TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM - core.ac.uk · Dalam kepustakaan tentang bahasa Batak Angkola yang...
Transcript of TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM - core.ac.uk · Dalam kepustakaan tentang bahasa Batak Angkola yang...
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
MARSITOGOL PERKAWINAN
DALAM BUDAYA BATAK ANGKOLA
00005020
Marida Gahara Siregar
- r- N p t J V- P :
1 »-!^ ••I
Pusat Perabinaan dan Pengembangan BahasaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1995
srpustafiaan'^usatPembinsi-nitan
Wo Ka^^asif'f 2
Wo Inc'uk
Tgl :
lid. .
cr(!-mh '-g'TBaliasa
n-)
ISBN 979-459-659-0
KDT
499.226 81
SIR
M Marsitogol dalam Perkawinan Batak Angkola/Marida GaliaraSiregar. Jakarta: PPPB, 1996. XII, 182 him.; 6161.; 21 cm.
ISBN 979-459-659-0
1. Baliasa Batak Angkola Mandailing Ragam Baliasa2. Baliasa Batak Angkola-Mandailing-KosakataI. Judui
KATA PENGANTARKEPALA PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
Melaksan^an penelitian pembinaan dan pengembangan bahasaadalali tugas utama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Sehubungan dengan itu, setiap hasil penelitian Pusat Bahasa perlu dibaca,diketahui, dan dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama oleh peminatbahasa di luar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Dengan niatitulah buku ini diterbitkan.
Buku Marsitogol Perkawimn dalam Budaya BatakAngkola yangdisusun oleh Saudara Marida Gahara Siregar ini menggambarkan salahsatu aspek budaya masyarakat Indonesia yang terdapat di daerah TapanuliSelatan, Sumatra Utara. Gambaran itu antara lain tercermin melaluipemakaian sejumlali kosakata berikut maknanya.
Mudah-mudahan buku ini dapat memperluas wawasan danpengetahuan para pembaca, kliususnya sehubungan dengan upayapengenalan terhadap budaya daerali tertentu melalui pemakaian,baliasanya.
Jakarta, 1995 Dr. Hasan AIwi
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkolaa: Tmjauan Makna
PRAKATA
l i perjalanan yang cukup panjang dan penuhlika-hku, akhirnya saya dapat juga meyelesaikan tulisan ini. Segala pujibagi Allah, tlada Tuhan selain Dia. Limpahan kesadaran, kekuatan,petunjuk yang yakin bersumber dari-Mu, menjadlkan saya merasamemiliki kemampuan dan gairah untuk menyelesaikan tulisan ini.Semoga tulisan mi Kau terima sebagai salah satu sujudku dan salah satupersembalian dari seluruh hidupku di dunia fana ini.
Kesempatan menyusun dan menyelesaikan tulisan ini tidakmungkm akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dorongan, dan kerjasama berbagai pihak, baik perseorangan maupun kelembagaan. Olehkarena itu, selayaknyalah dalam kesempatan ini saya menyampaikanpenghargaan dan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telaliturut menunjang penelitian ini.
Kepada Dr. Okke K.S Zaimar, yang bagaikan "tangan gaib" telahmengentaskan saya dari kemelut kebuntuan. Berkat bimbingan dankesabaran beliaulah yang tidak jemu-jemunya meluruskan kekeliruan sayasewaktu masih menulis dalam bentuk konsep. Rasa hormat danpenghargaan yang iklilas saya tujukan kepada beliau.
Terima kasih dan penghargaan yang sama juga saya sampaikankepada Prof Dr. M.D.S. Simatupang dan Dr. Risnowati Martin, yangbertmdak sebagai pembaca tulisan ini, juga telah memberikan masukanyang amat berharga.
Kepada narasumber yang telah bersedia menjelaskan maknakosakata yang digunakan dalam upacara adat Angkola Angkola, kliususupacara perkawinan yang sangat pelik, antara lain Abusoli Nasution (51tahun), Sitiasar (47 tahun) dan Chaerudin Nasution (58 tahun), sayaucapakan terima kasih dan hormat setulusnya. Khusus kepada Chaerudin
VIPrakata
Nasution (almarhum) saya doakan agar Tuhan mengampuni segala dosabeliau dan semoga Tuhan menerima amal baik yang pernali dilakukannyakepada saya untuk mewujukadkan tulisan ini, sayang, sebelum tulisan iniselesai beliau telah berpulang ke hadapan-Nya.
Tanpa bantuan Peniimpin Proyek Pembinaan Bahasa dan SastraIndonesia dan Daerah, naskah ini tidak dapat dipubiikasikan dalambentuk buku. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, saya mengharapkantulisan ini bermanfaat bagi bahasawan sehingga dapat sebagai salah satusumbangan pemikiran saya dalam usaha penggalian bahasa daerah diIndonesia pada umumnya, baliasa daerah Batak Angkola khususnya.
Jakarta, Agustus 1995
MarsUogol dalam Kebudayaan Batak Angkolaa: Tutjauan MaknaVII
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR vPRAKATA
VI
DAFTAR ISI viiiDAFTAR TABEL ^DAFTAR SINGKATAN xi
BAB IPENDAHULUAN 11.1 Latar Belakarig j1.1.1 Kepercayaan Masyarakat BatakAngkoIa 41.1.2 Hubungan Keluarga pada Masyarakat Batak 61.1.3 Jetiis Marsitogol ; 71.1.4 Bahasa Marsitogol Pekawinan 91.2 Masalah ; j j1.3 Tujuan (21.4 Ruang Llngkup dan Sasaran 121.4.1 Ruang Lingkup 121.4.2 Sasaran Penelitian ; . . 121.5 Metodologi 221.5.1 Pendekatan Penelitian 221.5.2 Teknik Pengumpulan Data 231.5.3 Teknik Pengolahan Data 241.6 Sistematika Penulisan 251.7 Kerangka Teori 261.8 Acuan Teori 261.8.1 Wacana dan Teks 271.8.2 Tanda 281.8.3 Makna Kata 211.8.3.1 WilayahMakna 211.8.3.2 Komponen Makna 211.8.3.3 Makna Pusat dan Makna Marginal 231.9Metafor ; 24
Daftar hi
1.10 Isotopi ; 25
BAB II KOSAKATA M/l/?5/rC»G0L PERKAWINAN 272.1 Kehadiran Kosakata dalam Marsitogol Perkawlnan 272.1.1 Unsur Gramatlkal 272.2 Makna Kosakata Marsitogol Perkawlnan dan
Kosakata Sehari-hari 292.2.1 Kosakata Khusus yang Digunakan dalam Marsitogol
Perkawlnan 292.2.2 Kosakata yang Digunakan dalam Marsitogol Perkawlnan
Maupun Komunlkasl Seharl-harl 402.2.3 Kosakata dalam Marsitogol yang digunakan Seharl-harl
dengan Perbedaan Makna 492.2.4 Kosakata Marsitogol yang Berpadanan dengan
Ragam Baliasa Seharl-harl 1002.3 Klaslfikasl Makna HI
BAB III KESATUAN MAKNA DALAM
MARSITOGOL 1143.1 Isotopi Rellgl 1143.2 Isotopi Kepandalan II53.3 Isotopi Kekayaan "Hamoraon" 1193.4 Isotopi Kebahaglaan "Hagodangon" 1233.5 Isotopi Kekerabatan 1263.6 Isotopi Kekerabatan 129
BAB IV KESIMPULAN 1444.1 Marsitogol Perkawlnan sebagal Varlasl
Bahasa Batak Angkola I444.2 Bentuk Bahasa Marsitogol Perkawlnan 1454.3 Hubungan Marsitogol Perkawlnan dengan Bahasa
Seharl-harl I474.4 Kesatuan Makna Marsitogol Perkawlnan 1484.5 Keslmpulan Isotopi 149
DAFTAR PUSTAKA 151LAMPIRAN 154
Marsitogol dalam Kehiidayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna [x
DAFTAR TABEL
HalamanTa^el 1 Kosakata Gramatikal 29Tabel 2 Kosakata Khusus dengan Makna Khusus 31Tabel 3 Kosakata Marsitogol Perkawinan dan Ragam Sehari-hari 40Tabel 4 Kosakata Metafora dalam Marsitogol Perkawinan ... 50Tabel 5 Kosakata Marsitogol yang Berpadanan 100Tabel 6 Isotopi 1 j5Tabel 7 Komponen Makna Isotopi Religi . 116Tabel 8 Isotopi Religi dalam Marsitogol 117Tabel 9 Komponen Makna Isotopi Kepandaian 120Tabel 10 Isotopi Hapistaran dalam Marsitogol 121Tabel 11 Komponen Makna Isotopi Kekayaan 123Tabel 12 Isotopi Hamoraon dalam Marsitogol 124Tabel 13 Komponen "Makna Isotopi Kebahagiaan ! . . 126Tabel 14 Isotopi Hagodangon 127Tabel 15 Komponen Makna Isotopi Kekerabatan 129Tabel 16 Isotopi Kekerabatan dalam Marsitogol 130
Dqftar Tabel
DAFTAR SINGKATAN
BA Batak Angkola— > menjadi
makna yang tidak sama+ mempunyai makna yang samaHg Hagodongan ;Hm Homoraon
Hp Hapistaron \Kr Kerabat
Rg Religi
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan MaktiaXI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam masyarakat terdapat bermacara-macam pemakaian bahasa.Pemakaian bahasa yang; berbeda-beda ini diistilahkan oleh para alilibahasa dengan variasi bahasa. Variasi bahasa adalah perbedaan ucapan,tata bahasa, atau pemilihan kata dalam satu bahasa. Variasi bahasa dapatberkaitan dengan daerah (dialek), dengan latar belakang kelompok sosialatau pendidikan (sosiolek), atau dengan resmi tidaknya situasipenggunaan bahasa itu (register atau ragam bahasa), seperti yangdikemukakan oleh Ferguson (1971:110-111). Perbedaan itu terwujud,antara lain dalam bidang sosial budaya atau dalam sistem komunikasinya.Jadi, hubungan antara pemakai baliasa dan pemakaian bahasa dapatmenimbulkan ragam bahasa.
Sementara itu, situasi kebahasaan berbeda satu sama lain. Secaragaris besarnya dapat dikemukan bahwa situasi itu ditentukan oleh tigaunsur.
a. peristiwa atau situasi.b. siapa yang berbicara.c. apa yang dibicarakan.
Ketiga unsur ini bersama-sama menentukan ragam yang menyebabkankata tertentu dipilih untuk menguhgkapannyaJ Dengan prinsip-prinsipumum yang mendasari variasi itu, dapat dipahami faktor-faktor situasiapa yang menentukan wujud kebahasaan mana yang digunakan olehpelibat dalam peristiwa bahasa.; Jadi, dalam berkomunikasi penutu[ perlumemilih dan memilah bahasa %©cdaSarkan keperluan apa ia berbicarapada saat itu dengan cara memperhatikan bidang, pelibat, dan; sarana
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna J
ptnpUST
p p ■•■•DE^ > ^ • 'Aii-
(Halliday, 1979:30-31). Moeliono (1989:67) menyebut konsep ini larasbahasa. Selanjutnya, dijelaskan bahwa laras bahasa terutama berbedadalam segi bentuknya, yaitu di dalam ciri-ciri tata bahasanya daniebih-lebih lagi di dalam ieksisnya. Penggolongan laras menggarabarkantipe situasi yang menjadi ajang peranan bahasa itu sebagai berikut:
1) laras bahasa dari sudut pandangan bidang,2) laras bahasa menurut sarana pengungkapannya, dan3) laras bahasa berdasarkan tata hubungan di antara penyerta
peristiwa bahasa (Moeliono: 166-167).
Demikian pula halnya dengan bahasa upacara perkawinan tradisionaldalam tnasyarakat Batak Angkola yang disebut marsitogol perkawinan.
Kiranya akan menarik sekali apabila dilakukan penelitian tentangbentuk bahasa marsitogol perkawinan yang menampilkan sejumlah bentukkosakata yang diucapkan bleh sejumlali orang dalam upacara perkawinan.
Dalam kepustakaan tentang bahasa Batak Angkola yang pernah sayaperiksa, belum pernah diadakan penelitian tentang ragam marsitogol ini.Itulah sebabnya, saya tertarik untuk menelitinya.
Bahasa Batak Angkpla (selanjutnya disingkat dengan BBA) adalahsalali satu (ragam) bahasa yang ada di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.Bahasa ini dipakai sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan sehari-haridan upacara adat. Bahasa Batak Angkola mempunyai beberapa ragam dansalali satu dari ragam itu disebut Marsitogol.
Marsitogol mempunyai tujuan yang bermacam-macam, sangatbergantung kepada tujuan upacara adat itu: ada marsitogol untuk upacaraperkawinan dan upacara menyambut kelahiran bayi (mencukur rambutbayi); dan ada pula marsitogol untuk kematian. Dengan kata lain,marsitogol dapat disampaikan pada upacara gembira yang dalam BBAdisebut siriaon dan upacara adat yang sedih disebut silutluton.
Marsitogol yang digunakah dalam upacap adat perkawinan dapatdirinci ke dalam, misalnya, marsitogol mangupa boru, yaitu kegiatanmemberi nasihat kepada pengantin. Nasihat itu diucapkan oleh seorangtertentu yang mewakili seluruh keluarga pengantin yang hadir dalam
Bab / Pendahuluan
upacara. Keluarga yang hadir itu terdiri dari tiga unsur yang disebutDalian na Tola 'tungku yang tiga'.
Marsitogol adalah tuturan BBA yang dipuisikan yang disampaikanpada upacara-upacra adat masyarakat Batak Angkola. Dengan demiklan,marsitogol dapat dimasukkan ke daiam kelompok ragam bahasa susastra.
Marsitogol disampaikan dengan atau tanpa dilagukan (dinyanyikan)dan dengan atau tanpa gondang (gendang)/ musik.
Marsitogol mengandung unsur-unsur kosakata yang tidak dipakaidaiam BBA sehari-hari. Kosakata ini tidak pernah berubah-ubali sehinggadapat disebut kosakata ragam beku (frozen) menurut Yoos (1968). Adajuga kosakata BBA sehari-hari yang dipakai daiam marsitogol denganmaksud iain.
Contoh:
Kosakata sehari-hari
BBA
Kosakata UpacaraBBA
Makna Bl-nya
simangido simangido tanganulu simanjujung kepaiapat simanjojak kaki
baba simangedop muiut
bujing-bujing jagar-jagar gadis
Contoh Tuturan marsitogol:Let bo i dangolna'Betapa sedihnya'
Di badan simanare
'Pada badan'
Sasadari manjarar mosa-hosa'Sehari meryap terengah-engah'
Marsitogol daiam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna
Angkon tingkos tartatap dohot tae'Harus lurus terlihat dengan datar'
Contoh ini jika dikatakan dalam bahasa sehari-hari adalah sebagaiberikut.
Bope na bia hancitna dilala ho ulang dipatidahon.Artinya dalam bahasa Indonesia:
Walau bagaimanapun asakitnya atau sedihnyajanganlah di tunjukkan(bersikaplah sewajarnya walau kamu sedih).
Ungkapan sakit badan pada contoh itu dinyatakan dalam katadangol yang bermakna 'sedih'. Ungkapan simamre dalam contoh ituberasal dari tare yang bermakna 'tadah' juga berftmgsi sebagai tangaii.Lain halnya dengan kata tikkos yang bermakna 'lurus', tartatap 'terlihat',dohot 'ikut' dan tae yang bermakna 'lapangan luas/datar'. Kata dangol,sinianare, dan tae adalah kata-kata kliusus yang dipakai dalam upacaramarsitogol, sedangkan kata tikkos, tartatap, tare, dan dohot, dipakaidalam bahasa sehari-hari.
Dalam tulisan ini saya membahas marsitogol perkawinan yangterdapat dalam budaya masyarakat Batak Angkbla.
Untuk memahami marsitogol perlu dikemukakan lebih dahulu latarbelakang budaya masyarakat itu. Dalam latar belakang ini, dikemukakantentang kepercayaan masyarakat BA, hubungan kekeluargaan masyarakatMandailing, jenis marsitogol, dan bahasa marsitogol perkawinan.
1.1.1 Kepercayaan Masyarakat Batak Angkola
Menurut Dalimunte (1985) dan Nasution (1965) kepercayaanMasyarakat Tapanuli Selatan, yakni Angkola dan Mandailing, didasarkanpada mitos tritunggal. Kepercayaan ini merupakan perwujudan dariadanya dunia yang terdiri atas tiga banua, yakni banua torn (bawali),banua tonga (tengah), dan banua ginjang (atas). Ketiga banua yangberbeda ini membentuk kesatuan yang seimbang; maksudnya, jika salali
4 Bab I Pendahuluan
I
satu bama tidak berfungsi, seluruh banua akan labil, dan ketiga banuaini diartikan sebagai kosmos. Kesatuan inilah'yang disebut Dalian NaTola (tungku yang tiga). Kepercayaan ini direalisasikan dalam sisteinkekeiuargaan masyarakat Batak yang disebut Dalian na Tola, kelompokmora, kahanggi, dan anakboru.
1. Mora, adalah kelompok marga orang tua laki-Iaki pengantinperempuan (pemberi dara/pengantin perempuan).
2. Kahanggi, adalah kelompok satu marga atau marga yang sama,misalnya semua anggota marga Siregar termasuk kelompokkerabat kahanggi.
3. Anakboru, adalah kelompok keluarga pengantin perempuanbeserta semua anggota marga suaminya (Siahaan, 1964:12).
Mitos tritunggal yang direalisasikan pada Dalian na Tola tercermindalam hampir semua kehidupan sosial budaya masyarakat yangmerupakan hukum atau kebenaran. Mitos tritunggal dapat dilihat sejakkehidupan spritual Batak sampai pada kehidupan yang bersifat keduniaan.Untuk melihat lebih jauh konsep budaya Batak Angkola dan Mandailingdapat diikuti uraian di bawali ini.
Upacara, penghormatan pada pencipta banua, misalnya dalamupacara perkawinan ditampilkan dalam bentuk benda, misalnya ulos,piso, dan jenis makanan (telur, garam, dan sirih). Dalam upacarapernikahan, orang yang melakukan upacara mengucapkan marsitogoldengan khidmat sambil menyelimuti pengantin dengan ulos ataumenyuapkan telur kepada pengantin oleh orang yang termasuk Da/mn naTolu dan dianggap lebih berkliasiat apabila disertai marsitogol. Dalamkeyakinan masyarakat Batak adalah penguat tondi dan tondi itumengandung pengertian suatu kehidupan yang didasari oleh tiga unsurpula, yaitu hosa 'nyawa', mudar 'darah', dan sibuk 'daging' yangmembentuk satu kesatuan.
Tondi itu merupakan kekuatan spiritual yang berbeda pada sej^tiaporang, misalnya tondi seorang pemimpin adat atau raja lebih kuat daritondi orang kebanyakan. Tondi dapat diperkuat dengan mengelus kepala,misalnya seorang pemimpin adat mengelus kepala bayi yang baru laliir,maka bayi itu akan kuat; atau dapat Juga dengan meminumkan air dingin
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 5
kepada seseorang yang nyaris celaka yang disertai ucapan niulak tondi tubadan 'pulang londi ke ba dan', inaka orang itu akaii lebili berseinangat.Oeinikian juga lialiiya apabila nasiliat atau peluali diucapakan kepadapasangai) peiigantiii, inaka akaii lebih tangguh apabila dlsanipaikaniiielalui bahasa mars! logo!. Orang yang nienyainpalkan inarsitogoldahmupacara pengantin adalah orang yang inemilikl tondi lebih tinggi dalamtradisi niasyarakal Balak Angkola.
Di dalani setiap perkawinan, hubungan kekeluargaan ineniegangperanan penting. Berikut sekilas tentang hubungan kekeluargaan padamasyarakat BA.
1.1.2 Ilubuiignn Kcliiarga pada Masyarakat Batak
Sisleni kekcrabatan BA inengikuli garis patrilinial. Setiap orangBatak ineiniliki inarga melalui garis keturunan laki-laki (Koentjara-ningiat, 1967:116). Perkawinan satu nioi'go dilarang oleh adat, tnisalnya,seorang dari marga Siregar tidak boleh kawin dengan anggota lain darimarga yang sama (Siregar). Adat tidak hanya kebijaksanaan, tetapi jugainerupakan kekuatan undang-undang karena adat itu datang dari penciptaalain kosmos (Hooykaas, 1953: 64).
Berdasarkan garis keturunan dan sistem perkawinan yang inenurutadat itu, terjadilah ia.sa kekeluargaan yang kuat. Rasa kekeluargaan dankebersaniaan itu tidak hanya teijadi pada peiaksanaan perkawinan tetapijuga pada kegiatan lain, seperti upacara kelahiran bayi.
Setiap kegiatan adat di lingkungan masyarakat BA selalu dihadiriolch tiga kelompok fungsional, {Dalian na Tolu), seperti yang telahdiuraikan pada I.I.I. Di dalani kehidupan sehari-hari, terutania dalaniupacara adat, anggota keluiirga harus bersatu'. Hal ini tanipak dalaniungkapan berikut.
Songon siala sampagul, rap tu ginjang, rap tu torn.Yang dalam bahasa Indonesianya: '■
Bah I Pendahuluan
'Seperti buah picung, ke atas, satna-sama ke atas, ke bawah,sama-sama ke bawah'.
Dalam setiap upacara adat, ketiga unsur Dalian na Tolu, yaitumora, anakboru, dan kahanggi wajib hadir. Hal ini sesuai dengan fungsitungku yang biasa dipakai untuk tatakan periuk atau belanga pada saatmemasak. Jika tidak ada satu, pasti periuk akan timpang dan tidakmungkin dapat memasak. Jadi, fungsi dan kegunaan ketiga unsur Daliamna Tolu dalam melaksanakan adat masyarakat BA adalah salingmenunjang.
Demikianlah sekilas keterangan tentang hubungan kekeluargaandalam masyarakat BA. Di dalam upacara perkawinan, persatuan keluargatersebut tercermin dalam marsitogol yang disampaikan kepada pengantin.
1.1.3 Jeiiis MarsitogolI
Jenis marsitogol sangat tergantung pada situasi pemakaiannya. Jikapada situasi sedih (silutluton), maka jenis marsitogol adalah kematian danbahasa yang dipakai adalah baliasa andung. iContoh:
Bia make pambaen ni simangidongku'Bagaimana keadaan diriku'
Mangalupahon simangidomu'melupakan dirimu'
Muda taringot simangidongku'Jika teringat akan diriku'
Di ayam-ayam hadungdung'Di main-mainan yang sarat/banyak'
Ayam-ayam malungun'main-mainan yang dirindu itu'
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna
Maksud andung ini adalah bagaiinanakah caranya saya melupakandirimu (orang yang pergi) apabila saya teringat saat bersama-sama,bermain, bercerita, tertawa, dan bahagia yang akan kurindukanselamanya.
Andung itu disamapaikan oleh pe-marsitogol sambil menangis danmenceritakan kebaikan orang yang meninggal (riwayat hidup orang^ngmeninggal) dengan kosakata khusus dan diucapkan dengan irama yangdiatur sedemikian rupa sehingga sangat menyentuh hati orang yangmelayat. Jika pe-marsitogol pandai membawakan andung ini, semuaorang yang hadir akan menangis. Bahkan di dalam kegiatan ini, adaorang yang menyewa pe-marsitogol yang kadang-kadang diiringi gondang'gendang' untuk gengsi keluarga.
Selain situasi sedih (silutluton), marsitogol dipakai juga pada situasigembira (siriaori). Untuk itu, dipakai jenis tnarsitogol siriaon, misainya,pada peristiwa kelahiran atau perkawinan.Contoh:
Burangir on sapanjang adat'Sirih ini sepanjang adat'
Ingot-ingoton sapanjang bunga'Di ingatkan sepanjang bunga'
Tu Tuhan do on hami pasahat'Kepada Tuhan ini kami serahkan'Anso sada manjadi dua'Supaya satu menjadi dua'
Kata burangir 'sirih' dalam contoh itu adalah persetujuan pada adat;kata bunga mempunyai makna harum, kebanggaan dan ke cantikan/ketampanan; kata sada (satu) manjadi dua bermakna rezeki. Dengan katalain, makna marsitogol ini adalah agar bayi sdalu ingat akan adat; dansemoga menjadi kebanggaan keluarga dan murah rezeki.
Pe-marsitogol adalah keluarga dekat dan tetangga dekat. Merekadatang melihat bayi sambil membawa indahan tukkus nasi yang
Bab I Pendahuluan
dibungkus berbentuk kerucut, ulos, dan pira manuk (telur). Pada waktumemberi makan telur dan menyelimutkan ulos, mereka marsi togol untukmemberi kekuatan {tondi) kepada si bayi agar pintar, sehat dan murahrezeki.
Contoh:
Marsitogol Perkawinan
Habang ma langkupa'Terbanglah burung Langupa'
Songgop tu bulung ni hapandan'Hinggap ke daun pandan-pandan'
Diung ma pangupa'Diungkaplah nasi pengupa'
Pangupa ni tondi dohot badan'Pengupa dari diri dan semangatmu'
Contoh ini adalah ^tr-marsitogol telah memulai upacara adatperkawinan, yaitu dengan kata diungkap. Kata mangupa 'memberi' dantondi 'semangat' menunjukkan makna memberi nasihat kepada pengantinsudah dimulai.
1.1.4 Bahasa Marsitogol Perkawinan
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Batak Angkola, digunakanjuga bahasa marsitogol, yaitu dalam situasi resmi. Bahasa marsitogolyang digunakan dalam situasi resmi, seperti'itu disebut bahasa baso'sopan'. ;Contoh 1:
Na Iqndit ma sitarak'Licin jalan ke sitarak'
Landitan mamolus ria-ria
'Lebih licin meliwati rawa-rawa'
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna O
Na hancit ma na marsarak
'Sakitnya yang berpisah'
Lobian na matean ina
'Lebih dari kematian ibu'
Contoh 2:
Manetek ilu sipareon'Meneteslah air mata'
Muda taringot dipardangolan'Kalau teringat kesedihan'
Damang, dainang hangoluan'Ayah ibu kehidupan'
Madung na marsirean'Sudah tidak saling peduli'
Kata dangol 'sedih' dalatn kata pardangolan, sipareon, 'air matamenetes' dan marsirean (tidak salng peduli) adalah bahasa ftoso (sopan),sedangkan kata hancit 'sedih' bahasa biaso 'biasa'.
