TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …
Transcript of TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 DESEMBER 2018 …
1
TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra
DESEMBER 2018
PERANCANGAN PROSES FABRIKASI UNTUK MENINGKATKAN
KAPASITAS PRODUKSI HD LV 785 #2 MENGGUNAKAN METODE VALUE
STREAM MAPPING DI PT UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING
Eduardus Dimas Arya S., ST. MT; Karnoyon Utomo, A.Md.
Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur
Politeknik Manufaktur Astra Jakarta
Gedung ASTRA (B) Jl. Gaya Motor Raya No.8 Sunter II, Jakarta Utara, 14330
[email protected], [email protected]
Abstrak--PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE) atau yang dikenal dengan brand PATRiA
merupakan perusahaan yang berbasis mass customization, atau transisi antara mass production dan make to order.
Salah satu sektor untuk produk PATRiA adalah alat pengangkut hasil pertambangan. Kenaikan harga batubara
mengakibatkan kenaikan permintaan peralatan penunjang. HD LV 785 #2 merupakan salah satu produk dari
jenis big vessel yang mengalami peningkatan kapasitas produksi dari 30 unit/bulan menjadi 45 unit/bulan pada
bulan juli 2018. Setiap peningkatan kapasitas membutuhkan perancangan alur produksi, layout dan total man
power yang standar sebagai acuan proses produksi yang akan berlangsung. Metode value stream mapping
digunakan untuk analisis current state map dan menentukan future state map dari proses produksi HD LV 785 #2.
Hasil perbaikan berupa usulan keseimbangan lintas produksi dan modifikasi jib weld. Dari simulasi yang
dilakukan setelah perbaikan didapat man hour turun sebesar 0,2 jam, peningkatan efisiensi line dari 77% menjadi
94% yang dihasilkan dari: penurunan idle time sebesar 16,3 jam, penurunan balance delay sebesar 1,8% dan
penurunan smoothest indeks sebesar 2,46.
Kata Kunci: Peningkatan Kapasitas, HD LV 785 #2, Mass Customization, Value Stream Mapping,
Perhitungan Kapasitas.
2
TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra
DESEMBER 2018
I. LATAR BELAKANG Dilansir dari Kementrian ESDM, Harga batubara
secara global sebelumnya mengalami ketidakstabilan
dari Juli 2017 hingga Agutus 2017, dengan harga
diantara 45-84 USD/ton. Namun semenjak Maret
2018, harga batubara mencapai harga tertingginya
semenjak terakhir tahun 2016, yakni sebesar 102
USD/ton [1]. Kenaikan harga batubara ini membuat
perusahaan pertambangan batubara mulai menaikan
produksinya. Hal ikut membuat kebutuhan alat berat
untuk pertambangan batubara juga mengalami
kenaikan.
PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE)
merupakan salah satu perusahan yang menyediakan
alat berat untuk industri pertambangan. Sistem
produksi PT UTPE awalnya berdasar pada permintaan
dari konsumen. Karena peningkatan permintaan,
sistem produksi PT UTPE mengarah ke produksi
massal (masspro), hal ini membuat sistem produksi PT
UTPE saat ini mengarah pada posisi mass
customization.
Kenaikan permintaan akan batubara berpengaruh
terhadap permintaan alat berat terutama pada sektor
mining pada jenis big vessel. Dari hasil forecast
menunjukan bahwa adanya peningkatan 50%
kapasitas produksi tipe HD LV 785 #2 yang
merupakan peningkatan kapasitas tertinggi dari jenis
produk big vessel dari kapasitas 30 unit/bulan menjadi
kapasitas 45 unit/bulan pada bulan Juli 2018. Perlu ada
perencanaan untuk mengantisipasi peningkatan.
Value Stream Mapping (VSM) merupakan alat
yang dapat menggambarkan alur produksi, waktu
kegiatan, aliran informasi, dan aktivitas-aktivitas yang
berperan dalam merubah raw material menjadi barang
jadi secara detail sehingga dapat mengidentifikasi
value added activities dan non-value added activities
dalam keseluruhan lintas produksi [2].
