Trafo CT Acc
-
Upload
adam-muhammad-samodra -
Category
Documents
-
view
322 -
download
16
Transcript of Trafo CT Acc
BAB III
TRANSFORMATOR CT & TANPA CT
3.1 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja transformator CT dan tanpa CT.
2. Mengetahui penggunaan transformator CT dan tanpa CT.
3. Mengetahui perbedaan transformator CT dan tanpa CT.
3.2 Alat dan Bahan
1. Sumber tegangan AC.
2. Transformator CT 5 Ampere.
3. Transformator tanpa CT 3 Ampere.
4. Multimeter.
5. Jumper.
3.3 Gambar Rangkaian
Gambar 3.1 Rangkaian trafo CT
Gambar 3.2 Rangkaian trafo CT
Gambar 3.3 Rangkaian trafo tanpa CT
3.4 Langkah Percobaan
3.4.1 Transformator CT Sama Sisi
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai jumper ke transformator, terminal 1 menyambungkan
dengan CT dan terminal 2 menyambungkan 12 V pada sisi yang sama
dengan CT.
3. Mengukur tegangan pada transformator dengan menggunakan
multimeter dan mencatat pada tabel percobaan.
4. Melakukan langkah percobaan nomor 2 pada setiap terminal, dengan
urutan CT dengan 18 V, CT dengan 25 V, CT dengan 32 V, 12 V
dengan 18 V, 12 V dengan 25 V, 12 V dengan 32 V, 18 V dengan 25 V,
18 V dengan 32 V, dan 25 V dengan 32 V.
5. Mengukur tegangan pada transformator setiap pergantian terminal
dengan menggunakan multimeter dan mencatat pada tabel percobaan.
3.4.2 Transformator CT Beda Sisi
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai jumper ke transformator, terminal 1 menyambungkan
dengan 12 V dan terminal 2 menyambungkan 18 V pada sisi yang
berbeda.
3. Mengukur tegangan pada transformator dengan menggunakan
multimeter dan mencatat pada tabel percobaan.
4. melakukan langkah percobaan nomor 2 pada setiap terminal, dengan
urutan 12 V dengan 25 V, 12 V dengan 32 V, 18 V dengan 25 V, 18 V
dengan 32 V, dan 25 V dengan 32 V.
5. Mengukur tegangan pada transformator Setiap pergantian terminal
dengan menggunakan multimeter dan mencatat pada tabel percobaan.
3.4.3 Transformator Tanpa CT
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. merangkai jumper ke transformator, terminal 1 menyambungkan
dengan 0 V dan terminal 2 menyambungkan 6 V.
3. mengukur tegangan pada transformator dengan menggunakan
multimeter dan mencatat pada tabel percobaan.
4. Melakukan langkah percobaan nomor 2 dengan mengkombinasikan
setiap terminal sampai menghasilkan 36 kombinasi terminal.
5. Mengukur tegangan pada transformator dengan menggunakan
multimeter dan mencatat pada tabel percobaan.
3.5 Data Percobaan
Tabel 3.1 Pengukuran Tegangan Transformator CT Sama Sisi
Terminal 1 Terminal 2 Tegangan (V)
CT 12 12,618 19,225 27,532 35,6
12 18 6,025 14,232 22,3
18 25 7,732 15,9
25 32 7,7
Tabel 3.2 Pengukuran Tegangan Transformator CT Beda Sisi
Terminal 1 Terminal 2 Tegangan (V)
12 18 32,325 40,532 48,8
18 25 47,132 55,5
25 32 72,0
Tabel 3.3 Pengukuran Tegangan Transformator Tanpa CT
Terminal 1 (V)
Terminal 2 (V) Tegangan (V)
0 6 6,29 9,312 12,815 16,218 19,520 2225 27,430 33
6 9 2,812 6,215 9,418 12,820 15,225 20,430 26,5
9 12 3,015 6,218 9,420 11,825 17,130 23,2
12 15 2,718 6,220 8,325 14,030 19,5
15 18 3,020 5,025 10,730 16,2
18 20 1,825 7,630 12,7
20 25 5,230 10,6
25 30 5,0
3.6 Analisis dan Pembahasan
3.6.1 Transformator CT Sama Sisi
Gambar 3.4 Rangkaian trafo CT sama sisi
Transformator yang memiliki titik center tap, titik center tap adalah
titik tengah lilitan sekunder pada transformator CT yang dihubungkan
keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai ground.Transformator CT hanya
menggunakan 2 dioda untuk proses penyearahan arus listrik.
