TINGKAT LITERASI SAINS GLOBAL WARMING TERHADAP …lib.unnes.ac.id/34138/1/3201415034maria.pdfyang...
Transcript of TINGKAT LITERASI SAINS GLOBAL WARMING TERHADAP …lib.unnes.ac.id/34138/1/3201415034maria.pdfyang...
i
TINGKAT LITERASI SAINS GLOBAL WARMING TERHADAP
SUSTAINABLE LIFESTYLE GURU SEKOLAH DASAR DI DESA
BANGSRI KABUPATEN JEPARA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh:
Febrina Larasati
3201415034
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
allah. Sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadanya
( Q.S Ali Imran :159)
Tuhan tidak menuntut kita sukses, tuhan hanya menyuruh kita berjuang tanpa
henti ( Febrina Larasati)
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya, Bapak Basri Ardi dan Ibu Yuni Astuti yang selalu
memberi dukungan terhadap saya selama ini dan selalu memberikan yang
terbaik untuk saya dan kasih sayang tiada batas.
2. Ketiga kakak saya yaitu Putri Hepiyani, Ilham Nofrisal dharma dan Nurul Fitria
3. Sahabat saya yang setia mendampingi Santika, Rusma, Kukun, Yola, LiLis dan
putrid an mely.
4. Teman-Teman Seperjuangan saya, teman satu prodi pendidikan geografi 2015
5. Teman- teman Jofisa saya, fifi, Erika, sintha, putri, ulfah dan nurul yang
menemani saya saat penelitian
6. Teman-teman komunitas ilmu sosial untuk seni (KISS) yaitu untuk anak band,
untuk anak teather, anak dance dan anak paduan suara.
7. Teman tari janitra prahasana yang selalu memberi semangat
vi
SARI
Febrina Larasati. 2019. Tingkat Literasi Sains Global warming Terhadap Sustainable
lifestyles Guru Sekolah Dasar. Skripsi, Jurusan Geografi, FIS Unnes, Pembimbing Dr.
Juhadi, Msi.
Kata Kunci : Literasi Sains, Global warming dan Sustainable Lifestyles.
Global warming merupakan salah satu masalah lingkungan global yang telah
menjadi perhatian kancah internasional sejak diadakannya konferensi tingkat tinggi
bumi di Rio De Janairo, Brasil pada tahun 1992. Berbagai macam upaya mitigasi telah
dilakukan untuk menanggulangi global warming. Salah satunya yaitu dengan
implementai literasi sains agar masyarakat dapat menggunakan pengetahuan sains yang
dimilikinya untuk menjelaskan fenomena yang ada disekitar agar dapat memiliki sikap
yang bijak terhadap lingkungan. dimana sikap ini kita kenal dengan sebutan sustainable
lifestyles atau gaya hidup yang berkelanjutan. Dimana implementasi dalam pendidikan
ini membutuhkan peran serta guru sebagai salah satu komponen pembelajaran untuk
mencapai keberhasilannya maka dari itu tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana literasi sains global warming dan sustainable lifestyles yang
dimiliki oleh guru.
Sampel dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas 4,5 dan 6 yang bertugas
di desa Bangsri yang berjumlah 30 orang guru.Variabel Penelitian ini ada dua yaitu
literasi sains Global warming dan sustainable lifestyles. teknik pengambilan data yang
digunakan adalah tes, kuesioner, observasi dan wawancara. Analisis datanya
menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77% guru memiliki literasi sains global
warming pada tingkat sedang, sementara 10 % guru berada di kategori tinggi dan 13%
guru berada pada kategori rendah. Dimana untuk mengajarkan suatu materi diperlukan
pengetahuan yang tinggi agar tidak terjadi misskonsepsi terhadap siswa. Kemudian
untuk sustainable lifestyle menunjukkan bahwa 77% sikap sustainable lifestyle guru
baik dan 23 % sikap sustainable lifestyles guru cukup baik. Implementasinya masih
menggunakan metode ceramah dan berpaku terhadap LKS, belum menggunakan media
atau metode tertentu.
Saran untuk penelitian agar dapat dijadikan gambaran untuk pihak sekolah
bagaimana kompetensi guru yang kemudian dapat dijadikan sebagai peningkatan
kompetensi yang dimiliki guru dalam pengajaran literasi sains global warming dan
sikap sustainable lifestyles dalam pembelajaran.
vii
ABSTRACT
Febrina Larasati. 2019. The Science Literacy Global warming and Sustainable
lifestyles of primary school teacher. Final Project, Departement of Geography, Faculty
of Social Science, Semarang University. Advisor Dr. Juhadi, M.si.
Keyword: Science Literacy, Global warming and Sustainable lifestyles
Global warming is global environment problem that has become a wordwild
attention since the summit conference of earth will be held in Rio De Janairo, Brazil on
1992. A mitigation is did to face this phenomena, one of them is implementation a
science literacy in education to practice a people use their knowledge to know a damage
of global warming and can make a good choice to a environment what is called
sustainable lifestyles and to raise a success learning in education, teacher has a
important role to do this job. Based of those things, the purpose of this research is to
know the science literacy Global warming of primary teacher, to know attitude of
sustainable lifestyles primary teacher and how implementation of sustainable lifestyles
in the class.
Sample in this research is a teacher in Bangsri village there are 30 sample. There
are two variabel in this study, they are science literacy Global warming and sustainable
lifestyle The research also use two analytical techniques namely qualitative descriptive
and quantitative descriptive
From this study, the research is able to provide the following results, for the first
the science literacy “ global warming” of primary teacher is show 77% literacy
scienceGlobal warming of primary teacher in a medium category, 10 % in a high
category and 13% in the low category. Te second result is there a attitude sustainable
lifestyles of primary school in the Bangsri village show that 77% attitude sustainable
lifestyles are in good category and 23 % are in enough category. And the last result
show that the implementation of sustainable lifestyles in learning associated with
material as well as taught with the talks beside this teachers also set an example that
students can follow.
The suggestion for this research is to reference for the school about a condition
of skill of them teacher and can make this research a repair material for a teacher in the
learning of science literacy and sustainable lifestlyles in the class
viii
PRAKATA
Penulis mengucapkan puji syukur kepada allah SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tingkat
Literasi Sains Global warming dan Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar di Desa
Bangsri Kabupaten Jepara. Penulisan skripsi dapat terselesaikan oleh bantuan tenaga,
pikiran dan sarana dari Dr. Juhadi, M.Si selaku pembimbing penulis dan juga dari
berbagai pihak antara lain:
1. Prof. Dr. Fakthur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijinnya untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri
Semarang
2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan perijinan penelitian sehingga penulis
lancer dalam menyelesaikan skripsi
3. Dr.Tjaturahono Budi Sanjoto M.si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial, yang telah memberikan ijin diselenggarakannya siding skripsi penulis
4. Drs. Hariyanto M.si., penguji dalam sidang skripsi penulis yang telah
menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk menguji dan memberikan
masukan
5. Dr. Eva Banowati M.si., selaku penguji dalam sidang skripsi penulis yang telah
menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk menguji dan memberikan
masukan.
ix
6. Para guru sekolah dasar di Desa Bangsri atas waktu, tenaga, informasi dan
kesediaannya untuk menjadi sampel dalam penelitian yang dilakukan penulis.