II. LANDASAN TEORI
Kapasitas produksi merupakan hasil produksi
(output) maksimal dari sistem pada suatu periode
tertentu [3] Perencanaan kapasitas berhubungan
dengan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan produk dalam pemenuhannya terhadap
permintaan produksi yang harus terpenuhi oleh
perusahaan [4] [5]. Terdapat empat pertimbangan
dalam memutuskan perencanaan kapasitas produksi;
akurasi peramalan permintaan, pemahaman teknologi
dan peningkatan kapasitas, penentuan volume operasi
yang tepat dan fleksibel terhadap perubahan.
Value Stream Mapping (VSM) adalah alat yang
menunjukan alur kegiatan dengan detail. Hal-hal yang
tercantum dalam VSM adalah alur produksi, waktu
kegiatan, aliran informasi, dan aktivitas-aktivitas yang
berperan dalam merubah raw material menjadi barang
jadi. Dalam aktifitas perubahan yang terjadi
digambarkan aktivitas value added activities dan non-
value added activities dalam keseluruhan lintas
produksi. Data disajikan dalam bentuk visual guna
membantu mempermudah komunikasi dalam proses
pengambilan keputusan untuk perbaikan [2].
VSM menyajikan data-data mengenai nilai dalam
bentuk visual sehingga aliran dapat dikomunikasi serta
dimengerti oleh siapa saja yang membacanya dan
untuk selanjutnya dapat diambil langkah-langkah
perbaikan. Manfaat yang didapat dari visualisasi aliran
proses dalam VSM adalah: agar perusahaan tidak
hanya melihat pada satu tingkat atau bagian produksi
namun keseluruhan dari aliran produksi dan pemetaan
dalam VSM membantu perusahaan untuk mengetahui
penyebab dari pemborosan yang terjadi.
Peta dalam VSM dibagi menjadi dua pemetaan
kondisi sekarang (current state mapping) dan
pemetaan masa depan (future state mapping). Secara
umum peta VSM dibagi menjadi tiga bagian utama;
aliran proses produksi, aliran informasi serta garis
waktu dan semuanya digambarkan dalam bentuk
simbol. Langkah-langkah pembuatan VSM adalah;
menentukan produk, membuat peta aliran sekarang
(current state map), merancang perbaikan, membuat
peta aliran masa depan (future state map) [6].
Fungsi dari line balancing menyeimbangkan
integrasi antara sumber daya perusahaan sehingga
efisien di setiap stasiun kerja. Agar dapat seimbang
kita harus meratakan cycle time, meminimalkan idle
time, dan balance delay serta smootheness index [7].
III. PENGUMPULAN DATA
3.1 Pengenalan Produk
HD LV 785 #2 adalah salah satu jenis dari Big
Vessel yang digunakan untuk unit Komatsu 785. Arti
dari #2 adalah tipe produk generasi kedua .Dimensi
dari HD LV 785 #2 adalah 9,6m x 5,8m x 3,4m.
Kapasitas angkut HD LV 785 #2 adalah 20 ton yang
digunakan untuk mengangkut hasil tambang. Seperti,
batu bara dan lainya.
Gambar 3.1 HD LV 785 #2
3.1.1 Aliran Produksi HD LV 785 #2
Pada proses produksi HD LV 785 #2 yang
dikerjakan di PT UTPE meliputi: Persiapan bahan,
fabrikasi dan painting. Untuk penelitian ini penulis
3
TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra
DESEMBER 2018
memberi batasan dan hanya berfokus pada proses
fabrikasi
Gambar 3.2 Aliran Produksi HD LV 785 #2
1.2. Data Waktu Proses
Data waktu proses adalah informasi waktu
proses yang terjadi. Waktu proses digunakan untuk
mengetahui berapa lama suatu produk selesai. Data
waktu proses didapatkan dengan cara mengambil
waktu secara langsung. Data waktu proses yang
digunakan adalah data man hour.
Tabel 3.1 Man Hour
Tabel 3.2 Analisis Data Sampling
1.3. Data Man Power dan Area
Pada proses fabrikasi HD LV 785 #2 bulan
Januari memiliki man power sebesar 96 orang. Karena
ada rencana peningkatan kapasitas produksi, PT UTPE
melakukan penambahan 40 orang untuk pengerjaan
proses fabrikasi HD LV 785 #2 dan dihasilkan total
man power sebesar 136 orang.
IV. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Analisis Data
Dari hasil pengambilan data. Penulis melakukan
pengolahan data berupa analisis data sampling,
perhitungan kapasitas produksi 30 unit/bulan, dan
layout produksi 30 unit/bulan pada proses fabrikasi
HD LV 785 #2. Berikut adalah analisis penulis terkait
analisis data.
1. Analisis data sampling.
Analisis data sampling digunakan untuk mengolah
data sampling berdasarkan uji kecukupan data dan
standar deviasi yang terjadi. Karena sampling yang
digunakan adalah diatas 40 menit maka menurut tabel
uji kecukupan data menggunakan 3 sampel. Standar
deviasi yang digunakan oleh PT UTPE maksimal 10%
. Tabel 4.1 menunjukkan analisis data sampling.
Tabel 4.1 Analisis Data Sampling
2. Perhitungan Kapasitas Produksi 30 Unit/Bulan.
Dari hasil analisis data sampling didapatkan nilai
man hour rata-rata yang digunakan untuk perhitungan
kapasitas produksi 30 unit/bulan yaitu total jam kerja
376,3 jam untuk 5 kelompok proses dengan jumlah
man power 97 dan total base 23. Pada kondisi ini
jumlah alat dan mesin mampu memenuhi tuntutan
produksi. Dengan kapasitas paling sedikit ada pada
kelompok proses bottom.
3. Layout Fabrikasi Kapasitas Produksi 30
Unit/Bulan.
Untuk membuat layout yang perlu diperhatikan
adalah jumlah base yang akan digunakan pada
perhitungan kapasitas produksi. Gambar 4.1 adalah
layout fabrikasi HD LV 785 #2 30 unit/bulan yang
ditandai dengan garis merah yang didalamnya
terdapat base sebagai pos produksi.
Standar
deviasi
1 SETTING BOTTOM FLOOR 85,7 87,7 82,1 85,2 2,8
2 FULL WELD BOTTOM 48,5 50,3 50,5 49,7 1,1
3 SETTING FRONT WALL 5,5 6,2 5,7 5,8 0,4
4 FULL WELD FRONT WALL 10,9 10,8 12,1 11,3 0,7
5 SETTING SIDE WALL LH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3
6 FULL WELD SIDE WALL LH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9
7 SETTING SIDE WALL RH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3
8 FULL WELD SIDE WALL RH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9
9 SETTING PROTECTOR 3,7 4,0 3,5 3,7 0,3
10 FULL WELD PROTECTOR 10,7 12,1 10,3 11,1 1,0
11 SETTING ASSY TOTAL 22,2 22,6 21,6 22,1 0,5
12 FULL WELD TELUNGKUP 74,1 79,3 79,4 77,6 3,1
13 FULL WELD TERLENTANG 73,8 73,9 84,2 77,3 6,0
368,7 377,7 381,0 375,8 6,3Total
BASE Sample 1 Sample 2 Sample 3Rata
Rata
SUMMARY MAN HOUR HD LV 785 #2 (Jam)
1 SETTING BOTTOM FLOOR 85,7 87,7 82,1
2 FULL WELD BOTTOM 48,5 50,3 50,5
3 SETTING FRONT WALL 5,5 6,2 5,7
4 FULL WELD FRONT WALL 10,9 10,8 12,1
5 SETTING SIDE WALL LH 5,5 5,6 6,0
6 FULL WELD SIDE WALL LH 11,4 9,9 9,8
7 SETTING SIDE WALL RH 5,5 5,6 6,0
8 FULL WELD SIDE WALL RH 11,4 9,9 9,8
9 SETTING PROTECTOR 3,7 4,0 3,5
10 FULL WELD PROTECTOR 10,7 12,1 10,3
11 SETTING ASSY TOTAL 22,2 22,6 21,6
12 FULL WELD TELUNGKUP 74,1 79,3 79,4
13 FULL WELD TERLENTANG 73,8 73,9 84,2
368,7 377,7 381,0Total
BASE Sample 1 Sample 2 Sample 3
Standar
deviasi
1 SETTING BOTTOM FLOOR 85,7 87,7 82,1 85,2 2,8
2 FULL WELD BOTTOM 48,5 50,3 50,5 49,7 1,1
3 SETTING FRONT WALL 5,5 6,2 5,7 5,8 0,4
4 FULL WELD FRONT WALL 10,9 10,8 12,1 11,3 0,7
5 SETTING SIDE WALL LH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3
6 FULL WELD SIDE WALL LH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9
7 SETTING SIDE WALL RH 5,5 5,6 6,0 5,7 0,3
8 FULL WELD SIDE WALL RH 11,4 9,9 9,8 10,3 0,9
9 SETTING PROTECTOR 3,7 4,0 3,5 3,7 0,3
10 FULL WELD PROTECTOR 10,7 12,1 10,3 11,1 1,0
11 SETTING ASSY TOTAL 22,2 22,6 21,6 22,1 0,5
12 FULL WELD TELUNGKUP 74,1 79,3 79,4 77,6 3,1
13 FULL WELD TERLENTANG 73,8 73,9 84,2 77,3 6,0
368,7 377,7 381,0 375,8 6,3Total
BASE Sample 1 Sample 2 Sample 3Rata
Rata
SUMMARY MAN HOUR HD LV 785 #2 (Jam)
4
TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra
DESEMBER 2018
Gambar 4.1 Layout Fabrikasi HD LV 785 #2 30
1.2. Rencana Peningkatan Kapasitas
Peningkatan kapasitas HD LV 785 #2
mengakibatkan perubahan dalam perhitungan
kapasitas produksi, perubahan layout dan kondisi yang
terjadi pada proses fabrikasi HD LV 785 #2. Rencana
perubahan dilakukan dengan sebagai berikut;
1. Perhitungan Kapasitas Produksi 45 Unit/Bulan.
Dari hasil analisis data sampling pada man hour
rata-rata dapat digunakan untuk perhitungan kapasitas
produksi 45 unit/bulan yaitu total jam kerja 376,3 jam
untuk 5 kelompok proses dengan jumlah man power
yang diperlukan 140 orang dan total base 31. Pada
kondisi ini perlu penambahan 6 jig setting bottom.
2. Rencana Layout Fabrikasi Kapasitas 45
Unit/Bulan Sebelum Perbaikan.
Gambar 4.2 menunjukkan rencana layout fabrikasi
HD LV 785 #2 45 unit/bulan yang berdasarkan total
base pada rencana perhitungan kapasitas produksi
fabrikasi HD LV 785 #2 45 unit/bulan sebelum
perbaikan.
Gambar 4.2. Rencana Layout Fabrikasi HD LV 785
#2 45 Unit/Bulan Sebelum Perbaikan
3. Kondisi Area fabrikasi.
Dari rencana layout pada gambar 5 terdapat 2 jig
yang berada di luar area yang ditandai dengan
lingkaran hijau serta perlu penambahan jig setting.
Dari perhitungan perbandingan tact time dan cycle
time juga didapat terjadi bottle neck pada proses
setting bottom. Perhitungan cycle time pada proses
setting bottom sebesar 7.1 jam/unit, lebih besar dari
tact time sebesar 5.83 jam/unit. Di area fabrikasi pada
saat proses setting bottom untuk HD LV 785 #2, wire
feeder untuk proses pengelasan harus dinaikkan dan
diturunkan menggunakan crane. Waktu frekuensi naik
turunya wire feeder yaitu 4x4 menit per pos setting
bottom .
4. Value Stream Mapping Current Condition
Value stream mapping current condition adalah
untuk mengambarkan proses produksi secara
keseluruhan sebelum dilakukan rencana perbaikan
selanjutnya. Gambar 4.3 menunjukkan Value stream
mapping current condition:
Gambar 4.3. Value Stream Mapping Current
Condition
5
TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra
DESEMBER 2018
Permasalahan yang muncul dalam value stream
mapping yaitu terjadinya bottleneck pada setting
bottom yang ditandai dengan warna merah pada
tulisan cycle time.
4.3. Analisis Sebab Akibat
Untuk mengetahui akar masalah, perlu dilakukan
analisis sebab akibat dari permasalahan yang terlihat
pada VSM current condition map. Akar masalah
dianalisi dengan menggunakan metode why why
analysis. Table 4.2 menunjukkan analisis dari sebab
akibat
Tabel 4.2. Analisis Sebab Akibat
4.4. Rencana Perbaikan
Dari permasalahan yang ada pada analisis sebab
akibat, maka dapat ditentukan rencana perbaikan
sesuai dengan table 4.3 berupa melakukan
keseimbangan lintas produksi dan modifikasi pada jib
weld yaitu peralatan penunjang proses pengelasan.
Tabel 4.3. Rencana Perbaikan
4.5. Implementasi Perbaikan
Implementasi perbaikan dilakukan sesuai dengan
rencana perbaikan seperti terlihat pada table 4.3.
Secara detail implementasi dijelaskan sebagai berikut:
1. Keseimbangan Lintas Produksi
Keseimbangan lintasan untuk proses fabrikasi HD
LV 785 #2 dilakukan dengan menghilangkan
bottleneck yang terjadi pada proses setting bottom.
Pada pengerjaan di pos setting bottom dipindahkan
pengerjaannya ke pos fabrikasi lain. Tabel 4.4
menunjukkan hasil dari pemindahan proses pada
proses fabrikasi HD LV 785 # 2.
Tabel 4.4 Pemindahan Proses
2. Usulan Modifikasi Jib Weld
Gambar 4.4 menunjukkan ilustrasi jib weld yang
akan dimodifikasi yang akan digunakan untuk
mengangkat wire feeder proses pengelasan di pos
setting bottom
Gambar 4.4. Ilustrasi Modifikasi Jib Weld
3. Perhitungan Kapasitas Produksi 45 Unit/Bulan
Implementasi perbaikan yang dilakukan digunakan
menjadi dasar perhitungan kapasitas produksi yang
baru. Dari hasil perhitungan didapat waktu kerja
sebesar 376,1 jam dengan total pekerja adalah 134
orang yang bekerja pada 29 base sehingga dapat
mencapai target kapasitas produksi sebesar 45 unit/
bulan.
4. Rencana Layout Fabrikasi Kapasitas 45
Unit/Bulan Setelah Perbaikan
Untuk membuat rencana layout yang perlu
diperhatikan adalah jumlah base yang akan digunakan
sesuai dengan perhitungan kapasitas produksi.
Gambar 4.5 menunjukkan hasil layout fabrikasi HD
LV 785 #2 45 unit/bulan setelah perbaikan:
No Problem Faktor Why 1 Why 2
1Terjadinya bottleneck pada
pos setting bottom.
Cycle time pos setting
bottom melebihi takt time
Belum adanya
keseimbangan lintas
produksi
2Tidak digunakanya Jib weld
pada pos Setting bottom.
Desain Jib weld tidak sesuai
dengan kebutuhan benda
kerja.
Desain jib weld kurang
menjakau posisi terjauh
dan fleksibilitasnya rendah.
Methode
No Akar masalah Requitment
1Belum adanya keseimbangan
lintas produksi
Melakukan keseimbangan lintas
produksi
2
Desain jib weld kurang
menjakau posisi terjauh dan
fleksibilitasnya rendah
Usulan modifikasi desain jib
weld
PROSES MH (Jam) PROSES MH (Jam)
1 SETTING BOTTOM FLOOR 36 84,7 34 68,7
2 FULL WELD BOTTOM FLOOR 15 49,1 15 49,1
4 SETTING FRONT WALL 19 5,7 19 5,7
5 FULL WELD FRONT WALL 13 11,2 13 11,2
6 SETTING SIDE WALL LH 15 5,6 15 5,6
7 FULL WELD SIDE WALL LH 9 10,2 9 10,2
8 SETTING SIDE WALL RH 15 5,6 15 5,6
9 FULL WELD SIDE WALL RH 9 10,2 9 10,2
10 SETTING PROTECTOR 8 3,6 8 3,6
11 FULL WELD PROTECTOR 20 11,0 20 11,0
12 SETTING ASSY TOTAL 28 21,6 28 21,6
13 FULL WELD TELUNGKUP 54 77,4 54 87,0
14 FULL WELD TERLENTANG 48 77,3 50 83,7
289 373,2 289 373,2
BASE
Total
BEFORE AFTER
6
TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra
DESEMBER 2018
Gambar 4.5. Rencana Layout Fabrikasi HD LV 785
#2 45 Unit/Bulan Setelah Perbaikan
Gambar 4.6. Value Stream Mapping Future State
5. Value Stream Mapping Future State
Value stream mapping future state berfungsi untuk
memvisualisasikan semua kondisi proses produksi
dengan menampilkan waktu proses, jumlah man
power serta aliran proses setelah terjadinya perbaikan.
Gambar 4.6 menunjukkan hasil value stream mapping
future state.
