TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS...
-
Upload
nguyendang -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS...
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
SENAM NIFAS DI RSUD KARANGANYAR
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Astri Maharani
NIM B11 124
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Senam Nifas di RSUD Karanganyar tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari S.S.T, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Dheny Rohmatika S.SiT, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. dr. Mariyadi, selaku Direktur RSUD Karanganyar, yang telah bersedia
memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Astri Maharani
B11 124
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
SENAM NIFAS DI RSUD KARANGANYAR
TAHUN 2014
xiv + 58 halaman + 24 lampiran + 5 tabel + 14 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami
perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama
dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan
menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD
Karanganyar pada tanggal 16 Oktober 2013 terhadap 7 ibu nifas tentang senam
nifas didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di
RSUD Karanganyar masih kurang.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di
RSUD Karanganyar pada tingkat baik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian di RSUD Karanganyar pada tanggal 7-15 Mei 2014. Jumlah sampel
sebanyak 32 ibu nifas, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel
Accidental Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan
analisis univariate yang menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD
Karanganyar dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (9,4%),
pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 5 responden (15,6%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD
Karanganyar sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 24 responden
(75%). Kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan informasi.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, ibu nifas, senam nifas.
Kepustakaan : 21 literatur (tahun 2006 – 2013)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
© “ Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. (Filipi 4:13)
© “sesungguhnya, Allah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku”. (Mazmur 54:4)
© Tidak satupun di dunia ini yang bisa didapat dengan mudah . kerja keras
dan doa adalah cara untuk mempermudahnya .
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah
ini penulis persembahkan kepada :
§ Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
§ Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberi doa,
dukungan, serta kasih sayang tulus tiada henti
selama ini.
§ Kakak-kakakku tercinta yang telah memberi doa
dan dukungan kepadaku.
§ Sahabat-sahabatku dikelas 3C dan teman-teman
angkatan 2010 yang telah bersama-sama
merasakan suka duka dalam meraih impian dan
cita-cita.
§ Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan
satu per satu.
§ Almamaterku tercinta.
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian............................................................................. 5
F. Sistematika Penelitian ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................................... 8
1. Pengetahuan .................................................................................. 8
2. Masa Nifas..................................................................................... 14
3. Senam Nifas .................................................................................. 22
B. Kerangka Teori .................................................................................. 38
C. Kerangka Konsep .............................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 40
x
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 41
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 42
E. Definisi Operasional .......................................................................... 42
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 43
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 47
H. Metode Pengolahan Dan Analisa Data .............................................. 48
I. Etika Penelitian .................................................................................. 50
J. Jadwal Penelitian ............................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian................................................. 52
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 53
C. Pembahasan........................................................................................ 54
D. Keterbatasan ....................................................................................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 57
B. Saran .................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kunjungan Masa Nifas..................................................................... 16
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 43
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner ........................................................................... 44
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ............................................................... 53
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di RSUD
Karanganyar..................................................................................... 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Senam Kaki ................................................................................ 25
Gambar 2.2 Senam Tranversus ...................................................................... 27
Gambar 2.3 Senam Mengangkat Panggul ...................................................... 29
Gambar 2.4 Senam Stabilitas Batang Tubuh ................................................. 30
Gambar 2.5 Senam Stabilitas Batang Tubuh-Menaikkan Lutut .................... 31
Gambar 2.6 Abduksi Paha Dalam Posisi Miring ........................................... 31
Gambar 2.7 Memutar Lutut Ke Arah Luar Sambil Mempertahankan Tetap
Diam ........................................................................................... 32
Gambar 2.8 Mengencangkan Satu Kaki Sambil Mempertahankan Panggul
Dan Punggung Tetap Diam ........................................................ 33
Gambar 2.9 Posisi Miring Yang Nyaman ...................................................... 34
Gambar 2.10 Berbaring Telungkup Dengan Bantal Di Bawah
Pinggang ..................................................................................... 34
Gambar 2.11 Posisi Penyokongan Ketika Batuk, Pada Seksio Sesaria ........... 35
Gambar 2.12 Dua Senam Yang Tidak Boleh Dilakukan ................................. 37
Gambar 2.13 Kerangka Teori ........................................................................... 38
Gambar 2.14 Kerangka Konsep ....................................................................... 39
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Kepada RSUD
Karanganyar
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Dari Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik
Lampiran 4. Surat Rekomendasi Research Dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Dari RSUD Karanganyar
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Kepada RSUD
Kota Surakarta
Lampiran 7. Surat Balasan Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Dari
RSUD Kota Surakarta
Lampiran 8. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Kepada RSUD
Karanganyar
Lampiran 9. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Dari Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik
Lampiran 10. Surat Rekomendasi Research Dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Lampiran 11. Surat Balasan Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Dari RSUD
Karanganyar
Lampiran 12. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 13. Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 14. Kuesioner Penelitian
Lampiran 15. Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian
Lampiran 16. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 17. Hasil Uji Validitas
Lampiran 18. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 19. Tabulasi Data Hasil Penelitian
Lampiran 20. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
xiv
Lampiran 21. Perhitungan Skor Prosentase
Lampiran 22. Tabel nilai r Product Moment
Lampiran 23. Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 24. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global Millenium Development
Goals (MDGs) pada tahun 2015 diharapkan angka kematian Ibu menurun
sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal
itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian
Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009 : 1).
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat
persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab
tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis/ KEK pada
kehamilan (37%), dan anemia pada kehamilan (40%) (Depkes RI, 2009:2).
Sedangkan Hasil Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2012
menunjukkan tingkat kematian ibu meningkat tajam dibanding survei yang
dilakukan pada tahun 2007 silam. Survei menemukan terdapat kematian
ibu melahirkan sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, pada
survei 2007 angka kematian ibu hanya 228 kematian per 100.000
kelahiran hidup (Menkokesra, 2013).
