TRANSFUSI DARAH2
-
Upload
mithaitalia -
Category
Documents
-
view
246 -
download
0
Transcript of TRANSFUSI DARAH2
TRANSFUSI DARAH DAN
INFUS CAIRAN
Oleh :Lisa
VebbyAllan
Adrian
INDIKASI TRANSFUSI : Perdarahan pasca persalinan dengan syok Kehilangan darah saat operasi Anemia berat pada kehamilan lanjut (Hb < 8%
atau timbul gagal jantung)
Resiko Transfusi :1. Darah Lengkap (Whole Blood) atau Transfusi
Sel Darah Merah (Packed Red Cells)- Reaksi transfusi- Infeksi HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis,
Malaria- Kontaminasi bakteri lainnya
2. Plasma (Fresh Frozen Plasma)- Reaksi transfusi- Infeksi seperti di atas- indikasi transfusi sedikit, resiko lebih besar dari keuntungan yang diperoleh ibu
PEMANTAUAN PASIEN YANG DITRANSFUSI : Kapan dilakukan ?
1. Sebelum transfusi2. Pada saat transfusi dimulai3. 15 menit sesudah transfusi dimulai4. Setiap 1 jam selama transfusi5. Setiap 4 jam setelah transfusi selesai
Apa yang perlu dipantau ?- Vital sign- Balance cairan
REAKSI TRANSFUSI Ringan ruam kulit, gatal
Penanganan : - Hentikan transfusi- Berikan cairan intra vena- Prometazin 10 mg per oral
Berat gagal ginjal, hemolisis, syok anafilaktik
Penanganan untuk syok anafilaktik :- Resusitasi- Adrenalin 1:1000 iv pelan- Prometazin 10 mg iv- Hidrokortison 1 gr iv tiap 2 jam jika perlu- Bronkospasme aminofilin 250 mg dalam
NaCl atau RL- Lakukan tindakan sampai kondisi ibu stabil- Pantau VS, produksi urine- Ambil sampel darah beku dan darah + EDTA
CAIRAN PENGGANTI INTRA VENA
Tujuan : untuk menggantikan kehilangan abnormal dari darah, plasma atau cairan ekstraselular, dengan cara meningkatkan volume kompartemen vaskular.
Digunakan pada :- Hipovolemia yang nyata (contoh : syok hemoragis)- Normovolemia dengan kehilangan cairan terus menerus (bleeding karena pembedahan)
Jenis cairan :1. Kristaloid 3x volume yang hilang2. Koloid ~ volume yang hilang, diberikan pada kondisi dimana permeabilitas kapiler meningkat (trauma, sepsis)
CAIRAN PEMELIHARAAN Tujuan : mengganti cairan yang keluar melalui
kulit, paru, feses, dan urin. Cairan yang digunakan : Kristaloid Jika ibu akan menerima cairan intravena
selama 48 jam atau lebih digunakan larutan elektrolit yang seimbang
PEMBERIAN CAIRAN SELAIN MELALUI INFUS Melalui oral dan sonde lambung
Pada keadaan hipovolemia ringan dan ibu masih dapat minum
Jangan diberikan pada : hipovolemia berat, pasien tidak sadar, obstruksi GI, penggunaan anestesi umum
Melalui rektumTidak dapat diberikan pada pasien dengan hipovolemia berat
Melalui subkutanCairan steril diberikan secara subkutan (biasanya pada dinding perut) tidak boleh diberikan dextrose
ANESTESIA DAN
ANALGESIAOleh :
Permata PenalarGigin Bian Rosmila
Fatimah BibiNurul Hidayah
Yudhi Purbiantoro
LANGKAH-LANGKAH PADA IBU BERSALIN
PERHATIAN YANG MENDUKUNG DARI PENOLONG
PENOLONG BEKERJA SECARA BAIK DAN TERLATIH MEMAKAI PERALATAN SECARA HALUS
MEMILIH MACAM DAN TINGKAT PENANGANAN RASA NYERI DENGAN OBAT-OBATAN
PROSEDUR PADA IBU YANG MASIH SADAR
MENJELASKAN SETIAP LANGKAH SEBELUM MELAKUKAN TINDAKAN
MEMBERIKAN PREMEDIKASI PADA KASUS-KASUS YANG DIPERKIRAKAN >30 MENIT
MEMBERIKAN ANALGESIA DAN SEDATIF PADA WAKTU YANG TEPAT (30’’ JIKA I.M. DAN 60’’ JIKA P.O.)
DENGAN PENGENCERAN CEK TINGKAT ANESTESIA DENGAN PINSET TUNGGU BEBERAPA DETIK SETIAP LANGKAH GERAKKAN PERLAHAN HINDARI TEKANAN,RETRAKSI, ATAU PENARIKAN PADA
JARINGAN KOMUNIKASI YANG BAIK
PILIHAN ANALGESIA/ANESTESIAPROSEDUR ANALGESIA/ ANESTESIA
Inpartu dan kelahiran Dukungan persalinan secara umum Petidin dan Prometazin
Episiotomi Anestesia lokal Blok Pudendal
Perlukaan serviks (luas) Petidin dan Diazepam Ketamin
Robekan perineum (derajat I dan II) Anestesia lokal Blok pudendal
Robekan perineum (derajat III dan IV) Blok pudendal Ketamin Anestesia lokal dibantu dg Petidin dan Diazepam
Plasenta manual Petidin dan Diazepam Ketamin
Persalinan Sungsang Dukungan terhadap persalinan secara umum Blok pudendal
Seksio sesaria Anestesia lokal Anestesia spinal Ketamin Anestesia umum
Kolpotomi/Kuldosentesis Anestesia lokal
Kraniotomi/Kraniosentesis Dukungan dan dorongan emosional Diazepam Blok pudendal
Dilatasi dan kuretase Petidin Blok paraservikal
Ekstraksi cunam (tindakan forsep) Dukungan dan dorongan emosional Blok pudendal
Laparotomi Anestesia umum Anestesia spinal
Inversio uteri Petidin dan Diazepam Anestesia umum
Ekstraksi vakum Dukungan dan dorongan emosional Blok pudendal
MENGURANGI RASA SAKIT PADA PERSALINAN Dukungan yang baik selama persalinan Memperbolehkan jalan-jalan atau mengubah posisi
yang nyaman Pendamping persalinan bisa membantu melakukan
masase punggung di antara kontraksi Pergunakan teknik pernafasan tertentu atau berendam
air hangat atau diguyurJika perlu bisa diberikan: Petidin 1mg/kg BB (tdk >100mg) I.M atau I.V. pelan-
pelan setiap 4 jam sesuai kebutuhan atau Morfin 0,1 mg/kg BB I.M.
Jika muntah berikan Prometazin 25 mg I.M. atau I.V.
Barbiturat dan sedativa tdk boleh diberikan saat persalinan !!!
Jika petidin atau morfin diberikan pada ibu, bisa terjadi depresi nafas pada bayi. Nalokson merupakan antidotum.
Jika ditemui adanya tanda-tanda depresi pernafasan pada bayi yang baru lahir segera lakukan resusitasi :
Setelah vital sign ditemukan, berikan Nalokson 0,1 mg/kg BB I.V.
Jika bayi telah menunjukkan sirkulasi perifer yang adekuat setelah resusitasi berhasil, Nalokson dapat diberikan I.M. Dosis ulangan mungkin perlu diberikan untuk mencegah depresi kembali.
Jika tidak terjadi depresi pernafasan dan pemberian petidin atau morfin dalam 4 jam sekitar proses persalinan, perlu observasi apakah ada tanda-tanda depresi pernafasan.
ANESTESIA LOKAL Lignokain dg atau tanpa adrenalin digunakan untuk
menginfiltrasi jaringan dan mengeblok saraf sensorik. Karena seorang ibu dg anestesia lokal tetap sadar dan
waspada selama tingakan, penting untuk memastikan bahwa :
Konseling untuk meningkatkan kerjasama dan meminimalkan ketakutan
Komunikasi yang baik selama tindakan Waktu dan kesabaran karena anestesia lokal efeknya tdk
segera
Kondisi yang perlu saat penggunaan anestesi lokal : Seluruh anggita tim harus punya pengetahuan dan
pengalaman Obat dan peralatan kegawatdaruratan harus siap tersedia dan
dalam kondisi siap pakai.
PREMEDIKASI DG PROMETAZIN DAN DIAZEPAM Dibutuhkan utk tindakan yang beakhir >30 menit Dosis hrs disesuaikan kondisi inu dan janin Kombinasi yang dipakai adalah Petidin dan Diazepam : Berikan Petidin 1 mg/kg BB (jgn >100mg) I.M. atau I.V. secara
perlahan atau berikan Morphin 0,1 mg/kg BB I.M. Berikan Diazepam perlahan 1 mg I.V. dan tunggu minimal 2
menit sblm memberikan tambahan lain. Kadar sedasi yang cukup dan aman akan dicapai jika kelopak mata bagian atas ibu tersebut jatuh dan menutupi bagian pinggir pupil. Pantau pernafasan per menitnya, jika pernafasan di bawah 10x/menit hentikan pemberian obat-obatan.
