TERMODINAMIKA
-
Upload
fahmi-yahya -
Category
Documents
-
view
1.629 -
download
3
description
Transcript of TERMODINAMIKA
NAMA : FAHMI YAHYA
NIM : DBD 111 0022
TEKNIK PERTAMBANGAN
TUGAS KIMIA DASAR 2
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 1
TERMODINAMIKA DALAM KIMIA
TERMODINAMIKA 1 FISIKA
TERMODINAMIKA 2 FISIKA
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
TERMODINAMIKA DALAM KIMIA
Reaksi anorganik dapat dideskripsikan dengan konsep redoks atau asam basa.
Termodinamika dan elektrokimia sangat erat kaitannya dengan analisis reaksi
redoks dan asam basa. Walaupun nampaknya teori termodinamika dan
elektrokimia dideskripsikan dengan sejumlah persamaan dan rumus yang rumit,
hanya beberapa persamaan dan parameter yang diperlukan untuk pemahaman
yang layak. Pemahaman yang baik tentang tanda dan kecenderungan parameter
dalam persamaan-persamaan penting ini akan sangat membantu pemahaman.
Pemahaman lebih detail di luar bahasan di sini dapat diperoleh dengan
memperluas kosep-konsep dasar ini.
Termodinamika
Parameter termodinamika untuk perubahan keadaan diperlukan untuk
mendeskripsikan ikatan kimia, sruktur dan reaksi. Hal ini juga berlaku dalam
kimia anorganik, dan konsep paling penting dalam termodinamika dipaparkan di
bagian ini. Pengetahuan termodinamika sederhana sangat bermanfaat untuk
memutuskan apakah struktur suatu senyawa akan stabil, kemungkinan
kespontanan reaksi, perhitungan kalor reaksi, penentuan mekanisme reaksi dan
pemahaman elektrokimia.
Entalpi Karena entalpi adalah kandungan kalor sistem dalam tekanan tetap,
perubahan ∆H bernilai negatif untuk reaksi eksoterm, dan positif untuk reaksi
endoterm. Entalpi reaksi standar, ∆H0, adalah perubahan entalpi dari 1 mol
reaktan dan produk pada keadaan standar (105 Pa dan 298.15 K). Entalpi
pembentukan standar, ∆Hf0, suatu senyawa adalah entalpi reaksi standar untuk
pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya. Karena entalpi adalah fungsi
keadaan, entalpi reaksi standar dihitung dengan mendefinisikan entalpi
pembentukan zat sederhana (unsur) bernilai nol. Dengan demikian:
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 2
Entropi Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan
apakah suatu keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. Hukum
ke-2 termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam
proses spontan meningkat. Dinyatakan secara matematis
∆S > 0
Proses yang secara termodinamika ireversibel akan menghasilkan entropi.
Entropi berkaitan dengan ketidakteraturan sistem dalam termodinamika statistik,
menurut persamaan:
S = klnW .
k adalah tetapan Boltzmann, dan W adalah jumlah susunan atom atau molekul
dalam sistem dengan energi yang sama, dan berhubungan dengan besarnya
ketidakteraturan. Dengan meningkatnya entropi, meningkat pula ketidakteraturan
sistem.
Energi bebas Gibbs Kuantitas ini didefinisikan dengan:
∆G = ∆H – T∆S
reaksi spontan terjadi bila energi Gibbs reaksi pada suhu dan tekanan tetap
negatif. Perubahan energi bebas Gibbs standar berhubungan dengan tetapan
kesetimbangan reaksi A = B melalui:
∆ G0 = -RT ln K.
K bernilai lebih besar dari 1 bila ∆G0 negatif, dan reaksi berlangsung spontan ke
kanan.
Termodinamika kimia merupakan cabang kimia yang menangani hubungan kalor,
kerja dan bentuk lain dari energi. Melalui termodinamika diharapkan berbagai
macam gejala alam yang teramati dapat dikembalikan sebagai akibat dari kaidah
yang lebih mendasar. Dengan demikian akan diperoleh gambaran tentang adanya
keteraturan global dalam sifat-sifat alam serta adanya keterkaitan antara berbagai
sifat alam yang teramati.
