Tata Ruang Sekolah
-
Upload
agi-rezka-idzadzi -
Category
Documents
-
view
2.622 -
download
139
Transcript of Tata Ruang Sekolah
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Tata Ruang Sekolah
Lingkungan sekolah yang baik tidak mesti identik dengan sekolah unggulan
atau sekolah mahal. Menciptakan lingkungan sekolah yang baik dapat dilakukan
dengan menciptakan suasana yang nyaman, bersih, dan indah sehingga dapat
menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Untuk merealisasikannya tidak
harus mengeluarkan biaya yang banyak. Meskipun suatu sekolah mempunyai
keterbatasan keuangan, dengan langkah yang sederhana hal tersebut dapat
diwujudkan. Contohnya menjaga kebersihan dilingkungan sekolah serta menata
halaman sekolah senyaman mungkin. Dari penataan ruang sekolah yang teratur,
asri, dan bersih diharapkan anak didik dapat mengembangkan diri menata ruang di
keluarga masing-masing dengan hal yang sama. Kebiasaan ini diharapkan dapat
membentuk perkembangan dan karakter anak yang memiliki kesadaran pada tata
ruangnya.
Kondisi fisik sekolah harus memperhatikan dan menukung kesehatan fisik,
mental dan sosial anak. Karena itu, dari sisi fisik, sekolah harus dirancang agar
tata letak, lokasi, dan kondisi bangunan, peralatan sekolah, dan sanitasi sekolah
mampu memenuhi syarat kesehatan, kenyamanan, dan keamanan bagi warga
sekolah. Dari sisi mental, sekolah harus memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan sehat. Dari sisi sosial, sekolah harus menyediakan ruang bagi
siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya, guru dan warga sekolah lainnya.
SMAN 1 Majalengka memiliki area yang cukup luas. Di dalamnya terdapat
laboratorium yang lengkap, auditorium, sarana olahraga seperti lapangan tenis,
basket, volly, dan sepakbola yang memadai, perpustakaan, ruang multimedia dan
lain sebagainya. Namun, penataan sarana-sarana tersebut kurang baik sehingga
tidak terlihat asri dan indah. Apalagi, lingkungan sekolah terlihat gersang dengan
3
minimnya pohon-pohon yang rindang di sekitarnya. Tempat parkir kendaraan
bermotor pun kurang tepat karena berada di tengah sekolah tepatnya di dekat
kelas-kelas. Oleh karena itu, tata ruang sekolah harus diperhatikan agar sekolah
bisa terlihat lebih asri dan indah.
Penataan lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk
menciptakan sekolah yang berbudaya lingkungan. Oleh karena itu, SMAN 1
Majalengka harus menata kembali beberapa bagian ruang sekolah. Sebagai
contoh, SMAN 1 Majalengka memiliki ruang sekretariat yang banyak. Namun
penataan serta fungsinya kurang maksimal. Halaman sekretariat yang cukup luas
tidak ditunjang dengan pemeliharaannya yang maksimal sehingga selalu terlihat
kurang rapi dan bersih. Seharusnya ada kesadaran dari setiap anggota sekretariat
untuk secara rutin membersihkan lingkungan sekitar sekretariat dengan cara
membuat jadwal piket dan diawasi pelaksanaannya. Selain itu, tempat parkir bagi
siswa memiliki letak yang kurang strategis. Tempat parkir seharusnya berada jauh
dari lingkungan belajar siswa misalnya di belakang sekolah atau disamping
gerbang masuk.
B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun,
prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Bagi para
siswa, tentunya kegiatan belajar mengajar memerlukan lingkungan pekarangan
sekolah yang nyaman, bersih, dan cukup pepohonan.
Adapun sarana dan prasarana sekolah yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Ruang kelas
a. Ruang kelas diupayakan tidak terlalu padat, sehingga masih
memungkinkan siswa bergerak secara leluasa.