Jangan memberikan Diazepam dan Petidin pada satu semprit karena bisa terjadi pengendapan. Gunakan alat suntik yang berbeda.
LIGNOKAIN Untuk sebagian besar tindakan obstetri, sediaan
diencerkan sampai 0,5% supaya dpt membereikan efek maksimum dg toksisitas yang paling sedikit.
Persiapan larutan 0,5%, mrpkn kombinasi : Lignokain 2%, 1 bagian Garam fisiologik atau air distilasi 3 bagian (jgn gunakan
glukosa krn dpt menambah resiko infeksi) Atau Lignokain 1%, 1 bagian Garam fisiologik atau air distilasi, 1 bagian
ADRENALIN Menyebabkan vasokontriksi lokal, sehingga
penggunaan Lignokain lebih menguntungkan karena: Perdarahan sedikit Efek anestesia lbh lama (1-2 jam) Mengurangi resiko toksisitas Konsentrasi adrenalin yang dipakai 1:200.000 (5
mcg/ml) pada larutan 0,5% lignokain
KOMPLIKASICara menghindari komplikasi: Hindari penggunaan Lignokain dg konsentrasi >0,5% Jika menggunakan konsentrasi >40 ml larutan
anestesia (seksio sesaria atau robekan perineum luas) maka tambahkan adrenalin untuk menunda terjadinya dispersi
Gunakan dosis efektif yang terendah Awasi batas maksimum dosis yang aman. Untuk
dewasa, 4mg/kg BB untuk lignokain tanpa adrenalin dan 7mg/kg BB untuk lignokain dg adrenalin. Efeknya sekitar minimal 2 jam. Dosis dpt diulang jika diperlukan
Masukkan secara perlahan Hindari kesalahan suntik pada pembuluh darah
MENGHINDARI TOKSISITAS LIGNOKAIN Gunakan cairan yang diencerkan Tambahkan adrenalin jika digunakan volume >40ml Gunakan dosis efektif yang terendah Awasi batas maksimum dari dosis yang aman Hindari masuknya obat ke pembuluh darah
DIAGNOSIS ALERGI & KERACUNAN LIGNOKAIN
ALERGI KERACUNAN RINGAN
KERACUNAN BERAT
TOKSISITAS MENGANCAM
JIWA Syok Kemerahan Bercak pada kulit Bronkospasme Muntah Penyakit serum
Baal pada lidah dan bibir Rasa logam pada mulut Sakit kepala/pusing Perasaan denging pada telinga Kesulitan memusatkan pandangan
Mengantuk Disorientasi Twitching otot dan menggigil Berbicara tidak jelas
Kejang tonik-klonik Depresi dan henti nafas Depresi dan hentii jantung
PENANGANAN ALERGI Berikan adrenalin 1:1000, 0,5ml I.M. diulang setiap 10
menit jika perlu Pada kondisi akut, berikan hidrokortison 100 mg I.V.
tiap jam Utk menghindari rekurensi, berikan difenhidramin 50
mg I.M. atau I.V. secaraperlahan kemudian 50 mg melalui mulut setiap 6 jam
Utk bronkospasme, berikan aminofilin 250 mg dalam cairan NaCl 0,9% 10 ml perlahan
Pd edema larings, mgkn bth trakeostomi segera Jika ada syok, lakukan penatalaksanaan standart pada
syok Utk gejala yang parah atau rekurensi mgkn dibthkn
kortikosteroid (hidrokortison I.V. 2mg/kg BB tiap 4 jam sampai perbaikan kondisi. Pada kondisi kronis berikan prednison 5 mg atau prednisolon 10 mg oral tiap 6 jam sampai kondisi membaik.
PENANGANAN TOKSISITAS LIGNOKAIN Hentikan injeksi jika ada gejala toksisitas1. Kejang Miringkan pasien ke kiri, masukkan selang nafas,
aspirasi sekret Oksigen 6-8 liter/menit Diazepam 1-5 mg I.V. diberikan per 1 mg (dpt
diulang). 2. Henti Nafas Beri bantuan pernafasan dg oksigen 4-6 liter per
menit3. Henti jantung Hiperventilasi dg oksigen Pijat jantung, lahirkan bayi segera dg SC Adrenalin 1:10.000 0,5 ml I.V.
