The Journal of Pelita Nusa
Transcript of The Journal of Pelita Nusa
The Journal of Pelita Nusa
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH
NAQSYABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP
AKHLAK MAHASISWA
Sally Badriya Hisniati
STEI LPPM Padalarang Bandung Barat
Email: [email protected]
ABSTRAK
Secara universal mahasiswa adalah seorang yang memiliki kedudukan dan
fungsi sangat mulia, sebagai agent of change, moral force, social control dan
self efficacy. Karena memiliki tanggung jawab secara intelektual, maka
program bimbingan sangat menentukan keberhasilan mahasiswa menjadi
masyarakat yang siap berkontribusi terhadap keberlangsungan
kesejahteraan dan kemajuan bangsa dalam berbagai sektor. Adapun tujuan
penelitian ini yaitu untuk menguji hipotesis dan mengetahui 1) program
bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya pada
mahasiswa, 2) upaya meningkatkan akhlak positif mahasiswa, dan 3)
pengaruh bimbingan Ajaran TQN Suryalaya pada mahasiswa di Institut
Agama Islam dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Pondok
Pesantren Suryalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode korelatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Pengambilan sampel
dari populasi mahasiswa tingkat akhir yang melibatkan sampel sebanyak
183 mahasiswa dari total mahasiswa tingkat akhir sebanyak 338 orang, 136
mahasiswa Institut Agama Islam dan 47 mahasiswa Sekolah Tinggi Latifah
Mubarokiyah. Teknik pengumpulan data menggunakan angket berskala
Likert. Teknik analisis data menggunakan korelasi pearson product moment,
uji determinasi, uji signifikansi, dan uji regresi. Ajaran TQN Suryalaya
memiliki beberapa pengamalan ajaran pokok yaitu melakukan amalan dzikir,
khataman, manaqib, qiyamul lail dan ziarah. Selain itu terdapat pengamalan
dari segi prilaku (akhlak) seperti akhlak kepada Allah, akhlak kepada mursyid,
akhlak kepada sesama, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada lingkungan
serta bagaimana menanamkan sikap muraqabah. Adapun pengaruh Ajaran
TQN Suryalaya dapat memberi pengaruh positif terhadap kehidupan sosial
dimasyarakat, yang meliputi dua aspek yaitu dalam kehidupan keagamaan
dan kehidupan sosial. Dengan memunculkan prilaku dan sikap yang baik,
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 2 of 23
mentaati norma-norma yang ada, menjalin hubungan yang harmonis dalam
bermasyarakat dan berkebangsaan. Hasil penelitian menunjukkan deskripsi
bimbingan Ajaran TQN Suryalaya berkategori baik sebesar 75,69 %.
Deskripsi akhlak mahasiswa di Institut Agama Islam dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
berkategori baik sebesar 74,30 %. Bimbingan ajaran TQN Suryalaya
berkorelasi kuat dan positif terhadap akhlak mahasiswa dengan koefiisien
korelasi 0,652 dan koefisien determinasi 0,452. Artinya, peningkatan kualitas
bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya akan diikuti
dengan akhlak mahasiswa. Dan sebaliknya penurunan kualitas bimbingan
Ajaran TQN Suryalaya akan diikuti dengan akhlak mahasiswa sebesar 45,2%.
Kata Kunci: Bimbingan, Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah, Akhlak
ABSTRACT
Universally a student is someone who has a very noble position and function,
as an agent of change, moral force, social control and self-efficacy. Since
they have an intellectual responsibility, the guidance program will determine
the success of the student be in a society that is ready to contribute to the
sustainability of the nation's welfare and progress in various sectors. The
purpose of this study is to test the hypothesis and find out 1) the guidance
program on the teachings of the Suryalaya Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN)
Order to students, 2) efforts to improve the positive character of students
and 3) the influence of TQN Suryalaya Teaching guidance to students at the
Institute of Islamic Religion and Institute of Economic Science of Latifah
Mubarokiyah at the Islamic Boarding School Suryalaya. This study uses a
quantitative approach with the correlative method. The sampling technique
used in this study is a simple random sampling technique. Sampling is taken
from a population of final semester students which involved a sample of 183
students from a total of 338 final semester students, 136 Islamic Institute
students and 47 Latifah Mubarokiyah Institute of Economic Science students.
The technique of data collection uses a Likert scale questionnaire; while the
technique for data analysis uses Pearson products of moment correlation,
determination test, significance test, and regression test. The TQN Suryalaya
teachings have some basic teachings, namely the practice of dhikr,
completion (khatam), virtues (manaqib), night prayer (qiyamul lail) and
pilgrimage. In addition there are practices in terms of behavior (morals) such
as morality to God, morality to teachers (morshed), morality to others,
morality to oneself, morality to the environment and how to instil the
attitudes of taking care of (muraqabah) conditions. The influence of the TQN
Suryalaya Teachings can have a positive influence on social life in the
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 3 of 23
community, which includes two aspects, namely in the religious life and
social life by bringing out good behaviour and attitudes, adhering to the
existing norms, establishing harmonious relationships in society and
nationality. The results of the study showed that the guidance of Suryalaya's
TQN Teaching was in the good category at 75.69%. The moral description of
students at the Islamic Institute of Religion and the Institute of Economic
Science of Latifah Mubarokiyah in Suryalaya Tasikmalaya Islamic Boarding
School is in good category at 74.30%. Guidance on the teachings of TQN
Suryalaya is strongly and positively correlated with the morals of students
with a correlation coefficient of 0.652 and a coefficient of determination of
0.452, which means that improving the quality of guidance in the Teaching
of the Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya Order will be followed by
positive student morals. And conversely, the decline in the quality of
guidance in Suryalaya's TQN Teaching will be followed by the student's
morality of 45.2%.