4
b. Setiap ruang kelas sebaiknya dilengkapi dengan dua pintu, dengan daun-
daun pintu menghadap keluar, sehingga dalam keadaan darurat siswa
dengan cepat dapat keluar.l
c. Luas jendela dan ventilasi udara minimal 20% dari luas lantai, sehingga
memungkinkan pertukaran udara secara terus-menerus. Apabila ruangan
kelas ber-AC, maka jendela harus tertutup rapat.
d. Warna dinding kelas diupayakan tidak satu warna saja.
e. Jarak papan tulis dengan bangku paling depan minimal 2,5 m.
f. Penerangan dalam kelas diupayakan memanfaatkan sinar matahari yang
datang dari 2 jurusan yaitu kiri dan kanan.
g. Ruangan kelas bersih, rapi, dan serasi.
2. Halaman sekolah
a. Halaman sekolah harus selalu kering dan rata, serta mempunyai pengaliran
air yang baik.
b. Halaman ditanami rumput yang selalu dipotong pendek dan juga ditanami
pohon yang rindang.
c. Jika halaman cukup luas, sediakan kolam ikan atau kebun sekolah.
d. Bersih dari segala macam jenis sampah.
e. Resapan air dan saluran drainase air hujan untuk menunjang kebersihan,
kesehatan dan konservasi air tanah.
3. Kamar Mandi
a. Tersedia ventilasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara.
b. Tersedia penerangan listrik.
c. Kamar mandi atau WC pria dan wanita terpisah dengan tanda yang jelas.
d. Jumlah kamar mandi/WC cukup bagi warga sekolah, sehingga tidak terjadi
antrean yang cukup berarti.
e. Kedap air, tidak terdapat sudut-sudut tajam, dinding tidak berlumut, selalu
tersedia air pada bak, tidak terdapat genangan air pada lantai, dan lantai
tidak retak.
5
f. Jika tempat untuk membuang kotoran adalah septic tank, maka dirancang
kedap air, sehingga tidak sampai mencemari sumur sekitar.
g. Kamar mandi/WC tidak bau tak sedap dan terlihat bersih dari segala
kotoran dan binatang-binatang pengganggu (lalat, nyamuk, kecoa, dll).
h. Melakukan penghematan air dan kran tidak bocor.
i. Tersedia pembersih/alat pembersih disetiap kamar mandi/WC dan tempat
sampah tertutup.
4. Septik Tank
Jamban ini sama dengan jamban sistem resapan. Jumlah septik tank ganda
mempunyai dua atau lebih penampung lubang kotoran. Cara pemakaian dilakukan
bergilir setelah salah satu bak penampung terisi penuh. Bak penampung yang
telah penuh ditutup dan didiamkan beberapa lama supaya kotoran dapat dijadikan
kompos atau pupuk. Saluran pembuangan dapat dipindahkan dengan menutup
atau membuka lubang saluran yang dikehendaki pada bak pengontrol. Ukuran
lubang dan ukuran jamban tergantung pada kebutuhan dan persediaan lahan.
Kotoran yang telah berubah menjadi kompos dapat diambil dan dimanfaatkan
sebagai pupuk. Bak penampungan yang telah dikosongkan dapat dimanfaatkan
kembali.
a. Bahan yang dibutuhkan antara lain :
1) Batako/batu bata
2) Papan atau bahan dinding
3) Bahan atap (seng,genteng)
4) Pipa plastik/pralon besar dan kecil
5) Kawat
6) Kayu/bamboo Pasir
7) Semen
8) Batu kali dan kerikil
9) Tali
10) Kloset atau mangkokan leher angsa
6
b. Peralatan yang dibutuhkan antara lain :
1) Cangkul/alat penggali
2) Alat pertukangan kayu dan batu
c. Langkah – langkah pembuatannya :
1) Pilih salah satu model bak penampung.
2) Tentukan jarak dari sumber air menurut kondisi tanah.
3) Bangunlah konstruksi
4) Isilah sekeliling bak dengan bahan porous (kerikil,ijuk,batu,dll).
5) Buat penutup bak dan letakkan diatas bak.
6) Jamban siap dipakai, apabila sudah penuh arah pembuangan kotoran
diubah melalui bak control.
7) Kotoran yang sudah menjadi kompos dimanfaatkan menjadi pupuk.
d. Penggunaan Septik Tank
1) Tutup lubang pembuangan dibuka.
