Tgs Ransum

4
1. Tahap destruksi Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO 2 dan H 2 O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH 4 ) 2 SO 4 . Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na 2 SO 4 dan HgO (20:1). Gunning menganjurkan menggunakan K 2 SO 4 atau CuSO 4 . Dengan penambahan katalisator tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium. Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya. 2. Tahap destilasi Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH 3 ) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. 3. Tahap titrasi Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.

description

ransum is ransum

Transcript of Tgs Ransum

Page 1: Tgs Ransum

1. Tahap destruksi

Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi

menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O.

Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses

destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4 dan HgO (20:1).

Gunning menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan penambahan katalisator

tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat.

Selain katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium.

Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik

didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau

sebaliknya.

2. Tahap destilasi

Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan

penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak

terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar

maka dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan

ditangkap oleh asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar

supaya kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi

tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan

maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP.

3. Tahap titrasi

Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi

dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat

perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila

menggunakan indikator PP.

Page 2: Tgs Ransum

%N = × N. NaOH × 14,008 × 100%

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang

bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1 N

dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari

biru menjadi merah muda.

%N = × N.HCl × 14,008 × 100 %

Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu

faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang

menyusun protein dalam suatu bahan.

bahan pakan sumber energi

Ternak membutuhkan kandungan nutrisi yang lengkap berupa protein, energi, vitamin, mineral dan air untuk menunjang kebutuhan hidup pokok dan berproduksi. Kesemuanya ini dibutuhkan dalam jumlah yang seimbang dan tepat dalam makanan berupa ransum. Salah satu kandungan nutrisi yaitu energi. Energi berasal dari karbohidrat dan lemak yang berada di dalam makanan yang dimakan ternak, dan protein pun bila diperlukan dapat dirombak menjadi energi.Tanpa energi memang sulit bagi hewan untuk melakukan segala aktivitas dan bergerak. Dengan alasan tersebut, maka kehidupan ternak banyak tergantung pada energi. Jika di dalam tubuh ternak kekurangan energi, tubuh akan menggunakan cadangan energi yang tersimpan dalam bentuk lemak di beberapa bagian tubuh. Apabila cadangan dalam bentuk lemak tidak mencukupi karena cadangan berupa lemak habis, maka proteinpun akan dirombak menjadi energi. Jika kondisi semacam ini terjadi secara berkepanjangan, maka ternak akan menderita sakit dan bahkan bisa menghadapi maut. Pakansumber energi merupakan semua bahan pakan ternak yang mengandung serat kasar di bawah 18% dan protein kurang dari 20%. Adapun energi tersebut dapat diperoleh dari beberpa sumber berikut.1. Tumbuh-tumbuhan, terutama yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak : jagung kuning, dedak halus, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, dan sorgum.a. Dedak halusDedak halus terdiri atas pecahan kulit gabah dan kulit beras, tetapi kulit berasnya lebih banyak daripada dedak kasar. Bahan ini memiliki kandungan gizi antara lain protein 11,35%; lemak 12,15%; karbohidrat 28,62%; abu 10,5%; serat kasar sekitar 24,46%; air 10,15%; serta energi metabolis sebesar 1890 kkal/ kg.b. Bungkil kacang kedelaiBungkil kacang kedelai memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagus, terutama protein dan energinya, yang masing-masing mencapai 40%-50% dan 2850 kcal/kg. Sementara serat kasarnya relatif rendah, yakni 6%, sedangkan kandungan Ca sekitar 0,11% dan Fosfor lebih dari 0,65%. Sebagai unsur pembentuk ransum, sebaiknya bungkil kacang kedelai ini tidak digunakan secara

Page 3: Tgs Ransum

bersama-sama dengan bungkil kacang tanah, karena kedua bahan ini sama-sama miskin asam amino, khususnya methionine.c. Bungkil kelapa Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan minyak kopra. Kandungan nutrisinya cukup tinggi, terutama protein dan energinya, yang masing-masing mencapai 20%-26% dan 1540 kcal/kg. Demikian pula asam aminonya pun cukup baik, sehingga unsur ini dapat mengurangi penggunaan tepung ikan yang cukup mahal. Sementara, kekurangan unsur lysine dan methionin dalam bungkil kelapa dapat ditopang dengan bahan baku tepung ikan. Kelemahan bungkil kelapa adalah kandungan minyaknya yang terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan ransum mudah tengik. Pemakaian ideal dalam ransum bungkil kelapa adalah berkisar antara 10%-25%.d. Bungkil kacang tanahBungkil kacang tanah merupakan hasil ikutan proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Bungkil kacang tanah mempunyai kadar protein mencapai 40%-55% dan energinya 2430 kcal/kg. Tetapi kadar lysine dan tryptopannya rendah, sedangkan serat kasarnya tinggi, mencapai 13%. Pemakaian ideal bungkil kacang tanah di dalam ransum adalah berkisar antara 0%-15%.e. Sorghumsebagai bahan baku pakan pembentuk ransum, sorghum lebih unggul daripada dedak dan bungkil kelapa. Bahan baku pakan ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi mencapai 10%, sedangkan serat kasarnya rendah, yaitu 2,20%, dan memberikan energi yang tinggi, yakni 3040 kcal/kg. Namun di Indonesia bahan ini belum banyak dibudidayakan. Pemakaian ideal dalam ransum adalah 15%.f. Jagung kuningJagung kuning mengandung protein dan energi tinggi tetapi daya letaknya rendah. Jagung kuning memiliki kandungan protein 8-9%, lemak 3-4%, asam amino 90-95%, dan energi metabolis sebesar 3394 kkal/kg.

