tugas 1 MPI

35
Manajemen Proyek Industri Tugas I Wibowo Chandra Pawito 1306402620/ Reguler Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1

description

hghhh

Transcript of tugas 1 MPI

Manajemen Proyek IndustriTugas I

Wibowo Chandra Pawito1306402620/ RegulerTeknik Metalurgi dan Material

Fakultas TeknikUniversitas Indonesia2015

1. Metal ProcessingA. CastingCasting (Pengecoran) adalah proses fabrikasi logam, dimana logam dicairkan dan kemudian dituangkan kedalam cetakan yang memiliki bentuk sesuai desain. Langkah kerja dari casting adalah sebagai berikut:1. Pembuatan cetakan2. Persiapan peleburan logam3. Penuangan logam cair kedalam cetakan4. Pembersihan coran dan proses daur ulang pasir cetakLingkup casting (pengecoran) umumnya dilakukan untuk membuat komponen-komponen besar dan memiliki bentuk yang rumit, serta terkhusus untuk material yang memiliki keuletan yang sangat rendah seperti besi, aluminium, emas, dan lain-lain. Sedangkan proses dari casting (pengecoran) terbagi 4 jenis yaitu:a. Sand casting (pengecoran pasir), cetakan yang di desain terbuat dari pasir, dan logam yang telah dicairkan dituang kedalam cetakan pasir.b. Die casting (pengecoran bertekanan), logam cair dimasukkan dengan menggunakan tekanan kedalam cetakan dan pembekuan terjadi dalam kondisi bertekanan.c. Investment casting (lost-wax casting), lubang cetakan terbuat dari plastic(wax) yang kemudian dipanaskan hingga meleleh, meninggalkan lubang cetakan sesuai bentuk yang diinginkan.d. Continuous casting.Kegunaan untuk mencetak perhiasan,mahkota gigi,sudut turbin, dan lain-lain.Secara Umum proses casting ini dibagi menjadi 2 yaitu Expendable Mold dan Permanent Mold. Expandable Mold adalah pengecoran sekali pakai, sedangkan Permanent Mold pengecoran dengan cetakan yang permanent. Keberhasilan suatu proses casting dipengaruhi oleh beberapa faktor:1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak.2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan.3. Pengaruh material cetakan.4. Pembekuan logam dari kondisi cair

B. ExtrusionExtrusion (Ekstrusi) adalah menekan logam dalam rongga tertutup melalui alat, disebut juga cetakan menggunakan tekanan mekanik atau hidrolik untuk mendapatkan bentuk penampang yang diinginkan.Lingkup ekstrusi umumnya pada pembuatan lubangan pada logam dan membentuk logam batangan menjadi desain yang sesuai di inginkan dengan cetakan yang sudah dibuat terlebih dahulu, dan diproses melalui cara kerja ektrusi, terbagi 3 yaitu: a. Ekstrusi panas adalah berkaitan dengan sensifitas laju regangan bahan pada suhu tinggi, ekstrusi panas membutuhkan pertimbangan-pertimbangan khusus lainnya. Pendinginan billet dalam container dapat menghasilkan ketidak homogenan deformasi yang tinggi. Lebih lanjut lagi, karena billet dipanaskan, akan tertutupi oleh lapisan oksida. Perbedaan sifat-sifat gesek akibat oksidasi dapat mempengaruhi aliran material dan mungkin menyebabkan hasil ekstrusi yang ditutupi oleh lapisan oksida. Untuk mengatasi masalah ini, diameter dummy block yang dekat ram dibuat sedikit lebih kecil dari diameter kontainer. Pelumasan sangat penting pada ekstrusi panas. Untuk baja, baja tahan karat, dan material yang mempunyai suhu proses tinggi, kaca merupakan pelumas yang sangat bagus. Pelumas padat seperti grafit dan Mo2S juga digunakan pada ekstrusi panas. Logam-logam nonferro biasanya diekstrusi tanpa penggunaan pelumas, meskipun kadang-kadang digunakan grafit sebagai pelumas. Untuk material-material yang cenderung lengket ke kontainer atau cetakan, billet dapat dibungkus dengan logam-logam yang lebih lunak, seperti tembaga atau baja lunak (mild steel) melalui proses canning. Pembungkusan ini, disamping bertindak sebagai permukaan dengan koefisien gesekan rendah, juga menjaga terkontaminasinya billet oleh lingkungan sekitarnya atau sebaliknya jika materialnya beracun atau bersifat radioaktif. Bahan untuk cetakan pada ekstrusi panas biasanya menggunakan cetakan baja yang dikerjakan panas. Untuk memperpanjang umurnya, pelapisan (coating) dapat diberikan pada permukaan cetakan.b. Ekstrusi dingin merupakan istilah umum yang sering menunjukkan kombinasi proses seperti ekstrusi langsung dan tak langsung dan forging.c. Ekstrusi Kejut Proses ini biasanya termasuk dalam proses ekstrusi dingin dan mirip dengan prosesekstrusi tak langsung. Penekan bergerak dengan kecepatan tinggi ke benda kerja yang kemudian terekstrusi keatas. Proses ekstrusi kejut biasanya mengahasilkan penampang bulatyang tebal dindingnya lebih kecil disbanding diameternya. Proses ekstrusi dapat dilakukan baikdalam kondisi panas maupun dingin.