2
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan
selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi
secara perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil
(Maritalia, 2012 : 11).
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami
perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang
senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan
normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik
dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak
bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah
beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk
semula ( Suherni dkk, 2009 : 105).
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah
persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas
merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan
keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis (Marmi, 2012 : 148).
Keuntungan dalam melakukan senam nifas, antara lain
memberikan rasa enak badan, turunnya berat badan, berkurangnya stres,
berkurangnya warna pucat dan depresi yang mungkin terjadi setelah
melahirkan, berkurangnya masalah tidur karena dapat dibugarkan kembali
dengan senam (Maryunani dan Sukaryati, 2011 : 91).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Karanganyar yang
dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2013 didapatkan data jumlah ibu
3
nifas bulan Januari-September 2013 sebanyak 983 ibu nifas. Setelah
penulis melakukan wawancara terhadap 7 ibu nifas tentang senam nifas di
Bangsal Kenanga didapatkan hasil 2 ibu nifas cukup mengetahui tentang
senam nifas dan 5 ibu nifas kurang mengetahui tentang senam nifas.
Berdasarkan studi pendahuluan di atas dan masih kurangnya
informasi serta pengetahuan ibu nifas tentang pentingnya senam nifas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di RSUD Karanganyar”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat
merumuskan “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam
Nifas di RSUD Karanganyar?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas
di RSUD Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam
nifas di RSUD Karanganyar pada tingkat pengetahuan baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam
nifas di RSUD Karanganyar pada tingkat pengetahuan cukup.
4
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam
nifas di RSUD Karanganyar pada tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Dapat menambah informasi dan masukan bagi ilmu pengetahuan
khususnya tentang senam nifas.
2. Bagi penulis
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari
perkuliahan dan dapat menambah wawasan, pengalaman serta
pengetahuan peneliti dalam suatu penelitian terutama tentang senam
nifas.
3. Bagi Institusi
a. RSUD Karanganyar
Memberi data bagi lembaga pelayanan kesehatan mengenai tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas sekaligus menambah
wawasan dan pengetahuan bagi ibu nifas tentang senam nifas.
b. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan
dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca
secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari :
5
1. Enggari Kurnia Ningrum (2013), dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Ibu Nifas Hari 1-6 tentang Senam Nifas di RSUD Pandan Arang
Boyolali”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif dan menggunakan metode penelitian cross sectional. Alat/
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan accidental
sampling yaitu 40 responden. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Maret-April 2013. Hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan
responden dalam kategori baik 8 ibu nifas (20%), cukup 26 ibu nifas
(65%), kurang 6 ibu nifas (15%). Kesimpulan dalam penelitian ini
didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas hari 1-6 tentang
senam nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali dalam kategori cukup
dengan prosentasi paling banyak.
2. Fathimah Wahyu Nur Listriana (2011), dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Post Partum Usia 21-35 Tahun Tentang Senam Nifas
Di Bangsal Mawar I RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan menggunakan
metode penelitian cross sectional. Alat/ instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu 32 responden.
Hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan responden dalam
kategori baik 23 ibu nifas (71,9%), cukup 6 ibu nifas (18,8%), kurang
3 ibu nifas (9,4%). Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan hasil
6
bahwa gambaran pengetahuan ibu post partum usia 21-35 tahun
tentang senam nifas di bangsal mawar I RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dalam kategori baik dengan prosentasi paling banyak.
Persamaan keaslian dengan penelitian ini adalah jenis penelitiannya
yaitu diskriptif kuantitatif, teknik pengambilan sampel dengan metode
accidental sampling dan analisa data dengan univariat. Sedangkan
perbedaan keaslian dengan penelitian ini adalah pada judul, lokasi,
waktu, populasi dan sampel.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti
yaitu pengetahuan, ibu nifas, senam nifas, serta kerangka teori
dan kerangka konsep.
7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik
pemgambilan sampel, variabel penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, metode
pengolahan data dan analisa data, etika penelitian serta jadwal
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum tempat penelitian,
hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
1) Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tau dan ini setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra pada manusia yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007 : 143).
2) Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tau dari manusia yang
sekedar menjawab petanyaan “what”, misalnya apa air, apa
manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010 : 1).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007 : 144-147), ada 6 tingkat pengetahuan
yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Tahu (know) merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
9
2) Memahami (comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya.
4) Analisis (analysys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesa (syintesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria yang telah ada.
10
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010 : 10-19), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan yaitu :
1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
a) Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan.
b) Cara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat yang baik formal maupun informal,
para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain
sebagainya. Pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan
pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa
atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau
ilmuwan.
11
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara
menghukum anak dengan dijewer telinganya atau dicubit,
sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran,
bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun
bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian
hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut
oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam
konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak.
12
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran atau berpikir. Kebenaran ini diperoleh
seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau
bisikan hati saja.
h) Malalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan-perkembangan kebudayaan
umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari
sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang
bersifat umum.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-
pertanyaan umum ke khusus.
13
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau metode penelitian (research
metodology).
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
Menurut Wawan dan Dewi (2010 : 16-18), faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah :
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
c) Umur
Usia dalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun.
14
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
e. Pengukuran pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2013 : 72-73), cara pengukuran pengetahuan
dapat diketahui dengan 3 kriteria, yaitu:
Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang: Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
2. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih
6 minggu (Saleha, 2009 : 4).
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah
masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
15
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan,
yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya
berkaitan saat melahirkan (Suherni dkk, 2009 : 1).
b. Tahapan Masa Nifas
Menurut Maritalia (2012 : 12), masa nifas dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
1) Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial
Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi secara
berangsur- angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil.
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam
keadaan sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau
waktu persalinan mengalami komplikasi.
