Trichoderma viridae

download Trichoderma viridae

of 3

Transcript of Trichoderma viridae

Trichoderma viridaeTrichoderma viridae adalah kapang tanah yang dikenal luas di berbagai daerah. Habitatnya mulai dari belahan bumi utara, daerah Pegunungan Alpen, hingga ke daerah tropis. Kapang ini juga ditemui pada sungai tercemar, daerah perairan, laut asin, rawa-rawa dan padang pasir (Domsch dan Gams, 1972). Menurut Kosaric et al. (1980), kapang Trichoderma viridae merupakan mikroorganisme yang mampu memanfaatkan selulosa untuk pertumbuhannya. Kapang ini menghasilkan enzim selulotik yang sangat efisien, terutama enzim yang mampu mengkatalis reaksi hidrolisis kristal selulosa. Klasifikasi Trichoderma viride menurut Domsch dan Gams (1972) adalah sebagai berikut :Divisio: ThallophytaPhylum: Fungi (Eumycota)Kelas: DeuteromycetesFamili: MonilialesOrdo: MoniliaceaeGenus: Trichoderma (genus dengan filaspora ameros porous)Spesies: Trichoderma virideKoloni dari kapang Trichoderma berwarna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua (Alexopulus and Mims, 1979). Dijelaskan lebih lanjut bahwa kultur kapang Trichoderma viride pada skala laboratorium berwarna hijau, hal ini disebabkan oleh adanya kumpulan konidia pada ujung hifa kapang tersebut (Pelczar dan Reis, 1974). Susunan sel kapang Trichoderma bersel banyak berderet membentuk benang halus yang disebut dengan hifa. Hifa pada jamur ini berbentuk pipih, bersekat, dan bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Miseliumnya dapat tumbuh dengan cepat dan dapat memproduksi berjuta-juta spora (Alexopoulus and Mims, 1979). Dalam pertumbuhannya, bagian permukaan akan terlihat putih bersih; dan bermselium kusam. Setelah dewasa, miselium memiliki warna hijau kekuingan (Larry, 1977).Trichoderma viride adalah salah satu jenis jamur yang bersifat selulotik karena dapat menghasilkan selulosa. Menurut Judomidjojo, dkk (1989), menyatakan bahwa banyak kapang yang bersifat selulotik tetapi tidak banyak yang menghasilkan enzim selulosa yang cukup banyak untuk dapat dipakai secara langsung tanpa sel selulotik adalah Trichoderma viride (Pelczar dan Chan, 1986). Menurut Wood (1985), Trichoderma viride yaiut mikroorganisme yang mampu menghancurkan selulosa tingkat tinggi dan memiliki kemampuan mensintesis beberapa faktor esensial untuk melaritkan bagian selulosa yang terikat kuat dengan ikatan hidrogen. Pada medium agar dan pembiakan sintetik, suhu optimum adalah 20-28oC. Pada suhu 26oC dan 32oC kapang terihat masih tumbuh dengan baik. Kisaran pH pertumbuhan kapang adalah selang 1,5 hingga 9 dengan pH optimum antara 5 dan 5,5 (Domsch dan Gams, 1972). Kisaran pH 3,0-7,0 adalah ideal bagi kebanyakan kapang. Untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya bakteri lebih disukai penggunaan pH 5,0 atau lebih rendah sebagai pH awal media. Kisaran suhu terbaik adalah pada 25-36oC dan laju pertanaman berkurang diatas kisaran ini (Lichfied, 1984).Aspergillus nigerAspergillus niger adalah kapang anggota genus Aspergillus, famili Eurotiaceae, ordo Eutiales, sub-klas Plectomycetediae, kelas Ascomycetes, subdivisi Ascomycotina dan divisi Asmastiqmycota (Hardjo dkk., 1989).Aspergillus niger merupakan kapang yang tersebar luas di alam dan tumbuh baik pada substrat dengan kandungan gula dan garam yang tinggi, oleh karena itu dapat tumbuh pada media dengan kadar air rendah (Fardiaz, 1992). Kapang ini bersifat aerobik sehingga dalam pertumbuhannya memerlukan oksigen. Temperatur dan RH untuk pertumbuhan Aspergillus niger yang optimal adalah 35-37oC dan 70-80%, pada pH optimal 6 (Frazier and Weshoff, 1983). Aktivitas air (Aw) minimal untuk pertumbuhannya adalah 0,88. Pada larutan garam dan gula dengan konsentrasi tinggi, A. Niger mampu untuk tetap hidup karena dinding selnya mempunyai tekanan osmotik sampai 250 atm (Gautam et al. 2011).Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat pada media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan membentuk koloni dengan dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan kondisional tebal berwarna coklat gelap sampai hitam (Pitt dan Hocking, 1997). Aspergillus niger disebut juga black mold atau kapang hitam (Gambar 1) karena memproduksi spora karbon hitam atau coklat yang sangat gelap yang membuatnya berbeda dengan spesies Aspergillus lainnya. Spora A. Niger berbentuk globular., konidianya kasar, dapat berwarna hitam, coklat kehitaman, atau ungun kecoklatan. Hifa A. Niger berseptat dan sporanya berukuran besar. Hifa vegetatif berada di bawah permukaan dan digunakan untuk menyerap unsur hara sedangkan yang muncul di atas permukaan umumnya merupakan hifa fertil yang digunakan sebagai alat reproduksi (Anwar, 2006).Cendawan ini dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat-zat makanan yang terdapat dalam media. Molekul-molekul yang sederhana seperti gula dan komponen lain yang terdapat di sekitar hifa dapat langsung diserap melalui hifa. Molekul lain yang lebih kompleks seperti selulosa, pati, protein dan lemak akan diuraikan menjadi molekul sederhana sebelum diserap ke dalam sel dengan bantuan enzim estraseluler (Frazier dan Wetshoff, 1981). Saccharomyces cerevisiaeSaccharomyces cerevisiae ialah salah satu cendawan yang tergolong ke dalam kelompok khamir. Berasal dari kata Saccharo (sugar) dan Myces (fungi) yang artinya cendawan gula (Dube, 1996). Klasifikasi S. Cerevisiae adalah sebagai berikut (Barnes, 2008):Kingdom: FungiDivisio: AscomycotaClass: HemiascomycetesOrder: EndomycetalesFamily: SaccharomycetaceaeGenus: SaccharomycesSpecies: Saccharomyces cerevisiaeS. cerevisiae merupakan khamir bersel tunggal yang berkembang biak secara aseksual dan seksual dengan cepat. Perkembangbiakan melalui tunas kecambah multipolar dan tunas dapat terbentuk pada seluruh permukaan dinding sel (Gambar). Reproduksi seksual membentuk askospora di dalam askus. Di dalam satu askus umumnya terdapat 4 buah askospora dengan berbagai bentuk. Khamir ini mempunyai ciri morfoogi mikroskopis mebentuk blastospora (spora) yang berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau buat telur pendek dan panjangnya yang dipengaruhi oleh strain (Elliot, 1994; Dube, 1996).Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 sampai 20 mikron, biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri dan terdapat berbagai macam bentuk dalam ragi. Ada yang berbentuk oval, bulat dan memanjang. Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat. Perbanyakan sel terjadi secara aseksual dengan pembentukan tunas, suatu proses yang merupakan sifat khas dari khamir. Suhu pertumbuhan optimal adalah 25oC sampai 30oC dengan kisaran pH optimum 4 sampai 4,5 (Buckle dkk., 1987). Sedangkan menurut Frazier dan Westhoff (1978), Saccharomyces cerevisiae tumbuh optimum pada suhu 25-30oC dan maksimum pada 35-47oC. Menurut Prescott dan Dunn (1959), pH pertumbuhan khamir yang baik antara 3-6. Perubahan pH dapat mempengaruhi pembentukan hasil samping fermentasi. Pada pH tinggi maka lag phase akan berkurang dan aktivitas fermentasi akan naik.Saccharomyces cerevisiae adalah salah satu galur yang paling umum digunakan untuk fermentasi, karena bersifat fermentatife kuat dan anaerob fakultatif (mampu hidup dengan atau tanpa oksigen), memiliki sifat yang stabil dan seragam, mampu tumbuh dengan cepat saat proses fermentasi sehingga proses fermentasi berlangsung dengan cepat pula serta mampu memproduksi alkohol (etanol) dalam jumlah banyak (Buckle dkk., 1987).