TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) PADA PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI HARGA DIRI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS MANAJEMEN DI KOTA SALATIGA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : Nugroho Dwi Susanto S850809213 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN...

Page 1: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE)

PADA PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI HARGA DIRI SISWA

KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS

MANAJEMEN DI KOTA SALATIGA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Nugroho Dwi Susanto

S850809213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE)

PADA PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI HARGA DIRI SISWA

KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS

MANAJEMEN DI KOTA SALATIGA

Oleh :

Nugroho Dwi Susanto

S850809213

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada Tanggal ........................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I Dr. Mardiyana, M.Si

NIP. 19660225 199302 1 002

......................

Pembimbing II Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si

NIP. 19670607 199302 1 001

......................

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

Dr. Mardiyana, M.Si

NIP. 19660225 199302 1 002

Page 3: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE)

PADA PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI HARGA DIRI SISWA

KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS

MANAJEMEN DI KOTA SALATIGA

Oleh :

Nugroho Dwi Susanto

S850809213

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada Tanggal ........................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Drs. Tri Atmojo K., M.Sc. Ph.DNIP. 19630826 198803 1002

...............

Sekretaris Dr. Riyadi, M.SiNIP. 19670116 199402 1 001

...............

Anggota 1. Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19660225 199302 1 002

...............

2. Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si NIP. 19670607 199302 1 001

...............

Direktur PPs UNS Ketua Program StudiPendidikan Matematika

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Dr. Mardiyana, M.SiNIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19660225 199302 1 002

Page 4: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Nugroho Dwi Susanto

NIP : S850809213

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) dan TTW (Think-

Talk-Write) Pada Prestasi Belajar Ditinjau Dari Harga Diri Siswa Kelas XI

Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bisnis Manajemen Di Kota Salatiga“ adalah

betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Pebruari 2011

Yang membuat pernyataan,

Nugroho Dwi Susanto

Page 5: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Kepada Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT (Team Game Tournament) dan TTW (Think-Talk-Write) Pada Prestasi

Belajar Ditinjau Dari Harga Diri Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan

Jurusan Bisnis Manajemen Di Kota Salatiga“.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas

kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Mardiyana, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana sekaligus Pembimbing I, yang penuh kesabaran dan kearifan

telah bersedia memberikan bimbingan dan masukan kepada peduli demi

kesempurnaan dan terselesainya tesis ini.

3. Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si selaku Pembimbing II, yang penuh kesabaran dan

kearifan telah bersedia memberikan bimbingan dan masukan kepada peduli

demi kesempurnaan dan terselesainya tesis ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

Page 6: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

5. Kepala Kesbanglinmas, Kepala UPT Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Salatiga yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

6. Kepala SMK Negeri 1 Salatiga, Kepala SMK Dipenegoro Salatiga, Kepala

SMK Kristen (BM) Salatiga dan Kepala SMK PGRI 2 Salatiga yang telah

memberi kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap siswanya.

7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2009 Program Studi Pendidikan

Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Pebruari 2011

Penulis

Page 7: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................................. ii

PENGESAHAN TESIS ............................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii

ABSTRAK ................................................................................................................ xiv

ABSTRACT ................................................................................................................ xvi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6

C. Pemilihan Masalah ......................................................................................... 8

D. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 8

E. Perumusan Masalah ....................................................................................... 9

F. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10

G. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................... 12

A. Kajian Teori ................................................................................................... 12

1. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 12

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament)... 14

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW (Think-Talk-Write).............. 18

4. Model Pembelajaran Konvensional .......................................................... 22

a. Pengertian dan Karakteriktik Pembelajaran Konvensional................. 22

b. Pembelajaran Konvensional pada Matematika .................................. 24

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional .................. 25

Page 8: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Harga Diri ............................................................................................... 25

a. Pengertian Harga Diri ......................................................................... 25

b. Kategori Harga Diri ............................................................................. 27

c. Aspek-aspek Harga Diri ..................................................................... 29

6. Prestasi Belajar ........................................................................................ 34

a. Pengertian Prestasi Belajar ................................................................. 34

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar .......................... 35

B. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 37

C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 40

D. Hipotesis ......................................................................................................... 44

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 46

A. Tempat, Subyek, Waktu, dan Jenis Penelitian ............................................... 46

1. Tempat dan Subyek Penelitian ................................................................ 46

2. Waktu Penelitian ...................................................................................... 46

3. Jenis Penelitian ......................................................................................... 48

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 48

1. Populasi ................................................................................................... 48

2. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................... 49

C. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian ..................................................... 50

1. Desain Penelitian ……………………………………………………….. 50

2. Variabel Penelitian …………………………………………………....... 51

D. Teknik Pengumpulan Data, Instrumen dan Uji Coba Instrumen ................... 53

1. Tehnik Pengumpulan Data …………………………………………....... 53

2. Instrumen dan Uji Coba Instrumen …………………………………..... 54

E. Teknik Analisis Data ……………………………………………………….. 59

1. Normalitas Populasi ……………………………………………………. 60

2. Homogenitas Variansi Populasi ............................................................... 61

3. Uji Keseimbangan .................................................................................... 62

4. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .................................. 64

5. Metode Scheffe untuk Anava Dua Jalan .................................................. 70

Page 9: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 72

A. Uji Prasyarat Kemampuan Awal ................................................................... 72

1. Uji Normalitas Kemampuan Awal ............................................................ 72

2. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ..…………………………….......... 72

3. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal …………………………….......... 73

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............. …………………………. 73

1. Angket Harga Diri ...................... ……………………………………..... 73

2. Instrumen Tes Prestasi Belajar .................................................................. 75

C. Deskripsi Data ............................................................................................... 77

1. Data Harga Diri ........................................................................................ 77

2. Data Prestasi Belajar Matematika ........................................................... 78

D. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Prestai Belajar .................................... 78

1. Uji Normalitas ..............................……………………………………..... 78

2. Uji Homogenitas ....................................................................................... 79

E. Uji Hipotesa Penelitian ................................................................................... 80

F. Uji Lanjut Pasca Anava .................................................................................. 81

1. Komparasi Ganda Antar Baris .......................………………………....... 82

2. Komparasi Ganda Antar kolom ................................................................ 82

G. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................................... 83

1. Hipotesis Pertama ………………............................................................. 83

2. Hipotesis Kedua ..................................…………………………….......... 85

3. Hipotesis Ketiga ………………………….………………………........... 86

H. Keterbatasan Penelitian .............. ................................................................... 87

BAB V. PENUTUP ................................................................................................... 88

A. Kesimpulan .................................................................................................... 88

B. Implikasi ........................................................................................................ 90

1. Implikasi Teoritis ...................................................................................... 90

2. Implikasi Praktis ....................................................................................... 90

C. Saran ............................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 92

LAMPIRAN .............................................................................................................. 95

Page 10: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota Salatiga ...................... 46

Tabel 2. Kategori SMK Berdasarkan Rata-rata Nilai UN Matematika Tahun

Pelajaran 2009-2010 ............................................................................ 49

Tabel 3. Daftar Kelas Sampel Penelitian ........................................................... 49

Tabel 4. Jumlah Siswa Pada Kelas Sampel Penelitian ...................................... 49

Tabel 5. Desain Faktorial Penelitian ................................................................. 50

Tabel 6. Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P) ............................................... 57

Tabel 7. Tata Letak Data Sampel ANAVA 2 Jalan dengan Sel Tak Sama ....... 67

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal …………........ 72

Tabel 9. Jumlah Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran dan Harga Diri ....... 77

Tabel 10. Deskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan Model Pembelajaran .... 78

Tabel 11. Deskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Harga diri ....... 78

Tabel 12. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Belajar ....................................... 79

Tabel 13. Rangkuman Uji Homogenitas Prestasi Belajar ................................... 79

Tabel 14. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama ....... 80

Tabel 15. Rerata Prestasi Belajar Berdasar Model Pembelajaran dan Harga

Diri ..................................................................................................... 81

Tabel 16. Rangkuman Uji Komparasi Rerata Antar Baris .................................. 82

Tabel 17. Rangkuman Uji Komparasi Rerata Antar Kolom …........................... 82

Page 11: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Penempatan Siswa Pada Meja Turnamen ....................................... 16

Diagram 2 Paradigma Penelitian dengan 2 Variabel Bebas .............................. 44

Page 12: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kelengkapan Instrumen Berupa Angket Harga Diri ....................... 95

Lampiran 2. Kelengkapan Instrumen Berupa Soal Tes Hasil Belajar .................. 103

Lampiran 3. Uji Validitas Isi Angket Harga Diri dan Soal Tes Hasil Belajar ..... 111

Lampiran 4. Daftar Siswa Uji Coba Instrumen .................................................... 115

Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba Angket Harga Diri .......................................... 118

Lampiran 6. Konsistensi Internal Uji Coba Angket Harga Diri .......................... 124

Lampiran 7. Indeks Reliabilitas Uji Coba Angket Harga Diri ............................. 128

Lampiran 8. Angket Harga Diri Setelah Uji Coba ............................................... 132

Lampiran 9. Data Uji Coba Soal Tes Hasil Belajar ……………………………. 138

Lampiran 10. Tingkat Kesukaran Soal Uji CobaTes Hasil Belajar ……………... 141

Lampiran 11. Daya Beda Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ……………………... 144

Lampiran 12. Indeks Reliabilitas Soal Uji CobaTes Hasil Belajar ……………… 146

Lampiran 13. Soal Tes Hasil Belajar Setelah Uji Coba …………………………. 150

Lampiran 14. Nilai UN Matematika SMP Kelompok TGT ................................... 159

Lampiran 15. Nilai UN Matematika SMP Kelompok TTW …………………….. 162

Lampiran 16. Nilai UN Matematika SMP Kelompok Kontrol .............................. 165

Lampiran 17. Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelompok TGT ……………… 168

Lampiran 18. Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelompok TTW …………….. 171

Lampiran 19. Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ................... 174

Lampiran 20. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ……………………………... 177

Lampiran 21. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal ............................................ 179

Lampiran 22. Data Angket Harga Diri Kelompok TGT ………………………… 181

Lampiran 23. Data Angket Harga Diri Kelompok TTW ………………………... 184

Lampiran 24. Data Angket Harga Diri Kelompok Kontrol ................................... 187

Lampiran 25. Rata-rata dan Standar Deviasi Data Angket Harga Diri ................. 190

Lampiran 26. Jawaban Tes Hasil Belajar Kelompok TGT ……………………… 191

Lampiran 27. Jawaban Tes Hasil Belajar Kelompok TTW ................................... 194

Lampiran 28. Jawaban Tes Hasil Belajar Kelompok Kontrol …………………... 197

Page 13: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Lampiran 29. Skor Butir Tes Hasil Belajar Kelompok TGT …………………… 200

Lampiran 30. Skor Butir Tes Hasil Belajar Kelompok TTW …………………… 203

Lampiran 31. Skor Butir Tes Hasil Belajar Kelompok Kontrol ………………… 206

Lampiran 32. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelompok TGT ............................ 209

Lampiran 33. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelompok TTW ............................ 212

Lampiran 34. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelompok Kontrol ........................ 215

Lampiran 35. Uji Normalitas Prestasi Belajar Tingkat Harga Diri Tinggi ............ 218

Lampiran 36. Uji Normalitas Prestasi Belajar Tingkat Harga Diri Sedang ........... 221

Lampiran 37. Uji Normalitas Prestasi Belajar Tingkat Harga Diri Rendah ........... 225

Lampiran 38. Uji Homogenitas Prestasi Belajar untuk Model Pembelajaran …… 228

Lampiran 39. Uji Homogenitas Prestasi Belajar untuk Tingkat Harga Diri …….. 230

Lampiran 40. Uji Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama …………................... 232

Lampiran 41. Uji Lanjut Pasca Anava ………………………………………….. 239

Lampiran 42. Rencana pembelajaran ……………………………………………. 243

Lampiran 43. Perijinan ........................................................................................... 431

Page 14: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Nugroho Dwi Susanto. S850809213. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) dan TTW (Think-Talk-Write) Pada Prestasi Belajar Ditinjau Dari Harga Diri Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bisnis Manajemen Di Kota Salatiga. Komisi Pembimbing I, Dr. Mardiyana, M.Si, dan Pembimbing II Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si.. Tesis.Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Apakah penggunaan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan prestasi belajar matematika yanglebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan model pembelajaran Konvensional, dan apakah penggunaan model pembelajarankooperatif tipe TTW memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran Konvensional. 2). Apakah prestasi belajarmatematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri sedang maupun rendah dan apakah prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri sedang lebih baik daripada prestasi belajar metamatika siswa yang mempunyai tingkat harga diri rendah. 3). Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran Konvensional menghasilkan prestasi belajar yang berbeda pada tiap-tiap tingkat harga diri siswa dan apakah prestasi belajar pada tingkat harga diri siswa akan berbeda pada modelpembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran Konvensional?

Penelitian ini termasuk eksperimen semu dengan desain faktorial 3×3 yang dilakukan di Kelas XI SMK Kota Salatiga pada Semester 3 Tahun Pelajaran 2010/2011. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified cluster random sampling. Pengumpulan datanya dilakukan melalui tes pilihan ganda dan angket harga diri. Teknik analisis datanya menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan α = 5 %, diperoleh: 1) Untuk Fa = 9,8010 > F0,05;2;295 = 3,0264, ini berarti terdapat perbedaan efektifitas dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran Konvensional terhadap prestasi belajar matematika. 2). Untuk Fb = 5,0584 > F0,05;2;295 = 3,0264, ini berarti tingkat harga diri siswa yang tinggi, sedang dan rendah memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajarmatematika. 3). Untuk Fab = 0,9313 < F0,05;4;295 = 2,4023, ini berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat harga diri siswa terhadap prestasi belajar matematika.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, 1). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe TTW menghasilkan prestasibelajar matematika yang sama baik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran Konvensional menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama baik, dan model pembelajaran kooperatif tipe TTW menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran

Page 15: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Konvensional. 2). Siswa dengan tingkat harga diri tinggi dan siswa dengan tingkatharga diri sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baik, siswa dengan tingkat harga diri tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan tingkat harga diri rendah, dan siswa dengan tingkat harga diri sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baik dengan siswa yang mempunyai tingkat harga diri rendah. 3). Perbedaan prestasibelajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran Konvensional konsisten pada tiap-tiap tingkat harga diri siswa dan perbedaan prestasi belajar matematika pada tiap-tiap tingkat harga diri siswa konsisten pada tiap model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran Konvensional.

Kata Kunci : Harga diri, Pembelajaran kooperatif, Team Game Tournament, Think-Talk-Write.

Page 16: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Nugroho Dwi Susanto. S850809213. The Effectiveness of Cooperative Learning Model Using TGT (Team Game Tournament) and TTW (Think-Talk-Write) Types in Learning Achievement Observed from Student Self Esteem of XI Grade Bussines and Management Departement of Vocational School in Salatiga City. Consultant commission I Dr. Mardiyana, M.Si and consultant commission II Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si. Thesis. Mathematics Education Study Program of Postgraduate Program of Sebelas Maret University Surakarta. 2011.

The purposes of this research are to know: 1). Whether the use of cooperative learning model using TGT type can result in mathematics learning achievement which better than cooperative learning model TTW type and conventional learning model, and whether the use of cooperative learning model using TTW type can result in mathematics learning achievement which better than conventional learning model. 2). Whether the result of student mathematics learning achievement who have a high level of self esteem better than student who have middle or low level of self esteem, and whether the result of student mathematics learning achievement who have middle level of self esteem better than student who have a low level of self esteem. 3). Whether the use of cooperative learning model using TGT and TTW types, and conventional learning model give different achievement on each self esteem levels of student and whether of mathematics learning achievement on each self esteem levels of student will be different on each cooperative learning model using TGT and TTW types, and conventional learning model.

This research is included as a quasi experiment with 3×3 factorial design which was done in XI grade Bussines and Management Departement of Vocational School in Salatiga City in the 3rd semester of the 2010/2011 academic year. This sample was obtained by a stratified cluster random sampling. The data was collected using multiple choice test and self esteem questionnaires. The data analytical technique used a two way variance analysis with different cells.

Based on the result of the data analysis by using α = 5%, it was obtained: 1). For Fa = 9.8010 > F0.05;2;295 = 3.0264, there is an difference effect of cooperative learning model using TGT and TTW types, and conventional learning model in mathematics learning achievement. 2) For Fb = 5.0584 > F0.05;2;295 = 3.0264, high, middle and low level of self esteem give different effect in mathematics learning achievement. 3). For Fab = 0.9313 < F0.05;4;295 = 2.4023, there is no interaction between the learning model and level of self esteem inmathematics learning achievement.

The result of this research can be concluded: 1). The mathematics learning achievement of cooperative learning model using TGT and TTW type is the same,the mathematics learning achievement of cooperative learning model using TGT type and conventional learning model is the same, and the mathematics learning achievement of student with cooperative learning model using TTW type arebetter than conventional learning model. 2). The mathematics learning achievement of student with high and middle level of self esteem is the same, the

Page 17: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

mathematics learning achievement of student with high level of self esteem are better than student with low self esteem level, and the mathematics learning achievement of student with middle self esteem level is the sama with student who have a low self esteem. 3). The difference of mathematics learning achievement on the use of cooperative learning model using TGT and TTW type, and conventional learning model consistent on each self esteem levels of student and the difference of mathematics learning achievement on each self esteem levelsof student consistent on the use of cooperative learning model using TGT and TTW type, and conventional learning model.

Keyword: Self esteem, Cooperative learning, TGT, Team Game Tournament, TTW, Think-Talk-Write.

Page 18: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komponen yang berkaitan dengan peningkatan kualitas

pendidikan adalah proses belajar mengajar, karena proses belajar mengajar

merupakan kegiatan yang berkaitan secara langsung dengan hasil belajar.

Keberhasilan proses proses belajar mengajar selain ditentukan oleh cara mengajar

guru dan cara belajar siswa juga ditentukan faktor lain seperti kurikulum, sarana

dan prasarana, media serta situasi dan kondisi lingkungan belajar. Melalui

kegiatan pembelajaran, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu

mengembangkan keterampilan berpikir. Untuk mendukung hal tersebut maka

melalui pembelajaran matematika, guru hendaknya dapat mengkondisikan dan

memotivasi siswa untuk belajar berpikir dan bukan untuk mengajarkan berpikir,

sebab suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir. Matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif

tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap kritis dan

berpikir logis (Suminarsih, 2007:1).

Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan

pembentukan kemampuan berpikir yang bersandar pada hakikat dan arti dari

matematika. Oleh karenanya, hasil-hasil pembelajaran matematika menampakkan

kemampuan berpikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara pada

kemampuan menggunakan matematika sebagai bahasa dan alat dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Hasil lain

Page 19: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadian yang baik dan kokoh

(Nyimas Aisyah, 2007:5).

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sekolah

mempunyai wewenang dalam menyusun kurikulum, sehingga memungkinkan

perbedaan kompetensi belajar pada masing-masing sekolah. Mulyasa (2006:109)

mengemukakan bahwa kompetensi lulusan masing-masing sekolah salah satunya

akan tergantung bagaimana guru dalam menyusun, menjabarkan, menganalisis,

mengembangkan indikator, menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi

dasar (SKKD) dengan karakteristik dan perkembangan siswa, situasi dan kondisi

sekolah, serta kondisi dan kebutuhan daerah. Kondisi ini, digunakan dipandang

sebagai peluang guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa melalui

model-model pembelajaran matematika yang dapat memotivasi siswa untuk

berpikir kritis. Namun, menurut pengamatan penulis masih banyak guru yang

hanya menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu suatu cara belajar

mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monolog sehingga

pembicaraan lebih bersifat satu arah. Adapun aktifitas siswa hanya terbatas

kepada memperhatikan, mendengarkan, mencatat, dan kalau perlu diberi

kesempatan menjawab dan atau mengemukakan pertanyaan.

Menurut Marpaung (2003:3), pembelajaran matematika yang dilakukan

hingga kini mayoritas masih menggunakan paradigma pengajaran. Terdapat

beberapa kesan siswa terhadap proses pembelajaran matematika yang masih

menggunakan paradigma pengajaran ini, yaitu: 1) pada umumnya siswa takut

pada mata pelajaran matematika; 2) matematika dianggap sulit, abstrak, dan tak

Page 20: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bermakna; 3) pelajaran matematika membuat siswa stress; 4) bahan yang

dipelajari terlalu banyak; 5) matematika penuh dengan rumus-rumus; 6) guru

matematika pada umumnya galak-galak; dan 7) pembelajaran berlangsung serius

dan kurang manusiawi. Hal ini didukung oleh pendapat beberapa pakar yang

dikutip oleh Marpaung (2003:3), antara lain bahwa pembelajaran matematika itu :

a) mekanistik, atomistik, dan behavioristik; b) mengutamakan pemahaman

instrumental; c) cenderung menstransfer pengetahuan matematika ke pikiran

siswa; d) bersifat mengantarkan siswa ke tujuan dan bukan mengarahkan.

Menurut Marpaung (2003:4), akibat dari pembelajaran matematika yang

menggunakan paradigma mengajar dan asesmen yang berbentuk objektif adalah

1) siswa tidak senang pada matematika dan mereka tidak dapat melihat

keindahannya, yang dapat dialami adalah dampak negatif yang ditimbulkan pada

perasaan mereka, serta pemahaman mereka terhadap matematika rendah; dan 2)

kemampuan menyelesaikan masalah, bernalar, berkomunikasi secara matematis

dan melihat keterkaitan antara konsep-konsep dan aturan-aturan rendah dan

mereka hanya berusaha menggunakan rumus untuk memecahkan masalah tanpa

mengerti bagaimana rumus itu diturunkan dan mengapa rumus itu dapat

digunakan.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah adanya pemadatan materi yang

dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka menghadapi ujian nasional.

Khususnya pada pelajaran matematika, salah satu alasan yang mendasari kegiatan

tersebut adalah siswa lupa atau tidak memahami materi yang telah diajarkan,

padahal kenyataanya siswa mempunyai catatan yang cukup lengkap. Hal ini

Page 21: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menunjukkan bahwa selama ini pembelajaran di kelas kurang dimaksimalkan oleh

guru, dan ukuran keberhasilan proses pembelajaran hanya diukur pada hasil ujian

nasional. Dari data Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan) 2010 diperoleh hasil

rata-rata UN Matematika SMK Kota Salatiga adalah 6,82 dengan jumlah siswa

yang dipastikan tidak lulus dengan nilai matematika dibawah 3,00 sebanyak 45

siswa dan beberapa siswa dari 119 siswa dengan nilai matematika antara 3,00

sampai 4,25 juga dinyatakan tidak lulus. Dengan persentase jumlah nilai di bawah

4,25 sebesar 6,12% dan secara keseluruhan persentase siswa yang tidak lulus

mencapai 15,697%.

Berdasarkan gambaran-gambaran di atas dapat dilihat bahwa selama ini

pembelajaran matematika yang diterapkan memberikan efek negatif bagi siswa.

Hal ini didukung oleh pendapat Christina S. Handayani (2004:13) yang

menyatakan bahwa pelajaran matematika lebih banyak memberikan pengalaman

negatif bagi siswa. Materi dari pelajaran matematika ini sangat membutuhkan

ketekunan dan ketelitian, namun sikap guru dan suasana belajarnya seringkali

kurang mendukung. Akibatnya, siswa menjadi kurang kreatif, kurang optimis

dalam mengikuti pelajaran, tidak berani mengungkapkan pendapatnya, dan tidak

percaya diri akan kemampuannya sehingga produktivitas siswa sangat rendah dan

prestasinya juga rendah (belum memenuhi batas minimum). Beberapa ciri tingkah

laku yang ditampakkan oleh siswa tersebut mengidentifikasikan bahwa harga diri

siswa cenderung rendah.

Menurut Waterman dalam Syam Hakim Persada (2009:2) harga diri yang

rendah pada seseorang pada masa remajanya dapat menimbulkan berbagai

Page 22: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

masalah akademik, olahraga, penampilan dan interaksi sosial juga akan

mengganggu proses pikir konsentrasi belajar dan hubungan dengan orang lain

terutama bagi mereka yang masih mengikuti pendidikan sehingga mempengaruhi

proses belajarnya. Menurut Baumeister (2003:10) yang menyatakan bahwa

seseorang dengan harga diri tinggi dapat menyusun aspirasi dengan lebih baik

dibandingkan seseorang dengan harga diri yang rendah. Mereka mempunyai

keinginan yang lebih untuk bertahan di saat menghadapi kegagalan dan tidak

menyukai perasaan tidak mampu dan meragukan diri sendiri. Berdasar pendapat

Baumeister ini, pengalaman negatif dari pembelajaran konvensional yang telah

diuraikan oleh Handayani cenderung mengarah kepada pembentukan harga diri

rendah pada siswa.

Pengaruh dari pembelajaran konvensional ini berlawanan dengan pengaruh

pembelajaran kooperatif yang dinyatakan oleh Slavin (2010:122) yaitu, dampak

psikologis dari pembelajaran kooperatif adalah pengaruhnya terhadap harga diri

siswa. Keyakinan siswa bahwa mereka adalah pribadi yang penting dan bernilai

merupakan sesuatu yang sangat penting untuk membangun kemampuan dalam

menghadapi kekecewaan dalam hidup, untuk menjadi pembuat keputusan dengan

percaya diri dan menjadi pribadi yang produktif dan bahagia.

Tan (2000:1) menyatakan, Cooperative learning promotes effective

instruction of thinking skills and creativity, and of information technology.

Thinking skills and creativity are promoted when students interact with their

peers to brainstorm, explain, question, disagree, persuade, and problem-solve,

yang maksudnya pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

Page 23: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

berpikir dan kreatifitas, Kemampuan berpikir dan kreatifitas meningkat ketika

siswa berinteraksi dengan temannya pada saat berdiskusi memecahkan masalah.

Sedangkan Mandal (2009:97) menyatakan bahwa, Cooperative learning is a successful teaching strategy in which small teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject. Each member of a team is responsible not only for learning what is taught but also for helping teammates learn, thus creating atmosphere of achievement, yang maksudnya bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang akan berhasil dalam kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa dengan tingkat kemampuan berbeda, menggunakan berbagai aktivitas pembelajaran untuk memahami permasalahan. Tiap-tiap anggota kelompok tidak hanya bertanggungjawab pada apa yang ia pelajari tetapi juga membantu teman satu kelompok untuk belajar, yang demikian supaya tercipta suasana untuk mendapatkan prestasi yang baik.

Dalam kelompok diskusi, memungkinkan siswa untuk saling

berkomunikasi dengan teman dan saling bertukar pikiran dengan saling

menghargai pendapat. Keberhasilan suatu kelompok tidak hanya ditentukan oleh

salah satu individu saja, melainkan oleh seluruh anggota kelompok, sehingga akan

tercipta kerjasama dalam kelompok untuk mencapai keberhasilan. Hal ini

memungkinkan bagi siswa untuk menikmati pembelajaran matematika sehingga

dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasikan permasalahan yang berkaitan dengan siswa.

1. Rendahnya harga diri siswa dipengaruhi oleh sikap dan suasana belajar yang

diciptakan oleh guru, salah satunya melalui model pembelajaran matematika

Page 24: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

yang cenderung mekanistik dan klasikal mempunyai kecenderungan

membentuk pengalaman yang negatif.

2. Harga diri berhubungan erat dengan prestasi belajar siswa, rendahnya prestasi

belajar siswa mungkin disebabkan karena tingkat harga diri siswa yang

rendah. Terkait hal tersebut, perlu diteliti apakah tingkat harga diri siswa

berpengaruh pada prestasi belajar siswa.

3. Model pembelajaran matematika yang selama ini dipakai oleh guru belum

memberikan hasil yang maksimal dan cenderung hanya untuk menyelesaikan

target kurikulum. Selain itu, pembelajaran tersebut mempunyai dampak lain

karena siswa belajar secara individu dan interaksi yang terjadi adalah dari

guru ke siswa. Dalam pembelajaran, siswa pasif dan hanya guru yang aktif.

Terkait masalah ini akan diteliti manakah diantara model pembelajaran

koopertif tipe TGT, model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan model

pembelajaran Konvensional yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih

baik.

4. Suatu model pembelajaran mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, ada

kemungkinan suatu model pembelajaran akan menghasilkan prestasi belajar

yang berbeda jika diterapkan pada siswa dengan tingkat harga diri yang

berbeda. Terkait hal itu, perlu diteliti apakah tiap-tiap model pembelajaran

menghasilkan prestasi belajar yang berbeda untuk tingkat harga diri yang

berbeda.

Page 25: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Pemilihan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dipilih permasalahan 2, 3 dan 4

yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Membandingkan prestasi belajar matematika yang dihasilkan oleh tiga

model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT, model

pembelajaran kooperatif tipe TTW dan model pembelajaran Konvensional.

2. Membandingkan prestasi belajar matematika antara siswa dengan tingkat

harga diri tinggi, sedang dan rendah.

3. Apakah tiap-tiap model pembelajaran menghasilkan prestasi belajar yang

berbeda untuk tingkat harga diri yang berbeda dan apakah untuk tiap-tiap

tingkat harga diri memberikan prestasi belajar yang berbeda pada model

pembelajaran yang berbeda.

D. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan masalah-masalah di atas, agar permasalahan tidak

berkembang lebih jauh, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI semester 3 SMK Jurusan Bisnis

Manajemen di Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif

tipe TGT (Team Game Tournament) model pembelajaran kooperatif tipe

TTW (Think-Talk-Write) pada kelas eksperimen dan model pembelajaran

Konvensional pada kelas kontrol.

Page 26: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Faktor internal siswa yang diteliti adalah tingkat harga diri siswa. Tingkat

harga diri siswa yang peneliti gunakan adalah sebelum dilakukannya

eksperimen. Dalam penelitian ini, tingkat harga diri siswa dibedakan menjadi

tiga tingkat yaitu tinggi, sedang dan rendah.

4. Prestasi belajar matematika siswa dibatasi pada hasil belajar siswa setelah

dilakukan eksperimen untuk materi fungsi linear pada siswa SMK Jurusan

Bisnis Manajemen kelas XI.

E. Perumusan Masalah

Dari identifikasi, perumusan dan pembatasan masalah di atas maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menghasilkan prestasi

belajar matematika siswa yang lebih baik daripada model pembelajaran

kooperatif tipe TTW maupun model pembelajaran Konvensional? Apakah

model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran Konvensional?

2. Apakah prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri

tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai

tingkat harga diri sedang maupun rendah? Apakah prestasi belajar matematika

siswa yang mempunyai tingkat harga diri sedang lebih baik daripada prestasi

belajar matematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri rendah?

3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model

pembelajaran Konvensional menghasilkan prestasi belajar matematika yang

berbeda pada tiap-tiap tingkat harga diri siswa dan apakah prestasi belajar

Page 27: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

matematika pada tingkat harga diri siswa akan berbeda pada model

pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran

Konvensional?

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model

pembelajaran kooperatif tipe TTW maupun model pembelajaran

Konvensional, dan apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

TTW memberikan prestasi matematika yang lebih baik daripada model

pembelajaran Konvensional.

2. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang

mempunyai tingkat harga diri tinggi lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri sedang maupun rendah

dan apakah prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai tingkat harga

diri sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang

mempunyai tingkat harga diri rendah.

3. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW

dan model pembelajaran Konvensional menghasilkan prestasi belajar yang

berbeda pada tiap-tiap tingkat harga diri siswa dan apakah prestasi belajar

pada tingkat harga diri siswa akan berbeda pada model pembelajaran

kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran Konvensional.

Page 28: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru, untuk memberi masukan mengenai pembelajaran matematika

yang inovatif dan dapat meningkatkan komunikasi antara siswa dan guru

dalam pembelajaran

2. Bagi Kepala Sekolah, untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan

untuk menciptakan suatu lingkungan yang kondusif dalam menciptakan dan

mengembangkan harga diri dan prestasi belajar siswa.

3. Sebagai bahan referensi keilmuan bagi peneliti lain yang melakukan

penelitian sejenis atau lanjutan.

Page 29: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur dalam Indri Yulianti (2008:11), pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil mempelajari

suatu materi, menerima pendapat dan mengisi kekurangan siswa yang lain. Pada

pembelajaran ini, siswa belajar dalam kelompok dengan tingkat kemampuan, jenis

kelamin, serta latar belakang yang berbeda-beda.

Menurut Mandal (2009:97), dalam pembelajaran kooperatif ketika

guru memberikan tugas tertulis, anggota kelompok bekerja bersama dan saling

membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mereka merencanakan,

memahami dan mengevaluasi perkerjaan kelompok. Mereka memcoba

menghargai teman kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif menurut Asikin dalam Indri Yulianti (2008)

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk secara heterogen yaitu kelompok dibentuk dari siswa-

siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras,

budaya, suku, agama dan jenis kelamin yang berbeda maka diupayakan

Page 30: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

agar dalam kelompok terdiri dari ras, budaya, suku, agama dan jenis

kelamin yang berbeda pula.

d. Adanya sebuah penghargaan. Penghargaan ini lebih berorientasi pada

kelompok daripada individu.

Tiga konsep utama pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2010:10):

a. Penghargaan pada kelompok

Suatu tim akan mendapatkan penghargaan bila tim tersebut berhasil

melampaui nilai tertentu yang ditetapkan.

b. Tanggung jawab individu

Kesuksesan tim tergantung pada pembelajaran individual dari semua

anggota tim. Tanggungjawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam

membantu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap anggota

tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang

dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu tim.

c. Setiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk sukses

Semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara

meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan

bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya

ditantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua

anggota tim ada nilainya.

Grabowski (2007:250) menyatakan pembelajaran kooperatif memberikan

pengaruh positif pada pembelajaran matematika dalam meningkatkan prestasi,

sikap, menaikkan kemampuan berpikir.

Page 31: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Beberapa keuntungan dalam penggunaan pembelajaran kooperatif,

diantaranya:

a. Melatih perilaku positif dalam kelompok

b. Meningkatkan relasi di antara siswa, saling membantu dan terbuka.

c. Meningkatkan motivasi siswa dan saling menghargai satu sama lain.

d. Mengembangkan kemampuan individu dan merupakan strategi untuk

memecahkan konflik.

e. Meningkatkan kemampuan untuk memberi opini, argumentasi dan melatih

mendengarkan pendapat orang lain, serta menerima pendapat.

f. Mengembangkan kemampuan dalam menyampaikan pendapat.

g. Mendidik siswa bertanggung jawab.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament)

Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) di

kembangkan pertama kali oleh David and Keith. Pembelajaran kooperatif tipe

TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,

melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan

peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping

menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan

belajar.

Page 32: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Ada 5 komponen utama dalam komponen utama TGT sebagai berikut:

a. Penyajian Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,

diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-

benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena

akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada

saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya

heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik.

Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman

kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar

bekerja dengan baik pada saat game dan berhasil menghadapi tournament.

c. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji

pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

Permainan dimainkan pada meja-meja yang berisi empat siswa, tiap siswa

mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba

menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab

benar pertanyaan itu akan mendapat skor.

Page 33: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d. Turnamen Akademik

Turnamen akademik adalah sebuah struktur dimana game berlangsung,

turnamen biasanya dilakukan setiap akhir sesi pembelajaran, bertujuan untuk

menguji pemahaman siswa setelah belajar berkelompok. Siswa dalam satu

kelas eksperimen dibagi dalam beberapa meja turnamen. Pada turnamen

akademik ini, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen. Setiap

meja turnamen terdiri dari beberapa siswa dengan kemampuan akademik

yang relatif sarna tetapi mewakili kelompok-kelompok yang berbeda. Setiap

meja turnamen memiliki tingkatan masing-masing dan diurutkan oleh guru

mulai dari meja turnamen yang terdiri dari siswa pandai sampai dengan meja

akademik yang terdiri dari siswa berkemampuan akademik kurang.

( Slavin, 2010:168)

Diagram 1. Penempatan Siswa Pada Meja Turnamen

A-1 A-2 A-3 A-4

TINGGI RATA-RATA RATA-RATA RENDAH

MEJA TURNAMEN

1

MEJA TURNAMEN

2

MEJA TURNAMEN

3

MEJA TURNAMEN

4

B-1 B-2 B-3 B-4Tinggi Rata-Rata Rata-Rata Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4Tinggi Rata-Rata Rata-Rata Rendah

TIM A

TIM B TIM C

Page 34: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Team recognize (penghargaan kelompok)

Guru sesegara mungkin setelah usai turnamen, hitung skor tim dan siapkan

sertifikat tim untuk kriteria tim dengan nilai terbaik. Tim yang bekerja dengan

baik cukup diberikan ucapan selamat di kelas. Adapun yang guru lakukan

untuk memberikan penghargaan tim berupa hadiah (misalnya bingkisan yang

berisi makanan atau alat tulis), yang penting guru dapat mengkomunikasikan

keberhasilan tim tersebut (tidak hanya keberhasilan individu), karena hal ini

akan termotivasi kepada siswa untuk saling membantu teman satu tim.

Grabowski (2007:256) menyatakan bahwa Teknik kooperatif TGT lebih

efektif dibandingkan persaingan antar individu dalam menfasilitasi sikap positif

dalam metematika.

Kelebihan dalam penggunaan pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerja

sama kelompok.

b. Tercipta suasana yang menyenangkan yaitu belajar sambil bermain.

c. Melalui interaksi dengan anggota kelompok, semua memiliki kesempatan

untuk belajar mengemukakan pendapatnya atau memperoleh pengetahuan dan

hasil diskusi dengan anggota kelompoknya.

d. Pengelompokan siswa secara heterogen dalam hal tingkat kemampuan, jenis

kelamin, maupun ras diharapkan dapat membentuk rasa hormat dan saling

menghargai antar siswa.

e. Dengan diadakannya tumamen diharapkan dapat membangkitkan motivasi

siswa untuk berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya.

Page 35: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

f. Dengan turnamen dapat membentuk siswa mempunyai kebiasaan bersaing

sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam berkompetisi,

akibatnya siswa selalu dalam posisi unggul.

g. Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat menanamkan betapa

pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk dirinya

maupun seluruh anggota kelompok.

h. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat menumbuhkan

keaktifan siswa.

Sedangkan kelemahan dalam penggunaan pembelajaran TGT adalah

sebagai berikut:

a. Penggunaan waktu yang relatif lama.

b. Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau

sarana tidak cukup tersedia maka pembelajaran kooperatif tipe TGT sulit

dilaksanakan.

c. Apabila sportifitas siswa kurang, maka keterampilan berkompetisi siswa yang

terbentuk bukanlah yang diharapkan.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW (Think-Talk-Write)

Model pembelajaran kooperatif tipe TTW diperkenalkan oleh Huinker &

Laughlin (dalam Merina Wijayanti, 2008:11), dimana model pembelajaran ini

menekankan perlunya siswa mengkomunikasikan/menjelaskan hasil

pemikirannya. Model ini diawali dengan siswa membaca dan mencoba memahami

masalah yang diberikan, diikuti dengan memikirkan penyelesaian dan

Page 36: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mengkomunikasikan hasil pemikirannya, dan akhirnya melalui diskusi siswa

dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya tersebut.

Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks

matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang

telah dibaca. Menurut Wiederhold dalam Merina Wijayanti (2008) membuat

catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang

ditulis. Dengan belajar rutin membuat/menulis catatan setelah membaca

merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Dalam

model pembelajaran ini teks bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual

(contextual problems) yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat

catatan kecil.

Corwin dalam Merina Wijayanti (2008:12) menyatakan setelah tahap

“think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” berkomunikasi

menggunakan kata-kata dan bahasa mereka sendiri. Tahap ini sangat penting

karena sebagai berikut:

a. Apakah itu tulisan, gambaran, isyarat atau percakapan merupakan perantara

ungkapan matematika sebagai bahasa manusia. Metematika adalah bahasa

yang spesial dibentuk untuk mengkomunikasikan bahasa sehari-hari.

b. Pemahaman matematika dibangun melalui interaksi dan percakapan antara

sesama individual yang merupakan aktivitas sosial yang bermakna.

c. Cara utama partisipasi komunikasi dalam matematika adalah melalui talk.

Siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya,

membangun teori bersama, sharing strategi solusi, dan membuat definisi.

Page 37: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Pembentukan ide (forming ideas) melalui proses talking.

e. Internalisasi ide (internalizing ideas), dalam konversi matematika

internalisasi dibentuk melalui berpikir dan memecahkan masalah.

f. Meningkatkan dan menilai kualitas berpikir, talking membantu guru

mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar matematika, sehingga

dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan.

Selanjutnya Shield dan Swinson dalam Merina Wijayanti (2008:12)

menyebutkan tahap ”write” yaitu menuliskan hasil/dialog pada lembar kerja yang

disediakan. Aktivitas siswa menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah

berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui

tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan

pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Aktivitas

siswa selama tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk

perhitungan.

b. Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik

penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar

mudah dibaca dan ditindaklanjuti.

c. Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun

perhitungan yang ketinggalan.

d. Meyakini bahwa pekerjaannya lengkap, mudah dibaca dan terjamin

keasliannya.

Page 38: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Silver & Smith dalam Merina Wijayanti (2008:14) mengemukakan

peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan pembelajaran

TTW ini adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan, dan

menantang setiap siswa berpikir.

b. Mendengar secara hati-hati ide siswa.

c. Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.

d. Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.

e. Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan,

menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan

kesulitan.

f. Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan memutuskan

kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

Langkah-langkah dalam pembelajaran TTW sebagai berikut:

a. Guru membagi teks bacaan berupa lembar kerja siswa yang memuat situasi

masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya.

b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara

individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think).

c. Siswa berinteraksi dan berdiskusi dengan teman untuk membahas isi catatan

(talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

d. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil diskusi (write).

Page 39: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4. Model Pembelajaran Konvensional

Dalam bagian pembelajaran konvensional ini akan dibahas tentang

pertama, pengertian dan karakteristik pembelajaran konvensional; kedua,

pembelajaran konvensional pada matematika, ketiga, kelebihan dan kelemahan

pembelajaran konvensional.

a. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional sering disebut dengan pembelajaran

tradisional. Pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran yang

sering digunakan oleh para guru dan pembelajaran ini memiliki kekhasan tertentu,

misalnya lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan pada

ketrampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses dan pembelajaran

berpusat pada guru. Paradigma yang menjadi acuan dari pembelajaran

konvensional ini adalah paradigma mengajar. Menurut Marpaung (2003:2),

paradigma mengajar mempunyai karakteristik, yaitu a) guru aktif dan siswa pasif;

b) pembelajaran berpusat pada guru; c) guru menstransfer pengetahuan ke pikiran

siswa; c) pemahaman siswa cenderung bersifat instrumental; e) pembelajaran

bersifat mekanistik; dan f) siswa diam secara fisik serta penuh konsentrasi secara

mental dalam memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Untuk mendukung

pernyataan ini, terdapat beberapa ciri atau karakteristik dari pembelajaran

konvensional yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran berlangsung secara klasikal dan berpusat pada guru

2. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hasil daripada proses

Page 40: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Kegiatan utamanya adalah menerangkan dan siswa mendengarkan/

mencatat yang disampaikan guru.

4. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, dan

menekankan pada keterampilan berhitung

5. Dalam pembelajaran konvensional, metode yang sering digunakan

adalah metode ceramah dengan diiringi penjelasan serta pembagian

tugas dan latihan, atau, metode ekspositori yang kemudian memberikan

contoh soal dan penyelesaiannya serta memberi soal-soal latihan dan

siswa disuruh mengerjakannya.

6. Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu

karena siswa hanya menerima saja apa-apa yang disampaikan oleh guru

7. Guru biasanya menghajar dengan berpedoman pada buku teks/LKS

dengan mengutamakan metode ceramah dan kadang-kadang tanya jawab

tes atau evaluasi yang bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui

perkembangan jarang dilakukan.

8. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru dengan patuh

mempelajari urutan yang ditetapkan oleh guru dan kurang sekali

mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat.

9. Guru jarang menganalisa secara mendalam tentang suatu konsep dan

jarang mendorong siswa untuk menggunakan penalaran logis yang lebih

tinggi seperti kemampuan membuktikan atau memperlihatkan suatu

konsep.

Page 41: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

10. Aktivitas guru mendominasi kelas dengan metode ekspositori dan

aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang sehingga

siswa menjadi pasif dalam belajar dan belajar anak kurang bermakna

karena hanya hafalan.

b. Pembelajaran Konvensional pada Matematika

Guru matematika seringkali mengajar matematika dengan menggunakan

pembelajaran konvensional karena pembelajaran ini dianggap oleh guru sangat

efektif dan efisien untuk menyelesaikan kurikulum. Metode yang sering

digunakan guru dalam mengajar matematika adalah ceramah/ekspositori. Guru

biasanya menjelaskan materi, memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya,

dan memberikan tugas/latihan soal. Pengajaran matematika dengan model

pembelajaran konvensional lebih menekankan pada hasil dibandingkan dengan

proses. Selain itu, dalam usaha menyelesaikan materi di kurikulum, guru lebih

cenderung pada pemberian hafalan, drill, dan ceramah serta cara yang digunakan

oleh guru mayoritas adalah pengerjaan soal-soal yang terdapat dalam buku/modul.

Pembelajaran dengan model ini lebih berpusat pada guru sehingga yang aktif

adalah guru dan siswa kurang mendapat kesempatan untuk bertanya, dan

mengungkapkan pendapatnya. Dalam pembelajaran matematika ini, aktivitas

siswa tidak tampak dan yang menonjol adalah aktivitas guru yang mendominasi

pembelajaran. Matematika yang merupakan human activity belum diperhatikan

dalam model pembelajaran ini.

Page 42: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran yang lebih berpusat pada guru daripada siswa dan

pembelajaran yang lebih mengutamakan hasil daripada proses ini mempunyai

kelebihan dan kekurangan.

Adapun keunggulan pembelajaran konvensional ini adalah:

1. Bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas.

2. Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar.

3. Pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang telah

disediakan.

4. Target materi relatif mudah dicapai.

Adapun kelemahan dari pembelajaran konvensional adalah:

1. Sangat membosankan karena mengurangi motivasi dan kreativitas siswa.

2. Keberhasilan perubahan sikap dan perilaku peserta didik sulit untuk

diukur.

3. Kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan adalah relatif

rendah karena peserta didik sering hanya mengejar target waktu untuk

menghabiskan target materi pembelajaran.

5. Harga Diri

a. Pengertian Harga Diri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, harga diri didefinisikan sebagai

kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Menurut

Stuart dan Sundeen dalam Budi Anna Keliat (1992:6), harga diri adalah penilaian

pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

Page 43: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

memenuhi ideal diri. Sedangkan ideal diri adalah persepsi individu tentang

bagaimana ia hatus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat

berhubungan dengan tipe orang diinginkan, sejumlah aspirasi, cita-cita atau nilai

yang diinginkan.

Menurut Clemes (1995a:2) harga diri adalah rasa menilai diri yang berasal

dari seluruh pikiran, perasaan, dan pengalaman yang telah ia kumpulkan

sepanjang hidup individu, individu akan merasa senang dalam hidupnya apabila ia

mampu memenuhi dan memecahkan masalah serta tangungjawab dalam hidup

dengan penuh keyakinan.

Aldridge (1993:20), harga diri adalah perasaan diri yang berharga dan

penghormatan diri yang tinggi. Harga diri adalah multidimensional dan dapat

dipandang dari berbagai cara yang berbeda. Harga diri mencakup didalamnya

terdapat tingkah laku, perasaan, evaluasi, dan motivasi.

Maslow (dalam Sinar Hapsari, 2004:12), kepuasan terhadap kebutuhan

harga diri pada individu akan menimbulkan perasaan percaya diri, merasa

berharga, merasa mampu dan berguna dalam hidupnya. Sebaiknya, apabila

kebutuhan ini tidak terpuaskan, diabaikan, atau dihalangi pemuasannya, maka

muncul didalam diri individu perasaan tidak berdaya dan selalu ingin meminta

pertolongan orang lain.

Harga diri oleh Coopersmith (dalam Berta Esti, 2002:5) didefinisikan

sebagai evaluasi diri yang ditegakkan dan dipertahankan oleh individu dan berasal

dari interaksi individu dengan orang-orang yang terdekat dengan lingkungannya

Page 44: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dan dari sejumlah pernghargaan, penerimaan dan perlakuan orang lain yang

diterima oleh individu.

Menurut Tambunan dalam Danny (2009:1) harga diri merupakan suatu

hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap

yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seseorang menilai tentang

dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari-hari. Harga diri

yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, rasa yakin akan kemampuan

diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini.

Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang negatif akan cenderung

merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja

dengan harga diri yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari tantangan-

tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah

dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak menuntut

tanggungjawab, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta

perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain,

tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya

tidak bahagia.

b. Kategori Harga Diri

Menurut Clemes (1995b:9), perbedaan perilaku anak dengan harga diri

tinggi dan anak dengan harga diri randah adalah sebagai berikut:

1) Anak dengan harga diri tinggi, merasa bangga akan prestasinya, bertindak

mandiri, menerima tanggung jawab, menerima tantangan baru dengan

Page 45: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

penuh antusias, mampu mempengaruhi orang lain, menunjukkan beragam

emosi dan perasaan yang luas.

2) Anak dengan harga diri yang rendah, biasanya akan meremehkan bakatnya

sendiri, merasa bahwa orang lain tidak menghargainya, merasa tidak

berdaya, mudah dipengaruhi orang lain, menunjukkan deretan emosi dan

perasaan yang sempit, menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan,

menjadi defensif dan mudah frustasi serta menyalahkan orang lain atas

kelemahannya sendiri.

Clemes (1995a:8) harga diri tinggi mempermudah proses belajar karena

remaja yang memiliki harga diri tinggi akan belajar lebih mudah daripada remaja

yang memiliki harga diri rendah. Remaja dengan harga diri tinggi prestasinya

cenderung berhasil karena pikiran dan perasaan mendahului suatu tindakan

dengan harapan positif. Prestasi yang berhasil kemudian memperkuat perasaannya

yang positif sehingga ia memandang dirinya lebih mampu dengan setiap prestasi

yang berhasil. Tetapi orang yang percaya bahwa ia tidak mampu belajar akan

mendekati setiap tugas yang baru dengan rasa tidak berdaya dan putus asa.

Remaja yang sudah mengalami kegagalan dini di sekolah akan mengembangkan

sikap bahwa ia tidak bisa melakukannya dan tidak ada gunanya untuk mencoba

lagi. Akibatnya ia cenderung gagal dalam setiap tugas yang dilakukan, kecuali

lingkaran setan itu bisa diputuskan dengan meningkatkan rasa harga diri dan

kemampuan yang baru.

Page 46: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c. Aspek-aspek Harga Diri

Aspek-aspek yang mempengaruhi harga diri remaja adalah pengaruh orang

tua, kelas sosial, penampilan fisik, dan kemampuan berpikir (Aldridge, 1993:83).

1) Pengaruh orang tua

Orang tua mempunyai pengaruh terhadap penghargaan diri remaja,

walaupun mungkin tidak begitu terlihat. Tipe orang tua yang paling

mendorong penghargaan diri para remaja adalah orang tua yang

demokratis (berlawanan dengan yang selalu membolehkan ataupun

otoriter).

2) Pengaruh lingkungan sosial

Remaja yang mempunyai teman yang berkelas sosial lebih tinggi

cenderung mempunyai harga diri yang lebih pula. Menurut Wentzel

(2004:196) menyatakan bahwa dalam sebuah kelompok teman sebaya,

perasaan mempunyai hubungan dan diterima, dapat berpengaruh

langsung pada perasaan positif tentang harga diri.

3) Penampilan Fisik

Penampilan fisik mungkin menjadi salah satu komponen yang paling

bagi harga diri pada remaja. Hal ini lebih terlihat pada wanita

dibandingkan pria, karena para wanita diketahui labih banyak

mempermasalahkan perubahan fisik mereka pada periode remaja.

4) Kemampuan Berpikir

Peningkatan kemampuan berpikir mendorong perubahan harga diri

remaja ke arah positif, yaitu kemampuan nerpikira tentang seputar

Page 47: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sekolah dan nilai-nilai tes mereka. Remaja yang mempunyai harga diri

yang lebih tinggi cenderung melakukan hal yang lebih baik di sekolah

dan menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada tes daripada anak-anak

lain.

Menurut Coopersmith (dalam Danny, 2009:1) aspek-aspek harga diri

meliputi:

1) Self values atau nilai pribadi, dapat diartikan sebagai nilai-nilai pribadi

individu adalah isi dari diri sendiri. Lebih lanjut dikatakan bahwa harga

diri ditentukan oleh nilai-nilai pribadi yang diyakini individu sebagai

nilai-nilai yang sesuai dengan dirinya.

2) Leadership-popularity atau popularitas-kepemimpinan, harga diri

mempunyai hubungan dengan corak dasar individual dalam menghadapi

lingkungannya. Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung

mempunyai kemampuan dalam memimpin. Sedangkan popularitas

merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan

pengalaman keberhasilan yang diperoleh dalam kehidupan sosialnya, dan

tingkat popularitasnya mempunyai hubungan dengan harga diri, oleh

karena itu semakin populer individu diharapkan mempunyai harga diri

yang tinggi, serta cara orang tua memperlakukan anak akan sangat

mempengaruhi terbentuknya harga diri.

3) Family-parents atau keluarga, keluarga merupakan tempat sosialisasi

pertama bagi anak. Penerimaan keluarga yang positif pada anak-anak

akan memberi dasar bagi pembentukan rasa harga diri yang tinggi pada

Page 48: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

masa dewasa. Orang tua mempunyai nilai-nilai yang pasti dan kriteria

yang jelas tentang apa yang dianggapnya sebagai perilaku yang layak,

orang tua akan mempunyai kemampuan dan kemauan untuk

menampilkan perilaku dan menjalani hal-hal tersebut akan

memungkinkan anak memiliki harga diri yang tinggi.

4) Achievement atau prestasi, individu dengan harga diri yang tinggi

cenderung memiliki karakteristik kepribadian yang dapat mengarahkan

pada kemandirian sosial dan kreativitas yang tinggi. Individu yang

mempunyai harga diri yang tinggi cenderung mampu mencapai tujuan-

tujuan secara realistik dan efektif, dengan kata lain mereka lebih efektif

dan efisien dalam menghadapi tantangan kehidupan selanjutnya.

Clemes (1995b:23) memberikan empat kondisi yang harus dipenuhi

supaya anak mempunyai harga diri yang tinggi, yaitu rasa keterikatan, rasa

keunikan, rasa berkuasa dan rasa bermodel.

1) Rasa keterikatan

Rasa keterikatan terjadi apabila anak merasa puas dengan jalinan

hubungan yang berarti bagi anak dan pentingnya hubungan itu telah

diakui oleh orang lain. Anak perlu merasa keterikatan dengan orang-

orang yang berarti dalam hidupnya, misalnya orangtua, keluarga, saudara

kandung, teman, dan guru. Rasa keterikatan dengan orang-orang ini

secara langsung dikaitkan dengan tingkat kenyamanan, kehangatan, rasa

aman, pemahaman, humor dan itikad baik dalam berhubungan. Rasa

keterikatan tidak hanya ditujukan pada manusia tetapi juga pada tempat

Page 49: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dan benda, anak seringkali menarik diri ke suatu tempat atau benda

sebagai pelarian apabila hubungan dengan manusia sedang bermasalah.

2) Rasa keunikan

Rasa keunikan terjadi apabila anak dapat mengakui dan menghargai

kualitas dan sifat yang membuatnya unik dan berbeda, serta apabila anak

dihargai oleh orang lain kerena sifat-sifat yang dimilikinya. Bagi anak

agar dapat memiliki rasa keunikan yang kuat, ia perlu dapat

mengungkapkan perbedaan tentang keunikannya tersebut. Anak dengan

harga diri tinggi cenderung menerima banyak dukungan untuk menjadi

berbeda atau istimewa dan mengungkapkan keunikan tersebut dengan

berbagai cara.

3) Rasa berkuasa

Rasa berkuasa muncul melalui pemilikan sumber daya, kesempatan dan

kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan. Memiliki rasa berkuasa

tidak sama dengan memiliki kekuasaan secara absolut. Rasa berkuasa

adalah perasaan yang dimiliki seorang anak ketika kebutuhan dan

keinginannya terpenuhi.

4) Rasa bermodel

Rasa bermodel merefleksikan kemampuan anak untuk mengacu pada

contoh-contoh manusia, filosofi (gagasan yang memandu perilaku dan

sikap anak) dan operasional (bentuk mental dan citra yang timbul dari

pengalaman anak dan menentukan bagaimana ia akan menangani seluruh

kegiatannya).

Page 50: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tingkatan harga diri seseorang dapat diketahui dengan

mengidentifikasikan indikator-indikator dari harga diri. Berdasarkan uraian

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan tentang aspek-aspek yang menentukan

tingkatan harga diri siswa, yaitu:

1). Penerimaan diri, yaitu apa yang diketahui siswa tentang dirinya dan dapat

melihat hal-hal positif yang ada dalam dirinya, yang meliputi kondisi

fisik dan psikis.

2). Keterampilan diri, yaitu pengatahuan tentang potensi diri, yang meliputi

potensi akademik, kemampuan bicara dan mengemukakan pendapat,

kemampuan bergaul dan kemampuan mengambil keputusan.

3). Lingkungan keluarga, keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemui

oleh individu dan menjadi tempat penting dalam perkembangan hidup

seseorang. Di dalam keluarga sesorang dapat merasakan dirinya dicintai,

diinginkan, diterima, dan dihargai. Hal ini juga berkaitan dengan sikap

orang tua yang merupakan faktor yang mempengaruhi harga diri,

misalnya perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan sikap

demokratis orang tua.

4). Lingkungan sosial, lingkungan sekitar individu berinteraksi mempunyai

pengaruh bagi pembentukan harga diri individu. Pembentukan harga diri

individu dimulai sejak individu menyadari bahwa dirinya dinilai

berharga, diterima dan dihargai oleh orang lain dalam lingkungannya.

Page 51: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

6. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

diberikan guru dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kurikulum digunakan

alat ukur yang dikenal dengan istilah “prestasi belajar”. Menurut Louis dalam

Kriswandani (2009:54), prestasi belajar adalah pernyataan khusus tentang apa

yang diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa, sebagai hasil kegiatan belajar,

biasanya berupa pengetahuan (knowlegde), keterampilan (skill), atau sikap

(attitude) atau pencapaian kompetensi siswa.

Menurut Sadali dalam Maria Purwaningsih (2008:238), prestasi belajar

siswa berhubungan dengan kinerja akademik yang dalam Bahasa Inggris disebut

Academic Performance berupa hasil belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil

dari usaha, kemampuan dan sikap siswa dalam menyelesaikan kegiatan dalam

bidang pendidikan. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Maria Purwaningsih

(2008:238), prestasi belajar juga diartikan sebagai hasil yang mencerminkan

sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada setiap

jenjang studi. Gambaran prestasi dinyatakan dengan angka 0 sampai dengan 10.

Menurut Slameto (dalam Kriswandani, 2009:55), prestasi belajar siswa

adalah pernyataan tentang tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang ditetapkan sekolah, setelah usai satu satuan program

pengalaman pembelajaran, dalam satu periode waktu tertentu (semester atau tahun

pelajaran). Tujuan pembelajaran dapat berupa penguasaan pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, dan sikap akademik. Pencapaian tujuan pembelajaran

Page 52: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

sering diukur dengan skor tes/ulangan/ujian standar atau buatan guru, dan tugas-

tugas lain, termasuk pekerjaan rumah (PR) untuk mata pelajaran tertentu. Skor tes,

tugas, dan PR mencerminkan perilaku hasil pengalaman, berkaitan dengan

konsep, topik, atau masalah tertentu dalam mata pelajaran yang diikuti.

Pengalaman yang memungkinkan terbentuknya hasil belajar siswa tersebut dapat

berupa pengetahuan siswa dan apa yang ingin diketahuinya, apa yang telah

dipelajari, serta apa yang benar-benar dapat dilakukan, dari apa yang telah

diketahuinya. Selain itu, dapat juga berupa kepercayaan diri dan motivasinya

dalam mendemonstrasikan apa yang dapat dilakukannya. Pada akhirnya, ciri hasil

belajar tersebut bersifat baru, menetap, positif, disadari, dan fungsional.

Dari definisi-definisi prestasi belajar di atas maka dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar merupakan pernyataan tentang tingkat keberhasilan siswa

sebagai hasil kegiatan belajar, biasanya berupa pengetahuan (knowlegde),

keterampilan (skill), atau sikap (attitude) atau pencapaian kompetensi siswa.

Prestasi belajar dapat diwujudkan dengan angka atau huruf.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Tingkat pencapaian prestasi belajar di setiap siswa berbeda-beda

tergantung dari tingkat intensitas dari faktor-faktor ekstern dan intern yang

mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Muhibbin Syah (2006:144), faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu:

Page 53: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

a) Aspek fisiologis (bersifat jasmaniah)

Kondisi jasmani yang ditandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi tingkat kesehatan organ seperti indera

pendengaran dan indera penglihatan dapat mempengaruhi

kemampuan siswa dalam menerima dan menyerap informasi yang

disajikan di kelas.

b) Aspek psikologis (bersifat rohaniah)

Beberapa aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan

kualitas perolehan prestasi belajar, diantaranya tingkat kecerdasan,

sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam faktor, yaitu:

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan dan

prestasi belajar siswa adalah lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat dan lingkungan keluarga.

b) Lingkungan nonsosial

Lingkungan nonsosial yang dimaksudkan disini meliputi sarana dan

prasarana penunjang kegiatan belajar, kondisi fisik rumah, kondisi

fisik perkampungan siswa dan waktu yang disenangi siswa untuk

belajar.

Page 54: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3) Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau

strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan

efesiensi proses mempelajari materi tertentu.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang digunakan mendukung peneliti ini adalah:

1. Helmaheri (2004) dengan judul “Mengembangkan Kemampuan Komunikasi

dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SLTP Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW (Think-Talk-Write) dalam Kelompok

Kecil”. Hasil penelitiannya adalah kemampuan komunikasi dan pemecahan

masalah matematis siswa yang belajar dalam kelompok kecil dengan model

TTW lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran konvensional.

2. Indri Yulianti (2008) dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) Pada Pencapaian Hasil

Belajar Matematika Materi Pokok Bilangan di SMP N 1 Dukun. Hasil

penelitiannya adalah kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah

matematis siswa yang belajar dalam kelompok kecil dengan pembelajaran

TGT lebih baik dibandingkan siswa dengan pembelajaran konvensional.

3. Mandal. (2009) yang berjudul “Cooperative Learning Strategies to Enhange

Writing Skill”. Kesimpulan dari pnelitian ini adalah siswa yang belajar

kelompok akan saling bertanya dan menolong. Mereka akan menunjukkan

sikap antusias yang tinggi, keingintahuan dan perkembangan dalam

menangkap pelajaran pada pembelajaran kooperatif.

Page 55: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4. Baumeister. (2003) yang berjudul “Does High Self Esteem Cause Better

Performance, Interpersonal Succes, Happiness, or Healthier Lifestyle?”.

Hasil dari penelitian ini adalah orang dengan harga diri tinggi mempunyai

prestasi yang lebih baik di sekolah. Orang dengan harga diri tinggi

menganggap dirinya lebih disukai dan atraktif, mempunyai hubungan

pertemanan yang lebih baik, dan menciptakan sikap yang baik kepada orang

lain. Harga diri mempunyai hubungan yang kuat terhadap kebahagiaan. Harga

diri tinggi tidak dapat mencegah anak dari aktivitas merokok, minum, obat-

obat terlarang dan pergaulan bebas.

5. Tan, dkk (1999) yang berjudul “Using Cooperative Learning to Integrate

Thinking and Information Technology in a Content-Based Writing Lesson”.

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan efektifitas pembelajaran melalui kemampuan berpikir dan

kreatifitas, dan teknologi informasi. Kemampuan berpikir dan kreatifitas

meningkat ketika siswa berinteraksi dengan teman-teman mereka untuk

mengemukakan gagasan, menjelaskan, bertanya, menyanggah, meyakinkan,

dan pemecahan masalah. Pembelajaran kooperatif menawarkan berbagai cara

untuk munyusun jenis-jenis interaksi berpikir.

6. Grabowski dan Ke. (2007) dalam British Journal of Educational and

Technology: Gameplaying for maths learning: cooperative or not?,

menyatakan bahwa Teknik kooperatif TGT lebih efektif dibandingkan

persaingan antar individu dalam menfasilitasi sikap positif dalam metematika.

Page 56: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Hasil pembelajaran kooperatif dalam metematika memberikan efek positif

pada prestasi, sikap dan teknik berpikir.

7. Ross dan Broh. (2000) dalam “The Roles of Self-esteem and the Sense of

Personal Control in the Academic Achievement Process” dengan hasil

penelitian bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar bagus akan

mempunyai harga diri dan kontrol pribadi yang lebih tinggi. Pengaruh orang

tua terhadap harga diri lebih besar daripada pengaruh orang tua terhadap

control pribadi.

8. Wentzel, Caldwell, dan Barry. (2004) dalam journal “Friendships in Middle

School: Influences on Motivation and School Adjustment” menyatakan bahwa

dalam sebuah kelompok teman sebaya, perasaan mempunyai hubungan dan

diterima, dapat berpengaruh langsung pada perasaan positif tentang harga

diri.

9. Tim Urdan (2004) dalam journal “Predictors of Academic Self-Handicapping

and Achievement: Examining Achievement Goals, Classroom Goal

Structures, and Culture” yang menyatakan bahwa, hubungan antara tujuan

pembelajaran di kelas dan tujuan dari tiap individu telah dihipotesa untuk

dibedakan berdasarkan orientasi keluarga. Walaupun siswa merasakan pesan

yang sama dalam pencapaian tujuan di kelas (penekanan pada persaingan dan

perbandingan sosial), mereka akan menerima pesan tersebut dengan cara

yang berbeda. Seorang siswa dengan orientasi keluarga yang rendah akan

merespon pesan tersebut dengan mendekatinya sebagai sebuah keinginan

untuk dihargai dan meningkatkan harga diri, siswa dengan orientasi keluarga

Page 57: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

yang tinggi mungkin akan cenderung menghindar untuk menghindari

perbuatan yang membuat malu keluarga.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu kerangka pemikiran yang bertujuan

untuk memperoleh kejelasan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap

penelitian. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung dari faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Belajar matematika bukanlah pelajaran yang

membosankan dan bersifat memaksa bila pelajaran itu disampaikan dengan baik

dan menarik. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika, di

antaranya adalah penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar

matematika dan harga diri siswa.

Harga diri merupakan bagian dari dalam diri manusia dan yang

menentukan keberhasilan dalam hidup manusia. Orang akan berhasil dalam

hidupnya jika ia mempunyai harga diri yang kuat. Sekolah merupakan tempat

dimana siswa belajar, berinteraksi, dan memperdalam ilmu. Siswa menghabiskan

waktu hidupnya yang kedua berada di sekolah. Di sana mereka berinteraksi

dengan teman sebayanya, dengan teman yang lebih tua atau lebih muda, tenaga

kependidikan, kepala sekolah, dan guru. Interaksi inilah yang dapat

mempengaruhi harga diri siswa.

Selama ini, pembelajaran berlangsung dengan kurang memperhatikan

perkembangan harga diri siswa, tak terkecuali dalam pembelajaran matematika.

Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai peluang yang sangat besar

untuk membuat kesalahan dan respon dari hal ini yang mempengaruhi harga diri

Page 58: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

siswa. Banyak peristiwa yang mengakibatkan siswa tidak menyukai pelajaran

matematika sehingga prestasi belajar untuk mata pelajaran matematika seringkali

berada di bawah nilai mata pelajaran lainnya. Siswa menjadi enggan untuk belajar

matematika karena mereka beranggapan bahwa matematika merupakan suatu

mata pelajaran yang sulit, banyak rumus, dan banyak tugas.

Pembelajaran matematika seringkali menggunakan model pembelajaran

yang berupa ceramah/penjelasan, dan kemudian diberi contoh soal serta tugas.

Pembelajaran yang menggunakan model ini merupakan pembelajaran dengan

pendekatan mekanistik dan pembelajaran yang sering digunakan oleh guru pada

umumnya (pembelajaran Konvensional). Pembelajaran ini merupakan andalan

guru matematika untuk dapat menyelesaikan target kurikulum. Guru merupakan

sumber informasi dan siswa aktif mendengar dan mencatat penjelasan guru. Hal

yang dilakukan siswa adalah menerima, mencatat, dan menghafalkan materi yang

diberikan guru serta mengerjakan soal-soal latihan. Pembelajaran yang demikian

lebih mementingkan penguasaan akademik dan kurang memperhatikan nilai-nilai

yang terkandung dalam matematika. Selain itu, pembelajaran yang demikian

belum menanamkan dan mengajarkan konsep matematika sehingga siswa

mengalami kesulitan mempraktekkan ilmunya untuk memecahkan masalah dalam

kehidupan nyata. Selain itu, interaksi yang terjalin hanya satu arah, yaitu dari guru

kepada siswa karena dalam pembelajaran ini, siswa bekerja secara individualis.

TGT (Team Game Tournament) merupakan suatu model pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Dalam TGT, siswa dikondisikan untuk aktif

memecahkan masalah yang diberikan dengan menggunakan dan memberdayakan

Page 59: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

ide dan gagasan yang mereka miliki. Selain itu, siswa dikondisikan untuk aktif

mengemukakan pendapat, berdiskusi, bertanya, bekerja sama, memahami dan

bertoleransi dengan teman, menghargai teman sekelompok dan kelompok lain,

menemukan ide dan gagasan baru, serta mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator. Guru aktif dan siswapun juga aktif

selama pembelajaran berlangsung. Interaksi yang terjadi terdapat 3 macam, yaitu

guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa. Dalam pembelajaran TGT

terdapat persaingan antar siswa dengan kemampuan akademik yang relatif sama,

sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan

kemampuannya. Dalam pembelajaran ini tidak hanya mementingkan penyelesaian

target kurikulum, tetapi juga mengandung makna dan nilai-nilai kehidupan yang

akan menjadi bekal dan keterampilan hidup siswa, serta membentuk kepribadian

siswa. TTW (Think-Talk-Write) merupakan model pembelajaran yang dapat

manumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa. Alur

model TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan

dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara, dan membagi ide

dengan teman dalam kelompoknya kemudian menulis hasil diskusinya. Dalam

kelompok semua siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan,

mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya

melalui tulisan.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW tidak hanya

mementingkan penyelesaian target kurikulum, tetapi juga mengandung makna dan

nilai-nilai kehidupan yang akan menjadi bekal dan ketrampilan hidup siswa, serta

Page 60: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

membentuk kepribadian siswa. Terkait dengan tingkat harga diri yang dimiliki

siswa maka tercermin bahwa siswa yang memiliki harga diri tinggi dan sedang

lebih menyukai model pembelajaran matematika ini. Hal ini disebabkan oleh

karakteristik dari model pembelajaran ini, yaitu yang mengharuskan siswa aktif

dalam pembelajaran. Siswa yang mempunyai harga diri tinggi dan sedang akan

dapat mengeksplorasi kemampuan mereka sehingga prestasi belajarnya akan

semakin meningkat. Hal ini belum tentu berlaku bagi siswa yang mempunyai

harga diri rendah. Bagi siswa yang mempunyai harga diri rendah, model

pembelajaran ini sangat memaksa dan tidak sesuai dengan diri mereka sehingga

mereka kurang menyukainya. Mereka akan cenderung menarik diri dan berusaha

berlindung pada teman-temannya yang aktif. Oleh karena itu, siswa yang

mempunyai harga diri rendah cenderung menyukai pembelajaran matematika

yang tidak mengharuskan mereka berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran

atau dapat dikatakan mereka cenderung menyukai pembelajaran Konvensional.

Hubungan antara model pembelajaran dan harga diri siswa terhadap

prestasi belajar siswa inilah yang diteliti dalam penelitian ini. Hubungan antar

variabel dalam penelitian ini, yaitu model pembelajaran dan/atau harga diri siswa

terhadap prestasi belajar dapat digambarkan dalam pola paradigma penelitian

sebagai berikut:

Page 61: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Diagram 2. Paradigma Penelitian dengan 2 Variabel Bebas

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dari masalah yang diajukan, serta kerangka

berpikir yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW memberikan prestasi

belajar matematika yang sama baik. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dan TTW memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada

model pembelajaran Konvensional.

2. Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri tinggi

lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai

tingkat harga diri sedang maupun rendah dan prestasi belajar matematika

siswa yang mempunyai tingkat harga diri sedang lebih baik daripada prestasi

belajar matematika siswa yang mempunyai tingkat harga diri rendah.

3. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW, siswa dengan harga

diri tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar yang sama baik, siswa

dengan harga diri tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik

daripada siswa dengan harga diri rendah, sedangkan pada model

pembelajaran Konvensional, siswa dengan harga diri tinggi dan sedang

Model pembelajaran

Harga diri

Prestasi Belajar

Page 62: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mempunyai prestasi belajar yang sama baik, siswa dengan tingkat harga diri

rendah mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan

tingkat harga diri tinggi dan sedang. Pada tingkat harga diri tinggi dan

sedang, siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW

mempunyai prestasi belajar yang sama baik, siswa yang diberi model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW mempunyai prestasi belajar yang

lebih baik daripada siswa yang diberi model pembelajaran Konvensional,

sedangkan pada siswa dengan tingkat harga diri rendah, siswa yang diberi

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW mempunyai prestasi

belajar yang sama baik, siswa yang diberi model pembelajaran Konensional

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang diberi model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW.

Page 63: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Subyek, Waktu dan Jenis Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bisnis

Manajemen Kota Salatiga Propinsi Jawa Tengah. Kota Salatiga mempunyai SMK

Jurusan Bisnis Manajemen sebanyak 7 SMK yang meliputi 1 SMK Negeri dan 6

SMK Swasta.

Tabel 1. Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota Salatiga

SMK Negeri1 SMK Negeri 1 Salatiga

SMK Swasta1 SMK Sudirman Tingkir2 SMK Diponegoro Salatiga3 SMK PGRI 2 Salatiga4 SMK Pelita Salatiga5 SMK Kristen (Bisnis & Manajemen)6 SMK Sultan Fattah Salatiga

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 3 Tahun Pelajaran

2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Adapun tahapan pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap Perencanaan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal,

penyusunan instrumen penelitian, penyusunan skenario pembelajaran serta

Page 64: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pengajuan ijin penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010

sampai dengan bulan Juli 2010.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan meliputi pengambilan data awal tentang hasil belajar,

pengambilan data harga diri siswa, pelaksanaan eksperimen, dan pengumpulan

data penelitian. Sebelum eksperimen, dilakukan pengambilan data awal untuk

prestasi belajar menggunakan nilai UN Matematika SMP siswa. Harga diri diukur

melalui hasil pengisian angket harga diri. Untuk data amatan diambil dari hasil

pengerjaan tes hasil belajar. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010

sampai Desember 2010.

c. Tahap Pengolahan dan Analisa Data

Analisa data awal tentang prestasi belajar siswa dilaksanakan pada bulan

awal Oktober 2010 sebelum permulaan eksperimen. Pada saat eksperimen

berlangsung, dilakukan pengisian angket harga diri dan penganalisaannya

dilakukan pada bulan Nopember 2010. Saat pelaksanaan eksperimen berakhir

diambil data amatan dan penganalisaan data ini dilakukan pada akhir Nopember

2010 sampai dengan pertengahan Desember 2010.

d. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan dilaksanakan mulai pertengahan eksperimen

yaitu pada bulan Nopember 2010 sampai dengan Januari 2011.

Page 65: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

semu, karena peneliti tidak dapat melakukan kontrol terhadap variabel lain yang

mungkin berpengaruh terhadap variabel yang dibahas.

Dalam penelitian ini responden dikelompokkan menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama adalah kelompok TGT, yaitu kelompok siswa yang mendapat

perlakukan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament).

Kelompok kedua adalah kelompok TTW, yaitu kelompok siswa yang diberi

model pembelajaran koopertaif tipe TTW (Think-Talk-Write). Kelompok ketiga

adalah kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang diberi pembelajaran

matematika dengan model Konvensional.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini, yakni siswa-siswa Kelas XI SMK Negeri

dan Swasta Jurusan Bisnis Manajemen Kota Salatiga yang meliputi 7 SMK.

Populasi ini kemudian dibagi menjadi 3 kategori, yaitu SMK Jurusan Bisnis

Manajemen yang mempunyai prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Dalam

pengkategorian SMK berdasarkan nilai rata-rata UN Matematika tahun pelajaran

2009/2010.

Page 66: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 2. Kategori SMK Berdasarkan Rata-rata Nilai UN Matematika Tahun

Pelajaran 2009/2010

Prestasi Nama SMK Rata-rata Nilai Tinggi SMK Sudirman Tingkir 8,06

SMKN 1 Salatiga 7,55

Sedang SMK Diponegoro Salatiga 7,08

SMK PGRI 2 Salatiga 6,79

Rendah SMK Kristen (Bisnis & Manajemen) 6,67

SMK Pelita Salatiga 6,16

SMK Sultan Fattah Salatiga 5,87

2. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel stratified cluster

random sampling. Dari tiap-tiap kategori sekolah diambil satu sekolah sacara

random, kemudian dari sekolah yang terpilih diambil lagi tiga kelas secara

random sebagai kelas eksperimen TGT, kelas eksperimen TTW dan kelas kontrol.

Tabel 3. Daftar Kelas Sampel Penelitian

Kelompok SMKKelompok

TGTKelompok

TTWKelompok

KontrolPrestasi Tinggi:SMK Negeri 1 Salatiga

XI.AK2 XI.AK3 XI.PM

Prestasi Sedang:SMK Diponegoro Salatiga

XI.AK1 XI.AK3 XI.AK2

Prestasi Rendah:SMK Kristen (BM)

XI.AK1 XI.PM XI.AK2

Tabel 4. Jumlah Siswa Pada Kelas Sampel Penelitian

Kelompok SMKKelompok

TGTKelompok

TTWKelompok

KontrolJumlah

Prestasi Tinggi:SMK Negeri 1 Salatiga

36 35 30 101

Prestasi Sedang:SMK Diponegoro Salatiga

39 40 41 120

Prestasi Rendah:SMK Kristen (BM)

32 23 28 83

Jumlah 107 98 99

Page 67: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

C. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain faktorial 3×3 dengan teknik Anava,

karena penelitian ini bermaksud untuk menguji secara serentak 3 perlakuan model

pembelajaran pada kelompok yang mempunyai 3 tingkat harga diri berbeda.

Penelitian ini menggunakan desain faktorial 3×3 yang dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 5. Desain Faktorial Penelitian

HargaDiri (b)

ModelPembelajaran (a)

Tinggi(b1)

Sedang(b2)

Rendah(b3)

TGT(a1)

ab11 ab12 ab13

TTW(a2)

ab21 ab22 ab23

Konvensional(a3)

ab31 ab32 ab33

Secara umum setiap selnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dimisalkan model pembelajaran (a) dan harga diri (b). Model

pembelajaran terbagi atas 3 bagian yaitu TGT (a1), TTW (a2) dan Konvensional

(a3). Harga diri meliputi 3 tingkatan, yaitu tingkat harga diri tinggi (b1), tingkat

harga diri sedang (b2), dan tingkat harga diri rendah (b3).

ab11, ab12, dan ab13 berturut-turut menunjukkan kelompok siswa yang

mempunyai tingkat harga diri tinggi, sedang, dan rendah, yang diberi

pembelajaran dengan model TGT. ab21, ab22, dan ab23 berturut-turut menunjukkan

Page 68: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kelompok siswa yang mempunyai tingkat harga diri tinggi, sedang, dan rendah,

yang diberi pembelajaran model TTW, sedangkan ab31, ab32, dan ab33 berturut-

turut menunjukkan kelompok siswa yang mempunyai tingkat harga diri tinggi,

sedang, dan rendah, yang diberi pembelajaran model Konvensional.

2. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat.

Variabel bebas meliputi model pembelajaran dan harga diri, sedangkan variabel

terikatnya adalah prestasi belajar.

Definisi operasional, indikator, skala pengukuran dan simbol dari masing-

masing variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (bebas)

Variabel ini meliputi model pembelajaran dan harga diri.

1) Model Pembelajaran

a) Definisi Operasional : Model pembelajaran adalah cara yang

ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta

didik sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan guru dapat

tercapai dengan maksimal. Dalam penelitian ini terdapat 3 model

pembelajaran yaitu TGT, TTW dan Konvensional.

b) Indikator : Langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran TGT, TTW dan Konvensional. Penekanan

dalam model pembelajaran TGT adalah pemberian masalah, diskusi

berkelompok dan kuis. Penekanan dalam model pembelajaran TTW

Page 69: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

adalah pemberian masalah, penyelesaian dari masing-masing siswa,

diskusi kelompok dan penyimpulan penyelesaian. Sedangkan

pembelajaran Konvensional berupa ceramah materi ajar dari guru.

c) Skala Pengukuran : nominal dengan 3 kategori, yaitu penggunaan

model pembelajaran TGT, TTW dan Konvensional.

d) Simbol : a1 untuk TGT, a2 untuk TTW dan a3 untuk Konvensional.

2) Harga Diri

a) Definisi Operasional : penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri

yang meliputi aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis.

b) Indikator : harga diri diukur dengan dengan menggunakan angket

harga diri. Indikator dari harga diri adalah aspek penerimaan diri,

aspek keterampilan diri, aspek lingkungan keluarga dan aspek

lingkungan sosial.

c) Skala Pengukuran : skala interval yang diubah ke skala ordinal yang

terdiri dari tiga kategori, yaitu kelompok tingkat harga diri tinggi

dengan skor > X + 2

1 s, kelompok tingkat harga diri sedang dengan

X –2

1 s skor X +2

1 s, dan kelompok tingkat harga diri rendah

dengan skor < X –2

1 s.

Dengan: s adalah standar deviasi

X adalah rerata dari seluruh skor total siswa

Page 70: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

d) Simbol : b1 untuk tingkat harga diri tinggi, b2 untuk tingkat harga diri

sedang dan b3 untuk tingkat harga diri rendah.

b. Variabel Dependen (terikat)

Variabel terikat dalam penelitian ini hanya satu, yaitu prestasi belajar.

1). Definisi Operasional : prestasi belajar adalah hasil-hasil kemampuan

nyata sebagai akibat keaktifan siswa dalam kegiatan belajar yang

dinyatakan dengan simbol angka atau huruf.

2). Indikator : berupa nilai tes sebelum dan sesudah perlakuan (treatment)

3). Skala Pengukuran : skala pengukuran pada prestasi belajar adalah skala

pengukuran interval.

D. Teknik Pengumpulan Data, Instrumen dan Uji Coba Instrumen

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa 2 jenis data, yaitu data

tentang prestasi belajar siswa dan data tentang tingkat harga diri siswa. Data

prestasi belajar meliputi 2 tahapan, yaitu tahap awal (nilai UN Matematika SMP)

dan tahap akhir (nilai tes hasil belajar). Nilai UN Matematika SMP diambil pada

awal sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal, mempunyai

variansi yang sama dan seimbang. Tes hasil belajar dilaksanakan setelah

eksperimen dan tes ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah

diadakan perlakuan. Pada pertengahan eksperimen, dibagikan angket harga diri

Page 71: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

siswa. Soal tes hasil belajar dan angket harga diri, sebelum dibagikan ke obyek

penelitian, kedua instrumen ini telah diujicobakan.

2. Instrumen dan Uji Coba Instrumen

Dalam upaya mendapatkan data yang akurat maka instrumen yang berupa

angket harga diri dan tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini

haruslah memenuhi kriteria instrumen yang baik.

a. Angket

Untuk instrumen yang berupa angket diberlakukan pengukuran validitas,

konsistensi internal dan reliabitas. Angket ini dibuat berdasarkan indikator dan

disesuaikan dengan kemampuan obyek penelitian. Angket yang sudah dibuat diuji

validitasnya dengan menggunakan prinsip uji validitas isi. Untuk menilai apakah

suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya dilakukan

adalah melalui expert judgment (penilaian yang dilakukan oleh pakar). Adapun

langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas isi adalah membuat kisi-kisi

angket, menyusun soal angket, dan menelaah butir angket.

Konsistensi internal digunakan untuk mengetahui apakah semua butir pada

angket sudah mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang

sama pula (Budiyono, 2003:65). Konsistensi internal masing–masing butir dilihat

dari korelasi antar skor butir–butir tersebut dengan skor totalnya. Untuk

menghitung konsistensi internal butir ke-i, digunakan rumus korelasi Product

Moment dari Karl-Pearson sebagai berikut:

Page 72: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2222

xy

YYnXXn

YXXYnr

Dengan:

xyr = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n = banyaknya subyek yang dikenai tes (instrumen)

X = skor untuk butir ke-i (dari subyek uji coba)

Y = total skor (dari subyek uji coba)

Menurut Budiyono (2003:65), untuk butir ke-i yang mempunyai indeks

korelasi internal kurang dari 0,3, maka butir soal tersebut harus dibuang.

Langkah berikutnya adalah menghitung nilai indeks dari uji reliabilitas.

Untuk menguji nilai reliabilitas dari angket harga diri digunakan Teknik Alpha

dari Cronbach sebagai berikut:

2t

2i

11 s

s1

1n

nr

Dengan:

11r = indeks reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

2is = variansi belahan ke-i, i = 1, 2, ..., k nk atau

variansi butir ke-i, i = 1, 2, ..., n

2ts = variansi total

Nilai reliabilitas yang dihasilkan, yang digunakan untuk mengukur nilai

kemanfaatan suatu butir soal, mempunyai patokan yang tidak baku. Tetapi

Page 73: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

biasanya diambil nilai reliabilitasnya 0,70. Ini berarti, hasil pengukuran yang

mempunyai indeks reliabilitas 0,70 atau lebih cukup baik nilai kemanfaatannya,

dalam arti instrumennya dapat dipakai untuk melakukan pengukuran (Budiyono,

2003:72).

b. Tes

Untuk instrumen yang berupa tes akan diuji validitas, tingkat kesukaran,

daya beda, dan reabilitasnya. Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi,

yakni ditinjau dari kesesuaian isi tes dengan isi kurikulum yang hendak diukur.

Untuk keperluan ini, prosedur yang harus ditempuh dalam penyusunan tes adalah:

a. Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai

dengan materi dan tujuan kurikulum yang berlaku di SMK Jurusan Bisnis

Manajemen Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011.

b. Menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang

dipilih.

c. Munyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

d. Melakukan penilaian terhadap butir tes.

Tingkat kesukaran butir soal pada penelitian ini dilakukan dengan melihat

indeks kesukaran item/butir soal yang diperoleh dengan menggunakan rumus

yang dikemukakan oleh Du Bois (dalam Anas Sudijono, 2009:372) yaitu:

N

NP p

Page 74: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dimana:

P = Proportion = proporsi = proporsa = difficulty index = angka indeks

kesukaran item

Np = Banyaknya peserta tes yang dapat menjawab benar pada butir soal

yang bersangkutan

N = Banyaknya peserta tes/testee

Mengenai cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka

indeks kesukaran item, Robert L.Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya

yang berjudul Measurement and Evaluation in Psychology and Education (dalam

Anas Sudijono, 2009:372) mengemukakan sebagai berikut:

Tabel 6. Interpretasi Indeks Kesukaran Soal (P)

Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30

0,30 – 0,70

Lebih dari 0,70

Terlalu sukar

Cukup (sedang)

Telalu mudah

Nilai P yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,30 P 0,70.

Untuk mengetahui daya beda dari tiap butir soal pada penelitian ini

digunakan rumus:

BA PPD

dimana:

D = Angka indeks diskriminasi item (Discriminatory Power)

Page 75: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

AP = Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab benar butir item

yang bersangkutan

=A

A

J

B

AB = Banyaknya testee kelompok atas yang menjawab benar pada butir

item yang bersangkutan

AJ = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas

BP = Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab benar butir

item yang bersangkutan

=B

B

J

B

BB = Banyaknya testee kelompok bawah yang menjawab benar pada butir

item yang bersangkutan

BJ = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah

(Anas Sudijono, 2009:389-390)

Menurut Anas Sudijono (2009:389), skala dalam indeks daya beda adalah

–1 sampai dengan 1, dengan kategori sebagai berikut:

Kurang dari nol : daya pembedanya jelek sekali

0,00 – 0,19 : daya pembedanya jelek (lemah)

0,20 – 0,39 : daya pembeda yang cukup (sedang)

0,40 – 0,69 : daya pembeda yang baik

0,70 – 1,00 : daya pembeda yang baik sekali

Page 76: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dalam penelitian ini, butir soal yang akan digunakan adalah butir soal

yang mempunyai daya beda cukup baik sampai dengan baik sekali, yaitu pada

interval 0,20 – 1,00.

Uji reliabilitas dari soal tes tersebut menggunakan rumus Kuder-

Richardson atau rumus KR-20.

2t

ii2

t11

s

qps

1n

nr

dengan:

11r = indeks reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

pi = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

qi = 1 – pi

2ts = variansi total

Soal dikatakan reliabel jika 11r ≥ 0,70.

(Budiyono, 2003:69)

E. Teknik Analisis Data

Untuk keperluan uji hipotesis, data hasil penelitian ini diolah

menggunakan analisis variansi. Menurut Budiyono (2009:185), terdapat 4 syarat

yang harus dipenuhi dalam menggunakan analisis variansi, yaitu:

1. Setiap sampel diambil secara random dari populasinya.

Page 77: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Masing-masing populasi saling independen dan masing-masing data

amatan saling independen di dalam kelompoknya.

3. Setiap populasi berdistribusi normal (sifat normalitas populasi).

4. Populasi mempunyai variansi yang sama (sifat homogenitas variansi

populasi).

Persyaratan dari análisis variansi di atas akan dibahas syarat ke-3 dan

syarat ke-4. Untuk syarat pertama dan kedua sudah terpenuhi. Sampel diambil

secara random dan antar variabelnya saling independen.

1. Normalitas Populasi

Uji normalitas digunakan untuk menguji data tersebut memiliki sebaran

normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode Lilliefors. Menurut Budiyono (2009:170–171), prosedur Metode

Lilliefors adalah:

a. Hipotesis Uji

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf Signifikansi : = 5%

c. Statistik Uji

L = ii zSzFMaks

Dengan : 1,0N~Z;zZPzF ii

izS = proporsi cacah izZ terhadap seluruh iz

Page 78: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

s

XXz i

i

X = rataan sampel

s = standar deviasi sampel

d. Daerah Kritik : n;LL|LDK dengan n sebagai ukuran sampel

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika DKL dan H0 diterima jika DKL

2. Homogenitas Variansi Populasi

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi

kelompok populasi sama atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas

digunakan untuk mengetahui apakah populasi dari kelompok TGT, kelompok

TTW dan kelompok kontrol mempunyai variansi yang sama. Untuk melakukan

uji ini menurut Budiyono (2009:176) menggunakan uji Bartlett sebagai berikut:

a. Hipotesis Uji

H0 : 23

22

21

H1 : tidak semua variansi sama

( 21 : variansi kelompok TGT, 2

2 : variansi kelompok TTW, 23 :

variansi kelompok kontrol)

b. Taraf Signifikansi : = 5%

c. Statistik Uji :

2jj

2 slogfRKGlogfc

303,2

Page 79: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dengan :

1k~ 22

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel = 3

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

jn = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

jf = 1n j = derajat kebebasan untuk 2js ; j = 1, 2, 3

f = 3N

3

1jjf = derajat kebebasan untuk RKG

c

f

1

f

1

1k3

11

j

RKG = rataan kuadrat galat =

j

j

f

SS

jSS =

j

2

j2j n

XX = 2

jj s1n

d. Daerah Kritik :

;|DK 2)1k(;

22

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika DK2obs dan H0 diterima jika DK2

obs

3. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum kedua kelompok

Page 80: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tersebut mendapat perlakuan, untuk uji keseimbangan digunakan analisis variansi

satu jalan dengan sel tak sama.

a. Hipotesis Uji

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : paling sedikit ada satu pasang rerata yang tidak sama

(μ1 : rerata kelompok TGT, μ2 : rerata kelompok TTW, μ3 : rerata

kelompok kontrol)

b. Taraf Signifikansi : = 5%

c. Statistik Uji

RKG

RKAFobs

d. Komputasi

Didefinisikan besar-besaran sebagai berikut:

(1) = N

G 2

; (2) = j,i

2ijX ; (3) =

j j

2j

n

T

Kemudian ditentukan:

JKA = (3) – (1)

JKG = (2) – (3)

JKT = (2) – (1)

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat adalah:

dkA = 3 – 1= 2 dkT = N – 1

dkG = N – 3

Page 81: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasar jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh

rerata kuadrat berikut:

RKA = dkA

JKARKG =

dkG

JKG

Statistik uji: Fobs = RKG

RKA

e. Daerah kritik

DK = {F | F > Fα;k–1;N–k}

f. Keputusan uji

H0 diterima jika harga statistik uji Fobs berada di luar daerah kritik.

(Budiyono, 2009:197–198)

4. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas dan satu variabel terikat.

Adapun kedua variabel bebas tersebut adalah model pembelajaran dan harga diri.

Untuk variabel terikatnya ada 1 yaitu prestasi belajar. Oleh karena itu, menurut

Budiyono (2009:206), untuk menguji signifikansi efek 2 variabel bebas terhadap

satu variabel terikat dapat digunakan analisis variansi dua jalan. Karena jumlah

siswa untuk setiap tingkat harga diri yang dimiliki berbeda dan jumlah siswa

dalam tiap-tiap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga berbeda, maka

jumlah data untuk setiap sel dimungkinkan berbeda-beda sehingga analisis

variansi dua jalan yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama. Menurut Budiyono (2009:228–231), prosedur untuk analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut:

Page 82: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

a. Tujuan dan Persyaratan Analisis

Tujuan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah untuk

menguji signifikansi efek 2 variabel bebas, yakni model pembelajaran dan harga

diri, terhadap satu variabel terikat, yaitu prestasi belajar siswa. Persyaratan

analisisnya sama dengan persyaratan analisis variansi seperti di atas.

b. Model

Model analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah

ijkijjiijkX

Dengan :

ijkX = data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

= rerata dari seluruh data (rerata besar/grand mean)

αi = i = efek baris ke-i pada variabel terikat

j = j = efek kolom ke-j pada variabel terikat

ij = jiij

= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

ijk = deviasi data ijkX terhadap rerata populasinya ij yang

berdistribusi normal dengan rataan 0

i = 1, 2, 3 = banyaknya baris

j = 1, 2, 3 = banyaknya kolom

k = 1, 2, …, nij ; nij = banyaknya data amatan pada setiap sel

Page 83: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

c. Hipotesis

Misalnya variabel model pembelajaran (A) yang mempunyai nilai a1, a2,

a3 dan kolom menyatakan variabel harga diri (B) yang mempunyai nilai b1, b2, b3.

1) H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3

H1A : paling sedikit ada satu αi ≠ 0

atau,

H0A : tidak ada perbedaan efek penggunaan model pembelajaran

TGT, TTW dan Konvensional terhadap prestasi belajar

H1A : ada perbedaan efek penggunaan model pembelajaran

TGT, TTW dan Konvensional terhadap prestasi belajar

2) H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3

H1B : paling sedikit ada satu βj ≠ 0

atau,

H0B : tidak ada perbedaan efek antar tingkat harga diri terhadap

prestasi belajar siswa

H1B : ada perbedaan efek antar tingkat harga diri terhadap

prestasi belajar siswa

3) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3

H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij ≠ 0

atau,

H0AB : tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan

tingkatan harga diri terhadap prestasi belajar siswa

Page 84: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

H1AB : ada interaksi antara antara model pembelajaran dan

tingkatan harga diri terhadap prestasi belajar siswa

d. Notasi dan Tata Letak

Tabel 7. Tata Letak Data Sampel ANAVA 2 Jalan dengan Sel Tak Sama

HargaDiri (b)

ModelPembelajaran (a)

Tinggi(b1)

Sedang(b2)

Rendah(b3)

TGT(a1)

11X 12X 13X

TTW(a2)

21X 22X 23X

Konvensional(a3)

31X 32X 33X

e. Komputasi

Pada análisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini didefinisikan

notasi-notasi sebagai berikut :

nij = unsur sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij = frekuensi sel ij

(i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3)

hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =

j,i ijn

1pq

N = j,i

ijn = banyaknya seluruh data amatan

Page 85: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

ijk

2

kijk

k

2ijkij n

X

XSS

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ijAB = rataan pada sel ij = ijX

j

iji XA = jumlah rataan pada baris ke-i

i

ijj XB = jumlah rataan pada kolom ke-j

j,i

ijXG = jumlah rataan semua sel

Didefinisikan terlebih dahulu nilai-nilai berikut ini:

(1). 222

G9

1

33

G

pq

G

(2)

j,iijSS (3)

i

2i

i

2i A

3

1

q

A

(4). j

2j

j

2j B

3

1

p

B(5).

j,i

2ijAB

Kemudian ditentukan:

Jumlah kuadrat baris : JKA = hn {(3) – (1)} = hn

pq

G

q

A 2

i

2i

Jumlah kuadrat kolom : JKB = hn {(4) – (1)} = hn

pq

G

p

B 2

j

2j

Jumlah kuadrat interaksi : JKAB = hn {(1) + (5) – (3) – (4)}

= hn

i j

2j

2i

j,i

2ij

2

p

B

q

AAB

pq

G

Page 86: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Jumlah kuadrat galat : JKG = j,i

ijSS

Jumlah kuadrat total : JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah:

dkA = p – 1 = 3 – 1 = 2 dkG = N – pq

dkB = q – 1 = 3 – 1 = 2 dkT = N – 1

dkAB = (p – 1)(q – 1)= 4

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh

rataan kuadrat berikut :

dkA

JKARKA

dkB

JKBRKB

dkAB

JKABRKAB

dkG

JKGRKG

f. Statistik Uji

Statistik uji variansi dua jalan dengan sel tak sama ialah

1) Untuk H0A adalah RKG

RKAFa yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p –1 dan N – pq

2) Untuk H0B adalah RKG

RKBFb yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q –1 dan N – pq

3) Untuk H0AB adalah RKG

RKABFab yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p – 1)(q – 1)

dan N – pq

Page 87: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

g. Daerah Kritik

1) Daerah kritik untuk aF adalah pqN,1p;FF|FDK

2) Daerah kritik untuk bF adalah pqN,1q;FF|FDK

3) Daerah kritik untuk abF adalah pqN,1q1p;FF|FDK

5. Metode Scheffe untuk Anava Dua Jalan

Komparasi ganda pada Metode Scheffe untuk analisis variansi dua jalan

terdapat 4 macam komparasi, yaitu komparasi ganda rataan antara:

a. Baris ke-i dan baris ke-j (Komparasi rataan antar baris)

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar baris :

ji

2

ji.j.i

n

1

n

1RKG

XXF

Daerah kritik : pqN;1p;F1pF|FDK

b. Kolom ke-i dan kolom ke-j (Komparasi rataan antar kolom)

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom :

ji

2

jij.i.

n

1

n

1RKG

XXF

Daerah kritik : pqN;1q;F1qF|FDK

c. Sel ij dan kj (Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama)

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar baris :

kjij

2

kjijkjij

n

1

n

1RKG

XXF

Daerah kritik : pqN;1pq;F1pqF|FDK

Page 88: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

d. Sel ij dan sel ik (Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama)

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom :

ikij

2

ikijikij

n

1

n

1RKG

XXF

Daerah kritik : pqN;1pq;F1pqF|FDK

Keterangan :

Fi.–j. = nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

F.i–.j = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

kjijF = nilai Fobs pada pembandingan rataan sel ij dan sel kj

ikijF = nilai Fobs pada pembandingan rataan sel ij dan sel ik

RKG = rataan kuadrat galat

iX = rataan baris ke-i ; in = ukuran sampel baris ke-i

iX = rataan kolom ke-i ; in = ukuran sampel kolom ke-i

ijX = rataan pada sel ij ; ijn = ukuran sel ij

Page 89: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Prasyarat Kemampuan Awal

Uji prasyarat (uji normalitas dan uji homogenitas dan uji keseimbangan)

dilakukan sebelum model pembelajaran diterapkan pada sampel penelitian. Untuk

mengetahui kemampuan awal digunakan Nilai UN Matematika SMP.

1. Uji Normalitas Kemampuan Awal

Hasil uji normalitas kemampuan awal kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 17, Lampiran 18

dan Lampiran 19. Adapun rangkuman hasil uji normalitas tersebut disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 8 . Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal

No Kelompok Lobs Ltabel Keputusan Ket.

1. TGT 0,0643 0,0857 H0 diterima Populasi normal

2. TTW 0,0651 0,0895 H0 diterima Populasi normal

3. Kontrol 0,0764 0,0890 H0 diterima Populasi normal

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa Lobs kelompok TGT, TTW dan Kontrol

masing-masing kurang dari Ltabel, berarti pada taraf signifikansi 5% hipotesis nol

ketiga kelompok diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga

kelompok berasal dari populasi dengan kemampuan awal berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Kemampuan Awal

Perhitungan uji homogenitas variansi antara kelompok eksperimen (TGT

dan TTW) dan kelompok kontrol terdapat pada Lampiran 20. Berdasarkan

Page 90: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

perhitungan uji homogenitas diperoleh = 0,1922 dengan daerah kritik DK =

{χ2 | χ2 > 5,991}. Karena berada di luar daerah kritik maka hipotesis nol

diterima dan disimpulkan bahwa ketiga kelompok sampel mempunyai populasi

dengan variansi kemampuan awal yang sama.

3. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal

Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok eksperimen (TGT dan TTW)

dan 1 kelompok Kontrol. Uji keseimbangan dengan analisis variansi satu jalan

dengan sel tak sama terdapat pada Lampiran 21. Berdasarkan perhitungan

diperoleh Fobs = 0,5740 dengan daerah kritik DK = 0258,3F|F . Karena Fobs

berada di luar daerah kritik maka hipotesis nol diterima dan disimpulkan bahwa

ketiga kelompok sampel mempunyai rerata kemampuan awal yang sama.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji coba instrumen yang terdiri dari angket harga diri dan tes hasil belajar

dilakukan pada 107 siswa yang berasal dari siswa kelas XI.A, XI.B dan XI.G

SMK PGRI 2 Salatiga.

1. Angket harga diri

Untuk memperoleh butir pernyataan dalam angket harga diri yang valid

dan dapat dipercaya untuk mengukur tingkat harga diri siswa, maka terhadap

angket harga diri dilakukan uji validitas isi, kemudian angket tersebut

diujicobakan ke siswa, data hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis nilai

konsistensi internal dan indeks reliabilitas dari setiap butir pernyataan angket

harga diri tersebut.

Page 91: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

a. Uji Validitas Isi

Uji validitas isi untuk uji coba angkat harga diri dilakukan oleh Bambang

Dwi H, M.Pd sebagai Kepala SMK Negeri 1 Salatiga dan seorang guru BP, yaitu

Awaludin, S.Psi. Hasil validitas isi menunjukkan bahwa instrumen penelitian

yang berupa angket harga diri yang berbentuk pernyataan sebanyak 40 butir telah

sesuai dengan indikator yang dibuat (Lampiran 1) dengan butir pernyataan yang

dipakai (Lampiran 1). Hasil penilaian validitas isi selengkapnya ditunjukkan pada

Lampiran 3. Setelah dilakukan uji validitas, dilanjutkan uji coba instrumen tes.

b. Konsistensi Internal

Untuk menentukan indeks konsistensi internal, digunakan Rumus Korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dan hasil penghitungannya dapat dilihat pada

Lampiran 6. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 6, dapat dilihat bahwa nilai

indeks konsistensi internal untuk butir pernyataan dalam angket harga diri tersebut

berkisar antara –0,443 sampai 0,587. Indeks konsistensi internal yang besarnya

kurang dari 0,3 maka butir soal tersebut harus dibuang. Dari 40 butir pernyataan

pada angket harga diri, terdapat 13 butir pernyataan yang mempunyai indeks

konsistensi internal kurang dari 0,3 sehingga harus dibuang. Adapun nomor

pernyataan yang dibuang adalah nomor 1, 2, 3, 4, 14, 19, 24, 26, 27, 28, 30, 32,

dan 33. Sisanya, yaitu terdapat 27 pernyataan dengan indeks konsistensi internal

antara 0,3 sampai 0,587. Adapun nomor butir pernyataan dalam angket harga diri

yang tetap dipakai adalah nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21,

22, 23, 25, 29, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Berarti terdapat 67,50% butir

Page 92: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pernyataan dalam angket harga diri ini yang tetap dipakai dan 32,5% butir

pernyataan dibuang.

c. Indeks Reliabilitas

Setelah ditentukan nilai konsistensi internal dari butir pernyataan dalam

angket harga diri, langkah berikutnya akan dihitung besar indeks reliabilitas pada

27 butir soal yang akan dipakai dalam penelitian. Untuk penghitungan indeks

reliabilitas angket harga diri tersebut dengan menggunakan Teknik Alpha. Untuk

penghitungan secara lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Besar indeks

reliabilitasnya adalah

845,0935,113

220,211

127

27rxy

Ini menunjukkan bahwa indeks reliabilitas angket harga diri tersebut tinggi

(sangat kuat), yaitu 0,845 dan rxy = 0,845 ≥ 0,70. Dengan kata lain, angket harga

diri tersebut dapat dipercaya atau reliabel.

Setelah dihitung nilai konsistensi internal dan indeks reliabilitasnya,

angket harga diri diperbaiki untuk digunakan dalam penelitian. Angket harga diri

setelah diuji coba terdapat pada Lampiran 8.

2. Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika

Terhadap soal uji coba tes prestasi belajar dilakukan uji validitas isi,

kemudian dari data uji coba yang ditentukan indeks reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya beda.

a. Uji Validitas Isi

Uji validitas isi untuk uji coba tes prestasi belajar dilakukan oleh Agus

Widodo, S.Pd. sebagai ketua MGMP SMK Kota Salatiga dan Martana, S.Pd

Page 93: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

selaku instruktur mata pelajaran matematika untuk SMK Kota Salatiga. Hasil

validitas isi menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang berupa tes uji coba

prestasi belajar matematika yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal

telah sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat (Lampiran 2) dengan butir soal yang

dipakai (Lampiran 2). Hasil penilaian validitas isi selengkapnya ditunjukkan pada

Lampiran 3. Setelah dilakukan uji validitas, dilanjutkan uji coba instrumen tes.

b. Tingkat Kesukaran

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dari 30 butir soal diperoleh 3

butir soal yaitu nomor 1, 2 dan 3 yang mempunyai indeks kesukaran di atas 0,70

(mudah) dan 1 butir soal yaitu nomor 19 yang mempunyai indeks kesukaran di

bawah 0,30 (sukar). Sedangkan butir soal yang lain mempunyai tingkat kesukaran

sedang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

c. Daya Beda

Berdasarkan hasil uji coba 30 butir soal terhadap 107 responden

menunjukkan bahwa 5 butir soal mempunyai daya beda kurang dari 0,20 yaitu

untuk butir soal nomor 1, 2, 7 dan 11, sehingga 4 butir soal tersebut dianggap

tidak baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

Pada penelitian ini, butir soal yang akan digunakan untuk analisa tes

prestasi belajar adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran sedang dan

daya beda yang baik. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dan daya beda,

dari 30 butir soal terdapat 6 butir soal yang selanjutnya akan dihapus, yaitu soal

nomor 1, 2, 3, 7, 11 dan 19.

Page 94: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas tes prestasi belajar dilakukan menggunakan Teknik Kuder

Richardson KR-20 pada 24 butir soal yang akan dipakai pada penelitian. Hasil

perhitungan diperoleh indeks reliabilitas instrumen dari 24 butir soal sebesar

0,775. Ini menunjukkan bahwa instrumen reliabel karena nilainya lebih besar dari

0,70. Perhitungan selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 12 dan soal tes

prestasi belajar setelah perbaikan terdapat pada Lampiran 13.

C. Deskripsi Data

Deskripsi data yang dibahas di bagian ini adalah data harga diri siswa dan

data prestasi belajar siswa.

1. Data Harga Diri

Dari angket pengolahan angket harga diri untuk 2 kelompok eksperimen

dan 1 kelompok kontrol diperolehh rata-rata 96,05 dan standar deviasi 9,50, untuk

perhitungan pada Lampiran 25. Hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi

digunakan untuk menentukan tingkat harga diri siswa, yaitu harga diri tinggi jika

hasil pengisian angket lebih besar dari 100,80, harga diri sedang jika hasil

pengisian angket berada pada interval 91,30 sampai dengan 100,80 dan harga diri

rendah jika hasil pengisian angket kurang dari 91,30.

Tabel 9. Jumlah Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran dan Harga Diri

KelompokHarga diri

JumlahTinggi Sedang Rendah

TGT 41 39 27 107TTW 35 31 32 98Kontrol 32 40 27 99Jumlah 108 110 86

Page 95: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Data Prestasi Belajar Matematika

Dari data prestasi belajar yang sudah masuk (Lampiran 26 sampai

Lampiran 31), diperoleh keterangan sebagai berikut:

Tabel 10. Deskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan Model Pembelajaran

Statistik Kelompokdeskriptif TGT TTW Kontrol

Rata-rata 7,07 7,50 6,57Median 7,08 7,50 6,67Modus 5,83 8,33 4,17Nilai maksimum 10,00 10,00 10,00Nilai minimum 4,17 4,17 3,75Standar deviasi 1,54 1,40 1,58

Tabel 11. Deskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Harga Diri

Statistik Tingkat Harga Dirideskriptif Tinggi Sedang Rendah

Rata-rata 7,28 7,13 6,65Median 7,50 7,08 6,67Modus 8,75 7,50 6,67Nilai maksimum 10,00 10,00 10,00Nilai minimum 4,17 3,75 4,17Standar deviasi 1,56 1,57 1,44

D. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Prestasi Belajar

Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan sebagai prasyarat analisis

variansi.

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas meliputi uji normalitas untuk

kelompok TGT, kelompok TTW, kelompok Kontrol, kelompok dengan harga diri

Page 96: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tinggi, kelompok dengan harga diri sedang, dan kelompok dengan harga diri

rendah.

Tabel 12. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Belajar

No Kelompok Lobs Ltabel Keputusan Ket.1 TGT 0,0735 0,0857 H0 diterima Populasi berdistribusi normal

2 TTW 0,0723 0,0895 H0 diterima Populasi berdistribusi normal

3 Kontrol 0,0801 0,0890 H0 diterima Populasi berdistribusi normal

4 Harga diri tinggi 0,0782 0,0853 H0 diterima Populasi berdistribusi normal5 Harga diri sedang 0,0589 0,0845 H0 diterima Populasi berdistribusi normal6 Harga diri rendah 0,0890 0,0955 H0 diterima Populasi berdistribusi normal

Perhitungan tentang uji normalitas masing-masing kelompok terdapat pada

Lampiran 32 sampai Lampiran 37. Berdasarkan tabel di atas, dari setiap kelompok

dapat ditarik keputusan bahwa H0 diterima atau sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas prestasi belajar yang dilakukan adalah uji homogenitas

antar baris, yaitu berdasar model pembelajaran (kelompok TGT, TTW dan

Kontrol) dan uji homogenitas antar kolom, yaitu berdasar tingkat harga diri.

Tabel 13. Rangkuman Uji Homogenitas Prestasi Belajar

No. Uji Keputusan Ket1 Antar baris 1,4524 5,9910 H0 diterima Variansi populasi sama2 Antar kolom 0,4953 5,9910 H0 diterima Variansi populasi sama

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa variansi masing-masing

populasi siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran TGT, TTW dan

Konvensional adalah sama, variansi masing-masing populasi siswa yang

mempunyai tingkat harga diri tinggi, sedang dan rendah adalah sama. Untuk

Page 97: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

perhitungan lengkap untuk uji homogenitas antar baris terdapat pada Lampiran 38

dan uji homogenitas antar kolom pada Lampiran 39.

E. Uji Hipotesis Penelitian

Perhitungan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan 3×3 dengan sel

tidak sama dan taraf signifikansi α = 5% terdapat pada Lampiran 40, dengan

rangkuman perhitungan sebagai berikut:

Tabel 14. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fobs Ftabel Keputusan uji

Modelpembelajaran (A)

43,42 2 21,71 9,8010 3,0264 Ho ditolak

Harga diri (B) 22,41 2 11,20 5,0584 3,0264 Ho ditolakInteraksi (AB) 8,25 4 2,06 0,9313 2,4023 Ho diterimaGalat (G) 653,40 295 2,21Total (T) 727,48 303

Berdasarkan Tabel 15 diperoleh:

a. Pada efek utama A (model pembelajaran), harga statistik uji Fa = 9,8010 dan

Ftabel = 3,0264, sehingga H0A ditolak karena Fa > Ftabel. Hal ini berarti pada

tingkat signifikansi α = 5% terdapat perbedaan efektifitas dalam penggunaan

model pembelajaran TGT, TTW dan Konvensional terhadap prestasi belajar

matematika.

b. Pada efek utama B (tingkat harga diri siswa), harga statistik uji Fb = 5,0584

dan Ftabel = 3,0264, sehingga H0B ditolak karena Fb > Ftabel. Hal ini berarti

pada tingkat signifikansi α = 5% tingkat harga diri siswa yang tinggi, sedang

dan rendah memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajar

matematika.

Page 98: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

c. Pada efek interaksi AB (model pembelajaran dan tingkat harga diri siswa),

harga statistik uji Fab = 0,9313 dan Ftabel = 2,4023 , karena Fab < Ftabel dengan

demikian H0AB diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan α = 5% tidak

terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat harga diri siswa

terhadap prestasi belajar matematika.

F. Uji Lanjut Pasca Anava

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

bahwa H0A dan H0B ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk melacak

perbedaan rerata. Dalam penelitian ini uji lanjut menggunakan uji komparasi

ganda dengan metode Scheffe. Uji komparasi ganda yang dilakukan adalah uji

komparasi antar baris (antar model pembelajaran) dan uji komparasi antar kolom

(antar tingkat harga diri).

Sebelum melihat hasil komparasi rerata antar kolom, di bawah ini

disajikan rangkuman rerata antar sel lengkap dengan rerata marginalnya.

Tabel 15. Rerata Prestasi Belajar Berdasar Model Pembelajaran dan Harga

Diri

KelompokHarga diri Rerata

marginalTinggi Sedang RendahTGT 7,31 7,16 6,59 7,07TTW 7,85 7,80 6,85 7,50Kontrol 6,63 6,57 6,48 6,57Rerata marginal 7,28 7,13 6,65

Page 99: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1. Komparasi Ganda Antar Baris

Komparasi ganda antar baris dilakukan untuk menentukan dua rerata pada

model pembelajaran yang mempunyai perbedaaan secara signifikan.

Tabel 16. Rangkuman Uji Komparasi Rerata Antar Baris

Komparasi Fobs F = 2Ftabel Keputusan ujiμ1. vs μ2. 4,3219 6,0527 H0 diterimaμ1. vs μ3. 5,9441 6,0527 H0 diterimaμ2. vs μ3. 19,5881 6,0527 H0 ditolak

Keterangan:

1. : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok TGT

2. : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok TTW

3. : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi rerata antar baris, terdapat

sebuah H0 yang ditolak (μ2. vs μ3.). Ini berarti bahwa dari ketiga pembandingan

antar dua model pembelajaran terdapat satu perbandingan rerata yang mempunyai

perbedaaan rerata yang signifikan, yaitu pada kelompok TTW dengan Kontrol.

Perhitungan uji komparasi ganda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 41.

2. Komparasi Ganda Antar Kolom

Komparasi ganda antar kolom dilakukan untuk menentukan dua rerata

pada tingkat harga diri yang mempunyai perbedaaan secara signifikan.

Tabel 17. Rangkuman Uji Komparasi Rerata Antar Kolom

Komparasi Fobs F = 2Ftabel Keputusan ujiμ.1 vs μ.2 0,5918 6,0527 H0 diterimaμ.1 vs μ.3 8,5237 6,0527 H0 ditolakμ.2 vs μ.3 4,8725 6,0527 H0 diterima

Page 100: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Keterangan:

.1: rerata prestasi belajar matematika untuk harga diri tinggi

.2: rerata prestasi belajar matematika untuk harga diri sedang

.3: rerata prestasi belajar matematika untuk harga diri rendah

Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi rerata antar kolom, terdapat

sebuah H0 yang ditolak. Ini berarti bahwa dari ketiga pembandingan antar dua

tingkat harga diri terdapat satu perbandingan rerata yang mempunyai perbedaaan

rerata yang signifikan, yaitu pada tingkat harga diri tinggi dengan rendah.

Perhitungan uji komparasi ganda antar kolom selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 41.

G. Pembahasan Hasil Analisa Data

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan untuk sel tak sama pada efek

utama A (model pembelajaran), harga statistik uji Fa = 9,8010 dan Ftabel = 3,0264,

sehingga H0A ditolak karena Fa > Ftabel. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi α =

5% terdapat perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW

dan Konvensional terhadap prestasi belajar matematika.

Pada uji komparasi ganda antara baris 1 dan 2 diperoleh F1.-2.= 4,3219 dan

2Ftabel = 6,0527, karena F1.-2. < 2Ftabel maka F1.-2. ∉ DK, dengan demikian H0

diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi α = 5%, siswa yang

mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan TTW secara

signifikan mempunyai rerata prestasi belajar matematika yang sama.

Page 101: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Pada uji komparasi ganda antara baris 1 dan 3 diperoleh F1.-3. = 5,9441 dan

2Ftabel = 6,0527, karena F1.-3. < 2Ftabel maka F1.-3. ∉ DK, dengan demikian H0

diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi α = 5%, siswa yang

mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran

Konvensional secara signifikan mempunyai rerata prestasi belajar matematika

yang sama.

Pada uji komparasi ganda antara baris 2 dan 3 diperoleh F2.-3. = 19,5881

dan 2Ftabel = 6,0527, karena F2.-3. > 2Ftabel maka F2.-3. ∈ DK, dengan demikian H0

ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi α = 5%, siswa yang mendapatkan

model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan model pembelajaran Konvensional

secara signifikan mempunyai rerata prestasi belajar matematika yang berbeda.

Berdasarkan hasil rerata marginal pada Tabel 15, yaitu rerata prestasi

belajar matematika pada siswa dengan model pembelajaran TTW sebesar 7,50 dan

rerata prestasi belajar matematika pada siswa dengan model pembelajaran

Konvensional sebesar 6,57, ini berarti bahwa siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW memiliki rerata prestasi belajar yang lebih tinggi daripada

rerata prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran Konvensional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dan TTW menghasilkan prestasi belajar matematika yang

sama baik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran

Konvensional menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama baik, dan

model pembelajaran kooperatif TTW menghasilkan prestasi belajar matematika

yang lebih baik daripada model pembelajaran Konvensional.

Page 102: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan perhitungan analisis variansi dua jalan pada sel tak sama

untuk efek utama B (tingkat harga diri siswa), harga statistik uji Fb = 5,0584 dan

Ftabel = 3,0264, sehingga H0B ditolak karena Fb > Ftabel. Hal ini berarti pada tingkat

signifikansi α = 5% tingkat harga diri siswa yang tinggi, sedang dan rendah

memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika.

Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan 2 diperoleh F.1-.2= 0,5918

dan 2Ftabel = 6,0527, karena F.1-.2 < 2Ftabel maka F.1-.2 ∉ DK, dengan demikian H0

diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi α = 5%, siswa yang mempunyai

tingkat harga diri tinggi dan sedang secara signifikan mempunyai rerata prestasi

belajar matematika yang sama.

Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan 3 diperoleh F.1-.3= 8,5237

dan 2Ftabel = 6,0527, karena F.1-.3 > 2Ftabel maka F.1-.3 ∈ DK, dengan demikian H0

ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi α = 5%, siswa yang mempunyai

tingkat harga diri tinggi dan rendah secara signifikan mempunyai rerata prestasi

belajar matematika yang berbeda.

Berdasarkan hasil rerata marginal pada Tabel 15, rerata prestasi belajar

matematika pada siswa yang mempunyai tingkat harga diri tinggi, yaitu sebasar

7,28, lebih besar daripada rerata prestasi belajar matematika pada siswa yang

mempunyai tingkat harga diri rendah, yaitu sebesar 6,65.

Pada uji komparasi ganda antara kolom 2 dan 3 diperoleh F.2-.3= 4,8725

dan 2Ftabel = 6,0527, karena F.2-.3 < 2Ftabel maka F.2-.3 ∉ DK, dengan demikian H0

diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi α = 5%, siswa yang mempunyai

Page 103: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

tingkat harga diri sedang dan rendah secara signifikan mempunyai rerata prestasi

belajar matematika yang sama.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa dengan tingkat harga

diri tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baik,

siswa dengan tingkat harga diri tinggi mempunyai prestasi belajar matematika

yang lebih baik daripada siswa dengan tingkat harga diri rendah, dan siswa

dengan tingkat harga diri sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang

sama baik dengan siswa yang mempunyai tingkat harga diri rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil anava dua jalan dengan sel tak sama diperoleh statistik

uji Fab = 0,9313 dan Ftabel = 2,4023 , karena Fab < Ftabel dengan demikian H0AB

diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan α = 5% tidak terdapat interaksi

antara model pembelajaran dan tingkat harga diri siswa terhadap prestasi belajar

matematika. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh model pembelajaran

terhadap prestasi belajar matematika tidak tergantung oleh tingkat harga diri

siswa. Dengan kata lain perbedaan prestasi belajar matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan model

pembelajaran Konvensional konsisten pada tiap-tiap kategori tingkat harga diri

siswa dan perbedaan prestasi belajar matematika pada tiap-tiap tingkat harga diri

siswa konsisten pada tiap-tiap model pembelajaran kooperatif tipe TGT, TTW dan

model pembelajaran Konvensional.

Page 104: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

H. Keterbatasan Penelitian

Meskipun peneliti sudah berusaha untuk meminimalisasi kelemahan yang

muncul dalam penelitian ini, tetapi akibat keterbatasan yang ada pada peneliti

ditemukan kemungkinan kelemahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Meskipun koordinasi secara efektif telah dilakukan oleh guru kelas

eksperimen dan peneliti, namun dalam pelaksanaan guru masih ragu dan

kurang percaya diri melaksanakan pembelajaran secara mandiri, hal ini

disebabkan guru kelas baru pertama ini melakukan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dan TTW.

2. Peneliti hanya dapat mengajar pada satu sekolah sampel, sedangkan yang

mengajar dua sekolah sampel lainnya adalah guru matematika masing-masing

kelas. Hanya beberapa kali peneliti bisa memantau pelaksanaan pembelajaran

di dua sekolah sampel sehingga variabel-variabel luar yang mempengaruhi

hasil eksperimen tidak dapat dikontrol sepenuhnya.

3. Model pembelajaran dalam penelitian ini terbatas pada model pembelajaran

kooperatif tipe TGT, TTW dan model pembelajaran Konvensional sehingga

mengabaikan model pembelajaran yang lain. Ada kemungkinan model

pembelajaran lain dapat lebih meningkatkan hasil pembelajaran matematika

pada materi fungsi linear.

4. Selama pengerjaan soal tes uji coba instrumen maupun tes prestasi belajar,

dua siswa duduk pada meja yang sama. Ini memungkinkan hasil tes uji coba

dan hasil tes prestasi belajar siswa kurang murni, karena memungkinkan

siswa untuk saling kerjasama dengan teman sebangku.

Page 105: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 88

BAB V

PENUTUP

Dalam Bab ini berisi tentang kesimpulan, implikasi, dan saran penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada Kelas XI SMK Jurusan Bisnis Manajemen di Kota Salatiga Semester 3

Tahun Pelajaran 2010/2011:

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika untuk penggunaan model

pembelajaran yang berbeda, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

model pembelajaran kooperatif tipe TTW menghasilkan prestasi belajar

matematika yang sama baik, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

model pembelajaran Konvensional menghasilkan prestasi belajar matematika

yang sama baik, dan model pembelajaran kooperatif tipe TTW menghasilkan

prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran

Konvensional.

2. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika untuk tingkat harga diri yang

berbeda, siswa dengan tingkat harga diri tinggi dan siswa dengan tingkat

harga diri sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baik,

siswa dengan tingkat harga diri tinggi mempunyai prestasi belajar matematika

yang lebih baik daripada siswa dengan tingkat harga diri rendah, dan siswa

dengan tingkat harga diri sedang mempunyai prestasi belajar matematika

yang sama baik dengan siswa yang mempunyai tingkat harga diri rendah.

Page 106: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

3. Perbedaan prestasi belajar matematika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT, model pembelajaran tipe TTW dan model

pembelajaran Konvensional konsisten pada tiap-tiap tingkat harga diri siswa

dan perbedaan prestasi belajar matematika antara tiap-tiap tingkat harga diri

siswa konsisten pada tiap model pembelajaran kooperatif tipe TGT, model

pembelajaran tipe TTW dan model pembelajaran Konvensional. Atau dengan

kata lain siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TTW mempunyai

prestasi belajar matematika yang sama baik, siswa yang diberi model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa yang diberi model pembelajaran

Konvensional mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baik, dan

siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TTW mempunyai

prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang diberi model

pembelajaran Konvensional baik untuk siswa dengan tingkat harga diri tinggi,

siswa dengan harga diri sedang maupun siswa dengan harga diri rendah.

Sedangkan siswa dengan tingkat harga diri tinggi dan siswa dengan tingkat

harga diri sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baik,

siswa dengan tingkat harga diri tinggi mempunyai prestasi belajar matematika

yang lebih baik daripada siswa dengan tingkat harga diri rendah, dan siswa

dengan tingkat harga diri sedang mempunyai prestasi belajar matematika

yang sama baik dengan siswa yang mempunyai tingkat harga diri rendah baik

untuk siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa yang

Page 107: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

diberi pembelajaran kooperatif tipe TTW maupun siswa yang diberi

pembelajaran Konvensional.

B. Implikasi

Pada bagian implikasi, terbagi menjadi dua bagian implikasi, yaitu

implikasi teoritis dan implikasi praktis.

1. Implikasi Teoritis

Berikut merupakan implikasi teoritis yang diperoleh berdasarkan

kesimpulan:

a. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang berorientasi pada siswa. Penerapan model pembelajaran ini,

terutama untuk model pembelajaran kooperatif tipe TTW perlu dikaji dan

dilaksanakan karena dapat menghasilkan prestasi belajar siswa yang

lebih baik.

b. Pengembangan dan peningkatan harga diri siswa di sekolah perlu

diperhatikan karena harga diri siswa berpengaruh terhadap prestasi

belajar, siswa dengan harga diri tinggi mempunyai prestasi belajar yang

lebih baik.

2. Implikasi Praktis

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI SMK Jurusan Bisnis

Manajemen di Kota Salatiga dapat dilakukan melalui pembelajaran kooperatif,

salah satunya tipe TTW. Selain itu, perlu dikembangkan pula lingkungan yang

kondusif yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pengembangan harga diri

siswa. Siswa yang mempunyai harga diri tinggi, akan berpengaruh pada

Page 108: TEAM GAME TOURNAMENT) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE · KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN BISNIS ... Daftar SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota ... maupun rendah dan apakah prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

kreativitas diri siswa sehingga hasil karya diri siswa dapat meningkat dan tidak

terkecuali prestasi belajarnya.

C. Saran

Berdasarkan penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Guru dan Kepala Sekolah, model pembelajaran kooperatif, khususnya TTW

perlu diterapkan pada pembelajaran matematika karena dapat menghasilkan

prestasi belajar siswa yang lebih baik dan dimungkinkan dapat meningkatkan

optimalisasi pencapaian kerja guru.

2. Guru dan Kepala Sekolah perlu menciptakan kondisi lingkungan yang

kondusif dan positif karena interaksi dengan lingkungan di sekitar, dapat

mempengaruhi harga diri siswa, sehingga dimungkinkan akan terjadi

peningkatan pencapaian kemampuan belajar siswa.

3. Peneliti lain, dapat mengembangkan hasil penelitian ini sebagai salah satu

referensi untuk penelitian yang relevan. Para peneliti dapat mengembangkan

penelitian untuk variabel lain yang sejenis atau model pembelajaran lain.

Untuk penelitian lanjut, diharapkan para peneliti dapat memilih model

pembelajaran yang tidak hanya untuk meningkatkan prestasi belajar, tetapi

juga untuk meningkatkan harga diri siswa.