Telaah RKS.docx
-
Upload
noorzainhma -
Category
Documents
-
view
427 -
download
2
description
Transcript of Telaah RKS.docx
BAHAN AJAR WORKSHOP PEMBINA BIMTEKEKSTRA KEAGAMAAN
A. JUDUL MATA BIMTEK
Telaah Rencana Kerja Sekolah (RKS)
B. JAM PELATIHAN
Aloaksi waktu untuk sesi ini adalah 2 JP (90 menit)
C. TUJUAN PELATIHAN
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi nilai-nilai keagamaan yang akan dikembangkan melalui
kegiatan ekskul (harapan)
2. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung (kekuatan) dalam pengembangan
nilai-nilai keagamaan
3. Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat (kelemahan) dalam
pengembangan nilai-nilai keagamaan
4. Mengidentifikasi peluang terkait pengembangan nilai-nilai keagamaan
5. Mengidentifikasi ancaman terkait pengembangan nilai-nilai keagamaan
6. Menentukan kegiatan ekskul keagamaan
7. Mengintegrasikan kegiatan ekskul keagamaan dalam RKS.
D. PENDEKATAN, DAN METODE
1. Pendekatan
Konstruktivistik dan constectual learning.
2. Metode
Ekspositori, Tanya – jawab, diskusi dan inquiry.
1
E. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran materi ini adalah:
1. Presentasi PowerPoint
2. Lembar Kerja 4.1
3. LCD, laptop/komputer
4. Kertas plano, spidol, flipchart
5. Handout .........
6. Handout 4.2 Contoh Penghitungan Biaya Pencapaian SPM
7. Bahan Bacaan:
Uraian materi Menghitung Ketercapaian Indikator, Menganalisis Kesenjangan,
dan Menghitung Biaya Pencapaian SPM. Petunjuk Teknis Analisis Standar Biaya
(ASP) Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
F. STRATEGI
Langkah-langkah Fasilitasi:
2
Pengantar
(5
Penjelasan Umum (15
menit)
Kerja kelompok mengidentifikasi
harapan, kekuatan,
kelemahan, peluang,
hambatan dan
Presentasi Hasil (25
menit)
Memperbaiki hasil
diskusi (10 menit)
Rangkuman dan
Penutup
1. Pengantar (5 menit)
Pada langkah ini fasilitator menjelaskan judul sesi, pentingnya sesi, tujuan dan langkah-langkah kegiatan.
2. Penjelasan Umum (15’)
Pada langkah ini fasilitator menjelaskan cara menentukan kegiatan ekskul yang terintegrasi dalam RKS melalui analisis SWOT (slide 6-12). Contoh terdapat dalam Handout 4.1 dan 4.2. Handout dibagikan dan dijelaskan oleh fasilitator. Setelah penjelasan dilanjutkan dengan tanya jawab.
3. Kerja kelompok mengidentifikasi harapan, kekuatan, kelemahan, peluang, hambatan dan penetapan kegiatan ekskul (30 menit)
Pada langkah ini fasilitator melatih peserta melakukan analisi SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities dan Treaths) dengan berdiskusi kelompok untuk menentukan kegiatan ekskul. (menggunakan format… lampiran)
Masing-masing kelompok akan menerima satu set bahan untuk kerja kelompok, yaitu:
a. Lembar bacaan study kasus
b. Format diskusi kelompok ;
c. Kewrtas plano;
d. Spidol;
e. Form perhitungan
Tugas setiap kelompok adalah sebagai berikut:
1) Menghitung pencapaian SPM pada beberapa IP
2) Menghitung kesenjangan masing-masing IP
3) Memperkirakan apakah diperlukan investasi baru yang relevan untuk IP tersebut.
4) Menghitung gap kebutuhan investasi yang ada
3
5) Memperkirakan berapa besar konsekuensi biayanya.
Lembar kerja untuk kelompok terdapat dalam Lampiran 4.1.