Konsep konsep dasar
Karena objek dari termodinamika adalah alam, maka ada bagian dari alam yang
pada saat tertentu menjadi perhatian dan menerapkan prinsip temodinamika yang
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 3
disebut sistem termodinamika. Selanjutnya, bagian dari alam semesta yang berada
di luar sistem disebut lingkungan. interaksi antara sistem dengan lingkungannya
menghasilkan :
Sistem tersekat (terisolasi)
Adalah sistem yang didalamnya tidak terjadi pertukaran energi atau materi, yakni
sistem yang dindingnya tidak dapat ditembus atau kedap energi maupun zat, yang
biasa disebut adiatermal. Contohnya adalah termos es.
Sistem tertutup
Adalah sistem yang didalamnya hanya terjadi pertukaran energi secara bebas,
yakni sistem yang dindingnya dapat tembus energi tetapi tidak tembus zat, yang
biasa disebut diatermal. Contohnya adalah silinder baja penyimpan gas. Molekul
gas tidak dapat menembus baja namun energi dapat keluar masuk melalui
rambatan.
Sistem terbuka
Adalah sistem yang didalamnya terjadi pertukaran energi maupun materi.
Kandungan energi maupun zat dalam sistem terbuka tidak pernah tetap.
Contohnya adalah sebutir telur, yang dindingnya dapat ditembus energi maupun
zat.
Beberapa proses yang dapat terjadi pada sistem sesuai dengan keadaan adalah
proses isotermal, proses isovolum atau isokhorik, dan proses adiabatik. Proses
isotermal yaitu proses yang berlangsung pada suhu tetap, semua kalor yang
diberikan kepada sistem diubah menjadi kerja. Proses isovolum atau isokhorik
yaitu proses yang tidak mengalami perubahan volume, semua kalor yang masuk
sistem disimpan sebagai energi dalam. Proses adiabatik yaitu proses yang tidak
menyerap atau melepaskan kalor, dan semua energi digunakan untuk
menghasilkan kerja
Yang menjadi kajian utama termodinamika adalah sistem setimbang. Suatu sistem
disebut ada dalam keadaan setimbang bila harga semua variabel
termodinamikanya tidak berubah dengan waktu, dan didalam sistem tak ada
aliran-aliran energi maupun zat.
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 4
B. Hukum termodinamika
Hukum ke Nol termodinamika
Jika ada lebih dari dua sistem yang saling setimbang, tentu ada keterkaitan antara
harga variabel sistem-sistem yang terlibat. Bagi sistem-sistem semacam itu, yakni
ada dalam kesetimbangan termal satu dengan yang lain, berlaku suatu hukum
yang kemudian dikenal sebagai Hukum ku Nol Termodinamika, yang menyatakan
:
“Jika ada dua sistem, masing masing setimbang dengan suatu sistem ketiga, maka
kedua sistem harus setimbang satu dengan yang lain”.
Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini merupakan pernyataan ulang dari hukum kekekalan energi, yang
menyatakan bahwa : “ energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain namun
energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan”. Hukum pertama
termodinamika menyatakan hubungan antara kalor (q), kerja (w) dan perubahan
energi dalam (∆U), yang menerangkan bahwa energi sistem tersekat adalah tetap.
Hukum pertama termodinamika dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
q = ∆U – W
q, ∆U, dan W dalam satuan joule atau kalori. Hukum pertama termodinamika
menunjukkan bahwa energi dalam tidak dapat diukur tapi dapat diukur dari nilai
kalor dan kerja. Kalor dapat diukur dengan percobaan dan kerja. Kerja dihitung
melalui volume dan tekanan yang melawan perubahan itu.
a. Kalor (q)
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya
karena perbedaan suhu, yaitu dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Perpindahan kalor akan berlangsung hingga suhu di antara keduanya menjadi
sama. Jumlah kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal) atau Joule (J).
1 kal = 4,184 J
Sistem menerima kalor, q positif (+)
Sistem membebaskan kalor, q negatif (-)
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 5
Kalor (q) bukan merupakan fungsi keadaan karena besarnya tergantung pada
proses. Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk
mengikatkan suhu zat 1oC. kapasitas kalor tentu saja tergantung pada jumlah zat.
Kapasitas kalor spesifik dapat disederhanakan, kalor jenis adalah banyaknya
energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram zat sebesar 1oC.
Kalor jenis molar adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu 1 mol zat sebesar 1oC.
Persamaan ini diperoleh dari penurunan persamaan hukum pertama
termodinamika pada tekanan tetap:
q = ∆U – W
q = ∆U + P∆V
q = U2 –U1 + P(V2 –V1)
q = (U2 + PV2) – (U1 + PV1)
q = H2 – H1
q = ∆H
b. Usaha/ kerja (w)
Perpindahan energi antara sistem dengan lingkungan, diluar bentuk kalor disebut
kerja. Satuan kerja adalah liter-atm, sehingga
1 L atm = 101,32 J
Hukum Kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkadang dinyatakan sebagai transfer panas,
dimana pada transformasi apapun, energi cenderung untuk semakin berkurang
hingga tak tersedia cukup energi untuk melakukan kerja yang berhasil. Karena
kerja yang berhasil terkait dengan keteraturan, hukum kedua termodinamika dapat
dinyatakan sebagai kecenderungan di alam bagi sistem-sistem untuk bergerak ke
arah ketidakteraturan atau keacakan yang semakin meningkat.Istilah bagi
ketidakteraturan adalah entropi. Entropi meningkat pada proses pelelehan,
penguapan, dan pelarutan. Perubahan entropi (dS) adalah suatu fungsi keadaan
yang merupakan perbandingan perubahan kalor yang dipertukaran antara sistem
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 6
dan lingkungan secara reversibel (δqrev) terhadap suhu tertentu T(°C). Persamaan
besarnya entropi dinyatakan sebagai berikut:
dS = δqrev/T
Hukum Ketiga Termodinamika
“Entropi dari ksristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol” . Kristal
sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukkan keteraturan tertinggi yang
dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit diatas
0K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu bernilai positif.
Soo = 0
C. Entalpi dan Kalor Reaksi Standar
Entalpi adalah perubahan energi kalor suatu sistem kimia yang berlangsung pada
tekanan tetap.
q = ∆U – W
q = ∆U + P∆V
q = U2 –U1 + P(V2 –V1)
q = (U2 + PV2) – (U1 + PV1)
q = H2 – H1
q = ∆H
Entalpi (H) adalah besaran mutlak yang tidak dapat diukur atau ditentukan. Pada
suatu proses yang terukur adalah harga dari ∆H. Penetuan harga (∆H) tidak
bergantung pada jalannya proses namun hanya tergantung pada keadaan awal dan
akhir proses (∆H sebagai fungsi keadaan). Nilai ∆H dapat digunakan untuk
meramalkan suatu proses reaksi. Bila ∆H > 0 proses berjalan secara endotermis,
yaitu sistem menyerap kalor. Bila ∆H = 0 proses berjalan secara adiabatik, semua
kalor diubah menjadi kerja. Bila ∆H < 0 proses berjalan secara eksotermis, yaitu
sistem melepaskan kalor.