Keywords: Guidance, Tarëqat Qodiriyah Naqsyabandiyah, Morals.
PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan objek yang tidak dapat terpisahkan dalam
pengembangan potensi lembaga pendidikan tinggi. Ajaran Tarekat
Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya (TQNS), dijadikan sebagai muatan
lokal dalam kurikulum Akademik Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah
(IAILM) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah (STIELM)
Pondok Pesantren Suryalaya. Dalam hal tersebut, mahasiswa IAILM dan
STIELM, pada khususnya diberi bimbingan dan praktek-praktek amaliah.
Secara spesifik praktek-praktek amaliah merupakan implementasi
bimbingan mahasiswa (dengan ajaran TQNS), sebagai cara memupuk akhlak
positif mahasiswa. Tentunya agar mahasiswa memiliki tanggung jawab
sebagai generasi penerus bangsa dan negara sesuai dengan kedudukan
mahasiswa, yang memiliki intelektual dan fungsi yang sangat mulia, yaitu
sebagai agent of change (orang-orang yang mampu membawa dampak
positif), moral force (memiliki moral yang baik), social control (pengontrol
kehidupan social) dan self efficacy ( jiwa yg memiliki potensi secara kognitif).
Terutama secara filosofis bimbingan akhlak merupakan suatu upaya
untuk dapat memupuk manusia dalam hal ini mahasiswa IAILM dan STIELM
memiliki integrasi jasmani, rohani dan kalbu demi tercapainya hakikat
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 4 of 23
memanusiakan manusia (Ahmad Tafsir, 2010: 3). Sesuai dengan pendapat
Socrates dalam buku Ahmad Tafsir (2010: 3), bahwa ada dua macam tingkah
laku, yaitu tingkah laku mekanis yang ada pada binatang dan tingkah laku
rasional yang ada pada manusia.
Secara universal mahasiswa adalah seseorang yang memiliki
kedudukan yang baik dikalangan masyarakat karena intelektual dan
tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Namun
sangat disayangkan mahasiswa IAILM dan STIELM pada masa ini
peranannya sudah jauh dari hal tersebut diatas. Pada kenyataannya, walau
telah dibekali ajaran TQNS dalam Mata Kuliah Tasawuf, masih banyak
mahasiswa yang tidak menjalankan fungsinya baik secara hakikat (filosofis)
maupun secara syariat (undang-undang dan norma). Banyak diantaranya
bersikap apatis, bahkan lebih jauh melakukan tindakan-tindakan yang tidak
terpuji. Seperti berpakaian tidak islami, merokok, menggunakan narkotika
dan barang-barang terlarang (narkoba), kurang berdisiplin dalam beribadah,
bertutur kata tidak sopan, kurang memiliki kepedulian terhadap sesama,
bahkan ada yang pergi ke tempat hiburan malam dan sebagainya, yang
cenderung bersifat negatif.
Sementara dalam buku KHA. Shohibul Wafa Tajul Arifin, Tanbih dan
Azas dan Tujuan (1975: 37) implikasi implementasi akhlak positif menurut
pengamal (mahasiswa) Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok
Pesantren Suryalaya dapat dikatakan baik ketika dapat mengamalkan wasiat
Syeik Mubarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) Mursyid TQN Suryalaya,
dalam TANBIH (quote) yang intinya memiliki sikap dan tindakan positif
terhadap, perintah Agama dan Negara, orang yang lebih tinggi dari kita,
sesama yang sederajat dengan kita, odan rang yang keadaannya dibawah
kita (fakir miskin).
Sedangkan idealnya, implikasi akhlak melalui pendidikan yang
bermuatan nilai afektif. Pendidikan merupakan media paling efektif dalam
mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai termasuk nilai agama, nilai
pendidikan dan nilai budaya sebagai pengetahuan dan tuntunan hidup, baik
di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan
memiliki implikasi dan kontribusi positif bagi manusia dalam menemukan
hakikat dirinya sehingga bagi mahasiswa khususnya sebagai agent of
change (orang-orang yang mampu membawa dampak positif), moral force
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 5 of 23
(memiliki moral yang baik), social control (pengontrol kehidupan social) dan
self efficacy ( jiwa yg memiliki potensi secara kognitif), dapat menjadikan
kehidupannya lebih bermakna (Fadnil Al-Djamali, 1992: 19).
