Trauma Abdomen
-
Upload
siscahilda -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
description
Transcript of Trauma Abdomen
Trauma Abdomen
Fransisca Hilda Carolina Pratiwi11-2014-222
Hipokondrium kanan Epigastrium Hipokondrium kiri Lobus kanan dari
hepar Kantung empedu Sebagian dari
duodenum Fleksura hepatik
dari kolon Sebagian dari ginjal
kanan Kelenjar suprarenal
kanan
Pilorus gaster Duodenum Pankreas Sebagian dari hepar
Lambung Limpa Bagian kaudal dari
pankreas Fleksura lienalis dari
kolon Kutub atas dari ginjal
kiri Kelenjar suprarenal
kiri
Lumbal kanan Umbilikal Lumbal kiri Kolon asendens Bagian bawah dari
ginjal kanan Sebagian daru
duodenum dan jejunum
Omentum Mesenterium Bagian bawah dari
duodenum Jejunum dan ileum
Kolon desendens Bagian bawah dari
ginjal kiri Sebagian jejunum
dan ileum
Inguinal kanan Hipogastrium Inguinal kiri Sekum Apendiks Bagian akhir dari
ileum Ureter kanan
Ileum Kandung kemih Uterus (pada
kehamilan)
Kolon sigmoid Ureter kiri Ovarium kiri
Jenis trauma abdomen
Jatuh, kekerasan fisik , kecelakaan kendaraan bermotor,
cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi,
kompresi atau sabuk pengaman
Blunt Trauma Penetration Trauma
Tusukan benda tajam atau luka tembak
Mekanisme trauma tumpul
- Compression injury- Shearing force- Sudden rise in intraabdomen pressure
Penetrating Trauma
- Luka tusukhepar ( 40% ), usus halus ( 30 % ),
diafragma ( 20 % ), dan colon ( 15 % )- Luka tembak
usus halus (50%), colon (40%), hepar (30%) dan pembuluh darah
abdominal (25%)
Penanganan Trauma Abdomen• Primary survey
• Sekuder survey
• Untuk cidera yang mengancam jiwa yang membutuhkan pembedahan segera, survei sekunder yang komprehensif dapat ditunda sampai kondisi pasien stabil.
• Pada akhir pemeriksaan awal dilihat kembali luka-luka ringan pada penderita. Banyak cedera yang samar dan baru muncul gejala kemudian.
A. Anamnesis Riwayat Trauma
B. Pemeriksaan Fisik meliputi :InspeksiAuskultasiPerkusiPalpasiEvaluasi luka tusukPemeriksaan perineal dan rektalPemeriksaan genital
C. Pemeriksaan Penunjang : 1. Laboratorium 2. Foto polos abdomen 3. Diagnostic peritoneal lavage 4. Focussed assessment sonography in trauma 5. Computerized tomography scan 6. Laparoskopi
Inspeksi- Ekimosis pada pinggang ( Grey Turner Sign) →
perdarahan retroperitoneal- Ekimosis pada umbilicus ( cullen sign ) → perdarahan
peritoneal- Ekimosis pada perineum, skrotum, atau labia ( tanda
coopernail ) → fraktur pelvis- Adanya distensi pada dinding perut merupakan
tanda penting karena kemungkinan adanya pneumoperitonium, dilatasi gastric, atau ileus akibat iritasi peritoneal. Pergerakan pernafasan perut, bila terjadi pergerakan pernafasan perut yang tertinggal maka kemungkinan adanya peritonitis.
Auskultasi
Pada auskultasi diperiksa apakah ada bising usus atau tidak, adanya darah di retroperitoneum maupun gastrointestinal dapat mengakibatkan ileus yang mengakibatkan hilangnya bising usus.
Perkusi
Dapat dinilai adanya udara bebas intraperitoneal jika pekak hepar menghilang. Bila pada perkusi didapatkan bunyi redup kemungkinan adanya suatu hemoperitoneum. Adanya “Shifting dullness” menunjukkan adanya cairan bebas dalam rongga perut, berarti kemungkinan besar terdapat perdarahan dalam rongga perut
Palpasi
- Rangsang peritoneal → nyeri lokal/menyeluruh dan adana defans muskuler.
- Nyeri pada penekanan crista iliaca fraktur pelvis- Pada perdarahan internal, adanya cairan bebas bisa
diketahui adanya undulasi.- Krepitasi atau ketidakstabilan dari tulang rusuk bagian
bawah berpotensi untuk terjadi cedera limpa atau hati