Dalam masyarakat Batak Angkola, kosakata marsitogol yang dipakaidalam upacara perkawinan berbeda dengan bahasa marsitogol lainnya.Oleh sebab itu, penggunaan kosakata dalam ragam baliasa inimemerlukan pengetaliuan budaya bagi pemakainya agar sesuai denganperistiwa pemakaiannya. Hal ini, terlihat dalam pengkomunikasiannya;dalam marsitogol perkawianan, kosakata yang digunakan adalah kosakataragam susastra. Pe-marsitogol cenderung memilih kosakata yang indahdan ekspersif, seperti kata tare dalam bahasa sehari-hari berarti 'tadali'.Namun, dalam marsitogol kata ini berubah menjadi simandre'sipenerima' —> nasib (Bahasa Indonesia nasib diri sendiri).
Marsitogol perkawinan dalam upacara adat disampaikan secara lisan.Penutur menyampaikan tuturan secara berganti-ganti antara mora,kahanggi, dan anakboru. Ketiga kelompok ini secara spontanmengucapkan larik-larik dengan nada suara yang bergelombang, irama
10 Bab I Pendahuluan
yang mengalun untuk menonjolkan isi marsitogol yang berupa nilai-nilaibudaya masyarakat BA agar ditaati atau dilaksanakan. Ada pendapatbahwa dalam marsitogol ditampilkan cara mencari ilmu, kekayaan,perilaku terhadap Tuhan; marsitogolhtxisi petunjuk hidup bermasyarakatmenurut kebudayaan BA. marsitogol perkawinan merupakan saiah satujenis marsitogol. Bentuknya berupa puisi yang terikat pada aturantertentu. Pilihan kata disesuaikan dengan pokok persoalan, misalnya,marsitogol perkawinan yang berintikan penjelasan tentang bagaimana carakedua pengantin menghadapi persoalan hidup dikemudian hari agarperilaku mereka sesuai dengan adat tradisi masyarakat BA. Pada upacaraperkawinan, masing-masing nmux Dalian na Tolu, bergiliran membawa-kan marsitogol. Ada aturan urutan siapa yang lebih dahulu berbicara danurutan itu tampaknya mempengaruhi bentuk tuturan yang dipakai padaperistiwa adat perkawinan BA.
Untuk penelitian ini, saya memilih marsitogol dalam upacaraperkawinan, karena dalam upacara ini kegiatan berbicara lebih banyakdari upacara lainnya. Dengan demikian, jumlah data penelitian cukupbanyak dan hal ini sangat membantu berlangsungnya penelitian ini.
1.2 Masalah
Di dalam tesis ini akan dibahas marsitogol perkawinan sebagairagam bahasa. Mengingat bahwa marsitogol perkawinan juga merupakanragam bahasa tersendir i, kekayaan bahasa marsitogol perkawinan menarikuntuk diteliti. Permasalahan yang perlu dipertanyakan dalam penelitianini adalah: Apakalr kosakata yang digunakan dalam marsitogolperkawinan ini berbeda dengan kosakata bahasa sehari-hari dan kalauberbeda, apa jenis perbedaannya. Marsitogol perkawinan Juga menampil-kan berbagai nasihat. Yang juga perlu dipertanyakan apakah kesatuanmakna kosakata tnarsitogol ada kaitannya dengan pemikiran masyarakatAngkola .
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna \ J
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kekayaan makna kosakatayang digunakan dalam marsitogol yang lazim dituturkan dalam upacaraperkawinan. Selain itu, juga akan diteliti pemikiran masyarakat BatakAngkola dalam menghadapi kehidupan seperti tercermin dalammarsitogol perkawinan.
1.4 Ruang Lingkup dan Sasaran1.4.1 Ruang Lingkup
Pusat perhatian dalam penelitian ini terbatas pada kekayaan kosakatadalam ragam baliasa yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.Ragam bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat BatakAngkola digunakan hanya sebagai pembanding. Kesatuan makna dalamwacana itu juga akan diteliti.
1.4.2 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalali sebagai berikut.1) Melihat perbedaan makna kosakata antara ragam bahasa marsi togol
perkawinan dan ragam bahasa sehari-hari Batak Angkola.2) Menemukan kesatuan makna kosakata yang dominan dalam wacana
marsitogol perkawinan.3) Menemukan hubungan antara kesatuan makna dalam marsitogol
perkawinan.
1.5 Metodologi1.5.1 Pendekatan Penelitian
Marsitogol adalah suatu tuturan yang bersifat susastra dan berbentukpuisi. Oleh karena itu, akan diperiksa kekhasan bahasanya. Untukmenemukan ini, diperlukan data yang akurat, yaitu data yang
12 Bab I Pendahuluan
memperlihatkan perbedaan bahasa umum dan bahasa marsi togolperkawinan, antara lain, dengan cara menampakkan makna kosakataumum dan makna kosakata marsitogol. Hal ini dapat diiakukan denganmelihat komponen makna. Sehubungan dengan itu, yang menjadi objekpenelitian adalah makna atau lebih tepatnya kesamaan. komponenmaknawi. Agar diraungkinkan adanya analisis dan pemaliaman terhadapkadar perbedaan makna kata yang bersangkutan, dibutuhkankalimat-kalimat, minimal kalimat tunggal (yang berklausa satu).
Berdasarkan pendekatan penelitian ini, teknik pengumpulan datadapat diiakukan sebagai berikut.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diiakukan dengan dua taliap. Tahap pertama, datayang diperoleh dari marsitogol yang telah dituliskan dalam beberapabuku berupa basil invetarisasi puisi rakyat daerah Tapanuli Selatan, balkyang diiakukan oleh perseorangan maupun yang diusahakan oleh instansipemerintah. Di dalam buku-buku tersebut, marsitogol tidak dikelom-pokkan menurut jenisnya (masih belum lengkap). Oleh sebab itu, untukkebutuhan pengumpulan data penelitian ini, saya memilih data marsitogolberdasarkan marsitogol perkawinan saja. Puisi rakyat serta penjelasantentang budaya masyarakat BA juga diambil sebagai data. Itulah sebabnyabuku-buku ini digunakan sebagai sumber data dan sebagai pustaka acuan.
Tahap kedua, saya mengambil data dengan merekam secaralangsung upacara-upacara perkawinan. Data yang lain, didapat daripengamatan lapangan secara langsung, yaitu dengan menyaksikan upacaraadat perkawinan masyarakat Batak Angkola, yaitu pada tanggal 21Februari 1991, 19 Desember 1992, dan 21 Juni 1993 di Bogor.
Marsitogol perkawinan yang disampaikan penuturnya kepadapengantin direkam. Terlihat bahwa dalam upacara-upacara ini prinsipmarsitogol tetap dipertahankan, tetapi ada bentuk yang merupakan versibaru, yaitu marsitogol. yang tidak dinyanyikan, melainkan hanyadiucapkan.
Marsitogol dalam Kebitdayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 13
Korpus penelitian ini berjumlah 352, dan terdiri atas puisimarsitogol yang bersumber dari buku-buku dan rekaman. Dari jumlahini, dipilih 126 untuk dianalisis, yaitu yang sesuai dengan tujuan dansasaran penelitian, dan yang mengandung kosakata yang diperkirakanmemiliki makna yang berbeda dengan kosakta Sehari-hari.
Marsitogol yang direkam dalam upacar^ perkawinan di Bogor,ternyata banyak perulangan, sehingga yang terpiiih dari jumlali 126menjadi (data primer dan sekunder) berjumlah 84 (lampiran).
1.5.3 Teknik Pengolahan Data
Untuk pemahaman data, dilakukan tanya-Jawab, khusus terhadappara narasumber, yaitu para tokoh adat/tokoh masyarakat BA yang adadi Bogor, terutama pada kosakata kliusus yang diragukan maknanya. Halini dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan dalam menafsirkankosakata lama yang terdapat dalam marsitgol yang di jadikan sebagaikorpus penelitian.
Informan itu adalah:
1. Nama : Chaerudin Nasution
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status ; Pelaksana adat BAM di BogorPekerjaan ; Purnawirawan ABRI
2. Nama : Abusoli Nasution
Umur : 51 tahun
Status ; Pelaksana adat BAM di BogorPekerjaan : Pengusaha
Taliap pertama, saya mendaftarkan kosakata yang diasumsikantergolong ragam bahasa sehari-hari {casual style) yang diperguna kandalam marsitogol perkawinan Batak Angkola. Pelacakan kosakatadilakukan dengan telaah terhadap setiap baris marsitogol peika. winan.
14 Bab I Pendahuluan
Selanjutnya, dilakukan analisis komponen makna terhadap kosakatamarsitogol perkawinan. Kemudian, kosakata dilihat berdasarkanbagaimana perwujudannya dalam kesatuan makna marsitogol perkawinan.
Jadi, penelitian bersifat kualitatif dan ancangannya bertolak dariprinsip kesatuan bentuk dan makna ragam bahasa sehari-hari (casualstyle) sebagai patokan dalam menganalisis data.
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian terdiri dari empat bab dengan sistematika sebagai berikut.
Bab pertama, pendahuluan membicarakan mengenai gambaranumum penelitian, yang terdiri atas latar! belakang, KepercayaanMasyarakat Batak Angkola, Jenis marsitogol, Bahasa marsitogolPerkawinan, Masalah, Tujuan dan Metodologi.' Lingkungan penggunaanbaliasa yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh kebudayaan masing-masing penutur, sehingga dalam bab ini dicantumkan latar belakangbudaya masyarakat Batak Angkola. Selanjutnya, diuraikan tujuan dansasaran penelitian. Dalam metodologi diuraikan pendekatan penelitianyang digunakan untuk menganalisis data. Teknik penelitian memuathal-hal yang berkaitan dengan perolehan data. Kerangka teori dipakaisebagai acuan kerja penganalisisan. Sistematika penulisan ditempatkan diakhir pendahuluan.
Bab kedua, berisi analisis makna kosakata marsitogol sebagai salahsatu ragam bahasa susastra dalam masyarakat Batak Angkola.Sehubungan dengan itu, dilihat pula perbedaan kehadiran kosakatasejenis yang ada dalam bahasa sehari-hari Batak Angkola. Jelasnya,dilihat persamaan dan perbedaan antara kedua ragam.
Bab ketiga, mengemukakan analisis wacana. Dalam. bab inidiungkapkan frekuensi kehadiran kosakata yang menonjol. Selanjutnya,kosakata marsitogol perkawianan yang paling sering diungkapkandianggap merupakan kosakata yang dominan. Kosakata yang dominan inimenjadi pokok bahasan dengan alat komponen makna karena komponen
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 15
makna dapat menerangkan makna setiap kata yang memungkinkan adanyaniakna poliseini pada sebuah kata. Makna kata yang polisemi daiainwacan& marsitogol perkawinan ini dapat menampilkan isi rmrsitogol.
Bab keempat, berisikan kesimpulan pembahasan sesuai dengantujuan.
1.7 Kerangka Teori
Ancangan penelitian ini menggunakan dasar pemikiran adanyaragam bahasa dalam masyarakat. Keragaman ini timbul akibat pemakaidan pemakaian bahasa; yang berbeda dalam komunikasi. Pelibatmenggunakan ragam bahasa yang berbeda sesuai dengan situasikomunikasi yang dipengaruhi oleh bidang, cara dan gaya pembicaraan.
Objek penelitian ini adalah rmrsitogol, yaitu baliasa daerali beragamsusastera yang digunakan dalam upacara tradisional dan ditampilkandalam upacara resmi masyarakat BA. Penelitian ini didasari praanggapanbahwa rmrsitogol adalali suatu ragam bahasa yang berbeda dari ragambahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat BatakAngkola.
Perbedaan kedua ragam baliasa itu tampaknya ada pada kosaka ta-nya. Sehubugan dengan itu, data penelitian ini adalah data yang diambildari teks lisan yang sudah dituliskan dan i marsitogol yang sudahditraskripsikan dari rekaman upacara pernikahp di Bogor.
1.8 Acuaii Teori
Pada pendahuluan telali dijelaskan bahwa penelitian rmrsitogol inibergerak di bidang semantik wacana. Untuk itu, berikut ini akandikemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan bidang semantikwacana.
16 Bab I Pendahuluan
1.8.1 Wacaiia dan Teks
Dalam tahap perkembangannya, penelitian linguistik tidak hanyamencurahkan perhatian pada unsur-unsur bahasa yang lebih kecil darikalimat, melainkan juga pada wacana dan teks. Dalam penelitian ini,yang diteliti adalah ihwal pemakaian kosakata yang klias dalammarsitogol perkawinan. Oleh karena marsitogol diteliti sebagai teks,maka perlu dikemukakan pengertian tentang teks dan wacana.
Kridalaksana (1978:36) mengatakan bahwa satuan bahasa yanglengkap bukan kata atau kalimat, melainkan wacana. Oleh sebab itu,deskripsi bahasa harus sampai kesatuan ytmg lebih besar, seperti paragrafdan dialog yang kemudian sampai ke wacana.
Kaswanti Purwo (1987:1) mengatakan bahwa sebagai reaksi danpendobfakan pada aliran struktural yang hanya mengutak-atik kalimatpada taliun 1950—60-an dan munculnya hypersyntca, macrosyntax dantext syntax, maka telaah baliasa bukan lagi hanya pada kalimat se bagaikalimat melainkan keterkaitan hubungan kalimat dengan kalimatlah yangdianalisis, yaitu wacana atau teks.
Halim (1984:70) mendefmisikan wacana ialah seperangkat kalimatyang karena pertalian semantiknya diterima sebagai suatu "keseluruhanyang relatif lengkap" oleh pemakai bahasa (balk penutur maupunpendengar). Jadi, kalimat tanpa pertalian makna bukan merupakanpembentuk wacana.
Okke Zaimar (1991) menyatakan bahwa yang dimaksud denganwacana adalah satuan bahasa yang komunikatif dan bersifat otonom.Wacana mengandung pesan yang jelas dan tersusun dalam suatuorganisasi yang jelas pula. Panjangnya sangat bervariasi. Wacana dapatterdiri dari satu kata saja (misalnya "masuk" atau "keluar" di pintubioskop). Wacana dapat pula terdiri dari satu kalimat, beberapa kalimatsatu buku atau beberapa buku. Wacana Juga dapat dianalisis dari segisintaksis wacana, seraantik dan paragraf.
Hoed (1993) membedakan wacana dari teks dengan berdasarkanpandangan de Saussnre (1915) yang membedakan langue dan parole.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 17
Menurut Hoed, wacana berada pada tataran langue, yaitu suatubangun teoritis abstrak yang maknanya dikaji dalam kaitannya denganunsur-unsur lain di luar dlrinya (dengan lingkungannya), sedangkan teksberada dalam tataran Parole, yaitu perwujudan suatu bahasa. Jadi, teksmerupakan realisasi wacana.
Di samping itu, ada pandangan lain yang menyatakan bahwa teksdan wacana sama. Pandangan ini dikenal dengan analisis wacanatextwissenscliaft (ilmu teks). Mereka menganggap bahwa sebuah teksadalah kumpulan sejumlali unsur bahasa, baik lisan maupun tulisan yangsecara semantis merupakan satu kesatuan bentuk dan makna. Teks adalahbahasa yang berfiingsi, bahasa yang sedang melakukan tugas tertentudalam konteks dan dalam situasi tertentu. Halliday dan Hasan tidakmembedakan konsep teks dan wacana secara tajam walaupundikatakannya bahwa wacana cenderung lebih panjang dan teks lebihsingkat (1979: 236) .
Menurut saya, dalam penelitian marsitogol teks sama denganwacana; berdasarkan pendapat Lyons( 1981:193-198) yang membedakan"system-sentence"d&n text-sentence. Yangpertama adalah satuan kalimatdalam kategori sintaksis dan yang kedua adalah kalimat dalam satuansemantis. Jika satuan kalimat itu dikomunikasikan, maka tidak mungkinada perbedaan makna antara system-sentence dan text-sentence, misalnyatulisan 'wanita' yang ditulis di atas pintu. Oleh karena itu, sayaberanggapan bahwa pada dasarnya konsep teks sama dengan wacana.
1.8.2 Tanda
Menurut F. de Saussure (Dalam Hidayat, 1998), bahasa sebagailanibang memiliki dua aspek, yaitu aspek bentuk yang disebut penandadan aspek makna yang disebut petanda. Aspek bentuk atau penandaadalah segi yang dapat diserap oleh pancaindera manusia; sedangkanaspek makna atau petanda adalah reaksi-reaksi yang timbul dalam pikiranmanusia karena dirangsang oleh aspek bentuk. Jadi, kedua unsurkebahasaan (petanda dan penanda) pada dasarnya merupakan unsur dasaryang belum digunakan di dalam komunikasi.
18 , Bab I Pendahuluan
Makna kata yang ditampilkan dalam hubungan dengan bentukbahasa dan acuannya, pada dasarnya, dapat digunakan sebagai alatkomunikasi. Hubungan antara bentuk bahasa dengan makna dan acuan inioleh Ogden dan Richard digambarkan sebagai sebuah segitiga yangdisebut segi tiga semiotis (Palmer, 1979:24)
Thought of reference(petanda)
simboi referent(penanda) (acuan)
Bentuk merupkan unsur linguistik, misalnya dalam bahasa BA sialasampagul 'buali pucung'adalah obyek, sedangkan konsepnya ada dalampikiran kita, dalam hal ini sejenis buah yang acuannya terdapat di luarbahasa, yakni buah siala sampagul tertentu yang diacu dalam ujaran.Antara bentuk bahasa dan acuannya tidak ada hubungan langsung.Hubungan antara keduanya ditentukan oleh makna, yaitu konsep yangada dalam pikiran kita.
Hubungan antara bentuk bahasa, makna (konsep) dan acuan ini akanlebih jelas bila kita lihat dalam bagan berikut.
Konsep siala sampagul: sejenis buah
siala sampagul gambar
Siala sampagul adalah bentuk/simbol, konsepnya adalah buah yangbertandan berbentuk bulat, keras seperti batu terdiri dari buah kecil-kecilyang menyatu yang tidak mudah dipisahkan satu sama lain. Acuannyaadalah buah tersebut dalam realita.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna ' 19
Kritik Ullmann (1972: 55—64) terhadap segitiga semiotik, antaralain:
1. Segitiga semiotik itu terlalu besar karena pada segitiga inidimasukkan acuan padahal komponen ini ada di luar bahasa.
2. Sulit mencari hubungan lambang (nama, simbol), konsep/ pengertianbenda (referen yang diacu).
Jadi, Ullmann menyarankan agar hubungan timbal balik antarabunyi dan sesuatu yang diacu disebut makna. Dalam hal ini Oilmanmenyarankan agar segitiga semiotik digantikan dengan gambar (1)dengan garis lurus, sebagai berikut.
S (imbol)
M (akna)
Gambar 1
Tidak semua kata mempunyai hubungan tunggal seperti gambar 1.Ada beberapa S yang memiliki kesamaan makna dan Oilman menggambarkan sebagai berikut.
Pencipta Alam Semesta
M
SI S2 S3 S4
Allah Dewa Hiyang Widi Wasa Tuhan
Gambar 2
Di samping itu ada kata (S) yang mengandung banyak makna yangdigambarkan sebagai berikut.
20 Bah I Pendahuluan
Kursi
Ml M2 M3
jabatan tempat duduk tamu tempat duduk makan(empuk) (Ing. couch) (Ing. chair)
Gambar 3
Selanjutnya akan dikemukakan lebih jauh lagi teori tentang makna.
1.8.3 Makna Kata (Leksem)1.8.3.1 Wiiayali Makna
Setiap kata memiliki wilayah makna. Wilayah makna yang dimilikioleh kata tidak selalu sama jumlalinya/besarnya. Ada kata yang memilikiwilayah makna yang sempit, namun ada pula kata yang memiliki wilayalimakna yang luas. Kata yang memiliki wilayah makna yang luas adalahkata yang mempunyai kecenderungan bersifat polisemis atau memiUkihubungan hiponimi dengan kata lainnya (hubungan antara kata yangbermakna generik dan kata yang bermakna spesifik). Setiap kata memilikiwilayah makna yang terdiri dari beberapa satuan makna pembentuknyayang disebut komponen makna oleh Nida dan Taber (1964:76-77).
Analisis makna berguna untuk mengetahui makna apa saja yangterdapat pada kata yang diteliti. Untuk menandai persamaan danperbedaan makna yang terdapat di antara kata tersebut dengan katalainnya, perlu diketahui pengertian tentang komponen makna.
1.8.3.2 Komponen Makna
Analisis komponen makna diperlukan untuk menentukankesinoniman, meskipun kata itu sudah ditempatkan dalam konteks(Lyons, 1977:476).
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 21
Komponen makna ialah satuan terkecil yang membentuk maknakata (acuan), tnisalnya kata adaboru mempunyai komponen makna:
manusia +
wanita +
belum kawin +
Problema yang sering dihadapi ialah adanya kemugkinan bentukkata yang sama menyatakan lebih dari satu makna (polisemi) atau maknayang sama dimiliki oleh beberapa kata (sinonim). Untuk mengatasimasalah itu, perlu diketahui adanya komponen makna bersama dankomponen makna pembeda, seperti yang dikemukan oleh Nida & Taberdalam bukunya, The Theory and Practice of Translation.
a. Komponen Makna Bersama {Common components)
Komponen makna bersama adaiah satuan makna yang dimilikibersama oleh beberapa kata. Makna ini tidak dapat digunakan untukmelihat perbedaan makna. yang terdapat dalam kata-kata tersebut, tetapiuntuk melihat persamaannya dapat dilihat berdasarkan persamaankomponen makna.Contoh kata adaboru dan kata inang.
Komponen makna :
Btk./Makiia Manusia Wanita Kawin
adaboru + + -
inang + + +
Dalam tabel terlihat bahwa ada persamaan antara kata adaboru daninang, yaitu komponen makna manusia dan wanita.
22 Bab I Pendahuluan
b. Komponen Makna Pembeda (diagnosti components)
Komponen makna pembeda merupakan satuan makna yang dapatdigunakan untuk membedakan makna kata yang satu dengan yang lain,misalnya kata adaboru dan kata inang memjiunyai komponen maknapembeda status pernikahan:
Btk./Makna Manusia Wanita Kawin
adaboru + +-
inang + -f-
Dalam tabel terlihat bahwa ada perbed'aan komponen makna antara kataadaboru dan inang adalah wanita yang belum kawin; inang adalah wanitayang sudah kawin.
Sebagaimana telah kita kemukakan dalam pendaliuluan, teoritentang makna yang dikemukakan di atas akan digunakan untuk melihatperbedaan makna kata dari ragam bahasa sehari-hari ke bahasatnarsitogol. Selain teori itu, dalam penelitian ini akan digunakan pulateori makna pusat {central meaning) dan makna sampingan {marginalmeaning).
1.8.3.3 Makna pusat {Central Meaning) dan Makna Sampingan{Marginal Meaning)
a. Makna pusat adalah makna yang sebenarnya yang dimiliki oleh suatuunsur bahasa tanpa konteks yang melingkupinya.Contoh: leksem simanare memiliki makna pusat 'sipenadah'
b. Makna sampingan {marginal meaning).Makna sampingan adalah makna lain di luar makna pusat yangmemiliki potensi untuk menjadi makna metaforis. Makna sampingandi sini dapat dipersamakan dengan makna tambahan {supplementary
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Mahia23
components) yang dikemukakan oleh Bloomfield (1934:151). Biasanyamakna sampingan yang dimiliki oleh sebuah kata dapat ditemukandengan bantuan konteks yang me lingkupinya.
Contoh: kata ompunta mempunyai makna pusat- manusia
- berusia lanjut
kata tersebut mempunyai makna sampingan- berpengalaman- sakti
- bertuah
1.9 Metafora ■
Istilah metafora berasal dari kata Yunani: metaphora 'transfer'.Kata meta 'trans' dan pherein 'to carry' (Ullmann, 1977: 213).Berdasarkan pengertian itu, dapat dinyatakan baliwa pengertian metaforaadalah suatu persamaan antarmakna {similarity of senses).
Kridalaksana memberikan pengertian metafora sebagai berikut."Pemakaian kata atau ungkapan Iain untuk objek atau konsep lainberdasarkan kias atau persamaan; misalnya kaki meja berdasarkankias pada kaki manusia (1982:106)".
Halliday (1985:319) mengemukakan pengertian metafora sebagai berikut."A word is used for something resembling that which it usuallyrefers to."
Contoh yang diberikan: flood of protests poured in dalam kalimat "Aflood of protests poured in following an announcement". Di sini "a floodofprotests" berarti {a large quantity ofprotest the came in). Kalimat initidak lagi menunjuk pada makna kosep, yaitu "coming of a great quantityof water, especially over a place that is usually dry".
24 Bab 1 Pendahuluan
Dari pemikiran Halliday itu, dapat dikatakan baliwa unsur metaforismerupakan unsur bahasa yang makna marjinalnya diperluas dalamkonteks tertentu, dengan mengalihkan makna marjinal dari referen yangpertama ke referen yang kedua, berdasarkan persamaan makna yang ada.Proses pembentukan unsur metaforis itu dikemukakan beliau sebagaiberikut,
Contoh: bunga
penanda ke-1/bunga/
petanda ke-1bunga
makna
marjinalliarum
penanda ke-2/bunga bangsa/
petanda ke-2pahlawan
Referen ke-I
bagian tumbuhanReferen ke-2
manusia tertentu
Jadi, berdasarkan keterangan itu dapat dinyatakan bahwa metafora adalah(bagian yang diarsir menunjukkan makna marjinal yang sama daripenanda ke-1 dan penanda ke-2) bahwa metafora adalah penggunaan ataupengalihan makna (M) yang dimiliki oleh suatu bentuk yang mengacupada referen tertentu (Rl) ke referen lainnya (R2) berdasarkan persamaanatau perbandingan. Dalam metafora ini yang dialihkan adalah maknasampingan dari Rl.
