TOR Studi Komprehensif Pengendalian LaharSedimen
description
Transcript of TOR Studi Komprehensif Pengendalian LaharSedimen
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 1
KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)/TERM OF REFERENCE (TOR)
Kementerian : Pekerjaam UmumUnit Eselon I : Direktorat Sumber Daya AirProgram : Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan
Pengaman PantaiKegiatan : Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen
kawasan Gunung Merapi di Kab. Tanah DatarHasil : Didapatkan Pola Mitigasi, Zona Bencana dan
Menetapkan Kebutuhan Infrastruktur Pokok UntukMitigasi Bencana akibat Banjir Bandang
I. LATAR BELAKANG
Propinsi Sumatera Barat Daereh yang rawan bencana geologis gempabumi, tanah
longsor, erupsi gunungapi, dan tsunami, kondisi topografi yang bergunung-gunung serta
di beberapa tempat kondisi geologi regionalnya banyak mempunyai daerah patahan.
Kondisi tersebut berdampak pada dinamika geohidrolika sungai-sungai yang berada di
provinsi ini dan mempunyai potensi daya rusak air yang cukup tinggi. Sungai-sungai
dengan kondisi alam seperti tersebut di atas rawan terhadap bencana alam, antara lain
berupa longsoran tebing sungai hingga banjir lahar dingin dan di beberapa daerah
menimbulkan genangan pasir akibat banjir yang membahayakan kehidupan masyarakat
yang bermukim di sekitar daerah kawasan gunung merapi.
Gunung merapi juga telah memberikan manfaat secara langsung maupun tidak
langsung pada kawasan sekitar gunung merapi termasuk pemukiman di lerengnya.
Manfaat langsung berupa material vulkanik yang bermutu untuk bahan bangunan,
sedangkan secara tidak langsung antara lain berupa kesuburan tanah di kawasan
gunung merapi. Secara global, gunung merapi juga memberikan manfaat yaitu sebagai
fungsi penyeimbangan fisik bumi, karena secara rutin mengeluarkan energy magma dari
dapurnya ke permukaan bumi melalui kawahnya.
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 2
Namun demikian, material erupsi yang telah memberikan manfaat berlimpah kepada
manusia tersebut pada saat erupsi dan di kemudian hari kadang kala berpotensi
memberikan ancaman dan bahkan beberapa kali menimbulkan bencana. Ancaman pada
alam sekitar dan pemukim di lerengnya dapat berupa ancaman primer berupa awan
panas, sekunder banjir lahar dingin dan ancaman tersier dapat berupa pengaruh
psikologis pada masyarakat. pada penanggulangan bencana akibat ancaman sekunder
berupa banjir lahar dingin. Lahar dingin merupakan material vulkanis yang tersiram air
hujan setelah kejadian erupsi yang mengalir dan menimbulkan banjir melalui sungai-
sungai yang berhulu di gunung berapi. Berbeda dengan banjir hujan biasa yang
didominasi oleh kandungan air, banjir lahar dingin berupa aliran air hujan yang
bercampur abu vulkanik yang dapat membawa pasir, kerikil, dan bebatuan berbagai
ukuran dan bahkan menghanyutkan apa saja yang diterjangnya.
Mengingat banjir lahar dingin dapat mengandung benda padat dengan porsi yang besar,
maka kekuatan hancurnya akan berlipat dibandingkan dengan banjir hujan biasa.
Kecepatan banjir lahar dingin tergantung pada kecuraman dasar sungai dan hambatan
alami atau hambatan buatan manusia. Kecepatan dan kandungan material vulkanik
lahar dingin akan mempengaruhi daya rusaknya. Akibat yang ditimbulkannya dapat
berupa kerusakan sungai beserta dengan bangunan-bangunan yang ada, misalnya
runtuhnya tebing sungai serta hancurnya jembatan dan dam. Luapan banjir lahar dingin
dapat juga menerjang dan memporak-porandakan wilayah permukiman dan wilayah
kegiatan manusia lainnya, misalnya merusakkan atau memendam rumah dan jalan serta
menghancurkan lahan pertanian.
Bencana banjir lahar dingin dapat ditanggulangi secara komprehensif melalui
pendekatan pengurangan risiko bencana (PRB). Penanggulangan bencana (PB) melalui
pendekatan PRB mempertimbangkan tiga komponen, yaitu ancaman, kerentanan, dan
kapasitas. Upaya mengurangi risiko bencana berarti upaya mengurangi ancaman,
mengurangi kerentanan, dan/atau meningkatkan kapasitas.
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 3
Upaya mengurangi ancaman bencana lahar dingin dapat dilakukan dengan cara
pembuatan atau memperkuat dam penahan dan penampung lahar, serta normalisasi
sungai atau pengerukan material vulkanik yang memenuhi sungai.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, diperlukan studi komprehensif
pengendalian lahar/sedimen kawasan gunung merapi secara komprehensif yaitu antara
lain melakukan identifikasi daerah-darah yang berpotensi terjadinya banjir lahar dingin
beserta penyebab terjadinya bencana, pola pemanfaatan sumber daya alam yang
bersangkutan, kegiatan pengendalian bencana yang telah dan sedang diusahakan
hingga penetapan pola pengendalian bencana dan penetapan infrastruktur pokok
penunjang mitigasi bencana yang dibutuhan.
Salah satu upaya Pemerintah dalam upaya meringankan penderitaan masyarakat akibat
bencana banjir lahar dingin sekaligus sebagai bentuk manajemen pengelolaan sungai
yang integral adalah melalui kegiatan Studi komprehensif pengendalian lahar/sedimen
kawasan gunung merapi Propinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini selanjutnya dapat
ditindak lanjuti dengan SID atau DED sebagai dasar dilaksanakan pembangunan fisiknya
untuk antisipasi terjadinya bencana dikemudian hari.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Maksud kegiatan Studi Komprehensif Pengendalian Lahar/Sedimen
Kawasan Gunung Merapi adalah sebagai bentuk upaya mitigasi bencana alam
dalam aspek persungaian dan pengendalian bencana untuk meminimalisasi
dampaknya terhadap masyarakat di daerah kawasan gunung merapi dan
kelestarian sungai-sungai di daerah studi.
2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan identifikasi kawasan gunung
merapi yang mempunyai potensi banjir lahar dingin, menetapkan pola mitigasi
bencana banjir lahar dingin dan daya rusak air di lokasi studi serta memetakan
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 4
zona bencana bahaya banjir dan menetapkan kebutuhan infra strukturpokok
untukmitigasi bencana akibat bencana banjir lahar dingin.
III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Studi Komprehensif Pengendalian Lahar/Sedimen
Kawasan Gunung Merapi adalah tersedianya Master Plan pengendalian bencana
banjir lahar dingin dan rekomendasi teknis pola pengendalian dan pengelolaan sungai
dikawasan gunung merapi beserta peta zona bencana bahaya banjir lahar dingin dan
program mitigasi bencana bajir lahar dingin yang dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan SID dan DED dikemudian hari.
IV. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan pekerjaan ini berlokasi di Kawasan Gunung Merapi Kabupaten Tanah Datar
Provinsi Sumatera Barat.
V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan Studi Komprehensif Pengendalian Lahar/Sedimen Kawasan Gunung
Merapi ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN sebesarRp. 1.442.760.000,- (Satu
milyar empat ratus empat puluh dua juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah)termasuk
PPN yang terdapat pada DIPA Balai Wilayah Sungai Sumatera V Tahun Anggaran 2014.
VI. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pelaksana Kegiatan adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan dan
Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera V Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum
VII. DATA DASAR
Dalam pelaksanaan pekerjaan dapat digunakan data dasar,antara lain:
1. Peta Jantop/Topkar
2. Peta Geologi Bersistem, Sumatera:
3. Data demografi Kabupaten Tanah Datar, serta Kecamatan-kecamatan dalam
wilayah tersebut.
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 5
4. Data Hidrologi dan Hidrometri di lokasi terkait.
VIII. STANDAR TEKNIS
Standar Teknis yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah:
1 KP-07 Kriteria Perencanaan - Bagian Standar Penggambaran, Tahun 2010 tentang
Kriteria Perencanaan Standar Penggambaran
2 PT-02 Persyaratan Teknis - Bagian Pengukuran, Tahun 2010
3 PT-03 Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Geoteknik, Tahun 2010
4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia, tahun 1971 tentang Syarat-syarat dalam
penulangan Beton Bertulang.
