TRENDING TOPIC TWITTER DALAM MENENTUKAN AGENDA …repository.fisip-untirta.ac.id/680/1/TRENDING...
Transcript of TRENDING TOPIC TWITTER DALAM MENENTUKAN AGENDA …repository.fisip-untirta.ac.id/680/1/TRENDING...
TRENDING TOPIC TWITTER DALAM
MENENTUKAN AGENDA PEMBERITAAN
DI MEDIA KONVENSIONAL
(Studi Kasus terhadap Pemberitaan di Kompas TV
Periode Oktober-Desember 2015)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Ilmu Jurnalistik
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh:
Yosephina Damaris
NIM. 6662100384
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2016
iv
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah
bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan,
bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau
dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
(Yesaya 41:10)
Sebuah persembahan untuk Papa, Mama,
dan seluruh keluarga besar tercinta.
v
ABSTRAK
Yosephina Damaris. NIM. 6662100384. Skripsi. Trending Topic Twitter
dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional.
Pembimbing I: Prof. Dr. HA. Sihabudin, M.Si dan Pembimbing II: Puspita
Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom.
Twitter telah menjadi kekuatan baru dalam penyampai pesan yang efektif.
Keberadaannya dimanfaatkan oleh media massa sebagai salah satu sumber
informasi, khususnya untuk melihat trending topic. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pandangan Kompas TV terhadap trending topic Twitter serta
memahami bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di
Kompas TV. Teori yang digunakan adalah Teori Agenda Setting (McCombs &
Shaw, 1972), dengan berfokus pada ketiga proposisinya, yakni agenda media,
agenda publik, dan isu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode dekriptif. Selain observasi dan studi dokumentasi, peneliti mengumpulkan
data dengan melakukan wawancara terhadap empat orang informan, yang
merupakan bagian dari redaksi Kompas TV. Mereka adalah manajer pemberitaan,
multimedia, periset, serta reporter Kompas TV. Kompas TV memandang apa yang
terjadi di Twitter sebagai sesuatu yang menarik dan penting untuk diperhatikan.
Selain bermanfaat dan menghibur, menonjolnya suatu isu juga menjadi kriteria
penting dalam penentuan agenda pemberitaan di Kompas TV. Namun, yang harus
ditekankan di sini adalah soal verifikasi. Isu di media sosial belum bisa disebut
berita selama tidak ada proses redaksional atau konfirmasi dari media massa.
Disiplin verifikasi perlu dilakukan sebelum suatu berita akhirnya tayang dan
dijadikan sebagai agenda pemberitaan di Kompas TV.
Kata Kunci: agenda setting, media sosial, twitter, trending topic, berita, kompas
tv.
vi
ABSTRACT
Yosephina Damaris. NIM. 6662100384. Thesis. Trending Topic Twitter to
Decide The News Agenda in Conventional Media. 1st Advisor: Prof. Dr. HA.
Sihabudin, M.Si and 2nd Advisor: Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom.
Twitter has become a new method of mass communication that has power to
convey effective messages. People are partaking to influence the discourse and
news agenda in mass media through Twitter. The aim of this research is to know
how Kompas TV views on Twitter trending topic and to understand how Twitter
trending topic decides the news agenda on Kompas TV. This research is based on
Agenda-Setting Theory (McCombs & Shaw, 1972), which focuses on three
concepts. They are media agenda, public agenda, and issue. This research was
conducted qualitatively using descriptive method. Besides observing and
document analyzing, the researcher collected the data by interviewing four people
who work at Kompas TV news desk, as news gathering manager, multimedia,
news researcher, and reporter. Kompas TV sees what’s happening on Twitter as
something interesting and significant to be noticed. Besides useful and
entertaining, issue salience is also an important criterion to decide the news
agenda on Kompas TV, however it is better to emphasize the verification. As
without any process of confirmation by editorial team in mass media, the issue on
social media is not news. Discipline of verification is a must before publishing
news and making it as news agenda on Kompas TV.
Keywords: agenda setting, social media, twitter, trending topic, news, kompas tv.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
ini, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) pada
konsentrasi Jurnalistik program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang berjudul Agenda Publik
pada Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional.
Penulis sangat bersyukur kepada setiap pihak yang telah membantu dan
memberi dukungan, baik itu lewat doa, semangat, nasihat, saran, kritik serta
bimbingan, yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Untuk itu penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
4. Darwis Sagita, M.I.Kom, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
viii
5. Prof. Dr. HA. Sihabudin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membantu dan memberi banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini,
terima kasih untuk bimbingan dan kesabarannya.
6. Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom, selaku Dosen Pembimbing II.
Terima kasih untuk waktu, tenaga, ilmu, masukan, serta kesabaran dalam
membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan
memberi pengajaran selama penulis menuntut ilmu.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membantu kelancaran
administrasi penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.
9. Pihak Kompas TV yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian dan membantu banyak hal dalam pengumpulan data sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Kedua orang tua penulis, Waluyo dan Domianna Saragih, untuk kasih,
doa, semangat, serta dukungan yang tidak ternilai kepada penulis. Semoga
kelulusan ini bisa tetap menjadi suatu kebanggaan bagi kedua orang tua
penulis, walaupun waktunya mungkin jauh dari yang diharapkan.
11. Kedua adik penulis, Mariana Christine Tamara dan Banyu Giri Manuel
Hamonangan, yang telah memberikan bantuan dan dukungan untuk
penulis.
ix
12. Teman-teman Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik 2010, Ami, Ida, Dede,
Torang, Aji, Ari, Didon, Rendy, Fajar, Galuh, Didit, Fadli, Tompel, dan
Oki. Terima kasih untuk pertemanan dan pengalamannya, untuk cerita
juga dukungan semangat yang diberikan. Dan ucapan spesial kepada
sahabat-sahabat penulis, Bia, Age, Fika, Wildi, dan Shella, words can’t
describe how much I treasure you. Terima kasih untuk kebersamaan
selama ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi
ini, baik secara materiil dan moril, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu namanya. Terima kasih banyak.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan masyarakat
pada umumnya.
Tangerang, Juli 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 7
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 8
1.5.1 ManfaatTeoritis ............................................................................................... 8
1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9
2.1 Tinjauan Teoritis ...................................................................................................... 9
2.1.1 Komunikasi ..................................................................................................... 9
2.1.2 Twitter ........................................................................................................... 12
2.1.3 Komunikasi Massa ........................................................................................ 19
2.1.4 Media Konvensional....................................................................................... 21
2.1.5 Berita ............................................................................................................. 23
2.1.6 Twitter dan Ruang Redaksi ........................................................................... 27
2.1.7 Teori Agenda Setting ..................................................................................... 30
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 36
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 44
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................................ 44
3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian ................................................................... 46
3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 47
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 47
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 47
3.6 Sumber Data ........................................................................................................... 50
3.7 Informan Penelitian ................................................................................................ 50
3.7.1 Key Informan .................................................................................................. 51
3.7.2 Informan ......................................................................................................... 51
xi
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 51
3.9 Uji Keabsahan Data ................................................................................................ 53
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................. 55
4.1 Deskripsi Kompas TV ............................................................................................ 55
4.1.1 Visi Misi Kompas TV ................................................................................... 55
4.1.2 Program Berita Kompas TV .......................................................................... 56
4.2 Deskripsi Informan ................................................................................................. 58
4.3 Pandangan Kompas TV terhadap Trending Topic di Twitter ................................ 60
4.4 Trending Topic Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di
Kompas TV ............................................................................................................ 76
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 89
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 89
5.2 Saran ....................................................................................................................... 89
5.2.1 Saran Teoritis ................................................................................................. 89
5.2.2 Saran Praktis ................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xiii
LAMPIRAN ................................................................................................................ 91
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 40
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peran Twitter di News Room ................................................................ 29
Gambar 2.2 Twitter dalam Proses Pemberitaan ....................................................... 29
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 37
Gambar 4.1 Contoh Opini Publik di Twitter terkait Pelarangan terhadap
Layanan Transportasi Berbasis Online ................................................. 64
Gambar 4.2 Contoh Tweet Promo, Spam, dan Ocehan di Twitter terkait
Pelarangan terhadap Layanan Transportasi Berbasis Online ................ 65
Gambar 4.3 Trending Topic Twitter 20 Oktober 2015 ............................................ 69
Gambar 4.4 Trending Topic Twitter 17 November 2015 ......................................... 72
Gambar 4.5 Pemberitaan di Kompas TV terkait Kasus 'Papa Minta Saham' ........... 73
Gambar 4.6 Trending Topic Twitter 8 Desember 2015 ........................................... 74
Gambar 4.7 Pemberitaan #MKDBobrok pada Tayangan Kompas Petang 8
Desember 2015 ..................................................................................... 76
Gambar 4.8 Redaksi News Kompas TV ................................................................... 79
Gambar 4.9 Penjabaran Model Arus Berita ............................................................. 81
Gambar 4.10 Alur Pemberitaan di Kompas TV dengan adanya New Media ............. 85
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Observasi dan Pedoman Wawancara .................................... 91
Lampiran 2 Transkrip Wawancara ........................................................................... 93
Lampiran 3 Profil Subjek Penelitan ....................................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada 16 Mei 2015, anak perempuan asal Bali berusia 8 tahun, Engeline
(semula disebut Angeline), dilaporkan menghilang dan kemudian ditemukan
tewas terkubur di halaman belakang rumahnya pada 10 Juni 2015. Informasi
tersebut tersebar viral dan berhasil mengundang ribuan komentar di media sosial.
#RIPAngeline memuncaki trending topic Twitter Indonesia, Rabu (10/06/2015),
disertai dengan berbagai ucapan belasungkawa sebagai bentuk duka netizen
(pengguna aktif internet) atas tragedi yang menimpa Engeline. Perbincangan
mengenai kasus tersebut terekam dalam frasa "Kasus Angeline" yang digunakan
oleh sebagian pengguna Twitter. Layanan aplikasi Topsy mencatat, dalam waktu
11 jam sejak sebelum pukul 08.50 WIB terdapat 3.089 kali frasa tersebut
dipergunakan.1 Kasus Engeline mendapat perhatian besar dan menjadi salah satu
pemberitaan penting di media massa. Berbagai media massa seperti surat kabar,
televisi, dan media online menurunkan liputan mengenai kasus Engeline lengkap
dengan perbincangan di Twitter terkait kasus tersebut.
Sebelumnya, pada Agustus 2014, kasus Florence Sihombing juga sempat
ramai dan menjadi sorotan di berbagai media massa nasional. Florence
Sihombing, seorang mahasiswi S-2 terkena "bully" di media sosial karena
1 Kompas Print. Polisi Gelar Pemeriksaan di Rumah Korban Angeline, 11 Juni 2015.
.http://print.kompas.com/baca/regional/nusantara/2015/06/11/Polisi-Gelar-Pemeriksaan-di-
.Rumah-Korban-Angeline diakses pada 12 September 2016 pukul 09:56 WIB
2
statusnya yang dianggap menghina warga Yogya. Hasil capture status Florence di
Path kemudian diunggah ke jejaring Twitter dan langsung mengundang protes
keras dari mayoritas pengguna Twitter.2 Akibat sorotan itu, Florence harus diskors
oleh pihak kampus tempatnya menempuh studi S-2 dan dipaksa menjalani sidang
pengadilan pidana karena isi statusnya.
Kehadiran new media (media baru), media sosial yang muncul dalam rupa
seperti Facebook, Twitter, dan Path telah mengubah panorama jurnalisme
Indonesia, terutama yang menyangkut proses pengumpulan berita, proses
pembuatan berita, dan proses penyebaran berita.3 New media mengacu pada
sebuah perubahan dalam proses produksi, distribusi, dan penggunaan media.4
Terry Flew mendefinisikan new media atau digital media sebagai media yang
kontennya berupa gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar, yang
dimuat dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel
optic broadband, satelit, dan sistem transmisi gelombang mikro.5 Internet adalah
contoh media yang merepresentasikan new media. Media dan teknologi baru ini
telah memberikan cara baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dan
gagasan, cara baru untuk berinteraksi dengan teman maupun orang asing, juga
2 Kompas.com. Seorang Mahasiswi S-2 Terkena "Bully" di Media Sosial karena Hina Warga Yogya, .28 Agustus 2014. .http://regional.kompas.com/read/2014/08/28/16331051/Seorang.Mahasiswi.S-.2.Terkena.Bully.di.Media.Sosial.karena.Hina.Warga.Yogya diakses pada 12 September 2016 .pukul 14:11 WIB
3 Kompas.com. Jurnalisme dan Media Sosial, 24 September 2011. .http://nasional.kompas.com/read/2011/09/24/02165068/Jurnalisme.dan.Media.Sosial diakses .pada 19 September 2014 pukul 15:17 WIB
4 Martin Lister, et al. New Media: A Critical Introduction. London: Routledge. 2003. Hal. 13
5 Terry Flew. New Media: An Introduction. New York: Oxford University Press. 2005. Hal. 2
3
cara baru untuk mempelajari dunia, identitas kita dan masa depan.6 Jutaan orang
kini berinteraksi melalui apa yang disebut sebagai cyberspace (dunia maya), yaitu
sebuah dunia yang terhubung dengan komputer dan internet.
Kemudian muncul suatu istilah yang disebut dengan social media (media
sosial). Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai berikut:
A group of Internet-based applications that build on the ideological and
technological foundations of Web 2.0, and that allow the creation and
exchange of user-generated content where people talk, share information,
participate and network through technologies such as blogs and social
networking sites.
(Sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun bedasarkan ideologi
dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan para penggunanya untuk
saling berinteraksi, bertukar informasi, berpartisipasi melalui teknologi dan
jaringan seperti blog dan situs jejaring sosial).7
Indonesia termasuk negara dengan jumlah pengguna internet dan media
sosial terbesar di dunia. Pada Januari 2015 tercatat ada 72 juta akun aktif atau
28% dari total penduduk Indonesia. Sedangkan akun media sosial yang diakses
via mobile mencapai 62 juta akun atau 24% dari total penduduk Indonesia.8
Bila sebelumnya ruang publik kemungkinan tercipta di tempat-tempat
seperti salon dan kedai kopi,9 maka di era digital saat ini kemungkinan tersebut
juga bisa terjadi lewat internet, di media sosial. Media sosial menjadi tempat yang
6 Dibyareswari Utami Putri. 2012. Peran Media Baru dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi
Kasus pada Individu yang Terlibat dalam Indonesia Unite di Twitter). Universitas Indonesia. 7 Boundless. Defining Social Media, Oktober 2012. http://boundless.com/marketing/social-
media-marketing/introduction-to-social-media-digital-marketing/what-is/-social-media diakses pada 11 September 2014 pukul 06.45 WIB
8 Tech in Asia. The latest numbers on web, mobile, and social media in Indonesia (INFOGRAPHIC), 21 Januari 2015. https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-data-start-2015/ diakses pada 21 April 2015 pukul 01.27 WIB
9 Deddy Iskandar Muda. Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta:
Pustaka LP3S Indonesia. 2006. Hal. 171
4
strategis untuk berbagi informasi, berdiskusi, bertukar pendapat, bahkan berdebat
mengenai berbagai macam isu. Ini disebabkan kecepatan netizen merespons hal-
hal baru, kebutuhan mereka mengenai informasi, dan kecenderungan mereka
untuk berekspresi dan berkomentar sebebas mungkin.10
Dewan Pers melakukan survei terhadap 157 jurnalis yang tersebar di 27
provinsi di Indonesia untuk melihat kecenderungan penggunaan media sosial
dalam proses liputan dan produksi berita. Survei dilaksanakan dalam kurun waktu
29 November 2011-3 Februari 2012. Hasilnya adalah Facebook sebagai sumber
berita dipilih oleh 58% responden, sementara Twitter berada di posisi kedua portal
jejaring sosial pilihan jurnalis dengan 46% responden menggunakannya sebagai
sumber berita.11
Chief Editor Beritatagar.id, Wicaksono, membahas soal siklus yang terjadi
dalam penyebaran berita; berita yang diperoleh wartawan dari media sosial
dipublikasikan melalui media tradisional, berita tersebut dibaca, didengar atau
ditonton oleh orang-orang, kemudian dibagikan dan dikomentari melalui media
sosial. Jadi berita yang awalnya bersumber dari media sosial itu kembali lagi ke
media sosial, banyak informasi yang tidak terliput media tradisional di media
10 Shafiq Pontoh, Chief Strategic Officer at Provetic, dalam community meet-up "Kunci Eksistensi:
Konversi Noise Menjadi Voice" di Social Media Week (SMW) 2015. http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/kunci-eksistensi-konversi-noise-menjadi-voice/
11 Dewan Pers. 2012. Survei Penggunaan Konten di Media Sosial/Jejaring Sosial untuk Informasi Peliputan dan Penulisan Berita oleh Jurnalis. http://www.dewanpers.or.id/opini/944-social-media-for-journalism
5
sosial akhirnya diliput. Begitu juga sebaliknya, banyak berita dari media
tradisional yang kemudian menjadi perbincangan di media sosial.12
Twitter adalah salah satu media sosial yang masuk ke dalam kategori
microblogs yang menjadi wadah bagi publik untuk beropini atau beraspirasi.
Disebut microblog karena situs ini memungkinkan penggunanya untuk berbagi
sebagian kecil dari konten digital yang berupa teks, gambar, tautan, dan lain-lain,
seperti dijelaskan di bawah ini:
The practice of posting small pieces of digital content–which could be text,
pictures, links, short videos, or other media–on the internet. Microblogging
offers a portable communication mode that feels organic and spontaneous
to many and has captured the public imagination. Friends use it to keep in
touch, business associates use it to coordinate meeting or share useful
resources, and celebrities and politicians (or their publicists) microblog
about concert dates, lectures, book releases, or tour schedules.13
Konsep yang diusung Twittter pun, yakni menyebarkan informasi atau
pesan (yang dikenal dengan sebutan tweet), secara singkat, padat dan real time,
berbasis teks hingga 140 karakter.
Twitter resmi diluncurkan pada Juli 2006 dan dengan cepat meraih
popularitasnya. Data PeerReach tahun 2013 mencatat bahwa total pengguna
Twitter di dunia yaitu sekitar 904 juta akun, tetapi dengan marjin kesalahan hitung
mencapai 9 juta. Di antara ratusan juta akun tersebut, Indonesia menyumbang
6,5% atau sekitar 58,7 juta akun. Ini berarti Indonesia menempati posisi ketiga
sebagai pengguna Twitter terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat (24,3%),
12 Wicaksono, Chief Editor Beritatagar.id, dalam meet-up class "Peran Social Media dalam
Diseminasi Berita" di Social Media Week (SMW) 2015 http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/peran-social-media-dalam-penyebaran-berita/
13 Educause. 7 Things You Should Know About Microblogging, 7 Juli 2009. www.educause.edu/library/resources/7-things-you-should-know-about-microblogging diakses pada 11 September 2014 pukul 20.41 WIB
6
dan Jepang (9,6%). Dari sisi demografi, pengguna Twitter di Indonesia secara
umum rata-rata berusia 21 tahun, dan sekitar 62,9% didominasi pengguna yang
masuk kategori remaja. Fenomena yang sama tampak pada demografi pengguna
Twitter dunia, hanya 20% yang berusia di atas 30 tahun.14
Tak sedikit informasi yang beredar di Twitter menjadi acuan bagi jurnalis
dalam membuat berita. Topik-topik hangat yang muncul di Twitter hampir tak
luput dari perhatian. Selain berita atau informasi seputar olahraga, umumnya yang
sering menjadi sorotan dan ramai diperbincangkan di Twitter adalah isu-isu
nasional; berkaitan dengan kebijakan, hukum dan politik, bencana, musik, hingga
rumor atau isu seputar selebriti.15
Beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi
sepanjang tahun 2015 seperti kasus Engeline, #SaveKPK, #SaveGojek,
#MelawanAsap, hingga kasus 'Papa Minta Saham' yang ramai diperbincangkan
menjelang akhir tahun, mewarnai linimasa Twitter dan berhasil menjadi
pemberitaan populer di media massa Indonesia.
Kompas TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang ada di
Indonesia. Kompas TV aktif menggunakan media sosial seperti Facebook,
Twitter, Instagram, YouTube, dan Google+. Selain itu, penulis juga melihat
bagaimana Kompas TV beberapa kali ikut menyoroti isu-isu yang ramai
diperbincangkan di media sosial dan menjadikannya sebagai agenda pemberitaan.
Penulis kemudian mencoba menyoroti pemberitaan di Kompas TV periode
14 PeerReach. 4 ways how Twitter can keep growing, 7 November 2013.
http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/ diakses pada 22 April 2015 pukul 00.27 WIB 15 Viva. Gurihnya Trending Topics, 10 Oktober 2014.
http://sorot.news.viva.co.id/news/read/546948-gurihnya-trending-topics diakses pada 26 Juli 2016 pukul 13.03 WIB
7
Oktober-Desember 2015, khususnya terkait isu-isu nasional seputar kebijakan,
hukum dan politik. Pengamatan dilakukan selama tiga bulan supaya informasi
yang diperoleh menjadi lebih jelas dan beragam.
Karenanya, penelitian ini membahas media sosial, khususnya Twitter, dalam
menentukan agenda pemberitaan di media konvensional, dengan mengambil studi
kasus terhadap pemberitaan di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
dapat dipaparkan, yakni "Bagaimana Trending Topic Twitter
Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional?"
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merinci permasalahan
yang akan diteliti:
1. Bagaimana Kompas TV memandang trending topic di Twitter?
2. Bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di
Kompas TV?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan ilmiah ini
adalah:
1. Mengetahui pandangan Kompas TV terhadap trending topic di Twitter.
2. Mengetahui trending topic Twitter dalam menentukan agenda
pemberitaan di Kompas TV.
8
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya teknologi
komunikasi baru (new media), melalui media sosial, dalam menentukan
suatu agenda pemberitaan di media konvensional.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat digunakan untuk referensi bagi
masyarakat, khususnya para pengguna media sosial, dalam memanfaatkan
media sosial sebagai sarana penyampai pesan yang efektif. Penelitian ini
juga dapat menjadi acuan bagi para praktisi komunikasi, khususnya di
bidang jurnalistik, dalam hal memanfaatkan media sosial sebagai sumber
informasi dan alat verifikasi.
Penelitian ini akhirnya diharapkan pula dapat menjadi pedoman serta
pijakan untuk penelitian sejenis di masa mendatang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang
berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.16
Definisi komunikasi telah banyak ditulis oleh para ahli dengan
beraneka ragam fokusnya. Ini disebabkan perbedaan perspektif dalam
melihat komunikasi sebagai fenomena sosial. Harold Lasswell dalam
karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, cara
yang baik menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai
berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi pada dasarnya
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu
komunikator (source/sender), pesan (message), media (channel/media),
komunikan (receiver/recipient/communicate) dan efek (impact/influence).
Berdasarkan paradigma tersebut komunikasi dapat diartikan sebagai proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan
menimbulkan efek tertentu.17
16 Onong Uchjana Effendy. Komunikasi: Ilmu, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosdakarya. 1999.
Hal. 9 17 Ibid. Hal. 10
10
Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi, menyebutkan tujuan-tujuan komunikasi sebagai berikut:18
1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behavior)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa tujuan dari komunikasi ialah
mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan.
2.1.1.1 Media Sosial sebagai Sarana Komunikasi
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa media sosial merupakan
sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan
dan pertukaran user-generated content.19
Media sosial memiliki
beberapa karakteristik yang membedakannya dengan media lain,
yaitu:20
1. Konten oleh pengguna (user generated content)
Tidak sekadar menggunakan, para pengguna media sosial adalah
partisipan, penulis, sekaligus pembuat konten. Bahkan
mengomentari blog atau membalas pesan seseorang juga
18 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2005. Hal 55 19 Boundless. Op.cit. 20 http://inklingmedia.net/social-media/elements-of-social-media/ diakses pada 8 April 2015
pukul 12.06 WIB (meet-up class "Peran Social Media dalam Diseminasi Berita" di Social Media Week (SMW) 2015 oleh Wicaksono (@ndorokakung) dan Dr. Imam Prasodjo, Dosen Tetap FISIP Universitas Indonesia)
11
menjadikannya sebuah konten. Inilah yang dikenal dengan Web
2.0.
2. Terjadi percakapan (conversation)
Ini bukanlah komunikasi searah. Apa pun yang di-posting
seseorang melalui media sosial berpotensi dimulainya suatu
percakapan. Seperti dalam kehidupan nyata, anda dapat
berkontribusi sedikit atau sebanyak yang anda suka, sehingga
terjadi percakapan.
3. Menjalin hubungan (build and maintain relationships)
Media sosial memungkinkan para penggunanya untuk tetap
terhubung dengan teman-teman yang ada, atau bahkan mencari
teman baru dengan minat yang sama.
4. Cara berkomunikasi (communication)
Komunikasi kini bisa terjalin melalui email, pesan teks, atau
melalui akun Facebook dan Twitter. Pengguna bahkan dapat
berbagi informasi atau melakukan kontak dengan beberapa orang
pada waktu yang sama.
5. Berbagi informasi (information sharing)
Pengguna dapat berbagi informasi menarik dengan ratusan atau
ribuan orang sekaligus.
6. Fokus pada sebuah komunitas (community/consumer focused)
Media sosial adalah tentang membangun komunitas, komunitas
yang menentukan kondisi dan ruang lingkup kontennya.
12
Tidak hanya untuk berinteraksi atau berbagi informasi,
karakteristik tersebut juga menjadikan media sosial sebagai salah satu
wadah yang efektif digunakan publik untuk menyampaikan opini atau
pendapat. Para ahli menyatakan bahwa internet saat ini sudah
berfungsi sebagaimana ruang publik di mana opini seseorang bisa
disebarkan melalui beragam saluran media sosial dan membentuk
opini publik yang kemudian mempengaruhi peliputan media.21
Media
generasi baru ini diindikasikan sebagai revolusi baru media yang
memberi ruang kepada orang awam untuk beraspirasi atau bersuara.
Jika dalam kehidupan sehari-hari publik tidak bisa menyampaikan
pendapat secara langsung dan terbuka karena satu dan lain hal, maka
tidak jika menggunakan media sosial. Kehadiran media sosial bahkan
dinilai mampu menyuarakan suara-suara yang sebelumnya tidak
pernah terdengar.22
2.1.2 Twitter
Menurut situs resminya, https://twitter.com/, Twitter adalah layanan
yang memfasilitasi teman, keluarga, dan rekan kerja untuk berkomunikasi
dan tetap terhubung melalui pertukaran pesan yang cepat dan berkala. Pada
peluncurannya di tahun 2006, Twitter hadir dan memicu penggunanya
dengan pertanyaan “What are you doing?” Lalu berubah menjadi “What’s
happening?” pada November 2009. Di tahun 2012 platform Twitter
21 Maybi Prabowo. 2015. Dinamika Agenda-Setting dan Terbentuknya Reversed Agenda-Setting.
Universitas Indonesia. 22
Joseph R. Dominick. The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age. New York: McGraw-Hill. 2009. Hal. 286
13
kemudian digambarkan sebagai “jaringan informasi real-time yang
menghubungkan penggunanya kepada peristiwa terbaru, ide, pendapat dan
berita yang dianggap menarik.”
Beberapa peneliti menemukan bahwa tujuan orang berkomunikasi
melalui Twitter di antaranya bisa dikategorikan sebagai obrolan sehari-hari,
percakapan, berbagi tautan, dan menyampaikan suatu peristiwa.23
Pengguna
Twitter dapat berbagi dan menyebarkan pesan (tweet) berupa foto, video,
serta tautan hingga 140 karakter.24
Penggunaannya pun terbilang mudah,
hanya diperlukan koneksi internet dan smartphone untuk dapat mengakses
Twitter dan tergabung di dalamnya.
Dalam praktiknya, ada penggunaan beberapa istilah yang dipakai
untuk menanggapi tweet seperti RT (retweet), yang memudahkan setiap
pengguna menyebarluaskan informasi pilihan mereka kepada followers di
luar jangkauan pemilik akun yang melakukan kicauan (tweet) awal.
Kemudian penggunaan '@' (mention) diikuti oleh username (nama identitas
pengguna), dan '#' (hashtag/tagar) diikuti dengan kata. Penggunaan tanda '#'
sekaligus bermaksud untuk mengelompokkan tweet dan menghubungkan
pengguna dengan topik sejenis.
Selain itu, Twitter juga dilengkapi dengan fitur search, di mana
pengguna dapat mengetahui informasi yang beredar pada Twitter terkait
23 Hardanto Subagyo, Direktur Bisnis KOMPAS, dalam community meet-up "Kunci Eksistensi:
Konversi Noise Menjadi Voice" di Social Media Week(SMW) 2015. http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/kunci-eksistensi-konversi-noise-menjadi-.voice/
24 Joanna C. Dunlap & Patrick R. Lowenthal. 2009. Tweeting the Night Away: Using Twitter to
Enhance Social Presence.
14
topik-topik tertentu, yakni dengan menyoroti frasa dan kata kunci serta
melakukan pencarian untuk melihat bagaimana pengguna lain menggunakan
frasa dan kata-kata tersebut dalam tweet mereka.25
2.1.2.1 Pengguna Twitter
Twopcharts memprediksi total pengguna Twitter hingga April
2014 berjumlah 974 juta.26
Para pengguna Twitter secara geografis
tersebar di semua benua (dengan Amerika Utara, Eropa, dan Asia
sebagai pengguna Twitter tertinggi di dunia).
Tidak seperti pada kebanyakan situs jejaring sosial lainnya,
hubungan followers (pengikut) dan following (yang diikuti) pada
Twitter sifatnya tidak timbal balik.27
Seorang pengguna dapat
mengikuti pengguna lain, namun pengguna yang diikuti tidak harus
mengikuti kembali. Menjadi pengikut seseorang di Twitter berarti
menerima semua pesan orang yang diikuti.
Umumnya akun-akun yang memiliki followers (pengikut)
terbanyak di Twitter bukanlah perusahaan atau organisasi media,
tetapi individu yang sebagian besar adalah kalangan selebriti. Mereka
berkomunikasi langsung dengan jutaan followers melalui tweet, baik
dikelola oleh mereka sendiri atau melalui publicist, sehingga fungsi
media sebagai perantara yang membatasi selebriti dan penggemar
25 Jackson Thorndyke. 2008. The Role of Agenda Setting in Social Media: A Look at the
Relationship Between Twitter and The Mass Media's Agenda. Elon University. 26 The Wall Street Journal. Report: 44% of Twitter Accounts Have Never Sent a Tweet, 11 April
2014. http://blogs.wsj.com/digits/2014/04/11/new-data-quantifies-dearth-of-tweeters-on-twitter/ diakses pada 5 November 2014 pukul 09.57 WIB
27 Haewoon Kwak, et al. 2010. What is Twitter, a Social Network or a News Media? International World Wide Web Conference Committee (IW3C2).
15
semakin berkurang. Selain itu, di samping selebriti terdapat pula
kelompok individu baru seperti blogger, penulis, jurnalis, dan para
ahli yang menempati posisi penting di Twitter, dalam beberapa kasus
menjadi lebih menonjol (setidaknya dalam jumlah followers) dari
public figure pada umumnya, seperti entertainer maupun pejabat. 28
2.1.2.2 Karakteristik Twitter
Twitter sebagai new media memiliki karakteristik
sebagaimana yang dijabarkan Lister:29
1. Digitality
Twitter menggunakan sistem digitalisasi. Berbagai format yang
dikirimkan penggunanya secara sederhana mengalami proses
digitalisasi sehingga menjadi tampilan seperti yang tertera di
halaman Twitter. Teks tersampaikan, foto tersebar di mana pun dan
kapan pun.
2. Interactivity
Twitter memungkinkan pesan atau tweet penggunanya
terhubungkan dengan tweet pengguna lain. Interaktivitas inilah
yang membedakan dengan media konvensional.
3. Dispersality
Adanya bias antara mana yang menjadi produsen informasi dan
mana yang menjadi konsumennya, karena semuanya saling terkait.
28 Shaomei Wu, et al. 2011. Who Says What to Whom on Twitter. International World Wide Web
Conference Committee (IW3C2). 29 Dibyareswari Utami Putri. Op.cit.
16
4. Virtuality
Twitter memberikan pengalaman bagi penggunanya melalui
interaksi dengan pesan-pesan yang disampaikan secara virtual,
yang biasanya disampaikan lewat komputer ataupun telepon
genggam.
2.1.2.3 Konten Twitter
Konten-konten yang terdapat pada Twitter di antaranya:
1. Laman utama (home). Pada halaman utama terlihat kumpulan
kicauan (tweets) dari orang-orang yang diikuti (following). Konten
ini lebih dikenal dengan istilah time-line (TL).
2. Profil (profile). Laman ini menampilkan data diri serta tweets yang
sudah pernah dikirim.
3. Pengikut (follower). Pengikut adalah pengguna lain yang ingin
menjadikan kita sebagai teman. Bila pengguna lain menjadi
pengikut akun seseorang, maka kicauan orang yang ia ikuti tersebut
akan muncul pada time-line.
4. Mengikuti (following). Kebalikan dari follower, following yaitu
mengikuti pengguna lain agar kicauan yang dikirim oleh orang
yang diikuti tersebut muncul pada time-line.
5. Pemberitahuan (notifications). Menampilkan tweets, interaksi atau
aktivitas yang terjadi antara anda dengan pengguna lainnya.
6. Favorit (favorite). Merupakan kumpulan tweet yang telah ditandai
oleh pemilik akun sebagai favorit. Kicauan ditandai sebagai favorit
17
agar tidak hilang dari laman, dan agar dapat dibaca kembali dengan
mudah di lain waktu. Menandai tweet dengan favorit juga
membantu tweet menjadi lebih mudah untuk dilacak.
7. Pesan langsung (direct messages). Fungsi direct messages sama
halnya dengan SMS (short message service) karena pengiriman
pesan langsung antar pengguna tanpa ada pengguna lain yang bisa
melihat pesan tersebut kecuali pengguna yang dikirimi pesan.
Pengiriman direct messages (DM) hanya bisa dilakukan kepada
akun yang mengikuti (follow) akun seseorang. Dengan maksud
bahwa pengirim DM haruslah orang yang dikenal.
8. List. Mengelompokkan following ke dalam satu grup sehingga
memudahkan pengguna untuk melihat secara keseluruhan para
pengguna (users) yang diikuti.
9. Trending topics. Daftar sepuluh topik hangat yang tengah ramai
diperbincangkan oleh banyak pengguna Twitter dalam waktu yang
bersamaan. Daftar trending topics diperbarui setiap beberapa
menit, khususnya ketika terdapat beberapa topik baru yang menjadi
populer. Penggunaan '#' (hashtag/tagar) dinilai memiliki pengaruh
dalam menciptakan trending topics. Selain itu, trending topics (TT)
pada Twitter juga dipengaruhi oleh tweet sumber media berita yang
di-retweet para pengguna Twitter. Maka tidak heran jika topik yang
bertahan lama biasanya adalah breaking news, berita seputar
selebriti, dan event berskala internasional.
18
Trending topics disesuaikan hampir di seluruh kota dan negara di
dunia. Trending topics worldwide misalnya, menampilkan trending
topics dari seluruh kawasan di dunia. Untuk trending topics di
negara tertentu, Indonesia misalnya, trending topics bisa dilihat di
beberapa kawasan seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi,
Bandung, Semarang, Medan, Makassar, dan lain-lain.
Menurut Pear Analytics, kicauan pada Twitter di antaranya
berisikan:30
1. Berita (news), potongan berita dari stasiun berita seperti CNN, Fox, dan
lain-lain.
2. Spam, bila diberikan contoh, spam tweet bisa berisikan “see how I got
3.000 followers in one day,” yang biasanya diikuti dengan link tertentu
yang menghubungkan dengan iklan atau virus.
3. Promosi diri (self-promotion), tweet perusahaan tentang produk, servis,
atau promo.
4. Celoteh tidak berarti (pointless babble), jenis tweet ini bila dicontohkan
seperti “saya makan sandwich sekarang.”
5. Percakapan (conversational), merupakan tweet dua arah antar pengguna
Twitter berupa percakapan ringan, atau tweet yang mencoba melibatkan
followers seperti pertanyaan atau polling.
6. Pesan berulang (pass-along value), kicauan yang menggunakan "RT" di
dalamnya.
30
Pear Analytics. Twitter Study – August 2009. https://www.pearanalytics.com/wp-content/uploads/2012/12/Twitter-Study-August-2009.pdf
19
Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta
kicauan per hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan
pencarian per hari.31
Hal ini membuat Twitter menduduki peringkat kedua
sebagai situs jejaring sosial paling populer di dunia.32
Pengguna Twitter umumnya akan menjadi lebih aktif ketika ada
peristiwa-peristiwa populer terjadi. Sebagai contoh, rekor penggunaan
Twitter tercatat pada Piala Dunia 2010, ketika penggemar menulis 2.940
kicauan per detik setelah Jepang mencetak gol ke gawang Kamerun pada
tanggal 14 Juni 2010. Rekor ini dipatahkan ketika 3.085 kicauan dikirim per
detiknya oleh pengguna yang merayakan kemenangan LA Lakers di Final
NBA 2010 pada tanggal 17 Juni 2010.33
Saat penyanyi pop Amerika,
Michael Jackson, meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server
Twitter turun dan melemah karena puluhan juta pengguna memperbarui
status mereka untuk menuliskan kata "Michael Jackson" pada tingkat
kicauan sekitar 100.000 tweets per jam.34
2.1.3 Komunikasi Massa
Secara sederhana komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang
31 Twitter. Twitter turns six, 21 Maret 2012. https://blog.twitter.com/2012/twitter-turns-six
diakses pada 5 November 2014 pukul 10.05 WIB 32 eBizMBA. Top 15 Most Popular Social Networking Sites.
http://www.ebizmba.com/articles/social-networking-websites diakses pada 5 November 2014 pukul 10.20 WIB
33 The New York Times. Sports Fans Break Records on Twitter, 18 Juni 2010. http://bits.blogs.nytimes.com/2010/06/18/sports-fans-break-records-on-twitter/ diakses pada
5 November 2014 pukul 10.37 WIB 34 BBC. Web slows after Jackson’s death, 26 Juni 2009.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/technology/8120324.stm diakses pada 5 November 2014 pukul 10.37 WIB
20
(mass communication is messages communicated through a mass medium to
a large number of people).35
Komunikasi massa menyiarkan informasi,
gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang
banyak dengan menggunakan media. Sedangkan media massa sendiri
merupakan institusi atau lembaga yang memiliki kegiatan produksi budaya
dan informasi yang dilaksanakan oleh berbagai tipe komunikasi massa
untuk disalurkan kepada khalayak sesuai dengan peraturan dan kebiasaan
yang berlaku.
Komunikasi massa terdiri dari beberapa karakteristik berikut:
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication)
Adanya jarak ruang dan waktu yang memposisikan komunikator untuk
tidak bisa menerima respon langsung atau tertunda dari komunikan. Oleh
karena itu umumnya komunikator pada komunikasi massa senantiasa
melakukan persiapan guna mencapai proses komunikasi yang efektif.
Artinya sekali pesan itu disampaikan, maka tidak ada proses langsung
untuk memperbaiki pesan yang sudah disampaikannya itu.
2. Komunikator pada media massa lebih melembaga
Seorang komunikator tidak bisa bertindak atas nama diri sendiri. Sebagai
konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, maka
peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang lain.
Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, melainkan
bersama orang lain.
35
Elvinaro Ardianto & Lukita Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hal. 3
21
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disampaikan pada proses komunikasi massa bersifat umum
(public), pesan itu lahir untuk semua golongan. Apabila pesan itu muncul
untuk satu kepentingan atau golongan saja maka proses penyebaran
pesan dalam kegiatan komunikasi seperti itu tidak bisa dikatakan sebagai
bentuk komunikasi massa.
4. Media yang digunakannya menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari komunikasi massa adalah sifatnya yang serentak pada
semua khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan itu.
5. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen
Bersifat umum, maka khalayak yang menerima pesan itu pun akan
beragam, sifat pesannya yang disebarkan secara serentak itu, maka
khalayak yang menerima pesan itu jelas pula beraneka ragam
(heterogen).
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi
melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio dan film) dan
memiliki karakteristik tersendiri. Pesan-pesan yang di produksi secara
massal disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan
heterogen.
2.1.4 Media Konvensional
Media konvensional adalah media komunikasi yang masih
menggunakan teknologi analog sebagai alat untuk mengirimkan dan
menerima pesan komunikasi dari komunikator kepada komunikan. Media
22
konvensional ini memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pesan
komunikasi kepada masyarakat luas dalam waktu yang relatif singkat. Oleh
sebab itu, media konvensional juga dikenal sebagai media massa, karena
kemampuannya dalam menyebarkan pesan kepada masyarakat luas (massa).
Selain mampu menyebarkan pesan komunikasi dengan luas, terdapat pula
beberapa karakteristik lain dari media konvensional, di antaranya adalah
pesan komunikasi dikirimkan dengan cepat dan serentak, arus komunikasi
berjalan satu arah, serta minimnya interaksi antara komunikator dan
komunikan.
Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya terbatas pada
tiga jenis media, yaitu:36
1. Media cetak, yang terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah, buletin atau
jurnal dan sebagainya.
2. Media elektronik, yang terdiri dari radio dan televisi.
3. Media online, yaitu media internet seperti website, blog, dan lain
sebagainya.
2.1.4.1 Fungsi Media Massa
Pada dasarnya, media massa memiliki empat fungsi, yakni
fungsi edukasi, informasi, hiburan, dan pengaruh. Berikut merupakan
penjelasan masing-masing dari fungsi tersebut:37
1. Fungsi edukasi, yaitu media massa berfungsi sebagai agen atau
media yang memberikan pendidikan kepada masyarakat, sehingga
36
Syarifudin Yunus. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Hal. 27 37 Djafar H. Assegaff. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1991. Hal. 50
23
keberadaan media massa tersebut menjadi bermanfaat karena
berperan sebagai pendidik masyarakat. Oleh karena itu, lewat
setiap program acara yang ada, media massa diharapkan
memberikan pendidikan kepada masyarakat.
2. Fungsi informasi, yaitu media massa berperan sebagai pemberi atau
penyebar berita kepada masyarakat atau komunikatornya, media
elektronik misalnya memberikan informasi lewat acara berita, atau
informasi lain yang dikemas lewat acara ringan sehingga media
massa berperan bagi menambah wawasan ilmu pengetahuan.
3. Fungsi hiburan, yaitu media massa berperan menyajikan hiburan
kepada komunikatornya atau dalam hal ini masyarakat luas.
Hiburan tersebut misalnya acara musik, komedi, dan lain
sebagainya.
4. Fungsi pengaruh, yaitu bahwa media massa berfungsi memberikan
pengaruh kepada masyarakat luas lewat acara atau berita yang
disajikannya, sehingga dengan adanya media massa diharapkan
masyarakat dapat terpengaruh oleh berita yang disajikan. Misalnya,
ajakan pemerintah untuk mengikuti pemilihan umum (pemilu),
maka diharapkan masyarakat akan terpengaruh dan semakin
berpartisipasi bagi kegiatan pemilu.
2.1.5 Berita
Berbicara tentang media massa tentunya tidak lepas dari pemberitaan.
Memiliki kata dasar 'berita', berasal dari bahasa Sansekerta vrit yang berarti
24
ada atau terjadi. Ada juga yang menyebut dengan vritta, artinya kejadian
atau yang telah terjadi. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi
berita atau warta.38
Dalam buku Here’s The News yang dihimpun oleh Paul De
Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian
yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para
pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.39
Sedangkan
menurut Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat dari suatu
peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian
pembaca serta menyangkut kepentingan mereka.40
Definisi berita lainnya datang dari James A. Wollert, menurutnya
berita merupakan apa saja yang ingin dan perlu diketahui oleh orang atau
lebih luas lagi oleh masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa saja yang mereka
butuhkan.41
Namun, dalam jurnalistik informasi belum dapat disebut sebagai
berita. Sebuah berita lazimnya mengandung unsur 5W+1H (what, who,
when, where, why, dan how). Dengan kata lain, secara sederhana, berita
sudah pasti mengandung unsur 5W+1H dan di dalamnya terkandung
informasi penting.
38 Totok Djuroto. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2003. Hal. 1 39 Helena Olii. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: Indeks. 2007. Hal. 27 40 Asep Syamsul Romli. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009. Hal. 5 41
Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2006. Hal. 64
25
2.1.5.1 Karakteristik Berita
Sedikitnya ada tujuh kriteria yang mengidentifikasikan berita:
1. Audience
Tidak ada pendengar atau pembaca yang benar-benar sama. Sebuah
berita mungkin lebih berarti bagi seseorang daripada yang lainnya.
Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memikirkan siapa yang
akan membaca atau mendengar apa yang kita tulis. Seyogianya,
penulis mempertimbangkan aspek kultural, sosial dan ekonomi
sebuah masyarakat pembaca.
2. Impact
Akibat yang bermanfaat dari suatu berita. Seberapa banyak orang
yang terpengaruh berita dan seberapa serius mereka terpengaruh
akan menentukan pentingnya berita.
3. Proximity
Biasanya suatu kejadian bisa menjadi berita lebih besar jika terjadi
di seputar anda daripada peristiwa yang jaraknya lebih dari 1000
km dari anda sendiri.