Implikasi akhlak yang diharapkan telah diamanatkan oleh Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 BAB II Pasal 3 (2003), yang
tertuang dalam tujuan pendidikan nasional, adalah “terbentuknya manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
dan bertanggung jawab”.
Tentunya dalam mewujudkan mahasiswa yang memiliki akhlak yang
positif (terpuji) perlu didukung oleh semua pihak, baik pimpinan perguruan
tinggi, dosen, staf administrasi dan masyarakat. Tanpa adanya kerjasama
yang baik dalam sistem terpadu tersebut maka tentu saja hasilnya tidak akan
baik lebih jauh mengecewakan semua pihak. Baik pihak yang terlibat secara
langsung maupun pihak pengguna sumber daya lulusan. Tanpa
mengabaikan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam upaya
implementasi bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah
Suryalaya terhadap akhlak mahasiswa dimana secara focus melakukan
penelitian di Institut Agama Islam dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah
Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Secara rinci
formulasi problemnya tergambar dalam bagan berikut ini:
Gambar 1
Formulasi Problem Dasar Penelitian
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 6 of 23
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan penambahan responden dari satu lembaga
tinggi pendidikan menjadi dua lembaga yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Latifah Mubarokiyah dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah. Berada
dalam satu kawasan lingkungan kampus dan berada dalam naungan
yayasan yang sama yaitu Yayasan Serba Bhakti Suryalaya dengan judul
“Pengaruh Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya
Terhadap Akhlak Mahasiswa (Penelitian Di Institut Agama Islam dan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya)".
METODOLOGI
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Penelitian
deskriptif bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan
atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah
untuk menjawab masalah secara aktual. Sukmadinata dalam Alhadi (2016:
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 7 of 23
57) menyatakan bahwa “metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode
yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang
sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang
kecenderungan yang sedang berlangsung”.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode korelatif. Sugiyono (2016: 11) menjelaskan
bahwa “penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu” (Sugiyono, 2016: 11). Penelitian kuantitatif dimaksudkan
untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik
yang dalam analisisnya menggunakan statistik untuk meringkas sejumlah
besar data. Maka dalam penelitian kuantitatif sejak awal harus sudah jelas
bagaimana mengkualifikasi (mengangkakan) data-data yang akan
dikumpulkan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan analisis dengan
menggunakan statistik.
Selanjutnya metode korelatif merupakan metode penelitian yang
meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini
adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab
akibat yang langsung bisa dilihat. Penelitian dirancang untuk menentukan
tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
Penelitian ditujukan untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor
berkaitan dengan variabel pada faktor lainnya..
Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh bimbingan Ajran Tarekat
Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya terhadap
akhlak mahasiswa. Dalam penelitian ini desain penelitian menggunakan
model ganda dengan satu variabel independen. Dalam model ini terdapat
satu variabel independen dan satu variabel dependen.
Gambar 2
Desain Penelitian
Keterangan:
X = Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah
X Y
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 8 of 23
Y = Akhlak Mahasiswa
Variabel bebas (independen) penelitian yaitu bimbingan Ajaran
Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya. Sedangkan
variabel terikat (dependen) yaitu akhlak mahasiswa. Melalui penelitian ini
diharapkan dapat menjawab hipotesis mengenai pengaruh bimbingan
Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya
terhadap akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya.
B. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh
mahasiswa tingkat akhir di IAILM dan STIELM. Populasi penelitian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 1
Mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya
Sumber: Data Biro IAILM dan STIELM
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan alat ukur yang diperlukan
dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat
berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta
yang berhubungan dengan fokus yang diteliti (Yayan Sumaryana, 2016: 77).
Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua teknik utama pengumpulan
data yaitu teknik angket (kusioner) dan studi dokumentasi.
Jumlah Mahasiswa
Tingkat Akhir
1 Akhlak Dan Tasawuf S2 20
I 2 Ekonomi Syariah S1 16
A 3 Hukum ekonomi Syariah (Muamalah) S1 12
I 4 Komunikasi Penyiaran Islam S1 7
5 Ilmu Tasawuf S1 7
6 PGMI S1 132
7 PAI S1 57
STIE 8 Manajemen S1 70
9 Keuangan Perbankan D3 17
Jumlah 338
PT No Jurusan Jenjang
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 9 of 23
1. Teknik Angket atau Kuesioner
Angket disebarkan pada responden yakni mahasiswa IAILM dan
STIELM sebanyak 183 orang. Penggunaan angket sebagai alat
pengumpulan data didasarkan atas beberapa alasan bahwa: (a)
responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan
dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan atau pernyataan yang
diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, (d)
angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan
dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat.
Dalam rangka pengumpulan data dengan teknik angket ini
digunakan skala Likert dengan 5 skala, yaitu Tidak Pernah = 5, Jarang =
4, Kadang-kadang = 3, Hampir Tidak Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1.
