Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

11
7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 1/11 TEKNOLOGI BIODIESEL DARI NYAMPLUNG Biodiesel atau FAME ( fatty acid methyl ester ) dapat diproduksi dari minyak nabati dan lemak hewan, merupakan bahan bakar yang biodegradable, dan dapat diperbaharui, dapat digunakan untuk pelumas, dan mempunyai flash point yang relative tinggi memberikan daya tarik sebagai alternatif minyak berbasis bahan bakar diesel. embuatan biodiesel dari minyak nyamplung men!adi salah satu perhatian emerintah dalam rangka pengembangan bahan bakar alternatif. "yamplung sebagai bahan baku biodiesel mempunyai keunggulan, antara lain dapat menghasilkan yield yang #ukup tinggi, tersebar merata se#ara alami di $ndonesia dan memiliki daya bertahan hidup yang tinggi, produktivitasnya tinggi hingga %& ton' ha !ika dibanding dengan !arak pagar. otensi minyak nyamplung yang dihasilkan di $ndonesia #ukup besar, yaitu .*&+, ton'tahun atau *.-*.&&& kl'tahun. /ntuk men!adi biodiesel, bi!i nyamplung mengalami dua proses pengolahan, yaitu pengolahan bi!i men!adi minyak nyamplung dan pengolahan minyak nyamplung men!adi biodiesel. roses pengolahan biodiesel dari bi!i nyamplung di!elaskan sebagai berikut. 0ambar 1. 2iagram alir proses pengolahan biodiesel nyamplung

description

Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

Transcript of Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

Page 1: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 1/11

TEKNOLOGI BIODIESEL DARI NYAMPLUNG

Biodiesel atau FAME (fatty acid methyl ester ) dapat diproduksi dari minyak nabati

dan lemak hewan, merupakan bahan bakar yang biodegradable, dan dapat

diperbaharui, dapat digunakan untuk pelumas, dan mempunyai flash point yang

relative tinggi memberikan daya tarik sebagai alternatif minyak berbasis bahan bakar diesel.

embuatan biodiesel dari minyak nyamplung men!adi salah satu perhatian

emerintah dalam rangka pengembangan bahan bakar alternatif. "yamplung

sebagai bahan baku biodiesel mempunyai keunggulan, antara lain dapat

menghasilkan yield yang #ukup tinggi, tersebar merata se#ara alami di $ndonesia

dan memiliki daya bertahan hidup yang tinggi, produktivitasnya tinggi hingga %& ton'

ha !ika dibanding dengan !arak pagar. otensi minyak nyamplung yang dihasilkan di

$ndonesia #ukup besar, yaitu .*&+, ton'tahun atau *.-*.&&& kl'tahun.

/ntuk men!adi biodiesel, bi!i nyamplung mengalami dua proses pengolahan, yaitupengolahan bi!i men!adi minyak nyamplung dan pengolahan minyak nyamplung

men!adi biodiesel. roses pengolahan biodiesel dari bi!i nyamplung di!elaskan

sebagai berikut.

0ambar 1. 2iagram alir proses pengolahan biodiesel nyamplung

Page 2: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 2/11

 A. engolahahan Bi!i men!adi Minyak "yamplung1. erlakuan dan penyimpanan bi!i

Bi!i nyamplung yang sudah dipanen, dikeringkan terlebih dahulu di bawah

sinar matahari atau !ika alatnya tersedia, dikeringkan dengan menggunakan

mesin pengering bi!i. Apabila sinar matahari #ukup terik, pengeringanmemerlukan waktu %3 hari. 4etelah ter#apai kondisi kering udara (kadar air

3 1%5), kemudian bi!i dikuliti yaitu daging bi!i dipisahkan dari #angkangnya.