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan semua pihak
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Semarang,
Febrina Larasati
3201415034
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................................................ii
PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................................iii
PRAKATA........................................................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................................v
SARI .........................................................................................................................vi
ABSTRACT ................................................................................................................... vii
PRAKATA .................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................x
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
A.Latar Belakang....................................................................................................... 1
B.Perumusan Masalah ............................................................................................... 5
C.Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6
D.Manfaat Penelitian ................................................................................................. 7
E.Batasan Istilah ....................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ........................................7
A.Deskripsi Teoritis .................................................................................................. 9
1. Literasi Sains...................................................................................................... 9
2. Global Warming...........................................................................................................12
3. Sustainable lifestyle.......................................................................................... 16
B.Penelitian Yang Relevan ..................................................................................... 23
C.Kerangka Berpikir ............................................................................................... 27
BAB II METODE PENELITIAN ..................................................................................28
A.Populasi ............................................................................................................... 29
B.Sampel ................................................................................................................. 30
C.Variabel Penelitian .............................................................................................. 31
D.Sumber data ......................................................................................................... 35
E.Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 35
xi
F. Validitas dan Reabilitas ....................................................................................... 35
G.Teknik Analisi Data............................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................42
A.Hasil Penelitian........................................................................................................... 42
1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................................ 42
a) Letak Astronomis dan Administratif Desa Bangsri ........................................ 42
b) Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan............................................................. 42
c) Kondisi Geografis ............................................................................................ 43
d) Kondisi Sosial .................................................................................................. 44
2.Tingkat Literasi Sains Global warming Guru Sekolah Dasar ..................................... 44
a. Deskripsi Tingkat Literasi Sains Global warming Guru Sekolah Dasar ......... 44
b. Perbandingan Indikator Pengetahuan dan Kompetensi ................................... 45
1) Indikator Pengetahuan ......................................................................................... 45
2) Indikator kompetensi ........................................................................................... 49
3) Perbandingan indikator Pengetahuan dan Kompetensi ....................................... 51
3. Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar ...................................................... 52
a. Deskripsi Sikap Sustainable Lifestyles Guru Sekolah Dasar .............................. 52
b.Indikator Sustainable Lifestyles ........................................................................... 54
4. Booklet Sustainable lifestyles .................................................................................... 52
a. Deskripsi Buku Nonteks .................................................................................. 68
b. Penyajian Booklet Sustainable Lifestyles ........................................................ 69
c. Respon Guru Terhadap Booklet Sustainable Lifestyles .................................. 72
B.Pembahasan ................................................................................................................ 74
1.Analisis Tingkat Literasi Sains Global warming Guru sekolah dasar ........................ 74
2.Analisis Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar .......................................... 78
3.Implementasi Sustainable Lifestyeles didalam Pembelajaran ..................................... 97
BAB V PENUTUP ........................................................................................................101
A.Simpulan ............................................................................................................ 101
B.Saran .................................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................107
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penelitian yang relevan. ....................................................................................23
Tabel 2. Jumlah populasi dalam penelitian .....................................................................29
Tabel 3. Jumlah sampel penelitian ..................................................................................31
Tabel 4. Variabel, Definisi Operasional, Indikator , Pengukuran dan Kriteria ..............34
Tabel 5. Tingkat kesukaran soal tes literasi Global warming .........................................39
Tabel 6. Operasional Penelitian.......................................................................................40
Tabel 7. Kategori Tingkat Literasi Sains Global warming ............................................44
Tabel 8. Distribusi Tiap Parameter pada soal literasi ......................................................46
Tabel 9. Persentase Soal yang Dijawab benar.................................................................48
Tabel 10. Perbandingan Indikator Pengetahuan dan Kompetensi...................................52
Tabel 11. Kategori Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar.............................53
Tabel 12. Kategorisasi indikator penggunaan kendaraan bermotor ................................55
Tabel 13. Kategorisasi Indikator Sustainable Lifestyles .................................................55
Tabel 14. Kategorisasi indikator perilaku hemat energi..................................................56
Tabel 15. Kategorisasi indikator penggunaan kertas......................................................57
Tabel 16. Kategorisasi indikator penggunaan tisu ..........................................................58
Tabel 17. Kategorisasi indikator konsumsi daging. ........................................................59
Tabel 18. Kategorisasi indikator penanaman pohon. ......................................................60
Tabel 19. Kategorisasi indikator penggunaan plastik .....................................................61
Tabel 20. Kategorisasi indikator penggunaan AC...........................................................62
Tabel 21. Perbandingan indikator sustainable lifestyles .................................................63
Tabel 22. Perbedaan buku teks dan buku nonteks pelajaran. ..........................................68
Tabel 23. Kategori Respon Guru Terhadap Booklet Sustainable Lifestyles...................73
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir .............................................................................27
Gambar 2. Cover Booklet Sustainable Lifestyles ...........................................................69
Gambar 3. Gambar Daftar Isi Booklet Sustainable Lifestyle ..........................................70
Gambar 4. Gambar Bagian Isi Booklet Sustainable Lifestyles .......................................71
Gambar 5. Bagian Penutup Booklet Sustainable Lifestyles ............................................80
Gambar 6. Parkiran Motor Guru .....................................................................................80
Gambar 7. Parkiran Motor Guru .....................................................................................80
Gambar 8. Kondisi Kelas di siang hari............................................................................83
Gambar 9.Kondiri Ruang guru disiang hari ....................................................................83
Gambar 10.Hasil Karya Anak dari Kertas Bekas ............................................................85
Gambar 11. Meja Guru ...................................................................................................87
Gambar 11. Ruangan Guru .............................................................................................89
Gambar 13. Tanaman Di Depan Kelas............................................................................70
Gambar 14. Taman Sekolah ............................................................................................71
Gambar 15. Taman Sekolah ............................................................................................90
Gambar 16.Taman Sekolah ............................................................................................91
Gambar 17.Taman Sekolah .............................................................................................91
Gambar 18.Taman Sekolah .............................................................................................92
Gambar 19.Taman Sekolah .............................................................................................92
Gambar 20.Taman Sekolah .............................................................................................92
Gambar 21. Penyediaan Air Minum di Gelas .................................................................93
Gambar 22.Bekal Botol Minum ......................................................................................94
Gambar 23.Siswa Yang Membawa Bekal.......................................................................70
Gambar 24.Air Conditioner di Kelas ..............................................................................96
Gambar 25.Air Conditioner di Ruang Guru ....................................................................96
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen tes ..............................................................................................107
Lampiran 2 Kunci Jawaban Soal Literasi Sains Global warming.................................120
Lampiran 3 Rubrik Penilaian Tes..................................................................................121
Lampiran 4 Instrumen kuesioner...................................................................................122
Lampiran 5 Rubrik Instrument Kuesioner.....................................................................126
Lampiran 6 Pedoman Wawancara.................................................................................127
Lampiran 7 Lembar Observasi Literasi Sains Global warming Aspek Kompetensi
...................................................128 Lampiran 8 Angket Respon Guru Terhadap Booklet
.......................................................................................................................................129
Lampiran 9 Tabulasi Validitas Instrumen Soal Dengan Ms. Excel 2010 .....................132
Lampiran 10 Tabulasi Reliabilitas Instrumen Soal Dengan Ms. Excel 2010 ...............133
Lampiran 11 Tabulasi Validitas Instrumen Kuesioner Dengan Ms. Excel 2010 .........134
Lampiran 12 Tabulasi Reliabilitas Instrumen Kuesioner Dengan Ms. 2010 ................135
Lampiran 13 Tabulasi Instrumen Tes Dengan Ms. Excel 2010 ....................................136
Lampiran 14 Tabulasi Instrument Tes Per Soal Ms.Excel 2010 ...................................138
Lampiran 15 Tabulasi Indikator Pengetahuan Instrument Soal Ms. Excel 2010 ..........139
Lampiran 16 Tabulasi Indikator Kompetensi Instrumen Tes Ms.Excel 2010 ..............140
Lampiran 17 Tabulasi Instrument Kuesioner Ms. Excel 2010......................................141
Lampiran 18 Tabulasi Indikator Penggunaan Kendaraan Bermotor .............................142
Lampiran 19 Tabulasi Indikator Perilaku Hidup Hemat Dengan Ms Excel 2010 ........143
Lampiran 20 Tabulasi Indikator Penggunaan Kertas Dengan Ms. Excel 2010 ............144
Lampiran 21 Tabulasi Indikator Penggunaan Tissue ....................................................145
Lampiran 22 Tabulasi Indikator Konsumsi Daging ......................................................146
Lampiran 23 Tabulasi Indikator Penanaman Pohon Di Lingkungan Sekitar ...............147
Lampiran 24 Tabulasi Indikator Penggunaan Ac Instrumen Kuesioner ......................148
Lampiran 25 Tabulasi Analisis Tiap Butir Indikator ...................................................148
Lampiran 26 Analisis Deskritif Frekuensi Spss 25 .......................................................150
Lampiran 27 Analisis Deskriptif Spss 25 Hasil Instrumen Tes ....................................151
Lampiran 28 Analisis Deskriptif Instrumen Kuesioner Spss 25 ...................................152
Lampiran 29 Tabulasi Hasil Wawancara ......................................................................153
xvi
Lampiran 30 Hasil Observasi ........................................................................................156
Lampiran 31 Tabulasi Respon Guru Terhadap Booklet Sustainable Lifestyles ............157
Lampiran 32 Daftar Sampel ..........................................................................................158
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Juhadi Dkk (2012) Pemanasan global sebagai bentuk
ketidakseimbangan ekologi merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfer
bumi yang diakibatkan meningkatnya gas rumah kaca . Kenaikan suhu bumi ini
diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca akibat dari aktifitas
manusia. Gas-gas rumah kaca inilah yang membuat sinar matahari tidak dapat
dipantulkan kembali keluar angkasa sehingga terakumulasi di bumi. Menurut
Meiviana (2004) Sebenarnya efek rumah kaca sendiri memiliki manfaat yang
baik yaitu menghangatkan bumi karena apabila tidak ada efek rumah kaca , bumi
tempat kita tinggal akan lebih dingin 33°C dari suhu saat ini. Akan tetapi karena
aktifitas konsumsi manusia yang merusak keseimbangan ekologi menyebabkan
jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer bertambah dan menjadi boomerang
bagi kehidupan manusia.
