TRANSFER MASSA
-
Upload
agus-sumantri -
Category
Documents
-
view
1.433 -
download
0
description
Transcript of TRANSFER MASSA
-
LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2012/2013
ACARA D-8
TRANSFER MASSA
DISUSUN OLEH :
Monica Gretta 121100076
VerdyLa Dwi N 121100114
Nadia Benita 121100127
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA
PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2012
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
TRANSFER MASSA
( D -8 )
Makalah seminar ini disusun untuk memenuhi syarat Praktikum Dasar Teknik Kimia,
Fakultas Teknologi Indsustri, Prodi Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta.
Yogyakarta, 18 Desember 2012
Disetujuin Oleh
Asisten Pembimbing
Alan Syahputra
-
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga proposal ini dapat kami selesaikan pada waktunya.
Proposal Praktikum Dasar Teknik Kimia ini kami susun untuk memenuhi salah satu
tugas yang ada dalam kurikulum pendidikan pada prodi Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri UPN Veteran Yogyakarta
Pada kesemptan ini kami juga ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ir. Gogot Haryono, MT selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN
VETERAN Yogyakarta.
2. Alan Syahputra selaku assisten pembimbing.
3. Rekan-rekan sesama praktikan atas kerjasamanya.
4. Staf Laboratorium atas kesediannya membantu praktikan selama praktikum
berlangsung.
Akhir kata praktikan berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa Prodi Teknik Kimia UPN VETERAN Yogyakarta.
Yogyakarta, 18 Desember 2012
Praktikan1 Praktikan2 Praktikan3
Monica Gretta Verdyla Dwi N Nadia Benita
(121100076) (121100114) (121100127)
-
iv
DAFTAR ISI
HAL
Halaman judul ......................................................................................................................... i
Halaman pengesahan ............................................................................................ ii
Kata pengantar ..................................................................................................... iii
Daftar isi........................................................................................................ iv
Daftar lambang...................................................................................................... v
Daftar gambar........................................................................................................ vi
Daftar tabel............................................................................................................ vii
Intisari.................................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................ 1
1.3 Tinjauan Pusaka................................................................................ 1
BAB II.PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan................................................................................. 6
2.2 Gambar Rangkaian alat ................................................................... 6
2.3 Diagaram Alir Cara kerja ................................................................ 7
2.4 Analisa Perhitungan......................................................................... 8
BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan............................................................................. 9
3.2 Pembahasan ..................................................................................... 11
BAB IV. KESIMPULAN............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
LAMPIRAN
A. Cara Perhitungan......................................................................... ....... 15
B. Tanya Jawab........................................................................................ 22
-
v
DAFTAR LAMBANG
KCa : Koefisien transfer massa (detik)
At : Luas penampang tabung gelas (cm2)
Ap : Luas penampang pipa (cm2)
Dt : Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp : Diameter dalam pipa (cm)
G : Kecepatan linier udara (cm/dt)
G : Laju volumetric udara (cm3/dt)
L : Tinggi tumpukan (cm)
M : Mol Naftalen yang tersublimasi (gmol)
CAS : Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm)
CAg :Konsentrasi zat padat setiap saat (gmol/cm)
t : Waktu (detik)
w : Berat awal naftalen (gram)
w : Berat naftalen yang hilang (gram)
: Viskositas (gram/cm.detik)
: Densitas (gram/cm3)
-
vi
DAFTAR GAMBAR
HAL
1. Gugus Naftalen..................................................................................... 1
2. Perpindahan Massa................................................................................ 2
3. Rangkaian Alat...................................................................................... 6
4. Grafik Hubungan Log Kca dengan Log L............................................ 12
-
vii
DAFTAR TABEL
HAL
1. Perhitungan KCa dengan ketinggian 3,5cm......................................................... 16
2. Perhitungan KCa dengan ketinggian 5,5.............................................................. 17
3. Perhitungan KCa dengan ketinggian 7,5.............................................................. 18
4. Hubungan Log KCa dengan Log L..................................................................... 19
5. Y perhitungan dan persen kesalahan.................................................................... 20
-
viii
INTISARI
Transfer massa adalah gerakan dari satu komponen / lebih dalam suatu fase ke fase
yang lain karena adanya gaya pendorong (driving force) perbedaaan konsentrasi. Tujuan dari
percobaan ini adalah menentukan besarnya koefisien transfer massa dengan variable tinggi
naftalen.