1.10 Isotopi
Konsep isotopi timbul dari kenyataan bahwa sebuah kata bersifatpolisemi, artinya kata mengandung lebih dari satu makna. Isotopi adalahwilayali makna terbuka yang terdapat di sepanjang wacana. Isotopiterbentuk dari sekelompok kata yang mempunyai komponen maknabersama. Sebuah kata dapat dikelompokkan ke dalam beberapa isotopiyang berbeda.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 25
Contoh: bunga
Kata bunga mempunyai komponen makna sebagai berikut.tumbuhan
bakal buah
perhiasanputriharum
indah
Kata bunga dapat dimasukkan pada isotopi tumbuh- tumbuhanbersama bagian lain dari tumbuhan, misalnya, buah, batang, akar,cabang, dan daun. Kata ini juga dapat masuk ke dalam isotopi bau-bauanbersama kata lain, misalnya, minyak wangi, melati, rempah-rempah, danelok rupanya. Isotopi ini dapat juga digunakan untuk mencari maknayang dominan dalam suatu wacana.
Seorang ahli bahasa Fr. Rastier (dalam Zaimar, 1991) menyatakanbahwa konsep/teori isotopi berguna untuk menganalisis, an tara lainteks-teks sastra. Dengan isotopi pesan dapat ditangkap sebagaikeseluruhan signifikansi. Jadi, isotopi adalah kestabilan dasar semantikyang bersifat hierarkis yang memungkinkan variasi-variasi pemaliaman.Konsep isotopi dapat melampaui konsep semantik karena isotopi adalahpemunculan makna secara berulang- ulang dalam wacana.
Selanjutnya, Rastier (dalam Zaimar 1991:113) menyatakan bahwaisotopi dapat muncul pada seluruh tataran teks, yakni tataran fonologis,morfologis, sintaksis, dan semantis. Dalam tulisan ini, saya memilihhanya tataran semantis karena inilah yang relevan dengan marsitogol.
26 Bab I Pendahuluan
BAB II
KOSAKATA MARSITOGOL PERKAWINAN
2.1 Kehadiran Kosakata dalam marsitogol Perkawinan
Sebagaimana telah dikemukakan dalam teori, batasan kata yangdigunakan dalam penelitian ini adalali batasan yang dikemukakan olehMartinet. Sebelum dilakukan analisis keseluruhan kosakata, perlu kiranyadikemukakan di sini jumlah kehadiran kata dalam keseluruhan marsitogolperkawinan yang menjadi sumber data. Keseluruhan kosakata ituberjumlali 11A yang terdiri dari unsur kata dan unsur gramatikal.
2.1.1 Unsur Gramatikal
Dalam penelitian ini ditemukan juga sejumlah 16 kata gramatikal.Jika dihitung dengan frekuensi pemunculannya, jumlali kata keseluruhansebanyak 317. Hal itu berarti 36,85 % dari jumlah keseluruhan kata.Kata ini tidak dianalisis secara mendalam karena marsitogol perkawinanadalah berupa tuturan yang dituliskan. Tuturan erat kaitannya denganujaran yang menekankan fungsi baliasa dalam berkomunikasi. Fungsibahasa dalam berkomunikasi ini mempunyai dua syarat terpenting dalamwacana, yaitu kohesi dan koherensi (Halliday, 1976).
Kohesi adalah keserasian hubungan antar unsur yang satu denganyang lain.Contoh:
Habang ma langkupa'Terbanglah langkupa'
Marsitogol dalam Kebudayaan Balak Angkola: Tlnjauan Makna , 27
Na songgop tu dangka ni tanaon'Hinggap di dahan ketniri'
Horas hamu na diupa'Selaraat kalian yang diupa'
Songon ni si pangkataon'Seperti yang dikatakan'
Kata ma 'lah,' tu 'ke', na 'yang', ni 'dari', di, dan si bertugassebagai unsur-unsur gramatikal yang tidak bermakna tanpa unsur lainnya.Misalnya, ma (baris 1) tanpa kata Itabang 'terbang' tidak bermakna;unsur ini mengacu pada habang 'terbang'. Jadi, ma menunjukkan maknakarena keterkaitan antara kata yang satu dengan yang kata lain sehinggaterjadi keserasian. Hal ini disebut kohesi dalam wacana, sedangkankoherensi, bersangkutan dengan makna kata yang mendasari wacana(Halliday, 1978).
Kata habang 'terbang' dihubungkan dengan langkupa, makalangkupa adalah (binatang, bersayap). Jadi, kata langkupa itumengandung makna, yaitu burung langkupa. Kata songgop 'hinggap'(berhenti pada suatu tempat), dihubungkan dengan dangka tanaon'cabang kemiri', maka terciptalah satu pengertian dangka tanaon, adalalipohon kemiri. Jika diujarkan menjadi /habang langkupa songgop dangkatanaon/ 'burung langkupa hinggap di pohon kemiri'. Kata horas'selamat' dihubungkan dengan kata si pangkataon 'yang diperkatakan'menimbulkan makna (manusia, bernyawa, dan doa) karena si sebagaipetanda manusia yang dapat berkata-kata. Makna hubungan kedua kataini menjadi /horas si pangkataon/ 'ucapan selamat kepada yangdiperkatakan {(manusia) pengantin)}'. Jadi, maksud wacana ini adalahpengantin perempuan yang pergi kawin mengikuti suaminya didoakansupaya selamat.
Uraian di atas memperlihatkan bahwa makna tuturan yang sesuaidengan situasi tidak tergantung pada suatu susunan kata yang gramatikal.Oleh sebab itu, yang berkaitan dengan unsur gramatikal tidak dianalisis.Untuk mengetaliui makna kosakata marsitogol perkawinan, pengertian
28 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
{sense) kata gramatikal dapat dilihat dari hubungan unsur yang satudengan yang lain. Berikut label kata gramatikal yang ditemukan dalamkorpus data marsitogol perkawinan.
Tabel 1 Kata Gramatikal
No. Gramatikal B. Indonesia Frekuensi
Pemunculan
1. asa supaya 42. di di 493. do penegas 7
4. i itu 11
5. ma lab 91
6. muse lagi 6
7. na yang 160
8. ni yang 53
9. nian nian 6
10. pe juga 4
11. sal semoga 26
12. sian dari 4
13. so agar 914. songon seperti 4
15. tong penghalus 5
16.1 tu ke 29
i
Jumlah 317
2.2 Kosakata Marsitogol Perkawinan dan Kosakata Sehari-hari
Data yang digunakan oleh peneliti terdiri dari 84 bait yangmerupakan kekayaan baliasa Batak Angkola (BBA). Hasil penelitianmenunjukkan baliwa kosakata yang digunakan terdiri atas empat
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 29
kelompok. Kelompok pertama adalah kosakata yang digunakan dalamragam bahasa baso 'sopan', semata-mata untuk pembicaraan mengenaiadat dan dalam tnarsitogol perkawinan. Kosakata ini disebut kata yangbermakna intrinsik (intensi), yaitu makna kata yang menekan kan maksudpembicara (Kridalaksana, 1982). Dan kosakata ini berhubungan denganbenda-benda Iain yang unik, yang tidak dapat dianalisis. Kelompok keduaadalali kosakata yang digunakan baik dalam marsitogol perkawinanmaupun dalam bahasa sehari-hari. Kelompok ketiga adalah kosakata yangdipakai dalam bahasa imrsitogol perkawinan dan dalam ragam bahasasehari-hari dengan perbedaan makna. Kelompok keempat adalah kosakatayang dipakai dalam marsitogol perkawinan mempunyai padanan dalambahasa sehari-hari.
2.2.1 Kosakata Kliusus yang Digunakan dalam MarsitogolPerkawinan (Makna Intensi)
Kosakata ini dipakai dalam marsitogol perkawinan hanya untukkelangsungan upacara, dan jika dipakai dalam ragam baliasa sehari-hari,bidang yang dibicardkan berkaitan dengan adat Batak Angkola. Bahasayang dipakai adalah baliasa baso.Contoh:
Mulak tondi tu badan
'Kembalilah semangatmu'
Tuturan ini diucapkan dalam ragam bahasa sehari-hari pada saatseseorang nyaris celaka, dan ucapan ini merupakan pelaksanaan adatmasyarakat Batak Angkola. Maksudnya agar orang itu tenang kembali.
Kata tondi dipakai dalam marsitogol perkawinan sebagai berikut.Marmayang ma baringinBermayanglah beringin
Marurat ma sabi
'Beruratlah sawi'
30 Bah II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Horas tondi madingin'Keselamatan kebahagiaan
Na nilehen ni Ompunta Muljadi'Diberikan oleh Tuhan'
Maksud marsitogol perkawinan ini adalah "pengantin yang memulaikehidupan didoakan agar Tuhan memberi kekuatan, kenyaman, dankebahagiaan". Makna mulai hidup diketahui dari kata marmayang(tumbuhan, tandan, tempat bakal buah) dan dari kata marurat sawi'berurat sawi' (akar, tidak kokoh, berakar pendek). Kata baringin (pohonyang kuat, banyak daun/rimbun, tempat berteduh) dan makna Tuhandihubungkan dengan Ompunta Muljadi (Tuhan, perkasa dan pemberi),pengantin dihubungkan dengan kata tondi (badan, roh, darah menjadisatu, semangat). Kenyamanan dihubungkan dengan kata madingin(sejuk). Jadi, dari makna kosakata menimbulkan makna "semogamendapat kesejukan/kenyamanan di bawah lindungan-Nya.
Berdasarkan contoh kedua ragam di atas, terlihat bahwa kosakatayang dipakai mengalami perbedaan dalam bentuk kliusus. Dalammarsitogol perkawinan terlihat ada usaha menonjolkan makna kliususyang ekspresif dengan kosakata kliusus pula {marmayang, marurat sawi,baringin, madingin, dan tondi), sedangkan dalam baliasa sehari-haridiperlukan pemahaman bidang, yaitu adat BA. Tabel berikutmenampilkan kosakata khusus marsitogol perkawinan dan beberapacontoh makna kosakatanya.
Tabel 2 Kosakata Khusus dengan Makna Khusus (Adat)
Kata Khusus Baliasa Indonesia
boban somba
bodil pangoncotgombis
barang antaranjaminanbernas
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 31
r
Kata Khusus Bahasa Indonesia
hatobangon peniuka adatpanompa tukangpamun pamitanpasu-pasu ucapan saktipengpeng tangkaspinakna anak-beranak
pisangraut undanganposobulung pemudarode pinangan diterimarotopane ukiran kayu pengiring mayatsahala berkarisma
sambe menjelangsiadosan pasangan hidupsuadamara terhindar or.yg. punya pestasaurniatua bahagiateas kematian
tondi semangat
Berikut ini adalah uraian komponen makna yang terkandung dalamtabel 2.
1. Boban Somba
Komponen Makna Marsitogol
benda +
alat rumah tangga +
uang +
hewan +
mahar +
32 Bah II Kosakata Marsifogol Perkawinan
2. Bodil Pangoncot
Komponen Makna Marsitogol
benda +
ulos +
emas +
pakaian wanita +
maliar +
3. Gombis \
Komponen Makna i Marsitogol
keadaan +
sehat +
pintar +
gemuk +
kaya +
4. Hatobdngon
Komponen Makna Marsitogol
manusia +
berpengalaman +
tokoh adat +
palaksana adat +
Marsitogol dalatn Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 33
5. Panompa
Komponen Makna Marsitogol
manusia +
laki-laki +
pekerja keras +
pencari makan +
1
6. Pamun
Komponen Makna Marsitogol
benda +
nasi dant lau
perizinan +
7. Pasu-pasu
Komponen Makna Marsitogol
ucapan +
doa-doa +
kekuatan +
nasihat +
34 Bab II Kosakata Mars itago I Perkawinan
8. Pengpeng
Komponen Makna Marsitogol
manusia -t-
lincah +
kuat +
bersemangat +
sehat + .
9. Pinakna
Komponen Makna ! Marsitogol
manusia +
lakl-laki ; +beranak lakl-laki -t-
banyak anak +
10. Pisangraut
Komponen Makna Marsitogol
manusia +
laki-laki/prptamu +
marga luar +
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Ttnjauan Makna 35
11. Poso Bulung
Komponen Makna Marsitogol
manusia
laki-laki
dewasa
anak laki-lakipemuda/pemudi
+
-1-
+
+
-1-
12. Rode
Komponen Makna Marsitogol
keadaan
pinanganditerima
disetujui
+
-t-
+
+
13. Siadosan !
Komponen Makna . Marsitogol
sapaan
istri
suami
emosional
sedih
-1-
-1-
+
+ '
+
36Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
14. Rotopane
Komponen Makna Marsitogol
benda +
kayu yang diukir +
pengiring mayat +
15. Sahala
Komponen Makna Marsitogol
ilmu +
kesaktian H-
kekuatan +
. kemampuan +
mistik +
16. Sambe
Komponen Makna Marsitogol
waktu + ,
menjelang +
awal +
akan tiba +
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 37
17. Suadamara
Komponen Makna Marsitogol
peristiwa +
terhindar +
nyaris +
bahaya +
susah +
18. Suhut
Komponen Makna Marsitogol
manusia +
laki/perempuan +
dewasa +
satu marga +
orangtua pengantin +
19. Teas
Komponen Makna Marsitogol
keadaan +
kematian +
ketabahan +
kepasrahan +
manusia +
38 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
20. Tondi
Komponen Makna Marsitogol
pisik +
manusia +
darah +
roll +
semangat +
21. Saur matua
Komponen Makna Marsitogol
keadaan +
mapan +
beranak +
bercucu +
berpangkat +
sehat + 1bahagia + ;
sampai tua + '
Berdasarkan uraian komponen raakna di atas, terlihat bahwakosakata (Tabel 2) digunakan untuk mengungkapkan persepsi manusia(mayarakat Batak Angkoia) terhadap adat dan kelangsungan upacara.Dalam hal ini, upacara yang dimaksud adalah marsitogol perkawinan.Jadi, dapat dikatakan bahwa kosakata ini bukan kosakata bahasasehari-hari, melainkan kosakata khusus yang dipakai untuk membicarakanhal yang kliusus dan dalam situasi tertentu.
Marsitogol dalam Kclmdayaan Batak Angkoia; Tinjaiian Makna 39
2.2.2 Kosakata yang Digunakan dalam Marsitogol maupun dalamKomunikasi Seliari-hari
Dalam kelompok ini, kosakata yang dipakai termasuk dalamupacara dan juga dalam bahasa komunikasi sehari-hari. Misalnya, katahoras untuk memberi selamat kepada orang, yang berupa doa. Jadi,kosakata ini dipakai dalam marsitogol perkawinan dan komunikasisehari-hari dengan bentuk dan makna yang sama. Kosakata ini berjumlali79 dan jika dihitung dengan perulangannya berjumlah 126. Hal ini berarti16,9 % dari jumlah keseluruhan kata. Kosakata ini dapat dilihat dalamtabel berikut.
Tabel 3
Kosakata Marsitogol Perkawinan dan Ragam Sehari-hari
Kosakata Marsitogol Sehari-hari B. Indonesia
amangboru V V suami namboru
amanta V V ayah
bagas V V rumah
bayo V V laki-laki dewasa
bege V V dengar
bisuk V V bijak
bulu V V bambu
debata V V Tuhan
diparorot V V diasuh
dongan V V teman
eda V V ipar perempuan
ginjang V V panjang
gora V V usir
liabang V V lerbang
hadengganan V V kcbaikan
hadomuan V V bermasyarakat
40
I
Bab 11 Kosakata Marsitogol Perkawinan
Kosakata Marsitogol Sehari-hari B. Indonesia
hajahatan V V kejahatanhalihi V V elanghanaek V V mulai naik
hdhganguas V V kehausan
horja V V upacara adathoras V V selamat
huta V V kampungiiianta V V ibu
indora V V dada
jitU'jitu V V hebat/perkasajongjong V V berdiri
Idgut V V kumpulIdhipis V V lapisIgngit V V langitligi V V 1 lihat
lohiok V V lembut
mdlo-malo V V ' pandai'pandaiinamboto V V mengetahuimaiidok V V mengatakanviangajari V V mengajarimdngolu V V hidupmangompang V V membentangmangubar V V mengejarmdndalani V V menjalanimanuturi V V menasihati
maradongkon V V mengadakanmarkancit V V menderita/susah
hidrkuik V V suara elangriiatipul V V patahmatobang V V tua
tnilasna V V panasnya
nidlak V V pulangndmboru V V sdr.prp, ayahmiitulang V V tulang
Mahitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makita 41
Kosakata Marsitogol Seliari-liari B. Indonesia
ojiibun V V embun
pdhompu V V cucu
pande V V pandaipdngitua V V adat
pdnusan bulung V V pemuda yang akandikawinkan
pdrumaen V V menantu prp.
pohom-pohom V V alim/pintarpara V V keringrap V V sama
sdnggop V V hinggapsidmun V V kanan
sirnangido V V tangan
sioban V V pembawasidloi V V penurut
sirambe bulung V V gadis yg akan kawinsirang V V cerai
Slide V V semua
siihi V V siidut
siihut V V or.yg punya krjaidhaon V V kemiri
idngi V V dengartangkang V V aktif/agresifiigor V V lurus
togu V V erat
loin V V tigatorn V V bawah
tnlang V V sdr.ibu laki-laki
ulang V V jangan
Kosakata ini jumlahnya cukup banyak. Oleh sebab itu, sayamemberikan beberapa contoh saja dalatn iiraian komponen makna yangbeHkut.
4i Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
1. Horas
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
ucapan + +
salam + +
doa + +
selamat + +
2. bebata
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
diyakini + +
dipuja + -t-
disembah + +
mahakuasa + -1-
mahaperkasa + -1-
3. Suhut
Komponen Makna Marsitogol : Sehari-hari
manusia + -t-
laki-laki + -1-
perempun + +
dewasa + +
sudah nikah + -1-
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 43
4. Panusa Bulung
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
laki-laki -f- 4-
dewasa -t- 4-
belum nikah 4- 4-
5. Pangitua
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
laki-laki -1- 4-
mengetahui adat -1- 4-
berpengalaman 4- 4-
6. Sirambe bulung
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
perempuan 4- 4-
dewasa 4- 4-
belum nikah 4- 4-
44 Bab U Kosakata Marsitogol Perkawinan
7. Namboru
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
sapaan + +
bagi perempuan + +
+ +
sdr.ayali + +
satu marga dg ayah + +
8. Amangboru
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
sapaan + -f
bagi laki-laki + +
ayali suami + +
suami namboru + +
9. Eda
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
sapaan + +
antarperempuan + +
antar ipar prp. + -1-
adik prp.suami + -1-
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Mahia . 45
ibi tulang
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
sapaan + +
pada laki-laki + +
ayah istri +
semarga dgn.ibu + +
11. Nantulang
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
Sapaan + +
perempuan + -1-
ibu istri + -1-
12. Parumaen
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
sapaan + +
menantu prp. + +
sudah menikah + ' -t-
4'6 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
13. Pahompu
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
sapaan + +
laki-laki + -f
perempuan + -1-
cucu -t- -t-
14. Marlindung
Komponen Makna Marsitogol Seliari-hari
tempat + -1-
kegiatan + +
aman -1- -1-
15. Sioloi
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
manusia + -1-
perempuan -t- -1-
laki-laki + -1-
dewasa + , -t-
penurut -1- : +
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna A1
16. Dongan
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
manusia + +
perempuan + +
iaki-Iaki + +
tua/muda + +
sahabat + +
17. Tangkang
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
keadaan + +
manusia + +
anak-anak + -1-
aktif + -1-
18. Diparorot
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
manusia + -1-
diasuh + -f-
dilindungi + +
diayomi + +
48 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
19. Simagido
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
tangan + -f
bgn.tubuh manusia + H-
permintaan + +
harapan + 4-
20. Gora
Komponen Makna Marsitogol Sehari-hari
suara + -1-
keras + +
manusia + ! +
mengusir + , ■f
Kosakata kelompok ini (Tabel 3) ternyata digunakan dalam ragambahasa sehari-hari dan dipakai juga dalam marsitogol perkawinan denganmakna yang sama. Jadi, kosakata dapat dipakai untuk mengungkapkansemua kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Sehubungandengan itu, kosakata ini dipakai dalam pembicaraan umum, baikmengenai adat, upacara, maupun kehidupan masyarakat Batak Angkola.
2.2.3 Kosakata dalam Marsitogol yang Digunakan dalam Sehari-haridengan Perbedaan Makna
Kosakata ini dipakai dalam upacara dan komunikasi sehari-hari.Akan tetapi, kata-kata itu mengalami perbedaan makna. Ternyata,
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 49
perbedaan makna itu timbul karena kosakata sehari-hari yang digunakandalam marsitogol perkawinan bersifat metaforis. Oleh sebab itu, kosakataini perlu dianalisis. Berikut ini adalah daftar kosakata dan analisismetafora.
label 4
Kosakata Metafora dalam Marsitogol Perkawinan
Marsitogol Bahasa Indonesia
bulung ujung ujung daundangka cabangdiparorot diasuh
dongan teman
gonggom genggam 'gora suara keras/aba-aba
jagar-jagar hiasan
laklak kayu laklak/tulisanmangalangka melangkahmangambe mengayun
manjura menjulurmanumpak trasportasimaribur ramai
mannayang tandan
marsada satu
tnartorop banyakmatua tua
rnijur turun
mora kaya/terpandangnauli yg. indahngiro nira
ompu nenek
panailian tempat meiihat
pangomoan pekerjaanparsamean pesamian
50 Dab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Marsitogol Bahasa Indonesia
sae tidak rimbun
saulak satu kali
sidumadangari matahari
sirmngido tangan
simanjojak jejaksimartolu si yang tiga
sioloi yg.dilayani
siruniata hijau-hijauansuhat-suhat ukuran
tangkang anak yg aktiftarisang tersangkut di insang
tumpakon kendaraan
Kata-kata yang terdapat dalatn tabel ini berjumlali 33 dan jikadihitung dengan perulangannya menjadi 84. Hal inl berarti 11,29% darijumlah seluh kata. Kosakata dalam tabel 4 akan diuraikan satu per satuuntuk melihat perbedaan makna antara ragain marsitogol perkawlnan danragam sehari-hari.
1. Ompu
Komponen Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
nenek + +
dewa -
manusia + -1-
mahluk gaib
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 51
Komponen Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
usia lanjut + ' -
berkuasa -f +
berpengalaman + -
sakti - +
abadi - +
Tuhan- +
Di dalam label ini tampak bahwa ada komponen makna yang sama,yaitu berkuasa. Komponen makna yang lain, seperti manusia, usialai\jut, dan pengalaman hanya ada dalam makna kata ragam sehari-harl,sedangkan gaib, abadi, dan sakti hanya ada dalam makna kata dalamragam baliasa marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan label peralihan makna kala "ompu"ke dalam melafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Melafora Ompu
Ragam sehari-hari:"nenek"
Ragam marsitogol:"dewa"
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
manusia berkuasa gaiabusia lanjul abadi
pengalaman sakli
52 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Berdasarkan tabel ini, terlihat bahwa ada perbedaan komponenmakna. Kedua ragam ini dihubungkan oleh komponen makna yangdipertahankan, yaitu komponen makna berkuasa. Adapun pergeseranmakna kedua ragam bahasa itu adalah nenek menjadi dewa, manusiamenjadi makliluk gaib, dan komponen makna usia lanjut menjadi hi-lang. Jadi, boleh dikatakan baliwa dalam kepercyaan BA oraiigtuadisamakan dengan dewa yang dibuktikan dalam kata "pangitua" orangyang kompeten dalam menyelenggarakan adat.
2. Jagar-Jagar
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
hiasan + -
anak - +
benda + -
manusia - +
keindahan + +
antik/kuno + -
sulit didapat -t- +
nilai tinggi + +
mulus/tidak cacat -1- +
belum nikah - +
kebanggaan +
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada beberapa komponen maknayang sama, yaitu sulit didapat, mulus (tidak cacat), niiai tinggi,keindahan, dan kebanggaaii. Komponen makna yang lain, sepertiIiiasan, benda, dan antik/kuno hanya ada dalam makna ragam bahasasehari-hari, sedangkan kata anak, manusia, dan belum nikali hanya adadalam makna ragam bahasa marsitogol perkawinan.
Marsitogol dalam Kehudayaan Batak /ingkola: Tmjauan Makna 53
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata"jagar-jagar" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogolperkawinan.
Tabel Metafora Jagar-Jagar
Ragam sehari-hari:"hiasan"
Ragam marsitogol:"gadis/pemuda"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan KomponenMakna
Komponen MaknaPembeda
hiasan berniiai tinggi manusia
benda keindahan muda
kono/antik kebanggaan belum menikali anak
mulus/tldak cacat
Berdasarkan tabel ini, tampak bahwa ada peralihan makna daribenda yang tidak bernyawa menjadi insan. Dalam ragam sehari-hari,kata jagar-jagar itu mengacu pada berbagai hiasan. Misalnya, kata inidipakai sebagai sebutan pada benda, seperti pada ulos, (tidak semuaorang dapat menenun jenis ulos ini yang dikenal denganparompa sadun:tebal, tidak luntur, penuh dengan manik-manik, dan biasanya dikeluarkanhanya pada pesta adat; contoh lain, kata ini juga digunakan pada ukiranyang terdapat dalam rumah adat). Di lain pihak, dalam marsitogol kataini digunakan sebagai sebutan kepada anak muda yang dapat diharapkanoleh orang tuanya, misalnya orang tua dapat menjadi mora yangterpandang (apabila anak perempuannya kawin dengan keluarga lain yangberpangkat atau terpandang. Jika kata ini ditujukan pada anak laki-laki,ia adalah orang yang diharapkan orangtuanya dan kaum kerabatnyamenjadi cendekia, berpaham/berpendirian untuk menjadi peneruskeluarga. Jadi, terlihat bahwa ada perubahan makna kata dalam keduaragam. Walaupun demikian, makna kata jagar-jagar ada yangdipertahankan dalam komponen makna yang merupakan metafora, yaitu
54 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
yang berkaitan dengan lambang kebesaran bagi masyarakat BA yangdiatur oleh adat.
3. Bulung Ujung
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
daun muda -1- -
bagian tanaman -1- -
kehidupan - +
awal kehidupan + +
manusia - ■f
pengantin — +
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yang sama,yaitu awal kehidupan. Komponen makna yang lain, yaitu daun muda,bagian tananian, hanya ada dalam makna ragam bahasa sehari-hari,sedangkan pengantiii, babak baru dalam kehidupan manusia, hanyaada dalam ragam bahasa marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata bulungujung ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora Bulung Ujung
Ragam sehari-hari;"daun muda"
Ragam marsitogol:"pengantin baru"
Komponen Makna PersamaanKomponen Makna
Komponen MaknaPembeda
tumbuhantanaman
daun muda
harapanawal kehidupan
manusiapengantin
Marsitogol dalam Kelmdayaan Batak Aagkola: Tinjauan Makna 55
terlihat ada dalam bahasa sehari-hari dengan kotnpoiien makna I dan IIdalam marsitogol, yaitu bagian pohon dan iiaskah. Kemudian,persamaan komponen makna antara II dan III dalam marsitogol, yaitupewaris dan naskah kuno. Oleh sebab itu, untuk melihat persamaan danperbedaan komponen makana kata laklak inl, pertama-tama akan dillhatkomponen makna laklak dalam bahasa sehari-hari (I) dan makna (II)dalam ragam bahasa marsitogol perkawinan, yaitu naskah kuno.