16
c. Kunjungan Masa Nifas
Paling sedikit empat kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk
menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, mencegah, mendeteksi,
dan menangani masalah yang terjadi. Kunjungan masa nifas antara
lain :
Tabel 2.1
Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Asuhan
I 6-8 jam
post
partum
1) Mencegah perdarahan masa nifas
oleh karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan perawatan
penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu
dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang
disebabkan oleh atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Mengajarkan cara mempererat
hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi.
7) Setelah bidan melakukan
pertolongan persalinan, bidan
harus menjaga ibu dan bayi untuk
17
2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai keadaan ibu dan bayi
baru lahir dalam keadaan baik.
II 6 hari
post
partum
1) Memastikan involusi uterus
berjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi
fundus uteri di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal.
2) Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi dan perdarahan.
3) Memastikan ibu mendapat
istirahat yang cukup.
4) Memastikan ibu mendapat
makanan yang bergizi dan cukup
cairan.
5) Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan benar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui.
6) Memberikan konseling tentang
perawatan bayi baru lahir.
III 2
minggu
post
partum
Asuhan pada 2 minggu post partum
sama dengan asuhan yang diberikan
pada kunjungan 6 hari post partum.
IV 6
minggu
post
partum
1) Menanyakan penyulit-penyulit
yang dialami ibu selama masa
nifas.
2) Memberikan konseling KB secara
dini.
Sumber : Yanti dan Sundawati (2011 : 3-4)
18
d. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai
berikut :
1) Perubahan sistem reproduksi
a) Involusi uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu
proses dimana uterus kembali kekondisi sebelum hamil
dengan bobot hanya 60 gram (Marmi, 2012 : 85).
b) Serviks
Segera setelah melahirkan, servik menjadi lembek, kendor,
terkulai dan berbentuk seperti corong. Warna serviks merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera
setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
masuk 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang
dapat masuk (Yanti dan Sundawati, 2011: 57).
c) Lokia
Menurut Saleha (2009 : 55-56), lokia adalah cairan sekret
yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa
nifas. Berikut beberapa jenis lokia pada masa wanita pada
masa nifas :
(1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium selama
19
2 hari pascapersalinan. Lokia ini yang akan keluar
selama dua sampai 3 hari postpartum.
(2) Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7
pascapersalinan.
(3) Lokia serosa berbentuk serum dan berwarna merah
jambu kemudian menjadi kuning. Cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14
pascapersalinan.
(4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari
ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama
sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya.
Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta
terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
d) Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,
degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta
(Saleha, 2009 : 56).
e) Vulva, Vagina dan Perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari
persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor.
Ukuran vagina akan lebih besar dibandingkan keadaan saat
20
sebelum persalinan pertama. Perubahan pada perineum
pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami
robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan
maupun episotomi dengan indikasi tertentu
(Yanti dan Sundawati, 2011 : 58).
2) Perubahan sistem pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, terjadi penurunan produksi
progesteron sehingga menyebabkan nyeri ulu hati dan
konstipasi, terutama dalam beberapa hari pertama. Ini terjadi
karena inaktivitas motilitas usus akibat kurangnya
keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya refleks
hambatan defekasi karena adanya nyeri pada perinieum akibat
luka episiotomi (Bahiyatun, 2009 : 61).
3) Perubahan sistem perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Diuresis
terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini
akan kembali normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal
postpartum, kandung kemih mengalami oedema, kongesti, dan
hipotonik. Ini disebabkan adanya overdistensi pada saat kala
dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama
proses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan adanya
trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat
berkurang setelah 24 jam postpartum (Bahiyatun, 2009 : 61).
21
4) Perubahan sistem muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada umur kehamilan
semakin bertambah. Adaptasi muskuloskeletal ini mencakup :
peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat pembesaran
rahim, relaksasi dan mobilisasi. Pada post partum sistem
muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali.
Ambulasi dini dilakukan segera setelah melahirkan, untuk
membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi
uteri (Yanti dan Sundawati, 2011 : 62).
5) Perubahan sistem endokrin
Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL
(Human Placental Lactogen) secara berangsur turun dan
normal kembali setelah 7 hari postpartum. HCG tidak terdapat
dalam urine ibu setelah 2 hari postpartum. HPL tidak lagi
terdapat dalam plasma (Bahiyatun, 2009 : 61).
6) Perubahan sistem kardiovaskulair
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung
sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan.
Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan
akan kembali normal pada akhir minggu ke-3 postpartum
(Bahiyatun, 2009 : 61-62).
22
7) Perubahan sistem hematologi
Peningkatan sel darah putih berkisar antara 25.000-30.000 yang
merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama.
Pada 2-3 hari post partum, konsentrasi hematokrit menurun
sekitar 2% atau lebih. Total kehilangan darah pada saat
persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml (200-500 ml hilang
pada saat persalinan, 500-800 hilang pada minggu pertama
postpartum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas)
(Bahiyatun, 2009 : 62).
8) Perubahan tanda vital
Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun secara
perlahan, dan stabil pada 24 jam postpartum. Nadi menjadi
normal setelah persalinan (Bahiyatun, 2009 : 62).
3. Senam Nifas
a. Pengertian
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah
persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam
nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi
tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis
(Marmi, 2012 : 148).
Senam nifas merupakan sederetan gerakan-gerakan tubuh yang
dilakukan setelah melahirkan bayi, guna memulihkan dan
23
memepertahankan tonus otot, khususnya yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan (Maryunani dan Sukaryati, 2011 : 92).
b. Tujuan senam nifas
Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan
menurut Suherni, dkk (2009 : 106) adalah:
1) Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu.
2) Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat
kandungan.
3) Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot
panggul, perut, dan perinium terutama otot yang berkaitan
dengan kehamilan dan persalinan.