4. Presentasi hasil diskusi kelompok (60 menit)
Pada langkah ini fasilitator menugaskan peserta untuk mempresentasikan hasil diskusinya (slide 17). Dalam presentasi ini peserta kelompok lain diminta untuk mengkritisi hasil diskusi yang dipresentasikan.
5. Memperbaiki Hasil Diskusi (40 menit)Peserta secara berkelompok diminta memperbaiki hasil karyanya berdasarkan masukan pada waktu presentasi (slide 18)
6. Rangkuman dan Penutup (5 menit)Fasilitator merangkum hasil penghitungan biaya pencapaian SPM (slide 19-20). Fasilitator menutup dengan salam.
G. URAIAN MATERI
1. Pendahuluan
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dewasa ini menjadi alternative
ideal satuan pendidikan di tengah krisis multi dimensi yang melanda bangsa
Indonesia. Sekolah-sekolah yang menyediakan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan baik menjadi pilihan orang tua sebagai tujuan sekolah
anaknya. Hal ini tidak hanya menjadi peluang bagi sekolah/madrasah tetapi
sekaligus menjadi tantangan. Untuk mengikis krisis multi dimensi yang
terjadi, terutama krisis moral, sekolah harus mampu menyediakan wadah
kegiatan keagamaan yang dapat menjadi sarana penanaman dan
pembiasaan akhlak terpuji, sekaligus sebagai pengembangan karakter bagi
peserta didik.
4
Penentuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan harus berdasarkan
hasil analisis kebutuhan yang dikombinasikan dengan keadaan riil satuan
pendidikan dan terintegrasi dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS). Faktor-
faktor kekuatan, kelemahan, tantangan/peluang, dan hambatan menjadi
fakta lapangan yang tidak boleh diabaikan.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan mampu menentukan
kegiatan ekstrakulikuler keagamaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan
siswa, sekolah/madrasah, orang tua, dan masyarakat.
2. Pengertian
Rencana Kerja Sekolah (RKS) merupakan suatu dokumen bagian dari
perencanaan pendidikan di tingkat sekolah sesuai amanat Standar Pengelolaan
Pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007).
RKS terdiri dari Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja Jangka
Menengah Sekolah (RKJMS). RKT berisi program untuk jangka waktu satu
tahun, sedangkan RKJMM berisi program untuk empat tahun. Sebagai bagian
dari upaya pengembangan kapasitas sekolah, kegiatan ekstrakurikuler yang
baik harus terintegrasi dalam RKS.
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dewasa ini menjadi alternatif
ideal satuan pendidikan di tengah krisis multi dimensi yang melanda bangsa
Indonesia. Sekolah-sekolah yang menyediakan kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan dengan baik menjadi pilihan orang tua sebagai tujuan sekolah
anaknya. Hal ini tidak hanya menjadi peluang bagi sekolah/madrasah tetapi
sekaligus menjadi tantangan. Untuk mengikis krisis multi dimensi yang
terjadi, terutama krisis moral, sekolah harus mampu menyediakan wadah
kegiatan keagamaan yang dapat menjadi sarana penanaman dan pembiasaan
akhlak terpuji, sekaligus sebagai pengembangan karakter bagi peserta didik.
5
Penentuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan harus berdasarkan
hasil analisis kebutuhan yang dikombinasikan dengan keadaan riil satuan
pendidikan dan terintegrasi dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS). Faktor-
faktor kekuatan, kelemahan, tantangan/peluang, dan hambatan menjadi fakta
lapangan yang tidak boleh diabaikan.
Dengan mempelajari bahan ajar ini diharapkan mampu menentukan
kegiatan ekstrakulikuler keagamaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan
siswa, sekolah/madrasah, orang tua, dan masyarakat.
Harapan pemangku kepentingan adalah suatu kondisi tertentu yang
lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Contoh: peningkatan
nilai, peningkatan kedisiplinan, peningkatan kejujuran, peningkatan prestasi
akademik, dan lain-lain.
Pertanyaan kunci yang harus dijawab dalam perumusan harapan
pemangku kepentingan adalah: Seperti apa seharusnya sekolah/madrasah ini
lima tahun mendatang? Atau, dengan kata lain, apa yang dianggap penting
oleh pemangku kepentingan dan yang menjadi perhatian mereka dalam
kinerja sekolah/madrasah.
Harapan hendaknya:
a. Dirumuskan berdasarkan profil (keadaan sekolah/madrasah), hal mana
yang akan ditingkatkan, diperbaiki atau dicapai dalam 4 (empat) tahun ke
depan.
b. Berorientasi pada peningkatan/perbaikan sekolah/madrasah (school
improvement), termasuk memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan menyampaikan pengetahuan
tersebut kepada peserta didik, serta memperkuat kapasitas
6
sekolah/madrasah dalam kolaborasi yang dibangun atas dasar
“kepercayaan”;
c. Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan, tetapi juga pengguna
layanan;
d. Mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang sudah dimiliki oleh
sekolah/madrasah;
e. Mengacu kepada 8 (delapan) standar nasional pendidikan.
Tabel A1: Contoh Kategori, Profil Sekolah/Madrasah dan Harapan PemangkuKepentingan Terkait kegiatan keagamaan
Kategori Profil Sekolah/Madrasah Harapan Pemangku Kepentingan
1 2 3
II. Pengembangan Diri
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
Pada tahun ajaran sebelumnya menjadi juara harapan 1 lomba marawis tingkat kecamatan
Juara 1 marawis tingkat propinsi
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
Pada tahun ajaran sebelumnya ditemukan 5 kali kasus pencurian di kelas, dan 12 kali kasus menyontek dalam ujian
Tidak ada lagi kasus ketidakjujuran
3. Analisis Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi
khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika
sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa
disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun
kelebihan-kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta
dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta didik, orang tua,
masyarakat dan bangsa).
7
Contoh kondisi/keadaan/hal-hal yang dapat menjadi faktor kekuatan
bagi pengembangan kegiatan ekskul keagamaan antara lain:
a. Sekolah mempunyai SDM yang mempunyai kompetensi sesuai dengan
kebutuhan kegiatan ekskul keagamaan tertentu.
- Guru kelas/bidang studi yang menguasai seni marawis
- Guru kelas/bidang studi yang menguasai seni kaligrafi
- dll
b. Sekolah mempunyai sarana/prasarana untuk melaksanakan kegiatan
ekskul keagamaan tertentu
- Mempunyai peralatan marawis (alat musik, pakaian seragam)
- Mempunyai ruangan khusus untuk pentas
c. Sekolah mempunyai dana untuk melaksanakan kegiatan ekskul
keagamaan tertentu.
- Sekolah mempunyai dana yang dapat digunakan untuk melaksanakan
kegiatan ekskul keagamaan. Sumber dana bisa berasal dari pemerintah,
atau bantuan orang tua dan masyarakat.
d. Orang tua siswa sangat memdukung pengembangan kegiatan ekskul
keagamaan tertentu.
- Dukungan orang tua merupakan modal yang sangat penting dalam
melaksanakan kegiatan ekskul keagamaan tertentu.
4. Analisis Kelemahan
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan, itu adalah hal yang wajar
tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam
lembaga pendidikan bisa meminimalisir kelemahan - kelemahan tersebut atau
bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki
oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana
8
dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya
kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan
kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain.
5. Analisis Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Situasi lingkungan tersebut misalnya ; (1) kecendrungan penting yang terjadi
dikalangan peserta didik. (2) identifikasi suatu layanan pendidikan yang
belum mendapat perhatian. (3) perubahan dalam keadaan persaingan. (4)
hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya. Peluang
pengembangan ekstrakurikuler keagamaan antara lain:
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan
peran serta kegiatan keagamaan yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif
dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama
berdimensi sufistik kiat menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi
pengembangan ekstrakurikuler keagamaan ke depan.
c. Jumlah siswa yang memilih kegiatan ekstrkurikuler keagamaan saat
pemetaan bakat dan minat juga menjadi peluang bagi satuan pendidikan
untuk mengembangkan ekstrakurikuler keagamaan.
6. Analisis Ancaman
Ancama merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga
pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi
sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan berperannya sebuah
lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah ; minat
peserta didik kecil terhadap ekskul keagamaan, orang tua siswa yang kurang
9
mendukung, serta kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
pendidikan dan lain-lain.
7. Kriteria Kegiatan Ekskul
Setelah melakukan analisis, langkah berikutnya yang paling penting
adalah penentuan kegiatan. Penentuan kegiatan dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek aspek, yaitu:
a. Hasil analisis
Hasil analisis akan menempatkan suatu pilihan kegiatan pada empat
kategori (lihat matriks SWOT). SO merupakan kondisi paling ideal.
Dalam kondisi seperti ini sekolah tinggal mengelola dengan baik karena
semua daya dukung dan banhan input yang diperlukan sudah siap.
Kondisi WO dan ST kurang begitu ideal karena ada beberapa komponen
yang belum siap. Dan kondisi WT merupakan kondisi yang paling tidak
ideal, dalam kondisi seperti ini dibutuhkan kemauan yang sangat keras
karena jelas akan membutuhkan biaya dan menanggung resiko yang lebih
besar.
b. Skala prioritas
Prioritas menjadi penentu terakhir. Meskipun dalam keadaan WT jika
program yang dimaksud memang menjadi prioritas utama yang
disebabkan oleh beberapa faktor maka mau tidak mau harus menjadi
pilihan. Meskipun dengan biaya dan resiko yang besar.
8. Integrasi Ekskul Keagamaan Dalam RKS/M
Hasil analisis yang sudah dilakukan disusun ke dalam bagan sebagai berikut:
10
S (Kekuatan) W (Kelemahan)
O (Peluang)
Sebuah lembaga pendidikan harus memanfaatkan peluang menjadikan kekuatan atau sebaliknya.
Peluang digunakan untuk menekan sebuah kelemahan yang ada.
T (Ancaman)
Kekuatan digunakan untuk menekan ancaman yang terjadi.
Sebuah lembaga pendidikan sebulum datang sebuah ancaman harus menutupi kelemahan-kelamahan yang ada dengan kekuatan dan peluang.
Anaalisis SWOT menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai
dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan, jika
keputusan ini diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah
mencapai tujuannya. Analisis SWOT dalam penyelenggaraan sekolah dapat
membantu pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana
sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan sekolah, dan
sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah dapat
dilakukan dengan melakukan matrik SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel
daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam penyelenggaraan
program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi
SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO
(memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST
11
(menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi
kelemahan dan menghindari ancaman).
H. EVALUASI/LATIHAN
Jawablah Pernyataan Di Bawah Ini Dengan Jelas !
1. Coba Saudara identifikasi nilai-nilai keagamaan yang dapat dikembangkan
melalui kegiatan ekstrakurikuler pada SD
2. Coba Saudara identifikasi faktor-faktor pendukung (kekuatan) dalam
pengembangan nilai-nilai keagamaan pada SD
3. Coba identifikasi faktor-faktor penghambat (kelemahan) dalam
pengembangan nilai-nilai keagamaan pada SD
Kerjakan tugas di bawah ini dengan memilih salah satu dari dua kasus berikut :1.
Buatlah analisis SWOT pada sekolah yang ada di lingkungan saudara. Kemudian
tentukan jenis – jenis kegiatan ekstrakulikuler keagamaan yang relevan dengan
kebutuhan sekolah tersebut!
1. Ada salah satu sekolah dasar di bandung yang profilnya sebagai berikut :
Faktor pendukung adalah sekolah tersebut memiliki jumlah siswa yang
melebihi dari enam kelas dan memiliki guru – guru yang kualifikasi
akademiknya sudah memadai sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Sementara kelemahan dari sekolah tersebut adalah tidak memiliki sarana
yang dapat menunjang untuk terlaksananya kegiatan ekstrakulikuler
keagamaan, seperti tidak adanya mesjid dan ruang serbaguna. Adapun
peluang untuk sekolah tersebut yaitu adanya berbagai tawaran untuk
mengikuti perlombaan baik tingkat regional maupun nasional. Sementara
12
yang menjadi ancaman dari sekolah tersebut yaitu tidak memilikipembina
ekstrakulikuler yang kreatif dan inovatif.
