TERAPI MENGAT ASJ KESEDIHAN IVIENURUT...
Transcript of TERAPI MENGAT ASJ KESEDIHAN IVIENURUT...
TERAPI MENGAT ASJ KESEDIHAN IVIENURUT AL-KINDi
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh
Gelar Smjana llmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Muhammad Yusuf NIM: 100052019835
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNY AT AAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, I 8 Juni 2007
Muhammad Yusuf
TERAPI KESEDIHAN MENURUT AL-KINDi
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Muhammad Yusuf NIM: 100052019835
Pembimbing
Dra. Mahmudah Fitriah Z.A, M.Pd
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul TERAPI MENGATASI KESEDIHAN
MENURUT AL-KINDi telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14
Agustus 2007. Skripsi ini tel ah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar saijana Program Strata Satu (S 1) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam.
Jakarta 05 Oktober 2007
Sidang Munaqasyah
Ketua merangkap anggota,
~
Drs. Ari Subhan, M.A NIP. 150 262 442
Penguji I
---Drs. . Luthfi, M.A NIP. 150 268 782
Anggota,
Pembimbing,
Sekretaris merangkap anggota,
()~~eti NIP. 150 234 867
Pengu II ----
Dra. Nasicl ah M.A NIP. 150 276 298
Dra. Mahmudah Fitria ZA, M.Pd l\.TTP 1 i:;;n "J Q'1 1 ').::;:
ABSTRAK
Muhammad Yusuf Terapi Kesedihan Menurut al-Kindi
Penelitian ini dilakukan untuk dapat rnengungkapkan hasil pernikimn alKindi rnengenai kesedihan dan juga cara untuk rnengatasinya yang ternyata tidak diketahui banyak orang. Selama ini al-Kindi hanya dipandang sebagai seorang tokoh muslim Arab pertama yang mendalami filsafat. Namun ternyata al-Kindi memiliki khazanah pemikiran yang luas. Ketidak tahuan ini adalah akibat dari banyaknya risalah-risalah al-Kindi yang hilang dan hanya bebempa yang dapat ditemukan.
Sedih rnenurut al-Kindi digolongkan sebagai suatu gangguan kejiwaan (penyakit jiwa) yang dapat mcnjangkiti siapa saja. Scdih merupakan sebuah sikap reflektif yang wajar bagi manusia ketika ia mcngalami kegagalan ataupun kehilangan atas scsuatu yang dicintainya. Ditinggal menikah oleh pacar, ditinggal mati, lamaran kerja ditolak, kecurian dan lain sebagainya, merupakan hal-hal yang selama ini dipahami dapat mendatangkan kesedihan. Namun ternyata semua itu hanyalah sisi luar dari penyebab timbulnya kesedihan, sebenarnya ada ha! lain di balik itu semua yang menyebabkan timbulnya kesedihan.
Menurut al-Kindi dalam risalahnya yang berjudul "al-Hillah Ii Daj'i alAhzan" yang diferivikasikan oleh Abdurrahman Badawi dan dinukil kernbali oleh Dr. Muhammad 'Utsman Najati. Dalam penelitian ini, ternyata ditemukan faktor rnendasar yang dapat menimbulkan kesedihan pada manusia, menurut beliau, kesedihan adalah diakibatkan oleh pemahaman yang salah mengenai kehidupan dunia. Terjebak oleh dunia materialistik yang semu (fana), mengakibatkan manusia terbuai dengan janji-janji kebahagiaan yang semu pula, maka ketika kesemuan itu terlambat atau tidak disadari, maka hasilnya adalah kesedihan. Untuk itu al-Kindi menawarkan dalam risalah kecilnya itu bebempa trik untuk menyiasati agar kesedihan bisa dihindari, dan paling tidak dapat mengurangi dampak buruk yang diakibatkannya.
Al-Kindi menawarkan bagaimana cam untuk dapat merubah cara pandang yang salah yang selama ini dianut kebanyakan orang mengenai kehidupan duniawi (fana). Di samping itu al-Kindi juga rnenawarkan tempi yang berupa pembiasaan (melatih diri) untuk berpola perilaku yang sabar dan shalih disamping rnenanamkan pola pikir yang rasional sehingga efek buruk dari kesedihan yang rnendalam dapat direduksi.
2. Kepada Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Drs.
Muhammad Lutfi, M.A. Juga kepada Sekretaris Jurusan !bu Dra.
Nasichah. M.A.
3. Kepada ibu Dra. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, selaku pembimbing
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Tak lupa pula termakasih pada segenap Civitas Akademika UIN syarif
Hidayatullah Jakarta, pimpinan, para dosen, dan karyawan khususnya yang
ada di Fakultas Dakwah dan Kominikasi.
5. Terima kasih kepada staf dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya Perpustakaan Fakultas Dakwah.
6. Untuk Abah (ayah) dan !bu tercinta. juga untuk kakak-kakak dan abang di
rumah.
7. Khusus kepada sang inspirator al-Kindi, semoga hasil-hasil karyamu bisa
dikenal banyak orang dan bermanfaat dalam kehidupan dan dunia
keilmuan.
8. Kepada sahabat-sahabat dan adik-adik kelas di BPI angkatan 2000, 2001,
2002,2003,2004,2006.
9. Kepada Kanda Ahmad Mu'wam S.Ag., terima kasih atas supportnya
selama ini, kanda akan selalu menjadi kandaku.
10. Sahabat-sahabatku di Apartemen depan Aula, Risydi (ndut), David
(Nyamuk), Lutfi (Sunda). Jangan lupa belajar, dan tetap semangat. Senang
bisa bersama kalian dan terima kasih telah menemaniku di kosan. Semua
teman-teman teknik informatika U IN angkatan 2000. kcbahagiaan
tcrsendiri bisa mengenal kalian.
Sebenarnya masih banyak lagi nama-nama dan instansi yang ingin penulis
cantumkan, namun rasanya tidak mungkin dapat tertulis semua dalam kata
pengantar ini, penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih yang sebesar
besarnya atas bantuan, dukungan dan kegembiraan yang telah diberikan selama
penulis berada di jakarta. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat wahana baru
dalam berpikir kita. Amin.
Ciputat, 18 Juni 2007
Penulis
DAFTAR ISi
ABSTRAK ............................................................................................................ i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISi ........................................................................................................ v
BAB!
BABU
BAB III
BAB IV
BABY
PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masai ah ........................................................... I B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 9 D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10 E. Metodologi Penelitian ............................................................... 10 F. Sitematika Penulisan ................................................................ 12
DESKRJPSI UMUM TERAPI KESEDIHAN A. Terapi Kesedihan ..................................................................... 11
1. Pengertian Terapi ............................................................... 11 2. Pendekatan-pendekatan dalam Tera pi ................................ 13
B. Pengertian Kesedihan .............................................................. 20 I. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kesedihan .................. 22 2. Dampak Kesedihan ............................................................. 23
DESKRJPSI BIOGRAFI DAN KARY A AL-KINDi SERT A PEMIKIRANNY A MENG EN Al TERAPI MENG AT ASI KESEDIHAN A. Riwayat Hidup al-Kindi .......................................................... 26 B. Karya-Karya Al-Kindi .............................................................. 35 C. Terapi Mengatasi Kesedihan Menurut Al-Kindi ...................... 37
ANALISIS ATAS PEMIKIRAN AL-KINDi MENGENAI TERAPI KESEDIHAN AL-KINDi A. Kesedihan ................................................................................ 46 B. Terapi Mengatasi Kesedihan .................................................. .46
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 52 B. Saran ........................................................................................ 53
DAFT AR PUST~KA ......................................................................................... 54
BAB!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari di kota-kota besar yang padat penduduk
dengan keaneka ragaman budaya, bahasa, dan status sosial maupun ekonomi,
di mana pergesekan kepentingan dan persaingan menjadi sebuah hal yang
wajar, akan mudah sekali ditemukan fonomena-fenomena manusia yang
mengalami stress dengan kadar yang berbeda-beda akibat dari kompleksnya
pola dan tuntutan hidup saat ini. Pergulatan untuk mendapatkan kekuasaan,
kesuksesan, kekayaan dan lain sebagainya seakan-akan telah membutakan
mata dan hati para pelakunya, bahwa sebenamya apa yang menjadi tujuan
hidup mereka kebahagiaan kah atau materi ?
Stress dalam kamus psikologi dikatakan sebagai suatu keadaan
tertekan baik secara fisik maupun psikologis, maka tak jarang apabila stress
terjadi secara berlebihan dapat mengakibatkan kegilaan pada yang
bersangkutan.
Dewasa ini ada banyak upaya yang dilakukan oleh mereka yang
memiliki konsentrasi secara teknis dalam bidang penanganan masalah-
masalah kejiwaan (therapist). Munculnya beraneka ragam jenis terapi yang
ditawarkan untuk mengatasi atau mengurangi kondisi stress pada seseorang . menjadi altematif menarik bagi mereka yang sering mengalaminya.
2
Ada .1en1s terapi yang menawarkan relaksasi lisik dengan
rnenggunakan pijatan, akupunktur. rendaman air hangat. bebatuan yang
mengandung claya rnagnetis dan lain sebagainya, ada pula yang rnenawarkan
relaksasi psikis yang dirangsang clengan aneka macam aroma atau wewangian,
meditasi, senam cina (tai-chi) yang kesemuanya ini diyakini dapat mereduksi
pengaruh stress yang clialami si penderitanya. Apapun namanya selama terapi
itu dilakukan dengan asumsi untuk membantu penyembuhan seseorang dari
suatu kondisinya yang menyimpang, clilakukan dengan rangkaian langkah
langkah tertentu, maka sah saja jika itu dikatakan sebagai terapi.
Dalam hal ini seorang pemikir muslim bernama al-Kindi ternyata
ratusan tahun yang lalu telah memiliki sebuah konsep terapi yang cukup jitu
dalam mengatasi salah satu jenis tekanan psikologis pada manusia yaitu
kesedihan. Beliau memapai·kan bagaimana keseclihan itu dapat timbul clalam
diri manusia, apa penyebab-penyebabnya dan bagaimana cara untuk
mengatasinya.
Melalui pemikiran beliau mencoba mememperbaiki kondisi kejiwaan
manusia yang tertimpa kesedihan, yang dalam bahasa ilmu jiwa modern
dikenal clengan istilah rational emotive therapy (RET).
Namun, sangat disayangkan sekali, tidak banyak literatur yang
mengangkat pemikiran al-Kindi ini untuk dijadikan acuan toritis dalam
memberikan bantuan ( dakwah-konseling) bagi manusia yang menderita
penyakit keseclihan ini. Al-Kindi hanya sering dibanggakan atau clipandang
sebagai seorang tokoh pemikir/filosof pertama yang muncul dari kalangan
3
muslim Arab. bukan sebagai seorang tokoh pemikir yang mampu rnemberikan
suatu pencerahan dalam bi dang kajian ilmu jiwa terapan.
