Thesis Analisa Pengaruh Penurunan Hagra Bbm
-
Upload
annapangisti -
Category
Documents
-
view
10 -
download
7
description
Transcript of Thesis Analisa Pengaruh Penurunan Hagra Bbm
-
TESIS
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR
MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
I WAYAN SUARJANA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
-
i
TESIS
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR
MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
I WAYAN SUARJANA
NIM. 0790662015
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
-
ii
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR
MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Manajemen,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
I WAYAN SUARJANA
NIM :0790662015
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
-
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL : 9 Agustus 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. I.B. A. Purbawangsa, SE., MM Drs. I Ketut Mustanda, MM
NIP :19620922 198702 1 002 NIP : 19560107 198303 1 008
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Direktur
Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,
Dr. I.B. A. Purbawangsa, SE., MM Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K)
NIP :19620922 198702 1 002 NIP :19590215 198510 2 001
-
iv
Tesis Ini Telah Diuji Pada
Tanggal : 2 Agustus 2011
Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan SK Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana, No :1147/UN/14.4/HK/2011 , Tanggal : 20 juni
2011
Ketua : Dr. I.B. A. Purbawangsa, SE., MM
Anggota :
1. Drs. I Ketut Mustanda, MM
2. Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE, MSi
3. Dr. I.B. Panji Sedana, SE., Msi
4. A.A. Gede Suarjaya, SE., MM
-
v
PERNYATAAN
ORISINALITAS TESIS
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam naskah TESIS dengan judul :
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENURUNKAN
HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.
Apabila terdapat di dalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik
yang telah saya peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan, serta diproses
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (UU NO. 20 Tahun 2003,
Pasal 25 ayat 2 danPasal 70).
Denpasar,
Mahasiswa,
Nama : I Wayan Suarjana
NIM : 0790662015
PS : Magister Manajemen
PSFEUNUD
-
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke
hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas asung wara nugraha-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM
sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan
dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti
program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini.
Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada
Drs. Ketut Mustanda, MM selaku Pembimbing Pendamping yang dengan
penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran
kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas
Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas
Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM, Ak, CPA sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini,
penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada .
Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM sebagai ketua Program MM unud.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para
-
vii
penguji tesis, Yaitu Ibu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., MSi,
Bapak Dr. I.B. Panji Sedana, SE., Msi dan juga kepada Bapak
A.A. Gede Suarjaya, SE., MM yang telah memberikan masukan, saran,
sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah
membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah
mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berfikir
logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk
berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih
kepada teman-teman yang ikut membantu.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.
Denpasar,
Penulis
-
viii
ABSTRAK
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK
TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
Kebijakan Penurunan harga BBM sebagai sebuah kebijakan nasional, dapat
mempengaruhi kondisi ekonomi suatu negara.Peristiwa ini merupakan salah satu
informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal.Informasi tersebut
mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar
bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru.Gabungan
seluruh reaksi investor akan menimbulkan reaksi pasar, yang akan tercermin pada
perubahan harga saham. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya reaksi pasar sebagai dampak dari pengumuman
penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tanggal 12 januari 2009..
Reaksi Pasar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan abnormal
return. Dalam penelitian ini digunakan 199 sampel penelitian. Periode peristiwa
yang digunakan adalah 7 hari. Tingkat signifikansi abnormal return akan diuji
dengan T test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya abnormal return yang
signifikan pada periode peristiwa yaitu t-3, t-2, t-1, dan t+2 yang berarti peristiwa pengumuman penurunan harga BBM memiliki kandungan informasi.
Karena rata-rata abnormal Return yang diperoleh negatif dan itu berarti
bahwa respon pasar negatif terhadap peristiwa pengumuman maka sebaiknya
pemerintah mengkaji kembali kebijakan penurunan harga BBM
Kata kunci :Penurunan Harga BBM, return realisasi, return ekpetasi,
abnormal return dan reaksi pasar
-
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GOVERNMENT POLICY
DECREASE IN FUEL OIL PRICES
STOCK MARKET REACTION TO STOCK EXCHANGE IN
INDONESIA
The policy of fuel price decline as a national policy, can affect the
economic condition of a negara.Peristiwa This is one of the information
absorbed by the market makers modal.Informasi affect the decision making
of investors and the market finally reacted to the information to reach a
new equilibrium. Combined all investor reaction will cause the market
reaction, which will be reflected in stock price changes. For the purpose of
this study was to determine whether there is market reaction as a result of
price reduction announcement Fuel (BBM) of 12 January 2009.
Market reaction in this study is measured by using the abnormal
return. This study used 199 samples of the study. Used the event period is 7
days. The level of significance of abnormal return will be tested by t-test.
The results of this study indicate that the existence of significant
abnormal return at period t-3, t-2, t-1, and t +2 which means the event fuel
prices decrease announcements have information content.
Since the average abnormal return obtained by the negative and that
means that the negative market response to the event announcement, the
government should review the policy of reduction in fuel prices.
Keywords: Reducing The Fuel Prices, Return Realization, Return
Expectations, Abnormal Return and Market Reaction.
-
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM.............. .................................................................... i
PRASAYARAT GELAR ........................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................ .............................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI....................... ................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS............ ................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH.......... ........................................................... vi
ABSTRAK............... ................................................................................ viii
ABSTRACT............................................................................................. ix
DAFTAR ISI.................. ......................................................................... x
DAFTAR TABEL................ .................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................ .................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................ ..................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian...................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................. 8
2.1.1 LandasanTeori ........................................................... 8
2.1.2 Investasi....... ........................................................... 8
2.1.3 Pendekatan Penilaian Harga Saham ............................. 10
2.1.4 Fenomena Saham .. ................................................. 13
2.1.5 Inflasi Dorongan Biaya (Cost push inflation) ............... 14
2.1.6 Pasar Modal Efisien .................................................... 15
2.1.7 Pengujian Efisiensi Pasar ............................................ 20
2.1.8 Return Saham ............................................................. 22
2.1.9 Reaksi Pasar .............................................................. 32
BAB III KERANGKA BERFIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL
DAN HIPOTESIS PENELITIAN....... ...................... . 42
3.1 Kerangka Berfikir ....................................................... 42
3.2 Kerangka Konsepual ................................................... 42
3.3 Hipotesis Penelitian .................................................... 45
BAB IV METODE PENELITIAN........................................... 46
4.1 Jenis Dan Ruang Lingkup Penelitian ............................ 46
4.2 Variabel Penelitian ..................................................... 46
4.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ................................... 46
4.2.2 Definisi Operasional Variabel ..................................... 47
4.3 Prosedur Pengumpulan Data ....................................... 47
4.4 Metode Analisis Data ................................................. 48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................. 53
5.1 Hasil Analisis .................................................................. 53
5.1.1 Actual Return .................................................................. 53
-
xi
5.1.2 Return Ekspektasi ........................................................... 56
5.1.3 Abnormal Return ............................................................. 57
5.1.4 Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return .................. 58
5.2 Pembahasan ................................................................... 59
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .............................................. 63
6.1 Simpulan ........................................................................ 63
6.2 Saran .............................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 65
LAMPIRAN........................................................................ 68
-
xii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
5.1 Rekapitulasi Komposisi hasil Perhitungan Actual Return di sekitar
periode peristiwa. 54
5.2 Rata-rata Actual Return saham periode peristiwa. ............................... 55
5.3 Hasil Perhitungan Return Ekspektasi. ................................................. 56
5.4 Tingkat Signifikansi masing-masing periode . ..................................... 58
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Kerangka konseptual .......................................................................... 43
5.1 Pergerakan Rata-rata Actual Return. ................................................... 56
5.2 Pergerakan Return Ekspektasi. ............................................................ 57
5.3 Pergerakan Rata-rata Abnormal Return. .............................................. 61
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1. Perhitungan aktual return sampel .............................................. 68
2. Perhitungan Return Ekspektasi ................................................. 73
3. Perhitungan Kesalahan Standar Estimasi ................................... 74
4. Perhitungan t-hitung ................................................................ 91
5. Tingkat signifikansi masing-masing periode .............................. 92
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang
memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak
langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan pada
biaya operasional yang mengakibatkan perubahan tingkat keuntungan
kegiatan investasi. Secara sederhana tujuan investasi adalah maksimisasi
kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu
berusaha mananamkan dana pada investasi portofolio yang efisien dan
relatif aman.