4etelah dikuliti, diperoleh rendemen bi!i sebesar -&5 dan tempurung

#angkangnya &5 (kering udara). Bi!i dimasukkan ke dalam karung goni yang

ditutup rapat dan disimpan di gudang, diusahakan lantai gudang dialasi

kayu'papan yang tidak begitu rapat agar ada udara yang mengalir dan agar 

tidak lembab. 6uang penyimpanan diusahakan tidak terlalu dingin dan

lembab, suhu ideal adalah % 3 %- 78 dan kelembaban sekitar &3-& 5.

/ntuk men#apai kondisi yang ideal, sebaiknya gudang memiliki ventilasi untuk

memasukkan udara dari luar dan mengeluarkan udara dari dalam ruang. Apabilla !angka waktu penyimpanan bi!i ke proses pengolahan memerlukan

waktu lama, maka sewaktu3waktu perlu di #ek apakah bi!i terkena serangan

 !amur atau hama'kutu. Apabila beberapa sampel terkena serangan !amur,

sebaiknya bi!i di#u#i dan dikeringkan kembali. 4edang apabila serangan

hamanya terlalu banyak, maka diperlukan fumigasi seluruh ruang

penyimpanan tersebut.

%. engupasan, pengukusan dan pengeringan bi!i

Bi!i nyamplung yang masih ada tempurungnya, dihilangkankan dahulu

tempurungnya, kemudian bi!i tanpa tempurung tersebut dikukus dengan air 

panas selama % !am untuk menghilangkan getahnya atau fraksi tak

tersabunkan, kemudian dikeringkan lagi di bawah sinar matahari.

engeringan bi!i tanpa tempurung bisa !uga dilakukan dengan #ar a digoreng

tanpa minyak (sangray) atau dengan mesin. engeringan dilakukan sampai

bi!i nyamplung berwarna #oklat kemerahan. 9ahapan pengeringan ini sangat

penting, karena menentukan besarnya rendemen minyak yang dihasilkan.

0ambar %. Mesin pengering bi!i nyamplung

Page 3: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 3/11

. engepresan bi!i Alat yang digunakan untuk mengekstrak minyak nyamplung dari bi!inya ada

dua tipe yaitu : mesin pres hidrolik manual, dan mesin pres ekstruder' ulir.

Mesin tipe hidrolik sesuai digunakan untuk skala rumah tangga atau rakyat,

sedangkan tipe ekstruder digunakan untuk pabrik. ;edua tipe mesin pres

tersebut memilki kelebihan dan kekurangan. Mesin pres tipe hidrolikmemerlukan energi listrik yang ke#il yaitu sekitar 1.&&& watt, sedang untuk

tipe ekstruder memerlukan energi listrik #ukup besar yaitu sekitar + ;<A.

roduksi minyak tipe hidrolik sangat ke#il yaitu sekitar 1& liter'hari, sedang

tipe ekstruder yang mampu dibuat sampai saat ini dapat menghasilkan 1&&

liter minyak'hari. ada demplot 2esa Mandiri Energi (2ME) digunakan mesin

tipe ekstruder.

4istem hidrolik 4istim ulir (ekstruder)0ambar . Mesin pres bi!i nyamplung

=asil pengepresan selain minyak akan dihasilkan !uga limbah berupa bungkil

yang terdiri dari tempurung, daging bi!i dan sisa minyaknya dengan !umlah

sekitar &5 dari berat bi!i kering. >leh karena itu, pabrik pengolahan minyak

nyamplung harus disertai dengan pengolahan limbah bungkil men!adi briket

bungkil. Bungkil yang !umlahnya #ukup besar tersebut kalau tidak

dimanfaatkan akan men!adi sumber pen#emaran lingkungan. >leh karena itu,

pabrik pengolahan minyak nyamplung harus disertai dengan pengolahan

limbah bungkil men!adi briket bungkil. 4e#ara ekonomi, nilai kalor bungkil

lebih tinggi, karena mengandung tempurung, daging bi!i dan minyak sekitar %&3&5. Briket bungkil ini nilai komersialnya #ukup tinggi dan pemasarannya

mudah, baik untuk rumah tanga atau industri pertanian sebagai pengganti

kayu bakar.