Pendckatan-pendekatan tempi atau konseling yang digunakan dalam
membantu seseorang agar dapat terlepas dari beban psikis yang berimplikasi
pada pola dan cara pandang hidup yang malasuai khususnya di Indonesia,
Jebih cenderung menggunakan pendekatan psikologis/psikoterapi tokoh-tokoh
barat seperti Sigmund Freud dengan psikoanalisanya, Carl R. Rogers dengan
pendekatan clienl cen/ered-nya, Ivan Petrovich Pavlov dengan pendekatan
behavioralnya dan tokoh-tokoh barat lain. Seakan-akan tidak ada tokoh-tokoh
muslim memiliki andil dalarn bidang tersebut. Padahal yang menjembatani
antara pemikiran Yunani kuno yang sarat makna dengan pemikiran tokoh
tokoh abad pertengahan yang kemudian disadur oleh tokoh-tokoh ilmu jiwa
modem adalah para tokoh muslim dengan kegiatan penterjemahan dan
mentafsiran yang telah mereka lakukan.
Untuk itu, penulis merasa perlu untuk mendeskripsikan beberapa
pemikiran salah satu tokoh muslim pertama yakni al-Kindi, yang kemudian
dituangkan ke dalam skripsi, dengan judul "Terapi Mengatasi Kesedihan
Menurut al-Kindi."
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar luas, mengingat al
Kindi adalah '.seorang tokoh pemikir/filosof yang banyak berbicara seputar
filsafat, maka pada penulisan skripsi ini penulis membatasi hal-hal yang akan
..J'....__1•,· ' •
4
kesedihan", dalam "Risa/ah al-f-!illah Ii Dal'! al-Ahzun" yang dipublikasikan
oleh Abdurrahman Badawi dalam "Rasa 'ii al:fcz/safiyah Ii al-Kindi wa al
Farahi wa Jhnu Bajjah Wll !hnu 'Arabi'' yang dikutip kembali oleh Dr.
Muhammad 'Utsman Najati dalam bukunya yang berjudul "Jiwa dalam
Pandangan Para Filosof Muslim" dan juga "Mozaik Khazanah Islam Bunga
Rampai dari Chicago" oleh Dr. Mulyadhi Kartanegara.
Setelah membatasi hal-hal yang akan di teliti dari pemikiran al-Kindi,
penulis kemudian merumuskan permasalahannya (research questions), yaitu
pad a:
1. Apa saja faktor-faktor penyebab kesedihan menurut al-Kindi ?
2. Bagaimanakah upaya untuk mengatasi kesedihan ini menurut al
Kindi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adalah untuk mendeskripsikan pemikiran al-Kindi mengenai apa
dan bagaimana cara terapeutik mengatasi kondisi kesedihan pada manusia.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
pengetahuan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta', mengenai upaya mengatasi kesedihan dan
b. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai bahan
_. __ :_ - J _ -
5
Kindi. khususnya pada masalah kesedihan dan .1uga dalam praktik
pemberian bantuan bimbingan dalam dakwah.
D. Tinjauan Pustalrn
Setelah membaca buku karya Mulyadhi Kartanegara yang berjudul
Mozaik Khazanah Islam Bunga Rampai dari Chicago, penulis mulai tertarik
untuk mencari dan membaca karya-karya klasik dari para pemikir-pemikir
muslim baik yang telah disadur atau dite1jemahkan kc da!am bahasa Indonesia
ataupun yang masih menggunakan bahasa asing (Arab dan lnggris).
Kemudia penulis melakukan penelusuran pada Perpustakaan Utama
UIN Syarif Hidayah Jakarta, penulis tidak menemukan adanya hasil penelitian
yang membahas tentang tempi kesedihan terutama tempi kesedihan dari hasil
pemikiran al-Kincli.
Dari hasil penelusumn tacli yang ternyata ticlak menemukan juclul
penelitian yang serupa inilah, yang menjadikan penulis yakin untuk
menjadikan tempi keseclihan menurut al-Kindi sebagai juclul clari karya ilmiah
(skripsi), dan cliajukan kepacla Jurusan Bimbingan clan penyuluhan Islam
Fakultas Dakwa dan Komunikasi UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta, sebagai
syamt untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strat~JJ)nm SosiaHslam;
E. Metodologi Penelitian
I. Metode Penelitian
Model penelitian yang cligunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah Lihrmy Research (Penelitian Kepustakaan) dengan bentuk
6
deskriptif analisis. Maka dengan ini sekiranya penulis dapat memberikan
garnbaran dari temuan-temuan dokumen lentang al-Kindi mengenai
kesedihan. lalu menggarnbarkan dan menjelaskannya dengan metode
Analisis isi (Content Analysis) untuk rnenganalisa data-data yang terkait
dalarn penelitian.
Analisis isi pada penulisan skripsi ini, digunakan untuk menelaah
isi dari hasil pemikiran al-Kindi mengenai kesedihan (data penelitian)
untuk kemudian menernukan dan rnengemukakan makna dari data
penelitian tersebut sehingga dapat menjawab permasalahan pada penelitian
1111.
2. Sumber Data
Oleh karena penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library
research), maka untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, penulis
menelaah buku-buku yang sekiranya relevan dengan pembahasan dalam
skripsi ini. Data-data kepustakaan ini pada dasamya dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu sumber primer dan sekunder.
a. Sumber Data Primer
sumber data ini adalah sumber pokok yang diperoleh
melalui buku-buku asing maupun hasil terjemahan yang di
dalamnya membahas tentang kesedihan dalam kitab "Risa/ah al
Hillah Ii Daj'i al-Ahzan" milik al-Kindi.
1) Jiwa dalam Pandangan para Filosof Muslim, dengan judul asli
"al-Dirasa/ al-Naf>'iyyah 'Inda al- 'Ulama' al-Muslimin,"
7
diterjemahkan oleh Gazi Saloom. Cetakan pertama yang
diterbitkan pada tahun 2002 oleh Pustaka Hidayah, Bandung.
2) Mozaik Khazanah Islam Bunga Rampai dari chicago, olch
Mulyadhi Kartanegara. Cetakan pertama yang diterbitkan pada
tahun 2000 oleh Paramadina, Jakarta.
3) Rasa 'il al-Kindi al.Jalsafiyyah, oleh Abu Ridah. Diterbitkan
pada tahun 1959 oleh Daru'I-Fikr al-'Arabi, Kairo.
b. Sumber data Sekunder
Data ini merupakan data penunjang yang membantu dalam
penelitian ini, yang berupa buku-buku atau sumber-sumber dari
penulis lain yang berbicara sesuai dengan tema penelitian skripsi
mi.
I) Al-Kindi 's Metaphysics, oleh Afred L. lvry, diterbitkan pada
tahun 1974 oleh State University of New York Press, Albany
USA.
2) Ensiklopedi Islam, oleh Cyril Glasse, diterjemahkan oleh
Ghufron A. Mas'adi, cetakan ke tiga tahun 2002 yang
diterbitkan oleh PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
3) Konseling dan Psikoterapi Islam, oleh Hamdani Bakran Adz
Dzaky, cetakan ke dua tahun 2002 yang diterbitkan oleh Fajar
Pustaka Baru, Y ogyakarta.
4) Website Internet, Oil.
9
pemikiran beliau tersebut. terkait dalam bidang keilmuan dakwah.
khususnya Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
5. Waktu Pcnclitian
Penelitian skripsi ini dimulai sejak tanggal 25 Agustus 2005.
kurang lebih selarna dua tahun skripsi ini digarap, dan berakhir pada
tanggal 7 Mei 2007. Namun sebenarnya penelitian ini telah dilakukan
sejak tahun 2003, ketika penulis mulai mendapati fenornena-fenomena
kesedihan yang dialami oleh beberapa orang di lingkungan sekitar penulis.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penulisan skripsi ini,
maka penulis membuat sistematika penulisan ke dalam beberapa Bab, bertitik
tolak dari buku panduan penulisan ilmiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007. berikut adalah penggambaran bab-bab dalam skripsi ini:
BAB I: Adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan, perumusan masalah, kemudian tujuan penelitian, manfaat
penelitian, terakhir adalah metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: adalah bab memaparkan gambaran umum mengenai
pengertian terapi, pendekatan-pendekatan dalam terapi, penge1tian kesedihan,
faktor-faktor penyebab timbulnya kesedihan, serta dampak yang diakibatkan
oleh kesedihan tersebut.
BAB Ill: adalah bab yang mendeskripsikan biografi dan karya-karya
al-Kindi. Dalam bab ini juga dideskripsikan mengenai pemikiran beliau
10
BAB IV: adalah bab analisis penulis alas pernikiran-pemikiran ul
Kindi mengenai terapi mengatasi kesedihan.
BAB V: Merupakan bab penutup dari keseluruhan skripsi yang terdiri
dari kesimpulan yang menjawab pertanyaan penelitian serta saran.
BAB II
DESKRIPSI UMUM TERAPI KESEDIHAN
A. Terapi (therapy)
1. Pengertian Terapi
h. 649.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terapi diartikan sebagai
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan
penyakit dan perawatan penyakit. 1
Sedangkan dalam Kamus Lengkap Psikologi dikatakan bahwa
terapi, yang dalam bahasa lnggrisnya adalah therapy, merupakan suatu
bentuk perlakuan dan pengobatan, yang ditujukan kepada penyembuhan
suatu kondisi yang menyimpang (patologis) pada diri seseorang.2
Menurut Dr.M. Solihin M.Ag. terapi dapatjuga berarti upaya yang
sistematis dan terencana dalam menanggulangi masalah-masalah yang
dihadapi klien (murysadbih), dengan tujuan mengembalikan, memelihara,
menjaga dan mengembangkan kondisi klien agar aka! dan hatinya berada
dalam kondisi dan posisi yang proporsional.3
Pendapat yang berbeda mengatakan bahwa terapi bermakna
pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab, kata terapi
1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), Cet. Ke-I,
2 J.P.Chaplin, Kamus lengkap Psikologi, Penerjemah: Kartini Kartono, (Jakarta: PT
12
sepadan dengan kata ";:.\..i.:;,:i. .... ,';ll" yang berasal dari --.,Liu - A -~"
yang artinya kesembuhan, menyembuhkan, sembuh.4
Dalam al-Qur'an ada beberapa ayat yang dapat dijadikan landasan
untuk tempi, mengacu pada kata "istisyfa" di atas, salah satu di antaranya
ada pada surat al-Isra/17: 82 yang berbunyi:
"Dan kami turunkan dari al-Qur' an sesuatu yang menjadi penawar clan rahmat bagi orang-orang yang beriman clan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (Q/S alIsra/I 7: 82)
Menurut Halmuth H. Schaefer clan Patrick L. Martin dalam
bukunya yang berjudul Behavioral Therapy, mengatakan bahwa terapi
adalah: "any set of procedures which produces a beneficial change in a
patient, ideally, therapy results in permanent change". 5 Terapi adalah
serangkaian prosedur yang menghasilkan suatu perubahan pada pasien,
yang idealnya terapi dapat menghasilkan suatu perubahan yang sifatnya
permanen.
