Training Needs Analysis1
-
Upload
alan-andika-priyatama -
Category
Documents
-
view
37 -
download
0
Transcript of Training Needs Analysis1
Training Needs Analysis
Adhyatman Prabowo, S.Psi1
TNA
ANALISIS KEBUTUHAN
Suatu proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka
mengidentifikasi bidang-bidang, faktor-faktor apa saja yang perlu
ditingkatkan atau diperbaiki (individu – organisasi)
2
3
THE NEEDS ASSESSMENT PROCESSTHE NEEDS ASSESSMENT PROCESS
Sebab-sebab atau titik penekanan
PeraturanLemahnya keahlian dasarKinerja yang burukTeknologi baruPermintaan pelangganProduk baruStandar kinerja yg tinggiPekerjaan baruDukungan untuk strategi bisnis
Organizationalanalysis
Personanalysis
opreasionalanalysis
Who needs training?
Apakah konteksnya?
Ap
a ke
bu
tuh
an p
elat
ihan
mer
eka?
Hasil
Apa yang harus dipelajariSiapa yang mendapat pelatihanTipe pelatihanFrekwensi pelatihanKeputusan beli atau buat pelatihanPelatihan atau opsi lainnya
Prinsip 5 W 1 H
Who : Siapa orang yang akan diberikan pelatihan
Why : Kenapa pelatihan diperlukan
When : Waktunya pelatihan
Where: Dimana pelatihannya diberikan
What : Jenis pelatihan diberikan
How : Bagaimana cara memberikan pelatihannya 4
DASAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Menghilangkan atau mengurangi gap (kesenjangan) antara kenyataan saat ini dengan standar yang diharapkan
5
CAKUPAN DATA ANALISIS
1. Alasan penyelenggaraan2. Peserta (penyesuaian metode)3. Pekerjaan (pada institusi)4. Materi (Isi Materi)5. Dukungan (Manajer)6. Biaya (menghitung Return Of
Investment/ROI)
6
SUMBER PENETAPAN METODE PELATIHAN
1. Riset/survey (critical incidents research, working climate survey, costumer sevice survey, red institusi)
2. Evaluasi-penilaian3. Perencanaan4. Perubahan prosedur dan perkembangan
Ilmu pengetahuan dan teknologi5. Perencanaan pengembangan
diri/sumberdaya
7
Tujuan Analisis Kebutuhan1. Memastikan – pelatihan merupakan solusi
atas suatu masalah2. Memastikan bahwa peserta pelatihan –
individu yang tepat3. Memastikan bahwa pengetahuan dan
ketrampilan yang diajarkan sesuai dengan tuntutan solusi atas suatu masalah
4. Mengidentifikasi jenis dan metode yuang sesuai
5. Memastikan alasan penyelenggaraan adalah kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap kerja
6. Memastikan keuntungan dan kerugian penyelenggaraan pelatihan
8
Format Pelatihan
1. Ruang kelas - Classroom setting2. Belajar mandiri (self study or
self journey)3. Belajar dari pengalaman
(Experiential learning or learning by doing)
9
Fokus Materi Pelatihan
Harus selalu diarahkan dan didasarkan pada kebutuhan peserta (analisis kebutuhan/Needs Analysis) dalam situasi riil/nyata. Kebutuhan dimaksud dapat menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1. Kehidupan seseorang,2. Keluarga,3. Masyarakat,4. Pekerjaan-bisnis
10
PRINSIP TRAINING
Segala hal yang harus diperhatikan, ditegakkan dan dijalankan dalam aktifitas
training.
Prinsip training dikembangkan berdasarkan kategori peserta (anak-anak, remaja, dewasa, lansia) menyangkut kesiapan
psikologis untuk terlibat dalam program training dan sekaligus model
pembelajarannya.