 Angka rendemen minyak menggunakan mesin pres sangat ke#il (%&3&5)

apabila dibandingkan dengan nilai se#ara teoritis. =asil u!i laboratorium #ara

pres dengan menggunakan pelarut kimia menghasilkan minyak sebesar 

*,5, air %,&5, protein 11,*5 dan karbohidrat sebesar +,5 atau total

sebesar ,+5. 4ampai saat ini masih belum ditemukan mesin pres yang

menghasilkan rendemen minyak tinggi.

Page 4: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 4/11

>leh karena itu sebelum diolah men!adi biodiesel, terlebih dahulu perlu

dilakukan proses deguming terhadap minyak nyamplung yang akan diolah.

*. emisahan 0etah (Deguming )

Minyak yang keluar dari mesin pres umumnya berwarna hitam gelap, karena

banyak mengandung kotoran yang berasal dari kulit dan senyawa kimia

seperti alkoloid, fosfatida, karotenoid, khlorofil dan lain3lain yang berwarna

gelap. roses deguming dilakukan pada suhu & 78 selama & menit,

endapan yang ter!adi dipisahkan, kemudian di#u#i dengan air hangat suhu

&78 sampai !ernih. 4elan!utnya air dipisahkan'diuapkan dari minyak dengan

pengering vakum pada suhu & 78 agar tidak ter!adi reaksi oksidasi yang bisa

mengubah warna minyak tersebut men!adi gelap kembali.

9u!uan proses deguming adalah untuk memisahkan minyak dari getah atau

lendir yang terdiri daro fosfatida, protein, karbohidrat, residu, air dan resin.

roses deguming dilakukan dengan menambahkan asam fosfat sebanyak &,+5 (b'b? minyak, sehingga akan terbentuk senyawa fosfatida yang mudah

terpisah dari minyak. ;emudian senyawa tersebut dipisahkan berdasarkan

pemisahan berat !enis yaitu senyawa fosfatida beradada di bagian bawah dari

minyak tersebut. =asil dari deguming akan memperlihatkan perbedaan yang

sangat !elas dari minyak asalnya, yaitu berwarna !ernih kemerah3merahan.

0ambar *. 8ontoh minyak nyamplung hasil pres (1),

hasil deguming (%), gliserol (), stearin (*) dan biodiesel (+)

B. engolahan Minyak "yamplung men!adi Biodiesel

4etelah minyak nyamplung dipisahkan getahnya, dianalisis kadar asam lemak

bebasnya (FFA) dan ditetapkan besaran !umlah preaksi metanol yang

digunakan, kemudian minyak tersebut diolah lan!ut men!adi biodiesel. =asil

penelitian menun!ukkan, untuk proses esterifikasi, perbandingan molar metanol

terhadap kadar FFA minyak nyamplung hasil deguming yang optimum adalah

%&:1. 4etelah itu barulah dilakukan proses pengolahannya.

roses pengolahan minyak nyamplung men!adi biodiesel sangat tergantung darikadar asam lemak bebas awal dari minyak nyamplung setelah deguming 

Page 5: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 5/11

(refined oil). Ada kategori proses pengolahan minyak nyamplung berdasarkan

klasifikasi kompleks'kerumitan pengolahannya yaitu :

1. roses Transesterifikasi  (9)

roses ini digunakan apabila kadar FFA dari refined oil @ 15. roses

transesterifkasi . prinsipnya adalah mereaksikan refined oil  dengan metanol

teknis dalam perbandingan molar metanol terhadap berat refined oil   :1

dengan menggunakan katalis "a>=';>= &,+5 dan dipanaskan pada suhu

& 78 selama &,+ !am disertai pengadukan di dalam reaktor estrans yang

terbuat stainless steel  (ba!a tahan karat) yang tertutup rapat yang dilengkapi

dengan sistim destilasi metanol yang menguap. 4etelah proses selesai,

biodiesel yang dihasilkan dienapkan selama 3* !am untuk memisahkan

gliserol yang terbentuk dari pembuatan biodiesel tersebut. 2alam proses

skala pabrik, pemisahan gliserol ini dapat dilakukan se#ara #epat dengan

menggunakan alat sentrifuge. Air yang terbentuk di bawah permukaan

biodiesel di#u#i dengan menambahkan asam asetat glasial sebesar &,&15,

di#u#i dengan air hangat suhu &78, dan kemudian sisa air diuapkan.

