TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

16
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW Disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester 2 mata kuliah psikologi kepribadian Dosen Pengampuh : Wahsun, S.Sos.I., M.Si Disusun Oleh: Kelas A1 2014 Nur Arifaizal Basri (14-500-0011) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2015

Transcript of TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

Page 1: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT

ABRAHAM MASLOW

Disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester 2 mata kuliah psikologi

kepribadian

Dosen Pengampuh : Wahsun, S.Sos.I., M.Si

Disusun Oleh:

Kelas A1 2014

Nur Arifaizal Basri (14-500-0011)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

2015

Page 2: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia

sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk

berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka

berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk

dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal

mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap

hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk

mengubah sikap dan perilaku mereka.

Dalam Teori Humanistik, beberapa andaian telah dibuat. Antara andaian

yang telah dibuat ialah manusia mempunyai keperluan dan keperluan asas.

Sekiranya keperluan dan keperluan asas dipenuhi sepenuhnya maka secara

langsung individu dapat memotivasikan individu sendiri keperingkat yang lebih

tinggi yaitu mencapai tahap kesempurnaan diri. Maslow yang menyatakan bahwa

jika keperluan psikologi tidak dipenuhi oleh individu maka jiwa seseorang

tersebut akan terganggu dan tidak tenteram. Sepanjang proses pembelajaran, Teori

Humanistik ini menekan kepada pelajar, berpusat kepada pelajar dan pelajar

diibaratkan sebagai klien. Dalam keadaan ini, konsep ini sangat penting karena ia

menceritakan tentang beberapa aspek yaitu dari segi nilai manusia, hak individu,

tindakan diri dan harga diri dalam menentukan sesuatu tindakan yang diambil.

Aliran humanistik muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan

terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam

psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa

ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yang relevan

dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya

kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia.

Teori belajar humanistik bertujuan bahwa belajar adalah untuk

memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memahami

Page 3: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku

belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat,

teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar. Teori

humanisme lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu

sendiri.

Sebagaimana telah kita ketahui, yang menjadi pemimpin atau bapak

spiritual dari psikologi humanistic itu adalah Abraham Maslow. Dalam bab ini,

Maslow, dengan beberapa gagasannya yang utama, akan dihadirkan sebagai

representasi dari teori kepribadian humanistik. Di samping karena

kepemimpinannya. Maslow dihadirkan karena teorinya yang comprehensif. Dan

sangat jelas mencerminkan orientasi humanistik memiliki pengaruh yang besar

terhadap pemikiran modern mengenai tingkah laku manusia (Koeswara,

E.1991:109).

Dalam hal ini, penulis akan membahas tentang Teori Kepribadian

Humanistik Menurut Abraham Maslow.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi Abraham Maslow?

2. Bagaimana konsep dasar teori Abraham Maslow?

3. Bagaimana hierarki kebutuhan bertingkat menurut Maslow?

4. Bagaimana kepribadian yang sehat menurut Maslow?

5. Bagaimana aplikasi teori kepribadian humanistik?

C. Tujuan

1. Mengetahui biografi Abraham Maslow.

2. Menjelaskan konsep dasar teori Abraham Maslow.

3. Mengetahui hierarki kebutuhan bertingkat dari teori Maslow.

4. Mengetahui kepribadian yang sehat menurut teori Maslow.

5. Mengetahui aplikasi teori kepribadian humanistik.

Page 4: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

BAB II

BIOGRAFI ABRAHAM MASLOW

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal

1 April1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua

yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal

sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia

mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam

lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak

bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia

awalnya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari

psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah

dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu

dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar

bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow

kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih

mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain

yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937-

1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College.

Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth

Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog,

yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah

yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku

manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek

ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-

gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang

signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan,

berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari

pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk

pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai

"kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.

Page 5: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969,

dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia

bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri

kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai

mengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan masa pensiunnya

di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni

1970. Kemudian, Pada tahun 1967,Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan

gelar Humanist of the Year.

Page 6: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

BAB III

PEMBAHASAN

A. Teori Dasar Humanistic Menurut Abraham H. Maslow

Teori humanistik (Yusuf, 2007:141) berkembang sekitar tahun 1950-an

sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan

humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat

“dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Manusia adalah suatu

ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif, punya tujuan

serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam peneletian boleh saja

dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa ( psyche) manusia.

Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan pandangan

holistic ( whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga harus di pandang dengan

penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya,

perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaan nya itu sendiri.

Karena itu psikologi harus masuk dalam topic-topik yang selama ini hamper tidak

pernah diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanaalisis , seperti cinta ,

kreativitas , pertumbuhan ,aktualisasi diri ,kemandirian , tanggung jawab , dan

sebagainya. Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistic ( human=

manusia ).

Abraham Maslow (Yusuf, 2007: 152). adalah seorang psikolog terkenal

yang teman bekerja pada psikologi humanistik telah melihat ketenaran menyebar

ke berbagai mata pelajaran kemanusiaan seperti geografi dan demografi. Ia

terutama terkenal dengan Hierarchy-nya Kebutuhan.

Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan

psikologis tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi:

Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-

naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:

1. Kebutuhan fisik/biologis.

2. Kebutuhan akan rasa aman.

3. Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta.

Page 7: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

4. Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri.

5. Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.

6. Kebutuhan estetik.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan

pertama disebut kebutuhan “deficiency”.

Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam

psikologi, dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini

dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan

humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia.

Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas

manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan

potensi untuk mengembangkan dirinya” (Yusuf, 2007:141)

Abraham Harold Maslow (Feist & Gregory, 2008 : 242) lahir pada 1 April

1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara

yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri mereka

melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di tanah air baru

mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk belajar;

Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang

intelektual di usia muda.

Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu

penting tentang eksistensi manusia, seperti : cinta, kreativitas, kesendirian dan

perkembangan diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari

sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang.

Para ahli humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat

manusia (Yusuf, 2007:142). Mereka meyakini bahwa :

1. Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.

2. Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah

lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh

lingkungan.

3. Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh

ketidaksadaran, kebutuhan irrasional dan konflik.

Page 8: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

Karena pembahasan mengenai teori kepribadian humanistik menurut Maslow

(Koeswara, E.1991:115), maka ajaran dasar psikologi yang akan dibahas antara

lain :

1. Individu sebagai keseluruhan yang integral.

Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah

ajarannya bahwa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang

integral, khas, dan terorganisasi. Maslow merasa bahwa para ahli psikologi di

masa lalu maupun sekarang terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisa

kejadian-kejadian atau tingkah laku secara terpisah dan mengabaikan aspek-aspek

dasar dari pribadi menyeluruh.

2. Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan

Para jurubicara psikologi humanistik mengingatkan tentang adanya

perbedaan yang mendasar antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku

hewan. Bagi mereka manusia lebih dari sekedar hewan. Ini bertentangan dengan

behaviorisme yang mengandalkan penyelidikan tingkah laku hewan dalam

memahami tingkah laku manusia. Maslow dan para teoritis kepribadian

humanistik umumnya memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda

dengan hewan apapun. Maslow juga menegaskan bahwa penyelidikan dengan

hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku karena hal itu

mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia seperti adanya gagasan-gagasan,

nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan dan

sebagainya yang dengan kesemua ciri yang dimilikinya itu manusia bisa

menciptakan pengetahuan, puisi, musik, dan pekerjaan-pekerjaan khas manusia

lain-lainnya.

3. Pembawaan baik manusia

Teori Freud secara implisit menganggap bahwa manusia pada dasarnya

memiliki karakter jahat. Impuls-impuls manusia, apabila tidak dikendalikan, akan

menjuruskan manusia kepada pembinasaan sesamanya, dan juga penghancuran

dirinya sendiri. Sementara pandangan ini belum jelas ketetapannya, Freud

menurut Maslow hanya memiliki sedikit kepercayaan tentang kemuliaan manusia,

dan berspekulasi secara pesimis tentang nasib manusia. Sebaliknya, psikologi

Page 9: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

humanistic memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik atau

tepatnya netral. Menurut prespektif humanistik kekuatan jahat atau merusak yang

ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan

merupakan bawaan.

