teori belajar

27
DOWNLOAD MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA TULISAN MY PROFILE SOAL-SOAL MATEMATIKA SD SOAL-SOAL MATEMATIKA SMA SOAL-SOAL MATEMATIKA SMP REGULASI PENDIDIKAN ISU PENDIDIKAN KURIKULUM 2013 MADE NURYADI BELAJAR DAN BERBAGI SEPUTAR DUNIA PENDIDIKAN Identifikasi Teori-Teori Belajar Yang Cocok pada Pembelajaran Matematika MADE82MATH 28 OKTOBER 2013 TINGGALKAN KOMENTAR Identifikasi Teori – Teori Belajar yang cocok dengan matematika By Made Nuryadi Banyak Teori belajar yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan, namun seringkali kurang cocok dengan karakteristik pembelajaran matematika. Pemilihan teori dan startegi dapat menentukan tingkat keberhasilan guru dalam mengajarkan suatu konsep baru. Pada tabel berikut ini diidentifikasi teori-teori belajar yang cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

description

teori belajar

Transcript of teori belajar

Page 1: teori belajar

DOWNLOAD MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA TULISAN MY PROFILE SOAL-SOAL MATEMATIKA SD SOAL-SOAL MATEMATIKA SMA SOAL-SOAL MATEMATIKA SMP REGULASI PENDIDIKAN ISU PENDIDIKAN KURIKULUM 2013

MADE NURYADIBELAJAR DAN BERBAGI SEPUTAR DUNIA PENDIDIKAN

Identifikasi Teori-Teori Belajar Yang Cocok pada Pembelajaran Matematika

MADE82MATH ♦ 28 OKTOBER 2013 ♦ TINGGALKAN KOMENTAR

Identifikasi  Teori – Teori Belajar  yang cocok dengan matematikaBy Made Nuryadi

Banyak Teori belajar yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan, namun

seringkali kurang cocok dengan karakteristik pembelajaran matematika. Pemilihan teori

dan startegi dapat menentukan tingkat keberhasilan guru dalam mengajarkan suatu

konsep baru. Pada tabel berikut ini diidentifikasi teori-teori belajar yang cocok diterapkan

dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

NoNama Teori Belajar Intisari Teori

Kecocokan untuk pembelajaran matematika

Page 2: teori belajar

1.

Teori belajar menurut Thorndike(Aliran behaviorisme)

Connectionism (S-R bond)3  hukum belajar

-   Law of Effect – Efek memuaskan à S – R kuat-   Law of Readiness-   Law of Exercise; – banyak latihan à S-R makin kuat

Kurang cocok karena hanya memperhatikan perubahan afektif tetapi mengabaikan perkembangan kognitif si pembelajar.

2.

Teori Belajar menurut Ivan Pavlov(aliran behaviorisme)

Classical Conditioning-   Law of Respondent Conditioning (hukum pembiasaan yang dituntut)-   Law of Respondent Extinction(hukum pemusnahan yang dituntut)

Kurang cocok  karena pada matematika tidak membutuhkan   hukum pembiasaan sa ja dalam belajar, namun butuh kemampuan berpikir.

3.

Teori Belajar menurut B.F. Skinner(aliran behaviorisme)

Operant Conditioning-   Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.-   Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning  itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah. 

Kurang cocok karena tidak memperhatikan tingkat kemampuan berpikir si belajar, stimulus penguat penting namun kemampuan dan bakat dalam belajar jauh lebih penting sebagai stimulus internal dalam belajar.

4.

Teori belajar menurutAlbert Bandura(aliran behaviorisme)

Social LearningPerilaku individu tidak semata-mata eflex otomatis atas stimulus (S – R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri

Kurang cocok, karena interaksi antara lingkungan tidak terlalu dibutuhkan dalam matematika.  danSecara umum teori belajar dari aliran

5. Teori belajar Teori ini menjelaskan

Page 3: teori belajar

menurut Watson(aliran behaviorisme)

stimulus dan respon tersebut harus berbentuk tingkah laku yang “bisa di amati”. Dalam hal ini Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai factor yang tak perlu diketahui.