5 SNI 03-2851-1992, Tata cara perencanaan teknis bendung penahan sedimen
6 Surat Keputusan Dirjen Pengairan No. 013/KPTS/A 1996, Tanggal 29 Februari
1996 tentang Pedoman Pengendalian Banjir
a. Volume I : Ringkasan Kriteria dan Pedoman Pengendalian Banjir
b. Vokume II: Pedoman Survey dan Perencanaan
c. Volume III: Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan
7 Pedoman teknis lainnya yang mendukung pekerjaan ini.
8 Pedoman Penetapan Tuang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan kawasan
rawan gempa bumi PerMen PU No 21 tahun 2007.
9 Perencanaan Teknis Bendung Pengendali Dasar Sungai Departemen Permukiman
Dan Prasarana Wilayah Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor : 360/KPTS/M/2004 1 Oktober 2004
IX. STUDI-STUDI TERDAHULU
Dalam pelaksanaan pekerjaan dapat menggunakan studi-studi, literatur, SID maupun
DED dengan sungai sasaran dilokasi studi sebagai bahan referensi.
X. REFERENSI HUKUM
1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air
2 Keputusan Presiden No 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai.
3 Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 6
4 Peraturan Menteri Pu No 18 /PRT/M/2009TentangPedoman Pengalihan Alur
Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai
5 Surat EdaranNomor/SE/M/2012Pedoman Kajian Penetapan Sempadan Sungai
6 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2006tentang pedoman Umum
Mitigasi Bencana
7 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010
tentang pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca Bencana
8 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
9 PeraturanPresiden Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010, Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
10 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 15 Tahun 2011,
Tentang Mitigasi Bencana Gunung Api, Gerakan Tanah, Gempa Bumi dan
Tsunami
11 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana.
XI. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan ini adalah:
1) Membuat rencana kerja dan program
2) Pengumpulan data-data sekunder, seperti:
- topografi wilayah
- geologi regional
- data hidrologi dan klimatogi (data debit, data hujan dan dll)
- data sosial kependudukan
- data kejadian bencana yang pernah terjadi dan kerugian yang ditimbulkan
- peraturan perundang-undangan yang berlalu
3) Inventarisasi kondisi sungai terkini meliputi:
Dokumentasi kondisi sungai (kamera digital dan handycam)
Pendataan bagian sungai yang kritis
Pendataan bangunan eksisting disepanjang koridor sungai yang menjadi
sasaran strudi
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 7
Pendataan jangkauan banjir lahar dingin yang pernah terjadi (daerah
penguasaan sungai), termasuk tinggi banjir yang terjadi.
4) Pengambilan data primer berupa data debit dan data sedimen pada sungai di
kawasan studi Dingin meliputi Pengukuran debit sungai dan pengamatan Muka
Air selama 15 hari serta pengambilan sampel sedimen di beberapa lokasi yang
diperlukan.
5) Pangambilan foto udara dengan teknik Photogrammetri pada sungai di kawasan
gunung berapi.
6) Survey pengukuran situasi, memanjang, melintang alur sungai, dan
pemasangan BM dan CP untuk sungai-sungai yang rawan bencana banjir lahar
dingin.
7) Survey Geologi Teknik berupa survey gelogi permukaan dan survey potensi
sedimen luruh. Inventigasi dengan Bor Inti di 4 (empat lokasi) dengan
kedalaman total 80 m, dan tes pit di 10 titik tersebar.
8) Survey kondisi sosial ekonomi kemasyarakatan
9) Analisa data data sekunder dan perangkuman kondisi sungai eksisting dalam
bentuk matriks
10) Pembuatan pola mitigasi bencana pengendalian bencana, pengendalian dan
pengelolaan sungai.
11) Pembuatan Peta Sungai yang menunjukkan bantaran sungai dan daerah
penguasan sungai.
12) Pembuatan Peta Bahaya (Hazard Map) untuk banjir tahunan tertentu
13) Menetapkan pola penanganan sungai untuk berbagai kondisi sungai berikut
perencanaan desain bangunan persungaian pada ruas contoh
14) Pembuatan RENSTRA lima tahunan dan RAB perkiraan
XII. KELUARAN-KELUARAN
Keluaran-keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Laporan-laporan.
