TB PAPPER YANG BENERRRR.docx
-
Upload
arfanpmii467431307 -
Category
Documents
-
view
72 -
download
1
Transcript of TB PAPPER YANG BENERRRR.docx
Tuberkulosis Paru
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya lah Papper ini
telah dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada dr. Armon Sp.PD KPTI selaku pembimbing di bagian/ SMF Ilmu Penyakit Dalam
Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, Besar harapan penyusun
agar makalah ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan suatu pengetahuan
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Medan, 30 maret 2013
Penyusun
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 1
Tuberkulosis Paru
Daftar isi
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB 1 Pendahuluan 3
BAB 2 Pembahasan 6
Definisi 6
Etiologi 6
Epidemiologi 7
Epidemiologi TB Di Indonesia 7
Cara penularan 8
Patogenesis 8
Gejala--gejala Klinik 11
Diagnosis Tuberkulosis 13
Penatalaksanaan 15
BAB 3 Kesimpulan 19
Status Orang Sakit 20
Daftar Pustaka 35
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 2
Tuberkulosis Paru
BAB I
PENDAHULUAN
Mereka yang secara medis dan ekonomis kekurangan diseluruh dunia,
tuberkulosis tetap menjadi penyebab utama kematian . diperkirakan bahwa diseluruh
dunia 1,7 milyar orang terinfeksi , dengan 8 hingga 10 juta kasus baru dan 3 juta
kematian pertahun .WHO memperkirakan tuberkulosis menyebabkan 6% dari semua
kematian diseluruh dunia,yang menyebabkan nya menjadi penyebab tersering
kematian akibat infeksi tunggal.4
Tuberkulosis tumbuh subur apabila terdapat kemiskinan, dan penyakit kronis
yang menyebabkan debilitan. Demikian juga, orang lanjut usia, dengan daya tahan
melemah,rentan terjangkit4
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah lama dikenal
pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal didaerah urban,
lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan tulang
vertebre torak yang khas TB dari kerangka yang digali di heidelberg dari kuburan
zaman neolitikum, begitu juga penemuan yang berasal dari mumi dan ukiran dnding
piramid di mesirkuno pada tahun 2000-4000SM. Hipocrates telah memperkenalkan
terminologi phthisis yang diangkat dari bahasa yunani yang menggambarkan tampilan
TB paru ini.1
Bukti yang lain dari mesir, pada mummi-mummi yang berasal dari tahun 3500
SM, jordania (200 SM), nesperehan (1000SM), peru (700), united kingdom ( 200-400
SM ) msing-masing dengan fosil tulang manusia yang melukiskan adanya pott’s disease
atau abses paru yang berasal dari tuberculosis, atau terdapatnya lukisan orang-orang
dengan bongkok tulang belakang karena sakit spondilitis TB.1
Literatur arab : alr razi ( 850-953 M) dan ibnu sina ( 980-1037 M ) menyatakan
adanya kavitas pada paru-paru dan hubungan nya dengan lesi dikulit. Pencegahan nya
dengan makan-makanan yang bergizi, menghirup udara yang bersih dan kemungkinan (
prognosis ) dapat sembuh dari penyakit ini. Disebutkan juga bahwa TB sering didapat
pada usia muda ( 18-30th ) dengan tanda-tanda badan kurus dan dada yang kecil.1
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 3
Tuberkulosis Paru
Baru dalam tahun 1882 robert koch menemukan kuman penyebabnya semacam
bakteri berbentuk batang dan dari sinilah diagnosa secara mikrobiologis dimulai dan
penatalaksanan nya lebih terarah. Apalagi pada tahun 1896 rontgen menemukan sinar
x sebagai alat bantu menegakan diagnosa yang lebih tepat.1
Penyakit ini kemudian dinamakan tuberculosis dan hampir seluruh tubuh
manusia dapat terserang oleh nya tetapi yang paling banyak adalah organ paru.1
Pada permulaan abad 19, insidensi penyakit tuberculosis dieropa dan amerika
sangat besar. Angka kematian cukup tinggi yakni 400 per 100.000 penduduk, dan
anhgka kematian berkisar 15-30% dari semua kematian. Diantara nya yang meninggal
tercatat orang-orang terkenal seperti : voltaire, sir walter scott, edgar allan poe,
frederick chopin, laenec, anton chekov, dll. Usaha-usaha untuk mengurangi angka
kematian dilakukan seperti menghirup udara segar dialam terbuka, makan/minum,
makanan bergizi, memberikan obat-obat seperti tuberculin ( sebagai upaya terapi ),
digitalis, minyak ikan dan lain-lain, tetapi hasil nya masih kurang memuaskan. Tahun
1840 george bodingto dari sutton inggris mengemukakan konsep sanatorium untuk
pengobatan TB tetapi ia tidak mendapat tanggapan pada waktu itu. Baru tahun tahun
1859 brehmen di silesia jerman, mendirikan sanatorium dan berhasil menyembuhkan
sebagian pasien nya.1
Sejak itu banyak sanatorium didirikan seperti denmark, amerika serikat dan
kemudian terbanyak di inggris yakni wales, england, skotlandia. Setelah sukses dengan
sanatorium, barulah dipikirkan usaha pencegahan seperti memusnahkan sapi yang
tercemar TB, memberikan pendidikan kesehatan dan perbaikan lingkungan pada
penduduk seperti makan/minum yang baik, tidak menghirup udara buruk, menghindari
lingkungan hidup yang terlalu padat, mengurangi pekerjaan yang meletihkan.1
Sejak awal abad 19, angka kesakitan dan kematian pertahun dapat diturunkan
karena program perbaikan gizi dan kesehatan lingkungan yang baik serta adanya
pengobatan lain/tindakan bedah seperti collapse therapy1.