4) Memperlancar pengeluaran lochea.
5) Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah
melahirkan.
6) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan
dan persalinan.
7) Meminimalisasi timbulnya kelainan dan komplikasi nifas,
misalnya emboli, trombosis dan lain-lain.
c. Manfaat senam nifas
Menurut ( Yanti dan Sundawati, 2011 : 86), manfaat senam nifas
antara lain:
1) Membantu sirkulasi peredaran darah.
2) Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan.
24
3) Memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen.
4) Memperbaiki dan memperkuat otot panggul.
5) Membantu ibu lebih rilaks dan segar pasca melahirkan.
d. Macam-macam senam nifas
1) Senam pascanatal setelah persalinan normal
a) Senam sirkulasi
Senam ini harus dilakukan sesering mungkin setelah
persalinan. Senam ini bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan sirkulasi ibu pada masa pascapartus segera
ketika ia mungkin berisiko mengalami trombosis vena atau
komplikasi sirkulasi lain. Senam dapat dilakukan ditempat
tidur beberapa kali setiap bangun tidur dan harus
dilanjutkan sampai ibu mampu mobilisasi total dan tidak
ada oedema pergelangan kaki ( Brayshaw, 2008 : 105).
(1) Senam kaki
Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk
lalu regangkan secara perlahan sedikitnya 12 kali.
Pertahankan posisi lutut dan paha, putar kedua
pergelangan sebesar mungkin putarannya, sedikitnya 12
kali untuk satu arah (Brayshaw, 2008 : 106).
25
Gambar 2.1 Senam kaki
(2) Mengencangkan kaki
Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua
kaki ke atas pada pergelangan kaki dan tekankan bagian
belakang lutut ketempat tidur. Tahan posisi ini dalam
hitungan lima, bernafaslah secara normal, lalu relaks
(Brayshaw, 2008 : 106).
(3) Napas dalam
Pernapasan diafragma membantu mengembalikan aliran
vena melalui kerja pemompaan diafragma pada vena
kava inferior dan harus diulangi beberapa kali sehari
sampai ibu dapat mobilisasi. Dalam posisi apapun, tarik
napas dalam sebanyak 3 atau 4 kali (tidak boleh lebih)
untuk memungkinkan ventilasi penuh paru-paru
(Brayshaw, 2008 : 106).
b) Senam dasar panggul
Senam dasar panggul menguatkan otot dasar panggul
pascapartus, tujuannya mengembalikan fungsi penuhnya
sesegera mungkin dan membantu mencegah masalah atau
prolaps urine jangka panjang. Namun, kontraksi dan
26
relaksasi otot-otot ini juga membantu meredakan
ketidaknyamanan pada perineum, rasa ini mungkin timbul
akibat persalinan, dan tujuan pemulihan dengan
meningkatkan sirkulasi lokal dan mengurangi edema
(Brayshaw, 2008 : 106).
Menurut Brayshaw (2008 : 107), latihan senam dasar
panggul dengan cara :
(1) Mengencangkan anus seperti menahan defekasi,
kerutkan uretra dan vagina juga seperti menahan
berkemih, kemudian lepaskan ketiganya. Tahan dengan
kuat selama mungkin sampai 10 detik, bernapas secara
normal. Rileks dan istirahat selama tiga detik. Ulangi
dengan perlahan sebanyak mungkin sampai maksimum
10 kali.
(2) Ulangi senam dengan mengencangkan dan
mengendurkan, gerakan lebih cepat sampai 10 kali
tanpa menahan kontraksi. Jumlah pengulangan akan
bertambah secara bertahap bila ibu hanya menyanggupi
beberapa kali melakukan senam ini pada awalnya,
namun ibu perlu diberi tahu bahwa hal ini normal.
c) Senam abdomen
Seluruh otot abdomen memerlukan latihan untuk mencapai
panjang dan kekuatan semula, terutama otot yang penting
27
untuk menjaga kestabilan panggul ialah tranversus. Latihan
tranversus dapat dimulai kapanpun ibu merasa mampu dan
harus dilakukan sering sambil ibu melakukan aktivitasnya
bersama bayi (Brayshaw, 2008 : 108).
(1) Senam tranversus
Berbaring dan kedua lutut ditekuk dan kaki datar
menampak di tempat tidur. Letakkan kedua tangan di
abdomen bawah di depan paha. Tarik napas dan pada
saat akhir hembuskan napas, kencangkan bagian bawah
abdomen dibawah umbilikus dan tahan dalam hitungan
10, lanjutkan dengan bernapas normal. Ulangi sampai
10 kali (Brayshaw, 2008 : 108).
Gambar 2.2 Senam tranversus
(2) Senam dasar panggul dan tranversus
Kerja otot dasar panggul dan tranversus akan
bertambah dengan mengombinasikan kedua latihan
tersebut. Aktivasi bersama ini terutama bermanfaat
pada masa pascanatal khususnya bila gerakan otot dasar
panggul sulit dimulai. Caranya ibu dapat
28
mengontraksikan tranversus terlebih dahulu lalu otot
dasar panggul atau sebaliknya. Penting untuk
menggunakan kontraksi kombinasi ini secara fungsional
selama melakukan aktivitas untuk melindungi sendi
panggul dan tulang belakang (Brayshaw, 2008 : 109).