Jenis-jenis proses ekstrusi: (a) Langsung, (b) Tak langsung, (c) Hidrostatis, dan (d) Impak (kejut).Ada 4 macam jenis proses dasar ekstrusi :a. Ekstrusi langsung Dikenal juga dengan sebutan ekstrusi maju (forward extrusion). Prosesnya mirip dengan ketika pasta gigi ditekan keluar dari tube-nya. Billet bergerak relatif terhadap dinding kontainer. Gesekan antara billet dengan dinding kontainer akan meningkatkan gaya yang dibutuhkan untuk mendorong billet.b. Ekstrusi tak langsung kadang disebut juga ekstrusi balik atau mundur (reverse or backward extrusion). Padaekstrusi metode ini, cetakan (die) bergerak menuju billet. Jadi tidak ada gerak relative yang menyebabkan gesekan antara permukaan billet dan dinding kontainer, kecuali pada cetakannya.c. Ekstrusi hidrostatis ruangan kontainer diisi dengan fluida yang menjadi perantara berpindahnya tekanan terhadap billet yang diekstrusi melewati cetakan. Di sini tidak timbul gesekan sepanjang dinding kontainer.d. Ekstrusi kejut merupakan bentuk lain dari ekstrusi tak langsung dan biasanya cocok untuk bentukbentuk yang berlubang.Keunggulan dari proses Ekstrusi adalah :1. Keberagaman produk dalam kisaran luas yang kebanyakan tidak mudah dihasilkan oleh metode pengolahan lain, dapat dihasilkan dengan mengubah bahan baku, kondisi pengoperasian, dan cetakan.2. Biaya operasional lebih rendah dan produktivitas lebih tinggi.3. Menghasilkan produk berkualitas tinggi, karena pemasakan ekstrusi melibatkan suhu tinggi dalam waktu pendek.4. Ramah lingkungan Karena semakin berkembangnya zaman, proses ekstrusi ini juga digunakan dalam pembuatan polimer. Prinsipnya hamper sama hanya saja mengekstrusi bahan polimer tidak lagi menggunakan ram seperti halnya ekstrusi logam, tetapi menggunakan sebuah screw. Bahan baku yang dimasukkan berupa biji plastic (pellet). C. Rolling`Rolling (Pengerolan) adalah proses deformasi dengan menggunakangaya tekan yang kuat pada kedua rol yang berlawanan untuk membuat perubahan ketebalan material.Kegunaannya:1. Membuat alumnium foil dengan ketebalan (0.008 mm).2. Membuat lembaran logam yang digunakan pada pembuatan kaleng dengan ketebalan (0,15 mm ).3. Membuat baja rel kereta api.Jenis-jenis roll ada roll dua tingkat, roll tiga tingkat, roll empat tingkat, dan roll tandem, terlihat seperti gambar:

Macam macam dari proses rolling yang banyak dijumpai ada 4 proses, yaitu;1. Pengerolan panas.2. Pengerolan dingin.3. Pengerolan ring.4. Roll piercingPada saat pengerollan ini juga akan terjadi perubahan struktur dan deformasi dari bentuk cristal pada awal penempaan batangan logam yang akan mengalamipemuaian,pemadatan struktur cristal, dan lebih ulet, akibat penekan pada pengerollan panas. Terlihat pada gambar.