2. Hewan : tepung ikan, tepung darah, dan tepung susu.a. Tepung darahBahan baku tepung darah adalah darah yang merupakan limbah dari rumah pemotongan hewan (RPH). Kandungan gizinya berupa protein 71,45%; lemak 0,42%; karbohidrat 13,12%; abu 5,45%; serat 7,95%; dan air 5,19%. Proteinnya sukar dicerna, sehingga pemberiannya harus dibatasi.b. Tepung susuKandungan gizinya berupa protein 35,6%; lemak 0,1%; karbohidrat 52,0%; dan air 3,5%.

Sumber proteinGolongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan proteinminimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:

• Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagaihasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)

• Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dansentero

• Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

Page 4: Tgs Ransum

Beberapa pakan sumber protein:

• Tepung DarahTepung darah merupakan limbah jagal yang banyak di Indonesia, tetapi jarang digunakankarena penampungan darah bekas jagal itu kotor dan banyak tercemar tinja sapi atau kerbauyang dipotong Kandungan proteinnya tinggi, bahkan lebih tinggi dari bungkil kedelai.(Santoso, 1996).Daging hewan keong itu bisa digunakan sebagai pengganti tepung ikan dan kulitnya bisamenjadi pengganti tepung tulang. Selama ini Indonesia masih mengimpor bahan bakupakan, seperti tepung ikan dan tepung tulang, yang mencapai ratusan ribu ton dalam setahun(Anonimd, 2012).

• Kacang gudeKacang gude mengandung gizi yang cukup tinggi yakni 22% protein, 65% karbohidrat dan15% lemak. Kacang gude dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kedelai atau bahnpencampur pada produk yang mengunakan bahan dasar kedelai, misalnya temped dan kecap.Selain sebagai bahan pangan, tanaman kacang gude digunakan pula sebagai pakan ternak,pelindung di pembibitan, pencegaha erosi, dan pematah angin (Anonime, 2012)

• Bungkil kelapaBungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa dapat digunakan sebagaipakan lemak. Indonesia kaya akan pohon kelapa dan banyak mendirikan pabrik minyakgoreng, sehingga bungkil kelapa banyak tersedia kandungan protein cukup tinggi sekitar21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa ini miskinakan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Oleh karena itupenggunaan dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, sedang kekurangan Cysine danHistidin dapat dipenuhi dari tepung itu atau Cysine buatan pabrik (Santoso, 1996).

• SulfurSulfur juga termasuk sumber energi. Sulfur adalah nutrisi utama bagi semuaorganisme. akumulasi unsur-unsur lain, membuat bahan tanaman (nabati ekstraksi) kurangcocok untuk digunakan sebagai pakan ternak dan untuk konsumsi manusia. Sulfur (S)asimilasi oleh tumbuhan memainkan peran penting dalam siklus S di alam, dan metabolismeS berasimilasi menyediakan berbagai senyawa yang bermanfaat bagi hewan, termasukmanusia (Anonimd, 2012).

• Tepung keongDaging hewan keong itu bisa digunakan sebagai pengganti tepung ikan dankulitnya bisa menjadi pengganti tepung tulang. Selama ini Indonesia masih mengimporbahan baku pakan, seperti tepung ikan dan tepung tulang, yang mencapai ratusan ribu tondalam setahun (Anonimf, 2012).

• Tepung reseKandungan proteinnya bervariasi antara 43 – 47% dan merupakan sumberkalsium yang baik karena mengandung kitin. Tapi di Indonesia pemakaiannya belum umum,karena produksinya memang sedikit (Anonimb, 2012).

• HerbalTujuan penggunaan herbal adalah untuk mengganti penggunaan antibiotik dalampakan dan air minum sebagai feed additive yang dapat memberikan efek negatif pada ternakseperti growth promoter dan pencegah penyakit serta dapat menurunkan kolesterol dalamtubuh ternak. Penggunaan herbal sebagai feed additive dalam ransum broiler bertujuan untukmengganti penggunaan antibiotik sebagai growth promotor dan pencegah penyakit padaternak unggas sehingga ternak dan manusia dapat terhindar dari residue antibiotik danresistensi bakteri (Anonimd, 2010).