Contoh aktifitas manusia yang memicu meningkatnya gas rumah kaca
adalah penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan baik untuk kendaraan
bermotor ataupun industri pabrik, penggundulan hutan, penggunaan AC yang
menyebabkan munculnya CFC perusak ozon dan lain-lain. Hal tersebut sejalan
dengan data BPS Indonesia yang menyebutkan bahwa pada tahun 2015 jumlah
2
kendaraan bermotor tercatat sebanyak 121 juta unit kemudian pada tahun 2016
meningkat sebanyak 129 juta unit dan pada tahun 2017 meningkat lagi sebanyak
138 juta unit dimana dengan bertambahnya kendaraan bermotor akan bertambah
pula konsentrasi di atmosfer bumi. Hal tersebut juga dibuktikan oleh
pendapat Nordwijk (2019) bahwa tapak ekologi (ecological footprint) dunia
telah melebihi kapasitas ruang. Hal tersebut dikarenakan konsumsi masyarakat
dunia meningkat melebihi alam yang tersedia. Dimana konsumsi masyarakat ini
bisa mengarah pada konsumsi energi, bahan bakar maupun sumber daya alam.
Berbagai usaha mitigasi pun dilakukan salah satunya yaitu dengan
adanya protocol Kyoto yang diharapkan dapat menurunkan 0,002-0,28°C suhu
di permukaan bumi pada tahun 2010. Upaya mitigasi ini pula yang dilakukan
oleh Indonesia, salah satunya yaitu melalui bidang pendidikan. Oleh sebab itu,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 menghimbau masyarakat
untuk menguasai 6 literasi dasar yaitu literasi membaca dan menulis, literasi
sains, literasi numerasi, literasi digital, literasi finansial dan literasi kebudayaan.
Dimana salah satunya yaitu literasi sains, literasi ini digunakan untuk
menghadapi isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim atau pemanasan global.
Dengan diterapkannya literasi sains ini diharapkan masyarakat dapat
menggunakan pengetahuan sainsnya untuk membuat keputusan dan sikap yang
bijak terhadap lingkungan, sehingga dapat membentuk sikap dan kepekaan yang
tinggi terhadap lingkungan. Karena sikap manusia sebagai salah satu unsur
penyusun dari lapisan antroposfer dapat mempengaruhi keadaan alam
disekitarnya. Sikap manusia dalam memenuhi konsumsi ini akan menimbulkan
3
suatu interaksi terhadap alam disekitarnya. Interaksi tersebut dapat berdampak
buruk terhadap lingkungan apabila manusia tidak bijak dalam bersikap. Hal ini
dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan geografi yaitu pendekatan ekologi
dimana dalam pendekatan ekologi ini digunakan untuk menganalisis interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungan disekitarnya. Untuk itu setiap
keputusan dan sikap yang manusia lakukan harus berdasarkan asas bijak dan
cinta terhadap lingkungan.
Sikap dan kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan ini disebut juga
dengan sustainable lifestyle. Sustainable lifestyle ini merupakan suatu konsep
yang di adaptasi dari konsep sustainable development yang menyebutkan bahwa
suatu pembangunan atau peningkatan kesejahteraaan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan tanpa mengabaikan kebutuhan dimasa yang akan datang.
Sustainable lifestyle ini lebih mengarah kepada gaya hidup secara personal yang
dapat dilakukan oleh individu di dalam kegiatan sehari-harinya yang berkaitan
dengan pelestarian lingkungan sehingga lingkungan memiliki fungsi yang
berkelanjutan untuk generasi selanjutnya. Sehingga konsep literasi sains global
warming dan sustainable lifestyle ini harus ditanamkan sejak anak usia dini.
Pada usia dini ini anak mudah dibentuk karakternya karena merupakan
usia emas bagi anak untuk belajar, selain itu anak pada usia dini memiliki
kecenderungan meniru hal-hal yang ada disekitarnya seperti yang dijelaskan
dalam modul hakikat karateristik anak usia dini oleh Kartadinata. Oleh sebab itu,
peran guru sangat penting di dalam pembelajaran anak usia dini dimana guru ini
yang nantinya akan menjadi role model atau menjadi panutan bagi anak usia
4
dini. Guru ini diharapkan memiliki literasi sains global warming dan sustainable
lifestyle yang baik sehingga dapat dicontohkan dan dapat mencapai keberhasilan
pembelajaran. Oleh sebab itu dalam penelitian ini subjek penelitian difokuskan
kepada guru. Guru yang akan diteliti yaitu guru yang bertugas di desa Bangsri.
Pemilihan Kecamatan Bangsri sebagai lokasi penelitian ini karena
kecamatan Bangsri ini memiliki kondisi geografis yang landai, berdasarkan data
dari BPS 2018 diketahui bahwa kecamatan Bangsri ini merupakan kecamatan
yang berada di ketinggian <500 m dpl sehingga tergolong daerah yang landai.
Selain itu topografi di daerah Bangsri ini dapat dikatakan heterogen karena
terdapat topografi laut dan topografi bukit di beberapa desa, dengan adanya
keberagaman topografi tersebut akan mempengaruhi kondisi sosial dan gaya
hidup dari masyarakat setempat. Sehingga dari 16 kecamatan di kabupaten
Jepara, penelitian dilakukan di kecamatan Bangsri karena 15 kecamatan lainnya
tidak memiliki topografi seperti di kecamatan Bangsri. Kecamatan bangsri
sendiri terdiri dari 12 desa, untuk penelitian ini dilakukan di desa Bangsri karena
jarak desa Bangsri ini menuju ke ibukota kecamatan paling dekat diantara 12
desa lainnya yaitu sekitar 0,30 km sehingga dengan jarak yang paling dekat ini
akan mempengaruhi bagaimana cara hidup masyarakat yang ada di desa Bangsri.