Jumlah deformasi atau reduksi yang dicapai dalam operasi pencanaian flat/datar biasanya dihitung dari pengurangan ketebalan dan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Keterangan : R= % besar reduksiH1= tebal benda kerja setelah rolling, tebal akhirH0= tebal benda kerja sebelum rolling, tebal awalRolling Mill Stand adalah mesin yang digunakan untuk melakukan proses pencanaian logam. Mill stand pada rolling mill terdiri dari satu pasang roll yang digerakkan oleh motor listrik yang mentransmisikan gaya torsi melalui gigi dan cardans. Roll dilengkapi dengan bantalan dan dipasang dalam stand dengan mekanisme screw-down. Mill stand dibatasi oleh nilai maksimum dari roll separating force dan torsinya. Sedangkan jumlah maksimum deformasi (reduksi ketebalan) yang dapat dicapai pada single rolling pass (satu kali reduksi) ditentukan oleh beberapa faktor:a. Roll separating force maksimumd. Koefisien gesekanb. Torsi maksimume. Kekuatan mekanik benda kerjac. Diameter work rollf. Lebarnya benda yang akan di rolling

D. ForgingForging (Penempaan) proses deformasi yang dilakukan dengan menekan benda kerja diantara dua cetakan (die), baik menggunakan gaya kejut (impact) atau ditekan secara gradual hingga diperoleh bentuk akhir benda kerja yang diinginkan.Kegunaannya untuk menempa logam baja. Tempa dapat diklasifikasikan dengan berbagai macam cara,diantaranya berdasarkan temperature kerja :a. Tempa panas atau hangat; cara ini paling banyak digunakan bila diperlukan deformasi yang cukup besar; dengan memanaskankekuatan logam dapat dikurangi dan keuletannya bertambah.b. Tempa dingin; cara ini juga sering dilakukan untuk pembuatanproduk tertentu. Keuntungan dari tempa dingin adalah dapatmeningkatkan kekuatan yang dihasilkan dari pengerasan regang.Berdasarkan cara pemberian gaya untuk mendeformasikan benda kerja, tempa dapat diklarifikasikan atas :1. Tempa dengan beban impak (impact).2. Tempa dengan beban gradual.Mesin tempa yang digunakan untuk penempaan dengan bebanimpak disebut forging hammer, sedang yang digunakan untuk penempaanbeban gradual disebut forging pres. Cara lain untuk mengklasifikasikan proses tempa adalah berdasarkan derajat aliran logam kerja yang didesak oleh dies, seperti ditunjukkan dalam gambar.

Gambar tiga jenis operasi penempaan :1. Tempa cetakan terbuka (open-die forging),Benda kerja ditekan diantara dua buah cetakan (die) yang datar (hampir datar) sehingga logam mengalir dalam arah lateral tanpa dihambat oleh permukaan cetakan. Proses penempaan ini dikenal sebagai upset forging yaitu mengurangi tinggi bendakerja dan menambah diameternya.Analisanya bila open-die forging dilakukan pada kondisi yang ideal yaitu tidak ada gesekan antara permukaan bendakerja dan cetakan, sehingga terjadi deformasi yang homogen, dan aliran radial logam seragam.2. Tempa cetakan tertutup (impression-die forging),Benda kerja ditekan diantara sepasang cetakan yang tertutup, sehingga aliran logam dalam arah lateral mendapat hambatan yang cukup signifikan. Dalam proses tempa ini, sejumlah kecil logam kerja mengalir kedalam celah diantara kedua cetakan membentuk sirip (flash), seperti dapat dilihat dalam gambar (b) Flash yang terbentuk diantara keduacetakan tersebut harus dipotong dengan proses trimming. Impression-die forging kadang-kadang juga disebut penempaan cetakan tertutup (closed-die forging), dimana bentuk rongga cetakannya merupakan kebalikan bentuk benda yang akan dibuat.Tahapan proses impression-die forging ditunjukkan dalam gambar.