Percobaan ini dilakukan dengan menghembuskan udara dari blower ketumpukan
naftalen yang berada dalam tabung gelas dengan selang waktu tertentu, sehingga berat
naftalen semakin berkurang.
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Percobaan I dengan tinggi tumpukan naftalen = 3,5 cm diperoleh harga koefisien
transfer massa = 0,0190 detik-1
2. Percobaan II dengan tinggi tumpukan naftalen = 5,5 cm diperoleh harga koefisien
transfer massa = 0,0175 detik-1
3. Percobaan III dengan tinggi tumpukan naftalen =7,5 cm diperoleh harga koefisien
transfer massa = 0,0152 detik-1
4. Hubungan Kca dengan L dapat dinyatakan dalam persamaan Y= -0,28861 x - 1,55813
Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi tumpukan naftalen maka
harga koefisien transfer massa (Kca) yang diperoleh semakin kecil. Hal ini dikarenakan
dengan semakin tinggi tumpukan maka selubung gasnya semakin tebal, sehingga tahanannya
semakin besar.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam industri kimia,operasi transfer massa dari satu fase ke fasa yang lain
digunakan sebagai dasar pemisahan komponen dari campurannya.Sebagai contoh
penerapan proses transfer massa dalam pemurnian belerang dengan menghembbuskan
udara untuk menghilangkan kotorannya.
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan naftalen (C10H8) yang
dikontakkan dengan udara.Naftalen merupakan senyawa hidrokarbon aromatik yang
memiliki rumus bangun sebagai berikut:
Gambar 1. Gugus Naftalen
Dalam hal ini terjadi transfer massa dari fasa padat (naftalen) ke fasa gas (udara)
yang dikenal dengan sublimasi.
1.2 Tujuan Percobaan
Mencari besarnya koefisien transfer massa (Kca) dengan menggunakan variabel
tinggi tumpukan(L) naftalen (C10H8) sehingga diperoleh hubungan antara koefisien
transfer massa (Kca) dengan tinggi tumpukan naftalen.(L).
1.3 Tinjauan pustaka
Tranfer massa adalah gerakan dari satu komponen atau lebih dalam satu fasa ke
fasa yang lain. Peristiwa transfer massa diantaranya adalah peristiwa difusi, ekstraksi,
destilasi, dan lain lain.(Mc Cabe,1983)
-
2
Adanya gerakan komponen tersebut disebabkan oleh gaya pendorong (driving
force) yang berupa perbedaan konsentrasi.Gaya pendorong ini akan merubah kondisi sistem
ke kesetimbangan dimana pada semua bagian sistem konsentrasinya sama.
Di laboratorium proses sublimasi dapat dijalankan dengan cara fixed bed dan
fluidized bed.Penyubliman kapur barus pada fixed bed, fasa padat dilalui gas secara
kontinyu.Bila konsentrasi antar muka kedua fasa lebih besar daripada konsentrasi gas yang
mengalir maka terjadi transfer massa langsung dari fasa padat ke fasa gas.
(Brown, 1978)
Pada keadaan steady state, kecepatan perpindahan massa dari padat ke gas.
AgASCaA CCKt
N ..1
Dimana:
t
N A :kecepatan zat padat yang hilang tiap satuan waktu(gmol/cm detik)
KCa :koefisien transfer massa keseluruhan volumetric(detik)
CAS :konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm)
CAg :konsentrasi zat padat setiap saat(gmol/cm)
(Hardjono,1985)
KCa adalah nilai transfer massa persatuan bidang persatuan beda konsentrasi dan
biasanya didasarkan kecepatan molal yang seragam.(Mc Cabe,1983)
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume tertentu
dalam kondisi steady state dapat ditulis:
G. CAg2 Z +Z
Z
G. CAg1 Z
Gambar 2. Perpindahan Massa
-
3
Neraca massa :
Kecepatan masuk kecepatan keluar=kecepatan akumulasi
G.A.CAg z - G.A.CAg zz - AgASCa CCAK .. . Z = 0 ..2
Persamaan (2) dibagi Z, sehingga:
zA
CAgAGCAgAG ZZZ
.
....AgASCa CCK .
0AzLimzA
CAgAGCAgAG ZZZ
.
....AgASCa CCK .
)(..
AgAsCa
AgCCK
dz
CdG
dzG
K
CC
dCCa
AgAs
Ag
dzG
K
CC
dCCa
C
C AgAS
AgAg
Ag
2
1)(
Missal: x = CAS-CAg
dx = -CAg
L
Ca
C
C
dzG
K
x
dxAg
Ag 0
2
1
LCaC
C zG
KxLn Ag
Ag 02
1.