Selain itu juga sarana dan prasarana di desa Bangsri ini paling bagus
dibandingkan dengan desa lainnya. Contohnya untuk sarana dan prasarana jalan
desa, desa bangsri ini memiliki jalan yang telah diaspal paling panjang diantara
12 desa lainnya yaitu sekitar 18 km, dimana hal tersebut akan menunjang
mobilitas penduduk di desa Bangsri. Selain itu dengan kemudahan sarana dan
5
prasarana tersebut akan memudahkan mobilitas baik itu barang atau produk dari
kota sehingga akan mempengaruhi tingkat konsumsi penduduk di Bangsri
sehingga hal tersebut menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan di desa
Bangsri.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru sekolah dasar ini
dapat diketahui bahwa global warming ini merupakan materi yang terdapat di
kelas 4,5 dan 6. Pembelajaran sekolah dasar sendiri telah menggunakan metode
tematik, dan untuk kemampuan literasi sainsnya sendiri, para guru mengatakan
bahwa belum ada pelatihan dari pemerintahan. Berdasarkan penelitian
sebelumnya dari saraswati tahun 2012 dengan judul analisis gaya hidup
(sustainable lifestyle) siswa SMA di Surabaya dan upaya memperbaikinya. Hasil
penelitian tersebut menyebutkan bahwa 21 % dari 136 sampel menyatakan
sustainable lifestyle itu penting, 6% dari dari sampel menyatakan bahwa
sustainable lifestyle itu tidak penting dan sisanya 73 % menyatakan sustainable
lifestyle penting. Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di dalam latar
berlakang tersebut peneliti ingin meneliti bagaimana tingkat literasi sains Global
warming terhadap sustainable lifestyle guru sekolah dasar .
B. Perumusan Masalah
Global warming merupakan ancaman bagi kehidupan manusia. Global
warming ini disebabkan karena aktifitas atau pola hidup manusia modern yang
merusak alam. Untuk itu diperlukan literasi sains dalam menghadapi global
warming yang harus ditanamkan sejak dini agar membentuk pengetahuan dan
sikap yang membentuk sustainable lifestyle sejak dini. Oleh karena itu guru
6
diharapkan memiliki sikap dan pengetahuan mengenai hal tersebut agar dapat
dijadikan role model dari siswa sekolah dasar. Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana tingkat literasi
Global warming terhadap sustainable lifestyle dari guru sekolah dasar. Dari
rumusan masalah tersebut disusun ke dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana Tingkat literasi sains Global warming pada guru sekolah
dasar?
2. Bagaimana sikap sustainable lifestyle yang dimiliki guru sekolah dasar?
3. Bagaimana implementasi sustainable lifestyle di dalam pembelajaran
pada sekolah dasar?
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan dan
dapat terlaksana dengan baik serta terarah, maka tujuan penelitian ini di
maksudkan untuk:
1. Untuk mengetahui Tingkat literasi sains Global warming Guru Sekolah
Dasar
2. Untuk mengetahui sikap sustainable lifestyle yang dimiliki Guru
Sekolah Dasar
3. Untuk mengetahui implementasi sustainable lifestyle di dalam
pembelajaran pada sekolah dasar
7
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pengembangan diri dalam bidang pendidikan karakter cinta lingkungan
dalam pembelajaran di Fakultas Ilmu Sosial dan dapat dijadikan sebagai
referensi tingkat literasi yang dimiliki oleh guru sekolah dasar dan
referensi bagaimana sustainable lifestyle dari guru sekolah dasar
2. Secara praktis
Dikembangkan menjadi booklet sustainable lifestyle mitigasi
global warming untuk pedoman guru sekolah dasar dan penanaman sikap
cinta lingkungan untuk anak sekolah dasar
E. Batasan Istilah
Penelitian ini mengambil judul tingkat literasi sains global
warming terhadap sustainable lifestyle pada guru sekolah dasar. Untuk
menghindari adanya kesalahan penafsiran terhadap judul skripsi dan
membatasi ruang lingkup permasalahan yang diteliti sehingga mudah
untuk dibaca, dipahami, dimengerti juga sebagai pedoman dalam
pelaksanaan penelitian maka perlu penegasan sebagai berikut:
1. Literasi Sains
Menurut Arif (2015) literasi sains merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami sains, mengkomunikasikan sains, serta
menggunakan pengetahuan sains untuk menyelesaikan masalah dalam
8
kehidupan sehari-hari sehingga memiliki sikap dan kepekaan yang tinggi
terhadap lingkungannya. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana
kemampuan literasi sains yang dimiliki Guru tentang global warming.
2. Global warming
Menurut Rusbiantoro (2008:6) Global warming adalah
meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer yang disebabkan
karena meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer bumi.
3. Sustainable lifestyle
Sustainable lifestyle ini merupakan adaptasi dari pengembangan
konsep sustainable development. Menurut Nurhayati (2016) gaya hidup
yang sustainable atau yang disebut juga sustainable life style merupakan
upaya yang mendasarkan perilaku pada kehidupan yang berkelanjutan.
Tidak hanya kesehatan dan pola hidup personal tetapi juga gaya dan pola
hidup yang berkaitan dengan proses penjagaan kelestarian alam. Dalam
penelitian ini sustainable lifestyle yang diteliti adalah sustainable
lifestyle dari guru sekolah dasar.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. DESKRIPSI TEORITIS
1. Literasi Sains
a. Deskripsi Tentang Literasi Sains
Menurut Arif (2015) Literasi sains merupakan kemampuan
seseorang dalam memahami sains, mengkomunikasikan sains , dan
menggunakan sains dalam memecahkan masalah sehingga dapat
menimbulkan sikap kepekaan terhadap diri dan lingkungannya.
Definisi Literasi sains menurut kementrian pendidikan dan
kebudayaan (2017) adalah (1) pengetahuan ilmiah individu dan
kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya
untuk mengidentifikasi masalah, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan
dengan bukti yang berhubungan dengan bukti ilmiah; (2) memahami
karakteristik utama dari pengetahuan yang dibangun dari pengetahuan
manusia dan inquiri (3) menyadari bagaimana kemampuan sains dan
teknologi ,lingkungan dan intelektual budaya (4) adanya kemauan untuk
terlibat dalam isu dan ide dengan sains.
10
b. Prinsip Dasar Literasi
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2017) adapun
indikator literasi sains yaitu sebagai berikut:
1) Kontekstual, sesuai dengan kearifan lokal dan perkembangan zaman
2) Pemenuhan kebutuhan sosial, budaya dan kenegaraan
3) Sesuai dengan standart mutu pembelajaran yang sudah selaras dengan
pembelajaran abad XXI
4) Holistic dan terintegrasi dengan beragam literasi lainnya
5) Kolaboratif dan pastisipasif
Berdasarkan framework (PISA, 2012 dalam Wulandari, 67-73:2016)
aspek literasi sains terdiri dari aspek konteks, aspek pengetahuan dan
kompetensi yang dirinci sebagai berikut :
a) Aspek konteks
Aspek penting dalam literasi sains PISA adalah keterlibatan
siswa dalam berbagai situasi yang disajikan dalam bentuk isu ilmiah.
Aspek konteks literasi sains melibatkan isu-isu penting yang
berhubungan dengan sains dalam kehidupan sehari-hari. Item
asesmen literasi sains dirancang untuk konteks yang tidak hanya
terbatas pada kehidupan sekolah saja, tetapi juga pada konteks
kehidupan siswa secara umum (Wulandari, 2016).
b) Aspek pengetahuan
Pada aspek pengetahuan sains siswa perlu menangkap
sejumlah konsep kunci atau esensial untu dapat memahami
11
fenomena alam tertentu dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat
kegiatan manusia (Wulandari, 2016). Tujuan tes literasi PISA adalah
untuk menggambarkan sejauh mana siswa dapat menerapkan
pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan dengan kehidupan
mereka. Ada tiga jenis pengetahuan dalam literasi sains yaitu sebagai
berikut:
1) Pengetahuan Konten
Adalah pengetahuan tentang fakta, konsep, ide dan teori
tentang alam semesta sebagaimana ditetapkan dalam ilmu
pengetahuan. Misalnya bagaimana tanaman menyintesis molekul
kompleks dengan menggunakan cahaya dan karbon dioksida
dalam membuat makanan.