7.

Teori belajar menurut Edwin Guthrie(aliran behaviorisme)

Menurut teori ini, stimulus tidak harus berbentuk kebutuhan biologis. Yang penting bahwa hubungan antara stimulus dan respon cendrung bersifat sementara, karena itu dibutuhkan pemberian stimulus yang sering agar hubungan itu menjadi lebih langgeng.  Selain itu, suatu respon akan lebih kuat (dan bahkan menjadi kebiasaan) bila respon tersebut berhubungan dengan berbagai stimulus.

8.

Teori Belajar menurut Piaget.(Aliran Kognitif)

Pembelajaran dengan memperhatikan aspek-aspek perkembangan kognitif.Dengan tahapan (1)sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan(4) formal operational.

Cocok karena teori ini memberikan gambaran mengenai tingkat perkembangan kognitif siswa, yang berhubungan erat dengan kemampuan matematika anak dan sifat dasar ilmu matematika itu sendiri.

9. Teori belajar menurut Gagne(aliran Kognitif)

Pemprosesan InformasiDalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil

Cocok, karena kedalam fase ini sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika.

Page 4: teori belajar

belajar.

Tahapan  proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali;  (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

10.

Teori belajar menurut Ausubel(Aliran kognitif)

Teori belajar bermaknaProses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa.

 

Cocok karena menjadikan pembelajaran matematika bermakna dibutuhkan kemampuan guru menghubungkan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa, sifat hirarkis matematika sangat membutuhkan penguasaan hubungan antara satu konsep dengan konsep lain

11.

Teori Belajar menurut J.Bruner(aliran Kognitif)

Belajar penemuan3 tahapan penting dalam pembelajaran yaitu Enaktif (0-2 tahun), Ikonik  (2-4 tahun) and Simbolik (5-7 tahun)

Cocok, sifat hirarkis pada matematika sangat cocok diterapkan sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran bruner. Namun lebih cocok diaplikasikan pada SD dan SMP

12. Teori Belajar Menurut pandangan teori Relatif cocok,

Page 5: teori belajar

Gestalt

gestalt seseorng memperoleh pengetahuan melaui sensasi atauinformasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam

struktur yang sederhana sehungga lebih mudah dipahami.Belajar dengan mendapatkan insightdiperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalan situasi tertentu.

Insight bergantung pada:

-      Kesangupan

-      Pengalaman

-      Taraf kompleksitas dari suatu situasi.

-      Latihan

-      Trial and error

 

karena belajar untuk memperoleh pemahaman (insighful learning) sangat dibutuhkan dalam matematika. Matematika bukan hapalan tetapi lebih mengembangkan kemampuan  berpikir logis dan sistematis

13. Teori belajar menurut Clark L. Hull(aliran behaviorisme)

Teori prilaku Hypothetico-deductiveBelajar menurut pandangan Hull merupakan perubahan tingkah laku melalui kekuatan kebiasaan. Peranan penguatan sangat diperlukan untuk terjadinya respon, dengan memperhitungkan faktor kelelahan. Hull menggambarkan bahwa belajar merupakan pembentukan antara respon

Beberapa pandangan Hull, bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika seperti belajar dengan pengulangan sebagai suatu penguatan.

Page 6: teori belajar

dengan stimulus. Dalam hasil penelitian Hull menyimpulkan bahwa belajar terjadi tidak dengan sekali pecobaan, terjadi melalui proses pengulangan, dan terjadi karena adanya kebutuhan terhadap lingkungan untuk kelangsungan hidup. Maka belajar merupakan penguatan dengan maksud makin banyak belajar, makin banyak penguatan dan motivasi akan semakin besar untuk menuju keberhasil belajar.