Pada tahun 1892 robert koch mengidentifikasikan basil tahan asam
M.tuberculosis untuk pertama kali sebagai bakteri penyebab Tb ini. Ia
mendemonstrasikan bahwa hasil ini bisa dipindahkan kepada binatang yang rentan,
yang akan memenuhi kriteria postulat koch yang merupakan prinsip utama dari
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 4
Tuberkulosis Paru
patogenesis mikrobial. Selanjutnya ia menggambarkan suatu percobaan yang memakai
guinea pig, untuk memastikan observasi nya yang pertama yang menggambarkan
bahwa imunitas didapat mengikuti infeksi primer sebagai suatu fenomena koch.
Konsep daripada imunitas yang didapat ( acquired immunity ) diperlihatkan dengan
pengembangan guerin ( BCG ) dibuat dari suatu strain mikobakterium bovis, vaksin ini
ditemukan oleh albert calmette dan camille guerin di institut pasteur perancis dan
diberikan pertama kali kemanusia pada tahun 1921. 1
Sejarah eradikasi TB dengan kemoterapi dimulai pada tahun 1944 ketika
seorang perempuan umur 21 tahun dengan penyakit TB paru lanjut menerima injeksi
pertama streptomisin yang sebelumnya diisolasi oleh selman waksman. Segera disusul
dengan penemuan asam para amino salisilik ( PAS ) . kemudian dilanjutkan dengan
penemuan isoniazid yang signifikan yang dilaporkan oleh robitzek dan selikoff 1952,
kemudian diikuti penemuan berturut-turut pirazinamid tahun 1954 dan etambutol
1952, rifampisin 1963 yang menjadi obat utama TB sampai saat ini.1
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Tuberkulosis adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang
disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya mengenai paru,
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 5
Tuberkulosis Paru
tetapi mungkin menyerang semua organ atau jaringan ditubuh. Biasanya bagian tengah
granuloma tuberkular mengalami nekrosis perkejuan.4
Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (MTB). Kuman batang aerobik dan tahan asam ini,
merupakan organisme patogen maupun saprofit. Jalan masuk untuk organisme MTB
adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Sebagian
besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang
berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi 7
ETIOLOGI
Mikobacterium adalah organisme berbentuk batang langsing yang tahan asam
(yakni mengandung banyak lemak kompeks dan dan mudah mengikat pewarna ziehl-
neelsen (karbol fuksin) dan kemudian sulit didekolorisasi). M.tuberculosis hominis
merupakan penyebab sebagian besar kasus tuberculosis : reservoar infeksi biasanya
ditemukan pada manusia dengan penyakit paru aktif. Penularan biasanya langsung,
melalui inhalasi organisme diudara dalam aerosol yang dihasilkan oleh ekspetorasi atau
oleh pajanan kesekresi pasien yang tercemar. Tuberculosis orofaring dan usus yang
terjangkit melalui usus yang tercemar oleh M. Bovis kini jarang ditemukan dinegara
yang memiliki sapi perah yang mengidap tuberculosis dan susu yang tidak
dipasteurisasi. Baik spesies M. Hominis maupun M.bovis, adalah aerob obligat yang
pertumbuhannya (yang lambat) terhambat oleh ph kurang dari 6,5 dan oleh asam
lemak rantai panjang. Oleh karena itu, basil tuberculosis sulit ditemukan dibagian
tengah lesi perkijuan besar karena terdapat anaerobiosis, ph rendah, dan kadar asam
lemak meningkat. Mikobakteri lain, terutama avium-intracelulare, jauh kurang virulen
dibandingkan dengan M. Tuberculosis serta jarang menyebabkan penyakit pada
individu imunokompeten. Namun dengan pasien AIDS, strain ini sering dtemukan,
mengenai 10% hingga 30% pasien.3
EPIEMIOLOGI GLOBAL
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB
masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan maret 1993
WHO mendeklarasikan TB sebagai global health emergency. TB dianggap sebagai
masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang 1/3 penduduk dunia
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 6
Tuberkulosis Paru
terinfeksi oleh mikobakterium TB. Pada tahun 1998 ada 3.617.047 kasus TB yang
tercatat diseluruh dunia.1
Sebagian besar kasus TB ini ( 95 % ) dan kematiannya ( 98 % ) terjadi dinegara-
negara yang sedang mengkembang. Diantara mereka 75% berada pada usia produktif
yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan tinggi nya prevalensi maka lebih
dari 65% dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang muncul terjadi diasia.1
Alasan utama munculnya atau meningkatnya beban TB global ini antara lain
disebabkan :
1. Kematian pada berbagai penduduk, tidak hanya pada negara yang sedang
berkembang tetapi juga pada penduduk perkotaan tertentu di negara maju.
2. Adanya perubahan demografik dengan meningkatnya penduduk dunia dan
perubahan dari struktur usia manusia yang hidup.
3. Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi pada penduduk yang dikelompok
yang rentan terutama dinegeri-negeri miskin.