4. Potensi kreatif manusia.

Mengutamakan kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang

penting dari psikologi humanistik. Maslow dari studinya atas sejumlah orang

tertentu, menemukan bahwa pada orang-orang yang ditelitinya itu terdapat satu

cirri yang umum, yakni kreatif. Dari itu Maslow menyimpulkan bahwa potensi

kreatif merupakan potensi yang umum yang ada pada manusia. Maslow yakin

bahwa jika setiap manusia mempunyai atau menghuni lingkungan yang

menunjang setiap orang dengan kreativitasnya maka akan mampu

mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Dan pada saat yang sama

Maslow mengingatkan bahwa untuk menjadi kreatif orang itu tidak perlu

memiliki bakat atau kemampuan khusus. Menurut Maslow kreativitas itu tidak

lain adalah kekuatan yang mengarahka manusia kepada pengekspresian yang ada

pada dirinya.

Penekanan pada kesehatan psikologis.

Maslow secara konsisten beranggapan bahwa tidak ada satupun

pendekatan psikologis yang mempelajari manusia yang bertumpu pada fungsi-

fungsi manusia berikut cara dan tujuan hidupnya yang sehat. Dalam hal ini

Maslow terutama mengkritik Freud yang menurutnya terlalu mengutamakan studi

atas orang-orang yang tidak sehat. Dengan tegas Maslow menyebut teori

psikoanalisa ortodoks sebagai teori yang berat sebelah dan kurang komperhensif

karena hanya berlandaskan pada bagian yang abnormal dari tingkah laku manusia.

Maslow juga merasa bahwa psikologi terlalu menekankan pada sisi negative

manusia dan mengabaikan kekuatan atau sifat-sifat yang positif. Maslow yakin

bahwa kita tidak akan bisa memahami gangguan mental sebelum kita memahami

kesehatan mental. Karena itu Maslow mendesakkan perlunya studi atas orang-

orang yang berjiwa sehat sebagai landasan bagi pengembangan psikologi yang

universal.

Page 10: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

B. Hierarki Kebutuhan Bertingkat Menurut Maslow

Maslow (Koeswara E, 1991: 118) melukiskan manusia merupakan

makhluk yang tidak pernah sepenuhnya merasakan kepuasan. Bagi manusia,

kepuasan itu sifatnya sementara. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka

kebutuhan-kebutuhan yang lain akan muncul dan menuntut pemuasan, begitu

seterusnya. Itulah yang dimaksud kepuasan sementara menurut Maslow. Dan

berdasarkan ciri yang demikian, Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan

yang ada pada manusia adalah merupakan bawaan tersusun menurut tingkatan

atau bertingkat.

Konsep maslow tentang hierarki kebutuhan bahwa kebutuhan yang lebih

rendah tingkatnya harus dipuaskan atau minimal terpenuhi secara relatif sebelum

kebutuhan yang lebih tinggi tingkatnya menjadi motivator tindakan. Lima

kebutuhan yang membentuk hierarki kebutuhan ini merupakan kebutuhan-

kebutuhan konatif, artinya bercirikan daya juang atau motivasi. Kebutuhan ini

sering disebut dengan kebutuhan-kebutuhan dasar, dapat disusun dalam sebuah

hierarki atau tangga jenjang, dimana setiap anak tangga selalu mengarah pada

anak tangga yang ada di atasnya, mencerminkan adanya dorongan menuju

kebutuhan di tingkatan lebih tinggi sekaligus menjadi syarat utama untuk bisa

bertahan hidup lebih jauh.

Menurut Maslow (Koeswara E, 1991:119) kebutuhan manusia itu ada lima

tingkatan yaitu :

1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang

paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan

biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis itu antara

lain kebutuhan akan makanan, air, udara, aktif, istirahat, keseimbangan

temperature, seks dan kebutuhan akan stimulasi sensoris. Karena merupakan

kebutuhan yang paling mendesak maka kebutuhan-kebutuhan fisiologis akan

paling didahulukan pemuasannya oleh individu.

2. Kebutuhan akan rasa aman.

Page 11: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpuaskan maka dalam diri

individu akan muncul satu kebutuhan lain sebagai kebutuhan yang dominan dan

menuntut pemuasan, yakni kebutuhan akan rasa aman. Yang dimaksud Maslow

dengan kebutuhan akan rasa aman ini adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong

individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan

lingkungan. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan akan rasa aman ini sangat

nyata dan bisa diamati pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua

karena ketidakberdayaan mereka.

