Tawon

9
Tawon Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ? Tawon Tawon biasa dari Eropa, Vespula vulgaris Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Arthropoda Kelas: Insecta Ordo: Hymenoptera Subordo Apocrita Tawon adalah serangga terbang yang mudah dikenali karena dikenal suka menyengat bila diganggu dan warnanya yang mencolok pada beberapaspesies. Tawon termasuk dalam ordo Hymenoptera yang juga beranggotakan semut dan lebah. Tawon atau tabuhan kadang-kadang dikelirukan sebagai lebah oleh orang awam. Di dunia ini ada sekitar 75.000 spesies tawon yang sudah diketahui manusia dan sebagian besar dari mereka hidup sebagai parasit dengan menaruh telurnya di tubuh hewan lain. [1] Tawon bisa ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah terlampau panas dan terlampau dingin. Daftar isi [sembunyikan] 1 Morfologi o 1.1 Anatomi o 1.2 Sengat

Transcript of Tawon

Page 1: Tawon

Tawon Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

?Tawon

Tawon biasa dari Eropa, Vespula vulgaris

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Hymenoptera

Subordo

Apocrita

Tawon adalah serangga terbang yang mudah dikenali karena dikenal suka menyengat bila diganggu dan

warnanya yang mencolok pada beberapaspesies. Tawon termasuk dalam ordo Hymenoptera yang juga

beranggotakan semut dan lebah. Tawon atau tabuhan kadang-kadang dikelirukan sebagai lebah oleh

orang awam.

Di dunia ini ada sekitar 75.000 spesies tawon yang sudah diketahui manusia dan sebagian besar dari

mereka hidup sebagai parasit dengan menaruh telurnya di tubuh hewan lain.[1]

Tawon bisa ditemukan di

seluruh dunia, kecuali di daerah terlampau panas dan terlampau dingin.

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Morfologi

o 1.1 Anatomi

o 1.2 Sengat

Page 2: Tawon

o 1.3 Metamorfosis

2 Makanan

3 Cara hidup

o 3.1 Tawon Soliter dan Parasit

o 3.2 Tawon sosial

4 Sarang

5 Peran tawon di alam

6 Perbedaan tawon dan lebah

7 Spesies

8 Referensi

9 Lihat pula

[sunting]Morfologi

[sunting]Anatomi

Anatomi dari tawon jaket kuning (Yellowjacket wasp).

Tawon - dan anggota Hymenoptera lainnya - memiliki tubuh yang mudah dikenali dibandingkan

dengan kelas serangga lainnya. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian utama: kepala, thorax,

dan abdomen (beberapa literatur lain menyebutnya terdiri dari kepala, metasoma,

danmesosoma walaupun maksudnya sama). Ciri khas utama dari anggota Hymenoptera - termasuk tawon

- adalah adanya "pinggang" berukuran ramping yang menghubungkan bagian dada dengan perutnya

(kecuali pada lalat gergaji famili Tenthrenidae) sehingga tubuhnya bisa menekuk dengan mudah. Beberapa

jenis tawon semisal tawon sarang lumpur dari famili Spechidae bahkan memiliki ruas pinggang yang

panjang.[2]

Page 3: Tawon

Di kepala tawon terdapat sepasang mata majemuk, yaitu mata yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang

lebih kecil. Selain sepasang mata majemuk tadi, tawon juga memiliki 3 buah oselus (mata sederhana) di

puncak kepalanya. Oselus tidak digunakan untuk melihat, melainkan untuk mendeteksi

intensitas cahaya di sekitarnya sehingga mereka bisa tahu kapan harus memulai dan mengakhiri

aktivitasnya.[3]

Tawon juga memiliki sepasang rahang bawah (mandibula) yang bisa digunakan untuk

berbagai aktivitas seperti menjepit benda, mencabut serat kayu, dan bahkan untuk membunuh serangga

lain. Bagian lain yang terdapat di kepala tawon adalah sepasangantena yang berbuku-buku untuk

mendeteksi rangsangan kimia.