Andrew M. Colman dalam Dictionary of Psychology mengatakan
bahwa terapi adalah, "any form of treatment for a disorder by a method
4 Ahwan Warsan Munawir, ai-Munawwir Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku llmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawwir), h. 782., dalam Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikoterapi dan Konse/ing Islam. (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru), Cet. Ke- I, h. 231.
5 u ... 1~ .. 1-1.. rr c<-L--L'-- ___ J n_. _._, • ....
13
other than surge1y, such treatment in general".6 Yakni berbagai macam
bentuk perlakuan/perawatan. dengan menggunakan teknik yang secara
keseluruhan tidak sama dengan teknik pembedahan bagi seseorang yang
mengalami penyimpangan/sakit.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terapi
memiliki artian yang lebih luas daripada sekedar perawatan ataupun
pengobatan dengan obat-obatan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
apa-apa yang dapat memberi kesenangan/kenyamanan baik fisik maupun
mental pada seseorang yang sakit, dapat dianggap sebagai terapi. Atau
dengan kata lain terapi adalah sebuah upaya penyembuhan atas suatu
gejala kelainan/gangguan atau sakit yang tidak hanya menjangkiti fisik
tapi juga aka] dan mental manusia.
2. Pendekatan-pendekatan dalam Terapi
Seperti yang telah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa ada
banyak sekali jenis terapi, ada terapi yang digunakan untuk memberikan
bantuan penyembuhan dalam bidang kedokteran (medis), dan ada pula
yang digunakan dalam bi dang kej iwaan, seperti:
1. Terapi Terpusat pada Klien (Client-Centered)
Terapi terpusat pada klien dikembangkan oleh Carl Ransom
Rogers pada tahun 1942. Menurut Roger, tidak ada perbedaan antara
konseling dan psikoterapi. 7
'
6 Andrew M. Colman, A Dictionary of Psychology, (New York: Oxford University Press Inc., 2001), Cet. Ke-I, h. 740.
7 ,-, ,. ••T•H• Tf
14
Terapi ini sering juga disebut dengan terapi non-direktif, terapi
_1ems 1111 dilakukan dengan jalan ber<lialog antara konselor dengan klien,
agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal se/f(pemaharnan diri yang
ideal) dengan aktual self (pemahaman diri sesuai dengan kenyataan
sebenarnya).8
Ciri-ciri terapi ini -adalah:
a. Ditujukan kepada klien yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai kepribadian yang terpadu.
b. Sasarannya adalah aspek emosi dan perasaan, bukan segi intelektual klien.
c. Titik tolak konseling/terapi ini adalah keadaan individu termasuk kondisi sosial psikologis masa kini dan bukan pengalaman masa lalu.
d. Proses konseling/terapi ini bertujuan untuk menyesuaikan antara ideal self dengan actual se1/(kondisi diri yang ideal dengan kondisi diri yang ada sekarang).
e. Peranan yang aktif dalam proses konseling/terapi ini dipegang oleh klien, sedangkan konselor adalah pas(frejlekt!f; artinya tidak semata-mata diam dan pasif akan tetapi berusaha membantu agar klien aktif memecahkan masalahnya.9
2. Terapi Tingkah Laku (Behavioral)
Terapi perilaku dikembangkan oleh Wolpe yang mengadopsi dua
konsep behavioral yakni I P Pavlov dan B F Skinner, digunakan untuk
menanggulangi masalah-masalah neurosis. Dimana perilaku menyimpang
adalah hasil dari belajar di lingkungan. 10
Tera pi peri laku merupakan penerapan berbagai macam teknik dan
prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang balajar. Ia menyertakan
8 Ibid. h. 63. 9 !hi/I h t;:A
15
penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada perubahan tingkah
laku. 11
Ciri-ciri terapi tingkah laku adalah:
a. Adanya pemusatan perhatian pada tingkah laku yang tampak dan spesifik.
b. Adanya kecermatan serta penguraian tujuan-tujuan dari treatment yang diberikan.
c. Perumusan prosedur treatmen yang spesifik yang sesuai dengan masalah.
d. Adan ya perkiraan objektif atas hasil-hasil tcrapi. 12
Perilaku dipandang sebagai respon terhadap stimulasi atau
perangsang internal maupun eksternal. Kontribusi terbesar tempi ini adalah
diperkenalkannya metode ilmiah di bidang psikoterapi, yaitu bagaimana
memodifikasi perilaku melalui rekayasa lingkungan sehingga terjadi
proses belajar untuk pernbahan perilaku. 13
Tujuan dari terapi ini adalah untuk membantu klien membuang
respon-respon lama yang mernsak diri dan mempelajari respon-respon
barn yang lebih sehat. Dengan kata lain terapi ini bernsaha agar klien
memperoleh perilaku barn dan mengeliminasi perilaku yang maladaptif
dan memperkuat serta mempertahankan perilaku barn tersebut. 14
3. Terapi Realitas (Rational Emotive)
Terapi ini ditemu-kembangkan oleh Albert Ellis yang lahir di Saint
Pittersburg, Pnsylvania tahun l 913. Sebagai seorang pak_ar psikologi klinis
ia memulai karirnya di bidang konseling perkawinan, keluarga dan seks.
11 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: PT Eresco, I 988). Cct. Kc- I, h. ! 96.
12 Ibid., h. I 99 J3 C'.-.J'.'..,~~ \11:11;_ V·-·----"·--- '-- 1=. " '· ' ' ,-,-,.
16
Terapi ini bernrnla dari ketidak puasannya tcrhadap praktik konsel ing
tradisional yang dinilai kurang efisien, khususnya psikoanalitik yang
pernah ia tekuni. Terapi ini berorientasi pada wilayah kognitif manusia. 15
Terapi realitas atau yang lebih sering dikenal dengan Rational
Emotive Therapy (RET), adalah jcnis terapi yang memandang bahwa
manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek
yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk yang berbuat dan berkembang
serta merupakan satu kesatuan yang berarti manusia itu bebas, berpikir,
bernafsu dan berkehendak. 16
Menurut paham ini, bukanlah pengalaman atau peristiwa eksternal
yang menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung pada pengertian
yang diberikan atas peristiwa atau pengalaman itu. Gangguan emosi terjadi
karena disebabkan oleh pikiran-pikiran seseorang yang irasional terhadap
peristiwa dan pengalaman yang dilaluinya dalam hidup. 17
Menurut Albert Ellis, orang yang mengembangkan teori RET ini
bahwa, pikiran mempengaruhi emosi dan sebaliknya emosi mempengaruhi
pikiran. Pikiran seseorang dapat menjadi emosinya, dan emosi dalam
keadaan tertentu dapat berubah menjadi pikirannya. 18
Adapun tujuan dari terapi ini adalah untuk memperbaiki dan
merubah sikap, persepsi, cam berpikir, keyakinan serta pandangan klien
15 Rosjidan, Madu/ Pendekatan-Pendekatan dalam Konse/ing, (Malang: !KIP Malang, 1994 ). h. 5-6.
16 Sof)ran Willis, Konseling individual Teori dan Praktek, h. 75. 17 !hid., h. 75. 18 • A_'- _
17
yang irasional menjacli rasionaL sehingga yang bersangkutan clapat
mengembangkan clan merealisasi (penyaclaran) cliri yang optimal. Juga
untuk clapat menghilangkan gangguan emosional yang mengakibatkan
kerusakan pacla diri sepe1ii: benci, takut, bersalah, cemas, was-was, dan
lain sebagainya sebagai akibat berpikir yang irasional dan melatih serta
menclidik diri agar dapat menghadapi kenyataan hiclup secara rasional clan
membangkitkan kepercayaan cliri, nilai-nilai diri dan kemampuan cliri. 19
4. Terapi Gestalt
Terapi ini memanclang bahwa manusia/individu itu selaJu aktif
sebagai keseluruhan clan bukan bagian-bagian (partial) atau organ-organ
semata. lncliviclu yang sehat adalah inclividu yang seimbang antara ikatan
organisme dan lingkungan. Karena itu pertentangan antara keberaclaan
sosial clan biologis merupakan konsep clasar terapi gestalt.20
Pertentangan antara keberadaan sosial dan keberadaan biologis
dapat diinclikasikan clengan adanya sikap manusia yang mencoba untuk
menyatakan apa yang seharusnya claripacla apa yang sebenarnya. Menurut
Per!s, neurosis aclalah akibat dari gaga! dan bingungnya incliviclu clalam
melihat kebenaran. 21
Tujuan terapi ini adalah untuk membantu klien menjacli incliviclu
yang mercleka clan bercliri sendiri. Untuk mencapai itu semua cliper!ukan
aclanya:
19 Sofyan \Viii is, Konseling individual Teori dan Praktek, h. 76. 20 TJ~:A h C.L
18
a. Usaha penyadaran diri klien tentang apa yang dilakukannya. b. Mernbantu klien untuk sadar tentang siapa dan apa hambalan
dirinya. c. Membantu rnenghilangkan harnbatan dalam pengernbangan
penyadaran diri klien. 22
5. Terapi Logo (Logo Therapy)
Terapi Logo dikembangkan oleh Frankl pada tahun 1938 ketika ia
menjadi tawanan di karnp Nazi bersama tawanan yahudi lainnya, istri, ibu
dan ayahnya meninggal di karnp itu. Semua tawanan mengalami
penderitaan yang sangat berat, sehingga saat itu muncul inspirasinya
rnengenai makna (logo) kehidupan, makna penderitaan, kebebasan rohani,
tanggung jawab kepada tuhan, manusia dan makhluk lainnya. 23
Terapi ini memandang bawa kebebasan fisik boleh dirampas, akan
tetapi kebebasan rohani tak akan hilang dan terampas, dan hal yang
demikian itu akan menimbulkan kehidupan yang bermakna dan bertujuan.
Kebebasan rohani aitinya adalah kebebasan manusia dari godaan nafsu,
keserakahan dan lingkungan yang penuh dengan persaingan dan konflik.
Untuk menunjang kebebasan rohani itu dituntut tanggung jawab terhadap
Tuhan, diri dan manusia lainnya. Menjadi manusia adalah kesadaran dan
tanggung jawab. Adapun tujuan dari terapi ini adalah untuk membantu
klien untuk menemukan makna dari penderitaan, kehidupan serta cinta
alas permasalahan yang sedang dihadapinya.24
Selain itu menurut Dr. Muhammad Solihin, ada tiga buah terapi lagi
selain kelima terapi di atas, yaitu:
2~ Sofyan Willis, Konse/ing individual J'eori dan Praktek, h_ 67. 2.> ,,_ • ' 1 ,..... •
19
I. Terapi Rclaksasi
Terapi jenis ini diberikan kepada orang yang mudah disugesti.
Terapi model ini umumnya dilakukan oleh seorang terapis yang ahli dalam
bidang hipnotis. Dengan terapi sugesti ini klien diarabkan untuk dapat
melakukan relaksasi.
2. Tcrapi Kcagamaan
Adalah terapi yang dilaknkan dengan menggunakan pendekatan
keagamaan seperti menggunakan ayat-ayat suci al-Qur'an, Hadist nabi dan
pemikiran-pemikiran keislaman yang secara implisit mengandung terapi.