3. Tempa tanpa sirip (flashless forging).Disebut juga true closed-die forging, yaitu proses tempa dengan cetakan tertutup dimana bahan bakubenda kerja seluruhnya berada dalam rongga cetak selama proses penekanan, dan tidak ada sirip (flash) yang terbentuk, seperti ditunjukkan dalam gambar

2. Corrosion ProtectionKorosi adalah proses perusakan logam, dimana logam akan mengalami penurunan mutu (degradation), karena bereaksi dengan lingkungan baik itu secara kimia atau elekrokimia pada waktu pemakaiannya.Sedangkan kegunaan proteksi korosi adalah teknik untuk menghambat penurunan mutu (degradation) dari logam (baja) yang bereaksi dengan lingkungan. Metode yang digunakan untuk proteksi korosi adalah1. Material selection and coatinga. Pelapisan logam dengan logam lain yang memiliki sifat katodik,seperti pelapisan baja dengan Ni atau Ag, atau yang memiliki sifat anodik, seperti pelapisan baja dengan Zn atau aluminium.b. Pelapisan non logam dapat dilakukan dengan cat, varnish, plastic lining, atau lacquer.Mekanisme dari proteksi korosi pada lapisan (coating) lindung organic cat :a) Proteksi Dengan Mekanisme Barrier Effect. Pada prinsipnya, cat yang digunakan pada metoda ini harus kedap air, tidak mudah larut, tidak mudah rusak di dalam lingkungan air dengan ketebalan lapisan cat antara 250 -500 mikron. Cat yang dilapiskan pada permukaan logam akan menimbulkan rintangan atau hambatan yang kuat untuk memisahkan permukaan dengan air/elektrolit dan oksigen. Air/elektrolit tidak bersentuhan langsung dengan logam sehingga, syarat untuk terjadinya korosi tidak terpenuhi.Bahan cat yang dapat digunakan untuk proteksi korosi dengan mekanisme ini adalah: bitumen, coal tar epoxy, vinyl tar, dan epoxy. Metoda ini umumnya digunakan untuk proteksi logam yang diaplikasikan pada daerah yang terrendam.b) Proteksi Dengan Mekanisme Galvanic Effect Cat yang digunakan atau dilapiskan pada logam mengandung serbuk logam yang memiliki potensial lebih rendah.Jika logam yang dicat adalah baja/besi, maka partikel halus yang ditambahkan pada cat adalah logam zinc/seng. Proteksi ini dapat berlangsung dengan baik jika partikel-partikel halus zinc bersentuhan langsung dengan logam baja/besi itu sendiri. Tipe cat yang dapat memberikan fungsi sebagai galvanic effect adalah: epoxy, ethyl silicate, alkali silicate.Yang perlu diperhatikan pada metoda ini adalah memastikan bahwa permukaan logam yang akan dilindungi harus benar-benar bersih. Kotoran yang menempel pada permukaan logam dapat menjadi penghalang kontak langsung partikel halus zinc dan permukaan logam yang akan diproteksi.