Persamaannya: kulit kayu; danPerbedaannya: dalam ragam sehari-hari (I) ada komponen makna jenis
kayu dan alamiah, sedangkan makna dalam marsitogolperkawinan (II) ada komponen makna naskah kuno,budaya (tradisi), alat tulis, tulis dan suci.
Selanjutnya, akan dilihat persamaan dan perbedaan komponen maknayang 11 dan III kata laklak dalam marsitogol perkawinan.Persamaannya ; penerus tradisi dan budaya.Perbedaannya : dalam makna II (naskah kuno) ada komponen makna:
alat tuli^, tulisan, kulit kayu dan suci dan; dalammakna III (pewaris) ada komponen makna keturunan,laki-Iaki, dan penerus marga.
Perlihan makna kata "laklak" dalam ragam sehari-hari I dan dalammarsitogol II bukanlah merupakan proses metafora, karena kulit kayumemang digunakan untuk menulis naskah: bahan pembuat naskahmemang kulit kayu. Namun, peralihan makna II ke III dalam ragammarsitogol adalah proses metafora.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata "laklak"ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora laklak
Ragam marsitogol I: Ragam marsitogoll:"naskah kuno" "penerus marga"
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkala: Tinjauan Makna 57
Persamaan Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
kulit kayu penerus tradisi ' penerus marga
alat tulis budaya i keturunan laki-laki
tulisan
Berdasarkan label, -tampak bahwa ada peralihan tnakna darinaskah kuno menjadi pewaris marga. Tulisan dalam naskah kuno itumeneruskan tradisl seperti juga anak lakl-laki yang menjadi penerusmarga dalam inarsitogol perkawinan. Komponen makna yangdlpertahankan adalah budaya (tradisi) dan waktu, sedangkan maknayang berbeda adalah alat lulls dan sue! pada makna II; komponen maknaketurunan, laki-Iaki, dan marga ada pada makna III. D1 sini terjadipergeseran makna dari benda alamiah (kulit kayu) menjadi benda budaya;kemudian, makna itu bergeser lagi menjadi manusia penerus budaya.
5. Saulak
Komponen Makna Makna Sehari-hari Komponen MaknaMarsitogol
bilangan + +
satu H- +
frekuensi + -
persatuan - 4-
kebersamaan - +
bilangan minimal . + +
terpadu
58 Bab 11 Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen Makna Makna Sehari-hari Komponen MaknaMarsitogol
kekeluargaan - +
kegiatan - +
masyarakat - -f
adat - -f
kegiatan
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada dua komponen makna yangsama, yaitu satu dan bilangan. .Komponen makna yang lain, yaitufrekuensi, hanya ada dalam makna sehari-hari; sedangkan komponenmakna persatuan, adat, kekeluargaan dan kegiatan inasyarakat,digunakan dalam ragam bahasa inarsitogol perkawinan. Perbedaannyadalam ragam bahasa sehari-hari komponen makna berupa frekuensi (Ix),sedangkan dalam ragam marsitogol perkawinan beralih menjadipersatuan, terpadu, kekeluargaan, kebersamaan, adat dan kegiatanmasyarakat. Jadi, ada pergeseran makna dari frekuensi menjadipersatuan yang berunsur melakukan tindakan. Berikut ini akandikemukakan tabel peralihan makna kata "saulak" ke dalam metaforayang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora saulak
Ragam sehari-hari:"satu kali"
Ragam marsitogol:"seia-sekata"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
frekuens
bilangan minimal
satu ,
keterpaduankebersamaan
kekeluargaanadat
masyarakatkegiatan
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjaiian Makna 59
Berdasarkan tabel tampak bahwa komponen makna kosakata dalamragam bahasa sehari-hari mengalami peralihan. Komponen makna yangsama, yaitu hanyalah ada pada bilangan minimai dan jiuniali satu.Perbedaannya adalah sebagai berikut. Dalam bahasa sehari-hari, tampakada komponen makna berupa frekuensi (Ix), sedangkan dalam ragammarsitogol perkawianan berubah menjadi persatuan (terpadu),kekeluargaan, kebersaniaan, adat, dankegiatanmasyarakat. Jadi, adapergeseran makna dari frekuensi pada persatuan yang unsur-unsurnyamelakukan tindakan.
6. Martorop
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
kayu -t- -
manusia - +
tanaman + -
kekal/abadi - •f
kuat/daya + +
tidak goyah + +
unggul -1- +
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yangsama, yaitu kuat, tidak goyab, dan unggul, sedangkan komponenmakna tumbuh-tumbuhan dan kayu ada dalam makna ragam bahasasehari-hari. Komponen makna manusia ada dalam ragam bahasamarsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata"martorop" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogolperkawinan.
60 Bah 11 Kosakata Marsitogol Perkawinan
Tabel Metafora martorop
Ragam sehari-hari:"kayu torop"
Ragam marsitogoi."manusia unggul"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
tumbuh-tumbuhan abadi
kuat/tangguhmanusia
kegiatan
Dalam label , terlihat bahwa ada peralihan makna kosakata antararagam bahasa sehari-hari dan ragam bahasa marsitogoi perkawinan.Makna yang tetap adalah komponen makna abadi dan kuat (tangguh).Perbedaan makna terjadi akibat pergeseran makna dari kayu yang kuatmenjadi manusia yang unggul (kekuatan yang langgeng). Adapunpergeseran komponen makna kosakata kedua ragam itu adalah tanainanmenjadi manusia. Jadi, kata ini adalah bentuk metafor dengan pengertianbahwa kayu dianggap tidak bernyawa sebagai manusia hidup(bernyawa)
7. Mora
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogoi
terpandang + -1-
pintar +
dalian na tolu - +
martabat -t- -1-
adat - -1-
kaya -1- -
berpangkat -1- -
utama + +
Marsitogoi dalam Kelmdayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 61
Di dalam label terlihat baliwa ada beberapa komponen makna yangsama, yaitu terpandang, piutar, martabat, dan utama, sedangkankomponen makna yang lain seperti kaya dan berpangkat hanya adadalam makna ragam bahasa sehari-hari. Komponen makna dalian natolu, dan adat hanya ada dalam makna ragam bahasa marsitogolperkawinan.
Berikut ini dikemukakan label peralihan makna kala "mora" kedalam melafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
label Melafora Mora
Ragam sehari-hari:"lerpandang"
Ragam marsitogol:"lerpandang"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
kayaberpangkat
marlabal
lerpandangpinlar
adal
dalian na lolu
Bedasarkan label, lerlihal bahwa ada pergeseran makna kosakalaanlara bahasa sehari-hari dan ragam bahasa marsitogol perkawinan.Dalam bahasa sehari-hari kala ilu berarli orang yang kaya/banyakhai*ta/berpangkat, sedangkan dalam ragam marsitogol menjadi salahsalu konsep dalian na tolu. Komponen makna yang diperlahankan dalamkedua ragam ini adalah martabat, terpandang dan pintar.
62 Bab II Kosakala Marsilofiol Perkawinan
8. Gonggom
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
menyatu + +
gerakan kegiatan -1- -1-
tubuh tangan/jari -t- -
genggam + -
gotong royong -t- -b
kegiatan masyarakat - -
adat 1 +
Dalam tabel ini ada koponen makna yang sama, yaitu nienyatu,gerakan/kegiatan, dan gotong royong. Koiiiponen makna yang lain,seperti tubuh (tangan/jari-jari) dan genggam hanya ada dalam maknaragam bahasa sehari-hari, sedangkan komponen makna kegiataiimasyarakat dan adat hanya ada dalam makna marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata"gonggom" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora gonggom
Ragam sehari-hari:"genggam"
Ragam marsitogol:"persatuan"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
bagian tubuhjari-jarigenggam
menyatu
gerakan/kegiatankegiatan bersamamasyarakatadat
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 63
• ■r^'
'■ ■ ■I- , ' ■ ■ ■ ■ ■■ :■ ■ ,. \ ;■ ' •
. ■ ■ ■ :' ," ■ • ■ ; - ' ' ;' ■-.. ■ • .J' ' •
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ada pergeseran jmaknaj dari. kosakata ragam sehari-hari ke dalam marsitogol. Makna bergeser. dairi
gerakan bagiaii tubuh menjadi kegiatan dalam masyarakat.' Hal iniberarti bahwa kedua ragam memiliki makha yang sama; gerakaivli^dan
; ̂ menyatu.iAdapun makna kosakata dalani ragam bahasa sehari-hari iiiiaii :;; .tangan menggenggam dan kegiatan pribadi/indlvidu, sedangkah daj^'
■ ragam marsitogol maknanya berubah menjadi gotong • royoing}persatuan, dan kegiatan masyarakat untuk bersama. ,j, i, ^ 'pf.
■ , ' : ' ■■•'■ . ■ ; ■■ ■ 1 j ' ' 1''^9. Marsigonggoman '' 3-"
Komponen Makna Makna Kata Makna KataSehari-hari Marsitogol
menggenggam -1- -
dua tangan ■f -
saling ' -1- -1-
dua orang •f -1-
gotong royong + -1-
angg. tubuh + --
perasaan - -1-
Dalam tabel ini ada koponen makna yang sama adalah menyatu.Komponen makna yang lain, sepertl kegiatan tubuh (tangan/jari-jari)dan manusia membedakan penggunaan makna ragam bahasa sehari-hari,sedangkan komponen makna perasaan hanya ada dalam maknamarsitogol perkawianan
Berikut ini akan dikemukakan t-abel peralihan makna kata"gonggom" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol per-kawinan.
"64 Bab JI Kosakata Marsitogol Perkawinan
Tabel Metafora Gonggom
Ragam sehari-hari:"saling genggam"
Ragam niarsitogol:"perasaan"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
kegiatan tubuhkegiatan dua tangan
menyatu
kegiatan adat(dalian na tolu)
kegiatan bersamamasyarakat
Berdasarkan tabel, terliliat bahwa ada' peralihan makna antararagam sehari-hari ke dalam marsitogol perkawinan. Makna beralih darigerakan bagian tangan menjadi gerakan pferasaan. Hal ini berartibahwa makna kedua ragam bergeser dari jalinan anggota tubuh (tangan)menjadi jalinan dna hati, ikatan yang tidak nyata antara dua insan.
10. Pangomoan
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
tempat
pekerjaanmencari nafkah
keberuntunganusaha
nasib
pendapatanmasa depanmasa kini
-1-
•f
+
+
+
+
+
+
+
+
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Mahia65
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
hasil manusia -1-
pemberian Tuhan - -1-
kekayaan - -b
aktivitas -1-
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yangsania, yaitu usaha dan pendapatan, sedangkan yang lain, sepertiteiiipat, bekerja, meiicari nafkah, masa kini, hasil manusia, danaktivitas merupakan makna dalam ragam bahasa sehari-hari. Komponenmakna keberuntuiigan, nasib, masa depan, pemberian Tuhaii dankekayaan hanya ada dalam makna ragam marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata"pangomoan" ke dalam metafora yang digunakan dalnm niarsitogol.
Tabel Metafora Pangomoan
Ragam sehari-hari:"tempat usaha"
Ragam marsitogol:"keberuntungan"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
masa kini
tempat
usaha
bekerja (mencarinafkah)
pendapatankekayaan
66 Bah 11 Kosakata Marsitogol Perkawinan
Berdasarkan tabel, kosakata antara ragam bahasa sehari-hari danragam marsitogol terdapat perubalian makna, yaitu dari tempat usalia/bekerja/aktivitas, inasa kini dan hasil manusia menjadi komponenmakna keberuntungan (nasib), masa depan dan pemberian Tuhan.Adapun komponen makna yang tetap adalah pendapatan dan usaha.
11. Dangka
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
cabang pohon + _
bagian pohon -1- -
menurunkan marga - -1-
bagian dari suatu + +
yang utuh-
i" •
+manusia
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yangsama, yaitu bagian dari suatu yang utuh, sedangkan yang lain, seperticabang pohon, adalah komponen makna dalam ragam bahasa sehari-hari. Komponen makna anak lald-laki, mehurunkan marga danmanusia hanya ada dalam makna ragam marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata"pangomoan" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora Dangka
Ragam sehari-hari:"cabang pohon"
Ragam marsitogol:"anak"
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 67
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
tumuh-tumbuhan
lanjutan batangpohon
bagian dari yanguluh
lanjulan (penerus)penerus masyarakal
manusia
anak laki-laki
Berdasarkan label, kosakala anlara bahasa sehari-hari dan bahasamarsitogol lerlihat ada pergeseran makna dari bagian tananian/cabaiigpohon ke anak laki-laki dan penerus marga. Adapun makna yangsama/telap dari kedua ragam ilu ialah bagian dari suatu yang utuh danlanjutan.
12. Simanjojak
Komponen Makna Makna Kala
Sehari-hari
Makna Kala
Marsitogol
jejak kakipergimelangkahberjalangerakanlahap kehidupanmencari pengalaman
-f-
-1-
-t-
-1-
1
+
+
+
•f
+
Di dalam label ini tampak bahwa ada komponen makiia yangsama, antara ragam sehari-hari dan ragam marsitogol, yaitu pergi,melangkah, berjalan, dan gerakan, sedangkan yang lain, seperti jejakkaki adalah komponen makna pembeda dalam ragam bahasa sehari-hari.
68 Bab 11 Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen makna tahap kehidupan dan mencari pengalainan adadalam makna ragam marsitogol.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata "siman-jojak" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora simanjojak
Ragam sehari-hari:"jejak"
Ragam marsitogol:"pergi mencari kehidupan"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
bekas langkahtijuan tidak Jelas
tindakan melangkahpergi (meninggalkanrumah)
tujuan nyatamencari kepintaran" pengalaman" kekayaan
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa komponen makna yangdipertahankan adalah gerakan/tindakan melangkah, nieninggalkanruniah. Adapun peralihan makna kedua ragam adalah dari jejak menjadipergi mencari kehidupan, tujuan tidak jelas menjadi tujuan nyata.Komponen makna mencari kepintaran, mencari pengalainan, danmencari kekayaan hanya ada dalam makna marsitogol perkawinan.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 69
13. Panailian
Komponen Makna Makna Kala Makna Kala
Sehari-hari Marsitogol
lempat melilial ■f -
lempat mengadu - +linggi/bernilai -t- -1-
manusia - +
anak perempuan -
lidak bernyawa + -
lahap kehidupan +
Di dalam label ini tampak bahwa ada komponen makna yangsama, yaitu tinggi/bernilai/menyenangkan, sedangkan yang lain, sepertitcmpat inelihat, tidak beniyawa adalah komponen makna dalam ragambahasa sehari-hari. Komponen makna tempat mengadu, aiiakperempuan, dan tahap kehidupaii ada dalam makna ragam marsitogolperkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan label peralihan makna kala"panailian" ke dalam melafora yang digunakan dalam marsitogol.
Ragam sehari-hari:"anak perempuan"
Tabel Melafora panailianRagam marsitogol:
anjungan
Komponen MaknaPembeda
PersamaanKomponen Makna
Komponen MaknaPembeda
lempal linggi/bernilaimenyenangkan
manusiajenis perempuan
70 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Berdasarkan tabel, terlihat ada peralihan makna dari ai\junganmenjadi anak perenipuan. Adapun komponen makna tempat dalamragam sehari-hari beruhali menjadi nianusia, anak perenipuan dantaliap keliidupan ada dalam marsitogol perkawinan. Adapun komponenmakna yang dipertahankan oleh kedua ragam ini adalah suatu yangtinggi/menyenangkan, khusus untuk makna metafor makna tinggiditambah dengan makna konotatif bernilai.
14. Matua
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
orang tua + +
kehidupah1
-f +
usia/umur + ; +
kaya pengalaman +
kesehatan _
-f
martabat tinggi + +
intensitas _ -1-
kebahagiaan adat _
fisik +
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yangsama, yaitu orang tua, keliidupan, usia, dan niartabat tinggi,sedangkan yang lain, seperti fisik dan umur tua terdapat dalamkomponen makna ragam bahasa sehari-hari. Komponen makna, martabattinggi, keseliatan, kebijalrsanaan, dan kebahagiaan adat adalah maknadalam makna ragam marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata "matua"ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makiia71
Tabel Metafora matua
Ragam sehari-hari:"terpandang"
Ragam marsitogol:
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
umur
fisikpengalamanmartabat tinnggi
dalam adat
dalian na tolu
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa komponen niakna yangdipertaliankan adalah pengalaniaii. Komponen makna yang beralihadalah umur tua menjadi kebyaksanaan, fisik yang tua menjadl fisikyang sehat. Komponen makna inartabat tinggi dan kcbaiiagiaan adatdalam marsitogol perkawinan. '
15. Marsada
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
satu + +
keadaan +
individu - +
memilih + _
benda -
+
bilangan -1-
manusia +
72 Bab n Kosakata Marsitogol Perkawinan
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yangsama, yaitu bilangan satu, sedangkan yang lain, seperti memilih danbenda adalah komponen makna ragam bahasa sehari-hari. Komponenmakna keadaan, individu, dan nianusia adalah makna ragam marsitogolperkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna katamarsada" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol.
Ragam sehari-hari:"satu pilihan"
Tabel Metafora marsada
Ragam marsitogol:"kemampuan diri sendiri"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
tindakan memilih jumlahdiri or. seorang
keadaan
diri sendiri
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ada peralihan makna dariaktivitas (tindakan) memilih suatu benda berubah menjadi kpgHggnindividu manusia dalam ragam marsitogol perkawinan. Persamaanmakna kedua ragam ini ialah satu, diri orang seorang, (individu).
16. Sirumata
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
tanaman
hijausayur
-t-
+
+ 1
-
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna '73
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
tanda subur + -1-
manusia _ -f-
tanda sehat +
bahagia/senang + +
hasil yang baik + +
kaya/harta benda - +
pangkat - -1-pintar
— +
Di dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yangsama, yaitu tanda subur, bahagia/senaiig, hasil yang baik, sedangkantanamaii, hijau, sayur, adalah komponen makna ragam bahasasehari-hari. Komponen makna manusia, tanda sehat, kaya, pangkat,dan pintar adalah makna dalam ragam marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna katasirumata" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol.
Ragam sehari-hari:"sayur-mayur"
Tabel Metafora sirumata
Ragam marsitogol:'makmur'
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
taman
dapat dimakankesuburan
kesenanganhasil yang baik
kaya/harta bendapangkatpintar
74 Bab 11 Kosakata Marsitogol Perkawinan
Berdasarkan tabel, terlihat ada peralihan makna dari tanaman kemaiiusia. Makna bergeser dari tanaman yang dapat dimakan (sayuran)dalam ragam sehari-hari menjadi manusia; kaya, berpangkat, pintar,dan berketurunan dalara ragam marsitogol perkawinan, sedangkanpersaman komponen makna kedua ragam adalali tanda kesuburan,kesenangan dan basil yang baik.
17. Ngiro
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
hasil + +
rezeki - +
minuman + -
dari pohon kelapa + -
manusia - +
dari usaha - +
rasa manis + + .
menyegarkan + -
meyenangkan + +
Di dalam tabel, tampak bahwa ada komponen makna yang sama,yaitu yang menyegarkan dan yang menyenangkan, sedangkankomponen makna yang lain, seperti minunian, dari pohon kelapa(tunibuhan), dan rasa manis hanya ada dalam ragam sehari-hari.Komponen makna manusia, usaha, dan rezeki ada dalam ragammarsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata "ngi ro"ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna; 75
Ragatn sehari-hari:"minuman"
Tabel Metafora ngiro
marsitogol;"hasil"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
minuman
hasil
dari pertokoan
hasil
menyegarkanmenyenangkan
usaha manusia
rezeki
Berdasarkan label terlihat bahwa ragam sehari-hari dan ragammarsitogol, menunjukkan peraiihan makna, yaitu dari nira ke rezeki.Pergeseran makna kedua ragam ini ialah dari minuman (cair) yangliianis dan berasal dari hasil tumbuiian/pohon, makna sehari-hari,menjadi hasil usaha manusia, dan rezeki dalam makna marsitogol,sedangkan persamaan komponen makna kedua ragam ialah hasil iisahadan menyegarkan. i
18. Mijur
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
peristiwa •f +
melangkah + +
tahapan kehidupan - +
aktivitas -i- +
ke luar rumali + +
arah ke bawali - +
unmk mendapat hasil - +
gerakan kaki -1- -
76 Bah II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa komponen niakna bahasasehari-hari dan komponen makna marsitogol ada komponen yang sama,yaitu aktivitas, melangkah, peristiwa, dan ke luar rumah, sedangkanmakna yang lain, seperti gerakan kaki, arah ke bawah ada daiamkomponen makna ragam sehari-hari. Komponen makna tahapan dalamkeliidupan dan untuk mendapatkan basil adalah komponen maknadalam marsitogol perkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata mijur kedalam metafora yang digunakan daiam marsitogol perkawinan.
Ragam sehari-hari:"turun"
Tabel Metafora mijur
Marsitogol:"perkawinan"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
gerakan kakiarag ke bawah
aktivitas
ke luar rumahdim. keliidupanutk.dapat basil
Berdasarkan tabel, terlihat ada perubalian makna, yaitu darigerakan kaki dan arah ke bawah dalam ragam sehari-hari menjaditahapan kehidnpan dan untuk mendapatkan basil dalam ragammarsitogol perkawinan. Persamaan kedua ragam ini adalah aktivitasdan peristiwa, melangkah, dan ke luar rumah. Jadi, makna bergeserdari kegiatan kaki menjadi peristiwa sakral (hidup baru dalamperkawinan).
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna11
19. Sae
Komponen Makna Komponen Makna Komponen Makiia
teratur + +
bersili -h
tumbuhan + _
manusia -
pekarangan -f
hati/perasaan - •f
damai H"
bahagia - -t-
tenang- -1-
suasana ■f -t-
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa komponen makna bahasasehari-hari dan komponen makna marsitogol ada yang sama, yaitusuasana, bersih, dan teratur, sedangkan makna yang lain, sepertipekarangan dan tuinbuhan ada daiam komponen makna ragamsehari-hari. Komponen makna, perasaan manusia, suasana hati,tenang, damai, dan bahagia ada daiam komponen makna marsitogolperkawinan.
Berikut ini akan dikemukakan tabel peralihan makna kata "sae" kedaiam metafora yang digunakan daiam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora sae
Ragam sehari-hari:"bersih/rapi"
marsitogol:"kedamaian"
78 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
tumbulian suasana perasaan
pekarangan bersih hati
teratur tenang
damai
bahagia
Berdasarkan tabel, terlihat ada perubahan makna, yaitu daritunibuhan dan pekarangan dalam ragam sehari-hari menjadi perasaandan suasana hati manusia yang damai, tenang dan bahagia dalamragam marsitogol perkawinan. Persamaan kedua ragam ini adalahsuasana, berslh, dan teratur.
20. Manjuara
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
paling baik -f- -f
persaingan +
gigih + +
melawan diri sendiri - +
usaha mengangkatmartabat 4- +
kepintaran1
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa komponen makna sehari-hari dankomponen makna marsitogol ada persamaan tujuan, yaitu berusahauntuk yang paling balk, gigih, dan persaingan, sedangkan yang lain,seperti melawan diri sendiri dan adat hanya ada dalam makna/naryiVogo/perkawinan.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola; Tinjauan Makna79
Berikut ini akan dikemukakan tabel pralihan makna kata"manjuara" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol per-kawinan.
Tabel Metafora ManjuaraRagam sehari-hari: marsitogol:"menjadi juara" "paling baik"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen Makna 'Komponen Makna
Pembeda
pertandingan paling baik ; adatpersaingan kepintaran melawan diri
gigih sendiri
usaha mengangkatmartabat -
Berdasarkan tabel, terlihat ada perubahan makna, yaitu daripertandingan dan persaingan dalam ragam sehari-hari menjadiinelawan diri sendiri dan adat dalam ragam marsitogol perkawinan.Persamaan kedua ragam ini adalah paling baik, kepintaran, gigih, danusaha mengangkat martabat.
22. Mangupa
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-ahri Marsitogol
member i gaji -1- .
menyelamati- -b
uang + _
doa~ +
80 Bab U Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen Makna Makna Kala
Sehari-hari
Makna Kala
Marsitogol
imbalan +
pemberian ucapan - +
materi konkret -f
abslrak- -f
Berdasarkan label, terlihat bahwa ragam sehari-hari dan ragammarsitogol mempunyai persamaan makna, yaitu inibalan. Akan tetapl,makna kedua ragam itu bergeser dari peniberian benda-benda nyata,gaji/upah, dan imbalan uang dalam ragam seliari-hari berubah menjadiucapan-ucapan yang bersifat sakral, doa' yang iiiemonhonkankedamaiaii, keselamatan, dan kebahagiaan. ;
Ragam sehari-hari:"upa"
Tabel Metafora Mangupamarsitogol:"doa selamat"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
pekerjaanimbalan
harapanpermohonan
manlera
doa
Berdasarkan label, lerlihal ada persamaan ragam marsitogol danragam sehari-hari, yailu harapan dan permolionaii. Akan lelapi,komponen makna kedua ragam ilu ada yang bergeser dari pemberianimbalan berupa materi menjadi ucapan-ucapan yang bersifal sakral,matera, doa yang memohon kedamaian, keselamatan, dankebahagiaan.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna81
23. Maribur
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
pertemuan - -t-
suara _
ramai +
banyak + 4-
manusia + +keluarga + +
kegiatan adat _ +
kegiatan sehari-hari ■fgembira ■f +adat - ■fpesta
— +
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ada beberapa koinporien maknayang sama, yaitu perasaan gembira, kegiatan, manusia, ramai, danjumlah banyak, sedangkan yang lain, yaitu suara, kegiatan sehari-hari, membedakan penggunaan makna kata sehari-hari dan pesta, adat,pertemuan, dan keluarga membedakan makna marsitogol.