Penurunan harga BBM bukan saja meringankan beban masyarakat
kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini
dikarenakan terjadi penurunan pada pos-pos biaya produksi sehingga
menurunkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan penurunan
harga pokok produksi yang akhirnya akan menurunkan harga jual produk.
Multiple efek dari penurunan BBM ini antara lain menurunkan biaya
overhead pabrik karena turunnya biaya bahan baku, ongkos angkut yang
pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin meningkat.
Pada tanggal 12 Januari 2009, kembali terjadi peristiwa yang
menggembirakan bagi masyarakat luas, yaitu ketika Presiden Susilo
-
2
Bambang Yudhoyono menyampaikan keputusan Pemerintah di Istana
Negara untuk menurunkan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat,
yaitu harga BBM, harga listrik untuk industri besar pada beban puncak,
tarif angkutan umum, harga daging sapi, minyak goreng, susu dan obat-
obatan.
Penurunan harga BBM pada tanggal 15 Januari 2009 adalah
penurunan harga yang ketiga kalinya. Dua pengumuman terdahulu
disampaikan pada tanggal 1 dan tanggal 15 Desember 2008. Pada tanggal
1 Desember 2008, Pemerintah menurunkan harga premium menjadi Rp
5.500,00per liter dari harga semula Rp 6.000,00 per liter. Kalau pada 1
Desember 2008 hanya harga premium yang diturunkan, maka pada 15
Desember 2008 harga solar juga ikut diturunkan menjadiRp 4.800,00 per
liter dari semula Rp 5.500,00 per liter dan harga premium menjadiRp
5.000,00 per liter. Dengan demikian pada tanggal 12 Januari 2009, harga
premium dan solar diumumkan sama-sama turun menjadi Rp 4.500,00 per
liter Keputusan ini mulai berlaku 15 Januari 2009.
Sejak 1 Desember 2008, total penurunan harga premium sebesar 25
persen, yaitu dari Rp 6.000,00 per liter menjadi Rp 4.500,00 per liter.
Sedangkan untuk solar telah turun sekitar 18,2 persen, yaitu dari Rp
5.500,00 per liter menjadi Rp 4.500,00 per liter.
Berbagai peristiwa ataupun kebijakan yang dilakukan pemerintah
mempunyai dampak terhadap perekonomian dan iklim investasi,
peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan perubahan Return saham.
-
3
Jadi secara tidak langsung peristiwa atau kebijakan tersebut mempunyai
dampak bagi investor.
Jika suatu peristiwa mengakibatkan meningkatnya Return saham,
berarti peristiwa tersebut direspon positif oleh para pelaku ekonomi atau
pelaku pasar, sehingga suatu kebijakan pemerintah menjadi efektif
manakala kebijakan tersebut direspon positif oleh investor. Sebaliknya
kebijakan tersebut menjadi tidak efektif jika kebijakan tersebut direspon
negatif oleh investor. Oleh karena itu maka penelitian tentang dampak
suatu peristiwa atau kebijakan dari pemerintah terhadap reaksi pasar
menjadi sangat penting.
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan Return,
tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus dicapainya. Return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan
juga merupakan keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya.
Pada hakekatnya investor dalam melakukan investasi akan berusaha
menanamkan modalnya pada saham perusahaan yang mampu memberikan
Return atau keuntungan yang bisa berupa dividen dan atau capital gain.
Dengan Return ini akan tercapai tujuan pokok dari investasi yaitu
maksimisasi kemakmuran dengan peningkatan kekayaan. Olehkarena itu,
perusahaan selalu berusaha memberikan informasi atau sinyal tingkat
pengembalian sebagaimana yang diharapkan investor (Return saham) yang
berupa capital gain dan dividen tersebut. Perusahaan selalu berusaha
-
4
menjadikan sahamnya menjadi menarik bagi investor dengan berbagai
kebijakan teknis maupun politis.
Permintaan saham pada umumnya akan berkurang apabila harga
saham dinilai terlalu mahal apabila dibandingkan dengan nilai perusahaan
dan begitu juga sebaliknya jika harga saham dinilai terlalu rendah apabila
dibandingkan dengan nilai perusahaan maka permintaan suatu saham akan
meningkat.
Pengujian terhadap reaksi pasar erat kaitannya dengan efisiensi
pasar. Bagimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk
mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting.
Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan yang baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang
tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien.
Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang
menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien
yang mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk
menuju ke posisi ekuilibrium yang baru.
Efisiensi pasar dibedakan berdasarkan dua sudut pandang. Hartono
(2008) menyebutkan ada dua sudut pandang yaitu efisiensi pasar dilihat
dari segi informasi dan dari segi keputusan. Dilihat dari segi informasi
pasar dikatakan efisien jika pasar bereaksi dengan cepat dengan informasi
yang relevan. Sedangkan dilihat dari segi keputusan pasar dikatakan
efisien jika pasar dapat mengolah informasi dengan canggih.
-
5
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan
informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan
informasi, tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam
pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia.
Pengujian dampak perubahan harga BBM terhadap reaksi pasar
merupakan event study. Hartono (2008) menyebutkan bahwa Studi
Peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai
suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan
dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi
dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dari perubahan harga dari sekuritas
bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan Return
sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan Abnormal
Return. Dengan menggunakan Abnormal Return maka dapat dikatakan
bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan
memberikan abnomal return pada pasar. Sebaliknya pengumuman yang
tidak mengandung informasi tidak memberikan Abnormal Return pada
pasar.
-
6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mengindikasikan
reaksi pasar maka kita harus menguji ada atau tidaknya Abnormal Return
pada suatu peristiwa atau pengumuman. Hartono (2008) menyebutkan
bahwa Abnormal Return atau exess return merupakan kelebihan dari
Return yang sesungguhnya terhadap return normal. Return normal
merupakan Return ekspektasi (Return yang diharapkan oleh investor).
Return adalah selisih antara harga pada suatu saat dengan harga
sebelumnya dibagi harga sebelumnya.
Berbagai penelitian telah dilakukan yang berkaitan dengan event
study. Hall dan Kenjegaliev (2009) menguji fluktuasi harga minyak
terhadap harga saham di negara China dan Rusia. Hasil dari penelitian ini
adalah fluktuasi harga minyak mempengaruhi perubahan harga saham.
Penelitian ini memiliki waktu pengamatan sebanyak 41 hari sedangkan
penelitian yang sedang dilakukan memiliki periode pengamatan sebanyak
7 hari.
Oberndorfer dan Ziegler (2006) menguji pengaruh dari regulasi
lingkungan pada Return saham perusahaan Jerman dengan menggunakan
metodelogi event study. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terbukti
bahwa tidak ada dampak negatif dari regulasi tersebut terhadap pasar
saham di Jerman dan terdapat Abnormal Return yang tidak signifikan.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia atau di dalam negeri dan
penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Kenjegaliev dan Ziegler
dilakukan di luar negeri.
-
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka
dirumuskan permasalahan yaitu Apakah pengumuman penurunan harga
BBM tanggal 12 januari 2009 memiliki Pengaruh terhadap reaksi pasar
saham di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya reaksi pasar saham sebagai dampak dari
pengumuman penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tanggal 12
januari 2009.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis dan praktis guna pengembangan pasar modal Indonesia
antara lain sebagai berikut:
1) Manfaat akademik yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah bahan kajian sebagai bentuk dampak suatu informasi
terhadap reaksi pasar modal.
2) Manfaat praktis yaitu diharapkan dapat memberikan masukan bagi
investor agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
berinvestasi di pasar modal.
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Investasi
Hartono (2007) mendefinisikan investasi sebagai penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam masa produksi yang efisien
selama periode waktu yang tertentu. Investasi membutuhkan kesempatan
produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda
untuk dihasilkan menjadi lebih dari satu unit konsumsi mendatang.
Suriyah (2004) mengaitkan investasi dengan penanaman modal untuk satu
atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa mendatang. Sehingga dari
kedua pengertian tersebut, investasi dapat dilihat sebagai upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan investor baik sekarang maupun yang akan
datang. Tandelilin (2001) menyebutkan beberapa alasan dalam melakukan
investasi yaitu:
1) Mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa akan datang.
2) Mengurangi tekanan inflasi, yaitu dengan melakukan
investasi seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko
penurunan nilai kekayaan karena pengaruh inflasi.
-
9
3) Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara di dunia
memberikan fasilitas perpajakan untuk mendorong tumbuhnya
invetasi
Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat berbentuk aktiva
nyata (seperti rumah, tanah, dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan
(surat-surat berharga) yang diperjualbelikan di antara investor (pemodal).
Investasi dalam bentuk aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung
dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
denganmembeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik
melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak
langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang
mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan
lain.
Baik investasi langsung maupun tidak langsung dapat dilakukan di
pasar modal (capital market). Pada umumnya investasi yang sifatnya
jangka panjang diperjualbelikan di pasar modal baik itu berupa surat
berharga pendapatan tetap (ftxed income securities), dan saham-saham
(equity securities). Melalui berbagai macam instrumen keuangan tersebut,
para investor dapat melakukan portofolio investasi sesuai dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan dan resiko yang sanggup ditanggung.
Berdasarkan informasi yang ada, para investor dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam berinvestasi dengan resiko tertentu. Diantara
surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar modal, saham
-
10
adalah yang paling dikenal masyarakat luas. Investasi saham di pasar
modal mampu memberikan keuntungan yang tidak terhingga bagi para
investor. Apabila perusahaan penerbit saham atau emiten mampu
menghasilkan laba besar, maka ada kemungkinan para pemegang
sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar yang dibagikan dalam
bentuk deviden. Selain itu keuntungan dari investasi saham adalah capital
gain atau selisih antara harga saat menjual dengan harga saat membeli.
2.1.2 Pendekatan Penilaian Harga Saham
Menurut Sunariyah (2004 : 168) terdapat beberapa pendekatan
yang dapat digunakan untuk harga suatu saham antara lain :
1) Pendekatan tradisional, terdiri dari dua pendekatan analisis yaitu:
a. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang
menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk
berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham
tertentu atau pasar. Secara keseluruhan terdapat terdapat
beberapa kesimpulan menyangkut analisis teknikal, antara lain :
1. Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang
dipublikasikan
2. Fokus analisis teknikal adalah ketepatan waktu
-
11
3. Analisis teknikal berfokus pada faktor-faktor internal
melalui analisis pergerakan dalam pasar dan atau suatu
saham
4. Para analisis teknikal cenderung lebih berkonsentrasi pada
jangka pendek.
b. Analisis Fundamental
Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan (Anoraga, 2006:108).Dengan analisis ini
diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana
operasional dari perusahaan yang nantinya akan menjadi milik
investor. Nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya
akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari
investasi dan juga resiko yang ditanggung. Menurut Wei dan
Jiu Ping (2006) analisis fundamental merupakan analisis yang
sangat penting diketahui oleh seorang investor jika ingin
melakukan investasi di pasar modal. Dalam menilai kinerja
suatu perusahaan diperlukan suatu analisis yang menyeluruh,
untuk itu dapat mempergunakan suatu pendekatan mencakup
seluruh aspek yang mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan. Ada 3 aspek yang dapat dipakai sebagai rujukan
dalam menganalisis harga saham secara fundamental, yaitu
-
12
dengan analisis secara Makro Ekonomi, analisis industri, dan
analisis perusahaan
1. Analisis Makro Ekonomi
Untuk menganalisis secara makro ekonomi ada beberapa
faktor yang berperan yaitu inflasi, tingkat pengangguran,
tingkat suku bunga, Gross Domestic Product dan deficit
anggaran.
2. Analisis Industri
Para pemodal yang percaya bahwa kondisi ekonomi dan
pasar cukup baik untuk melakukan investasi, selanjutnya
perlu menganalisis industri-industri mana yang diharapkan
akan memberikan hasil yang baik. Sebelum melakukan
analisis industri atau sector tertentu, kita perlu melihat
perkembangan atau kinerja sektor tersebut, sehingga dapat
memberikan gambaran arah perkembangan industri atau
sektor tersebut. Seharusnya pengamatan-pengamatan perlu
dilakukan untuk periode yang cukup panjang sehingga dapat
dideteksi pola perkembangannya.
3. Analisis Perusahaan
Untuk melakukan analisis yang bersifat Fundamental, kita
perlu memahami variable-variabel yang mempengaruhi nilai
intrinsik saham untuk itu langkah yang perlu dilakukan
-
13
adalah memahami laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan dapat diukur
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan.
Analisis dan interpretasi rasio tersebut akan dapat
memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan
perusahaan dalam suatu periode.
2) Pendekatan Portfolio Modern
Pendekatan portfolio menekankan pada aspek psikologi bursa
dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, hipotesis pasar efisien
(sunariyah 2004:179).Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga
saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh
informasi yang ada di bursa, para investor tidak dapat memprediksi
harga-harga saham di masa mendatang.Selain itu para investor
melakukan diversifikasi sehingga mereka memiliki cukup sekuritas
untuk meningkatkan pendapatan sahamnya.
2.1.3 Fenomena Saham
Arifin (2001) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
memicu terjadinya fluktuasi harga saham baik bersifat makro atau mikro.
Yang dimaksud dengan faktor mikro adalah faktor-faktor yang dampaknya
hanya dirasakan pada beberapa jenis saham saja, sedangkan fakor makro
-
14
adalah fakor-faktor yang dampaknya dirasakan pada semua saham
termasuk juga perekonomian secara menyeluruh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi saham antara lain:
1) Kondisi fundamental emiten yang berkaitan langsung dengan
kinerja emiten itu sendiri
2) Hukum dan penawaran dimana terjadi transaksi jual beli saham
yang mempengaruhi fluktuasi harga saham.
3) Tingkat suku bunga yaitu suku bunga yang diberlakukan bank
Indonesia dengan mengeluarkan sertifikasi bank Indonesia
4) Valuta asing yang memiliki efek ganda terhadap perubahan
harga saham
5) Dana asing di bursa, dimana dana asing tersebut memiliki
dampak yang sangat besar terhadap perubahan harga saham.
6) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan
keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi.
7) News dan rumours yaitu semua berita yang beredar di tengah
masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik masalah
ekonomi, sosial, politik dan keamanan.
2.1.4 Inflasi Dorongan Biaya (Cost push inflation)
Inflasi dorongan biaya (cost push inflation). Inflasi dorongan
biaya atau juga sering disebut inflasi sisi penawaran (supply-side
-
15
inflation) atau inflasi karena guncangan penawaran (supply shock
inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan
biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktifitas dan
efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan
jasa mereka ke pasar.Dengan perkataan lain, inflasi sisi penawarana dalah
inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi atau pembatasan
terhadap penawaran dari satu atau lebih sumber daya mengalami kenaikan
atau dinaikkan.
2.1.5 Pasar Modal Efisien
Perubahan harga di waktu yang lalu tidak dapat digunakan untuk
memperkirakan perubahan harga di masa yang akan datang. Apabila
perubahan harga saham mengikuti pola random walk, maka penaksiran
harga saham tidak dapat dilakukan berdasarkan harga-harga historis, tetapi
lebih berdasarkan pada semua informasi yang relevan terhadap
penilaiannya. Jika suatu informasi yang relevan masuk ke pasar yang
berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk
menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva bersangkutan.
Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran harga ekuilibrium yang baru.
Harga ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru
lainnya merubahnya kembali ke harga ekuilibrium yang baru. Jika pasar
bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan
baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka
kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Hartono, 2007).
-
16
Konsep efisiensi pasar modal mempunyai banyak pengertian yang
berbeda tergantung keperluan pelaku yang menerapkannya. West (1975)
dalam Jogianto (2000) membedakan pengertian internal efficiency dengan
eksternal efficiency. Eksternal efficiency menunjukkan bahwa pasar
berada pada posisi keseimbangan sehingga pengambilan keputusan
perdagangan saham atas dasar informasi yang tersedia di pasar tidak dapat
memberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan pasar
ekuilibrium. Sebaliknya internal efficiency menunjukkan bahwa pasar
modal tidak hanya memberikan harga yang benar tetapi juga memberikan
jasa-jasa yang diperlukan dengan biaya serendah mungkin.
Jogianto (2000) mengungkapkan bentuk efisiensi pasar dapat
ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja (informationnally
efficient market) atau efisiensi pasar dapat pula ditinjau tidak dari
ketersediaan informasi saja tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku
pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi
yang tersedia (decisionally efficient market). Berikut diuraikan secara
rinci bentuk efisiensi pasar tersebut.
1) Efisiensi Pasar Berdasarkan Informasi
Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan
antara harga sekuritas dengan informasi. Terdapat tiga bentuk efisiensi
pasar secara informasi. Berdasarkan tigamacam bentuk informasi
yaitu : efisiensi pasar bentuk lemah berdasarkan informasi masa lalu,
efisiensi bentuk setengah kuat berdasarkan informasi sekarang yang
-
17
sedang dipublikasikan, dan efisiensi bentuk kuat berdasarkan informasi
privat
(1) Efisiensi bentuk lemah (weak form), pasar dikatakan efisien dalam
bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara
penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar
secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random
walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak
berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara
bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan
untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa bentuk pasar
yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan
informasi masa lalu untuk mendapatkan Abnormal Return.
(2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form), pasar
dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
dipublikasikan (all publicly available) termasuk informasi yang
berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Pengaruh
suatu informasi yang dipublikasikan terhadap harga dapat
berbentuk informasi yang hanya berpengaruh terhadap harga
sekuritas yang bersangkutan, informasi yang mempengaruhi harga-
harga sejumlah perusahaan atau informasi yang dipublikasikan
-
18
dapat pula berpengaruh terhadap harga-harga sekuritas semua
perusahaan yang terdaftar di pasar saham.
(3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form), pasar dikatakan efisien
dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia
termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini
maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang
dapat memperoleh keuntungan tidak normal (Abnormal Return)
karena mempunyai informasi privat.
2) Efisiensi Pasar Berdasarkan Keputusan
Pembagian efisiensi berdasarkan informasi tidaklah cukup untuk
menjamin efisiensi pasar, perbedaan kemampuan dalam menganalisis
dan menginterpretasikan informasi sebagai informasi baik atau buruk,
memungkinkan bagi pelaku pasar untuk memperoleh Abnormal Return
karena kecanggihannya. Efisiensi pasar perlu juga dilihat berdasarkan
kecanggihan pelaku pasar dalam mengolah informasi untuk
pengambilan keputusan sehingga efisiensi pasar secara keputusan
dapat didefinisikan sebagai efisiensi pasar dimana semua pelaku pasar
dapat mengambil keputusan dengan canggih.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien
(Hartono, 2007). Pasar efisien terjadi karena peristiwa-peristiwa
sebagai berikut ini:
-
19
(1) Investor adalah penerima harga (price takers), yang berati bahwa
sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat
mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.
(2) Informasi tersedia luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang
bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.
(3) Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap
pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya
sehingga investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan
mengumumkan informasi yang baru.
(4) Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh
dan cepat, sehingga harga sekuritas berubah dengan semestinya
mencerminkan informasi tersebut unuk mencapai keseimbangan
yang baru.
Sebaliknya pasar dikatakan tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut
terjadi (Hartono, 2007) yaitu:
(1) Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi
harga dari sekuritas.
(2) Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak
seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya
terhadap suatu informasi.
(3) Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh
sebagian dari pelaku-pelaku.
-
20
(4) Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investor)
dan tidak canggih.
2.1.6 Pengujian Efisiensi Pasar
Ide dari pengujian efisiensi pasar yang efisien dituangkan dalam
suatu hipotesisyang disebut dengan hipotesis pasar efisien (HPE) atau
efficient market hipothesys (EMH).Untuk mengetahui kebenaran dari
hipotesis ini, niaka perlu dilakukan pengujian secara empirisuntuk
masing-masing bentuk efisiensi pasar. Fama (1991) dalam Jogiyanto
(2000) membagiefisiensi pasar menjadi tiga katagori, yaitu:
1) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah atau pengujian-
pengujian terhadap pendugaan Return (test for Return predictability)
Pengujian ini melihat seberapa kuat informasi masa lalu dapat
memprediksi Return masa depan. Sebelum tahun 1970, pengujian dari
efisiensi pasar bentuk lemah difokuskan pada prediksi Return atau
harga sekuritas berdasarkan Return atau harga masa lalu tidak
berhubungan dengan harga sekuritas sekarang. Sehingga tidak dapat
digunakan memprediksi harga atau Return sekuritas.
2) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat atau studi-
studi peristiwa (event studies)
Pengujian ini untuk melihat seberapa cepat harga sekuritas
merefleksikan informasi yang dipublikasikan. Studi peristiwa (event
studies) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
-
21
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai
suatu pengumuman dapat juga dipergunakan untuk menguji kandungan
informasi (information content) dari suatu pengumuman, dan dapat
juga dipergunakan untuk menguji efisiensipasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar
bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda.
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi
dari suatu pengumuman atau peristiwa. Jika pengumuman
mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari
sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan
Return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
Abnormal Return. Jika digunakan Abnormal Return, maka dapat
dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan
informasi akan memberikan Abnormal Return kepada pasar.
Sebaliknya pengumuman peristiwa yang tidak mengandung informasi
tidak memberikan Abnormal Return kepada pasar.
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari
pasar, tapi tidak menguji seberapa cepat pasar itubereaksi. Jika
pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap
informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakanpengujian
efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan
-
22
efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang dapat
memperoleh Abnormal Return dari informasi yang diumumkan, pasar
harus bereaksi cepat (quickly) untuk menyerap Abnormal Return untuk
menuju ke harga keseimbangan yang baru, dengan demikian pengujian
efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat seharusnya
dilakukan setelah pengujian kandungan informasi.
3) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat atau pengujian
terhadap informasi privat (test for private information)
Pengujian ini untuk menjawab pertanyaan apakah investor
mempunyai informasi privat yang tidak terefleksikan ke harga
sekuritas. Terdapat permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar
bentuk kuat yaitu pada informasi privat yang akan diuji merupakan
informasi yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Oleh karena
itu, pengujian ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan
menggunakan proksi. Proksi merupakan Return yang diperoleh oleh
corporate insider dan Return yang diperoleh oleh portofolio
reksadana. Alasanya ada corporate insider dan reksadana dianggap
mempunyai informasi privat di dalam perdagangan sekuritas.
2.1.7 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa Return realisasi yang sudah terjadi atau Return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa yang akan datang.
Jogiyanto (2000), mendefinisikan Return realisasi sebagai Return yang
-
23
telah terjadi yang dapat dihitung berdasarkan data historis. Sedangkan
Return ekspektasi adalah Return yang diharapkan akan diperoleh investor
di masa mendatang. Berbeda dengan Return realisasi, Return ekspektasi
sifatnya belum terjadi.
1) Return Realisasi
Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan
adalah return total (total return), return relatif (relative return), return
kumulatif (cumulative return), dan return disuaikan (adjusted return)
(Jogiyanto 2000).
a.) Return Total
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut
dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain(loss) dan
yield sebagai berikut :
Return = Capital gain (loss) + Yield(1)
Capital gain atau capital loss adalah selisih dari harga investasi
sekarang relatif dengan periode yang lalu dan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Capital Gain atau Capital Loss = P
PP
1it
1itit
................................(2)
dimana
Pit = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t
Pit-1 = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t-1.
-
24
b.) Return Relatif
Return total dapat bernilai negatif atau positif. Kadangkala, untuk
perhitungan tertentu, misalnya rata-rata geometrik yang
menggunakan perhitungan pengakaran dibutuhkan suatu return
yang bernilai positif. Return relatif dapat dihitung dengan
menambahkan nilai 1 terhadap nilai return total sebagai berikut :
1P
D1PPReturn Relatif
1t
ttt+
+=
..(3)
dimana
Pit = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t
Pit-1 = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t-1. Dt = dividen periodik yang dibayarkan.
c.) Return Kumulatif
Return total mengukur perubahan kemakmuran yaitu perubahan
harga dari saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang
diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan
kekayaan dari kekayaan sebelumnya. Return total hanya mengukur
perubahan kemakmuran pada saat waktu tertentu saja, tetapi tidak
mengukur total dari kemakmuran yang dimiliki. Untuk mengetahui
total kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif dapat digunakan
IKK (Indeks Kemakmuran Kumulatif) mengukur akumulasi semua
return mulai dari kemakmuran awal (KK0) yang dimiliki sebagai
berikut:
IKK = KK0(1+R1)(1+R2)..(1+Rn).(4)
-
25
Dimana :
IKK = Indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode
pertama sampai ke n,
KK0 = kekayaan awal, digunakan nilai Rp 1.
Rt = return periode ke-t, mulai dari awal periode (t=1)
sampai ke akhir periode (t=n).
d.) Return Disesuaikan
Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal yang hanya
mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak mempertimbangkan
tingkat daya beli dari nilai uang tersebut. Untuk
mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuikan dengan
tingkat inflasi yang ada. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
1IF)(1
R)(1RIA
+
+=
....(5)
dimana : RIA = return disesuaikan dengan tingkat inflasi,
R = return nominal,
IF = tingkat inflasi.
2) Return Ekspektasi
Return ekspektasi merupakan Return yang harus diestimasi,
sementara Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2000),
mengestimasi Abnormal Return dengan menggunakan model estimasi,
mean adjusted model, Market Model, dan Market Adjusted Model.
(1) Mean adjusted model
Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) ini
menganggap bahwa Return ekspektasi bernilai konstan yang sama
dengan rata-rata Return realisasi sebelumnya selama periode
-
26
estimasi (estimation period). Formula yang digunakan untuk
menghitung Return ekspektasi adalah sebagai berikut:
E(Rit) = T
Rt2
t1j
ji,=
...........................................................(6)
dimana:
E(Ri,t) = Return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode
peristiwa ke-t
Ri,j = Return realisasi saham ke-i pada periode estimasi ke-t
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai t2.
Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode
sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period)
disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa
(event -windows),
(2) Market Model
Menurut Jogiyanto (2000), perhitungan Return ekspektasi dengan
model pasar (Market Model) dilakukan dengan 2 tahap, yaitu (1)
membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi
ini untuk mengestimasi Return ekspektasi di periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik
regresi OLS (ordinary least square) dengan persamaan :
..(7).............................................................RR ijMjiiij ++=
Dimana :
Rij = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi
ke-j.
i = intercept untuk sekuritas ke-i
-
27
i = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas
ke-i
RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
ij = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode
estimasi ke-j
Persamaan regresi di atas jika digunakan untuk mengestimasi
Return ekspektasi untuk periode ke-t, maka menjadi model-model
estimasi sebagai berikut :
).E(R)E(R mtiiit += ...........................................................(8)
Dalam model ekspektasi ini, nilai E(Rmt) yang digunakan adalah
nilai Rmt. E(Rit) = i + i. E(Rmt).
(3) Market Adjusted Model
Model disesuaikan pasar (Market Adjusted Model) menganggap
bahwa pendugaan yang terbaik untuk mengestimasi Return suatu
sekuritas adalah Return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan
menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan periode
estimasi untuk membentuk model estimasi, karena Return
sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan Return indeks
pasar. Perhitunngan return ekspektasi dengan metode market
adjusted model dilakukan sebagai berikut.
E(Rit) = IHSG
IHSGIHSG
1it
1itit
................................................(9)
Dimana:
E(Rit) = Return Ekspektasi sekuritas-i pada hari ke-t
IHSGit = Indeks Harga Saham Gabungan Saham Gabungan
pada hari ke-t
-
28
3) Abnormal Return
Studi peristiwa menganalisis Abnormal Return dari sekuritas yang
mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal
Return atau excess Return merupakan kelebihan dari Return normal.
Return normal merupakan Return ekspektasi (Return yang diharapkan
oleh investor). Dengan demikiaan Abnormal Return adalah selisih
antara Return sesungguhnya yang terjadi dengan Return ekspektasi.
Jogiyanto (2000), menyatakan Abnormal Return dengan notasi sebagai
berikut:
RTNit = Rit - E(Rit)....................................................................(10)
dimana:
RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) sekuritas ke-i
pada periode ke-t
Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i
pada periode ke-t
E(Rit) = Return ekspektasi sekuritas ke-I pada periode peristiwa
ke-t
4) Rata-rata Abnormal Return
Pengujian adanya Abnormal Return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas, tetapi dilakukan secara aggregate dengan menguji rata-rata
Abnormal Return seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap
hari di periode peristiwa. Rata-rata Return tidak normal (average
Abnormal Return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata
aritmatika (jogiyanto 2000) sebagai berikut:
-
29
K
RTNk
1iRTN
it
it
== ....................................................................(11)
dimana:
itRTN = rata-rata Abnormal Return (average Abnormal Return)
pada hari ke-t
RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) saham ke-i
pada hari ke-t
K = jumlah saham yang terpengaruh oleh pengumuman
peristiwa.
5) Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return
Pengujian statistik terhadap return tidak normal mempunyai tujuan
untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada di periode
peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return
tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk
kabar baik dan negatif untuk kabar buruk). Pengujian-t (t-test) digunakan
untuk maksud ini. Teknis dari pengujian dalam penelitian ini adalah
membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Kemudian t-hitung diperoleh
dengan membagi Abnormal Return rata-rata dengan Kesalahan Standar
Estimasi. Penjabaran langkah-langkah tersebut tertera di bawah ini :
1.) Menghitung Kesalahan Standar Estimasi
Perhitungan kesalahan standar estimasi ada tiga jenis (jogiyanto
2000) yaitu:
-
30
a. Kesalahan Standar Estimasi Berdasarkan Rata-rata
Return Periode Estimasi.
Cara ini dilakukan untuk menghitung kesalahan standar
estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai rata-
rata returnnya selama periode estimasi dan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
( )
2T1
RR
KSE
t2
t1j
2
jij
i
=
=
..................................................(12)
Dimana :
KSEi = Kesalahan Standar Estimasi Untuk sekuritas
ke-i
Rij = Return sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama
periode estimasi.
Rj = Rata-rata return sekuritas ke-i selama periode
estimasi
b. Kesalahan Standar Estimasi Berdasarkan Prediksi
Return Periode Estimasi
Cara ini dilakukan dengan menghitung kesalahan standar
estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai
estimasinya selama periode estimasi. Cara ini dirumuskan
sebagai berikut :
( )( )
2T1
RER
KSE
t2
t1j
2
ijij
i
=
=
............(13)
-
31
Dimana:
KSEi = Kesalahan Standar Estimasi untuk sekuritas ke-i
Rij = return sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama
periode estimasi.
E(Rij) = Estimasi return sekuritas ke-i untuk hari ke-j
selama periode estimasi.
T1 = jumlah hari di periode estimasi, yaitu dari hari
ke-t1 sampai dengan hari ke-t2.
c. Kesalahan Standar Estimasi Secara Cross-section
Cara ini dihitung dengan menghitung kesalahan standar
estimasi didasarkan pada deviasi standar return-return tidak
normal dari k-sekuritas secara cross-section untuk setiap hari
di periode peristiwa. Cara ini lebih tepat digunakan untuk
model market adjusted model karena hanya menggunakan
periode peristiwa dan tidak menggunakan periode estimasi.
Cara ini dirumuskan seperti berikut :
( )
( ) k1
1k
RTNRTN
KSE
k
1i
2
it
t
==
.....(14)
Dimana :
KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di
periode peristiwa.
RTNit = return standar estimasi untuk hari ke-t di periode
peristiwa.
RTN = rata-rata return tidak normal k-sekuritas untuk
hari ke-t di periode peristiwa.
k = jumlah sekuritas
-
32
2.) Menentukan t-hitung
Menurut buku Teori Portfolio dan Analisi Investasi karya
Jogiyanto (2000) t-hitung dihitung dengan cara :
tKSE
RTNt t
t=...................................................................(15)
dimana:
tt = t- hitung untuk masing-masing hari ke-t di periode
peristiwa.
tRTN = Rata-rata Abnormal Return sekuritas untuk hari ke-t di
periode peristiwa.
KSEt = Kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode
peritiwa
Tahap selanjutnya adalah membandingkan hasil antara t-hitung
dengan t-tabel.
2.1.8 Reaksi Pasar
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari
sekuritas bersangkutan. Reaksi pasar umumnya diukur dengan
menggunakan Abnormal Return. Abnormal Return merupakan selisih
antara Actual Returnatau tingkat pengembaliansebenarnya dengan
predicted Return atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para
investor. Jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, maka tidak
dapat disimpulkan dengan mudah bahwa suatu pasar adalah efisien
setengah kuat bentuk informasi. Tidak menimbulkan suatu Abnormal
Returndapat berati bahwa para investor tidak bereaksi atau tidak ada
reaksi pasar, karena reaksi oleh para investor terhadap informasi yang
baru ditunjukkan oleh Abnormal Return ini (Hartono, 2008).