2. Cathodic ProtectionPenggunaan anoda korban untuk system pengendalian korosi dapat berbentuk lapisan diseluruh permukaan logam seperti pada baja yang digalvanisasi atau ditempelkan secara menyebar. Anoda yang ditempelkan menyebar akan menyebabkan distribusi arus tdak merata pada permukaan logam yang dilindungi. Logam yang dipasan sbg anoda bersifat lebih anodic sehingga lebih mudah terkorosi. Missal Zn, Al, Mg. Pada anoda, Misal Mg ditambahkan back fill untuk meningkatkan konduktivitas tanah sekeliling anoda dan menurunkan korosi anoda magnesium yang berlebihan. Cara ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya tanpa membutuhkan energy listrik dari luar, tidak memerlukan pengawasan, dan arus proteksi yang dihasilkan tidak pernah salah arah. 3. Corrosion InhibitorPenggunaan larutan garam Natrium Cromat (Na2CrO4) dengan kadar tertentu mampu menghambat laju korosi. karena sodium kromat sebagai inhibitor kimia, yaitu suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan ke dalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam.Selain itu fungsi dari inhibitor adalah mampu memperpanjang umur pakai logam, melindungi dan memperindah permukaan logam, lebih mengkilap dan terang dengan warna tertentu yang dihasilkan sesuai inhibitornya.3. Material TestingDalam proses pengujian bahan ada dua macam jika ditinjau berdasarkan sifat dari pengujian tersebut yaitu:A. Pengujian DestruktifSesuai dengan namanya pengujian ini bersifta merusak bahan yang diuji sehingga bahan yang diuji akan rusak atau cacat. Bahan yang diuji adalah bahan yang telah memenuhi bentuk dan jenis secara internasional. Umumnya ada beberapa pengujian destruktif yaitu:1. Pengujian KekerasanPengujian ini dilakukan dengan dua pertimbanagn yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu. Berdasarkan pemakaianya dibagi menjadi:a. Pengujian kekerasan dengan penekanan (indentation test)Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terha-dap bahan logam dimana dalam menentukan kekerasaannya deilakukan dengan cara menganalisis indentasi atau bekas penekanan pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekanb. Pengujian kekerasan dengan goresan(sratch test)Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam menentukan kekerasannya dilakukan dengan mencari perban-dingan dari bahan yang menjadi standart. Contohnya adalah pengujian metode MOHSc. Pengujian kekerasan dengan cara dinamik(dynamic test)Merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantu-lan dari bola baja atau intan(hammer)yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu.

2. Pengujian TarikPengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik , benda uji diberi beban gaya tarik , yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji.3. Pengujian lengkungPengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau komponen yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.4. Uji impactUji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai sebuah metode uji impct digunakan dalam dunia industry khususnya uji impact charpy dan uji impact izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan energy potensial dari pendulum beban yang mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk material uji sehingga terjadi deformasi.5. Uji strukturUji struktur mempelajari struktur material logam untuk keperluan pengujian material logam dipotong-potong kemudian potongan diletakkan dibawah dan dikikisdengan material alat penggores yang sesuai. Untuk pemeriaksaan =nya dilakuakan dengan alat pembesar ataupun mikroskop elektronik.6. Pengujian dengan larutan ETSATujuan dari pengujian ini adalah untuk memeperjelas batas butir yang ada pada suatu material karena larutan etsa akan memeberi warna tambahan pada batas butir. Namun larutan ini dapat merusak batas butir tersebut.

B. Pengujian non-destruktifPengujian ini tidak merusak dan merupakan bagian dari pengujian bahan. Berainana dengan pengujian destruktif pengujian nendstruktif terdiri dari:1. Penetrant testingYaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan perositas dari suatu bahan. Pengujian dengan penetrant terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan awal, pemberian penetrant, pembersihan penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini memiliki keuntungan yaitu murah dan cepat dilaksanakan.2. Magnetic particle testingPengujian yang juga biasa disebut dengan pengujian menggu-nakan partikel magnetic ini digunakan untuk diskontinuitas yang ada dipermukaan dan dekat permukaan. Pengujian ini dapat kita lakukan untuk melihat keretakan permukaan pada semua logam induk maupun ion, laminasi fusi yang tidak sempurna, undercut, dan subsurface crack. Jika dibandingkan dengan uji penetrant, pengujian ini dilakuakn untuk diskontinuitas yang lebih dalam.3. Ultrasonic testingPengujian ini menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Keuntungan dari pengujian ini yaitu dapat dilakukan pada semua bahan dan lebih dalam jika dibandingkan dengan uji magnetic dan uji penetrasi karena menggunakan pantulan gelombang.4. RadiographyYaitu pengujian dengan menggunakan x-ray untuk mendapatkan gambar dari material. Prinsipnya sama denagn penggunaan pada tubuh material hanya saja menggunakan gelombang yang lebih pendek.5. Eddy CurrentMemiliki prisnsip dasar yang hamper sama dengan teknik medan magnet tetapi disini medan listrik yang dipancarkan adalah arus bolak-balik. Prisnsipnya hamper sama denggan impedensi

4. Mineral ProcessingPengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation).Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal). Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :1. Mengurangi ongkos angkut.2. Mengurangi ongkos peleburan.3. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.4. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.