4.6. Hasil dan Evaluasi
Terdapat beberapa hasil yang didapat setelah
melakukan perbaikan. Table 4.5 dan 4.6 menunjukkan
perbandingan hasil perbaikan dari perbaikan tanpa
menggunakan VSM mapping (rencana 1) dan
perbaikan dengan menggunakan VSM mapping
(rencana 2) pada proses fabrikasi HD LV 785 #2:
Tabel 4.5. Hasil Perbaikan
Tabel 4.6. Hasil Perbaikan
Untuk menganalisis evaluasi hasil perbaikan,
penulis melakukan peninjauan perubahan pada faktor
SQCDMPE. Penjabaran dari SQCDMPE yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Safety
Implementasi modifikasi pada jib weld dapat
meningkatkan safety dengan mengurangi potensi
kecelakaan pada saat pemindahan wire feeder yang
awalnya dilakukan secara manual menjadi
pemindahan dilakukan dengan penggunaan jib weld.
2. Quality Tidak akan merubah kualitas dari produk yang
dihasilkan
3. Cost
Net Quality Income (NQI) adalah keuntungan
bersih yang didapatkan dari sebuah improvement yang
telah dilakukan. NQI yang didapat dari improvement
ini sebesar Rp. 296.059.920.
4. Delivery
Perubahan layout pada proses fabrikasi HD LV
785 #2 tidak berpengaruh pada sistem pengiriman
barang antar pos.
5. Morale
Dengan perbaikan yang dilakukan akan
memotivasi pekerja untuk meningkatkan kinerjanya.
6. Productivity
Dengan peningkatan efisiensi lini proses proses
fabrikasi HD LV 785 #2 dapat memotivasi pekerja
untuk lebih produktif.
7. Environment
Perubahan pada layout pada proses fabrikasi HD
LV 785# 2 mengoptimalkan penggunaan area kerja
yang ada.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Metode value stream mapping membantu dalam
perbaikan keseimbangan lintas produksi untuk
membuat rencana peningkatan kapasitas produksi
proses fabrikasi HD LV 785 #2 dari kapasitas 30
unit/bulan menjadi 45 unit/bulan. Hasil yang
didapatkan dari perbaikan proses fabrikasi HD LV 785
NO Faktor Rencana 1 Rencana 2
1 Man Hour (jam) 376,3 376,1
2 Efisiensi Line 77% 94%
3 Idle Time (jam) 21,06 4,76
4 Balance Delay 2,3% 0,5%
5 Smoothest Indeks 4,6 2,14
NO Faktor Tersedia Rencana 1 Rencana 2
1 Man Power (orang) 134 140 134
2 Total Base (pos) 29 31 29
7
TECHNOLOGIC, VOLUME 9, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra
DESEMBER 2018
#2 yaitu adanya peningkatan efisiensi line proses
fabrikasi HD LV 785 #2 dari 77% menjadi 94 % yang
ditandai oleh penurunan:
1) idle time dari 21,06 jam menjadi 4,71 jam.
2) balance delay dari 2,3% menjadi 0,5%.
3) smoothest indeks dari 4,6 menjadi 2,14.
5.2. Saran
Agar capaian dapat terukur perlu dilakukan
implementasi dari usulan perubahan sesuai dengan
future state map sehingga data aktual bisa didapat
untuk penelitian lebih lanjut. Perlu juga dilakukan
kajian dalam tentang waktu baku pada setiap pos untuk
memudahkan pengembangan lebih lanjut. Visual
control diperlukan untuk monitoring proses produksi
secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tim Komunikasi ESDM. (2018, March)
Kementrian ESDM Web Site. [Online].
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-
berita/maret-2018-harga-batubara-acuan-dan-
mayoritas-harga-mineral-acuan-naik
[2] M Rother and J Shook. (2003) Learning to see:
Value Stream Mapping to Crate Value and
Eliminate Muda. Brookline: The Lean Enterprise
Institute.
[3] Heizer and Render (2001). Manajemen Operasi.
Jakarta: Salemba Empat.
[4] Harnatalia. (2013). "Perencanaan Kapasitas
Produksi," Jurnal ilmiah mahasiswa UBAYA, pp.
1-20.
[5] Paneerselvam. 2012. PRODUCTION AND
OPERATIONS MANAGEMENT. New Delhi:
Asoka K.
[6] Nash and Poling. 2008. Mapping the Total Value
Stream: A Comprehensive Guide for Production
and Transactional Processes. New York: CRC
Press.
[7] Baroto. 2002. Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia.