Tentir EBM

8
م ي ح ر ل ا ن م ح ر ل له ا ل م ا س بEvidence Based Medicine --Siepend Praktikum -- Assalamu’alaikum sejawat PSPD12, disini kami yang biasanya kalian liat klo review praktikum (jgn bosen ya) mau coba jelasin tentang EBM nih, sebelum kita mulai belajar, ayo baca basmallah dulu, semoga ilmunya bermanfaat bagi yang belajar dan yang mengajarkan kita, amiin.. Temen2 pasti udah pada tau kepanjangan EBM kn? Apa hayoo? Yup benar, Evidence Based Medicine atau arti indonesianya itu Kedokteran Berbasis Bukti. Jadi, klo jadi dokter dan ngobatin pasien harus berdasarkan bukti (evidence) bukan hanya pengalaman (experience) aja. 3 komponen yang harus ada dalam pengambilan suatu tindakan oleh seorang dokter : 1. resources maksudnya itu pengalaman dan skill yang dimiliki oleh si dokter / klinisi dalam mengambil sebuah tindakan 2. values jadi, setiap tindakan yang dilakukan dokter itu HARUS bermanfaat bagi pasiennya. Ya iyalah, orang dokter itu tugasnya membuat kondisi pasien jadi lebih baik. 3. evidence ya evidence, arti evidence kan adalah bukti ilmiah. Jadi, seorang dokter yang berasaskan EBM itu, dalam melakukan semua tindakan terhadap pasien ataupun hal- hal yang berkaitan dengan bahwa ia harus mengambil sebuah keputusan itu harus berlandaskan bukti bukan dari hanya pendapatnya semata. Bukti ilmiah itu ya misalnya dari textbook, guide-line ataupun jurnal (the best), pokoknya ada a. Resources (sumber yang tersedia) b. Values (nilai/harapan masyarakat dan konsumen)

Transcript of Tentir EBM

Page 1: Tentir EBM

بسم الله الر حمن الر حيم

Evidence Based Medicine--Siepend Praktikum --

Assalamu’alaikum sejawat PSPD12, disini kami yang biasanya kalian liat klo review praktikum (jgn bosen ya) mau coba jelasin tentang EBM nih, sebelum kita mulai belajar, ayo baca basmallah dulu, semoga ilmunya bermanfaat bagi yang belajar dan yang mengajarkan kita, amiin..

Temen2 pasti udah pada tau kepanjangan EBM kn? Apa hayoo? Yup benar, Evidence Based Medicine atau arti indonesianya itu Kedokteran Berbasis Bukti. Jadi, klo jadi dokter dan ngobatin pasien harus berdasarkan bukti (evidence) bukan hanya pengalaman (experience) aja.

3 komponen yang harus ada dalam pengambilan suatu tindakan oleh seorang dokter :

1. resources maksudnya itu pengalaman dan skill yang dimiliki oleh si dokter / klinisi dalam mengambil sebuah tindakan

2. values jadi, setiap tindakan yang dilakukan dokter itu HARUS bermanfaat bagi pasiennya. Ya iyalah, orang dokter itu tugasnya membuat kondisi pasien jadi lebih baik.

3. evidence ya evidence, arti evidence kan adalah bukti ilmiah. Jadi, seorang dokter yang berasaskan EBM itu, dalam melakukan semua tindakan terhadap pasien ataupun hal-hal yang berkaitan dengan bahwa ia harus mengambil sebuah keputusan itu harus berlandaskan bukti bukan dari hanya pendapatnya semata. Bukti ilmiah itu ya misalnya dari textbook, guide-line ataupun jurnal (the best), pokoknya ada teorinyalah, ga ngasal kalo ngambil sebuah tindakan.

OBM vs EBM

Apa itu OBM???

Dulu itu, kan belom ada tuh namanya EBM (Evidence Based Medicine), yang ada hanyalah OBM (Opinion Based Medicine). Dari namanya aja udah bisa ketebak nih kalau OBM itu dalam pengambilan keputusan hanyalah berbasis opini/pendapat si dokter semata.

Jadi, komponen yang hanya dimiliki oleh OBM , hanyalah Reosurces dan Values. Jadi, dia itu kekurangan komponen apa teman-teman??? Yap,,,OBM itu kekurangan komponen Evidence, dia tidak mempunyai itu, ya iya..karena ia berlandasakan opininya saja, bukan berlandaskan bukti ilmiah.

a. Resources (sumber yang tersedia)b. Values (nilai/harapan masyarakat dan konsumen)c. Evidence (bukti ilmiahh yang sahih)

Page 2: Tentir EBM

Sedangkan EBM itu dia mempunyai 3 komponen penting yang dijelaskan panjang lebar diatas itu loh..

Yaitu : Resources, Values, dan yang paling penting adalah Evidence.

Jadi, sekarang itu OBM itu udah gak boleh dipake lagi, yang harus dipake adalah EBM. Okeee??

Tapi penggunakan EBM juga dipengaruhi oleh factor lain, sebagai berikut :

a. Perubahan pola demografi dan populasib. Meningkatnya tekanan dan tuntutan konsumen akan pelayanan

kesehatan yang efektifc. Pesatnya perkembangan teknologi kedokterand. Tuntutan akan profesionalisme kedokterane. Makin terbatasnya sumber daya yang tersedia untuk pelayanan

kesehatanf. Dampak globalisasi dan pasar bebas

Perkembangan EBM itu sendiri dari ilmu epidemiologi pada abad ke-18, 1. (berkembang sitematis) 1981 di McMaster University, Kanada

dengan publikasi serial “Reader Guides” (petunjuk pembaca) untuk membantu para praktisi dalam membaca artikel kedokteran, kayak panduan jurnal reading lah.

2. November 1993 berubah jadi “Users’Guides” yang isinya tidak menitikberatkan pada soal statistic dan metodologi penelitian semata tapi menitikberatkan pada bagaimana cara menerapkan sebuah hasil penelitian dalam sebuah praktek sehari-hari bukan hanya melakukan penelitian saja tanpa upaya untuk menerapkan hasilnya.

Terus EBM itu sendiri apa sih???

EBM cara pendekatan untuk mengambil keputusan dalam

tatalaksana pasien (dan atau penyelenggaraan pelayanan kesehatan) secara eksplisit dan sistematis (resources) berdasarkan bukti penelitian terakhir dan sahih (evidence) dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat (values)

Triad EBM memadukan pengalaman klinis (resources) dan bukti dari hasil penelitian yang sahih dan mutahir (evidence) serta bermanfaat untuk pasien (values).

ValuesResources

Evidence

ValuesResources

Page 3: Tentir EBM

Karena EBM adalah cara, maka ada langkahnya nih,

Langkah EBM :

1. Formulasi pertanyaan ada suatu masalah dan kita mempertanyakan ‘kenapa sih kayak gitu?’ atau ‘cara nanganin kasus A ini gimana?’ . yah, namanya juga formulasi pertanyaan, so pasti kita itu harus menemukan suatu masalah dan kita ingin mencari jawabannya.

2. Penelusuran Pustaka setelah dapet masalahnya apa, lalu kita mulai deh cari-cari bahan mengenai masalah tersebut. Kita bisa mecari kepustakaan nya lewat textbook ataupun jurnal. Yang jelas, recommended : jurnal. Pokoknya kita itu mencari bukti ilmiah dari pemecahan suatu masalah. Balik lagi ke awal, ga ngasal dalam mengambil sebuah keputusan.

3. Penelaahan bukti setelah dapet banyak bukti ilmiahnya lalu dibaca terus ya gak Cuma dibaca aja tetapi juga dimengerti dan disesuaikan sama masalah kita. Intinya adalah DIPAHAMI bukti tersebut.

4. Penerapan hasil penelaahan kan bukti ilmiah udah dicari, udah dibaca, dan udah dipahamin jadi langkah selanjutnya adalah menerapkan hasil yang telah kita baca tadi. Misal : cara menangani pasien dengan kasus A adalah dengan cara melakukan B. Ya udah, ketika kita dapet pasien dengan kasus A penanganannya adalah dengan cara B. Misal ditanya , apa landasan kamu melakukan cara B? Jawab : saya membaca jurnal A tahun X ini pak/bu/dok.

5. Evaluasi penerapan setelah kita terapkan tindakan kita, selanjutnya kita evaluasi deh hasilnya, apakah hasilnya sama seperti yang tertera dalam jurnal/textbook yang kita baca? Terkadang, ada beberapa kasus yang tindakannya itu hanya berlaku untuk lokal saja.

1. Formulasi Pertanyaan yang dapat dicari jawabannya

2. Penelusuran Pustaka untuk mencari bukti3. Telaah Kritis hasil penelusuran4. Penerapan hasil telaah pada pasien5. Evaluasii penerapan

EBM+Triad EBM adalah cara pendekatan untuk mengambil keputusan dalam tatalaksana pasien dengan memadukan pengalaman klinis (resources), hasil dari penelitian yg sahih dan mutakhir (evidence) serta bermanfaat untuk pasien (values)

Page 4: Tentir EBM

Misal : kasus A penangannannya dengan cara B. Tapi, cara B tersebut hanya mampu dilakukan di negara US, sedangkan di negara ID cara tersebut tidak dapat dilkukan ataupun tidak sesuai sengan negara ID, faktornya bisa banyak, mungkin karena iklim, letak geografis, cuaca, dsb. Oleh sebab itu, biasanya untuk kasus-kasus yang tidak bisa dilakukan secara internasional, institusi-institusi lokal biasanya mengeluarkan guide-line untuk menganani kasus A tsb. Paham kan yaaa??? Paham dong

Hal-hal Penting Dalam EBM

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan EBM :

1. Mendapatkan evidence secepatnya misal kita dapet kasus nih, kasus baru lagi, yang penanganannya itu belum terlalu terkenal caranya gimana. Jadilah, kita harus mencari evidencenya apa/bukti ilmiahnya itu apa/apa yang harus kita lakukan? Nah, dalam mencari evidence itu kita harus cepat, jangan kelamaan nanti pasiennya keburu drop out. Dokter Nouval bilang salah 1 contohnya adalah AKSES Internet, arti lainnya ialah bagaimana cara kita mengakses evidence tsb secepat mungkin dan jaringan internet termasuk hal yang mempengaruhi kecepatan kita dalam mengakses informasi/evidence.

2. Membuat kebijakan berdasarkan evidence setelah didapat evidence nya ya kita buat suatu keputusan/kebijakan untuk menangani kasus tsb.

3. Menerapkan kebijakan tersebut pada waktu dan tempat yang sesuai seperti contoh yang lalu, tidak semua penanganan untuk sebuah kasus itu akan sama di tiap negara ataupun tempat. Jadi, disesuain juga sama waktu nya kapan dan tempatnya dimana. Paham lah ya maksudnya ;)

Level of evidence (tingkat

pembuktian)

Ia. Meta-analisis randomized controlled trials (RCTs) Kumpulan dari RCTs-RCTs yang disatukan yang telah

direview oleh sekitar 3-6 reviewer. RCTs itu apa? RCTs itu merupakan penelitian

eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia. Pada uji klinis, peneliti memberikan perlakuan atau intervensi pd subjek penelitian. Uji ini biasanya dilakukan untuk membandingkan terapi yang 1 dg yang lain, ex: perbedaan efek ibat A dan efek obat B.

Ia. Metha-analize randomized controlled trialsIb. Minimal 1 randomized controlled trialsIIa. Minimal non randomized controlled trialsIIb. Studi cohort dan atau studi case-controlIIIa. Studi cross-sectional IIIb. Seri kasus dan laporan kasusIV. Consensus dan pendapat ahli

Page 5: Tentir EBM

Tingkat rekomendasiA. Ia dan IbB. IIa dan IIbC. IIia, IIIb dan IV

Tingkat evidence ini merupakan tingkat yang paling tinggi.

Ib. Minimal 1 randomized controlled trials Dari sekumpulan penelitian yang berjudul mirip,

minimal ada 1 penelitian yang desain penelitiannya RCTs.

Misalnya, ada 5 penelitian. Nah, desain penelitian 1 memakai cohort. Yang ke-2 memakai case-control. Yang ke-3 memakai cross sectional. Yang ke-4 memakai RCTs. Yang ke-5 memakai descriptive.

Nah, yang dimaksud judul mirip itu, misalnya tentang pemberian ASI terhadap gangguan tumbuh kembang balita. Ya, 5 penelitian itu berjudul hampir mirip. Yang diteliti ya berkisar antara ASI dan gamgguan tumbuh kembang balita.

IIa. Minimal satu non-randomized controlled trials

Uji klinis itu ada yang random dan ada yg ga random. Yang random namanya RCTs. Yang ga random namanya non-RCTs.

Nah, di tingkatan ini itu, misalnya ada sekumpulan penelitian. Dalam sekumpulan itu tidak ada yang memakai RCTs, tetapi yang ada hanyalah yang non-RCTs. Nah , sekumpulan penelitian yang didalamnya terdapat minimal 1 yang non-RCTs tetapi tidak ada 1 pun yang RCts, inilah tingkatan evidencenya masuk level IIa.

Jangan lupa, sekumpulan penelitian itu di review lagi sama reviewer.

IIb. – IIIb. Saya berasumsi, bahwa kalian semua telah mengerti, hehe :D husnuzhon

IV. Konsensus atau pendapat ahli

Jadi, ini merupakan kayak sebuah artikel yang isinya merupakan pendapat ahli tanpa dilakukannya sebuah penelitian.

Tingkat rekomendasi

Ini nih...letaknya si RCTs – randomized

control trials

A.Pembuktian yang termasuk dalam tingkat Ia atau Ib.

B.Pembuktian yang termasuk dalam tingkat IIa atau IIb.

C.Pembuktian yang termasuk dalam tingkat IIIa, IIIb, atau IV.

Page 6: Tentir EBM

Yang jelas yang paling baik dan yg paling di rekomendasikan itu yang meta-analisis yang ga terlalu disaranin itu yang consensus/pendapat ahli.

Fungsinya kita tahu ini ialah kita bisa menilai kekuatan kebuktian suatu jurnal itu gimana. Sehingga, kalo dapet jurnal yang evidencenya itu udah meta-analisis, percaya aja sama tuh jurnal karena udah banya yang review. Secaralah ya kalo udah pangkatnya tinggi gitu, ga perlu diraguin lagi isinya

EBM dan Clinical Governance

Awalnya itu kan EBM mengacu pada tatalaksana pasien, tapi EBM juga dikaitkan dengan clinical governance yang intinya upaya untuk melaksanakan continuous quality improvement (CQI) yang terdiri atas 4 aspek, yaitu:

Maaf ya teman,, ngerjainnya mepet-mepet. Jadinya ga semuanya kejelasin untuk yang slide ini, spesial deh ga dikasih penjelasan karena kurang waktu,huhu. Untuk tahu lebih banyak : silahkan dibaca buku

Sudigdo Ed.3 (yang di fotokopi in sekelas itu loh) halaman 190. Tuh, ada di situ. Oke oke ? ;)

Sekali lagi maaf ya temaan semuaa...terutama pada PJ Tentir Kuliah

Success for Us

1. Kinerja professional (Professional performance)2. Pemanfaatan sumber daya secara efisien

(Resource use)3. Risk management4. Aspek kepuasan pasien (Patients satisfaction)