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi dan dikonfirmasikan ke dala SISKOHAT sebelum perlunasan
dimulai
e. Cara melakukan perlunasan BPIH
61
1. Datang ke BPS BPIH dengan membawa bukti setoran awal
2. Menambah kekurangan BPIH tahun berjalan sesuai dengan besaran yang
ditetapkan oleh Presiden
3. Menerima bukti setoran perlunasan BPIH
4. Melaporkan diri ke Kankemenag kab/kota tempat mendaftar paling lambat
7 hari dengan membawa dan menyerahkan bukti setoran perlunasan warna
merah dan kuning, pasfotoo terbaru ukuran 3x4 sebanyak 20 buah dan
ukuran 4x6 sebanyak 4 buah
f. Calon jamaah haji yang masuk dalam alokasi porsi provinsi tetapi tidak
melunasi BPIH tahun berjalan menjadi waiting list tahun berikutnya.
5) Pembatalan BPIH
a. Calon jamaah haji yang membatalkan pendaftaran hajinya karena berbagai
sebab, BPIH dikembalikan melalui BPS BPIH tempat setor semula. Untuk
setoran awal dan lunas, BPIH dikembalikan penuh tanpa potongan
b. Permohonan pengajuan pembatalan BPIH dilakukan melalui Kankemenag
kab/kota domisili dengan melampirkan:
1. Bukti setoran BPIH asli lembar pertama dan keempat
2. Surat pernyataan batal dari calon jamaah haji bermaterai Rp 6.000;
3. Surat kuasa bermaterai Rp 6.000; dari calon jamaah haji yang
bersangkutan dan diketahui Lurah/ kepala desa setempat, apabila
pengambilan dikuasakan kepada orang lain
4. Foto copy surat kematian dan surat keterangan ahli waris bahi yang batal
karena meninggal dunia
Penyelesaian proses pembatalan selanjutnya dilaksanakan secara berjenjang mulai
dari Kankemenag Kab/kota, Kanwil Kankemenag Provinsi, Ditjen Penyelenggara
Haji dan Umrah dan Bank Penerima Setoran BPIH.66
66
Kementrian Agama RI, Panduan Informasi Administrasi IBADAH HAJI DAN UMRAH, Jakarta:
LKIPI, 2012, h. 20-21.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan mengenai mekanisme tabungan haji di Bank
Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat, maka penulis dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pedoman iB Tabung Haji
Pedoman tentang iB Tabung Haji membahas mengenai peraturan umum dan ketentuan
umum iB Tabung Haji. Ketentuan umum ini berkenaan tentang produk iB Tabung Haji
yang berprinsip wadi‟ah yad dhamanah. Sedangkanperaturan umumnya dijelaskan
mengenai pembukaan rekening iB Tabung Haji, tarik-setoran iB Tabung Haji,
penutupan rekening tabungan. Ketentuan dan peraturan umum tersebut dapat dijadikan
sebagai standar operasional pada produk iB Tabung Haji dalam melayani nasabah.
2. Mekanisme Tabungan Haji
Mekanisme tabungan haji diawali dengan pembukaan rekening iB Tabung Haji (setoran
awal Rp 25.000.000,- ) untuk pendaftaran porsi haji. Kemudian CJH membawa semua
berkas persyaratan pendaftaran haji untuk mendapatkan nomor validasi. Petugas akan
menginput data CJH, nomor validasi dan nomor rekening tabungan haji pada aplikasi
swiching BPIH (Biaya Pemberangkatan Ibadah Haji) untuk proses pemindahbukuan ke
rekening Menteri Agama secara otomatis oleh sistem. Kemudian akan dicetakkan print
out Bukti Setoran Awal BPIH. CHJ segera mendatangi ke Kemenag Kab/Kota untuk
mendaftarkan diri selambat-lambatnya 7 hari dengan membawa persyaratan yang telah
ditetapkan.
B. Saran/Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bank Jateng Syariah dapat memperbaiki kekurangannya dalam operasional dan
memperhatikan standart pelayanan sehingga tercipta kepuasan pada nasabahnya.
63
2. Sebaiknya team marketing dari Bank Jateng Syariah agar lebih maksimal dalam
melakukan pemasaran tabungan haji, dan memahami mengenai kondisi nasabah (calon
jamaah haji) sertamenciptakan rasa nyaman terhadap nasabah.
3. Diharapkan Bank Jateng Syariah dapat meningkatan SDM terutama dalam pengetahuan
agama untuk lebih mensyariahkan perbankan serta dapat mengembangkan jangkauan
pelayanan operasionalnya dengan membuka kantor cabang baru.