4. Timeliness
Berita hari ini akan basi pada esok hari. Namun, karena cepatnya
pelaporan berita maka surat kabar dan majalah lebih
mengonsentrasikan mengenai berita bagaimana dan mengapa
sesuatu terjadi dan kurang memberi tempat kepada apa yang telah
terjadi.
26
5. Prominence
Keterlibatan 'orang terkenal' dalam suatu peristiwa.
6. Unusualness
Hal tidak biasa membuat sesuatu menjadi berita. Ada ungkapan
"anjing menggigit manusia bukan berita tetapi manusia menggigit
anjing, itulah berita."
7. Conflict
Konflik membuat berita menjadi menarik dan keingintahuan orang
akan akhir cerita mendorong orang membaca atau mendengar
berita.
2.1.5.2 Sumber Berita
Berdasarkan materi isinya, sumber berita diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok, yaitu:42
1. Paper Trail
Sumber berita yang tertulis atau tercetak. Bentuknya berupa press
release, makalah dan dokumen. Khusus untuk teknik penggalian
dokumen, seorang wartawan mesti paham benar apakah dokumen
yang diperolehnya dapat dipublikasikan atau tidak.
2. People Trail
Orang sebagai narasumber merupakan satu di antara mata rantai
kegiatan jurnalisme yang penting. Tanpa narasumber tidak
42 Ibid. Hal. 98
27
mungkin kegiatan jurnalisme berjalan. Terutama untuk keperluan
konfirmasi data demi akurasi dan kelengkapan berita.
3. Electronic Trail
Sumber dari perangkat elektronik seperti internet tengah marak
menjadi penting dewasa ini. Dalam menggali sumber di internet
diperlukan kehati-hatian karena ketidakjelasan eksistensi
narasumber. Wartawan harus melakukan pengecekan kembali
mengingat internet telah menjadi ruang publik yang terbuka bagi
siapa saja untuk memberikan informasi.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses
pencarian berita dapat dilakukan dengan cara turun ke lapangan
langsung dan melakukan wawancara kepada narasumber. Pencarian
informasi harus dilakukan secara detail, bisa juga dengan
memanfaatkan media seperti internet. Data dan fakta yang
diperoleh kemudian diolah menjadi berita yang lengkap dan akurat
sebelum akhirnya dipublikasikan ke khalayak.
2.1.6 Twitter dan Ruang Redaksi
Sebelumnya telah dipaparkan bahwa Twitter merupakan salah satu
bentuk media sosial yang sengaja dirancang khusus oleh setiap
penggunanya untuk dapat berbagi dengan lebih mudah.43
memungkinkan penggunanya untuk dapat saling berbagi informasi serta
konten, seperti foto atau video secara bersamaan kapan pun dan di mana
43
Sweeney S. & Craig. 2011. Social Media for Business: 101 Ways to Grow Your Business without Wasting Your Time. Canada: Maximum Press.
28
pun. Twitter ini juga kemudian dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk
dijadikan sebagai media penyebarluasan informasi, sarana protes, kampanye
politik, dan sebagainya.
Keberadaan Twitter sendiri dinilai telah memberikan bantuan yang
positif bagi ruang redaksi. Penelitian yang dilakukan dosen jurnalistik dan
media massa Universitas Bakrie, Aryo Subarkah Eddyono,44
menunjukkan
bahwa keberadaan Twitter merupakan awal atau pintu masuk untuk
mendalami isu yang berbuntut pada produksi berita. Ketika terjadi suatu
peristiwa, pihak-pihak yang terlibat dan tertarik akan mengirim tweet untuk
dibaca oleh orang lain. Para praktisi media konvensional memonitor
perbincangan yang terjadi di Twitter dan memprediksi bahwa ini akan
menjadi berita yang besar. Kemudian mereka akan melakukan investigasi
mendalam, mencari informasi lengkap serta analisis dari orang yang
dianggap punya otoritas, sebelum akhirnya disebarluaskan kepada khalayak
melalui tayangan berita.
Di sisi lain disebutkan bahwa keberadaan Twitter juga dinilai sangat
membantu dalam menganalisa topik apa saja yang menarik diberitakan
untuk mendongkrak jumlah peminat (pembaca, pendengar, atau penonton).
Jika suatu isu masih menjadi perbincangan yang hangat di Twitter, berarti
peluang untuk mendapatkan peminat juga besar. Ini akan terjadi jika redaksi
ikut membahas isu hangat yang tengah terjadi. Tak hanya itu, Twitter juga
digunakan sebagai pengingat bahwa media yang bersangkutan telah meng-
44
Aryo Subarkah Eddyono. 2013. Twitter: Kawan, Sekaligus Lawan bagi Redaksi Berita. Journal Communication Spectrum, Vol. 3 No. 1.
29
update berita atau sebagai sarana interaksi antara media dengan
pengikutnya.
Gambar 2.1
Peran Twitter di News Room
(Sumber: Eddyono, 2012)
Secara lebih rinci, keberadaan Twitter di ruang redaksi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2
Twitter dalam Proses Pemberitaan
(Sumber: Eddyono, 2012)
Media Sumber
Informasi Awal
TWITTER Analisis Trending
Topics
Media Update Berita (sosialisasi-interaksi)
PROSES PELIPUTAN (GATHERING)
Twitter akan terus dipantau untuk mengamati dinamika isu
SUMBER INFORMASI ATAU BERITA
Twitter berperan sebagai penyampai informasi awal, sekaligus memantau tren
isu
TAYANG ATAU TERBIT
Twitter berperan sebagai media sosialisasi sekaligus melihat respon pembaca dan mengukur
tren
EDITING Oleh pejabat redaksi
berwenang, Twitter dipantau untuk mengamati dinamika isu, sebelum berita siap naik
atau tayang
30
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa Twitter selalu ada di berbagai proses
pemberitaan, mulai dari pencarian informasi hingga penayangan. Sebagai
media yang mampu menyampaikan informasi awal, Twitter kerap diakses
oleh jurnalis baik yang berada di luar redaksi maupun yang berada di dalam
ruang redaksi. Tak berhenti sampai di situ, dalam proses peliputan
(konfirmasi, pengecekan kembali, dan sebagainya), Twitter masih terus
diakses. Bahkan setelah tulisan dari jurnalis di lapangan masuk ke ruang
redaksi untuk diedit atau diverifikasi pejabat redaksi (editor, redaksi, dan
sebagainya), Twitter tetap diakses untuk mengamati dinamika isu.
Akhirnya, pasca tayang atau terbit, Twitter masih terus dipantau untuk
melihat respons pembaca. Di sisi lain, Twitter digunakan sebagai media
sosialisasi bahwa media yang bersangkutan telah meng-update berita baru.45
2.1.7 Teori Agenda Setting
Penelitian ini menggunakan landasan teori merujuk pada Teori
Agenda Setting dengan berfokus pada proposisinya, yakni agenda media,
agenda publik, dan isu.
Teori Agenda Setting dicetuskan oleh Maxwell McCombs dan Donald
Shaw (1972) dengan didasari oleh asumsi bahwa media massa memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. “Kita
cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa
menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu
45 Ibid.
31
itu penting, maka kita juga akan menganggapnya penting.”46
Teori ini
menawarkan dasar pemikiran di mana penjelasan atau pemaparan saja tidak
cukup, konten media perlu dibuat menonjol sebelum diproses dan diterima
oleh publik. Semakin sering media menyajikan suatu isu atau topik, semakin
menonjol pula isu tersebut, dan semakin besar pula perhatian publik
terhadap isu tersebut. Publik mempelajari isu-isu yang terjadi dan
bagaimana mereka diurutkan berdasarkan yang paling penting.
Landasan perspektif agenda setting yang diletakkan oleh McCombs &
Shaw bertitik tolak dari gagasan peran media massa sebagai pembentuk
opini publik yang dikemukakan Walter Lippman dalam tulisannya "Public
Opinion." Disebutkan bahwa media merupakan mediator antara “the world
outside and the pictures in our heads.”47
Menurut mereka, ada korelasi yang
kuat dan signifikan antara apa-apa yang diagendakan oleh media massa dan
apa-apa yang menjadi agenda publik.
Penyusunan agenda setting menjelaskan tiga proses. Pertama, berita
diseleksi, diolah, dan disajikan. Ini dikenal dengan proses gatekeeping.
Kedua, menghasilkan agenda media. Ketiga, bagaimana agenda media
mempengaruhi pendapat publik tentang isu yang ditonjolkan.48
Bagian
terpenting dari proses tersebut yaitu bagaimana menyusun dan
menghasilkan agenda atau isu yang paling penting hingga yang kurang
penting di mata publik. Ini yang kemudian disebut dengan agenda setting
46 Em Griffin. A First Look at Communciation Theory. New York: McGraw-Hill. 2005. Hal. 390 47 Apriadi Tamburaka. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012.
Hal. 22 48 Maybi Prabowo. Op.cit.
32
dari termuatnya isu-isu oleh media massa. Hasilnya, publik menerima
petunjuk dari apa yang penting dalam media kemudian publik memasukkan
hal-hal tersebut ke dalam kepentingan mereka pada saat itu.
Agenda Media
Dearing & Rogers (1987) mendefinisikan agenda media sebagai daftar
isu-isu dan peristiwa-peristiwa pada suatu waktu tertentu yang disusun
sesuai dengan urutan kepentingannya. Agenda media terdiri dari pokok
persoalan, aktor, peristiwa, anggapan dan pandangan yang memanfaatkan
waktu dan ruang dalam publikasi yang tersedia untuk disampaikan pada
publik (Merheim, 1986:500).
Agenda media berkaitan dengan dimensi-dimensi berikut:49
1. Visibility (visibilitas), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
2. Audience salience, yaitu tingkat menonjol bagi khalayak, relevansi isi
berita dengan kebutuhan khalayak.
3. Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara
pemberitaan bagi suatu peristiwa.
Agenda media, menurut McCombs & Shaw, dapat dilihat dari aspek
apa saja yang coba ditonjolkan oleh pemberitaan di suatu media. Bobot
penyajian isu untuk surat kabar, misalnya dapat dilihat pada halaman depan,
tiga kolom di berita halaman dalam, serta editorial, dilihat sebagai bukti
yang cukup kuat bahwa hal tersebut menjadi fokus utama surat kabar
tersebut. Dalam majalah, fokus utama terlihat dari bahasan utama majalah
49 Ibid. Hal. 69
33
tersebut. Sementara dalam berita televisi dapat dilihat dari tayangan spot
berita pertama hingga berita ketiga, dan biasanya disertai dengan sesi tanya
jawab atau dialog setelah sesi pemberitaan.50
Penentuan atau seleksi yang dilakukan media sehari-harinya juga
didasarkan pada politik pemberitaan masing-masing media yang merupakan
interpretasi subjektif media massa, termasuk para pekerja media yang terikat
dengan situasi organisasi tempat mereka bernaung. Publik menjadi
pertimbangan dalam melakukan proses seleksi. Media melakukan seleksi
terhadap isu atau peristiwa dengan perkiraan bahwa hal tersebut penting
bagi publik.
Agenda Publik
Agenda publik berhubungan dengan isu-isu yang digambarkan dalam
konten atau isi media dan yang kemudian diprioritaskan oleh publik.
Kebanyakan isu bisa masuk dalam agenda publik melalui proses repetisi
pesan, di mana publik mengenalinya kemudian menempatkannya dalam
kepentingannya. Sehingga agenda publik dapat diartikan sebagai daftar dari
isu-isu yang telah disusun publik menurut kepentingannya pada suatu kurun
waktu tertentu.
Dimensi yang berkaitan dengan agenda publik, di antaranya:
keakraban (familiarity), penonjolan pribadi (personal salience), dan
kesenangan (favorablitiy).51
Dalam penelitian mereka mengenai pemilihan
presiden Amerika Serikat tahun 1968, McCombs dan Shaw mengukur
50
Em Griffin. Op.cit. Hal. 392 51 Apriadi Tamburaka. Op.cit. Hal. 69
34
agenda publik berdasarkan isu apa yang didapatkan dari kampanye tersebut.
Hasilnya ditemukan bahwa ternyata terdapat kesamaan antara isu yang
dibicarakan atau dianggap penting oleh publik dengan isu yang ditonjolkan
oleh pemberitaan media massa.
Isu
Isu (issue) adalah kabar yang beredar di masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya disebabkan sumbernya yang tidak
jelas (Efendi, 1969). Arief Budiman (2004) dalam Kamus Idiom Inggris-
Indonesia menyebutkan at issue atau in issue adalah yang diperdebatkan
dalam pandangan yang saling berbeda. Sedangkan Onong U. Effendy,
dalam Kamus Komunikasi (1989) menyebutkan issue adalah kabar yang
beredar di masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya disebabkan sumbernya yang tidak jelas. Dapat disimpulkan
bahwa isu terjadi akibat perdebatan atau perselisihan karena pandangan
yang berbeda dari setiap individu.52
Isu dapat dijabarkan ke dalam lima penafsiran, yaitu:53
1. Concern atau masalah yang menjadi perhatian pribadi publik.
2. Perception of key problem atau persepsi dan penjabaran-penjabaran dari
masalah yang dihadapi masyarakat.
3. Penyebaran tentang kemungkinan yang mesti dipilih oleh publik, setuju
atau tidak setuju terhadap suatu kebijakan.
52 Helena Olii & Novi Erlita. Op.cit. Hal. 110 53 Kharisma Nasionalita. 2013. Hubungan Agenda Media dengan Media Online dengan Agenda
Publik Mahasiswa (Studi Korelasi Agenda Media Online Newspaper kompas.com dengan Agenda Publik Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tentang Isu Korupsi di Indonesia). Universitas Gadjah Mada.
35
4. Public controversy, suatu masalah yang mengandung pro dan kontra
dalam masyarakat.
5. Alasan atau faktor-faktor yang menjadi penentu jalan keluar dalam suatu
kesenjangan politik.
2.1.7.1 Agenda Setting dalam Konteks Media Sosial
Teori Agenda Setting berkembang pada dekade 60-an, ketika
belum ada internet. Berbeda dengan perkembangan teknologi yang
terjadi saat ini, di mana lanskap media modern dihuni oleh bloggers,
jurnalis warga (citizen journalists), pengguna media sosial, seperti
Facebook dan Twitter, yang setara dengan media massa pada
umumnya. Kini, siapa pun bisa menjadi simpul dalam proses produksi
media. Lalu apakah ini mengubah sifat agenda setting? Menurut teori,
media massa mempengaruhi prioritas atau kepentingan publik dengan
menyalurkan perhatian mereka kepada isu-isu tertentu. Namun,
dengan munculnya Web 2.0 atau media sosial, apakah media massa
konvensional masih relevan mengatur agenda untuk publik – atau
apakah peran itu telah bergeser?
Para ilmuwan telah menyelidiki pertanyaan mengenai
pergeseran fungsi agenda setting ini, mengamati pengaruh blog dalam
siklus media atau hilangnya fungsi gatekeeper di media konvensional.
Seperti misalnya bloggers, memiliki platform yang jauh lebih besar
dari beberapa media lokal, keberadaan media cetak yang terus
mengalami kemerosotan. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial
36
adalah suatu terobosan, sebuah platform di mana orang awam dapat
ikut menentukan isu-isu penting bagi pembicaraan publik. Media
massa konvensional mulai menerima perubahan yang terjadi; menjadi
lebih fleksibel, beradaptasi terhadap perubahan dalam tataran media,
bahkan memanfaatkan keberadaan media sosial itu sendiri. Menurut
Messner dan Distato (2008), media konvensional rutin mengutip blog
sebagai sumber, dan juga sebaliknya, blog kebanyakan bergantung
pada media konvensional untuk informasi. Jelas bahwa keberadaan
media massa dan media sosial saling mempengaruhi, bahkan
menguntungkan satu sama lain.54
2.2 Kerangka Berpikir
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai trending
topic Twitter dalam menentukan agenda pemberitaan di media konvensional.
Menyoroti pemberitaan di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015 dan
dengan berfokus pada isu, agenda media, serta agenda publik atau khalayak yang
terepresentasikan melalui trending topic Twitter. Teori yang digunakan adalah
Teori Agenda Setting, yang dicetuskan oleh McCombs & Shaw (1972). Teori ini
didasari oleh asumsi bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
agenda media kepada agenda publik. Ada korelasi yang kuat dan signifikan antara
apa-apa yang diagendakan oleh media massa dan apa-apa yang menjadi agenda
publik.
54 Sorin Adam Matei. Does agenda setting theory still apply to social media? 28 Juli 2010.
http://matei.org/ithink/2010/07/28/does-agenda-setting-theory-apply-to-social-media/ diakses pada 8 Mei 2015 pukul 20.23 WIB
37
Penulis mengamati trending topics Twitter periode Oktober-Desember 2015
dan melihat ada atau tidaknya kecenderungan Kompas TV mengangkat isu atau
topik yang berada di jajaran trending topics Twitter ke dalam agenda
pemberitaannya. Menonjolnya suatu isu merupakan konsep penting dalam
penentuan agenda. Isu dalam hal ini bisa jadi isu yang memang berasal dari media
massa atau isu yang berawal di media sosial. Terdapat pula tahapan-tahapan atau
proses redaksional yang dilakukan redaksi Kompas TV sebelum menentukan
agenda pemberitaan dan melakukan penyiaran terhadap publik.
Lebih jelasnya, pembahasan teori dan sistematika penelitian dapat dilihat
pada bagan kerangka berpikir berikut:
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir
Isu yang berasal dari media massa atau isu yang berawal di media sosial
Trending Topic Twitter (periode Oktober- Desember 2015)
Redaksi Kompas TV
Agenda Pemberitaan Kompas TV
Headline atau tayangan spot berita
Pandangan publik terhadap isu atau topik atau peristiwa yang ramai diperbincangkan di Twitter, berupa kutipan tweet pengguna Twitter (khususnya pejabat publik, selebriti, dan ahli atau pengamat)
Isu
Proses redaksional
Teori Agenda Setting
38
2.3 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini, yaitu: pertama,
penelitian yang disusun oleh Azwar Yusuf, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
dengan judul "Kebijakan Reda2ksi Liputan 6 SCTV dalam Menentukan Berita
Utama". Penelitian tersebut menggunakan metode dengan pendekatan deskriptif
kualitatif dan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana
redaksi Liputan 6 SCTV mengeluarkan suatu kebijakan dalam menentukan berita
utama. Hasilnya, penentuan berita utama dalam redaksi Liputan 6 SCTV harus
melalui tahapan-tahapan khusus dan mempertimbangkan faktor-faktor dan kriteria
tertentu sehingga berita yang ditayangkan layak menjadi sebuah berita utama.
Kriteria-kriteria tersebut di antaranya penting, faktual, human interest, news value,
berita populis, dan dampak berita tersebut.
Penelitian kedua, yaitu jurnal ilmiah dengan judul "Twitter, Kawan
Sekaligus Lawan bagi Ruang Redaksi", yang disusun oleh Aryo Subarkah
Eddyono, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie. Penelitian kualitatif
tersebut disusun dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana redaksi media
massa menyikapi dan memanfaatkan keberadaan Twitter serta melihat bagaimana
peluangnya di masa mendatang. Peneliti menganalisis berdasarkan dua jenis data,
yakni: data primer yang diperoleh dari wawancara petinggi redaksi yang mewakili
empat media arus utama, yakni media yang mewakili media online, televisi,
media cetak, dan radio (kompas.com, tvOne, Tempo, dan Sindo Trijaya FM) dan
data sekunder yang terdiri dari literatur dan dokumen. Hasilnya, Twitter masih
akan menjadi sumber berita baru sekaligus media promosi-interaksi baru dan
39
berpotensi menjadi pesaing bagi media massa. Namun, dengan mengedepankan
kualitas pemberitaan di tengah keriuhan dan kebingungan informasi, khalayak
dimungkinkan akan tetap berlabuh pada media-media yang integritasnya teruji
untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya.
Penelitian ketiga, dengan judul "Hubungan Agenda Media Online dengan
Agenda Publik Mahasiswa [Studi Korelasi Agenda Media Online Newspaper
kompas.com dengan Agenda Publik Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum
(FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) tentang Isu Korupsi di Indonesia]", sebuah
penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Kharisma Nasionalita. Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara agenda media online
dengan agenda publik. Hasil studi menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat
antara agenda media online kompas.com dengan agenda publik mahasiswa
pascasarjana (γs=0,821). Namun, hubungan tersebut tidak dipengaruhi secara
signifikan oleh ketiga variabel kontrol. Ketiga variabel kontrol merupakan
specifying variable yang menjelaskan hubungan agenda media online newspaper
dengan agenda publik mahasiswa.
Penelitian ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan ketiga penelitian
terdahulu, yakni sama-sama berhubungan dengan agenda pemberitaan sebuah
media massa. Hanya saja pada penelitian kedua peneliti memperluas fokus
penelitian pada keberadaan Twitter dan perannya bagi ruang redaksi. Ketiga
penelitian tersebut akhirnya dipilih dan dijadikan sebagai acuan, pembanding,
sekaligus bahan pembelajaran bagi penelitian ini untuk melengkapi penelitian
sebelumnya.
40
Berikut merupakan tabel penelitian terdahulu, yakni beberapa penelitian
yang dianggap memiliki kemiripan kasus dengan apa yang dibahas dalam
penelitian ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
ASPEK
PERBANDINGAN
NAMA PENELITI
Kharisma
Nasionalita
Azwar
Yusuf
Aryo
Subarkah
Eddyono
Yosephina
Damaris
Judul Penelitian Hubungan
Agenda
Media
Online
dengan
Agenda
Publik
Mahasiswa
[Studi
Korelasi
Agenda
Media
Online
Newspaper
kompas.com
dengan
Agenda
Publik
Mahasiswa
Pascasarjana
Fakultas
Hukum (FH)
Universitas
Gadjah Mada
(UGM)
tentang Isu
Korupsi di
Indonesia]
Kebijakan
Redaksi
Liputan 6
SCTV dalam
Menentukan
Berita Utama
Twitter,
Kawan
Sekaligus
Lawan bagi
Ruang
Redaksi
Agenda
Publik pada
Twitter dalam
Menentukan
Agenda
Pemberitaan
di Media
Konvensio-
nal (Studi
Kasus
terhadap
Pemberitaan
di Kompas
TV Periode
Oktober-
Desember
2015)
41
Tahun Penelitian 2013 2011 2013 2015
Metode Penelitian Penelitian
kuantitatif
(eksplanatif)
dengan
pendekatan
agenda
setting
Metode
dengan
pendekatan
deskriptif
kualitatif
Kualitatif Kualitatif
Hasil Penelitian Hasil studi
menunjukkan
bahwa ada
hubungan
yang kuat
antara
agenda
media online
newspaper
kompas.com
dan agenda
publik
mahasiswa
pascasarjana
(γs=0,821).