Metanol yang tersisa dikeluarkan dan disatukan dengan larutan metanol

yang terdestilasi untuk digunakan dalam proses berikutnya. 2engan proses

ini, trigliserida langsung diubah men!adi metil ester, sedang asam lemak

bebas akan tersabunkan dan bersatu dengan gliserol.

%. roses Esterifikasi Transesterifikasi (E9)

roses ini digunakan apabila kadar FFA dari refined oil berkisar antara 1&3

%&5. roses esterifikasi transesterifikasi  (E9), proses ini digunakan apabila

kadar FFA dari refined oil #ukup tinggi, karena apabila proses yang

digunakan langsung transesterifikasi maka asam lemak bebas bukan diubah

men!adi biodiesel, tetapi men!adi sabun. rinsip proses ini adalah

melakukan terlebih dahulu proses esterifikasi sebelum proses

transesterifikasi. =asil penelitian menun!ukkan, untuk proses esterifikasi,

perbandingan molar metanol terhadap kadar FFA minyak nyamplung hasil

deguming yang optimum adalah %&:1, katalis =8 15 dan lama reaksi 1

 !am. 4etelah itu barulah dilakukan proses pengolahannya. roses

trasnsesterifikasi dilakukan sama dengan esterifikasi hanya perbandingan

molar metanol terhadap minyak adalah : 1, katalis yang digunakan ;>=

&,+5, lama reaksi &,+ !am. Apabila dengan proses estrans bilangan asammasih tinggi, maka dilakukan proses netralisasi dengan "a>= teknis. 6isiko

proses netralisasi ini adalah menurunnya nilai rendemen.

roses esterifikasi dilakukan dengan menambahkan metanol teknis dalam

perbandingan molar metanol terhadap berat FFA %&:1, dan menggunakan

katalis =81 15, dipanaskan pada suhu &78 selama 1 !am dengan disertai

pengadukan di dalam reaktor estrans yang terbuat dari ba!a tahan karat

(stainless steel ) yang tertutup rapat dilengkapi dengan sistim destilasi untuk

metanol yang menguap. 4elan!utnya setelah selesai, terhadap refined oil

dilan!utkan dengan proses transesterifikasi seperti yang diterangkan dalamparagraf sebelumnya.

Page 6: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 6/11

. roses Esterifikasi Esterifikasi Transesterifikasi  (EE9)

roses ini digunakan apabila kadar FFA refined oil lebih besar dari %&5.

roses esterifikasi esterifikasi transesterifikasi  (EE9), proses ini digunakan

apabila kadar FFA dari refined oil sangat tinggi, sehingga kadar asam lemak

bebasnya !uga tinggi. ;adar asam lemak bebas tersebut harus diubahdahulu dengan proses esterifikasi  sebanyak % kali, sehingga asam lemak

bebas dapat terbentuk men!adi metil ester dari pada terbentuk sabun.

rosedurnya sama dengan proses E9 hanya sa!a proses esterifikasi

dilakukan sebanyak % kali. Apabila dengan % kali esterifikasi belum berhasil

(biasanya dalam keadaan ekstrim?, maka dilakukan proses netralisasi

dengan "a>= teknis untuk mengubah asam lemak bebas men!adi sabun.

6isiko proses netralisasi ini adalah menurunnya nilai rendemen.

0ambar *. 6eaktor esterifikasi esterifikasi transesterifikasi 

TEKNOLOGI BIOETHANOL DARI SINGKONG

Ethanol merupakan senyawa =idrokarbon dengan gugus =ydroyl (3>=) dengan %atom karbon (8) dengan rumus kimia 8%=+>=. 4e#ara umum Ethanol lebih dikenal

sebagai Etil Alkohol berupa bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku tanaman

yang mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu, ubi !alar, !agung, sorgum,

beras, ganyong dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan nama Bioethanol.

Bahan baku lain3nya adalah tanaman atau buah yang mengandung gula seperti

tebu, nira, buah mangga, nenas, pepaya, anggur, lengkeng,dll. Bahan berserat

(selulosa) seperti sampah organik dan !erami padi pun saat ini telah men!adi salah

satu alternatif penghasil ethanol. Bahan baku tersebut merupakan tanaman pangan

yang biasa ditanam rakyat hampir di seluruh wilayah $ndonesia, sehingga !enis

tanaman tersebut merupakan tanaman yang potensial untuk dipertimbangkansebagai sumber bahan baku pembuatan bioethanol. "amun dari semua !enis

Page 7: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 7/11

tanaman tersebut, ubi kayu merupakan tanaman yang setiap hektarnya paling tinggi

dapat memproduksi bioethanol. 4elain itu pertimbangan pemakaian ubi kayu

sebagai bahan baku proses produksi bioethanol !uga didasarkan pada pertimbangan

ekonomi. ertimbangan ke3ekonomian pengadaan bahan baku tersebut bukan sa!a

meliputi harga produksi tanaman sebagai bahan baku, tetapi !uga meliputi biaya

pengelolaan tanaman, biaya produksi pengadaan bahan baku, dan biaya bahan

baku untuk memproduksi setiap liter ethanol.

4e#ara umum ethanol biasa digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol,

#ampuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, kosmetika dan kini sebagai

#ampuran bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Mengingat pemanfaatan ethanol

beraneka ragam, sehingga grade ethanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai

dengan penggunaannya. /ntuk ethanol yang mempunyai grade &3+5 biasa

digunakan pada industri, sedangkan ethanol'bioethanol yang mempunyai grade +3

5 atau disebut alkohol teknis dipergunakan sebagai #ampuran untuk miras dan

bahan dasar industri farmasi. 4edangkan grade ethanol'bioethanol yangdimanfaatkan sebagai #ampuran bahan bakar untuk kendaraan bermotor harus

betul3betul kering dan anhydrous supaya tidak menimbulkan korosif, sehingga

ethanol'bio3ethanol harus mempunyai grade tinggi antara ,3, 5 (Full Grade

Ethanol = FGE ). erbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses

konversi karbohidrat men!adi gula (glukosa) larut air.

Proses Produksi Bio-Ethanol

roduksi ethanol'bioethanol (atau alkohol) dengan bahan baku tanaman yang

mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidratmen!adi gula (glukosa) larut air. ;onversi bahan baku tanaman yang mengandung

pati atau karbohydrat dan tetes men!adi bioethanol ditun!ukkan pada 9abel 1.

9abel 1. ;onversi Bahan Baku 9anaman Cang Mengandung ati Atau ;arbohidratdan 9etes Men!adi Bio3Ethanol

Bahan Baku ;andungan 0ula2alam Bahan

Baku

(;g)

Dmlh =asil;onversi

Bioethanol

(iter)

erbandingan BahanBaku dan BioethanolDenis ;onsumsi (;g)

/bi ;ayu 1&&& %+&3&& 1, ,+ : 1

/bi Dalar 1&&& 1+&3%&& 1%+ : 1

Dagung 1&&& &&3-&& %&& + : 1

4agu 1&&& 1%&31& & 1% : 1

9etes 1&&& +&& %+& * : 1

0lukosa dapat dibuat dari pati3patian, proses pembuatannya dapat dibedakan

berdasarkan at pembantu yang dipergunakan, yaitu =ydrolisa asam dan =ydrolisa

enyme. Berdasarkan kedua !enis hydrolisa tersebut, saat ini hydrolisa enyme lebih

banyak dikembangkan, sedangkan hydrolisa asam (misalnya dengan asam sulfat)

kurang dapat berkembang, sehingga proses pembuatan glukosa dari pati3patian

Page 8: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 8/11

sekarang ini dipergunakan dengan hydrolisa enyme. 2alam proses konversi

karbohidrat men!adi gula (glukosa) larut air dilakukan dengan penambahan air dan

enyme kemudian dilakukan proses peragian atau fermentasi gula men!adi ethanol

dengan menambahkan yeast atau ragi. 6eaksi yang ter!adi pada proses produksi

ethanol'bio3ethanol se#ara sederhana ditu!ukkan pada reaksi 1 dan %.

=%>

(8=1&>+)n 3333333333333333333333333333" 8=1%> (1)

enyme

(pati) 333333333333333333333333333333333333 (glukosa)

(8=1%>)n 3333333333333333333333333333% 8%=+>= G % 8>%. (%)

yeast (ragi)

(glukosa) 33333333333333333333333333333333 (ethanol)

4elain ethanol'bioethanol dapat diproduksi dari bahan baku tanaman yang

mengandung pati atau karbohydrat, !uga dapat diproduksi dari bahan tanaman yang

mengandung selulosa (mis: !erami padi), namun dengan adanya lignin

mengakibatkan proses penggulaannya men!adi lebih sulit, sehingga pembuatan

ethanol'bioethanol dari selulosa sementara ini tidak kami rekomendasikan. Meskipun

teknik produksi ethanol'bioethanol merupakan teknik yang sudah lama diketahui,

namun ethanol'bioethanol untuk bahan bakar kendaraan memerlukan ethanol

dengan karakteristik tertentu yang memerlukan teknologi yang relatif baru di

$ndonesia antara lain mengenai nera#a energi (energy balan#e) dan efisiensi

produksi, sehingga penelitian lebih lan!ut mengenai teknologi proses produksiethanol masih perlu dilakukan.4e#ara singkat teknologi proses produksi

ethanol'bioethanol tersebut dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu ersiapan Bahan

Baku, iHuefikasi dan 4akarifikasi, Fermentasi, 2istilasi, dan 2ehidrasi.

 A. ersiapan Bahan Baku

Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman,

baik yang se#ara langsung menghasilkan gula sederhana semisal 9ebu

(sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung

seperti !agung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum)

disamping bahan lainnya. ersiapan bahan baku beragam bergantung pada !enis bahan bakunya, sebagai #ontoh kami menggunakan bahan baku 4ingkong

(ubi kayu). 4ingkong yang telah dikupas dan dibersihkan dihan#urkan untuk

meme#ahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air se#ara baik.

Page 9: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 9/11

0ambar +. enghan#uran singkong

0ambar . emasakan bahan baku

B. iHuifikasi dan 4akarifikasi

;andungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong

dikonversi men!adi gula komple menggunakan Enym Alfa Amylase melalui

proses pemanasan (pemasakan) pada suhu & dera!at #el#ius (hidrolisis). ada

kondisi ini tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Delly). ada

kondisi optimum Enym Alfa Amylase beker!a meme#ahkan struktur tepung

se#ara kimia men!adi gula komple (detrin). roses iHuifikasi selesai ditandai

dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah men!adi lebih #air seperti sup. 4edangkan proses 4akarifikasi (peme#ahan gula kompleks men!adi

gula sederhana) melibatkan tahapan sebagai berikut :

• endinginan bubur sampai men#apai suhu optimum Enym 0lukosa

 Amylase beker!a.

• engaturan p= optimum enim.

• enambahan Enym 0lukosa Amilase se#ara tepat dan mempertahankan

p= serta temperatur pada suhu & dera!at #el#ius hingga proses

4akarifikasi selesai (dilakukan dengan melakukan pengetesan kadar gula

sederhana yang dihasilkan).

Page 10: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 10/11

0ambar -. iHuefikasi dan 4akarifikasi

8. Fermentasi

ada tahap ini, tepung telah telah berubah men!adi gula sederhana (glukosa dan

sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara + hingga 1% 5. 9ahapan

selan!utnya adalah men#ampurkan ragi (yeast) pada #airan bahan baku tersebutdan mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu

optimum %- s'd % dera!at #el#ius selama kurun waktu + hingga - hari

(fermentasi se#ara anaerob). ;eseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar 

bahan baku tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. 2engan kata lain,dari

persiapan baku,liHuifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus pada kondisi

bebas kontaminan. 4elama proses fermentasi akan menghasilkan #airan

etanol'alkohol dan 8>%.

=asil dari fermentasi berupa #airan mengandung alkohol'ethanol berkadar 

rendah antara - hingga 1& 5 (biasa disebut #airan Beer). ada kadar ethanol

ma 1& 5 ragi men!adi tidak aktif lagi,karena kelebihan alkohol akan beakibat

ra#un bagi ragi itu sendiri dan mematikan aktifitasnya.

2. 2istilasi

2istilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk

memisahkan alkohol dalam #airan beer hasil fermentasi. 2alam proses distilasi,

pada suhu - dera!at #el#ius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan

menguap lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih + dera!at #el#ius. /apethanol didalam distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga

terkondensasi men!adi #airan ethanol. ;egiatan penyulingan ethanol merupakan

bagian terpenting dari keseluruhan proses produksi bioethanol. 2alam

pelaksanaannya dibutuhkan tenaga operator yang sudah menguasai teknik

penyulingan ethanol. 4elain operator, untuk mendapatkan hasil penyulingan

ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman tentang teknik fermentasi dan

peralatan distillator yang berkualitas.

enyulingan ethanol dapat dilakukan dengan % (dua) #ara :

Page 11: Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

7/17/2019 Teknologi Biodiesel Dari Nyamplung

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-biodiesel-dari-nyamplung 11/11

1. enyulingan menggunakan teknik dan distillator tradisional

(konvensional). 2engan #ara ini kadar ethanol yang dihasilkan hanya

berkisar antara antara %& s'd & 5.

%. enyulingan menggunakan teknik dan distillator model kolom reflu(bertingkat). 2engan #ara dan distillator ini kadar ethanol yang dihasilkan

mampu men#apai &3+ 5 melalui % (dua) tahap penyulingan.

E. 2ehidrasi

=asil penyulingan berupa ethanol berkadar + 5 belum dapat larut dalam bahan

bakar bensin. /ntuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar ,3, 5

atau disebut ethanol kering. /ntuk pemurnian ethanol + 5 diperlukan proses

dehidrasi (distilasi absorbent) menggunakan beberapa #ara,antara lain : 1. 8ara

;imia dengan menggunakan batu gamping %. 8ara Fisika ditempuh melalui

proses penyerapan menggunakan Ieolit 4intetis. =asil dehidrasi berupa ethanol

berkadar ,3, 5 sehingga dapat dikatagorikan sebagai Full 0rade Ethanol

(F0E), barulah layak digunakan sebagai bahan bakar motor sesuai standar 

ertamina. Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini disebut 2ehidrator.

0ambar . 4kema penyulingan ethanol

F. =asil samping penyulingan ethanol

Akhir proses penyulingan (distilasi ) ethanol menghasilkan limbah padat

(sludge) dan cair (vinase). Untuk meminimalisir efek terhadap pencemaran

lingkungan, limbah padat dengan proses tertentu dirubah menadi pupuk

kalium,bahan pembuatan biogas,kompos,bahan dasar obat nyamuk bakar

dan pakan ternak. !edangkan limbah cair diproses menadi pupuk cair.

"engan demikian produsen bioethanol tidak perlu kha#atir tentang isu

berkaitan dengan dampak lingkungan.