Adapula yang menggunakan Dzikir dan do'a-doa tertentu yang pada
intinya memobon kepada Allah agar diberi ketenagan hati. Dengan terapi
jenis ini diharapkan seseorang dapat terbebas dari rasa cemas, tegang,
depresi, dan lain-lain.
3. Terapi Holistik
Adalah terapi yang mencakup keseluruhan aspek manusia, dalam
artian bahwa terapi dilakukan tidak banya melalui obat-obatan semata,
atau banya ditujukan pada aspek-aspek kejiwaan akan tetapi mencakup
aspek-aspek lain seperti organobilogy, psikologi, psikososial, psikoritual
dan lain sebagainya, sehingga klien dapat diobati secara menyeluruh. Pada
intinya terapi holistik ini adalah bentuk terapi yang memandang
keseluruhan aspek pada klien. 25 .
20
Dewasa ini, dengan semakin berkembangnya ilrnu pcngetahuan di
segala bidang, mernberikan sumbangan yang sangat berarti bagi
perkembangan terapi. Saal ini bisa ditemukan model-model terapi lainnya
yang mengacu pada pemahaman memberikan bantuan pada seseorang
untuk dapat mengatasi atau keluar dari permasalahan yang dihadapinya.
seperti terapi dzikir, terapi shalat, dan lain-lain.
B. Pengertian Kesedihan
Kata dasar dari kesedihan adalah sedih, diberi imbuhan ke-an. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "sedih" diartikan sebagai perasaan
sangat pilu dalam hati dan atau menimbulkan rasa susah dalam hati.
Sedangkan kesedihan memiliki makna perasaan yang sedih, duka cita:
kesusahan hati.26
Sedangkan dalam Kamus al-Bisri dikatakan bahwa sedih yang dalam
, ' ' bahasa Arabnya adalah 0 ;.., kesedihan 0)-.\, yang merupakan lawan kata dari
cj (gembira). Kata sedih ini juga dapat disepadankan dengan kata "bencana"
, ' 0)-1.27
al-Qur'an seringkali mengungkapkan bahwa kesedihan pada umumnya
berbarengan dengan kecemasan, ketakutan dan kegelisahan, hal ini dipertegas
dalam surat Ali Imran ayat 170, surat Yunus ayat 62-63 dan banyak lagi yang
26 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. I 009.
27 lF I I A I ' > r. • • '
21
lain. Hal ini mengindikasikan bahwa sedih. cemas. takut clan gelisah
merupakan perwujuclan emos1 yang keruh (labil/gamang). dan jika
menjangkiti manusia, maka semuanya akan mengeruhkan kejernihan
hiclupnya. Ayat-ayat tersebut juga menunjukkan bahwa beriman kepada Allah
dan bertakwa pada-Nya, serta beramal saleh, semua itu akan menjaga dari rasa
takut dan sedih, serta mengobati kedua emosi tersebut.28
Dalam surat al-Baqarah/2: 112 dikatakan:
"Tidaklah demikian, bahkan barang si apa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q/S alBaqarah/2: 112)
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa Sedih
adalah suatu bentuk emosi yang kontradiktif dengan gembira. Sedangkan
kesedihan adalah ketika sedih tadi diderita oleh seseorang dan memberikan
efek yang berlebih. Kesedihan adalah sesuatu yang dapat menjangkiti siapa
saja yang mengakibatkan ketidak nyamanan dalam hati dan pikiran, sifatnya
berlawanan dengan kegembiraan yang akhirnya menghadirkan ketidak
kebahagiaan dalam hidup dan dengannya seseorang dapat mengalami
gangguan-gangguan fisik dan juga mental seperti lesu, ticlak bersemangat,
28 Jl.A •• t. ______ J '' r.
22
kurus. kelopak mata cekung, pemurung, menyendiri. sensitit: tress. mudah
marah dan bahkan gila.
Dengan demikian. maka dapat dikatakan bahwa tempi kesedihan
adalah sebuah upaya membantu orang lain kepada seseorang. untuk dapat
menciptakan suatu kondisi fisik, pikiran dan mental yang nyaman dan tenang,
bagi seseorang yang sedang mengalan1i kesedihan.
L Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kesedihan.
Menurut Dr. Muhammad 'Utsman Najati, kesedihan akan timbul
jika seseorang mengalami kehilangan. Kehilangan itu dapat berupa orang
yang dicintai, kehilangan benda/materi yang memiliki nilai besar
(berharga), ditimpa oleh malapetaka, musibah, ataupun gaga! dalam
I. "k k . ~ merea 1sas1 an suatu per ara yang pentmg.-
Menurut lbnu Miskawaih yang mengutip pendapat al-Kindi
tentang kesedihan, menyatakan bahwa, penyebab utama kesedihan adalah
penyesalan atas kepergian orang-orang atau kekayaan duniawi yang kita
cintai. Ia menyebutkan bahwa ia pemah mendengarkan cerita tentang
Socrates yang ditanya tentang keadaannya yang selalu bersemangat dan
tidak pemah bersedih, lalu Socrates menjawab, "karena aku tidak
menyimpan sesuatu yang membuatku bersedihjika ia hilang."30
lbnu Miskawaih secara terns terang mengatakan bahwa ia memang
mengutip pendapat al-Kindi tentang terapi kesedihan dalam risalah "Dal
29 'Utsman Najati, Ji1va Manusia dala1n Soro/an Al-Qur'an, h. 106. 30 Ibnu Miskawaih, Tahdzib al-Akhlaq, (Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyah, 1985) h. 181.,
...I_'-
25
c. Kehilangan Kontrol Pikiran dan Pernsaan
Seringkali orang yang sedang tertimpa kesedihan yang
mendalam, mengalami kehilangan aka! sehatnya. yakni tidak dapat
berpikir secara rasional dan logis sehingga tidak lagi mampu untuk
mengontrol perasaannya. Biasanya orang yang seperti ini akan selalu
diliputi rasa amarah, benci, takut, dendam, kecewa dan lain
sebagain ya.
Pada akhirnya jika seseorang terns berlarut-larut berada dalam
kondisi di atas, maka akan sangat memungkinkan menjadikan
seseorang kehilangan kesadaran dan daya intelektualnya, sehingga
yang bersangkutan bisa menjadi gila dan akhirnya harus dirawat di
rumah sakit jiwa.32
32 • • • •• ~ •
BAB III
DESKRIPSI BIOGRAFI DAN KARY A AL-KINDi SERTA
PEMIKIRANNY A MENG EN Al TERAPI MENGAT ASI KESEDIHAN
A. Riwayat Hidup Al-Kindi
Tokoh filsafat muslim pertama ini bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub
bin Ishaq bin Sabah bin lmran bin Ismail bin Muhammad bin al-Asyats bin
Qais al-Kindi. Beliau lahir di Kufah (sekarang Iran) tanpa diketahui secara
rinci tanggal, bulan dan tahun berapa. Ada yang menyebutkan beliau lahir
sekitar tahun 185 Hijriyah atau 801 Masehi, ada pula yang menyebutkan
sekitar tahun 800 Masehi. Beliau adalah keturunan suku Kindah Yaman yang
merupakan salah satu suku Arab yang besar sebelum datangnya Islam, nenek
moyangnya merupakan penguasa suku tersebut dan ayahnya, Ishaq bin Sabah
adalah penguasa Kufah pada masa khalifah al-Mahdi (775-785) dan Harun al
Rasyid (785-807), sedangkan kakeknya al-Asyats bin Qais adalah salah satu
sahabat Rasulullah SAW. 1
Moyang al-Kindi yang paling awal memeluk Islam adalah al-Syats lbn
Qais, beliau termasuk salah seorang sahabat nabi yang datang pertama kali ke
kota Kufah. Bersama S'ad Ibn Abi Waqash berperang melawan Persia di Irak
(Siffin). Di bawah kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib, ia memegang panji
keluarga Kindah, dan turut berperang melawan pemberontakan kaum Khawrij.
Di kemudian. hari salah seorang anak lelaki al-Syats yang bernama
Abdurrahman melakukan pemberontakan terhadap penguasa Bani Umayyah.
27
ai-Hajjt~i lbn Yusuf penguasa Irak dan 1-Iijaz, hingga akhirnya terbunuh, ha!
inilah yang kernudian mengakibatkan anak keturunan suku Kindah tidak
mendapatkan kedudukan yang penting di pemerintahan pada masa dinasti bani
Umayyah. Meskipun demikian, nama besar suku Kindah ini masih disegani
dan dihormati di Kufah. Barn setelah dinasti Abbasiyyah berkuasa, suku
Kindah kembali mendapatkan kedudukan strategis dalarn pemerintahan.2
Dengan kekayaan yang dimiliki, Ishaq bin Sabah (ayah al-Kindi)
sangat memanjakan anak kesayangannya ini di bidang pendidikan. Al-Kindi
rnenghabiskan masa kanak-kanaknya dan mulai menuntut ilmu di Kufah.
Segera setelah lulus pendidikan dasar ia meminta kepada ayahnya untuk
memindahkannya ke Bashrah (Baghdad) yang merupakan pusat kegiatan
intelektual masa itu. Di sana beliau mempelajari ilmu sastra dan filsafat.3
Di antara tokoh-tokoh filsafat yang dikagumi al-Kindi adalah Plato,
Aristoteles dan Plotinus. Pokok ajaran filsafat Plato adalah mencan
pengetahuan tentang pengetahuan, berpikir dan mengalami adalah dua hal
(earn) yang berbeda untuk memperolel] pengetahuan. Menurutnya,
"pengetahuan yang diperoleh dari basil berpikir lebih tinggi nilainya dari
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman." Untuk menjelaskan ini Plato
menganalogikannya dengan dunia materi dan dunia immateri, pengetahuan
basil pengalaman dianalogikan seperti dunia materi yang selalu berubah-ubah.
Sedangkan pengetahuan dari hasil berpikir bagaikan dunia immateri, .
2 Ahmad Fuad al-Ahwani, Fi/safat Islam. (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004), Cet. Ke-9, h. 64-65.
J 1' ,o._L __ _JJ_' T7
100.