Namun,
hubungan
tersebut tidak
dipengaruhi
secara
signifikan
oleh ketiga
variabel
kontrol.
Ketiga
variabel
kontrol
merupakan
specifying
variable
yang
menjelaskan
hubungan
agenda
media online
newspaper
Penentuan
berita utama
dalam redaksi
Liputan 6
SCTV harus
melalui
tahapan-
tahapan
khusus dan
mempertim-
bangkan
faktor-faktor
dan kriteria
tertentu
sehingga
berita yang
ditayangkan
layak menjadi
sebuah berita
utama.
Kriteria-
kriteria
tersebut di
antaranya
penting,
faktual,
human
interest, news
value, berita
populis, dan
dampak berita
tersebut.
masih akan
menjadi
sumber berita
baru
sekaligus
media
promosi-
interaksi baru
dan
berpotensi
menjadi
pesaing bagi
media massa.
Namun,
dengan
mengedepan-
kan kualitas
pemberitaan
di tengah
keriuhan dan
kebingungan
informasi,
khalayak
dimungkin-
kan akan
tetap
berlabuh
pada media-
media yang
integritasnya
teruji untuk
mendapatkan
kebenaran
sesungguh-
nya.
−
42
dengan
agenda
publik
mahasiswa.
Persamaan Meneliti
hubungan
antara
agenda
media
dengan
agenda
publik.
Memahami
kebijakan
redaksi dalam
menentukan
berita utama.
Menganalisis
bagaimana
redaksi
media massa
menyikapi
dan
memanfaat-
kan
keberadaan
Twitter.
Menganalisis
bagaimana
redaksi
melihat dan
menyikapi
keberadaan
(agenda
publik)
Twitter serta
perannya
dalam
menentukan
agenda
pemberitaan.
Perbedaan Mengguna-
kan dua
metode,
yakni analisis
isi kuantitatif
dan survei.
Metode
analisis isi
akan
diaplikasikan
pada agenda
media online
newspaper,
sedangkan
untuk agenda
publik
dilakukan
dengan
survei.
Menggunakan
Teori
Gatekeeper
dan didukung
oleh Model
Arus Berita –
Internal Dua
Tahap Bass.
Analisis
berdasarkan
dua jenis
data, yakni:
data primer
yang
diperoleh
dari
wawancara
petinggi
redaksi yang
mewakili
empat media
massa
(online,
cetak, radio,
dan TV) dan
data
sekunder
yang terdiri
dari literatur
dan
dokumen.
Mengguna-
kan Teori
Agenda
Setting
Kritik − Peneliti
kurang
memberikan
penggambar-
Pembahasan
terlalu luas,
sehingga
kurang
−
43
an yang jelas
mengenai
perbedaan
antara berita
utama dengan
berita biasa.
berfokus dan
kurang
spesifik.
Sumber http://etd.rep
ository.ugm.
ac.id/index.p
hp?mod=pen
elitian_detail
&sub=Peneli
tianDetail&a
ct=view&typ
=html&buku
_id=63662
(diakses pada
13 April
2015 pukul
13.03 WIB)
http://reposito
ry.fisip-
untirta.ac.id/2
08/1/SKRIPSI
%20KOM%2
0-
%20Azwar%2
0Yusuf%20-
%202011.pdf
(diakses pada
10 Oktober
2014 pukul
10.02 WIB)
http://jurnal.b
akrie.ac.id/in
dex.php/Jour
nal_Commun
ication_spect
rum/article/vi
ew/766/617
(diakses
pada 19
September
2014 pukul
15.41 WIB)
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Langkah pertama dalam sebuah penelitian yaitu memilih dan menetapkan
paradigma penelitian yang dapat dijadikan panduan selama proses penelitian.
Dengan menetapkan paradigma, seorang penulis dapat memahami fenomena apa
yang akan diteliti, baik berkaitan dengan asumsi bagaimana memandang objek
penelitian dan bagaimana melaksanakan proses penelitian. Dapat dikatakan bahwa
paradigma adalah suatu pedoman atau acuan dalam penelitian.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
postpositivisme. Secara epistemologis, hubungan antara pengamat atau peneliti
dengan objek atau realitas yang diteliti tidak dapat dipisahkan. Aliran ini
menyatakan, suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran
apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara
langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus
interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin,
sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.55
Peneliti menggunakan paradigma postpositivisme karena paradigma ini
dianggap mampu memberikan pemahaman yang lebih rinci dan mendalam, tidak
hanya berdasarkan pengindraan, mengenai agenda publik pada Twitter sebagai
55 Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2001. Hal. 40
45
salah satu sumber informasi dan acuan dalam menentukan agenda pemberitaan di
media konvensional.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif,
yang menggunakan data penelitian berupa kumpulan kata-kata dan bukan angka
yang dipersepsikan tentang realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek
tertentu dari realitas objektif dan membimbing interpretasi seseorang pada struktur
yang mungkin dan berfungsi pada kedua realitas yang tampak maupun tidak
tampak.56
Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena apa yang
dialami subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.57
Penelitian yang bertujuan menggambarkan fenomena sosial adalah
penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memperlihatkan sebuah gambaran
tentang detail spesifik dari suatu situasi, setting sosial, dan hubungan. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif, di mana peneliti tidak hanya menggambarkan
dan menjelaskan masalah atau objek yang diteliti sesuai dengan fakta, tetapi juga
didukung oleh pertanyaan-pertanyaan, yakni melalui wawancara dengan pihak-
pihak yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian deskriptif bertujuan
memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan membuat
deskripsi yang sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta dan karakter 56 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006. Hal. 4 57 Ibid. Hal. 6
46
populasi, yang datanya kemudian dikumpulkan dan disusun hingga akhirnya
dianalisis sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut
merupakan beberapa tujuan dari penelitian deskriptif, yakni:58
1. Menghasilkan gambaran yang akurat tentang sebuah kelompok
2. Mengumpulkan informasi yang akurat
3. Menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan
4. Menciptakan seperangkat kategori atau pengklasifikasian
5. Menjelaskan tahapan-tahapan atau seperangkat tatanan
Strategi yang sejalan dengan penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara
cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.
Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas , dan peneliti mengumpulkan
informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan
data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.59
Studi kasus dipilih agar peneliti
lebih terfokus pada fenomena yang akan diteliti, dalam hal ini yakni pemberitaan
di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015.
3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian
Ruang lingkup atau fokus penelitian digunakan sebagai alat untuk
membatasi studi penelitian, sehingga ulasan yang dibahas dalam suatu penelitian
menjadi lebih terarah. Adapun ruang lingkup atau fokus dari penelitian ini adalah
trending topics Twitter periode Oktober-Desember 2015, yakni berupa tweets,
58 Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Hal.
24 59
John Creswell. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012. Hal. 20
47
topik-topik atau obrolan yang ramai diperbincangkan di Twitter, khususnya pada
isu-isu nasional seputar kebijakan, hukum dan politik.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Gedung Kompas TV yang berlokasi di Jl. Palmerah
Selatan No. 1, Jakarta, tepatnya di Kompas TV Building 5th
Floor – News
Division, dan beberapa tempat di sekitarnya.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat bantu yang digunakan pada proses
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah lembar acuan yang telah disiapkan oleh peneliti
sebelumnya, berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan inti dari
perumusan masalah dalam penelitian. Pedoman wawancara digunakan agar
wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian.
2. Alat perekam
Peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu pada saat wawancara,
agar dapat lebih berkonsentrasi saat proses pengumpulan data, tanpa perlu
berhenti hanya untuk mencatat setiap jawaban atau informasi dari informan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
48
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.60
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan berperan-serta
Pengamatan berperan-serta menuntut peneliti untuk melakukan penilaian atau
memahami makna yang dianut subjek penelitian terhadap perilakunya sendiri
dan perilaku orang lain terhadap objek-objek dan lingkungannya. Peneliti dapat
berpartisipasi dalam rutinitas subjek penelitian, baik mengamati apa yang
mereka lakukan, mendengarkan apa yang mereka katakan, dan menanyai
orang-orang lainnya di sekitar mereka selama jangka waktu tertentu.61
Dalam penelitian ini, pengamatan diperoleh dengan cara datang serta
menanyakan dan mengamati langsung proses redaksional Kompas TV dalam
menentukan agenda pemberitaan.
2. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang
yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.62
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tak terstruktur atau sering juga disebut wawancara mendalam,
wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka. Wawancara
mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara 60 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2009. Hal. 62 61
Ibid. Hal. 175 62 Ibid. Hal. 180
49
langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lebih
lengkap dan mendalam sesuai dengan objek penelitian. Wawancara tak
terstruktur mirip dengan percakapan informal, sifatnya luwes dan terkesan
lebih bebas. Artinya, pertanyaan dapat diajukan secara bebas dan lebih luas
tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Biasanya pertanyaan juga bisa muncul secara spontan sesuai situasi dan kondisi
ketika wawancara.
Wawancara mendalam akan dilakukan kepada beberapa informan yang
terlibat langsung dalam proses redaksional Kompas TV untuk dapat lebih
memahami soal penentuan agenda pemberitaan di media massa.
3. Studi dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa barang-barang tertulis atau terfilmkan. Misalnya, catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, artikel, agenda, dan
sebagainya.63
Dokumentasi juga bisa berbentuk foto, video (film), yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
Salah satu bentuk dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa kutipan
tweet serta beberapa potongan gambar dan video tayangan berita Kompas TV
yang diambil dari YouTube. Dokumentasi-dokumentasi tersebut nantinya juga
dapat digunakan oleh peneliti sebagai bukti pendukung dalam penelitian.
63 A. Chaedar Alwasilah. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. 2000. Hal. 155
50
3.6 Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Data hasil penelitian dapat diperoleh melalui dua sumber data, yaitu:64
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan
narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan
informasi yang relevan di lapangan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh
melalui wawancara langsung dengan tim multimedia dan redaksi Kompas TV.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung data primer yang bisa berasal dari
sumber-sumber tertulis (buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan
dokumen resmi) atau sumber-sumber berupa gambar (foto) dan sumber-sumber
data statistik. Data sekunder dalam penelitian ini di antaranya berupa kutipan
tweet serta beberapa kumpulan trending topics berkaitan dengan isu yang
menjadi fokus penelitian, yang diperoleh dari situs Twitter itu sendiri.
3.7 Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.65
Diperlukan informan yang
mempunyai pemahaman terkait langsung dengan masalah penelitian guna
memperoleh data dan informasi yang lebih akurat. Informasi dalam penelitian ini
diperoleh dari key informan (informan kunci) dan informan yang dianggap
64
Lexy J. Moleong. Op.cit. Hal. 157 65 Ibid. Hal. 132
51
mengerti, memahami atau terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan terkait
dengan fokus penelitian yang dibahas.
3.7.1 Key Informan
Key informan yaitu mereka yang tidak hanya bisa memberikan
keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa memberi saran
tentang sumber bukti yang mendukung serta menciptakan sesuatu terhadap
sumber yang berkaitan.66
Kriteria key informan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mereka yang menggunakan media sosial
2. Mereka yang terlibat dalam proses pembuatan berita
3. Mereka yang bertugas untuk mencari serta mengumpulkan segala macam
berita populer, baik di media online atau media sosial
3.7.2 Informan
Kriteria informan dalam penelitian ini di antaranya sebagai berikut:
1. Mereka yang mengerti tentang pengelolaan atau kebijakan redaksi
2. Mereka yang mengerti dan memahami media sosial
3. Mereka yang aktif menggunakan Twitter
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Analisis data bermaksud untuk
menganalisis data dari hasil catatan lapangan atau dari sumber informasi yang
66 Ibid. Hal. 133
52
diperoleh. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengaturan, mengurutkan,
mengelompokkan, dan mengkategorikannya.67
Penelitian ini menggunakan analisis data dengan model Miles dan
Huberman (1984), yaitu analisis yang dilakukan melalui prosedur dan tahapan-
tahapan sebagai berikut:68
1. Pengumpulan data
Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dimulai dari memasuki
tempat penelitian. Dalam hal ini, peneliti mendatangi tempat penelitian, yaitu
Divisi News Kompas TV, Jakarta, dengan membawa surat izin penelitian.
Kemudian dilanjutkan dengan menemui orang-orang yang telah ditargetkan
sebagai informan penelitian. Baru setelah itu dilakukan proses pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memperoleh
informasi secara lengkap di lapangan.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan pemilihan data dan pemusatan perhatian kepada data-
data yang benar-benar dibutuhkan sebagai data utama dan juga data yang
sifatnya hanya sebagai pelengkap. Langkah ini melibatkan transkrip
wawancara, data lapangan, dan materi lain terkait dengan penelitian. Data-data
tersebut dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci.
Laporan kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dan
difokuskan pada hal-hal yang penting, agar tidak mengaburkan fokus
penelitian.
67
Ibid. Hal. 280 68 Ibid. Hal. 288
53
3. Klasifikasi data
Data yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan
penelitian. Dalam hal ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana trending topic
Twitter menentukan agenda pemberitaan di media konvensional.
4. Penyajian data
Sekumpulan data yang telah disusun dianalisis dengan menggabungkan teori-
teori yang bersangkutan dengan penelitian. Dari sini kemudian terlihat
gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian, yang
nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan dan
mengambil tindakan.
5. Penarikan kesimpulan
Tahap ini merupakan hasil akhir dari proses analisis data, di mana peneliti
berusaha menganalisis, mendeskripsikan serta menginterpretasi data yang telah
diperoleh, dan akhirnya memberikan solusi atau alternatif jalan keluar dari
permasalahan yang ada sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini. Penarikan kesimpulan ini juga dilakukan selama
penelitian berlangsung. Sejak awal ke lapangan serta dalam proses
pengumpulan data peneliti berusaha melakukan analisis dan mencari makna
dari apa yang telah diperoleh dan dikumpulkan berdasarkan jenis data baik
primer dan sekunder.
3.9 Uji Keabsahan Data
Setelah data yang didapat terkumpul, maka diperlukan verifikasi data untuk
memperoleh keabsahan penelitian. Pengecekan keabsahan data dilakukan agar
54
memperoleh hasil yang valid, reliabel, dan objektif, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan serta dipercaya oleh semua pihak.
Dalam penelitian ini, penilaian keakuratan dan keabsahan atas riset kualitatif
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu.69
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
dengan sumber data. Teknik ini dilakukan dengan membandingkan dan mengecek
ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara
yang berbeda, yakni dengan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang
dikatakan informan terhadap realita yang ada, (4) membandingkan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, (5)
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen-dokumen yang berkaitan.
Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan
terjadinya perbedaan.
69 Ibid. Hal. 23
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Kompas TV
Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan
mendirikan PT. GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan
brand name Kompas TV. Sebagai content provider, Kompas TV tayang perdana
pada tanggal 9 September 2011 di berbagai kota di Indonesia, di antaranya
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar,
Banjarmasin, dan Makassar. Jumlah kota tersebut terus bertambah dan hingga kini
Kompas TV dapat dinikmati oleh 200 juta penduduk di lebih dari 100 kota di
seluruh Indonesia. Kompas TV dapat disaksikan pula melalui streaming di
www.kompas.tv/live serta melalui berbagai televisi berbayar lainnya. Selain itu,
Kompas TV juga tengah berorientasi pada sistem televisi digital sesuai standar
yang lazim digunakan secara internasional dengan tetap berada pada koridor visi
misi yang dianutnya.70
4.1.1 Visi Misi Kompas TV
Sesuai dengan motonya secara keseluruhan, "Inspirasi Indonesia",
Kompas TV terus berusaha menyajikan konten tayangan televisi yang
inspiratif dan menghibur melalui program tayangan news, adventure &
knowledge, dan entertainment yang mengedepankan kualitas, serta
70
Kompas TV. Company Profile. http://www.kompas.tv/front/profile/ diakses pada 9 September 2015 pukul 13.13 WIB
56
mengarah pada visi misi yang dimiliki, yakni menjadi organisasi yang
paling kreatif di Asia Tenggara yang mencerahkan kehidupan masyarakat
dengan menayangkan program-program dan jasa yang bersifat informatif,
edukatif, dan menghibur; melibatkan pemirsa dengan program-program
yang independen, khas, serta memikat yang disajikan melalui layanan
multiplatform.
4.1.2 Program Berita Kompas TV
Tayangan Kompas TV terbagi menjadi tiga segmentasi, yakni News
and Current Affairs, Entertainment-Kids-Variety Show, dan Science and
Knowledge-Adventure. Program-program berita Kompas TV masuk ke
dalam segmentasi News and Current Affairs, yang di antaranya terdiri dari
program Aiman, Kompasiana TV, Sapa Indonesia, Bundesliga, Liga Italia
Serie A, Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam,
Soccer Zone, Kompas Sport, Three In One, Berkas Kompas, dan Satu Meja.
Penulis mencoba melakukan penelitian pada program-program berita
harian Kompas TV, khususnya Kompas Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang),
Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas Malam.
Program Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas
Malam merupakan program berita harian dengan penyajian asupan berita
yang dikemas tegas dan terarah serta menumbuhkan harapan. Memenuhi
kebutuhan pemirsa akan berita yang tak hanya informatif namun juga
menjunjung etika jurnalistik, yang memberitakan peristiwa dengan beberapa
unsur, di antaranya yang mempengaruhi kehidupan orang banyak
57
(significance), kejadian yang baru terjadi (timeless), kejadian yang dekat
dengan masyarakat (proximity), menyangkut hal-hal yang terkenal
(prominence), kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar
biasa (human interest) dan ragam lainnya dengan menjunjung tinggi
independensi, tidak memihak serta cover both side. Ragam berita baik
masalah politik, ekonomi, agama, budaya, ilmu pengetahuan, olah raga,
teknik, militer, filsafat, tata negara, dan lainnya disajikan dengan tegas dan
insipratif.
Sedangkan Sapa Indonesia merupakan program berita harian yang
disajikan dengan konsep penyampaian berita konvensional dengan
tambahan sentuhan program talk show televisi. Tidak hanya menghadirkan
berita utama yang menghiasi halaman depan surat kabar nasional, Sapa
Indonesia juga mengikuti perkembangan berita peristiwa yang terjadi
langsung dari lokasi. Tidak berhenti di situ, melalui website
www.sapaindonesia.com dan akun media sosial @Sapa_Indonesia, program
ini juga mengajak pemirsa maupun pendengar dan pengguna media sosial
untuk ikut terlibat setiap harinya.
Keseluruhan program tersebut dikerjakan di bawah manajemen news
magazine, yang di dalamnya terdiri mulai dari pemimpin redaksi hingga
periset, tim multimedia, library, dan sebagainya. Semuanya dilakukan di
bagian redaksi dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu
menghasilkan produk berita yang baik, tidak hanya sesuai dengan kode etik
jurnalistik yang berlaku, namun juga sesuai dengan ideologi yang dianut
58
redaksi news Kompas TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan.
Tegas berarti tidak ada tawar-menawar, segala sesuatunya harus
berdasarkan fakta. Terarah, artinya semua memiliki perencanaan, segala
sesuatunya memiliki garis editorial dan target secara jelas. Menumbuhkan
harapan, yakni pemberitaan itu harus membangkitkan optimisme bukan
pesimisme.71
4.2 Deskripsi Informan
Peneliti melakukan wawancara terhadap seorang key informan dan beberapa
informan lain yang dipilih sesuai dengan kapasitas dan pengetahuan mereka
terkait dengan penelitian ini. Masing-masing key informan dan informan
merupakan bagian dari redaksi Kompas TV, mereka bersentuhan langsung dan
memang terlibat dalam proses pembuatan berita.
Penulis sendiri sebelumnya sempat melakukan job training di Kompas TV.
Penulis sudah cukup mengenal key informan dan informan, sehingga dalam
melakukan wawancara pun penulis tidak mengalami kesulitan dan berhasil
mendapatkan keterangan yang diinginkan.
Informan pertama sekaligus key informan dalam penelitian ini merupakan
Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto, yang mulai bekerja di redaksi news
Kompas TV sejak Februari 2013. Tim multimedia sendiri merupakan tim khusus
yang menangani social media content dan news content distribution. Menjadi
bagian dari tim multimedia Kompas TV, Herlan dianggap mampu memahami hal-
71 Wawancara dengan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, pada 27 November 2014 pukul 17.27 WIB
59
hal dan persoalan mengenai media sosial dan kaitannya dengan pemberitaan,
sebagaimana yang dibahas dalam penelitian ini.
Informan kedua merupakan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander
Wibisono Adi Putro atau yang akrab dengan panggilan Alex. Alex mulai bekerja
di Kompas TV sejak Juli 2011, awalnya sebagai Regional News Gathering
Coordinator, hingga sekarang menempati jabatan sebagai News Gathering
Manager. Alex mulai aktif berkarier di dunia jurnalistik sejak tahun 2001. Ia
pernah bekerja di beberapa media cetak dan program berita Liputan 6 SCTV
sebagai reporter dan News Gathering Coordinator, sebelum akhirnya bergabung
dengan Kompas TV di tahun 2011. Menempati posisi sebagai manajer
pemberitaan, Alex berkoordinasi langsung dengan para jurnalis, koordinator
liputan, produser, dan jajaran redaksi lainnya dalam memproduksi berita,
mengolah informasi menjadi agenda pemberitaan.
Informan ketiga adalah Gita Paramitha Zettira, yang bergabung dengan tim
periset Kompas TV sejak Mei 2012. Sebelumnya, di tahun 2008 hingga 2009,
Gita aktif bekerja sebagai reporter Harian Jurnal Bogor, menulis rubrik khusus
mahasiswa. Berlatar belakang sebagai mahasiswa dengan program studi ilmu
jurnalistik, Gita terbilang akrab serta memiliki pengalaman yang cukup di bidang
kewartawanan dan pemberitaan. Tidak hanya bertanggung jawab melakukan
penyelidikan atau pencarian data-data secara lengkap, sebagai seorang periset,
Gita juga dituntut untuk teliti dalam mengolah data, mengonfirmasi keakuratan
berita, sebelum akhirnya diinformasikan kepada khalayak luas.
60
Informan keempat merupakan reporter Kompas TV, Fatimazzahro, atau
yang dikenal dengan nama Fyra. Fyra bergabung dengan Kompas TV sejak tahun
2011 dan menjadi salah satu reporter senior setelah bekerja selama kurang lebih
empat tahun di Kompas TV.
4.3 Pandangan Kompas TV terhadap Trending Topic di Twitter
Trending topics merupakan fitur yang menampilkan daftar topik-topik atau
pemberitaan populer yang tengah ramai diperbincangkan publik di Twitter. Suatu
topik bisa menjadi tren atau populer karena adanya upaya dari pengguna atau
karena adanya peristiwa yang kemudian mendorong publik untuk membicarakan
suatu topik tertentu.72
Semakin banyak pembicaraan mengenai suatu isu atau
peristiwa, semakin penting pula isu itu, dan semakin besar kemungkinan isu
tersebut berada di daftar trending topics Twitter. Trending topics membantu para
pengguna Twitter untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa pendapat
orang tentang itu.
