TESIS Lampiran 5 Full SEM
Transcript of TESIS Lampiran 5 Full SEM
TESIS
IMPLEMENTASI PROGRAM CSR DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA PERUSAHAAN
(Studi Kasus Program CSR PT Vale Indonesia, Tbk Pada Proyek Penyediaan Air Bersih)
disusun dan diajukan oleh
ANASRUL P2100215036
kepada
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : ANASRUL
NIM : P2100215036
Jurusan/Program Studi : Magister Maanajemen
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang berjudul
IMPLEMENTASI PROGRAM CSR DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA PERUSAHAAN
(Studi Kasus Program CSR PT Vale Indonesia, Tbk Pada Proyek Penyediaan Air Bersih)
Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam
naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan/ditulis/atau
diterbitkan sebelumnya, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam tesis ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan
diproses sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku (UU No
20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)
Makassar, 24 November 2017
Yang Membuat Pernyataan
Tanda Tangan
Nama Terang : ANASRUL
v
PRAKATA
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini tesis ini. Tesis ini
merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Magister Manajemen pada program
Magister Manajement Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Khususnya kepada
1. Bapak Dr. H. Jusni, SE., M.Si, selaku ketua program Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin atas wejangan motivasi
dan ilmunya sehingga dapat menyelesaikan program ini.
2. Bapak Dr. H. Muh. Yunus Amar, SE., MT dan Ibu Dr. Wahda, SE.,M.Pd.,M.Si
sebagai tim penasehat atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing,
memberi motivasi, saran dan diskusi-diskusi yang telah dilakukan.
3. Para staf pengajar Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Hasanuddin yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan melalui kegiatan
belajar mengajar.
4. Para staf administrasi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Hasanuddin yang telah banyak membantu dalam penyelesaian studi ini.
Terakhir kepada Istriku tercinta Napsiah dan putraku Fayiz Qobit Syaifulloh
yang telah sabar menemani dan mendukung sehingga menjadi motivasi setiap
saat dalam menyelesaikan studi ini.
Peneliti juga menyadari bahwa dalam penyusunan, penyajian dan
pembahasan materi dalam tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
vi
dengan penuh kerendahan hati peneliti mengharapkan saran, kritik dan segala
bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.
Makassar, November 2017
ANASRUL
ABSTRAK
lNsRUL. lmplementasi Pragram csr dan pengarultnya terhadap citraPerusahaan. sfudi Kasus Program csr pr vate naanesra Tbi. padaProyek Penyediaan Air Bersih (dibimbing oleh yunus Amar dan wahd'a).
Penelitian ini bertujuan mengevaruasi implementasi dari programCsr sert-a pengaruhnya terhadap citra perusahaan dalam hal prograni Csrpada PT vale lndonesiaTbk. pada proyek penyediaan air bersih.
-
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori, yakni menjelaskanpersepsi responden dengan tujuan menganalisis berbagai hubunganantara satu variabel dan variabel lainnya atau pengaruh-memengaiuhiantarvariabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel (manfaat,kesejahteraan, dan pengembangan kapasitas) memberikan dampaksignifikan terhadap peningkatan citra perusahaan sehingga dapatdikatakan bahwa implementasi program csr pada program
-penyeoidan
sarana air bersih di Kecamatan Nuha, Towuti, dan wasuponda secarasimultan memberi dampak positif terhadap peningkatan citra perusahaan.
Kata kunci: citra perusahaan, CSR, pengembangan kapasitas
ABSTRACT
ANASRUL. The lmplementation of the Csr Program and its Effect on thegompaly's lmage:a Case Study of the CSR Progiam at PT Vate lndonesia Tbkin the Procurement of Clean Water Project (sufervised by yunus Amar andWahda)
This research aimed to evaluate the imptementation of CSR Program andits effect on the image of the company in CSR program at PT Vale lidonesia,Tbk in the Project of Clean Water procurement.
The research was an explanatory research (explanatory perceptionalresearch), i.e. the explanatory research of the perception of the'respondentaiming to analyze the correlations between one variable with other variables, orhow one variable affected other variables.
The research results indicated that the three variables, namely the benefit,the prosperity, and the capacity development had a significant impact on theimprovement of the image of the company; consequently, it could be concludedthat the implementation of CSR program in the procurement of clean waterfacilities in sub-districts of Nuha, Towuti, and Wasuponda had a positive impacton the improvement oh the company's image
Keywords: company's image, CSR capability devetopment
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PEGESAHAN ............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ............................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 10
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................ 12
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 13
1.6. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 15
2.1. Tinjauan Teoritis ....................................................................... 15
2.1.1. Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) ........................................... 15
2.1.1.1. Pengertian CSR ................................................. 15
2.1.1.2. Pengembangan Masyarakat (Community Development) Dalam Program CSR ................. 18
2.1.1.3. Tahapan-Tahapan Penerapan CSR .................. 21
2.1.1.4. Indikator Keberhasilan Implementasi Program
CSR ................................................................... 25
x
2.1.1.5. Manfaat Program CSR ...................................... 31
2.1.2. Citra Perusahaan ........................................................... 34
2.1.2.1. Pengertian Citra Perusahaan ............................ 34
2.1.2.2. Citra Perusahaan Dalam Industri Ekstraktif ........ 36
2.1.2.3. Faktor-Faktor Yang Mambentuk Citra Perusahaan ....................................................... 38
2.2. Penelitian Sebelumnya ............................................................. 38
2.3. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ........................................... 47
2.3.1. Kerangka Pemikiran ....................................................... 47
2.3.2. Hubungan Antar Variabel ............................................... 48
2.3.2.1. Hubungan antara Manfaat dan Citra Perusahaan ........................................................ 48
2.3.2.2. Hubungan antara Kesejahtraan dan Citra Perusahaan ........................................................ 48
2.3.2.3. Pengembangan Kapasitas dan Citra Perusahaan ........................................................ 50
2.3.3. Hipotesis ........................................................................ 51
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 52
3.1. Rancangan Penelitian ............................................................... 52
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 53
3.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 58
3.4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 59
3.4.1. Populasi ......................................................................... 59
3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel ......................................... 60
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 63
3.6. Teknik Analisis Data ................................................................. 65
3.6.1. Metode Analisis Evaluasi Manfaat Program CSR ........... 66
3.6.2. Metode Analsis Implementasi Program CSR dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan ..................................................................... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 79
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 79
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................ 79
4.1.2 Karakteristik Responden ................................................ 81
xi
4.1.3 Analisis Instrumen Penelitian ......................................... 84
4.1.4 Analisis Statistik Deskriptif ............................................. 86
4.1.5 Analisis Structural Equation Model (SEM) .................... 89
4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis .............................................. 103
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 105
4.2.1 Evaluasi Variabel Manfaat Program ................................ 105
4.2.2 Hubungan Antara Manfaat dan Citra Perusahaan ......... 108
4.2.3 Hubungan Antara Kesejahtraan dan Citra Perusahaan .................................................................... 112
4.2.4 Hubungan Antara Pengembangan Kapasitas dan Citra Perusahaan ........................................................... 117
4.2.5 Implementasi Program CSR PT Vale Pada Program Sarana Air Besih Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan .................................................................... 122
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 125
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 125
5.2. Saran ........................................................................................ 125
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 127
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Dana Pengelolaan Program CSR PT Vale ....................................... 6
2.1 Aspek (variabel) atau Indkator CSR ................................................ 30
2.2 Penelitian Sebelumnya ................................................................... 39
3.1 Distribusi Penduduk Kecamatan Nuha ............................................ 55
3.2 Distribusi Penduduk Kecamatan Towuti .......................................... 56
3.3 Distribusi Penduduk Kecamatan Wasuponda ................................. 57
3.4 Populasi Penelitian .......................................................................... 59
3.5 Ukuran Sampel Minimal Untuk Analysis SEM ................................. 61
3.6 Perhitungan dan Distribusi Sampel ................................................. 62
3.7 Variabel dan Definisi Operasional ................................................... 63
3.8 Ilustrasi Community Development Index (CDi) ............................... 68
3.9 Jenis Variabel Penelitian ................................................................. 70
3.10 Persamaan Model Struktur ............................................................ 72
3.11 Persamaan Model Pengukuran Variabel Manfaat (X1) .................... 72
3.12 Persamaan Model Pengukuran Variabel Kesejahtraan (X2) ........... 72
3.13 Persamaan Model Pengukuran Variabel Peningkatan Kapasitas (X3) .................................................................................................. 73
3.14 Persamaan Model Pengukuran Variabel Citra Perusahaan (Y2) ..... 73
4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan .............................. 81
4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Usia .......................................... 82
4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 82
4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................. 83
4.5 Sebaran Responden Berdasarkan Lama Telah Menerima Manfaat Program ............................................................................. 84
4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ............................... 85
xiii
4.7 Frekuensi / Prosentase Variabel Manfaat (X1) ............................... 86
4.8 Frekuensi / Prosentase Variabel Kesejahtraan (X2) ....................... 87
4.9 Frekuensi / Prosentase Variabel Pengembangan Kapasitas (X3) .. 88
4.10 Frekuensi / Prosentase Variabel Citra Perusahaan (Y1) ................. 88
4.11 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices X1 ................................. 90
4.12 Loading Faktor ( ) Pengukuran X1 ................................................. 90
4.13 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices X2 ................................. 91
4.14 Loading Faktor ( ) Pengukuran X2 ................................................. 92
4.15 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices X3 ................................. 93
4.16 Loading Faktor ( ) Pengukuran X3 ................................................. 94
4.17 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Y1 .................................. 94
4.18 Loading Faktor ( ) Pengukuran Y1 ................................................. 95
4.19 Goodness Of Fit dan Cut-Off Value – Full Model One Step ............ 97
4.20 Goodness Of Fit dan Cut-Off Value – Full Model Two Step ............. 99
4.21 Evaluasi Estimates Uji Full Model ................................................... 100
4.22 Community Development Index di Masing-Masing Kecamatan ....... 106
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Distribusi Dana CSR PT Vale Tahun 2015 ...................................... 7
2.1 Model Penelitian............................................................................... 47
3.1 Lokasi Penelitian di Kecamatan Nuha ............................................. 54
3.2 Lokasi Penelitian di Kecamatan Towuti ........................................... 55
3.3 Lokasi Penelitian di Kecamatan Wasuponda .................................. 57
3.4 Model Diagram Jalur (Path Diagram) Untuk Analsis Implementasi CSR dan Citra perusahaan ............................................................. 71
3.5 Struktur Variabel Penelitian ............................................................. 74
4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan ............................... 81
4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Usia .......................................... 82
4.3 Sebaran Responden Berdasakan Jenis Kelamin ............................ 83
4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................. 83
4.5 Sebaran Responden Berdasarkan Lamanya Telah Menerima Manfaat Program ............................................................................ 84
4.6 Pengukuran Full Model One Step ................................................... 96
4.7 Pengukuran Full Model Two Step (Modifikasi Model) ..................... 98
4.8 Distribusi Rata-rata Jawaban Responden Pada Tiap Kecamatan Untuk Variabel Manfaat ................................................................... 109
4.9 Distribusi Rata-rata Jawaban Responden Pada Tiap Kecamatan Untuk Variabel Kesajahtraan .......................................................... 113
4.10 Distribusi Rata-rata Jawaban Responden Pada Tiap Kecamatan Untuk Variabel Pengembengan Kapasitas ...................................... 118
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kuisioner Penelitian ......................................................................... 133
2 Tabel Jawaban Responden ............................................................ 140
3 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 173
4 Confirmatory Factor Analisys (CFA) Seluruh Variabel ..................... 179
6 Full Model SEM ................................................................................ 195
xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL
Singkatan/Simbol Keterangan
CSR Corporate Socal Responsibility
CD Community Development
CDi Community Development Index
PTPM Program Terpadu Pengembangan Masyarakat
PMDM Program Mitra Desa Mandiri
CFA Confirmatory Factor Analisys
X Vektor bagi perubah manifest yang berukuran q x 1
Λx Matriks bagi unloading factor (λ)
ξ Vektor bagi perubah-perubah laten yang berukuran n x 1
δ Vektor bagi galat pengukuran yang berukuran q x 1
Φ Matriks bagi kovarian dari variabel laten
Θδ Kovarian dari galat pengukuran δ
η Matriks variabel manifest endogen
ξ Matriks variabel manifest eksogen
β Besarnya pengaruh variabel endogen ke variabel endogen lainnya
Γ Besarnya pengaruh variabel eksogen ke variabel endogen
ζ Galat structural (structural error)
y Matriks variabel laten endogen
x Matriks variabel laten eksogen
Λ Matriks loading faktor
ε Galat pengukuran (measurement error) variabel endogen
δ Galat pengukuran (measurement error) variabel eksogen
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia tambang dan migas jika dilihat dari aspek lingkungan korelasinya
dengan komunitas lokal, akan tampak bahwa citra korporasi terlihat lebih buruk
dibandingkan dengan industry jasa, perkebunan atau manufaktur lainnya
(Yankoveleva, 2005). Hal ini terjadi karena eksploitasi sumber daya alam dalam
kegiatan industri tambang dan migas serta praktek lingkungan yang dilakukan
lebih banyak bertentangan terhadap tujuan pelestarian lingkungan hidup dan
kepentingan masyarakat lokal.
Dalam kegiatan industri dalam sektor pertambangan biasanya menimbulkan
dampak baik dan tidak baik dalam pelaksanaannya. Demikian pula bahwa para
pemangku kepentingan menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap perusahaan,
terutama masyarakat sekitarnya untuk perbaikan hidup yang lebih baik. Prayogo
(2011) mengemukakan bahwa ditengah citra atau persepsi buruk di kalangan
masyarakat sekitar atau penggiat NGO (non-government organization) menjadi
pertimbangan penting bagi korporate untuk senantiasa berupaya memperbaiki citra
mereka. Ketidakpedulian perusahaan pada masyarakat dan lingkungan dapat
menimbulkan ancaman keberlangsungan industri ekstraktif.
Dalam melaksanakan operasinya perusahaan industri ekstratif perlu
merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk menciptakan citra perusahaan
yang baik, citra perusahaan yang baik menciptakan relasi yang harmonis antara
perusahaan dan masyarakat. Ardianto dalam Nurjannah (2013: 75) menyatakan
kebanyakan perusahaan menyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah
essensial, merupakan sukses yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Sehingga
2
citra perusahaan yang baik dalam pandangan masyarakat merupakan modal
penting untuk keberlanjutan perusahaan.
Dalam hal pembentukan citra perusahaan, implementasi program
tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) dan
community development (CD) menjadi hal yang penting and memperoleh perhatian
yang kuat dengan berbagai alasan seperti pelestarian lingkungan, HAM,
perlindungan hak-hak ekonomi dan politik masyarakat lokal. Program ini
diharapkan dapat mengurangi dampak buruk dan memberikan konstribusi yang
dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) sudah menjadi kewajiban bagi
perusahaan yang bergerak di bidang SDA (sumber daya alam) untuk melakukan
atau menerapkannya. Sebuah perusahaan berkewajiban untuk mengembangkan
CSR sebagai bagian tanggungjawab kepada salah satu pemangku kepentingan
yaitu masyarakat sekitar sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
Selain kewajiban yang harus dilaksanakan oleh korporasi, pelaksanaan
program CSR menjadi pilihan yang tepat. Wibisono (2007) menjelaskan manfaat
yang diperoleh perusahaan dengan melaksanakan program CSR, beberapa
diantaranya adalah mereduksi resiko bisnis perusahaan dari tekanan pemangku
kepentiangan sosial terhadap korporasi, memperbaiki hubungan dengan stake
holder dan regulator. Dengan melaksanakan program CSR dengan baik
perusahaan dapat berinvestasi dengan lebih leluasa dan maksimal.
3
Crowther David dalam Hadi (2011:59) mengurai prinsip-prinsip tanggung
jawab sosial perusahaan menjadi tiga. Pertama, sustainability yang berkaitan
dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap
memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Kedua,
accountability yang merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab
atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media
bagi perusahaan untuk membangun citra (image) dan network terhadap para
pemangku kepentingan (stakeholders). Ketiga, transparency yang merupakan
prinsip penting bagi pihak eksternal yang berperan untuk mengurangi asimetri
informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban
berbagai dampak dari lingkungan.
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR/Corporate Social
Responsibilty) kini makin berkembang. Kalangan dunia usaha banyak memainkan
peran mengembangkan masyarakat sekaligus menyelesaikan berbagai persoalan
yang dialami komunitas di sekitarnya. Hal tersebut tentu sangat menggembirakan
bahwa keberadaan perusahaan memberikan dampak positif secara langsung pada
masyarakat.
Saat ini, implementasi program CSR lebih banyak dikembangkan pada
program pengambangan masyarakat atau Community development (CD) sebagai
program pembangunan yang berorientasi pada masyarakat. Menurut Menurut
Bambang (2007), community development pada garis besarnya dapat ditinjau
dalam dua pengertian. Pertama, dalam arti luas bermakna sebagai perubahan
sosial terencana dengan sasaran strategi komunikasi dalam program
pengembangan masyarakat, perbaikan dan peningkatan bidang ekonomi dan
sosial. Kedua, dalam arti sempit adalah perubahan sosial terencana di lokasi
4
tertentu dusun, kampung, desa, kota kecil dan kota besar, dikaitkan dengan proyek
yang berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan lokal, sepanjang mampu
dikelola sendiri dan dengan bantuan sementara dari pihak luar.
Menurut Moeljarto Tjokrowinoto (1996), titik berat dari community development
terletak pada pembangunan masyarakatnya, dengan titik tekan pada pembentukan
kader pembangunan yang diharapkan dapat menopang tercapainya masyarakat
yang berswasembada. Dengan demikian program community development
idealnya dirangcang berdasarkan prakarsa dan partisipasi masyarakat dengan
orientasi kebutuhan, potensi dan kemampuan komunitas lokal, namun
memperhatikan variasi dan perbedaan yang ada dalam komunitas sehingga
program tersebut dimiliki dan dilakukan sendiri oleh masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan diharapkan masyarakat dapat secara
mandiri atau dengan bantuan pemerintah daerah dapat mengelola sendiri program
tersebut dan menghilangkan ketergantungan kepada perusahaan.
Banyak kasus ketidakpuasan stakeholder terhadap perusahaan tambang yang
terjadi di Indonesia, beberapa contoh dapat dijelaskan berikut di Donggala
Sulawasi Tengah dimana masyarakat kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
bersama mahasiswa dan LSM menuntut PT Waja Inti Lestari (WIL) ganti rugi lahan
dan meminta perusahaan melaksanakan program CSR (Sumber :
http://antarasultra.com/print/269011/ratusan-masyarakat-donggala-demo-
perusahaan-tambang, diakses tanggal 8 Maret 2017). Ketidakpuasan masyarakat
dari delapan desa yang menggelar aksi unjuk rasa pada perusahaan tambang PT
Fajar Bakti Lintas Nusantara (PT FBLN) di kecamatan Pulau Gebe kabupaten
Halmahera Tengah yang terjadi pada bulan September 2011, masyarakat
menuntut menormalkan kembali fasilitas listrik, penerangan jalan yang
5
mengganggu aktifitas perekonomian mereka. (Sumber :
http://www.jawapos.com/read/2016/11/11/63732/tuntut-listrik-warga-demo-ke-
perusahaan-tambang-rusuh-deh, diakses tanggal 8 Maret 2017). Ketidakpuasan
masyarakat disekitas operasional PT J Resources di Bolmong Selatan yang terjadi
pada bulan Desember 2016, mengeluhkan janji perusahaan untuk menyediakan
fasilitas air bersih yang belum sesuai harapan. (sumber :
https://boganinews.com/2016/12/14/warga-ligkar-tambang-ancam-demo-pt-jrbm/,
diakses tanggal 8 Maret 2017)
Kita juga bisa melihat pada beberapa kasus yang terjadi pada PT Freeport di
Papua, PT Newmont di Minahasa dan PT Lapindo Brantas di Sidoarjo. Semua
kasus tersebut berujung pada tuntutan yang mengharuskan perusahaan untuk
berperilaku bertanggung jawab.
Dari beberapa kasus diatas, dapat dilihat bahwa ketidakpuasan masyarakat
menyebabkan persepsi/citra perusahaan dimata masyarakat dinilai buruk, dari sisi
perusahaan tentu akan berupaya untuk merencanakan dan membangun kembali
citra perusahaan dengan mensinergikan dukungan stakeholder dan pertumbuhan
atau perkembangan perusahaan.
Jika dilihat pada kasus PT Vale Indonesia, ketidakpuasan masyarakat pun
terjadi. Hal ini dapat dilihat pada beberapa aksi unjuk rasa yang dilakukan
masyarakat dalam hal penyediaan sarana air bersih, bantuan fasilitas listrik,
penyediaan lapangan pekerjaan, tuntutan dalam menjalankan program CSR dan
lain-lain.
Pihak manajemen perusahaan PT Vale telah melakukan langkah maju dalam
merespons tuntutan masyarakat secara bijaksana, membangun dan
mempertahankan hubungan dengan para stakeholder.
6
PT Vale (sebelumnya PT Inco) telah memulai program CSR sejak mulai
beroperasi pada tahun 1968, program ini telah dijalankan lebih dari 48 tahun yang
lalu. Pada awalnya program pengembangan masyarakat hanya dilakukan melalui
penyaluran donasi dengan pendekatan project by project. Meskipun telah banyak
proyek yang telah terealisasi, pendekatan tersebut belum terarah pada rencana
jangka panjang yang akan memberikan kesuksesan berkalanjutan yang nyata bagi
masyarakat, perseroan maupun Negara. Amat jelas bahwa perlunya
mengembangkan sebuah rencana jangka panjang yang strategis sebagai investasi
untuk masyarakat.
Berbagai kendala teknis dan sosial dalam pengelolaan CSR membuat PT Vale
harus berhati-hati dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengelolaan dari program-program CSR agar program CSR ini dapat
berkelanjutan, dikelola oleh masyarakat secara mandiri, dapat menciptakan
peluang kerja dan meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa program CSR dijalankan karena
adanya tuntutan atau tekanan masyarakat yang menyebabkan operasi perusahaan
terganggu sehingga program CSR digulirkan untuk untuk menyelesaikan sebagian
permasalahan masyarakat.
Tabel 1.1 Dana Pengelolaan Program CSR PT Vale
No Keterangan Nilai Total Program CSR
1 Program CSR tahun 2013 Rp. 35 Milliar
2 Program CSR tahun 2014 Rp. 37.5 Milliar
3 Program CSR tahun 2015 Rp. 53.95 Milliar
Sumber : Laporan tahunan PT Vale tahun 2013, 2014 dan 2015
Pada tahun 2012, merupakan titik penting dalam pengembangan program
CSR PT Vale yang digagas bersama dengan pemerintah daerah dan masyarakat
7
setempat, untuk berkonstribusi dalam peningkatan kesejahtraan masyarakat
khususnya masyarakat pra-sejahtra dan kelompok rentan diwilayah operasi PT
Vale, menumbuhkan kemandirian melalui kewirausahaan terutama usaha mikro,
kecil dan menengah, sehingga diharapkan dapat tumbuh menjadi masyarakat
mandiri dan siap memasuki ekonomi pasca tambang. Inisiatif pengembangan
masyarakat ini disebut Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM).
Grafik 1.1 Distribusi Dana CSR PT Vale Tahun 2015
PT Vale melakukan beberapa penelitian penting dalam mengembangkan
program PTPM sebagai program sosial yang fokus pada pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat dikembangkan berdasarkan hasil pemetaan
stakeholder mapping dan analisis kebutuhan masyarakat (Community Need
Assessment) berupa studi dasar kebutuhan masyarakat, studi komoditas pertanian
unggulan serta kajian data profil layanan pemerintah daerah setempat. Hasil studi
ini dijadikan dasar untuk menyusun kebijakan Strategi Pengelolaan Sosial (SPS)
dan Rencana Pengelolaan Sosial (RPS) tahun 2013 - 2017
Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) ini yang meliputi tiga
program inti yaitu Program Mitra Desa Mandiri (PMDM), program kemitraan
strategis dan program konstribusi strategis. Ketiga program ini mencakup
8
kesehatan, pendidikan, ekonomi, peningkatan kapasitas kelembagaan, sosial
budaya dan olah raga dan pembangunan sarana umum.
Dalam hal pembangunan sarana dan prasarana umum pada tahun 2015 PT
Vale memberikan dukungan sebesar Rp 13.4 milliar, bagian ini adalah porsi
pembiayaan terbesar diantara program lainnya sehingga menjadi perhatian utama.
Salah satunya adalah program penyediaan sarana dan prasarana air bersih dalam
bentuk proyek di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda dengan total biaya
sekitar Rp 37 milliar yang dikerjakan dalam beberapa tahun.
Namun demikian, masih pula didapatkan masyarakat disekitar areal
pertambangan yang masih merespon negatif keberadaan PT Vale Indonesia yang
jika dikaji banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Program-program CSR
seharusnya dapat menjadi salah satu upaya penyelesaian sebagian masalah-
masalah yang dihadapi masyarakat yang akan berdampak baik dan masyarakat
akan memberikan respon positif dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat
kepada ke perusahaan.
Aprilia dkk (2015) menjelaskan bahwa salah satu dilema dalam pelaksanaan
pemberbedayaan masyarakat adalah mengukur keberhasilannya dalam konteks
teknis atau substantive, evaluasi selalu dilakukan dengan mengukur bagaimana
sebuah program dilaksanakan dan bagaimana anggaran direncanakan dan
diimplementasikan namun sering luput melihat sisi substansial dari tujuan
pemberdayaan itu sendiri. Masyarakat sebagai objek pelaksanaan program
menjadi hal yang penting pula untuk diperhatikan, sehingga salah satu indikator
yang dapat diukur adalah tingkat keberhasilan program atau manfaat yang
diperoleh masyarakat dengan melihat tingkat kepuasan melalui persepsi
pemangku kepentingan (stakeholder) Demikian pula bahwa tingkat kepuasan
9
pemangku kepentingan menentukan baik tidaknya persepsi masyatakan terhadap
citra terhadap perusahaan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Untung
(2008), bahwa salah satu manfaat CSR bagi perusahaan adalah mempertahankan
dan mendongkrak reputasi perusahaan.
Masyarakat menaruh harapan yang tinggi terhadap program CSR PT Vale
dalam membantu mengurangi masalah-masalah dalam masyarakat. Salah satu
fenomena yang dapat kita lihat adalah munculnya beberapa demonstrasi
masyarakat yang menuntut agar PT Vale menyediakan fasilitas air bersih yang
layak bagi masyarakat sekitarnya sebagai bagian dari program CSR khususnya
masyarakan di kecamatan Towuti, Nuha dan Wasuponda.
Pada program penyediaan air bersih di Kecamatan Nuha, masyarakat telah
menikmati fasilitas yang telah dibangun namun belum seluruhnya selesai karena
diskusi mengenai pengelolaannya belum mencapai titik temu, hal ini juga
berhubungan dengan isu biaya, pemeliharaan peralatan dan jaringan distribusi air.
Pada program penyediaan air di Kecamatan Towuti, juga masih ditemukan
pandangan negatif sebagian stakeholder tokoh masyarakat maupun pemerintah
daerah kecamatan dan penerima manfaat program yang menyatakan bahwa
program ini belum optimal untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat. Di sisi
lain bahwa pengelolaan sarana dan prasarana masih menjadi isu yang belum
mendapat titik temu antara pihak perusahaan, pemerintah kecamatan dan
masyarakat sehingga program ini menciptakan ketergantungan baru masyarakat
pada pihak perusahaan. Hal ini mungkin terjadi karena perencanaan, proses
komunikasi dan pelaksanaan yang belum terencana dengan baik sehingga muncul
persepsi masyarakat bahwa PT Vale belum sungguh-sungguh dalam
melaksanakan program ini. Fenomena ini menarik diteliti dan dikaji lebih dalam
10
untuk menemukan akar masalah dan dalam membangun strategi implementasi
yang lebih baik dimasa mendatang.
Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) seharusnya
menciptakan perubahan dalam hal kemandirian pada masyarakat dan diharapkan
dapat membangun citra positif sebagai perusahaan yang peduli terhadap masalah
sosial atau lingkungan. Peningkatan citra perusahaan akan meningkatkan
kepercayaan baik dari konsumen maupun mitra bisnis perusahaan. Karena itu,
efektif tidaknya suatu inisiatif CSR harus dilihat dari apakah inisiatif memberikan
dampak perubahan positif pada masyarakat atau tidak.
Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
penulis tertarik untuk mengkaji implementasi salah satu program CSR yang telah
dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia, tbk pada proyek penyediaan air bersih di
tiga kecamatan pembedayaan dan pengaruhnya terhadap citra perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Apakah manfaat program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada program
sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda sesuai persepsi
masyarakat penerima manfaat berpengaruh positif terhadap citra perusahaan.
2) Apakah program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada program sarana air
bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda memberikan pengaruh
terhadap tingkat kesejahtraan penerima manfaat dan bagaimana pengaruhnya
terhadap citra perusahaan
3) Apakah program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada program sarana air
bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda memberikan pengaruh
11
terhadap pengembangan kapasitas dan bagaimana pengaruhnya terhadap
citra perusahaan
4) Bagaimana pengaruh tingkat manfaat, peningkatan kesejahtraan dan aspek
pengembangan kapasitas dari program CSR PT Vale PTPM sarana umum
pada program sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda
secara bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan citra perusahaan
1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
sebagai berikut :
1) Manfaat program program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada program
penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda
dalam persepsi masyarakat yang dilihat pada dari aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan pengaruhnya terhadap peningkatan citra perusahaan.
2) Pengaruh implementasi program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada
program penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan
Wasuponda terhadap peningkatan citra perusahaan pada persepsi masyarakat
terhadap kesejahtraan yang dilihat pada dari aspek efektifitas, kesesuaian,
dampak dan keberlanjutan.
3) Pengaruh implementasi program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada
program penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan
Wasuponda terhadap peningkatan citra perusahaan pada persepsi masyarakat
terhadap pengembangan kapasitas pada aspek partisipasi dan pemberdayaan.
4) Pengaruh implementasi program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada
program penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan
Wasuponda terhadap peningkatan citra perusahaan pada persepsi masyarakat
12
terhadap manfaat, kesejahtraan dan pengembangan kapasitas secara
simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian ini, maka diharapkan dari penelitian ini diperoleh
manfaat sebagai berikut :
1) Didapatkannya gambaran yang jelas mengenai manfaat program CSR PT Vale
khususnya pada program PTPM sarana umum yaitu pada program penyediaan
sarana dan prasarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda
dan pengaruhnya terhadap peningkatan citra perusahaan.
2) Didapatkannya gambaran persepsi masyarakat mengenai peningkatan
kesejahtraan terhadap implementasi program CSR PT Vale PTPM sarana
umum pada program penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti
dan Wasuponda dan pengaruhnya terhadap peningkatan citra perusahaan.
3) Didapatkannya gambaran peningkatan kapasitas masyarakat terhadap
implementasi program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada program
penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda dan
pengaruhnya terhadap peningkatan citra perusahaan.
4) Didapatkannya gambaran pengaruh manfaat, tingkat kesejahtraan dan
pengembangan kapasitas akibat implementasi program CSR program CSR PT
Vale PTPM sarana umum pada program penyediaan sarana air bersih di
kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda terhadap peningkatan citra
perusahaan.
5) Menjadi masukan bagi pihak perusahaan atau pengelola program CSR sebagai
bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas pengelolaan program serupa yang
labih baik lagi.
13
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian dalam tesis ini adalah sebagai berikut
a. Dalam penelitian ini akan dilakukan jelaskan mengenai implementasi program
CSR PT Vale Indonesia untuk bidang PTPM bidang sarana umum yaitu pada
proyek penyediaan sarana dan prasarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti
dan Wasuponda. Selanjutnya akan dilakukan analisa faktor-faktor yang
menentukan keberhasila implementasi program yaitu pada aspek manfaat,
kesejahtraan dan pengembangan kapasitas, selanjutnya akan dilihat
pengaruhnya terhadap citra perusahaan dalam pandangan masyarakat
sekitarnya.
b. Penelitian ini merupakan penelitian kausal konklutif yaitu penelitian yang
memperoleh suatu kesimpulan dengan melakukan analisa hubungan sebab
akibat dari variabel-variabel yang dibahas sesuai dengan landasan teoris.
c. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat penerima manfaat program di
kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini dilakukan dengan pengelompokkan materi menjadi
beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, bab ini menjelaskan informasi umum yaitu latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian dan penjelasan sistematika penulisan.