KERACUNAN ADRENALINA. Sistemik Tanda-tanda : lemas, berkeringat, hipertensi,
perdarahan serebral, peningkatan denyut jantung, fibrilasi ventrikel
B. Lokal Karena adanya konsentrasi berlebih -> Iskemia ->
penyembuhan jelek
ANALGESIA PASCA BEDAH Kontrol nyeri pasca bedah -> meningkatkan
kesembuhan Hindari penggunaan sedativa berlebihan (membatasi
mobilitas) Aturan pengendalian nyeri pasca bedah : Parasetamol 500 ml per oral sesuai kebutuhan Petidin 1 mg/kg BB I.V. (tdk >100 mg) Morphin 0,1 mg/kg BB I.M. tiap 4 jam sesuai kebutuhan. Kombinasi narkotik dg dosis yg lbh rendah dan
Parasetamol Jika muntah -> antimuntah atau Promeyazin 25 mg I.M.
atau I.V. tiap 4 jam
PERAWATAN OPERATIF
PERAWATAN PRAOPERATIF Persiapan kamar bedah
1. Kebersihan kamar bedah2. Ketersediaan dan sterilitas peralatan dan perlengkapan yang diperlukan3. Ketersediaan alat gawat darurat yang siap pakai
Persiapan pasien1. KIE2. SP3. Siap darah4. Desinfeksi lapangan operasi5. Potong rambut pubis6. Premedikasi7. Antasida8. Kateterisasi monitor produksi urine
PERAWATAN INTRA OPERATIF Posisi pasien tepat untuk prosedur tindakan,
cegah supine hypotensive syndrome Cuci tangan Menyiapkan tempat insisi desinfeksi dan
demarkasi Pemantauan VS, kesadaran, jumlah
perdarahan, hidrasi Mengatasi rasa nyeri psikologi dan anestesi Antibiotika profilaksis
Melakukan insisi Manipulasi jaringan Hemostasis Peralatan dan instrumen tajam inventarisasi
dan zona aman Drainase, jika :
1. perdarahan aktif2. gangguan pembekuan darah3. infeksi
Jahitan Pembalut / Penutup luka bedah
PERAWATAN PASCAOPERATIF Perawatan awal posisi pemulihan, observasi VS Fungsi GI tract
- normal dalam 12 jam- tindakan bedah tidak berat diet cair- tanda infeksi (+) tunggu BU timbul - flatus (+) makanan padat- infus diteruskan s/d pasien bisa minum dengan baik
Pembalutan dan perawatan lukaperdarahan / cairan << perkuat pembalutnya perdarahan
tetap (+) explorasi penyebab dan ganti pembalut Analgesia sangat penting
Sedasi berlebihan hambat mobilisasi
Perawatan fungsi kandung kemih- urine jernih kateter dilepas setelah 8 jam- urine keruh ditunggu sampai jernih- kateter dipasang 48 jam pada ruptur uteri, partus macet, edema perineum yang luas dan sepsis puerperalis.
Antibiotika : tanda infeksi (+) AB s/d 48 jam bebas demam
Mengambil Jahitan hari ke-5 pasca bedah Demam cari penyebabnya Ambulasi / Mobilisasi dalam waktu 24 jam
TERAPI ANTIBIOTIKA
ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS Untuk membantu mencegah infeksi Pemberian antibiotika 30 menit sebelum
tindakan kadar antibiotika yang cukup saat dilakukan tindakan
Kecuali saat operasi SC antibiotika profilaksis diberikan saat tali pusat dijepit sesudah bayi dilahirkan
Tindakan >6 jam atau kehilangan darah >1500 ml AB profilaksis yang kedua diberikan untuk menjaga kadarnya dalam darah
ANTIBIOTIKA TERAPETIK Infeksi serius :
1. Pertahanan pertama- Ampicillin 2 g iv / 6 jam- DITAMBAH Gentamycin 5 mg/KgBB iv /
24 jam- DITAMBAH Metronidazole 500 mg iv / 8
jam2. Curiga infeksi stafilokokus
- Kloksasilin 1 g iv / 4 jam- ATAU Vankomisin 1 g iv / 12 jam
melalui infus selama 1 jam
3. Curiga infeksi klostridial atau streptokokus hemolitik grup A Penisilin 2 juta unit iv
/ 4 jam 4. Bukan salah satu kemungkinan di atas Ceftriaxone 2 g iv / 24 jam
Infeksi ringan : - Amoksilin 500 mg per oral / 8 jam - Metronidazole per oral
Antibiotika diberikan sampai 48 jam bebas demam