LG
K
CC
CCLn Ca
AgAS
AgAS.
2
1
Pada aliran masuk belum ada zat padat yang terikat, sehingga CAg dianggap
nol,sehingga
LG
K
CC
CCLn Ca
AgAS
AgAS.
2
1
AgAS
ASCa
CC
CLn
L
GK ..3
-
4
Kecepatan perpindahan massa zat padat dalam gas ekivalen dengan
pengurangan berat zat padat satuan waktu, maka dapat ditulis:
t
mCCAG AgAS )(. 21
Karena CAg1 = 0 ,maka
t
mCCAG AgAS )(. 11
tA
mGCAg
.
.1
1 ..4
Persamaan (4) disubstitusikan ke (3) menjadi:
tAG
mC
CLn
L
GK
AS
ASCa
..
..5
Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap besarnya koefisien transfer massa
dapat ditentukan dengan analisa dimensi:
KCa= f (G. Dt. Ds. L. . .C )
t-1
= k (Lt-1
)a (L)
b (L)
c (L)
d (ML
-3)
e (ML
-1t-1
)f (ML
-2)g
M = e +f + g = 0 ..6
L = a + b + c + 3e f - 3g = 0 ..7
t = -a f = -1 ..8
Dari persamaan (6) diperoleh :e=-f-g
(8) diperoleh:a=1-f
Persamaan yang diperoleh disubstitusikan ke (7):
(1-f) + b + c + d 3 ( -f g) f 3 g = 0
1 + f + b + c + d = 0
B = -d c f c
t-1
= K (G) 1-f
(Dt)-d-c-f-1
(DS)c(L)
d()-f-g()f(C)g
Kca=K G(G)1-f
(Dt)-d
(Dt)c(Dt_)
-f(Dt)
-1(Ds)
c(L)
d()-f()-g()f(C)g
= K G Dt -1
(G-1
Dt-1
-1 )f(Dt-1 L)d(Dt-1 DS)c(-1t)g
-
5
=
gcdf
C
Dt
Ds
Dt
L
GDtDt
KG ..(9)
KCA = Dt
KG
Dengan C
Dt
Ds
Dt
L
GDt
Dengan mengasumsi L sebagai suatu peubah, sedangkan besaran- besaran
lainnya tetap,maka dari persamaan (9) didapat:
Log K CA = Log K+(Log G-Log Dt)-[f Log -f Log (G Dt )]+(d Log L d Log
Dt)+(c Log Ds-cLog Dt)+(g Log c-g Log )
=d Log L +[Log K + Log G+fLog +c Log Ds+g Log c-Log Dt-f Log (G Dt )-d Log Dt
g Log ]
Log KCA =d Log L + c
-
6
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Alat
2.1 Tabung gelas
2.2 Statif
2.3 Blower
2.4 Timbangan
Bahan
2.1 Naptalen (C10H8)
2.2 Aliran gas (udara)
2.2 Rangkaian Alat 1
3 2
Keterangan
1. Tabung gelas dengan tutup
2. Tumpukan naptalen
3. Statif
4 4. Blower
Gambar 3. Rangkaian Alat Transfer Massa
-
7
2.3 Diagram Alir Cara Kerja
.
-
8
2.4 Analisa Perhitungan
*) Menentukan Luas
- Luas penampang tabung gelas : At = . 3,14 . Dt2
- Luas penampang pipa: Ap = 1/4 . 3,14 . Dp2
Dimana: At = Luas penampang tabung gelas (cm2)
Ap = Luas penampang pipa (cm2)
Dt = Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp = Diameter dalam pipa (cm)
*) Menentukan Kecepatan linier Gas
G = Ap
G'
Dimana: G = Kecepatan limier udara (cm/dt)
G = Kecepatan volumetric udara (cm3/dt)
*) Menghitung Koofisien transfer massa (KCa)
KCa=
tAtG
MC
CLN
L
G
AS
AS
..