Laporan-laporan yang menunjang hasil studiharus bersesuaian dengan
produk gambar hasil survey dan studi yang dilakukan.
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 8
2. Matriks kondisi sungai dan pola penanganan, pengendalian dan
pengelolaan yang dibutuhkan
3. Peta Mitigasi Bencana
4. Sosialisasi Mitigasi Bencana
5. Peta Sungai yang menunjukkan bantaran sungai dan daerah penguasan
sungai
6. Peta Bahaya untuk banjir lahar dingin
7. Gambar peta situasi sungai.
8. Gambar potongan memanjang dan melintang sungai,
9. Gambar desain perencanaan bangunan sungai pada ruas sungai contoh.
10. RENSTRA lima tahunan dan RAB perkiraan, termasuk untuk kebutuhan
SID/DED dan infrastruktur penunjang pokok, mitigasi bencana banjir lahar
dingin.
XIII. PERALATAN, MATERIAL, PERSONILDAN FASILITAS DARI PEJABAT
PEMBUAT KOMITMEN
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan jasa konsultasi.
XIV. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PENYEDIA
JASA
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti:
Fasilitas transportasi yang sesuai dengan keadaan lapangan untuk inspeksi
lapangan;
Pengeluaran-pengeluaran untuk akomodasi, perjalanan lapangan,
penginapan dll, selama pelaksanaan pekerjaan;
Biaya untuk mobilisasi staf ke dan dari proyek ;
Biaya untuk staf akomodasi pendukung;
Biaya untuk pekerjaan harian, serta pemasangan Bench Mark dan
sebagainya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 9
XV. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
Untuk mendapatkan produk pekerjan yang bermutu, Penyedia Jasa diberikan
kewenangan dalam pelaksanaan pekerjaan dengan lingkup sebagai berikut:
1. Hal mana terjadi perbedaan antara kondisi lapangan dengan dokumen
penawaran dan atau penjelasan pekerjaan dan atau mempunyai pendapat
berbeda dengan arahan dalam KAK dan belum diatur dalam KAK, Penyedia jasa
dapat memberikan usulan perubahan KAK pekerjaan sehubungan dengan hal-
hal tersebut dan penjelasan pekerjaan, tanpa mengubah maksud, tujuan dan
sasaran pekerjaan serta RAB yangtelah ditetapkan.
XVI. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN
Waktu pelaksanaan untuk penyelesaian seluruh kegiatan ini paling lama adalah 300(Tiga
ratus) hari kalender dihitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan
XVII. PERSONIL
No. Posisi KualifikasiJumlahOrangBulan
Tenaga Ahli
1 Team Leader Sarjana (S2) Bidang Sumber Daya Airatau Sarjana (S1) Teknik Pengairan 8SKA Bidang Sumber Daya Air minimaltingkat MudaPengalaman kerja sebagai TL minimal 2kali dalam pekerjaan detail desain bidangSDA diutamakan yang sejenisPengalaman kerja 10 Tahun ditunjukkandengan referensi
2 Ahli Sungai Sarjana (S2) Bidang Sumber Daya Airdengan 7Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan referensi; atauSarjana (S1) PengairanPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensiSKA Bidang Sumber Daya Air minimaltingkat Muda
3 Ahli Hidrologi Sarjana (S1) Sipil /Pengairan 5
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 10
No. Posisi KualifikasiJumlahOrangBulan
SKA Bidang Sipil/Sumber Daya Air tingkatMudaPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi
4 Ahli Geodesi Sarjana (S1) Geodesi 6SKA Bidang GeodesiPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi
5 Ahli Geologi Teknik /Mekanika Tanah
Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 4SKA Bidang Teknik Tanah / SipilKonstruksi PondasiPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi
6 Ahli SosialKemasyarakatan
Sarjana (S1) Sosial 4Pengalaman kerja8 Tahun ditunjukkandengan referensi
7 Ahli Lingkungan Sarjana (S1) Teknik Lingkungan 4SKA Bidang LingkunganPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi
Tenaga Pendukung1 Asisten Ahli Sungai Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 6
Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi; atau
2 Asisten Ahli Sungaiuntuk Bangunan Air
Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 6Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi; atau
3 Asisten Ahli Hidrologi Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 4Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi
4 Asisten Ahli GeologiTeknik / MekanikaTanah
Sarjana (S1) Sipil/Geologi 3Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi
9 Surveyor topografi Minimal STM yang terakreditasi 24
10 Surveyor mekanikatanah Minimal STM yang terakreditasi 311 Juru Gambar Minimal STM yang terakreditasi 712 operator komputer Minimal D3 32
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 11
XVIII. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Konsultan diwajibkan membuat membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan dan menyusun
tahapan pekerjaan dengan susunan lebih uran sebagai berikut seperti:
1) Pekerjaaan Persiapan
2) Pekerjaaan Pengumpulan Data
3) Pekerjaan Survey lapangan.
4) Pekerjaan Analisa Data dan Perangkuman kondisi sungai
5) Pembuatan Peta-peta
6) Pembuatan pola mitigasi bencana banjir, dan pola penanganan, pengendalian
dan pengelolaan sungai
7) Pekerjaan perencanaan bangunan sugai pada ruas sungai contoh
8) Pembuatan RENSTRA lima tahunan dan RAB perkiraan serta Laporan
pekerjaan
Uraian secara umum tahapan pekerjaan sebagai berikut:
ad 1) Pekerjaan Persiapan
Meliputi persiapan administrasi dan teknis, mobilitas personil, bahan dan
peralatan kantor.
Konsultan membuat rencana kerja, baik di lapangan maupun dikantor
seperti:
Struktur organisasi dan personalia
Rencana tata laksana penugasan personil dan peralatan
Pembuatan laporan pesiapan ke lapangan dan rencana kerja.
ad 2) Pengumpulan Data dan review data terdahulu
Pekerjaan pengumpulan data adalah seperti:
Pengumpulan data pekerjaan sebelumnya
Inventariassi bangunan pengendali yang ada / pernah ada / sedang
dibangun
Peta topografi skala 1 : 50.000 dan peta situasi 1 : 5.000 dari pekerjaan
sebelumnya (jika ada)
Data debit (jika ada)
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 12
Data hujan dan klimatologi
Dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan studi.
ad 3) Survey lapangan.
Pekerjaan ini adalah melakukan:
Survey kondisi sungai yang meliputi
Dokumentasi kondisi sungai (kamera digital dan handycam)
Pendataan bagian sungai yang kritis
Pendataan bangunan eksisting di sepanjang koridor sungai yang
menjadi sasaran studi
Pendataan jangkauan banjir lahar dingin yang pernah terjadi
(daerah penguasaan sungai), termasuk tinggi banjir yang terjadi.
Survey pengukuran situasi, memanjang, melintang alur sungai, dan
pemasangan BM dan CP untuk sungai-sungai di kawasan gunung
merapi
Survey Geologi Teknik berupa survey gelogi permukaan dan survey
potensi sedimen luruh (Bor inti di 4 lokasi dengan kedalaman total 80
m, Tes pit di 10 lokasi titik, dan perkiraan volume potensi sedimen yang
luruh), dan perkiraan ukuran sedimen D50 per kilometer panjang
sungai yang diamati.
Lokasi Bor inti adalah di lokasi-lokasi yang dinilai berpotensi terjadi
longsor dan mendapat persetujuan Direksi. Pada tiap titik bor inti
dilakukan uji SPT, Permeabilitas lapangan dan pengambilan sampel log
bor dan pengambilan Undisturb sampel.
Lokasi Tes pit dilakukan di bantaran sungai yang potensi longsor dan
atau lokasi bencana yang disetujui direksi. Pada invenstigasi dengan
tespit, ukuran tespit sesuai dengan PT 03. Dan dilakukan pengambilan
sampel disturb dan undisturb. Untuk sampel undisturb dilakukan hanya
pada 5 lokasi tespit terpilih.
Survey sosial kemasyarakatan dengan menghimpun data masukan dari
masyarakat dengan quisioner.
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 13
ad 4) Analisa data dan pembuatan rangkuman kondisi sungai.
ad 5) Pembuatan Peta-peta yangmeliputi:
Sungai yang menunjukkan bantaran sungai dan daerah penguasan
sungai.