2) Jongkok/duduk di atas kloset untuk melaksanakan hajat besar.
3) Setelah selesai membuang kotoran diguyur dengan air secukupnya.
e. Pemeliharaan Septik Tank
1) Jangan menggunakan benda keras pada saat membongkar pupuk
(untuk menghindari dinding bak).
2) Selalu diperbaiki apabila ada konstruksi yang rusak.
3) Lubang-lubang kotoran perlu ditutup rapat guna menghindari serangga
dan bau.
f. Keuntungan adanya septik tank
1) Tak perlu membuat bak penambung berpindah-pindah.
2) Kotoran dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk kompos tanpa
efek kesehatan.
3) Tanah di sekitar bak penampung menjadi subur.
4) Lebih rapi, aman bila dibandingkan kakus cemplung (gangguan,
serangga, dan bau).
g. Kerugian adanya septic tank
1) Kurang sesuai untuk daerah yang sumber airnya dangkal.
7
2) Rekatif lebih mahal biaya konstruksinya.
5. Air Bersih
a. Selalu tersedia air bersih untuk kebutuhan siswa dan guru.
b. Tersedia kran-kran air di sejumlah tempat yang terjangkau siswa untuk
keperluan cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan lap kering.
c. Selain air bersih, sekolah juga perlu memiliki air untuk keperluan lain
seperti menyiram tanaman, membersihkan lantai, dan kebersihan WC.
Untuk keperluan tersebut, sekolah dapat memanfaatkan air hujan yang
ditampung atau air bekas pemakaian lainnya seperti bekas air wudhu, air
untuk cuci tangan, dll.
d. Memanfaatkan air bersih secara efisien, seperti jangan biarkan air keran
mengucur terus, matikan segera setelah selesai digunakan.
e. Lakukan usaha–usaha penghijauan karena dapat membantu proses
penyerapan air ke dalam tanah
f. Membuat instalasi pengolahan air bersih yang sederhana.
6. Tempat Sampah
a. Tersedia di setiap ruangan dan di halaman sekolah.
b. Tempat sampah berukuran besar, tertutup dan terpilah (organik dan
anorganik).
c. Tersedia Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang tertutup
untuk menampung sampah dari tempat sampah lainnya.
d. Pengelolaan atau penanganan sampah organik menjadi kompos yang
dilakukan sendiri oleh pihak sekolah.
e. Daur ulang sampah anorganik dan mengurangi penggunaan barang-barang
yang dapat mengahasilkan sampah (reduction).
8
7. Ruang Terbuka Hijau
a. Ada keseimbangan antara luas terbangun dan terbuka atau sekolah dapat
mengganti fungsi ruang terbuka hijau dengan tanaman vertikal, tanaman
pada pot, dan sumur resapan.
b. Mempunyai kerindangan, keteduhan dan kehijauan di sekitar sekolah.
c. Ditanami berbagai jenis tanaman sebagai sumber belajar siswa, terutama
tanaman-tanaman lokal dan tanaman-tanaman obat.
d. Memperhatikan aspek estetika alam pemilihan dan penempatan tanaman.
C. Sanitasi Lingkungan
Kesehatan sangat dipengaruhi lingkungan. Lingkungan yang tidak
sehat atau sanitasinya tidak terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Sanitasi yang buruk memungkinkan penyakit menular terus menyebar.
Komponen lingkungan yang berpotensi besar menjadi penyebab berbagai
jenis penyakit adalah air. Maka dari itu, penggunaan air perlu diperhatikan
agar kesehatan warga sekolah dapat terjaga. Luasnya areal taman yang
dimiliki , maka usaha-usaha pengelolaan kebersihan dilakukan dengan
sistem kapling. Masing-masing kelas memiliki tugas dan tanggung jawab
terhadap taman-taman tertentu. Namun demikian pengelolaan kebersihan
taman tidak sepenuhnya ditangani oleh siswa , juga dibontu oleh stat Tata
Usaha melalui gerakan jumat bersih. Disamping itu pula adanya tenaga
honorer kebersihan juga sangat membantu kebersihan taman. Aktivitas-
aktivitas untuk menciptakan sanitasi lingkungan yang baik adalah:
1. Membersihkan Kelas dan Halaman Sekolah Secara Rutin.
Perlengkapan kebersihan di kelas harus memadai dan usahakan
mencegah mengendapnya debu. Ruangan kelas dan halaman yang bersih
dan rapi dapat mencegah berkembangbiaknya lalat dan nyamuk.
9
2. Membersihkan Kamar Mandi atau Toilet.
Kamar mandi atau toilet merupakan tempat yang paling kondusif untuk
dijadikan tempat perkembangbiakan berbagai jenis organisme penyebab dan
pembawa penyakit. Kamar mandi harus sering dibersihkan dibanding ruangan
lainnya.
3. Sistem Sumur Resapan Air
Sumur resapan adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang
dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah
sehingga mempertahankan bahkan meningkatkan tinggi muka air tanah
dan mengurangi laju air permukaan yang dapat menimbulkan banjir.
Sistem sumur serapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi
genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau
bahkan membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk.
Sumur resapan merupakan kebalikan dari sumur air minum yang
berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan. Selain fungsi-fungsi
di atas, sumur resapan berfungsi sebagai pengendali banjir, melindungi
dan memperbaiki tanah serta menekan laju erosi.
Konstruksi sumur resapan sebagaimana layaknya sumur gali yang
dilengkapi perkuatan dinding dengan ruang sumur tetap direncanakan
kosong guna menampung semaksimal mungkin air sehingga dimensinya
optimal. Kendala estetika dapat diatasi dengan menutup bagian atas sumur
menggunakan plat beton kemudian tanah dan lumpur ataupun dengan
kombinasi pembuatan taman.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan
dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada
kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan pembuatan konstruksi
SRA tidak memerlukan biaya besar, tidak memerlukan lahan yang luas,
dan bentuk konstruksi SRA yang sederhana.
10
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konsevasi air yang
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa.
Sebuah sekolah harus memenuhi syarat kenyamanan agar bisa
dijadikan sarana penyegaran pikiran setelah belajar. Adapun syarat-syarat
lingkungan sekolah yang nyaman, diantaranya:
a. Lapangan sehingga menyerupai bentuk sumur gali
Fasilitas lapangan adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi
kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan
dengan ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain
juga dapat digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel
pagi, dan kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang
luas.
b. Pepohonan rindang
Semakin pesatnya pertumbuhan sebuah daerah menyebabkan
pepohonan rindang habis ditebangi untuk dijadikan bangunan, terlebih jika
harga tanah ikut melonjak naik. Inilah yang menjadikan jumlah oksigen
berkurang. Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar
oksigen yang sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke
otak menjadi lambat, padahal nutrisi yang kita makan sehari-hari
disampaikan oleh darah ke seluruh tubuh kita. Karena itulah dibutuhkan
banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan sekolah dan
lingkungan sekitar sekolah.
c. Sistem sanitasi dan sumur resapan air
Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan
layak untuk ditinggali. Dengan sistem sanitasi yang bersih, maka seluruh
warga sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar
mengajar. Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk
mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan air yang dapat
menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau bahkan membahayakan apabila
didiami oleh jentik-jentik nyamuk.
d. Tempat pembuangan sampah
11
Sampah adalah salah satu musuh utama yang mempengaruhi kemajuan
suatu peradaban. Semakin bersih suatu tempat, maka semakin beradab
pula orang-orang di tempat itu. Terbukti dari kesadaran penduduk-
penduduk di negara maju yang sadar untuk tidak membuang sampah
sembarangan. Dalam masalah sampah di sekolah, perlunya ditumbuhkan
kesadaran bagi seluruh warga sekolah untuk turut menjaga lingkungan.
Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sampah berupa
tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di sekolah, dan
memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya.
e. Lingkungan sekitar sekolah yang mendukung
Adanya kasus di beberapa daerah, misalnya lingkungan sekolah yang
dekat dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, atau lingkungan
sekolah yang berada di pinggir jalan raya yang selalu padat, atau bahkan
lingkungan sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan
sampah atau sungai yang tercemar sampah sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan akibat bau-bau tak sedap. Kasus-kasus tersebut adalah
kasus yang perlu penanganan langsung dan serius dari pemerintah.
Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat menyebabkan
siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan kualitas
kecerdasan akibat polusi tersebut. Karena itulah sudah saatnya pemerintah
memperhatikan generasi penerusnya ini, karena beberapa kasus terjadi
malah diakibatkan pemerintah itu sendiri. Contohnya, sebuah sekolah yang
sudah berada di lingkungan yang mendukung, tapi tiba-tiba harus
merasakan imbas dari pembangunan proyek di sekitar sekolah itu akibat
pemerintah yang tidak mengindahkan sistem tata kota yang sudah ada.
f. Bangunan sekolah yang kokoh dan sehat
Banyak sekali adanya kasus tentang bangunan sekolah yang roboh di
Indonesia. Entah itu karena bangunannya sudah tua, ataupun bangunan
12
baru yang dibangun dengan asal-asalan. Ini juga adalah kewajiban
pemerintah untuk mengatasinya. Karena bangunan sekolah sudah
semestinya dibangun dengan kokoh dan memiliki syarat-syarat bangunan
yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan luas masing-masing ruang
kelas yang ideal.
Mungkin banyak sekali syarat-syarat lingkungan sekolah yang
nyaman, tapi keenam poin di atas sudah cukup untuk menjadikan suasana
belajar dan mengajar yang menyenangkan bagi siswa dan gurunya.
D. Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
banyak orang di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah siswa dan
aktivitas di suatu sekolah, membuat volume sampah terus meningkat.
Sampah tersebut dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan jika
tidak dikelola dengan baiik. Pengelolaan sampah yang dimaksud agar
sampah tidak membahayakan kesehatan warga sekolah, tidak mencemari
lingkungan, dan untuk mengambil manfaatnya. Hal ini didasari oleh
pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih dapat
dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut
muncul seiring dengan langkanya sumber daya alam dan semakin
rusaknya lingkungan.
1. Hakikat Sampah
Sampah dan limbahnya pada dasarnya merupakan sisa dari proses
pengubahan energy yang tidak bisa sempurna. Hal ini sesuai denfan
hokum termodinamika kedua yang banyak digunakan dalam ilmu fisika.
Meskipun energy tidak pernah hilang dari alam raya tapi akan
diubahdalam bentuk yang kurang bermanfaat. Hukum tersebut kemudian
dijadikan salah satu asas dasar ilmu lingkungan yang menyatakan bahwa
tak ada system pengubahan energy yang betul-betul efisien. Artinya selalu
adasisa atau disebut entropy.
2. Jenis dan Sumber Sampah
13
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah dapat berupa padt, cair dan gas. Sampah
yang berupa gas disebut dengan polusi. Dalam kehidupan manusia,
sampah banyak dihasilkan oleh aktivitas industry yang kemudian dikenal
dengan istilah limbah. Tidak hanya dari industry, limbah dapat pula
dihasilkan dari kegiatan pertambangan, manufaktur (proses pabrik), dan
konsumsi. Hamper semua produk industry akan menjadi sampah pada
suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. Berdasarkan sumbernya, sampah dapat dibagi atas enamyaitu
sampah alam, manusia, konsumsi, nuklir, industry dan pertambangan.
Namun, berdasarkan sifatnya terdiri dari sampah organic dan sampah
anorganik.
3. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah mutlak diperlukan mengingat dampak buruknya
bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah menjadi tempat
berkembangbiaknya organisme penyebab dan pembawa penyakit. Sampah
juga dapat mencemari lingkungan dan mengganggu keseimbangan
lingkungan. Karena itu, pemerintah di berbagai belahan dunia berupaya
menanganinya walaupun dengan biaya yang tidak sedikit. Pengelolaan
sampah disekolah ini, umumnya belum dilaksanakan secara tepat dan
terpadu. Sampah dari berbagai sumber langsung diangkut menuju Tempat
Penampungan Sementara (TPS) tanpa melalui proses pemilihan.