Bab II tinjuan pustaka, bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa
kutipan buku, berupa penjelasan secara teoritis mengenai Corporate Social
Responsibility (CSR) dan citra perusahaan, penelitian sebelumnya dan
14
pengembangan kerangka pikir dalam penelitian ini dan penjelasan mengenai
hubungan antar variabel.
Bab III metode penelitian, pembahasan dalam bab ini adalah menjelaskan
rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan
data,pengembangan variabel penelitian dan definisi operasianal, teknik analisis
data dari variabel yang dikembangkan dan penjelasan mengenai tahapan-tahapan
penelitian yang akan dilakukan
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, Pada bab ini memaparkan hasil-hasil
penelitian dan pembahasan antara lain menjelaskan mengenai gambaran umum
PT Vale Indonesia, pemaparan program CSR PT Vale Indonesia khususnya pada
program PTPM Sarana umum proyek penyediaan air bersih, penjelasan dan
interpretasi hasil olahan data berupa evaluasi manfaat program CSR, analisis
kinerja CSR dan pengaruhnya terhadap peningkatan citra perusahaan.
Bab V penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan
hasil interpretasi data-data hasil penelitian yang diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, termasuk penjelasan keterbatasan-keterbatasan penelitian ini.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan tinjuaan teoritis sehubungan dengan bahasan
penelitian, penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya terkait
pengaruh CSR terhadap citra perusahaan, kerangka pikir dan hubungan antar
variabel penelitian.
2.1. Tinjauan Teoritis
Tinjauan teoritis dalam bahasan ini adalah mengenai tanggungjawab
sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), teori
mengenai citra perusahaan dan evaluasi program CSR.
2.1.1. Tangungjawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR)
2.1.1.1. Pengertian CSR
Corporate sosial responsibility (CSR) atau tanggungjawab sosial
perusahaan berdasarkan UU Perseroan terbatas No 40 tahun 2007
merupakan kewajiban perusahaan tambang dan migas yang harus
dijalankan dan dibiayai oleh perusahaan itu sendiri.
Perusahaan dalam melaksanakan tanggungjawab sosial dapat
berupa program untuk meningkatkan kesejahtraan masyaratkat,
melakukan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa, melakukan
perbaikan fasilitas umum dapat juga berupa sumbangan yang bersifat
sosial terhadap masyarakat disekitar persahaan tersebut berada.
Secara global belum ada definisi yang jelas karena definisi CSR
dan komponen CSR dapat berbeda-beda disetiap Negara-negara atau
daerah lain, namun secara umum kegiatan CSR memiliki hubungan
16
antara perusahaan dan para stakeholders yang memuat pemenuhan
terhadap ketentuan hukum, penghargaan terhadap masyarakat dan
lingkungan serta komitmen perusahaan dalam pembangunan
berkelanjutan.
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD:
2000) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955
lewat publikasinya mendefinisikan CSR, tanggung jawab sosial
perusahaan adalah komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi
sambil meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan keluarganya
serta komunitas lokal dan masyarakat luas.
Johnson dan Johnson dalam Hadi (2011: 46) mendefinisikan
Tanggungjawab Sosial Perusahaan mengenai bagaimana perusahaan
mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak positif secara
keseluruhan pada masyarakat.
Definisi tersebut pada dasarnya dari filosofi mengenai bagaimana
cara mengelola perusahaan, baik sebagian maupun secara
keseluruhan memiliki dampak yang positif bagi perusahaan dan
lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola
bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi
secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan.
Lawrence, Weber dan Post dalam Kartini (2009:2), mendefinisikan
CSR sebagai berikut tanggungjawab perusahaan untuk setiap kegiatan
usahanya yang mempengaruhi orang, komunitas mereka dan
lingkungan mereka.
17
Kotler dan Lee dalam Solihin (2009:5), mendefinisikan CSR
sebagai berikut komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis diskresioner dan
kontribusi sumber daya perusahaan
Berdasatkan definisi-definisi yang dijelaskan diatas dapat
disimpulkan bahwa CSR (corporate social responsibility) adalah
tanggungjawab sosial perusahaan dan komitment yang meliputi
perencanaan, penyusunan konsep dan strategi program yang
dijalankan untuk mendapatkan dampak positif terhadap sosial budaya
dan lingkungan dilokasi perusahaan beroperasi.
Mardikanto (2014:92) menjelaskan bahwa CSR adalah tentang
mengelola perubahan ditingkat perusahaan secara sosial
bertanggungjawab yang dapat dilihat dalam dua dimensi yang
berbeda:
1. Internal; merupakan tanggungjawab sosial terutama
berhubungan dengan karyawan dan terkait dengan isu-isu
seperti investasi dalam perubahan modal, kesehatan dan
keselamatan serta manajemen manusia, sementara praktik-
praktik lingkungan yang bertanggungjawab terkait terutama
untuk pengelolaan sumberdaya alam dan penggunaan sumber
daya lainnya dalam produksi.
2. Eksternal; CSR diluar perusahaan dengan masyarakat
setempat dan melibatkan berbagai stakeholder seperti mitra
bisnis, pemasok, pelanggan, otoritas public dan LSM yang
mewakili masyarakat local serta lingkungan.
18
2.1.1.2. Pengembangan Masyarakat (Community Development)
Dalam Program CSR
Implementasi program CSR lebih banyak dikembangkan pada
program pengambangan masyarakat atau Community development
(CD) sebagai program pembangunan yang berorientasi pada
masyarakat.
Menurut Widjaja (2003:169) pemberdayaan masyarakat adalah
upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat
dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan
mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial,
agama dan budaya.
Sedangkan menurut Untung (2014:63) Pemberdayaan masyarakat
adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan asset dan
kemampuan masyarakat miskin agar mau mengakses berbagai
sumber daya, permodalan, teknologi dan pasar dengan pendekatan
pendampingan, peningkatan kapasitas pelayanan serta pembelajaran
menuju kemandirian.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan merupakan suatu kegiatan meningkatkan kekuatan
masyarakat untuk berkembang secara berkesinambungan, dinamis,
serta membangkitkan kesadaran masyarakat agar ikut serta terlibat
dalam mengelolah semua potensi yang ada.
19
Kartasasmita (1995:95) mengemukakan bahwa upaya
pemberdayakan masyarakat harus dilakukan melalui tiga cara yakni
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat untuk berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi
bahwa setiap individu dan masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Hakikat dari kemandirian dan keberdayaan rakyat
adalah keyakinan dan potensi kemandirian tiap individu perlu untuk
diberdayakan. Proses pemberdayaan masyarakat berakar kuat
pada proses kemandirian tiap individu, yang kemungkinan meluas
ke keluarga, serta kelompok masyarakat baik ditingkat lokal
maupun nasional.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai
masukan, menyediakan prasarana dan sasaran yang baik fisik
(irigasi, jalan, dan listrik). Maupun sosial (sekolah dan fasilitas
pelayanan kesehatan) yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan
paling bawah. Terbentuknya akses pada berbagai peluang akan
membuat rakyat makin berdaya, seperti tersedianya lembaga-
lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran. Dalam upaya
pemberdayaan masyarakat ini yang penting antara lain adalah
peningkatan mutu dan perbaikan sarana pendidikan dan
kesehatan, serta akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi
seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.
20
3. Memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela
kepentingan masyarakat yang lemah. Dalam proses pemberdayaan
harus dicegah jangan sampai yang lemah bertambah lemah atau
mungkin terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat oleh karena
itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat
mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat.
Melindungi dan membela harus dilihat sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang dan
eksploitasi atas yang lemah
Salah satu fokus pelaksanaan program CSR adalah
pengembangan masyarakat. Program ini secara khusus diharapkan
berorientasi pada partisipasi masyarakat, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan sesuai dengan kemampuan masyarakat. Dengan
demikian keberhasilan program CSR ini sangat tergantung pada
pembangunana masyarakat yang diharapkan dapat tercapai
masyarakat yang mandiri dan memiliki kesejahtraan yang lebih baik.
Dalam hal implementasi program CSR untuk mencapai
kemandirian dan perbaikan tingkat kesejahtraan masyarakat
memerlukan waktu yang cukup lama sehingga faktor keberlanjutan
perlu diperhatikan agar program ini bisa berhasil.
Dengan demikian bahwa evaluasi sebagai salah satu tahapan
program CSR perlu dilakukan untuk memberikan umpan balik sejauh
mana tujuan program ini telah dicapai. Agar sesuai dengan tujuan
21
program diharapkan bahwa evaluasi kinerja program dilakukan dengan
pendekatan pengembangan masyarakat (community empowering).
2.1.1.3. Tahapan-Tahapan Penerapan CSR
Fokus program CSR adalah pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). John Elkinton dalam Wibisono (2007:6)
menjelaskan konsep CSR yang dituangkan dalam bukunya “Cannibals
with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”
dirilis tahun 1997 bahwa jika perusahaan ingin sustain maka ia harus
memperhatikan 3P yaitu profit, panet dan people. Profit merupakan
wujud sector ekonomi, planet adalah wujud sector lingkungan dan
sedangkan people wujud aspek sosial.
Program tanggung jawab sosial penting untuk diterapkan oleh
perusahaan karena keuntungan perusahaan tergantung pada
masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian diperlukan
perencanaan yang baik. Wibisono (2007:127) menjelaskan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan ketika perusahaan akan melakukan
program CSR, setidaknya terdapat empat tahap, diantaranya:
1. Tahap perencanaan
Perencanaan terdapat tiga langkah utama, yaitu awareness
building, CSR Assessment, dan CSR manual building. Awareness
building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran
mengenai pentingnya CSR dan Masalah Pengelolaan Program
Corporate Social Responsibility (CSR). Upaya ini dapat dilakukan
22
antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-
lain.
CSR Assessment merupakan upaya untuk memetakan kondisi
perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu
mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat
untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi
penerapan CSR secara efektif.
Langkah selanjutnya adalah membuat CSR manual. Hasil
assessment merupakan dasar menyusun manual atau pedoman
implementasi CSR. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui
benchmarking, menggali dari referensi atau menggunakan tenaga
ahli. Manual merupakan inti dari perencanaan, karena menjadi
panduan atau petunjuk pelaksanaan CSR bagi komponen
perusahaan. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan,
panduan dan pedoman dalam pengelolaan kegiatan sosial
kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pedoman ini
diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola
pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya
pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efesien.
2. Tahap Implementasi
Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan
berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik.
Akibatnya tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan tercapai, dan
masyarakat tidak akan merasakan manfaat yang optimal. Padahal
23
anggaran yang telah dikucurkan tidak bisa dibilang kecil. Oleh
karena itu perlu disusun strategi untuk menjalankan rencana yang
telah dirancang.
Dalam memulai implementasi, pada dasarnya terdapat tiga
aspek yang harus disiapkan, yaitu; siapa yang akan menjalankan,
apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara mealakukan
impelementasi beserta alat apa yang diperlukan. Dalam istlah
manajemen populer, aspek tersebut diterjemahkan kedalam:
a. Pengorganisasi, atau sumber daya yang diperlukan
b. Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan
jenis tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya.
c. Pengarahan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara
melakukan tindakan
d. Pengawasan atau kontrol terhadap pelaksanaan Pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana
e. Penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian
tujuan
Lebih lanjut Wibisono (2007) menjelaskan bahwa tahap
impelementasi ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu sosialisasi,
pelaksanaan dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk
memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai
berbagai aspek yang terkait degan implementasi CSR khususnya
mengenai pedoman penerapan CSR. Agar efektif, upaya ini perlu
dilakukan dengan suatu tim atau divisi khusus yang dibentuk untuk
24
mengelola program CSR, langsung berada dibawah pengawasan
salah satu direktur atau CEO. Tujuan utama sosialisasi adalah agar
program CSR yang akan diimplementasikan mendapat dukungan
penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam
perjalanannya tidak ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit
penyelenggara.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus
sejalan dengan pedoman CSR yang ada, berdasarkan roadmap
yang telah disusun.
Sedangkan internalisasi adalah tahap jangka panjang.
Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR
di dalam seluruh aspek bisnis perusahaan, misalnya melalui sistem
manajemen kinerja, prosedur pengadaan, proses produksi,
pemasaran dan proses bisnis lainnya. Dengan upaya ini dapat
dinyatakan bahwa penerapan CSR bukan sekedar kosmetik namun
telah menjadi strategi perusahaan, bukan lagi sebagai upaya untuk
compliance tetapi sudah beyond compliance.
3. Tahap Evaluasi
Setelah program diimplementasikan langkah berikutnya adalah
evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu
dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur
sejauhmana efektifitas penerapan CSR. Terkadang ada kesan,
evaluasi baru dilakukan jika ada program yang gagal. Sedangkan
jika program tersebut berhasil, justru tidak dilakukan evaluasi.
25
Padahal evaluasi harus tetap dilakukan, baik saat kegiatan tersebut
berhasil atau gagal. Bahkan kegagalan atau keberhasilan baru bisa
diketahui setelah program tersebut dievaluasi.
Evaluasi juga bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan.
Evaluasi dilakukan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan.
Misalnya keputusan untuk menghentikan, melanjutkan, memperbaiki
atau mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program yang
telah diimplementasikan.
4. Pelaporan
Pelaporan dilakukan dalam rangka membangun sistem
informasi baik untuk keperluan proses pengembalian keputusan
maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan
mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi untuk keperluan
shareholder juga untuk stakeholder yang memerlukan.
2.1.1.4. Indikator Keberhasilan Implementasi Program CSR
Perkembangan CSR hingga saat ini mengalami banyak
perubahan, yang memunculkan banyak model CSR yang berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Untuk itu perlu
memahami model CSR yang digunakan sebagai bentuk ideal
pendekatan community development. Pendekatan ini sebagai wujud
dari perbedaan political interest dan ideologi yang tersembunyi yang
menjadi warna dari CSR suatu perusahaan. Tiga pendekatan
pembangunan tersebut menurut Dody Prayogo (2011:96-109) adalah:
26
1. Locality Development, pada prinsipnya pendekatan ini menekankan
pada komunitas lokal disekitar perusahaan. Penekanannya lebih
cenderung kepada kuasa komunitas dalam menentukan,
melaksanakan dan memanfaatkan hasil program melalui potensi
sumber daya lokal Bentuk pendekatan locality ini dianggap sebagai
bentuk yang paling ideal karena biasanya dilakukan oleh lembaga
komunitas lokal sendiri. Namun pendekatan ini sulit di lakukan
karena hambatan dari keterbatasan yang dimiliki komunitas lokal
baik dari sumber daya manusia, alam dan teknologi untuk itu
dibutuhkan bantuan dari luar utnuk pelaksanaan
2. Social Planning di mana community development ditekankan pada
top-down approach melalui kekuatan perencanaan dalam
mengembangkan komunitas. Kekuatan pendekatan ini terletak
pada kelengkapan data dan metode ilmiah. Dimana untuk
melakukan perubahan dibutuhkan sebuah perencanaan yang
rasional dan ilmiah. Biasanya pendekatan ini dilakukan untuk
memecahkan masalah tertentu yang ada atau muncul di dalm
komunitas. Karena pendekatan yang cenderung top- down
approach maka pendekatan ini banyak digunakan oleh program
pemerintah dan karenanya dapat disebut sebagai state diriven CD.
3. Social action yaitu bentuk lain dari pendekatan yang menekankan
pentingnya peran lembaga advokasi dalam pembangunan lokal.
Misi pendekatan ini untuk membuat perubahan sosial melalui
mekanisme gerakan sosial. Perubahan sosial yang dianggap tidak
adil dan timpang. Oleh karenanya pendekatan ini cenderung pada
27
gerakan atau pemberdayaan politik dan tidak fokus pada substansi
membanyun komunitas.
Dari penjelasan model pendekatan dalam pelaksanaan program
CSR diatas, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana membuat
program yang berhasil atau memberikan manfaat yang terbaik bagi
masyarakat untuk jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut
perlu dilakukan tahapan-tahapan pelaksanaan seperti yang sudah
dijelaskan pada bahasan sebelumnya. Dalam pelaksanaanya
pemerintah selaku regulator perlu melakukan kontrol dan pengawasan
pelaksanaan komitmen perusahaan dalam menjalankan kewajibannya.
Pemerintah memberikan dukungan, pengarahan dan penghargaan
pada perusahaan yang menjalankan kewajiban pelaksanaan program
CSR.
Untuk menentukan keberhasilan program, menurut Prayogo
(2011) seringkali sulit dilakukan karena kerap kali ada hidden agenda
dalam program yang digulirkan. Untuk itu dalam melakukan penilaian
keberhasilan terlebih dahulu perlu membatasi keberhasilan itu sendiri.
Lebih lanjut Prayogo (2013) menjelaskan mengukur tingkat
keberhasilan implementasi program CSR pada industry ekstraktif
dalam dilihat pada empat aspek yaitu
1. Konsep keadilan (Justice), yaitu pemenuhan terhadap peraturan
yang ada (legal compliance), kebijakan dan aktifitas internal
perusahaan harus bisa mengakomodasi peraturan pemerintah
mengai pelaksanaan CSR. Hal ini dapat pula dilihat pada visi, misi,
28
kebijakan, organisasi dan biaya yang dikeluarkan untuk program
CSR.
2. Konsep persamaan (equality), diartikan sebagai peningkatan
kesejahtraan masyarakat dan peningkatan peningkatan kapasitas
(capacity building) masyarakat lokal. Kesejantraan masyarakat ini
dapat diukur dengan efektifitas, kesesuaian program CSR dengan
kebutuhan masyarakat, dampak dan keberlanjutan program,
sedangkan kapasitas masyarakat diukur dengan tingkat partisipasi
dan pemberdayaan (empowerment).
3. Kontrak sosial (social contract), dalam hal ini adalah hubungan
antara perusahaan dan masyarakat yaitu penerimaan masyarakat
lokal terhadap keberadaan aktifitas pertambangan, maupun migas.
Aspek ini diukur penerimaan dan dukungan masyarakat dalam
bentuk kerjasama, dukungan dan pengaruh yang saling
menguntungkan.
4. Citra perusahaan, aspek ini diukur terhadap perbaikan citra
perusahaan dalam pandangan masyarakat lokal melalui
assessmen program CSR itu sendiri dan image perusahaan secara
umum.
Dari penjelasakan diatas bahwa keberhasilan program sendiri
dinilai secara sosial yang berarti meningkatkan kesejahteraan dan
meningkatkan legitimasi sosial korporasi di mata masyarakat. Secara
bisnis, program CSR dianggap berhasil apabila dapat meningkatkan
image perusahaan. Dalam hal implementasi program CSR yang telah
29
berjalan atau sudah dilaksanakan maka pengukuran implementasi
program CSR lebih tepat diukur pada aspek persamaan (equality).
Prayogo & Hilarius ( 2012) menjelaskan indikator aspek ini sebagai
berikut:
1. Efektifitas (effectiveness), maksudnya keberhasilan berdasarkan
manfaat yang diterima oleh masyarakat melalui tingkat
kemampuan, kemandirian, penyelesaiaan masalah dan kesetaraan
posisi tawar komunitas dengan perusahaan
2. Kesesuaian (relevance), yang dimaksud adalah adanya kesesuaian
program terhadap pemenuhan kebutuhan dari masyrakat.melalui
kesesuaian antara manusia, sumber daya alam dan kemampuan
lokal.
3. Keberlanjutan (sustainability), dimaksudkan sebagai keberlanjutan
program yaitu dengan kemampuan sendiri warga dapat
melanjutkan program tanpa bantuan dari eksternal.
4. Dampak (impact), cakupan penerima manfaat yang memperoleh
manfaat baik dari program yang dijalankan melalui tingkat
kemandirian dan menjadi inspirasi bagi kelompok lain.
5. Partisipasi (participation) masyarakat pada program/ kegiatan yang
dibuat oleh perusahaan, dapat menyelesaikan program sesuai
perencanaan dan tingkat solidaritas, semangat dan kebersamaan
dari program yang dilaksanakan. Partisipasi adalah pelibatan dalam
setiap proses, namun partisipasi juga tidak hanya dilihat dari
30
keterlibatan secara fisik tetapi juga esensi seperti sumbang saran
dan ide-ide yang dimiliki.
6. Pemberdayaan (empowerment), memanfaatkan dan meningkatkan
potensi masyarakat dalam program yang sedang dijalankan.
Dengan pemberdayaan akan meningkatkan tingkat keberhasilan
suatu program yang akan menuju pada kemandirian masyarakat.
Tabel 2.1. Aspek (variabel) atau Indikator CSR
Aspek/Variabel Indikator Sub-Indikator
Kesejahtraan (Welfare)
Efektifitas (Effectiveness)
Output fulfill needs
Output improves access
Kesesuaian (Relevance)
Relevance to the needs
Relevance to the needs/capacity
Relevance to local resouces
Keberlanjutan (Sustainability)
Sustainability of resouces/ input
Sustainability of organization/ management
Sustainability of maintenance
Dampak (Impact)
Impact by substance
Impact by scope
Organizational skills
Pengembangan Kapasitas (Community Capacity Building)
Partisipasi (Participation)
Participation in activities
Participation in resources/ materials
Pemberdayaan (Empowerment)
Personal skills
Organizational skills
Sumber : Proyogo (2013)
31
2.1.1.5. Manfaat Program CSR
Wibisono (2007) menguraikan 10 keuntungan yang dapat
diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social
Responsibility, yaitu:
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image
perusahaan.
Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan,
sebaliknya kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan
reputasi positif perusahaan. Image / citra yang positif ini penting
untuk menunjang keberhasilan perusahaan
2. Layak Mendapatkan sosial licence to operate
Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika
mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan
sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan. Sehingga
imbalan yang diberika kepada perusahaan adalah keleluasaan
untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.
3. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan
perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha.
Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu kelancaran
bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya
untuk recovery akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan
anggaran untuk melakukan program Corporate Social
Responsibility. Oleh karena itu, pelaksanaan Corporate Social
Responsibility sebagai langkah preventif untuk mencegah
32
memburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat
perhatian
4. Melebarkan Akses Sumber Daya
Track records yang baik dalam pengelolaan Corporate Social
Responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan
yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya
yang diperlukan perusahaan
5. Membentangkan Akses Menuju Market
Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social
Responsibility ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju
peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk
loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru
6. Mereduksi Biaya
Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan
melakukan Corporate Social Responsibility. Misalnya: dengan
mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi. Selain
dapat menghemat biaya produksi, juga membantu agar limbah
buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan
7. Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoder
Implementasi Corporate Social Responsibility akan membantu
menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholder, dimana
komunikasi ini akan semakin menambah trust stakeholders kepada
perusahaan
8. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
33
Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility
umumnya akan meringankan beban pemerintah sebagai regulator
yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
lingkungan dan masyarakat
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi
positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta
lingkungan, akan menimbulkan kebanggan tersendiri bagi
karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga
meningkatkan motivasi kerja mereka
10. Peluang Mendapatkan Penghargaan
Banyaknya penghargaan atau reward yang diberikan kepada
pelaku Corporate Social Responsibility sekarang, akan menambah
kans bagi perusahaan untuk mendapatkan award
Masyarakat sekitar sebagai salah satu target pelaksanaan
program CSR tentu mendapatkan keuntungan. Mardikanto (2014:133)
menjelaskan tujuan CSR bukan hanya pembangunan komunitas
semata. Inti dari tujuan CSR adalah bagaimana pembangunan
komunitas bisa terus eksis berada dalam masyarakat sebagai upaya
untuk keseimbangan lingkungan dan alam.
Demikian pula bahwa manfaat CSR bagi masyarakat harus
sejalan dengan salah satu prinsip pelaksanaan CSR yang
dikemukakan oleh Crowther David dalam Hadi (2011:59) yaitu
sustainability, artinya perusahaan dalam melaksanakan program CSR
harus mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya dimasa depan.
34
Manfaat bagi masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang social-
sustainability yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Asy’ari :
2009)
2.1.2. Citra Perusahaan
2.1.2.1. Pengertian Citra Perusahaan
Menurut Philip Kotler (2000), Citra adalah seperangkat keyakinan,
ide dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap obyek. Menurut
Roslina dalam Pratama (2011) dikatakan bahwa citra perusahaan
adalah persepsi eksternal stakeholders. Citra perusahaan merupakan
citra organisasi secara keseluruhan, bukan sekedar citra atas produk
dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal,
seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,
keberhasilan dan stabilitas keuangan, kualitas produk, keberhasilan
ekpsor, hubungan industry yang baik, reputasi sebagai pencipta
lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan
komitmen mengadakan riset.
. Dari pengertian ini dapat di jelaskan bahwa citra merupakan persepsi
seseorang terhadap sesuatu hal yang diperoleh melalui informasi atau
sesuatu yang dalami.
Menurut Katz dalam Ardianto dan Soemirat (2004) mengatakan
bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap
perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang
memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan
35
perusahaan, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok,
masyarakat dan lain-lain.
Sedangkan Nguyen dan Leblanc (2002) mengungkapkan bahwa
citra perusahaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk
dibenak masyarakat tentang perusahaan. Dimana citra tersebut
berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk,
tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan
oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan klien organisasi.
Dowling (2002) menyatakan bahwa citra perusahaan merupakan
sekumpulan kepercayaan dan perasaan tentang suatu organisasi.
Dengan demikian bahwa citra perusahaan dapat dijelaskan
sebagai pandangan atau kesan yang diperoleh pihak lain terhadap
suatu perusahaan yang berhubungan dengan apa yang dihasilkan,
kegiatan atau cara dalam melakukan kegiatannya, interaksi terhadap
pihak lain maupun nama / brand yang telah lebih dulu dikenal.
Menurut Jefkins, Frank (1992) bahwa citra perusahaan merupakan
citra dari organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra atas
produk dan pelayanannya. Lebih lanjut Jefkins menjelaskan bahwa
citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat
meningkatkan citra perusahaan antara lain:
a) Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang
b) Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya
c) Keberhasilan ekspor
d) Hubungan industri yang baik
36
e) Reputasi sebagai pencipta lapangan pekerjaan dalam jumlah
besar
f) Kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial
g) Komitmen mengadakan riset terhadap kegiatan
Siswanto Sutujo (2004:39) juga mengemukakan bahwa keberhasilan
perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
yaitu:
a) Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang
dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran.
b) Manfaat yang ditonjolkan cukup realistis
c) Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan
d) Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran
e) Citra yang ditonjolkan merupakan sarana, bukan tujuan usaha
2.1.2.2. Citra Perusahaan Dalam Industri Ekstraktif
Di sektor industri ekstraktif seperti industry pertambangan dan
kecenderungan yang terjadi di negara berkembang adalah perusahaan
menimbulkan beragam persoalan sosial dan lingkungan. Isu-isu seperti
pencemaran lingkungan, keselamatan kerja, kesehatan pekerja,
kesetaraan gender, kesehatan masyarakat, penggunaan air,
penggunaan energi, kemiskinan, keterampilan dan pendidikan menjadi
sorotan tajam industri ini.
Industri pertambangan tidak menghasilkan produk yang dapat
dijual langsung kepada masyarakat, berbeda dengan industri lain
seperti industri makanan, retail dan lain-lain, sehingga masyarakat
tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan. Pada
37
industry pertambangan, kapasitas produksi maupun penjualan sangat
tergantung pada konsumen khusus biasanya adalah industri lain yang
melakukan pengolahan lanjutan untuk mendapat produk akhir yang
dapat dijual kemasyarakat.
Dengan demikian industri ekstraktif khususnya pertambangan
dalam membangun citra perusahaan tidak fokus pada membentuk
keuntungan tetapi pada kepedulian pada masyarakat dan menjamin
keberlangsungan usaha. Hal ini sejalan dengan pendapat Seitel bahwa
kebanyakan perusahaan menyakini bahwa citra perusahaan yang
positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dalam jangka
panjang (Ardianto, 2011:111).
Ketidakpedulian pada masyarakat menimbulkan ancaman
terhadap kelangsungan diri industri ekstraktif. Industri mendapatkan
tuntutan untuk mendistribusikan sebagian keuntungan yang diperoleh
pada masyarakat, demi terpenuhinya keadilan, kesetaraan, dan
keberlangsungan ekonomi masyarakat di sekitar (Prayogo & Sulastri,
2010).
Tantangan dalam mempertahankan lisensi untuk beroperasi dan
tanggung jawab sosial perusahaan sangat penting bagi industri
ekstraktif. Dengan demikian membangun citra perusahaan melalui
program CSR yang memiliki dampak positif terhadap kesejahtraan
masyarakat merupakan salah satu aset terpenting dari perusahaan
yang selayaknya terus menerus dibangun dan dipelihara. Citra
dibangun oleh perusahaan itu sendiri, dengan etika dan budaya
perusahaan, komunikasi dan kebijakan sehingga citra yang baik akan
38
memberikan rasa aman terhadap investasi yang dilakukan
perusahaan.
2.1.2.3. Faktor-Faktor Yang Membentuk Citra Perusahaan
Menurut pendapat Shirley Harison (2005:71) menjelaskan citra
perusahaan dibentuk dari unsur-unsur berikut yaitu:
1. Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami
oleh lingkungan di luar perusahaan. seperti perusahaan yang
dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggungjawab
sosial.
2. Reputation, Hal yang telah dilakukan oleh perusahaan dan diyakini
publik sasaran terhadap perusahaan berdasarkan pengalaman
pribadi atau orang lain
3. Values/Ethics, nilai-nilai dan filosofi yang dianut perusahaan
seperti budaya perusahaan, sikap manajemen terhadap
masyarakat, karyawan yang tanggap atau bertanggungjawab.
4. Corporate Identity, komponen yang memudahkan public untuk
mengenali perusahaan seperti simbol, logo, warna dan lain-lain.
2.2. Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
39
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
1 Pengaruh Corporate
Social
Responsibility
terhadap Citra
(Survei pada warga
sekitar PT Sasa Inti
Gending –
Probolinggo)
Bahrul
Ulum,
Zainul
Arifin,
Dahlan
Fanani
Untuk mengetahui
pengaruh Corporate
Social Responsibility
terhadap Citra
Perusahaan di warga
sekitar perusahaan PT.
Sasa Inti Gending-
Probolinggo
Variabel :
Community
support/dukungan
masyarakat
Environmental/
lingkungan
Product
Teknik Analisis :
Deskriptif dan regresi
linier
Terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan atau bersama-sama
antara variabel-variabel Corporate
Social Responsibility yang terdiri dari
Community Support (X1),
Environment (X2) dan Product (X3)
terhadap Citra Perusahaan (Y).
Masing masing variabel berpengaruh
signifikan terhadap citra perusahaan
Variabel dalam Corporate Social
Responsibility yang berpengaruh
dominan terhadap Citra Perusahaan
(Y) dalam penelitian ini adalah
variabel Product (X3)
2 Pengaruh
Penerapan Program
Corporate Social
Responsibility
Anofrida
Yenti
Untuk menganalisis
pengaruh dimensi sosial
dan dimensi lingkungan
terhadap citra PT. Semen
Variabel :
Dimensi Sosial
Dimensi Lingkungan
Dimensi lingkungan berpengaruh
positif terhadap citra perusahaan PT.
Semen Padang.
Dimensi sosial berpengaruh signifikan
40
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
terhadap Citra
Perusahaan PT.
Semen Padang
(Studi Kasus
Masyarakat
Kecamatan Lubuk
Kilangan Padang)
Padang Teknik Analisis:
Analisis regresi berganda
terhadap citra perusahaan PT. Semen
Padang.
3 Mengukur Pengaruh
Program CSR
Terhadap Citra
Perusahaan Bank
BJB
Angga
Yusrilianda
Ai Lili
Yulianti
Menganalis pengaruh
program CSR dari variabel
people, planet dan profit
terhadap citra perusahaan
Variabel:
People
Planet
Profit
Teknik Analisis:
Regresi Linier sederhana
Realisasi program CSR melalui
pemberian bantuan mesin biodigester
sampah Bank BJB berpengaruh
terhadap citra perusahaan pada
masyarakat Kelurahan Babakan Sari.