Tren di Twitter mengacu pada tagar atau topik terkait peristiwa yang
seketika populer pada waktu tertentu. Tagar sendiri merupakan kata kunci atau
frasa yang didahului oleh tanda "#" (hashtag) seperti misalnya #MelawanAsap,
#SaveKPK, #SaveGojek dan lain-lain. Trending topic terjadi pada tagar atau topik
terkait isu-isu tertentu yang dibahas dan digunakan paling banyak dalam
percakapan di Twitter.
Digital entrepreneur, online strategist, virtual consulting, sekaligus Chief
Executive Officer (CEO) Jualio.com, Nukman Luthfie, melalui akun Twitter-nya
72 Twitter. Top Twitter Trends of 2009, 15 Desember 2009. https://blog.twitter.com/2009/top-
.twitter-trends-of-2009 diakses pada 6 September 2016 pukul 7:05 WIB
61
(@nukman), pernah membahas soal cara kerja trending topic di Twitter. Menurut
Nukman, algoritma trending topic itu bukan berdasarkan jumlah kuantitas
kicauan, namun lonjakan cepat pada waktu tertentu.73
Ada tren yang mampu
bertahan lama di jajaran trending topics, ada pula yang tidak. Sebuah tren mampu
bertahan lama karena terus-menerus dibicarakan dan muncul orang-orang baru
yang terus membicarakannya. Berbeda dengan tren yang tidak mampu bertahan
lama, mungkin jumlah tweet tren tersebut banyak, tapi tidak banyak orang baru
yang mulai membicarakannya.
Opini Publik di Twitter
Sebelumnya dalam Bab II telah dibahas mengenai beberapa karakteristik
media sosial, Twitter, yang membedakannya dengan media lain dan yang
menjadikannya sebagai salah satu media yang efektif untuk menyampaikan opini
atau pendapat seperti digitality, interactivity, konten oleh pengguna, terjadi
percakapan, menjalin hubungan, dan sebagainya.
Ketika ada isu atau topik populer, akan terlihat banyak orang saling bersahut
di Twitter, terjadi percakapan. Isu atau topik populer ini mampu menarik banyak
perhatian publik, mengundang publik untuk beropini dan yang kemudian
dinyatakan lewat tweet atau kicauan. Namun, tidak semua tweet atau kicauan dari
pengguna Twitter tersebut dapat dikatakan sebagai opini publik. Opini publik
yang dimaksud di sini berupa pendapat atau pandangan yang disampaikan melalui
tweet atau kicauan dari pengguna Twitter pada umumnya, ataupun khususnya dari
73 Hasil observasi terhadap akun Twitter @nukman terkait hashtag #ShameOnYouSBY di Twitter pada 28 September 2014. http://www.merdeka.com/peristiwa/shameonyousby-hilang-diduga-
.murni-karena-algoritma-twitter.html
62
pejabat publik, selebriti, dan ahli atau pengamat, terkait isu atau topik atau
peristiwa yang tengah terjadi dan ramai diperbincangkan oleh banyak pengguna
Twitter.
Penulis mencoba mengamati opini publik lewat tweet dari para pengguna
Twitter terkait kebijakan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, yang sempat
melarang pengoperasian layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia,
termasuk ojek (Go-Jek/GrabBike), taksi, dan rental mobil
(Uber/GrabTaxi/GrabCar) Desember 2015 lalu. Kebijakan tersebut kemudian
menjadi sorotan dan menuai reaksi publik yang kebanyakan memicu kekecewaan
di kalangan pengguna Twitter di Indonesia. #SaveGojek pun menjadi tagar wajib
menyertai berbagai ungkapan atau ekspresi publik yang dinyatakan lewat kicauan
di Twitter dan berhasil menjadi trending topic peringkat pertama di Indonesia,
Jumat (18/12/15).74
Berdasarkan penjelasan Leonard W. Doob soal karakteristik opini publik
dalam bukunya Public Opinion and Propaganda, kemudian dapat disimpulkan
bahwa tweet atau kicauan dengan (tagar) #SaveGojek juga tergolong sebagai opini
publik. #SaveGojek muncul sebagai bentuk reaksi publik terhadap masalah
pelarangan layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia. Kicauan tersebut
berisi pendapat atau pandangan publik yang kebanyakan cenderung mengeluh dan
menolak adanya pelarangan terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi.
Mayoritas publik bersepakat dan menuntut adanya solusi dari permasalahan
tersebut. Pasalnya, keberadaan layanan transportasi berbasis aplikasi itu dinilai
74 Hasil observasi terhadap kicauan di Twitter terkait pelarangan layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia, #SaveGojek, pada 18 Desember 2015.
63
mampu memberikan kemudahan bagi mayarakat dalam memenuhi kebutuhan
mereka akan transportasi. Namun, terdapat pula kontra-opini karena layanan
berbasis aplikasi tersebut dianggap tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.
Jika ditelusuri lewat fitur pencarian di Twitter, akan terlihat berbagai macam
tweet atau kicauan terkait masalah pelarangan layanan transportasi berbasis
aplikasi tersebut, khususnya tweet yang diwakili dengan (tagar) #SaveGojek.
Banyak di antaranya memang murni merupakan opini publik, namun banyak juga
yang hanya sekadar spam atau celoteh tidak berarti. Tweet yang murni opini
publik mengandung pendapat atau tanggapan tiap-tiap individu terkait isu yang
dimaksud. Pendapat yang dinyatakan tidaklah harus sama, bisa saja berupa usulan,
dukungan maupun penolakan, atau juga merupakan hasil interaksi bahkan
perdebatan antar individu menyangkut persoalan yang sama. Tweet atau kicauan
spam sama sekali tidak ada kaitannya dengan persoalan khusus. Tweet ini
misalnya memang menyertakan (tagar) #SaveGojek, tapi biasanya akan diikuti
dengan tautan tertentu yang juga tidak ada kaitannya dengan isu yang
bersangkutan. Begitu pun dengan tweet yang sekadar celoteh. Tweet ini
merupakan kicauan tidak berarti yang di dalamnya sama sekali tidak mengandung
pendapat atau pernyataan berarti perihal kebijakan pelarangan operasi transportasi
berbasis online.
64
Berikut merupakan gambaran lebih lanjut perihal tweet atau kicauan
pengguna Twitter terkait pelarangan terhadap layanan transportasi berbasis online
yang beberapa di antaranya disertai dengan (tagar) #SaveGojek:
Gambar 4.1
Contoh Opini Publik di Twitter terkait Pelarangan terhadap Layanan
Transportasi Berbasis Online
Tweet dari pemilik akun @bundanese dan publik figur seperti @keenpearce
dan @sarseh, serta tweet dari Presiden Indonesia, Joko Widodo, merupakan tweet
yang mengutarakan pendapat atau pandangan berupa dukungan terhadap
keberadaan layanan transportasi berbasis online seperti Go-Jek, GrabBike, dan
sebagainya. Tweet Presiden Indonesia, Joko Widodo, walaupun tidak disertai
dengan (tagar) #SaveGojek, namun isinya tetap mengandung tanggapan yang
mempertanyakan keputusan mengenai pelarangan tersebut.
Sedangkan tweet dari @wdahlan188, @RSushandayani, @Jhprtw dan
@AbhiAuf adalah contoh tweet yang tidak dapat dikatakan sebagai opini publik.
Masing-masing merupakan tweet ocehan, promo dan spam, sebagaimana dikutip
berikut ini:
65
Gambar 4.2
Contoh Tweet Promo, Spam, dan Ocehan terkait Pelarangan terhadap
Layanan Transportasi Berbasis Online
Perpaduan medium gaya baru, berkumpulnya orang-orang berpengaruh
yang umumnya adalah publik figur, opinion leader, ahli atau pengamat, serta
kolaborasi media konvensional yang bergabung di Twitter, membuat arah sebuah
isu yang dianggap layak atau tidak layak menjadi pemberitaan saat ini juga dapat
ditentukan oleh publik lewat Twitter.
Melihat fakta-fakta berdasarkan fenomena yang terjadi, Kompas TV pun
mulai menyadari pentingnya peran media sosial, khususnya Twitter, di era
keterbukaan informasi saat ini. Berdasarkan hasil observasi, penulis melihat
bagaimana keseriusan Kompas TV mencoba beradaptasi terhadap perubahan yang
ada; memanfaatkan keberadaan new media seoptimal mungkin demi memberikan
66
pembaruan informasi kepada publik. Salah satunya, yaitu melalui keberadaan tim
multimedia yang ditempatkan di tengah-tengah redaksi, khusus untuk menangani
segala sesuatu yang berhubungan dengan new media dan kontennya; memantau
dan terus mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di Twitter. Tim multimedia
Kompas TV sendiri terbagi dalam beberapa bidang kerja, di antaranya:
1. Multimedia News Gathering
Pada bidang ini, divisi multimedia bertugas untuk mencari serta
mengumpulkan segala macam berita yang populer di media, umumnya pada
media online dan social media seperti Twitter maupun Facebook. Berita yang
dicari merupakan fakta menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak.
Bisa juga informasi yang bentuknya komentar ataupun pandangan (views),
namun komentar tersebut harus tetap memiliki uraian yang bersifat analisis dan
kritis. Bagian ini juga bertugas merekam (recording) program yang sedang
disiarkan secara audio visual melalui aplikasi QuickTime Player dan dengan
mengaktifkan Soundflowerbed untuk pengaturan sound selama proses
recording berlangsung. Proses perekaman ini dikenal dengan istilah screen
recording. Setelah proses perekaman selesai, video hasil tayangan tadi
kemudian diedit dengan membuang durasi-durasi yang sekiranya tidak
diperlukan untuk diunggah lewat new media. Pada tahap terakhir dilakukan
proses encoding (pemberian format video tertentu) pada video-video yang telah
diedit tersebut.
67
2. News Content Distribution by New Media
Di bidang ini, tim multimedia bertugas untuk mengurus data-data pendukung
dari berita online, baik itu Twitter, Facebook, maupun berita yang berasal dari
kompas.com. Tugasnya mencari informasi dan berita singkat (headline) untuk
selanjutnya ditayangkan di Kompas TV sebagai news ticker.
3. New Media Content Production
New Media Content Production merupakan pengembangan dari layanan
teknologi online. Di sini tim multimedia memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang
ada di media soial dan nantinya difungsikan pada proses penyiaran. Contoh
yang sudah dilakukan oleh Kompas TV yaitu "Hangout Indonesia Satu", acara
yang memanfaatkan Google Hangout, salah satu fitur Google+, di mana acara
ini menghadirkan diskusi interaktif yang melibatkan penontonnya berinteraksi
langsung dengan narasumber.
Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto, memandang apa yang terjadi di
Twitter sebagai sesuatu yang menarik dan penting untuk diperhatikan. Itu
mengapa menurutnya di beberapa instansi, lembaga atau media, divisi multimedia
ini diperlukan. Herlan memaparkan penjelasannya demikian:
“Media massa tidak boleh ketinggalan berita dari media sosial. Beberapa isu
aktual dapat tertangkap oleh media sosial, kadang-kadang mereka lebih
cepat dari media massa seperti televisi, terutama untuk penyebaran foto atau
gambar terkait peristiwa tertentu. Ketika misalnya terjadi peristiwa, karena
satu dan lain hal, katakanlah karena jarak, waktu, dan tempat, tim liputan
belum berhasil mendapatkan data, keterangan atau bukti seperti
dokumentasi dan gambar, biasanya di Twitter ini sudah ada. Jadi tim
multimedia biasanya mengambil dari Twitter, dari orang-orang yang
melempar gambar atau video amatir di Twitter.”
68
Herlan melanjutkan bahwa dalam hal ini Twitter dapat dijadikan sebagai
sumber informasi karena menurutnya media sosial mampu mendukung konten
berita yang ada. Pernyataan Herlan tersebut dibenarkan oleh salah seorang
reporter Kompas TV, Fattimazzahro, yang ikut menimpali pernyataan key
informan berikut:
“Ketika media massa diramaikan oleh berita politik dan lain-lain, coba
tengok media sosial, mungkin ada berita ringan, sederhana, namun menarik
banyak perhatian publik, dan berita itu terlewatkan oleh media massa. Dari
sini mengapa akhirnya media sosial, Twitter, itu sendiri dapat dikatakan
sebagai salah satu sumber informasi bagi pemberitaan.”
Penjelasan lebih lanjut perihal pandangan Kompas TV terhadap trending
topic di Twitter dapat digambarkan lewat beberapa contoh isu atau peristiwa
berikut:
1. Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
Peringatan satu tahun masa pemerintahan Jokowi-JK, 20 Oktober 2015 lalu,
disambut dengan sejumlah respons yang berbeda-beda. Di media sosial,
khususnya Twitter, dua buah tagar atau frasa dengan kecenderungan negatif
dan netral mengisi daftar trending topic Twitter di Indonesia. Keduanya adalah
#365HariJokowiJKGagal dan Jokowi-JK yang masing-masing sempat
menempati urutan ke-4 dan ke-6 trending topic di Indonesia, Selasa
(20/10/2015) pagi. Publik melalui Twitter ramai mengomentari satu tahun
pemerintahan Jokowi-JK baik melalui kicauan maupun gambar 'meme'. Ada
yang berpendapat positif, netral, maupun negatif; tak sedikit juga dari mereka
yang melempar kritikan. Layanan aplikasi Topsy pada pukul 07.07 mencatat,
tagar #365HariJokowiJKGagal dipergunakan sebanyak 3.626 kali selama tujuh
69
jam terakhir. Adapun frasa "Jokowi-JK" pada pukul 07.08 tercatat telah dipakai
sejumlah 3.307 kali selama tujuh jam terakhir.75
Gambar 4.3
Trending Topics Twitter
20 Oktober 2015
(Sumber: twitter.com)
Memperingati satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, pada 20 Oktober
2015 lalu, selama satu hari penuh Kompas TV menayangkan segmen khusus,
menyajikan ulasan pemberitaan dengan tema spesial: "1 Tahun Memimpin."
Melalui program khusus tersebut Kompas TV mencoba membahas apa-apa
saja yang terjadi selama satu tahun pemerintahan Jokowi-JK; memotret kinerja
kabinet pemerintahan sektor, mulai dari sektor yang paling mendapat apresiasi
sampai sektor yang mendapat apresiasi buruk. Memanfaatkan (tagar)
#1TahunMemimpin melalui media sosial Twitter, Kompas TV juga mencoba
berinteraksi dengan publik dan mengajak publik untuk ikut berkomentar,
75 Harian Kompas. Petarungan Dua Suara pada Satu Tahun Pemerintahan, 20 Oktober 2015.
http://print.kompas.com/baca/2015/10/20/Pertarungan-Dua-Suara-pada-Satu-Tahun- Pemerintahan diakses pada 25 Juli 2016 pukul 08.06 WIB
70
menyatakan pendapat atau tanggapan mereka terkait peringatan satu tahun
pemerintahan Jokowi-JK. Berbagai tanggapan dan komentar bernada positif,
netral, maupun kritikan yang di-tweet menggunakan (tagar)
#1TahunMemimpin sengaja ditampilkan untuk melihat sejauh mana kepuasan
atau ketidakpuasan publik di Twitter terhadap satu tahun kinerja Jokowi-JK.
Reporter Kompas TV, Fyra Fatima, menjelaskan bahwa dalam
pemberitaannya Kompas TV selalu mencoba menyuguhkan berita yang netral
dan berimbang (cover both side). Dalam hal ini, misalnya Kompas TV
memilih menggunakan (tagar) #1TahunMemimpin mewakili momen satu
tahun pemerintahan Jokowi-JK, bukan sebaliknya, mengacu pada
#365HariJokowiJKGagal, isu bernada negatif yang menjadi trending topic di
media sosial. Isu satu tahun pemerintahan Jokowi-JK tetap dimunculkan, hanya
saja pemberitaannya disajikan secara berimbang dan tidak berusaha
menggiring opini pada masyarakat, sesuai dengan ideologi yang dianut redaksi
Kompas TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan.
2. #PapaMintaSaham
Setya Novanto menjadi sorotan setelah dirinya dilaporkan oleh Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, ke Mahkamah
Kehormatan Dewan (MKD), atas dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil
Presiden terkait renegosiasi kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Perkara ini muncul karena adanya rekaman pembicaraan antara Setya
Novanto – saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPR, pengusaha minyak
Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef
71
Sjamsoeddin. Setya Novanto diduga telah meminta sejumlah saham kepada PT
Freeport Indonesia dengan mengatasnamakan Presiden dan Wakil Presiden.
Di tengah proses verifikasi yang dilakukan MKD, sempat muncul upaya
untuk menggagalkan kelanjutan kasus tersebut. Sejumlah anggota MKD
menentang kasus tersebut dibawa ke persidangan. Mereka menilai Sudirman
Said tak punya legal standing untuk melaporkan kasus itu ke MKD. Mereka
juga mempersoalkan rekaman pembicaraan berdurasi 11 menit 38 detik
dianggap ilegal. Namun, atas desakan masyarakat, MKD akhirnya melakukan
voting terbuka untuk menentukan kelanjutan kasus tersebut dan menyetujui
untuk membawa persoalan itu ke persidangan. Drama kasus minta saham di
MKD itu pun berakhir dengan pengunduran diri secara resmi oleh Setya
Novanto dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019, Rabu
(16/12/15) malam.76
Di media sosial kasus ini ramai diperbincangkan sebagai kasus 'Papa
Minta Saham', plesetan dari kasus penipuan 'Mama Minta Pulsa' melalui pesan
singkat telepon seluler. Akun media sosial DennyJA’s World dan Lingkaran
Survei Indonesia (LSI) bahkan memilih kasus 'Papa Minta Saham' sebagai
topik paling hot sepanjang tahun 2015. Antusiasme masyarakat untuk
mendiskusikan topik tersebut dapat dilihat dari banyaknya perbincangan baik
di media massa maupun di media sosial. Topik-topik tersebut segera berubah
menjadi ratusan judul berita, puluhan artikel, dan jutaan rekaman percakapan di
media sosial, menjadi viral atau trending topic. Dari sisi publikasi, kasus ini
76 http://news.detik.com/berita/3107222/panasnya-kasus-papa-minta-saham-mundurnya- novanto-dari-kursi-ketua-dpr diakses pada 2 Februari 2016 pukul 8:18 WIB
72
menjadi headline berkali-kali; di dunia social media, kasus ini beberapa kali
menjadi trending topics dan menimbulkan perdebatan emosional di antara
netizen. 77
Gambar 4.4
Trending Topics Twitter
17 November 2015
(Sumber: trendinalia.com)
Kasus ini sebenarnya sudah ada dan berkembang di media massa, namun
kemudian di-blow up di media sosial dengan istilah kasus 'Papa Minta Saham'.
Dalam pemberitaan terkait, Kompas TV kemudian juga ikut menyertakan
sebutan kasus 'Papa Minta Saham' di beberapa judul pemberitaannya.
Penggunaan kata 'Papa Minta Saham' menurut periset Kompas TV, Gita
Paramitha, dianggap menarik oleh redaksi Kompas TV. Istilah kasus 'Papa
Minta Saham' yang viral di media sosial menandakan bagaimana kasus ini
berhasil menyita atensi publik. Pemberitaan politik yang cenderung rumit dan
77 Republika Online. Survei: Kasus 'Papa Minta Saham' Jadi Topik Terpanas 2015, 22 Desember
2015. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/12/22/nzqtqe330-survei-.kasus-papa-minta-saham-jadi-topik-terpanas-2015 diakses pada 2 Februari 2016 pukul 08.20 WIB
73
membosankan menjadi lebih menarik, dapat dipahami, serta diikuti oleh
banyak kalangan.
Selain itu, yang paling penting adalah bagaimana Kompas TV tetap
mengutamakan konten atau isi pemberitaannya. Pemberitaan mengenai kasus
"Papa Minta Saham" dijabarkan serinci mungkin, sesuai dengan fakta-fakta
yang ada, namun tetap menarik, sehingga publik bisa memahami isi berita
dengan jelas.
Gambar 4.5
Pemberitaan di Kompas TV terkait Kasus 'Papa Minta Saham'
(Sumber: https://www.youtube.com/user/KompasTVInspirasi)
3. #MKDBobrok
Kasus 'Papa Minta Saham' berlanjut dengan pelaksanaan sidang dugaan
pelanggaran etik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Setya Novanto,
74
yang dilakukan secara tertutup, Senin (7/12/2015) pagi. Sidang tertutup
langsung menjadi sorotan dan mendadak ramai diperbincangkan di media
sosial. #MKDBobrok berhasil menduduki puncak teratas trending topic
Indonesia, Senin (7/12/2015), sebagai bentuk kekecewaan netizen terhadap
sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang berlangsung tertutup dan
dinilai tidak transparan.
Akun Twitter @kangdede78 milik Dede Budhyarto memulai tagar
#MKDBobrok dengan menulis, “Sudirman Said & MS saja berani sidang
terbuka, kenapa Ketua DPR-nya penakut #MKDBobrok #MKDBobrok
#MKDBobrok.” Hingga Selasa (8/12/2015) tagar ini telah disinggung sekitar
90.000 kali di Twitter.78
Gambar 4.6
Trending Topics Twitter
8 Desember 2015
(Sumber: trendinalia.com, twitter.com)
78 BBC Indonesia. Sidang Setya Novanto berlangsung tertutup, #MKDBobrok jadi topik populer
dunia, 8 Desember 2015. http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/12/151207_trensosial_mkd_setyanovanto
diakses pada 25 Juli 2016 pukul 14.49 WIB
75
Periset Kompas TV, Gita Paramitha, memberikan pandangannya
mengenai aksi masif publik di media sosial terkait sidang MKD, yang dapat
dikutip sebagai berikut:
“Semenjak media sosial dijadikan sebagai media untuk aksi massa secara
virtual, secara tidak langsung, itu menjadi bagian dari sumber informasi.
Saat ini orang tidak selalu berdemo untuk dapat menyatakan pendapatnya
secara langsung. Melalui media sosial, beberapa macam aksi atau
gerakan justru menjadi lebih efektif, salah satunya kontra sidang MKD
yang mendapat banyak penolakan dari publik di media sosial.”
Tidak hanya mengagendakan pemberitaan seputar sidang MKD yang
berlangsung Senin (7/12/2015) pagi, Kompas TV juga mengamati masifnya
reaksi publik di media sosial Twitter lewat pemberitaan dengan judul "Netizen
Kecewa Sidang MKD" pada tayangan Kompas Malam, 8 Desember 2015. Isi
pemberitaan menunjukkan besarnya perhatian publik terhadap proses
persidangan yang berlangsung. Topik atau frasa bersangkutan dengan peristiwa
terkait seperti #MKDBobrok, Kahar Muzakir, dan Akbar Faizal berhasil
menempati jajaran trending topics Twitter di Indonesia, Selasa (8/1202015).