Peta Bahaya (Hazard Map) untuk banjir tahunan tertentu (Q5, Q10 dan
Q25, Q100), yang meliputi Zona Bahaya dan Zona Daerah Aman
ad 6) Pembuatan pola mitigasi bencana pengendalian bencana, pengendalian
dan pengelolaan sungai.
ad 7) Pembuatan desain bangunan sungai pada ruas sungai contoh.
ad 8) Penyusunan RENSTRA lima tahunan dan Perkiraan RABdan Laporan
pekerjaan.
Konsultan menyusun RAB perkiraan untuk kebutuhan SID/DED dan
infrastruktur penunjang pokok, mitigasi bencana alam berdasarkan Pola
yang sudah ditetapkan dantelah disetujui oleh Direksi.
Metoda dan Standar Pelaksanaan
Pengukuran pada kegiatan ini akan dilakukan dengan menggunakan metoda Pengukuran
Cara Tachimetry" yang mana pekerjaannya meliputi:
Pemasangan Bench Mark (BM)
Pemasangan BM dan Control Point (CP), apabila BM ada maka BM baru tidak di pasang
dan dijadikan pedoman titik ikat.
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal
Kerangka dasar merupakan titik dasar untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti
pengukuran potongan memanjang. Oleh karena itu, pengukuran kerangka dasar harus
memiliki ketelitian yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.
Metoda yang dipilih untuk penetapan kerangka dasar horizontal ini dipilih metoda
pengukuran poligon, dikontrol azimuthnya oleh konsultan.
Secara umum teknis pengukuran poligon adalah, sebagai berikut:
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 14
Sasaran pengukuran adalah sudut dan jarak horizontal
Alat ukur sudut yang digunakan adalah theodolit T.2 atau alat yang sederajat
ketelitiannya.
Sistem pembacaan sudut satu seri. Tidak boleh lebih dari 5". Salah penutup sudut 10N.
Dimana N adalah banyak sudut. Jumlah titik poligon antara dua kontrol azimuth maksimum
50 titik.
Ketelitian linier poligon 1:5.000
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
Untuk mendapatkan titik-titik kerangka dasar vertikal digunakan metoda pengukuran sifat
datar dengan teknis pengukuran adalah sebagai berikut:
Sasaran adalah beda tinggi (selisih tinggi antara dua titik ketinggian yang diteliti). Tidak
boleh lebih dari 3 mm. Dan dibagi beberapa Kring Tertutup.
Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur sifat datar optis NAK atau alat ukur sederajat
ketelitiannya. Ketelitian sifat datar 10 D dimana D adalah jarak pengukuran.
Pengukuran Potongan Memanjang
Potongan memanjang diukur dengan jarak patok maksimal 50 m pada daerah tikungan
lebih rapat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah alur sungai.
Penyipatan datar harus diakhiri pada rencana bangunan terakhir di Alur Sungai yang
menjadi objek rencana.
Pengukuran potongan memanjang harus diikat pada BM yang ada sepanjang Alur Sungai.
Patok dipasang setiap 50 m pada jalur lurus dan 25 m pada jalur belokan atau menurut
keadaan lapangan.
Bangunan-bangunan sepanjang Alur Sungai diukur terhadap patok-patok yang
mengapitnya.
Pengukuran harus dilakukan pergi pulang.
Alat yang digunakan penyipat datar otomatik NI2, NAK1, NAK2 atau sejenisnya.
Jarak diukur dengan optis atau pita ukur baja.
Penggambaran di atas kalkir Al (594 mm x 841 mm)
Potongan memanjang dan situasi digambar dalam satu lembar kalkir dengan ketentuan:
Situasi skala 1 : 2.000
/
/
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 15
Potongan memanjang skala horizontal 1 : 2.000 dan skala vertikal 1 : 100 untuk
daerah datar, 1 : 200 untuk daerah curam atau bervariasi.
Pengukuran Potongan Melintang Diukur maksimum setiap jarak profil 50 m untuk alur sungai yang lurus. Jika terdapat patahanatau kondisi lain pada alur sungai perlu ditambah profil khusus untuk ketepatan dan
perhitungan volume pekerjaan. Alat yang digunakan penyipat datar otomatik NI2, NAK1, NAK2 atau sejenisnya. Jarak diukur dengan optis atau pita ukur baja. Penggambaran diatas kalkir ukuran Al (594 mm x 841 mm). Potongan melintang digambar pada kertas kalkir dengan ketentuan skala panjang 1 : 100dan skalatinggi 1 : 100. Tata laksana penggambaran sesuai standar perencanaan bangunan Sumber Daya Air.