14.

Teori belajar menurut Bulgenski 

Belajar menurut Bulgenski tidak hanya atas keinginan guru atau yang harus dilaksanakan oleh guru, akan tetapi harus didasarkan oleh pengalaman, karakteristik keahlian siswa. Dalam mengidentifikasikan pengajaran terdapat empat prinsip utama menurut Bulgenski:prinsip perhatian, waktu untuk kegiatan belajar,model untuk belajar, dankontrak hasil belajar. Keempat prinsip perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam merancang, melaksanakan proses pengajaran agar hasil belajar dapat membentuk perubahan tingkah laku menjadi optimal.

Secara umum, prinsif-prinsif teori Bulgensi dibutuhkan dalam matematika namun tidak terlalu spesifik menjelaskan bagaimana mengaplikasikan  pada sebuah materi tertentu dalam matematika.

15. Teori belajar matematis

Teori belajar matematis merupakan metode penyusunan teori tertentu yang benar-benar cocok dengan teori belajar lainnya, untuk melihat kognitif, asosiasi, respon dan lain-lain. (Atkitson, Bower, dan Crother). Model pembelajaran

Kurang cocok, sifatnya lebih mengarah psikologi belajar dan kurang menyentuh secara praktis dalam pembelajaran matematika.

Page 7: teori belajar

matematis memberi kontribusi terhadap perkembangan psikologi belajar dan mengurangi kontroversi tentang permasalahan di sekitar psikologi belajar, karena data yang dihasilkan dapat dibuktikan dengan sistematis. Kontribusi utama teori belajar matematis adalah mengenai proses belajar sebagai pengolahan informasi bukannya asosiasi stimulus dan respon.

16.

Teori belajar konstruksikognitif(aliran konstruktivistik)

Teori belajar konstruk kognitif merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses pertumbuhan kognitif. Pematangan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang ditunjukkan oleh bertambahnya ketidaktergantungan repon dari efek stimulus. Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan lama itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya.

Teori ini cocok dikembangkan pada matematika karena pada prinsifnya pembelajar matematika menjadi bermakna karena kemampuan mandiri siswa dalam membangun pemahamannya terhadap matematika, yang dapat diaplikasikan dalam memecahkan masalah sehari-hari.

17. Teori belajar menurut Vygotsky(aliran kontruktivistik) 

Vigotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran.

Matematika juga merupakan aktivitas sosial manusia, dengan demikian interaksi sosial dalam membangun pemahaman

Page 8: teori belajar

dalam matematika juga sangat diperlukan, sehingga teori ini sangat mendukung pembelajaran matematika.

18.Teori Belajar menurut Polya

Teori pemecahan masalah yang dinyatakan dalam 4 langkah (fase) yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan.

Sangat cocok, karena metode pemecahan masalah sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika.

19. Teori Perkembangan Kognitif  Dienes 

Pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Seperti halnya dengan Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa jika benda-benda atau objek-objek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.Menurut Dienes, permainan matematika sangat penting sebab operasi matematika dalam permainan tersebut menunjukkan aturan secara konkret dan lebih membimbing dan menajamkan pengertian matematika pada anak didik.

Sangat cocok karena penggunaan metode permainan dalam matematika sangat dibutuhkan untuk menstimulus dan meningkatkan antusias belajar siswa.

Page 9: teori belajar

Dapat dikatakan bahwa objek-objek konkret dalam bentuk permainan mempunyai peranan sangat penting dalam pembelajaran matematika jika dImanipulasi dengan baik

Tahapan pembelajaran

-      Permainan Bebas (Free Play)

-      Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)

-      Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)

-      Permainan dengan Simbolisasi (symbolization)

-      Formalisasi (Formalization)

20. Teori belajar menurut Van Hiele

Teori ini mengenai proses perkembangan yang dilalaui para siswa dalam mempelajari geometri dengan melalui beberapa tingkatan perkembangan:-      Tingkat 1. Visualisasi (pengenalan)(Geometri dipandang secara holistik)

-      Tingkat 2. Analisis (deskriptif)(geometri dikenal dari ciri-ciri masing-masing

bangun)

Sangat cocok untuk pembelajaran matematika namun sangat spesik pada materi geometri.

Page 10: teori belajar

-      Tingkat 3. Abstraksi (relasional)(siswa sudah mampu menghubungkan antara cirri

yang satu dengan yang lain)

-      Tingkat 4. Deduksi formal(Siswa sudah tahu peranan dari pangkat, definisi-

definisi, aksioma-aksioma dan teorema-teorema)

-      Tingkat 5. Rigor (matematis)(siswa sudah mampu melakukan penalaran formal)

21.

Teori belajar menurut Bloom dan Krathwohl(aliran humanistik)

Menurut teori ini ada 3 hal yang harus dikuasai (dipelajari) oleh siswa yaitu kognitif, psikomotor dan afektif. Taksonomi Bloom ini berhasil memberikan inspirasi kepada banyak pakar lain untuk mengembangkan teori-teori belajar dan pembelajaran

Kurang cocok, karena teori ini kajiannya terlalu abstrak dan deskriptif sehingga sukar diterjemahkan kelangkah-langkah yang praktis dan konkrit dalam pembelajaran matematika

22. Teori belajar menurut Kolb(aliran humanistik)

Kolb membagi tahapan belajar menjadi 4 tahap, yaitu:-      Pengalaman konkrit

-      Pengalaman aktif dan reflektif

-      Konseptualisasi

-      Eksperimentasi aktif

Menurutnya siklus belajar semacam ini terjadi secara berkesinambungan dan berlangsung diluar kesadaran

Page 11: teori belajar

si pelajar.

23.

Teori belajar menurut Honey dan Mumford(aliran humanistik)

Teori ini membuat penggolongan siswa menjadi 4 golongan yaitu aktivis, reflector, teoris, dan pragmatis.

Kurang cocok, karena teori ini kajiannya terlalu abstrak dan deskriptif sehingga sukar diterjemahkan kelangkah-langkah yang praktis dan konkrit dalam pembelajaran matematika24.

Teori belajar menurut Habermas(aliran humanistik)

Habermas percaya bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dari lingkungan maupun dengan sesama manusia. Dengan asumsi ini, dibagi tipe belajar menjadi 3 macam.1. Belajar tehnis (technical

learning)2. Belajar Praktis (practical

learning)3. Belajar emansipatoris

(emancipatory learning)

25.

Teori belajar menurut Landa(aliran Sibernetik)

Menurut landa, ada dua macam proses berpikir yaitu-      Berpikir algoritmatik yaitu proses berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu.

-      Berpikir Heuristik, yakni cara berpikir divergen, menuju kebeberapa target sekaligus.

Sejalan dengan perkembangan ilmu informasi ( aliran ini lebih

dekat ke psikologi dan

informasi) maka aplikasi teori ini

dalam matematika sekarang ini

sudah banyak dikembangkan,

karena teknologi informasi membuat

pembelajaran matematika lebih

menarik, dan lebih bermakna.

26.

Teori belajar menurut Pask dan scott(aliran Sibernetik)

Pendekatan yang diusulkan oleh pask dan scott itu sama dengan pendekatan algoritmik. Namun, cara berpikir “menyeluruh” tidak sama dengan heuristic. Cara berpikir menyeluruh adalah berpikir yang cendrung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap.

About these ads 

Page 12: teori belajar

DITULISKAN DALAM: TULISAN ♦ TULISAN ILMIAH

DITANDAI:TEORI BELAJAR, TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, TEORI BELAJAR KOGNITI, TEORI BELAJAR

MATEMATIKA

Navigasi pos← APLIKASI TEORI BRUNER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI

TINGKAT   SD

Guru 24 Jam Tatap Muka Perminggu Kurang   Proporsional  →Tinggalkan Balasan

Search

CariProfil BlogBlog tempat berbagi ide seputar dunia pendidikan. Berisi ide, tulisan atau gambar yang mungkin kurang berbobot. Namun, niat baik untuk berbagi mulai dari hal kecil dan sederhana itulah semangatnya. Blog ini memuat beberapa tulisan hasil karya sendiri dan sumber lain yang sudah dibaca penulis yang dinilai layak dipulikasikan. Untuk menambah variasi bacaan, blog ini juga berisi cerita, kisah lucu, dan refleksi diri penulis sebagai seorang guru. Jika terdapat tulisan, ocehan, curhat atau apa saja yang kurang berkenan bagi para pembaca itu merupakan kelemahan dari blog ini. Semoga blog sederhana ini dapat menambah sumber informasi dan pengetahuan bagi para pembaca. Tulisan, gambar dan segala isi dari blog ini boleh disadur atau dikutip dengan syarat mencantumkan sumbernya. Jika berkenan, lebih baik lagi bila memberi tahu melalui comment atau e-mail. Terima Kasih.

Me and My Family

 

Tulisan Anyar Perangkat Implementasi Kurikulum 2013   (K-13)  21 Mei 2014

Guru Harus Mampu   Ber-PTK.  21 Februari 2014

Cari

Page 13: teori belajar

Pembelajaran Pecahan Berbasis   Multimedia  21 Februari 2014

Soal Olimpiade Matematika dan   Sains  17 Februari 2014

Bahan Ajar IPA Kelas 5 ” Gaya dan Gerak   Benda”  20 Januari 2014

Modul Belajar “ARITMETIKA SOSIAL” SMP Kelas   7  20 Januari 2014

Modul-1 Matematika Kelas 5 Semester   2 13 Januari 2014

Soal Latihan Ulangan Sumatif Matematika Kelas   6  18 Desember 2013

Soal Pemantapan Sumatif Mat SD Kelas   5 16 Desember 2013

Latihan Ulangan Sumatif Kelas   7  12 Desember 2013

Kalender

S S R K J S M« Mei   Nov »

  1 2 3 4 5 67 8 9 10 11 12 1314 15 16 17 18 19 2021 22 23 24 25 26 2728 29 30 31  

Oktober 2013Kategori Tulisan

Download  (43)

o Artikel, Hasil Penilitian dan Publikasi Ilmiah  (1)

o Multimedia Pembelajaran  (1)

o Regulasi Pendidikan  (1)

Isu Pendidikan  (1)

Multimedia Pembelajaran  (8)

o Multimedia Pembelajaran SD  (4)

o Multimedia Pembelajaran SMA  (1)

o Multimedia Pembelajaran SMP  (1)

Perangkat Pengajaran Matematika  (6)

o Perangkat Pengajaran SD  (2)

Page 14: teori belajar

Soal-soal Matematika  (40)

o SOAL-SOAL MATEMATIKA SD  (21)

o SOAL-SOAL MATEMATIKA SMA  (1)

o SOAL-SOAL MATEMATIKA SMP  (11)

o SOAL-SOAL OLIMPIADE  (7)

Tulisan  (37)

o Cerita dan Refleksi Diri  (5)

o Kurikulum 2013  (4)

o Tulisan Ilmiah  (20)

Ayo Ketawa Ketawa.com  

Lucu-lucu  

Video lucu  

Humor-lucu  

Berita Almamater UNM  

Kompasiana  

Detik.com  

Detikinet (seputar teknologi)  

Kompas  

Blog Matematika Pintar Matematika  

MGMP Matematika DKI Jkt  

Math Playground Games  

Multiplication Maths  

Game Matematika  

Page 15: teori belajar

Rumah Matematika  

Cool Math Games  

Jaya (belajar Matematika)  

Zona Matematika  

Aplus Math Games  

Math Is Fun (Math Resources)  

PPPPTK Matematika  

Yoyo Aprianto   Seputar Matematika

Multiplication Maths  

Blog Seputar Pendidikan Paijo Eksperimenter  

Mampumedia  

Klub Guru  

Universitas Negeri Makassar  

Mahmudin  

Kemendibud  

SMP YPS Sorowako  

Ahmad Sudrajat  

Sertifikasi Guru  

IPTEK Romi Satria Wahono   Dosen, peneliti dan technopreneur.

LIPI  

Ilmu Komputer (Dr. Onno W Purbo)  

Paijo Eksperimenter  

Situs Kerohanian Renungan Harian Katolik  

Page 16: teori belajar

Renungan Iman Katolik  

Renungan Pagi  

Pondok Renungan  

Loker Tulisan                       

Komentarsyukli  on Multimedia penjumlahan dan pen…

Fathul Mubin  on Modul-1 Matematika Kelas 5 Sem…

candu raon on Bahan Ajar IPA Kelas 5 ”…

Elsha  on Latihan Soal Mid Semester SMP…

arga on Bahan Belajar “Sudut dan…

Meta Mendaftar  

Masuk log

RSS  Entri

RSS  Komentar

WordPress.com  

Statistik Blog 118,796 hits

Page Rank

 

Top RatedHalaman

Blog Profile

My Profile

Page 17: teori belajar

DOWNLOAD

  MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

  PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA

  TULISAN

  MY PROFILE

  SOAL-SOAL MATEMATIKA SD

  SOAL-SOAL MATEMATIKA SMA SOAL-SOAL MATEMATIKA SMP

  REGULASI PENDIDIKAN

  ISU PENDIDIKAN

  KURIKULUM 2013

BLOG PADA WORDPRESS.COM . THE SHAAN THEME .Ikuti

Follow “Made Nuryadi”

Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 865 pengikut lainnya.

Ditenagai oleh WordPress.com 

Pengolahan InformasiPengolahan informasi adalah teori belajar yang menjelaskan bagaimana rangsangan memasukkan sistem ingatan kita, dipilih dan terorganisir untuk penyimpanan, dan diambil dari memori (Mayer, 1998a). Teori belajar kognitif yang paling menonjol dari abad ke-20, ia memiliki implikasi penting untuk mengajar hari ini (Mayer, 1998b).

Sesuai dengan karakteristik matematika maka belajar matematika lebih cenderung termasuk ke dalam aliran belajar kognitif yang proses dan hasilnya tidak dapat dilihat langsung dalam konteks perubahan tingkah laku. Berikut adalah beberapa teori belajar kognitif menurut beberapa pakar teori belajar kognitif:

Sign me up

Page 18: teori belajar

* Teori Belajar PiagetJean Piaget adalah seorang ilmuwan perilaku dari Swiss, ilmuwan yang sangat terkenal dalam penelitian mengenai perkembangan berpikir khususnya proses berpikir pada anak.

Menurut Piaget setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:

a. Tahap Sensori Motor(dari lahir sampai kurang lebih umur 2 tahun)b. Tahap Pra-operasional ( kurang lebih umur 2 tahun hingga 7 tahun)c. Tahap Operasi Konkrit (kurang lebih 7 sampai 11 tahun)d. Tahap Operasi Formal (kurang lebih umur 11 tahun sampai 15 tahun)Berdasarkan uraian diatas, Piaget membagi tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi empat tahap yang didasarkan pada usia anak tesebut.

* Teori Belajar Van Hiele

Dalam belajar pengajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Van Hiele (1954), yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam belajar geometri. Van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan penelitian dalam pegajaran geometri. Hasil penelitiannya itu, yang dirumuskan dalam disertasinya, diperoleh dari kegiatan tanya jawab dan pengamatan.

Menurut Van Hiele, tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan, jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.

Van Hiele menyatakan bahwa terdapat lima tahapan berpikir dalam belajar geometri yaitu;

a. Tahap PengenalanDalam tahap ini anak mulai belajar mengenali suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai contoh jika kepada seorang anak diperlihatkan sebuah kubus, ia belum mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus itu. Ia belum menyadari bahwa kubus mempunyai sisi-sisi yang berupa bujur sangkar, bahwa sisinya ada 6 buah.

Page 19: teori belajar

b. Tahap AnalisisPada tahap ini anak sudah mulai dapat mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geomeri yang diamatinya. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri tersebut. Misalnya disaat dia mengamati persegi panjang, ia telah mengetahui bahwa terdapat dua pasang sisi yang berhadapan, dan kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. Dalam tahap ini anak belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya. Misalnya, anak belum mengetahui bahwa bujur sangkar adalah persegi panjang, bahwa bujur sangkar adalah belah ketupat dan sebagainya.

c. Tahap PengurutanPada tahap ini anak telah mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang dikenal dengan sebutan berpikir deduktif, namun kemapuan ini belum berkembang secara penuh. Pada tahap ini anak telah mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah mulai mengenali bahwa bujur sangkar adalah jajargenjang, bahwa belah ketupat adalah layang-layang. Demikian pula dalam pengenalan benda-benda ruang, anak-anak memahami bahwa kubus adalah balok juga, dengan keistimewaannya, yaitu bahwa semua sisinya berbentuk bujursangkar. Pola pikir anak pada tahap ini masih belum mampu menerangkan mengapa diagonal suatu persegi panjang itu sama panjang. Anak mungkin belum memahami bahwa belah ketupat dapat dibentuk dari dua segitiga yang kongruen.

d. Tahap DeduksiDalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Mereka juga telah mengerti peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di samping unsur-unsur yang telah didefinisiskan. Misalnya anak telah mampu memahami dalil. Selain itu, pada tahap ini anak telah mampu menggunakan postulat atau aksioma yang digunakan dalam pembuktian.

Postulat dalam pembuktian segitiga yang sama dan sebangun, seperti postulat sudut-sudut-sudut, sisi-sisi-sisi atau sudut-sisi-sudut, dapat dipahaminya, namun belum mengerti mengapa postulat tersebut benar dan mengapa dapat dijadikan sebagai postulat dalam cara-cara pebuktian dua segitiga yang sama dan sebangun(kongruen).

e. Tahap AkurasiDalam tahap ini anak telah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya ia mengetahui pentingnya aksioma-aksioma atau postulat-postulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh karena itu tidak mengherankan jika

Page 20: teori belajar

tidak semua anak, meskipun sudah duduk dibangku sekolah lanjutan atas, masih belum sampai pada tahap berpikir ini.

Paparan di atas baru beberapa teori pembelajaran kognitif, selain itu masih banyak teori belajar konitif yang diungkapkan oleh beberapa pakar seperti Bruner, Bloom, Freudenthal dan lain-lain.

------

RUJUKAN:

1. Atherton J S (2005) Learning and Teaching: SOLO Taxonomy [On-line] UK: Available: http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htm Accessed: diakses tanggal 17 January 2009.

2. Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.3. Karso, et.al.(1993). Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Depdikbud.4. Suherman, Erman & Winataputra, Udin S. (1992). Strategi Belajar Mengajar

Matematika. Depdikbud. Jakarta.5. Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta:

Rineka Cipta.6. Biggs, J. B. and Collis, K. F. (1991). Multimodal learning and the quality of

intelligent behaviou. In H.Rowe (ed.).7. Crowley, L Mary.(1987). “The Van Hiele Model of the development of Geometric

Thought.” Dalam Learning and teaching Geometry, K-12. National of Teacher of mathematics (NCTM). United State of America.

8. Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: the SOLO Taxonomy. New York: Academic Press.