4 Pengaruh Corporate
Social
Responsibility
(CSR) Terhadap
Citra
(Survei pada
Masyarakat yang
Novi Nur
Indah Sari
Achmad
Fauzi
Sunarti
Untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh
Tanggung Jawab Sosil
Perusahaan (CSR) terhadap
Citra
Variabel :
Keterlibatan Komunitas
Pembuatan Produk
yang Bisa
Dipertanggungjawabkan
Secara Sosial
Terdapat pengaruh secara simultan
(uji F) dan parsial (uji t) antara
variabel bebas (Keterlibatan
Komunitas (X1), Pembuatan Produk
yang Bisa Dipertanggungjawabkan
Secara Sosial (X2) dan Hubungan
Karyawan (X3)) terhadap Citra
41
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
Bekerja di Pabrik
Gula Kebon Agung
yang Bertempat
Tinggal di Daerah
Kebon Agung
Malang)
Hubungan Karyawan
Teknik Analisis:
Regresi linier berganda
Perusahaan (Y). Variabel yang paling
kuat pengaruhnya yaitu Keterlibatan
Komunitas
4 Pengaruh
Implementasi
Corporate Social
Responsibility
(CSR) Terhadap
Citra Perusahaan
(Studi Pada PT.
Semen Indonesia
(Persero), Tbk.)
Mohamm
ad
Yaskun
Puguh
Cahyono
Untuk mengukur faktor-
faktor yang ada dalam
implementasi CSR yang
dilakukan oleh PT. Semen
Indonesia (Persero), Tbk.
yang berpengaruh
terhadap citra perusahaan
Variabel :
Program Kemitraan (X1)
Program sektor
pendidikan (X2)
sektor kesehatan (X3)
sektor pelestarian alam
(X4)
sektor bencana alam
(X5)
Sektor olahraga seni
dan budaya
(X6)
Sektor sarana umum
(X7)
Berdasarkan pengujian
statistik,variabel Program Kemitraan
(X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Citra perusahaan (Y).
Program sektor pendidikan (X2) tidak
berpengaruh signifikan terhadap citra
perusahaan
Program sektor pendidikan (X2) tidak
berpengaruh signifikan terhadap citra
perusahaan
Variabel sektor kesehatan (X3) tidak
berpengaruh signifikan terhadap CItra
perusahaan (Y).
Variabel sektor pelestarian alam (X4)
42
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
Sektor sarana ibadah
(X8)
Teknik Analisis:
Regresi linear
berganda
tidak berpengaruh signifikan terhadap
citra perusahaan (Y).
Variabel sektor bencana alam (X5)
tidak berpengaruh signifikan terhadap
citra perusahaan
Sektor olahraga seni dan budaya
(X6) tidak berpengaruh signifikan
terhadap citra perusahaan
Sektor sarana umum (X7)
berpengaruh signifikan secara negatif
terhadap citra perusahaan
(berlawanan dengan dugaan awal
penelitian).
Sektor sarana ibadah (X8) tidak
berpengaruh signifikan terhadap citra
perusahaan
4 Membangun Citra
Perusahaan Melalui
Program Desaku
Vera
Retno
Juwita,
Menganalisis faktor-faktor
yang mendorong pada
pembangunan citra
Variabel :
1. Iklan Hijau
2. Produk
Iklan Hijau telah berhasil
empengaruhi pembangunan citra
perusahaan secara langsung atau
43
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
Hijau (Studi Pada
PT HM Sampoerna
di Pekalongan)
(2006) perusahaan melalui
Desaku Hijau
3. Nilai yang dirasa
Teknik analisis : SEM
tidak langsung melalui persepsi
konsumen mengenai kepedulian
Sampoerna Hijau pada kegiatan yang
peduli lingkungan dan hal ini
berdampak positif pada citra
perusahaan yang peduli lingkungan.
5 Analisis Pengaruh
Program Corporate
Social
Responsibility PT
Chevron
Geothermal Salak
Terhadap Reputasi
Perusahaan
Menurut Pandangan
Masyarakat Sekitar
Daerah Operasi
Merlin
dan
Fahrul
Ismaeni,
(2013)
1. Mengetahui hubungan
program CSR terhadap
reputasi perusahaan
menurut pandangan
masyarakat sekitar
2. Menganalisis
hubungan
implementasi program-
program CSR terhadap
reputasi perusahaan
menurut pandangan
masyarakat di sekitar
daerah operasi
Variabel :
1. kesediaan turut
memikul tanggung
jawab sosial
2. Sejarah atau riwayat
hidup perusahaan
yang gemilang
3. Reputasi sebagai
pencipta lapangan
pekerjaan dalam
jumlah besar
4. Komitmen
mengadakan riset
Program-program CSR yang telah
dilakukan PT Chevron Geothermal
Salak memiliki pengaruh terhadap
reputasi perusahaan menurut
pandangan masyarakat sekitar di
Kecamatan Kabandungan,
Kalapanunggal dan Pamijahan.
44
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
6 Pengaruh Program
Corporate Social
Responsibility
Terhadap Citra PT.
Pertamina (Persero)
(Survei terhadap
Program Bank
Sampah Kelurahan
Kapuk Muara RW
05)
Ringga
Variandik
a
Pratama
Putra
(2011)
Untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara
CSR PT.Pertamina
(Persero) dengan
pembentukan citra
perusahaan dan
mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang
dihasilkan dari program
CSR terhadap citra
PT.Pertamina (Persero)
Variabel:
Kualitas produk
Program CSR yang dilakukan oleh
perusahaan tepat sasaran dan
menimbulkan citra positif di
masyarakat. Selanjutnya,
berdasarkan hasil uji regresi antara
program CSR terhadap citra
perusahaan, maka diperoleh hasil uji
signifikansi dimana hasilnya terdapat
pengaruh antara program CSR
terhadap citra perusahaan
PT.Pertamina (persero).
7 Pengelolaan
Corporate Social
Responsibility
(CSR) Dalam
Membangun Citra
Perusahaan
Nurjanna
h, Noor
Efni
Salam,
Rusmadi
Awza
Mengetahui aktifitas
program CSR dalam
membangun citra
perusahaan pada PT
Chevron Pasific Indonesia
dan bagaimana
pengelolaan program CSR
yang efektif yang
Analsis data primer
(observasi, wawancara,
dan dokumentasi)
dengan metode
komparatif atas hasil
wawancara dengan
informan, analysis
dokumen (studi
Dalam penelitian ini diperoleh
informasi sebagai berikut
1. Aktifitas program CSR PT CPI
menjadi program untuk
meningkatkan citra perusahaan
dalam pandangan masyarakat.
PT CPI melakukan perencanaan
dan pengelolaan aktifitas
45
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
diaplikasikan oleh
perusahaan PT Chevron
Pasific Indonesia.
kepustakaan) serta
membandingkan hasil
observasi yang
dilakukan.
program CSR diberbagai bidang
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. PT CPI juga
memiliki panduan yang jelas
terhadap program CSR yaitu
program CSR harus dilakukan
sejak awal proses bisnis
berlangsung.
2. Program CSR PT CPI mendapat
sambutan positfi masyarakat dan
pemerintah kabupaten maupun
Provinsi Riau.
3. Dalam implementasi program
CSR, PT CPI mengalami
berbagai hambatan mulai dari
proses penetapan program dan
tekanan masyarakat.
4. Beberapa program CSR
digulirkan setelah
memperhatikan kondisi dan
46
No Topik / Judul Buku
atau Artikel
Penulis Tujuan Penelitian / Penulisan Buku atau
Artikel
Variabel Penelitan / Teknik Analisis
Hasil Penelian / Isi Buku
tuntukan masyarakat local,
sehingga program CSR
merupakan bagian dari investasi
untuk melindungi operasi
perusahaan dari berbagai
gangguan masyarakat.
47
2.3. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.3.1. Kerangka Pemikiran
Dari pembahasan teoritis diatas, maka kerangka pikir pada penelitian
mengenai implementasi program CSR PT Vale dan pengaruhnya terhadap
citra perusahaan pada kasus program CSR PT Vale Indonesia,tbk pada
proyek penyediaan air bersih dikembangkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Model Penelitian
Dalam penelitian ini implementasi program CSR PTPM sarana umum
yaitu penyediaan sarana dan prasarana air bersih di kecamantan Nuha,
Towuti dan Wasuponda akan dievaluasi implementasinya menggunakan
variabel manfaat, partisipasi, kesejahtraan, dan pengembangan kapasitas.
Secara keseluruhan dari implementasi program CSR ini akan dilihat
hubungannya terhadap persepsi masyarakat pada peningkatan citra
perusahaan.
Citra Perusahaan
(Y)
Kesejahtraan (X2)
Manfaat (X1)
Pengembangan Kapasitas (X3)
Implementasi
Program CSR
H4
H1
H2
H3
48
2.3.2. Hubungan Antar Variabel
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan berikut
ini
2.3.2.1. Hubungan Antara Manfaat dan Citra Perusahaan
Merasakan manfaat dari suatu program merupakan harapan
berbagai pihak, manfaat artinya memberikan nilai tambah sehingga
bagi setiap perusahaan dalam melaksanakan program CSR faktor
manfaat yang dapat dirasakan oelh masyarakat merupakan hal
penting.
Wibisono (2007) menjelaskan bahwa salah satu manfaat program
CSR adalah meningkatkan reputasi dan image perusahaan. Program
CSR yang memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat tentu
meningkatkan kepercayaan dan memberikan pandangan dan kesan
yang baik dari masyarakat yang menerima manfaat program ini.
Dengan demikian manfaat yang dihasilkan oleh suatu program CSR
dan bisa dinikmati oleh masyarakat akan meningkatkan citra
perusahaan dalam pandangan masyarakat.
2.3.2.2. Hubungan Antara Kesejahtraan dan Citra Perusahaan
Variabel kesejahtraan terdiri dari efektifitas, kesesuaian, dampak
dan keberlanjutan. Efektif apabila sebuah hasil program CSR yang
diperoleh memenuhi kebutuhan masyarakat atau memberikan
kemudahan terhadap akses masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya. Demikian pula kesesuaian program akan menciptakan
kelayakan program mencerminkan terpenuhinya kebutuhan
masyarakat.
49
Prinsip dasar program CSR adalah keberlanjutan yaitu bahwa
program tidak berhenti ketika perusahaan tidak beroperasi lagi atau
tidak terlibat lagi dalam program. Faktor keberlanjutan dalam program
CSR ini akan memastikan masyarakat secara berkesinambungan
menerima manfaat dari program yang digulirkan. Keberlanjutan
program akan menjaga hubungan masyarakat dengan perusahaan,
demikian pula akan memberikan manfaat bagi perusahaan dalam
beroperasi. Faktor keberlanjutan program akan menciptakan
kemandirian masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan
program yang telah diberikan.
Yang dimaksud dengan dampak dalam program CSR artinya
memberikan pengaruh terhadap orang lain. Mafaat yang dihasilkan
dari suatu program tidak hanya di nikmati oleh penerima program saja
tetapi juga memberikan pengaruh terhadap masyarkat lainnya dalam
berbagai bidang misalnya memperngaruhi kualitas kesejahtraan,
berdampak pada kegiatan perekonomian, kesehatan dan lain-lain.
Dampak program ini akan memberikan pengaruh yang luas, tidak
hanya pada sisi program saja tetapi seperti kehidupan lainnya atau
masyarakat lainnya
Kotler dan Lee dalam Solihin (2009) menjelaskan bahwa CSR
merupakan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahtraan
masyarakat. Sedangkan citra merupakan persepsi seseorang terhadap
sesuatu yang diperoleh atau sesuatu yang dialami. Dengan demikian,
peningkatan sisi kesejahtraan ini akan dilihat oleh masyarakat program
50
yang memiliki manfaat yang besar dan sehingga meningkatkan citra
perusahaan dalam pandangan masyarakat sekitasnya.
2.3.2.3. Hubungan Antara Pengembangan Kapasitas dan Citra
Perusahaan
Melibatkan masyarakat dalam suatu program memiliki banyak
manfaat, sehingga sebaiknya partisipasi masyarakat dalam program
CSR dilakukan sejak dari awal program dikembangkan. Masyarakat
merupakan objek dalam program ini, sehingga masukan dan
pendapatnya merupakan hal yang penting. Partisipasi juga akan
mengurangi kendala kendala yang mungkin dihadapi terutama
mengenai bagaimana menentukan sasaran dan tujuan program
sehingga dapat diperoleh manfaat yang besar.
Partisipasi masyarakat menunjukkan kepedulian perusahaan dan
keinginan masyarakat ikut dalam program yang akan dilaksanakan.
Keterlibatannya akan menumbuhkan peran sekaligus menumbuhkan
keberlanjutan dan keberhasilan program.
Demikian pula bila sebuah program yang dikembangkan sesuai
dengan kemampuan masyarakat akan memiliki peluang yang lebih
besar untuk berhasil. Faktor pemberdayaan artinya memanfaatkan
sumber daya/potensi masyarakat dalam mengelola program CSR,
dengan demikian selain memberikan manfaat juga akan menciptakan
kemandirian sehingga tujuan program lebih mudah tercapai.
Lebih lanjut bahwa pemberdayaan merupakan salah satu prinsip
dasar dalam pengelolaan program CSR dimana masyarakat sebagai
objek pengembangan. Dengan pemberdayaan masyarakat maka
51
keberlanjutan program akan lebih mudah dicapai karena program
dijalankan sesuai dengan sumberdaya yang telah dimiliki oleh
masyarakat. Jika program ini berjalan baik tentu akan meningkatkan
citra perusahaan dalam pandangan masyarakat.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian, kajian pustaka dalam bab ini dan kerangka pikir
maka akan diuji hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 1 : Manfaat program CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengembangan citra perusahaan dalam pandangan masyarakat.
Hipotesis 2 : Peningkatan tingkat kesejahtraan masyarakat sebagai dampak
program CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan citra perusahaan dalam pendangan masyarakat.
Hipotesis 3 : Pengembangan kapasitas masyarakat sebagai dampak program
CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan citra
perusahaan dalam pendangan masyarakat.
Hipotesis 4 : Manfaat program, peningkatan kesejahtraan dan pengembangan
kapasitas masyarakat berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan citra perusahaan dalam pandangan masyarakat.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan metode penelitian untuk menelaah masalah
penelitian yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Secara lebih detail akan
dijelaskan rancangan penelitian, teknik sampling, variabel penelitian and metode
analsis.
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory perseptional
research) merupakan penelitian penjelasan dari persepsi responden yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis faktor
manfaat, kesejahtraan dan pengembangan kapasitas serta melihat pengaruhnya
terhadap pembentukan citra perusahaan.
Prayogo (2011:47) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif merupakan
pendekatan yang kerap digunakan dalam evaluasi program CSR dan Community
development (CD), namun untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam
diperlukan penilaian dan penjelasan kualitatif untuk melengkapi penilaian
kuantitatif tersebut. Sehingga dalam penelitian ini juga dilakukan secara kualitatif
melalui in-depth interview dan observasi untuk melihat kenyataan lapangan dan
menangkap pendapat atau ide para stakeholder mengenai pelaksanaan dan
perbaikan pada pelaksanaan program CSR, khususnya pada implementasi
program CSR PT Vale – PTPM Sarana umum yaitu penyediaan sarana air bersih
di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda. .
53
Rancangan penelitian ini adalah penelitian noneksperimen. Dimensi waktu
penelitian ini adalah studi cross sectional merupakan studi yang dilakukan secara
simultan pada satu saat (sekali waktu) atau pengambilan data hanya satu kali
dalam periode waktu tertentu. Penelitian ini menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik serta bertujuan untuk menguji hipotesis.
Tahapan penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut :
1. Melakukan survei pendahuluan yaitu kunjungan lapangan dan pengamatan
serta diskusi awal kepada masyarakat.
2. Melakukan studi literatur yaitu mengumpulkan informasi melalui laporan
tahunan CSR dan informasi umum yang diperoleh dari internet. Selanjutnya
melakukan tinjuan teori, konsep dan penelitian terdahulu yang ada
hubungannya dengan penelitian ini. Melalui studi literatur ini dikembangkan
konseptual penelitian dan variabel-variabel penelitian.
3. Pengumpulan data populasi dan penentuan sampel.
4. Penetapan batasan dan asumsi penelitian. Batasan dan asumsi penelitian perlu
ditetapkan untuk tidak menimbulkan kesalahan tafsif.
5. Pengumpulan data melalui penyebar kuesioner dan interview
6. Analisis model secara keseluruhan (SEM) dengan program AMOS ataupun
Lisrel.
7. Pembuktian hipotesis dan pembahasan.
8. Penarikan kesimpulan dan saran.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan didalam ruang lingkup area pemberdayaan PT Vale
Indonesia yang terletak di Kabupaten Luwu Timur propinsi Sulawesi Selatan yaitu
54
mencakup masyarakat di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda khususnya
pada project CSR – PTPM sarana umum pada program penyediaan sarana dan
prasarana air bersih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun
2017.
Kecamatan Nuha terdiri dari empat desa yaitu Nikkel, Sorowako, Nuha dan
Matano dengan satu kelurahan yaitu Magani. Kecamatan Nuha terletak pada
disekitar lokasi Danau Matano sebagai sumber air bersih masyarakat. Program
CSR PT Vale PTPM Sarana umum yaitu sarana dan prasarana air bersih dalam
penelitian ini meliputi desa Nikel, desa Sorowako dan kelurahan Magani.
Gambar 3.1. Lokasi penelitian di Kecamantan Nuha
Panduduk di kecamatan Nuha sebagian besar bekerja sebagai pegawai
swasta dan sebagian lagi sebagai petani pedagang dan PNS. Tingkat kepadatan
penduduk setiap desa di kecamatan Nuha dapat dilihat pada table berikut.
Lokasi penelitian
55
Tabel 3.1 Distribusi penduduk kecamatan Nuha
No Desa /
Kelurahan
Luas area (Km2)
Jumlah Penduduk
Jumlah Kepala Keluarga
1 Sorowako 178,00 9.627 2.407
2 Nikel 96,02 5.922 1.840
3 Magani 206,25 7.307 1.986
4 Matano 242,00 1.734 470
5 Nuha 86,00 561 150
Jumlah Total 808,27 25.151 6.853
Sumber : BPS Kab Lutim, Kecamatan Nuha dalam angka 2016
Kecamatan Towuti terdiri dari 22 desa, secara detail dapat dilihat pada table
3.2. Kecamatan Towuti terletak pada disekitar lokasi Danau Mahalona yang
digunakan sebagai sumber air bersih masyarakat. Program CSR PT Vale PTPM
Sarana umum yaitu sarana dan prasarana air bersih dalam penelitian ini meliputi 8
desa yaitu desa Timampu, Langkea Raya, Baruga, Lioka, Wawondula, Pekaloa,
Asuli dan Matompi.
Gambar 3.2 Lokasi Penelitian di Kecamatan Towuti
Lokasi penelitian
56
Profil penduduk kecamatan towuti sangat mirip dengan kecamatan Nuha yaitu
bekerja sebagai pegawai swasta, PNS, pedagang dan sebagian besar petani.
Tingkat kepadatan penduduk kecamatan towuti dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3.2. Distribusi penduduk kecamatan Towuti
No Desa /
Kelurahan
Luas area (Km2)
Jumlah Penduduk
Jumlah Kepala Keluarga
1 Tokalimbo 54,65 942 213
2 Bantilang 5,18 1818 462
3 Loeha 297,39 1819 389
4 Timampu 253,4 2825 484
5 Langkea Raya 283,21 3507 874
6 Baruga 37,76 264 605
7 Lioka 27,82 2019 529
8 Wawondula 245,45 4329 1162
9 Pekaloa 89,26 1399 433
10 Asuli 23,85 4503 897
11 Mahalona 340,41 1057 227
12 UPT Mahalona SP1
-
13 Masiku 34,57 711 179
14 Rante Angin 48,42 1277 335
15 UPT Mahalona SP2
-
16 UPT Buangin -
17 Matompi 10,11 1248 486
18 Tole 25 915 320
19 Buangin 12 1530 300
20 Libukang Mandiri 18 1127 310
21 Kalosi 14 1162 354
22 UPT Mahalona SP 4
- 638 230
Jumlah Total 1.820,48 35.090 8.789
Sumber : BPS Kab Lutim, Kecamatan Towuti dalam angka 2016
57
Kecamatan Wasuponda terdiri dari 6 desa, secara detail dapat dilihat pada
table 3.3. Kecamatan Kecamatan Wasuponda terletak di sebelah utara ibukota
Kabupaten Luwu Timur, di sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sulawesi
Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Nuha dan Towuti.. Fasilitas
ini meliputi tiga desa yaitu Desa Tabarano, Desa Ledu-Ledu dan Desa
Wasuponda.
Gambar 3.3. Lokasi Penelitian Di Kecamatan Wasuponda
Penduduk kecamatan Wasuponda berprofesi sebagai pegawai swasta,
pentani, pedagang dan sebagian kecil sebagai PNS.
Tabel 3.3. Distribusi Penduduk Kecamatan Wasuponda
No Desa /
Kelurahan
Luas area (Km2)
Jumlah Penduduk
Jumlah Kepala Keluarga
1 Balambano 121 2.397 526
2 Tabarano 221 3.617 907
3 Ledu Ledu 346 5.879 1.269
Lokasi penelitian
58
No Desa /
Kelurahan
Luas area (Km2)
Jumlah Penduduk
Jumlah Kepala Keluarga
4 Wasuponda 91 3.201 735
5 Kawata 234 2.005 470
6 Parumpanai 231 3.929 878
Jumlah Total 1.224 21.028 4.785
Sumber : BPS Kab Lutim, Kecamatan Wasuponda dalam angka 2016
3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui observasi langsung dilapangan, kuisioner dan wawancara pada
lokasi penelitian yaitu kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Kuisioner, dilakukan dengan daftar pertanyaan tertulis kepada responden
dengan metode proporsional random sampling pada masyarakat penerima
manfaat program. Daftar pertanyaan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dijawab dengan jawaban yang mendekati atau paling tepat.
2. Wawancara, dilakukan dengan pertemuan langsung dengan nara sumber dan
melakukan tanya jawab terhadap kelompok masyarakat penerima manfaat
yaitu masyarakat, tokoh masyarakat dilokasi penelitian dan non-penmanfaat
yaitu pihak pengelola program dari PT Vale.
3. Studi Literatur, yaitu melalui dokumen-dokumen pendukung seperti jurnal
ilmiah, buku, laporan tahunan PT Vale, teori dan konsep yang berhubungan
dengan penelitian ini
4. Observasi, yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan atau program
pemanfaatan dan pelaksanaan program penyediaan sarana dan prasarana air
bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda.
Lanjutan Tabel 3.3
59
3.4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.4.1. Populasi
Dalam penelitian ini populasi adalah masyarakat yang penerima manfaat
program CSR pada proyek penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang
berada di kecamatan Nuha dan Towuti. Dalam hal ini dipertimbangkan adalah
jumlah kepala keluarga yang mewakili kelompok masyarakat terkecil
pengguna yaitu jumlah kepala keluarga di kecamata Nuha dan Towuti.
Jumlah populasi dapat dilihat dalam table berikut
Tabel 3.4. Populasi Penelitian
No Kecamatan - Desa
Jumlah Populasi (Kepala Keluarga)
1 Kec Nuha – Desa Nikel 1.840
2 Kec Nuha – Desa Magani 1.986
3 Kec Nuha – Desa Sorowako 2.407
4 Kec Towuti – Desa Timampu 484
5 Kec Towuti – Desa Langkea Raya 874
6 Kec Towuti – Desa Baruga 605
7 Kec Towuti – Desa Lioka 529
8 Kec Towuti – Desa Wawondula 1162
9 Kec Towuti – Desa Pekkaloa 433
10 Kec Towuti – Desa Asuli 897
11 Kec Towuti – Desa Matompi 486
12 Kec Wasuponda – Desa Tabarano 907
13 Kec Wasuponda – Desa Ledu-Ledu 1.269
14 Kec Wasuponda – Desa Wasuponda
735
Jumlah Populasi 14.614
Sumber : BPS Kab Lutim, 2016
60
3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian yang mewakili populasi yang diteliti, dalam
penelitian ini sample terdiri dari sample responden kuisioner dan sample
responden untuk wawancara. Dalam melakukan evaluasi program CSR
terdapat tiga pemangku kepentingan yang penting dalam survei kuantitatif
yaitu penerima manfaat, pelaksana program dan peneliti atau evaluator,
selebihnya pemangku kepentingan lain seperti non-pemanfaat, pemerintah
daerah, pers, NGO dapat diakomodasi opininya melalui wawancara
mendalam (Prayogo, 2011:52).
Dalam penelitian ini sample responden kuisioner adalah masyarakat
penerima manfaat program CSR pada kecamatan Nuha, Towuti dan
Wasuponda. Sample responden wawancara sebagai key person untuk depth
interview dipilih untuk masing-masing kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda,
dari sisi penerima manfaat program dan non-pemanfaat program yaitu
masyarakat dan tokoh masyarakat pada lokasi program CSR, pemerintah
kecamatan dan pihak pengelola program PT Vale.
Lebih lanjut Prayogo (2011:52) menjelaskan bahwa penerima manfaat
program adalah kelompok masyarakat sebagai pemangku kepentingan yang
paling penting dalam memberikan nilai dari program yang diterimanya, hasil
survey atau evaluasi yang dilakukan pada pemanfaat program adalah
sebagai ukuran utama tentang keberhasilan kinerja program. Namun
demikian subjektifitas dalam penilaian kerap kali muncul yang dapat
disebabkan karena perbedaan kepentingan, ekspektasi yang terlalu besar
dan ketidaktahuan.
61
Non-pemanfaat program adalah perencana dan pelaksana program yaitu
pemerintah kecamatan, pelaksana proyek. Perencana dan pelaksana
program merupakan pihak yang paling memahami visi, misi, tujuan dan
bahkan jika ada hidden agenda dibalik program CSR. Subjektifitas dapat pula
terjadi dengan memberikan nilai yang terlalu tinggi terhadap apa yang telah
mereka lakukan.
Data kuisioner dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan
Structural Equation Model (SEM), maka ukuran sampel harus memenuhi
ukuran sampel minimum untuk penerapan analisis SEM. Menurut Hair et al.
(1998) dalam menentukan ukuran sampel (sampel size) untuk SEM terdapat
pedoman yang harus di penuhi salah satunya yaitu ukuran sampel
bergantung pada metode estimasi parameter yang dipakai.
Secara umum, jumlah sampel untuk model persamaan struktural
dibutuhkan paling sedikit 200 pengamatan (Kelloway dalam Bacharuddin dan
Harapan, 2003:68). Jareskog dan Sorbom dalam Wijanto (2008:48)
menyatakan bahwa hubungan antara banyaknya variabel dan ukuran sampel
minimum dalam model struktural dapat dilihat pada table berikut
Tabel 3.5. Ukuran sampel minimal untuk analsis SEM
Jumlah Variabel Ukuran Sampel
Minimal
3 200
5 200
10 200
15 360
20 630
25 975
30 1395
Sumber : Jareskog dan Sorbom (1988:32)
62
Bentler dan Chou dalam Wijanto (2008:46) menyarankan paling rendah
rasio lima responden per variabel teramati akan mencukupi untuk distribusi
normal. Ferdinand (2002:51) menyatakan bahwa bila ukuran sampel terlalu
besar maka model menjadi sangat sensitif sehingga sulit untuk mendapatkan
goodness of fit yang baik. Untuk itu disarankan ukuran sampel adalah 5-10
kali jumlah variabel manifest (indikator) dari keseluruhan variabel laten
(Solimun, 2002:83)
Berdasarkan hal ini maka sebagai rule of tumb yang akan digunakan
adalah 5 responden untuk setiap variabel manifest (indikator) yang diamati.
Dalam penenilitian ini terdapat 34 variabel manifest dengan demikian
diperlukan minimal 34 x 5 = 170 sampel dibulatkan menjadi 200 sampel.
Untuk perhitungan masing–masing desa dengan metode proporsional
random sampling, maka jumlah sample di distribusikan berdasarkan
persentasi jumlah populasi (kepala keluarga) dapat dilihat dalam table 3.6.
Sedangkan pemilihan sampel disetiap desa dilakukan secara random.
Tabel 3.6. Perhitungan dan Distribusi Sampel
No Kecamatan – Desa
Jumlah Populasi (Kepala Keluarga)
Jumlah Sampel
1 Kec Nuha – Desa Nikel 1.840 25
2 Kec Nuha – Desa Magani 1.986 27
3 Kec Nuha – Desa Sorowako 2.407 33
4 Kec Towuti – Desa Timampu 484 7
5 Kec Towuti – Desa Langkea Raya 874 12
6 Kec Towuti – Desa Baruga 605 8
7 Kec Towuti – Desa Lioka 529 7
8 Kec Towuti – Desa Wawondula 1162 16
9 Kec Towuti – Desa Pekkaloa 433 6
10 Kec Towuti – Desa Asuli 897 12
63
No Kecamatan – Desa
Jumlah Populasi (Kepala Keluarga)
Jumlah Sampel
11 Kec Towuti – Desa Matompi 486 7
12 Kec Wasuponda – Desa Tabarano 907 12
13 Kec Wasuponda – Desa Ledu-Ledu
1.269 18
14 Kec Wasuponda – Desa Wasuponda
735 10
Total 14.614 200
Sumber : Data sekunder diolah, 2017
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah manfaat, Kesejahtraan
peningkatan kapasitas, implementasi CSR dan citra perusahaan.
Tabel 3.7. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Dimensi / Sub
Variabel Indikator Skala
Manfaat
(X1) Ekonomi
X1.1.1 Mendukung kegiatan untuk
usaha/pekerjaan.
X1.1.2 Memenuhi kebutuhan air bersih
(jumlah dan kebersihannya)
X1.1.3 Mendukung kegiatan pembangunan.
Ordi_ nal
Sosial
X1.2.1 Pemanfaatan secara luas oleh
masyarakat
X1.2.2 Tidak menimbulkan masalah dalam
masyarakat
X1.2.3 Kemudahan dalam memperoleh air
bersih
X1.2.4 Mendukung kesehatan masyarakat
Ordi_ nal
Lingku_
ngan
X1.3.1 Tidak menyebabkan pencemaran
lingkungan
X1.3.2 Tidak mengganggu kuantitas sumber
Ordi_ nal
Lanjutan Tabel 3.6
64
Variabel Dimensi / Sub
Variabel Indikator Skala
air alamiah.
X1. 3.3 Kegiatan pengolahan air bersih tidak
mengganggu lingkungan masyarakat.
Kesejahtraan
(X2)
Efektifitas
X2.1.1 Kualitas air bersih.
X2.1.2 Kecukupan distribusi air bersih
X2.1.3 Ketersediaan alir air setiap saat
dibutuhkan.
Ordi_ nal
Kesesu_
aian
X2.2.1 Kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat
X2.2.2 Kesesuaian dengan potensi/
semberdaya lokal
X2.2.3 Kesesuaian dengan harapan
masyarakat
Ordi_ nal
Dampak
X2.3.1 Berdampak pada hubungan baik
masyarakat, pemerintah dan
perusahaan
X2.3.2 Berdampak pada kualitas hidup
masyarakat
X2.3.3 Berdampak pada peningkatan
perekonomian masyarakat
X2.3.4 Tidak menimbulkan masalah dalam
masyarakat
Ordi_
nal
Keberlan
_ jutan
X2.4.1 Pengoperasian sudah tidak
mengandalkan bantuan biaya dari
perusahaan
X2.4.2 Masyarakat dapat mengoperasikan
sendiri fasilitas ini.
X2.4.3 Masyarakat mengikuti
training/pelatihan untuk pengelolaan.
Ordi_
nal
Peningkatan
Kapasitas
(X3)
Partisipa
si
X3.1.1 Masyarakat/pemerintah terlibat dalam
perencanaan program.
X3.1.2 Masyarakat/pemerintah terliabat
Ordi_
nal
Lanjutan Tabel 3.7
65
Variabel Dimensi / Sub
Variabel Indikator Skala
dalam pelaksanaan/konstruksi.
X3.1.3 Masyarakat berpartisipasi dalam
operasional/pengelolaan.
X3.1.4 Masyarakat mudah menyampaikan
keluhan.
Pember_ dayaan
(X9)
X3.2.1 Meningkatkan pengetahuan
mengenai pentingnya air bersih
X3.2.2 Meningkatkan kesadaran dalam
menggunakan air bersih
X3.2.3 Perusahaan menyediakan pelatihan
tentang pengelolaan.
Ordi_
nal
Citra Perusahaan
(Y1)
Persona_ lity
Y1.1.1 Kesungguhan dalam menyediakan
sarana air bersih
Ordi_
nal
Reputa_ tion
Y1.1.2 Professional/ dapat diandalkan
dalam dalam melaksanakan proyek air
bersih
Ordi_
nal
Values/ Ethic
Y1.1.3 Komitmen/kepedulian kepada
masyarakat.