Perhitungan
Semua perhitungan sementara harus selesai dilapangan sehingga kalau ada kesalahan dapat
segera diulang.Semua hitungan poligon dan sifat datar digunakan metoda perataan kuadratter
kecil. Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan:
Salah linear poligon beserta harga toleransinya
Salah penutup sifat datar beserta toleransinya
Jumlah jarak
Penggambaran
Garis silang grid dibuat setiap 10 cm
Semua BM dan titik pengikat yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda
berpedoman pada ketentuan yang biasa untuk penggambaran peta situasi.
Pada Interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan ditulis indek konturnya.
Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan apa yang ada di lapangan
Garis sambungan (overlap) peta sebesar 5 cm
Gambar peta situasi saluran digambar dengan skala 1 : 5.000
peta situasi saluran digambar di atas kalkir ketebalan 90/95 gram/m ukuran A1 (594
mm / 841 mm)
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 16
XIX. PELAPORAN
Jenis Laporan yang harus diserah kan kepada Pengguna Jasa adalah:
1. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap
diserahkan diawal pelaksanaan.
2. Laporan Bulanan/Kemajuan Pekerjaan
Laporan Kemajuan Pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap diserahkansetiap
bulannya yang berisi:
a. Pelaksanaan pekerjaan dalam sebulan dan penyampaian progresspekerjaan.
b. Mobilisasi/demobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
c. Penyampaian progress pekerjaan.
d. Rencana kerja bulan berikutnya
Laporan diserahkan selambat-lambatnya tanggal 7 (tujuh) setiapbulannya.
3. Laporan Pendahuluan, berisi:
a. Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
b. Jadwal kegiatan penyedia jasaLaporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulansejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) rangkap buku laporan.
4. Laporan Antara berisi:
a. Progress pekerjaan hingga pertengahan kontrak
b. Gambaran penyelesaian pekerjaan hingga akhir kontrak
Laporan Antara diserahkan dua bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
rangkap buku laporan.
5. Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara diserahkan 4,0 bulan setelah pekerjaan dimulai berisi
tentang seluruh hasil yang telah dilaksanakan sebagai bahan diskusi dan
diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap.
6. Laporan Akhir
-
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi
Kerangka Acuan Kerja 17
Laporan Akhir diserahkan pada akhir pekerjaan merupakan hasil
penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara dan diserahkan sebanyak 5
(lima) rangkap laporan.
7. Executive Summary
Laporan ini merupakan laporan ringkasan dari Laporan Akhir yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa dan diserahkan 5 (lima) rangkap laporan.
8. Laporan RAB
Laporan ini merupakan laporan rencana anggaran dan biaya beserta mutual
check yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa dan diserahkan 5 (lima)
rangkap laporan.
9. Laporan Penunjang
Laporan penunjang terdiri atas laporan-laporan yang menunjang detail desain
yang dilakukan. Laporan penunjangterdiri atas:
a. Laporan Inventarisasi Kondisi sungai eksisting
b. Laporan Survey Topografi
c. Laporan Survey Potensi Sedimen Luruh
d. Laporan Hidrologi
Laporan-laporan penunjang harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa
dan diserahkan 5 (lima) rangkap laporan.
10.Album Gambar
Album Gambar berupa detail desain antara lain :
a. Peta sungai dan peta bahaya Map
b. Peta situasi detail hasil survey
c. Gambar hasil pengukuran dan hasil perencanaan detail desaindalam format
Gambar Asli kalkir ukuran Al diserahkan sebanyak 1 (satu) rangkap
Gambar Cetakan Blue Print ukuran Al diserahkan sebanyak 3 (tiga)
rangkap
Gambar Fotocopy pengecilan gambar A1 ukuran A3 diserahkan
sebanyak 3 (tiga) rangkap
11.Laporan Dalam Bentuk CD
Dalam bentuk file laporan dan gambar dalam bentuk digital CD sebanyak 5
(lima) keping CD.