Bagaimana menurut saudara untuk menentukan jenis – jenis kegiatan
ekstrakulikuler keagamaan yang dipandang memenuhi syarat dengan kriteria
profil sekolah di atas? Jelaskan!
Referensi :
- UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara
- Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013 Tentang SPM Pendidikan Dasar- Permendiknas No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP)- PP N0 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan- Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Pengelolaan
Keuangan Daerah- Modul Bos Tahun 2011
13
Lampiran 2.1
Format Lembar Kerja Diskusi Kelompok
Analisis Kesesuaian Kondisi Satuan Pendidikan dengan Pelaksanaan Pengembangan Diri untuk
Ekstrakurikuler Keagamaan
NO Bidang/Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan
Sarana dan Prasarana Pendukung
Ketersediaan Keterangan
Ada Tidak Ada
… ……………………………………… …………………………
.
……………………. ……………………
……
…………………….
.
4. Keagamaan
4.1 Marawis, Khasidah,
Nasyid
Srana:
- ……………….
- …………………
- ………………….
- ……………….
Prasarana:
- ………………..
- ……………….
- ……………….
4.2 ……………………………….. Srana:
- ……………….
14
- …………………
Lampiran 2.2
Format Lembar Kerja Diskusi Kelompok
Analisis Kebutuhan, Bakat dan Minat Peserta Didik pada Pengembangan Diri untuk Kegiatan Ekstrakurikuler
NO
Bidang/Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Frekuensi Pilihan Peserta Didik /
Kelas
Ketersediaan Jenis Kegiatan Tahun
Sebelumnya Keterangan
I II III IV V VI Ada Tidak ada
… ………………… … … … … … … ….. ……… …………………..
4. Keagamaan
4.1 Kaligrafi
4.2 Marawis
4.3 ……………..
…. ………………………………… … … … … … … ….. ……… …………………..
15
FORMAT DISKUSI KELOMPOK
SESI TELAAH RENCANA KERJA SEKOLAH
NO
KEGIATAN EKSKUL
KEAGAMAAN
NILAI YANG DIHARAPKAN MUNCUL
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
1. ………………. ……………………………………………………………………………………………
.…………………
.…………………
.
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
2. ……………….. ……………………………………………………………………………………………
.…………………
.…………………
.
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
…………………………………………………………………………………………….………………….………………….
3. ……………….. …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
16
………………….
………………….
………………….
………………….………………….………………….
………………….………………….………………….
………………….………………….………………….
………………….………………….………………….
Contoh kasus:
SD Suka Dana ingin mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan seni MARAWIS. Setelah dilakukan analisis terhadap profil sekolah, diketahui data sebagai berikut:
- Kebutuhan masyarakat akan seni marawis semakin besar sebagai pengisi acara hajatan,
lamaran, dll
- Sudah banyak sekolah lain yang juga mengembangkan seni marawis
- Dukungan orang tua sangat besar, bahkan mereka rela menyumbang untuk keperluan
sarana pendukung
- Setelah dilakukan penjaringan, ternyata minat siswa akan seni marawis cukup tinggi
- Belum mempunyai pelatih yang handal, kalau pun ada meminta honor yang cukup tinggi
- Peralatan yang dimiliki belum lengkap, dan yang sudah ada berkualitas rendah
- Kepedulian DUDI rendah, karena daerah sekitar sekolah bukan daerah
perusahaan/perindustrian
- Ada event-event semesteran/tahunan berupa lomba marawis berbagai tingkat hingga
provinsi
17
- Dunia pariwisata mulai melirik seni marawis
a. Analisislah keadaan di atas, dengan analisis SWOT.
b. Jika marawis ditetapkan sebagai pilihan kegiatan, langkah apakah yang harus dilakukan
oleh SD Suka Dana?
18