28
kebenarannya mantap dan tidak akan pernah berubah. Contohnya ketika kita
menatap seekor kuda perang yang gagah, maka pengetahuan dari hasil
pengalaman akan mendcfinisikan gagah dan cantik dari kuda tersebut seperti,
deru nafasnya, tegap dadanya, kaki-kaki yang kokoh, warnanya terang dan
lain sebagainya. Di lain pihak jika pengetahuan hasil berpikir yang digunakan
maka tidak semua kuda yang dem nafasnya kencang, tegap dan lain-lain
adalah gagah. Bisa saja kuda itu dikatakan gagah karena penunggangnya
adalah seorang yang berwibawa atau kuda itu pernah menyelamatkan
kehidupan seseorang. Pada intinya dunia materi yang terikat mang dan waktu
tidak akan pernah bisa menandingi dunia idea ( cita-cita, ideal, alam pikiran).4
Aristoteles, adalah salah satu tokoh filosuf Yunani selain Plato yang
juga menjadi pengamh corak pemikiran al-Kindi, Aristoteles percaya dengan
adanya Tuhan, bukti bahwa Tuhan itu ada, menurutnya adalah Tuhanlah
sebagai penyebab semua gerak (a.first cause of motion).5
Aristoteles terkenal juga dengan julukan bapak logika karena ia
mengajarkan untuk berpikir secara teratur menurut umtan yang tepat atau
berdasarkan hubungan sebab akibat. lntisari dari ajaran logika Aristoteles
adalah Silogistik, yaitu menarik suatu kesimpulan dari kenyataan yang umum
atas suatu hal yang khusus, contohnya: Semua orang akan mengalami
·• Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: UI Press, I 986), Cet. Ke-3, h. 99-
j A I
29
kematian dan Sokrates adalah orang, maka kesimpulannya adalah. Sokrates
k I . k . 6 a an n1enga am1 en1at1an.
Kemudian tokoh selanjutnya yang juga digemari oleh al-Kindi adalah
Plotinus, la berpandangan bahwa yang Satu (Esa) adalah pangkal dari segala-
galanya. Yang Satu itu sifatnya sempurna, tidak mencari apa-apa, tidak
memiliki apa-apa dan tidak membutuhkan apa-apa, maka kemudian keluarlah
sesuatu dari yang Satu itu dan mengalir menjadi barang-barang/makhluk yang
ada dari Dia (emanasi/pancaran). 7
Menurut Plotinus jiwa itu memiliki hubungan ke atas dan ke bawah, ke
atas ia berhubungan dengan aka! yang menghasilkan kekekalan sedangkan
hubungan ke bawah ia berhubungan dengan benda. Karena hubungannya
dengan benda cukup erat (jasmani), maka kemudian jiwa-jiwa itu lupa akan
kebesaran nilainya dan ketinggian asalnya. Akibat dari keterikatan itu jiwa-
jiwa tadi menjadi lupa pada yang satu, yang baik, dan kepada Tuhan yang
memberikan emanasi (pancaran). Hasil dari itu semua adalah keinginan yang
kuat untuk mencari barang-barang yang diingininya yang bersifat rendah
daripada mencari Tuhan. 8
Demikianlah kiranya tokoh-tokoh filsafat Yunani yang secara tidak
langsung telah menjadi guru al-Kindi yang sedikit banyak memberikan
pengaruh pada pola pikir dan pemahaman beliau dalam menciptakan karya-
karyanya.
6 Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, h. I 19-121. 7 A l-..---1 "'--"-=- ,...,,_ r , r 1
30
Mengenai corak pemikiran beliau (al-Kindi) dalam bidang filsafat,
tidak banyak yang dapat mengetahuinya. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya
karya-karya filsafat al-Kindi yang hilang dan hanya sedikit yang bisa
d. k 9 1temu an.
Seperti yang dikatakan oleh Seyyed Hosein Nasr, bahwa banyak sekali
karya-karya al-Kindi yang hilang, sehingga para ilmuan mengalami kesulitan
untuk memahami lebih lanjut corak pemikiran al-Kindi ini. Bukti dari
lenyapnya naskah-naskah al-Kindi adalah dengan tidak ditemukannya
beberapa buku yang mungkin saja hilang karena penyitaan perpustakaan milik
al-Kindi, serta akibat penyerbuan bangsa Tatar (Hulagu Khan) ketika
mengambil alih Bagdad. 10
Mengenai ketertarikan al-Kindi terhadap filsafat, khususnya filsafat
Yunani menjadikannya salah seorang yang paling mendukung kegiatan
penerjemahan buku-buku berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab di mana
pada masa itu gerakan penterjemahan sedang berada pada puncak
kejayaannya. Untuk menampung kegiatan penerjemahan tersebut, Khalifah al-
Ma'mun selaku penguasa tertinggi masa itu mendirikan sebuah pusat
pengkajian dan penerjemahan yang diberi nama "Bait al-Hikmah". Lembaga
ini telah berdiri ketika al-Kindi datang ke Baghdad beliau mengawasi
sejumlah murid-muridnya yang menerjemahkan buku-buku Yunani dan ia pun
9 Ahmad Fuad al-Ahwani, Filsafal Islam, h. 68. 10 ~ • • - ••
31
mengoreksi (merevisi) sebagian buku terjemahan yang diterjemahkan para
. I d . II pener1ema i pa a saat 1tu.
Al-Makmun menunjuk al-Kindi clan bersama al-Khawarizmi serta
banu Musa bersauclara untuk menangani masalah penterjemahan manuskrip-
manuskrip keilmuan berbahasa Yunani ke clalam bahasa Arab. 12
Untuk mengalih bahasakan istilah-isltilah filosofis dan ilmiah tertentu
yang ia temukan dalam karya-karya asing, al-Kindi menciptakan beberapa
kata barn dalam bahasa arab, seperti .firm untuk tubuh, Thinah untuk materi,
al-Tawahum untuk imajinasi dan banyak lagi yang lainnya. 13
Al-kindi clikenal sebagai seorang filosuf muslim pertama karena dialah
orang islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat, dan juga karena
Hingga abacl ke-2 Hijriyah atau abad ke-7 Masehi, pengetahuan filsafat masih
lebih cliclominasi oleh orang-orang Kristen Suriyah. 14
Selain dikenal sebagai seorang penerjemah, al-Kindi juga dikenal
sebagai seorang pemikir muslim Arab pertama yang menyelaraskan filsafat
dan agama. Ini karena beliau telah banyak menyimpulkan karya-karya filsafat
Helenisme (kebuclayaan Yunani yang mempengaruhi pola pikir), pemikiran-
pemikiran tersebut kemudian dikaji kembali lalu diselaraskan dengan ajaran
agama. 15
Sekitar pada tahun 833 Hijriyah, al-Mu'tasim melakukan kudeta
menggulingka~ pemerintahan sauclaranya, al-Ma'mun. Pada masa al-
11 Kartanegara, Mozaik Khazanah Islam, h. 28. 12 www.rnuslirnphilosophy.com/kindi/default 13 Kartanegara, Mozaik Khazanah /slam, h. 28. 14 I>--··-- n_...J_I.-~ r .. -~LI_ ---"- •-'-
32
Mti'tasim ini, al-kindi masih tetap melakukan tugas-tugasnya di Bail al-
f-fikmah dan diangkat sebagai guru putra khalifah al-Mu'tasim yang bernama
Ahmad. 16
Al-Kindi, selain memiliki hubungan yang baik dengan para Khalifah
seperti al-Ma'mun, Mu'tashim dan watsiq, ternyata ia juga memiliki corak
pemikiran yang sedikit banyak sejalan dengan aliran Mu'tazilah pada saat itu,
di mana para khalifah di atas tadi _juga merupakan pendukung paham aliran
ini. Pada masa-masa khalifah tersebut al-Kindi hidup tenang dan dihormati,
selain sebagai seorang penterjemah dan guru, ia _juga bekerja di kekhalifahan
sebagai tabib dan peramal istana. 17
Pemikiran-pemikiran al-Kindi dipandang sejalan dengan paham aliran
Mu'tazilah. adalah karena dalam menangam berbagai permasalahan,
khususnya yang menyangkut soal-soal filsafat maupun keagamaan, Mu'tazilah
lebih mengedepankan penggunaan ras10 atau penalaran aka! untuk
menyelesaikannya. 18
Seperti yang telah dikatakan di atas, bahwa al-Kindi adalah orang
pertama yang menyelaraskan filsafat dan ajaran agama, namun bukan berarti
sebelum beliau tidak ada orang yang tidak memperhatikan filsafat. Dikatakan
sebagai orang pertama karena beliau melakukan upaya yang cukup gigih
dalam mengembangkan sebuah sistem ensiklopedis atas filsafat yunani. 19
16 \VW\v.muslin1philosophy.com 17 Muhammad 'Utsman Najati, penerjemah Gazi Saloom S.Psi., .Jiwa Dalam Pandangan
Para Fi/osofMuslim. (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), Cet. Ke-2, h. 22. 18 Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam Ringkas, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002),
rAt f( a ') \, ')()')
33
Al-kindi hidup pada masa khilafah Abbasyiyah di bawah
kepemimpinan khalifah yang berbeda-beda di antaranya; kha!ifah al-Amin
(809-813), khlifah al-Ma'mun (813-833), khalifah al-Mu'tasim (833-842),
khalifah al-Wasiq (842-847) dan terakhir khalifah al-Mutawakkil (842-861 ).
Dari sekian banyak khalifah, hanya pada masa pemerintahan al-Mutawakkil
al-Kindi mengalami nasib yang kurang baik.20
Pada masa pemerintahan khalifah Abbassiyyah terakhir, al-
Mutawakkil, al-Kindi mengalami nasib yang tragis, al-Mutawakkil adalah
khalifah yang tidak sepaham dengan ajaran-ajaran aliran Mu 'tazilah, al-Kindi
oleh al-Mutawakkil dicopot dari jabatan-jabatannya baik di pemerintahan
maupun pendidikan. Jabatan sebagai guru istanapun diambil alih oleh Banu
Musa yangjuga tergolong seorang ilmuan namun tidak sepopuler al-Kindi.21
Dalam sebuah cerita dikatakan bahwa suasana dimana Khalifah al-
Mutawakkil pada saat memerintah berpaham ahlu al-Sunnah wa al Jama 'ah,
dimanfaatkan oleh Muhammad dan Ahmad dua orang putra Musa Ibn Syakir.
Dengan melakukan intrik yakni menghasut al-Mutawakkil, mereka
mengatakan bahwa "orang yang mempelajari filsafat tidaklah memiliki rasa
hormat pada negara." Akhimya al-Mutawakkil memerintahkan untuk
menghukum al-Kindi, serta perpustakaannya yang bemama al-Kindiyah
disita.22
20 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: lchtiar Baru Vanhoeve, 1997), Cet. Ke-4, h. 69.
'.'. Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensik/opedi Islam, h. 70.
34
Setelah kejadian tersebut, al-Kindi mengasingkan diri ke Baghdad dan
menjauhkan diri dari keramaian dan hiruk-pikuk dunia pada sisa hidupnya,
dan akhirnya meninggal di sana. Mengenai tanggal kematian al-Kindi, para
tokoh memiliki pendapat yang berbeda-beda, letapi pendapat yang paling kuat
mengatakan bahwa ia meninggal dunia pada tahun 252 Hijriyah atau 866
Masehi.23
Di lain pihak ada pula yang mengatakan bahwa al-Kindi wafat pada
tahun 873 M di zaman ketika khalifah al-Mu'tamid berkuasa.24
Dalam sebuah kisah, al-Kindi diceritakan oleh al-Jahidz dalam
bukunya yang berjudul "al-Bukhala" sebagai seorang yang kikir, dan ia
memiliki hewan-hewan langka yang mahal dalam kebun kediamannya.