Kawat pada transformator CT lebih kecil dibandingkan dengan
transformator biasa (untuk daya yang sama) atau arus maksimum yang
dapat dialirkan 1 gulungan pada transformator CT hanya 1/2 arus
maksimum transformator biasa, oleh karena itu Transformator ini yang
berfungsi untuk mengubah arus besar menjadi arus kecil, sehingga dapat
diukur dengan amperemeter.
3.6.1.1 Transformator CT Sama Sisi
Rumus Perhitungan
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
Perhitungan
CT dengan 12 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 12 - 0
= 12 V
CT dengan 18 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 18 – 0
= 18 V
CT dengan 25 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 25 – 0
= 25 V
CT dengan 32 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 32 – 0
= 32 V
12 V dengan 18 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 18 – 12
= 6 V
12 V dengan 25 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 25 – 12
= 13 V
12 V dengan 32 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 32 – 12
= 20 V
18 V dengan 25 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 25 – 18
= 7 V
18 V dengan 32 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 32 – 18
= 14 V
25 V dengan 32 V
Hasil ukur = ¿ terminal2−terminal1∨¿
= 32 – 25
= 7 V
Tabel 3.4 Pengukuran dan Perhitungan Tegangan Transformator CT Sama Sisi
Terminal 1 Terminal 2
HasilPengukuran (V) Perhitungan (V)
CT 12 12,6 1218 19,2 1825 27,5 2532 35,6 32
12 18 6,0 625 14,2 1332 22,3 20
18 25 7,7 732 15,9 14
25 32 7,7 7
Berdasarkan tabel diatas perbedaan perhitungan dengan pengukuran
tidak terlalu jauh. Namun data pengukuran lebih besar daripada data
perhitungan. Hal ini disebabkan karena tegangan sumber yang naik turun, jadi
saat pengukuran tegangan dari sumber sedang naik.
3.6.1.2 Transformator CT Beda Sisi
Gambar 3.5 Rangkaian trafo CT beda sisi
Transformator yang memiliki titik center tap, titik center tap adalah
titik tengah lilitan sekunder pada transformator CT yang dihubungkan
keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai ground.Transformator CT hanya
menggunakan 2 dioda untuk proses penyearahan arus listrik.
Kawat pada transformator CT lebih kecil dibandingkan dengan
transformator biasa (untuk daya yang sama) atau arus maksimum yang
dapat dialirkan 1 gulungan pada transformator CT hanya 1/2 arus
maksimum transformator biasa, oleh karena itu Transformator ini yang
berfungsi untuk mengubah arus besar menjadi arus kecil, sehingga dapat
diukur dengan amperemeter.
Rumus Perhitungan
Hasil ukur = ¿ terminal1+terminal 2∨¿
Perhitungan
12 V dengan 18 V
Hasil ukur = ¿ terminal1+terminal 2∨¿
= 12 + 18
= 30 V
12 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 1+ terminal2|
= 12 + 25
= 37 V
12 V dengan 32 V
Hasil ukur = |terminal 1+ terminal2|
= 12 + 32
= 44 V
18 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal1+terminal 2|
= 18 + 25
= 43 V
18 V dengan 32 V
Hasil ukur = |terminal 1+ terminal2|
= 18 + 32
= 50 V
25 V dengan 32 V
Hasil ukur = |terminal 1+ terminal2|
= 25 + 32
= 57 V
Tabel 3.5 Pengukuran dan Perhitungan Tegangan Transformator CT Beda Sisi
Terminal 1 Terminal 2
HasilPengukuran (V) Perhitungan (V)
12 18 32,3 3025 40,5 3732 48,8 44
18 25 47,1 4332 55,5 50
25 32 72,0 57
Berdasarkan tabel diatas perbedaan perhitungan dengan
pengukuran tidak terlalu jauh. Data pengukuran lebih besar daripada data
perhitungan. Perbedaan ini disebabkan oleh tegangan sumber yang naik
turun, jadi saat pengukuran tegangan dari sumber sedang naik.