C. Penutup
Demikian karya tulis ini penulis paparkan. Penulis menyadari banyaknya
kesalahan dalam berbagai hal baik itu dalam penulisan, isi dan data-data pendukung.
Karena itu semua keterbatasan penulis sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan.
Maka dari itu penulis membuka diri dalam menerima kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Buku - buku
Antonio, Muhammad syafi‟i. 1999. Bank Syariah (Suatu Pengenalan Umum). Jakarta:
Tazkia Institute.
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Pustaka
alvabet.
Departemen Agama RI. 2013. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Jakarta : Insan Media
Pustaka.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan. 2014.
Lihat dalam Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional untuk Lembaga
Keuangan Syariah. Jakarta: Erlangga.
Hasibuan, H. Malayu S. P. Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2001.
Karim, Adimarwan A. 2011.Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta :
Rajawali Pers.
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers.
Kementrian Agama RI. 2012. Panduan Informasi Administrasi IBADAH HAJI DAN
UMRAH. Jakarta: LKIPI.
Marzuki, 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE UII.
Muhammad, 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Nikensari, Sri Indah. 2012. Perbankan Syariah, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2014. Akuntansi Syari‟ah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
S., Burhanudin 2010. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sabiq, Sayid. 2009. Fiqh As-Sunnah. Jakarta : Cakrawala Publishing.
Suhendi, Hendi. 2007. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif : Teori dan aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta : Prenada Media.
Suwiknyo, Dwi. 2010. Kompilasi Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Islam. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Umam,Khotibul. 2009.Trend Pembentukan Bank Umum Syariah Pasca UU No.21
Tahun 2008(Konsep Regulasi dan Implementasi). Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Warno. 2014. Akuntansi :Lembaga Keuangan Syari‟ah. Yogyakarta : Deepublish.
Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.
Jakarta : Grasindo.
Sumber dari Bank Jateng Syariah
Buku mengenai Profil Perusahaan Bank Jateng Syariah Tahun 2015.
Data diambil dari File Produk-produk Bank Jateng Syariah.
Rencana Bisnis Bank Jateng Tahun 2014-2016.
Sumber dari Organisasi Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat.
Sumber dari Organisasi Bank Jateng Syariah Cabang Semarang.
Surat Keputusan Direksi PT. BPD Jateng Syariah No. 0129/HT.01.01/2011 tentang
Standar Operasional Prosedur Tabungan Haji.
Wawancara
Berdasarkan penjelasan dari Ibu Retno Setya. Seksi Umum dan SDM. Bank Jateng
Syariah Cabang Semarang.
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Farhanjati. Ketua Seksi bagian Pengembangan
Bisnis. Divisi BPD Jateng Syariah.
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Farhanjati. Ketua Seksi bagian Pengembangan
Bisnis. Divisi BPD Jateng Syariah.
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Tri Atmo Suseno. Administrasi Pembiayaan. Bank
Jateng Cabang Pembantu Semarang Barat
Berdasarkan penjelasan dari Ibu Mulatsih. Seksi Umum dan SDM. Divisi BPD Jateng
Syariah.
Hasil wawancara dengan Ibu Fauziyah Sri W.S. Customer Service. Bank Jateng
Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat.
Hasil wawancara dengan Ibu Rani Ika Kumalawati. Operasional dan Umum. Bank
Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat.
Karya Ilmiah
Che-awae, Miss Ni-asuenah. Strategi pemasaran tabungan haji di Koperasi Ibn Affan
wilayah Patani Thailand Selatan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Jurusan Managemen Dakwah.
Rokhana, Dian. 2012. Prosedur Pelaksanaan Pembatalan Tabungan Haji di Bank
Mega Syariah Cabang Semarang. Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam. Jurusan D3 Perbankan Syariah. UIN Walisongo Semarang.
Rokhmah, Nikmatul. Prinsip akad dalam pengelolaan dana setoran awal calon
jamaah haji daftar tunggu. Skripsi. Malang : Fakultas Syariah. Jurusan Hukum
Bisnis Syariah.
Website
http://berita.suaramerdeka.com/bank-jateng-resmikan-kantor-cabang-syariah-
keempat/
http://berita.suaramerdeka.com/bank-jateng-syariah-buka-kcp-di-magelang/
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/08/25/271309/Bank-Jateng-
Syariah-Miliki-Tiga-Kantor-Cabang
http://www.bankjateng.co.id/content.php?query=jaringansya
http://www.bankjateng.co.id/content.php?query=sejarahnya