Upaya pertama dalam pengelolaan sampah secara terpadu adalah
pemilihan yang dilakukan mulai dari sampah organik dan sampah
anorganik (kaca, plastic, dll). Sampah dapat didaur ulang di tempat sumber
sampah atau dibawa atau dijual untuk dilakukan proses daur ulang atau
dibuat kompos untuk digunakan di lokasi sumber sampah.
a. Pengolahan Sampah Organik
14
Sampah organik dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui proses
tertentu untuk pakan ternak, khususnya ikan. Sampah organic juga dapat diproses
untuk berbagai keperluan diantaranya adalah pakan ternak dan kompos.
b. Pengolahan Sampah Anorganik
Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, pelastik, kaleng, sampah
bekas alat-alat elektronik dan lain-lain. Sampah ini sering kita jumpai di beberapa
tempat. Sifatnya sukar diurai oleh mikroorganisme, sehingga akan bertahan lama
menjadi sampah. Sampah pelastik bisa sampai ratusan tahun, sehingga dampaknya
akan sangat lama. Untuk mengatasi masalah sampah anorganik, dapat dilakukan
dengan cara :
1) Reuduce ( Mengurangi penggunaan)
Penanganan sampah anorganik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
reduce, reuse, dan recycle (daur ulang). Mengurangi sampah bisa dilakukan,
yaitu dengan menerapkan pola hidup sederhana. Menggunakan kembali
barang-barang yang masih layak pakai juga merupakan salah satu perilaku
yang menguntungkan baik secara ekonomis maupun ekologis.
2) Reuse (Menggunakan Ulang)
Banyak sekali barang-barang yang setelah digunakan bisa digunakan ulang
dengan fungsi yang sama dengan ungsi awalnya tanpa melalui proses
pengolahan. Sebagai contoh, jika membeli botol minuman ukuran besar botol
tersebut digunakan kembali sebagai tempat minuman, maka kita sudah ikut
mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan.
3) Recycle (Daur ulang)
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian,
dan pembuatan produk/material bekas pakai. Contoh material yang dapat
didaur ulang diantaramya botol bekas wadah kecap, kertas, logam bekas, dan
plastik bekas.
Pengelolaan sampah anorganik dengan cara daur ulang merupakan salah
satu cara yang efekti, karena selain menguntungkan secara ekonomis juga
secara ekologis. Proses daur ulang sampah dapat dilakukan dalam skala yang
15
besar maupun kecil. Adapun proses daur ulang tersebut akan menghasilkan
barang-barang dengan:
a) Bentuk dan fungsinya tetap
Misal: daur ulang kertas dengan hasil dan bentuk yang sama.
b) Bentuk berubah tetapi fungsi tetap
Misal: daur ulang botol bekas air mineral.
c) Bentuk berubah dan fungsi pun berubah
Misal: plastik menjadi sedotan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
sampah berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jenis sampah itu sendiri.
Untuk itu, pemilahan berbagai jenis sampah harus dilakukan sejak awal,
agar dalam pengelolaannya lebih mudah, sehingga selain bernilai ekolohis,
sampah juga bisa menjadi sumber pendapatan.
c. Kompos
Sampah organik juga bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian. Dengan
bantuan mikroorganisme (mikroba), sampah organik bisa dimanfaatkan untuk
pemupukan tanaman, yaitu melalui proses pengomposan. Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat secara artificial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H.
Crawford, 2003).
Sementara itu, pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba
yang memanfaatkan bahan organik sebagai bahan energi. Jadi, pada
prinsipnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan,
misalnya: sampah organik, kertas, dan beberapa limbah. Bahan organik
yang sulit dikomposkan antara lain: tulang, tanduk dan rambut. Mikroba
yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang
aktif pada suhu tinggi.
16
Kompos memiliki banyak manfaat ditinjau dari beberapa aspek:
1) Aspek Ekonomi:
a) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan sampah
b) Mengurangi volume/ukuran limbah
c) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya
d) Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli
e) Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan
instalasi yang mahal
2) Aspek Lingkungan:
a) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
b) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
c) Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan
3) Aspek bagi tanah/tanaman:
a) Meningkatkan kesuburan tanah
b) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
c) Meningkatkan kapasitas serap air tanah
d) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
e) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
f) Menyediakan hormon dan vitamin bagi makanan
g) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
h) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
17