(3) Mengangkat panggul
Senam mengangkat panggul dapat dilakukan pada awal
pascapartum, dan khususnya bermanfaat bila ibu
memiliki riwayat nyeri punggung postural. Senam ini
dilakukan dengan cara berbaring terlentang dan kedua
lutut ditekuk dan kaki ditapakkan ke lantai, kencangkan
otot-otot abdomen, kencangkan juga otot panggul dan
tekan sedikit area belakang ke lantai. Tahan posisi ini
sampai hitungan kelima, lalu bernapas dengan irama
normal, kemudian relaks seperti biasa. Ulangi gerakan
ini 5 kali, tingkatkan hingga pengulangan mencapai
hitungan 10 kali atau lebih pada minggu-minggu
selanjutnya. Ulangi latihan dengan lebih berirama
(pelvic rocking), untuk membantu meredakan kekakuan
yang timbul akibat pengaruh postural atau nyeri
punggung yang mungkin timbul setelah persalinan
(Brayshaw, 2008 : 109).
29
Gambar 2.3 Senam mengangkat panggul
d) Senam stabilitas batang tubuh
Menurut Brayshaw (2008, 111-113), untuk memicu
tranversus demi menstabilkan panggul sambil
menggerakan tungkai bawah, senam berikut mulai dapat
dilakukan kira-kira 5-10 hari setelah persalinan normal bila
tidak ada masalah muskuloskeletal panggul.
(1) Dengan posisi duduk dan kaki datar di atas lantai serta
tangan di atas otot abdomen bawah, tarik otot dasar
panggul dan tranversus serta naikkan satu lutut
sehingga kaki beberapa inci di atas lantai. Tahan selama
lima detik dengan bagian panggul dan tulang belakang
tetap pada posisinya. Ulangi sebanyak lima kali gerakan
untuk setiap kaki. Secara bertahap tingkatkan
pengulangan, sehingga ibu mampu menahan gerakan
30
tersebut di atas, sampai 10 detik dan ulangi sebanyak 10
kali.
Gambar 2.4 Senam stabilitas batang tubuh
(2) Dengan posisi berbaring miring, tekuk kedua lutut ke
arah atas-depan, tarik otot tranversus dan dasar
panggul serta angkat lutut atas, dengan cara memutar
paha ke arah luar, sementara tumit tetap saling
berdekatan. Tahan selama lima detik, pastikan bahwa
posisi panggul atau tulang belakang tidak turut berotasi.
Ulangi 5 kali untuk masing-masing kaki. Secara
bertahap tingkatkan penahanan gerakan tersebut sampai
10 detik dan ulangi sebanyak 10 kali.
31
Gambar 2.5 Senam stabilitas batang tubuh-menaikkan
lutut
(3) Dalam posisi berbaring miring dan lutut kaki yang
bawah di tekuk kearah belakang, tarik abdomen bagian
bawah dan naikkan kaki yang atas ke arah atap sejajar
dengan tubuh. Tahan gerakan ini selama 5 detik, namun
tetap pastikan agar posisi punggung dan panggul tidak
berotasi. Ulangi selama 5 kali pada masing-masing
kaki. Secara perlahan tingkatkan kemampuan menahan
gerakan tersebut sampai 10 detik dan ulangi gerakan
sebanyak 10 kali. Beberapa minggu kemudian
tingkatkan untuk mengendalikan panggul dan tulang
belakang sambil mengangkat kaki kearah atap dengan
paha dirotasikan ke luar.
Gambar 2.6 Abduksi paha dalam posisi miring
32
(4) Dengan posisi berbaring terlentang, tekuk kedua lutut
ke atas dan kaki datar di atas lantai. Letakkan tangan di
atas abdomen depan paha, tarik abdomen bawah dan
biarkan lutut kanan sedikit ke arah luar dengan sedikit
mengendalikan untuk memastikan bahwa pelvis tetap
pada posisinya dan punggung tetap datar. Secara
perlahan kembalikan lutut pada posisi semula yakni
posisi tegak lurus. Ulangi gerakan sebanyak 5 kali pada
lutut yang lain. Secara bertahap tingkatkan gerakan
pengulangan tersebut sampai sebanyak 10 kali.
Beberapa minggu kemudian tingkatkan pengendalian
panggul dengan posisi lutut lebih rendah lagi.
Gambar 2.7 Memutar lutut ke arah luar sambil
mempertahankan tetap diam
(5) Dengan posisi terlentang, tekuk kedua lutut ke atas dan
kaki datar di atas lantai. Letakkan tangan di atas
abdomen depan paha, tarik abdomen bawah dan secara
perlahan luruskan tumit salah satu kaki dengan tetap
33
mempertahankan punggung datar setinggi panggul.
Hentikan bila panggul mulai bergerak. Secara perlahan
kembalikan posisi lutut menekuk. Ulangi gerakan 5 kali
tiap kali secara bergantian. Secara bertahap tingkatkan
pengulangan hingga 10 kali. Beberapa minggu
kemudian, tingkatkan pengendalian panggul untuk
tujuan menguatkan kaki juga.
Gambar 2.8 Mengencangkan satu kaki sambil
mempertahankan panggul dan punggung tetap diam
2) Senam pascapartus setelah persalinan dengan bantuan
Ibu yang baru menjalani persalianan dengan forsep atau
ekstrasi vakum akan mengalami penjahitan dan mungkin
memar serta edema. Ibu ini akan ragu-ragu melakukan senam,
namun harus dianjurkan untuk melakukan senam sirkulasi
(khususnya bila mereka pernah mengalami anestesi epidural)
dan senam dasar panggul yang ringan akan membantu
penyembuhan perinium. Senam tranversus harus diperkenalkan
kapanpun ibu siap.
34
Posisi istirahat yang nyaman adalah berbaring miring dengan
bantal diletakkan diantara ke dua kaki ( Gambar 2.9) dan posisi
berbaring telungkup (banyak ibu lupa bahwa ia sudah bisa
telungkup lagi), dengan satu buah bantal diletakkan di bawah
pinggang dan lainnya di bawah kepala dan bahu (Gambar
2.10). Menyusui akan lebih nyaman dengan posisi miring dari
pada duduk (Brayshaw, 2008 : 114).
Gambar 2.9 Posisi miring yang nyaman
Gambar 2.10 Berbaring telungkup dengan bantal di bawah
pinggang
3) Senam pascanatal dan saran setelah seksio sesaria
Ibu harus diajarkan bagaimana naik dan turun tempat tidur
dengan menekuk kedua lutut terlebih dahulu, tarik otot
abdomennya dan berguling ke depan, dengan dorongan tangan
dan kaki. Ibu tidak diperkenankan langsung duduk dari posisi
berbaring, namun tetap berguling kesamping. Gerakan ini juga
35
cara termudah untuk bangun dari tempat tidur, kencangkan
bagian tranversus dan dorong ke posisi duduk di samping
tempat tidur. Nafas dalam diikuti dengan huffing (ekspirasi
paksa singkat), akan membantu mengeluarkan sekresi di paru-
paru yang mungkin dapat terjadi setelah pemberian anestesi
umum. Bila ibu perlu batuk, ia harus menekuk lututnya dan
menahan lukanya dengan tekanan tangan atau bantal,
sementara ibu bersandar atau duduk di tepi tempat tidur
(Gambar 2.11). Posisi ini mencegah regangan berlebihan pada
sutura, meningkatkan rasa percaya diri, dan mengurangi rasa
nyeri (Brayshaw, 2008 : 114-115).
Gambar 2.11 Posisi penyokongan ketika batuk, pada seksio
sesaria
36
4) Senam pascanatal setelah persalinan bayi lahir mati atau
kematian neonatus
Ibu yang baru mengalami kesedihan karena bayi lahir mati atau
kematian neonatus, atau mereka yang bayinya menderita sakit
parah, mungkin dirawat di ruang khusus dan cenderung tidak
mengikuti senam pascanatal. Dukungan yang khusus perlu
diberikan agar ibu melakukan senam ini serta saran tentang
aktivitas normalnya sehari-hari. Sediakan leaflet yang tidak
menyinggung tentang seorang bayi, misalnya tentang
menyusui, mengganti popok. Mereka menginginkan pertemuan
tindak lanjut dengan ahli fisioterapi setelah beberapa minggu
kemudian, karena sangat tidak tepat baginya mengikuti kelas
pascanatal (Brayshaw, 2008 : 116).
5) Senam yang harus dihindari
Dua latihan yang lazim “senam abdomen”, yaitu menaikkan
kedua kaki bersamaan dan sit-up dengan kaki lurus. Latihan ini
merupakan latihan yang berisiko tinggi untuk siapapun dan
mengkin dapat mengakibatkan cedera kompresi terhadap diskus
vertebralis atau kerusakan otot dan ligamen. Terdapat risiko
tambahan bagi ibu pascanatal karena terdapat peregangan otot
dan kelenturan ligamen (Brayshaw, 2008 : 119-120).
37
Gambar 2.12 Dua senam yang tidak boleh dilakukan
38
B. Kerangka Teori
.
Gambar 2.13 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi oleh Notoatmodjo (2010), Brayshaw (2008),
Bahiyatun (2009)
Tingkat Pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Senam Nifas
1. Pengertian
senam nifas
2. Tujuan senam
nifas
3. Manfaat
senam nifas
4. Macam-
macam senam
nifas
Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Sosial budaya
Nifas
1. Pengertian
nifas
2. Tahapan masa
nifas
3. Kunjungan
masa nifas
4. Perubahan
fisiologi masa
nifas
39
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
Gambar 2.14 Kerangka Konsep
Pengetahuan Ibu
Tentang Senam Nifas
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Sosial Budaya
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskritif kuantitatif.
Penelitian Deskriptif yaitu sekumpulan objek yang biasanya bertujuan
untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi
didalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010 : 35). Kuantitatif
(data numerik) adalah data penelitian yang berupa bilangan atau angka-
angka (Sunyoto, 2011 : 1).
Penelitian ini mendiskripsikan tentang tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang senam nifas.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan
dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2010 : 86). Penelitian ini dilaksanakan di
RSUD Karanganyar.
41
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010 : 86). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7-
15 Mei 2014.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010 : 115). Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu nifas yang bersalin di RSUD Karanganyar pada
tanggal 7-15 Mei 2014, yaitu sebanyak 32 ibu nifas.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010 : 115). Menurut Arikunto (2006 : 134),
apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika
populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau
lebih. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang
bersalin di RSUD Karanganyar pada tanggal 7-15 Mei 2014 sebanyak
32 ibu nifas.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada
42
(Hidayat, 2007 : 81). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara Non Ramdom Sampling dengan metode
Accidental Sampling yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau
responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai
dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010: 125).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010 : 103). Dalam
penelitian menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang senam nifas di RSUD Karanganyar.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan
menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2007 : 87).
43
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
operasional
Indikator Alat ukur Skala
Tingkat
pengetahuan
ibu nifas
tentang
senam nifas
Apa yang
diketahui oleh
ibu nifas tentang
pengertian,
manfaat, tujuan
dan macam-
macam senam
nifas
1. Baik : Bila
nilai responden
yang diperoleh
(x) > mean + 1
SD
2. Cukup : Bila
nilai responden
mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3. Kurang : Bila
nilai responden
yang diperoleh
(x) < mean – 1
SD
Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010 : 152). Alat yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner
adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia
ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010 : 194-195).
Dalam kuesioner penelitian ini menggunakan alternatif pilihan
jawaban benar dan salah. Dimana dalam kuesioner penelitian ini terdapat 2
pernyataan yaitu pernyataan positif (favorabel) dan negatif (unfavorabel).