Terlepas dari apakah cerita 1111 merupakan sebuah upaya subjektif untuk
menjatuhkan nama al-Kindi atau tidak, tetapi pada kenyataannya al-Kindi
memang hidup terpisah dari masyarakat atau tepatnya memencilkan diri untuk
menekuni pembacaan buku-buku dan menulis karya-karya ilmiah. 25
Ada juga sedikit riwayat yang menceritakan bahwa al-Kindi mampu
mengobati dengan musik, diceritakan bahwa ada tetangganya yang merupakan
seorang pedagang besar/saudagar memiliki seorang anak, pada suatu ketika
anaknya itu terserang penyakit jiwa dan para dokter tidak sanggup untuk
mengobatinya. Ketika saudagar itu bertanya-tanya kepada para sahabatnya
untuk mencari dokter yang sanggup menyembuhkan anaknya dari penyakit
jiwa itu, ia mendapat jawaban bahwa sebenarnya selama ini ia bertetangga
23 'Utsn1an Najati, .Jiwa Da/a111 Pandangan Para Filosoj'Mus/inz, h. 22. 24 ,. .
35
dengan seorang filosof dan dokter yang lebih rnengerti rncngenai
penyembuhan penyakit itu. Jika ia rnau datang padanya maka ia akan
rnendapatkan apa yang ia inginkan. Singkat cerita, al-Kindi akhirnya rnau
menyernbuhkan anak saudagar itu dengan musik dan berhasil.26
Dalam bidang musik al-Kindi beranggapan bahwa hendaknya musik
dimainkan menyesuaikan dengan waktu-waktu tertentu seperti, dalam
beberapa risalahnya al-Kindi rnenyebutkan beberapa jenis rnusik, yaitu ada
yang mampu membangkitkan daya dorong manusia, ada yang dapat
membangkitkan daya khayal dan impian, ada yang dapat mengobarkan
sernangat dan adajuga yang dapat menirnbulkan rasa sedih dan kesal.27
Demikianlah kiranya sedikit gambaran mengenai perjalanan hidup al
Kindi, seorang pemikir muslim yang luar biasa, namun berakhir tragis akibat
fitnah dan tipu daya orang-orang yang mernbencinya.
B. Karya-Karya Al-Kindi
Sernasa hidupnya Al-Kindi rnenghasilkan banyak kaiya, sebagian
besar di antaranya berupa catatan-catatan singkat dan pendek. Para ahli sejarah
berbeda pendapat dalarn menentukan jurnlahnya, karena sebagian besar di
antaranya telah hilang dan hanya sedikit sekali yang rnasih tersisa. Karya
karya al-Kindi yang tersisa dan sedikit itupun tersebar di berbagai
perpustakaan dunia. Akibat dari banyaknya karya al-Kindi yang hilang ini,
rnengakibatkan' sulitnya para ilmuan untuk rnemperoleh data yang akurat baik
36
yang menyangkut pemikiran maupun jumlah karya yang telah dibuat oleh al-
Kindi.28
lbnu an-Nadim menyebutkan babwa al-Kindi memiliki 238 risalab,
senada dengan al-Qathfi yang juga menyebutkan sekitar jumlah yang sama,
berbeda dengan Ibnu Abi Ushaibiah, ia menyebutkan bahwa risalah al-Kindi
lebih dari angka 238.29
Adapun karya-karya al-Kindi yang sampat sekarang masih dapat
ditemui, meskipun jarang, di antaranya:
I. Fi al-Qaul Fi an-Nafs (Pendapat Tentang Jiwa)
2. Kalamji an-Nqfe (Pembahasan Tentang Jiwa)
3. Mahiyah an-Naum wa ar-Ru 'ya (Substansi Tidur dan Mimpi)
4. Fi al-Aql (Tentang Akal)
5. Al-Hillah Ii Daf'I al-Ahzan (Kiat Menahan/Menepis Kesedihan)
6. Fi al-Falsqfah al-Ula (Filsafat Pertama)
7. Risa/ah Ji Hudud al-Asya' (Hukum Benda-benda/ Alam)
Empat risalah pertama diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul
Rasa 'ii al-Kindi al-falsqfiyah yang disahkan/diverifikasi kebenarannya oleh
Muhatnmad Abdul Hadi Abu Raidah.30
Adapun dua risalah berikutnya yakni, Fi al-Aql dan al-Hillah li Daf'J
al-Ahzan, diterbitkan dalam buku Rasa 'ii al-Falsqfiyah li al-Kindi wa al-
28 'Utsman Najati, .Jbva Dalarn Pandangan Para Filosof Muslim, h. 22. 29 Muhammad Abu I Hadi Abu Raidah, Rasa 'if a/-Kindi al-Fa/safiyah (Kairo: Dar al-Fikr
al-Farabi, 1950), h. 269., dalam 'Utsman Najati, Jiwa Dalam Pandangan Para Fi/osqf Muslim. h.
37
Farahi wa Jhnu Bajah wa lhnu Arahi. diverifikasikan oleh Dr. Muhammad
Abdurrahman Badawi.31
Pendapat lain mengatakan bahwa basil kmya yang ditulis al-Kindi
berjumlah 241 yang terbagi ke dalam beberapa kategori keilmuan, enam belas
risalah di bidang astronomi, sebelas risalah aritmatika, tiga puluh dua risalah
geometry, dua puluh dua risalah pengobatan, dua belas risalah anatomi, dua
puluh dua risalah filsafat, sembilan risalah logika, lima risalah psikologi serta
tujuh risalah tentang seni dan musik. Al-Kindi adalah seorang yang memiliki
bm1yak keahlian dalam berbagai bidang keilmuan jika dirujuk pada karya-
karya yang telah dihasilkannya, di antaranya adalah matematika, anatomi,
astronomi, psikologi, geografi, kimia, dan bahkan ahli di bidang musik.32
C. Tera pi Mengatasi Kesedihan Menurut al-Kindi
Dari sekian banyak pemikiran yang dihasilkan al-Kindi, ada sebuah
karya kecil yang jarang diketahui banyak orang, dimana karya kecil m1
membahas tentang masalah kesedihan. Karya beliau tentang kesedihan 1111
diberi judul "fl al-Hillah Ii Daf'J al-Ahzan" (kiat melawan kesedihan).33
"Risa/ah al-Hil/ah Ii Dqf'i al-Ahzan" adalah salah satu hasil karya al-
Kindi yang berusaha mendiskusikan suatu gangguan psikis (neurosis) pada
manusia yang sering disebut sebagai kesedihan (a/-huzn). 34
31 Abdurrahrnan Badawi, Rasa 'ii al-Falsajiyah Ii a/-Kindi wa al-Farabi wa lbnu Bajah wa lbnu Arabi, (Beirut: Dar al-Andalus, 1983), Cet. Ke-3., dalam 'Utsman Najati, Jiwa Dalam Pandangan Para Filosa/ Muslim, h. 23.
32 Ibid, phils/muslim/kindi.html. ".Muhammad 'Utsman Najati, Jiwa Dalam Pandangan Para Fi/osof Muslim, (Bandung:
38
1. Kesedihan
Dalam karya kecil ini bcliau mendefinisikan kesedihan sebagai
suatu penyakit yang menimpa manusia. atau lebih tepatnya sebagai.
sebuah gangguan psikis (neurosis) yang terjadi karena kehilangan hal-hal
yang diinginkan.35
Al-Kindi memandang bahwa, sedih adalah sualu penyakit yang
dapal menjangkiti manusia di mana saja, kapan saja dan siapa saja, ha! ini
terjadi ketika yang bersangkutan memiliki suatu keinginan dan kemudian
mengalami kehilangan atau kegagalan alas sesuatu yang diinginkannya
iltL
Sedih memang tidak dapal dihindarkan, namun seberapa besar
kesedihan ilu mampu mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang adalah
lerganlung pada seberapa besar rasa ingin yang dimiliki oleh orang
lersebut
2. Faktor Penyebab Timbulnya Kesedihan
Dalam membicarakan masalah kesedihan ini, lenlu saja al-Kindi
lidak lupa unluk menemukan/merumuskan penyebab-penyebab alas
timbulnya kesedihan ilu sendiri.
Menurut al-Kindi, penyebab dari kesedihan adalah sikap manusia
yang menjadikan kecinlaan dan keinginan akan hal-hal yang bersifat
inderawi (~ana), berada pada posisi yang linggi, yakni menjadi sualu ha!
paling ulama. Kemudian karena keinginan dan kecintaan yang bersifal
35 Al-Kindi, Fi al-Hillah Ii Dqf'! a!-Ahzan, dalam Abdurrahman Badawi, Rasa 'ii al-
39
inderawi tadi hilang atau tidak berhasil diraih maka orang itu akan dengan
mudah tertimpa kesedihan. Sebaliknya kecintaan dan keinginan yang
bersifat rasional akan selalu abacli clan tidak akan mengalami kehilangan.
Oleh karena itu jika seseorang menginginkan kebahagiaan clan mencegah
clirinya dari gangguan keseclihan, maka ia harus menjaclikan kecintaan dan
keinginan-keinginannya berada pada clunia yang rasional dan bukan pada
dunia inderawi/materi (Fana).36
Dengan demikian clapat disimpulkan bahwa hal yang sangat
mendasar yang dapat menyebabkan timbulnya kesedihan adalah,
irrasionalitas alam pikiran manusia yang menimbulkan keinginan dan
kecintaan pada hal-hal yang bersifat inderawi (fana).
Menurutnya, manusia akan selalu mengalami kehilangan atas
sesuatu yang dicintai atau yang dicari. Jika seseorang selalu membiasakan
diri untuk bersedih setelah mengalami kehilangan tersebut, maka orang itu
pasti akan selalu berada dalam (tertimpa) kesedihan.37
Dalam menentukan penyebab dari kesedihan, al-Kindi tidak
membuat skema berurutan, beliau hanya mengupas esensi penyebab dari
kesedihan yakni kehilangan dari sesuatu yang dicintai. Kecintaan disini
identik dengan hal-hal yang menurut beliau bersifat inderawi/materi (fana)
yang mana keberadaan fisik ataupun sifatnya sewaktu-waktu dapat dengan
mudahnya untuk lenyap . .
11, •••
40
3. Tcrapi Mcngatasi Kesedihan
Untuk mengatasi dan mungkin mencegah timbulnya kesedihan. al-
Kindi mengemukakan beberapa fiJrmula yang kiranya dapat digunakan
sebagai terapi. baik sifatnya mengobati dan ataupun pencegahan atas
penyakit sedih ini.
Al-Kindi mengatakan bahwa ')ati diri manus1a sesungguhnya
adalah pada jiwanya, bukan pada tubuh fisikya." "Human beings are what
they truly are in the soul, not in the body. "38
Menurut al-Kindi, "sesungguhnya kita ada karena jiwa, atau kita
ada bukan karena fisik dan fisik hanyalah alat bagi jiwa untuk
mengekspresikan keberadaannya. Tindakan fisik akan menjadi suci karena
kesucian jiwa. Maka memperbaiki jati diri kita (j iwa) lebih baik daripada
memperbaiki alat kita.''39
Memperbaiki jiwa adalah untuk membiasakan diri berpikir rasional
dan juga membiasakan diri dengan melakukan hal-hal terpuji, karena
bahwa ketika kesucian jiwa dapat terjaga maka secara otomatis perilaku
yang dihasilkan akan ikut menyesuaikannya.
