Teknik Operasi Laparotomi
-
Upload
satriayanuwardani -
Category
Documents
-
view
47 -
download
3
description
Transcript of Teknik Operasi Laparotomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu bedah adalah cabang ilmu pengobatan atau terapi yang
mengusahakan pulihnya keadaan normal akibat suatu gangguan atau
penyakit dengan menggunakan alat (instrumen), tangan (manual) dan
mekanis.
Dokter hewan merupakan profesi yang melingkupi scala yang cukup
luas dan meliputi semua sistem dalam tubuh hewan, sehingga tidak hanya
menyentuh area superficial dalam proses pengobatan, seorang dokter hewan
pada praktiknya nanti akan tetap membutuhkan tindakan pembedahan.
Tindakan pembedahan selain bertujuan untuk menyelamatkan jiwa pasien,
juga dapat dijadikan suatu sarana untuk mendiagnosa suatu penyakit, salah
satu jenis pembedahan yang dapat digunakan mendiagnosa penyakit adalah
laparotomi.
Laparotomi adalah prosedur pembedahan yang melibatkan sayatan
melalui dinding perut untuk mendapatkan akses ke dalam rongga perut.
Operasi ini dilakukan untuk memeriksa organ-organ perut dan membantu
masalah diagnosis, termasuk rasa sakit dibagian perut. Beberapa penyakit
yang bisa didiagnosa dengan melakukan laparotomy adalah appendicitis,
hernia, kista ovarium, kanker serviks, kanker ovarium, kanker tuba falopii,
kanker uterus, kanker hati, kanker lambung, kanker kolon, kanker kandung
kemih, kehamilan ektopik, mioma uteri, peritonitis dan pankreatitis.
I.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan
ini kami dapat memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami
mengemukakan rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah :
1. Apa itu Laparotomi?
2. Nagaimana teknik pelaksanaan operasi laparotomi?
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bedah Veteriner Umum
2. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan operasi
3. Untuk menambah pengetahuan tentang Laparotomi
I.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui tata cara pelaksanaan operasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Laparotomy.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Pembedahan/Operasi
a) Pengertian
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian
tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya
menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan,
dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka.
b) Tahap-tahap Pembedahan
1. Tahap pra bedah (pre operasi)
2. Tahap pembedahan (intra operasi)
3. Tahap pasca bedah (post operasi)
2.2 Laparotomi
Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi.
Laparo sendiri berati perut atau abdomen sedangkan tomi berarti
penyayatan. Laparotomi adalah prosedur pembedahan yang melibatkan
sayatan melalui dinding perut untuk mendapatkan akses ke dalam rongga
perut. Hal ini juga dikenal sebagai celiotomi. Operasi ini dilakukan untuk
memeriksa organ-organ perut dan membantu masalah diagnosis, termasuk
rasa sakit dibagian perut. Dalam banyak kasus, masalah yang telah
teridentifikasi biasanya bisa ditangani selama laparotomi. Dalam kasus lain,
operasi kedua mungkin diperlukan. Nama lain untuk Laparotomi adalah
eksplorasi perut atau ex-lap. Laparotomi biasanya bersifat untuk penyakit
yang belum diketahui, dan laparotomi dianggap cara terbaik untuk
mengidentifikasi penyebabnya.
Sebelum melakukan prosedur laparotomi, ada beberapa hal yang perlu
menjadi pertimbangan dokter dalam menentukan tindakan laparotomi yaitu
menanyakan tentang riwayat medis si pasien kepada pemilik pasien,
menjelaskan operasi dan mendiskusikan kepada pemilik pasien jika ada
operasi lanjutan setelah diagnosis dibuat.
Tindakan laparotomi biasa dipertimbangkan atas indikasi :
appendicitis, hernia, kista ovarium, kanker serviks, kanker ovarium, kanker
tuba falopii, kanker uterus, kanker hati, kanker lambung, kanker kolon,
kanker kandung kemih, kehamilan ektopik, mioma uteri, peritonitis dan
pankreatitis. Oleh sebab itu, ada beberapa jenis bedah yang termasuk dalam
laparotomi yaitu seksio cesarea, ovariohysterectomy, hysterectomy,
enterotomy, enterectomy, cystotomy, gastrotomy, splenectomy, nephrotomy,
nephrectomy, dan pembedahan untuk tujuan diagnostik.
Anastesi yang digunakan adalah anastesi umum yang biasa dilakukan
pada hewan kecil atau anastesi regional (anastesi epidural, paravertebral)
yang biasa dilakukan pada hewan besar. Selain itu, pada hewan besar dapat
dilakukan dengan anastesi lokal infiltrasi.
2.2.1 Lokasi Operasi
Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, median dan
paramedian. Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai
dengan fungsi, organ target yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan
dioperasi. Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang dilakukan adalah
laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal
ventral tepatnya di linea alba (midline/garis median), pada median kiri dan
kanan atau incisi tranversal pada dinding abdomen. Incisi pada garis
median tepat dilakukan pada garis tengah abdomen dan linea alba, sehingga
tidak terjadi perdarahan karena tidak ada pembuluh darah atau syaraf yang
terincisi.
Incisi paramedian merupakan irisan longitudinal disamping garis
median kira-kira 1 cm sejajar dengan garis median dapat
diperluas/diperpanjang sesuai dengan tujuan operasi. Incisi paramedian
beresiko terjadinya pendarahan. Incisi tranversal dinding abdomen
dilakukan dengan memotong serabut-serabut otot abdomen, disini akan
terjadi perdarahan karena terpotongnya serabut-serabut otot dan pembuluh
darah. Pemilihan daerah incisi dinding abdomen diatas dilakukan sesuai
dengan tujuan operasinya.
Jenis laparotomy pada bagian flank biasa dilakukan pada hewan besar,
dapat dilakukan pada bagian flank kanan atau kiri dengan posisi hewan
berdiri.
2.2.2 Teknik Operasi
Pada hewan kecil dapat dilakukan incisi pada ventral abdomen
melalui linea alba (midline/garis median) karena pada linea alba tidak
terdapat syaraf dan pembuluh darah, para median kiri dan kanan atau incisi
tranversal pada dinding abdomen.
Pada hewan betina dapat dilakukan teknik bedah:
Gambar 1. Teknik Incisi penutupan garis tengah abdomen pada hewan betina
a. Hewan dipersiapkan untuk prosedur pembedahan dan diletakkan
pada posisi rebah dorsal. Dibuat insisi (irisan/sayatan) pada
kulit dan jaringan subkutan (Gambar 1. 1).
b. Hemorrhagea (perdarahan) dikontrol dengan menggunakan
arteri klem kecil (mosquito forceps). Tepi insisi dikuakkan
dengan cara membuka pinset yang dipegang dengan tangan kiri.
Dengan skalpel insisi dilanjutkan sampai mencapai linea alba.
Bila linea alba telah terlihat dilakukan insisi pendek bersama
dengan peritoneum sampai rongga abdomen (Gambar 1.2).
c. Pinset (grooved director) diselipkan ke dalam insisi pendek tadi
dan secara hati-hati pinset dibuka dan diangkat ke atas untuk
mengakat garis insisi. Selanjutnya insisi diperpanjang dengan
melakukan irisan di antara pinset (hati-hati terhadap struktur
organ di bawahnya) (Gambar 1. 3)
d. Pinset diarahkan ke arah yang berlawanan dan insisi dengan
skalpel diteruskan ke arah cranial sampai panjang yang
diinginkan (Gambar 1. 4.).
e. Dinding abdomen ditutup dengan jahitan terputus pada
peritoneum bersama dengan linea alba (gambar 1.5.)
f. Untuk memperkuat jahitan utama ini, diberikan jahitan penguat
pada m. rectus abdominis bagian ventral dengan jahitan mattress
ataumenerus (Continuous pattern) (Gambar 1.6.)
g. Pada hewan gemuk, jaringan subkutan dijahit dengan pola
jahitan mattress vertical inverting, dan kulit ditutup dengan pola
jahitan sederhana terputus (simple interrupted) (Gambar 1.7.)
Sedangkan pada hewan jantan, dilakukan teknik bedah :
Gambar 2. Teknik Laparotomi pada hewan jantan
a. Hewan dipersiapkan untuk prosedur pembedahan, dan
diletakkan pada posisi rebah dorsal (dorsal recumbency).
b. Insisi kulit dimulai dari umbilicus dan ketika sampai di depan
preputium berbelok ke arah lateral, dan dilanjutkan ke kaudal
sampai tepi pelvis (Gambar 2. 1).
c. Vena epigastrica recurrent superficialis diligasi (diikat) rangkap
dan dipotong dekat ujung preputium (Gambar 2.2 dan 2.3).
d. Jaringan ikat di bawah penis dipreparasi dengan menggunakan
skalpel sampai dapat disingkapkan ke arah lateral sehingga linea
alba terlihat.
e. Rongga abdomen dibuka dengan melakukan insisi peritoneum
sepanjang garis linea alba. Pertama-tama dibuat insisi secara
hati-hati sepanjang kira-kira 1 cm di linea alba sampai
peritoneum. Pinset diselipkan di dalam insisi tadi yang
bertindak sebagai penguak (retractor ) dan penuntun (director)
selanjutnya insisi diperpanjang dengan menggunakan skalpel
atau gunting. Dapat pula jari (grooved director) diselipkan di
dalam insisi untuk menguak dan menuntun skalpel serta
melindungi struktur organ di bawahnya (Gambar 2. 4.)
f. Penutupan dinding abdomen dengan pola jahitan sederhana
terputus (simple interrupted suture pattern) memakai benang cat
gut (absorbable) nomor 0 atau 00 pada peritoneum dan fascia
diikuti dengan jahitan penguat yang ditempatkan di m. rectus
abdominis di bagian ventral
g. Penis dikembalikan pada posisi normal dan difiksasi dengan
fascia memakai cat gut, hindarilah terjadinya dead-space. Insisi
kulit kemudian ditutup dengan cara yang biasanya (semestinya).
Selain teknik tersebut di atas, laparotomi yang digunakan untuk
pembedahan pada ren, lien, discus intervertebralis lumbalis, digunakan
teknik incise paracostal, yang tekniknya adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Teknik Incisi Paracostal
a. Hewan dipersiapkan untuk prosedur pembedahan dengan
diletakkan pada posisi rebah lateral kanan atau kiri (Gambar 3.1
dan 3.1a.). Di bagian caudal tulang rusuk (Costae) terakhir
dibuat insisi kulit sepanjang kira-kira 2-3 cm mulai dari loin (m.
psoas) sampai hampir di bagian garis tengah abdomen.
b. Jaringan lemak dan subkutan dipotong dengan gunting dan
dipreparasi (preparir) ke bawah sampai m. obliqus abdominis
externa (Gambar 3.2.). Perhatikan perpaduan antara serabut otot
dan aponeurosa tepat di bawah pertengahan insisi.
c. Aponeurosa m obliqus abdominis externa diinsisi dengan
skalpel atau gunting dan diperpanjang dengan gunting (Gambar
3.3.).
d. Musculus obliqus abdominis interna diinsisi dengan cara yang
sama (Gambar 3.4.).
e. Musculus transversus abdominis dan peritoneum diinsisi dengan
skalpel dan diperpanjang dengan gunting (Gambar 3.5.).
f. Bagian pinggir m. transversus dan peritoneum dikuakkan
dengan allis forceps (forceps jaringan) (Gambar 3.6.)
Pada hewan besar, setelah kulit, akan terincisi muskulus abdominalis
externa dan interna kemudian obliqus abdominalis, serta muskulus
tranversus abdominalis. Setelah operasi selesai, peritoneum dijahit
(continous dengan catgut 2-0 atau 3-0). Kemudian dilanjutkan dengan
penjahitan fascia, otot-otot dan kulit. Untuk kulit, dijahit dengan benang
non absorbable silk, linen, umbilical tape atau yang lain dengan metode
jahitan matras atau jahitan simple interrupted. Bekas incisi pada kulit dapat
ditutup dengan flexible collodion dan benang jahit pada kulit dapat diambil
setelah 10-14 hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembedahan atau operasi adalah cara pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka bagian tubuh yang akan ditangani. Tahapan operasi
meliputi pre operasi, intra operasi, dan post operasi.
Laparotomy adalah prosedur pembedahan yang melibatkan sayatan besar
melalui dinding perut untuk mendapatkan akses ke dalam rongga perut. Hal ini
juga dikenal sebagai celiotomy. beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan
dokter dalam menentukan tindakan Laparotomy yaitu menanyakan tentang
riwayat medis sipasien kepada pemilik pasien, menjelaskan operasi dan
mendiskusikan kepada pemilik pasien jika ada operasi lanjutan setelah diagnosis
dibuat. Pada hewan besar, operasi dapat dilakukan pada bagian flank kanan atau
kiri dengan posisi hewan berdiri. Sedangkan pada hewan kecil, dapat dilakukan
incisi pada ventral midline dengan posisi hewan dorsal recumbency. Anastesi
yang digunakan adalah anastesi umum atau anastesi regional (anastesi epidural,
paravertebral). Kemungkinan komplikasi Laparotomy meliputi perdarahan,
infeksi, kerusakan organ internal, pembentukan jaringan parut, pada beberapa
kasus penyumbatan usus atau sakit perut yang mungkin disebabkan oleh adhesi
juga dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Animal Care and Use Committee. 2012. Guidelines for Surgical Procedures. University of California, Berkeley
Anonim. 2010. Pembedahan/Operasi. Terdapat pada : http://b11nk.wordpress.com/2010/11/21/pembedahanoperasi/. Diakses pada tanggal 12 April 2014
Anonim. 2013. Laparotomy. Terdapat pada : http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Laparotomy. Diakses pada tanggal 12 April 2014
Morris-Stiff G. 2001. Teknik Bedah Umum. Jakarta : FARMEDIA
Sudisma, I Gusti Ngurah, dkk. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar : Udayana University Press
Vermunt, Jos J. 2011. Surgical Diagnostic Procedures in Cattle: an Overview. Australia : School of Veterinary & Biomedical Sciences, James Cook University