Dimana: KCa = Koefisien transfer massa keseluruhan volumetric(detik)
L = Tinggi tumpukan (cm)
M = Mol Naftalen yang tersumblimasi (gmol)
CAS = Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm)
*) Menghitung % kesalahan
% Kesalahan = %100XYdata
YterhitungYdata
-
9
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Diketahui :
Kecepatan udara masuk : 360 cm3/dtk
Cs : 4,5982.10-6
Diameter tabung : 6 cm
BM Napthalen : 128 gr/gmol
Luas penampang tabung : 28,26 cm2
Diameter pipa : 1,4 cm
Luas penampang pipa : 1,5386 cm2
Untuk L= 3,5 cm
no t (detik) Massa Naftalen (gr)
W (g) M (gmol) Awal Akhir
1 140 79,5301 79,385 0,1451 0,0011
2 280 79,385 79,2333 0,1517 0,0012
3 420 79,2333 79,0822 0,1511 0,0012
4 560 79,0822 78,9208 0,1614 0,0013
5 700 78,9208 78,7557 0,1651 0,0013
2100 396,1514 395,377 0,7744 0,0061
-
10
Untuk L= 5,5 cm
no t (detik) massa naftalen (gr)
W (g) M (gmol) Awal Akhir
1 140 107,1015 106,9131 0,1884 0,0015
2 280 106,9131 106,6884 0,2247 0,0018
3 420 106,6884 106,4634 0,2250 0,0018
4 560 106,4634 106,2274 0,2360 0,0018
5 700 106,2274 105,9816 0,2458 0,0019
2100 533,3938 532,2739 1,1199 0,0087
Untuk L= 7,5 cm
no t (detik) Massa Naftalen (gr)
W (g) M (gmol) Awal Akhir
1 140 140,6283 140,4596 0,1687 0,0013
2 280 140,4596 140,1296 0,33 0,0026
3 420 140,1296 139,8542 0,2754 0,0022
4 560 139,8542 139,5766 0,2776 0,0022
5 700 139,5766 139,305 0,2716 0,0021
2100 700,6483 699,325 1,3233 0,0103
-
11
PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Secara teori hubungan antara koefisien transfer massa dengan tinggi tumpukan kapur
barus (naftalen) adalah semakin tinggi tumpukan kapur barus (naftalen) maka harga
koefisien transfer massa semakin kecil, hal ini dapat dijelaskan dengan rumus:
KCA =
Dari persamaan yang digunakan dalam perhitungan dapat diketahui bahwa harga KCA
berbanding terbalik dengan harga L, sehingga semakin besar harga L maka semakin kecil
harga KCA.
Pada percobaan transfer massa digunakan naftalen dengan ketinggian tumpukan yang
berbeda yaitu 3,5 cm, 5,5 cm, dan 7,5cm. Perbedaaan ketinggian tumpukan naftalena
menyebabkan nilai KCA yang berbeda pula. Semakin tinggi tumpukan naftalena, semakin
kecil nilai KCA. Hal ini disebabkan karena ketinggian Naftalena menghambat laju alir
udara menuju ke tumpukan naftalena paling atas. Sehingga transfer massa paling besar
terjadi pada bagian paling bawah, dimana tumpukan paling bawah dekat dengan datangnya
udara masuk selain itu dapat diketahui bahwa semakin tinggi tumpukan kapur barus berarti
selubung gasnya semakin tebal dan tahanan udaranya semakin besar sehingga nilai
koefisien transfer massanya (KCA) semakin kecil.
tAtG
mCAs
CAs
L
G
..
ln
-
12
Gambar 4. Grafik Hubungan log KCa vs log L
Hubungan tinggi tumpukan naftalen dan nilai KCA juga dapat dilihat dari grafik. Dari
grafik di atas diperoleh semakin rendah tumpukan naftalen berarti semakin besar luas
permukaan kontak antar naftalen dengan udara, sehingga transfer massa antara kedua fasa
akan semakin besar dan kecepatan transfer massanya juga akan semakin besar.
Pada percobaan ini didapat persen kesalahan rata-rata 0,5522%. Persen kesalahan
ini dapat terjadi karena sebagian besar naftalen yang tersedia sudah jenuh karena sudah
terlalu sering digunakan dalam percobaan, sehingga dapat mempengaruhi harga w
akibatnya harga KCA yang dihasilkan tidak maksimal. Kurangnya ketelitian dalam
penumpukan naftalen dan pembacaan ketinggian tumpukan naftalen dalam tabung gelas
didapatkan persentase kesalahan. Selain itu jarak ketinggian (range) naftalen yang
ditentukan dalam percobaan cukup kecil sehingga perbedaan harga KCA juga kecil.
-
13
BAB IV
KESIMPULAN
1. Semakin besar tinggi tumpukan kapur barus (naptalen) maka semakin kecil
koefisien transfer massanya.