Adapun saran-saran yang ditawarkan al-Kindi untuk dapat
terhindar dari kesedihan adalah sebagai berikut:
a. Memahami sifat dasar dari kesedihan, yakni membedakan apakah
kesedihan itu timbul akibat perbuatan diri sendiri ataukah ditimbulkan . 38 www.muslimphilosophy.com/ip/kin.htm. 39 Al-Kindi, Fi at-Hillah Ii Daf'I al-Ahzan, dalam Abdurrahman Badawi, Rasa 'ii al-
41
dari perbuatan orang lain. Jika sekiranya kesedihan itu datang akibat
perbuatan kita sendiri, maka hendaknya yang bersangkutan mampu
rnelakukan upaya untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan
yang sekiranya dapat menimbulkan kesedihan. Jika kesedihan itu
timbul akibat perbuatan orang lain, rnaka kita harus berupaya untuk
dapat terhindar dari perlakuan orang lain yang sekiranya rnenimbulkan
kesedihan tersebut. Jika upaya-upaya tadi telah dilakukan namun
kesedihan tetap menimpa kita, maka kita harus dapat rnenyadarkan diri
bahwa itu sernua rnerupakan konsekwensi logis yang rnemang harus
kita terima, sehingga tempo dari kesedihan yang kita alami dapat
dipersingkat dan dampaknya buruknya dapat kita kurangi.40
b. Berusaha untuk mengingat-ingat dan menyadarkan diri bahwa apa-apa
yang kita alami (kehilangan) yang mengakibatkan kesedihan, pernah
dialami oleh orang lain dan pada akhirnya kehilangan tersebut dapat
diterima dan kesedihan-kesedihan itu lama-kelamaan sirna. 41
c. Berupaya unuk menyadarkan/mengingatkan diri bahwa keinginan kita
untuk tidak pernah tertimpa bencana (kehilangan yang menimbulkan
kesedihan), adalah sama dengan menginginkan bahwa kita tidak
pernah ada di dunia, dengan kata lain menginginkan sesuatu yang tidak
mungkin. Hal ini setidaknya harus dipahami karena bencana
merupakan konsekwensi/akibat logis dari kefanaan.42 .
40 Ibid., h. 36 . • 11 --
42
Al-Kindi mengatakan bahwa "Siapa sa1a yang mengharapkan
sesuatu yang bertentangan dengan hukum alam adalah sebenarnya
menghendaki sesuatu yang tidak pernah ada." Whoever wishes/hr what is
not in nature. wishes/hr what does not exist. ·'43
Berikut beberapa ha! mendasar yang hendaknya dipabami dan di
lakukan oleh siapa saja yang tidak ingin ditimpa kesedihan, yaitu:
a. "Manusia hendaknya tidak bersedih dari kehilangan apa-apa yang dicintai, sebaliknya, manusia harus mampu membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang mulia dan rela terhadap segala keadaan agar kita selalu bahagia. "44
b. "Jika seseorang tidak menginginkan kehilangan atas apa yang diinginkan dan apa-apa yang dicarinya, maka orang itu harus mampu memahami dunia rasional dan membuat kecintaan, kepemilikan dan keinginan kita berasal dari dunia rasional pula. Jika kita dapat melakukan itu, maka kita akan aman dari perampasan kepemilikan atas apa-apa yang kita cintai, karena ia tidak akan mengalami kehancuran dan kematian."45
c. Al-Kindi menyarankan agar perbaikan dan penyembuhan jiwa dari
kesedihan ini dilakukan secara bertabap. Pertama-tama adalah dengan
membiasakan diri untuk melaksanakan kebiasaan-kebiasaan terpuji
pada hal-hal yang sepele, "membiasakan diri bersikap rela dan tidak
bersedih atas segala hal yang kita cintai dan kita inginkan". Kemudian
beralih pada tahapan mendisiplinkan kebiasaan-kebiasaan tadi pada
hal-hal yang sulit dan kemudian pada tahap yang paling sulit.46
43 www.muslimphilosophy.com/ip/kin.htm. 44 Al-Kindi, Fi al-Hillah Ii Daf'I al-Ahzan, dalam Abdurrahman Badawi, Rasa 'ii al
Falsafiyah Ii al-Kindi wa al-Farabi wa Ibnu Bajah wa lbnu Arabi, (Beirut: Dar al-Andalus, 1983), Cet. Ke-3, h.6., dalam 'Utsman Najati, Jiwa Dalam Pandangan Para Filosof Muslim, h. 34.
4'\ •• • • • - •
43
Lebih lanjut al-Kindi mengatakan bahwa:
"Kita harus sabar dalam memperbaiki diri melebihi kesabaran kita dalam menyembuhkan gangguan fisik. Apalagi penyembuhan jiwa lebih ringan dari segi biaya dan ketidak nyamanan dibanding penyembuhan gangguan fisik. Perbaikan diri ini hanya dapat dilakukan dengan kekuatan tekad atas orang yang memperbaiki diri kita, bukan dengan obat yang dapat diminum, bukan dengan deraan besi ataupun api, dan bukan pula dengan biaya uang. Tetapi itu melalui disiplin diri dengan kebiasaan yang terpuji pada hi-ha! yang kecil atau sepele. Kemudian meningkat pada tahap pembiasaan yang lebih besar daripada itu. Jika ha! itu telah menjadi kebiasaan, maka kita meningkat ke tahap yang lebih tinggi sehingga kita dapat membiasakan hal-hal yang lebih besar sebagaimana kebiasaan pada hal-hal yang lebih kecil. Sebab, kebiasaan itu memudahkan apa yang kita bayangkan dan memudahkan kesabaran atas berbagai peristiwa kehilangan dan kepergian".47
d. Kebahagiaan sejati bagi manusia bukanlah kenikmatan yang bersifat
inderawi, duniawi dan artifisial, tetapi berupa kenikmatan yang bersifat
llahiah dan ruhaniah yang dapat dicapai manusia jika dalam keadaan
suci dari noda syahwat dan kenikmatan inderawi serta mendekatkan
diri kepada Allah SWT sehingga dia memancarkan cahaya dan rahmat
kepadanya. "orang yang mengalami sakit, terpedaya dan bodoh, adalah
orang yang menginginkan kenikmatan inderawi dan menjadikan ha! itu
b . . ,,48 se aga1 tu1uan utamanya.
e. Mengingat bahwa milik kita adaJah titipan Allah, dan Allah bisa
mengambil titipan itu kapan saja Dia mau. Jika Allah Sang Penitip
mengambil titipan-Nya dari kita, maka kita tidak boleh berduka
lantaran kehilangan sesuatu yang diambil dari diri kita. Bahkan kita . 47 Ibid, h. 35. 48
Al-Kindi, Al-Qaul fl a/-Nafs, dalam Muhammad Abdul Hadi Abu Raidah, Rasa'i/ al-
44
harus berbahagia karena Allah tidak mengambil jiwa yang Dia titipkan
pada kita. .liwa adalah kekayaan psikis kita. Tetapi Allah hanya
mengambil jumlah yang paling sedikit dari hal-hal duniawi yang
bersifat fana dan eksternal dari diri kita.49
"Sesungguhnya manusia cenderung ingin memiliki banyak ha! yang tidak primer dalam menegakkan jati dirinya dan kebaikan dalam hidupnya, semuanya membuatnya menderita dalam mencarinya, bersedih karena kehilangannya, dan menyesal karena berlalunya ... ". 50
Dari beberapa uraian di alas, kiranya dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa hal mendasar yang harus diperhatikan bagi siapa saja yang ingin
terhindar atau untuk meminimalisir dampak dari kesedihan. Yakni konsep-
konsep ketabahan, kesabaran dan pemahaman akan eksistensi diri sebagai
makhluk Tuhan yang memiliki keterikatan hukum alam (sunnatullah),
sehingga ide-ide rasional dapat lebih menguasai jiwa dan aka! kita daripada
ide-ide kecintaan akan kefanaan/materi dalam menjalani hidup di dunia.
•19 'Utsn1an Najati, Jilva Dalam Pandangan Para F'ilosofMuslim, h. 36-37. 50 Al-Kindi, a/-Hi/lah ii Daf'I a/-Ahzan, dalam Abdurrahman Badawi, Rasa 'ii al-
BAB IV
ANALISIS AT AS PEMIKIRAN AL-KINDi
MENGENAI TERAPI MENGATASI KESEDIHAN
Al-Kindi memang tidak pemah mendeklarasikan bahwa dirinya adalah
seorang psikolog atau terapis. ataupun seorang konselor, sama halnya ketika lvan
Petrovich Pavlov menyatakan bahwa dirinya bukanlah seorang ahli psikologi,
meskipun hasil-hasil pemikiran Pavlov menjadi landasan utama bagi
perkembangan aliran behavioral dalam dunia ilmujiwa tersebut.
Meskipun demikian, sesekali al-Kindi pernah melakukan sebuah kegiatan
yang dapat dikategorikan sebagai suatu tindakan terapeutik. Sebagaimana telah
disebutkan pada bab sebelumnya yang menjelaskan tentang biografi al-Kindi.
Corak pemikiran al-Kindi yang dituangkan ke dalam konsep terapi
mengatasi kesedihan ini nampak sangat menonjolkan sisi kognitif dan rasional.
Terlihat bahwa al-Kindi mengedepankan penerapan pendekatan terapi rasional
emotif yang cenderung mengupayakan penyadaran dengan cara merubah pola
pikir dan terapi perilaku untuk menguatkan dan pembiasaan perilaku terpuji dalam
mengatasi permasalahan kesedihan ini.
Berbeda dengan kebanyakan pemikiran dewasa ini mengenai bagaimana
cara untuk mengatasi kesedihan seperti pada kitab "La Tahzan" yang cenderung
hanya mengeksploitasi ayat-ayat al-Qur'an ataupun hadist-hadist nabi sebagai
bahan nasihat untuk tidak dan jangan bersedih yang berlebihan.
46
A. Kcscdihan
Kesedihan adalah suatu penyakit yang dapat menghinggapi manus1a.
Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan pada jiwa dan perilaku seseorang
yang mengalaminya. Dalam artian bahwa jiwa sebenarnya suci karena berasal
dari pancaran ilahiah (emanasi Tuhan) dan menjadi rusak (jauh dari unsur
awal yang mengemanasinya) karena mengedepankan hal-hal yang sifatnya
inderawi (fana). Sedangkan akibat dari kerusakan pada jiwa dapat berupa
kemalasan, sikap apatis (masa bodoh) terhadap diri maupun orang lain dan
juga putus asa. Kesemua ini sekiranya dapat mengakibatkan seseorang
menjadi stress, bahkan gila.