2) Pengetahuan Prosedural
Adalah pengetahuan tentang prosedur yang digunakan
para ilmuan untuk membangun pengetahuan ilmiah disebut
sebagai pengetahuan prosedural. Dengan demikian pengetahuan
ini berkenaan dengan pengetahuan tentang konsep dan praktik
penyelidikan empiris.
3) Pengetahuan Episitemik
Adalah pemahaman peran mendefinisikan fitur penting
dan konstruksi tertentu dalam proses membangun pengatahuan
dalam sains.
12
c) Aspek kompetensi
Menurut Wulandari (2016) aspek kompetensi sains
merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu
pertanyaan atau memecahkan masalah. Adapun kompetensi
literasi sains mencakup tigal hal berikut:
1) Menjelaskan Fenomena Secara Saintifik
2) Mendesain dan Mengevaluasi Penyelidikan Sainstifik
3) Mengintepretasikan Data dan Fakta Secara Saintifik
2. Global warming
a. Pengertian Global warming
Menurut (Rusbiantoro, 6:2008) Global warming adalah
meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di
bumi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti
batubara, minyak bumi (yang diolah menjadi menjadi bensin, minyak
tanah, avtur, pelumas oli dan gas alam sejenisnya, yang tidak dapat
diperbaharui).
Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu
lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global
berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya
radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar
ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap
oleh udara dan permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah dipantulkan
13
kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang
kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas-gas rumah kaca
terutama berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida. Kontribusi
besar yang mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia ini di atmosfir
adalah aktivitas manusia (Meiviana, 2004).
Mayoritas kenaikan suhu yang diamati sejak pertengahan abad-20
disebabkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) meningkat tajam
(Ardhitama, 2017). Peningkatan tersebut sebagai akibat dari aktivitas
manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan pengurangan lahan
hutan. Seperti diketahui, kendaraan bermotor, kapal laut, pesawat
terbang, pabrik, perkantoran, industrialisasi membutuhkan bahan bakar
fosil seperti minyak bumi, solar, premium dan lain-lain. Sisa pembakaran
bahan bakar fosil tersebut menyemburkan CO2 ke atmosfer sehingga
menambah konsentrasi GRK.
b. Penyebab Global warming
Menurut Rusbiantoro (2008) Pemanasan global ini disebabkan
karena gas gas rumah kaca yang terus meningkat di atmosfer sehingga
menyebabkan panas matahari tidak dapat dipantulkan kembali keluar
angkasa dan terakumulasi dibumi sehingga bumi semakin panas.
Menurut Sulistiyo (2015) Pada saat ini, bumi menghadapi
pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan
aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran
bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam dan batubara yang
14
melepas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal
sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Diperkirakan, setiap tahun
dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida atau 18.350.000.000.000
kg karbon dioksida (CO2).
Ilustrasi kejadian efek rumah kaca adalah, ketika kita berada
dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah terik
matahari. Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan
kembali ke luar melalui kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di
dalam ruang mobil. Akibatnya suhu di dalam ruang lebih tinggi (panas)
daripada di luarnya (Ardhitama, 2017).
Menurut Wuryandari (2016) adapun faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya global warming adalah sebagai berikut:
1. Polusi Karbondioksida oleh pembangkit listrik bahan bakar fosil
2. Polusi karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi
3. Gas metana dari perternakan dan pertanian
4. Aktifitas penebangan pohon
5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
c. Dampak Pemanasan Global
Menurut Meiviana (2004) Pemanasan global telah memicu terjadinya
sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun
setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut:
15
1) Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan.
2) Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim.
3) Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas
toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber
makanan.
4) Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu,
kelembaban dan produktivitas primer sehingga sejumlah hewan
melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai.
5) Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak
menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas
banjir.
6) Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es
pada puncaknya.
7) Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin
menyebabkan terjadinya perubahan arus laut.
8) Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap
resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme
tertentu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan adanya
pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit tropis.
9) Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga
terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia,
Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua.
16
d. Upaya Penanggulangan
Menurut Marpaung (2007) meskipun kita hanya mempunyai dua
tangan kecil, kita bisa menjadi penggiat aktif untuk menghentikan
pemanasan global dengan cara sebagai berikut :
1) Hemat listrik
2) Hemat bahan bakar
3) Hemat sampah dan tanam pohon
3.Sustainable lifestyle
a. Pengertian Sustainable lifestyle
Sustainable Lifestyle sendiri menurut Saraswati (2011) gaya
hidup yang sadar akan lingkungan dan menyadari konsekuensi atas
pilihan yang dibuat yang maka dari itu akan membuat pilihan yang
nantinya memiliki potensi negatif yang paling sedikit. Hal tersebut bukan
hanya sekedar peduli terhadap lingkungan namun juga melibatkan proses
berpikir terhadap orang-orang dan komunitas serta turut melibatkan
proses berpikir tentang kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan dan
pengembangan masyarakat bukan hanya uang dan harta.
Menurut Nurhayati (2016) Gaya hidup yang sustainable atau yang
disebut juga sustainable lifestyle merupakan upaya yang mendasarkan
perilaku pada kehidupan yang berkelanjutan. Tidak hanya kesehatan dan
pola hidup personal tetapi juga gaya dan pola hidup yang berkaitan
dengan proses penjagaan kelestarian alam.
17
b. Pendekatan sustainable lifestyle
Menurut Saraswati (2011) Dalam kehidupan sehari-hari banyak
tindakan kecil yang terkadang terlihat sepele dan tidak berbahaya,
ternyata memiliki dampak buruk yang cukup serius untuk alam. Setiap
berbelanja para ibu selalu membeli barang dan membawa pulang tas
plastik yang ternyata merupakan bahan yang tidak mudah didaur ulang.
Kendaraan digunakan dalam keadaan ban sedikit kempes, mempercepat
keausan karet ban dan memicu penggunaan bahan bakar lebih banyak,
menyebabkan penggundulan hutan karet. Kedua contoh ini adalah fungsi
dari suatu kegiatan hidup manusia menggunakan material yang kurang
arif dan berujung akhir pada suatu hasil yang dapat berdampak negatif
untuk alam dan energi. Pendekatan Sustainable lifestyle adalah aksi atau
kegiatan hidup yang memiliki dampak positive pada lingkungan.
Tindakkan tersebut bisa merupakan tindakan besar maupun tindak kecil
seperti kegiatan rutinintas sehairi-hari. Sustainable lifestyle dapat
dilakukan dengan cara-cara sederhana, namun dilakukan lebih cermat.
Menurut Saraswati (2011) Suatu yang besar adalah terdiri dari
suatu yang kecil. Permasalahan energi bukan merupakan permasalahan
besar, namun permasalahan kecil-kecil yang membesar. Seandainya
setiap individu mau perduli akan konsumsi energinya maka akan
memberi sumbangan manfaat yang terakumulasi besar. Saat lampu
dipadam di hari bumi yang lalu, ada 300 megawatt listrik dapat dihemat
18
yang setara dengan penerangan untuk 900 desa tertinggal dan
mengurangi 267 ton CO2.
Untuk itu jika ingin menyelamatkan diri dari pemanasan global
harus dimulai dari diri sendiri dengan hal kecil yang bisa kita lakukan,
agar sustainable lifestyle ini bukan hanya menjadi suatu himbauan tetapi
kelak dapat menjadi trend lifestyles di dalam masyarakat Indonesia
dengan kata lain “sustainable lifestyle is advice from today, trend for
tomorrow”. Adapun indikator dari sustainable lifestyle yang diadopsi
dari pendapat Rusbiantoro mengenai apa yang harus kita lakukan untuk
mencegah pemanasan global yaitu sebagai berikut:
1) Intensitas Penggunaan kendaraan bermotor
Menurut Sulistiyono (2015) Seperti diketahui dalam proses
pembakarannya BBM yang digunakan baik pada industri maupun
pada kendaraan bermotor akan menghasilkan CO2, yang merupakan
salah satu komponen gas rumah kaca yang efeknya dapat
menyebabkan global warming. Dengan meningkatnya jumlah industri
dan kendaraan bermotor tentu penggunaan BBM juga mengalami
peningkatan yang berdampak pada peningkatan produksi gas-gas
CO2. Oleh sebab itu biasakan untuk menggunakan motor seperlunya
dan bisa beralih ke sepeda atau jalan kaki jika jarak tempuh dekat.
2) Perilaku hemat energi listrik
Menurut Setyowati (2013) Energi listrik tidak muncul begitu saja
akan tetapi dari proses mengubah energi menjadi listrik. Proses
19
pengubahan energi ini membutuhkan bahan bakar yang salah satunya
dari bahan bakar minyak bumi. Hasil pembakaran ini menyebabkan
terjadinya produksi CO2 di bumi sedangkan CO2 ini merupakan gas
rumah kaca penyebab global warming. Untuk itu semakin kita boros
dalam penggunaan listrik maka akan menyebabkan semakin banyak
produksi CO2 sisa bahan bakar fosil untuk memproduksi energi
listrik. Untuk itu salah satu cara hemat listik adalah mematikan TV
dan peralatan eletronik bila sudah tidak terpakai, mencabut charger
dari HP bila selesai serta mematikan ruangan bila tidak ditempati.
3) Penggunaan kertas dan tisu
Menurut Nugraha (2011) kertas dibuat dengan menggunakan
bahan baku pohon. Sehingga semakin banyak kertas yang digunakan
maka jumlah pohon yang akan ditebang semakin banyak juga. Maka
dari itulah kita harus bijak dalam menggunakan kertas. Karena pohon
sangat membantu menyerap gas- gas rumah kaca penyebab global
warming. Menurut Prihanta (2015) Salah satu produk kehidupan
modern adalah tisu. Pemakaian tisu di negara-negara maju dan di
kota-kota besar Indonesia adalah lumrah dijumpai. Saat ini sudah
jarang ditemui – atau dapat dikatakan tidak ada sama sekali - kaum
muda, terlebih-lebih para remaja sekolah, menggunakan saputangan
kecuali kaum orangtua yang berusia 55 (lima puluh lima) tahun ke
atas. isu dibuat dari pulp (bubur kertas). Pulp berasal dari batang
pohon akasia dan eucalyptus yang diproses secara kimia. Untuk
20
membuat tisu, produsen harus membuat perkebunan akasia dan
eucalyptus (contohnya usaha yang dilakukan oleh PT. Musi Hutan
Persada di Muara enim Sumatera Selatan), lalu setelah pohon tersebut
besar maka dilakukan penebangan untuk mendapatkan kayunya. Yang
berarti suatu penggundulan hutan menyebabkan luas hutan alam
semakin menyusut karena digantikan oleh Perkebunan Akasia dan
eucalyptus. Menyusutnya luas hutan dapat mengakibatkan erosi tanah.
Selain erosi, kemampuan hutan untuk menyerap CO2 juga menurun.
Tingginya konsentrasi CO2 di atmosfir menyebabkan tingginya suhu
bumi yang berdampak pada gangguan keseimbangan lingkungan
hidup di biosfir bumi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global
(Global warming).
4) Intensitas konsumsi daging
Menurut Rusbiantoro (2008) Gas metana merupakan gas yang
menyebabkan pemanasan global, gas ini sangat berpengaruh dalam
pemanasan global karena gas merupakan urutan kedua penyebab
utama terjadinya pemanasan global. Gas metana disebabkan
dari bahan-bahan organik yang kekurangan dari hasil pemecahan
bakteri pada pertanian, perkebunan dan peternakan.Sebagai contohnya
adalah semakin tinggi produksi hewan ternak maka gas metana akan
semakin meningkat yang akan dilepaskan ke permukaan bumi. Untuk
itu diharapkan mengurangi intensitas konsumsi daging
21
5) Penanaman pohon di lingkungan sekitar
Kekurangan pepohonan dapat menimbulkan pemanasan global,
karena pepohonan juga dapat membantu untuk mengatasi suhu panas
dan menghirup karbondioksida yang menyebabkan terjadinya
pemanasan global. Pepohonan memiliki fungsi penting bagi
lingkungan, karena pohon bisa membuat lingkungan menjadi sejuk,
mengurangi polusi, dan jauh dari pencemaran udara. Untuk itu
tanamlah pohon disekitar rumah atau di pekarangan rumah agar dapat
menghasilkan oksigen dan mengikat CO2 (Marpaung, 2008).
6) Penggunaan Plastik
Menurut Rusbiantoro (2008) Sampai saat ini untuk mendaur
ulang bahan-bahan plastik yang biasanya terbuat dari polyethylene
membutuhkan waktu sekitar 1000 tahun untuk diuraikan di dalam
tanah dan mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Di Amerika Serikat
ada 500 milyar tas platik beredar dan hanya kurang lebih 3% dari tas
plastik itu dapat didaur ulang. Pembakaran sampah plastik akan
menimbulkan berbagai gas yang menyebabkan pemanasan global.
Oleh karena itulah kita sebaiknya mengurangi penggunaan kantong-
kantong plastik. Untuk itu kita dapat mengganti plastik dengan bahan
yang mudah didaur ulang selain itu juga mengajari anak untuk
membawa bekal makan dan minum agar tidak jajan di sekolah yang
pastinya menggunakan plastik.
22
7) Penggunaan Air Conditioner
Menurut Rusbiantoro (2008) Salah satu gas rumah kaca itu
adalah CFC. CFC merupakan kepanjangan dari (Chloro Fluoro
Carbon) yang disebut sebagai Freon yang dapat merusak ozon. Jika
lapisan ozon menipis maka sinar UV dapat menerobos ke atmosfer
dan menyebabkan radiasi.
23
B. Penelitian Yang Relevan
Tabel 1. Penelitian yang relevan
NO Pengarang
Judul/nama
jurnal/penerbit/tahun/vo
lume
Fokus
masalah Tujuan penelitian
Metode penelitian
Hasil penelitian pendekatan Variabel
Pengumpulan
data
Analisis data
1. Yaumi
wisanti dan
setyo
atmoko
Penerapan Perangkat
Model Discovery
Learning Pada Materi
Pemanasan Global
Untuk Melatihkan
Kemampuan Literasi
Sains Siswa Smp Kelas
VII Tahun 2017/E-
joirnal
pensa/UNESA/2017/05(
01)
Pelatihan
kemampuan
literasi sains
siswa SMP
Mendeskri-psikan
keterlaksanaan
model discovey
learning, aktivitas
siswa,
peningkatan
literasi sains
siswa dan respon
siswa
Pre-
eksperimental
Model
discovery
learning,mat
eri global
warming dan
kemampuan
literasi sains
Tes, angket dan
wawancara
Statistika N-
gain
Terjadi
peningkatan dalam
kategori sedang
pada kemampuan
literasi sains siswa
SMP setelah
diterapkan model
discovery learning
2. Noly
Shofiyah
Deskripsi Literasi Sains
Awal Mahasiswa
Pendidikan IPA pada
Konsep IPA/Jurnal
Pedagogia/edusentris/20
15/4(2)
Tingkat
literasi sains
mahasiswa
pendidikan
IPA
Untuk
mendeskripsikan
kemampuan
literasi sains pada
mahasiswa
semester 3
pendidikan IPA
Kuantitatif Kemampuan
literasi sains
mahasiswa
semester 3
Tes Deskripsi Hasil analisis
menunjukkan
bahwa kemampuan
literasi mahasiswa
paling tinggi pada
dimensi nominal
dan fungsioanl
yaitu sebesar 39%
dan 36%
dibandingkan
dimensi procedural
dan konseptual
dengan perolehan
sebesar 20%
24
Lanjutan Tabel
NO Pengarang
Judul/nama
jurnal/penerbit/tahun/v
olume
Fokus masalah Tujuan penelitian
Metode penelitian
Hasil penelitian Pendekatan variabel
Pengumpula
n data
Analisis data
3. Dek
Ngurah
Laba
Laksana
Profil Pemahaman
Konsep-Konsep IPA
Guru Sekolah Dasar Di
Kabupaten
Ngada/Jurnal Ilmiah
Pendidikan/Science
Direct/2013/01(01)
Pemahaman
Konsep IPA
pada guru
sekolah dasar
Mengidentifikasi
dan
Mendeskripsikan
konsep
pemahaman IPA
pada guru –guru
sekolah dasar
Kualitatif Pemaha-man
konsep ipa
Tes,
wawancara,
observasi
deskripsi 25 % guru sekolah
dasar paham terhadap
konsep ipa dan 75%
guru sekolah dasar
miskonsepsi terhadap
konsep IPA
4. Deniz
Saribaz,
Gaye
Teksoz
dan
Hamide
Ertepenar
The Relationship
Between enviromental
literacy and self
eficiacy belief toward
environmental
education/word
conference on
educational
science/science
direct/2014/114
Literasi
lingkungan
dan sel
efficacy calon
guru sekolah
dasar
Untuk mengetahui
tingkat literasi
lingkungan dan
self efficacy dan
hubungan tingkat
literasi lingkungan
dengan self
efficacy yang
dimili oleh guru
sekolah dasar
Kuantitatif
korelasi
Literasi
lingkungan,
self efficacy
Angket dan
tes serta
observasi
Korelasi
produk
moment dan
deskripsi
Calon guru tidak
memiliki cukup
pengetahuan dan self-
efficacy belief terkait
pendidikan lingkungan
hidup walaupun sikap,
perhatian mereka
terhadap isu
lingkungan baik
hubungannya kedua
variabel berkorelasi
signifikan negatif
25
Lanjutan Tabel
NO Pengarang
Judul/nama
jurnal/penerbit/tahun/v
olume
Fokus masalah Tujuan
penelitian
Metode penelitian
Hasil penelitian Pendekatan Variabel
Pengumpula
n data
Analisis data
1 Ozgul
polat
ugulkan
The effectiveness of
improving global
warming project for 4-
6 children attending
pre-school/procedia
social and behavioral
science/science
direct/2009/01
Penerapan
metode project
global
warming pada
anak usia dini
Mengetahui
model
pembelajaran
yang sesuai
dengan anak
sekolah dasar
dan untuk
mencoba semua
sampel model
untuk anak
sekolah dasar
Eksperimen Global
warming
project
Tes dan
observasi
Uji wilxocon Penggunaan project
global warming yang
berupa kegiatan drama,
melihat video, gambar
dan bermain peran
efektif digunakan
untuk anak usia 4-6
tahun
2. Awanthi
dan
Navarante
Carbon footprint an
organization : a tool for
monitoring global
warming
impact/procedia social
and behavioral
science/science
direct/2018/212
Mitigasi
pemanasan
global
Untuk menilai
operasional
perhitunga CFP
di sri langka dan
mengetahui
metode yang
cocok dalam
mengurangi CFP
penduduk
Kuantitatif Carbon
footprint dan
dampak global
warming
Studi
area,studi
data
Perhitunganc
arbon
footprint
Hasil penelitian
menyatakan sebagian
besar penghasil carbon
berasal dari
transportasi karyawan
penglaju, transportasi
perusahaan, energi
untuk listrik.
26
Lanjutan Tabel
NO Pengarang
Judul/nama
jurnal/penerbit/tahun/vol
ume
Fokus masalah Tujuan
penelitian
Metode penelitian
Hasil penelitian Pendekatan Variabel
Pengumpula
n data
Analisis
data
1 Nurhayati Sustainable lifestyle
Masyarakat Perkotaan (
studi tentang gaya hidup
berkelanjutan
masyarakat perkotaan di
Riau)/Jurnal
Sorort/perpusnas/2016/1
1(2)
Gaya hidup
berkelanjutan
Untuk
mengetahui
dan
mendeskrips
ikan gaya
hidup
masyarakat
perkotaan di
Riau
Kualitatif Sustainable
lifestyle
Survey dan
wawancara
Deskript
if
Sebagian besar gaya hidup
berkelanjutan masyarakat
perkotaan dari budaya
rumah, kemudian budaya
lingkungan dan dari
pendidikan.
2. Titik
Setyowati
Pengenalan Nilai-Nilai
Hemat Energi Pada
Anak Usia Dini di
Lingkungan
Keluarga/Agri-
tek/eduesntris/2012/13
(02)
Sikap cinta
lingkungan
Untuk
menanamka
n karakter
hemat energi
pada anak
dan untuk
menanamka
n pendidikan
lingkungan
hidup sejak
anak usia
dini
Kualitatif Nilai hemat energi
dan di lingkungan
keluarga
Dokumentas
i dan
observasi
Deskrips
i
kualitatif
Nilai-nilai hemat energi
yang bisa diajarkan yaitu
mematikan lampu saat
tidak digunakan,
membawa bekal makanan
dan minuman, membawa
wadah saat berbelanja,
bersepeda dan jalan kaki
bila berpergian,kurangi
konsumsi daging dan beli
produk lokal
27
C. KERANGKA BERPIKIR
Global warming merupakan sebuah ancaman bagi kehidupan
manusia. Dampaknya mulai dirasakan oleh manusia dibumi ini. Karena
meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan bumi semakin
panas dan muncul disfungsi kehidupan manusia. Meningkatnya gas rumah
kaca ini disebabkan karena perilaku manusia atau pola hidup manusi modern
yang konsumeris dengan melakukan eksploitasi terhadap SDA salah satu
contoh aktifitas konsumtif ini adalah penggunaan bahan bakar fosil secara
berlebihan , tidak hemat energi listrik , pemakaian kertas, plastik dan tisu
yang menyebabkan pembalakan hutan, industri-indusri dan konsumsi daging
yang berlebihan. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan kompetensi
yang rendah sehingga Kementrian pendidikan dan kebudayaan menghimbau
penguasaan literasi sains untuk mengahadapi pemanasan global sehingga
dapat menciptakan pola hidup yang berkelanjutan atau disebut pula
sustainable lifestyle. Hal ini sudah seharusnya dimasukan dalam
pembelajaran pada jenjang sekolah dasar, menengah pertama dan menengah
atas. Dimana pada pendidikan sekolah dasar guru diharapkan memiliki
literasi sains global warming dan sustainable lifestyle yang dapat dijadikan
role model oleh murid sekolah dasar karena pada usia dini anak memiliki
karakteristik meniru orang disekitarnya dimana disekolah ini guru dijadikan
orang tua kedua untuk memberi contoh yang baik terhadap anak.
28
Gambar 1. Kerangka Berpikir Tingkat Literasi Sains Global warming Terhadap Sustainable
Lifestyles GuruSekolah Dasar
Masalah Lingkungan Global Warming
Literasi sains Global
Warming
Sustainable
lifestyles
pengetahuan kompetensi
1. Intensitas penggunaan
kendaraan bermotor
2. Perilaku hemat energi listrik
3. Penggunaaan kertas
4. Penggunaan tisu
5. Intensitas konsumsi daging
6. Penanaman pohon
dilingkungan sekitar
7. Penggunaan plastik
8. Penggunaan AC
Mitigasi Global Warming
Dalam Bidang Pendidikan
Guru sebagai Role Model
Aktifitas Manusia yang merusak alam
Rendahnya Pengetahuan mengenai
Global warming
Gaya hidup Konsumtif
Bagaimana Tingkat Literasi Sains Global Warming terhadap
sustainable lifestyles guru sekolah dasar
101
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Tingkat Literasi Sains Global warming guru sekolah dasar yang ada di
Desa Bangsri rata-rata berada pada tingkat sedang yaitu 77%. Sedangkan untuk
mengajarkan suatu materi pelajaran kepada siswa guru harus memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi karena guru harus menjadi efekrtif dalam bidang
pengetahuan, kompetensi personal, kemampuan repretoar dan kemampuan
menyelesaikan masalah agar tidak terjadi misskonsepsi karena kualitas
penjelasan dan pengetahuan dari guru akan berpengaruh terhadap hasil belajar
dari siswa. Berdasarkan dari keseluruhan tes yang dilakukanpun guru memiliki
tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan ketika guru
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam percobaan ilmiah atau dalam
menganalisis suatu data.
Kemudian untuk Sikap Sustainable lifestyles Guru Sekolah Dasar yang
dimiliki oleh guru sekolah dasar yang bertugas di Desa Bangsri untuk guru kelas
4,5 dan 6 rata-rata berada pada kategori “baik”. Dari kedelapan indikator,
indikator penggunaan plastik memiliki nilai rata-rata paling rendah diantara
kedelapan indikator yang lainnya dan indikator perilaku hidup hemat merupakan
indikator yang memperoleh nilai rata-rata paling tinggi diantara indikator yang
lainnya.
102
Implementasi Sustainable lifestyles dalam Pembelajaran diajarkan
dengan menggunakan metode ceramah dan saintifik serta mencontohkan
perilakunya terhadap siswa-siswa. Selain itu juga kebanyakan guru tidak
mengenal sustainable lifestyles tetapi mereka mengajarkan indikator didalam
sustainable lifestyles. Indikator sustainable lifestyles yang diajarkan oleh guru-
guru kepada anak-anak sekolah dasar adalah indikator perilaku hidup hemat
energi dan penanaman pohon.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut.
1. Bagi para guru sekolah dasar yang mengajar kelas tinggi untuk mengasah
kemampuan literasi sainsnya karena hal tersebut sangat berguna dalam
pembelajaran. Selain itu juga memperbaiki gaya hidup yang bisa berdampak
buruk terhadap lingkungan dan selalu peduli terhadap lingkungan karena
sebagai seorang pendidikan sebelum mengajarkan sesuatu, kita harus
melakukan hal tersebut pada diri kita terlebih dahulu.
2. Bagi pihak sekolah, untuk lebih menggalakkan progam cinta lingkungan
yang ada di sekolah sehingga dapat menumbuhkan perilaku cinta dan peduli
lingkungan pada anak-anak.
3. Bagi pemerintah, baiknnya mengadakan suatu progam untuk meningkatkan
literasi yang ada pada guru-guru sehingga dapat mendukung progam
pemerintah yang ada.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus, Tita Mulyati dan Hana Yunansah. 2017. Pembelajaran Literasi:
strategi meningkatkan kemampuan literasi matematika, sains,
membaca dan menulis. Jakarta : Bumi Aksara.
Amini, Mukthi. 2003. Modul Hakikat Anak Usia Dini . Jakarta ; Dikti
Depdiknas.
Ardhitama. , Siregar dan Nofrizal. (2017) Analisis Pengaruh Konsentrasi Gas
Rumah Kaca Terhadap Kenaikan Suhu Udara Di Kota Pekanbaru
Dan Kota Padang. Jurnal Ilmu Lingkungan. 11 (1) , 35-43.
Arif, Chusnul , Budi Indra dan Deka Trisnadi. (2017). Potensi Pemanasan
Global Dari Padi Sawah System Rice Intensification (SRI) Dengan
Berbagai Ketinggian Muka Air Tanah. Jurnal Lingkungan. 11(2) , 81-
90.
BPS. 2018. Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor Di Indonesia Tahun 1999-2017.
Melalui://www.BPS.go.id/lingkungan-hidup. Pada tanggal 1 april
2019
BPPT. 2018. Outlook Energi Indonesia : energi berkelanjutan untuk
transportasi darat. Jakarta ; BPPT.
Juhadi, Saptono Putro dan Ningsih. (2013). Pengaruh Pemanasan Global
Terhadao Pola Mata Pencaharian Nelayan dan Minat belajar serta
Hasil Belaja Anak Nelayan di TegalMulya Cilacap. Edu Geografi.
1(1), 78-83.
Juhadi, Heri Tjahjono dan Alfi Liliyah. ( 2018). Strategi Coping Nelayan
Terhadap perubahan Iklim Studi Pada Masyarakat Nelayan
Kecamatan Tugu Semarang. Edu Geografi. 7(1), 47-53.
104
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Materi Pendukung Literasi
Sains. Jakarta ; Kemendikbud.
Kwanda, Timotichin. (2003). Pembangungan Permukiman Berkelanjutan Untuk
Mengurangu Polusi Udara. Dimensi Teknik Arsitektur. 31(1), 20-21.
Laksana, Dek Ngurah Laba. (2013). Profil Pemahaman Konsep IPA Guru
Sekolah Dasar di Kabupaten Ngada. Jurnal Ilmiah Pendidikan.
01(01), 27-38.
Marpaung, Muzzi A. 2008. Pemanasan global. Solo; Tiga Serangkai Solo.
Meivina, Armeli , dkk. 2004. Bumi Makin Panas: Ancaman Perubahan Iklim di
Indonesia. Jakarta ; Kementrian Lingkungan Hidup.
Nugraha, Adrian R. 2011. Pemanasan Global dan Dampaknya. Jakarta; PT
Gading Inti Prima.
Nurhayati, Dkk (2016). Sustainable lifestyles Masyarakat Perkotaan (Studi
Tentang Gaya Hidup Berkelanjutan Masyarakat Kota di Riau). Jurnal
Sorot. 11(2), 75-86.
Prihanta,Wahyu.(2015). Adaptasi dan Mitigasi Global warming Sebagai Upaya
Selamatkan Bumi. Jurnal Lingkungan Hidup. 14(1),149-164.
Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global warming for beginner : pengantar
koprehensif tentang pemanasan global. Yogyakarta ; O2.
Saraswati, Imaculata. Dkk. 2012. Analisis Gaya Hidup Berkelanjutan
(Sustainable lifestyles) Siswa-Siswi di SMA Surabaya. Jurnal teknik
ITS. 1(1), 561-566.
Saraswati, Titien. (2013) . Managing Green Architecture Through Green
Lifestyles. Journal Architecture and environment. 12(02),2013
105
Saribas, Denis., Gaye teksoz dan Hamide Ertepinar. (2013).The Relationship
Between Enviromental Literacy And Self Efficacy Beliefs Toward
Enviromental Education. Procedia Social And Behavioral.
Setyowati, Titik. (2012). Pengenalan Nilai-Nilai Hemat Energi Pada Anak di
Lingkungan Keluarga. Jurnal Agri-Tek. 12(2), 88-99.
Sugiyono. 2016 . metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan r&d. Bandung; alfabeta.
Sulistiyo.(2015). Pemanasan Global dan Hubungannya dengan Penggunaan
Bahan Bakar Fosil. Forum Teknologi. 2(2), 47-56.
Thogersen, John. (2005). How May Consumer Policy Empower Consumers For
Sustainable Lifestyles. 28, 143-178.
Wulandari, Mira Tri, Hermawan dan Purwanto. (2013). Kajian EmisI CO2
Berdasarkan Penggunaan Energi Rumah Tangga Sebagai Penyebab
Pemanasan Global. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan.
Wulandari, Nisa dan Hayat Sholihin. (2016). Analisis Kemampuan Literasi
Sains Pada Aspek Pengetahuan Dan Kompetensi Sains Siswa SMP
Pada Materi Kalor. Edusains. 8(1), 66-73.
Wuryandari,Aryati dan Muknirotul Akmaliyah.(2016). Game Interaktif
Mencegah Terjadinya Pemanasan Global Pada Anak. Jurnal Simetris.
7(01), 311-320.
Yaumi , Wisa dan Setyo Atmoko. (2017). Penerapan Model Discovery Learning
Pada Materi Pemanasan Global Untuk Melatih Kemampuan Literasi
Sains Siswa SMP kelas VII. E-Journal Pensa. 05 (01), 38-45.