Tawon sebagai anggota filum Arthropoda tidak memiliki kerangka dalam, namun tubuhnya ditutupi

oleh cangkang luar yang disebuteksoskeleton. Warna cangkang luarnya bervariasi di mana pada tawon

dari famili Vespidae, tubuhnya berwarna mencolok kuning dan hitam sebagai peringatan bagi hewan lain

agar tidak mengganggunya bila tidak ingin disengat.[4]

Tubuh tawon juga nyaris tidak

diselubungi rambut (kebalikan dari lebah yang tubuhnya diselubungi rambut lebat).

Semua tawon memiliki sayap (kecuali tawon betina dari famili Mutillidae[2]

) berwarna transparan. Sayap ini

jumlahnya 2 pasang dan bergerak seirama di mana jika sayap depan naik, maka sayap belakang juga ikut

bergerak naik. Tawon sangat pandai terbang di udara karena saat terbang, ia bisa melakukan

aneka manuverseperti terbang cepat, berputar di angkasa, dan bahkan terbang mundur. Tawon umumnya

terbang dengan melipat kakinya, sementara beberapa jenis tawon lain semisal tawon kertas membiarkan

kaki belakangnya menggantung (tidak terlipat) saat terbang.[5]

[sunting]Sengat

Tawon ikneumon menggunakan ovipositornya untuk mengebor kayu.

Tawon memiliki sengat yang terdapat di ujung abdomennya. Hanya tawon betina yang memiliki sengat,

sementara pejantannya tidak memiliki sengat. Sengat tawon sebenarnya adalah semacam saluran yang

terhubung ke kelenjar bisa. Tawon menggunakan sengatnya untuk melumpuhkan korbannya dan

mempertahankan diri. Sengat tawon tidak bergerigi sehingga tawon bisa menggunakan sengatnya untuk

menyengat berulang kali tanpa khawatir sengatnya akan menancap dan tidak bisa dicabut. Sengatan

Page 4: Tawon

tawon sendiri walaupun menimbulkan rasa sakit biasanya tidak berbahaya bagi manusia, namun pada

beberapa orang yang memiliki alergi pada racun tawon, sengatan yang disebabkan oleh tawon bisa

berakibat fatal.[1]

Beberapa jenis tawon memiliki sengat yang termodifikasi menjadi saluran penyalur telur yang disebut

ovipositor. Tawon bisa memakai sengatnya untuk bertelur karena tabung sengatnya juga terhubung

dengan kantung telur. Ukuran ovipositor sendiri bervariasi dan pada beberapa jenis tawon, ovipositornya

bisa lebih panjang dari tubuhnya. Ovipositor pada beberapa tawon semisal tawon ikneumon begitu kuat

karena diketahui bisa menembus lapisan kayu sekalipun. [6]

[sunting]Metamorfosis

Tawon - seperti anggota Hymenoptera lainnya - menjalani metamorfosis sempurna yang berarti mereka

menjalani 4 tahap dalam pertumbuhannya: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Larva tawon umumnya

tidak memiliki mata, kaki, dan rahang untuk mengunyah sehingga agar bisa makan, ia bergantung pada

induknya yang menaruhnya saat masih menjadi telur di dekat makanannya. Larva tawon yang bertumbuh

akan mengalami pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadikepompong. Kepompong tawon

biasanya berbentuk mirip dengan tawon dewasa, namun berwarna pucat. Tawon yang sudah menjalani

fase kepompong kemudian akan menetas keluar dari kepompongnya, lalu menunggu sejenak agar

sayapnya kering sebelum bisa dipakai untuk terbang.[7]

[sunting]Makanan

Tawon berkaki panjang di atas bunga.

Mayoritas tawon adalah herbivora yang memakan material tumbuhan seperti buah dan nektar.[4]

Sebagian

lainnya seperti tawon raksasa Jepang (Vespa mandarina) adalah omnivora yang juga hidup dengan

memakan daging dari serangga lain. Mereka tidak memiliki enzim pencerna khusus pada tubuhnya

sehingga tidak bisa mencerna daging mangsanya secara langsung. Untuk mengatasinya, mereka

memberikan potongan daging pada larvanya. Larva yang menghasilkan enzim pencerna protein ini akan

mengunyah daging tersebut, lalu memuntahkannya kembali kepada tawon dewasa.[8]

Berkebalikan dengan tawon dewasa yang mayoritasnya adalah herbivora, larva tawon umumnya

adalah karnivora yang memakan daging hewan lain. Makanannya bervariasi, mulai dari kutu daun, larva

Page 5: Tawon

serangga, kepompong,[9]

belalang, hingga tarantula. Larva tawon tidak memiliki mata dan kaki sehingga

agar larvanya bisa makan secara mandiri, induknya menitipkan larva ke dalam suatu ruangan yang berisi

mangsa yang sudah dilumpuhkan. Larva tawon juga tidak memiliki rahang pengunyah sehingga ia makan

dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya.[7]

Beberapa jenis tawon parasit menyusupkan telurnya

ke dalam tubuh hewan yang masih hidup sehingga ketika telurnya menetas, larva akan memakan daging

mangsanya dari dalam.[10]

Tidak semua larva tawon hidup dengan memakan daging. Satu jenis tawon yang dikenal sebagai tawon

nektar diketahui memberi makan larvanya dengannektar.[11]

Larva dari lalat gergaji famili Tenthredinidae

hidup dari memakan daun. Jenis tawon lainnya yang disebut tawon gal dari famili Cyinipidae menaruh

larvanya dalam suatu struktur mirip gelembung pada tanaman yang disebut gal (gall). Larva yang baru

menetas kemudian akan memakan jaringan gal tersebut. [2]

[sunting]Cara hidup

Tawon berdasarkan cara hidupnya secara garis besar bisa dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tawon

soliter yang hidup sendirian di hampir sepanjang hidupnya dan tawon sosial yang hidup bersama-sama

dalam suatu kelompok besar.

Tawon Aleiodes indiscretus sedang melumpuhkan ulat.

[sunting]Tawon Soliter dan Parasit

Tawon soliter adalah tawon yang hidup sendirian (soliter) di hampir sepanjang hidupnya. Mayoritas dari

tawon soliter dikenal sebagai tawon parasit karena menaruh telurnya pada tubuh serangga lain sehingga

anaknya hidup dengan memakan daging dari inangnya. Beberapa tawon parasit juga menaruh telurnya

dalam sarang tawon atau serangga lain sehingga larvanya hidup dari persediaan makanan

inangnya.[12]

Tawon soliter lainnya berburu hewan lain seperti ulat dan laba-laba untuk makanan anaknya.

Ia melumpuhkan korbannya dengan sengat sehingga korbannya lumpuh dan tidak bisa bergerak bebas,

lalu memasukkannya ke dalam liang di tanah atau sarang dari lumpur yang ia buat sendiri. Telurnya lalu

ditaruh di dekat korban yang sudah lumpuh sehingga anakan yang baru menetas sudah memiliki

persediaan makanannya sendiri.[13]

[sunting]Tawon sosial

Page 6: Tawon

Beberapa jenis tawon, yang juga disebut "tabuhan" (misalnya Vespa orientalis), hidup dalam suatu

kelompok besar yang disebut koloni. Tawon yang hidup dalam koloni melakukan aneka pekerjaan seperti

mencari makan, membesarkan anak-anak, dan membuat sarang secara bersama-sama.

Sistem pengkastaan dalam koloni tawon relatif lebih sederhana dibandingkan sistem pengkastaan pada

koloni semut dan rayap di mana koloni tawon biasanya hanya tersusun dari puluhan hingga ratusan tawon

pekerja, seekor tawon ratu, dan pada saat-saat tertentu terdapat tawon jantan. Anggota yang disebut ratu

biasanya adalah tawon pertama dalam koloni tersebut yang membuat sarang dan bertelur. Setelah tawon-

tawon pekerja baru lahir (yang semuanya adalah betina), tugas-tugas seperti mengumpulkan makanan,

merawat larva, dan memperbesar sarang dilakukan oleh tawon pekerja dan tugas ratu selanjutnya

hanyalah bertelur.[5]

Telur yang dihasilkan tawon dan akan tumbuh menjadi tawon betina adalah telur yang dibuahi dari

persediaan sperma saat melakukan perkawinan dengan pejantan. Tawon ratu kemudian baru akan

menelurkan telur yang tidak dibuahi yang akan tumbuh menjadi tawon jantan bila populasi sarang sudah

mulai terlampau penuh. Sebagian tawon betina dari kasta pekerja selanjutnya kawin dengan pejantan dan

pergi dari koloninya untuk memulai koloni baru di tempat lain. Jika tawon ratu mati terlalu awal, salah satu

tawon pekerja akan menggantikan tugasnya untuk bertelur. Telur yang dihasilkan tawon ratu baru ini akan

tumbuh menjadi tawon jantan karena tidak dibuahi. Tawon ratu baru ini akan kawin dengan pejantan, lalu

barulah dia bisa menelurkan calon-calon pekerja baru. Tawon jantan sendiri mati setelah kawin.[5]

Tidak seperti koloni semut atau lebah madu, koloni tawon tidak mengumpulkan makanan sehingga

di wilayah empat musim, koloni tawon yang memasuki musim dingin akan musnah karena anggota

koloninya mati kedinginan dan kelaparan. Beberapa tawon betina yang masih hidup kemudian akan

mencari tempat untuk melakukan hibernasi (tidur panjang selama musim dingin). Begitu memasuki musim

semi, tawon betina yang sudah berhasil melewati musim dingin kemudian akan mendirikan koloni baru.[5]

[sunting]Sarang

Sarang tawon kertas.

Sarang yang dibuat tawon beraneka ragam dan bergantung pada jenis serta cara hidupnya. Tawon soliter

membuat sarang untuk menaruh persediaan makanan sekaligus sebagai tempat bertumbuh anaknya.

Page 7: Tawon

Tawon umumnya memanfaatkan material yang terdapat di alam untuk membuat sarang karena tubuhnya

tidak memiliki kelenjar penghasil bahan pembuat sarang semisal seperti kelenjar lilin yang terdapat

pada lebah madu. Tawon kura-kura yang memburu laba-laba misalnya, membuat sarang sederhana

berupa suatu liang di dalam tanah untuk menaruh korbannya.[13]

Tawon soliter jenis lain sepertitawon

pot membuat sarang yang terbuat dari lumpur dan menempel di permukaan benda lain seperti tembok

atau pohon. Lumpur pembuat sarangnya dibuat dengan cara memadatkan gumpalan tanah

atau pasir dengan air liurnya.[14]

Tawon soliter lainnya yang hidup sebagai tawon parasit umumnya tidak

membuat sarang karena ia menaruh telurnya langsung pada tubuh inangnya. [10]

Tawon sosial membentuk sarang yang lebih rumit karena sarangnya terdiri dari beberapa bilik yang

jumlahnya bisa mencapai ratusan. Bilik ini digunakan sebagai tempat tumbuh tawon dari telur

hingga kepompong. Sarang dari tawon sosial umumnya terbuat dari bahan mirip bubur kertas (pulp).

Bahan pembuat sarangnya dibuat dengan cara mengambil potongan serat kayu dengan rahangnya, lalu

mengunyahnya dan mencampurnya dengan air liur sampai mengental. Tawon lalu membentuk struktur

mirip bubur kertas itu sesuai kebutuhan untuk membentuk sarangnya. Sarang dari tawon sosial bisa

tumbuh hingga bergaris tengah 1 meter dan berumur 25 tahun.[13]

[sunting]Peran tawon di alam

Tawon merupakan salah satu serangga yang sangat penting bagi ekosistem setempat. Sebagian besar

tawon memburu hewan-hewan seperti ulat yang merusak tanaman untuk makanan larvanya sehingga

penting dalam mengendalikan populasi hewan-hewan hama di alam. Tawon sendiri pada gilirannya

dimakan oleh pemangsa serangga lain sehingga menciptakan suatu rantai makananyang

berkesinambungan. Peran mereka dalam mengendalikan populasi hama membuat beberapa jenis dari

mereka diternakkan secara khusus untuk menjadi pembasmi hama ramah lingkungan (bioinsektisida).

Tawon dewasa juga berperan dalam proses penyerbukan bunga saat memakan nektar sehingga ikut

membantu perkembangbiakan tanaman yang bersangkutan.[15]

Tidak semua tawon membawa dampak positif bagi lingkungan dan juga manusia. Larva dari lalat gergaji

famili Tenthredinidae memakan daun sehingga merusak tanaman. Tawon juga dianggap merugikan

manusia ketika membuat sarang di sekitar pemukiman manusia karena mereka sewaktu-waktu bisa

menyengat manusia dan hewan peliharaan bila merasa terganggu.[15]

Spesies tawon penyengat

Jepang (Vespa mandarina) juga dianggap mengganggu perkembangan komunitas peternak

lebah di Jepang karena serangannya bisa melenyapkan koloni lebah madu yang didatangkan

dari Eropa. [16]

[sunting]Perbedaan tawon dan lebah

Tawon sering dikelirukan dengan lebah karena kemiripan fisiknya dan sama-sama merupakan

anggota Hymenoptera yang bisa terbang, namun tawon dan lebah bisa dibedakan dengan melihat dan

membandingkan karakteristik antara keduanya.

Page 8: Tawon

Tawon Lebah

Bertubuh relatif ramping Bertubuh gemuk

Mulutnya memiliki rahang (mandibula) untuk menggigit Mulutnya tidak memiliki mandibula

Berambut tipis atau nyaris tidak berambut Berambut tebal

Larvanya (umumnya) memakan daging Larvanya memakan madu

Semua kakinya berukuran sama Kaki belakangnya lebih besar & lebih pipih

[sunting]Spesies

Famili Vespidae (tabuhan):

Vespa affinis

Vespa analis

Vespa auraria

Vespa basalis

Vespa bellicosa

Vespa bicincta

Vespa bicolor

Vespa binghami

Vespa crabro (tabuhan Eropa)

Vespa ducalis

Vespa dybowskii

Vespa fervida

Vespa fumida

Vespa luctuosa

Vespa mandarinia (tabuhan raksasa Asia atau tabuhan raksasa Jepang)

Vespa mocsaryana

Vespa multimaculata

Vespa orientalis (tabuhan Oriental)

Vespa philippinensis

Vespa simillima

Page 9: Tawon

Vespa soror

Vespa tropica (tabuhan tropis)

Vespa velutina

Vespa vivax

[sunting]Referensi

1. ^ a b Wasps Everyhting About.

2. ^ a b c Johnson, Jimy. 1997. "Ensiklopedia Anak-Anak: Dunia Serangga dan Laba-Laba 3". Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, hal. 20-21.

3. ^ Time Life. 1996. "Hamparan Dunia Ilmu Time Life: Dunia Serangga". Jakarta: PT Tira Pustaka, hal.

22-23.

4. ^ a b Johnson, Jimy. 1996. "Binatang Merayap 1". Jakarta: PT Elex Media Komputindo, hal. 8-9.

5. ^ a b c d Nanao, Jun, Hidetomo Oda, & Hidekazu Kubo. 1996. "Seri Misteri Alam 52: Tawon Kertas".

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

6. ^ Time Life. 1996. "Hamparan Dunia Ilmu Time Life: Dunia Serangga". Jakarta: PT Tira Pustaka, hal.

124-125.

7. ^ a b Oda, Hidetomo & Hiroshi Ogawa. 1996. "Seri Misteri Alam 29: Tawon dan Lebah". Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, hal.10-15

8. ^ Hunt, J. H., I. Baker, & H. G. Baker. 1982. "Similarity of amino acids in nectar and larval saliva: the

nutritional basis for trophallaxis in social wasps". Evolution 36: 1318-1322

9. ^ Nanao, Jun, Hidetomo Oda, & Nanao-Kikaku. 1996. "Seri Misteri Alam 20: Kutu Daun". Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, hal. 8

10. ^ a b Nanao, Jun, Hidetomo Oda, & Nanao-Kikaku. 1996. "Seri Misteri Alam 20: Kutu Daun". Jakarta:

PT Elex Media Komputindo, hal. 25

11. ^ http://www.bentler.us/eastern-washington/animals/insects/wasps/pollen-wasp-pseudomasaris-

edwardsii

12. ^ Oda, Hidetomo & Hiroshi Ogawa. 1996. "Seri Misteri Alam 29: Tawon dan Lebah". Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, hal. 20-21.

13. ^ a b c Time Life. 1996. "Hamparan Dunia Ilmu Time Life: Dunia Serangga". Jakarta: PT Tira Pustaka,

hal. 110-111.

14. ^ Oda, Hidetomo & Hiroshi Ogawa. 1996. "Seri Misteri Alam 29: Tawon dan Lebah". Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, hal. 6-8.

15. ^ a b More About Wasps Everything About.

16. ^ Piper, Ross. 2007. "Extraordinary Animals: An Encyclopedia of Curious and Unusual Animals".

Greenwood Press.