Kompas TV di sini tidak pernah secara eksklusif menyoroti suatu
kelompok atau golongan, tapi justru berusaha memberi pemahaman kepada
masyarakat tentang fakta yang terjadi melalui informasi yang diperoleh secara
akurat, memaparkannya sesuai kondisi yang terjadi, bukan untuk
memprovokasi atau memutarbalikkan fakta. Gita juga menyimpulkan bahwa
media sosial dalam hal ini dapat dijadikan tolok ukur untuk melihat respons
awal masyarakat terhadap suatu isu.
76
Gambar 4.7
Pemberitaan #MKDBobrok pada Tayangan Kompas Petang
8 Desember 2015 (Sumber: https://www.facebook.com/KompasTV/)
4.4 Trending Topic Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di
Kompas TV
Fenomena masifnya penggunaan media sosial oleh publik, disadari atau
tidak, ikut berimbas pada proses pemberitaan di media massa. Kini terjadi
perubahan cara orang mendapatkan informasi, sebagaimana pemahaman yang
diungkapkan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono.
Menurutnya, informasi kini tidak selalu didapat dari televisi. Anak-anak muda
atau generasi ke depan mungkin akan lebih banyak mendapatkan informasi
melalui Twitter, YouTube, dan sebagainya. Dalam beberapa kasus publik bahkan
menghasilkan, memproduksi dan mendistribusikan informasi itu sendiri. Alex
memberikan pandangannya demikian:
“Media massa kini tidak selalu bersaing dengan sesama media massa, tapi
kompetitor sesungguhnya adalah publik, melalui jurnalisme warga, melalui
Twitter itu sendiri. Ketika ada isu atau terjadi suatu peristiwa, pihak-pihak
terkait atau mereka yang tertarik akan peristiwa itu bisa langsung mengirim
tweet untuk diketahui dan dibaca oleh orang lain.”
77
Informasi atau berita pada media massa tidak tiba-tiba muncul begitu saja.
Ada proses dan perencanaan yang dilakukan untuk menentukan layak atau
tidaknya informasi dimuat oleh media sebagai berita. Sekalipun ada isu atau
informasi yang tiba-tiba muncul dan beredar ramai di media sosial, misalnya,
belum tentu membuatnya layak dan seketika dimunculkan sebagai agenda
pemberitaan oleh media massa.
Untuk membahas bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda
pemberitaan di Kompas TV, peneliti mencoba mengkaji dengan menggunakan
teori agenda setting, yang pertama kali dicetuskan oleh Maxwell McCombs dan
Donald Shaw (1972). Teori agenda setting didasari oleh asumsi bahwa media
massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda
publik atau masyarakat, menunjukkan kepada publik isu-isu yang penting; apa
yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh masyarakat.
Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu
tersebut juga menjadi tidak penting bagi publik.
Managing Editor detikhot, Ismujiarso, dalam blog-nya berpendapat soal
pergeseran peran agenda setting komunikasi massa. Menurutnya, peran dan
pengaruh dari media massa sebenarnya masih ada, dan boleh dibilang tetap besar,
namun, dalam batas dan kasus tertentu peran itu sudah bergeser, terbagi dengan
blog dan situs-situs jejaring sosial di internet. Tidak hanya agenda media yang
selalu memiliki pengaruh terhadap agenda publik, tetapi sebaliknya, agenda
publik, melalui media sosial, kini mampu mempengaruhi agenda media,
78
menentukan agenda pemberitaan di media massa.79
Bersumber pada informasi
tersebut serta melihat fakta dan hasil observasi langsung di lapangan, penulis
kemudian menemukan bahwa teori agenda setting ini ternyata juga berlaku secara
resiprokal atau timbal balik.
Manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, membahas lebih
lanjut soal penentuan agenda media di Kompas TV. Menurutnya, jenis informasi
atau berita yang dipilih Kompas TV adalah yang benar-benar perlu diketahui oleh
masyarakat. Informasi dengan nilai-nilai berita seperti audience, impact,
kedekatan (proximity), kemasyhuran (prominence), konflik, seperti yang dirinci
Brian S. Brook (2007), termasuk yang menjadi kriteria suatu informasi atau berita
untuk tayang di Kompas TV. Namun, yang lebih penting dan menarik bagi
Kompas TV adalah human interest, yakni isu atau informasi yang melibatkan
kepentingan publik. Ketika sebuah peristiwa terjadi dan berkaitan dengan
kepentingan manusia, itu pasti memiliki nilai berita. Alex menjelaskan sebagai
berikut:
“Ada banyak berita, tapi untuk menentukan prioritas itu ada alat ukurnya.
Untuk Kompas, editorial yang paling penting adalah humanis, human
interest. Kita bercerita bukan fokus hanya kepada isu atau peristiwanya,
tetapi kita lebih penting fokus kepada manusianya, cerita tentang manusia.
Itu yang disebut humanis. Jadi ketika ada berita tawuran, berita apa, oke
peristiwanya kita liput, tetapi setelah itu apa yang terjadi dengan
manusianya? Itu yang beda dari Kompas.”
Penentuan agenda media atau pemberitaan di setiap media massa pada
dasarnya tidak dapat terlepas dari keberadaan tim redaksi. Bagian redaksi atau
yang di Kompas TV lebih dikenal dengan newsroom merupakan pusat atau inti
79 Ismujiarso. Op.cit.
79
dalam sebuah media massa yang mengurusi kegiatan pemberitaan; berbagai hal
yang terkait dengan bidang redaksional seperti kebijakan redaksi, editing, dan
penayangan berita. Redaksi news Kompas TV dipimpin oleh seorang pemimpin
redaksi, yang dalam menjalankan kerjanya dibantu oleh anggota tim redaksi lain
seperti produser eksekutif, produser, koordinator liputan, editor, periset, tim
multimedia, dan sebagainya. Bagian redaksi bekerja sama, menunjang satu sama
lain, untuk dapat menjalankan tugas dengan tetap berpegang pada visi misi serta
idealisme dan independensi sebuah media massa. Susunan redaksi news Kompas
TV dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut:
Gambar 4.8
Redaksi News Kompas TV
(Sumber: Hasil Penelitian)
Pemimpin Redaksi
Wakil Pemimpin Redaksi
Manajer Pemberitaan
Produser Eksekutif
Produser Asisten Produser
Koordinator Liputan (Nasional/Daerah)
- Editor - Periset - Multimedia - Grafis
- Reporter - Juru Kamera, Video
Journalist - Kontributor,
koresponden
80
Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari rapat redaksi; rapat proyeksi
dan rapat evaluasi. Rapat proyeksi dilakukan sebelum wartawan mencari berita.
Rapat proyeksi merupakan rapat perencanaan di mana redaksi membahas isu atau
topik yang kemungkinan bisa diliput; menentukan narasumber, angle, deadline,
tim liputan, serta arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Agenda media di
Kompas TV ditentukan lewat rapat proyeksi ini. Sedangkan rapat evaluasi di
Kompas TV dilakukan pada malam hari, setelah program berita tayang. Rapat ini
membahas evaluasi komponen kerja dari para jurnalis selama satu hari itu.
Evaluasi tersebut di antaranya juga melaporkan kekurangan kinerja jurnalis
sampai mencari solusi bersama agar kekurangan tadi nantinya tidak terjadi lagi.
Di akhir rapat, tim redaksi kemudian membahas materi berita apa yang akan
ditayangkan untuk esok hari.
Rapat redaksi di Kompas TV diadakan pada pukul 09:00. 14:00, dan 18:30
WIB. Rapat tiga kali dalam sehari tersebut dilakukan karena Kompas TV
memiliki program berita reguler yang tiap harinya ditayangkan, yakni Kompas
Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang), Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas
Malam. Rapat redaksi ini biasanya dihadiri oleh pemimpin redaksi, wakil
pemimpin redaksi, penanggung jawab liputan, produser eksekutif, koordinator
liputan, periset, tim multimedia, dan seorang juru tulis. Namun, khusus untuk
rapat evaluasi yang dilakukan pada malam hari biasanya diikuti hampir dari
keseluruhan tim, termasuk reporter hingga juru kamera yang bertugas di hari itu.
Rapat redaksi menurut key informan, Herlan Primasto, dapat diibaratkan
sebagai dapur, tempat di mana bahan-bahan atau informasi-informasi itu diolah
81
sebelum nantinya disajikan sebagai berita. Rapat redaksi menjadi rumusan pasti
dan penting bagi setiap media massa dalam merencanakan dan menentukan berita
yang ingin diliput untuk kemudian ditayangkan.
Sedangkan proses produksi berita di Kompas TV sendiri terbagi menjadi
dua tahap, yakni peliputan berita (news gathering) dan pengolahan berita (news
processing). Langkah pertama adalah proses pembuatan berita mentah (raw news)
menjadi sebuah item berita atau salinan berita (news copy). Langkah kedua terjadi
ketika pengolah berita memodifikasi dan menyatukan item atau bagian-bagian
menjadi produk yang lengkap, yaitu siaran berita.
Gambar 4.9
Penjabaran Model Arus Berita
(Sumber: McQuail & Windahl, 1985:159)80
80 Denis Mcquail & Sven Windahl. Communication Models for the Study of Mass
.Communications, 2nd Edition. Singapore: Longman. 1996. Hal 185
Pengolah Berita
Listing peristiwa
Peristiwa
Pengumpul Berita
Reporter Juru kamera Video Journalist Kontributor, koresponden
Copy Berita
Produser Eksekutif Produser Editor
Berita yang telah jadi
82
Kompas TV memiliki beberapa cara dalam memperoleh informasi atau
berita. Sumber berita melalui paper trail, people trail, dan electronic trail,
sebagaimana yang diklasifikasikan Errol Jonathan (Haris Sumadiria, 2006:98),
berlaku pula dalam proses pencarian berita di Kompas TV. Pertama, yakni
berdasarkan peristiwa yang sedang terjadi; agenda presiden maupun agenda
pemerintahan seperti dari agenda yang sudah diatur oleh beberapa kementerian
resmi, misalnya. Kompas TV punya kontributor atau koresponden yang akan
menghubungi ketika ada peristiwa terjadi. Ada pula reporter yang bertugas
langsung di lapangan mencari informasi mengenai suatu kejadian kemudian
menyampaikannya ke tim redaksi untuk diedit dan dikembangkan. Cara yang
kedua melalui internet, yaitu dengan mengamati perkembangan yang terjadi di
media online dan media sosial. Media sosial Twitter dilirik sebagai salah satu
sumber yang potensial bagi Kompas TV. Proses jurnalistik, termasuk peliputan
dan produksi berita masih tetap sama, hanya saja caranya kini sedikit
diperlengkap, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan new media, media sosial,
yang terus dimonitor dan menjadi salah satu sumber informasi bagi Kompas TV
dalam menentukan agenda pemberitaannya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maverick bekerja sama dengan
Departemen Komunikasi Universitas Paramadina,81
salah satunya membahas soal
penggunaan media sosial oleh jurnalis Indonesia pada umumnya. Beberapa di
antaranya yaitu menemukan ide untuk penulisan berita, menemukan data untuk
81 Maverick Indonesia. 47% of Indonesian Journalists are Active Contributors in Social Media –
Technographics Survey Report 2013, 23 Mei 2013. http://maverick.co.id/47-of-indonesian-journalists-are-active-contributors-in-social-media-
technographics-survey-report-2013/ diakses pada 9 September 2015 pukul 13.00 WIB
83
penulisan berita, memverifikasi data, memantau perkembangan isu, dan
mengetahui pandangan publik (tokoh, publik figur, atau pemimpin) terkait isu-isu
tertentu. Sedangkan Eddyono dalam jurnalnya, "Twitter: Kawan, Sekaligus
Lawan bagi Redaksi Media", memerincikan peran Twitter dalam ruang redaksi, di
antaranya sebagai sumber informasi atau berita, sebagai media sosialisasi
sekaligus melihat respons publik dan mengukur tren serta untuk memantau atau
mengamati dinamika isu selama proses peliputan (gathering informasi) dan
sebelum berita siap naik atau tayang.82
Ditunjukkan bahwa Twitter selalu ada di
berbagai proses pemberitaan, mulai dari awal informasi hingga penayangan.
Kenyataan tersebut ditemukan penulis selama menjalani job training di
Kompas TV. Lewat pengamatan secara langsung, penulis melihat bagaimana
proses kerja tim redaksi dalam memproduksi berita. Berkenaan dengan peran
Twitter di tengah redaksi Kompas TV, sebagai salah satu sumber informasi atau
ide penulisan berita, Twitter kerap diakses oleh jurnalis baik yang berada di luar
redaksi maupun yang berada di dalam ruang redaksi. Penulis sering mendapati
anggota tim redaksi, khususnya tim multimedia, berseru seraya memberi kabar
kepada anggota redaksi news lainnya perihal kejadian yang tiba-tiba terjadi dan
langsung menjadi topik hangat di Twitter. Pada beberapa kasus, misalnya ada
pelapor yang mengunggah informasi atau berita ke media sosial lalu
menautkannya (mention) lewat akun resmi Kompas TV; admin menerima
informasi dan memverifikasi kebenaran laporan tersebut, sebelum akhirnya
dibawa ke rapat redaksi dan disetujui layak atau tidaknya diangkat menjadi sebuah
82 Aryo Subarkah Eddyono. Op.cit.
84
berita. Twitter dalam hal ini membantu kerja redaksi dengan kemampuannya
memberi akses cepat kepada saksi. Selain itu, dalam setiap rapat redaksi, tim
multimedia juga selalu diminta untuk mempresentasikan lima topik unggulan
yang paling banyak diperbincangkan; trending topics di media online maupun
media sosial, khususnya Twitter, sebagaimana yang dikutip dari hasil wawancara
dengan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, demikian:
“Media sosial ini terus kita pantau, bahkan setiap rapat redaksi pasti desk
multimedia itu kita minta mempresentasikan lima topik yang paling hot
yang paling banyak dibicarakan, trending topics hari itu. Bisa jadi kita akan
ambil itu sebagai agenda kita atau kita punya agenda, tapi Twitter, media
sosial, itu menjadi semacam pembanding atau semacam ukuran bahwa yang
kita lagi dorong ini ternyata responsnya juga cukup ramai di media sosial.”
Kemudian pada saat proses penyuntingan dan pengerjaan, penulis juga
kerap melihat bagaimana produser meminta tim periset untuk memeriksa
keakuratan informasi, menelusuri serta mencari data pendukung melalui informasi
yang beredar di Twitter. Pada penayangannya, biasanya informasi yang bersumber
dari media sosial ini sengaja dimunculkan di tengah-tengah berita headline untuk
dijadikan sebagai data pendukung, namun khusus untuk program berita Sapa
Indonesia memang terdapat segmen tersendiri yang menayangkan pemberitaan
populer dari media online maupun media sosial: trending topics di media online,
Twitter, Google trend, maupun video viral yang berasal dari YouTube.83
Sebagai media sosialisasi dan publikasi, Twitter juga dimanfaatkan oleh
Kompas TV untuk berinteraksi dan berbagi informasi dengan publik. Tim
multimedia Kompas TV sesekali ikut melempar pertanyaan melalui tweet dengan
menggunakan tagar tertentu untuk mengetahui pendapat dan respons publik
83 Hasil observasi terhadap program-program berita harian Kompas TV.
85
(tokoh, publik figur, atau pemimpin) terkait suatu isu. Itulah sebabnya periset dan
multimedia Kompas TV seringkali dianjurkan untuk mengikuti (follow) beberapa
akun khusus untuk memantau sejumlah figur atau tokoh ternama berdasarkan
ketertarikan maupun kepentingan mereka terhadap suatu isu atau peristiwa yang
terjadi. Dalam hal ini, Twitter juga digunakan sebagai pengingat bagi pengikut
akun bahwa media yang bersangkutan telah memperbarui atau meng-update
berita. Perincian tersebut kurang lebihnya dapat diilustrasikan pada Gambar 4.10
berikut:
Gambar 4.10
Alur Pemberitaan di Kompas TV dengan adanya
New Media
(Sumber: Hasil Penelitian)
News conference
listing peristiwa: peristiwa yang terjadi di lapangan, isu atau trending topics di media online dan media sosial
Tim Multimedia
Ideas/raw news: media online, trending topics, status atau tweet seseorang di media sosial
Play decisions
News processing
editing dan proses redaksional
Berita yang telah jadi
Tim Multimedia
sosialisasi dan publikasi
86
Periset Kompas TV, Gita Paramitha, berbicara soal isu yang beredar di
media sosial. Selain nilai-nilai berita seperti faktual dan human interest, menurut
Gita, ada beberapa kecenderungan lain yang mendukung berita dari media sosial
nantinya akan diangkat menjadi berita atau tidak oleh Kompas TV. Pertama,
mengenai rating, apakah berita tersebut menyedot perhatian masyarakat atau
tidak. Kedua, mengenai manfaat atau kegunaan dari berita tersebut. Ketiga, berita
itu harus menghibur, menarik secara entertainment. Pernyataan Gita tersebut
berkenaan dengan dimensi-dimensi agenda media: visibilitas, audience salience,
dan valensi, sebagaimana yang dikutip oleh Apriadi Tamburaka dalam bukunya,
Agenda Setting Media Massa.84
Visibilitas merupakan jumlah atau tingkat
menonjolnya berita, peristiwa apa yang tengah ramai diperbincangkan dan terjadi
berdasarkan realita; audience salience merupakan tingkat kepentingan berita bagi
khalayak, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak; sedangkan valensi
berarti menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu
peristiwa.
Tidak semua agenda publik di Twitter, apa yang ramai diperbincangkan di
Twitter, otomatis menjadi agenda pemberitaan di Kompas TV. Apalagi melihat
trending topics Twitter yang kini semakin mengawur dan tidak jelas, termasuk
kemungkinan munculnya akun-akun robot yang menggerakkan atau mengarahkan
publik terhadap isu-isu tertentu. Di saat seperti itulah Kompas TV akan kembali
merujuk kepada ideologi serta visi misi yang dianutnya. Pada dasarnya, ideologi
Kompas TV yang tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan, selaras dengan
84 Apriadi Tamburaka. Op.cit. Hal. 69
87
ideologi pendiri terdahulunya, harian Kompas, yakni "Amanat Hati Nurani
Rakyat". Ideologi ini juga sejalan dengan apa yang diisyaratkan oleh UU Pers,
Kode Etik Jurnalistik, serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran. Informan, Alexander Wibisono, mengaitkan ideologi tersebut dengan
peranan media seharusnya. Menurutnya, media harus hadir untuk memberikan
pencerahan kepada masyarakat; edukatif, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
harus dalam posisi independen. Independen ini yang menentukan objektivitas
media dalam pemberitaannya. Bagi Kompas TV, selama itu berdasarkan fakta dan
memiliki nilai berita, terutama yang berhubungan dengan kepentingan publik,
pasti akan terus diperbarui dan dijadikan referensi. Alex menambahkan
penjelasannya dengan memberi pandangan sebagai berikut:
“Pada dasarnya kita tidak mencari sensasi, Kompas TV yang paling penting
adalah substansi. Media sosial atau Twitter itu kita jadikan satu sebagai
informasi awal. Ketika ada yang ramai diperbincangkan di media sosial, di
Twitter, kita harus terlebih dulu melakukan disiplin verifikasi. Intinya kita
harus cek. Kita tidak bisa gunakan itu secara serta merta tanpa ada ada
pengecekan. Kemudian sumbernya harus jelas, karena kan media sosial,
Twitter, kebanyakan sumbernya anonim dan ngaco namanya. Nah, itu harus
kita cek. Di situ peran kita. Kalau fakta sudah ada ya kita angkat fenomena
di Twitter-nya. Tapi, ya itu, cek terlebih dulu. Disiplin verifikasi harus
dilakukan. Setelah itu baru bisa tayang di layar Kompas TV dan dijadikan
sebagai agenda pemberitaan di Kompas TV.”
Media sosial akan selalu bergantung pada media mainstream, begitu pun
sebaliknya, media mainstream, juga tidak bisa lepas dari peran media sosial di
dalamnya. Jurnalisme kini punya tuntutan lebih. Breaking news, unsur siapa, apa,
di mana, dan kapan, kini banyak datang dari publik melalui media sosial seperti
Facebook, Twitter. Sudah menjadi tugas media massa untuk memberi nilai
tambah pada berita, menambahkan analisis politik atau musibah. Tantangan bagi
88
jurnalis adalah verifikasi fakta berita. Itu kendala terbesarnya. Tetap harus
memegang prinsip mendasar untuk selalu memverifikasi fakta.85
Selama wawancara, Alex berkali-kali menegaskan soal konfirmasi atau
disiplin verifikasi yang menjadi prinsip dasar bagi setiap media massa sebagai
lembaga yang bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada publik.
Menurutnya, media massa saat ini menjadi konfirmator dari semua isu atau
informasi yang beredar. Isu di media sosial belum bisa disebut berita, selama tidak
ada proses redaksional atau konfirmasi dari media massa. Media sosial ke
depannya akan semakin membantu, selama orang mau kritis untuk memverifikasi
informasi yang beredar di media sosial.
85 Kutipan pernyataan jurnalis Al Jazeera Inggris, Steve Chao, dalam tayangan Kompas Petang, 7 Juli 2015, https://www.youtube.com/watch?v=ny5zvlp6Mkw diakses pada 2 Februari 2016 pukul 10:02 WIB
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompas TV memandang apa yang terjadi di Twitter sebagai sesuatu yang
menarik dan penting untuk diperhatikan. Keberadaannya dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber informasi serta media yang digunakan untuk melihat
trending topic sebelum akhirnya diolah dan dijadikan isu dalam pemberitaan.
2. Selain faktual dan human interest, kriteria atau kecenderungan lain yang
menentukan berita dari media sosial dijadikan agenda pemberitaan di Kompas
TV: pertama, mengenai rating, apakah berita tersebut menyedot perhatian
masyarakat. Kedua, mengenai manfaat atau kegunaan dari berita tersebut.
Ketiga, berita itu harus menghibur, menarik secara entertainment. Selain itu,
verifikasi juga menjadi hal mutlak yang perlu dilakukan media massa sebelum
melakukan penyiaran kepada publik. Di era keterbukaan informasi seperti
sekarang, media massa diharapkan bisa menjadi konfirmator dari setiap isu
atau informasi yang beredar.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Teoritis
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian dengan tema atau permasalahan yang
90
sama. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi pedoman atau acuan bagi
mereka yang ingin melakukan penelitian dengan garis besar yang sama atau
dengan lebih memfokuskan lagi permasalahan yang telah dibahas
sebelumnya.
5.2.2 Saran Praktis
Bagi para pengguna media sosial, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana
penyampai pesan yang efektif. Untuk para praktisi komunikasi, khususnya
mereka di bidang jurnalistik; untuk media massa, khususnya Kompas TV,
diharapkan dapat terus berinovasi, memanfaatkan keberadaan media sosial
tidak hanya sebagai sumber informasi, namun juga alat verifikasi.
91
92
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Assegaff, H. Djafar. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Djuroto, Totok. 2003. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Creswell, John. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dominick, Joseph R. 2009. The Dynamics of Mass Communication: Media in The
Digital Age. New York: McGraw-Hill.
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
________, 1999. Komunikasi: Ilmu, Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Rosdakarya.
Flew, Terry. 2005. New Media: An Introduction. New York: Oxford University
Press.
Griffin, Em. 2005. A First Look at Communciation Theory. New York: McGraw-
Hill.
Lister, Martin, Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant, Kieran Kelly. 2003. New
Media: A Critical Introduction. London: Routledge.
McQuail, Denis & Sven Windhal. 1996. Communication Models for the Study of
Mass Communications, 2nd
Edition. Singapore: Longman.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muda, Deddy Iskandar. 2006. Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang
Publik. Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia.
Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: Indeks.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Romli, Asep Syamsul. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Sweeney, Susan & Randall Craig. 2011. Social Media for Business: 101 Ways to
Grow Your Business without Wasting Your Time. Canada: Maximum Press.
Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jurnal
Dunlap, Joanna C. & Lowenthal, Patrick R. 2009. Tweeting the Night Away:
Using Twitter to Enhance Social Presence. Journal of Information Systems
Education.
Eddyono, Aryo Subarkah. 2013. Twitter, Kawan Sekaligus Lawan bagi Ruang
Redaksi. Journal Communication Spectrum, Vol. 3 No. 1.
Kaplan, M. Andreas & Haenlein, Michael. 2010. Users of the world, unite! The
Challenges and opportunities of Social Media. Kelley School of Business,
Indiana University.
Kwak, Haewoon; Lee, Changhyun; Park, Hosung, Moon, Sue. 2010. What is
Twitter, a Social Network or a News Media?
Prabowo, Maybi. 2015. Dinamika Agenda-Setting dan Terbentuknya Reversed
Agenda-Setting. Universitas Indonesia.
Putri, Dibyareswari Utami. 2012. Peran Media Baru dalam Membentuk Gerakan
Sosial (Studi Kasus pada Individu yang Terlibat dalam Indonesia Unite di
Twitter). Universitas Indonesia.
Thorndyke, Jackson. 2008. The Role of Agenda Setting in Social Media: A Look at
the Relationship Between Twitter and The Mass Media's Agenda. Elon
University.
Wu, Shaomei; Mason Winter A; Hofman, Jake M; Watts, Duncan J. 2011. Who
Says What to Whom on Twitter. Journal held by the International World
Wide Web Conference Committee (IW3C2).
Yusuf, Azwar. 2011. Kebijakan Redaksi Liputan 6 SCTV dalam Menentukan
Berita Utama. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Website
http://bits.blogs.nytimes.com/2010/06/18/sports-fans-break-records-on-twitter/
http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/
https://blog.twitter.com/2012/twitter-turns-six
http://blogs.wsj.com/digits/2014/04/11/new-data-quantifies-dearth-of-tweeters-on-
twitter/
www.boundless.com/marketing/social-media-marketing/introduction-to-social-
media-digital-marketing/what-is/-social-media
http://www.ebizmba.com/articles/social-networking-websites
www.educause.edu/library/resources/7-things-you-should-know-about-
microblogging
http://inklingmedia.net/social-media/elements-of-social-media/
http://www.kompas.tv/front/profile/
http://matei.org/ithink/2010/07/28/does-agenda-setting-theory-apply-to-social-
media/
http://maverick.co.id/47-of-indonesian-journalists-are-active-contributors-in-
social-media- technographics-survey-report-2013/
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/12/22/nzqtqe330-survei-
kasus-papa-minta-saham-jadi-topik-terpanas-2015
http://news.bbc.co.uk/2/hi/technology/8120324.stm
http://news.detik.com/berita/3107222/panasnya-kasus-papa-minta-saham-
mundurnya-novanto-dari-kursi-ketua-dpr
http://socialmediaweek.org/jakarta/
https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-data-start-2015/
https://www.trendinalia.com
https://www.youtube.com/user/KompasTVNews
Dewan Pers. 2012. Survei Penggunaan Konten di Media Sosial/Jejaring Sosial
untuk Informasi Peliputan dan Penulisan Berita oleh Jurnalis.
http://www.dewanpers.or.id/opini/944-social-media-for-journalism
Ismujiarso. 2009. "Pergeseran Peran Agenda Setting Komunikasi Massa dan Apa
Maknanya"
http://www.virtual.co.id/blog/cyberpr/pergeseran-peran-agenda-setting-
komunikasi-massa-dan-apa-maknanya/
Tuhu Nugraha Dewanto. 2010. "Selamat Datang Era News on Demand"
http://www.virtual.co.id/blog/cyberpr/selamat-datang-era-news-on-demand/
Pear Analytics. Twitter Study – August 2009
https://www.pearanalytics.com/wp-content/uploads/2012/12/Twitter-Study-
August-2009.pdf
LAMPIRAN 1
PEDOMAN OBSERVASI DAN
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan pengamatan terhadap perilaku subjek selama
wawancara dan pengamatan terhadap lingkungan atau setting wawancara juga
pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat
berlangsungnya wawancara. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti
mengharapkan beberapa hal yang nantinya dapat terlihat yang berkaitan dengan
tujuan penelitian. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Proses berlangsungnya rapat redaksi
2. Kinerja tim multimedia Kompas TV
3. Bagaimana prosedur atau alur suatu isu maupun berita yang bersumber dari
media sosial (Twitter) sampai akhirnya menjadi agenda pemberitaan di
Kompas TV
Pedoman Wawancara (Key Informan Dan Informan)
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan agar wawancara
yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini, di antaranya:
1. Bagaimana cara Kompas TV mendapatkan berita?
2. Di era digital seperti sekarang ini tidak bisa dipungkiri kalau media sosial juga
memiliki peran dalam pemberitaan. Untuk Kompas TV sendiri bagaimanakah
peran media sosial itu?
3. Media sosial apa yang lebih sering dipantau dan dimanfaatkan sebagai sumber
informasi? Mengapa?
4. Bagaimana Kompas TV melihat isu atau fenomena yang beredar dan populer
di Twitter?
5. Kriteria seperti apa saja yang membuat suatu isu atau berita di media sosial
yang menarik dan kemudian layak untuk ditayangkan di Kompas TV?
6. Media sosial (Twitter) tidak hanya sebagai sumber informasi tapi juga
verifikasi. Menurut Anda?
7. Dengan keberadaan media sosial saat ini, bagaimana Kompas TV melihat
kegiatan jurnalisme ke depannya?
LAMPIRAN 2
HASIL OBSERVASI
Observasi dilakukan di gedung Kompas TV yang berlokasi di Jl. Palmerah
Selatan No.1, Jakarta, tepatnya di Kompas TV Building 5th
floor – News Division,
pada 27 November 2014. Berikut merupakan hasil observasi yang dapat
dipaparkan:
1. Sejarah dan Perkembangan KOMPAS TV
Seiring dengan perkembangan teknologi, media cetak diarahkan untuk
melakukan transformasi menuju era digital. Sosok media selanjutnya ditampilkan
melalui multimedia, multi channel, dan multiplatform (MMM). Pada tahun 2009,
KOMPAS GRAMEDIA TV didirikan untuk menjadi alat perusahaan untuk
menjalankan bisnis di televisi. Pembentukan KOMPAS GRAMEDIA TV diawali
pada Oktober 2009 dengan membentuk KOMPAS GRAMEDIA PRODUCTION
(KGP) yang diberi tugas untuk memproduksi program yang dapat memberikan
nilai tambahan kepada penontonnya dengan adanya nilai-nilai kemanusiaan, nilai
sosial dan pendidikan. Proyek ini mempersiapkan terbentuknya KOMPAS TV
Network, KOMPAS Channel, KOMPAS VISION dan juga KOMPAS TV.
Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal 9
September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan
Makassar. Jumlah kota tersebut terus bertambah dan hingga kini KOMPAS TV
dapat dinikmati oleh 200 juta penduduk di lebih dari 100 kota di seluruh
Indonesia. KOMPAS TV dapat pula disaksikan melalui streaming di
www.kompas.tv/live serta melalui berbagai televisi berbayar lainnya.
KOMPAS TV menayangkan 70% program produksi sendiri dan 30%
program tayangan lokal pada awal kerja samanya dengan stasiun-stasiun televisi
lokal di berbagai kota di Indonesia. Tersedia juga kanal televisi berbayar pertama
di Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas High
Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa dapat
menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih tajam.
KOMPAS TV sebagai pionir kualitas High Definition juga tengah mengarah pada
sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional.
KOMPAS TV sangat memperhatikan kualitas dari program yang
ditayangkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan yang
sangat ketat, KOMPAS TV berusaha untuk tetap berada pada koridor visi misi
sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan inspiratif dan informatif
dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Karena merupakan tanggung
jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut membentuk moral bangsa.
Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari
KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto Enlightening People,
KOMPAS TV didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi
tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi
Indonesia.
2. Visi dan Misi KOMPAS TV
“To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's
live with programmes and services that inform, education and entertaint
and to engange our audiences with an independent, distinctive, and
appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform
service.“
Dapat diartikan:
“Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara dalam
mencerahkan kehidupan manusia dengan menayangkan program-program
dan jasa-jasa yang bersifat informatif, edukatif, dan menghibur; mengikat
para penonton dengan paduan program dan layanan yang mandiri,
berbeda, serta memikat; dan disuguhkan melalui layanan multiplatform.
3. Nama dan Logo KOMPAS TV
BENTUK & WARNA: Logo menggambarkan
INDONESIA yang terdiri dari unsur-unsur DARAT,
LAUT, UDARA, dan MAKHLUK HIDUP yang ada di
bumi Indonesia. Unsur-unsur Indonesia yang Bhinneka
Tunggal Ika itu dicitrakan dalam unsur warna-warna
yang diwakili oleh 9 WARNA. Masing-masing warna
berada dalam bentuk SEGITIGA yang mengartikan
energi, kekuatan, keseimbangan, hukum. ilmu pasti,
agama, dan dinamis. Bentuk segitiga berwarna ini
terintegrasi dalam bentuk mirip huruf K, inisial dari
KOMPAS, melambangkan integrasi keragaman dan
keutuhan sebagai inspirasi Indonesia.
4. Program Berita KOMPAS TV
Tayangan KOMPAS TV terbagi menjadi tiga segmentasi, yakni News and
Current Affairs, Entertainment-Kids-Variety Show, dan Science and Knowledge-
Adventure. Program-program berita KOMPAS TV masuk ke dalam segmentasi
News and Current Affairs, yang di antaranya terdiri dari program Aiman,
Kompasiana TV, Sapa Indonesia, Bundesliga, Liga Italia Serie A, Kompas Pagi,
Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam, Soccer Zone, Kompas Sport,
Three In One, Berkas Kompas, dan Satu Meja.
Program berita harian KOMPAS TV yang diteliti di sini, yaitu Kompas
Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang), Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas
Malam. Program Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas
Malam merupakan program berita harian dengan penyajian asupan berita yang
dikemas tegas dan terarah serta menumbuhkan harapan. Memenuhi kebutuhan
pemirsa akan berita yang tak hanya informatif namun juga menjunjung etika
jurnalistik, yang memberitakan peristiwa dengan beberapa unsur, di antaranya
yang mempengaruhi kehidupan orang banyak (significance), kejadian yang baru
terjadi (timeless), kejadian yang dekat dengan masyarakat (proximity),
menyangkut hal-hal yang terkenal (prominence), kejadian yang menyangkut orang
biasa dalam situasi luar biasa (human interest) dan ragam lainnya dengan
menjunjung tinggi independensi, tidak memihak serta cover both side. Ragam
berita baik masalah politik, ekonomi, agama, budaya, ilmu pengetahuan, olah
raga, teknik, militer, filsafat, tata negara, dan lainnya disajikan dengan tegas dan
insipratif.
Sedangkan Sapa Indonesia merupakan program berita harian yang disajikan
dengan konsep penyampaian berita konvensional dengan tambahan sentuhan
program talk show televisi. Tidak hanya menghadirkan berita utama yang
menghiasi halaman depan surat kabar nasional, Sapa Indonesia juga mengikuti
perkembangan berita peristiwa yang terjadi langsung dari lokasi. Tidak berhenti di
situ, melalui website www.sapaindonesia.com dan akun media sosial
@Sapa_Indonesia, program ini juga mengajak pemirsa maupun pendengar dan
pengguna media sosial untuk ikut terlibat setiap harinya.
5. Redaksi News KOMPAS TV
Bagian redaksi atau yang di KOMPAS TV lebih dikenal dengan newsroom
merupakan pusat atau inti dalam sebuah media massa yang mengurusi kegiatan
pemberitaan; berbagai hal yang terkait dengan bidang redaksional, seperti
kebijakan redaksi, editing, dan penayangan berita. Redaksi news KOMPAS TV
dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi, yang dalam menjalankan kerjanya
dibantu oleh anggota tim redaksi lain, seperti produser eksekutif, produser,
koordinator liputan, editor, periset, tim multimedia, dan sebagainya. Bagian
redaksi ini bekerja sama, menunjang satu sama lain, untuk dapat menjalankan
tugas dengan tetap berpegang pada visi misi serta idealisme dan independensi
sebuah media massa.
Proses produksi berita di KOMPAS TV dimulai dari rapat redaksi; rapat
proyeksi dan rapat evaluasi. Rapat redaksi diadakan pada pukul 09:00. 14:00, dan
18:30 WIB. Rapat proyeksi dilakukan sebelum wartawan mencari berita. Rapat
proyeksi merupakan rapat perencanaan di mana redaksi membahas isu atau topik
yang kemungkinan bisa diliput; menentukan narasumber, angle, deadline, tim
liputan, serta arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Agenda media di
KOMPAS TV ditentukan lewat rapat proyeksi ini. Sedangkan rapat evaluasi di
KOMPAS TV dilakukan pada malam hari, setelah program berita tayang. Rapat
ini membahas evaluasi komponen kerja dari para jurnalis selama satu hari itu.
Evaluasi tersebut di antaranya juga melaporkan kekurangan kinerja jurnalis
sampai mencari solusi bersama agar kekurangan tadi nantinya tidak terjadi lagi.
Di akhir rapat, tim redaksi kemudian membahas materi berita apa yang akan
ditayangkan untuk esok hari.
Penulis berkesempatan mengikuti rapat redaksi, rapat evaluasi pada 27
November 2014 yang berlangsung mulai pukul 18:30 WIB. Rapat redaksi malam
itu tidak hadiri oleh pemimpin redaksi, namun rapat tetap dilakukan, berlangsung
di bawah pimpinan wakil pemimpin redaksi dan penanggung jawab peliputan atau
manajer pemberitaan serta dihadiri oleh anggota redaksi lainnya, seperti produser
eksekutif, produser, koordinator liputan, periset, tim multimedia, reporter, juru
kamera, dan seorang juru tulis. Selain mengevaluasi keseluruhan program berita
yang tayang sepanjang hari tadi, rapat juga membahas soal agenda media,
membahas isu besar apa yang kira-kira bisa diliput untuk hari berikutnya dengan
menentukan arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Informasi biasanya
diperoleh dengan melihat peristiwa yang sedang terjadi, bisa berdasarkan agenda
presiden atau agenda pemerintahan, seperti dari agenda yang sudah diatur oleh
beberapa kementerian resmi, misalnya. Ada pula kontributor di beberapa daerah
yang akan menghubungi ketika ada peristiwa terjadi. Kemudian ada juga yang
melalui electronic trail, internet, di sini tim multimedia ditugaskan untuk
mengamati setiap perkembangan yang terjadi di media online maupun media
sosial dan mempresentasikan lima topik terhangat yang dibahas di kedua media
tersebut. Informasi juga tidak hanya terbatas pada skala nasional, namun skala
internasional. Untuk skala internasional biasanya sumber-sumber yang digunakan
adalah Reuteurs, AFP, dan VOA, yang juga hanya dapat diakses jika memiliki
koneksi internet.
Ketika sudah diputuskan soal informasi dan kejadian apa yang akan
diliput, koordinator peliputan segera membagikan tugas kepada reporter, camera
person, dan video journalist mengenai apa-apa saja yang harus didapatkan untuk
dijadikan konten News and Current Affairs hari keesokannya. Jika perlu
mendapatkan informasi yang lebih mendalam atau spesifik biasanya koordinator
liputan nasional ini akan melakukan koordinasi secara langsung dengan tim
liputan.
Selama melakukan observasi, dalam menentukan agenda pemberitaannya,
penulis melihat bahwa KOMPAS TV tidak pernah memberikan berita atas
keinginan pihak eksternal, tidak terlihat juga penolakan untuk memberikan
informasi karena rasa takut terhadap pihak lain. Jenis informasi yang dipilih pun
adalah yang benar-benar perlu diketahui oleh masyarakat. Dari segi konten,
program berita KOMPAS TV terus berusaha menyajikan pemberitaan sesuai
dengan fungsi media massa itu sendiri: fungsi edukasi, informasi, fungsi hiburan,
fungsi pengaruh, dan tetap berdasarkan ideologi yang dianut redaksi news
KOMPAS TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan. Tegas berarti
tidak ada tawar-menawar, segala sesuatunya harus berdasarkan fakta. Terarah,
artinya semua memiliki perencanaan, segala sesuatunya memiliki garis editorial
dan target secara jelas. Menumbuhkan harapan, yakni pemberitaan itu harus
membangkitkan optimisme bukan pesimisme.
News & Current Affairs Division
Struktur Redaksi News KOMPAS TV
Pemimpin Redaksi
Wakil Pemimpin Redaksi
Manager News and CA
Manager News and Support
Manager Produksi
Bulletin Magazine
Eksekutif Produser
Section Head
Produser Reporter
Penulis
Eksekutif Produser
Koordinator Editor
Editor
Koordinator Grafis
Grafis
LAMPIRAN 3
TRANSKRIP WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto
Senin, 15 September 2014
1. Gimana aja sih, Mas, cara Kompas TV mendapatkan berita?
Pertama, ditentukan oleh rapat redaksi. Jadi setiap hari kayak nanti sore nih
sehabis Kompas Petang, kita punya rapat redaksi. Rapat redaksi itu
menentukan besok tim liputan akan belanja berita ke mana. Ada korlip,
koordinator liputan, ada juga kontributor. Kontributor itu sifatnya untuk
mem-back up berita yang di daerah dan juga yang ada di Jakarta.
Menentukan beritanya ya kita melihat perkembangan. Hari ini gimana, besok
main apa, terus kita pantau. Caranya melalui teman-teman yang di lapangan
juga. Untuk di Twitter sendiri, kita biasanya menyamakan dengan peristiwa
yang terjadi. Biasanya Twitter itu seirama dengan kondisi real di lapangan.
Jadi kalau ada rame-rame apa di lapangan, di Twitter juga rame-ramenya itu.
Nah, biasanya kalau Twitter itu yang mencari tim kita, tim multimedia,
melalui hashtag, salah satunya. Kecepatan media sosial ini yang kita
manfaatkan. Jadi misalnya, kalau tim liputan belum dapat gambarnya,
biasanya di Twitter udah ada gambarnya. Jadi kita ambil dari Twitter, dari
orang-orang yang melempar gambar atau video amatir. Gitu aja sih.
2. Jadi media sosial, termasuk Twitter, menjadi salah satu sumber
informasi agenda pemberitaan? Nah, media sosial yang paling sering
dimanfaatkan sebagai sumber informasi itu apa?
Iya, salah satu. Twitter. Karena Twitter lebih mudah ya digunakan buat
orang-orang dan terjangkau buat semua kalangan. Kalau Path kan agak
private, Instagram juga, cuma ada di Android dan iOS. Kalau Twitter bisa di
mana aja kan orang-orang dan nggak perlu waktu lama untuk akses Twitter.
Mau cari apa di situ, kalau rame apa ya tinggal search pakai keyword-nya
apa, ketemu. Jadi kita memang lebih banyak ke Twitter. Path dan Instagram
juga kita pakai, tapi cuma untuk kasus-kasus tertentu aja, kayak kasus
Florence kemarin di Path. Tapi, ramenya di Twitter juga kan akhirnya kan.
YouTube juga, tapi nggak terlalu sering. YouTube lebih banyak kita gunakan
untuk upload berita kita sendiri, kalau mencari masih Twitter. Semua media
sosial intinya kita pantau, tapi lebih banyak Twitter.
3. Lalu bagaimana Kompas TV memandang fenomena yang sedang hit di
media sosial?
Seru, dan buat gue pribadi memang penting banget. Kita nggak boleh
ketinggalan berita dari situ juga. Makanya, di beberapa instansi, lembaga atau
katakanlah media, desk ini ada. Desk Multimedia ini ada. Karena ini
mendukung konten berita yang ada. Kayak yang tadi gue bilang, ketika tim
liputan belum dapat, ya kita udah dapat. Penting banget.
4. Ada nggak sih kriteria khusus untuk isu atau berita di media sosial, di
Twitter, yang kemudian menarik untuk ditayangkan di Kompas TV?
Banyak, banyak banget. Kayak kemarin misalnya, kasusnya Florence, itu kan
ramai banget di media sosial. Terus kemarin ulang tahunnya SBY yang Ibu
Ani nge-post di Instagram. Ini juga yang lagi ramai soal Pilkada, soal
menolak Pilkada tidak langsung ataupun mendukung Pilkada tidak langsung,
pro kontranya itu banyak dan beberapa kali jadi trending topic di Twitter.
Terus yang parah lagi yang Ahok bilang mau mundur dari Gerindra, itu juga
rame banget. Gitu.
5. Media sosial nggak hanya sebagai sumber informasi, tapi juga verifikasi.
Gimana?
Iya. Kita bisa periksa, ini benar nggak sih kejadiannya. Kayak tadi gue
bilang, biasanya yang terjadi di lapangan sama dengan yang di Twitter.
Misalnya, kemarin tim liputan bilang ada kebakaran pipa Pertamina di
Pantura, di Subang kalau nggak salah, terus belum ada gambarnya, terus kita
cek di Twitter, verifikasi, ternyata ada gambarnya. Itu maksudnya bersifat
verifikasi, ternyata ada dan betul.
6. Aku pernah baca statement "suatu isu, selama belum tayang di televisi
itu belum fakta." Pendapat, Mas, gimana?
Iya. Kita menonton televisi, kita menonton berita, memang sifatnya kan
untuk konfirmasi kita. Kita butuh informasi, butuh gambar, butuh
audiovisual, dan TV punya itu. Betul.
7. Ada arsipnya nggak sih, Mas, misalnya berapa persen berita yang
tayang di Kompas TV yang sumbernya berasal dari media sosial?
Ini secara perkataan aja ya. Kira-kira kalau gue bisa sampaiin 30%-40%, tapi
nggak setiap hari ya, paling satu bulan ada sekitar 30%-40% berita dari media
sosial. Biasanya kan yang membuat berita ini, produser, akan meminta
partisipasi orang di Twitter atau media sosial buat menanggapi berita atau isu
yang hangat hari itu. Makanya, bisa gue bilang kayak gitu.
Hasil Wawancara dengan Periset Kompas TV, Gita Paramitha Zettira
Senin, 15 September 2014
1. Gimana aja sih, Mba, cara Kompas TV mendapatkan berita?
Untuk keseluruhan, ya, ada agenda yang memang sudah diatur sama
beberapa kementerian resmi, pasti ada. Misalnya, ada konferensi pers apa.
Tapi, kalau untuk media sosial beda lagi. "Hari ini apa nih yang rate-nya lagi
naik di media sosial? Omongan soal apa sih?" Misalnya... Jadi sebenarnya
media sosial itu posisinya bisa dia benar-benar utama dari situ munculnya
atau isu yang sudah ada dan berkembang di media massa, tapi kemudian di-
blow up lagi di media sosial. Misalnya, kayak yang sekarang nih, soal Ahok
mundur. Itu kan sebenarnya pernyataan di media massa ya, cuma kemudian
di-blow up di media sosial, sampai muncul (tagar) #DukungAhok
#AhokWillNeverWalkAlone la…la…la… Itulah. Termasuk juga Pilpres
kemarin. Kayak gitu jenisnya. Jadi itu salah duanya. Bisa dari liputan
kementerian resmi, memang ditentukan dari kantor sendiri atau bisa dari
berawal dari media sosial.
2. Media sosial apakah yang lebih sering menjadi sumber informasi? Path,
Twitter, Facebook, Instagram? Mengapa?
Twitter. Mungkin karena follower Kompas TV di Twitter lebih banyak. Jadi
yang memperhatikan berita kita lebih banyak di Twitter dibandingkan di
Facebook atau di Path atau bahkan di Google+. Tapi, kalau menurut gue
orang paling bisa gampang berinteraksi itu ya di Twitter. Gitu. Ya, kan orang
tinggal mention. Udah, selesai. Jadi interaksinya memang lebih banyak di
Twitter.
3. Lalu bagaimana Kompas TV memandang fenomena yang sedang hit di
media sosial?
Semenjak media sosial itu jadi media buat aksi massa secara virtual, secara
nggak langsung, mau nggak mau itu jadi bagian dari sumber informasi.
Karena sekarang kan orang nggak selalu demo, orang nggak selalu
menyampaikan pendapatnya secara langsung ke mana, gitu. Nah, ternyata
ada beberapa macam gerakan atau aksi yang justru efektif lewat media sosial.
Katakanlah, awal banget kayak koin Prita. Nah, RUU Pilkada aja tuh, orang
bisa lihat kalau banyak penolakan itu nggak cuma dari pemberitaan, tapi juga
dari media sosial, karena banyak diomongin, karena banyak pemberitaan.
Kecenderungan pemberitaan itu bahwa RUU Pilkada ditolak. Mau nggak
mau itu menjadi salah satu sumber untuk kita melihat sejauh mana berita itu
direspon oleh masyarakat sebelum terjun langsung ke masyarakat, melalui
wawancara langsung, misalnya. Media sosial kalau menurut gue bisa menjadi
awal, untuk melihat respon awal masyarakat terhadap suatu isu.
4. Adakah kriteria khusus untuk berita yang beredar di media sosial yang
akhirnya dan ditayangkan?
Itu subjektif banget ya. Kadang-kadang kantor menentukannya berdasarkan
"Ini berita mancing rating nggak ya?" Gitu. Tapi, selama gue bekerja di sini
kecenderungan yang menentukan berita dari media sosial apakah nanti akan
diangkat jadi berita atau nggak itu… Pertama, menyedot perhatian
masyarakat nggak? Rating. Kedua, berguna nggak? Ketiga, dia menarik
secara entertainment, menghibur. Tapi, selalu dikaitkan, berita ini nggak
boleh cuma sekadar bombastis, tapi harus ada unsur informatif dan edukatif.
5. Media sosial nggak hanya sebagai sumber informasi, tapi juga verifikasi.
Menurut, Mba?
Iya. Itu bisa, kalau akun yang terkait itu memang terverifikasi, itu benar akun
resmi orang atau lembaga yang terkait. Beberapa seperti NTMC Polri,
misalnya, itu bisa dijadikan referensi untuk verifikasi karena akunnya
memang sudah resmi dan diverifikasi dari dia infonya. Atau BNPB, untuk
update korban kecelakaan atau korban bencana alam, itu juga masih bisa.
Asal udah ada pengakuan kalau itu memang akun resmi dari lembaga atau
orang tersebut.
6. Aku pernah baca statement "suatu isu, selama belum tayang di televisi
itu belum fakta." Pendapat, Mba?
Oh iya, iya. Karena kan media sosial itu bukan media massa, kalau media
massa kan ada unsur redaksional. Itu betul. Itu gue setuju. Sebelum ada
proses redaksional, sebuah isu di media sosial belum bisa disebut berita,
selama tidak ada proses redaksional.
7. Bagaimana Mba melihat kegiatan jurnalisme ini ke depannya dengan
adanya media sosial ini?
Media sosial membantu sebenarnya, membantu banget; untuk sumber
informasi. Tapi, selama itu hanya sekadar untuk data pendukung. Artinya,
data yang didapat di media sosial tetap harus diverifikasi lagi ke orang yang
terkait atau lembaga yang terkait. Tapi, itu ngebantu banget. Karena nggak
semua berita di media online itu secepat orang nge-tweet, Jadi misalnya,
ketika ada orang nge-tweet "Ada kecelakaan di sini." Belum tentu di media
online langsung ada. Dan itu juga ngedukung yang namanya citizen
journalism. Itu kalau menurut gue. Ke depannya akan membantu selama
orang kritis untuk memverifikasi informasi yang beredar di media sosial.
Hasil Wawancara dengan Manajer News Kompas TV, Alexander Wibisono
Kamis, 27 November 2014
1. Bagaimana cara Kompas TV memperoleh berita?
Satu, dari lapangan tentu, karena kan kita punya reporter, kita punya
cameraman. Terus yang kedua, tentunya dari website atau online yang ada,
dari media-media yang lain. Ketika kita dapat informasi, oke, terus kemudian
kita cek di lapangan. Jadi informasi yang kita ambil bisa dari media lain.
Media lain bisa online bisa radio. Nah, yang ketiga, melalui media sosial.
Media sosial ini terus kita pantau, bahkan setiap rapat redaksi pasti desk
multimedia itu kita minta mempresentasikan lima topik yang paling hot yang
paling banyak dibicarakan, trending topics hari itu. Bisa jadi kita akan ambil
itu sebagai agenda kita atau kita punya agenda, tapi Twitter, media sosial, itu
menjadi semacam pembanding atau semacam ukuran bahwa yang kita lagi
dorong ini ternyata responnya juga cukup ramai di media sosial. Karena kita
percaya ketika media sosialnya ramai membicarakan apapun tentang program
Kompas TV, maka share dan rating-nya pun naik. Itu terjadi.
2. Bagaimana Kompas TV memandang keberadaan media sosial saat ini?
Perannya dalam ruang redaksi, dan bahkan tadi juga disebutkan
sebagai salah satu sumber informasi.
Penting. Sangat penting. Salah satu buktinya kita punya desk khusus
multimedia. Kita itu menjalankan strategi beyond television, artinya kita tidak
hanya berhenti di layar televisi, tetapi kita juga main di media sosial,
YouTube, dan lain sebagainya. Itu memperluas siaran dan jaringan kita.
Karena sekarang kan ada perubahan cara orang mendapatkan informasi. TV
mungkin masih banyak dilihat, tetapi anak-anak muda dan generasi ke depan,
bahkan eksekutif muda sekarang lebih banyak mendapatkan informasi dari
Twitter, YouTube, dan lain sebagainya. Makanya kita juga ingin masuk ke
sana dan itu sudah kita lakukan.
3. Kemarin saya sudah sempat interview dengan periset dan tim
multimedia juga, ternyata media sosial yang lebih sering dipantau itu
Twitter. Benar begitu?
Iya, kita punya Twitter, punya YouTube, kalau Facebook kita nggak terlalu
banyak main walaupun kita ada. Tapi, memang lebih heavy-nya Twitter.
4. Jadi bagaimana sebenarnya Kompas TV memandang fenomena publik
yang ada di Twitter, melihat topik-topik yang ramai diperbincangkan,
yang dianggap menarik dan hal ini bahkan menjadi sorotan oleh media
massa?
Kita serius memandang Twitter karena kita juga berpikir jangan-jangan
media massa itu tidak lagi bersaing sesama media massa, tapi kompetitor kita
sesungguhnya adalah publik, melalui jurnalisme warga, melalui Twitter itu.
Sebagai contoh misalnya, kasus Afriyani yang mabuk dan nabrak di Tugu
Tani, itu kita dapat informasinya pertama dari Twitter. "Orang-orang kenapa
rame di Twitter ya? Oh, ada kecelakaan nih, gede nih." Kita cek, benar.
Makanya, media sosial, khususnya Twitter, itu menjadi salah satu sumber
informasi kita, tapi tentu harus kita konfirmasi. Terus, ya sekarang kan juga
banyak pejabat publik bahkan SBY, Jokowi, JK itu kan rajin nge-tweet. Nah,
dari situ kita dapatkan segala informasi, kebijakan, dan lain-lain. Semua yang
kita bisa optimalkan dari media sosial kita lakukan.
5. Informasi yang beredar di media sosial, khususnya Twitter, sangat
banyak dan beragam. Untuk Kompas TV sendiri, kriteria apa saja yang
membuat suatu isu atau berita menarik untuk kemudian ditayangkan?
Pada dasarnya kita tidak mencari sensasi, Kompas TV yang paling penting
adalah substansi. Media sosial atau Twitter itu kita jadikan satu sebagai
informasi awal. Ketika ada yang ramai diperbincangkan di media sosial, di
Twitter, kita harus terlebih dulu melakukan disiplin verifikasi. Intinya kita
harus cek. Kita tidak bisa gunakan itu secara serta merta tanpa ada ada
pengecekan. Kemudian sumbernya harus jelas, karena kan media sosial,
Twitter, kebanyakan sumbernya anonim dan ngaco namanya. Nah, itu harus
kita cek. Di situ peran kita. Kalau fakta sudah ada ya kita angkat fenomena di
Twitter-nya. Tapi, ya itu, cek terlebih dulu. Disiplin verifikasi harus
dilakukan. Setelah itu baru bisa tayang di layar Kompas TV.
Untuk kriteria sendiri, adakah kriteria khusus?
Berita itu kan punya nilai berita. Ada nilai berita soal kedekatan,
kemasyhuran. Ada sembilan nilai berita, itu yang dasar. Untuk Kompas,
editorial yang paling penting adalah humanis, human interest. Jadi kita
bercerita bukan fokus hanya kepada isu atau peristiwanya, tetapi kita lebih
penting fokus kepada manusianya, cerita tentang manusia. Itu yang disebut
humanis. Jadi ketika ada berita tawuran, berita apa, oke peristiwanya kita
liput, tetapi setelah itu apa yang terjadi dengan manusianya? Itu yang beda
dari Kompas.
6. Itu yang termasuk membedakan berita di Kompas TV dengan berita di
stasiun TV lainnya. Sebelumnya tadi juga menjawab bahwa media sosial
tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga verifikasi. Nah,
kemudian apakah setiap hari Kompas TV selalu menayangkan berita
yang bersumber dari media sosial?
Nggak selalu setiap hari. Biasanya kita lihat yang jadi trending topics karena
kan kadang-kadang di media sosial ramainya juga soal apa. Tapi, kalau yang
berhubungan dengan kepentingan publik pasti kita update dan kita jadikan
referensi.
7. Terakhir, dengan keberadaan media sosial saat ini bagaimana kemudian
Kompas TV melihat kegiatan jurnalisme ke depannya?
Tetap hidup. Ketika semua orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi
dan semua orang bisa dengan mudah juga menyampaikan informasi, semua
orang bisa menjadi wartawan, dikit-dikit update status. Informasi kaya.
Sumber informasi tidak lagi dimonopoli oleh televisi, tidak lagi dimonopoli
oleh radio, tapi juga oleh media sosial. Pertanyaannya adalah apakah
kemudian profesi wartawan akan mati? Jawabannya adalah tidak. Profesi
wartawan itu dilindungi oleh kode etik jurnalistik. Nah, yang paling penting
dari profesi wartawan adalah kita tidak menyebarkan berita bohong.
Wartawan tidak boleh menyebarkan berita bohong. Disiplin verifikasi itu
yang membuat profesi wartawan tetap hidup. Orang sekarang ini
mengonsumsi media, saya misalnya, ketika mendapatkan informasi dari
media sosial, setelah itu saya pasti akan nonton TV juga. Saya akan lihat
online juga untuk konfirmasi, benar nggak sih berita yang tadi saya dapat di
Twitter? Nah, media massa sekarang ini menjadi konfirmator dari semua
informasi atau isu yang beredar. Itu yang membuat profesi wartawan tetap
ada.
Hasil Wawancara dengan Reporter Kompas TV, Fatimazzahro
Kamis, 27 November 2014
1. Tadi sebelumnya Mas Alex bilang kalau program berita di Kompas TV
itu tidak hanya edukatif. tapi juga independen. Menurut Mba?
Iya. Jadi setiap ada berita itu yang dipikir pasti pertama, apa efeknya buat
pemirsa? Kenapa ini harus diangkat? Apa sih menariknya? Apa sih
pentingnya? Karena ada berita yang menarik, tapi nggak ada dampaknya. Itu
soal edukatif. Di sini kita selalu coba ngasih yang baru. Lalu independen.
Independen, iya itu pasti. Jadi di setiap berita itu harus ada penekanan. Ada
peristiwa, ada berita, tapi apa sih isinya? Poin pentingnya apa?
2. Kalau untuk tagline dan filosofi berita Kompas TV sendiri?
Terarah, lugas, dan memberikan harapan. Lugas, tegas soal posisi kita di
mana. Memberikan harapan itu kayak misalnya ada bencana, kita nggak
cuma bahas sedih-sedihnya, tapi kita juga coba memberi harapan, kayak gini
loh. Next, ternyata masih ada yang bisa dilakukan.
3. Menurut Mba kenapa sih Kompas TV berani mengangkat ideologi itu?
Di sini kita balik lagi ke human-nya. Ada peristiwa besar, manusianya apa?
Manusianya gimana? Ceritanya itu yang selalu menarik, human-nya, selalu
dari sisi itu ngambilnya. Kalau untuk berita besarnya semua TV mungkin
sama, tapi di sini kita lebih ke human-nya. Apa dampaknya? Jadi itu yang
membedakan.
4. Jadi pandangan Mba soal fenomena publik yang ada di Twitter?
Trending topic itu sendiri?
Twitter di sini iya sebagai salah satu sumber informasi. Jadi tiap rapat malam
nih ada lima topik teratas atau yang paling banyak diobrolin di media online
dan media sosial. Itu kita bahas. Kenapa sih orang suka banget sama berita
ini? Kita ada beritanya nggak ya? Itu buat belajar. Jadi mungkin ada yang
terlupa kali ya, karena fokusnya ke politik melulu, jadi berita yang simple
tapi ngena malah kelewat gitu. Twitter pun gitu, kita ada multimedia yang
memang mengurusi Twitter. Terus misalnya, kayak ketika live report, dia
buat juga live tweet. Biar bersinergi. Kerja sama juga dengan reporter yang
ada di lapangan. Jadi di berita naik, di Twitter juga.
LAMPIRAN 4
PROFIL SUBJEK PENELITIAN
Key Informan
Nama : Herlan Primasto
No. HP : 087877823647
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan Formal
FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (2008)
Pengalaman Kerja
KOMPAS TV - Social Media News Content & Video Distribution Officer
(Maret 2013-Juni 2016)
Surya Citra Media – News Digital Assistant Producer (Juli 2016-sekarang)
Informan I
Nama : Alexander Wibisono Adi Putro, SIP
Tempat/Tanggal Lahir : Samarinda, Kalimantan Timur, 13 November 1980
Alamat : Jl. Melati Perum Hanurata II/C4 Bintaro, Pesanggrahan,
Jakarta Selatan 12330
No. HP : 08159407601
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Sudah Menikah
Pendidikan Formal
SD NIAGA EKASARI (1986-1992)
SMP NEGERI 11 (1992-1995)
SMU NEGERI 70 (1995-1998)
Ilmu Politik Universitas Indonesia (2003)
Pendidikan Non-Formal
TOEFL Course, ELS Language Center, 2002
IELTS Preparation Course
Pengalaman Organisasi
Ketua OSIS SMPN 11 (1992)
Anggota OSIS SMUN 70 (1995)
Anggota HMIP (Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik) Universitas Indonesia
(1998-2000)
Pengurus HMIP (1999-2000)
Anggota Komunitas Musik FISIP UI (1998-2003)
Anggota Centre for Chinese Studies (2002-2007)
Pengalaman Kerja
Interviewer for Jajak Pendapat KOMPAS Newspaper (2001-2002)
Lecturer Assistant for Introduction to Sociology study in UI (2001-2003)
Lecturer Assistant for Historical of Industrial Development study in UI (2001)
Lecturer Assistant for East Asia Politics study in UI (2004-2007)
Reporter in Inflight Magazine of Lion Air (May 2003-July 2004)
Reporter in GATRA Weekly Magazine (July 2004-March 2007)
Reporter in Koran KONTAN (March-April 2007)
Liputan 6 SCTV Senior Reporter (April 2007-May 2009)
Liputan 6 SCTV News Gathering Coordinator (May 2009-July 2011)
KOMPAS TV Regional News Gathering Coordinator (July 2011-December 2011)
KOMPAS TV News Gathering Section Head (December 2011-December 2012)
KOMPAS TV News Gathering Manager (January 2013-sekarang)
Informan II
Nama : Gita Paramitha Zettira, S.Sos
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 25 April 1988
Status : Belum Menikah
Alamat : Perumahan Taman Cimanggu Gg. Hj. Soleh No. 51,
Kelurahan Kedung Waringin/Kecamatan Tanah Sareal,
Bogor 16163
No. HP : 085695655020
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2006 – 2010 Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta
Fakultas Komunikasi
Program Studi Ilmu Jurnalistik
2003 – 2006 Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 2 Bogor
2000 – 2003 Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) 5 Bogor
1994 – 2000 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pengadilan 3 Bogor
1993 – 1994 Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Munawar Bogor
Pengalaman Organisasi
2000 – 2003 Anggota Paskibra SLTPN 5 Bogor
2003 – 2004 Anggota MPK-OSIS SMAN 2 Bogor
2004 – 2005 Ketua II MPK-OSIS SMAN 2 Bogor
2006 – 2007 Anggota Himpunan Mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta
Pengalaman Pelatihan
Februari 2007 Pelatihan Jurnalistik Terpadu Himpunan Mahasiswa Jurnalistik
IISIP Jakarta
Oktober 2009 Seminar Rolling Stone Live Music Biz On Campus ‘Rock N’
Roll Workshop 2009
Januari 2010 Music Industry Seminar (MINUS) 2010 Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Desember 2010 International Education Fair 2010
Pengalaman Kerja/Magang
2011 Data Entry Polling Litbang Harian Kompas (Freelancer)
2011 Koder Kajian Media Harian Litbang Kompas (Freelancer)
2008-2009 Reporter Magang Harian Jurnal Bogor
2008-2009 Reporter Rubrik Studenta Harian Jurnal Bogor (Rubrik Khusus
Mahasiswa)
2009 Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Harian Jurnal Bogor
Informan III
Nama : Fatimazzahro
Nama Panggilan : Fyra Fatima
Alamat : Jl. Syahdan No.22, Kemanggisan, Jakarta Barat
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
SD DIPONEGORO SKA 1997/1998
SLTP DIPONEGORO SKA 2000/2001
SMA DIPONEGORO SKA 2003/2004
Diploma III Broadcasting 2004-2007 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
S1 Ekstensi Politik Indonesia 2007-2010 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Pengalaman Kerja/Magang
DJ Remaja SAS FM Tahun 2003
Reporter & Announcer FIESTA FM Tahun 2004-2007
News Director FIESTA FM Tahun 2006-2007
Humas Komite SMU DIPONEGORO SKA Tahun 2005-2007
Duta Kotex (Cewe Kotex) Yogyakarta Tahun 2005-sekarang
Creative Division FIESTA FM Tahun 2005-2007
Magang Kerja di TVRI Jawa Timur 7 Agustus-7 September 2006 pada Divisi News
Magang Kerja di Metro TV Jakarta 5 Maret 22007-16 Juni 2007 Produksi
"Suara Anda & Editorial Malam" Assisten Floor Director "News Dot Com &
Open House"
Reporter SUN Televisi Network, MNC Groups Tahun 2008–2011
Reporter Kompas TV Tahun 2011-sekarang
Karya yang Pernah Dibuat
Program Audio Visual Feature "Buruh Gendong" (Script Writer) karya ini
berhasil menjadi Runner Up pada workshop News Production Menuju Layar
Liputan 6 SCTV Tahun 2005
Program Anak "Oo Begitu" tayang di TPI (Reporter, Script Writer, Dubber) 20
Episode
Program Anak "Sahabat Cilik" tayang di TPI (Assistant Produser, Script
Writer, Dubber) 15 Episode
Program Anak "Kawan Cilik" tayang di Sun Tv (Assistant Produser, Script
Writer , Dubber) 15 Episode
Program Talkshow Pemilu 2009 "Contreng" tayang di Sun TV (Reporter,
Assistant Production) 13 Episode
RIWAYAT HIDUP
Data Diri
Nama Lengkap : Yosephina Damaris
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 25 September 1992
Alamat : Jl. Danau Laut Tawar 3 No. 14, Perumnas 2, Tangerang
15810
No. HP : 081297580637
Email : [email protected]
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Formal
1998-2004 : SD Strada Slamet Riyadi II Tangerang
2004-2007 : SMP Sholafide BKKK Tangerang
2007-2010 : SMAN 11 Tangerang
2010-sekarang : Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Pengalaman Organisasi dan Kerja/Magang
2010-2011 : Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Indonesia (IMIKI) Untirta
2010-2011 : Anggota English Debating Club (EDC) Untirta
November 2013-Februari 2014 : Asisten Social Content & Business
Development KOMPAS TV