Berikut ini dikemukakan tabel peralihan makna "maribur" kedalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Ragam sehari-hari:"menjadi ramai"
Tabel Metafora Mariburimarsitogol:"bergembira"
82 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
suara
kegiatan sehari-hariramai
jumlah banyakmanusia
perasaan gembira
pesta
pertemuan
keluargaadat
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ragam sehari-hari dan ragammarsitogol mempunyai persamaan komponen makna yang tetap, yaituperasaan gembira, jumlah yang banyak, kegiatan inanusia, danramai. Akan tetapi, kompoen makna kedua ragam bergeser dari suaralamai dalam kegiatan sehari-hari menjadi pesta adat yang gembiradalam pertemuan keluarga.
24. Nauli
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
benda +
alam +
indah +
manusia -f- +
konkrit +
penglihatan +
nasib 4-
kelakuan +
hasil usaha baik _
+
menyenangkan -I- -f
membahagiaan + +
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna83
Berdasarkan tabel, tampak bahwa ada beberapa komponen maknayang sama, yaitu manusia, menyenangkan, dan membahagiakan,sedangkan yang lain, yaitu beiida, alam, koiikret, peiiglihatan, suatuyang indah terdapat dalam makna kata ragam seliari-hari dan nasib,basil usaha, kelakuan, balk, abstrak ada dalam makna kata ragammarsitogol perkawinan.
Berikut ini dikemukakan tabel peralihan makna kata "nauli" kedalam metafora yang digunakan dalam tnarsitogol perkawinan.
Tabel Metafora Nauli
Ragam sehari-hari:"indah"
marsitogol-."berbahagia"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
penglihatankonkrit
benda
indah
menyenangkanmembahagiakan imanusia
baik '
nasib
hasil usaha
kelakuan
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ragam bahasa sehari-hari danragam marsitogol mempunyai persamaan komponen makna, yaitumanusia, menyenangkan, dan membahagiakan. Akantetapi, komponenmakna kedua ragam bergeser dari suatu obyek penglihatan dalamkegiatan sehari-hari menjadi nasib atau kelakuan seseorang dalammarsitogol perkawinan.
84 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
25. Tarisang
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
sumbatan -t- _
hambatan -b +
masalali - 4*
benda +
keadaan . + +
Berdasarkan label, tampak bahwa ada beberapa komponen maknayang satna, yaitu iiambatan, keadaan, dan suinbatan, sedangkankomponen makna yang Iain, yaitu beiida yang tersuinbat adaiahkomponen makna yang ada dalam makna kata ragam bahasa sehari-haridan masalah yang menghanibat ada dalam makna kata ragam bahasamarsitogol perkawinan.
Berikut ini dikemukakan label peralihan makna kata tarisang kedalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Ragam sehari-hari:"terisang"
Tabel Metafora Tarisangmarsitogol:
"tersangkut masalah"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
benda hambatan
keadaan
masalali
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 85
Berdasarkan label, terlihat bahwa ada pergeseran komponenmakna, yaitu benda yaiig menghambat saluran dalam ragam bahasasehari-hari menjadi tnasalah kehidupan tnanusia dalam ragam niarsitogolperkawinan. Kedua ragam Ini mempunyai kompnen makna yang tldakberubah, yaitu keadaan dan hambatan.
26. Mangalangka
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
kegiatah + 4-
manusia + +
melangkah/berjalan +
melalui satu _
4-
tahapan - -f
kehidupan(menikah) _
arah ke depan + +
Berdasarkan label, lampak bahwa ada beberapa komponen maknayang sama, yaitu kegialan dan perubahan, sedangkan yang lain, yaitubenda, alani, konkrit, penglihatan, suatu yang indah terdapat dalammakna kata ragam bahasa sehari-hari dan nasib, basil usaha, keiakuan,baik, abstrak ada dalam makna kata ragam bahasa marsitogol.
Berikut ini dikemukakan label peralihan makna kata "nauli" kedalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora Mangalangka
Ragam sehari-hari;"melangkah"
marsitogol:"perkawinan"
86 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
gerakan kakiarah ke depan
kegiatan/aktivitasmanusia
perubahankeliidupantahapan
Berdasarkan tabel, ada pergeseran makna antara ragatn bahasasehari-hari dan ragam marsitogol, yaitu gerakan kaki, arah ke depanada dalam ragam bahasa sehari-hari, sedangkan perubahan dalanikeliidupan ada dalam marsitogol perkawinan. Kedua ragam ini salingmenonjolkan aktivitas/kegiatan untuk suatu perubahan. Persamaan maknaantara ragam bahasa sehari-hari dan ragam marsitogol terdapat dalampersamaan komponen makna, melakukan tlndakan/kegiatan danpeinibahan. Akan tetapi, kegiatan/tindakan yang ditoiyolkan dalamragam bahasa sehari-hari berupa kegiatan kaki, yaitu berjalaii/melangkah, sedangkan dalam ragam bahasa marsitogol yang ditampilkanadalah kegiatan melangkah melalui suatu taliapan keliidupan.
27. Mangambe
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
mengayun +
berusaha - +
tubuli +
mental _ +
gerakan + -1-
tangan + _
semangat
"
. +
Marsitogol dalam Kebudayaan Balak Angkola: Tmjauan Makna87
Berdasarkan tabel, terlihat baliwa komponen makna antara ragamsehari-hari dan ragam marsitogol ada persamaan makna, yaitu gerakan.Komponen makna yang lain, seperti gerakan tangan, tubuh, danmengayun adalah komponen makna ragam sehari-hari, sedangkanberusaha aktivitas, pikiran/mental dan semangat hanya ada dalamkomponen makna marsitogol perkawinan.
Berikut ini ditampilkan tabel peralihan makna kata "mangambe"ke dalam metafor marsitogol perkawinan.
Ragam sehari-hari:"mengayun"
Tabel Metafora Mangambemarsitogol:
"berpikir untuk"
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
tangan gerakan akivitas mental
tubuh pimiranmengayun semangat
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ada perubahan makna antararagam sehari-hari dan ragam marsitogol, yaitu dari gerakan tanganmengayun dalam ragam sehari-hari berubah menjadi berpikir untukmeraih prestasi (aktivitas mental, pikiran, semangat untuk berusaha)dalam marsitogol perkawinan.
28. Tumpakon
Komponen Makna Makna Kata Sehari- Makna Kata
hari Marsitogol
gerakan -b -b
tunggangan + -
pilihan -b -b
Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
menurut adat - +
transportasi + -
abstrak - -b
aturan -b -
mencapai tujuan -b -b
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa dalam ragam bahasa sehari-haridan ragam bahasa marsitogol ada beberapa persamaan makna, yaitugerakan untuk mencapai tujuan, melakukan pilihan untuk mencapaitujuan, sedangkan komponen makna yang lain, seperti tunggaiigaii(traiisportasi) ada dalam komponen makna kata ragam sehari-hari.Komponen makna sesuatu yang abstrak, adat dan aturan merupakankomponen makna dalam marsitogol perkawinan.
Berikut ini dikemukakan tabel peralihan makna kata "tumpakon"ke dalam metafor yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Ragam sehari-hari;"menunggangi"
Tabel Metafora tumpakonmarsitogol:
"mentransafer"
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
alat transportasi gerakan aturan
tunggangan mencapai tujuan ' adat
pilihan i abstrak
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 89
Berdasarkan tabel, terlihat ada perubahan makna, yaitu kata alattransportasi dan tunggangaii dalam ragam sehari-hari menjadi aturan,adat, sesuatu, dan yang abstrak dalam ragam marsitogol perkawinan.Persamaan kedua ragam ini adalah gerakan, mencapai tujuaii, danpilihan.
29. Manumpak
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
cara mencapai tujuan -t- +
kendaraan + _
doa-doa _ -f-
kepercayaan - -1-
duniawi + _
akhirat- +
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ada komponen makna yang samaantara ragam sehari-hari dan ragam marsitogol, yaitu cara mencapaitujuan. Ragam sehari-hari mempunyai komponen makna kendaraan,dunlawi, sedangkan dalam bahasa marsitogol terdapat komponen maknakepercayaan, doa-doa, dan akliirat.
Berikut ini dikemukakan tabel peralihan makna "manumpak" kedalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora Manumpak
Ragam sehari-hari:"berkendaraan"
marsitogol:"berdoa"
90 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
kendaraan cara mencapai kepercayaanduniawi tujuan doa-doa
akliirat
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ragam bahasa sehari-hari danragara marsitogol mempunyai perbedaan komponen makna, yaitukendaraan menjadi kepercayaan, duniawi menjadi dunia aldiirat yangberupa doa-doa.
30. Suhat-Suhat
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
alat + _
timbangan + -1- +
ukuran - - -H
takdir + + -1-
batas - - -1-
kep. manusia + + -
kep.Tuhan - - -f
perilaku - + -
pikiran manusia - + -
benda + - -
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa makna ragam marsitogolmempunyai dua makna. Pertama, berarti 'batas perilaku manusia' danyang kedua bermakna 'takdir Tuhan'. Contoh (1) suhat-suhat ni hata
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 91
"i; W : ■ .,nO
; - ■ = , ' - - ■ .
J -- >v.'^ :
-- ...--'■ -■ j_.-r: :,*'. :
• :
■ 1
L;i ,.- ■■ --;= ,/
: ■■
- ii;:^:; i
. ■ '- "'-J-- -•, ■ - ' .. 'a-::- . ■ '
■■■• ,S- .:.,;-:. Up'nUi^ ■
.'■; :' ■ ■ • ' 'i; -4 • ''
• vj^
' y-
'berkata-kata hendaklah ada batasnya'. Contoh kedua (2) suhat-suhat niTuhan 'sudali takdir Tuhan'. Ternyata, ada persamaan makna ragamsehari-hari dan ragam marsitogol, yaitu timbangan, ukuran, dan batas.Dalam ragam sehari-hari kata ini bermakna alat untuk mengukur.Dalam ragam marsitogol (1) kata ini mempunyai makna pembeda, kepu-tusan, perllaku, dan pikiran manusia, sedangkan makna (2)mempunyai komponen takdir, Tuhan, dan abstrak.
Berikut ini dikemukakan label peralihan makna "suhat-suhat" kedalam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Ragam sehari-hari:"alat pengukur"manusia"
Tabel Metafora Suhat-suhat
marsitogol I:"batasan periiaku
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
alat ukuran keputusanbenda batas pikiran
timbangan manusia
abstrak
Jadi, peralihan makna tampak dari benda yang digunakan sebagaialat pengukur menjadi ukuran (abstrak) yang ada dalam piluranmanusia untuk menyatakan perilakmiya.
Berikut ini dikemukakan tabel peralihan makna marsitogol (2)kata "suhat-suhat" ke dalam metafor.
92 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Ragam sehari-hari:"alat pengukur"
Tabel Metafora Suhat-suhat
marsitogol II:"takdir Tuhan"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
alat ukuran abstrakbenda batas takdir
timbangan keputusanTuhan
Dalam tabel tampak peralihan makna dari benda yang digunakansebagai alat pengukur menjadi ukuran (abstrak) yang ada ditangan Tuhan. '
31. Sidumadang ari
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
senja +
manusia _
+
waktu + +
kehidupan + +
setengali gelap -f- _
larut +
usia lanjut - +
fisik -t- +
akhir + +
alam-
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna93
Dalam tabel ini tampak bahwa ada komponen makna yang sama,yaitu waktu, fisk, larut, dan akhir, sedangkan komponen makna yanglain, seperti sei\ja, setengah gelap, dan alam adalah komponen maknadalam ragam seliari-hari; iiianusia dan keliidupaii adalah komponenmakna dalam marsitogol.
Berikut ini ditampilkan tabel peralihan makna kata "siduma-dangari" ke dalam metafora yang digunakan dalam marsitogol.
Tabel Metafora SidumadangariRagam sehari-hari: marsitogol:"senja" "tua "
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
senja waktu manusiasetengah gelap fisik kehidupanalam larut
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ada perubahan makna kata ragamsehari-hari dan ragam marsitogol. Komponen makna alam yang adadalam ragam sehari-hari berubah menjadi kehidupan maiiusla dalamragam marsitogol perkawinan.
32. Marmayang
Komponen Makna Makna Kata Makna Kata
Sehari-hari Marsitogol
tandan -f .
bgn. pohon +
tempat bakal buah -f--
94 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Komponen Makna Makna Kala
Sehari-hari
Makna Kala
Marsitogol
hasil + +
cikal bakal -t- -1-
harapan - +
manusia - +
kelurunan ~ +
Dalatn label ini tampak bahwa ada beberapa komponen maknayang sama, yaitu tempat, hasil, dan bakal cikal, sedangkan yang lain,yaitu bagian pohon, tandan, tempat bakal dkal, dan turuiiaiimembedakan makna dalam penggunaan sehari-hari dan maiiusia sertaketurunan membedakan penggunaan dalam ragam rmrsitogolperkawinan.
Berikut ini, ditampilkan label peralihan makna kala "marmayang"ke dalam melafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Ragam sehari-hari;"berlandan"
Tabel Melafora Marmayangmarsitogol:"berhasil "
Komponen Makna Persamaan Komponen MaknaPembeda Komponen Makna Pembeda
bgn. pohon hasil manusia
lempal bakal buah lempal penganlinharapan berkelurunan
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 95
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa ragam baliasa sehari-hari danragam tnarsitogol mempunyai persamaan komponen makna yang tetap,yaitu teinpat, harapan, dan iiasil. Akan tetapi, hasil, tenipat, danliarapaii di antara kedua ragam ini mempunyai perbedaan komponenmakna; di dalam ragam sehari-hari harapan terlihat pada bagian pohonyang akan nienjadi tempat bakal buali dan merupakan tandan,sedangkan dalam marsitogol adalali sepasang manusia (pengantin) yangakan mengembangkan ketnrunan. Jadi, terdapat peralihan tempatbakal bnah (tandan) dari sebnah tanaman menjadi manusia(pengantin) dengan harapan dapat menyebar ketuninan.
33. Parsamean
Komponen Makna Makna Kata
Sehari-hari
Makna Kata
Marsitogol
sawah -1- _
tempat pembibitan -1- - .
ditanam Ibh awal + _
hasil ■f -1-kegiatan -1- +manusia - +dilakukan awal + -t-selesai paling akhir +
Dalam tabel terlihat bahwa ada persamaan makna antara ragamsehari-hari dan ragam marsitogol perkawinan, yaitu basil dan kegiatan;sedangkan yang lain, seperti sawah, tempat pembibitan padi, ditanamlebih awal, membedakan penggunaan makna kata dalam ragamsehari-hari dan manusia melakukan kegiatan paling awal, sertaselesainya paling akliir, dan tidak tergantung pada tempat membedakan makna penggunaan kata dalam ragam marsitogol.
96 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Berikut ini ditampilkan tabel peralihan makna kata "parsamean" kedaiam metafora yang digunakan dalam marsitogol perkawinan.
Tabel Metafora Parsamean
Ragam seharl-hari:"tempat pembibitan"
marsitogol:"setiap kegiatan yangterlambat selesai"
Komponen MaknaPembeda
Persamaan
Komponen MaknaKomponen Makna
Pembeda
sawah
bibit padiawal
kegiatanwaktu
perbuatanmanusia
awal-fterakhir
alili waktu
Dalam tabel, terlihat ada persamaan komponen makna ragamsehari-hari dan ragam marsitogol, yaitu tempat, kegiatan, dan waktu.Akan tetapi, waktu, tempat, dan kegiatan di antara kedua ragam inimempunyai perbedaan makna, yaitu dalam ragam sehari-hari tempatkegiatan selaln di sawah dan waktu penanaman selaln di awal,sedangkan dalam marsitogol adalah kegiatan apa saja yang dilakukanmannsia selaln terlambat dalam penyelesaiannya. Jadi, terdapatperalihan makna dari tempat (di sawah), kegiatan (menanam bibitpadi), menjadi semua kegiatan yang dilakukan mannsia yangterlambat penyelesaiannya.
Setelah dilihat makna kata (kelompok 3) yang digunakan dalammarsitogol perkawinan ini, maka dapat disimpulkan bahwa:1. peralihan makna kata dihubungkan dengan benda-benda lain yang
unik, misalnya laklak, martorop, dan jagar-jagar,
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna97
2. peralihan malcna kata dihubungakan dengan suatu aktivitas yangdiproyeksikan ke dalatn suatu obyek; rnisalnya, tnarsigonggoman,mangupa, dan manumpak\
3. konsekuensi makna kata yang terkandung dalatn sebuah pernyataan,rnisalnya, suhat-suhat, marmayang, dan parsamean;
4. emosi yang ditimbulkan oleh makna kata, rnisalnya, nauli, sae, danmaribur;
5. penggunaan kata (lambang) sesuai yang dimaksud, yaitu (nasihat,harapan, permintaan kepada pengantin), rnisalnya, saulak, dangka,dan mora.
Dilihat dari segi penggunaan metafora, kata ragam sehari-liarimenjadi makna kias dan makna tidak langsung bagi ragam marsitogolperkawinan, misalnya, kata ompu, sidumadangari, simanjojak, ngiro,siniartolu, manganibe, dan tarisang.
Makna yang dimaksudkan dapat dilihat dari penggunaannya dalammarsitogol.Contoh;
Daompung Debata na tolu 'Na tola suhi \Tolu harajaonStan langit na pitu tindiSian onibun na pitu lapisDebata na mula jadiNa pande ManuturiNa malo mangajari
Maksudnya:
Tuhan yang tigaDari tiga bagianTiga kekuasaanDari langit yang paling tinggiDari yang paling bawah
98 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Yang pertama adayang pandai berbicara (bijak)Yang pandai mengajari
Kata daompung dalam baris (1) adalah kata metaforis jikadihubungkan kata debata. Makna daompung (nenek, berpengalaman,dihormati, berkuasa dan bijaksana) dikiaskan kepada kekuasaan Tuhan(debata) yang sangat tinggi kekuasaan-Nya. Tinggi-Nya kekuasaan itudinyatakan pada kata langit na pita lapis; dan kekuasaan-Nya ada darisegala bidang, yang dinyatakan pada kata tola suhi (tiga sudut). Maknakata manuturi (bijak), dan mangajari. Jadi, makna marsitogol ini adalahtuhan yang berkuasa atas segalanya, yaitu berkuasa, pintar, danbyak. Di sini terlihat bahwa masyarakat Batak Angkola menggunakankata sehari-hari (daompung) sebagai kata kias dalam marsitogol.Pengutaraan makna yang dimaksudkan berasal dari lingkunganmanusianya. Mereka menciptakan metafora untuk menyampaikan budayamereka kepada masyarakat dengan cara menonjolkan perilaku "nenek'yang sesuai dengan lingkungan masyarakat BA. Orang yang melakukansesuatu yang sesuai dengan lingkungan, berarti perlu mengadakaninterakjsi dengan lingkungan itu, maka timbullah pengetaliuan budaya.Studi tentang interaksi antara manusia dan lingkungan (mahluk bernyawamaupun benda tak bernyawa) itu disebut sistem ekologi. Pengetahuanekologi ini mereka tafsirkan (diolah) menjadi pengetahuan budaya secarakonkrit yang berupa tuturan (kata), sehingga memudahkan pe-marsitogoluntuk berkomunikasi, sebaliknya pendengar mengetahui makna kata dapatdari pengalaman yang dirasakan dalam ragam sehari-hari sebagai konseppemikiran, diubah menjadi bentuk kode (kata).'Dengan demikian, dapatdikatakan bahwa sistem yang digunakan masyarakat Batak Angkola untukmenciptakan ungkapan (metafora) dalam marsitgol perkawinan adalahlanguage performance, yaitu pelaksanaan kemampuan bahasa secarakonkrit berupa tuturan yang dihasilkan oleh bahasawan (pe-marsitogol)"the actual use of language in concrete situations" (Chomsky, 1975:4).Kata-kata yang diungkapkan dengan sistem ekologi ini merekapersiapkan. Sehubungan dengan ini, dapat dilihat dari hasil analisis
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 99
bahwa ada kata bermakna abstrak yang tidak dapat dihayati dengan indramanusia, tetapi keberadaaimya tidak dapat disangkal, misainya ngiromenjadi menyegarkan yang berupa keadaan; sidumadangari 'matahari'berupa kosmos; lak-lak 'kayu yang dapat ditulis' berupa kehidupan;mangambe 'mengayun' berupa bernyawa; suhat-suhat 'alat untukmengukur' berupa benda; marsigonggoman 'saling menggenggam'berupa manusia; (Haley, 1980). Jadi, metafora bukan hanya pemanisdalam marsitogol perkawinan melainkan merupakan basil interaksiraasyarakat Angkola dengan lingkungannya.
2.2.4 Kosakata Marsitogol yang Berpadanan dengan Ragani BahasaSeliari-hari
Kosakata ini adalah kosakata yang dipakai dalam marsitogolperkawinan, tetapi mempunyai padanan dengan ragam kosakata bahasasehari-hari berupa sinonim. Jika dilihat bentuknya, maka dapat dikatakankosakata ini mempunyai dua bentuk dengan makna yang hampir sama,sehingga walaupun dianggap sinonim, ada perbedaan makna antara keduaragam. Kosakata ini dipakai pada upacara spiritual, seperti dalam ragammarsitogol atau ragam bahasa baso (sopan).
Tabel 5
Kosakata Marsitogol yang Berpadanan
Kosakata Marsitogol Padanannya Bahasa Indonesia
ambaen baen guna
andirdng na jolo daliulu kala
andor tali tali
anduhur manjulur menjulurarirang harangan hutan
100 Bab U Kosakata Marsitogol Perkawinan
Kosakata Marsitogol Padanannya Baliasa Indonesia
bantehon tipulkon patalikanbonana batangna pohonetek menek kecilgabe kayo kayagarang beteng sombonghalak jolma oranghodong tangke tangkaihujur maruntung beruntungindahan tukkus silua buah tanganlangge parsobar penyabarlomok lambok lembut
luhut jeges cakaptmdingin borgo sejukmadungdung inangarunduk rundukmangagat manare , mangagatmanggogot manyargut menggigitmanjae pinda ' pidahmarigat marotak ; retak
marsipaingot manasehati menasiliatiinartantan martunas bertunasmartahi marpokat musyawarahmartuhi mangarayap merayapmuli naron nanti
narobi najolo dahulu
onan poken pasar
pahae mulak pulangpangkataon inandok berkataparlekluk marbalik berballk
parpidoan bagas rumah
pinahan pahan-pahanon ternak
Marsilogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna101
Kosakata Marsitogol Padanannya Baliasa Indonesia
poda nasehat nasiliatpompar anak anakpurba kayo kayariris bahat banyakrondang torang terangrunggu lagut kumpulsaurrmtua torkis sehat
siadosan saripe suaml/istrlsilambe bulung amang poso anak laki-lakisilutluton hadangolan kesediliansimangedop pamangan mulut
simangido tangan | tangansintanjujung ucok anak laki-lakisinibora apt ' apisinadongan harto 1 liarta bendasingar tangkang aktif
sinuanboyu anak adaboru anak perempuansinuantunas anak halaklai anak laki-lakisipaha onom bulan onom bulan Junisirarambe bulang mahkota
pengantinslriaon hasonangan kebaliagiaantabu-tabu garigit bambu tempat airtanggo dao jauhtapian aek godang sungaitiur marsirlak sinartubu sorang lahir
102 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Pengulangannya menjadi 123. Hal ini berarti 16,17% dan jumlahkeselurhan kata. Kosakata ini dipakai dalam marsitogol, tetapimempunyai makna yang kurang lebih sama dengan kosakata yang adadalam ragam bahasa sehari-hari. Kosakata ini tidak dianalisis secarakeseluruhan berdasarkan komponen makna; yang dianalisis hanyabeberapa kata sebagai contoh analisis, misalnya, kata sipaliaonom dalamnuirsitogol adalah nama bulan BA menurut aturan adat hitungan,sedangkan bulan onom adalah nama bulan keenam Masehi, yaitu bulanJuni. Adapun nama bulan BA adalah sipaha soda, dua, tola, opat, lima,onom, pita, salapan, sambilan, sapulu, sabolas (li). duabolas. Jadi,terlihat ada perbedaan makna antara kedua ragam.
Komponen Makna Sipaha Onom Juni
nama bulan + +
adat BA +
Berikut ini akaii diuraikan contoh kosakata yang terdapat dalam Tabel 5.
1. indahan tuldkus berpadanan dengan sllua
Komponen Makna Indahan tkkus silua
nasi + ■
upacara + ■ +
bermacam benda _ +
buah tangan +
hub. dalian na tolu +
buah tangan -f-
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna103
Makna indahan tukkus dalam marsitogol ialah nasi beserta laukpauk yang dibawa oleh keluarga pengantin laki-laki ke rumah pengantinperempuan sebagai oleh-oleh. Buah tangan ini diantar setelah beberapahari pernikalian dilaksanakan. Makna silua dalam ragam bahasasehari-hari adalah semua oleh-oleh dan waktu memberikan tidak terbatas.
2. saurmatua berpadanan dengan torlds
Komponen Makna surmatua trkis
manusia +
tua + _
bugar -t- . _
lincah •f _
sehat -1- +
Makna saurmatua ialah manusia yang sudah berumur/uzurmemiliki keadaan tubuh sehat, bugar, lincah sedangkan torkis dikatakankepada manusia yang sehat baik tua maupun muda.
3. sinuaiitunas berpadanan dengan halaklai
Komponen Makna snuan tnas hlaklai
keturunan +
anak + +
cucu - +
buyut - +
laki-laki
104 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Makna kata sinuantunas dalam marsitogol ialah khusus kepadaanak (turunan kedua) sebagai anak laki-laki, sedangkan halaklai ialahsemua manusia yang berjenis keiamin laki-laki.
4. sinuanboyu berpadaiiaii dengan adaboru
Komponen Makna snuanboyu!
aaboru
keturunan •f ; +
amak + ! +
cucu - +
buyut- +
perempuan +
Makna kata sinuanboyu ialah kliusus kepada anak (turunan kedua)anak perempuan, sedangkan adaboru ialah semua manusia yang berjenisperempuan.
5. silutluton berpadanan dengan sidangolon
Komponen Makna slutluton sdangolon
kesedihan -H 4-
kematian + +
musibah + -h
kecurian - -h
kebakaran -
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tuijauan Makna 105
Makna kata silutluton ialah kliusus dalani suasana berkabung(musibah kematian), sedangkan sidangolon semua yang menimbulkankesedihan secara umum.