Ordi_
nal
Corporate Identity
Y1.1.4 Dikenal / diketahui oleh masyarakat Ordi_
nal
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2017
3.6. Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini memanfaat data yang
diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara terhadap beberapa key person
dalam pelaksanaan program CSR ini, data-data ini dikombinasikan dengan data-
data hasil pengolahan kuisioner dalam analisis hasil.
Data-data kuisioner diolah menggunakan metode Structural Equation Model
(SEM) sebagai berikut
Lanjutan Tabel 3.7
66
3.6.1. Metode Analisis Evaluasi Manfaat Program CSR
Manfaat CSR – PTPM bidang sarana umum diukur menggunakan
Community Development Index (CDi) secara spasial, lebih lanjut juga
dilakukan indepth interview kepada key person untuk mengetahui faktor
faktor lain yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
program termasuk untuk menangkap masukan-masukan untuk perbaikan
program selanjutnya.
Data yang digunakan dalam analisis ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari kuisioner, selanjutnya dilakukan analisis dengan Second Order
Confirmatory Factor Analisis (2nd CFA). CFA adalah metode analisis yang
digunakan untuk mengevaluasi kebaikan indikator-indikator perngamatan
terhadap suatu konstruk (Weston dan Gore dalam Metafurry, 2016). Uji ini
berfungsi untuk mengukur validitas dan realibilitas dari indikator-indikator
pembentuk konstruk laten. Model umum CFA (Bollen 1989) adalah sebagai
berikut :
� = ��� + � (1)
Dimana :
X : Vektor bagi perubah manifest yang berukuran q x 1
Λx : Matriks bagi unloading factor (λ)
ξ : Vektor bagi perubah-perubah laten yang berukuran n x 1
δ : Vektor bagi galat pengukuran yang berukuran q x 1
Dalam penelitian ini variabel manfaat dianalisis melalui persepsi
masyarakat yang diukur dengan skala ordinal 1 sampai 5, dimana 1 = sangat
buruk; 2 = buruk; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = sangat baik. Dengan demikian
subtitusi nilai kedalam skala nominal dengan katogori kualitatif akan dapat
67
menjelaskan keadaan terhadap objek yang dinilai sesuai dengan persepsi
responden survei.
Pendugaan parameter pada CFA dapat diperoleh dengan mengepas
matriks kovarian untuk x(Σ(θ)) dimana:
Σ(θ) = Λx Φ Λx + Θδ (2)
Λx : Matriks bagi loading factor (λ)
Φ : Matriks bagi kovarian dari variabel laten
Θδ : Kovarian dari galat pengukuran δ
Untuk dapat menjelaskan apakah model CFA yang dibangun dapat
mengukur variabel yang ingin diamati, diperlukan adanya uji validasi model.
Validitas indikator dalam mengukur perubahan laten dinilai dengan cara
menguji apakah semua loading faktornya nyata dengan uji-t untuk taraf nyata
tertentu (dalam penelitian ini digunakan taraf nyata 5%). Selain itu uji
validitas, model yang dibangun juga harus diuji kelayakannya melalui
Goodness of Fit Statistic (GOF). Dalam CFA, GOF antara lain menggunakan
uji X2, Goodness of Fit Index (GFI), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
serta Root Mean Square of Error Aproximation (RSMEA) (Bollen 1989).
Analisis manfaat program CSR akan dilihat pada masing-masing desa
atau kecamatan menggunakan community development index (CDi). CDi
merupakan suatu metode yang memanfaatkan persepsi responden mengenai
program CSR yang telah dilaksanakan. Cara menilai ini diaplikasikan pada
variabel yang memiliki hubungan dengan program yaitu ekonomi, sosial dan
lingkungan. Dengan demikian akan diperoleh angka CDi berdasarkan
penilaian gabungan rata-rata ketiga variabel tersebut. Kategori penilaian yang
digunakan adalah “Sangat Baik”, “Baik”, “Cukup”, “Kurang” dan “Sangat
68
Kurang”. Penilaian dilakukan dengan skoring 1-5 untuk setiap indikator
sehingga skor maksimum yang diperoleh adalah 10 x 5 = 50 dan skor
minimum adalah 10 x 1 = 10. Dengan demikian interval penilaian adalah (50 -
10) : 5 = 8. Kriteria penilaian digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.8 : Ilustrasi Community Development index (CDi)
No Kategori Penilaian
Manfaat
Interval Skor
1 Sangat Baik 43 – 50
2 Baik 35 - 42
3 Cukup 25 – 34
4 Kurang 19 – 26
5 Sangat Kurang 10 – 18
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2017
3.6.2. Metode Analisis Implementasi Program CSR dan Pengaruhnya
Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan
Dalam penelitian ini keberhasilan program CSR berdasarkan teori yang
dikembangkan oleh Prayogo (2013) diukur terhadap variabel kesejahtraan
yang terdiri dari efektifitas, kesesuaian, dampak dan keberlanjutan dan
variabel pengembangan kapasitas yang terdiri dari partisipasi dan
pemberdayaan pada program CSR PT Vale yaitu PTPM-bidang sarana
umum yaitu pengembangan sarana dan prasarana air bersih di kecamatan
Nuha, Towuti dan Wasuponda. Variabel-variabel ini dihitung dengan alat
analisis SEM (Structural Equation Model).
SEM merupakan alat analisis yang menggabungkan antara analisis
faktor dan analisis jalur yang memungkinkan peneliti untuk membangun,
menguji dan mengkonfirmasi hubungan yang kompleks dalam suatu model
(Weston dan Gore 2006). SEM tidak digunakan untuk membentuk sebuah
teori kausalitas, tetapi digunakan untuk menguji kausalitas yang sudah ada
69
teorinya. Karena itu pengembangan sebuah teori yang berjustifikasi ilmiah
merupakan syarat utama menggunakan pemodelan SEM (Ferdinand dalam
Juwita, 2006:34). Sama halnya dengan CFA, analisis SEM juga
memanfaatkan perubah laten yang disusun berdasarkan beberapa variabel
terukur.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis menggunakan
SEM sebagai berikut:
1. Membangun Model Berbasis Teori
Konsep model persamaan SEM adalah pada hubungan kausalitas
variabel yang diteliti, dimana perubahan yang terjadi pada suatu variabel
dapat mengakibatkan perubahan pada variabel lainnya.
Model yang dikembangkan adalah sesuai dengan kerangka pemikiran
dalam bab sebelumnya pada kasus implementasi program CSR PT Vale
PTPM – sarana umum program penyediaan air bersih bagi masyarakat
kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda yaitu pengaruh faktor variabel
manfaat (X1), variabel kesejahtraan (X2) yang terdiri dari efektifitas,
kesesuaian, dampak dan keberlanjutan, variabel pengembangan
kapasitas (X3) yang terdiri dari partisipasi dan pemberdayaan terhadap
keberhasilan implementasi CSR serta peningkatan citra perusahaan.
Model penelitian yang dikembangkan adalah sesuai dengan kerangka
pemikiran pada gambar 2.1
2. Membangun diagram jalur hubungan sebab akibat (Path Diagram)
Model penelitian yang dikembangkan dalam bentuk gambar diagram
alur akan mempermudah untuk melihat hubungan kausalitas yang akan
diuji. Dalam SEM dikenal istilah faktor (construct) yaitu konsep-konsep
70
dengan dasar teoritis yang kuat untuk menjelaskan berbagai bentuk
hubungan. Disini akan ditentukan alur sebab akibat dari konstruk yang
akan dipakai dan atas dasar itu variabel-variabel untuk mengukur konstruk
itu akan dicari (Ferdinand dalam Juwita, 2006).
Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram alur dibedakan atas
dua kelompok yaitu eksogen dan endogen. Eksogen adalah souce
variables atau independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel
lain, sedangkan endogen adalah faktor-faktor yang akan diprediksi oleh
satu atau beberapa konstruk, konstruk endogen dapat diprediksi oleh satu
atau beberapa konstruk endogen lain, tetapi konstruk eksogen hanya
dapat dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Variabel
dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut
Tabel 3.9. Jenis Variabel Peneltian
Variabel Eksogen Variabel Endogen
Manfaat (X1)
Kesejahtraan (X2)
Pengembangan Kapasitas (X3)
Citra perusahaan (Y)
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2017
Gambar berikut adalah pengembangan diagram alur untuk penelitian ini
berdasarkan model yang telah dikembangkan sebelumnya
71
Gambar 3.4. Model Diagram jalur (Path Diagram) Untuk Analisis Implementasi CSR dan Citra Perusahaan
3. Menjabarkan alur kedalam persamaan matematik
Secara umum, model SEM dapat dinyatakan dengan persamaan:
Model Struktural (Structural Model), menyakan hubungan kausalitas untuk
menguji hipotesis
= + Γ� + � (3)
Model Pengukuran (Measurement model), menyatakan hubungan
kausalitas antara indicator dengan variabel penelitian
= Λ� + � (4)
� = �� + � (5)
Matriks variabel manifest endogen
� Matriks variabel manifest eksogen
Besarnya pengaruh variabel endogen ke variabel endogen lainnya
Γ Besarnya pengaruh variabel eksogen ke variabel endogen
� Galat structural (structural error)
Matriks variabel laten endogen
��.�
��.�
�
�1
Citra Perusahaan
(Y1)
Manfaat
(X1)
Kesejehtraan
(X2)
Pengembangan Kapasitas
(X3)
Ekonomi (X1.1)
Sosial (X1.2)
Lingkungan (X1.3)
Efektifitas (X2.1)
Kesesuaian (X2.2)
Dampak (X2.3)
Keberlanjutan (X2.4)
Partisipasi (X3.1)
Pemberdayaan (X3.2)
�2
�3
��.�
72
� Matriks variabel laten eksogen
Λ Matriks loading faktor
� dan � Galat pengukuran (measurement error)
Berdasarkan konsep model penelitian pada tahap kedua diatas,
dikembangkan dalam bentuk persamaan matematis untuk model
persamaan struktur sebagai berikut
Tabel 3.10. Persamaan Model Struktur
Model Persamaan Struktural
Citra Perusahaan (Y1)
�1 = �. �� + �. �� + �. �� + ��
Persamaan matematis model pengukuran dikembangkan sebagai berikut:
Tabel 3.11. Persamaan Model Pengukuran Variabel Manfaat (X1)
Variabel Persamaan Pengukuran
Manfaat (X1) ��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� + ��.�.�
Tabel 3.12. Persamaan Model Pengukuran Variabel Kesejahtraan (X2)
Variabel Persamaan Pengukuran
Kesejahtraan (X2)
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
73
Variabel Persamaan Pengukuran
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
��.�.� = ��.�.�. ��.� + ��.�.�
Tabel 3.13. Persamaan Model Pengukuran Pengembangan Kapasitas (X3)
Variabel Persamaan Pengukuran
Pengembangan
Kapasitas (X3)
��.�.� =��.�.�. ��.� +��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� +��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� +��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� +��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� +��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� +��.�.�
��.�.� =��.�.�. ��.� +��.�.�
Tabel 3.14. Persamaan Model Pengukuran Variabel Citra Perusahaan (Y1)
Variabel Persamaan Pengukuran
Citra Perusahaan
(Y1)
��.� =���.�. �� +���.�
��.� =���.�. �� +���.�
��.� =���.�. �� +���.�
��.� =���.�. �� +���.�
Dengan demikian maka struktur variabel peneltian dapat digambarkan
sebagai berikut
74
Gambar 3.5 Struktur Variabel Penelitian
75
4. Memilih Tipe Matriks Input
Matriks input yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks
kovarian (Heir at al, 1998:603), bahwa dengan penggunaan matriks kovarian
tidak hanya menganalsis pola hubungan kausal antar variabel laten, dapat
juga menguji hipotetik, model yang diperoleh dapat menjelaskan model yang
dikaji.
5. Indentifikasi model
Tujuan identifikasi model adalah apakah model yang dikembangkan
dapat menghasilkan estimasi yang bersifat unik artinya parameter yang
dalam model dapat diestimasi dengan data sampel, hasil estimasi dapat diuji
dengan berbagai uji statistik yang ada, serta hasil estimasi dapat
dibandingkan dengan model lain yang relevan.
Identifikasi model dapat dilakukan dengan melihat derajat kebebasan
(degree of freedom (df)) yang dimiliki oleh model. Jareskog dan Sorbom
dalam Kusnendi (2008:11) merumuskan derajat kebebasan sebagai berikut:
�� =�
�� + !". � + ! + 1" − $ (6)
Dimana,
(p+q) : Variabel yang diobservasi langsung. Eksogen (p) dan endogen (q)
t : Jumlah parameter model yang diestimasi (number of distinc
parameter to be estimated)
�
�� + !". � + ! + 1" , menunjukkan jumlah seluruh parameter yang ada
dalam model atau jumlah koefisien variansi dan kovariansi atau koefisien
korelasi antar variabel yang dapat diobservasi langsung (number of distinc
sample moment)
76
Berdasarkan derajat kebebasan (df) dapat dilakukan identifikasi model
sebagai berikut (Kusnendi, 2008:11) :
• df = 1, model disebut just-identified artinya model mampu
mengestimasi semua parameter model yang nilainya cendrung sama
dengan statistic data sampel.
• df > 1, model disebut over-identified artinya jumlah seluruh parameter
yang ada dalam model lebih besar dari jumlah parameter yang
diestimasi karena tersebut memungkinkan dievaluasi secara utuh oleh
berbagai uji statistik.
• df < 1, model disebut under-identified artinya model tidak dapat
diidentifikasi karena parameter yang terdapat dalam model tidak dapat
diestimasi.
Dalam Penelitian ini sesuai dengan gambar 3.5 jumlah indikator pada
variabel eksogen = 30 indikator variabel laten (p), sedangkan indikator
variabel endogen = 4 indikator variabel laten (q). Jumlah parameter yang
diestimasi (t) adalah 80 buah terdiri dari
• 34 buah koefisien faktor, λ1.1.1 sampai λ3.2.3 dan λy1.1 sampai λy1.4
• 34 koefisien kesalahan pengukuran, δ1.1.1 sampai δ3.2.3 dan εy1.1 sampai
εy1.4
• 12 buah koefisien kovarian, X1, X1.1, X1.2, X1.3, X2, X2.1, X2.2, X2.3, X2.4, X3,
X3.1, X3.2 dan Y1
• 3 buah koefisien jalur (β1sampaiβ3"
Dengan demikian df dapat dihitung sebagai berikut :
�� =1
2�30 + 4". �30 + 4 + 1" − 80 = 630 − 83 = 512
77
Diperoleh df > 1 atau seluruh parameter yang ada dalam model penelitian
sesuai gambar 3.5 memungkinkan untuk dievaluasi secara utuh oleh
berbagai uji statistic.
6. Uji Kesesuaian Model (model fit)
Seperti pada model statistik lainnya, sebelum melakukan evaluasi
terhadap model SEM yang telah dikembangkan terlebih dahulu perlu
diperiksa kelayakan model yang dibangun. Dalam analisis SEM kelayakan
model meliputi kelayakan terhadap keseluruhan model, model pengukuran
dan model strukturalnya. Ukuran kelayakan keseluruhan model dilakukan
sebagai berikut:
1. Ukuran kebaikan mutlak (absolute fit measures) yaitu kebaikan model
secara keseluruhan tanpa mempertimbangkan banyaknnya koefisien
yang ada didalam model yang meliputi uji χ2, non centrality dan scaled
non centrality parameter, Goodness of Fit Index (GFI), Root Mean Square
Error of Approximation (RSMEA) dan Expected Cross-Validation Index
(ECVI)
2. Incremental/relative fit measures yaitu ukuran kebaikan yang bersifat
relative sehingga digunakan untuk pembandingan model dengan model
lain yang digunakan oleh peneliti, yang meliputi Adjusted Goodness-of-Fit
Index (AGFI), Tucker-Lewis Index (TLI), dan Normed Fit Index (NFI).
3. Parsimonious/adjusted fit measures, yaitu ukuran kebaikan yang
mempertimbangkan banyaknya koefisien yang ada di dalam model, yang
meliputi Parsimonious Normed Fit Index (PNFI), normed χ2, dan Akaike
Information Criterion (AIC).
78
Sebelum dilakukan uji statistic maka pengujian Validitas dan Realibilitas perlu
dilakukan lebih dahulu, Validitas dan reabilitas indikator yang menyusun suatu
konstruk dapat dilihat dari nilai loading faktornya. Jika nilai validitas (loading faktor)
tidak kurang dari 0.5 dan nilai realibilitas tidak kurang dari 0.7 maka konstruk layak
untuk digunakan.
79
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan dijelaskan data hasi penelitian, analisis dan
pembahasannya sebagai berikut
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT Vale dalam program CSR PTPM sarama umum salah satunya adalah
menyediakan sarana air bersih di sekitar area operasionalnya di kecamatan
Nuha, Towuti dan Wasuponda.
Di Kecamatan Nuha Danau Matano merupakan sumber air minum dan
air bersih utama. Di kecamantan ini PT Vale membangun tiga sistem sarana
air bersih untuk masyarakat yaitu:
a. Stasiun pompa air Salonsa, mencakup kelurahan Magani dan Desa
Nikel. Fasilitas ini utamanya adalah menyediakan air bersih untuk
perumahan karyawan PT Vale, kantor dan beberapa fasilitas lainnya
dan juga menyediakan air bersih untuk masyarakat umum dan
fasilitas umum lainnya seperti puskesmas, pasar, kantor desa dan
kantor kecamatan dan lain-lain. Fasilitas ini dibangun sejak tahun 1975
dan dilakukan perbaikan tahun 2003. Pengelolaan dan pengoperasian
fasilitas ini dilakukan sendiri oleh PT Vale Indonesia.
b. Stasiun pompa air Helai, mencakup Desa Sorowako. Fasilitas ini
dibangun untuk menyediakan air bersih bagi perumahan karyawan PT
Vale di daerah Oldcamp, kantor dan beberapa fasilitas pendukung
operasional PT Vale lainnya dan juga menyediakan air bersih untuk
80
masyarakat umum Desa Sorowako. Fasilitas ini dibangun sejak tahun
1975 dan dilakukan perbaikan pada tahun 2012. Sama halnya dengan
stasiun pompa Salonsa, fasilitas ini juga di kelola dan dioperasikan
sendiri oleh PT Vale Indonesia.
c. Stasiun pompa air Tapuondau yang mencakup Desa Sorowako dusun
Tapuondau. Station pompa ini seluruhnya menyediakan air bersih
untuk masyarakat umum di daerah dusun Tapuondau. Fasilitas ini
dibangun oleh PT vale pada tahun 2015.
Di Kecamatan Towuti PT Vale membangun fasilitas air bersih pada tahun
2015. Sarana air bersih ini memanfaatkan sumber air danau Towuti yang
didistribusikan menggunakan stasiun pompa melalui jaringan pipa induk
menuju beberapa tangki penampungan sementara dan jaringan distribusi
baru ke rumah-rumah penduduk.
Jaringan distribusi air bersih ini menyediakan air bersih bagi sekitar
20.000 orang yang tersebar di delapan desa di kecamatan Towuti termasuk
beberapa fasilitas umum seperti Sekolah, kantor Desa dan Kecamatan. Air
bersih ini dialirkan dengan pompa dan beberapa tangki penampungan air
sementara.
Di Kecamatan Wasuponda, PT Vale sarana air bersih air sungai. PT Vale
membangun bendung kecil untuk menampung air, memasang jaringan pipa
induk dari bendung ke tangki penampungan secara gravitasi. Sedangkan
untuk jaringan pipa distribusi ke rumah-rumah menggunakan jaringan lama
yang telah ada. Fasilitas ini menyediakan air bersih bagi tiga desa yaitu
Tabarano, Ledu-Ledu dan Wasuponda dengan total penduduk sekitar 12.600
orang.
81
4.1.2 Karakteristik Responden
Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada masyaraka
penerima manfaat program CSR yang dipilih secara random dan proporsional
terhadap jumlah populasi disetiap desa.
Dari data responden yang diperoleh memiliki latarbelakang yang
beragam, berdasarkan sebaran tingkat pendidikannya responden yang
terbanyak tingkat pendidikan SMA sebesar 111 responden atau 55.5%,
sedangkan yang paling sedikit adalah SD sebanyak 9 responden atau
sebesar 4.5%. Lebih jelasnya di tampilkan dalam tabel berikut
Tabel 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan
Uraian Tingkat Pendidikan
Kecamatan Total
Persentase (%) Nuha Towuti Wasuponda
SD 2 5 2 9 4,5
SMP 4 9 7 20 10,0
SMA 50 42 19 111 55,5
D3 10 10 5 25 12,5
S1 19 9 7 35 17,5
Total 85 75 40 200 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Gambar 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan
82
Jika dilihat dari usia responden, paling banyak adalah usia diatas 40
tahun yaitu sebanyak 126 responden atau 63%. Distribusi responden
berdasarkan usia dapat dilihat pada table berikut
Tabel 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Usia
Uraian Berdasarkan
Umur
Kecamatan Total
Persentase (%) Nuha Towuti
Wasu_ponda
<30 Tahun 12 8 6 26 13.0%
30-40 Tahun 25 15 8 48 24.0%
>40 Tahun 48 52 26 126 63.0%
Total 85 75 40 200 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Gambar 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden adalah
perempuan yaitu 125 orang atau 62.5% dan sisanya laki-laki yaitu 75 orang
atau 37.5%. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada table berikut
Tabel 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Uraian Berdasarkan Jenis Kelamin
Kecamatan Total
Persentase (%) Nuha Towuti
Wasu_ponda
Laki-laki 34 26 15 75 37.7
Perempuan 51 49 25 125 62.5
Total 85 75 40 200 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
26
48
126
0 20 40 60 80 100 120 140
<30 Tahun
30-40 Tahun
>40 Tahun
Jumlah Responden
83
Gambar 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Setiap responden mewakili satu kepala keluarga, jika dilihat dari
pekerjaannya, maka sebagian besar reponden adalah ibu rumah tangga
sebanyak 92 responden atau 46% dan yang paling sedikit adalah adalah
PNS sebanyak 8 responden atau 4%. Sebaran responden berdasarkan
pekerjaannya lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Uraian Berdasarkan Pekerjaan
Kecamatan Total
Persentase (%) Nuha Towuti
Wasu_ponda
PNS 3 4 1 8 4.0
Pegawai Swasta 24 14 9 47 23.5
Petani 5 11 6 22 11.0
Wiraswasta 10 14 7 31 15.5
IRT 43 32 17 92 46.0
Total 85 75 40 200 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Gambar 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
75
125
0 20 40 60 80 100 120 140
Laki Laki
Perempuan
Jumlah Responden
84
Sedangkan jika dilihat dari lamanya responden telah menerima manfaat
program CSR air bersih ini, mayoritas responden telah menerima manfaat
lebih dari 5 tahun sebanyak 49% atau 98 responden. Data ini memberikan
informasi bahwa sebagian besar responden adalah penduduk lama yang
diharapkan bisa memberikan masukan yang valid terhadap program CSR
air bersih ini. Sebaran berdasarkan lamanya responden telah menerima
manfaat program CSR ini dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.5 Sebaran Responden Berdasarkan Lama Telah Menerima
Manfaat Program
Uraian Berdasarkan Lamanya Menerima Manfaat
Kecamatan
Total Persentase (%) Nuha Towuti
Wasu_ponda
< 1 Tahun 4 4 1 9 4.5
1 – 5 Tahun 15 71 7 93 46.5
> 5 Tahun 66 0 32 98 49.0
Total 85 75 40 200 100
Sumber: Data Primer (2017)
Gambar 4.5 Sebaran Berdasarkan Lamanya Responden Menerima Manfaat Program
4.1.3 Analisis Instrument Penelitian
Ketepatan indikator dalam mengukur konstruk dapat ditelusuri melalui
analisis validitas konstruk yang digunakan dalam penelitian. Validitas
85
konstruk adalah bentuk validitas yang dapat mengetahui konstruk apa yang
diukur oleh skala tertentu. Melalui validitas konstruk dapat diketahui sesuai
tidaknya indikator yang digunakan untuk mengukur konstruk yang
dimaksudkan oleh peneliti.
Uji reliabilitas dilakukan pada indikator (item atau observable variable
atau criterion) yang mengukur (faktor atau variabel atau prediktor). Hal ini
dilakukan karena variabel tidak diukur secara langsung, tetapi diukur melalui
indikator dari setiap konstruk. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa
secara statistik instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini sudah reliabel. Selengkapnya hasil rekapitulasi uji validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada table berikut
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
No Variabel Alpha Cron_bach
Ket Hub Item variabel
Corrected Item-Total Correlation
Ketera_ngan
1 Manfaat 0,916 Reliab.
X1.1.1 0,899
Valid
X1.1.2 0,899
X1.1.3 0,910
X1.2.1 0,899
X1.2.2 0,908
X1.2.3 0,899
X1.2.4 0,899
X1.3.1 0,921
X1.3.2 0,917
X1.3.3 0,917
2 Kesejahte_
raan 0,863 Reliab.
X2.1.1 0,857
Valid
X2.1.2 0,830
X2.1.3 0,829
X2.2.1 0,831
X2.2.2 0,849
X2.2.3 0,830
X2.3.1 0,860
X2.3.2 0,834
X2.3.3 0,834
X2.3.4 0,832
X2.4.1 0,886
X2.4.2 0,888
X2.4.3 0,891
86
3 Pengem_ bangan
Kapasitas 0,772 Reliab.
X3.1.1 0,682
Valid
X3.1.2 0,684
X3.1.3 0,713
X3.1.4 0,670
X3.2.1 0,720
X3.2.2 0,813
X3.2.3 0,834
4 Citra
Perusahaan 0,656 Reliab.
Y1.1.1 0,555
Valid Y1.1.2 0,544
Y1.1.3 0,617
Y1.1.4 0,626
Sumber: Data Primer (2017)
4.1.4 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dengan menginterpretasikan nilai rata-rata dari
masing-masing indikator pada variabel penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai indikator apa saja yang berkontribusi
dominan terhadap konsep model penelitian secara keseluruhan
a) Variabel Manfaat (X1)
Persepsi responden tentang Variabel Manfaat (X1) dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Tabel 4.7. Frekuensi/Prosentase Variabel Manfaat X1
Uraian Sangat Kurang
Kurang Cukup Baik Sangat Baik Mean
F % F % F % F % F % Manfaat – Ekonomi
Pernyataan ke-1 0 0 30 15,0 56 28,0 63 31,5 51 25,5 3.6750
Pernyataan ke-2 1 0,5 45 22,5 39 19,5 72 36,0 43 21,5 3.5550
Pernyataan ke-3 0 0 21 10,5 66 33,0 87 43,5 26 13,0 3.5900
Manfaat – Sosial
Pernyataan ke-1 0 0 42 21,0 43 21,5 72 36,0 43 21,5 3.5800
Pernyataan ke-2 0 0 8 4,0 32 16,0 95 47,5 65 32,5 4.0850
Pernyataan ke-3 5 2,5 46 23,0 35 17,5 64 32,0 50 25,0 3.5400
Pernyataan ke-4 0 0 5 2,5 88 44,0 37 18,5 70 35,0 3.8600
Manfaat – Lingkungan
Pernyataan ke-1 0 0 1 0,5 2 1,0 118 59,0 79 39,5 4.3750
Pernyataan ke-2 0 0 1 0,5 4 2,0 118 59,0 77 38,5 4.3550
Pernyataan ke-3 0 0 0 0 6 3,0 108 54,0 86 43,0 4.4000
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Lanjutan Tabel 4.6
87
Tanggapan responden pada dimensi “Manfaat – Lingkungan” responden
menilai penting pada dimensi tersebut, terkhusus pada pernyataan ke-3,
sedangkan dimensi “Manfaat – Ekonomi” dinilai kurang penting bagi
responden khususnya pada pernyataan ke-2.
b) Variabel Kesejahteraan (X2)
Persepsi responden tentang Variabel Kesejahteraan (X2) dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 4.8. Frekuensi/Prosentase Variabel Kesejahteraan X2
Uraian
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju Sangat Setuju Mean
F % F % F % F % F %
Kesejahtraan – Efektifitas
Pernyataan ke-1 0 0 2 1,0 2 1,0 117 58,5 79 39,5 4.36
Pernyataan ke-2 0 0 37 18,5 46 23,0 68 34,0 49 24,5 3.64
Pernyataan ke-3 1 0,5 57 28,5 36 18,0 54 27,0 52 26,0 3.49
Kesejahtraan – Kesesuaian
Pernyataan ke-1 3 1,5 50 25,0 46 23,0 59 29,5 42 21,0 3.43
Pernyataan ke-2 0 0 8 4,0 46 23,0 94 47,0 52 26,0 3.95
Pernyataan ke-3 1 0,5 50 25,0 51 25,5 60 30,0 38 19,0 3.42
Kesejahtraan – Dampak
Pernyataan ke-1 0 0 7 3,5 29 14,5 118 59,0 46 23,0 4.01
Pernyataan ke-2 0 0 39 19,5 52 26,0 44 22,0 65 32,5 3.67
Pernyataan ke-3 0 0 36 18,0 58 29,0 74 37,0 32 16,0 3.51
Pernyataan ke-4 2 1,0 30 15,0 48 24,0 74 37,0 46 23,0 3.66
Kesejahtraan – Keberlanjutan
Pernyataan ke-1 0 0 5 2,5 132 66,0 45 22,5 18 9,0 2.38
Pernyataan ke-2 6 3,0 127 63,5 43 21,5 22 11,0 2 1,0 2.43
Pernyataan ke-3 8 4,0 105 52,5 71 35,5 16 8,0 0 0,0 2.47
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tanggapan responden pada dimensi “Kesejahtraan – Efektifitas”
responden menilai penting pada dimensi tersebut, terkhusus pada
pernyataan ke-1, sedangkan dimensi “Kesejahtraan – Keberlanjutan” dinilai
kurang penting bagi responden khususnya pada pernyataan ke-2.
c) Variabel Pengembangan Kapasitas (X3)
Persepsi responden tentang Variabel Pengembangan Kapasitas (X3)
dapat dilihat pada Tabel berikut.
88
Tabel 4.9. Frekuensi/Prosentase Variabel Pengembangan Kapasitas X3
Uraian
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju Sangat Setuju Mean
F % F % F % F % F %
Pengembangan Kapasitas – Partisipasi
Pernyataan ke-1 0 0 0 0 94 47,0 93 46,5 13 6,5 2.5950
Pernyataan ke-2 0 0 25 12,5 66 33,0 103 51,5 6 3,0 3.4500
Pernyataan ke-3 0 0 106 53,0 71 35,5 22 11,0 1 0,5 2.5900
Pernyataan ke-4 3 1,5 85 42,5 71 35,5 40 20,0 1 0,5 2.7550
Pengembangan Kapasitas – Pemberdayaan
Pernyataan ke-1 2 1,0 42 21,0 106 53,0 44 22,0 6 3,0 3.0500
Pernyataan ke-2 0 0 94 47,0 89 44,5 15 7,5 2 1,0 2.6250
Pernyataan ke-3 1 0,5 117 58,5 67 33,5 15 7,5 0 0 2.4800
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tanggapan responden pada dimensi “Pengembangan Kapasitas –
Partisipasi” responden menilai penting pada dimensi tersebut, terkhusus pada
pernyataan ke-2, sedangkan dimensi “Pengembangan Kapasitas –
Pemberdayaan” dinilai kurang penting bagi responden khususnya pada
pernyataan ke-3.
d) Variabel Citra Perusahaan (Y)
Persepsi responden tentang Variabel Citra Perusahaan (Y1) dapat dilihat
pada Tabel berikut
Tabel 4.10. Frekuensi/Prosentase Variabel Citra Perusahaan Y1
Uraian
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju Sangat Setuju Mean
F % F % F % F % F %
Pernyataan ke-1 1 0,5 7 3,5 37 18,5 108 54,0 47 23,5 3.9650
Pernyataan ke-2 0 0 5 2,5 19 9,5 121 60,5 55 27,5 4.1300
Pernyataan ke-3 0 0 2 1,0 36 18,0 148 74,0 14 7,0 3.8700
Pernyataan ke-4 0 0 7 3,5 12 6,0 121 60,5 60 30,0 4.1700
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tanggapan responden pada pernyataan ke-4, sedangkan indikator yang
dinilai kurang penting bagi responden khususnya pada pernyataan ke-3.
89
4.1.5 Analisis Structural Equation Model
Analisis hasil penelitian dengan menggunakan model persamaan
struktural (Structural Equation Model) dengan confirmatory factor analysis
(CFA) Program AMOS 20.0. Kekuatan prediksi variabel observasi baik pada
tingkat individual maupun pada tingkat konstruk dilihat melalui critical ratio
(C.R). Apabila critical ratio tersebut signifikan maka dimensi-dimensi tersebut
akan dikatakan bermanfaat untuk memprediksi konstruk atau variabel laten.
Dengan menggunakan model persamaan struktural dari AMOS akan
diperoleh indikator-indikator model yang fit. Tolak ukur yang dugunakan
dalam menguji masing-masing hipotesis adalah nilai critical ratio (CR) pada
regression weight dengan nilai minimum 1,96 secara absolut. Confirmatory
Factor Analysis digunakan untuk meneliti variabel-variabel yang
mendefinisikan sebuah konstruk yang tidak dapat diukur secara langsung.
Analisis atas indikator-indikator yang digunakan itu memberi makna atas label
yang diberikan pada variabel-variabel laten atau konstruk-konstruk lain yang
dikonfirmasikan.
a) Hasil Pengukuran Setiap Konstruk (Confirmatory Factor Analysis)
Hasil pengukuran terhadap dimensi-dimensi atau indikator variabel yang
dapat membentuk suatu konstruk atau variabel laten dengan confirmatory
factor analysis secara berturut-turut dijelaskan sebagai berikut:
CFA Variabel Manfaat (X1)
Hasil uji CFA variabel X1 terhadap model secara keseluruhan (overall)
yang terlampir pada lampiran. Hasil uji konstruk variabel X1 dievaluasi
berdasarkan goodness of fit indices pada Tabel berikut dengan disajikan
kriteria model serta nilai kritisnya. Dari evaluasi model yang diajukan
menunjukkan bahwa evaluasi terhadap konstruk secara keseluruhan
90
menghasilkan nilai di atas kritis yang menunjukkan bahwa model telah sesuai
dengan data, sehingga dapat dilakukan uji kesesuaian model selanjutnya.
Tabel 4.11 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices X1
Goodness of Fit Indices
Cut-off Value Hasil Model Keputusan
X2 Chi Square α = 5% � 47,400 43,726 Baik
Probabilitas ≥ 0,05 0,100 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1,325 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,040 Baik
GFI ≥ 0,90 0,956 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,926 Baik
TLI ≥ 0,95 0,989 Baik
CFI ≥ 0,95 0,992 Baik
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pengukuran X1 maka kriteria
model telah menunjukkan adanya model fit atau kesesuaian antara data
dengan model, Sehingga dapat dijelaskan bahwa model diatas menunjukkan
tingkat penerimaan yang baik oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model
dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui variabel yang dapat
digunakan sebagai indikator dari X1 dapat diamati dari nilai loading faktor
atau koefisien lambda ( ) dan tingkat signifikansinya, yang mencerminkan
masing-masing sebagai indikator X1 tampak pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Loading Faktor ( ) Pengukuran X1
Estimate
Standard Error
Critical Ratio
P-Value
X1.1 <--- X1 0,618 0,045 13.843 ***
X1.2 <--- X1 0,680 0,053 12.780 ***
X1.3 <--- X1 0,521 0,043 12.105 ***
X1.1.3 <--- X1.1 1.000
X1.1.2 <--- X1.1 1.010 0,075 13.423 ***
X1.1.1 <--- X1.1 0,927 0,078 11.957 ***
X1.2.4 <--- X1.2 1.000
X1.2.3 <--- X1.2 0,711 0,066 10.803 ***
X1.2.2 <--- X1.2 0,666 0,059 11.251 ***
91
Estimate
Standard Error
Critical Ratio
P-Value
X1.2.1 <--- X1.2 0,896 0,075 11.959 ***
X1.3.3 <--- X1.3 1.000
X1.3.2 <--- X1.3 1.236 0,110 11.191 ***
X1.3.1 <--- X1.3 1.330 0,114 11.664 ***
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Loading faktor ( ) pengukuran variabel X1 pada Tabel di atas
menunjukkan hasil uji terhadap model pengukuran variabel X1 dari setiap
indikator yang menjelaskan konstruk, khususnya variabel laten, maka semua
indikator dapat diikutkan dalam analisis selanjutnya.
CFA Variabel Kesejahtraan (X2)
Hasil uji CFA variabel X2 terhadap model secara keseluruhan (overall)
yang terlampir pada lampiran. Hasil uji konstruk variabel X2 dievaluasi
berdasarkan goodness of fit indices pada Tabel berikut dengan disajikan
kriteria model serta nilai kritisnya. Dari evaluasi model yang diajukan
menunjukkan bahwa evaluasi terhadap konstruk secara keseluruhan
menghasilkan nilai di atas kritis yang menunjukkan bahwa model telah sesuai
dengan data, sehingga dapat dilakukan uji kesesuaian model selanjutnya.
Tabel 4.13 Evaluasi kriteria Goodness of fit indices X2
Goodness of Fit Indices
Cut-off Value Hasil Model Keputusan
X2 Chi Square α = 5% � 80,232 74,225 Baik
Probabilitas ≥ 0,05 0,119 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1,217 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,033 Baik
GFI ≥ 0,90 0,945 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,919 Baik
TLI ≥ 0,95 0,989 Baik
CFI ≥ 0,95 0,991 Baik
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Lanjutan Tabel 4.12
92
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pengukuran X2 maka kriteria
model telah menunjukkan adanya model fit atau kesesuaian antara data
dengan model. Secara umum hal ini dapat menjelaskan bahwa model diatas
menunjukkan tingkat penerimaan yang baik oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa model dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui variabel yang
dapat digunakan sebagai indikator dari X2 dapat diamati dari nilai loading
faktor atau koefisien lambda ( ) dan tingkat signifikansinya, yang
mencerminkan masing-masing sebagai indikator X2 tampak pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Loading Faktor ( ) Pengukuran X2
Estimate
Standard Error
Critical Ratio
P-Value
X2.1 <--- X2 0,613 0,045 13.738 ***
X2.2 <--- X2 0,483 0,041 11.652 ***
X2.3 <--- X2 0,528 0,043 12.347 ***
X2.4 <--- X2 0,178 0,082 2.174 .030
X2.1.3 <--- X2.1 1.000
X2.1.2 <--- X2.1 1.008 0,076 13.212 ***
X2.1.1 <--- X2.1 0,938 0,078 12.005 ***
X2.2.3 <--- X2.2 1.000
X2.2.2 <--- X2.2 0,945 0,082 11.540 ***
X2.2.1 <--- X2.2 1.254 0,114 10.968 ***
X2.3.4 <--- X2.3 1.000
X2.3.3 <--- X2.3 1.228 0,107 11.491 ***
X2.3.2 <--- X2.3 1.326 0,110 12.038 ***
X2.3.1 <--- X2.3 1.283 0,113 11.371 ***
X2.4.3 <--- X2.4 1.000
X2.4.2 <--- X2.4 0,326 0,290 1.122 .262
X2.4.1 <--- X2.4 3.600 1.659 2.170 .030
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Loading faktor ( ) pengukuran variabel X2 pada Tabel di atas
menunjukkan hasil uji terhadap model pengukuran variabel X2 dari setiap
indikator yang menjelaskan konstruk, khususnya variabel laten, maka semua
indikator dapat diikutkan dalam analisis selanjutnya.
93
CFA Variabel Pengembangan Kapasitas (X3)
Hasil uji CFA variabel X3 terhadap model secara keseluruhan (overall)
yang terlampir pada lampiran. Hasil uji konstruk variabel X3 dievaluasi
berdasarkan goodness of fit indices pada Tabel berikut dengan disajikan
kriteria model serta nilai kritisnya. Dari evaluasi model yang diajukan
menunjukkan bahwa evaluasi terhadap konstruk secara keseluruhan
menghasilkan nilai di atas kritis yang menunjukkan bahwa model telah sesuai
dengan data, sehingga dapat dilakukan uji kesesuaian model selanjutnya.
Tabel 4.15 Evaluasi kriteria Goodness of fit indices X3
Goodness of Fit Indices
Cut-off Value Hasil Model Keputusan
X2 Chi Square α = 5% � 16,919 16,231 Baik
Probabilitas ≥ 0,05 0,062 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1,803 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,064 Baik
GFI ≥ 0,90 0,979 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,936 Baik
TLI ≥ 0,95 0,951 Baik
CFI ≥ 0,95 0,979 Baik
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pengukuran X3 maka kriteria
model telah menunjukkan adanya model fit atau kesesuaian antara data
dengan model. Secara umum hal ini dapat menjelaskan bahwa model diatas
menunjukkan tingkat penerimaan yang baik oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa model dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui variabel yang
dapat digunakan sebagai indikator dari X3 dapat diamati dari nilai loading
faktor atau koefisien lambda ( ) dan tingkat signifikansinya, yang
mencerminkan masing-masing sebagai indikator X3 tampak pada Tabel 4.16.
94
Tabel 4.16 Loading Faktor ( ) Pengukuran X3
Estimate
Standard Error
Critical Ratio
P-Value
X3.1 <--- X3 0,546 0,059 9.237 ***
X3.2 <--- X3 0,468 0,066 7.135 ***
X3.1.4 <--- X3.1 1.000
X3.1.3 <--- X3.1 0,884 0,133 6.643 ***
X3.1.2 <--- X3.1 0,792 0,139 5.719 ***
X3.1.1 <--- X3.1 0,760 0,130 5.857 ***
X3.2.3 <--- X3.2 1.000
X3.2.2 <--- X3.2 1.006 0,154 6.515 ***
X3.2.1 <--- X3.2 1.322 0,213 6.192 ***
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Loading faktor ( ) pengukuran variabel X3 pada Tabel di atas
menunjukkan hasil uji terhadap model pengukuran variabel X3 dari setiap
indikator yang menjelaskan konstruk, khususnya variabel laten, maka semua
indikator dapat diikutkan dalam analisis selanjutnya.
CFA Variabel Citra Perusahaan (Y)
Hasil uji CFA variabel Y1 terhadap model secara keseluruhan (overall)
yang terlampir pada lampiran. Hasil uji konstruk variabel Y1 dievaluasi
berdasarkan goodness of fit indices pada Tabel berikut dengan disajikan
kriteria model serta nilai kritisnya. Dari evaluasi model yang diajukan
menunjukkan bahwa evaluasi terhadap konstruk secara keseluruhan
menghasilkan nilai di atas kritis yang menunjukkan bahwa model telah sesuai
dengan data, sehingga dapat dilakukan uji kesesuaian model selanjutnya.
Tabel 4.17 Evaluasi kriteria Goodness of fit indices Y1
Goodness of Fit Indices
Cut-off Value Hasil Model Keputusan
X2 Chi Square α = 5% � 5,991 2,708 Baik
Probabilitas ≥ 0,05 0,258 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1,354 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,042 Baik
GFI ≥ 0,90 0,993 Baik
95
AGFI ≥ 0,90 0,965 Baik
TLI ≥ 0,95 0,995 Baik
CFI ≥ 0,95 0,998 Baik
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pengukuran Y1 maka kriteria
model telah menunjukkan adanya model fit atau kesesuaian antara data
dengan model. Secara umum hal ini dapat menjelaskan bahwa model diatas
menunjukkan tingkat penerimaan yang baik oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa model dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui variabel yang
dapat digunakan sebagai indikator dari Y1 dapat diamati dari nilai loading
faktor atau koefisien lambda ( ) dan tingkat signifikansinya, yang
mencerminkan masing-masing sebagai indikator Y1 tampak pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Loading Faktor ( ) Pengukuran Y1
Estimate
Standard Error
Critical Ratio
P-Value
Y1.1.1 <--- Y1 1.000
Y1.1.2 <--- Y1 1.119 .096 11.702 ***
Y1.1.3 <--- Y1 1.105 .094 11.738 ***
Y1.1.4 <--- Y1 1.056 .096 10.944 ***
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Loading faktor ( ) pengukuran variabel Y1 pada Tabel di atas
menunjukkan hasil uji terhadap model pengukuran variabel Y1 dari setiap
indikator yang menjelaskan konstruk, khususnya variabel laten, maka semua
indikator dapat diikutkan dalam analisis selanjutnya.
b) Analisis Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen
Penentuan nilai dalam model, maka variabel pengujian model one step
dikelompokkan menjadi variabel eksogen (manfaat, kesejahteraan, dan
pengembangan kapasitas) dan variabel endogen (citra perusahaan), berikut
Lanjutan Tabel 4.17
96
ini digambarkan secara full dari structural equation modeling berdasarkan one
step sebagai berikut
Gambar 4.6 Pengukuran Full Model One Step
Berdasarkan gambar di atas diketahui hasil dari indeks kesesuaian
model (goodness of fit) yang disajikan pada Tabel di bawah ini. Selanjutnya
nilai-nilai indeks ini akan dibandingkan dengan cut-off value dari masing-
masing indeks. Indeks-indeks tersebut antara lain Indeks indeks CMIN/DF,
indeks RMSEA, indeks GFI, indeks TLI, dan indeks CFI. Sebuah model
dikatakan baik apabila mempunyai indeks-indeks goodness of fit yang sesuai
dengan yang disyaratkan oleh nilai kritis (cut-off value).
97
Tabel 4.19. Goodness Of Fit dan Cut-Off Value – Full Model One Step
Goodness of Fit Indices
Cut-off Value Hasil Model Keputusan
CMIN/DF ≤ 2,00 7,896 Kurang Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,186 Kurang Baik
GFI ≥ 0,90 0,509 Kurang Baik
TLI ≥ 0,95 0,279 Kurang Baik
CFI ≥ 0,95 0,326 Kurang Baik
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel di atas maka dapat diketahui bahwa model struktural
pada one step belum layak digunakan. Semua kriteria goodness of fit indices
belum memenuhi kriteria sehingga model ini belum layak digunakan.
Berdasarkan petunjuk modification indices pada program AMOS, kemudian
dilakukan modifikasi untuk memperbaiki model sehingga valid untuk
pembuktian hipotesis. Modifikasi model diutamakan hanya pada korelasi
antar item atau error dan tidak memodifikasi jalur pengaruh.
Hasil uji model struktural two step keterkaitan antara variabel eksogen
dengan variabel endogen. Variabel eksogen terdiri dari manfaat,
kesejahteraan, dan pengembangan kapasitas. Variabel endogen yaitu citra
perusahaan, secara lengkap disajikan pada gambar 4.2.
98
Gambar 4.7. Pengukuran Model Two Step (Modifikasi Model)
Hasil uji model struktural yang disajikan pada gambar di atas dievaluasi
berdasarkan kriteria goodness of fit pada Tabel berikut disajikan dengan
kriteria model serta nilai kritisnya (Cut-off Value) yang memiliki kesesuaian
data.
99
Tabel 4.20. Goodness Of Fit dan Cut-Off Value – Full Model Two Step
Goodness of Fit Indices
Cut-off Value Hasil Model Keputusan
CMIN/DF ≤ 2,00 1,578 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,054 Baik
GFI ≥ 0,90 0,841 Marginal
TLI ≥ 0,95 0,940 Marginal
CFI ≥ 0,95 0,952 Baik
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tabel di atas mendeskripsikan tentang besarnya pengaruh dan
sumbangan yang diberikan antar variabel laten eksogen dan endogen
dengan nilai GFI (R2) sebesar 0,841 atau 84,1 persen, artinya keragaman
data yang dapat dijelaskan oleh model struktural tersebut, atau informasi
yang terkandung dalam data 84,1% dapat dijelaskan oleh model tersebut,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel laten lainnya. Berdasarkan
evaluasi model yang disajikan menunjukkan bahwa kriteria CMIN-DF,
RMSEA, dan CFI telah memenuhi standar, sehingga evaluasi model terhadap
konstruk secara keseluruhan sudah menghasilkan nilai diatas kritis sehingga
dapat dikemukakan bahwa model dapat diterima atau sesuai dengan data.
c) Hasil Pengujian Hubungan Antar Variabel
Setelah dilakukan evaluasi kriteria terhadap indeks kesesuaian model
dan model itu dikatakan fit, selanjutnya akan dilihat sejauhmana hubungan
kausalitas yang dikembangkan dalam hipotesis pada model tersebut, yang
diuji melalui uji t (Critical Ratio) yang ada dalam analisis regresi. Tabel di
bawah ini akan memperlihatkan nilai-nilai koefisien regresi (regression wight
estimate) dan critical ratio (t hitung). Hipotesa akan diterima jika critical ratio (t
100
hitung) lebih besar dari nilai t tabel atau nilai p value ≤ 0,05, nilai koefisien
disusun berdasarkan tabel di bawah ini.
Tabel 4.21. Evaluasi Estimates Uji Full Model
Estim
ate S.E. C.R. P
Y1_Citra_Perh <--- X1_Manfaat ,074* ,037 1,985* ,047
Y1_Citra_Perh <--- X2_Kesejahtraan ,103* ,046 2,261* ,024
Y1_Citra_Perh <--- X3_Peng_Kapasitas ,433* ,065 6,713* ***
X1.1_Ekonomi <--- X1_Manfaat ,159* ,064 2,469* ,014
X1.2_Sosial <--- X1_Manfaat ,828* ,053 15,529* ***
X1.3_Linkng <--- X1_Manfaat ,192* ,062 3,078* ,002
X2.1_Efektif <--- X2_Kesejahtraan ,929* ,060 15,432* ***
X2.2_Sesuai <--- X2_Kesejahtraan ,289* ,073 3,988* ***
X2.3_Dampak <--- X2_Kesejahtraan ,201* ,045 4,495* ***
X2.4_Lanjut <--- X3_Kesejahtraan ,297* ,052 5,677* ***
X3.1_Partsp <--- X3_Peng_Kapasitas ,534* ,054 9,807* ***
X3.2_Pembdy <--- X3_Peng_Kapasitas ,377* ,053 7,046* ***
Ket: *) Signifikan pada taraf 5% Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.21 mendeskripsikan tentang evaluasi estimates
pada model struktural. Adapun hubungan fungsional variabel eksogen dan
endogen dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,074 > 0 hal ini menyatakan bahwa
hubungan kausal X1 terhadap Y1 bernilai positif. Nilai kritis 1,985
lebih besar dari limit batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05,
serta nilai p-value 0,047 < 0,050 berarti signifikan pada taraf
signifikan 5%. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa dengan
peningkatan X1 maka akan meningkatkan Y1.
2) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,103 > 0 hal ini menyatakan bahwa
hubungan kausal X2 terhadap Y1 bernilai positif. Nilai kritis 2,261
lebih besar dari limit batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05,
serta nilai p-value 0,024 < 0,050 berarti signifikan pada taraf
101
signifikan 5%. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa dengan
peningkatan X2 maka akan meningkatkan Y1.
3) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,433 > 0 hal ini menyatakan bahwa
hubungan kausal X3 terhadap Y1 bernilai positif. Nilai kritis 6,713
lebih besar dari limit batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05,
serta nilai p-value 0,000 < 0,050 berarti signifikan pada taraf
signifikan 5%. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa dengan
peningkatan X3 maka akan meningkatkan Y1.
4) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,159 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X1.1 bernilai positif. Nilai kritis 2,469 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,014
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X1.1 memberikan sumbangsih yang
besar terhadap peningkatan kualitas variabel X1.
5) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,828 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X1.2 bernilai positif. Nilai kritis 15,529 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,000
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X1.2 memberikan sumbangsih yang
sangat besar terhadap peningkatan kualitas variabel X1.
6) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,192 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X1.3 bernilai positif. Nilai kritis 3,078 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,002
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X1.3 memberikan sumbangsih yang
besar terhadap peningkatan kualitas variabel X1.
102
7) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,929 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X2.1 bernilai positif. Nilai kritis 15,432 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,000
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X2.1 memberikan sumbangsih yang
sangat besar terhadap peningkatan kualitas variabel X2.
8) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,289 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X2.2 bernilai positif. Nilai kritis 3,988 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,000
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X2.2 memberikan sumbangsih yang
besar terhadap peningkatan kualitas variabel X2.
9) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,201 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X2.3 bernilai positif. Nilai kritis 4,495 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,000
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X2.3 memberikan sumbangsih yang
besar terhadap peningkatan kualitas variabel X2.
10) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,279 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X2.4 bernilai positif. Nilai kritis 5,677 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,000
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X2.4 memberikan sumbangsih yang
besar terhadap peningkatan kualitas variabel X2.
11) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,534 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X3.1 bernilai positif. Nilai kritis 9,807 lebih besar dari limit
103
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,000
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X3.1 memberikan sumbangsih yang
sangat besar terhadap peningkatan kualitas variabel X3.
12) Nilai estimasi koefisien sebesar 0,377 > 0 hal ini menyatakan bahwa
dimensi X3.2 bernilai positif. Nilai kritis 7,046 lebih besar dari limit
batas 1,960 untuk tingkat kepercayaan 0,05, serta nilai p-value 0,000
< 0,050 berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa dimensi X3.2 memberikan sumbangsih yang
besar terhadap peningkatan kualitas variabel X3.
4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian ini dapat diterima ataupun ditolak berdasarkan
pengujian statistik dengan standar nilai critical catio (C.R) atau nilai t hitung
sebesar ≥ 1,96 dan p-value ≤ 0,05.
1) (H-1): Manfaat program CSR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengembangan citra perusahaan dalam pandangan
masyarakat.
Dengan merujuk pada tabel 4.21 bahwa efek manfaat program CSR
terhadap pengembangan citra perusahaan dinyatakan berpengaruh
positif dan signifikan. Hasil tersebut menegaskan bahwa hipotesis
pertama penelitian ini dinyatakan diterima.
2) (H-2): Peningkatan tingkat kesejahtraan masyarakat sebagai
dampak program CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan citra perusahaan dalam pendangan masyarakat.
104
Dengan merujuk pada tabel 4.21 bahwa efek peningkatan tingkat
kesejahtraan masyarakat terhadap peningkatan citra perusahaan
dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan. Hasil tersebut
menegaskan bahwa hipotesis kedua penelitian ini dinyatakan
diterima.
3) (H-3): Pengembangan kapasitas masyarakat sebagai dampak
program CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan citra perusahaan dalam pendangan masyarakat.
Dengan merujuk pada tabel 4.21 bahwa efek pengembangan
kapasitas masyarakat terhadap peningkatan citra perusahaan
dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan. Hasil tersebut
menegaskan bahwa hipotesis ketiga penelitian ini dinyatakan
diterima.
4) (H-4): Manfaat program, peningkatan kesejahtraan dan
pengembangan kapasitas masyarakat berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan citra perusahaan dalam pandangan
masyarakat.
Dengan merujuk pada tabel 4.21 bahwa efek simultan manfaat
program, peningkatan kesejahtraan dan pengembangan kapasitas
masyarakat terhadap peningkatan citra perusahaan dinyatakan
berpengaruh positif dan signifikan. Hasil tersebut menegaskan bahwa
hipotesis keempat penelitian ini dinyatakan diterima.
105
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Evaluasi Manfaat Program
Salah satu indikator keberhasilan program CSR yang berbasis
pengembangan masyarakat adalah seberapa besar manfaat yang dapat
dirasakan oleh masyarakat sendiri. Dalam penelitian ini manfaat program
dianalisis terhadap sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. Analisis dilakukan
dua tingkatan, pada tingkat pertama menunjukkan hubungan variabel manifes
dengan variabel laten tingkat pertama yaitu sektor ekonomi, sosial dan
lingkungan, pada tingkat kedua menunjukkan hubungan antara variabel laten
tingkat pertama dengan variabel laten tingkat kedua yaitu manfaat program.
Berdasarkan data yang disajikan pada table 4.7, dari aspek ekonomi
secara umum masyarakat menilai sudah cukup baik, meskipun berdasarkan
observasi ditemukan bahwa dibeberapa desa di kecamatan Towuti dan
Wasuponda supply air masih kurang baik. Dari aspek sosial dapat dijelaskan
bahwa secara umum masyarakat menilai sudah cukup baik, terutama dalam
hal dukungan masyarakat, namun dari sisi kemudahan mendapatkan air
bersih masih dirasakan ada masalah, hal ini sejalan dengan temuan
observasi bahwa di beberapa desa di Towuti dan Wasuponda ditemukan
masih kesulitan dalam hal kemudahan mendapatkan air bersih. Dari aspek
lingkungan, masyarakat tidak merasa ada dampak buruk dari sisi lingkungan
terhadap fasilitas ini misalkan dampak terhadap pencemaran akibat
penggunaan bahan kimia, kebisingan mesin-mesin pompa atau gangguan
terhadap sumber air baku.
Tingkat manfaat program CSR sarana air bersih berdasarkan kecamatan
dengan kondisi dan dukungan sumberdaya yang berbeda-beda disesuaikan
106
dengan community development index yang telah ditentukan berdasarkan
table 3.8, maka tingkat manfaat dapat dilihat pada table berikut
Tabel 4.22 Community Development Index di Masing-Masing Kecamatan
No Indikator Pengukuran Kecama_ tan Nuha
Kecama_ tan Towuti
Kecamatan Wasuponda
Sektor Ekonomi
X1.1 Mendukung Kegiatan sehari-hari
4.56 2.83 3.38
X1.2 Terpenuhinya kebutuhan air bersih
4.46 2.71 3.23
X1.3 Mendukung kegiatan pembangunan
4.22 3.29 2.80
Sektor Sosial
X1.4 Peningkatan sarana dan prasarana umum
4.51 2.81 3.05
X1.5 Tidak timbul masalah dalam pengelolaan
4.74 3.67 3.48
X1.6 Kemudahan akses mendapatkan air bersih
4.54 2.59 3.20
X1.7 Meningkatkan kesehatan masyarakat
4.80 3.13 3.23
Sektor Lingkungan
X1.8 Tidak menyebabkan pencemaran lingkungan
4.66 4.12 4.25
X1.9 Tidak mengganggu kuantitas sumber air alamiah
4.72 4.09 4.08
X1.10 Fasilitas air bersih tidak mengganggu lingkungan masyarakat
4.73 4.17 4.13
TOTAL Nilai 45.94 33.41 34.80
Kategori Penilaian Manfaat
(Sesuai tabel 3.8)
Sangat Baik
Cukup Baik
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat di kecamatan Nuha
menilai bahwa sarana air bersih di kecamatan Nuha dinilai memiliki manfaat
yang terbesar yaitu 45.94 atau sangat baik, sedangkan di kecamatan Towuti
yaitu 33.41 atau cukup dan di Kecamatan Wasuponda 34.8 atau baik
107
Responden di Kecamatan Nuha rata-rata menilai implementasi program
CSR mengenai air bersih ini baik sampai sangat baik berdasarkan
pertanyaan dalam quisioner, peneliti melihat ini sebagai dampak dari fasilitas
yang sangat terjaga dan memenuhi kebutuhan masyarakat, hal ini terjadi
karena fasilitas ini masih sepenuhnya mendapatkan dukungan dari pihak
perusahaan dalam hal operasional dan perawatannya karena beberapa
fasilitas perusahaan juga berada dalam area ini. Dari observasi dan diskusi
yang dilakukan peneliti dengan beberapa warga di kecamatan Nuha pada
umumnya puas dan tidak mengalami kendala dengan fasilitas yang sudah
ada saat ini, termasuk sangat mendukung kegiatan mereka sehari-hari.
Di kecamatan towuti hal yang cukup signifikan dirasakan kurang oleh
masyarakat adalah pemenuhan kebutuhan suplai air dan kemudahan akses
atau mendapatkan air bersih. Berdasarkan observasi dan diskusi yang
dilakukan peneliti ditemukan bahwa dari delapan desa yang masuk dalam
program ini lima desa diantaranya masih mengalami kesulitan supplai yaitu
Desa Langka Raya, Baruga, Lioka, Wawondula dan Asuli, sedangkan tiga
desa yang telah baik suplainya adalah Desa Timampu, Pekkaloa dan
Matompi. Ketiga desa ini secara geografis berada di dekat danau Towuti
sebagai sumber air baku dan letaknya berada dekat dengan fasilitas pompa
dan tangki air sehingga secara teknis memiliki kesempatan yang lebih besar
untuk mendapatkan suplai air dibandingkan dengan desa-desa lainnya. Hal
yang cukup memuaskan dari sarana ini berdasakan pandangan masyarakat
adalah terhadap lingkungan. Dari diskusi dengan pengelola proyek PT Vale
bahwa saat ini sedang dilakukan pembenahan suplai air ke tangka-tangki
penampungan sehingga kedepannya akar masalah suplai air ini akan segera
teratasi.
108
Di kecamatan Wasuponda berdasarkan respon masyarakat secara
umum relatif lebih baik daripada kecamata Towuti. Mengenai supplai air tidak
terlalu menjadi masalah serius dan masih dalam taraf yang dapat diterima
termasuk tidak ada masalah pada aspek lingkungan. Namun demikian dari
sisi pembangunan tidak terlalu tampak dominasi PT Vale dalam menyediakan
fasilitas ini, karena PT Vale hanya menyediakan pipa utama dari sumber air
baku ke tangka penampungan sedangkan pipa distribusi tetap menggunakan
fasilitas yang sudah ada sebelumnya dan yang dibangun oleh pemerintah.
Dari penelitian ini dan observasi diperoleh bahwa masyarakat masih menilai
konstribusi sarana ini dalam pembangunan di kecamatan Wasuponda ini
masih dinilai kurang.
4.2.2 Hubungan Antara Manfaat dan Citra Perusahaan
Pada variabel manfaat memiliki pengaruh sebesar 0.091 (standardized
regression weight) terhadap peningkatan citra perusahaan. Variabel ini
memiliki beberapa dimensi, dimensi lingkungan mempunyai pengaruh yang
lebih dominan terhadap variabel ini kemudian diikuti oleh dimensi sosial dan
ekonomi.
Distribusi rata-rata jawaban responden pada variabel manfaat terhadap
masing-masing kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut
109
Gambar 4.8 Distribusi Rata-rata Jawaban Responden Pada Tiap Kecamatan Untuk Variabel Manfaat
Pada dimensi sosial petanyaan yang paling berpengaruh adalah manfaat
terhadap peningkatan kesehatan masyarakat (0.921) kemudian kemudahan
mendapatkan air bersih (0.567), dukungan masyarakat (0.560) dan
pemanfaatan secara luas dimasyarakat (0.220). Dapat dijelaskan bahwa
secara umum responden memandang pengaruh supplai air bersih terhadap
kesehatan masyarakat merupakan hal yang penting dan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan citra perusahaan. Dari data
statistik deskriptif jawaban rata-rata responden antara 3.54 – 4.08, artinya
secara umum mayarakat memberikan jawaban cukup sampai baik.
Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa dimensi sosial di kecamatn Nuha rata-
rata jawaban responden adalah antara 4.51 – 4.80 atau sangat baik, yang
perlu dilakukan adalah menjaga agar fungsi fasilitas ini tetap terjaga dan
beroperasi secara optimal. Di kecamatan towuti yang rata-rata jawaban
responden antara 2.59 – 3.67, issue kemudahan mendapatkan air bersih
menjadi issue utama. Sedangkan di kecamatan Wasuponda relatif lebih baik
110
dari kecamatan Towuti, namun dari observasi lapangan diperoleh bahwa PT
Vale masih harus terlibat untuk meningkatkan fungsi fasilitas ini untuk
meningkatkan manfaatnya dengan membangun atau memperbaiki saluran
distribusi agar seluruh masyarakat bisa memperoleh kemudahan dalam hal
akses terhadap air bersih. Hal lain yang juga penting adalah komunikasi dan
koordinasi dengan pemerintah mengenai system pengelolaannya.
Pada dimensi ekonomi pertanyaan yang paling berpengaruh adalah
dukungan terhadap kegiatan usaha atau pekerjaan (0.229), kemudian
mengenai pemenuhan kebutuhan air bersih (0.199) dan dukungan terhadap
pembangunan sarana umum (0.180). Dapat dijelaskan bahwa dukungan
terhadap kegiatan sehari-hari responden atau masyarakat merupakan hal
yang penting dalam hubungannya dengan air bersih dan jika hal ini terpenuhi
akan memberikan pengaruh terhadap pandangan masayarakat terhadap
perusahaan yang menyediakan sarana air bersih ini. Dari data statistik
deskriptif jawaban rata-rata responden antara 3.56 – 3.59, artinya secara
umum mayarakat memberikan jawaban cukup sampai baik.
Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden di
kecamatan Nuha antara 4.22 – 4.56 atau sangat baik. Sedangkan di
kemacatan Towuti rata-rata jawaban responden antara 2.71 – 3.29, issue
utama adalah mendukung kegiatan usaha/pekerjaan dan pemenuhan
kebutuhan air bersih. Dikecamatan Wasuponda, rata-rata jawaban responden
antara 2.80 – 3.38 issu utamanya adalah dukungan terhadap pembangunan
sarana umum.
Sedangkan dari dimensi lingkungan pertanyaan yang paling berpengaruh
adalah mengenai dampaknya terhadap pencemaran lingkungan (0.848)
kemudian menganai pengaruh terhadap ketersediaan sumber air alamiah
111
(0.279) dan pengaruh/gangguan fasilitas terhadap lingkungan masyarakat
(0.227). Pencemaran lingkungan ternyata menjadi perhatian utama
masyarakat, hal ini merupakan hal yang logis dan umum bahwa fasiltias yang
dibangun dengan tidak mengganggu lingkungan akan mendapat perhatian
dan dalam hal ini berpengaruh signifikan dalam pandangan masyarakat
terhadap citra perusahaan sebagai perusahaan yang selalu mengedepankan
pelestarian sumber daya air. Dari data statistik deskriptif jawaban rata-rata
responden antara 4.35 – 4.40, artinya secara umum mayarakat memberikan
jawaban baik sampai sangat baik.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.21 bahwa peningkatan variabel manfaat
akan meningkatkan citra perusahaan sebesar +0.091 (standardized estimate)
dengan tingkat kepercayaan 5%. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian-
penelitian lainnya, penelitian ini memberikan gambaran secara umum bahwa
manfaat program CSR adalah meningkatkan citra perusahaan dalam
pandangan masyarakat antara lain penelitian yang dilakukan oleh Bahrul
Ulum dkk (2014), Yusrilianda A dan Yulianti AL (2013), Nur Indah Sari Nur
dkk (2014)
Dalam teori yang dikemukan pada bab sebelumnya Yusuf Wibisono
(2007) menjelaskan bahwa salah satu manfaat program CSR secara umum
adalah meningkatkan reputasi perusahaan, Namun demikian pengaruh
variabel manfaat terhadap peningkatan citra perusahaan tidak cukup besar
sehingga menjadi pertanyaan yang menarik untuk dilakukan pada penelitian
selanjutnya. Sebagai gambaran umum berdasarkan observasi peneliti ada
beberapa hal yang mungkin menjadi penyebabnya yaitu bahwa masyarakat
dari dulu tidak pernah mengalami krisis sumber air bersih khususnya di
kecamatan Nuha dan Towuti karena memiliki sumber air yang berlimpah dari
112
danau Matano dan danau Towuti, dengan demikian mayarakat memandang
bahwa mendapatkan air bersih adalah hal yang wajar. Sedangkan di
Kecamatan Wasuponda sumberair bersih masyarakat adalah sungai kali
dingin yang tidak pernah kering sepanjang tahun dan sudah dimanfaatkan
oleh masyarakat jauh sebelum ada proyek CSR PT Vale melalui jalur pipa
induk lama, proyek CSR PT Vale adalah mengganti pipa induk dengan yang
lebih baik sehingga meningkatkan kapasitas suplai, dengan demikian
penjelasan yang sama dari kecamatan Nuha dan towuti dapat diberikan untuk
kecamatan wasuponda.
4.2.3 Hubungan Antara Kesejahtraan dan Citra Perusahaan
Pada variabel ini memiliki pengaruh sebesar 0.126 (standardized
regression weight) terhadap peningkatan citra perusahaan, variabel imi
memiliki beberapa dimensi dan dimensi efektifitas memiliki pengaruh yang
lebih dominan kemudian dimensi kesesuaian, dimensi keberlanjutan dan
pengaruh terkecil pada dimensi dampak.
Distribusi rata-rata jawaban responden pada variabel kesejahtraan
terhadap masing-masing kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut
113
Gambar 4.9 Distribusi Rata-Rata Jawaban Responden Pada Tiap Kecamatan Untuk Variabel Kesejahtraan
Dimensi efektifitas berhubungan dengan kualitas air bersih yang diterima
masyarakat, distribusi yang baik dan ketersediaan suplai. Dari ketiga indikator
ini menjadi perhatian terbesar adalah distribusi air yang cukup untuk
kebutuhan rumah tangga (0.880) kemudian pengaruh ketersediaan supplai
yaitu air bersih tersedia setiap saat dibutuhkan (0.878) dan kualitas air bersih
(0.827). Sebagai kebutuhan dasar manusia hal ini tidak dapat dipungkiri
menjadi perhatian utama masyarakat dan dari data penelitian ini memberikan
gambaran bahwa efektifitas program memberikan pengaruh signifikan
terhadap peningkatan citra perusahaan.
Jika dilihat pada gambar 4.9 secara deskriptif jawab reponden di kecamatan
Nuha memperlihatkan rata-rata jawaban yang sangat baik berada diatas 4.5,
hal ini menjelaskan bahwa fasiltias air bersih sudah efektif sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Di kecamatan Towuti, khususnya mengenai distribusi dan ketersediaan setiap
saat dibutuhkan masih menjadi masalah. Seperti dijelaskan pada bagian
114
sebelumnya bahwa dari delapan desa dikecamatan Towuti yang
memanfaatkan sarana air bersih ini, masih ada lima desa yang mengalami
kendala dalam hal distribusi, penyebabnya adalah kekurangan sumber air
dan jarak dari system pompa dan tangka penampungan cukup jauh
penyebab lainnya adalah adalah beberapa jaringaan pipa air yang rusak.
Sedangkan di kecamatan Wasuponda, pada pertanyaan mengenai distribusi
yang cukup untuk kebutuhan, rata-rata responden memberikan jawaban 3.38
atau diatas cukup dan mengenai ketersediaan air setiap saat dibutuhkan
masih berada pada angka yang rendah yaitu 2.85 namun masih dalam
toleransi.
Dimensi kesesuaian dipengaruhi oleh tiga indikator, indikator yang paling
berpengaruh adalah kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat (0.840),
kemudian kesesuaian dengan sumber daya local (0.341) dan kesesuaian
dengan kebutuhan masyarakat (0.285). Berdasarkan data pada table 4.8
rata-rata jawaban responden antara 3.42 – 3.95 atau jawaban antara cukup
sampai baik. Dalam pengamatan dan diskusi dengan masyarakat ternyata
masyarakat sangat mengharapkan bahwa perusahaan dapat memberikan
fasilitas yang baik dan memadai dalam hal kebutuhan air bersih pada
masyarkat sekitarnya. Indikator-indikator ini bernilai positif sehingga
memberikan gambaran bahwa dimensi kesesuaian memberikan pengaruh
terhadap peningkatan citra perusahaan.
Berdasakarn gambar 4.9, di kecamatan Nuha rata jawaban responden
berada dantara 4.47 sampai 4.55, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
masalah sama sekali yaitu bahwa sarana air bersih telah sesuai dengan
kebutuhan dan harapan masyarakat masyarakat. Sedangkan di kecamatan
Towuti jawaban responden rata berada diantara 2.49 sampai 3.36 khususnya
115
mengenai kesesuaian dengan kebutuhan dan harapan masyarakat masih
belum baik, hal ini masih sejalan dengan penjelasan pada dimensi efektifitas
bahwa beberapa distribusi air di beberapa desa belum baik. Jawaban rata-
rata responden di kecamatan Wasuponda tampak lebih baik dari kecamatan
towuti yaitu antara 2.78 sampai 3.95, khususnya untuk pertanyaan mengenai
kesesuaian dengan harapan masyarakat, jawaban rata-rata masih
merasakan belum memenuhi harapan.
Dimensi keberlanjutan menjadi perhatian selanjutnya dalam variabel ini
yaitu berhubungan dengan apakah program ini sudah tidak membutuhkan
bantuan perusahaan dalam hal pendanaan dan sudah dapat di operasikan
secara mandiri oleh masyarakat. Dari tiga indikator ini yang paling
berpengaruh adalah pemberian training kepada masyarakat untuk
pengelolaan dan pengoperasian (0.336), kemudian mengenai kemampuan
masyarakat untuk mengoperasikan (0.281) dan kemandirian dalam
pendanaan (0.276). Jika dilihat dari data statistik deskriptif pada table 4.8,
rata rata jawaban responden untuk dimensi ini adalah 2.38 – 2.47 atau
berada dibawah cukup atau kurang. Dengan demikian memberikan
gambaran bawah dimensi ini memberikan pengaruh terhadap peningkatan
citra perusahaan, namun demikian masih perlu dilakukan perbaikan.
Berdasarkan gambar 4.7 tampak bahwa diseluruh kecamatan mengalami
masalah yang sama yaitu dimensi keberlanjutan ini belum baik. Rata-rata
jawaban responden paling rendah adalah di kecamatan Nuha, penyebab
utamanya adalah bahwa fasilitas ini pengelolaannya masih ditangani oleh PT
Vale, kecuali sebagian sarana air bersih di desa Sorowako dusun Tapuondau
yang pengelolaannya sudah ditangani oleh kelompok masyarakat, namun
116
demikian peneliti melihat bahwa pengelolaan ini belum terkoordinasi dan
terorganisasi dengan baik.
Hal yang sama terjadi di kecamatan Towuti dan Wasuponda khususnya
mengenai pengoperasian dan pengelolaan juga masih belum terkoordinasi
dan terorganisasi dengan baik. Pemerintah kecamatan seharusnya dapat
mengambil peran untuk menjembatani dengan PT Vale agar tujuan program
CSR ini tercapai.
Dimensi dampak dipengaruhi oleh empat indikator, yang paling
berpengaruh adalah dampak pada perbaikan kualitas hidup masyarakat
(0.322) kemudian dampak pada hubungan baik perusahaan, masyarakat dan
pemerintah (0.224), kemudian tidak menimbulkan masalah dalam masyarakat
misalnya masalah pengelolaan, konflik dan lain-lain (0.237) dan terakhir
adalah dampak pada kegiatan perekonomian (0.221).
Jika dilihat pada gambar 4.9 di kecamatan Nuha dimensi dampak sudah
sangat baik dengan rata-rata jawaban responden antara 4.28 – 4.75, rata-
rata jawaban yang menonjol adalah bahwa sarana air bersih ini
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selanjutnya di kecamatan
Wasuponda juga sudah cukup baik dengan rata-rata jawaban responden 3.10
– 3.48. untuk meningkatkan dimensi dampak di kecamatan ini yang harus
dilakukan adalah meningkatkan sarana air bersih ini terutama masalah
distribusi dengan memperbaiki fasilitas yang lebih baik dan bekerja sama
dengan pemerintah kecamatan untuk merancang system pengelolaan yang
baik dan focus pada pengembangan masyarakat.
Di kecamatan Towuti, dari gambar 4.9 tampak bahwa dampak terhadap
peningkatan kualitas hidup masyarakat dan dukungan terhadap
perekonomian masyarakat mendapatkan rata-rata jawaban yang rendah yaitu
117
2.71 dan 2.76. Konstribusi terhadap jawaban ini adalah dampak dari distribusi
air yang belum merata pada sebagian besar desa di kecamatan Towuti
Secara umum bahwa untuk meningkatkan pengaruh variabel
Kesejahtran terhadap peningkatan citra perusahaan maka perlu fokus untuk
memperhatikan atau meningkatkan hal-hal yang masih kurang sesuai
penjelasan diatas.
Sebagian besar penelitian mengenai pengaruh CSR terhadap citra
perusahaan menghasilkan pengaruh yang signifikan, namun penelitian yang
dilakukan oleh Yaskun (2016) yaitu mengenai pengaruh implementasi CSR
terhadap citra perusahaan sektor kesejahtraan seperti kesehatan, olahraga,
pendidikan memiliki hasil yang bertolak belakang dengan penelitian pada
umumnya yaitu tidak berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa penyebabnya adalah masyarakat tidak
mengetahui program yang dilaksanakan dan program yang dilaksanakan
tidak terpublikasi sehingga hanya sebagian masyarakat saja yang merasakan
manfaatnya. Oleh karena itu, selain melaksanakan implementasi program
CSR, maka publikasi atau sosialisasi juga harus diperhatikan hal ini akan
lebih mudah dicapai jika implementasi program melibatkan masyarakat
sebagai salah satu actor dalam program CSR ini.
4.2.4 Hubungan Antara Pengembangan Kapasitas dan Citra Perusahaan
Variabel ini memiliki pengaruh yang terbesar yaitu 0.529 (standardized
regression weight) terhadap peningkatan citra perusahaan. Variabel ini
memiliki dua dimensi dan yang paling dominan adalah dimensi partisipasi
kemudian dimensi pemberdayaan.
118
Distribusi rata-rata jawaban responden pada variabel pengembangan
kapasitas terhadap masing-masing kecamatan dapat dilihat pada gambar
berikut
Gambar 4.10 Distribusi Rata-Rata Jawaban Responden Pada Tiap Kecamatan Untuk Variabel Pengembangan Kapasitas
Dimensi partisipasi terdiri dari empat indikator, yang paling berpengaruh
adalah masyarakat dapat menyampaikan keluhan mengenai air bersih
(0,647), kemudian keterlibatan masyarakat dalam pengoperasian (0,480),
keterlibatan masyarakat atau pemerintah dalam perencanaan (0,443) terakhir
adalah keterlibatan masyarakat atau pemerintah dalam pelaksanaan
konstruksi/pembangunan (0,392).
Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden di
kecamatan Nuha antara 2.51 – 3.48. sehingga dapat dilihat bahwa issue
utama dalam dimensi ini adalah partisipasi masyarakat dalam perencanaan
dan keterlibatan masyarakat dalam pengoperasian masih belum dominan.
Dari observasi lapangan dapat dijelaskan bahwa fasilitas ini masih dikelola
seluruhnya oleh perusahaan karena selain pemukiman masyarakat umum
119
beberapa fasilitas PT Vale seperti rumah sakit, sekolah, perumahan
perusahaan dan kantor berada di kecamatan ini. Pola pengelolaan ini
kemungkinan akan berlangsung lama dengan alasan diatas.
Di kecamatan Nuha khusus station pompa di dusun Tapuondau
pengoperasiannya sudah dilakukan oleh masyarakat dengan bantuan teknis
dari perusahaan. Dikecamatan Towuti rata-rata jawaban responden, didaerah
ini masih berpotensi untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dalam hal
kemandirian pengelolaan fasilitas air bersih.
Dikecamatan Towuti, rata-rata jawaban responden antara 2.32 - 3.93. Issue
utama dikecamatan ini adalah partisipasi dalam perencanaan program dan
penyampaian keluhan mengenai sarana air bersih. Sedangkan mengenai
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan konstruksi, berdasarkan
pengamatan dan interview dengan beberapa responden diketahui bahwa
pelaksanaan konstruksi perpipaan dilaksanakan dengan pola swadaya
masyarakat yang dibagi setiap desa, hal ini memberikan nilai positif sekaligus
dapat memperkuat persepsi citra perusahaan di masyarakat.
Dikecamatan Wasuponda rata-rata jawaban responden antara 2.33 – 2.58.
Tampak bahwa seluruh indikator masih menjadi masalah, berbagai hal masih
perlu dilakukan terutama mengenai pola pengelolaan agar
masyarakat/pemerintah dapat mengelola sendiri fasilitas ini tanpa bantuan PT
Vale, dimana fasilitas ini dibangun dengan system pengaliran gravitasi,
sehingga operasionalnya tidak membutuhkan perawatan system pompa yang
rumit dan pendanaan yang besar seperti di kecamatan Nuha dan Towuti.
Penjelasaan diatas sekaligus ini menjadi masukan bahwa faktor keterlibatan
masyarakat dan pemerihtah sejak awal perencanaan dan konstruksi
merupakan hal penting untuk mencapai tujuan peningkatan citra perusahaan.
120
Dimensi pemberdayaan memiliki tiga indikator, yang paling berpengaruh
adalah kesadaran masyarakat mengenai pentingnya air bersih dan
penggunaan secara wajar (0,663), kemudian pelatihan mengenai
pengelolaan dan pengoperasian sarana air bersih (0,613) dan peningkatan
pengetahuan masyarakat mengenai air bersih (0,395).
Berdasarkan gambar 4.10 dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden
di kecamatan Nuha antara 2.28 – 3.47. Issue utama dalam dimensi ini adalah
mengenai adanya pelatihan mengenai pelatihan tentang pengelolaan dan
pengoperasian sarana air bersih ini dan kesadaran masyarakat tentang
penggunaan secara wajar. Karena pengelolaan masih dilakukan sendiri oleh
PT Vale tentu menghilangkan kesempatan pengelolaan secara mandiri oleh
masyarakat termasuk training, sedangkan mengenai ke penggunaan secara
wajar, khusus di kecamatan Nuha sumber air bersih berlimpah dan tidak
berbayar sehingga mengenai penggunaan secara wajar tidak tampak dan
cendrung boros penggunaan air. Dalam peneliaan secara internal PT Vale
mengenai konsumsi air bersih, diperoleh rata–rata konsumsi masyarakat
adalah antara 600 – 1000 m3/hr/org dibandingkan standard SNI yang hanya
sekitar 200 m3/hr/org.
Di kecamatan Towuti, rata-rata jawaban responden antara 2.61 – 2,81,
seluruh indikator masih menjadi issue utama dan menjadi ruang untuk
melakukan perbaikan. Dalam hal pelatihan untuk operasional masih lebih
baik dari pada kecamatan Nuha dan Wasuponda. Dari informasi yang
diperoleh bahwa fasilitas ini cukup besar yaitu mencakup delapan desa
dengan beberapa stasiun pompa dan tangka distribusi, saat ini dioperasikan
oleh beberapa masyarakat yang telah dilatih untuk tujuan ini, hanya saja
belum terkoordinasi dan terorganisasi dengan baik. Untuk meningkatakan
121
keberlanjutan program ini, penting untuk menetapkan pola pengelolaan
bersama masyarakat dan pemerintah kecamatan untuk jangka panjang
sehingga fasiltias ini dapat terjaga dan bermanfaat, dengan demikian juga
akan meningkatkan citra perusahaan dalam pandangan masyarakat.
Di kecamatan Wasuponda, rata-rata jawaban responden antara 2.28 – 2,68.
Di kecamatan ini seluruh seluruh indikator juga masih menjadi issue utama,
sama dengan penjelasan pada dimensi partisipasi yaitu bahwa issue
pengelolaan merupakan hal yang masih bisa untuk diperbaiki. Yang perlu
dilakukan adalah membangun komunikasi dengan masyarakat dan
pemerintah untuk menetapkan pola pengelolaan yang baik, menjalankan
training dan memperbaiki beberapa fasiltias yang rusak.
Pengembangan kapasitas pada dasarnya sejalan dengan prinsip
keberlanjutan sesuai dengan pendapat Untung (2014:25) bahwa strategi
korporasi berkelanjutan adalah meningkatkan sumber daya manusia maupun
alam yang akan dibutuhkan di masa depan. Demikian pula bahwa
pengembangan kapasitas sejalan dengan prinsip community development,
Moeljarto Tjokrowinoto (1996) menjelaskan bahwa community development
terletak pada pembangunan masyarakat. Dalam hubungannya dengan citra
perusahaan Ngunyen dan Leblanc (2002) mengungkapkan bahwa citra
perusahaan adalah keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat
tentang perusahaan. Dengan demikian jika variabel pengembangan
kapasitas ini dilaksanakan dan mencapai tujuannya maka akan berpengaruh
terhadap citra perusahaan.
Dari penelitian ini secara umum dimensi pemberdayaan memiliki
pengaruh positif sehingga signifikan terhadap peningkatan citra perusahaan.
122
4.2.5 Implementasi Program CSR PT Vale Pada Program Sarana Air Bersih Terhadap Citra Perusahaan
Menurut Fajri dalam Suranta (2007) bahwa penerapan CSR secara
konsisten merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan.
Salah satu nilai yang dimaksud adalah peningkatan citra perusahaan.
Dalam penelitian ini implementasi program CSR dilihat dari tiga variabel yaitu
manfaat, kesejahtraan dan pengembangan kapasitas. Dalam pembahasan
sebelumnya, ketiga variabel ini memberikan dampak signifikan terhadap
terhadap peningkatan citra perusahaan sehingga dapat disimpulkan bahwa
implementasi program CSR pada program penyediaan sarana air bersih di
kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda secara memberi dampak positif
terhadap peningkatan citra perusahaan.
Salah satu fenomena yang dijelaskan dalam bab pendahuluan bahwa
jika program CSR ini tidak dikelola dengan baik akan menciptakan
ketergantungan baru yaitu jika keterlibatan perusahaan berhenti maka
program ini akan mengalami kendala. Untung Budi (2014:117) menjelaskan
bahwa CSR sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan
harus mampu secara bertahap mengembangkan kemandirian masyarakat
untuk terlepas dari ketergantungan kepada korporasi. JIka mengambil contoh
pelaksanaan program CSR sarana air bersih di kecamatan Towuti, peneliti
melihat permasalahan operasional menjadi masalah di kedua pihak baik PT
Vale dan masyarakat atau pemerintah dimana masalah pembiayaan
operasional dan kerjasama dengan pemerintah saat ini masih menjadi
kendala dan masih terus didiskusikan untuk mencapai Solusi terbaik, Hal lain
yang penting untuk diperhatikan adalah alih pengetahuan yang dapat
dilakukan dengan training juga tampaknya luput dari perhatian.
123
Dari berbagai masalah ini, beberapa hal dapat diselesaikan dengan
melakukan perencanaan yang baik yaitu melakukan komunikasi kepada para
stake holder dan membentuk komitment dibagian awal program dan
assessmen terhadap issue-issue yang mungkin timbul ketika program telah
diselesaikan dan rencana penanggulangannya. Dengan demikian diharapkan
program yang digulirkan dapat dicapai manfaatnya dan memberikan dapak
ganda (multiplier effect) yang lebih luas.
Dari sisi pemerintah juga perlu melihat lebih luas terutama mengenai
issue pengembangan masyarakat sebagai salah satu tujuan program CSR
ini. Berdasarkan observasi dilapangan, peneliti mendapatkan informasi
bahwa terdapat masih keengganan sebagian masyarakat untuk memberikan
dukungan terhadap tujuan ini. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan
dukungan agar masyarakat terutama pemerintah desa atau kecamatan agar
mau untuk mengembangkan pengelolaan sarana air bersih ini secara
mandiri. Jika dikembangkan dengan baik, tidak menutup kemungkin dapat
menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah desa atau kecamatan.
Crowther David dalam Hadi (2011) menjelaskan salah satu prinsip
pelaksanaan CSR adalah sustainability, artinya perusahaan dalam
melaksanakan CSR harus memperhatikan keberlanjutan sumber daya
dimasa depan. Dengan demikian implementasi program CSR harus dilakukan
perencanaan yang baik sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi
masyatakat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merlin
dan Fahrul Ismaeni (2013) mengenai hubungan implementasi program
terhadap reputasi perusahaan PT Chevron Geothermal Salak, Hasil
penelitian menjelaskan bahwa Program-program CSR yang telah dilakukan
124
PT Chevron Geothermal Salak memiliki pengaruh terhadap reputasi
perusahaan menurut pandangan masyarakat sekitar di Kecamatan
Kabandungan, Kalapanunggal dan Pamijahan.
Dari penjelasan setiap variabel yang di teliti dapat diketahui bahwa dalam
implementasi program CSR sarana air bersih di tiga kecamatan ini masalah
utamanya adalah distribusi air bersih, kualitas air bersih dan issue
pengembangan kapasitas masyarakat. Khusus untuk masalah
pengembangan kapasitas pengelolan program perlu melakukan sebagai
berikut
1) Pada tahap perencanaan, perlu untuk melakukan komunikasi kepada
stake holder, mendapatkan komitmen dan dukungan masyarakat sebelum
program dilaksanakan dengan demikian masalah-masalah ketika program
ini laksanakan dapat dihindari.
2) Merencanakan dan melaksanakan training / pendampingan
pengoperasian dan pengelolaan kepada masyarakat/pemerintah.
3) Issue-issue dalam masyarakat seperti keengganan dalam partisipasi,
sikap ketergantungan kepada PTVale dan lain-lain, perlu di selesaikan
bersama pihak pemerintah kecamatan dan masyarakat misalnya
menetapkan pola kerjasama atau metode pengelolaan dan partisipasi
agar tujuan pengembangan masyarakat dapat tercapai.
Dengan demikian, keberhasilan program CSR sarana air bersih dapat dicapai
sekaligus akan meningkatkaan citra perusahaan dalam pandangan
masyarakat.
125
BAB V
PENUTUP
Pada Bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran sesuai dengan
penjabaran hasil-hasil penelitian pada bab sebelumnya sebagai beriku
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan penjabaran hasil penelitian pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
1) Secara umum masyarakat telah merasakan manfaat program CSR PT Vale
PTPM sarana umum pada program penyediaan sarana air bersih di kecamatan
Nuha, Towuti dan Wasuponda.
2) Variabel Manfaat pada program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada
program penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan
Wasuponda berpengaruh signifikan terhadap peningkatan citra perusahaan.
3) Variabel kesejahtraan pada program CSR PT Vale PTPM sarana umum pada
program penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti dan
Wasuponda berpengaruh signifikan terhadap peningkatan citra perusahaan PT
Vale Indonesia.
4) Variabel pengembangan kapasitas pada program CSR PT Vale PTPM sarana
umum pada program penyediaan sarana air bersih di kecamatan Nuha, Towuti
dan Wasuponda berpengaruh signifikan terhadap peningkatan citra
perusahaan.
5.2 Saran
Untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil penelitian ini, maka peneliti
menyarankan sebagai berikut
126
1) Untuk memaksimalkan implementasi program CSR ini terutama mengenai
pengelolaan program dalam rangka pemberdayaan masyarakat perlu
perencanaan yang lebih baik terutama melakukan komunikasi dengan
pemerintah dan masyarakat mengenai tujuan dan rencana pengelolaannya.
Implementasi yang baik akan lebih memaksimalkan peningkatan citra
perusahaan dan memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan.
2) Di beberapa desa khususnya di kecamatan Towuti dan Wasuponda, distribusi
air masih belum baik karena masalah infrastruktur misalnya sistem pompa yang
belum maksimal dan kebocoran jaringan pipa, untuk itu disarankan untuk
melakukan tindak lanjut perbaikan dengan bekerja sama dengan pemerintah
kecamatan.
3) Mengenai sustainability/keberlanjutan merupakan hal penting dalam program
CSR ini, sehingga perlu melaksanakan transfer pengetahuan kepada
masyarakat misalnya dalam bentuk training sehingga fasilitas ini dapat dikelola
sendiri oleh masyarakat dan menghilangkan ketergantungan kepada PT Vale.
Selanjutnya bersama masyarakat dan pemerintah kecamatan perlu
menetapkan atau menyepakati pola pengelolaan yang baik.
4) Pada program CSR PT Vale khususnya sarana umum penyediaan air bersih
atau program serupa dengan pola community development, masih banyak
ditemukan kendala pada bagian pengelolaan dan pembiayaan, sebaiknya
penelitian selanjutnya bisa fokus pada masalah-masalah pasca program untuk
mendorong partisipasi dan kemandirian masyarakat.
127
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia dkk, 2015. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan (Studi Komparatif pada Perusahaan Multinasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2012-2015), Malang: Universitas Brawijaya
Asy’ari , Hasan, 2009, Implementasi Corporate Social Responsibility Sebagai
Modal Sosial pada PT Newmont, Tesis Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang
Ardianto, Elvinaro. 2011. Public Relations pengantar Komprehensif. Bandung:
Simbiosa Prratama Media Ardianto, Elvinaro dan Soemirat, Soleh. 2004. Dasar-Dasar Public Relations.
Cetakan Ketiga. Bandung: Remaja Rosdakarya Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur. 2016. Kecamatan Nuha Dalam
Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur. 2016. Kecamatan Towuti Dalam
Angka 2016 Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur. 2016. Kecamatan Wasuponda
Dalam Angka 2016 Bachrudin, Achmad., Harapan L Tobing. 2003. Analisis Data Untuk Penelitian
Survai. Bandung : Fakultas Mipa Universitas Padjajaran Bambang dan Melia. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Di Indonesia. Edisi Pertama. Bandung: Rekayasa Sains. Bollen KA., 1989, Structural Equation With Laten Variables, New York (US), John
Willey & Son. Dowling, Grahamme, 2002. Creating Corporate: Reputations, Identity, Image and
Performance. Oxford University: Press Inc. Ferdinand, A. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Management,
Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis S-2 dan Desertasi S-3. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility, Yogyakarta: Graha Ilmu Harison, Shirley. (2005) Marketers Guide To Public relation, New York: John Willy
and Son
128
Hair, Joseph, E.J.R Anderson Ralph E, Tathan Ronald L, dan Black William C, 1998. Multivariate Data Analysis. 5th Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Haerana, Hardiyanti., Parawansa, Dian AS. dan Umar, Fauziah. 2015. Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Pengembangan Masyarakat di Timika Papua, Jurnal Analisis Desember 2015, Vol.4 No 2:116-122
Juwita, V Retno, 2006, Membangun Citra Perusahaan Melalui Program Desaku
Hijau : Studi Pada PT HM Sampoerna di Pekalongan. Tesis Program Studi Magister Managejemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Jefkins, Frank., 1992. Public Relations, Jakarta : Erlangga Kartasasmita, Ginanjar 1995. Pemberdayaan Masyarakat Sebuah Tinjauan
Administrasi, Pidato Pengakuan Jabatan Guru Besar Dalam Ilmu Administrasi Pada Fakultas Ilmu Administrasi. Malang: Universitas Brawijaya
Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep
Sustainability Management Dan Implementasi Di Indonesia, Bandung : Refika Aditama
Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta, Renhalindo. Kusnendi, (2008), Model-Model Persamaan Struktural , Bandung: Alfabeta. Mardikanto, Totok. 2014.Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial
Korporasi), Bandung, Alfabeta Merlin dan Ismaeni Fahrul, 2013, Analisis Pengaruh Program Corporate Social
Responsibility Pt Chevron Geothermal Salak Terhadap Reputasi Perusahaan Menurut Pandangan Masyarakat Sekitar Daerah Operasi, Jakarta : Universitas Indonesia
Metafurry, Wulan, 2016, Peran Community Development perusahaan Batubara Dalam Perekonomian Wilayah : Studi Kasus Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nguyen, Nha and Gaston Leblanc. (2002). Contact Personnel, Physical
Environtment and Perceived Corporate Image of Intangible Service by New Client. International Journal of Service Industry Management 13:242- 262
Nurbaety, Annisa dkk., 2015, Analisis Implementasi Corporate Social
Responsibility PT Bio Farma di desa sukamulya kabupaten sukabumi, Bandung : Institut Teknologi Bandung
129
Nur Indah Sari, Novi dkk., 2014, Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra : Survey Pada Masyarakat Yang Bekerja Di Pabrik Gula Kebon Agung, Malang : Universitas Brawijaya
Nurjannah, Salam Noor Efni, Awza Rusmadi. 2013. Pengelolaan Corporate Social
Responsibility (CSR) Dalam Membangun Citra Perusahaan. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2 No 2 September 2013 Hlm 1-82
Nurmiyati., 2009, Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan romosi
Penjualan terhadap Citra Perusahaan , CV Aneka Ilmu Cabang Cirebon, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang.
Pratama P, Ringga V., 2011, Pengaruh Program Corporate Social Responsibility
Terhadap Citra PT. Pertamina (Persero) (Survei terhadap Program Bank Sampah Kelurahan Kapuk Muara RW 05), Jakarta : Universitas Bina Nusantara
Prayogo, Dody. 2011. Evaluasi program corporate Social Responsibility dan Community Development pada industry tambang dan migas, Makara, Sosial Humaniora Vol. 15, No 1. Juli 2011:43-58
Prayogo, Dody. 2013. Measuring Corporate Social Responsibility for Local
Communities in Mining, Oil and Gas Industries, The Case of Indonesia. Journal of Economics and Sustainable Development, Vol.4 No.1
Prayogo, Dody dan Hillarius, Yosep. 2012. Efektifitas Program CSR/CD dalam
Pengentasan Kemiskinan : Studi Peran Perusahaan Geotermal di Jawa Barat. Jurnal Sosiologi Masyarakat, Vol 17, No 1 Januari 2012:1-22
Prayogo, Dody & Sulastri. 2010. Corporate Social Responsibility Perusahaan
Pertambangan di Kalimantan Timur. Lab Sosio Universitas Indonesia. News Letter Edisi 1
PT Vale Indonesia, tbk., 2013. Laporan Tahunan 2013: Mengelola Perubahan
Memanfaatkan Peluang, Jakarta, Corporate Secretary PT Vale Indonesia Tbk
PT Vale Indonesia, tbk., 2014. Laporan Tahunan 2014: Melangkah Pasti Dengan
keunggulan Operasional Untuk Meraih Kemajuan Bersama, Jakarta, Corporate Secretary PT Vale Indonesia Tbk
PT Vale Indonesia, tbk., 2015. Laporan Tahunan 2015: Rising To The Challenge,
Jakarta, Corporate Secretary PT Vale Indonesia Tbk Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability,
Jakarta : Salemba Empat Solimun. 2002, Multivariate Analysis Structural Equation Modelling (SEM) Lisrel
dan Amos. Fakultas MIPA, Malang: Universitas Brawijaya
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta: Bandung.