4. Tidak memadai pendidikan mengenai TB diantarapara dokter
5. Terlantar dan berkurang nya biaya untuk obat, sarana diagnostik, dan pengawasan
kasus TB dimana terjadi deteksi dan tatalaksana kasus yang tidak adekuat
6. Adanya epidemi HIV terutama diafrika dan asia.1
EPIDEMIOLOGI TB DI INDONESIA
Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah
China dan India. Pada tahun 1998 diperkirakan tb di China, India dan indonesia
berturut-turut 1.828.000, 1,414.000 dan 591.000 kasus. Perkiraan kejadian BTA di
sputum yang positif di indonesia adalah 266.000 tahun 1998. Berdasarkan survey
kesehatan rumah tangga 1985 dan survey kesehatan nasional 2001, TB menempati
rangking nomor 3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi
nasional terakhir TB paru diperkirakan 0,24%.1
Sampai sekarang angka kejadian TB diindonesia relatif terlepas dari angka
pandemi infeksi HIV karena masih relatif rendah infeksi HIV, tapi hal ini mungkin akan
berubah dimasa datang melihat semakin meningkatnya laporan infeksi HIV dari tahun
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 7
Tuberkulosis Paru
ke tahun. Suatu survei mengenai prevalensi TB yang dilaksanakan di 15 provinsi
indonesia tahun 1979-1982.1
Cara penularan
Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman diwilayah pekotaan
kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas
peningkatan jumlah kasus TB, proses terjadinya infeksi oleh M. tuberkulosis ,biasanya
secara inhalasi,sehingga TB paru merupakan manifstasi klinis yang paling sering
dibandingkan organ lainya, penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil
yang mengandung droplet nuclei.kasus yang didapat dari pasien Tb paru dengan batuk
berdarah atau beradahak yang mengandung basil tahan asam (BTA). Pada TB kulit atau
jaringan lunak penularan bias melalui inokulasi langsung infeksi yang disebabkan oleh
M.boris dapat disebabkan oleh susu yang kurang disterilkan dengan baik atau
terkontaminasi. sudah dibuktikan bahwa lingkungan social ekonomi yang
baik,pengobatan yang teratur dan pengawasan obat yang ketat berhasil mengurangi
angka morbiditas di Amerika selam tahun 1950-19601
PATOGENESIS
Tuberculosis primer
Tuberkulosis primer adalah bentuk penyakit yang terjadi pada orang yang belum
pernah terpajan(sehingga tidak pernah tersensitisasi). Pasien usia lanjut dan mengidap
imunosupresi berat mungkin kehilangan sensitivitas mereka terhadap basil tuberkel
sehingga dapat menderita tuberkulosis primer lebih dari sekali. 4
Pada tuberkulosis primer, sumber organism adalah eksogen, sekitar 5% dari
mereka yang baru terinfeksi kemudian memperlihatkan gejala4
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap
kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terisap
oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran nafas atau jaringan paru. Partikel
dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 8
Tuberkulosis Paru
pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini
akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trakeobroncial
bersama gerakan silia dan sekret nya.1
Bila kuman menetap dijaringan paru, berkembang dalam sitoplasma makrofag.
Disini ia dapat terbawa masuk keorgan tubuh lainnya. Kuman yang bersarang
dijaringan paru akan berbentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut
sarang primer atau efek primer atau sarang (fokus) ghon. Sarang primer ini dapat
terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah
efusi pleura. Kuman dapat juga masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe,
orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk kedalam
vena dan menjalar keseluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk
kearteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier. 3
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (limfadenitis
regional). Sarang primer limfangitis lokal + limfadenitis regional = komplek primer
(ranke). Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini
selanjutnya dapat menjadi :
1. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat. Ini yang banyak terjadi.
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,
kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya > 5
mm dan kurang lebih 10% diantara nya dapat terjaid reaktivasi lagi karena
kuman yang dormant.
3. Berkomplikasi da menyebar secara ; a. Perkontinuitatum yakni menyebar
kesekitar nya b. Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru
disebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum dan ludahsehingga
menyebar keusus, c. secara limfogen, keorgan tubuh lain-lainnya. d. Secara
hematogen keorgan tubuh lainnya.
Semua kejadian diatas tergolong dalam perjalanan tuberculosis primer.1
Tuberculosis pasca primer ( tuberculosis sekunder )
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 9
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis sekunder (pasca primer) merupakan pola penyakit yang terjadi
pada penjamu yang telah tersensitisasi4
Kuman yang dormant pada tuberculosis primer akan muncul bertahun-tahun
kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberculosis dewasa ( tuberculosis post
primer = TB pasca primer = TB sekunder ). Mayoritas reinfeksi mencapai 90%.
Tuberculosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, alkohol,
penyakit maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal. Tuberculosis pasca primer ini dimulai
dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru (bagian apikal – posterior lobus
posterior atau inferior). Invasi nya adalah kedaerah parenkim paru-paru dan tidak
ke nodeus hiler paru. 5
Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10
minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel
histiosit dan sel datia langhans ( sel besar dengan banyak inti ) yang dikelilingi oleh
sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat. 5
TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogenn dari usia muda
menjadi TB usia tua ( arderly tuberculosis ). Tergantung dari jumlah kuman,
virulensi nya dan imunitas pasien, sarang dini ini dapat menjadi :
Direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat
Sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuhkan dengan serbukan
jaringan fibrosis. Yang membungkus diri menjadi keras, menimbulkan
perkapuran. Sarang dini yang meluas sebagai granuloma berkembang
menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian tengah nya mengalami
nekrosis, menjadi lembek berbentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan
keluar akan terjadilah kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama
dinding nya menenbal karena infiltrasi jaringan fibroblas dalam jumlah besar,
sehingga menjadi kavitas sklerosis (kronik). Terjadi nya perkijuan lain yang
jarang adalah cryptic disseminate TB yang terjadi pada imunodefisiensi dan usia
lanjut. 5
Di sini lesi sangat kecil , tetapi berisi bakteri sangat banyak. Kavitas dapat :
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 10
Tuberkulosis Paru
a. Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. Bila isi kavitas ini
masuk dalam peredaran dalah arteri, maka akan terjadi TB miler. Dapat juga
masuk keparu sebelah nya atau tertelan masuk lambug dan selanjut nya keusus
menjadi TB usus. Sarang ini selanjutnya mengikuti perjalanan seperti yang
disebutkan terdahulu. Bisa juga terjadi TB endobronkial dan TB endotrakeal
atau empiema bila ruptur ke pleura
b. Memadat dan membungkus diri sehingga menjadi tuberkuloma. Tuberkuloma
ini dapat mengapur dan menyembuhkan atau dapat aktif kembali menjadi cair
dan jadi kavitas lagi. Komplikasi kronik kavitas adalah kolonisasi oleh fungus
seperti aspergilus dan kemudian menjadi mycetoma
c. Bersih dan menyembuhkan, disebut open healed cavity. Dapat juga
menyembuhkan dengan membungkus diri menjadi kecil. Kadang-kadang
berakhir sebagai kavitas yang terbungkus, menciut dan berbentuk seperti
bintang disebut stellate shaped. 7
Secara keseluruhan akan terdapat 3 macam sarang yakni :
1. Sarang yang sudah sembuh. Sarang bentuk ini tidak perlu pengobatan lagi
2. Sarang aktif eksudatif. Sarang bentuk ini perlu pengobatan yang lengkap dan
sempurna
3. Sarang yang berada antara akitf dan sembuh. Sarang bentuk ini dapat sembuh
spontan, tetapi mengingat kemungkinan terjadi nya eksaserbasi kembali,
sebaiknya diberi pengobatan yang sempurna juga.1
Gejala-gejala Klinis
Gejala-gejala yang dikeluhkan penderita Tuberkulosis Paru beragam, atau malah
banyak pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali, dalam pemeriksaaan
kesehatan, keluhan yang terbanyak adalah
a. Demam
Biasanya subfebris menyyerupai demam influenza tapi kadang-kadang panas
badann dapat mencapai 40-410c. serangan demam pertama dapat sembuh
sebentar , tetapi kemudian dapat tiblul kembali, begitulah seterusnya hilang
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 11
Tuberkulosis Paru
timbulnya demam influenza ini, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas
dari serangan demam influenza, keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan
tubuh pasien dan berat ringan nya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk
b. Batuk/Batuk berdarah
Gejala ini banyak ditemukan . batuk terjadi karena iritasi pada bronkus , batuk ini
diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar, karena terlibatnya
bronkus pada penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit
berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-miinggu atau berbulan-
bulan peradangan bermula, sifat batuk dimulai dai batuk kering(non-
produktif)kemudian setelah timbul peradangan mejadi produktif(menghasilkan
sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh
darah yang pecah,kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada
kavitas,tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus
c. Sesak nafas
Keadaan ini biasanya dijumpai pada TB paru dimana infiltrasinya sudah
mencapai setengah bagian paru-paru. namun pada awal penyakit, keadaan ini
jarang dijumpai.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan,nyeri dada ini timbul jika infiltrasi radang telah
mencapai pleura dimana telah terjadi pleuritis. Maka akan terjadi gesekan antara
kedua pleura sewaktu inspirasi atau ekspirasi
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun gejala malaise sering
ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus(berat
badan turun), sakit kepala , meriang, nyeri otot, keringat malam dll.gejaa malaise
ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur1
Diagnosis Tuberculosis
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 12
Tuberkulosis Paru
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
* Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
* Pemeriksaan fisik.
* Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
* Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
* Rontgen dada (thorax photo).
* Uji tuberkulin.6
Diagnosis TB Paru
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,demam meriang lebih dari satu bulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti
bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang
yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka
(suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung pada pasien remaja dan dewasa, serta skoring pada pasien anak. 2
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai
keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak
untuk penegakan diagnosis pada semua suspek TB dilakukan dengan mengumpulkan 3
spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa
dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS):
• S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali. Pada saat
pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada
hari kedua.
• P(Pagi):
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 13
Tuberkulosis Paru
Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
• S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi. 2
Diagnosis TB Paru pada orang remaja dan dewasa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui
pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain
seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB
hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan
gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis. Gambaran
kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit. 2
Indikasi Pemeriksaan Foto Toraks
Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada
kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi
sebagai berikut:
Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru BTA
positif.
Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT(non fluoroquinolon).
Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan
penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa, efusi perikarditis
atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis berat (untuk
menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).7
Diagnosis TB Ekstra Paru
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 14
Tuberkulosis Paru
Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada
Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe
superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang (gibbus) pada
spondilitis TB dan lain-lainnya.
Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan
berdasarkan gejala klinis TB yang kuat (presumtif) dengan menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis bergantung pada metode
pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya uji
mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto toraks, dan lain-lain.7
Penatalaksanaan (pengobatan)
Tujuan Pengobatan
1. Menyembuhkan pasien dengan gangguan seminimal mungkin dalam hidupnya.
2. Mencegah kematian pada pasien yang sakit sangat berat
3. Mencegah kerusakan paru lebih luas dan komplikasi yang terkait.
4. Mencegah kambuhnya penyakit
5. Mencegah kuman TB menjadi resisten (resisten yang dieroleh)
6. Melindungi keluarga dan masyarakat penderita terhadap infeksi 3
Prinsip pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT
tunggal (monoterapi).
Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan
Obat (PMO).
Pengobatan TB memiliki dua prinsip dasar, yaitu:
Pertama adalah bahwa terapi yang berhasil, memerlukan minimal 2 macam obat yang
basilnya peka terhadap obat tersebut, dan salah satu daripadanya harus bakterisidik 8.
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 15
Tuberkulosis Paru
Kedua adalah bahwa penyembuhan penyakit membutuhkan pengobatan yang baik
setelah perbaikan gejala klinisnya, perpanjangan lama pengobatan diperlukan untuk
mengeliminasi basil yang persisten 7
Keluhan terbanyak pada penderita TB yaitu: Demam, Batuk/Batuk darah, Malaise,
Nyeri dada, Sesak napas.
Menurut American Thoracic Society dan WHO 1964 diagnosis pasti TB adalah
dengan menemukan kuman MTB dalam sputum atau jaringan paru secara biakan 7
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap awal (intensif)
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2
bulan. 7
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan2
Terapi pada tuberculosis terdiri dari terapi umum dan terapi medikamentosa.
Terapi Umum
Istirahat
Stop merokok
Hindari polusi
Tata laksana komorbiditas
Nutrisi
Vitamin2
Terapi Medikamentosa
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 16
Tuberkulosis Paru
1. Obat Utama (Lini 1)
Jenis OAT Sifat
Dosis yang direkomendasikan
(mg/kg)
Harian 3x seminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5
(4-6)
10
(8-12)
Ripampicin (R) Bakterisid 10
(8-12)
10
(8-12)
Pyrazinamide (Z) Bakterisid 25
(20-30)
35
(30-40)
Streptomycin (S) Bakterisid 15
(12-18)
15
(12-18)
Ethambutol (E) Bakteriostatik 15
(15-20)
30
(20-35)
2. Obat Tambahan (Lini 2)
Kanamisin
Amikasin
Kuinolon5
Dosis OAT
1. Ripamfisin 10 mg/kg BB, maksimal 600 mg 2-3 x / minggu atau
BB > 60 kg : 600 mg
BB 40-60 kg : 450 mg
BB < 40 kg : 300 mg
Dosis intermiten 600 mg/ kali
2. INH 5 mg/kg BB, maksimal 300 mg,
-10 mg/kg BB 3 x seminggu,
-15 mg/kg BB 2 x seminggu,
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 17
Tuberkulosis Paru
-300 mg/hari untuk dewasa
-intermiten : 600 mg/kali
3. Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 x seminggu, 50 mg/kg
BB 2 x seminggu atau :
BB > 60 kg :1500 mg
BB 20-60 kg :1000 mg
BB <40 kg :750 mg
4. Etambutol : fase intensif 20 mg/kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg
BB, 30 mg/kg BB 3x seminggu, 45 mg/kg BB 2x seminggu atau:
BB > 60 kg :1500 mg
BB 40-60 kg :1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
5. Streptomisin : 15 mg/kg BB/kali
BB > 60 kg :1000 mg
BB 40-60 kg :750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
Panduan OAT
Kategori I : untuk
penderita baru TB paru, sputum BTA positif
penderita TB paru, sputum BTA negatif dengan kelainan paru luas
penderita TB ekstra paru berat
Terapi dengan :
2RHZE/4RH
2RHZE/4R3H3
2RHZE/6HE
Kategori II : untuk
penderita kambuh
penderita gagal
penderita after default
Terapi dengan :
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 18
Tuberkulosis Paru
2 RHZES/1 RHZE/5 RHE
2 RHZES/1 RHZE/5 R3H3E3
Kategori III : untuk
penderita baru TB paru, sputum BTA negatif, rontgen positif dengan kelainan paru
tidak luas
penderita TB Ekstra Paru ringan
Terapi dengan :
2 RHZ/4 RH
2 RHZ/ 4 R3H3
2 RHZ/6 HE
Kategori IV : untuk
penderita TB kronik
Terapi dengan :
H seumur hidup
OAT lini kedua (bila mampu)2
Jenis OAT BB < 30 kg BB 30 - 50 kg BB > 50 kg
Isoniazid (H) 300 mg 300 mg 400 mg
Ripampicin (R) 300 mg 450 mg 600 mg
Pyrazinamide (Z) 750 mg 1000 mg 1500 mg
Streptomycin (S) 500 mg 750 mg 750 mg
Ethambutol (E) 500 mg 750 mg 1000 mg
BAB III
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 19
Tuberkulosis Paru
KESIMPULAN
Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (MTB). Kuman batang aerobik dan tahan asam ini,
merupakan organisme patogen maupun saprofit. Jalan masuk untuk organisme MTB
adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Sebagian
besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang
berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi
Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman diwilayah pekotaan
kemingkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas
peningkatan jumlah kasus TB, proses terjadinya infeksi oleh M. tuberkulosis
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB
masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,demam meriang lebih dari satu bulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti
bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Terapi pada tuberculosis terdiri dari terapi umum dan terapi medikamentosa.
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.
STATUS ORANG SAKIT
Anamnesa pribadi
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 20
Tuberkulosis Paru
Nama : Sumardi
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin/status kawin : laki-laki/menikah
Agama : islam
Pekerjaan :buruh bangunan
Alamat : Jalan bangun sari III medan,denai
Suku : Jawa
Anamnesa penyakit
Keluhan utama : Batuk
Telaah :
OS mengeluh batuk ,Batuk yang disertai dahak, konsistensi kental,berwarna
putih,tadi pagi os batuk disertai darah dan nyeri dada sewaktu batuk sejak 3 bulan yang
lalu. OS mengatakan ada sesak nafas sejak 3 bulan yang lalu. OS mengeluh demam
diseratai menggigil tadi malam, dan menyangkal adanya keringat pada malam hari.
Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan. OS merasa lemas dan cepat
lelah. OS juga mengeluh nyeri ulu hati,mual dan muntah isi cairan,bewarna putih sejak 1
bulan yang lalu,os juga mengeluhakan sakit kepala dan pening sejak masuk rumah sakit,
Riwayat penyakit terdahulu :
OS mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit
Riwayat minum obat :
OS mengatakan datang kepuskesmas dan mengkonsumsi obat puskesmas jika os
sakit tapi os tidak tau nama-nama obatnya
Anamnesa umum
Badan kurang enak : Ya Tidur : Susah tidur
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 21
Tuberkulosis Paru
Merasa capek/lemas : Ya Berat badan : Menurun
Merasa kurang sehat : Ya Malas : Ya
Menggigil : ya Demam : Ya
Nafsu makan : Menurun Pening : Ya
Anamnesa organ
1. Cor
Dyspnoe d’effort : Tidak ada Cyanosis : Tidak ada
Dyspnoe d’repos : Tidak ada Angina pectoris : Tidak ada
Odema : Tidak ada Palpitasi : Tidak ada
Nyturia : Tidak ada Asma broncial : Tidak ada
2. Sirkulasi perifer
Claudicatio interitten : Tidak ada gangguan tropis : Tidak ada
Sakit waktu istirahat : Tidak ada kebas-kebas : Tidak ada
Rasa mati ujung jari : Tidak ada
3. Tractrus respiratorius
Batuk : Ya stridor : Tidak ada
Berdahak : Ya sesak nafas : Tidak ada
Haemapto : ya pernafasan cuping hidung: Tidak ada
Sakit dada waktu bernafas : ya suara purau : Tidak ada
4. Tractus digestivus
A. Lambung
Sakit diepigastrium sendawa : Tidak ada
Sebelum/sesudah makan : ya anoreksia : Ya
Rada panas diepigastrium : Tidak ada mual-mual : Tidak ada
Muntah (freq, warna, isi, dll) : ya(putih,cairan ) dysphagia : Tidak ada
Hematemesis : Tidak ada foetor ex ore : Tidak ada
Ructus : Tidak ada pyrosis : Tidak ada
B. Usus
Sakit di abdomen : Tidak ada melena : Tidak ada
Borborygmi tenesmi : Tidak ada
Defekasi (freq, warna, konsistensi) : Normal flatulensi : Tidak ada
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 22
Tuberkulosis Paru
Obstipasi : Tidak ada haemarroid : Tidak ada
Diare ( freq, warna, konsistensi ): Tidak ada
C. Hati dan saluran empedu
Sakit perut kanan gatal-gatal pada kulit : Tidak ada
Memancar ke : Tidak ada asites : Tidak ada
Kolik : Tidak ada oedema : Tidak ada
Icterus : Tidak ada berak dempul: Tidak ada
5. Ginjal dan saluran kencing
Muka sembab : Tidak ada sakit pinggang memancar ke: Tidak
ada
Kolik : Tidak ada oligouria : Tidak ada
Miksi (freq, warna, sebelum/ anuria : Tidak ada
Sesudah miksi. Mengedan : Normal polakisuria : Tidak ada
Polyuri : Tidak ada
6. Sendi
Sakit : Tidak ada sakit digerakkan : Tidak ada
Sakit kaku : Tidak ada bengkak : Tidak ada
Merah : Tidak ada stand abnormal : Tidak ada
7. Tulang
Sakit : Tidak ada fraktur spontan : Tidak ada
Bengkak : Tidak ada deformasi : Tidak ada
8. Otot
Sakit : Tidak ada kejang-kejang : Tidak ada
Kebas-kebas : Tidak ada atrofi : Tidak ada
9. Darah
Sakit dimulut dan lidah : Tidak ada muka pucat : Tidak ada
Mata berkunang-kunang: Tidak ada bengkak : Tidak ada
Pembengkakan : Tidak ada penyakit darah : Tidak ada
Merah dikulit : Tidak ada perdarahan subkutan: Tidak ada
10. Endokrin
a. Pankreas
Polidipsi : Tidak ada pruritus : Tidak ada
Polifagi : Tidak ada pyorrhea : Tidak ada
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 23
Tuberkulosis Paru
Poliuri : Tidak ada
b. Tiroid
Nervositas : Tidak ada struma : Tidak ada
Exoftalmus : Tidak ada miksodem : Tidak ada
c. Hipofisis
Akromegali : Tidak ada distrfi adipos kongenital: Tidak ada
11. Susunan syaraf
Hipoastesia : Tidak ada sakit kepala : ya
Parastesia : Tidak ada gerakan tics : Tidak ada
Paralisis : Tidak ada
12. Pasca indra
Penglihatan : Baik pengecapan : Baik
Pendengaran : Baik perasaan : Baik
Penciuman : Baik
13. Psikis
Mudah tersinggung : Tidak ada pelupa : Tidak ada
Takut : Tidak ada lekas marah : Tidak ada
Gelisah : Tidak ada
14. Keadaan sosial
Pekerjaan : buruh bangunan
Hygiene : Cukup
Anamnesa penyakit terdahulu :
OS mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit
Riwayat minum obat :
OS mengatakan pernah mengkonsumsi obat puskesmas jika os sakit,dan os tidak
tau nama obanya apa
Anamnesa intoksikasi : tidak ada
Anamnesa makanan
Nasi : freg 3/hari sayur-sayuran : Ya
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 24
Tuberkulosis Paru
Ikan : Ya daging : jarang
Anamnesa family
Penyakit-penyakit family : istri os menderita hipertensi
Penyakit seperti orang sakit: Tidak ada
Anak-anak 4 hidup 4 meninggal 0
Status praesens
KEADAAN UMUM
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 90/50 mmHg
Temperatur : 37,5 C
Pernafasan : 24x / i