11
Benjamin Bloom…….• Ranah Kognitif (intelektual) meliputi;
1. Pengetahuan,
2. Pemahaman,
3. Penerapan,
4. Analisis,
5. Sintesis,
6. Evaluasi
• Ranah Afektif (Sikap) meliputi;
1. Penerimaan
2. Partisipasi,
3. Penilaian,
4. Organisasi,
5. Internalisasi
• Ranah Psikomotoris (Tindakan) meliputi;
1. Persepsi,
2. Kesiapan12
Perubahan Perilaku
Ranah (kognitif, afektif, psikomotoris) sebagaimana dikemukakan B. Bloom dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk mengarahkan pada terjadinya perubahan
perilaku sesuai yang diharapkan/dirumuskan dalam tujuan
penyelenggaraan training.
13
PERBEDAAN KARAKTER
ASPEK ANAK & REMAJA DEWASA & LANJUT USIA
KONSEP DIRI Tergantung orang lain, belum matang
Mandiri, memiliki prinsip, matang
PENGALAMAN Terbatas, dan masih sedikit
Bermacam-macam dan banyak
PERSPEKTIF WAKTU
Belajar = mempersiapkan
masa depan
Belajar = memecahkan masalah
KESIAPAN Belum siap Sudah siap
KONDISI FISIK Sedang berkembang Mulai menurun
14
Perbedaan Karakter(Model Pendidikan Pedagogi – Andragogi)
ASPEK PAEDAGOGI ANDRAGOGIKONSEP DIRI Tergantung orang
lain, belum matangMandiri, memiliki prinsip, matang
PENGALAMAN Terbatas, dan masih sedikit (kurang
sekali)
Kaya pengalaman sbg sumber belajar
PERSPEKTIF WAKTU
Aplikasi kemudian Aplikasi secepatnya
KESIAPAN BELAJAR
Perkembangan biologis & tekanan
sosial
Tugas perkembangan dari peranan sosial
ORIENTASI THD BELAJAR
Berpusat pada pelajaran
Berpusat pada masalah
15
PENDEKATAN RANCANGAN dan PROSES BELAJAR
ASPEK PAEDAGOGI ANDRAGOGIIKLIM Orientasi pd otoritas,
persainganKerjasama, saling menghormati
DIAG. KEBUTUHAN
Oleh guru/instruktur Sendiri
PERENCANAAN Oleh guru/instruktur Perencanaan bersama
PERUMUSAN TUJUAN
Oleh guru/instruktur Dilakukan bersama
RANCANGAN Pelajaran bersifat logik Kesiapan belajar yang konsekuen
KEGIATAN Teknik Penyampaian Mencari sendiri
EVALUASI Oleh guru/instruktur Mendiagnosa kembali kebutuhan secara berencana 16
KLASIFIKASI HASIL BELAJAR
Howard Kingsley
Robert M. Gagne
Benjamin Bloom
Ketrampilan & kebiasaan
Informasi Verbal Ranah Kognitif
Pengetahuan dan pengertian
Ketrmpilan intelektual
Ranah Afektif
Sikap dan cita-cita
Strategi kognitif Ranah Psikomotoris
Sikap
Ketrampilan Motoris
17
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Hubungan Peserta - Pelatih
Hubungan Peserta - Panitia
Ruang Kelas/lokasi Kegiatan
Akomodasi
Hubungan Antar Peserta
Metode Belajar
Materi Aplikatif
Pengakuan, Perlakuan orang dewasa
Tahu tujuan dan proses
IKLIM
18
PROSES TRAINING
Membantu peserta agar:
1. Memiliki kesiapan dan kesediaan meninjau pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan ketramilan serta menumbuhkan usaha untuk mengubah hal-hal yang tidak sesuai.
2. Mengenal kekuatan dan kelemahan yang mendukung dan menghambat perubahan serta kesediaan mengambil dan menetapkan langkah ke depan.
3. Mampu merumuskan perubahan yang diinginkan
4. Mempraktekkan perubahan saat training maupun dalam dunia nyata.
5. Mampu mnegintegrasikan berbagai hal yang diperoleh dalam kerangka pengembangan diri. 19
BAGAIMANA MENJALANKAN PROSES TRAINING
1. Perkenalkan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, ketrampilan baru yang lebih baik
2. Mempertahankan dan memperkuat berbagai hal diatas yang dianggap masih potensial
3. Meniadakan pengetahuan yang tidak sesuai
20
LANGKAH PENCAPAIAN
1. Penyajian kegiatan dan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta cara melaksanakan
2. Pengerjaan dan pengolahan kegiatan dilakukan secara pribadi
3. Pengerjaan dan pengolahan pembelajaran diatur dalam kelompok kecil
4. Pengembangan hasil pegolahan kegiatan secara pribadi dan kelompok dalam pleno
5. Penambahan dan perluasan wawasan dilakukan melalui pemberian pengetahuan oleh trainer
6. Melakukan evaluasi atas kegiatan yang sudah dilaksanakan.
21
Pendekatan Training
1. Ekshortatif, pendekatan training dilakukan dengan cara memberikan instruksi, pengarahan dan ceramah.
2. Ilmiah, pendekatan training dengan menyampaikan pada para peserta, konsep, teori, hasil penelitian dalam berbagai bidang.
3. Pendekatan Praktis (terjun langsung), pendekatan training dengan menempatkan peserta pada pusat kejadian dan situasi yang sebenanrnya atau melalui simulasi.
Catatan: kegiatan training akan efekttif bilamana porsi keterlibatan peserta 60% dan 40% oleh trainer.
22
METODE TRAINING
Metode merupakan cara yang dipikirkan secara masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Metode training mrupakan cara yang ditempuh dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan training yang didalamnya memuat sesi-sesi (atau bagian) meliputi:1. Bagian pertama/bagian awal2. Bagian pengolahan/Isi3. Bagian akhir
23
Bagian Awal
Bagian awal ini biasanya merupakan sesi perkenalan, diharapkan dapat membantu peserta training agar tidak merasa terasing.
Secara psikologis kondisi tersebut akan mendorong seseorang untuk lebih terbuka baik pada dirinya maupun orang lain.
Metode pemanasan, sebagai pengganti jika seluruh peserta suah saing mengenal.
24
Bagian Tengah/Isi
Bagian ini merupakan metode pengolahan kegiatan training, yang berisikan sesi-sesi materi yang disajikan.
Metode pengolahan sesi dibagi menjadi 4 (empat)1. Informatif.2. Partisipatif.3. Partisipatif-eksperiensial.4. Eksperiential.
25
1. METODE INFORMATIF
Tujuan:Menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta dan pemikiran.
Bentuk:a.Pengajaran kuliah (lecture)b.bacaan terarah (direct reading)c.Diskusi panel (panel discussion).
26
2. METODE PARTISIPATIF
Tujuan:Melibatkan peserta dalam pengolahan training
Bentuk:1. Pernyataan (statement)2. Curah pendapat (brainstorming)3. Audiovisual (audio-visual)4. Diskusi kelompok (group discussion)5. Kelompok bincang-bincang (buzz group)6. Forum (Forum)7. Studi kasus (case study)8. Peristwa (incident)9. Peragaan (role play).
27
3. MET. PART-EKSPERIENTIAL
Tujuan:Melibatkan peserta dengan mengikutsertakan peserta dan memberi kemungkinan pada peserta untuk mengalami apa yang diolah dalam training
Bentuk:1. Pertemuan (meeting)2. Simulasi (Simulation exercise)3. Demontrasi (Demontration).
28
3. METODE EKSPERIENTIAL
Tujuan:Melibatkan peserta dengan penuh pengalaman untuk belajar “sesuatu” dari pengalamannya.
Bentuk:1. Ungkapan kreatif (creative expression)2. Penugasan (assigment installment)3. Lokakarya (Workshop)4. Kerja proyek (work project)5. Tinggal di tempat (field placement)6. Hidup di tempat (live in)7. Permainan manajemen (management game)8. Latihan kepekaan(laboratory/sensitivity training).
29
BAGIAN AKHIR
Merupakan metode penyimpulan kegiatan training dan evaluasi
Kesimpulan Training:Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan training, semua sesi dalam training dan telah diolah bersama sedemikian rupa, kemungkinan-kemungkinan follow up serta harapan-harapan peserta.
EvaluasiMerupakan metode pengumpulan data dan bahan yang akan dianalisis dan disimpulkan guna melihat segala sesuatu yang terjadi dalam training dan pengaruhnya bagi peserta
30