Task Polisitemia

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sel darah merah terdiri dari sebagian besar sel-sel darah dalam sirkulasi, dan salah satu fungsi utama mereka adalah untuk membawa oksigen dari paru ke semua sel, jaringan, dan organ dalam tubuh. Oksigen dilakukan di dalam sel darah merah dikombinasikan ke besi yang mengandung protein yang disebut hemoglobin. sel darah merah tidak memiliki inti dan berbentuk seperti cakram cekung ganda atau donat berbentuk, dan mampu meringkuk dan pemerasan melalui pembuluh darah terkecil. Jumlah sel darah merah normal dalam darah bervariasi, dan lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan. bayi baru lahir memiliki jumlah sel merah yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Jika ada jumlah yang lebih tinggi dari sel darah merah dalam sirkulasi dari biasanya maka seseorang dikatakan telah erythrocytosis atau polisitemia. Situasi sebaliknya dapat terjadi, dimana ada tingkat yang lebih rendah dari sel darah merah daripada biasanya, dan kondisi ini disebut sebagai "anemia". jumlah sel darah merah Dibesarkan dapat ditemukan kebetulan pada orang tanpa gejala, pada tahap awal polisitemia. 1

Transcript of Task Polisitemia

Page 1: Task Polisitemia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Sel darah merah terdiri dari sebagian besar sel-sel darah dalam sirkulasi, dan

salah satu fungsi utama mereka adalah untuk membawa oksigen dari paru ke

semua sel, jaringan, dan organ dalam tubuh. Oksigen dilakukan di dalam sel darah

merah dikombinasikan ke besi yang mengandung protein yang disebut

hemoglobin. sel darah merah tidak memiliki inti dan berbentuk seperti cakram

cekung ganda atau donat berbentuk, dan mampu meringkuk dan pemerasan

melalui pembuluh darah terkecil.

Jumlah sel darah merah normal dalam darah bervariasi, dan lebih tinggi pada

laki-laki daripada perempuan. bayi baru lahir memiliki jumlah sel merah yang

lebih tinggi daripada orang dewasa.

Jika ada jumlah yang lebih tinggi dari sel darah merah dalam sirkulasi dari

biasanya maka seseorang dikatakan telah erythrocytosis atau polisitemia. Situasi

sebaliknya dapat terjadi, dimana ada tingkat yang lebih rendah dari sel darah

merah daripada biasanya, dan kondisi ini disebut sebagai "anemia". jumlah sel

darah merah Dibesarkan dapat ditemukan kebetulan pada orang tanpa gejala, pada

tahap awal polisitemia.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari polisitemia?

2.      Bagaimana gejala polisitemia?

3.      Apa penyebab polisitemia?

4. Bagaimana patofisiologis polisitemia?

5.      Apa komplikasi polisitemia?

6.      Bagaimana pemeriksaan polisitemia?

7.      Bagaimana penatalaksanaan polisitemia?

8.      Bagaimana asuhan keperawatan polisitemia?

1.3  Tujuan1

Page 2: Task Polisitemia

1.      untuk mengetahui pengertian dari polisitemia

2.      untuk mengetahui gejala polisitemia

3.      untuk mengetahui penyebab polisitemia

4. untuk mengetahui patofisiologis polisitemia

5.      untuk mengetahui komplikasi polisitemia

6.      untuk mengetahui pemeriksaan polisitemia

7.      untuk mengetahui penatalaksanaan polisitemia

8.      untuk mengetahui asuhan keperawatan polisitemia

BAB II

2

Page 3: Task Polisitemia

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Polisitemia

Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel

darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum

tulang.Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu

banyak memproduksi sel darah merah. Ada dua jenis utama polisitemia:

polisitemia vera dan polisitemia sekunder. Penyebab, gejala, dan perawatan dari

dua kondisi yang berbeda-beda. Polisitemia Vera lebih serius dan dapat

mengakibatkan komplikasi kritis lebih dari polisitemia sekunder. Sel darah tubuh

diproduksi di sumsum tulang ditemukan di beberapa tulang,Seperti tulang paha.

Biasanya produksi sel darah diatur oleh tubuh sehingga jumlah sel darah

baru dibuat untuk menggantikan sel-sel darah yang lama karena mereka mati.

Dalam polisitemia, proses ini tidak normal karena berbagai penyebab dan

menghasilkan terlalu banyak sel darah merah dan kadang-kadang sel-sel darah

lainnya. Hal ini menyebabkan penebalan darah.

2. 2 Gejala

Gejala-gejala polisitemia bervariasi tergantung dari penyebabnya dan

adanya komplikasi. Gejala polisitemia vera dapat mencakup pusing , sakit kepala ,

kemerahan pada wajah, kesulitan bernafas, kelelahan, gatal setelah mandi panas,

limpa membesar , kelesuan, dan gangguan visual.Gejala sekunder polisitemia

meliputi kelesuan, hipertensi , dan sakit kepala.

2.3        Penyebab

Berikut ini adalah daftar penyebab atau kondisi yang mendasarinya (lihat

juga mendiagnosis penyebab yang mendasari polisitemia) yang mungkin dapat

menyebabkan polisitemia meliputi:

-  Terpapar Karbon monoksida kronis - Dehidrasi

-   Ibu merokok - Kegagalan

3

Page 4: Task Polisitemia

-   Pernafasan - Bayi dari ibu diabetes

-   Tumor ginjal - Bawaan polisitemia

-  Adenokarsinoma ginjal - Penyakit ginjal kronis

-  Burns -  Penyakit jantung bawaan

-  Stress -  Syok

-   Diare - Muntah

-  Merokok - Penyakit paru kronis

-  Tumor Hati - Brain tumor

-  Tumor rahim - Penyakit paru-paru

-   Sindrom Cushing - Adrenal adenoma

-  Pseudopolycythaemia -  Penyakit paru obstruktif kronik

2. 4        Patofisiologi

Terdapat 3 jenis polisitemia yaitu relatif (apparent), primer, dan sekunder.

1. Polisitemia relatif berhubungan dengan hipertensi, obesitas, dan stress.

Dikatakan relatif karena terjadi penurunan volume plasma namun massa

sel darah merah tidak mengalami perubahan.

2.  Polisitemia primer disebabkan oleh proliferasi berlebihan pada sel benih

hematopoietik tanpa perlu rangsangan dari eritropoietin atau hanya dengan

kadar eritropoietin rendah. Dalam keadaan normal, proses proliferasi

terjadi karena rangsangan eritropoietin yang kuat.

3. Polisitemia sekunder, dimana proliferasi eritrosit disertai peningkatan

kadar eritropoietin. Peningkatan massa sel darah merah lama kelamaan

akan mencapai keadaan hemostasis dan kadar eritropoietin kembali

normal. Contoh polisitemia ini adalah hipoksia.

Mekanisme terjadinya polisitemia vera (PV) disebabkan oleh

kelainan sifat sel tunas (stem cells) pada sumsum tulang. Selain terdapat

sel batang normal pada sumsum tulang terdapat pula sel batang abnormal

yang dapat mengganggu atau menurunkan pertumbuhan dan pematangan

sel normal. Bagaimana perubahan sel tunas normal jadi abnormal masih

belum diketahui.

4

Page 5: Task Polisitemia

Terjadi peningkatan produksi semua macam sel, termasuk sel

darah merah, sel darah putih, dan platelet. Volume dan viskositas darah

meningkat. Penderita cenderung mengalami thrombosis dan pendarahan

dan menyebabkan gangguan mekanisme homeostatis yang disebabkan

oleh peningkatan sel darah merah dan tingginya jumlah platelet.

Thrombosis dapat terjadi di pembuluh darah yang dapat

menyebabkan stroke, pembuluh vena, arteri retinal atau sindrom Budd-

Chiari. Fungsi platelet penderita PV menjadi tidak normal sehingga dapat

menyebabkan terjadinya pendarahan. Peningkatan pergantian sel dapat

menyebabkan terbentuknya hiperurisemia, peningkatan resiko pirai dan

batu ginjal.

2. 5 Komplikasi

5

Page 6: Task Polisitemia

Waktu tidak diobati, polisitemia vera dapat mengakibatkan komplikasi

seperti pembekuan darah , perdarahan, leukemia myelogenous akut , ulkus

peptikum , perdarahan gastrointestinal , serangan jantung dan stroke

2.6 Asuhan Keperawatan Teori

a. Pengkajian

1. Riwayat adanya penyakit yang berhubungan dengan hipoksia (penyakit

jantung kronis, atau hemoglobinopati).

2. Pemeriksaan fisik

Dalam pemeriksaan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

Peningkatan warna kulit (sering kemerah-merahan) disebabkan

oleh peningkatan kadar hemoglobin

Gejala-gejala kelebihan beban sirkulasi (dispnea, batuk kronis,

peningkatan tekanan darah, takikardi, sakit kepala, dan pusing)

disebabkan oleh peningkatan volume darah

Gejala-gejala trombosis (angina, klaudikasi, intermiten,

tromboplebitis) disebabkan oleh peningkatan viskositas darah

Splenomegali dan hepatomegali

Gatal, khususnya setelah mandi air hangat yang diakibatkan oleh

hemolisis sel darah merah yang tidak matang

Riwayat pedarahan hidung, ekimosis atau pendarahan saluran

pencernaan dari disfungsi trombosit

3. Pemeriksaan diagnostik

Pada pemeriksan darah lengkap menunjukkan peningkatan sel

darah merah, hemoglobin, hematokrit,sel darah putih, dan

trombosit. Pada plisitemia sekunder sel darah putih dan trombosit

tetap normal

Alkalin fosfat leukosit meningkat

Kadar B12 serum meningkat

Kadar asam urat serum meningkat

4. Kaji pemahaman klien tentang kondisi dan rencana tindakan

6

Page 7: Task Polisitemia

5. Kaji klien tentang perasaannya mengalami kondisi kronis

6.   Riwayat Keperawatan Sebelumnya

Adanya penyakit kronis seperti penyakit hati,ginjal

Adanya perdarahan kronis/adanya episode berulangnya perdarahan

kronis

Adanya riwayat penyakit hematology,penyakit malabsorbsi.

7. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya riwayat penyakit kronis dalam keluarga yang berhubungan

dengan status penyakit yang diderita klien saat ini

Adanya anggota keluarga yang menderita sama dengan klien

Adanya kecendrungan keluarga untuk terjadi anemia

8.  Riwayat Kesehatan Lingkungan

Lingkungan Kebersihannya cukup terjaga.

b. Diagnosa keperawatan:

Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis

Keletihan berhubungan dengan status penyakit

c. Intervensi Keperawatan

Dx : Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis

Intervensi Rasional

Mandiri

1) Kaji keluhan nyeri termasuk,

lokasi, lamanya, intensitas (0-10)

2) Pantau TTV (Tekan darah, nadi,

RR, dan suhu)

1). Menentukan derajat nyeri pada

pasien. Volume sel darah merah

yang meningkat dapat

menimbulkan infak jaringan/nyeri

terus-menerus

2) Menentukan keadaan umum

pasien

7

Page 8: Task Polisitemia

3) Kaji perbedaan verbal dan non

verbal

4) Ajarkan teknik relaksasi

5) Berikan lingkungan tenang dan

kurangi rangsangan penuh stres

Kolaborasi

1) Pemberian obat analgesik

3) Petunjuk non verbal dapat

membantu mengevaluasi nyeri

dan keefektifan terapi.

4) Dapat menurunkan kebutuhan

terapi farmakologis dan

meningkatkan koping pasien

5) Meningkatkan istirahat dan

meningkatkan kemampuan

koping

1) Mengurangi nyeri

Dx : Keletihan berhubungan dengan status penyakit

Intervensi Rasional

Mandiri

1) Awasi TTV (Tekanan darah,

nadi, suhu, pernapasan), selama

sesudah aktivitas. Catat respons

terhadap tingkat aktivitas

2) Berikan lingkungan tenang.

Pantau dan batasi pengunjung,

telepon dan gangguan.

3) Prioritaskan asuhan keperawatan

untuk meningkatkan istirahat.

Pilih periode istirahat dengan

aktifitas

1) Manifestasi kardiopulmonal

dari upaya jantung dan paru

untuk membawa jumlah

oksigen adekuat ke jaringan

2) Meningkatkan istirahat untuk

menurunkan kebutuhan

oksigen tubuh.

3) Mempertahankan tingkat

energi

8

Page 9: Task Polisitemia

4) Gunakan teknik penghematan

tenaga : Misalnya mandi dengan

duduk.

5) Anjurkan pasien untuk tidak

melakukan aktifitas berlebihan

4) Mencegah kelelahan tidak

semakin parah

5) Menghemat energi

2.7        Penatalaksanaan

Terapi-terapi yang sudah ada saat ini belum dapat menyembuhkan pasien.

Yang dapat dilakukan hanya mengurangi gejala dan memperpanjang harapan

hidup pasien.

Tujuan terapi yaitu:

a. Menurunkan jumlah dan memperlambat pembentukan sel darah merah

(eritrosit).

b.  Mencegah kejadian trombotik misalnya trombosis arteri-vena,

serebrovaskular, trombosis vena dalam, infark miokard, oklusi arteri

perifer, dan infark pulmonal.

c. Mengurangi rasa gatal dan eritromelalgia ekstremitas distal.

Prinsip terapi:

a. Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal kasus (individual)

dan mengendalikan eritropoesis dengan flebotomi.

b.  Menghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik/ polisitemia yang

belum terkendali.

c.  Menghindari pengobatan berlebihan (over     treatment)

d. Menghindari obat yang mutagenik, teragenik dan berefek sterilisasi pada

pasien usia muda.

e. Mengontrol panmielosis dengan fosfor radioaktif dosis tertentu atau

kemoterapi sitostatik pada pasien di atas 40 tahun bila didapatkan:

9

Page 10: Task Polisitemia

Trombositosis persisten di atas 800.00/mL, terutama jika disertai

gejala trombosis

Leukositosis progresif

Splenomegali yang simtomatik atau menimbulkan sitopenia

problematik

Gejala sistemis yang tidak terkendali seperti pruritus yang sukar

dikendalikan, penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang

sulit diatasi.

Terapi PV

Flebotomi

Flebotomi adalah terapi utama pada PV. Flebotomi mungkin satu-satunya

bentuk pengobatan yang diperlukan untuk banyak pasien, kadang-kadang

selama bertahun-tahun dan merupakan pengobatan yang dianjurkan. Indikasi

flebotomi terutama pada semua pasien pada permulaan penyakit,dan pada

pasien yang masih dalam usia subur.Pada flebotomi, sejumlah kecil darah

diambil setiap hari sampai nilai hematokrit mulai menuru. Jika nilai

hematokrit sudah mencapai normal, maka darah diambil setiap beberapa

bulan, sesuai dengan kebutuhan. Target hematokrit yang ingin dicapai adalah

<45% pada pria kulit putih dan <42% pada pria kulit hitam dan perempuan.

Kemoterapi

 Kemoterapi Sitostatika/ Terapi mielosupresif (agen yang dapat

mengurangi sel darah merah atau konsentrasi platelet). Tujuan pengobatan

kemoterapi sitostatik adalah sitoreduksi.  Lebih baik menghindari kemoterapi

jika memungkinkan, terutama pada pasien uisa muda. Terapi mielosupresif

dapat dikombinasikan dengan flebotomi atau diberikan sebagai pengganti

flebotomi. Kemoterapi yang dianjurkan adalah Hidroksiurea (dikenal juga

sebagai hidroksikarbamid) yang merupakan salah satu sitostatik golongan obat

antimetabolik karena dianggap lebih aman, tetapi masih diperdebatkan tentang

keamanan penggunaan jangka panjang. Penggunaan golongan obat alkilasi

sudah banyak ditinggalkan atau tidak dianjurkan lagi karena efek

10

Page 11: Task Polisitemia

leukemogenik dan mielosupresi yang serius. Walaupun demikian, FDA masih

membenarkan klorambusil dan Busulfan digunakan pada PV. Pasien dengan

pengobatan cara ini harus diperiksa lebih sering (sekitar 2 sampai 3 minggu

sekali). Kebanyakan klinisi menghentikan pemberian obat jika hematokrit:

pada pria < 45% dan memberikannya lagi jika > 52%, pada wanita < 42% dan

memberikannya lagi jika > 49%.

 Fosfor Radiokatif (P32)

Isotop radioaktif (terutama fosfor 32) digunakan sebagai salah satu cara

untuk menekan sumsum tulang. P32 pertama kali diberikan dengan dosis

sekitar 2-3mCi/m2 secar intravena, apabila diberikan per oral maka dosis

dinaikkan 25%. Selanjutnya jika setelah 3-4 minggu pemberian pertama P32

Mendapatkan hasil, reevaluasi setelah 10-12 minggu.

Jika diperlukan dapat diulang akan tetapi hal ini jarang dibutuhkan.Tidak

mendapatkan hasil, selanjutnya dosis kedua dinaikkan 25% dari dosis

pertama, dan diberikan sekitar 10-12 minggu setelah dosis pertama.

Kemoterapi Biologi (Sitokin)

Tujuan pengobatan dengan produk biologi pada polisitemia vera terutama

untuk mengontrol trombositemia (hitung trombosit . 800.00/mm3). Produk

biologi yang digunakan adalah Interferon (Intron-A, Roveron-) digunakan

terutama pada keadaan trombositemia yang tidak dapat dikendalikan.

Kebanyakan klinisi mengkombinasikannya dengan sitostatik Siklofosfamid

(Cytoxan).

Pengobatan pendukung

a. Hiperurisemia diobati dengan allopurinol 100-600 mg/hari oral

pada pasien dengan penyakit yang aktif dengan memperhatikan

fungsi     ginjal.

b. Pruritus dan urtikaria dapat diberikan anti histamin, jika diperlukan

dapat diberikan Psoralen dengan penyinaran Ultraviolet range A

(PUVA).

11

Page 12: Task Polisitemia

c. Gastritis/ulkus peptikum dapat diberikan penghambat reseptor  H2.

d. Antiagregasi trombosit Analgrelide turunan dari            Quinazolin.

e. Anagrelid digunakan sebagai substitusi atau tambahan ketika

hidroksiurea tidak memberikan toleransi yang baik atau dalam

kasus trombositosis sekunder (jumlah platelet tinggi). Anagrelid

mengurangi tingkat pembentukan trombosit di sumsum.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POLISITEMIA

12

Page 13: Task Polisitemia

Kasus

Ny. F berumur tahun 60 tahun dibawa RSUD. Pasien

mengeluh pusing (sakit kepala disertai vertigo) sudah 2 minggu. Saat

pengkajian Pasien terlihat pucat dan lemas. Pada wajah pasien nampak

kemerahan dan ekspresi wajah nampak kesakitan. Px mengatakan lemas

dan merasa lelah. Px terlihat lesu.

TD      : 140/95 mmHg

N        : 110x/menit

S        : 36.5 0C

RR     : 26x permenit

P : Vertigo

Q : nyeri akut

R : nyeri difus pada seluruh kepala

S : Skala 5

T : Berkelanjutan

3.1 Pengkajian Keperawatan

a. Identitas Klien

Nama Klien     : Ny. F

Jenis Kelamin  : P

Suku/bangsa    : jawa

Agama             : Islam

Pendidikan      : Sarjana

Pekerjaan         : Pensiunan

Alamat              : Perak Jombang

b. Riwayat Keperawatan Sekarang

a. Keluhan Utama

Nyeri kepala (pusing)

b. Riwayat MRS

13

Page 14: Task Polisitemia

Saat kita lakukan pengkajian yaitu pucat,cepat

lelah,takikardi,palpitasi,dan takipnoe. Gejala awal menunjukkan Pasien

menderita anemia.

TD      : 140/95 mmHg

N        : 110x/menit

S        : 36.5 0C

RR     : 26x permenit

P : Vertigo

Q : nyeri akut

R : nyeri difus pada seluruh kepala

S : Skala 5

T : Berkelanjutan

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarganya mengatakan Pasien pernah sakit hepatits dan masuk RSUD

Jombang.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Suaminya mengatakan bahwa ada salah satu saudara dari istrinya ada yang

menderita hepatitis

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Lingkungan rumah bersih cukup terjaga.

POLA GORDON :

NO POLA Sebelum MRS Saat MRS

1. Persepsi Penggunaan obat

sesuai resep dokter

Pasien mandi dan

gosok gigi 2x sehari

Penggunaan obat

sesuai resep dokter

Paasien hanya di

seka dan tidak gosok

gigi

2. Nutrisi Pasien makan 3x Pasien makan 3x

14

Page 15: Task Polisitemia

sehari 1 porsi habis

Menu:

nasi,lauk,sayur

sehari 1 porsi habis

Menu : bubur

3 Eliminasi BAB 1x sehari.

Konsistensi :

lembek, bau khas,

warna kuning

kecoklatan

BAK 3-4 x sehari

BAB 1x sehari

Konsistensi :

lembek, bau khas,

warna kuning

kecoklatan

BAK 3-4 x sehari

4 Aktivitas Sebagai ibu rumah

tangga : memasak,

menyapu rumah

Pasien hanya bisa

berbaring di tempat

tidur dan

memerlukan

bantuan perawat

5 Istirahat tidur Pasien tidur siang 1

jam / hari

Pasien tidur malan 7

jam / hari

Pasien tidur siang 2

jam / hari sering

bangun

Pasien tidur malam

5-6 jam/ hari sering

terbangun

6 Sensori dan

kogninif

Penglihatan

Pasien

menggunakan kaca

mata (+) rabun dekat

Pendengaran

Pasien dapat mendengar

dengan baik (jarak 5-6

meter)

Penglihatan

Pasien

menggunakan kaca

mata (+) rabun

dekat , pandangan

semakin kabur

Pendengaran

Pasien dapat

mendengar dengan

baik (jarak 5-6

15

Page 16: Task Polisitemia

meter)

7 Persepsi dan

konsep diri

Gambaran diri

Tidak ada gangguan pada

fisik

Ideal diri

Pasien ingin selalu sehat

dan dijauhkan dari penyakit

Harga diri

Pasien berusaha untuk

kehidupan yang lebih baik

Peran diri

Berperan sebagai ibu rumah

tangga

Gambaran diri

Tidak ada gangguan pada

fisik

Ideal diri

Pasien ingin cepat sembuh

agar bisa segera pulang

Harga diri

Pasien bersikap kooperatif

dengan petugas medis

Peran diri

Peran diri terganggu karena

pasien tidak bisa

beraktifitas seperti biasanya

8 Hubungan

peran

Hubungan dengan keluarga

dan lingkungan sekitar

rumah baik

Hubungan dengan petugas

dan lingkungan s rumah

sakit baik

9 Seksualitas Pasien seorang perempuan Pasien seorang perempuan

10 Penanganan

stress

Pasien berusaha mengatasi

masalahnya sendiri jika

berada dalam kesulitan

Pasien meminta bantuan

keluarga untuk mengatasi

maslahnya

11 Keyakinan-

nilai

Pasien beribadah rutin

sholat 5 waktu

Pasien hannya bisa berdoa

di tempat tidurya

Pemeriksaan Fisik (Head to toe)

Kepala Inspeksi16

Page 17: Task Polisitemia

simetris,penyebaran rambut merata,warna rambut hitam

beruban,kulit kepala bersih,wajah simetris.

Mata Palpasi

tidak ada tekanan intra okuler

Inspeksi

Simetris, kelopak mata tidak peradangan, pasien

menggunakan kacamata.

Telinga Inspeksi

Simetris, bersih, tidak ada benjolan

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Hidung Inspeksi

Terdapat pernapasan cuping hidung

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Mulut Inspeksi

Lidah tampak merah daging

Membran mukosa kering dan pucat

Ulkus pada faring

Leher Inspeksi

Bentuk simetris

Palpasi

Tidak ada benjolan

17

Page 18: Task Polisitemia

Dada

Paru-paru &Jantung Takikardi

Tekanan darah meningkat

Abdomen Palpasi

Tidak ada pembesaran Limpa, tidak adanya nyeri tekan

Tidak ada pembesaran hepar, tidak adanya nyeri telan

kanan atas

Ekstremitas Atas

dan Bawah

Kelemahan otot turun ADL 3, butuh bantuan perawat

Intergumen Turgor kulit buruk kering, hilang elastisitas.

Adanya eritemia pada kulit tubuhnya

Genetalia Klien berjenis kelamin perempuan

Data Penunjang

Pemeriksaan Hasil Laboratorium Nilai Normal

Eriteosit 7 jt/mm3 4,5 jt – 5,5jt/mm3

Leukosit 15000/cm3 4.700-10.300/cm3

Hematokrit 60% 37-48%

Trombosit 165.000/cm3 150.000-350.000/cm3

Hemoglobin 20 11,4-17,7 mg/dl

Analisa data:

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1. DS:

Pasien mengeluh pusing (sakit

kepala disertai vertigo) sudah 2

minggu.

Nyeri akut Agen biologis

18

Page 19: Task Polisitemia

DO:

o Pada wajah pasien nampak

kemerahan

o Ekspresi wajah nampak

kesakitan.

RR : 26x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 110x/menit

S        : 36.5 0C

P : Vertigo

Q : nyeri akut

R : nyeri difus pada seluruh kepala

S : Skala 5

T : Berkelanjutan

2. DS :

Px mengatakan lemas dan merasa

lelah

DO:

- Pasien terlihat pucat dan

lemas.

RR : 26x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 110x/menit

S        : 36.5 0C

- Pasien terlihat lesu

Keletihan Status Penyakit

1.2 Diagnosa keperawatan:

19

Page 20: Task Polisitemia

Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis yang ditandai dengan:

Pasien mengeluh pusing (sakit kepala disertai vertigo) sudah 2

minggu.

Pada wajah pasien nampak kemerahan

Ekspresi wajah nampak kesakitan.

TTV :

RR : 26x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 110x/menit

S        : 36.5 0C

P : Vertigo

Q : nyeri akut

R : nyeri difus pada seluruh kepala

S : Skala 5

T : Berkelanjutan

Keletihan berhubungan dengan status penyakit yang ditandai dengan:

Px mengatakan lemas dan merasa lelah

Pasien terlihat pucat dan lemas.

TTV

RR : 26x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 110x/menit

S        : 36.5 0C

Pasien terlihat lesu

c. Intervensi Keperawatan

20

Page 21: Task Polisitemia

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Nyeri Akut berhubungan

dengan agen cidera biologis

DS:

Pasien mengeluh pusing

(sakit kepala disertai

vertigo) sudah 2 minggu.

DO:

o Pasien terlihat pucat

dan lemas.

o Pada wajah pasien

nampak kemerahan

o Ekspresi wajah

nampak kesakitan.

RR : 26x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 110x/menit

Tujuan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x24 jam nyeri

berkurang

Kriteria Hasil

Px mengatakan

nyeri berkurang

Px terlihat rileks

Pada wajah px tidak

terlihat kemerahan

RR: 14-24x/menit

TD : 120/80 mmHg

Nadi: 60-100 x/ mnt

Suhu: 36,5-37,50C

Skala 0-3

Mandiri

1. Kaji keluhan nyeri termasuk,

lokasi, lamanya, intensitas (0-

10)

2. Pantau TTV (Tekan darah,

nadi, RR, dan suhu)

3. Kaji perbedaan verbal dan

non verbal

4. Ajarkan teknik relaksasi

1. Menentukan derajat

nyeri pada pasien.

Volume sel darah merah

yang meningkat dapat

menimbulkan infak

jaringan/nyeri terus-

menerus

2. Menentukan keadaan

umum pasien

3. Petunjuk non verbal

dapat membantu

mengevaluasi nyeri dan

keefektifan terapi.

4. Dapat menurunkan

kebutuhan terapi

21

Page 22: Task Polisitemia

S        : 36.5 0C

P : Vertigo

Q : nyeri akut

R : nyeri difus pada seluruh

kepala

S : Skala 5

T : Berkelanjutan

5. Berikan lingkungan tenang

dan kurangi rangsangan

penuh stres

Kolaborasi

1. Pemberian obat

analgesik

farmakologis dan

meningkatkan koping

pasien

5. Meningkatkan istirahat

dan meningkatkan

kemampuan koping

1. Mengurangi nyeri

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

22

Page 23: Task Polisitemia

2. Keletihan berhubungan

dengan status penyakit

ditandai dengan :

DS :

Px mengatakan lemas dan

merasa lelah

DO:

- Pasien terlihat pucat

dan lemas.

RR : 26x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 110x/menit

S        : 36.5 0C

- Pasien terlihat lesu

Tujuan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x24 jam

keletihan berkurang

Kriteria Hasil

Px mengatakan

tidah meras lelah

Px terlihat rileks

RR: 14-24x/menit

TD : 120/80 mmHg

Nadi: 60-100 x/ mnt

Suhu: 36,5-37,50C

Mandiri

1. Awasi TTV (Tekanan

darah, nadi, suhu,

pernapasan), selama

sesudah aktivitas. Catat

respons terhadap tingkat

aktivitas

2. Berikan lingkungan

tenang. Pantau dan batasi

pengunjung, telepon dan

gangguan.

3. Prioritaskan asuhan

keperawatan untuk

meningkatkan istirahat.

Pilih periode istirahat

dengan aktifitas

1. Manifestasi

kardiopulmonal dari

upaya jantung dan

paru untuk membawa

jumlah oksigen

adekuat ke jaringan

2. Meningkatkan

istirahat untuk

menurunkan

kebutuhan oksigen

tubuh.

3. Mempertahankan

tingkat energi

4. Mencegah kelelahan

23

Page 24: Task Polisitemia

4. Gunakan teknik

penghematan tenaga :

Misalnya mandi dengan

duduk.

5. Anjurkan pasien untuk

tidak melakukan aktifitas

berlebihan

tidak semakin parah

5. Menghemat energi

1.3 Impleme

24

Page 25: Task Polisitemia

IMPLEMENTASI

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

No

.

Tanggal/

jam

Implementasi Respon klien TDT

1 1. Bina hubungan saling

percaya

2. Mengkaji keluhan nyeri

termasuk, lokasi, lamanya,

intensitas (0-10)

1. Pasien merespon dengan

baik (kooperatif)

2. Px melaporkan nyeri pada

kepala, skala 5 sudah 2

minggu

25

Page 26: Task Polisitemia

3. Mengukur TTV (Tekan

darah, nadi, RR, dan suhu)

4. Mengkaji perbedaan verbal

dan non verbal

5. Mengajarkan teknik

relaksasi

6. Memberikan lingkungan tenang

dan kurangi rangsangan penuh

stres

3. Hasil pengukuran

RR : 26x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 110x/menit

S        : 36.5 0C

4. Pasien mengeluh sakit

kepala dan ekspresi

menunjukkan kesakitan

5. Pasien mau mengikuti

instruksi teknik relaksasi

(imajinasi)

6. Keluarga membatasi waktu

kunjungan

26

Page 27: Task Polisitemia

Kolaborasi

1. Memberikan obat analgesik1. Pasien minum obat 3x sehari

melalui IV

2. Keletihan berhubungan dengan status penyakit

No

.

Tanggal/

jam

Implementasi Respon klien TDT

2 1. Bina hubungan saling

percaya

2. Mengukur TTV (Tekanan

darah, nadi, suhu,

pernapasan), Mencatat

respons terhadap tingkat

aktivitas

3. Memantau dan membatasi

1. Pasien merespon dengan baik

(kooperatif)

2. Hasil pengukuran

RR : 22x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 100x/menit

S        : 36.5 0C

27

Page 28: Task Polisitemia

pengunjung, dan gangguan.

4. Memprioritaskan asuhan

keperawatan untuk

meningkatkan istirahat.

Memilih periode istirahat

dengan aktifitas

5. Menganjurkan pasien untuk

tidak melakukan aktifitas

berlebihan

3. Keluarga membatasi

pengunjung.

4. Pasien kooperatif. Pasien

istirahat pada siang hari.

5. Pasien mau membatasi

aktifitasnya dengan banyak

istirahat.

28

Page 29: Task Polisitemia

EVALUASI

Diagnosa Evaluasi

Nyeri Akut berhubungan

dengan agen cidera

biologis

S : Px mengatakan nyeri berkurang

O :

o Pasien tidak terlihat lemas

o Pada wajah pasien nampak kemerahan

o Ekspresi wajah nampak kesakitan.

o Skala nyeri 4

RR : 24x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 100x/menit

29

Page 30: Task Polisitemia

S        : 36.5 0C

A : Masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

Mandiri

1. Kaji keluhan nyeri termasuk, lokasi, lamanya, intensitas (0-10)

2. Pantau TTV (Tekanan darah, nadi, RR, dan suhu)

3. Ajarkan teknik relaksasi

4. Pertahankan masukan cairan adekuat

Kolaborasi

1. Pemberian obat analgesik

30

Page 31: Task Polisitemia

Diagnosa Evaluasi

Keletihan berhubungan

dengan status penyakit

S : Px mengatakan masih merasakan lelah

O :

o Pasien tidak lesu

o Pasien tidak terlihat pucat

o TTV

RR : 22x/menit

TD     : 140/95 mmHg

N       : 100x/menit

S        : 36.5 0C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi Mandiri

31

Page 32: Task Polisitemia

1. Awasi TTV (Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), selama sesudah aktivitas.

2. Berikan lingkungan tenang. Pantau dan batasi pengunjung, telepon dan gangguan.

3. Prioritaskan asuhan keperawatan untuk meningkatkan istirahat. Pilih periode istirahat dengan

aktifitas

4. Anjurkan pasien untuk tidak melakukan aktifitas berlebihan

32

Page 33: Task Polisitemia

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel

darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum

tulang.Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu

banyak memproduksi sel darah merah. Ada dua jenis utama polisitemia:

polisitemia vera dan polisitemia sekunder. Penyebab, gejala, dan perawatan dari

dua kondisi yang berbeda-beda. Polisitemia Vera lebih serius dan dapat

mengakibatkan komplikasi kritis lebih dari polisitemia sekunder. Sel darah tubuh

diproduksi di sumsum tulang ditemukan di beberapa tulang,Seperti tulang paha.

4.2 Saran

Diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini mahasiswa dapat

memahami cara pemberian asuhan keperawatan pada pasien polisitemia

yang nantinya dapat di aplikasikan dalam masyarakat.

Diharapkan penulisan makalah yang akan datang dapat lebih baik lagi.

33

Page 34: Task Polisitemia

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, LJ. 2006. Buku saku diagnosis leperawatan edisi 10. buku kedokteran

EGC : Jakarta

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

NANDA – I. 2011. Diagnosis keperawatan. EGC. Jakarta.

Handayani,wiwik.Andi Sulistyo W.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan PadaKlien dengan Gangguan Sistem Hematologi.Salemba Medika:Jakarta

34