Tugas 1_Muhammad Reza Basri_O11111004.docx

6
TUGAS 1 FISIOLOGI VETERINER II OLEH : Muhammad Reza Basri O11111004 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015

Transcript of Tugas 1_Muhammad Reza Basri_O11111004.docx

TUGAS 1FISIOLOGI VETERINER II

OLEH :

Muhammad Reza BasriO11111004

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN2015

Tugas Fisiologi1. Mengapa produksi susu menurun saat kebuntingan pada hewan menyusui ?Kebuntingan sedikit pengaruhnya terhadap produksi susu sampai dengan kebuntingan pada bulan ke 5. Mulai bl ke 5 produksi susu mulai menurun lebih cepat dari pada sapi yang tidak bunting dikarenakan keseimbangan hormonnya berubah oleh energi yang dibutuhkan oleh fetus/janin pada saat itu kurang lebih sama dengan pembentukan susu sebanyak 400 600 lb. Agar sapi mengorbankan berat badanya untuk mempertahankan produksi susu, maka kebutuhan pokok/maintenance pakan sapi perah laktasi yang sedang bunting lebih dari 2 bulan harus ditambah. Kebuntingan berpengaruh tidak langsungterhadap kuantitas produksi dan sedikit terhadap kualitas susu. Sapi bunting menurunkan produksi susu lebih cepat disbanding sapi yang tidak bunting. Pertambahan umur kebuntingan berbanding terbalik dengan produksi susu. Hal ini disebabkan oleh sebagian zat gizi yang dimakan tidak diproses dalam pembentukan susu tetapi digunakan untuk membesarkan embrio. Pembentukan embrio membutuhkan nutrisi yang setara dengan 55 400 kali liter susu. Jumlah kebutuhan ini tergantung pada bangsa dan keadaan sapi.Sapi yang dikawinkan pada 90 hari setelah beranak mengurangi produksi susu sebanyak 375 400 kg dalam periode 365 hari disbanding sapi yang dikawinkan 240 hari setelah beranak. Reduksi susu biasanya mulai terjadi pada umur 5 bulankebuntingan.umur8 bulan kebuntingan mereduksi susu sebanyak 20% disbanding sapi laktasi dengan umur yang sama tetapi tidak bunting. Usaha terbaik adalah mengawinkan sapi-sapi 2 3 bulan setelah beranak.

2. Jelaskan fisiologis periode laktasi post partus ?Kelenjar susu sapi betina mulai berkembang pada waktu kehidupan fetal. Puting-puting susunya terlihat pada waktu dilahirkan. Bila hewan betina tumbuh, susunya membesar sebanding dengan besarnya tubuh. Sebelum hewan mencapai dewasa kelamin, maka hanya terjadi sedikit pertumbuhan jaringan kelenjar. Bila sapi betina mencapai dewasa kelamin, maka estrogen (dihasilkan oleh folikel dalam ovarium) merangsang perkembangan sistema duktus yang besar. Pada setiap siklus estrus yang berulang, jaringan kelenjar susu dirangsang untuk berkembang lebih cepat. Setelah sapi dara mengalami beberapa kali siklus estrus, maka duktrusnya memperlihatkan banyak cabang dalam susu. Penelitian terdahulu menganggap bahwa tidak ada pertumbuhan sistema lobul-alveolar sebelum hewan bunting.Laktasi terjadi pada waktu kelahiran bersamaan dengan penurunan kadar progesteron dan esterogendi dalam darah dan peningkatan prolaktin atau hormon laktogenik dari kelenjar hipofisa.Protein susudibentuk dari asam amino darah. Kasein misel atau agregasi protein dan mineral kemugkinanterjadi didalam badan golgi saat disekresi dalam sel sekresi . laktosa secara reguler disintesis dalam sel sekresi. Darah masuk dalam sel sekresi secara oemotik dibawah kontrol laktose, K, Na dan Cl. Komponen susu disintesa dalam sel terutama pada retikulum enoplasma. Energi untuk RE disuplay oleh mitokondria. Komponen-komponen ini melewati badan golgi yang bertanggung jawab terhadap pengeluaran dari sel sebagaitetes demi tetes kedalam rumen. Stimulus pengeluaran susu saatpemerahan menyebabkan pengeluaran hormon oksitosin dari kelenjar pituitari pada otak bawah dan mulailah terjadi pengeluaran susu dari ambing.Adapun hormon yang berperan dalam pengeluaran susu antara lain : Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran. Estrogen: menstimulasi sistem saluran mammae untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Follicle stimulating hormone (FSH): perkembangan folikel yang bertujuan untuk menghasilkan homon estrogen Luteinizing hormone (LH): berperan dalam proses ovulasi Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil pada masa kebuntingandan sekresi air susu dari kelenjar Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras susu menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down.Selanjutnya terjadi peristiwa milk let down dimana suatu peristiwa terjadinya proses pengeluaran air susu dari induk kepada anaknya. Proses ini diawali dengan adanya rangsangan dari mulut anak atau pedet terhadap ambing induknya, kemudian rangsangan ini diantarkan oleh pembuluh saraf ke sistem saraf pusat. Selanjutnya SSP menghasilkan oksitosin dan yang disekresikan ke dalam pembuluh darah. Kemudian menuju organ target yaitu alveol-alveol yang ada di ambing yang merangsang agar alveol ambing tersebut mengeluarkan air susu untuk pedet tersebut. Peristiwa ini akan terus berlanjut dan berulang selama adanya rangsangan pada puting dari ambing si induk.

Daftar PustakaAlfarisi (2008). Fisiologi laktasi. http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html.Anonimus (2012). Produksi dan Komposisi Susu. http://usahapenernakan.blogspot.com/2012/12/peroduksi-ternak-perah.htmlIsdarmady (2010). Siklus Reproduksi pada Sapi. http://kamicintapeternakan.blogspot.com/2010/08/siklus-estrus-pada-sapi.html.