Dalam penelitian ini digunakan 3 buah instrumen berbentu angket untuk
mengukur variabel bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah
(TQN) Pondok Pesantren Suryalaya terhadap akhlak. Setiap variabel
penelitian diuraikan dalam indikator yang kemudian dikembangkan
menjadi beberapa pernyataan, (a) variabel Bimbingan Ajaran TQN (X)
sebanyak 20 pernyataan, (a) variabel Akhlak Mahasiswa (Y) sebanyak 10
pernyataan.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang (Sugiono, 2013: 329). Dokumen yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah: (a) Data profil IAILM dan STIELM Pondok
Pesantren Suryalaya, (b) Data Kegiatan Bimbingan Mahasiswa IAILM dan
STIELM Pondok Pesantren Suryalaya , (c) Arsip-arsip lainnya yang
berkaitan dan diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data ini
dipilih oleh peneliti untuk melengkapi pengumpulan data seperti foto-
foto atau data-data yang lainnya.
D. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif atau (statistik deskriptif) merupakan teknik
untuk pendeskripsian dan penyimpulan data secara ringkas dalam
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 10 of 23
bentuk tabel dan simbol sehingga mudah dipahami dalam upaya
menjelaskan sejumlah data (Sumanto, 2002: 231). Termasuk dalam
statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel/grafik,
perhiungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar
deviasi, dan prosentase (Sugiono, 2013: 200).
Setelah angket dinyatakan valid dan reliable, maka instrument
yang telah dinyatakan layak digunakan sebagai pengumpul data
disebarkan kepada responden kemudian dikumpulkan kembali untuk
dianalisis. Data yang dianalisis kemudian dijadikan data kuantitatif
dengan rentang skor (1 sampai 5). Setelah itu data yang telah diskor
diinterprestasikan sesuai dengan tabel kriteria penilaian persentase skor
sebagai berikut:
Tabel 2
Kriteria Penilaian Skor Penelitian
No Rentang Nilai/Skor Kriteria
1. 1,00 – 1,80 Tidak Baik
2. 1,81 – 2,60 Kurang Baik
3. 2,61 – 3,40 Cukup Baik
4. 3,41 – 4,20 Baik
5. 4,21 – 5,00 Sangat Baik
Diadopsi dari Sugiyono dalam Sumaryana (2013: 92).
2. Uji Prasyarat Analisis (Uji Asumsi Klasik)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memastikan bahwa
data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji
normalitas dilakukan dengan melakukan analisis Normality Test
menggunakan software SPSS versi 20.0 Windows.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk menguji hubungan yang searah
atau hubungan yang berbentuk pengaruh pada satu variabel bebas
dengan variabel terikat lainnya. Uji linearitas data dilakukan dengan
melakukan analisis Compare Mean Linearity Test menggunakan
software SPSS versi 20.0 Windows.
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 11 of 23
3. Uji Korelasi dan Uji Determinasi
a. Koefisien Korelasi
Analisis korelasi menyatakan derajat keeratan hubungan antar
variabel. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah korelasi
bivariate yang merupakan analisis yang digunakan untuk mencari
derajat keeratan hubungan dan arah hubungan. Semakin tinggi nilai
korelasi, semakin tinggi keeratan hubungan kedua variabel. Nilai
korelasi memiliki rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif
dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif
menunjukkan arah hubungan searah. Jika satu variabel naik, variabel
yang lain naik. Tanda negatif menunjukkan hubungan berlawanan.
Jika satu variabel naik, variabel yang lain malah turun (Sugiono, 2013:
129).
Adapun menurut Sugiono (2013: 257) interprestasi dari
besarnya nilai korelasi antar variabel dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
0,00 – 1,99 : Hubungan korelasi sangat rendah
0,20 – 0,399 : Hubungan korelasi rendah
0,40 – 0,599 : Hubungan korelasi sedang
0,60 – 0,799 : Hubungan korelasi kuat
0,80 – 01,00 : Hubungan korelasi sangat kuat.
Dalam analisis koefisien korelasi, jika kedua variabel
berdistribusi normal dan regresinya linier, maka rumusnya adalah
rumus korelasi product moment. Akan tetapi jika salah satu atau
kedua variabel berdistribusi tidak normal atau tidak linier, maka
rumus korelasi yang digunakan adalah rumus rank dari Spearman.
Analisis korelasi dilakukan dengan melakukan analisis Correlation
Bivariate menggunakan software SPSS versi 20.0 Windows.
b. Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi adalah kuadrat dari koefesien korelasi
yang dikalikan dengan 100%. Koefesien determinasi mengandung
arti bahwa besarnya prosentase varians variabel yang satu ditentukan
oleh varians variabel lain.
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 12 of 23
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang
diajukan yakni ada atau tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dalam penelitian ini sebagaimana dijelaskan di awal
bahwa terdapat 2 variabel bebas dan satu variabel terikat.
Apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan
dengan analisis parametris. Analisis uji hipotesis dengan analisis
parametris dilakukan dengan melakukan analisis Independent sample
Test menggunakan software SPSS versi 20.0 Windows.
Sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal maka uji
hipotesis dilakukan dengan analisis nonparametris. Analisis uji hipotesis
dengan analisis nonparametris dilakukan dengan melakukan analisis
Two Independent sample Test menggunakan software SPSS versi 20.0
Windows.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda maka
perlu dicari Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Apabila nilai
Fhitung lebih besar dari Ftabel maka terdapat korelasi atau pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
5. Persamaan Regresi Linear
Uji regresi digunakan untuk memastikan suatu variabel dependen
berdasarkan satu atau dua variabel independen dalam suatu persamaan
linear. Analisis uji regersi linear dilakukan dengan melakukan analisis
Regresion menggunakan software SPSS versi 20.0 Window.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data Variabel X (Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah
Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya)
Pengumpulan data variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah
Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) diukur
melalui 5 indikator yaitu dzikir, khataman, manakib, qiyamul lail, dan
ziarah. Ke-lima indikator tersebut dijabarkan dalam 20 item pernyataan
yang harus dijawab oleh 183 mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok
Pesantren Suryalaya. Hasil analisis deskriptif variabel X dapat dilihat pada
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 13 of 23
tabel berikut ini:
Tabel 3
Hasil Kategorisasi Skor Variabel X
No Indikator Rerata %
1 Dzikir 3,76 75,2 Baik
2 Khataman 3,86 77,3 Baik
3 Manakib 3,85 77,0 Baik
4 Qiamul Lail 3,74 74,9 Baik
5 Ziarah 3,68 73,6 Baik
a. Deskripsi Data Dzikir
Deskripsi data indikator dzikir diukur dengan 5 (lima) item
berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,76 dengan rata-
rata kecenderungan sebesar 0,752 atau 75,2 %. Dengan demikian
pada aspek atau indikator dzikir telah terlaksana dengan baik.
b. Deskripsi Data Khataman
Deskripsi data indikator khataman diukur dengan 5 (lima) item
berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,86 dengan rata-
rata kecenderungan sebesar 0,773 atau 77,3 %. Dengan demikian
pada aspek atau indikator khataman telah terlaksana dengan baik.
c. Deskripsi Data Manaqib
Deskripsi data indikator manaqib diukur dengan 3 (tiga) item
berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,85 dengan rata-
rata kecenderungan sebesar 0,770 atau 77 %. Dengan demikian pada
aspek atau indikator manaqib telah terlaksana dengan baik.
d. Deskripsi Data Qiyamul Lail
Deskripsi data indikator qiyamul lail diukur dengan 4 (empat)
item berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,74 dengan
rata-rata kecenderungan sebesar 0,749 atau 74,9 %. Dengan
demikian pada aspek atau indikator qiyamul lail telah terlaksana
dengan baik.
e. Deskripsi Data Ziarah
Deskripsi data indikator ziarah diukur dengan 3 (tiga) item
berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,68 dengan rata-
rata kecenderungan sebesar 0,736 atau 73,6 %. Dengan demikian
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 14 of 23
pada aspek atau indikator ziarah telah terlaksana dengan baik.
Dari 5 indikator, perolehan rerata skor tertinggi diperoleh pada
aspek khataman. Sedangkan skor terendan diperoleh pada aspek ziarah.
Namun secara keseluruhan, ke-lima indikator dzikir, khataman, manakib,
qiyamul lail, dan ziarah) telah terlaksana dengan baik. Gambaran
mengenai bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah IAILM
dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya dapat dideskripsikan melalui
gambar berikut:
Gambar 3
Gambaran Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah
Berdasarkan hasil pengolahan data skor 20 item pernyataan
terkait variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah
IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya), diperoleh rata-rata
sebesar 3,78 dengan rata-rata kecenderungan sebesar 0,757 atau 75,7 %.
Dengan demikian secara umum bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah
Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya telah
terlaksana dengan baik.
2. Deskripsi Data Variabel Y (Akhlak Mahasiswa IAILM dan STIELM
Pondok Pesantren Suryalaya)
Pengumpulan data variabel Y (akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM
Pondok Pesantren Suryalaya) diukur melalui 4 indikator yaitu sikap, watak,
kepribadian, dan tabiat. Ke-empat indikator tersebut dijabarkan dalam 10
item pernyataan yang harus dijawab oleh 183 mahasiswa IAILM dan STIELM
3,003,103,203,303,403,503,603,703,803,904,00
Dzikir Khataman Manakib Qiamul Lail Ziarah
3,76
3,86 3,85
3,743,68
Bimbingan Ajaran TQN
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 15 of 23
Pondok Pesantren Suryalaya. Hasil analisis deskriptif variabel Y dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Hasil Kategorisasi Skor Variabel X
No Indikator rerata % Kategori
1 Sikap 3,54 70,7 Baik
2 Watak 3,77 75,3 Baik
3 Kepribadian 3,90 78,1 Baik
4 Tabiat 3,66 73,2 Baik
a. Deskripsi Data Sikap
Deskripsi data indikator sikap diukur dengan 2 (lima) item berupa
pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,54 dengan rata-rata
kecenderungan sebesar 0,707atau 70,7 %. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya
memiliki sikap yang baik.
b. Deskripsi Data watak
Deskripsi data indikator watak diukur dengan 3 (tiga) item berupa
pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,77 dengan rata-rata
kecenderungan sebesar 0,753atau 75,3 %. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya
memiliki watak yang baik.
c. Deskripsi Data Kepribadian
Deskripsi data indikator kepribadian diukur dengan 2 (dua) item
berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,90 dengan rata-rata
kecenderungan sebesar 0,7813atau 78,1 %. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya
memiliki kepribadian yang baik.
d. Deskripsi Data Tabiat
Deskripsi data indikator kepribadian diukur dengan 3 (tiga)
item berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,66 dengan rata-
rata kecenderungan sebesar 0,732 atau 73,2 %. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok
Pesantren Suryalaya memiliki tabiat yang baik.
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 16 of 23
Menelaah dari 4 indikator, perolehan rerata skor tertinggi diperoleh
pada aspek kepribadian. Sedangkan skor terendah diperoleh pada aspek
sikap. Namun secara keseluruhan, ke-empat indikator akhlak yang terdiri
dari sikap, watak, kepribadian, dan tabiat berkategori baik. Gambaran
mengenai akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya
dapat dideskripsikan melalui gambar berikut:
Gambar 4
Gambaran Akhlak
Berdasarkan hasil pengolahan data skor 10 item pernyataan
terkait variabel Y (akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok
Pesantren Suryalaya), diperoleh rata-rata sebesar 3,71 dengan rata-
rata kecenderungan sebesar 0,743 atau 74,3 %. Dengan demikian
secara umum mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren
Suryalaya memiliki akhlak yang baik.
3. Pengaruh Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah
Terhadap Akhlak Mahasiswa IAILM Dan STIELM Pondok
Pesantren Suryalaya
Hasil analisa korelasi dengan menggunakan Correlations Product
Moment Pearson menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel X
(bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah IAILM dan
STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) dengan variabel Y (akhlak
mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya).
Hasil penghitungan analisa koefesien korelasi sebesar 0,652
3,003,103,203,303,403,503,603,703,803,904,00
Sikap Watak Kepribadian Tabiat
3,54
3,77
3,90
3,66
Akhlak
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 17 of 23
dengan korelasi kuat/tinggi. Selain itu hasil koefisien korelasi
menunjukkan arah korelasi positf artinya apabila tingkat bimbingan
ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah dalam kategori baik, maka
akhlak mahasiswa pun akan baik pula, dan apabila bimbingan ajaran
Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah buruk/rendah, maka akhlak
mahasiswa pun akan buruk/rendah.
Hasil analisis determinasi memperlihatkan besarnya koefisien
determinasi sebesar 0,425. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Y
(akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya)
ditentukan oleh variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah
Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya)
sebesar 42,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 57,5 % ditentukan oleh
variabel lain yang perlu diteliti lebih lanjut karena keterbatasan penelitian
ini.
Temuan penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian
Fatmawati (2013: 13) bahwa pelaksanaan kegiatan tasawuf dengan
berzikir menggunakan metode pengucapan zikir sebanyak-banyak dan
dilakukan berulangulang secara konsisten sehingga mencapai kesucian
rohani dan ditunjukkan akhlak yang baik di masyarakat. Apabila telah
mencapai tingkatan tertentu para ikhsan berhak mendapat ijazah dari
gurunya yang dianggap layak untuk menjadi ikhsan/murid.Ajaran
tasawuf ini berlandaskan perilaku para ikhsan yakni landasan taqwa
kepada Allahdan meneladani perilaku Nabi Muhammad Saw yang
mempunyai akhlak terpuji, karenanya perilaku para ikhsan akhlaknya
senantiasa terjaga.
Hasil penelitian Salahudin (2016: 65) mengungkapkan bahwa
amalan tarekat merupakan bagian dari bentuk proses pendidikan jiwa,
karena berisi bacaan bacaan zikir yang mengesakan dan mengagungkan
Allah sebagai Tuhan alam semesta. Amalan tarekat dilakukan dengan
metode yang menyentuh jiwa manusia yang paling dalam, yakni: bai’at,
rabitah, muraqqabah dan suluk. Melakukan amalan tarekat berarti
melakukan proses pendidikan jiwa. Langkah-langkah yang dilalui dalam
mengamalkan tarekat adalah tazkiyatu al nafs, taqarrub ilallah dan
ma’rifat bi Allah. Terbukti bahwa jama’ah anggota Tarekat Qadiriyah dan
Naqsabandiyah jiwanya menjadi tenang, terhindar dari sifat iri dan
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 18 of 23
dengki serta mampu mengontrol diri dari perbuatan negative.
Peningkatan akhlak melalui pengamalan dzikir yang di lakukan
secara kontinyu (istiqomah). Dengan cara pengamalan dzikir dalam
tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyyah dilakukan dengan keras dan
pelan yaitu membaca La Ilaha illallah, yang di baca secara istiqomah
setiap selesai sholat maktubah sebanyak 165 kali. Pengaruh yang di
dapatkan ketika seseorang mengamalkan dzikir secara istiqomah yaitu
menjadikan orang tersebut khusyu’ dalam sholatnya. Santri/mahasiswa
akan lebih mengetahui bagimana harus melakukan hubungan baik
dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya
ataupun dengan Allah SWT sebagai penciptanya.
Peningkatan akhlak dalam TQN dapat diimplementasikan melalui
Takhalliyah, Tahalliyah, dan Tajalliyah. Dengan munculnya sifat tajalli
tersebut berarti mahasiswa telah menumbuhkan potensi ESQ
(Emotional-Spiritual Quotient) dalam dirinya secara sempurna.
Peningkatan ESQ (Emotional-Spiritual Quotient) melalui ritul-ritual
keagamaan yang lainnya. Pada tingakatn ini dilakukan dengan cara
ritual- ritual yang di lakukan dalam tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiya
antara lain: dzikir, mujahadah / Istighatsah, khotaman dan pembacaan
manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani. Dengan adanya kegiatan tersebut
akan menambah hubungan dan kedekatan antar jama’ah tarekat,
sehingga apabila salah satu dari mereka ada yang mempunyai
permasalahan hidup maka yang lain dapat membantunya.
Hasil penelitian havid Alfiani (2017:115) menjelaskan bahwa
ajaran Tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah memiliki beberapa
pengamalan ajaran tarekat dalam kehidupan social yaitu melakukan
amalan dzikir, pengamalan dari segi prilaku (akhlak) seperti akhlak
kepada Allah, akhlak kepada mueryid, akhlak kepada sesama, akhlak
kepada diri sendiri, akhlak kepada lingkungan serta bagaimana
menanamkan sikap muraqabah. Ajaran TQN ini di Implementasikan
dalam kegiatan beribadah dan muamalah oleh para pengikut tarekat
maupun masyarakat yang tidak mengikuti tarekat. Adapun pengaruh
ajaran TQN dapat memberi pengaruh positif terhadap kehidupan sosial
dimasyarakat, yang meliputi tiga aspek yaitu dalam kehidupan
keagamaan, kehidupan bersosial dan ekonomi. Dengan memunculkan
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 19 of 23
prilaku dan sikap yang baik, mentaati norma-norma yang ada, menjalin
hubungan yang harmonis dari segi apapun baik dari segi sosial,
perekonomian dan kemaslahatan lainnya. Aktif dalam bidang
keagamaan dan semakin menambah ketaqwaan diri kepada Allah.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aisyah (2010: 89)
menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,430 yang berarti terdapat
korelasi yang positif antara pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqabandiyah terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya,
yang mana korelasi tersebut tergolong sedang atau cukup. Temuan
penulis menunjukkan terdapat korelasi sebesar 0,652 dengan
determinasi 0,425 atau sebesar 42,5%. Artinya, bimbingan ajaran Tarekat
Qodiriyah Naqsyabandiyah secara signifikan berpengaruh terhadap
akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya.
Dengan demikian bimbingan pengamalan TQN tersebut dapat di jadikan
sebagai upaya dalam meningkatkan akhlak masyarakat muslim
khususnya mahasiswa yang hal tersebut memang sangat di butuhkan,
karena mereka saat ini sedang berada di zaman modern dalam
menghadapi perkembangan dan persaingan global.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan setlah melakukan
penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh bimbingan Ajaran Tarekat
Qodiriyah Naqsyabandiyh (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya terhadap
akhlak mahasiswa, menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran program bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah
Naqsyabandiyah Suryalaya pada mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok
Pesantren Suryalaya berdasarkan hasil pengolahan data skor 20 item,
diperoleh rata-rata sebesar 3,78 dengan rata-rata kecenderungan
sebesar 0,757 atau 75,7 %. Dengan demikian secara umum menunjukan
kedalam kategori baik. Dimana dalam mengimplementasikan
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 20 of 23
bimbingan Ajaran TQN Pondok Pesantren Suryalaya, mahasiswa
mengamalkan dzikir, khataman, manaqib, qiamul lail, ziarah, yang secara
garis besar merupakan sebuah amalan yang intinya mengingat norma
dalam bentuk pengulangan kalimat yang dianggap suci, mengagungkan
sang pencipta (Allah SWT).
2. Gambaran upaya meningkatkan akhlak positif mahasiswa IAILM dan
STIELM Pondok Pesantren Suryalaya, berdasarkan hasil pengolahan data
skor 10 item diperoleh rata-rata 3,71 dengan rata-rata kecenderungan
sebesar 0,743 atau 74,3 %. Dengan demikian secara umum menunjukan
kedalam kategori baik. Mahasiswa di beri bimbingan mendekati Allah
secara benar, dengan menggunakan Ajaran Tarekat Qodiriyah
Naqsyabandiyah. Apabila lisan, hati, dan seluruh anggota badannya
dipergunakan untuk ketaatan dan mencari keridhaan Allah, berhenti dari
maksiat serta hal-hal yang diharamkan Allah, maka ia memperoleh
keutamaan dan kelebihan, juga berarti bahwa ia telah memulai
perjalanan yang diberkahi menuju Allah. Hal tersebut juga yang dapat
dijadikan faktor pendukung memupuk akhlak positif mahasiswa, dimana
sikap, watak, kepribadian dan tabiat, agar mahasiswa memiliki tanggung
jawab sebagai generasi penerus bangsa dan negara sesuai dengan
kedudukan mahasiswa, yang memiliki intelektual dan fungsi yang sangat
mulia, yaitu sebagai agent of change (orang-orang yang mampu
membawa dampak positif), moral force (memiliki moral yang baik), social
control (pengontrol kehidupan social) dan self efficacy ( jiwa yg memiliki
potensi secara kognitif).
3. Gambaran pengaruh bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah
Naqsyabandiyah Suryalaya pada mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok
Pesantren Suryalaya terhadap akhlak, hasil penghitungan analisa
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 21 of 23
koefesien korelasi sebesar 0,652 dengan korelasi kuat/tinggi. Dan hasil
analisis determinasi memperlihatkan besarnya koefisien determinasi
sebesar 0,425. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Y (akhlak
mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) ditentukan
oleh variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah
IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) sebesar 42,5 %.
Sedangkan sisanya sebesar 57,5 % ditentukan oleh variabel lain yang
perlu diteliti lebih lanjut. Salah satunya yaitu mahasiswa yang telah
memiliki prinsif ajaran lain selain Ajaran TQN Pondok Pesantren
Suryalaya namun mengikuti bimbingan dikarenakan tuntutan akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. (2010). Pengaruh Amalam Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah
Terhadap Akhlak Santri Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Alfiani, Havid. (2017). Implementasi Ajaran Ntarekat Qadiriah Wa
Naqsyabandiyah Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat (Studi Di Desa
Depok Rejo Kecamatantrimurjo Kabupaten Lampung Tengah).
Lampung: Skripsi UIN Raden Intan.
Alhadi, Ibnu S. (2016). Pengaruh Jabatan Dalam Struktur Organisasi Sekolah
dan Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Ketua Program Keahlian
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Wilayah 04 Kota Bekasi. Tesis
sarjana Administrasi Pendidikan (Bandung: Perpustakaan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Arifin, Shohibul Wafa Tajul. (2014). Ibadah. Tasikmalaya: Mudawwamah
Warohmah.
____________ (2014). Miftah as-Sudur. Tasikmalaya: Mudawwamah Warohmah.
Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000
Sally Badriya Hisniati Page 22 of 23
____________ (1975). Tanbih dan Azas dan Tujuan. Sukabumi: Mudawamah.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Bandung: Alfabeta.
Athailah, Ibn. (2012). Mutu Manikam Dari Kitab Al Hikam. Surabaya: Mutiara
Ilmu.
Habibah, Aina Noor. (2013) Pemikiran Tasawuf Akhlaqi K.H. Asyhari Marzuqi
Dan Implikasinya Dalam Kehidupan Modern, Jurnal Tasawuf dan
Pemikiran Islam, Volume 3, Nomor 2.
Hasanah, Aan. (2012). Pendidikan Karakter Berperspektif Islam. Bandung:
Insan Komunika.
Kasman, Rusdi. (2013). Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk
Meningkatkan Kecerdasan Moral Siswa (Studi Pengembangan Di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Setu Bekasi, Jurnal Bimbingan dan
Konseling. Vol,2 No. 1, No. 1.
Kurniawan, Sofyan Yamin Heri. (2009). SPSS Complete Teknik Analisis
Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.
Madjid, Nurcholish. (1997). Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina.
Marzuki. Pembentukan Kultur Akhlak Mulia Di Kalangan Mahasiswa UNY
Melalui Pembelajaran PAI. PKn&H–FISE–UNY Karangmalang
Yogyakarta.
Masyuri, Aziz. (2014). Permasalahan Thariqoh Hasil Kesepakatan Muktamar
dan Musyawarah Besar Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah
Nahdlatul Ulama (1957-2012 M). Jombang: Al-Aziziyyah.
Muthahhari, Murtadha. (2008). Falfasatul Akhlaq. (Terjemahan) Quantum
Akhlak. Yogyakarta: Arti.
Siswoyo, Dwi dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press; TIM
Dosen PPB FIP UNY.
PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.
Sally Badriya Hisniati
Page 23 of 23
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi Mix Methode. Bandung:
Alfabeta.
_____________ (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan
Tindakan. Bandung: Refika Aditama.
Sumanto. (2002). Statistika Terapan. Jakarta: CAPS.
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. (2010). Filsafat Pendidikan Islami Integrasi Jasmani,
Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung: Remaja
Rosdakarya,
Turkamani, Husain ‘Ali. (1992). Family: The Centre of Stavility, terj. M.S.
Nasrullah dan Ahsin M, Model model bimbingan Keluarga dan Wanita
Islam Mengagungkan Rahasia Isu Emansipasi. Jakarta: Pustaka Hidayah.
Undang-Undang Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen. (2007) Jakarta:
Visimedia.
Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan
Tinggi.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) No.20 Tahun 2003
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. (2012). Landasan Model model
bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.