6. siriaon berpadanan deiigan hasonaiigon
Komponen Makna siaon hsonangon
kegembiraan + -h
perkawinan +
kelahiran
lulus ujian -
dapat untung "" 1 +
Makna kata siriaon ialah kliusus dalain suasana bergembira(suasana pesta), sedangkan hasonangan semua yang menimbulkan rasasenang secara umum. :
7. simangido berpadanan dengan tangan
Komponen Makna smangido tngan
bgn. tubuh + +
tangan + +
peminta + ■+-nasib diri +
telapak tangan- +.
106 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Makna kata simangido dalam ragam imrsitogol iaiah khususseluruh tubuh yang berfungsi untuk menerima segala sesuatu, untuk dirisendiri (benda atau abstrak), sedangkan tangan dalam ragam bahasasehari-hari adalah bagian tubuh, tangan (ujung jari sampai lengan),telapak tangan yang berfungsi untuk menerima sesuatu dari orang lain.
8. simanjujuiig berpadanan dengan ulu
Komponen Makna smanjujung uu
manusia + +
bgn. tubuh - +
kepala - +
anak + _
bgn. teratas .+ +
prs. hormat -f
prs.bangga +-
Makna kata simanjujung dalam ragam marsitogol ialah kliususanak yang menjujung, menghormati membanggakan seluruh keluarga,sedangkan ulu dalam ragam bahasa sehari-hari adalah bagian tubuh,kepala (tempat teratas tubuh manusia). i
9. siniangedop berpadanan dengan pamangan
Komponen Makna smangendop paangan
bgn. tubuh -1- +
mulut -1- +
untuk bicara -1-
untuk. makan _ -f
hal yg terpilih -1-
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjattan Makna107
Makna kata sitnangedop dalam ragam marsitogol ialah kliususagian tubuh manusia, muka, mulut yang berftingsi untuk berbicaranamun yang dibicarakan ialah hal-hal yang terpilih, sedangkanpatnangahdalam ragam bahasa sehari-hari adalah fungsi mulut secara umum untukmakan dan berbicara.
10. silanibebulung berpadanan dengan abang/adik alaklai
Komponen Makna Silambebuk-lung abang/adik
manusia
laki-laki
misan
keponakanadat
+
+
+
+
+
"F
H-
Makna kata silambebulung dalam ragam marsitogol ialah kliususmanusia laki-laki, misan, keponakan, yang bertindak sebagai pelaksanaupacara (anakboru), sedangkan abang/adik alaklai dalam ragam bahasasehari-hari adalah laki-laki yang lebih tua umur dari si pembicara secaraumum.
11. runggu berpadanan dengan lagut
Komponen Makna ruggu lugut
kumpulramai
banyakmanusia
kegiatan adatgembira
-1-
+
+
-f-
+
+
+
-1-
108 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
Makna kata runggu dalam ragain marsitogol ialah manusiaberkumpul dalam upacara, sedangkan lagut dalam bahasa sehari-hariadalah manusia berkumpul.
12. Poda berpadanan dengan ajaran
Komponen Makna Poda Ajaran
pelajaranpengalamannasihat
pengetahuanformal
sekolah
+
+
-1-
+
-h
+
+
+
-f
Makna kata poda dalam ragam marsitogol ialah pelajaran,pengalaman, nasihat, pengetahuan, sedangkan ajaran dalam bahasasehari-hari adalah nasehat atau pengetahuan.
!
13. parpidoan berpadanan dengan bagas
komponen Makna Parpidoan Bagas
rumah
tanah leluhur
tempat lahir
+
-f
+
-f
Makna kala parpidoan dalam ragam marsitogol ialah rumah tempattinggal, tempat lahir, tempat leluhur, sedangkan bagas dalam ragamsehari-hari adalah rumah.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna109
14. iiarobi berpadaiian dengan na jolo
Komponen Makna Narobi Najobo
waktu
lampauzaman purbakaiaz. nenek moyang
+
+
+
+
+
+
robi dalam ragam marsitogol ialah waktu, zamandahulukala, dan zaman nenek moyang, sedangkan na jolo dalam ragamsehan-han waktu lampau.
15. parlelduk bcrpadanaii dengan parlupa ,
Komponen Makna Parlekluk • Parlupa
manusia
upacara
keliru
tindakan
tuturan
+
+
+
+
4-
-f-
Makna parlekluk dalani ragam marsitogol ialah manusia yangmelakukan aturan dalam upacara membuat kekeliruan dalam bertindak,sedangkah parlupa dalam ragam seharl-hari adalah pelupa.
110 Bab II Kosakata Marsitogol Perkawinan
7. siadosan berpadaiian dengaii ripe
Koniponen Makna Siadosan Ripe
panggilan +
suami/istri - +
manusia + +
umum - -f
pasangan +■ -
Makna siadosan dalam marsltogol ialah panggilan kliusus antaraistri kepada suami atau sebaliknya (dalam satu pasangan suaml-istri),sedangkan ripe dalam ragam sehari- hari ripe sebutan kepada pasangansuami-isteri (satu keluarga).
Berdasarkan uaraian itu, dapat disimpulkan bahwa maknamarsitogol mengalami perubahan bentuk dan makna. Perubahan initerjadi aklbat pemililian dan pemilahan kosakata dalam berbahasa padasituasi upacara adat perkawinan BA dengan klasifikasi sebagai berikut.
2.3 Klasifikasi Makna Marsitogol
Dari Tabel 2 dapat diketahul bahwa makna kosakata ragammarsitogol mempunyai bentuk kliusus tanpa padanan dengan ragambahasa sehari-hari. Bentuk kata diciptakan berdasarkan pengetahuan,pengalaman, dan kemampuan berpikir yang sangat pribadi untukmenampilkan kata yang sesuai dengan pengertian upacara, yaitu katayang bermakna intensi.
Tabel 3 bentuk kosakata yang ada dalam kamus ditampilkan dalammarsitogol dengan bentuk sama, tetapi dengan emosi yang berbeda antara
Marsitogol dalam Kebudayaan Balak Angkola: Tmjauan Makna111
bentuk yang ada dalam kamus dan pada saat dikomunikasikan.
Tabel 4 kosakata yang ditampilkan dalam nmrsitogol adalah bentukkata dirujuk pada suatu lambang secara aktual. Pe-marsitogol memilihlambang sesuai dengan upacara perkawinan. Penggunaan lambangmerujuk pada kepercayaan mayarakat BA terhadtip adat (pandanagn hidupBA) sesuai dengan apa yang dimaksudkan melalui tafsiran lambang, yaitubentuk metafor.
Contoh kata-kata yang mengalami pe'rgeseran makna akibatmerujuk pada lambang sesuai dengan maksud.a. oinpu 'nenek'—> Dewa,b. laklak 'kulit kayu' yang ditulis —> warisan —> anak laki-laki,C- jdgar-jagar —> anak perempuan,d. sidumadangari 'proses senja' —> tuae. sitmrtolu 'bilangan tiga' --> 'tiga kesatuan' (Dalian na Tolu).
Tabel 4 bentuk kosakata yang ditapilkan mmempuyai sense(pengertian) yang sama dengan bentuk yang berbeda.
Setelah melihat bentuk dan makna kosakata yang, ditemukan dalammarsitogol, maka dapat dikatakan bahwa makna kosakata marsitogolperkawianan bersifat polisemi. Jika makna polisemi ini dikaitkan denganpemahaman wacana (teks), maka apa yang dikomunikasikan pe-marsitogol dapat ditafsirkan melalui koherensi, yaitu hubungan makna(semantik) antar unsur yang mendasari wacana, marsitogol perkawinan.Dengan kata lain, untuk memahami marsitogol perkawinan diperlukanpengetahuan dan pengalaman tentang makna kata yang diucapkanpe-marsitogol. Sesuai dengan pernyataan T.Raka Joni:
... memahami wacana ditandai oleh kegiatan berpikir yangintens-penciptaan makna yang sangat pribadi denganmengerahkan segenap kliasanah dan pengalaman menggauli
^ ̂ ̂ Bob II Kosakata Marsitogol Perkawinan
gagasan nielalui analisis dan sintesis, dengan meinper-bandingkandanmempertentangkan,... (Raka Joni, 1990:5).
Untuk menganalisis wacana marsitogol yang berbentuk puisi Ini, dapatdilakukan dengan meiihat bentuk kosakata yang "ada" dan maknakosakata yang bersifat polisemi yang disebut isotopi.
Konsep isotopi menyatakan bahwa setiap kata inempunyai sifatbermakna polisemi. Isotopi mempunyai wilayah makna yang terbukadalam wacana. Pemahaman makna dapat dikelonipokkan berdasarkankomponen makna yang sama sehingga dapat menampilkan pemahamangagasan sebuali wacana. Untuk mengetahui gagasan wacana niarsitogolperkawinan dengan teori ini, diuraikan pada Bab III.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna ' 1 J3
BAB III
KESATUAN MAKNA DALAM MARSITOGOL PERICAWINAN
3.1 Pengantar
Fungsi nmrsitogol dalam masyarakat; BA, kliususnya dalamupacara perkawinan, adalah untuk menyampaikan hasrat, semangat, danprinsip hidup masyarakat. Dalam kaitan itu, perlu dilakukan penelitiandengan isotopi, seperti telah dinyatakan dalam kerangka teori. Isotopiadalah suatu konsep yang timbul dari suatu kenyataan bahwa sebuah katabersifat polisemi, artinya kata mengandung lebih dari satu makna. Isotopidapat juga disebut wilayah makna terbuka di dalam wacana danterbentuk dari sekelompok kata yang mempunyai komponen maknabersama. Sebuah kata dapat dikelompokkan ke dalam beberapa isotopiyang berbeda.
Di dalam marsitogol perkawinan, ditemukan pemikiran ataugagasan yang selalu berulang-ulang melalui makna kata-kata yang samasebagai isotopi. Hal ini disebut sebagai kesatuan makna (kohesi) dalamnmrsitogol perkawinan. Frekuensi kemunculan komponen makna itumenunjukkan apa yang menjadi pemikiran masyarakat BA dan diwariskansebagai tradisi. Keseluruhan makna itu akan mendukung upacara adatyang dianggap penting oleh para pemuka adat masyarakat BAM.
Setelah dilakukan penelitian terhadap 84 pT ixAun nmrsitogolperkawinan tampak bahwa ada beberapa isotopi, yaitu religi/kepercayaan,pendidikan, kekayaan, kebahagiaan, dan kekerabatan.
114 Bab III Kesatuan Makna dalam Marsitogol Perkawinan
Tabel 6 Isotopi
Isotopi Pemunculan Kata Angka Persen
PercayaKepandaianKekayaanKebahagiaanKekerabatan
Religi
HapistaranHamoraon
HagodangonKekerabatan
109
83
47
43
126
26,32
20,34
11,52
10,54
30,88
Jumlah 408 100,00
Tabel ini menunjukkan bahwa isotopi beijumlah 408 kata.Masing-masing isotopi ini mengandung komponen makna yang dominan,yaitu untuk isotopi religi 26,32%, komponen makna untuk hapistarankepandaian' 20,34%, komponen makna dalam hamoraon 'kekayaan'11,52%, komponen makna yang tergabung di dalam isotopi hago dangon'kebaliagiaan' 10,54%, termasuk di dalamnya komponen makna isotopikebahagiaan, dan akhirnya, isotopi kekerabatan 30,89%.
Berikut ini dikemukakan kata mana saja yang termasuk dalamisotopi religi.
3.2 Isotopi Religi
Kata yang termasuk dalam isotopi religi ini berjumlah 109(termasuk perulangannya). Berikut akan dikemukakan kata yang termasukkelompok ini beserta uraian komponen maknanya.
Marsilogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjatian Makna115
Tabel 7 Komponen Makna Isotopi Religi
Kata-Kata Religi Komponen Makna
Hormat Takut Hukiim Puja Doa
debata + + + 4-dosa - + +
diparorot 4- - _ H-job basa ■- + + + +sai + - + 4-sapaniangna - -f- -f 4-leng
- -f 4- 4-gumadobuk - +tuhanta + + + 4- -1-ompu + - - 4- +niamuji + - - + 4-pasu-pasu ■- - - 4- 4-manumpak + + _ 4- 4-suhat-suhat - + + 4-tumpakon - _ 4- 4-soniba
"
- 4- 4-
Berdasarkan label ini, isotopi religi terdiri alas: kata debata,dosa, diparorot, job basa, sai, sapaniangna, leng, gumadobuk, tuhanta,ompu, inaimji, pasu-pasu, manumpak, dan suhat-suhat. Keseiuruhanwilayaii inakna ini inengandung komponen makna keyakinan, hormat,takut, puja, iiukum, dan doa. Ternyata, semua kata mempunyaikomponen makna keyakinan. Jadi, kata-kata ini dapat dimasukkan kedalam isotopi religi. Berikut ini akan dikemu kakan frekuensi kosakatatersebut.
116 Bab III Kcsatuau Makna dalam Marsitogol Pcrkawinan
Tabel 8 Isotopi Religi dalam Marsitogol
Kosakata B. Indonesia Frekuensi
Pemakaian
debata Tuhandosa dosa
mamuji doa
diparorot dijaga Tuhanjob basa Mahatahusai semoga/doasapaniangna kuasa-Nyaleng abadi(Tuhan)gumadobuk mahatakut/siksaTuhanta Tuhan kita
pasu-pasu penyelamatmanumpak alat transportasiompu sapaan pada Tuhansuhat-suhat ukuran/nilai Tuhantunipakon transportasisomba disembah
Berdasarkan frekuensi pemakaian kosakata yang dimiliki isotopireligi ini dapat dinyatakan bahwa makna kata-kata yang ada dalam tabelberkaitan dengan keyakinan yang kuat terhadap keku asan-Nya.Masing-niasing kata ditainpilkan dengan berulang-ulang; variasipenggunaan berkisar antara 3-10 kali; yang paling banyak muncul adalahkata debata (10 x); Tuhanta (10 X), pasu-pasu (10 x). Ketiga kata itumempunyai acuan yang sama, yaitu: penguasa tertinggi di dunia danakhirat. Kata-kata mamuji, sai, diparorot, manumpak, tunipakon, dandisomba menggambarakan kontak manusia dengan Tuhannya. Kosakatajob basa, sapaniangna, leng, dan suhat-suhat menampilkan sifat dan
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Aiigkola: Ttnjaiian Makna 117
kebenaran Tuhan. Terakliir, kata-kata dosa dan gumadobukniengemukakan ketakutan manusia atas pelanggar an terliadap aturanTuhan. .
Setelah dijumlahkan ternyata, isotopi religi berjumlah 109 kata.Ini berarti baliwa 26,32% dari keseiuruhan juinlah kosakata dari seinuaisotopi yang ada.
Berikut ini dikemukakan contoh pemunculan isotopi religi dalambentuknya.Contoh 1:
Muda ia sumirlak-sirlak
Songon habong ni subang jenturLaho nmnakok, laho mijurDia ma halak
Na so ra mamuji DebataDi bagasan ate-atena
Artinya;
Jika ia bersinar-sinar
Bagai bulu subang jentur 'burung yang indah bulunya'yang naik dan turunDi mana orangYang tidak mau memuji TuhanDi dalam hatinya.
Contoh 2:
O, na job basauntung ni danak pe hape musehum na sijat parange do laknana garang mambaen dosana gumadobuk taroktokna
Artinya:
^ ̂ ̂ III Kesatuan Makna dalam Marsitogol Perkawinaii
O, yang pengasihnasib anak yang buruk perangaiyang sering membuat dosayang ketakutan menanggung siksa
Contoh 3:
la na niambaen panaili ni langitDohot barang na aha na manggulotI ma sombaon, ringgas dohotsapanjang na, mamuji Tuhan
Artinya;Dia yang menjadikan penglihatan dari langitdan barang apa yang bergerakDialah yang disembah dengan rajinseiamanya memuji Tuhan.
Pada contoh, adalah kutipan dari ntarsitogol perkawinan yangmenampilkan kata-kata yang termasuk religi (dicetak tebal), yaitu:a. mamuji 'memuja Tuhan'b. job basa 'pengasi penyayang'c. dosa 'dosa'
d. gumadobuk taroktokna 'ketakutan akan siksa'e. la na mambaen panaili nilangit 'Dia Yang Menjadikan Langit'f. sombaon 'yang disembah'g. sapanjang na, mamuji Tuhan 'seiamanya memuja Tuhan'
Pada contoh ini tampak bahwa isotopi dapat ditempatkan padalarik yang sama, larik yang berbeda, dalam satu bait ataupun dalam baityang berbeda-beda; yang penting isotopi ini diambilkan dari keseluruhandata marsitogol perkawinan.
3.3 Isotopi Kepandaian
Isotopi kepandaian ini mempunyai pengertian bahwa masing-
Marsitogol dalam Kebudaygan Batak Angkola: Tinjaiian Makna 119
masimg keturunan masyarakat BA dianjurkan untuk memperolehkepandaian. Isotopi kepandaian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9 Komponen Makna Isotopi Kepandaian
Kata-kata melatih belajar ajaran/ cerdasKepandaian ilmu
bisuk- - _
+martua - _ + -f
4-sirlak - -
sipoda + + ■ _
ringgas + + +
marguru -f + -f
bingar - _
-i-
malo-malo + + -1- +
nidandan + +
poda -f- + +
torang roha -h + + -f-
Tabel ini menunjukkan bahwa kata-kata yang terniasuk isotopikepandaian adalah bisuk, martua, sirlak, sipoda, ringgas, margu ru,bingar, malo-malo, dan/z/ dandan. Keselurulian isotopi ini me ngandungkomponen makna inteligensia (kemampuan btak) melatih, belajar,ajaran/ilmu, dan cerdas. Semua kata mengandung komponen maknainteligensia sehingga kata-kata dimasukkan ke dalam isotopi kepintaran.
Berikut ini akan dikemukakan frekuensi pemakaian kata-kata itu.
120 Bab III Kesatuan Makna dalam Marsito^ol Perkawinan
Tabel 10 Isotopi Hapistaran ddA&m Marsitogol
Kosakata BA B. Indonesia Frekuensi
bisuk bijak 10martiia berilmu 9sirlak cemerlang 8sipoda sikola 5ringgas raj in 7marguru berguru 9bingar cerdas danlincah 10malo-malo pandai-pandai 9poda ilmu/nasihat 5torang roha bijak/cerdas 5ni dandan dijalin/dibentuk 6
Berdasarkan tabel, tampak bahwa masing-masing kataditampilkan tidak hanya satu kali, tetapl berulang-ulang. Hasil analisiskomponen makna menyatakan bahwa semua kata yang ada dalam isotopihapistaran ini berkaitan dengan inteligensia (keniampuan otak berpikiruntuk menimbang yang baik dan buruk). Pengulangan kosakata dapatdikatakan untuk menunjukkan intensitas kata itu. Hal ini terlihat darivariasi penggunaan kosakata yang berkisar antara 5-10. Frekuensiminimal pemunculan kata dalam isotopi ini lebih tinggi daripadafrekuensi minimal dalam isotopi religi/kepercayaan. Kesungguhan dapatdikaitkan dengan frekuensi, yaitu lebih banyak frekuensi berarti lebihtinggi intensitasnya. Isotopi hapis taran ini berjumlah 83 kata. Ini berarti20,34 persen dari keseluruhan jumlah kosakata dari semua isotopi yangada; dan yang paling banyak muncul adalah kata bisukAm bingar 'bijak'
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: rmjauan Makna121
(10 x), yang meiigacu pada kemampuan pribadi seseorang. Kata Iainyang juga mengacu pada ha! itu adalah martua 'berilmu', sidakceinerlang' torang roha 'cerdas', malo-malo 'pandai-pandai' (51 x ). Disamping itu, ada beberapa kata yang mengacu kepada transfer iimupengetahuan, yaitu sipoda, sekolah', dnggas 'rajin', tnarguru 'berguru',dan hidandani dianyam/dibentuk (27 x); dan terakliir mengacu padayang diajarkan, yzxin poda Mlmu/nasihat (5 x). Jadi, yang terpenting disini adalah kemampuan pribadi seseorang dan tindakan belajarnya.
Berikut ini contoh kosakata yang termasuk isotopi hapistamn'kepintaran' dalam marsitogol perkawinan yang ditampilkan daiamkonteksnya.Contoh 4;
Antargan hita marsarakMarsipaingot do pe aii di hoMalo-malo ntarsuru anakManjalahi bisuk na peto
Artinya;Sebelum kita berpisahSaya berpesan lagi kepadamuPandai-pandai menyuruh anakMencari kebijakan/ilmu (yang benar)
Contoh 5: ,
Halak na dnggas marsipodaMangihutkon poda ni amaManangihon poda ni inaI ma na torang roha na
Artinya:Orang yang rajin bersekoiahMengikuti ajaran ayahMendengarkan ajaran ibula lah yang cerdas/cendekia (berhati terang)
III KescUuan Makna dalam Marsifof;al Perkaivi,
Pada contoh kutipan mdrsitogol perkawinan yang ditam-pilkansebagai isotopi kepintaran iaiah:
malo-malo 'panda-pandai'bisuk 'cerdas'
poda 'ajaran/nasihat/ilmu'torang rolia 'cerdas/bijak'
Analisis dilakukan terhadap keseluruhan data marsitogol perkawinan yangdigunakan dalam penelitian ini.
3.4 Isotopi Kekayaaii
Kata-kata yang termasuk dalam isotopi hanioraon 'kekayaan' ini,berjumlah 47. Berikut ini adalah uraian komponen makna isotopikekayaan.
Tabel 11 Komponen Makna Isotopi Kekayaan dalam
Komponen Makna
Kata-kata materi banyak harta uangKekayaan milik
pancarian -f H-
pahan-pahanan -f -f-
pongomoan -f j _ +rasoki + + -f-anipang + - + _
sinadongan + H- ; + +saiir + + + +gabe + + + +rids + +
parsaulian +
gabe + +
Marsitogol dalam Kchtidayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna123
Berclasarkan tabel ini tampak bahwa isotopi hamoraon 'kekayaan'terdiri atas kata pancarian. pahan-pahanon, pangolian, dan gabemempunyai komponen makna materi, banyak, milik, dan uang.Keseluruhan isotopi ini mengandung komponen makna materi sehinggakata-kata ini dimasukkan dalam isotopi hamoraon 'kekayaan'. Berikut iniakan dikemukakan frekuensi pemakaian kata-kata itu.
Tabel 12 Isotopi Hamoraon dalam Marsitogol
Kata-kata BBA B. Indonesia Frekuensi
pancarian pekerjaan 7
pahan-pahanan ternak 9
pangomoan usaha 4rasoki penghasilan 5ampang harta 3
sinadongan kepunyaan 9saur subur 3gabe kaya 2riris berbaris/banyak 3parsaulian rezeki baik 2
Tabel ini menunjukkan frekuensi pemakaian kata-kata yangbermakna hamoraon 'kekayaan'. Masing-masing kata tidak ada yangditampilkan hanya satu kali, melainkan berkaii-kali. Variasipenggunaannya berkisar antara 2—9 kali. Pengelompokan isotopikekayaan ini terlihat mementingkan 'basil usaha', yaitu: pahan-pahanon'ternak', rasoki 'penghasilan', ampang 'harta', sinadong an 'milik', saur'subur', gabe 'kaya', riris 'hmyak', parsaulian 'rezeki baik'. Frekuensikeseluruhanya adalah 36 x. Hal lain yang muncul adalah usaha untukinendapatkan harta, yang ditampilkan de ngan kata-kata pangomoan'usaha', pancarian 'pekerjaan' mempunyai frekuensi llx. Setelah
124 Bah III Kesatuan Makua dalam Mansitof^ol Pcrkawinan
dijumlahkan, ternyata isotopi kekayaan47 kata. Ini berarti 11, 52% darikeseluruhan kosakata yang ada. Berikut ini beberapa contoh kosakataliamoraon 'kekayaan' dalam konteksnya.Contoh 6:
Patik na mujurDi julu ni tapianTu dia hantu mijurTu si dapot parsulian
Artinya:
Api yang baikApi yang menguntungkanDi hulu sungaiKe mana pun kalian meiangkahDi situ niendapat keuntungan
Contoh 7:
Huduk ni iombu
Tabo digambirianSai gabe ma sinuanboyuAso adong panailian
Artinya:
Pundak iembu
Enak diberi bumbu gainbirSenioga berada anakkuSupaya ada pengaduan
Contoh 8:
Gulaen na disale-sale
Gulaen sian PanyabunganAngkur nangkinani manggete-geteSai ro ma di hamu nian sinadongan
Marshogol dalam Kehtidayaan Batak Angkola: Tmjaium Makiw 125
Artinya:
Ikan yang di saleDari PanyabunganSeandainya sudah beroleh keturunanSeinoga dataiig pulalah kekayaan
Kata-kata yang dicetak tebal pada contoh kutipan marsitogolperkawinan yang ditampilkan itu, adalah isotopi kekayaan hainoradn.yakni gabe dan sinadongan.
3.5 Isotopi Kebaliagiaan
Isotopi hogodango/t kebaliagiaan' berkaitan dengan kewibawaan,pengaiuh, atau pangkat dalain masyarakat BA. Adapun kata-kata yangberkaitan dengan isotopi kebaliagiaan ini akan diuraikan dalain koniponenniakna sebagai berikut.
Tabel 13 Koniponen Makna Isotopi Kebaliagiaan
Komponen Makna
Kata-kata Hagodangon sehat teiiterain niujur senang
inaranak - + -fmarboni -
-1-
lioras + -1- -fmarlindung
- - +
marpovipar- -
+saur inatuan + + ■f ■fsaur + - +riris (anak)
- _ + H-marhasaya + + +singar-singar
- + _ +sae + +
-
126 Bah III Kesotuan Makna dalam Marsitogol Perkawinan
Berdasarkan label itu, tampak bahwa isotopi kebaliagiaan terdirialas maranak, marboru, inarpompar, saurmatua, saur, liris, warhasaya,singar-singar dm sae. Keseluruhan kata dalam isotopi ini inengandungkomponen makna bahagia, sehat, tenteram, mujur, dan senaiig. Semuakata ini mengandung komponen makna bahagia sehingga kata-kata inidimasukkan dalam isotopi kebahagiaan. Berikut akan dikemukakanfrekuensi pemakaian kosakata itu.
Tabel 14 Isotopi Hagodangon
Kata-kata BBA B. Indonesia Frekuenai
maranak berputra i 5marboru berputri 5horas selamat 13marlindung tempat berlindung 3inarpompar beranak 2saur matiia subur samapai tua 3saur subur 3riris banyak 3inarhasaya berguna 2singgar-singgar besinar/segar 2sae damai/tenteram 2
Tabel ini menunjukkan bahwa frekuensi pemakaian kata-katahagodangon 'kebahagian', masing-masing kata ditampilkan tidak hanyasatu kali pemunculan, melainkan berulang-ulang. Variasi penggunaannyaberkisar antara 2-13 kali.
Beberapa kata dari isotopi hagodangon ini tampak pula tampildalam isotopi hamoraon, yaitu kata-kata riris, dan saur.
MarsUogol dalam Kehudayaan Batak Aiigkola: Tinjauan Makna127
Setelah dijumlahkan, ternyata isotopi kebahagiaan bei junilah 43kata. Ini berarti 10,54 % dari keselurulian jumiali kosakata. Isotopihagodangon ini sangat mementingkan kesuburan maiiusia. Gagasan initerdapat dalam kata-kata; maranak, saur niatua, saur, dan riris.Frekuensi gagasan ini seluruhnya berjuinlah 21 x. Gagasan lain, yangpenting adalah keselamatan yang dikeniukakan dengan k&tn horas'selamat, imrlindung 'tempat berlindung'; frekuensinya 16 x. Hal lain,yang mendukung kebahagiaan adalah sae 'ketenterainan' siiiggar-siiiggar'kesehatan tubuh' dan mar sahaya 'kehidupan yang berguna'. Kata-katayang disebut belakangan ini kurang menomjol frekuensinya. Berikut inicontoh be berapa kosakata dari isotopi hagodangon dalam konteksnya.Contoh 8:
Laklak diginjang pintuSingkoru digolom-golonimaranak lianiu sapulu pituMarboru sapulu ononi
Artinya:
Laklak di atas pintuSingkoru digenggamBeranak (laki-laki) tujuh belasBeranak perempuan enam belas
Contoh 9:
Aek sihoru-lioru
Marmuaro tu pancuran sigura-guraRap leleng ma harnu mangoluLu/iut rap saurmatua
Artinya:
Sungai sihoru-horuBermuara di Sigura-guraPanjang umurlah kalianSelamanya sehat sentosa
128 Dab /// Kesaman Makna dalam Maisiioaal Derkawinan
Pada contoh kutipan marsitogol perkawinan ini, kata-kata yangdicetak tebal terinasuk isotopi kebaliagiaaii.
3.6 Isotopi Kekerabatan
Kata yang termasuk isotopi kekerabatan ini berjumlah 126.Daftar kata beserta komponen maknanya akan diuraikan seperti berikutini.
Tabel 15 Komponen Makna Isotopi Kekerabatan
Komponen Makna
Kata-kata Sedarah AdatKekerabatan
kaltangi + +
parumaen - +
babere 4-
aniangboru -
4-inanta 4-
hula dongan-
4-pangitua - +suliut siabolonan _ -1-
aiiak bora -f -hniora _ 4-
siadosan _
sinuantunas 4-
sinuanboyu H-
poso bulung- +
pisang rant- +
ompung + 4-
Pertalian
Perkawinan
4-
-I-
+
+
+
+
+
+
4-
+
Marsitogol dalam Kehudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna129
Berdasarkan label terliliat bahwa isotopi kekerabatan teixli ri alaskata kaliatiggi, paruinaen, anuiiigboru, iiianta., hula doiigan, paiigitua,suliut siabolonan, anak boru, mora, siadosan, sinuantu anas,sinuanboyu, poso bulung, dan pisang raut. Keseluruhan isotopi inimengandung komponen makna sanak saudara, hubungan darah, dan adat{dalian m tolu). Jadi, semua kata dimasukkan daiam isotopi kekerabatan.Berikut ini akan dikemukakan frekuensi pemakaian kata-kata itu.
Tabel 16 Isotopi Kekerabatan daiam Marsitogol
Kata-kata BBA B. Indonesia Frekuensi
kalianggi adik Ik. 6paruinaen menantu pr. 14babere , menantu Ik. 14namboru mertua pr. 12ainangboru mertua Ik. 11inanta ibu 10hula dongan sahabat 7pangitua pemuka adat 4suhut siabolonan or.punya kerja 9anak boru kerabat adik pr. 13mora ortu.pengantin prp 9siadosan istri-suami 2poso bulung pemuda 5suhut tuan rumah (suhut) 6ompung nenek 4
Dilihat dari frekuensi pemakaian isotopi kekerabatan, jumlahpemunculan tiap kata tidakhanya satu kali, tetapi berulang-ulang. Variasipenggunaannya berkisar antara 2-14. Hal ini berarti bahwa kesungguhankekerabatan di mayarakat Angkola Mandai ling tinggi. Setelahdijumlahkan, ternyata isotopi kekerabatan muncul sebanyak 126 kata. Hal
130 Bah III Kesatuati Makna daiam Marsifof^oi Pcrkawinan
Artinya:
Nenek sudah tua
Kepadamulah tempat bernaungJanganlah bersifat sombongBawalah kami terbang tinggi
Kutipan ini diambil dari imrsitogol perkawinan; kata-kata yangbercetak tebal termasuk isotopi kekerabatan, yaitu hula do ngan danompung.
Berdasarkan uraian isotopi yang dilihat dari komponen maknadan frekuensi pemakaian kosakata dalani marsitogol perkawinan, dapatdisimpulkan sebagai berikut.
Isotopi yang menonjol dalam nmrktogol perkawinan adalahkekerabatan karena frekuensi pemakainnya lebih tinggi, yaitu 30,88%.Disusul oieh Isotopi hapurcayaan 'religi' yang mempunyai frekuensipemakaian 26,32%. Kedua hal ini dapat diterima karena kekerabatan eratkaitannya dengan kepercayaan dalam adat masyarakat Batak AngkolaMandailing sejak zaman dahulu, yaitu percaya pada roh nenek moyang.Sampai sekarang, hal ini masih tampak dalam sebutan ompu yang berartinenek dan juga berarti dewa kekuatan dan dalian na tola sebagairealisasinya. Inilah landasan per kawinan orang Batak Angkola. Hal inidapat dibuktikan apabila ke dua isotopi ini disatukan berjunilah 57,20%.Marsitogol ini juga menekankan bahwa yang membawa kebahagiaandalam kehidupan berkeluarga adalah pengutamaan hapistaran'pendidikan' dan hamoraon 'kekayaan' (bukan hanya materi melainkantermasuk batin) dan di samping itu, yang tidak kalah menarik perhatianadalah isotopi hago dangon 'kebahagiaan', adalah keturunan atau Jumlahanak. Jadi, isotopi pendidikan, hamoraon dan hagodangon menopangisotopi isotopi kekerabatan dan isotopi ketuhanan; karena persentaseisotopi pendidikan (inteligensia) mempunyai frekuensi pema kaian kata20,34 %; isotopi kekayaan mempunyai frekuensi pemakaian kata 11,52 %;isotopi kebahagiaan mempunyai frekuensi pemakaian kata 10,54%.
Isi nasihat marsitogol perkawinan dalam kelima isotopi di atas
132 Bab in Kesatuan Makna dalatn Marsitogol Perkawinan
mempunyai kesatuan makha (koherensi) bahwa kerabat mendoakankebahagiaan kedua pengantin dan dapat menyatukan keluarga besar pihakpengantin laki-laki dan pihak pengantin wanita. Kebaliagiaan keduapengantin dapat dicapai apabila mereka berusaha dan belajar(mengutamakan pendidikan).
Berdasarkan uraian di atas itu, terlihat bahwa konsep yang palingdominan adalah kekerabatan. Hal ini dapat dipahami karena obyekpenelitian ini adalah marsitogol perkawinan. Perkawinan adalalipertemuan atau penyatuan dua kerabat, pembentukan suatu keluarga baru.Selain itu, masalah kekerabatan di dalam masyarakat BA sangat penting.Dalam setiap peristiwa adat, misalnya, kelahiran, kematian peran kerabatsangat ditonjolkan. Isotopi yang jumlahnya juga dominan adalah isotopireligi/keyakinan akan adanya kekuasan gaib dalam masyarakat BA.
Tiga isotopi berikutnya adalah kepintaran (20,34%) kekayaan(11,52%), dan kebanggaan (10,54%). Ketiga isotopi ini menunjukkantiga hal penting yang mendasari kebahagiaan semua anggota keluargaMasyarakat BA. Yang dimaksud dengan kepintaran bukanlalisemata-mata hasil pendidikan formal, melainkan semua kemampuanseseprang untuk berprestasi dalam masyarakat BA. Kepintaran bukanlahhanya yang diperoleh; dari sekoiah, melainkan dapat juga berupanasihat/ajaran orang tua di rumah.
Kekayaan juga merupakan hal yang sangat penting bagimasyarakat BA. Yang dimaksud dengan kekayaan bukanlah semata-matamateri, melainkan juga anak terutama anak laki-laki yang merupakanharta yang tidak ternilai.
Dibandingkan dengan dua isotopi lainnya, isotopi kebanggaantidak terlalu menonjol jumlahnya. Hal ini terjadi karena isotopikebanggaan bertumpang tindih dengan isotopi kekayaan. Demikian puladengan isotopi kepintaran, isotopi ini sering ihenampilkan kriteria yangsama dengan isotopi kebanggaan. Misalnya, marbinar 'bersinar-sinar'adalah wajah yang bangga akan kasih sayang, namun, dapat jugabermakna 'cemerlang' jika digunakan untuk menun- jukkan kepandaianseseorang. '
Marsitogol dalam Kehudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 133
BAB IV
KESIMPULAN
Setel^ dilakukan analisis pcnelitian ini, dapat dikcmukakanbeberapa kesimpulan pokok sebagai berikut.
4.1 Marsitogol Perkawinan sebagai Variasi Bahasa BA
Masyarakat BA memakai inarsitogol perkawinan, terutama dalamupacara adat. Tujuannya untuk menyebarluaskan atau melestarikankebudayaan masyarakat BA. Usaha ini dilakukan pada kegiatan upacaraperkawinan berdasarkan konsep budaya BA Dalian na Tolu. Dalian naTola merupakan perwujudan dari mitos tritunggal, yaitu suatukepercayaan masyarakat Batak Angkola bahwa dunia ini terdiri dari tigakesatuan banm (ginjang, tonga, dan torn);i'lka salah satu tidak berfungsidunia akan iabil. Jadi, Dalian na To/m daiam melaksanakan adat masyarakat Batak Angkola adaiali kesatuan/ kegotongroyongan yang salingmenunjang untuk melaksanakan upacara adat.
Marsitogol perkawinan merupakan ragam baliasa yang men-cerminkan pengaruh sosial budaya di dalam adat masyarakat BatakAngkola pada upacara perkawinan, seperti dalam rangka mangupa borudalam situasi siriaon 'gembira. Pelaksanaannya adalah Dalian na Toludan berisi nasihat-nasihat, permohonan akan kebahagiaan, .rezeki, danpedoman hidup pengantin menurut kepercayaan masyarakat BatakAngkola.
Ragam marsitogol perkawinan ini merupakan bahasa lisankhusus. Para anggota Da/ia/i na Tolu berbicara secara bergantian sebagaiwakil keluarga dengan memakai bahasa khusus tadi yang bentuknya puisi
Bah IV Kesimpulan
dengan kosakata khusus yang dilantunkan sehingga ineninibulkaiikeindahan dengan makna yang mendalam. Kosakata marsitogolperkawinan sebagai variasi balaasa/ragam bahasa Angkola dapat dibagike dalam empat kelompok.
4.2 Bentuk Bahasa Mmrsitogol Perkawinan !
Kecenderungan pelaku marsitogol memiiah dan inemiiih BAdalam marsitogol perkawinan, dilatarbelakangi oleh pengetahuan danpenafsiran terhadap budaya Angkola Mandailing. Sebagai pembawapedoman dan aturan budaya Angkola Mandailing, pe-mar^Vogo/berusahamemakai bentuk kosakata khusus yang berbentuk puisi. Untukmengungkapkan makna ̂ t-marsitogol memunculkan lambang-lambangyang bermakna budaya BA secara langsung dan tidak langsnng agarkedua pengantin menafsirkan makna atau pengertian yang tersembu- nyidalam marsitogol perkawinan ini. Bentuk bahasa marsitogol perkawinanitu adalah sebagai berikut.
Kata atau untaian kata yang digunakan berbentuk kliusus, yaitukosakata disusun berupa puisi yang dinyanyikan atau tanpa dinyanyikan.Kosakata yang dikomunikasikan itu dapat, dibagi menjadi empatkelompok.
Kelompok 1.
Bentuk kosakata yang secara langsung mempunyai maknakhusus, maksudnya setiap kata yang digunakan telahmengandung makna langsung yang berkaitan dengan marsitogolperkawinan (10,08%) yang dapat sisebut bentuk (0), yaitu katayang berpengertian adat perkawinan. Bentuk yang berupapenyapa kliusus dalam upacara adat pekawinan, misalnya:suhut 'pengundang'pisang raut 'undangan'siadosan 'suami'
Marsitogol dalam Kehudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 145
Bentuk nama (penamaan), nama benda yang berkaitan denganupacara adat perkawianan, misalnya:panuan 'nasi adat'
boban somba 'persembalian'bulang 'mahkota pengantin'
Kelompok 2
Bentuk kosakata yang digunakan dalam marsitogol perkawinansepenuhnya sama dengan bahasa sehari-hari baik bentuk maupunpengertiannya, misalnya sapaan hubungan kekerabatan:boras 'selamat'namboru 'mertua'
parumaen 'menantu'
Kelompok 3 iBentuk kosakata tidak langsung, yaitu, kata yang dipakai dalam/MarjiVogo/perkawianan juga digunakan dalam bahasa sehari-haritetapi mengalami perbedaan makna, misalnya kata yangmempunyai pengertian kiasan atau bentuk kosakata metafor:Ragam marsitogol Ragam sehari-hariompu 'nenek'
ompu 'berkuasa'
laklak 'kayu'—warisan'laklak 'anak laki-laki'mangalangka 'melangkah'mangalangka 'kawin'
Kelompok 4.Bentuk kosakata marsitogol yang mempunyai padanan denganbaliasa bahasa sehari-hari dengan makna yang sama atau hampirsama (sinonim). Misalnya:Ragam Marsitogol Ragam Sehari-hariindahan tukkus silua nasi khusussinuanboyu adaborupoda sikola
146Bah IV Kesimpif/an
Setiap pengelompokan bentuk kosakata ini, dikaitkan denganragam bahasa sehari-hari sebagai konsep pengetahuan budaya.
4.3 Hubungan MamVogo/Perkawianan dengan RagamSehari-hari
Marsitogol perkawinan adaiah suatu pengetahuan budayamasyarakat Batak Angkola yang dipelajari sejak kecil. Pengetahuan iniraengaiami perkembangan secara terus-menerus sesuai dengan umur,pengalanian, dan kemampuan berpikir. Oleh sebab itu, pemakai bahasa(pe-marsitogol) dalam memiiih kata perlu berusaha memberi tandatertentu untuk pengertian yang dimaksudkan dalam marsitogol perkawinan dan akliirnya menjadi kemampuan berbahasa masyarakat BatakAngkola. Pengetahuan masyarakat ini disimpan dalam akal budi danmenjadi konsep. Konsep ini, Jika dikomunikasikan menjadi pengembang-an bahasa yang diungkapakan dengan kosakata budaya.
Pengertian kosakata budaya dapat diungkapkan dengan pemakaianragam baliasa sehari-hari yang direkayasa sesuai dengan perkembangan.Hasil penelitian menunjukkan baliwa kosakata sehari-hari yang dipakaidalam marsitogol perkawinan dengan pengertian kiasan sejumlah 79(tabel 3). Jika dihitung dengan perulangannya 126; yang berarti 16,94 %dari junilah keseluruhan kosakata. Di samping itu, terdapat pula katayang berpadanan dengan bahasa sehari-hari berjumlah 62 (tabel 4); jikadihitung dengan perulangamiya 123 yang berarti 16,17 % dari seluruhkata. Persentase kedua bentuk ini jika dijumlalikan menjadi 33, 11 %,yang berarti kosakata tidak langsung; sedangkan sisanya 66,99%.kosakata langsung, dengan pengertian khusus marsitogol perkawinan.
Jadi, berdasarkan hasil penelitian itu, jika dihubungkan jumlalipemakaian kosakata ragam bahasa sehari-hari 66,99% dan ragammarsitogol 33,11 %. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa bentukragam marsitogol sama dengan ragam sehari-hari. Perbedaan antarakedua ragam itu hanya terletak pada pengertian/makna maksud langsungdan tidak langsung; dan kekliasan tnarsitogol perkawinan ini terletak
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 147
pada pengkomunikasiannya, yaitu tuturan yang menientingkan lantunan{tone). Jadi, sebagai pembeda bentuk kata sehari-hari dan kata ntarsitogoladalali makna dan lantuman {tone/ irama)..
4.4 Kesatuan Makna MamrsUogol Perkawinan
Setelah menganalisis bentuk makna kosakata yang domian dalammarsitogol perkawinan, ditemukan lima tema, sebagai berikut.
1. Kekerabatan, makna kosakata ini menyatakan bahwa kehidupandalam masyarakat BA adalah hubungan antar masyarakat BA.Kemunculan kosakata ini lebih tinggi (30,88%) dari kosakata yanglain. Hal ini mudali dipahami karena obyek penelitian adalahmarsitogol pcrkav/'mzn. Perkawinan adalah pertemuan atau penyatuandua kerabat.pembentukan suatu keluarga baru.
Di samping itu, masalah kekerabatan dalam masyarakat BA sangatpenting. Dalam setiap upacara adat, misalnya kelaliiran anak dankematian, peran kerabat sangat ditonjolkan. Hal ini terbukti dariperan, dalian na tolu (pelaksana kegiatan adat masyarakat BA) dalammenyampaikan aturan ini dengan kata-kata yang berupa simbol ataulambang, misalnya ompu 'nenek' menjadi 'berkuasa.'
2. Kepercayaan/keyakinan kepada Tuhan pencipta alam semesta.Orang BA percaya bahwa Tuhan berkuasa atas segalanya, danmelindungi semua maliluk. Terdapat makna kata ragam marsitogolyang menyatakan bahwa masyarakat BA adalali mahluk yang tidakberdaya di mata Tuhan, persentase pemunculannya adalah 28,32%.
3. Kepintaran 'Hapistaran'Kata-kata dengan makna ini menyatakan bahwa kedua pengantin dimasyarakat BA hendaklah berusaha mendorong keturunannya untukmencari ilmu/kepandaian/pendidikan pada umumnya dan jugapengetaliuan adat-istiadatnya. Dengan demikian, sebagai anggotamasyarakat, mereka dapat memahami, menafsirkan dan menerapkankonsep budaya BA agar tidak melanggar aturan budayanya (i0,34%).
148Bab IV Kcsimpulan
4. Kekayaan 'Hanioraon'Orang BA ingin kaya agar dapat menjalankan tuntutan adat. Katayang ada hubunganriya dengan konsep kekayaan berjumlah 11,52 %
5. Kekuasaan/kebahagian 'Hagodangon'Bahasa marsitogol juga mengandung kata yang menyatakan agarorang mempunyai banyak keturunan (banyak anak). Dalam tradisiagraris-tradisional BA dimengerti baliwa banyak anak, banyakkerabat, dan banyak kerabat artinya bertambah banyak pula orangyang dapat melakukan kegiatan upacara yang lebih megah danmeriah. Jumlah kata yang berkaitan dengan "hamora- on" ini adalah10.54%. '
4.5 Kesinipulaii Isotopl
Berdasarkan uraian di atas itu, terlihat baliwa konsep yang palingominan adalah kekerabatan. Hal ini dapat dipahami karena obyek
penehtian ini adalah marsitogol perkawinan. Perkawinan adalahpertemuan atau penyatuan dua kerabat, pembentukan suatu keluarga baru.Selain itu, masalah kekerabatan di dalam masyarakat BA sangat penting.Dalam setiap peristiwa adat, misalnya, kelahiran, kematian peran kerabatsangat ditonjolkan. Isotopl yang jumlahnya juga dominan adalali isotopirehgi/keyakinan akan adanya kekuasan gaib dalam masyarakat BA.
isotopi berikutnya adalah kepintaran (20,34%) kekayaan(11,52%), dan kebanggaan (10,54%). Ketiga isotopi ini menunjukkantiga hal penting yang mendasari kebahagiaan semua anggota keluargaMasyarakat BA. Yang dimaksud dengan kepintaran bukanlah semata-mata hasil pendidikan formal, melainkan semua kemampuan seseoranguntuk berprestasi dalam masyarakat BA. Kepintaran bukanlah hanya yangdiperoleh dari sekolah, melainkan dapat juga berupa nasihat/ajaran orangtua di rumah. ■ ®
Kekayaan juga merupakan hal yang sangat penting bagimasyarakat BA. Yang dimaksud dengan kekayaan bukanlah semata-mata
Marsitogol dalam Kebtidayaan Batak Angkola: mjauan Makna 141)
materi, melainkan juga anak terutatna anak laki-laki yang merupakanharta yang tidak ternilai.
Dibandingkan dengan dua isotopi lainnya, isotopi kebanggaantidak terlalu menonjol jumlahnya. Hal ini terjadi karena isotopikebanggaan bertumpang tindih dengan isotopi kekayaan. Demikian puiadengan isotopi kepintaran, isotopi ini sering menampilkan kriteria yangsama dengan isotopi kebanggaan. Misalnya, marbinar 'bersinar-sinar'adalah wajah yang bangga akan kasih sayang, namun, dapat jugabermakna 'cemerlang' jika digunakan untuk menunjukkan kepandaianseseorang.
Bah IV Kesimpiilan
I
DAFTAR PUSTAKA
Baya, S. 1982. Denggan Ni Haposoon. Jakarta: Departenien Pendidikandan Kebudayaan.
Bloomfield, L. 1933. Language. London: Allen and Linwen.
Dalimunte, Rahman dan Pohan Sondak. 1985. Adat Daerah TapanuliSelatan Surat Tumbaga Holing. Padang Sidempuan: PustakaTimur.
Dananjaya, James. 1984. Folklor Indonesia: Ilntu Gosip, Dongeng, danLain-Lain. Jakarta: Grafiti Press.
De Saussure, F. 1916. Cours de Linguistique Generale. Diterjemahkanke dalam bahasa Indonesia oleh Rahayu Hidayat. 1988. PengantarLinguistik Umum. Yogyakarta: Gadjali Mada Press.
Dijk van A. Teun. 1977. Text and Context Explorations in the Semanticsand Pragmatics od Discourse. London: Longman.
Fishman, Yoshua. 1972. Language in Sociocultural Change. California:Stanford University.
Halliday M.A.K. 1978. Language as Social Semiotic. The SocialInterpretation of Language and Meaning. London: EdwardArnold.
Hanafiah, Ali. 1980. Perumpamaan di Hata Angkola-Mandailing.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasan Ruqaiya and Halliday. 1976. Cohesion in English. London:Longman.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 15 J
Hoed, B.H. 1993. "Wacana Teks dan Kalimat." Sumbangan Pikiranuntuk menghormati Prof. Dr. Anton M. Moeliono. Depok.
Hooykaas, C. 1952. Perintas Sastra. Cetakan II. Terjemahan RaihoelAmar gelar Datoek Besar. Jakarta: J.B. Waiters.
Iskandar, Willem. 1978. Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Runibuk. PadangSidempuan: Pustaka Ilmu.
Kaswanti Poerwo, Bambang. 1987. "Pragmatik Wacana dalamWidyaparwa". Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: AksaraBaru.
Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Lyons, J. 1977. Semantics Jilidl. London: Cambridge University Press.
Martinet, Andre. 1979. Grammaire Fonctionelle du Frandais. Paris:
Credif.
Moeliono, Anton M. 1989. Kemhara Bahasa. Jakarta: Gramedia.I
gt at. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balaij
Pustaka.
Nida, E.A. and C.R. Taber. 1969. Theory and Practice of Translation.The Hague: Brill.
1975. Componential Analysis of Meaning. The Hague: Mouton.
Ogden, C.K. dan A.I. Richard. 1972. The Meaning of Meaning.London: Routledge and Kegan Paul.
Ortony, Andrew (ed.) 1979. Metaphor and Thought. London:Cambridge University Press.
Palmer, F.R. 1979. Semantics A New Outline. London: CambridgeUniversity Press.
Raka Joni, T. 1990. "Pembentukan Kemahiran Wacana, Tantangan bagiPendidikan Dasar Menyongsong Abad Informasi" dalam Seminar
152 Daftar Pustaka
Nasional Pengajaran Bahasa dan Sastra di Indonesia. IKIPMalang, 5—6 November 1990.
Siahaan, Naloin. 1964. Sejaroh Kebudayaan Batak. Medan: Napitupulu.Sibarani, A.N. 1976. Umpama ni Halaki Batak Dohot Lapatanna.
Pematang Siantar: Parada. ;
Sidabutar, S.S. 1978. "Beranak 17 Laki-laki dan 16 Perempuan". DalamPalian Na Tola. 4/11:19-21. •
Simaremare, S.S. 1977. "Mengenal Kebudayaan Dalian Na Tolu".Dalam Da/ta/i Na Tolu. (3): 14-22.
Siregar, Ahmad Samin. 1977. Kamus Bahasa Angkola/Mandailing-Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Ullman, S. 1972. "Semantics". Dalam I.A. Sebeok. Current Trends inLinguistics. Vol. 9. The Hague: Mouton.
Zaimar, K.S. Okke. 1991. "Wacana dan Pengajaran Bahasa". MakalahPenataran Pengajaran BIPA. Universitas Indonesia.
. 1991. Menelusuri Makna "Tiarah" Karya Iwan Simatupang.Disertasi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna | 53
LAMPIRAN
DATA RAGAM MARSITOGOL
Sumber Data
Upacara perkawinan Helini Siregar dengan Nuzui (aiiak BapakAbdul Aziz Siregar dan Bapak Masroh) pada tanggal 8 Juni 1993,perkawinan Pandapotan Nasution (anak Abusoli Nasution) perkawinanFatmasari Nasution (anak Ir, Hasan Basarudin aim.) di Bogor, danditambah dari buku-buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendi- dikandan Kebudayaan.
Marsitogol berikut adalah kegiatan pesta perkawinan di rumaliSuhut Harajaon (yang punya kerja ayah/ibu pengantin laki-laki).
Kg 1 Daompung Debata Na ToluNa tolu suhi
Tolu harajaonSian langit na pitu tindiStan ombun na pitu lampisDebata pula jadiNa pande manuturina malo mangajari
Artinya:Ompung dewata yang tiga 'kakek'Yang tiga bagianTiga kerajaanAsalmu dari langit tujuh lapis iDari embun tujuh susun iDewata Mulajadi
Uimpimii
Hg 2 Di hanaek ni mataniari
Di hanganguas ni bayo panopaDi tingki buaya na mangamparDi hotiha ni hclihi na ntarkuik ulok na ntangonipangDi sambe na bulung ujung tu sidumadangariDi hatiha i lugut damang simartolu mangubar tondi
Artinya:Di naiknya matahariDi saat hausnya laki-laki tukang batuDi kala buaya yang menghamparDi kala elang berkuik.ular yang membentangDi saat muda sampai tuaDi saat itu berkumpul ayah dan tiga serangkai meniberi semangatDi saat engkau kesulitan, di saat itulah kami mendoakanmu darimuda sampai tua untuk kebahagiaanmu
Hg 3 Habang ma langkupa ;Na songgop tu dangka ni tanahonHoras hamu na di upa !Songoni si pangkatahon
Artinya:Burung langkupa sudah terbangHinggap di cabang pohon kemiriSelamat kalian yang di upaBegitu juga yang berbicara
Hg 4 Togu urat ni buluToguan urat ni padangTogu hata ni uhumToguan hata ni padan
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Mahia \ 55
Artinya:Teguh akar bambulebih teguh akar padang 'sejenis rumput'Teguh kata hukumLebih teguh kata padan 'sejenis ikrar'
. . . IHg 5 Sitangis ninna di rubaton
Jana langge di jam batahon 'Tangi hamu di silulutonJana bege di siriaon '■
Artinya:Sitanggis (jenis tanaman) katanya dirabutkanyang baik dipegang dan diberitahukanDengar-dengarlah pada kesedihanDan dengar pula pada kesenangan
Hg 6 Laklak di ginjang pintuSingkoru digologolomMardaganak hamu na jitu-jituMarboru hamu nian na pahom-pohom
Artinya:Kulit kayu beraksara di atas pintuBuah manik-manik digenggani-genggamSemoga kamu mendapat anak yang tangguhBeranak perempuan yang aiim-alim
Hg 7 Parhosape songon na humatorDohot di batuk madung maporaMuda najongjong pe m tigorBatuk manaek ma di indoraTu hamu ma jagar-jagar na manjura
156 Lampiran
Artinya:Napas juga seperti yang gemetarbatuk pun sudah pecahKalau berdiri pun tidak lurusBatuk pun sudah naik ke dadaKepadamulah harapan yang utama
Hg 8 Saur matua bulungJam pengpeng laho matuaSongon i ma di Raja m marlindung 'ulang adong nian bagi mahua
Artinya:
Sehat-sehat nian kalian
Dan gesit sampai tuaSeperti raja yang pelindung
, Jangan ada nian terjadi sesuatu
Kalianggi:Hg 9 Inda mandok bagi na dia
Tangihon hamu imrsunguh-sungguhWabillahi taufik walhidayahAssalamu alaikum warohmatullohi wabarokatu
Artinya:Tidak berkata banyakDengarlah sungguh-sungguhSemoga Allalli memberi hidayah -NyaSemoga Allah memberi keselamatan
Hg 10 Songon siala sampagulRap tu gijang rap tu toruMuda imlamun saulak lalu
Muda madabu rap margulu
Marsitogol dalam Kebuclayaan Batak Angkola: Ttnjauan Maktta 157
Artinya:Seperti buali tananian sialaSama ke atas sama ke bawali
kalau masak bersamaan
Kalau jatuh sama berlumpur
Hg 11 Antargan hita so marsarakMarsipaingot au di hoMalo-malo marsuru daganakManjalahi bisuk na peto
Artinya:Sebelum kita berpisahSaya nasehatkan kepadamuPandai-pandai menyuruli anakMencari ilmu yang sungguh-sungguh
Ompung:Kr 12 Ompung madung matobang
Tu hamu marlindungUlang hamu gumarang-garangOban ma hami habang mambubung-bubung
Artinya:Nenek sudah tua
Kepada kalianlah kami beriindungJanganlah bersifat sombongBawalah kami terbang tinggi
Inanta:
Hp 13 Halak na ringgas marsipodaMangihutkon poda ni amaManangihon poda ni inaI ma halak na torang roha
158 Uuupiran
Artinya:Orang yang raj in bersekolahMengikuti nasihat ayahMendengar nasihat ibuDialah orang yang terang hati (bijak)
Hg 14 Sanoli do manampul pisang iSian na joloViang didalanan dalan na tarisang 'Anggo di dongan siboru old •
Artinya:Hanya sekali menebang pisangdari dahulu
Jangan dicari masalahkalau istriinu telah patuh
Hula dongan:Hg 15 Andor halumpang ma
Ambaen togu-togu ni lombuSal marsinuan tunas ma hamu saur matuaSampe ro di na pairing-iring pahompu
Artinya:Tali halumpanglaliuntuk penarik lembusemoga beranak laki-laki, sehat samapai tuaHingga saatnya menuntun cucu
Hg 16 laklak di ginjang pintuSingkoru digolom-golomMaranak nmrboru ma hamu sampulu pituLuhut ma i angka na gombis jana na godang
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 159
Artinya:Laklak di atas pintu 'kulit kayu'Manik-manik digenggam agar tak lepasBeroleh putra dan berputrilah Anda tujuh belasSemuanya sehat dan lincah serta berpangkatlaklak 'pustaka kuno' (diwariskan pada anak laki-laki)
Hg 17 Aek sihoru-horuMarmuaro tu pancuran sigura-guraRap leleng ma hamu mangoluLuhut rap saur matua
Artinya:Sungai sihoru-horuBermuara ke jeram Sigura-guraSemoga Anda panjang usiaHidup hingga beranak cucu
Anak boru:
Hg 18 Dangka ni haruayaTanggo pinait-naitkonSai horas ma antongSai torkis sian panyakit !
I
Artinya:Cabang pohon beringin iDipotong lalu ditarik-tarikSemoga sejahtera danSemoga sehat dari penyakit
Hg 19 Martwnbur ma baringinMardangka ma haruayaMartorop ma hamu mariburMarbisuk asa manjura
160 Lampiran
Artinya;Bertunas beringinBerjabang pohon arasemoga Anda kuat dan banyak rezekiBijak dan cendekia
Hg 20 Dangir-dangir ni batuPandakdakan ni simbora
Mora hamu saur matua
Asal ma marsada ni roha
Artinya:Hendaknya Anda bagai cekungan batuTempat melebur tiinahAnda pasti bahagia dan panjang usiaAsal sudali hati seia sekata
Hg 21 Sidangka ni arirang na so lupa sirangDi ginjang ia arirang di torn ni panggorenganBadanmu na so ra sirangTondimu sai rnarsigomgoman
Artinya:Cabang kayu di hutan lebat tak akan berceraiDi atas ia datar (hutan lebat) di bawah bagai kualiSemoga badan kalian tidak akan berceraiBadan/jasinani kalian yang tidak pernah ceraiSemangat kalian selalu saling bergenggaman
Hg 22 Andor lialumpang togo-togu ni lombuMaroban tu onan ni gambiriSai saurmatua ma hamu pairing-iring pahompusahat tu marnono marnini
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 161
Artinya:Tali halumpang dijalln nienjadi talluntuk penarik lembu ke pasar keiiiirlSemoga hidup Anda panjang usia sanipai beroleh cucuHingga kakek-kkek/nenek-nenek
Hg 23 Marasar ulok dariDi torn duhut sirumata
Sai dilehen ma di hamu anak na mdlo mancariDohot bom sioloi hata
I
Artinya:Bersarang ular darl 'nama ular' 'DI bawah rumput sirumata 'sejenls rumput'Semoga dlberlkan anak yang panda^l mencarldengan anak perempuan yang mendengar kata
Hg 24 Hayu simartoluDi tombak ni panamparanSehat ma hamu leleng mangoluDihaluangi angka pomparan
Artinya:Kayu simartolu ' sejenls pohon'dl rlmba plnamparanSehat nlan kalian panjang umurDlkellllngl banyak anak
Kahanggl:Hg 25 la tumbur banana
Rugun ma dohot pusuknala gora maradongkon momSongon i ma dohot boruna
162Uimpiron
Artinya:Jika subur batang pohonPucuknya tentu akan rimbunJika mora telah beroleh kekayaanSeperti itu jugalah hendaknya anaknya
Hg 26 Ngiro na tonggiDi bagasan tabu-tabuSioban ngiro do boru tu bagasan hutaJala sioban tondi tu bagasna
Artinya:
Nira yang manisDi daiam bambu
Semoga sang putri membawa tuah ke dalani kampungSerta membawa semangat ke daiam rumah (keluarga baru)
Hm 27 Tu sanggar ma amporikTu lubang ma monciSai saur ma pinaknaGodang nian rasoki
Artinya:
Ke sarang terbangnya pipitKe lubang pulangnya tikusSemoga Anda beranak pinakMurah rezeki
Hm 28 Lomok ma silinjuangLomok so ditakta
Tu dia pe hamu mangalangkaSai dapot pangomoan
MorsUogol dolatn Kebudayaan Batak Attgkolo: Tbijouati Mokno |
Artinya:Segar daun silinjuangSubur walau tak disiangiKe mana pun kalian melangkahSemoga mendapat rezeki
Hm 29 Lombu di SidimpuanManggagat di angLomok so ditakta
Tu dia pe hamu mangalangkaSal dapot pangornoan
Artinya:Suburnya daun silinjuangSubur walau tak disiangiKe mana pun kalian melangkahSemoga mendapat rezeki
Hm 30 Marmayang ma baringinMarurat ma sabi
Haras tondi madinginNa ni lehen ni ompunta Mulajadi
Artinya:
Bertunas pohon beringinBerakar pohon sawiSejahtera roh AndaDiberkati oleh sang pencipta
Hm 31 Anduhur martutu
Di toru ni purba tuaHoras-horas ma dipardalananSongon i muse angka na di huta
164 Uimpiran
Artinya:Tekukur berkicau
Di atas desa Purbatua
Semoga selamat sejahtera sang pengelanaBegitu pula yang ditinggal di desa
Hm 32 Patik ma hujurDi julu ni tapianTu dia hamu mijurTusi ma dapot parsaulian
Artinya:Tancapkan tombakDi huiu pamandianKe niana pun Anda inelangkahDi situ diperoieh keuntungan
Hm 33 Lidi ma diginjangHodong ma ditoruRids ma jolma di ginjangTorop ma pinahan di torn
Artinya:Lidi selalu di atas
Pelepah (enau) berada di bawahBerderet orang di atasBanyak ternak di bawah
I
Hm 34 Huduk ni lombu i
Tabo digambirian iSai mom ma sinuanboyu '■Asa adong panailian
Marsitogol dalam Kehudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makiia | (^5
Artinya:
Tengkuk lembuEnak bila dibumbu kemiri
Kiranya ananda berlimpali rezekiAgar ada tempat mengadu
Hm 35 Loting tm ditotnbomkon \Martumbur batu na di ula
Tondinta marsigomgoman 'Jala bahat nia na niula i
Artinya:Pematik diketu-ketuk
Mengadu batu yang dicariJiwa kita bersatu
Dan banyak pendapatan
Hg 36 Laklak di ginjang pintuSingkoru digolom-golomMaranak marboru ma hamu sampulu pituLuhut ma i angka na gombis jana na godang
Artinya:Laklak di atas pintuManik-manik digenggam agar tak lepasBeroleh putra dan berputrilah Anda tujuh belasSeniuanya sehat dan lincah serta berpangkatlaklak 'pustaka kuno'(diwariskan pada anak laki-laki)
Hg 37 Aek sihoru-horu
Marmuaro tu pancuran sigura-guraRap leleng ma hamu mangoluLuhut rap saur matua
166 iMmpinm
Artinya:Sungai sihoru-horuBermuara ke jeram Sigura-guraSemoga Anda panjang usiaHidup hingga beranak cucu
Hg 38 Dangka ni haruayaTanggo pinait-naitkonSai horas ma antongSai torkis sian panyakit
Artinya:Cabang pohon beringlnDipotong lalli ditarik-tarikSemoga sejaiitera danSemoga seliat dari penyakit
Hg 39 Martumbur ma baringinMardangka ma haruayaMartorop ma hamuMarbisuk asa manjura
Artinya:Bertunas beringinBerjabang pohon arasemoga Ahda kuat dan banyak rezekiBijak dan cendekia,
Hg 40 Dangir-dangir ni batuPandakdakan ni simbora
Mora hamu saur matua
Asal ma marsada ni roha
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tuijauan Makna | fjy
Artinya:
Hendaknya Anda bagai cekungan batuTempat melebur timahAnda pasti baliagia dan panjang usiaAsal hati sudah seia sekata
Hg 41 Sidangka ni arirang na so lupa sirangDi ginjang ia arirang di toru ni panggorenganBadanmu na so ra sirangTondimu sai tnarsigomgoman
Artinya:Cabang mayang tak akan berceraiAir mayang (air gula merah) di atas kualiSemoga badan kalian tidak akan berceraiRoll kalian selalu saling rangkulSemangat kalian selalu berpelukanabadi
Hg 42 Andor halumpang togo-togu ni lombuMaroban tu onan ni gambiriSai saurmatua ma hamu pairing-iring pahompusahat tu marnono marnini
Artinya:Tali halumpang dijalin menjadi taliuntuk penarik lembu ke pasar kemiriSemoga hidup Anda panjang usia sampai beroleh cucuHingga berbuyut dan bercicit
Hg 43 Marasar ulok dariDi toru duhut sirumata
Sai tubu ma di hamu anak na malo mancariDohot angka boru sioloi hata
168iMmpiran
Artiiiya:Bersarang ular dari 'sejenis ular'Di bawali rumput sirumata 'sejenis rumputSemoga Anda melahirkan putra yang pandai mencariSerta putri yang patuh pada petuah
Hg 44 Hayu simartoluDi tombak ni panamparanSehat ma hamu leleng mangoluDihaluangi angka pomparan
Artinya:Pohon simartolu 'sejenis pohon'Di rimba pinamparanSemoga Anda panjang usiaDikelilingi oleh putra dan putri
Kr 45 Mudaogungma imrigatAngkon dipaboa do rigatnaMuda parumaen na marrohaAngkon na dibudt do rolia ni nainboruna
Artinya:Jika gong sudah retakHarus diberitahu tempat retaknyaKalau menantu wanita bijakDia harus mengambil hati mertuanya
Hg 46 la tumbur banana
Rugun ma dohot pusuknala gora maradongkon moraSongon i ma dohot boruna
Marsitogol dalam Kebttdayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 169
Artinya:Jika subur pokok pohonPucuknya tentu akan rimbunJika mora telah beroleh kekayaanSeperti itu jugalah hendaknya boru
Hg 47 Ngiro na tonggiDi bagasan tabu-tabuSioban ngironi boru tu bagasan hutaJala sioban tondi tu bagas
Artinya:Nira yang manisDi dalam bambu —
Semoga sang putri membawa karisma ke dalam kampungSerta membawa semangat ke dalam rumah (keluarga baru)
Hm 48 Tu sanggar ma amporikTu lubang ma monciSai saur ma pinaknaGodang nian rasoki
Artinya:Ke sarang terbangnya pipitKe lubang pulangnya tikusSemoga Anda beranak pinakMurah rezeki
Hm 49 Lomok ma silinjuangLomok so ditakta
Tu dia pe hamu mangalangkaSai dapot pangomoan
170 Lampiran
Artinya:Subumya daun silinjuangSubur walau tak disiangiKe mana pun kalian melangkahSemoga mendapat rezeki
Hm 50 Lombu di SidimpmnManggagat di topi onanSai ro ma nian tu naulian
Jala sai tang boban sombaon
Artinya:Lembu di Sidimpuan
-- -Merumput di tepi pasarSemoga selalu beroleh kesenanganDan selalu ada barang antaran (rezeki)
Hm51 Martantan ma baringinMarurat ma sabi
Haras tondi madinginNa ni lehen ni pisangraut
Artinya:Bertandan pohon beringinBerakar pohon sawiSejahtera roh AndaDiberkati oleh para sahabat
Hm 52 Anduhur martutu
Di torn ni purba maHoras-horas ma dipardalananSongon i muse angka na di hatobangon
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 171
Artinya:Tekukur berkicauDi atas desa Purbatua
Semoga selamat sejahtera sang pengelanaBegitu pula yang ditinggal di desa (pemuka adat)
Hm 53 Patik ma hujurDi julu ni tapianTu dia hamu mijurBodil pangonjot manjadi parsaulian
Artinya:Tancapkan tombakDi hulu pamandianKe mana pun Anda melangkahJaminan yang diperoleh menjadi keuntungan
Hm 54 Lidi ma diginjangHodong ma ditoruRiris ma jolma di ginjangTorop ma teas pinahan di torn
Artinya:Lidi selalu di atas
Pelepah (enau) berada di bawahBerderet orang berpangkatBanyak kematian temak di bawah
Hm 55 Huduk ni lombu
Tabo digambirianSai gate ma sinuanbayuAsa adong panailian suhut siabolonan
172 Lampiran
Artinya:Tengkuk lembuEnak bila dibumbu kemiri
Kiranya ananda berlimpah rezekiAgar ada tempat mengadu
Hm 56 Loting ma ditutukhanMartumbur dohot batu
Tondinta marsigomgomanjala sae na ni rande
Artinya:Pematik diketuk-ketuk
Beradu dengan batuJiwa kita bersatu
Dan kedamaian pinangan yang dicari
Hp 57 Obuk do jambulonNa nidandan baen camara
Pasu-pasu ni mora-moraPitu sudut suadamara
Artinya:Rambut yang dicambulDijalin untuk cemaraBerkat mora-mora
Tujuh generasi terhindar dari bahaya
Kr 58 Muda ogung marotakAngkon dipaboa do rigatnaMuda parumaen lia marrohaAngkon na dibuat do roha ni amangboruna
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 173
Artinya;Jika gong sudah rusak/retakHarus diberitahu tempat retaknyaKalau menantu wanita yang bijakDia hams raengambil hati mertuanya
Kr 59 Tiur ma songon mata ni ariRondang ma songon bulanSai sorang ma anak na bisukDohot bom na lambok marroha
Artinya:Bercahaya bagai matahariBersinar bagai rembulanKiranya Anda beroleh putra yang baikDan putri si lembut hati
Kr 60 Aek sihom-hom, siadosan
Di torn ni Dolok MartimbangRap marsulang ma hamu tu panuanRap markatimbmg ma hamu tu ginjang
Artinya:Sungai sikemh-kemhDi bawah gunung martimbangSerentaklah kalian nasi upacaraSerentaklah berlaga di udara
Hs 61 Tubu ma lata
Di torn ni bunga-bungaLangka ma sinuanboyuSai tubu ma di hamu jagar-jagarNa malo marhata dohot bom na marroha
174 Lampiran
J
Artinya:Tumbuhlah tunas
Di bawah bunga-bungaKiranya anda beroleh putra yang banyakDan putri yang bertuah.
Hs 62 Langkaon ma antong simanjojakPasurdu tangan simangidoSo sorang ma di hamu anak na martuaDohot bom na marsangap
Artinya:Langkahkanlah kakiUlurkan tangan sipemintaKiranya Anda beroleh putera yang bleakDan putri yang berpengaruh
Hs 63 Bagas di ijukDi jolo ni sopo gorgaSai dilehen Debata ma di hamu
Anak na bisuk dohot bom na marroha
Artinya:Rumah beratap ijukDi depan rumah adat 'rumah berukir'Kiranya Anda dikaruniai Tuhan putra yang cerdikDan putri yang bijaksana
Hs 64 Eme na marbiur
Di lambung ni hamayaSai matorop ma pomparanmu jala marbinarLuhut matangkang majuara
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 175
Artinya:Padi telah berbulir
Di dekat pohon beringinSemoga keturunan Anda banyak dan kuatPintar serta gagah perkasa
Hm 65 Tonggi ma gulaen meraTabo marpiraSude hita luhut
Sude hita mora so singar, gombis tu pahompu
Artinya:Manis ikan mera
Enak banyak telumya -Semua kita hidup mulia danSemua kita terpandang agar bersinar samapai cucu
Hm 66 Loting na ni tombomanDitumbur dohot batu-batu
Tondi ni na posobulungMuli denggan tu hadomuan
Artinya:Pemantik diketuk-ketukkan
Diadu dengan batu-batuSemoga jiwa pemuda kita bersatuusaha yang baik akan menjadi keakraban
Hm 67 Gulaen na nisale-sale
Gulaen na sian PanyabunganAngkur ni na manggete-geteSai ro ma di hamu nian sinadongan
176 Lampiran
Artinya;Dean yang diasapiDean dari PanyabungaSelain beroleh keturunan
Semoga Anda selalu beroleh harta kekayaan
Hm 68 Horbo ni PadangbolakManggagat donok tu onanSai ro ma tu hamu na uli
Jala sai torang tu hadengganan
Artinya:Kerbau di PadangbolakMerumput dekat pekan.Kiranya Anda beroleh kesenanganSerta selalu terang ke kebaikan
Hg 69 Martantan ma baringinMarurat sabi-sabi
Horas ma tondi madingin inantaTumpahon ni Ompunta Mulajadi
Artinya:Bertandanlah pohon beringinBerakar pohon sawiSejahteralah roh ibunda
• Diberkati oleh sang pencipta
Rg 70 Godang do gulaen meraEtek do pora-poraSai sehat ma eda, tulang, hamu marmoraTu adopan ni Ompunta na job basa
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna Yll
Artinya;Besar ikan mera 'sejanis ikan'Kecil ikan pora-pora 'ikan kering'Semoga sehat Anda, ipar, dan meitua sehat yangsudah kelurga besarBerkat restu Tuhan yang penagsih penyayang
Rg 71 Habang ma ambarobaSonggop tu sitoropPanusun bulung do na martuaLagut ma hita diparorot
Artinya:Terbang burung cucakrawaHinggap pada pohon sitorop 'sejenis tanaman'Sungguh pengantin laki-laki yang bijaksanapenjaga kita semua
Rg 72 Burangir ni Aek juluTu gambir ni pahaeRap mangalangka ma hamu tu juluRap mangambe ma tu jae
Artinya:Sirih dari air hulu
Gambir dari hilir
Serentaklah melangkah ke huluSerentaklah mengayun (langkah) ke hilir
Rg 73 Hariana na madungdungMadungdung tu bananaSlide ma hita matua bulungTumpakon ni Ompunta Debata
178 Lampiran
Artinya:Pohon ara berdaun rimbun
Merimbun sampai ke pokoknyaSemoga kita panjang umurDiberkati oleh sang Dewata
Rg 74 Habang ma ambarobaSonggop di hayu toropTuhan do martua
Luhut hita diparorot
Artinya:Burung ambarobaHinggap di kayu toropTnhan bertuah
Kita diayoini
Rg 75 Tingko ma igir-igirTingko bulung rata-rataPasu-pasu tu angka na uli bulungPanyampehon ni Tuhanta
Artinya:Terlindung igir-igir 'sejenis tanaman'terlindung pula daun sayuSelamat kepada kerabat dan handai tolanKarena izin Tnhan
Hp 76 Obuk do jambulonNa nidandan baen camara
Pasu-pasu ni mora-mora,ni nantulangPitu sundut suada mara
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tinjauan Makna 179
Artinya:Rambut yang dicambulDijalin utuk cemaraBerkat dari mora-mora,mertua perempuanTujuh generasi terhindar dari bahaya
Kr 77 Muda ogung marotAngkon dipaboa do rigatnaParumaen na marbisuk
Holong rohana di namboruna
Artinya:Jika gong retakPerlu diberitahu retaknyaMenantu jang pandaiMenyayangi mertuanya
Hp 78 ■- Ligi ma porlak parsanggulamNa marjagar na pesoNa so mamboto silulutonSongon danak na oto
Artinya:Lihatlah porlak sanggul 'nama bukit'Sebagai lamang yang mudaYang tidak tahu kesusahanSeperti anak yang bodoh
Hp 79 Ligi ma muda mataniari bincarSude rap marsiriaon rohaMuda milasna imbaru sarsarKudo pe gental, lombu marmoa
130 Lampiran
Artinya:Lihatlah jika matahari terbitSemua bersenang hatiJika panas baru berserakanKuda pun mengamuk, lembu pun berteriak
Hp 80 Pantun hangoluanTeas hamatean
Hadengganan hadomuanHajatan hasirangan
Artinya:Pantun kehidupanjiwa kematian - -Kebaikan,kesatuan
Kejelekan, perceraian
Hm 81 Let bo ma matipul simangidoNa sian siamun satua i
Tola ma rohana maribo-ribo
Baen nada mulak be gogona songon na joloI ma dongan bayoAnso markandt ia salolotna
Artinya:sudah patah tangandari sebeiah kanan (suami)Boleh bersedih-sedih
Kalau kekuatan sudah berkurangItulah teman sejatiDukacita selamanya
Hg 82 Haporas ni simatorkisNa nioban tu gunung tua
Marsitogol dalam Kebudayaan Batak Angkola: Tmjauan Makna 181
Horas jam torkisBope sangap jana martua
Artinya:Ikan dari simatorkis
Dibawa dari GunungtuaSelamat dan sehat
Beq)engaruh/wibawa sarapai tua
Kr 83 Topet bulan sipaha onommarunung-mung amkboruhatobangon.hula donganmamktukon pira ni manuknamora-mora umbaen pangupa
Artinya:Pada bulan enam (juni)Bersiapla anak bomPemuka adat, sahabat
Memecahkan telur ayamYang mora-mora untuk pengupa
Kr 84 Labo ale among sinmn tunasLangka ma ho among marguru tu hamgoluanUalang baen lusa-luasSai ringgas tu pangomoan jam horas tondi madingin
Artinya:Dubai anak tunasku
Bemgakatlah bergum pada kehidupanJangan hanya bermalas-malasRajinlah bemsaha dan selala sehat walafiat-
182 Lampiran
1