Nadi : 100x / i
Keadaan penyakit
Anemia : Ya eritema : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada turgor : Baik
Sianosis : Tidak ada gerakan aktif : Tidak ada
Dispnoe : Tidak ada sikap tidur paksa : Tidak ada
Edem : Tidak ada
KEADAAN GIZI
BB : 45 Kg TB : 155 cm
RBW = (BB / TB-100) X 100% = 81.81 % (Underweight)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
Pertumbuhan rambut : Baik
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 25
Tuberkulosis Paru
Sakit kalau dipegang : Tidak ada
Perubahan lokal : Tidak ada
a. Muka
Sembab : Tidak ada parase : Tidak ada
Pucat : Tidak ada gangguan lokal : Tidak ada
Kuning : Tidak ada
b. Mata
Stand mata : Normal ikterus : Tidak ada
Gerakan : Normal anemia : Ya
Exoftalmus : Tidak ada reaksi pupil : Ya, isokor
Ptosis : Tidak ada gangguan lokal : Tidak ada
c. Telinga
Sekret : Tidak ada
Radang : Tidak ada
Bentuk : Normal
Atrofi : Tidak ada
d. Hidung
Secret : Tidak ada
Bentuk : Normal
Benjolan-benjolan : Tidak ada
e. Bibir
Sianosis : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
Kering : Tidak ada
Radang : Tidak ada
f. Gigi
Karies : Ya molar 2 kanan atas, molar 3 kanan bawah
Pertumbuhan : Normal
Jumlah : 28
Pyorroe : Tidak ada
g. Lidah
Kering : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 26
Tuberkulosis Paru
Beslag : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
h. Tonsil
Merah : Tidak ada
Bengkak : Tidak ada
Beslag : Tidak ada
Membran : Tidak ada
Angina : Tidak ada
2. Leher
Inspeksi :
Struma : Tidak ada
Kelenjar bengkak: Tidak ada
Pulsasi vena : Tidak ada
Torticalis : Tidak ada
Venektasi : Tidak ada
Palpasi
Posisi trachea : Medial
Sakit/nyeri tekan : Tidak ada
Tekanan vena jugularis : R-2 CMH2O
Kosta servicalis : Tidak ada
3. Thorax depan
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis venektasi : Tidak ada
Simetris/asimetris : Simetris pembengkakan : Tidak ada
Bendungan vena : Tidak ada pylsasi verbal : Tidak ada
Ketinggalan bernafas : Tidak ada mammae : tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada iktus : Tidak Teraba
Fremitus suara : kanan lebih kencang dari kiri a. lokasi
Fresmisement : Tidak ada b. Kuat angkat
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 27
Tuberkulosis Paru
c. melebar
d. iktus negatif
perkusi
Suara perkusi paru : Sonor
Batas paru hati
a. Relatif : ICS 5
b. Absolut : ICS 6
Gerakan bebas : 1 cm
Batas jantung Atas : ICS 3 Sin Kanan : LSD Kiri : 1 cm Medial LMCS
Auskultasi
Paru-paru
o Suara pernafasan : Bronkhial Apek paru kiri
o Suara tambahan
A. Ronchi basah : Ada Ronkhi basah
B. Roncki kering : Tidak ada
C. Krepitasi : Tidak ada
D. Gesek pleura : Tidak ada
Cor
o Heart rate :100 x / i
o Suara katup : M1>M2 A2>A1 P2>P1 A2>P2
o Suara tambahan : Tidak ada
Desah jantung fungsional/organis : Tidak ada
Gesek pericardial/pleurocardial : Tidak ada
4. Thorak belakang
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis scapulae alta : Tidak ada
Simetris/asimetris : Simetris ketinggalan bernafas: Tidak ada
Benjoaln-benjolan : Tidak ada venektasi : Tidak ada
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 28
Tuberkulosis Paru
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada penonjolan-penonjolan: Tidak ada
Fremitus suara : Dex > Sin
Perkusi
Suara perkusi paru : Sonor
Batas bawah paru
a. Kanan :proc,spin,vert,tyh VT 8 gerakan bebas : 1 cm
b. Kiri :proc,spin.vert,tyh VT 9
Auskultasi
Suara pernafasan : Bronkhial Apek paru kiri
Suara tambahan : ada ronki basah
5. Abdomen
Inspeksi
Bengkak : Tidak ada
Venektasi/pembentukan vena : Tidak ada
Gembung : Tidak ada
Sirkulasi collateral : Tidak ada
Pulsasi : Tidak ada
Palpasi
Defens muskular : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Lien : Tidak teraba
Ren : Tidak teraba
Hepar TIDAK TERABA nyeri tekan : Tidak ada
Perkusi
Pekak hati : Ada
Pekak beralih : Tidak ada
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 29
Tuberkulosis Paru
Auskultasi
Peristaltik usus : Ada
6. Extremitas
a. Atas
Bengkak : Tidak ada
Merah : Tidak ada
Stand abnormal : Tidak ada
Gangguan fungsi : Tidak ada
Tes rumpelit : Tidak
Reflex :
Biceps +
Triceps +
Radio periost
b. Bawah
Bengkak : Tidak ada
Merah : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
Gangguan fungsi : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Refleks
o KPR +
o APR +
o Struple +
rutin Pemeriksaan laboratorium
Hematologi
Darah Rutin
Haemoglobin 8,2 mg/dL
Hitung Eritrosit 3,2 x10^6/uL
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 30
Tuberkulosis Paru
Hitung Leukosit 14.200 /uL
Hematokrit 24,3 %
Hitung Trombosit 611.000 /uL
Index Eritosit
MCV 76,1 fL
MCH 25,6 pg
MCHC 33,7 %
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 2 %
Basofil 0 %
N. Stab 0 %
N. Seg 88 %
Limfosit 5 %
Monosit 5 %
KIMIA KLINIK
Glukosa darah 136 mg/dL
Fungsi hati
Bilirubin Total 0,24 mg/dL
Bilirubin direct 0,08 mg/dL
AST (SGOT) 37 U/I
ALT (SGPT) 32 U/I
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 31
Tuberkulosis Paru
RESUME
Anamnesa
Keluhan utama : Batuk
Telaah :
OS mengeluh batuk, Batuk yang disertai dahak (+) , batuk disertai
darah(+) dan nyeri dada (+) . sesak napas (+). demam diseratai menggigil (+), keringat
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 32
Tuberkulosis Paru
pada malam hari (-). Nafsu makan menurun dan penurunan berat badan (+). lemas dan
cepat lelah (+). nyeri ulu hati (+) ,mual (+) dan muntah (+) , sakit kepala dan pening (+)
7. Status praesent
Sens : compos Mentis
TD : 90/60 mmHg
HR : 100x / i
RR : 24x / i
T : 37,5 C
Pemeriksaan fisik
Kepala : Conjunctiva anemis, ikterik (-)
Leher : Dalam Batas Normal
Trorak : s.p. Bronkhial s.t. Ronkhi basah
Abdomen : Peristaltik Usus (+), Dalam Batas Normal
Extremitas : Dalam Batas Normal
Pemeriksaan laboratorium
Urin : -
Darah : -
Tinja : -
Dll : Tes Sputum SPS +++
Differensial diagnosa ( diagnosa banding )
1. TB Paru
2. Pneumonia
3. Ca Paru
Diagnosa sementara TB Paru
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 33
Tuberkulosis Paru
Terapi
1. Aktifitas : Istirahat
2. Diet ( jumlah, jenis, jadwal ) : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
3. Medikamentosa : 2 RHZES / 1 RHZE / 5 RHE
Ripampisin 450 1x1
Isoniazid 300 1x1
Pirazinamid 500 2x1
Etambutol 250 1x3
Streptomisin 250 1x3
Paracetamol 500 2x1
Curcuma 200mg 1x1
Pemerksaan anjuran/usul:
BTA Sputum
Kultur resistensi sputum terhadap M. Tuberculosis
Foto Toraks PA
Tes Tuberkulin
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2007, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II, InternaPublishing
2. Crofton, john, 2002, Tuberkulosis Klinis, Widya Medika ;Jakarta
3. Djojodibroto, R. Darmanto, 2012, Respirologi, EGC, jakarta
4. Robbins, 2007, buju ajar patologi edisi 7, EGC, jakarta
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 34
Tuberkulosis Paru
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007, Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis, DEPKES RI, Jakarta, hal 19-24
6. Mubin, A. Halim, Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam, edisi II. Jakarta : EGC,
2008
7. Staff.ui.ac.id/internal/0107050183/material/PATO_DIAG_KLAS.pdf
DISKUSI KASUS
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang didapat pada
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 35
Tuberkulosis Paru
pasien
1. Batuk > 2 minggu
- Disertai dahak
- Disertai darah
2. Sesak nafas
3. Nyeri dada
4. Demam
5. Malaise
6. Anoreksia
7. BB turun
8. Keringat malam
9. Sakit kepala
10.Suara nafas bronkial
11.Suara nafas tambahan
- Amforik
- Ronki basah
12.BTA Sputum SPS
13.Foto Toraks
14.Fungsi Hati
1. OS batuk sudah 3 bulan
- Berdahak, kental, warna putih
disertai darah
2. ada keluhan sesak nafas
3. ada keluhan nyeri dada
4. OS mengeluh demam disertai
menggigil
Diukur suhu tubuhnya : 37,5O C
5. OS mengeluh lemas dan cepat
lelah
6. OS mengeluh nafsu makan
menurun
7. OS mengatakan sebelum batuk 3
bulan ini, badan nya lebih gemuk
8. OS tidak mengeluh suka
berkeringat ketika tidur malam
hari
9. OS mengeluh pusing, sakit
kepala
10.Suara nafas bronkial di bagian
apeks paru kiri
11.Terdengar suara nafas tambahan
- Amforik tidak terdengar
- Ronki basah terdengar di apeks
paru kiri
12.Hasil BTA Sputum +++
13.KESAN; TB Paru
14.Bilirubin Total 0,24 mg/dL
Bilirubin direct 0,08 mg/dL
AST (SGOT) 37 U/I
ALT (SGPT) 32 U/I
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 36
Tuberkulosis Paru
15.Therapy 15.Terapi:
Aktifitas : Istirahat
Diet ( jumlah, jenis, jadwal ) :
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
Medikamentosa:2 RHZES/1 RHZE
/5RHE
Ripampisin 450 1x1
Isoniazid 300 1x1
Pirazinamid 500 2x1
Etambutol 250 1x3
Streptomisin 250 1x3
Paracetamol 500 2x1
Curcuma 200mg 1x1
TUBERKULOSIS PARU
Disusun oleh:
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 37
Tuberkulosis Paru
DIAN SEPTIANA : 07310066
EEN MULIYA : 07320075
EKA AFRIANTI : 07310076
Dokter pembimbing
Dr.Armon Rahmini Sp.PD.KPTI
KEPANITRAAN KERJA SENIOR
RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
SUMATERA UTARA
2013
SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Haji Medan Page 38