Hubungan-hubungan yang melibatkan entalpi diantaranya adalah ∆H adalah suatu
sifat ekstensif yaitu perubahan entalpi sebanding dengan jumlah zat yang terlibat
dalam reaksi Jika kita gandakan dua kali jumlah zat yang terlibat dalam reaksi
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 7
maka perubahan entalpi reaksi juga menjadi dua kali. ∆H akan berubah tanda bila
arah reaksi berlangsung sebaliknya
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 8
TERMODINAMIKA DALAM FISIKA
TERMODINAMIKA 1
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum kekealan energi
yang berbunyi :
“jika suatu sistem memperoleh energi Q dalam bentuk kalor dan pada saat yang
sama kehilangan energi W dalam bentuk usaha, maka perubahan energi dalam
sistem tersebut adalah sama dengan besarnya selisih kalor dan usaha.” Hukum
pertama termodinamika secara sistematis:△U = Q – W
Dengan △U = U2 – U1 = perubahan energi dalam sistem; Q = kalor; W = usaha
Catatan :
Q bernilai positif jika sistem memperoleh kalor; bernilai negatif jika
sistem kehilangan kalor; W bernilai positif jiaka usaha dilakukan oleh sistem; dan
W bernilai negatif jika usaha dilakukan pada sistem.
Energi dalam hanya bergantung pada keadaan suatu sistem, bukan lintasan
yang ditempuh untuk mencapai kedaan itu. Dalam hal ini, energi dalam
merupakan fungsi keadaam yang dipengaruhi oleh variabel-variabel suhu,
tekanan, dan volume. Untuk gas ideal monoatomik berlaku hubungan:△U = 3/2.n.R(T1 – T2) = 3/2(p2V2 – p1V1)
Beberapa aplikasi hukum 1 Termodinamika:
a. Pada proses isotermik
(T1 = T2 → △U = 0)△U = Q – W
0 = Q – W → Q = W Nrt ln V2/V1
b. Pada proses isokhorik
(V1 = V2 → W = p △V = 0)△U = Q – W = Q – 0 = Q
c. Pada proses isobarik (W = p △V)△U = Q – W = Q - p△V
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 9
d. Pada proses adiabatik
(Q = 0)△U = Q – W; maka △U = - W
W = -3/2 nR (T2 – T1) = 3/2 nR (T1 –T2)
Kalor jenis gas .
Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam.
Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat
dirubah-rubah menurut kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan
massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacam-
macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis
yaitu :
- Kapasitas panas pada volume konstan.
- Kapasitas panas pada tekanan konstan.
Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada
kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta
gas umum (universil) yaitu : R = 8,317 J/mol 0K.
cp - cv = R
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.
Berdasarkan teori kinetik gas kita dapat menghitung panas jenis gas ideal,sebagai
berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :
b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :
= konstanta Laplace.
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 10
Siklus Termodinamika
Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer
panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur, dan keadaan
lainnya. Hukum pertama termodinamika menyebutkan bahwa sejumlah bersih
panas yang masuk setara dengan sejumlah bersih panas yang keluar pada seluruh
bagian siklus. Proses alami yang berulang-ulang menjadikan proses berlanjut,
membuat siklus ini sebagai konsep penting dalam termodinamika.
Contoh: P-V diagram pada siklus thermodinamika.
Proses termodinamika berlangsung dalam rantai tertutup pada diagram P-V, di
mana axis Y menunjukkan tekanan (pressure, P) dan axis X menunjukkan volume
(V).
Area di dalam siklus adalah kerja (work, W) yang dirumuskan dengan:
Kerja adalah setara dengan panas yang ditransferkan ke sistem:
Persamaan kedua membuat proses siklik mirp proses isotermal, meski energi
dalam berubah selama proses siklik, ketika proses siklik selesai energisistem
adalah sama dengan energi ketika proses dimulai. Jika proses siklik bekerja searah
jarum jam, maka ini menunjukkan mesin kalor, dan W akan positif. Jika bergerak
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 11
berlawanan dengan arah jarum jam, maka menunjukkan pompa kalor, dan W akan
negatif
Siklus Carnot
Siklus adalah suatu rangkaian sedemikian rupa sehingga akhirnya kembali kepada
keadaan semula. Misalnya, terdapat suatu siklus termodinamika yang melibatkan
proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal dari
keadaan A sampai B, kemudian menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem
dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya proses isokorik membuat sistem kembali
ke keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan B, kemudian ke keadaan C,
dan akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan suatu siklus.