130
Suranta, Sri, 2007. Analisis Pengaruh Pengungkapan Informasi
Pertanggungjawaban Sosial (Corporate Social Reponsibility) terhadap Firm Value pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia,Surakarta : UNS
Sutojo, Siswanto, 2004. Membangun Citra Perusahaan, Jakarta : Damar Mulia Pustaka
Theresia A dkk., 2015. Pembangunan Berbasis Masyarakat-Acuan bagi praktisi, akademis dan pemerhati pengembangan masyarakat, Bandung, Alfabeta
Tjokrowinoto Moeljarto, Pembangunan Dilema Dan Tantangan, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar, 1996 Ulum, Bahrul dkk., 2014, Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Citra
(survei pada Warga Sekitar PT. Sasa Inti Gending Probolinggo), Malang : Universitas Brawijaya
Untung, Budi. 2014.CSR Dalam Dunia Bisnis, Yogyakarta, Andi Offset Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility, Jakarta: Sinar
Grafika
Weston, R. & Gore Jr., P.A., 2006, A Brief Guide To Structural Equation Modeling, The Counselling Psychologist, 34:719
World Bussiness Council for Sustainable Development (WBSBC), 2000, Corporate Social Responsibility : Making Good Bussiness Sense, CH-1231 Conches-Geneva , Switzerland
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah konsep dan aplikasi Corporate Social
Responsibility, Fasco Publishing Widjaja, HAW. 2003, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli Bulat dan Utuh.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wijanto, SH., 2008, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8, Jakarta :
Graha Ilmu Yaskun, Mohammad & Cahyono, Puguh. 2016, Pengaruh Implementasi Corporate
Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra Perusahaan : Studi Kasus Pada PT Semen Indonesia (Persero), tbk, Lamongan : Universitas Islam Lamongan
Yakoveleva, N (2005), Corporate Social Responsibility In The Mining Industries,
London: Ashgat Yenti, Anofrida. ____, Pengaruh Penerapan Program Corporate Social
Responsibility Terhadap Citra Perusahaan PT Semen Padang : Studi Kasus Masyarakat Kecamatan Lubuk Kilang Padang, Padang : Universitas Negeri Padang
131
Yusrilianda, Angga & Yulianti AL. 2013, Mengukur Pengaruh Program CSR
Terhadap Citra Perusahaan Bank BJB, Bandung: Universitas Telkom Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang No 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab Sosial dan
Lingkungan Perseroan Terbatas http://www.luwutimurkab.go.id/ https://luwutimurkab.bps.go.id/frontend31/index.php/publikasi/index?Publikasi_pag
e=2
132
LAMPIRAN
133
Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian
134
KUISIONER
A. Identitas Responden
Petunjuk : Berilah Tanda silang (X) pada kotak jawaban yang sesuai
1 Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
2 Usia (Tahun) <30 30 - 40 > 40
3 Pendidikan : SD
D3
SMP
S1/S2/S3
SMA
4 Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Petani
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Lain-lain ________
5 Alamat : Desa : _____________________ (Mohon diisi)
Kecamatan : Nuha Towuti Wasuponda
6 Apakah Anda Menggunakan Air Bersih dari Fasilitas yang dibangun oleh PT
Vale?
A Ya B Tidak
(Jika Jawaban anda “TIDAK” maka anda tidak perlu melanjutkan mengisi daftar pertanyaan selanjutnya)
7 Sudah berapa lama anda telahn memanfaatkan fasilitas sarana air bersih ini ?
< 1 thn 1-5 tahun > 5 tahun
135
B. Kuisioner Manfaat CSR
Petunjuk:
Beri tanda “√” pada jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya sesuai dengan pernyataan dibawah ini.
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
X1.1 Manfaat - Ekonomi
NO Pernyataan SK K C B SB
1 2 3 4 5
1 Sarana air bersih yang yang dibangun PT Vale dalam mendukung atau menunjang kegiatan usaha/pekerjaan saya.
2 Sarana air bersih yang yang dibangun PT Vale telah memenuhi kebutuhan air bersih dalam hal jumlah dan kebersihannya.
3 Sarana bersih yang yang dibangun PT Vale dalam mendukung kegiatan pembangunan sarana umum.
X1.2 Manfaat - Sosial
NO Pernyataan SK K C B SB
1 2 3 4 5
1 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat sekitarnya
2 Terhadap sarana air bersih yang dibangun PT Vale mendapat dukungan masyarakat dan tidak menimbulkan konflik?
3 Kemudahan masyarakat mendapatkan air bersih
4 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale dalam mendukung peningkatan kesehatan masyarakat
136
X1.3 Manfaat - Lingkungan
NO Pernyataan SK K C B SB
1 2 3 4 5
1 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, misalnya akibat penggunaan bahan kimia
2 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale tidak mengganggu kuantitas / ketersediaan sumber air bersih alamiah, misalnya tidak mengganggu pengairan sawah dll
3 Sarana pengolahan air bersih yang dibangun PT Vale tidak mengganggu lingkungan masyarakat sekitarnya, misalnya kebisingan, limbah lumpur dll.
C. Kuisioner Implementasi CSR
Petunjuk:
Beri tanda “√” pada jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya sesuai dengan pernyataan dibawah ini.
Keterangan :
STS : Sangat tidak setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Sangat setuju
X2.1 Kesejahtraan – Efektifitas
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale memiliki kualitas air yang baik yaitu jernih dan tidak bau.
2 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale terdistribusi cukup untuk kebutuhan rumah tangga.
3 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale selalu mengalirkan air dan tersedia setiap saat dibutuhkan.
137
X2.2 Kesejahtraan – Kesesuaian
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale di Kecamatan saya tinggal telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale didukung dan sesuai dengan sumberdaya lokal, misalnya sumber air baku yang baik atau tenaga opeasional yang sesuai
3 Sarana air bersih yang dibangun PT Vale sudah sesuai dengan harapan masyarakat.
X2.3 Kesejahtraan – Dampak
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Pembangunan Sarana air bersih oleh PT Vale memberikan dampak hubungan baik antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah
2 Pembangunan Sarana air bersih oleh PT Vale meningkatkan kualitas hidup masyarakat
3 Pembangunan sarana air bersih oleh PT Vale mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Misalnya mendukung aktifitas sehari-hari.
4 Pembangunan sarana air bersih oleh PT Vale tidak menimbulkan masalah dalam masyarakat. Misalnya masalah pengelolaan, masalah distribusi atau konflik lain lain.
X2.4 Kesejahtraan – Keberlanjutan
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Pengoperasian Sarana air bersih yang dibangun oleh PT Vale di sudah tidak membutuhkan biaya operasional dari PT Vale.
2 Sarana air bersih yang dibangun oleh PT Vale sudah dapat dioperasikan sendiri oleh masyarakat
3 Masyarakat mengikuti training mengenai pengelolaan atau pengoperasian
138
X3.1 Pengembangan Kapasitas – Partisipasi
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Masyarakat ikut berpartisipasi dan mengkomunikasikan perencanaan program pembangunan sarana air bersih yang dibanguna PT Vale.
2 Masyarakat ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan konstruksi program sarana air bersih yang dibanguna PT Vale
3 Masyarakat ikut/ terlibat dalam pengoperasian sarana air bersih yang dibanguna PT Vale
4 Masyarakat dengan mudah dapat menyampaikan keluhan mengenai sarana air bersih yang dibangun oleh PT Vale
X3.2 Pengembangan Kapasitas – Pemberdayaan
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Pembangunan sarana air bersih oleh PT Vale juga ikut meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya air bersih.
2 Dengan pembangunan sarana air bersih oleh PT Vale, masyarakat juga semakin sadar mengenai penggunaannya secara wajar.
3 PT Vale melaksanakan pelatihan mengenai pengelolaan atau pengoperasian sarana air bersih.
Y1 Citra Perusahaan
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 PT Vale sunguh-sungguh dalam melaksanakan pembangunan sarana air bersih untuk masyarakat.
2 PT Vale dapat diandalkan atau professional dalam melaksanakan proyek air bersih bagi masyarakat.
3 Pembangunan sarana air bersih ini adalah wujud komitmen / kepedulian PT Vale kepada
139
NO Pernyataan STS TS R S SS
1 2 3 4 5
masyarakat
4 Sebagian besar masyarakat telah mengetahui bahwa sarana air bersih yang ada dibangun oleh PT Vale.
140
Lampiran 2 : Data Penelitian
141
Karakteristik Responden
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
1 P 30-40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y 1-5
2 P >40 S1 Peg. Swasta Desa Nikel Kec Nuha Y >5
3 L >40 SMP Petani Desa Nikel Kec Nuha Y >5
4 P <30 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y 1-5
5 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
6 L 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Nikel Kec Nuha Y >5
7 L >40 D3 Peg. Swasta Desa Nikel Kec Nuha Y >5
8 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
9 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
10 L >40 SMP Petani Desa Nikel Kec Nuha Y >5
11 P <30 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
12 L >40 S1 Peg. Swasta Desa Nikel Kec Nuha Y >5
13 P >40 S1 IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
14 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y 1-5
15 L <30 SMA Petani Desa Nikel Kec Nuha Y >5
16 L >40 SD Petani Desa Nikel Kec Nuha Y >5
17 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
18 L 30-40 SMA Peg. Swasta Desa Nikel Kec Nuha Y >5
19 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
20 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
21 L 30-40 S1 PNS Desa Nikel Kec Nuha Y >5
22 P >40 SMA IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
23 L >40 SMA Peg. Swasta Desa Nikel Kec Nuha Y 1-5
24 P 30-40 SMP IRT Desa Nikel Kec Nuha Y >5
25 L >40 SD Petani Desa Nikel Kec Nuha Y >5
142
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
26 L >40 D3 Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
27 P 30-40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
28 P 30-40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
29 L 30-40 SMA Wiraswasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
30 P >40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
31 P >40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
32 L <30 S1 Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y 1-5
33 L 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
34 P >40 D3 Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
35 P >40 D3 IRT Desa Magani Kec Nuha Y 1-5
36 L >40 SMA Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y 1-5
37 P >40 S1 IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
38 L <30 SMA Wiraswasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
39 P 30-40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y 1-5
40 L >40 S1 Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
41 P >40 S1 PNS Desa Magani Kec Nuha Y >5
42 P 30-40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y <1
43 L >40 SMP Wiraswasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
44 P >40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
45 P >40 D3 Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
46 P 30-40 S1 IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
47 P >40 D3 IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
48 P >40 D3 PNS Desa Magani Kec Nuha Y >5
49 P 30-40 SMA Wiraswasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
50 L <30 SMA Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y <1
51 P >40 SMA IRT Desa Magani Kec Nuha Y >5
52 L 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Magani Kec Nuha Y >5
143
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
53 P >40 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
54 L 30-40 SMA Wiraswasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
55 L >40 SMA Wiraswasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
56 P 30-40 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y 1-5
57 P >40 D3 IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
58 L >40 D3 Peg. Swasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
59 P <30 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
60 L >40 SMA Wiraswasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
61 P >40 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
62 P 30-40 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y 1-5
63 P 30-40 SMA Wiraswasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
64 P >40 D3 IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
65 P >40 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
66 L >40 S1 Peg. Swasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
67 L 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
68 P >40 S1 IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
69 L >40 SMA Wiraswasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
70 P <30 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
71 L <30 SMA Peg. Swasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
72 L 30-40 SMA Peg. Swasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
73 P >40 SMA IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
74 P >40 S1 IRT Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
75 L >40 SMA Wiraswasta Desa Sorowako Kec Nuha Y >5
76 P >40 SMA Peg. Swasta Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y 1-5
77 P 30-40 SMA IRT Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y >5
78 P <30 SMA IRT Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y >5
79 P 30-40 SMA IRT Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y 1-5
144
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
80 P 30-40 S1 IRT Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y <1
81 L >40 S1 Peg. Swasta Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y 1-5
82 P <30 SMA IRT Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y 1-5
83 P 30-40 SMA IRT Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y <1
84 L 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y >5
85 L <30 SMA Peg. Swasta Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha Y 1-5
86 L >40 SMP Petani Desa Timampu Kec Towuti Y 1-5
87 L <30 SMA Peg. Swasta Desa Timampu Kec Towuti Y 1-5
88 L >40 SD Petani Desa Timampu Kec Towuti Y 1-5
89 L >40 SD Petani Desa Timampu Kec Towuti Y 1-5
90 L 30-40 SMP Petani Desa Timampu Kec Towuti Y 1-5
91 L >40 SMA Petani Desa Timampu Kec Towuti Y 1-5
92 L >40 SD Petani Desa Timampu Kec Towuti Y 1-5
93 L >40 SMA Wiraswasta Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
94 P >40 SMA IRT Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
95 L 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Langkea Raya Kec Towuti Y <1
96 P >40 D3 IRT Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
97 L >40 SMA Peg. Swasta Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
98 P >40 SMP Wiraswasta Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
99 P >40 S1 PNS Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
100 L >40 S1 Peg. Swasta Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
101 P 30-40 SMA IRT Desa Langkea Raya Kec Towuti Y <1
102 P >40 SMA Wiraswasta Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
103 P <30 SMA Wiraswasta Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
104 P >40 SMA IRT Desa Langkea Raya Kec Towuti Y 1-5
105 P >40 SMA IRT Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
106 P >40 SMA IRT Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
145
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
107 P >40 SMA IRT Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
108 P >40 D3 Peg. Swasta Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
109 P >40 D3 IRT Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
110 L 30-40 SMA Wiraswasta Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
111 P >40 SMA IRT Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
112 P >40 S1 IRT Desa Baruga Kec Towuti Y 1-5
113 P >40 D3 IRT Desa Lioka Kec Towuti Y 1-5
114 P 30-40 SMA Peg. Swasta Desa Lioka Kec Towuti Y 1-5
115 P >40 SMP Wiraswasta Desa Lioka Kec Towuti Y 1-5
116 L >40 SMA Wiraswasta Desa Lioka Kec Towuti Y 1-5
117 P >40 SMA IRT Desa Lioka Kec Towuti Y 1-5
118 P >40 SMA IRT Desa Lioka Kec Towuti Y 1-5
119 P >40 SMP IRT Desa Lioka Kec Towuti Y <1
120 P 30-40 SMA IRT Desa Wawondula Kec Towuti Y <1
121 P >40 SMA IRT Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
122 L >40 D3 Peg. Swasta Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
123 L >40 D3 PNS Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
124 P >40 SMA Wiraswasta Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
125 P >40 D3 IRT Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
126 P >40 D3 IRT Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
127 P <30 SMA Wiraswasta Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
128 P 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
129 L <30 SMA Peg. Swasta Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
130 P 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
131 P 30-40 SMP Petani Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
132 P >40 SMA IRT Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
133 L <30 SMA PNS Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
146
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
134 P 30-40 SMA IRT Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
135 L <30 SMA Peg. Swasta Desa Wawondula Kec Towuti Y 1-5
136 P >40 SMA IRT Desa Pekkaloa Kec Towuti Y 1-5
137 L >40 SMP Petani Desa Pekkaloa Kec Towuti Y 1-5
138 P 30-40 SMA IRT Desa Pekkaloa Kec Towuti Y 1-5
139 P >40 SMA IRT Desa Pekkaloa Kec Towuti Y 1-5
140 P >40 SD Petani Desa Pekkaloa Kec Towuti Y 1-5
141 L >40 SD Petani Desa Pekkaloa Kec Towuti Y 1-5
142 L 30-40 SMA Peg. Swasta Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
143 P 30-40 SMA Wiraswasta Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
144 L >40 S1 Peg. Swasta Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
145 P >40 SMA Wiraswasta Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
146 P >40 SMP IRT Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
147 P >40 SMA IRT Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
148 P 30-40 SMA Wiraswasta Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
149 L >40 S1 PNS Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
150 L >40 SMA Wiraswasta Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
151 P >40 SMA IRT Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
152 P >40 D3 IRT Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
153 L <30 S1 Peg. Swasta Desa Asuli Kec Towuti Y 1-5
154 P >40 SMA IRT Desa Matompi Kec Towuti Y 1-5
155 P >40 D3 IRT Desa Matompi Kec Towuti Y 1-5
156 L 30-40 SMP Petani Desa Matompi Kec Towuti Y 1-5
157 P >40 SMA IRT Desa Matompi Kec Towuti Y 1-5
158 P <30 SMA Wiraswasta Desa Matompi Kec Towuti Y 1-5
159 P >40 SMA IRT Desa Matompi Kec Towuti Y 1-5
160 P >40 SMA IRT Desa Matompi Kec Towuti Y 1-5
147
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
161 L >40 SMP Wiraswasta Desa Tabarano Kec Wasuponda Y 1-5
162 P >40 SMP IRT Desa Tabarano Kec Wasuponda Y <1
163 P >40 SMA Wiraswasta Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
164 P 30-40 S1 Peg. Swasta Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
165 P 30-40 SMA Petani Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
166 P <30 SMA IRT Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
167 L >40 S1 Peg. Swasta Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
168 P >40 D3 IRT Desa Tabarano Kec Wasuponda Y 1-5
169 L >40 SMP Petani Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
170 P 30-40 SMA IRT Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
171 P >40 D3 IRT Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
172 L >40 SMA Peg. Swasta Desa Tabarano Kec Wasuponda Y >5
173 L >40 SMA Wiraswasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
174 L <30 SMA Wiraswasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y 1-5
175 P >40 SMA IRT Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
176 L >40 D3 Peg. Swasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
177 P >40 SMP IRT Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
178 P >40 D3 IRT Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
179 P >40 SMP Petani Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
180 L 30-40 SMA Wiraswasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
181 L <30 SMA Peg. Swasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
182 P 30-40 SMA Wiraswasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y 1-5
183 P >40 SMA IRT Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
184 P >40 SMA Wiraswasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
185 P >40 S1 IRT Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
186 P 30-40 SMA IRT Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y 1-5
187 L >40 S1 Peg. Swasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
148
NO JK Usia Pendi_ dikan
Pekerjaan Desa Kecamatan Q1 Q2
188 L <30 SMA Peg. Swasta Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
189 P >40 SD Petani Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
190 P >40 SMP IRT Ledu-Ledu Kec Wasuponda Y >5
191 P 30-40 S1 Peg. Swasta Wasuponda Kec Wasuponda Y 1-5
192 L >40 SD Petani Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
193 L >40 SMP Petani Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
194 P >40 D3 IRT Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
195 P >40 SMA IRT Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
196 P <30 SMA IRT Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
197 L 30-40 S1 Peg. Swasta Wasuponda Kec Wasuponda Y 1-5
198 P <30 SMA IRT Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
199 P >40 SMA IRT Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
200 L >40 S1 PNS Wasuponda Kec Wasuponda Y >5
149
Variabel Manfaat (X1)
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
1 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
2 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
3 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
4 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00
5 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
6 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
7 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
8 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00
9 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
10 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
11 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 4.00 3.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00
12 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
13 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00
14 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
15 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00
16 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00
17 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00
18 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00
19 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 3.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00
20 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
21 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
22 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00
23 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00
24 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00
25 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00
26 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00
150
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
27 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00
28 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00
29 Desa Magani Kec Nuha 4.00 3.00 4.00 4.00 5.00 3.00 5.00 5.00 5.00 5.00
30 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
31 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00
32 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00
33 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
34 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
35 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
36 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00
37 Desa Magani Kec Nuha 4.00 3.00 4.00 4.00 5.00 3.00 5.00 5.00 4.00 4.00
38 Desa Magani Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00
39 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00
40 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
41 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00
42 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
43 Desa Magani Kec Nuha 5.00 3.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
44 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00
45 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00
46 Desa Magani Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00
47 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
48 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
49 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00
50 Desa Magani Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00
51 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00
52 Desa Magani Kec Nuha 4.00 3.00 3.00 4.00 5.00 3.00 5.00 4.00 5.00 4.00
53 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
54 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00
151
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
55 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
56 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 3.00
57 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 3.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
58 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
59 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
60 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
61 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
62 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00
63 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00
64 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00
65 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
66 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 3.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 3.00
67 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00
68 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
69 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
70 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00
71 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
72 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00
73 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
74 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
75 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00
76 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00
77 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00
78 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00
79 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
80 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00
81 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00
82 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00
152
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
83 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00
84 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00
85 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00
86 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00
87 Desa Timampu Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
88 Desa Timampu Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
89 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
90 Desa Timampu Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00
91 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 5.00 4.00 4.00
92 Desa Timampu Kec Towuti 3.00 2.00 4.00 2.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
93 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
94 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
95 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
96 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00 4.00 5.00 4.00
97 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
98 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
99 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 1.00 2.00 4.00 4.00 4.00
100 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
101 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 3.00 5.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
102 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 5.00 4.00 5.00
103 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
104 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
105 Desa Baruga Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 5.00 5.00
106 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 5.00
107 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
108 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 1.00 2.00 5.00 4.00 4.00
109 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 5.00 4.00
110 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
153
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
111 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 5.00
112 Desa Baruga Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 4.00 5.00 4.00 4.00
113 Desa Lioka Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
114 Desa Lioka Kec Towuti 5.00 4.00 4.00 2.00 5.00 1.00 3.00 2.00 2.00 3.00
115 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 5.00
116 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 5.00 4.00 4.00
117 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
118 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 5.00 4.00
119 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
120 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 5.00
121 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 5.00 4.00 4.00
122 Desa Wawondula Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 1.00 3.00 4.00 4.00 4.00
123 Desa Wawondula Kec Towuti 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 5.00 4.00 4.00
124 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 5.00 5.00 4.00
125 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 5.00 5.00
126 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
127 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
128 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 5.00
129 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 5.00 4.00
130 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
131 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
132 Desa Wawondula Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 5.00 4.00
133 Desa Wawondula Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
134 Desa Wawondula Kec Towuti 2.00 1.00 3.00 2.00 2.00 1.00 3.00 4.00 4.00 4.00
135 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 5.00 4.00 4.00
136 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
137 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 4.00 5.00 4.00 4.00
138 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
154
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
139 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00
140 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
141 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 5.00 5.00
142 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 5.00 4.00
143 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 5.00
144 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
145 Desa Asuli Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
146 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
147 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
148 Desa Asuli Kec Towuti 2.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 5.00 4.00 5.00
149 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
150 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
151 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 5.00
152 Desa Asuli Kec Towuti 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00
153 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 4.00
154 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
155 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
156 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 5.00
157 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 5.00 4.00 4.00 4.00
158 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 5.00 4.00 4.00
159 Desa Matompi Kec Towuti 5.00 3.00 3.00 4.00 4.00 5.00 3.00 4.00 4.00 4.00
160 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00
161 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
162 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 5.00
163 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00
164 Desa Tabarano Kec Wasuponda 5.00 3.00 5.00 4.00 4.00 4.00 3.00 5.00 4.00 3.00
165 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
166 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 5.00 4.00 4.00
155
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
167 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 2.00 3.00 4.00 3.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00
168 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 5.00 4.00
169 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
170 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
171 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 3.00 4.00 5.00 4.00 4.00
172 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 4.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
173 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
174 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 5.00 4.00 4.00
175 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 5.00 4.00 4.00
176 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
177 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
178 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 5.00 4.00
179 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
180 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
181 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
182 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 5.00
183 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00 4.00
184 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 4.00 3.00 5.00 5.00 4.00
185 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 5.00 4.00 5.00
186 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00
187 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
188 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
189 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 5.00 4.00 4.00
190 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 5.00
191 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00
192 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
193 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
194 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 5.00
156
NO Desa Kecamatan X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3
195 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 5.00 4.00 4.00
196 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 4.00 4.00
197 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00
198 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 2.00 4.00 3.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00
199 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
200 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 5.00
157
Variabel Kesejahtraan (X2)
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
1 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
2 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 1.00 1.00
3 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
4 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
5 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 3.00 2.00 2.00
6 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
7 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
8 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 3.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 3.00 2.00 2.00
9 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
10 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
11 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
12 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
13 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
14 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 3.00 2.00 2.00
15 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 1.00 2.00 1.00
16 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
17 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
18 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
19 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
20 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
21 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
22 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 1.00
23 Desa Nikel Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 3.00 2.00 2.00
24 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 3.00 2.00 2.00
25 Desa Nikel Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 1.00
26 Desa Magani Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
158
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
27 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 1.00 2.00 1.00
28 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
29 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
30 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 2.00 3.00 2.00
31 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 2.00 3.00 4.00
32 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 2.00 2.00 3.00
33 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 3.00 2.00 2.00
34 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
35 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 2.00 2.00 4.00
36 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 3.00 2.00 3.00
37 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 3.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 2.00 3.00 3.00
38 Desa Magani Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
39 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 2.00 1.00 2.00
40 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 3.00 3.00 4.00
41 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
42 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
43 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 3.00 5.00 3.00 2.00 3.00
44 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 4.00
45 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 3.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 3.00 5.00 2.00 2.00 2.00
46 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 3.00 2.00
47 Desa Magani Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 1.00 2.00 1.00
48 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
49 Desa Magani Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 4.00 3.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
50 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 3.00 3.00 2.00
51 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 2.00 3.00 2.00
52 Desa Magani Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 3.00 5.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
53 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
54 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
159
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
55 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
56 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
57 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00
58 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
59 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 1.00
60 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
61 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
62 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
63 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
64 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
65 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
66 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00
67 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 1.00
68 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
69 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 2.00 2.00 2.00
70 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 1.00 2.00 2.00
71 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
72 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
73 Desa Sorowako Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
74 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
75 Desa Sorowako Kec Nuha 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00
76 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 3.00 3.00
77 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
78 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 3.00 4.00
79 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 3.00 2.00
160
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
80 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 3.00 2.00 2.00
81 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 2.00 4.00 2.00
82 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00
83 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 2.00 4.00 3.00
84 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00 2.00 4.00
85 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 2.00 2.00 2.00
86 Desa Timampu Kec Towuti 5.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 2.00 3.00 4.00
87 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00
88 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00
89 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00
90 Desa Timampu Kec Towuti 5.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 2.00 3.00 4.00
91 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00
92 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00
93 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00
94 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
95 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00
96 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00
97 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 3.00 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00
98 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00
99 Desa Langkea Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00
161
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
Raya
100 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
101 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00
102 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 3.00
103 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00
104 Desa Langkea Raya Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 4.00 3.00
105 Desa Baruga Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00
106 Desa Baruga Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00
107 Desa Baruga Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
108 Desa Baruga Kec Towuti 5.00 2.00 1.00 1.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 2.00
109 Desa Baruga Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00
110 Desa Baruga Kec Towuti 4.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00
111 Desa Baruga Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
112 Desa Baruga Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00
113 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00
114 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 4.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 4.00 4.00 2.00 4.00 2.00 2.00
115 Desa Lioka Kec Towuti 5.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00
116 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 5.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
117 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
118 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 1.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00
119 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00
120 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 4.00 3.00
121 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 4.00
122 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00
123 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
162
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
124 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
125 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00
126 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 5.00 2.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00
127 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 4.00
128 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
129 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
130 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00
131 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00
132 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 4.00
133 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 3.00
134 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
135 Desa Wawondula Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
136 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00
137 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 4.00 5.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00
138 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
139 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00
140 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 3.00 3.00
141 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 3.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 3.00
142 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 4.00 4.00
143 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 5.00 3.00 4.00 4.00 2.00 2.00 3.00
144 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 4.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
145 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00
146 Desa Asuli Kec Towuti 5.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00
147 Desa Asuli Kec Towuti 5.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
148 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00
149 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00
150 Desa Asuli Kec Towuti 5.00 4.00 2.00 3.00 3.00 4.00 5.00 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00
151 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00 2.00 1.00 3.00
163
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
152 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 3.00 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 2.00 2.00 3.00
153 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 1.00 3.00
154 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 5.00 3.00
155 Desa Matompi Kec Towuti 5.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
156 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00
157 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 2.00 4.00 3.00
158 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 4.00 5.00 4.00 3.00 3.00 5.00 3.00 5.00 3.00 3.00 3.00 3.00
159 Desa Matompi Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 4.00 2.00
160 Desa Matompi Kec Towuti 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 2.00 5.00 2.00
161 Desa Tabarano Kec Wasuponda 5.00 4.00 2.00 4.00 4.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00 2.00
162 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
163 Desa Tabarano Kec Wasuponda 5.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 2.00 2.00
164 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00 1.00 4.00 2.00 2.00 4.00 1.00 2.00 2.00
165 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
166 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 5.00 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
167 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 1.00 3.00 2.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 3.00 2.00
168 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00
169 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 3.00 4.00 4.00 5.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 2.00 2.00 3.00
170 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00
171 Desa Tabarano Kec Wasuponda 5.00 3.00 3.00 3.00 5.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
172 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00
173 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00
174 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 5.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00
175 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 2.00 2.00
176 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
177 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 5.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00
178 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00
179 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 2.00
164
NO Desa Kecamatan X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3 X2.3.1 X2.3.2 X2.3.3 X2.3.4 X2.4.1 X2.4.2 X2.4.3
180 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 5.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 2.00
181 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00
182 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00
183 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00 1.00 3.00
184 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00
185 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00
186 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 2.00
187 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00
188 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 2.00 3.00
189 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 5.00 3.00 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
190 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00
191 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00
192 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00
193 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 2.00
194 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 5.00 3.00 3.00 3.00 5.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 2.00 2.00 3.00
195 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 2.00 2.00 4.00 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00
196 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00
197 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 4.00 4.00 3.00 3.00 2.00
198 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 5.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00
199 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 4.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00
200 Ds. Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 3.00 2.00 2.00 5.00 2.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 2.00
165
Variabel Pengambangan Kapasitas (X3)
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
1 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 4.00 4.00 3.00 2.00
2 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 5.00 2.00 2.00
3 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00
4 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
5 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 2.00 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00
6 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
7 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
8 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 2.00 4.00 4.00 2.00
9 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00
10 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
11 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
12 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00
13 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
14 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00
15 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.00 2.00
16 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
17 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
18 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
19 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00
20 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
21 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
22 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00
23 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
24 Desa Nikel Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
25 Desa Nikel Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
26 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
166
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
27 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00
28 Desa Magani Kec Nuha 2.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00
29 Desa Magani Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00
30 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
31 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 4.00 4.00 3.00 2.00 2.00
32 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00
33 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
34 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00
35 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 5.00 3.00 2.00
36 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00
37 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 4.00 4.00 3.00
38 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00
39 Desa Magani Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 4.00 5.00 3.00 2.00
40 Desa Magani Kec Nuha 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00
41 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00
42 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
43 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
44 Desa Magani Kec Nuha 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00
45 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00
46 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00
47 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00
48 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00
49 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00
50 Desa Magani Kec Nuha 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00
51 Desa Magani Kec Nuha 3.00 4.00 4.00 2.00 3.00 2.00 2.00
52 Desa Magani Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00
53 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
54 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
167
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
55 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00
56 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00
57 Desa Sorowako Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00
58 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 4.00 3.00 3.00
59 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00
60 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
61 Desa Sorowako Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
62 Desa Sorowako Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
63 Desa Sorowako Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00
64 Desa Sorowako Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 4.00 5.00 2.00 2.00
65 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00
66 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
67 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
68 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00
69 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
70 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 4.00 4.00 2.00
71 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
72 Desa Sorowako Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 4.00 4.00 2.00 2.00
73 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
74 Desa Sorowako Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00
75 Desa Sorowako Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 4.00 5.00 2.00 2.00
76 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00
77 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00 2.00
78 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 4.00
79 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00
80 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
81 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 3.00 4.00 4.00 2.00 4.00 2.00 4.00
82 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00
168
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
83 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00
84 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00
85 Desa Sorowako-Tapuondau Kec Nuha 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 2.00 4.00
86 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00
87 Desa Timampu Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00
88 Desa Timampu Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 1.00 3.00 3.00 3.00
89 Desa Timampu Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00
90 Desa Timampu Kec Towuti 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00
91 Desa Timampu Kec Towuti 2.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00
92 Desa Timampu Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
93 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 2.00 3.00 4.00 3.00
94 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00
95 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00
96 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00
97 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00
98 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00
99 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00
100 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00
101 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00
102 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00
103 Desa Langkea Raya Kec Towuti 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00
104 Desa Langkea Raya Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00
105 Desa Baruga Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 2.00 3.00 2.00 3.00
106 Desa Baruga Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
107 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00
108 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 1.00 1.00 2.00 3.00
109 Desa Baruga Kec Towuti 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00
110 Desa Baruga Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00
169
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
111 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00
112 Desa Baruga Kec Towuti 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00
113 Desa Lioka Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00
114 Desa Lioka Kec Towuti 4.00 4.00 4.00 2.00 4.00 4.00 3.00
115 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00
116 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00
117 Desa Lioka Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00
118 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
119 Desa Lioka Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
120 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 5.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00
121 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00
122 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00
123 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00
124 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00
125 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00
126 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00
127 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 5.00 4.00 2.00 3.00 2.00 2.00
128 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00
129 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00
130 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00
131 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
132 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 2.00 3.00 2.00 3.00
133 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 5.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00
134 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 2.00 3.00 2.00
135 Desa Wawondula Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00
136 Desa Pekkaloa Kec Towuti 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00
137 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 5.00 4.00 3.00 4.00 2.00 3.00
138 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00
170
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
139 Desa Pekkaloa Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
140 Desa Pekkaloa Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00
141 Desa Pekkaloa Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 2.00 4.00
142 Desa Asuli Kec Towuti 4.00 4.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00
143 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 5.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00
144 Desa Asuli Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00 2.00 4.00
145 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00
146 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
147 Desa Asuli Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00
148 Desa Asuli Kec Towuti 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00
149 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 3.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00
150 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 4.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00
151 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 4.00
152 Desa Asuli Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00
153 Desa Asuli Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 2.00 1.00
154 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00
155 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00
156 Desa Matompi Kec Towuti 2.00 3.00 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00
157 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 3.00 1.00 3.00 2.00
158 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00
159 Desa Matompi Kec Towuti 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
160 Desa Matompi Kec Towuti 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00
161 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00
162 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 2.00
163 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00
164 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 2.00 5.00 5.00 4.00 4.00 2.00
165 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 3.00 3.00 4.00 2.00 3.00 3.00
166 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00
171
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
167 Desa Tabarano Kec Wasuponda 4.00 5.00 2.00 2.00 5.00 5.00 2.00
168 Desa Tabarano Kec Wasuponda 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00
169 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00 2.00 2.00
170 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
171 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00
172 Desa Tabarano Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00
173 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
174 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00
175 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00
176 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
177 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
178 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00
179 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00
180 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00
181 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00
182 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00
183 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00
184 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00
185 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00
186 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00 2.00
187 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 3.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00
188 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00 2.00
189 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00
190 Desa Ledu-Ledu Kec Wasuponda 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00
191 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00
192 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
193 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
194 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00
172
NO Desa Kecamatan X3.1.1 X3.1.2 X3.1.3 X3.1.4 X3.2.1 X3.2.2 X3.2.3
195 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00
196 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00
197 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 4.00 2.00 4.00 2.00 2.00 3.00 2.00
198 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
199 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00
200 Desa Wasuponda Kec Wasuponda 2.00 2.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00
173
Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas
174
Reliability Variabel X1 Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100.0
Excludeda 0 .0
Total 200 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.916 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X1.1.1 3.6750 1.01713 200
X1.1.2 3.5550 1.07833 200
X1.1.3 3.5900 .84586 200
X1.2.1 3.5800 1.04838 200
X1.2.2 4.0850 .80061 200
X1.2.3 3.5400 1.16843 200
X1.2.4 3.8600 .93529 200
X1.3.1 4.3750 .53461 200
X1.3.2 4.3550 .54816 200
X1.3.3 4.4000 .54910 200
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
X1.1.1 35.3400 33.643 .816 .899
X1.1.2 35.4600 33.013 .817 .899
X1.1.3 35.4250 36.969 .644 .910
X1.2.1 35.4350 33.212 .827 .899
X1.2.2 34.9300 37.081 .675 .908
X1.2.3 35.4750 31.889 .838 .899
X1.2.4 35.1550 34.323 .831 .899
X1.3.1 34.6400 41.237 .405 .921
X1.3.2 34.6600 40.507 .501 .917
X1.3.3 34.6150 40.359 .523 .917
175
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
39.0150 44.306 6.65630 10
Reliability Variabel X2
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100.0
Excludeda 0 .0
Total 200 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.863 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X2.1.1 4.3650 .55977 200
X2.1.2 3.6450 1.04616 200
X2.1.3 3.4950 1.17340 200
X2.2.1 3.4350 1.12343 200
X2.2.2 3.9500 .80669 200
X2.2.3 3.4200 1.07675 200
X2.3.1 4.0150 .71928 200
X2.3.2 3.6750 1.12503 200
X2.3.3 3.5100 .96673 200
X2.3.4 3.6600 1.02452 200
X2.4.1 2.3800 .68406 200
X2.4.2 2.4350 .76728 200
X2.4.3 2.4750 .70131 200
176
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
X2.1.1 40.0950 50.649 .495 .857
X2.1.2 40.8150 42.202 .854 .830
X2.1.3 40.9650 40.858 .844 .829
X2.2.1 41.0250 41.592 .831 .831
X2.2.2 40.5100 47.397 .617 .849
X2.2.3 41.0400 41.868 .852 .830
X2.3.1 40.4450 50.298 .401 .860
X2.3.2 40.7850 42.089 .791 .834
X2.3.3 40.9500 43.405 .829 .834
X2.3.4 40.8000 42.734 .830 .832
X2.4.1 42.0800 56.868 -.236 .886
X2.4.2 42.0250 56.949 -.228 .888
X2.4.3 41.9850 58.196 -.354 .891
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
44.4600 54.903 7.40965 13
Reliability Variabel X3
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100.0
Excludeda 0 .0
Total 200 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.772 7
177
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X3.1.1 3.6750 1.01713 200
X3.1.2 3.5550 1.07833 200
X3.1.3 3.5900 .84586 200
X3.1.4 3.5800 1.04838 200
X3.2.1 4.0850 .80061 200
X3.2.2 2.6250 .66829 200
X3.2.3 2.4800 .64161 200
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
X3.1.1 19.9150 10.370 .743 .682
X3.1.2 20.0350 10.104 .730 .684
X3.1.3 20.0000 11.819 .643 .713
X3.1.4 20.0100 9.990 .782 .670
X3.2.1 19.5050 12.171 .620 .720
X3.2.2 20.9650 15.712 .022 .813
X3.2.3 21.1100 16.711 -.162 .834
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23.5900 16.273 4.03401 7
Reliability Variabel Y1
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100.0
Excludeda 0 .0
Total 200 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
178
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.656 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Y1.1.1 3.9650 .77898 200
Y1.1.2 4.1300 .67482 200
Y1.1.3 3.8700 .52390 200
Y1.1.4 4.1700 .68809 200
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Y1.1.1 12.1700 1.911 .486 .555
Y1.1.2 12.0050 2.126 .500 .544
Y1.1.3 12.2650 2.608 .403 .617
Y1.1.4 11.9650 2.295 .382 .626
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.1350 3.565 1.88801 4
179
Lampiran 4 : Confirmatori Factor Analisys (CFA) Seluruh Variabel
180
Variabel: X1
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X1.1 <--- X1 .618 .045 13.843 ***
X1.2 <--- X1 .680 .053 12.780 ***
X1.3 <--- X1 .521 .043 12.105 ***
X1.1.3 <--- X1.1 1.000
X1.1.2 <--- X1.1 1.010 .075 13.423 ***
X1.1.1 <--- X1.1 .927 .078 11.957 ***
181
Estimate S.E. C.R. P Label
X1.2.4 <--- X1.2 1.000
X1.2.3 <--- X1.2 .711 .066 10.803 ***
X1.2.2 <--- X1.2 .666 .059 11.251 ***
X1.2.1 <--- X1.2 .896 .075 11.959 ***
X1.3.3 <--- X1.3 1.000
X1.3.2 <--- X1.3 1.236 .110 11.191 ***
X1.3.1 <--- X1.3 1.330 .114 11.664 ***
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
X1.1 <--- X1 1.000
X1.2 <--- X1 1.000
X1.3 <--- X1 1.000
X1.1.3 <--- X1.1 .818
X1.1.2 <--- X1.1 .813
X1.1.1 <--- X1.1 .749
X1.2.4 <--- X1.2 .776
X1.2.3 <--- X1.2 .724
X1.2.2 <--- X1.2 .671
X1.2.1 <--- X1.2 .787
X1.3.3 <--- X1.3 .747
X1.3.2 <--- X1.3 .774
X1.3.1 <--- X1.3 .803
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
e6 <--> e5 .082 .018 4.527 ***
e7 <--> e5 .067 .021 3.257 .001
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
e6 <--> e5 .355
e7 <--> e5 .242
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X1
1.000
e3
.188 .022 8.534 ***
e2
.199 .023 8.585 ***
e1
.256 .028 9.068 ***
e7
.307 .034 8.897 ***
182
Estimate S.E. C.R. P Label
e6
.212 .023 9.190 ***
e5
.250 .026 9.454 ***
e4
.228 .026 8.816 ***
e10
.216 .024 9.081 ***
e9
.277 .031 8.912 ***
e8
.264 .030 8.680 ***
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 22 43.726 33 .100 1.325
Saturated model 55 .000 0
Independence model 10 1340.501 45 .000 29.789
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model .016 .956 .926 .573
Saturated model .000 1.000
Independence model .322 .239 .069 .195
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2 CFI
Default model .967 .956 .992 .989 .992
Saturated model 1.000 1.000
1.000
Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model .733 .709 .727
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1.000 .000 .000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 10.726 .000 32.033
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1295.501 1179.724 1418.666
FMIN
183
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model .220 .054 .000 .161
Saturated model .000 .000 .000 .000
Independence model 6.736 6.510 5.928 7.129
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model .040 .000 .070 .670
Independence model .380 .363 .398 .000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 87.726 90.300 160.289 182.289
Saturated model 110.000 116.436 291.407 346.407
Independence model 1360.501 1361.671 1393.484 1403.484
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model .441 .387 .548 .454
Saturated model .553 .553 .553 .585
Independence model 6.837 6.255 7.456 6.843
HOELTER
Model HOELTER
.05
HOELTER
.01
Default model 216 250
Independence model 10 11
184
Variabel: X2
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X2.1 <--- X2 .613 .045 13.738 ***
X2.2 <--- X2 .483 .041 11.652 ***
X2.3 <--- X2 .528 .043 12.347 ***
X2.4 <--- X2 .178 .082 2.174 .030
X2.1.3 <--- X2.1 1.000
185
Estimate S.E. C.R. P Label
X2.1.2 <--- X2.1 1.008 .076 13.212 ***
X2.1.1 <--- X2.1 .938 .078 12.005 ***
X2.2.3 <--- X2.2 1.000
X2.2.2 <--- X2.2 .945 .082 11.540 ***
X2.2.1 <--- X2.2 1.254 .114 10.968 ***
X2.3.4 <--- X2.3 1.000
X2.3.3 <--- X2.3 1.228 .107 11.491 ***
X2.3.2 <--- X2.3 1.326 .110 12.038 ***
X2.3.1 <--- X2.3 1.283 .113 11.371 ***
X2.4.3 <--- X2.4 1.000
X2.4.2 <--- X2.4 .326 .290 1.122 .262
X2.4.1 <--- X2.4 3.600 1.659 2.170 .030
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
X2.1 <--- X2 1.000
X2.2 <--- X2 1.000
X2.3 <--- X2 1.000
X2.4 <--- X2 1.000
X2.1.3 <--- X2.1 .813
X2.1.2 <--- X2.1 .806
X2.1.1 <--- X2.1 .753
X2.2.3 <--- X2.2 .725
X2.2.2 <--- X2.2 .676
X2.2.1 <--- X2.2 .782
X2.3.4 <--- X2.3 .756
X2.3.3 <--- X2.3 .779
X2.3.2 <--- X2.3 .811
X2.3.1 <--- X2.3 .772
X2.4.3 <--- X2.4 .158
X2.4.2 <--- X2.4 .077
X2.4.1 <--- X2.4 .791
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
e23 <--> e22 .298 .062 4.777 ***
e15 <--> e17 .065 .020 3.193 .001
e16 <--> e15 .077 .018 4.367 ***
e16 <--> e23 -.060 .033 -1.847 .065
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
186
Estimate
e23 <--> e22 .358
e15 <--> e17 .236
e16 <--> e15 .337
e16 <--> e23 -.119
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X2
1.000
e13
.194 .022 8.746 ***
e12
.206 .023 8.801 ***
e11
.253 .028 9.151 ***
e16
.210 .023 9.285 ***
e15
.247 .026 9.496 ***
e14
.233 .026 8.982 ***
e20
.209 .023 9.135 ***
e19
.272 .030 9.002 ***
e18
.256 .029 8.764 ***
e17
.311 .034 9.039 ***
e23
1.232 .124 9.975 ***
e22
.561 .056 9.971 ***
e21
.245 .028 8.921 ***
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 30 74.225 61 .119 1.217
Saturated model 91 .000 0
Independence model 13 1582.733 78 .000 20.291
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model .020 .945 .919 .634
Saturated model .000 1.000
Independence model .286 .245 .119 .210
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2 CFI
Default model .953 .940 .991 .989 .991
Saturated model 1.000 1.000
1.000
Independence model .000 .000 .000 .000 .000
187
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model .782 .745 .775
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1.000 .000 .000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 13.225 .000 39.147
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1504.733 1379.132 1637.724
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model .373 .066 .000 .197
Saturated model .000 .000 .000 .000
Independence model 7.953 7.561 6.930 8.230
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model .033 .000 .057 .867
Independence model .311 .298 .325 .000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 134.225 138.766 233.175 263.175
Saturated model 182.000 195.773 482.147 573.147
Independence model 1608.733 1610.701 1651.611 1664.611
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model .674 .608 .805 .697
Saturated model .915 .915 .915 .984
Independence model 8.084 7.453 8.752 8.094
HOELTER
Model HOELTER
.05
HOELTER
.01
Default model 216 241
Independence model 13 14
188
Variabel: X3
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X3.1 <--- X3 .546 .059 9.237 ***
X3.2 <--- X3 .468 .066 7.135 ***
X3.1.4 <--- X3.1 1.000
X3.1.3 <--- X3.1 .884 .133 6.643 ***
X3.1.2 <--- X3.1 .792 .139 5.719 ***
X3.1.1 <--- X3.1 .760 .130 5.857 ***
X3.2.3 <--- X3.2 1.000
X3.2.2 <--- X3.2 1.006 .154 6.515 ***
X3.2.1 <--- X3.2 1.322 .213 6.192 ***
189
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
X3.1 <--- X3 1.000
X3.2 <--- X3 1.000
X3.1.4 <--- X3.1 .653
X3.1.3 <--- X3.1 .606
X3.1.2 <--- X3.1 .527
X3.1.1 <--- X3.1 .496
X3.2.3 <--- X3.2 .559
X3.2.2 <--- X3.2 .593
X3.2.1 <--- X3.2 .713
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
e30 <--> e29 .085 .042 2.055 .040
e25 <--> e30 -.127 .041 -3.075 .002
e26 <--> e25 .149 .042 3.517 ***
e26 <--> e30 -.081 .037 -2.199 .028
e25 <--> e29 -.060 .034 -1.735 .083
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
e30 <--> e29 .193
e25 <--> e30 -.262
e26 <--> e25 .337
e26 <--> e30 -.184
e25 <--> e29 -.134
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X3
1.000
e27
.402 .050 8.058 ***
e26
.401 .049 8.119 ***
e25
.487 .058 8.385 ***
e24
.527 .057 9.164 ***
e30
.481 .059 8.123 ***
e29
.408 .049 8.245 ***
e28
.371 .051 7.221 ***
Model Fit Summary
CMIN
190
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 19 16.231 9 .062 1.803
Saturated model 28 .000 0
Independence model 7 368.783 21 .000 17.561
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model .024 .979 .936 .315
Saturated model .000 1.000
Independence model .216 .557 .409 .418
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2 CFI
Default model .956 .897 .980 .951 .979
Saturated model 1.000 1.000
1.000
Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model .429 .410 .420
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1.000 .000 .000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 7.231 .000 22.589
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 347.783 289.185 413.815
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model .082 .036 .000 .114
Saturated model .000 .000 .000 .000
Independence model 1.853 1.748 1.453 2.079
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model .064 .000 .112 .285
Independence model .288 .263 .315 .000
191
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 54.231 55.822 116.899 135.899
Saturated model 56.000 58.346 148.353 176.353
Independence model 382.783 383.370 405.871 412.871
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model .273 .236 .350 .281
Saturated model .281 .281 .281 .293
Independence model 1.924 1.629 2.255 1.926
HOELTER
Model HOELTER
.05
HOELTER
.01
Default model 208 266
Independence model 18 22
192
Variabel: Y1
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Y1.1.1 <--- Y1 1.000
Y1.1.2 <--- Y1 1.119 .096 11.702 ***
Y1.1.3 <--- Y1 1.105 .094 11.738 ***
Y1.1.4 <--- Y1 1.056 .096 10.944 ***
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Y1.1.1 <--- Y1 .754
Y1.1.2 <--- Y1 .841
Y1.1.3 <--- Y1 .844
Y1.1.4 <--- Y1 .786
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Y1
.332 .056 5.971 ***
e31
.252 .031 8.233 ***
e32
.172 .026 6.698 ***
e33
.164 .025 6.620 ***
e34
.230 .029 7.820 ***
193
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 8 2.708 2 .258 1.354
Saturated model 10 .000 0
Independence model 4 419.999 6 .000 70.000
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model .008 .993 .965 .199
Saturated model .000 1.000
Independence model .295 .441 .068 .264
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2 CFI
Default model .994 .981 .998 .995 .998
Saturated model 1.000 1.000
1.000
Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model .333 .331 .333
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 1.000 .000 .000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model .708 .000 9.378
Saturated model .000 .000 .000
Independence model 413.999 350.481 484.925
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model .014 .004 .000 .047
Saturated model .000 .000 .000 .000
Independence model 2.111 2.080 1.761 2.437
194
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model .042 .000 .154 .418
Independence model .589 .542 .637 .000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 18.708 19.120 45.094 53.094
Saturated model 20.000 20.515 52.983 62.983
Independence model 427.999 428.205 441.192 445.192
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model .094 .090 .138 .096
Saturated model .101 .101 .101 .103
Independence model 2.151 1.832 2.507 2.152
HOELTER
Model HOELTER
.05
HOELTER
.01
Default model 441 677
Independence model 6 8
195
Lampiran 5 : SEM Full Model
196
SEM Full Model Sebelum Modifikasi
SEM Full Model Setelah Modifikasi
197
Parameter Summary (Group number 1)
Weights Covariances Variances Means Intercepts Total
Fixed 45 0 3 0 0 48
Labeled 0 0 0 0 0 0
Unlabeled 36 76 35 0 0 147
Total 81 76 38 0 0 195
Assessment of normality (Group number 1)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
Y1.1.4 1,000 5,000 -,796 -4,597 ,327 ,944
Y1.1.3 1,000 5,000 -,894 -5,161 ,560 1,618
Y1.1.2 1,000 5,000 -,746 -4,305 ,270 ,780
Y1.1.1 2,000 5,000 -,562 -3,243 -,476 -1,375
X3.2.1 1,000 5,000 -,372 -2,149 -,492 -1,420
X3.2.2 2,000 5,000 -,127 -,733 -,981 -2,832
X3.2.3 1,000 5,000 -,656 -3,788 ,187 ,539
198
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
X3.1.1 2,000 5,000 -,196 -1,130 -,602 -1,739
X3.1.2 1,000 5,000 -,517 -2,982 ,003 ,008
X3.1.3 1,000 5,000 -,657 -3,794 ,477 1,378
X3.1.4 1,000 5,000 -,391 -2,258 -,366 -1,056
X2.4.1 1,000 5,000 -,594 -3,432 ,123 ,355
X2.4.2 1,000 5,000 -,558 -3,224 -,171 -,493
X2.4.3 1,000 5,000 -,618 -3,567 ,377 1,090
X2.3.1 1,000 5,000 -,773 -4,466 -,157 -,452
X2.3.2 1,000 5,000 -,371 -2,143 -,717 -2,071
X2.3.3 1,000 5,000 -,624 -3,604 ,001 ,002
X2.3.4 1,000 5,000 -,940 -5,429 ,840 2,425
X2.2.1 1,000 5,000 -,583 -3,367 -,618 -1,783
X2.2.2 1,000 5,000 -,538 -3,108 -,459 -1,325
X2.2.3 1,000 5,000 -,823 -4,754 ,273 ,788
X2.1.1 2,000 5,000 -,618 -3,567 -,546 -1,578
X2.1.2 1,000 5,000 -,733 -4,234 -,344 -,994
X2.1.3 1,000 5,000 -,895 -5,168 -,042 -,121
X1.3.1 1,000 5,000 -,451 -2,605 -,343 -,991
X1.3.2 2,000 5,000 -,303 -1,749 -,488 -1,408
X1.3.3 2,000 5,000 -,510 -2,945 -,430 -1,241
X1.2.1 1,000 5,000 -,875 -5,050 1,628 4,699
X1.2.2 1,000 5,000 -,687 -3,969 ,625 1,805
X1.2.3 1,000 5,000 -,587 -3,388 -,347 -1,001
X1.2.4 1,000 5,000 -,526 -3,038 -,069 -,199
X1.1.1 1,000 5,000 -,331 -1,913 -,216 -,624
X1.1.2 1,000 5,000 -,343 -1,978 -,211 -,609
X1.1.3 1,000 5,000 -,444 -2,564 ,095 ,274
Multivariate
280,555 40,096
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
74 117,953 ,000 ,000
113 101,891 ,000 ,000
25 100,261 ,000 ,000
27 93,853 ,000 ,000
26 91,791 ,000 ,000
126 89,348 ,000 ,000
114 86,105 ,000 ,000
174 85,108 ,000 ,000
44 80,968 ,000 ,000
108 79,275 ,000 ,000
28 77,748 ,000 ,000
199
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
96 76,434 ,000 ,000
43 74,507 ,000 ,000
48 71,151 ,000 ,000
73 70,988 ,000 ,000
49 66,216 ,001 ,000
70 65,431 ,001 ,000
55 60,247 ,004 ,000
61 57,365 ,007 ,000
200 56,589 ,009 ,000
22 56,151 ,010 ,000
116 56,128 ,010 ,000
129 55,161 ,012 ,000
199 53,179 ,019 ,000
198 51,470 ,028 ,000
12 49,677 ,040 ,000
100 49,512 ,042 ,000
45 46,021 ,082 ,004
59 45,868 ,084 ,003
94 44,847 ,101 ,018
195 44,471 ,108 ,025
130 44,098 ,115 ,034
58 43,224 ,133 ,116
6 43,048 ,137 ,110
191 43,045 ,137 ,078
78 42,327 ,155 ,184
90 41,727 ,170 ,315
109 41,489 ,177 ,336
188 41,371 ,180 ,315
123 41,338 ,181 ,265
137 41,076 ,188 ,298
93 41,048 ,189 ,249
118 40,768 ,197 ,289
125 40,334 ,210 ,398
172 40,308 ,211 ,344
144 40,088 ,218 ,370
3 39,987 ,221 ,349
77 39,961 ,222 ,299
158 39,910 ,224 ,262
95 39,822 ,227 ,241
110 39,274 ,245 ,402
187 38,284 ,281 ,770
169 38,050 ,290 ,804
47 37,641 ,306 ,883
149 37,479 ,313 ,890
160 37,354 ,318 ,889
200
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
136 37,113 ,327 ,914
189 36,941 ,335 ,922
20 36,249 ,364 ,983
141 35,914 ,379 ,992
190 35,909 ,379 ,988
2 35,749 ,386 ,990
10 35,458 ,399 ,994
87 35,199 ,411 ,997
66 34,407 ,448 1,000
148 34,327 ,452 1,000
72 34,199 ,458 1,000
24 33,345 ,500 1,000
103 33,098 ,512 1,000
154 33,096 ,512 1,000
134 32,908 ,521 1,000
18 32,603 ,536 1,000
82 32,386 ,547 1,000
30 32,309 ,551 1,000
85 32,230 ,555 1,000
161 31,744 ,579 1,000
155 31,731 ,579 1,000
19 31,525 ,590 1,000
173 30,360 ,647 1,000
175 30,331 ,648 1,000
150 30,285 ,650 1,000
97 30,214 ,654 1,000
120 30,120 ,658 1,000
117 30,085 ,660 1,000
107 30,005 ,664 1,000
8 29,952 ,666 1,000
162 29,803 ,674 1,000
76 29,699 ,678 1,000
102 29,630 ,682 1,000
119 29,305 ,697 1,000
65 29,199 ,702 1,000
41 29,024 ,710 1,000
1 28,989 ,712 1,000
170 28,947 ,714 1,000
171 28,876 ,717 1,000
4 28,756 ,722 1,000
145 28,700 ,725 1,000
152 28,660 ,727 1,000
142 28,397 ,738 1,000
92 28,227 ,746 1,000
201
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Y1 <--- X1 ,074 ,037 1,985 ,047
Y1 <--- X2 ,103 ,046 2,261 ,024
Y1 <--- X3 ,433 ,065 6,713 ***
X1.1 <--- X1 ,159 ,064 2,469 ,014
X1.2 <--- X1 ,828 ,053 15,529 ***
X1.3 <--- X1 ,192 ,062 3,078 ,002
X2.1 <--- X2 ,929 ,060 15,432 ***
X2.2 <--- X2 ,289 ,073 3,988 ***
X2.3 <--- X2 ,201 ,045 4,495 ***
X2.4 <--- X2 ,297 ,052 5,677 ***
X3.1 <--- X3 ,534 ,054 9,807 ***
X3.2 <--- X3 ,377 ,053 7,046 ***
X1.1.3 <--- X1.1 1,000
X1.1.2 <--- X1.1 1,075 ,423 2,541 ,011
X1.1.1 <--- X1.1 1,181 ,501 2,359 ,018
X1.2.4 <--- X1.2 1,000
X1.2.3 <--- X1.2 ,658 ,078 8,389 ***
X1.2.2 <--- X1.2 ,586 ,071 8,272 ***
X1.2.1 <--- X1.2 ,219 ,073 2,988 ,003
X1.3.3 <--- X1.3 1,000
X1.3.2 <--- X1.3 1,154 ,300 3,851 ***
X1.3.1 <--- X1.3 3,816 1,240 3,079 ,002
X2.1.3 <--- X2.1 1,000
X2.1.2 <--- X2.1 1,012 ,060 16,893 ***
X2.1.1 <--- X2.1 ,833 ,055 15,125 ***
X2.2.3 <--- X2.2 1,000
X2.2.2 <--- X2.2 1,180 ,255 4,634 ***
X2.2.1 <--- X2.2 2,820 ,706 3,992 ***
X2.3.4 <--- X2.3 1,000
X2.3.3 <--- X2.3 ,939 ,164 5,727 ***
X2.3.2 <--- X2.3 1,447 ,423 3,418 ***
X2.3.1 <--- X2.3 1,157 ,451 2,565 ,010
X2.4.3 <--- X2.4 1,000
X2.4.2 <--- X2.4 ,855 ,150 5,693 ***
X2.4.1 <--- X2.4 ,788 ,147 5,377 ***
X3.1.4 <--- X3.1 1,000
202
Estimate S.E. C.R. P Label
X3.1.3 <--- X3.1 ,704 ,115 6,106 ***
X3.1.2 <--- X3.1 ,597 ,118 5,055 ***
X3.1.1 <--- X3.1 ,672 ,115 5,834 ***
X3.2.3 <--- X3.2 1,000
X3.2.2 <--- X3.2 1,368 ,220 6,223 ***
X3.2.1 <--- X3.2 1,373 ,231 5,942 ***
Y1.1.1 <--- Y1 1,000
Y1.1.2 <--- Y1 ,576 ,064 9,059 ***
Y1.1.3 <--- Y1 ,481 ,089 5,372 ***
Y1.1.4 <--- Y1 ,837 ,057 14,687 ***
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Y1 <--- X1 ,091
Y1 <--- X2 ,126
Y1 <--- X3 ,529
X1.1 <--- X1 1,000
X1.2 <--- X1 1,000
X1.3 <--- X1 1,000
X2.1 <--- X2 1,000
X2.2 <--- X2 1,000
X2.3 <--- X2 1,000
X2.4 <--- X2 1,000
X3.1 <--- X3 1,000
X3.2 <--- X3 1,000
X1.1.3 <--- X1.1 ,180
X1.1.2 <--- X1.1 ,199
X1.1.1 <--- X1.1 ,229
X1.2.4 <--- X1.2 ,921
X1.2.3 <--- X1.2 ,567
X1.2.2 <--- X1.2 ,560
X1.2.1 <--- X1.2 ,220
X1.3.3 <--- X1.3 ,227
X1.3.2 <--- X1.3 ,279
X1.3.1 <--- X1.3 ,848
X2.1.3 <--- X2.1 ,878
X2.1.2 <--- X2.1 ,880
X2.1.1 <--- X2.1 ,827
X2.2.3 <--- X2.2 ,285
X2.2.2 <--- X2.2 ,341
X2.2.1 <--- X2.2 ,840
X2.3.4 <--- X2.3 ,237
203
Estimate
X2.3.3 <--- X2.3 ,221
X2.3.2 <--- X2.3 ,322
X2.3.1 <--- X2.3 ,224
X2.4.3 <--- X2.4 ,336
X2.4.2 <--- X2.4 ,281
X2.4.1 <--- X2.4 ,275
X3.1.4 <--- X3.1 ,647
X3.1.3 <--- X3.1 ,480
X3.1.2 <--- X3.1 ,392
X3.1.1 <--- X3.1 ,443
X3.2.3 <--- X3.2 ,395
X3.2.2 <--- X3.2 ,662
X3.2.1 <--- X3.2 ,613
Y1.1.1 <--- Y1 ,996
Y1.1.2 <--- Y1 ,576
Y1.1.3 <--- Y1 ,372
Y1.1.4 <--- Y1 ,801
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X1
1,000
X2
1,000
X3
1,000
z1
,399 ,057 6,950 ***
e3
,756 ,075 10,064 ***
e2
,705 ,070 10,026 ***
e1
,638 ,064 9,940 ***
e7
,123 ,039 3,127 ,002
e6
,626 ,067 9,412 ***
e5
,514 ,055 9,431 ***
e4
,647 ,065 9,919 ***
e10
,683 ,069 9,916 ***
e9
,582 ,059 9,882 ***
e8
,211 ,036 5,785 ***
e13
,255 ,036 7,044 ***
e12
,257 ,036 7,100 ***
e11
,276 ,034 8,187 ***
e16
,948 ,095 10,021 ***
e15
,885 ,089 9,945 ***
e14
,279 ,035 7,996 ***
e20
,684 ,057 12,078 ***
e19
,699 ,060 11,731 ***
204
Estimate S.E. C.R. P Label
e18
,736 ,066 11,165 ***
e17
1,027 ,104 9,916 ***
e23
,692 ,055 12,504 ***
e22
,748 ,062 11,989 ***
e21
,667 ,056 11,910 ***
e27
,397 ,048 8,183 ***
e26
,470 ,051 9,197 ***
e25
,559 ,059 9,457 ***
e24
,527 ,056 9,380 ***
e30
,770 ,068 11,325 ***
e29
,341 ,041 8,233 ***
e28
,445 ,052 8,487 ***
e31
,005 ,033 ,144 ,886
e32
,448 ,045 9,861 ***
e33
,965 ,082 11,741 ***
e34
,263 ,034 7,670 ***
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 147 707,15 448 ,00 1,58
Saturated model 595 ,00 0
Independence model 34 6004,18 561 ,00 10,70
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,09 ,84 ,79 ,63
Saturated model ,00 1,00
Independence model ,24 ,26 ,22 ,25
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1 RFI rho1
IFI Delta2
TLI rho2
CFI
Default model ,88 ,85 ,95 ,94 ,95
Saturated model 1,00
1,00 1,00
Independence model ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,80 ,70 ,76
205
Model PRATIO PNFI PCFI
Saturated model ,00 ,00 ,00
Independence model 1,00 ,00 ,00
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model 259,15 190,77 335,45
Saturated model ,00 ,00 ,00
Independence model 5443,18 5197,55 5695,29
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model 3,55 1,30 ,96 1,69
Saturated model ,00 ,00 ,00 ,00
Independence model 30,17 27,35 26,12 28,62
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,05 ,05 ,06 ,19
Independence model ,22 ,22 ,23 ,00
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 1001,15 1063,89 1486,00 1633,00
Saturated model 1190,00 1443,96 3152,50 3747,50
Independence model 6072,18 6086,69 6184,32 6218,32
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model 5,03 4,69 5,41 5,35
Saturated model 5,98 5,98 5,98 7,26
Independence model 30,51 29,28 31,78 30,59
HOELTER
Model HOELTER
.05 HOELTER
.01
Default model 141 147
Independence model 21 22