3.6.2 Transformator Tanpa CT
Gambar 3.6 Rangkaian trafo tanpa CT
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui gandeng magnit berdasarkan pada prinsip elektromagnetik.
Trafo satu fasa tanpa CT sama seperti trafo pada umumnya hanya
penggunaannya untuk kapasitas kecil
Rumus Perhitungan
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
Perhitungan
0 V dengan 6 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 6 – 0
= 6 V
0 V dengan 9 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 9 – 0
= 9 V
0 V dengan 12 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 12 – 0
= 12 V
0 V dengan 15 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 15 – 0
= 15 V
0 V dengan 18 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 18 – 0
= 18 V
0 V dengan 20 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 20 – 0
= 20 V
0 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 25 – 0
= 25 V
0 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 0
= 30 V
6 V dengan 9 V
Hasil ukur = |te rminal2−terminal 1|
= 9 – 6
= 3 V
6 V dengan 12 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 12 – 6
= 6 V
6 V dengan 15 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 15 – 6
= 9 V
6 V dengan 18 V
Hasil ukur = |ter minal2−terminal1|
= 18 -6
= 12 V
6 V dengan 20 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 20 – 6
= 14 V
6 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 25 – 6
= 19 V
6 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 6
= 24 V
9 V dengan 12 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 12 – 9
= 3 V
9 V dengan 15 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 15 – 9
= 6 V
9 V dengan 18 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 18 – 9
= 9 V
9 V dengan 20 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 20 – 9
= 11 V
9 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 25 – 9
= 16 V
9 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 9
= 21 V
12 V dengan 15 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 15 – 12
= 3 V
12 V dengan 18 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 18 – 12
= 6 V
12 V dengan 20 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 20 – 12
= 8 V
12 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 25 – 12
= 13 V
12 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 12
= 18 V
15 V dengan 18 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 18 – 15
= 3 V
15 V dengan 20 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 20 – 15
= 5 V
15 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 25 – 15
= 10 V
15 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 15
= 15 V
18 V dengan 20 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 20 – 18
= 2 V
18 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 25 – 18
= 7 V
18 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 18
= 12 V
20 V dengan 25 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 25 = 20
= 5 V
20 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 20
= 10 V
25 V dengan 30 V
Hasil ukur = |terminal 2−terminal1|
= 30 – 25
= 5 V
Tabel 3.6 Pengukuran dan Perhitungan Tegangan Transformator Tanpa CT
Terminal 1 (V) Terminal 2 (V) HasilPengukuran (V) Perhitungan (V)
0 6 6,2 69 9,3 912 12,8 1215 16,2 1518 19,5 1820 22 2025 27,4 2530 33 30
6 9 2,8 312 6,2 615 9,4 918 12,8 1220 15,2 1425 20,4 1930 26,5 24
9 12 3,0 315 6,2 618 9,4 920 11,8 1125 17,1 1630 23,2 21
12 15 2,7 318 6,2 620 8,3 825 14,0 1330 19,5 18
15 18 3,0 320 5,0 525 10,7 1030 16,2 15
18 20 1,8 225 7,6 730 12,7 12
20 25 5,2 530 10,6 10
25 30 5,0 5
Berdasarkan tabel diatas perbedaan perhitungan dengan pengukuran
tidak terlalu jauh. Perbedaan ini disebabkan oleh tegangan sumber yang naik
turun, jadi saat pengukuran tegangan dari sumber dimungkinkan sedang turun
dan juga bisa dimungkinkan sedang naik karena ketidak stabilan tersebut.
3.7 Kesimpulan
1. Transformator CT memiliki jangkauan output yang lebih besar
dibandingkan transformator biasa karena nilai terminal outout trafo CT
dapat dijumlahkan apabila diletakan beda sisi sedangkan trafo biasa tidak
bisa.
2. Perbedaan perhitungan dan pengukuran tegangan output trafo disebabkan
sumber AC dari PLN yang tidak stabil kadang naik dan kadang turun.
3. Transformator CT berfungsi sama seperti transformator pada umumnya,
yaitu untuk menurunkan dan menaikan tegangan.
4. Semakin besar selisih terminal 2 dan terminal 1 pada transformator biasa,
maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan