Thanatologi FBI

download Thanatologi FBI

of 42

description

forensik

Transcript of Thanatologi FBI

  • ThanatologiFerryal basbeth

  • PEMBUSUKAN

  • PEMBUSUKAN

  • DefinisiIlmu yang mempelajari tentang kematian, perubahan-perubahan yang terjadi setelah mati dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

  • Mati SuriMati SomatisMati Otak (Serebral) : Brain death is deathMati Batang Otak: Brain stem death is deathMati seluler : kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Beberapa istilah mati :

  • Daya tahan hidup tiap organ berbeda-beda, sehingga kematian seluler pada tiap organ terjadi secara tidak bersamaan. susunan saraf pusat mengalami mati seluler dalam waktu 4 menit otot masih dapat dirangsang dengan listrik sampai kira-kira 2 jam pasca mati, dan mengalami mati seluler setelah 4 jam dilatasi pupil masih dapat terjadi pada pemberian adrenalin 0,1% atau penyuntikan sulfas atropin 1 % atau fisostigmin 0,5% akan mengakibatkan miosis hingga 20 jam pasca mati. Kulit masih dapat berkeringat sampai lebih dari 8 jam pasca mati dengan cara penyuntikan subkutan pilokarpin 2% atau asetilkolin 20 %; spermatozoa masih bertahan hidup beberapa hari dalam epididimiskornea masih dapat ditransplantasikan dan darah masih dapat dipakai untuk transfusi sampai 6 jam pasca mati

  • Cara Tradisional menentukan kematianAuskultasi: Mendengarkan suara jantung/paru dengan stetoskop Tes Winslow: Gelas berisi air diletakkan diatas perut, bila goyang masih ada gerakan nafas.Tes Cermin; Kaca cermin ditaruh didepan mulut dan hidung. Bila basah, masih bernafas.Tes Bulu burung: Di depan hidung diletakkan bulu burung. Bila bergetar masih bernafas.

  • Tes magnus: Mengikat jari, hingga aliran vena terbendung. Bila timbul warna sianotik berarti masih ada sirkulasi.Tes Icard: Menyuntikan subcutan campuran larutan 1gr flourescein dan 1gr natrium bicarbonat. Timbulnya warna kuning kehijauan, sirkulasi masih ada.Incisi arteria radialis: Pengirisan pada arteria radialis, bila keluar darah secara pulsasif, masih ada sirkulasi.

  • Dasar pemikiran Brain Stem Death is DeathTidak dapat mendiagnosis brain death dengan memeriksa seluruh fungsi otak dalam keadaan koma, mengingat fungsi-fungsi tertentu dari otak seperti melihat, mencium, mendengar, fungsi serebeler dan beberapa fungsi korteks hanya dapat diperiksa dalam keadaan kompos mentis.Proses brain death tidak terjadi secara serentak, tetapi bertahap mengingat resistensi yang berbeda-beda dari berbagai bagian otak terhadap tidak adanya oksigen. Dalam hal ini brain stem merupakan bagian yang paling tahan dibandingkan dengan korteks dan talamus.Brain stem merupakan bagian dari otak yang mengatur fungsi vital, terutama pernafasan.

  • Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya.Tidak ada gerakan otot serta postur.Tidak ada reflek pupil.Tidak ada reflek kornea.Tidak ada respon motorik.Tidak ada reflek menelan atau batuk.Tidak ada reflek vestibo-okularis.Tidak ada nafas spontan.KRITERIA DIAGNOSTIK MATI BATANG OTAK

  • Perubahan yang terjadi setelah matiTanda kematian awalBerhentinya sistem pernafasan dan sirkulasiKulit yang pucatRelaksasi ototPerubahan pada mata : Reflek kornea, reflek cahaya, kornea menjadi kering,pupil midmidriasis, tekanan intraokuler yang menurun, segmentasi pada retina

  • Post Mortem LividityPost Mortem SuggilationHypostasisLivor MortisStainning Lebam Mayat

  • PathofisiologiKegagalan sirkulasi dalam mempertahankan tekanan hidrostatik yang menggerakan darah mencapai capillary bed dimana pembuluh pembuluh darah kecil afferent dan efferent saling berhubungan Secara bertahap darah yang mengalami stagnasi di dalam pembuluh vena besar dan cabang-cabangnya Kemudian dipengaruhi gravitasi dan mengalir ke bawah, ketempat tempat yang terendah yang dapat dicapai

  • Onset of action (1) Lebam mayat ini biasanya timbul setengah jam sampai dua jam setelah kematian, Pada individu yang mengalami proses kematian yang lama dimana terjadi gagal jantung dan venous return yang terhambat oleh immobilitas dan coma yang dalam maka lebam mayat dapat terjadi pada antemortem Pada kasus kematian tidak wajar seperti banyaknya darah yang keluar mengakibatkan banyaknya fibrinogen darah yang hilang, darah akan tetap mencair dan ini memberi pengaruh terhadap pembentukan lebam mayat.

  • Pada kematian wajarpun darah dapat menjadi permanent incoagulable karena aktifitas fibrinolisin yang dilepas kedalam aliran darah selama proses kematian.Sumber dari fibrinolisin ini tidak diketahui tetapi kemungkinan berasal dari endothelium pembuluh darah, dan permukaan serosa dari pleura.Aktifitas fibrinolisin ini nyata sekali pada kapiler-kapiler yang berisi darah. Darah selalu ditemukan cair dalam venule dan kapiler, dan ini yang bertanggung jawab terhadap lebam mayat Onset of action (2)

  • Penyakit infeksi (DIC) dan cahexia sehingga dapat dijumpai banyaknya bekuan darah pada pembuluh darah besar dan jantung tetapi sedikit memberi pengaruh pada onset lebam mayatKasus-kasus kematian mendadak yang disertai pembentukan bekuan darah yang terjadi secara spontan ini hanya terjadi dalam periode singkat yang segera mengikuti proses kematian, dan kemudian darah menjadi bebas dari fibrinogen dan tidak akan pernah membeku kembali. Mecairnya darah ini bukanlah tanda yang karakteristik pada beberapa kematian yang disebabkan oleh asphyxia seperti banyak dijelaskan dalam beberapa buku Onset of action (3)

  • Suzutani et al telah memeriksa 430 mayat dengan melakukan penekanan pada daerah lebam, dia menemukan bahwa

    Lebam tidak hilang pada penekanan dalam 30 persen kasus dimana kematian terjadi dalam waktu 6 12 jam.

    Lebih dari 50 persen lebam mayat menetap setelah 12 24 jam kematian,

    dan tidak hilang pada penekanan pada 70 persen kasus yang meninggal dalam waktu 1 3 hari.

    Akan tetapi dia juga menemukan angka yang signifikan bahwa lebam masih dapat berubah dalam waktu sekurang-kurangnya 3 hari

  • ReferenceOnsetMaximumAdelson30 min 4 h8-12Polson and Gee30 min 2 h6-12Spitz and Fisher2-4 h8-12 Taylor (ed. Simpson)0 h 12 Taylor (ed. Mant)1 h 12 Gradwohl (ed. Camps)20-30 min 6-12 Glaister-8-12 DiMaio30min 2 8-12 Sydney Smith0 h 12Mant0 h 12Gordon and Saphiro`few` h 12

  • Warna Lebam MayatSecara tipikal lebam mayat mempunyai warna ungu atau ungu kemerahan Pada kematian karena keracunan carbon monoxide, lebam berwarna cherry red Pada kasus-kasus dimana methhaemoglobin dibentuk dalam darah sewaktu masih hidup seperti pada keracunan potassium chlorate, nitrate, dan aniline warna lebam adalah chocolate brown Pada kematian yang disebabkan terekspose suhu yang dingin memperlihatkan warna bright pink atau merah terang Keracunan cyanide menyebabkan lebam berwarna sebagai pink, bright scarlet, dan violet Kematian yang disebabkan abortus septic dimana Clostridium perfringens merupakan bekteri penyebabnya, maka akan terlihat warna perunggu pucat bergaris-garis pada kulit dan ini tidak terbatas pada area lebam

  • Lebam mayat dan perkiraan saat matiSchuller: Menghubungkan warna dari lebam mayat dengan perkiraan saat mati, terdapat peningkatan perubahan warna pucat terjadi pada 3 - 15 jam postmortem, pengukuran dilakukan dengan melihat perubahan panjang gelombang dari 575 nm dalam tiga jam dengan rata-rata 2 nm per jamVanezis : Menggunakan tiga stimulus warna palsu untuk mempelajari perubahan warna perubahan sekunder dari lebam, dan ternyata dia menemukan terdapat perubahan linear yang berhubungan antara memudarnya warna dengan waktu selama 2 jam pertama sesudah kematian Inoue et al : Menggambarkan pengukuran warna dari lebam mayat ini dan menghubungkannya dengan perkiraan saat mati,Akan tetapi menghubungkan perubahan-perubahan warna yang terjadi pada lebam mayat ini merupakan sesuatu yang unpredictable

  • Lebam Mayat dan Aspek MedikolegalSecara medikolegal yang terpenting dari lebam mayat ini adalah letak dari warna lebam itu sendiri dan distribusinya. Lebam Mayat lebih banyak digunakan untuk menentukan apakah sudah terjadi manipulasi posisi pada mayatPerkembangan dari lebam mayat ini terlalu besar variasinya untuk digunakan sebagai indikator dari perkiraan saat mati.

  • Kaku Mayat atau Rigor MortisRigor mortis adalah kekakuan otot yang irreversible yang terjadi pada mayat setelah relaksasi primer Rigor mortis bukan merupakan fenomena yang khas manusia, karena hewan yang invertebrata dan vertebrata juga mengalami rigor mortis Louise pada tahun 1752 adalah orang yang pertama kali menyatakan rigor mortis sebagai tanda kematian Kusmaul menyatakan bahwa rigor mortis adalah tanda terjadinya kematian otot yang sesungguhnya Nysten tahun 1811 adalah orang yang melengkapi penemuan pertama dari rigor mortis ini.

  • Pathofisiologi Rigor Mortis (1)Setelah terjadinya kematian segera akan diikuti oleh relaksasi muskuler secara total yang dikenal dengan primary muscular flaccidity Sel dan jaringan otot masih hidup dan masih menunjukan reaksi pengerutan bila mendapat rangsangan mekanis atau listrik. Ini disebut reaksi supravital, yaitu suatu keadaan pada mayat yang masih dapat menghasilkan gambaran intravital.Reaksi supravital berlangsung sangat singkat, antara 3 6 jam setelah kematian (rata-rata 2 3 jam), reaksi yang jelas adalah 1 2 jam pertama setelah kematian. Rigor mortis muncul secara serentak (simultan) pada semua otot volunter dan otot involunter. Tetapi biasanya lebih nyata dan mudah diamati pada otot-otot kecil , sehingga sering dikatakan bahwa rigor mortis muncul dari otot-otot kecil berturut-turut ke otot yang lebih besar dan menyebar dari atas kebawah

  • Shapiro (1950): Rigor mortis adalah proses phsyco-chemical yang terjadi spontan mempengaruhi semua otot dan tidak terjadi dari atas kebawah tetapi satu keseluruhan yang melibatkan sendi-sendi beserta otot-ototnya. Jadi perlu revisi yang mengatakan bahwa Rigor terjadi mulai dari atas ke bawah. Krompecher dan Fryc (1978) dalam penelitiannya: bahwa rigor mortis yang terjadi pada otot besar dan kecil menunjukan waktu yang sama dalam hal munculnya yaitu maksimal 4 jam, dan menetap selama 2 jam dan kemudian terjadi resolusi sempurna Ini membuktikan bahwa rigor mortis terjadi secara simultan pada semua otot, sedangkan urutan rigor mortis hanyalah urutan intensitas rigor mortis yang terukur pada pemeriksaan manual yang kasar Pathofisiologi Rigor Mortis (1)

  • Niderkorn`s (1872) mengobservasi 113 mayat untuk mengetahui perkembangan rigor mortis yang terjadi seperti disebutkan pada buku-buku teks, hasilnya sebagai berikut:

    Dalam urutan ini, rigor mortis menyeluruh dalam 14 % kasus dalam 3 jam postmortem dan meningkat menjadi 72 % dalam 6 jam atau menjadi 90 % dalam 9 jam Pada 12 jam postmortem rigor mortis menjadi komplet dalam 98 % kasus, teori yang mengatakan rigor mortis dimulai dalam 6 jam pertama, menjadi menyeluruh dalam waktu 6 jam, dipertahankan dalam waktu 12 jam dan menghilang dalam waktu 12 jam ini adalah sangat menyesatkan, seperti yang diterapkan di india dan dikenal dengan Rule of Twelve.

    Jumlah KasusLama terjadinya Rigor Mortis Postmortem221433141452061177849710111112213

  • Pada suhu rata-rata, dapat digunakan suatu pengalaman dalam memperkirakan saat mati, seperti tabel di bawah ini akan tetapi harus digunakan secara berhati-hati

    Temperature of BodyStiffness of BodyTime since DeathWarmNot stiffNot Dead more than 3 hoursWarmStiffDead between 3 to 8 hoursColdStiffDead between 8 to 36 hoursColdNot StiffDead in more than 38 hours

  • Cara Memeriksa Rigor Mortis (1) Rigor mortis yang belum sempurna atau belum mencapai kekakuan maksimal bila dibengkokkan secara paksa akan melemas dan membengkok tetapi akan kembali kaku pada posisi terakhir Rigor mortis yang sudah terjadi secara sempurna, perlu tenaga yang besar untuk melawan kekuatan rigor yang menyebabkan robeknya otot dan dikatakan rigor telah putus dan rigor tidak akan timbul kembali sekali dipatahkan oleh kekuatan Smith mengingatkan agar pemeriksaan rigor mortis dilakukan sebelum membuka pakaian mayat, karena dengan melakukan manipulasi pada tubuh korban (membuka pakaian mayat) akan mengubah keadaan rigor mortis.

  • Cara Memeriksa Rigor Mortis (2)Cara pertama dengan manual, diperiksa sendi mana saja yang sudah kaku, berapa kekuatannya, sempurna atau tidak. Diperiksa dengan cara memfleksikan atau membuat ekstensi persendian, karena tidak ada patokan yang jelas maka pemeriksaan ini bersifat subyektif, sehingga diperlukan waktu yang cukup dan berhati-hati dalam memeriksanya. Oppenheimer pada tahun 1919 melakukan penelitian terhadap 43 mayat yang diketahui meninggal 8 48 jam sebelumnya, tak berhasil menentukan saat kematian berdasarkan rigor mortis

  • Forster , mengusulkan pemeriksaan rigor mortis, dengan menggunakan suatu alat agar lebih objektif Alat yang digunakan berupa alat fiksasi dari kayu yang menempel pada meja. Mayat ditelungkupkan dengan paha yang terfiksasi pada meja. Pada daerah lutut terdapat batangan besi yang bersendi dengan alat fiksasi Ujung bebasnya terpasang rantai yang dihubungkan dengan neraca per. Neraca per ini dihubungkan dengan ujung bawah tibia dengan sudut tegak lurus. Pengukuran dilakukan dengan cara menarik batangan menuju paha sehingga sendi lutut dibengkokan Tenaga yang terbaca pada neraca per menunjukan tenaga maksimal yang diperlukan untuk mengatasi rigor mortis pada penampang paha, yang dikenal sebagai indeks FRR (Freiburger Rigor Index). Ketepatan pengukuran dengan alat ini adalah sampai 5 Nm Dengan pemeriksan pada suhu tertentu akan didapatkan grafik hubungan saat kematian dengan kekuatan rigor mortis Sehingga bila diketahui nilai FRR pada kondisi yang sama, akan dapat diketahui saat kematiannya.Cara Memeriksa Rigor Mortis (2)

  • Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk melihat terjadinya rigor mortis adalah dengan menggunakan mikroskop elektron Pemeriksaan otot rangka dengan menggunakan mikroskop elektron menujukan adanya gambaran granul-granul kecil yang menempel pada aktin dan miosin (terutama jelas pada aktin) pada batas antara pita (band) A dan I Sepintas lalu gambaran granul membentuk salib-salib yang berbaris dengan periodisitas 400 Angstrom Diduga granul tersebut adalah jembatan antara aktin dan miosin pada rigor mortis. Secara biokimiawi diduga granul tersebut adalah troponin, karena dapat bereaksi dengan globulin anti troponin. Troponin merupakan reseptor ion kalsium yang berperan pada mekanisme kontraksi dan relaksasi otot. Bila ion kalsium dilepaskan, aktin dan miosin mendapat penekanan dan terjadi relaksasi otot. Bila troponin mengikat ion kalsium, tekanan tadi tidak ada lagi dan otot berkontraksi.Cara Memeriksa Rigor Mortis (2)

  • Secara kronologis perubahan penampakan otot dengan mikroskop elektron adalah sebagai berikut:Rigor mortis baru terbentuk (3 jam post mortem), terdapat gambaran granul pada batas pita A dan I.Rigor mortis sudah sempurna (6 12 jam post mortem), granul pada pta A makin jelas, pada pita H (miosinsaja) muncul granul yang sama.24 jam post mortem, granul pada pita A masih jelas, teta[I yang pada pita H sudah menghilang.48 jam post mortem, granul sudah menghilang seluruhnya, sebagian miofibril aktin sudah menghilang pla karena pembuukan. Granul troponin ini merupakan tanda khas rigor mortis Cara Memeriksa Rigor Mortis (2)Perubahan lain pada gambaran mikroskop elektron, seperti pembengkakan atau destruksi motikondria dan retikulum endoplasmik dan edema miofibril ternyata tidak terdapat pada otot mencit yang dibunuh dengan 2,4 dinitrophenol atau monoiodoacetic acid. Sehingga gambaran ini bukanlah gambaran khas rigor mortis.

  • Rigor dan Perkiraan saat matiPolson: Memperkirakan saat kematian dengan menggunakan rigor mortis akan memberikan petunjuk yang kasar, akan tetapi ini lebih baik dari pada lebam mayat oleh karena progresifitasnya dapat ditentukan. Knight, memberikan opininya mengenai rigor mortis, bagaimanapun juga sangat tidak aman dalam mamperkirakan saat mati dengan menggunakan rigor mortis Knight selanjutnya mengatakan bahwa perkiraan saat mati dengan menggunakan rigor mortis hanya mungkin digunakan sekitar dua hari, bila suhu tubuh sudah sama dengan suhu lingkungan, tetapi pembusukan belum terjadi Di daerah tropis, sebelum terjadi relaksasi sekunder biasanya pembusukan telah terjadi. Pada temperatur panas rigor mortis secara tipikal akan mulai menghilang kurang lebih 36 48 jam sesudah kematian

  • Bila suhu lingkungan tinggi dan kemudia berkembang menjadi pembusukan, secara menyeluruh rigor mortis dapat menghilang dalam 9 12 jam sesudah kematian. Semakin cepat pembusukan sebagai akibat dari septikemia yang terjadi pada antemortem dapat menyebabkan semakin cepat menghilangnya rigor mortis.Secara umum, bila onset terjadinya rigor mortis adalah cepat maka durasinya adalah relatif singkat, dikatakan ada 2 faktor utama yang mempengaruhi onset dan durasi dari rigor mortis ini, faktor pertama adalah suhu lingkungan, dan derajat dari aktifitas otot sebelum mati Onset dari rigor mortis ini dipercepat dan durasinya dipersingkat pada suhu lingkungan yang tinggi sebaliknya bila mayat diletakkan dalam lingkungan yang sangat dingin (dibawah 3,5C atau 40F) maka seluruh cairan tubuh, otot, lemak bawah kulit akan membeku. Bila sendi dibengkokan secara paksa maka akan terdengar suara es pecah Bila mayat yang kaku ini akan menjadi lemas kembali bila diletakan ditempat yang hangat, rigor mortis akan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.