3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki.

Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki ini adalah suatu kebutuhan yang

mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional

dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis, di

lingkungan keluarga maupun lingkungan di masyarakat. Bagi individu-individu

keanggotaan dalam anggota kelompok sering menjadi tujuan yang dominan dan

mereka bisa menderita kesepian, terasing dan tak berdaya apabila keluarga, teman

dan pasangan hidup atau pacar meninggalkannya.

4. Kebutuhan akan rasa harga diri.

Kebutuhan keempat yaitu kebutuhan akan rasa harga diri oleh Maslow

dibagi menjadi dua bagian yakni yang pertama adalah penghormatan atau

penghargaan dari diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan dari

orang lain. Bagian pertama mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa

percaya diri, kekuatan pribadi, kemadirian, dan kebebasan. Individu ingin

mengetahui yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala

tantangan dalam hidupnya. Adapun bagian kedua meliputi antara lain prestasi.

Dalam hal ini individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan

kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan

muncul setelah kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpenuhi atau

terpuaskan dengan baik. Maslow menandai kebutuhan aka aktualisasi diri sebagai

hasrat indivdu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi

Page 12: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

yang dimilikinya. Atau hasrat individu untuk menyempurnakan dirinya melalui

pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya.

Siapapun yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri berarti menjadi

manusia seutuhnya, sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bagi orang

lain hanya terlihat samar-samar atau bahkan tidak pernah dilihatnya sama sekali.

Sebagai tambahan bagi lima kebutuhan konatif ini, Maslow (Feist dan Gregory,

2008 : 247) juga mengidentifikasikan tiga kebutuhan dari kategori yang lain yaitu

: kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, dan kebutuhan neurotik.

a. Kebutuhan estetis

Tidak seperti kebutuhan konatif, kebutuhan estetis tidak bersifat universal,

karena hanya segelintir orang disetiap budaya termotivasi oleh kebutuhan akan

keindahan dan pengalaman-pangalaman yang menyenangkan secara estetis.

Orang dengan kebutuhan estetis kuat menginginkan lingkungan sekeliling yang

indah dan teratur, dan jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi , mereka akan

menjadi sakit karena kebutuhan konatifnya terhambat.

b. Kebutuhan kognitif

Sebagian besar orang memiliki keinginan-keinginan untuk mengetahui

sesuatu, memecahkan misteri, memahami sesuatu, dan ingin menyelidiki sesuatu.

Maslow (1970) menyebut keinginan-keinginan ini dengan sebutan kebutuhan

kognitif.

Maslow (1968, 1970), percaya bahwa pribadi yang sehat ingin tahu lebih

banyak, berteori sesuatu, menguji hipotesis, memecahkan misteri atau

menemukan bagaimana sesuatu bekerja hanya demi kepuasan mengetahui itu saja.

c. Kebutuhan Neurotik

Khusus kebutuhan-kebutuhan neurotik, dia mengarah hanya kepada

stagnasi dan patologi tertentu ( Maslow,1976). Menurut devinisinya kebutuhan

neorotik bersifat non produktif. Kebutuhan ini hanya mendesakkan terus menerus

gaya hidup tidak sehat dan tanpa nilai dalam perjuangan mereka untuk aktualisasi

diri.

Page 13: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

C. Kepribadian Yang Sehat Menurut Maslow

Maslow (Yusuf, 2007:161) berpendapat bahwa seseorang akan memiliki

kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan

dirinya secara penuh (self-actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi

bagi self-actualizing person dengan nama metamotivation, meta-needs, B-

motivation atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Seseorang yang

telah mampu mengaktualisasikan dirinya dirinya tidak termotivasi untuk mengejar

sesuatu (tujuan) yang khusus, mereduksi ketegangan, atau memuaskan suatu

kekurangan. Mereka secara menyeluruh tujuannya akan memperkaya,

memperluas kehidupannya dan mengurangi ketegangan melalui bermacam-

macam pengalaman yang menantang. Dia berusaha untuk mengembangkan

potensinya secara maksimal, dengan memperhatikan lingkungannya. Dia juga

berada dalam keadaan yang menjadi baik yaitu spontan, alami, dan senang

mengekspresikan potensinya secara penuh.

Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan

dirinya, dia namai D-motivation atau deficiency. Tipe motivasi ini cenderung

mengejar hal yang khusus untuk memenuhi kekurangan dalam dirinya, seperti

mencari makanan untuk memenuhi rasa lapar. Ini berarti bahwa kebutuhan khusus

(lapar) untuk tujuan yang khusus (makanan) menghasilkan motivasi untuk

memperoleh sesuatu dirasakannya kurang (mencari makanan). Motif ini tidak

hanya berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, tetapi juga rasa aman, cinta

kasih, dan penghargaan.

Terkait dengan metaneeds, Maslow selanjutnya mengatakan bahwa

kegagalan dalam memuaskan akan berdampak kurang baik individu, sebab dapat

menggagalkan pemuasan kebutuhan yang lainnya, dan juga melahirkan

metapatologi yang dapat merintangi perkembangannya. Metapalogi merintangi

self-actualizers untuk mengekspresikan, menggunakan, memenuhi potensinya,

merasa tidak berdaya, dan depresi. Individu tidak mampu mengidentifikasi

sumber penyebab khusus dari masalah yang dihadapinya dan usaha untuk

mengatasinya

Page 14: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

D. Aplikasi Teori Kepribadian Humanistik

Teori kepribadian humanistic (Koeswara E, 1991: 133) merupakan teori

yang menekankan pada kualitas manusia yang unik dan mempunyai potensi untuk

mengembangkan dirinya. Teori ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan,

bahwa manusia itu pada dasarnya mempunyai sifat yang beragam dan berbagai

pemikiran yang berbeda. Dan pada dasarnya manusia juga mempunyai potensi

untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-

masing individu.

Menurut Maslow kebutuhan manusia itu dibagi menjadi lima tingkatan.

Pada hakikatnya manusia memang memiliki banyak keinginan-keinginan yang

muncul dari dalam diri individu maupun dari lingkungan sekitarnya. Karena itu,

hal tersebut dapat memacu individu agar berusaha mencapai kebutuhan-kebutuhan

tersebut. Supaya kebutuhan-kebutuhan tersebut tercapai maka individu tersebut

membutuhkan lingkungan atau orang lain. Hendaknya konselor dapat

memposisikan dirinya agar dapat memahami kebutuhan-kebutuhan yang

diinginkan oleh kliennya.

Kepribadian yang sehat itu terbentuk setelah individu dapat

mengaktualisasikan dirinya seutuhnya. Dalam proses bimbingan hendaknya

konselor dapat membantu kliennya agar menjadi pribadi yang sehat serta dapat

mencapai keinginan yang ada dalam individu tersebut, serta menggali potensi-

potensinya

Page 15: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori humanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang

menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik

terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat “dehumanizing”

(melecehkan nilai-nilai manusia). Teori humanistic dipandang sebagai “third

force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua

kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan

yang ketiga ini dinamakan humanistic karena memiliki minat yang eksklusif

terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi

teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan

free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”.

Menurut Maslow kepribadian manusia itu ditandai dengan terpenuhinya

lima kebutuhan manusia yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,

kebutuhan mencintai dan memiliki, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan

aktualisasi diri.

B. Saran

Setelah mempelajari teori kepribadian humanistic ini, diharapkan agar

supaya mahasiswa dapan mengetahui dan memahami masalah-masalah yang kami

bahas dalam makalah ini. Seperti kebutuhan-kebutuhan manusia dan kepribadian

humanistik menurut beberapa ahli. Tidak hanya memahami, sebagai seorang

calon konselor hendaknya mampu menerapkan atau mengaplikasikan dalam

proses kehidupan pribadi konselor serta pada kliennya.

Page 16: TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

DAFTAR PUSTAKA

Azizherwit. 2012. Teori kepribadian humanistik Abraham Maslow. [Online].

http://azizherwitselalu.blogspot.com/2012/11/teori-kepribadian-

humanistik-Abraham.html. Diakses pada tanggal 25 April 2015, 07.20

Am.

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Immochacha. 2013. Teori humanistik Abraham Maslow. [Online].

http://www.slideshare.net/immochacha/teori-humanistik-a. Diakses pada

tanggal 25 April 2015, 06.18 Am.

Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco

Yusuf, Syamsu. 2007. Teori Kepribadian. Bandung : Rosda Karya