B. Tempi Mengatasi Kesedihan
Ada dua cara terapeutik atas keseclihan yang dapat diambil dari
ungkapan-ungkapan al-Kindi pada deskripsi data penelitian pada bab
sebelumnya, yaitu:
1. Melatih kesabaran diri sedini mungkin clan sikap rel a (ikhlas) atas
kehilangan sesuatu yang dicintai/diinginkan, dimulai dari hal-hal yang
sederhana hingga ke tahap yang sangat kompleks.
2. Melatih pola pikir, gunanya adalah untuk memahami bahwa dunia dan
segala sesuatu yang ada di dalamnya hanya bersifat sementara, (fana).
Sehingga kehilangan atas segala sesuatu yang bersifat inderawi/fana
bukanlah segala-galanya clan tidak layak untuk dijadikan alasan . bersedih dan meratapinya dengan sangat.
47
Kesemua ha! mengenai upaya mengatasi kesedihan akan
mandatangkan hasil yang maksimal jika dilakukan dengan cara bertahap
seperti yang telah ditekankan oleh al-Kindi sebelumnya. bahwa dalam upaya
menepis kesedihan ini hendaknya dilakukan secara sedikit-demi sedikit
(bertahap ).
Dalam salah satu aliran psikologi modern (behavioral) istilah
pentahapan disebut dengan "shaping" proses ini merupakan sebuah proses
reaksi dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang lebih kompleks.
Proses pentahapan ini merupakan hasil telaah dari salah satu teori dalam aliran
behaviorisme yang dicetuskan oleh B.F Skinner yakni operant conditioning.'
Lebih lanjut menurut al-Kindi, melatih kesabaran dan keikhlasan
merupakan bentuk terapi pencegahan, dilakukan secara bertahap dari hal-hal
yang sederhana, contohnya; ketika seseorang mengalami kehilangan atas
susuatu seperti ballpoint/pensil yang sering dibawa-bawa ketika kuliah dan
digunakan untuk menulis, lalu pada suatu saat ballpoint/pensil tersebut hilang,
maka tindakan yang hendaknya dilakukan adalah mencoba untuk bersikap
sabar dan ikhlas dalam menghadapinya, serta berupaya untuk menyadarkan
diri bahwa ballpoint/pensil adalah benda yang sewaktu-waktu memang dapat
hilang ataupun rusak. Tanpa perlu mengeluarkan kata-kata umpatan yang
kotor seperti "sialan, siapa yang mengambil ballpoint/pensilku? Jika ketahuan
pasti kuhajar".
49
Hadist di atas menggambarkan kondisi kejiwaan nabi Muhammad
yang merupakan seorang yang terpilih oleh Tuhan, temyata hanyalah manusia
biasa yang juga dapat mengalami kesedihan dan menangis jika tertimpa
bencana seperti di atas. Namun karcna beliau telah terbiasa akan hal-hal yang
terpuji, baik perbuatan dan juga pikiran, sehingga meskipun dalam keadaan
menghadapi kematian putranya beliau tidak mengekspresikannya dengan isak
tangis yang teramat sangat, atau bahkan meratapinya, akan tetapi beliau
mencoba untuk tetap dalam kondisi jiwa dan pikiran yang stabil dengan
berkata "sesungguhnya aku sedih atas keadaanmu. "2
Cara kedua mungkin sedikit lebih rumit, yakni seseorang harus
mengupayakan diri untuk dapat merubah pola pikir yang selama ini mungkin
saja salah dalam memaknai hidup. Penanaman pemahaman bahwa kehidupan
ini hanyalah sementara, dan apa-apa yang ada di dalamnya hanyalah
merupakan jembatan yang penuh dengan hambatan dan tantangan untuk
menguji apakah kita mampu melewatinya atau tidak, mutlak harus dilakukan
sejak dini, sehingga dampak dari suatu kesedihan yang diakibatkan olehnya
dapat dikurangi.
Kesadaran bahwa manusia hidup di dunia, menandakan bahwa
manusia harus menerima konsekwensi logis yang ada padanya, namun hal ini
sering kali terlupakan. Seringkali manusia memaksakan diri berusaha untuk
melawan konsekwensi-konsekwensi logis tadi, dan pada akhirnya dengan
mudah mengalami keguneangan jika pada saatnya nanti ia ternyata harus
2.~·•·n.•
50
berhadapan dengan kenyataan logis dari kehidupan dunia tuna (al am
deterministik) ini.
Tak jarang seseorang menjadi stress bahkan gila karena merasa bahwa
dirinya telah kehilangan sesuatu yang sangat dicintai baik itu berupa harta,
benda, kekuasaan, pasangan dan lain sebagainya. Kecintaan yang berlebihan
tersebut seringkali membutakan mata dan hati seseorang, sehingga timbullah
persepsi-persepsi yang salah seperti, "benda ini adalah milikku yarrg paling
berharga dan paling aku sayangi, maka benda ini tidak boleh hilang dan tidak
ada seorangpun yang boleh memiliki/mengambilnya". Ungkapan atau
pemahaman seperti ini, mengandung unsure keinginan-keinginan yang
mustahil, namun dipandang pasti oleh yang bersangkutan, segala daya dan
upaya dilakukan untuk meajaga agar sesuatu yang sangat disayanginya itu
tidak hilang dari kepemilikannya (kekal). Hal-ha! seperti inilah yang
menjadikan seseorang lupa, bahwa kehidupan dunia fana penuh dengan segala
macam kemungkinan yang dapat terjadi. Mungkin saja hilang dan mungkin
saja tidak tapi pasti akan hilang.
l).l-Kindi memandang bahwa kehidupan dunia fana ini terikat dengan
hukum alam, ada kehidupan maka pasti akan ada kematian, ada siang maka
pasti akan ada malam, ada awal maka sudah pasti akan ada akhirnya, seperti
yang sudah diungkap sebelumnya. Hal-ha! semacam inilah yang menurut al-
Kindi sebenarnya harus dipahami bagi siapa saja yang ingin terhindar atau . paling tidak mereduksi dampak dari kesedihan, disamping hendaknya
A. Kesimpulan
BABY
PENUTUP
Setelah mengemukakan sedikit pemikiran al-Kindi mengenm
kesedihan dan upaya untuk mengatasinya, maka kemudian penenulis
berkesimpulan bahwa:
I. Sedih adalah suatu penyakit yang dapat menjangkiti manusia tanpa
mengenal status, ruang dan waktu. Disebabkan oleh alam pikiran
manusia yang terbiasa dengan pola-pola irrasional yang
mengedepankan kecintaan akan hal-hal yang bersifat sementara
( duniawi). Pola-po la pikir tersebut kemudian menghasilkan
keinginan-keinginan yang irrasional pula, dan ketika keinginan itu
tidak dapat terpenuhi maka hasilnya adalah kesedihan yang
mendalam.
2. Untuk mengatasi kesedihan, al-Kindi menggunakan bentuk
pendekatan bertahap dalam melatih diri/jiwa serta aka] manusia
untuk mampu menciptakan pola pikir yang rasional, upaya-upaya
penyadaran akan pemahaman ide-ide rasional dimulai dari tingkat
yang sederhana hingga ke tahap yang sangat kompleks dan tentu
saja kesemuanya itu bermuara pada ajaran-ajaran keislaman yang
dipabami al-Kindi.
53
B. Saran
I. Hendaknya treatment yang ditawarkan al-Kindi untuk penanggulangan
penyakit sedih ini mendapat perhatian lebih dan dikaji kembali untuk
kemudian menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan secara praktis
dalam menanggulangi masalah-masalah dalam kehidupan, khususnya yang
berkaitan dengan bidang keilrnuan dakwah dengan Bimbingan dan
Peyuluhan Islarnnya.
2. Sedikitnya hasil-hasil karya al-Kindi yang dipublikasikan secara umum.
menandakan bahwa rninirnnya minat dan sernangat para cendikia rnuslirn
kita untuk mengkaji ulang rnanuskrip-manuskrip tua yang ternyata tidak
hanya berbicara pada seputar perrnasalahan-permasalahan filsafat saja.
Untuk itu, pengadaan buku-buku atau dokumen-dokumen asli maupun
gubahan hendaknya diupayakan sernaksimal mungkin pada Perpustakaan
Utarna rnaupun Perpustakaan Fakultas, guna mendukung rencana menuju
kampus riset yang tidak hanya rnelakukan penelitian-penelitian lapangan,
tetapi juga telaah kernbali atas dokurnen yang rnerniliki kadar keilrnuan
yang masih belurn terungkap sepenuhnya.
DAFT AR PUST AKA
Achmadi, Abu dan Narbuko. Cholid. 1vletodologi Penelitian, .Jakarta: Bumi Aksara. 2005. Cct. Kc-7
Adz-Dzaky, Bakran 1-Iamdani. Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002, Cet. Ke-2.
Ahmad, Husayn Amin. Sera/us Tokoh Dalam Sejarah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995.
An-Najar, Amir. Psikoterapi Sufistik, Jakarta: Hikmah Kelompok Mizan, 2004, Cet. Kc- I
Chaplin, J. P. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, Ed. Ke- I
Daudy, Ahmad. Kuliah Filsafat Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1992.
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Pemikiran dan Peradaban, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003.
Fakhry, Majid. Etika dalam Islam, Y ogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
lvry, L. Alfred. al-Kindi 's Metaphysics, Albany: State University of New York press, 1974.
Kartanegara, Mulyadhi. Mozaik Khazanah Islam, Jakarta: Paramadina,
2000.
Moleong, J, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitat/f, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. Ke-23
Najati, 'Utsman Muhammad . . Hwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur'an, Jakarta: Cendikia, 200 I
---------------------------------- Jiwa da/am Pandangan para Filosof Muslim, Bandung: Pustaka Hidayah, 2002, Cet. Ke-I
---------------------------------- Psikologi dalam Perspekt!f Hadis, Pustaka alJakhrta: Husna Baru, 2004
Rachmatullah, Ali M. Mengubah Beban Hidup Menjadi Energi Positif A!enghapus Kesedihan, Jakarta: Hikmah, 2005, Cet. Ke-1.
Ridah, Abu A.H. Rasa 'ii al-Kindi al-Falsafiyyah, Kairo: Daru'l-Fikr al. Arabi, 1959.
Rosjidan. Madu! Pendekatan-pendekatan Modern dalam Konseling, Malang: lnstitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 1994.
Sarwono, Sarlito W. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000.
Sarwono, Sarlito W. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000, Cet. Ke-8
Sharif Khan, Mohammad, dan Saleem, M. Anwar. J'vfuslim Philosophy and Philosophers, New Delhi: A.P.H, 1994.
Subana, M dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Jlmiah, Bandung: Pustaka Setia, 200 I, Cet. Ke- I
Sudarto. J'vfetodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Surya Mohammad. Teori-teori Konseling, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003.
Syarif, M. Para Filosuf J'vfuslim, Bandung: Mizan, 1992.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Jlmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), Ciputat: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah, 2007, Cet.ke-1.
www.islamonline.com/cgi-bin/news _service/profile_ story.
www.muslimphilosophy.com/kindi/default