2. Hasil percobaan diperoleh:
a. Percobaan I dengan L =3,5 cm diperoleh harga KCA = 0,0190 detik-1
b. Percobaan II dengan L=5,5 cm diperoleh harga KCA = 0,0175 detik-1
c. Percobaan III dengan L=7,5 cm diperoleh harga KCA = 0,0152 detik-1
d. Persen kesalahan rata-rata : 0,5522%
3. Dengan metode Least square diperoleh harga KCA untuk berbagai L mengikuti persamaan
linier =
Y= -0,28861 x - 1,55813
-
14
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G, 1978, Unit Operation, Modern Asia Edition, Tokyo.
Hardjono, 1985, Operasi Teknik Kimia II, Edisi Pertama, Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik UGM.
Mc Cabe, dkk. 1983, Operasi Teknik Kimia Edisi keempat, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Treyball, R.E, 1981, Mass Transfer Operation, Third Edition, Mc.Graw Hill Book
Company, New York.
-
15
LAMPIRAN
A. Cara Perhitungan
Luas penampang tabung: A = . . (Dt2)
= . 3,14 . (6 cm)2
= 28,26 cm2
Luas penampang pipa: A = 1/4 . .(Dp2)
= . 3,14 . (1,4 cm)2
= 1,5386 cm2
Kecepatan udara masuk : 5386,1
360G cm/dt
= 233,9789 cm/dt
Menentukan Harga Koefisien Transfer Massa (KCa)
Pada L =3,5 cm
Untuk data 1, M = 0,001134 gm
KCa=
tAG
MC
CLN
L
G
AS
AS
..
= 0,0178 dt-1
)140)(26,28)(/9789,233(
/001134,0/0000045982,0
/0000045982,0ln
5,3
/9789,233
2
3
3
dtkcmdtkcm
cmgmolcmgmol
cmgmol
cm
dtkcmKca
-
16
Unutk data selanjutnya, perhitungan dengan cara yang sama sehingga diperoleh data:
no M (gmol) kCa (dt-1)
1 0,001134 0,0178
2 0,001185 0,0186
3 0,001180 0,0185
4 0,001261 0,0198
5 0,001290 0,0203
0,006050 0,0950
Tabel 1. Perhitungan KCa dengan ketinggian tumpukan 3,5 cm
Kca rata-rata=3
kCa=
3
0950.0=0.0190
Pada L =5,5 cm
Untuk data 1, M=0,001472
KCa=
tAG
MC
CLN
L
G
AS
AS
..
= 0,0147 dt-1
)140)(26,28)(/9789,233(
/001472,0/0000045982,0
/0000045982,0ln
5,5
/9789,233
2
3
3
dtkcmdtkcm
cmgmolcmgmol
cmgmol
cm
dtkcmKca
-
17
Untuk data yang lainnya analog dan didapat nilai seperti yang terdapat dalam table berikut :
no M (gmol) kCa
1 0,001472 0,0147
2 0,001755 0,0175
3 0,001758 0,0176
4 0,001844 0,0184
5 0,001920 0,0192
0,008749 0,0875
Tabel 2. Perhitungan KCa dengan ketinggian tumpukan 5,5 cm
Kca rata-rata=3
kCa=
3
0875.0=0.0175
Pada L =7,5 cm
Untuk data 1, M=0,001318
KCa=
tAG
MC
CLN
L
G
AS
AS
..