-
33
Berbagai penelitian telah dilakukan dalam format penelitian event
study baik dari dalam maupun dari luar negeri. Penelitian-penelitian
tersebut seperti tertera di bawah ini :
1) Penelitian yang dilakukan oleh Hall dan Kenjegaliev dari University of
Leicester, UK (2009) yang berjudul : Effect of oil price changes on the
price of Russian and Chinese oil shares. Penelitian ini merupakan event
study tentang pengaruh harga minyak terhadap harga saham di Negara
China dan Russia. Hasil dari penelitian ini adalah fluktuasi harga minyak
mempengaruhi perubahan harga saham. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang sedang dilakukan adalah merupakan sama-sama
penelitian tentang event study yang menggunakan t-test dan sama-sama
menguji efisiensi pasar melalui perhitungan Abnormal Return.
Perbedaannya terletak pada objek penelitian. Perbedaan yang lain terdapat
pada metode penelitian dimana penelitian ini menggunakan Market
Model sedangkan penelitian yang sedang dilakukan menggunakan Mean
Adjusted Model. Penelitian ini memiliki waktu pengamatan sebanyak 41
hari sedangkan penelitian yang sedang dilakukan memiliki periode
pengamatan sebanyak 7 hari.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Oberndorfer and Ziegler (2006) yang
berjudul : Environmentally Oriented Energy Policy and Stock Returns: An
Empirical Analysis. Penelitian ini menganalisis pengaruh dari regulasi
lingkungan pada Return saham perusahaan jerman dengan menggunakan
metodologi event study. Hasil penelitian ini adalah tidak terbukti bahwa
-
34
tidak ada dampak negatif dari regulasi tersebut terhadap pasar saham di
jerman dan terdapat Abnormal Return yang tidak signifikan. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama
merupakan event study yang menguji reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa. Dan perbedaannya terletak pada objek penelitian dan periode
waktu pengamatan dimana penelitian ini memiliki 31 hari pengamatan.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Kim, Nam dan Wynne (2009) yang
berjudul: An event study approach to shocks in gold prices on hedged and
non-hedged gold companies. Penelitian ini menguji seberapa besar
perubahan harga emas akan mempengaruhi tingkat Abnormal Return
saham perusahaan pertambangan emas yang dihedging dan yang tidak
dihedging. Penelitian ini menggunakan metodologi Seemingly Unrelated
Regression (SUR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang
menggunakan hedging memiliki tingkat sensitifitas jangka panjang yang
lebih rendah terhadap perubahan harga emas dan mendapatkan tingkat
Abnormal Return yang lebih rendah karena posisi hedging mereka.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang diteliti adalah
sama-sama merupakan event study yang menguji Abnormal Return
sedangkan perbedaanya terletak pada metodologi penelitian dimana
penelitian ini menggunakan metode Seemingly Unrelated Regression
(SUR) sedangkan penelitian yang sedang dilakukan menggunakan T-Test.
4) Penelitian yang dilakukan oleh Kumar dan Seema (2009) yang berjudul :
Modelling the impact of oil prices on Vietnams stock prices. Penelitian
-
35
ini menggunakan metodologi long-run elasticities yaitu menguji pengaruh
2 variabel dalam jangka waktu yang relatif panjang yaitu tahun 2000
2008. Hasil dari penelitian ini yaitu harga minyak dan harga saham
memiliki korelasi dalam jangka waktu yang panjang. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama
menguji pengaruh perubahan harga minyak terhadap harga saham dan
perbedaannya terletak pada periode pengamatan dan metodologi
penelitian.
5) Penelitian yang dilakukan oleh Schmidbauer & Kalayco (2008) yang
berjudul : Crude Oil And Oil-Related Turkish Company Stocks: a
Volatility Analysis. Penelitian ini adalah penelitian jangka panjang (1995-
2007) dengan menggunakan metode bivariate asymmetric quadratic
GARCH model dengan tujuan menguji fluktuasi harga minyak terhadap
harga saham. Penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh yang
signifikan. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang dampak perubahan
harga minyak terhadap harga saham dan perbedaannya terletak pada
metodelogi penelitiannya.
6) Penelitian yang dilakukan oleh Beverley (2007) yang berjudul : Stock
Market Event Studies And Competition Commission Inquiries. Penelitian
ini adalah penelitian yang memiliki formatevent study dengan metodologi
cumulative Abnormal Return (CAR). Namun hasil dari penelitian ini tidak
menemukan Abnormal Return yang signifikan pada periode peristiwa.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan merupakan
-
36
sama-sama event study. Penelitian ini berbeda dari penelitian yang sedang
dilakukan dalam hal metodologi yaitu menggunakan cumulativeAbnormal
Return (CAR). Sedangkan penelitian yang sedang dilakukan
menggunakan uji t-test untuk menguji perbedaan data.
7) Penelitian yang dilakukan oleh Elnaby (1998) yang berjudul : The Oil
Stock Market Reaction To The Gulf War. Penelitian ini menguji dampak
dari invansi Irak terhadap Kuwait dan perang teluk Persia. Hasil dalam
penelitian ini memberi bukti empiris bahwa produksi OPEC
mempengaruhi rata-rata indeks bulanan dari perusahaan minyak
international. Rata-rata harga saham perusahaan minyak international
berbeda secara signifikan pada bulan agustus 1991. Penelitian ini adalah
termasuk penelitian event study sama seperti penelitian yang sedang
diteliti. Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang diteliti
terletak pada objek penelitiannya.
8) Penelitian yang dilakukan oleh Pronayuda (2006) yang berjudul : Analisis
Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Pengumuman Kabinet Indonesia
Bersatu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat reaksi pasar modal
terhadap suatu event politik yang berskala nasional yaitu peristiwa
pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dibawah pimpinan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2004 melalui
pendekatan harga saham dan volume perdagangan saham ditinjau dari
ukuran perusahaan. Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study)
terhadap 30 perusahaan dengan market kapitalisasi besar dan 30
-
37
perusahaan dengan market kapitalisasi kecil melalui pendekatan harga
saham dan volume perdagangan. Hasil penelitian melalui pendekatan
harga saham menunjukkan bahwa pasar modal tidak bereaksi terhadap
peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Sedangkan hasil
penelitian melalui pendekatan volume perdagangan menunjukkan bahwa
hanya perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar yang bereaksi
terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu.
9) Penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2004) yang berjudul : Studi
Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004
Pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini ada penelitian event studi dengan
menggunakan uji t-test. Diperoleh hasil dimana volume perdagangan pada
saat dan setelah pemilihan umum memiliki tingkat signifikansi dimana t
hitung dari t-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar breaksi
terhadap peristiwa. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 9 hari. Pada dasarnya penelitian ini sama dengan penelitian
yang sedang dilakukan yaitu sama-sama merupakan event studi yang pada
akhirnya akan memperoleh Abnormal Return namun perbedaannya
terletak pada objek perisiwa dan pada periode pengamatan.
10) Penelitian yang dilakukan oleh Pham Vu Thang Long (2008) yang
berjudul : Abnormal Returns After Large Stock Price Changes: Evidence
From The Vietnamese Stock Market. Penelitian ini meneliti tentang
Abnormal Return setelah perubahan harga saham besar-besaran di bursa
efek Vetnam. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Market
-
38
Modeldengan panjang rentang pre event windows 100 hari, event windows
41 hari dan post event windows 100 hari. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terjadi reaksi berlebihan baik terhadap berita baik maupun berita
buruk. Diperoleh nilai Abnormal Return yang signifikan secara statistik.
11) Penelitian yang dilakukan oleh Marco Klinge (2005) yang berjudul :
Abnormal Returns in the Vicinity of Insider Transaction : The Case Of
Germany. Penelitian ini meneliti tentang Abnormal Return yang terjadi
dalam kasus insider transaction di Jerman. Penelitian ini menggunakan
metodelogi Market Model dengan 4.273 pengamatan dari 1 juli 2002
sampai 30 juni 2004. Hasil dari penelitian ini dimana ditemukan
Abnormal Return yang signifikan.
12) Penelitian yang dilakukan oleh Raja dan Sudhahar (2010) yang berjudul :
An Empirical Test Of Indian Stock Market Efficiency in respect Of Bonus
Announcement. Penelitian ini menguji kandungan informasi dalam
peristiwa pengumuman pemberian bonus di bursa saham India dengan
menguji tingkat Abnormal Return. Metode yang dipakai adalah sama
dengan penelitian yang sedang dilakukan yaitu menggunakan metode
Market Adjusted Model. Sampel yang digunakan berjumlah 43 sampel.
Periode pengamatan berjumlah 31 hari. Hasil yang diperoleh adalah
secara statistik pasar bereaksi terhadap pengumuman pemberian bonus di
beberapa perusahaan yang listing di bursa efek India.
13) Penelitian yang dilakukan oleh Shahid, Xinping, mahmood, dan Usman
(2010) yang berjudul : Announcement Effect of Seasoned Equity Offering
-
39
In China. Penelitian ini mempunyai periode yang panjang yaitu 1998-
2008 yang menguji reaksi harga saham terhadap pengumuman Right
Issue di china. Penelitian ini merupakan event study, sama seperti
penelitian yang sedang dilakukan namun penelitian ini menggunakan
Market Model. Penelitian ini menggunakan periode estimasi jendela
peristiwa sebanyak 190 hari, jendela peristiwa 21 hari. Hasil dari
penelitian ini adalah dimana Right issue diasosiasikan dengan reaksi pasar
yang positif sementara Public Offering memberikan signal yang negatif
pada pasar.
14) Penelitian yang dilakukan oleh Cooney, Finn dan Carl (2004) yang
berjudul : Australian Divestiture Activity: An Examination Of Gains To
Sell-Off Anouncement.Penelitian ini termasuk event study yang
menggunakan metode Market Adjusted Model, sama seperti penelitian
yang sedang dilakukan namun penelitian ini memiliki 11 hari periode
pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Abnormal Return yang
signifikan hanya terjadi pada t0 dan t+1.
15) Penelitian yang dilakukan oleh Cape Hart dan Aaron (1995) yang
berjudul : Diversity Management Recognition And The Impact On Stock
Price Valuation. Penelitian ini termasuk jajaran penelitian Event study
dengan jumlah sampel sebanyak 50 sampel dengan jumlah periode
pengamatan 250 pengamatan. Penelitian ini menggunakan metode Market
Adjusted Model. Hasil dari penelitian ini adalah dimana terdapat reaksi
pasar yang signifikan positif pada peristiwa tersebut.
-
40
16) Penelitian yang dilakukan oleh Chou, Ni dan Wang (2005) yang berjudul :
Empirical Study On Jump Diffusion Of Taiwan 50 Index Constituent
Stock Price. Penelitian ini menginvestigasi apakah terdapat Abnormal
Return pada Taiwan 50 Index setelah harga saham mereka menunjukkan
pola Jump Diffution . periode estimasi berjumlah 150 hari sedangkan
periode peristiwa berjumlah 11 hari. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Market Model. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat Abnormal Return yang signifikan yang dihasilkan oleh peristiwa
tersebut.
17) Penelitian yang dilakukan oleh Karacaer dan Ozek (2009) yang berjudul :
How Do Firm Charactheristic Affect The Market Reaction To Investment
Announcement: ISE Case. Penelitian ini menguji reaksi pasar terhadap
pengumuman investasi perusahaan dan karakteristik perusahaan yang
dapat menjelaskan dan arah reaksi tersebut. Data dibandingkan secara
cross-border pengumuman investasi yang dibuat oleh perusahaan yang
listing di Istambul Stock Exchange sepanjang 2003-2007. Reaksi pasar
diukur dengan Abnormal Return dalam periode pengamatan. Abnormal
Return setelah hari peristiwa adalah positif dan secara statistik signifikan
yang mengindikasikan terdapat reaksi pasar pada peristiwa tersebut.
Metodelogi yang digunakan adalah Market Adjusted Model.
18) Penelitian yang dilakukan oleh Obi, Surujlal dan Okubena (2010) yang
berjudul : South African Equity Market Reaction To The 2010 World Cup
Announcement. Penelitian ini menguji dampak pengumuman
-
41
ditetapkannya Afrika Selatan sebagai tuan rumah piala dunia 2010
terhadap perolehan Abnormal Return di Bursa Efek Afrika Selatan.
Penelitian ini menggunakan metode Market Model. Hasil penelitian
menunjukkan tidak terdapat Abnormal Return yang signifikan.
19) Penelitian yang dilakukan oleh Marie (2007) yang berjudul : The Impact
Of Terorist Attacks On Financial Markets.Penelitian ini menguji reaksi
pasar di bursa efek Amerika terhadap peristiwa serangan teroris 2001 di
gedung WTC. Metodelogi yang digunakan adalah Market Adjusted
Model. Hasil penelitian menunjukkan terdapat reaksi pasar yang
signifikan dalam peristiwa tersebut.
20) Penelitian yang dilakukan oleh Hunton, Reck dan Hayes (1999) yang
berjudul : The Markets Reaction to Information Systems Outsourcing
Announcement. Tujuan penelitian ini adalah menguji reaksi pasar
terhadap pengumuman perusahaan untuk menggunakan tenaga
Outsourcing dalam sistem informasinya. Penelitian ini menggunakan
metodelogi Market Adjusted Model. Terdapat Abnormal Return yang
signifikan sehari setelah pengumuman peristiwa.
-
42
BAB III
KERANGKA BERFIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berfikir
Kerangka Berfikir yang melandasi penelitian ini adalah reaksi pasar
terhadap kebijakan pemerintah terkait dengan penurunan harga Bahan
Bakar Minyak. Tentunya dengan adanya kebijakan pemerintah berkaitan
dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak ini, investor sangat
mengharapkan mendapatkan Abnormal Return yang positif. Secara teori,
Abnormal Return yang positif dari adanya pengumuman penurunan harga
Bahan Bakar Minyak ini dapat terealisasi apabila investor menyakini
bahwa kebijakan ini mengandung informasi yang positif.
3.2 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian pustaka, Landasan Teori, serta penelitian
terdahulu dapat disusun kerangka konseptual seperti gambar 3.1 di bawah
ini:
-
43
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Studi Teoritik : - Investasi
- Pasar Modal Efisien
- Return Saham
- Return Realisasi
- Return Ekspektasi
- Mean Adjusted model
- Market Model
- Market Adjusted model
- Abnormal return
StudiEmpirik penelitian yang dilakukan oleh :
- Hall dan Kenjegaliev
- Oberndorfer and Ziegler
- Kim, Nam dan Wynne
- Kumar dan Seema
- Schmidbauer & Kalayco
- Beverley
- Elnaby
- Pronayuda
- Anwar
- Pham Vu Thang Long
- Marco Klinge
- Raja dan Sudhahar
- Shahid, Xinping, mahmood, dan
Usman
- Cooney, Finn dan Carl
- Cape Hart dan Aaron
- Chou, Ni dan Wang
- Karacaer dan Ozek
- dll
PeriodePeristiwa (7 Hari)
Expected Return
(Market Adjusted Model)
Actual return
Abnormal Return Pada Periode Peristiwa Penurunan Harga BBM
Kecepatan
Reaksi
Kondisi efisiensi Pasar Periode
Peristiwa
Simpulan Dan Saran
PERISTIWA PENURUNAN
HARGA BBM
-
44
Berdasarkan Gambar 3.1 diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini
dirancang dalam bentuk eksplanasi yang menjelaskan pokok bahasan
tentang dampak Pengumuman Penurunan Harga BBM terhadap reaksi
pasar di Bursa Efek Indonesia, untuk memperoleh gambaran yang utuh
tentang bahasan tersebut, penelitian ini beranjak dari kajian Empiris dan
Teoritis yang menjadi acuan peneliti dalam menjelaskan dampak dari
peristiwa tersebut. Telah dilakukan berbagai penelitian tentang studi
peristiwa seperti tertera di atas yaitu : Hall dan Kenjegaliev, Oberndorfer
and Ziegler, Kim, Nam dan Wynne, Kumar dan Seema, Schmidbauer &
Kalayco, Beverley, Elnaby, Pronayuda, Anwar, Pham Vu Thang Long,
Marco Klinge, Raja dan Sudhahar, Shahid, Xinping, mahmood, dan Usman,
Cooney, Finn dan Carl, Cape Hart dan Aaron, Chou, Ni dan Wang,
Karacaer dan Ozek, dll
Teori-teori yang mendasari penelitian ini antara lain : konsep
mengenai Pasar Modal Efisien, Return Saham, Return Realisasi, Return
Ekspektasi dan Abnormal Return.
Berdasarkan kajian empiris dan teoritis, selanjutnya disusun kerangka
konseptual yang menjelaskan hubungan antar variabel penelitian. Dalam
penelitian ini pengukuran variabel expected Return saham dilakukan
dengan metode Market Adjusted Model yaitu menggunakan index pasar,
selanjutnya hasil expected Return dibandingkan dengan Actual Return
yang terjadi dan selisihnya akan menghasilkan Abnormal Return.
Kecepatan reaksi yang terjadi pada periode peristiwa digunakan untuk
-
45
menentukan kondisi efisiensi pasar, berdasarkan hasil analisis statistik
selanjutnya dibuat simpulan dan saran.
3.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Bahwa kebijakan pemerintah dalam pengumuman penurunan harga BBM
12 januari 2009 memberikan pengaruh signifikan terhadap reaksi pasar di
Bursa Efek Indonesia dalam bentuk perolehan Abnormal Return.
Penurunan harga BBM diharapkan dapat menekan biaya produksi
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia sehingga laba perusahaan
menjadi meningkat dan itu dapat meningkatkan deviden yang diperoleh
oleh investor sehingga investor diharapkan bereaksi terhadap kebijakan
tersebut.
-
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang dalam bentuk rancangan penelitian
eksplanatori atau deskriptif yang menjelaskan tentang pokok bahasan
tentang reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah
pengumuman penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk
memperoleh gambaran utuh mengenai bahasan tersebut, penelitian ini
dimulai dari data yang telah dikumpulkan meliputi harga saham harian,
IHSG harian, dan tanggal pengumuman penurunan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM). Tanggal pengumuman penurunan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) dalam penelitian ini ditandai dengan t=0 (tanggal 12
Januari 2009) dalam periode peristiwa atau window event period. Kurun
waktu observasi yaitu tiga hari sebelum hari pengumuman, pada hari
pengumuman, dan tiga hari setelah hari pengumuman penurunan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan selanjutnya ditransfomasikan ke dalam
angka-3,-2,-1,0,1,2,3.
4.2 Variabel Penelitian
4.2.1 Identiflkasi Variabel Penelitian
Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:
46
-
47
1) Abnormal Return
4.2.2 Definisi Operasional Variabel
Untuk kepentingan teknis dan menghindari multitafsir, maka perlu
pendefinisian secara operasional pada variabel yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Abnormal Return
Return tidak normal atau Abnormal Return merupakan selisih
antara Return yang sesungguhnya terjadi dengan Return ekspektasi
selama tujuh hari peristiwa (tiga hari sebelum hari pengumuman,
tiga hari setelah hari pengumuman, dan satu hari pada tanggal
pengumuman penurunan harga Bahan Bakar Minyak) di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009.
4.3 Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang
sudah dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa oleh pihak lain yaitu dari
publikasi Yahoo Finance. Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah
berupa data kuantitatif yang meliputi harga saham harian, IHSG Harian
dari sampel perusahaan di BEI tahun 2009.
Penelitian ini mempergunakan data Indeks Harga Saham Gabungan
serta data perdagangan saham harian. Populasi Adalah keseluruhan emiten
yang terdaftar di BEI pada periode peristiwa yaitu tahun 2009 yang
berjumlah 396 emiten . jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin
-
48
(dalam buku Sugiyono) karena populasi berdistribusi normal dan jumlah
populasi dapat dihitung. Rumus Solvin dihitung dengan notasi:
2Ne1
Nn
+= ......................................................................(16)
Diamana :
n = Jumlah sampel
N = ukuran Populasi
E = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir (5%)
berdasarkan hasil perhitungan Rumus Solvin maka diperoleh jumlah
sampel sebesar 199 emiten. Penarikan sampel dilakukan dengan metode
accidental sampling yaitu dengan mengambil sampel dengan kebetulan
sampel mana yang muncul di yahoo finance, teknik ini digunakan karena
tak diperlukan kriteria khusus dalam penarikan sampel dan semua saham
mempunyai tingkat nilai yang sama.
4.4 Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah sehingga dapat
dibandingkan antara t-hitung dengan t-tabel untuk menentukan ada atau
tidaknya Abnormal Return yang signifikan dalam peristiwa tersebut.
Tahapan-tahapan metode analisis data tertera seperti di bawah:
4.5 Tahapan Perhitungan Abnormal Return
Abnormal Return adalah selisih antara return realisasi dan return
ekspektasi. Penjabaran perhitungan return realisasi, return ekspektasi,
abnormal return dan rata-rata abnormal return tertera seperti di bawah
ini.
-
49
4.5.1 Menghitung Return Realisasi
Return Realisasi adalah return nyata yang terjadi pada masing-
masing saham di Bursa Efek Indonesia. Metode perhitungan return
realisasi yang digunakan adalah return total yaitu dengan menggunakan
capital gain(loss) saja karena terdapat keterbatasan waktu dan dana untuk
mendapatkan data tentang Yield. Return Realisasi dihitung dengan
mengurangi harga pada suatu hari (Pt) dengan harga hari sebelumnya (Pt-1)
kemudian membagi hasilnya dengan harga sebelumnya (Pt-1). Return
realisasi dihitung sebagai dasar dari perhitungan abnormal return. Return
Realisasi dihitung dengan rumus (2) yaitu :
Capital Gain atau Capital Loss = P
PP
1it
1itit
dimana
Pit = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t
Pit-1 = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t-1
4.5.2 Menghitung Return Ekspektasi
Perhitungan return ekspektasi dalam penelitian ini menggunakan
market adjusted model karena merupakan cara yang singkat dan simpel
karena tidak memerlukan periode estimasi. Model disesuaikan pasar
(Market Adjusted Model) menganggap bahwa pendugaan yang terbaik
untuk mengestimasi Return suatu sekuritas adalah Return indeks pasar
pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini maka tidak perlu
menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena
Return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan Return indeks pasar.
-
50
Perhitungan return ekspektasi dilakukan sebagai dasar dari perhitungan
abnormal return.Return ekspektasi dihitung dengan rumus (9) yaitu :
E(Rit) = IHSG
IHSGIHSG
1it
1itit
Dimana:
E(Rit) = Return Ekspektasi sekuritas-i pada hari ke-t
IHSGit = Indeks Harga Saham Gabungan Saham Gabungan pada hari
ke-t
4.5.3 Menghitung Abnormal Return
Abnormal Return adalah selisih antara Return sesungguhnya yang
terjadi dengan Return ekspektasi. Abnormal return dihitung dengan rumus
(10) yaitu :
RTNit = Rit - E(Rit)
dimana:
RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) sekuritas ke-i
pada periode ke-t
Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i
pada periode ke-t
E(Rit) = Return ekspektasi sekuritas ke-I pada periode peristiwa
ke-t
4.5.4 Menghitung Rata-rata Abnormal Return
Rata-rata abnormal return dihitung dengan membagi abnormal
return dengan jumlah saham yang dijadikan sampel yaitu 199. Rata-rata
abnormal return dihitung sebagai dasar dari perhitungan Kesalahan
Standar Estimasi. Rata-rata abnormal return dihitung dengan rumus (11)
yaitu:
-
51
K
RTNk
1iRTN
it
t
==
dimana:
tRTN = rata-rata Abnormal Return (average Abnormal Return)
pada hari ke-t
RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) saham ke-i
pada hari ke-t
K = jumlah saham yang terpengaruh oleh pengumuman
peristiwa.
4.6 Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return
Pengujian statistik terhadap Abnormal Return bertujuan untuk
mengetahui tingkat signifikansi Abnormal Return yang terjadi pada periode
peristiwa, dimana signifikansi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return
yang tidak sama dengan nol. (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar
yang buruk) . Teknis dari penelitian ini adalah dengan menghitung t-hitung dan
kemudian membandingkannya dengan t-tabel. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan tahapan sebagi berikut :
4.6.1 Menghitung Kesalahan Standar Estimasi
Metode perhitungan Kesalahan Standar Estimasi (KSE) dalam penelitian
ini menggunakan cara yang ketiga yaitu cross-section karena dimulai dengan
melakukan perhitungan kesalahan standar estimasi langsung diperiode peristiwa
dan tidak menggunakan periode estimasi. Cross-section merupakan cara yang
paling cocok digunakan untuk penelitian yang menggunakan metode perhitungan
return ekspektasi yang menggunakan market adjusted model.. KSE dihitung
sebagai dasar