Apabila siklus tersebut berlangsung terus menerus, kalor yang diberikan dapat
diubah menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi
usaha. Kalor yang dapat diubah menjadi usaha hanya pada bagian yang diarsir
(diraster) saja Berdasarkan Gambar besar usaha yang bermanfaat adalah
luas daerah ABCA. Secara matematis dapat ditulis seperti berikut.
Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan
bernilai negatif jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam
U untuk satu siklus carnot sama dengan nol ( U = 0) karena keadaan awal sama
dengan keadaan akhir.
Berdasarkan percobaan joule diketahui bahwa tenaga mekanik dapat
seluruhnya diubah menjadi energi kalor. Namun, apakah energi kalor dapat
seluruhnya diubah menjadi energi mekanik? Adakah mesin yang dapat mengubah
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 12
kalor seluruhnya menjadi usaha? Pada tahun 1824, seorang insinyur
berkebangsaan Prancis, Nicolas Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan metode
baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin berdasarkan siklus usaha. Metode
efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus
Carnot terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses
adiabatik. Perhatikan Gambar berikut!
Berdasarkan Gambar 9.8 dijelaskan proses siklus Carnot sebagai berikut.
1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu
sistem turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini sistem
menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem naik
dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA. Siklus Carnot merupakan dasar
dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki efisiensi tertinggi yang selanjutnya
disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh sistem untuk satu siklus
sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p – V. Mengingat selama
proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 13
dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan
oleh sistem menurut hukum I termodinamika adalah sebagai berikut.
Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang
penting. Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (n) ditentukan dari perbandingan
usaha yang dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
n : efisiensi mesin Carnot
T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 : suhu reservoir bersuhu rendah (K)
Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena merupakan
mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin yang
mempunyai efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan persamaan
di atas terlihat efisiensi mesin kalor Carnot hanya tergantung pada suhu kedua
tandon atau reservoir. Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon
T2 harus = 0 K. Hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu,
mesin kalor Carnot adalah mesin yang sangat ideal. Hal ini disebabkan proses
kalor Carnot merupakan proses reversibel. Sedangkan kebanyakan mesin biasanya
mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan)
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 14
TERMODINAMIKA 2
Hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan dengan pernyataan aliran kalor,
entropi dan mesin kalor.
Hukum termodinamika dengan pernyataan kalor: “Kalor mengalir secara spontan
dari benda bersuhu tinggi kebenda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya.”
Hukum kedua termodinamika dengan pernyataan entropi: “Total entropi jagad
raya tidak berubah ketika proses reversibel terjadi (△s jagad raya = 0) dan
bertambah ketika proses irreversibel terjadi (△s jagad raya > 0).
Hukum kedua termodinamika dengan pernyataan mesin kalor: “Tidak mungkin
membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
menyerap kalor dari suatu reservoar dan mengubah seluruhnya menjadi usaha
luar.”
Pada proses irreversibel, umumnya selalu menyebabkan hilangnya sejumlah kalor,
tetapi masih ada sejumlah kalor lain yang digunakan untuk melakukan usaha.
Banyaknya kalor yang hilang atau tidak dapat diubah menjadi usaha dinamakan
dengan entropi (s).
Jika suatu sistem mengalami proses reversibel pada suhu mutlak T dengan
menyerap sejumlah kalor Q, maka kenaikan entropi (△s) adalah: △s = (Q/T)
reversibel
Perubahan entropi △s hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir.
Untuk proses reversibel tidak mengubah total entropi jagad raya, tetapi untuk
proses irreversibel selalu menaikkan entropi jagad raya.
Mesin pendingain
Mesin pendingin atau refrigator adalah alat yang bekerja dengan memaksa kalor
mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan usaha pada sistem.
Pada mesin pendingin berlaku:
T1 > T2
Q2 = kalor yang diserap dari reservoir dingin.
Q1 = kalor yang diberikan ke reservoir panas.
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 15
W = Q1 – Q2 = usaha yang diperlukan
Ukuran penampilan mesin pendinginan kalor Q2 dengan usaha W yang
digunakan untuk memindahkan kalor Q2 tersebut dinamakandengan
koefisien performansi (Kp).
Semakin tinggi nilai koefisien performasi suatu mesin pendingin, maka semakin
baik pendingin tersebut.
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 16
Contoh soal dan pembahasan Termodinamika
1. Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris
hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm,
tentukan usaha luar gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Diketahui:
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Jawab:
Isobaris → Tekanan Tetap
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
2. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai
87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha
luar sebesar….
Pembahasan
Diketahui:
V1 = 1,5 m3
T1 = 27oC = 300 K
T2 = 87oC = 360 K
P = 2 x 105 N/m2
Jawab:
W = PΔV
V2 :
V2/T2 = V1/T1
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 kJ
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 17
3. 2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan volume
dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan
usaha yang dilakukan gas helium!
Pembahasan
Diketahui:
n = 2000/693 mol
V2 = 5 L
V1 = 2,5 L
T = 27oC = 300 K
Jawab:
Usaha yang dilakukan gas :
W = nRT ln (V2 / V1)
W = (2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L )
W = (2000/693) (8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule
4. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja
mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka
usaha yang dihasilkan adalah….
Pembahasan
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
Hilangkan saja 100% untuk memudahkan perhitungan :
η = ( 1 − 400/600) = 1/3
η = ( W / Q1 )
1/3 = W/600
W = 200 J
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 18
5. Diagram P−V dari gas helium yang mengalami proses termodinamika
ditunjukkan seperti gambar berikut!
Usaha yang dilakukan gas helium pada proses ABC sebesar….
Pembahasan
WAC = WAB + WBC
WAC = 0 + (2 x 105)(3,5 − 1,5) = 4 x 105 = 400 kJ
6. Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai
efisiensi 40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya…..%
Pembahasan
η = 40% = 4 / 10
Tt = 400 K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100 % untuk
mempermudah perhitungan:
η = 1 − (Tr/Tt)
4 / 10 = 1 − (Tr/400)
(Tr/400) = 6 / 10
Tr = 240 K
Tt = 640 K
Tr = 240 K (dari hasil perhitungan pertama)
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 240/640) x 100%
η = ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5%
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 19
7. Perhatikan gambar berikut ini!
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang
dilakukan mesin Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
Pembahasan
a) Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt = 227oC = 500 K
Tr = 27oC = 300 K
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40%
b) Usaha mesin Carnot
η = W/Q1
4/10 = W/1200
W = 480 joule
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang
dilakukan mesin Carnot
Q2 = Q1 − W = 1200 − 480 = 720 joule
Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
ab → pemuaian isotermis (volume gas bertambah, suhu gas tetap)
bc → pemuaian adiabatis (volume gas bertambah, suhu gas turun)
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 20
cd → pemampatan isotermal (volume gas berkurang, suhu gas tetap)
da → pemampatan adiabatis (volume gas berkurang, suhu gas naik)
8. Berdasarkan gambar
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja
yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah….kilojoule.
Pembahasan
W = Usaha (kerja) = Luas kurva siklus = Luas bidang abcda
W = ab x bc
W = 2 x (2 x 105) = 400 kilojoule
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 21
DAFTAR PUSTAKA
http://indriafatwindari.blogspot.com/2011/10/termodinamika-kimia.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/reaksi-
anorganik/termodinamika/
___. Siklus Termodinamika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_termodinamika
___. Pengertian Siklus Carnot.
http://matematika-ipa.com/pengertian-siklus-carnot-siklus-carnot/
___.2009. Termodinamika.
http://basicsphysics.blogspot.com/2009/09/termodinamika.html
___.2010. Kapasitas Kalor.
http://masteropik.blogspot.com/2010/05/kapasitas-kalor.html
Sunardi. 2009. Siaga dan Sukses Jelang Ujian Nasional Fisika SMA/MA.
Bandung : YRAMA WIDYA.
FAHMI YAHYA – TUGAS TERMODINAMIKA 1 DAN 2 22