Tata Cara Penambangan

7
Tata Cara Penambangan Dimana secara umum, metoda penambangan terbuka di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia ini meliputi tahapan global pekerjaan penambangan : 1. Pembersihan lahan (land clearing). Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat pohon tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah subsoilnya. Pepohonan (tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai humus pada saat pelaksanaan reklamasi. Kegiatan pembersihan lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-benar segera akan ditambang. Sedangkan lahan yang belum segera ditambang wajib tetap dipertahankan pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut. Hal ini sebagai wujud bahwa perusahaan tambang

Transcript of Tata Cara Penambangan

Page 1: Tata Cara Penambangan

Tata Cara Penambangan

Dimana secara umum, metoda penambangan terbuka di PT. Amanah Anugerah Adi Mulia ini meliputi tahapan global pekerjaan penambangan :

1. Pembersihan lahan (land clearing).

Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat

pohon tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah subsoilnya.

Pepohonan (tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat

dimanfaatkan sebagai humus pada saat pelaksanaan reklamasi.

Kegiatan pembersihan lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-benar

segera akan ditambang. Sedangkan lahan yang belum segera ditambang wajib tetap

dipertahankan pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut. Hal ini sebagai wujud bahwa

perusahaan tambang tetap memperhatikan aspek pengelolaan atau lindungan

lingkungan tambang.

Page 2: Tata Cara Penambangan

2. Pengupasan tanah pucuk (top soil).

Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap

batuan penutup (over burden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat

dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan

subsoil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak

mengandung unsur hara).

Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona

awal yang asli (belum pernah digali/tambang). Sedangkan untuk lahan yang bekas “peti

(penambangan liar)” biasanya lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga

kegiatan tambang diawali langsung dengan penggalian batuan penutup.

Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada lokasi

tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang

terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis

teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program

reklamasi.

Page 3: Tata Cara Penambangan

3. Pemompaan air tambang (jika terdapat genangan air di pit).

Pemompaan air tambang dilakukan dengan menggunakan mesin pompa Allight dan Caterpillar dengan kapasitas maksimal masing-masing sekitar 200 lt/dt. Pompa ini tidak setiap saat digunakan, penggunaannya hanya apabila kondisi tambang cukup terganggu dengan adanya genangan air dalam jumlah banyak.

Air hasil kegiatan pemompaan air tambang ini disalurkan ke kolam penampungan (settling pond) yang terdiri dari 3 kompartemen, yaitu :

Kompartemen pertama, untuk mengendapkan kandungan lumpur yang ikut larut dalam aliran air tambang yang terpompa.

Kompartemen kedua, untuk penanganan (treatmen) kualitas pH air tambang yang dihasilkan, dimana air tambang harus ber-pH standard sesuai batasan baku mutu air tambang yang diijinkan.

Kompartemen ketiga, untuk kolam penstabilan air tambang dan titik penataan kualitas air tambang sebelum air tambang tersebut disalurkan ke perairan umum atau sungai.

Page 4: Tata Cara Penambangan

Mengapa air tambang ini harus disalurkan ke settling pond terlebih dulu, untuk selanjutnya baru boleh disalurkan ke perairan umum ? hal ini sebagai upaya pencegahan terjadinya air asam tambang (AAT). AAT adalah air yang berasal dari areal pertambangan yang bersifat asam (ph<7) sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfide pada batuan pada kondisi lahan yang terbuka dan adanya air. Sifat AAT adalah asam sehingga cenderung merusak lingkungan, baik terhadap hewan biota air maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.

4. Penggalian tanah penutup (over burden).

Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan pertama kali dengan

menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big bulldozer yang berfungsi sebagai alat

pemecah bebatuan (proses ripping dan dozing). Batuan penutup yang telah hancur

tersebut selanjutnya diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat

angkut. Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan

kapasitas muat/angkut maksimal 20 ton. Dump truck ini beroperasi dari loading point di

front tambang menuju ke areal disposal yang berjarak 4 km (pulang pergi).

Page 5: Tata Cara Penambangan

Penimbunan batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara bertahap, yaitu

dimulai dengan membuat lapisan OB dasar seluas areal disposal (luas maksimal) yang

telah ditentukan. Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan penimbunan OB naik ke atas

secara bertahap atau berjenjang dengan luasan semakin mengecil, hingga membentuk

sebuah bukit atau gunung yang berterasering.<br />Jika disposal ini nantinya telah

dinyatakan selesai, maka permukaan terasering disposal akan diberi lapisan top soil

(diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100 centimeter dan permukaan akhir

dibentuk kontur landai membentuk bukit/ gunung yang rata (tidak terasering).

Sedangkan derajat kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk

menghindari terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang

besar (tidak ramah lingkungan).

5. Penambangan batubara (coal cleaning & coal getting ke ROM).

Page 6: Tata Cara Penambangan

Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara mulai terekspose, maka kegiatan penambangan berikutnya adalah proses pembersihan lapisan batubara dari unsure pengotor (sisa batuan penutup dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil kegiatan coal cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih dan berkualitas.Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.

Sedangkan proses pemuatan batubara ke alat angkut dilakukan oleh unit excavator, dimana alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan kapasitas muatan 20 ton. Selanjutnya batubara tersebut diangkut menuju ke stockpile mini tambang (ROM). Hal ini dilakukan agar proses penambangan batubara di front tambang dapat berlangsung lebih cepat, jika dibandingkan dengan pengangkutan batubara secara langsung dari front tambang ke stockpile pelabuhan. Hal ini mengingat jarak antara lokasi front tambang terhadap lokasi stockpile pelabuhan cukup jauh (sekitar 43 kilometer).