Jika jawaban benar dengan pernyataan positif (favorabel) dan jawaban
salah jika pernyataan negatif (unfavorabel) mendapat nilai 1. Jika jawaban
44
salah dengan pernyataan positif (favorabel) dan jawaban benar jika
pernyataan negatif (unfavorabel) mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner
tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap
benar.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Sub Variabel Nomor
pernyataan
Favourable
Nomor
pernyataan
Unfavorable
Jumlah
soal
Tingkat
pengetahuan
ibu nifas
tentang
senam nifas
1. Pengertian
senam nifas
2. Tujuan senam
nifas
3. Manfaat senam
nifas
4. Macam-macam
senam nifas
1, 3
4, 5, 6
9, 10
12*, 13,
14*, 17, 19,
21, 22,24,
26, 27, 28,
30
2
7, 8
11
15, 16, 18,
20, 23, 25,
29*
3
5
3
16
30
Jumlah
* butir pernyataan yang tidak valid
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Instrumen
penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitas di RSUD Kota Surakarta
45
pada tanggal 23 Desember 2013 - 3 Februari 2014, kepada 30 ibu nifas
dengan menggunakan 30 item pernyataan, kemudian diolah dan dianalisis
dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010 : 164). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat (Arikunto, 2010 : 211).
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat, digunakan rumus
pearson product moment. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai
rhitung > rtabel dimana nilai rtabel untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05
adalah 0,361 (Riwidikdo, 2013 : 186-189).
Rumus pearson product moment adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r : Koefisien kolerasi
N : Jumlah responden
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
Dari uji validitas yang telah dilakukan di RSUD Kota Surakarta
terhadap 30 responden dan jumlah kuesioner 30 soal diperoleh 27
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX.. - X.Y . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nr
46
pernyataan valid dan 3 pernyataan tidak valid yaitu nomor 12, 14, 29.
Dan kemudian pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam
penelitian, karena sudah ada pernyataan yang mewakili.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2010 :168).
Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan rumus
Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for
windows. Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7
(Riwidikdo, 2012 : 156).
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :
ïþ
ïýü
ïî
ïíì-
-=
å2
2
11
t
i
is
s
k
kr
Keterangan:
ir : Reliabilitas Instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å 2
is : Jumlah varian butir
2
ts
: Varians total
47
Setelah dilakukan validitas dari 30 pernyataan terdapat 27 pernyataan
valid dan 3 pernyataan tidak valid. Dari hasil uji reliabilitas didapatkan
hasil nilai Alpha Chornbach 0,952 > 0,7 sehingga instrumen penelitian
ini dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan
lembar persetujuan (informed consent) dan membagikan kuesioner pada
ibu nifas di RSUD Karanganyar, kemudian menjelaskan tentang cara
pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuiseoner sampai dengan
selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang
diperoleh menurut Riwidikdo (2013 : 41), terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau
organisasi. Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian
kuisioner tentang senam nifas oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung dari
objek penelitian. Data sekunder didapatkan dari data ibu nifas yang
bersalin di RSUD Karanganyar pada tanggal 7-15 Mei 2014, yaitu
sebanyak 32 ibu nifas.
48
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo
(2010 : 176-178), adalah :
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner.
b. Coding
Pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data (Data entry) atau processing
Data entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam
program atau software komputer.
d. Tabulating
Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
e. Pembersihan data (cleansing)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
49
2. Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariate karena varibelnya tunggal. Analisis
univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis
ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2010 : 182).
Menurut Riwidikdo (2012 : 43), untuk menjawab tiga kategori yaitu
baik cukup kurang maka menggunakan parameter:
1) Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
2) Cukup, bila nilai mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean -1 SD
Untuk mencari nilai rata-rata (means) diperoleh dengan rumus :
Rumus : X = n
xå
Keterangan :
X : Rata-rata ( mean )
å x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Sedangkan untuk mencari SD (standard deviation) dengan rumus:
Rumus : SD = 1
)( 22
-
S-S
n
n
xx i
i
50
Keterangan:
SD : Simpangan baku (Standard deviation)
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase menurut
Riwidikdo (2013 : 49), adalah :
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007 : 93-95), etika penelitian merupakan
masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian
berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Inform Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti maksud
dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
51
2. Anonimity (tanpa nama)
Anonimity merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subyek
penelitian dengan cara tidak memberikan / mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan merupakan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut (Notoatmodjo, 2010 : 88). Jadwal kegiatan penelitian terlampir.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karanganyar
terletak di Jalan Laksda Yos Sudarso, Kecamatan Bejen, Kabupaten
Karanganyar, sekitar 140 km dari Semarang ibu kota Propinsi Jawa
Tengah dan sekitar 5 km dari kota Solo. Prestasi yang sudah dicapai
RSUD Kabupaten Karanganyar adalah pada tanggal 27 Juli 1998 telah
lulus akreditasi 5 Pokja dan tahun 2003 telah terakreditasi 12 Pokja.
Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan meliputi ruang poli kandungan, penyakit umum,
penyakit dalam, penyakit syaraf, penyakit THT, penyakit kulit kelamin,
spesialis anak, gigi, mata, bedah, ruang bersalin, ruang nifas dan rawat
inap penyakit umum.
Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya
persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat
tidur, ruang nifas yang terdiri dari 6 kamar yaitu kelas utama terdiri dari 1
kamar (1 tempat tidur), kelas 1 terdiri dari 2 kamar (masing-masing 1
tempat tidur), kelas 2 terdiri dari 2 kamar (masing-masing 2 tempat tidur)
dan kelas 3 terdiri dari 1 kamar (5 tempat tidur).
53
Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu nifas yang bersalin di RSUD Karanganyar pada tanggal 7-15
Mei 2014, yaitu sebanyak 32 ibu nifas.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang senam nifas di RSUD Karanganyar didapatkan hasil:
a. Mean dan Standar Devisiasi
Tabel 4.1
Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat pengetahuan Ibu Nifas
tentang Senam Nifas di RSUD
Karanganyar
21,2 5,4
Sumber : Data Primer, Mei 2014
b. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di RSUD
Karanganyar
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di RSUD
Karanganyar
No Pengetahuan Nominal Presentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
3
24
5
9,4
75
15,6
Total 32 100
Sumber : Data Primer, Mei 2014
Berdasarkan tabel 4.2 dari 32 responden dapat diketahui tingkat
pengetahuan baik sebanyak 3 responden (9,4%), pengetahuan cukup
sebanyak 24 responden (75%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5
responden (15,6%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
54
pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD Karanganyar
mayoritas pada kategori pengetahuan cukup yaitu 24 responden (75%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 32
responden menunjukkan hasil tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam
nifas di RSUD Karanganyar tahun 2014 terdapat 3 responden (9,4%)
dengan pengetahuan baik, 24 responden (75%) dengan pengetahuan cukup
dan 5 responden (15,6%) dengan pengetahuan kurang.
Pengetahuan (knowladge) adalah hasil tau dan ini setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra pada manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2007 : 143).
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang
lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagian. Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Umur adalah
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Lingkungan dan sosial budaya juga mempengaruhi perkembangan,
55
perilaku dan sikap seseorang atau kelompok dalam menerima informasi
(Wawan dan Dewi, 2010 : 16-18).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu
(Saleha, 2009 : 4). Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu
setelah persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam
nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu
dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis (Marmi, 2012 : 148).
Berdasarkan hasil penelitian, ibu nifas yang berpengetahuan
baik karena ibu sudah mengerti tentang pengertian, tujuan, manfaat dan
beberapa macam-macam senam nifas. Ibu nifas yang berpengetahuan
cukup karena ibu telah mengerti tentang pengertian serta tujuan senam
nifas dan sedikit mengerti tentang manfaat serta macam-macam senam
nifas . Ibu nifas yang berpengetahuan kurang karena ibu nifas hanya
mengerti tentang pengertian senam nifas dan kurang mengerti tentang
tujuan, manfaat dan macam-macam senam nifas.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD Karanganyar
mayoritas berpengetahuan cukup karena kemungkinan dipengaruhi oleh
faktor pengalaman, disini masih banyak ibu yang baru melahirkan pertama
kali, sehingga pengalaman setelah melahirkan baru dialami oleh ibu dan
kebanyakan ibu belum pernah melakukan senam nifas serta belum
56
mendapat penyuluhan tentang senam nifas. Disamping itu juga faktor
informasi, kurangnya informasi yang didapat oleh ibu kemungkinan
karena masih kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang senam
nifas dan ibu kurang aktif dalam memanfaatkan informasi dari orang-
orang disekitarnya maupun dari media masa seperti buku, surat kabar,
radio, televisi.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
Dalam melakukan penelitian ada beberapa responden yang kurang
paham dengan pernyataan didalam kuisioner seperti kata-kata medis,
sehingga penulis harus menjelaskannya kepada responden.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang
dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan
responden untuk asal mengisi jawaban.
b. Dalam penelitian ini menggunakan variable tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
57
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD
Karanganyar dengan mengambil sampel sebanyak 32 responden serta berdasarkan
penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD Karanganyar
dalam kategori baik sebanyak 3 responden (9,4%).
2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD Karanganyar
dalam kategori cukup sebanyak 24 responden (75%).
3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD Karanganyar
dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (15,6%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan Ibu tentang
tanda-tanda kehamilan di RSUD Karanganyar, maka saran yang dapat
peneliti sampaikan adalah :
1. Bagi Responden
Diharapkan responden dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang
senam nifas sebelum nifas atau sebelum akan bersalin dengan cara
58
mencari informasi melalui media cetak, media elektronik maupun melalui
penyuluhan dari tenaga kesehatan untuk mendapat informasi yang lebih
lengkap tentang senam nifas.
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan lagi kemampuan, ketrampilan, ilmu
pengetahuan dan teknologi didalam memberikan penyuluhan atau
informasi tentang pentingnya senam nifas bagi ibu nifas.
3. Bagi institusi
a. RSUD Karanganyar
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan
mengenai pentingnya senam nifas bagi ibu nifas sehingga dapat lebih
meningkatkan pelayanan pada ibu nifas dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang senam nifas.
b. STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi
pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapakan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan variabel
penelitian serta menggunakan metode dan teknik yang berbeda yang
berhubungan tentang senam nifas, sehingga didapatkan hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
_______, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Normal. Jakarta. EGC.
Brayshaw. 2008. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktik Bidan. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA). Jakarta: Depkes.
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Listriana, F. W. N. 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Usia 21-35
Tahun Tentang Senam Nifas Di Bangsal Mawar I RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Surakarta: Akademi Kebidanan Mamba’ul Ulum Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Purperium Care”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryunani, A, Sukaryati. 2011. Senam Hamil, Senam Nifas, dan Terapi Musik.
Jakarta: Trans Info Media.
Menkokesra. 2013. Angka Kematian Ibu Meningkat Tajam Dalam 5 Tahun.
www.menkokesra.go.id/content/angka-kematian-ibu-meningkat-tajam-
dalam-5-tahun. Diakses pada tanggal 9 Desember 2013.
Ningrum, E. K. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Hari1-6 Tentang Senam
Nifas Di RSUD Pandan Arang Boyolali. Surakarta: Stikes Kusuma Husada
Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
___________, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data
Dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta:
Nuha Medika.
___________, H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi Software SPSS dalam
Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rihama-Rohima.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sunyoto, D. 2011. Analisi Data untuk Penelitian Kesehatan: Analisis Data
Penelitian dengan SPSS untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wawan, A, Dewi, M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yanti, D, Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Belajar Menjadi
Bidan Profesional. Bandung: Refika Aditama.