= 0,0097 dt-1
)140)(26,28)(/9789,233(
/001318,0/0000045982,0
/0000045982,0ln
5,7
/9789,233
2
3
3
dtkcmdtkcm
cmgmolcmgmol
cmgmol
cm
dtkcmKca
-
18
Untuk data yang lainnya analog dan didapat nilai seperti yang terdapat dalam table berikut :
no M (gmol) kCa
1 0,001318 0,0097
2 0,002578 0,0189
3 0,002152 0,0158
4 0,002169 0,0159
5 0,002122 0,0156
0,010338 0,0758
Tabel 3. Perhitungan KCa dengan ketinggian tumpukan 7,5 cm
Kca rata-rata=3
kCa=
3
0758.0=0.0152
Menentukan hubungan KCa dan L
Bentuk umum: Y= aX + b
Dimana: Y = Log KCa
X = Log L
a = slope
b = intersep
a = (n*XY - X*Y) / (n*X2 (X)2)
b = (Y a* X) / n
-
19
no L Kca x=log L y=logkca x x.y
1 3,5 0,0190 0,544068 -1,721109 0,296010 -0,936400
2 5,5 0,0175 0,740363 -1,757162 0,548137 -1,300937
3 7,5 0,0152 0,875061 -1,819361 0,765732 -1,592053
16,5 0,0517 2,159492 -5,297632 1,609879 -3,829390
Tabel 4. Hubungan log Kca dengan log L
a = ((3)(-3,829390)-(2,159492)(-5,297632)) / ((3)(1,609879)-(2,159492)2)
= -0,28861
b = ((-5,297632)-( -0,28861)( 2,159492)) / 3
= -1,55813
Y= aX + b
Log KCa = -0,28861 Log L-1,55813
Menghitung % kesalahan
% Kesalahan = %100XYdata
YterhitungYdata
Persamaan : Log KCa = -0,28861 Log L-1,55813
Y hitung= -0,28861 log L -1,55813
= -0,28861 (0,544068) 1,55813
= -1,715150
-
20
% Kesalahan = %100721109,1
)715150,1(721109,1X
= 0,346194%
Untuk data yang lainnya analog dan didapat nilai seperti yang terdapat dalam table berikut :
no x=log L y=logkca y hitung %kesalahan
1 0,544068 -1,721109 -1,715150 0,346194
2 0,740363 -1,757162 -1,771803 0,833244
3 0,875061 -1,819361 -1,810678 0,477259
2,159492 -5,297632 -5,297632 1,656698
Tabel 5. Y perhitungan dan persentase kesalahan
% kesalahan rata-rata = 3
%kesalahan
= 3
656698,1
= 0,5522 %
-
21
Membuat grafik hubungan antara log kCa dengan log L
Gambar 4. Grafik Hubungan log KCa vs log L
-
22
B. Tanya Jawab
1. Dustini Dewi Puspita (121100049)
Semakin tinggi naftalen semakin rendah harga kCa, Jelaskan!
teori hubungan antara koefisien transfer massa dengan tinggi tumpukan kapur barus
(naftalen) dapat dijelaskan dengan rumus:
KCA =
Dari persamaan yang digunakan dalam perhitungan dapat diketahui bahwa harga KCA
berbanding terbalik dengan harga L, sehingga semakin besar harga L maka semakin kecil
harga KCA.
Dan berdasarkan hasil percobaan yang ada semakin tinggi tumpukan naftalena, semakin
kecil nilai KCA. Hal ini disebabkan karena ketinggian Naftalena menghambat laju alir
udara menuju ke tumpukan naftalena paling atas. Sehingga transfer massa paling besar
terjadi pada bagian paling bawah, dimana tumpukan paling bawah dekat dengan datangnya
udara masuk dan semakin rendah tumpukan naftalen berarti semakin besar luas permukaan
kontak antar naftalen dengan udara, sehingga transfer massa antara kedua fasa akan
semakin besar dan kecepatan transfer massanya juga akan semakin besar selain itu dapat
diketahui bahwa semakin tinggi tumpukan kapur barus berarti selubung gasnya semakin
tebal dan tahanan udaranya semakin besar sehingga nilai koefisien transfer massanya
(KCA) semakin kecil.
tAtG
mCAs
CAs
L
G
..
ln
-
23
2. Yunita Fitri (121100080)
Pada percobaan ini digunakan naftalena, apa yang menyebabkan adanya transfer
massa pada percobaan ini dan kenapa bisa terjadi tranfer massa .
Pada percobaan ini ada tiga hal yang menyebabkan transfer massa dapat terjadi yaitu
perbedaan konsentrasi, perbedaan fasa, dan gaya pendorong. Kondisi ini dapat terjadi
karena adanya perbedaan konsentrasi dari masing2 fasa sehingga menyebabkan transfer
massa. Selain itu adanya gerakan (transfer massa) dalam suatu sistem disebabkan oleh gaya
pendorong (driving force) yang dapat terjadi karena adannya perbedaan konsentrasi. Gaya
pendorong ini akan merubah kondisi system ke kesetimbangan dimana pada semua bagian
system konsentrasinya sama.
3. Ahmad Putut (121100060)
Apa tujuan dari percobaan ini? Mengapa menggunakan naftalena?
Tujuan dari percobaan ini untuk mencari besarnya koefisien transfer massa (Kca) dengan
menggunakan variabel tinggi tumpukan(L) naftalen, dalam percobaan ini menggunakan
kapur barus. Naftalen digunakan karena sifatnya yang mudah menguap dan merupakan
bahan yang ada dalam laboratorium. Jika ingin menggunakan bahan lain itu dapat
dilakukan.
cover.1 printKATA PENGANTAR printDAFTAR ISI printDAFTAR LAMBANGDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELINTISARIWORD TRANSFER print