Sedangkan metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy). Metalurgi ada dua macam atau kelompok utama, yaitu :a. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).b. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG)Tahap-tahap utama dalam proses PBG terdiri dari :1. KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION)Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan untuk :a. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya.c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.

Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu : Peremukan / pemecahan (crushing) dan Penggerusan / penghalusan (grinding)

Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :1. Tahap pertama / primer (primary stage)2. Tahap kedua / sekunder (secondary stage)3. Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)4. Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)

Peremukan / Pemecahan (Crushing)Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.Peralatan yang dipakai antara lain adalah :a. Jaw crusherb. Gyratory crusherc. Cone crusherd. Roll crushere. Impact crusherf. Rotary breakerg. Hammer mill

Penggerusan / Penghalusan (Grinding)Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).2. Batang-batang baja (steel rods).Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous mill (SAG). Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill. Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :a. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.b. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.c. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.d. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.

PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.a. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu : Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize). Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :a. Hand sieveb. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sivec. Sieve shaker / rotapd. Wet and dry sievingSedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :a) Stationary grizzlyb) Roll grizzlyc) Sieve bendd) Revolving screene) Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)f) Shaking screeng) Rotary shifter

b. Klasifikasi (Classification)Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier. Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu : Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar) disebutunderflow.Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu : Partition concept Tapping concept Rein conceptHal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap. Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :a. Scrubberb. Log washerc. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)d. Hydraulic bowl classifiere. Hydraulic clindrical tank classifierf. Hydraulic cone classifierg. Counter current classifierh. Pocket classifieri. Hydrocyclonej. Air separatork. Solid bowl centrifugel. Elutriator

PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION)Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah : Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :a. Pemilahan (Sorting)Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada. Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya, yaitu : Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation (HMS). Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :a. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.b. Differential accelerationpada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat mengendap lebih dahulu.c. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu : Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan kadar tinggi. Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor. Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :a. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).b. Meja goyang (shaking table).c. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).d. Palong / sakan (sluice box).

c. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).Produk dari proses konsentrasi ini adalah : Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat. Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.d. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.Kendala proses konsentrasi ini adalah : Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan.Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah : Magnetit (Fe3 O4) Kasiterit (Sn O2) Ilmenit (Fe Ti O3) Molibdenit (Mo S2) Wolframit [(Fe, M) WO4] Galena (Pb S) Pirit (Fe S2)Produk dari proses konsentrasi ini adalah : Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat. Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).e. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)Proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu : Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4). Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya hematit (Fe2O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S). Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :a. Induced roll dry magnetic separator.b. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat : Concurrent Countercurrent Counter rotation

f. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat senang terhadap udara atau takut terhadap air (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat suka akan air (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :a. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara. Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.b. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll.c. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk menekan Zn S.d. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu : Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung (mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara. Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih mengandung banyak mineral-mineral pengotor. Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.Peralatan yang biasa dipakai adalah :a. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain : Agitair cell Denver cell Krupp cell Outokumpu cell Wemco-Fagregren cell

Daftar Pustaka Sofyan, Bondan T. 2010. Pengantar teknik material. Jakarta: penerbit salemba teknika. (hal 41-58). http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124983-R040856-Efektifitas%20penggunaan-Literatur.pdf By Dr W. R. Tyfour , B.Sc. Productions and Metallurgical Engineeringpaper about Rolling, from mutah university, http://www.arab-eng.org/vb/attachment.php?attachmentid=3613&d=1145558736 http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/proses-penempaan-bahan-logam-tempa-forging http://nzic.org.nz/ChemProcesses/metals/8J.pdf http://www.cortecvci.com/Publications/Papers/VCIProducts/CTP-13.pdf Silalahi. L., 1996,Pengendalian Korosi Untuk Meningkatkan Efisiensi Industri Dengan Protective Coating, Workshop Korosi, Dies Natalis ITB, Bandung .1