TAMREN-FDK
-
Upload
zardy-jatuh-dari-langit -
Category
Documents
-
view
273 -
download
3
description
Transcript of TAMREN-FDK
-
KEPEMIMPINAN DR. KH. TARMIZI TAHERPADA PIMPINAN PUSAT
DEWAN MASJID INDONESIA ( DMI )
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Disusun oleh :
THAMRINNIM : 105053001805
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAHFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1431 H / 2010 M
-
KEPEMIMPINAN DR. KH. TARMIZI TAHER PADAPIMPINAN PUSAT
DEWAN MASJID INDONESIA ( DMI )
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Disusun oleh :
TAMRENNIM : 105053001805
DIBAWAH BIMBINGAN
Drs. Cecep Castrawijaya. MA196708181998031002
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAHFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1432 H / 2011
-
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Uiniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Februari 2010
TAMREN
-
ABSTRAK
THAMRIN
Kepemimpinan Ketua Umum KH.DR Tarmizi Taher Pada Pimpinan PusatDewan Masjid Indonesia ( DMI )Kepemimpinan dalam Islam, seperti organisasi keagamaan menunjukkan adanyafigur pemimpin yang memiliki kekuatan dalam menjalankan kepemimpinannya.Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah sebab yang dihadapi adalah manusiadengan subyektifitas masing-masing.
Alasan penulis dalam melakukan penelitian ini karena Dewan MasjidIndonesia yang dipimpin oleh KH. DR. Tarmizi Taher ini banyak berkecimpungdalam kegiatan-kegiatan untuk memakmurkan masjid dan untuk memaparkantentang sosok KH. DR. Tarmizi Taher dalam memimpin dan mengembangkanDMI.
Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakanpendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Adapun subjek penelitian initerdapat pada Dewan Masjid Indonesia ( DMI ), sedangkan objek penelitiannyaadalah kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taher pada DMI. Penelitian inidilakukian dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara,dokumentasi dan study kepustakaan yang kemudian akan dianalisis dengan caradeskriptif interpretative yaitu memaparkan atau menggambarkan seluruh masalahdengan hasil penelitian apa adanya.
Dari hasil penelitian ini dalam kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taherselalu bersikap propesional dan kekeluargaan. Dalam hal kepemimpinan KH. DR.Tarmizi Taher memiliki tipe kepemimpinan demokratis serta tegas dalam setiappengambilan kebijakan. Fungsi kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taher dalam halpengembangan DMI adalah dengan cara memandu, menuntun, membimbing sertamembangun kerja bawahan dengan cara memberikan motivasi kerja, memberikanpengawasan kerja demi tercapainya tujuan DMI. Gaya kepemimpinan KH. DR.Tarmizi Taher adalah gaya kepemimpinan dengan orintasi Karyawan ( employeeoriented ) dilakukan dengan cara membangun kebersamaan, mengerjakan semuadengan tanggung jawab serta saling bekerja sama untuk mewujudkan cita-citaDMI. Kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taher sudah dapat dikatakan efektif.Dalam mengembangkan DMI KH. DR. tarmizi Taher menekankan kepada polaIdaroh ( manajemen ), Imaroh ( pengelolaan program ) dan Riayah ( pengelolaanfisik ).
-
iKATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji dan syukur yang tulus, penulis panjatkan kepada Allah SWT.
Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat penulis susun dan
selesaikan dengan penuh kerja keras, sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana
S1.
Shalwat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,
karena berkat jasa beliaulah kita bisa membedakan yang hak dan yang bathil,
sehingga kita selalu berada dijalan Allah SWT.
Selesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itulah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang tuaku tercinta yang begitu tulus mencintai dan menyayangi, Kakak
dan adik-adikku tersayang, yang tiada hentinya memberikan motivasi baik
moril ataupun materil yang tidak terhingga selama penulis menuntut ilmu.
2. Bapak DR. Arif Subhan. M.A sebagai dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi
3. Bapak. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA sebagai ketua Jurusan
Manajemen Dakwah yang telah banyak memberikan inspirasi kepada
penulis.
4. Bapak. Drs. Cecep Castrawijaya. MA sebagai Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak membantu dan memberikan bimbingan dan pengarahan yang
amat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
ii
5. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis.
6. Para penguji skripsi ini, yang telah menyediakan waktu dan tenaga serta
fikiran untuk memberikan koreksi, tanggapan, dan saran kepada penulis.
7. Seluruh Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi, yang telah memberikan fasilitas selama penulis kuliah dan
selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Sahabat sekaligus kekasihku Nurhasanah. S.sos.I. yang selalu ada untuk
memberikan motivasi dan telah banyak membantu untuk menyelesaikan
skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah A angkatan 2005, yang
telah memberikan support kepada penulis untuk segera menyelesaikan
penyusunan skripsi
10. Sahabat-sahabatku, Didin, Rizal, Rival, Idam, Adnan, dan lain-lain.
Terimakasih atas persahabatan kita yang banyak membuahkan kenangan
suka dan duka selama kuliah.
11. Keluarga besar Mahasiswa Rokan Hilir Riau, Insya Allah cita-cita kita
akan tercapai dan menjadi kenyataan.
12. Seluruh pengurus DMI, terutama bapak KH. DR. Tarmizi Taher, Bapak
Drs.H. Natsir zubaidi, Ibu eva serta Ibu Ros, sebagai sumber inspirasi
dalam karya tulis ini dan sekaligus telah banyak membantu dalam
penulisan skripsi ini.
-
iii
Penulis hanya bisa berdoa semoga kebaikan bapak, ibu, sahabat dan
teman-teman menjadi amal sholeh, semoga mendapat balasan yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Amin.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, mudah-mudahan tulisan ini,
menambah perbendaharaan Kahazanah intelektual para pembaca.
Jakarta, 2010
Penulis
-
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................ 4
D. Metodologi Penelitian......................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ......................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian, Hakekat dan Efektifitas Kepemimpinan............ 10
1. Pengertian Kepemimpinan ............................................ 10
2. Hakekat Kepemimpinan................................................ 12
3. Efektifitas Kepemimpinan............................................ 14
B. Fungsi, Tipe dan Gaya Kepemimpinan ............................... 17
1. Fungsi Kepemimpinan .................................................. 17
2. Tipe Kepemimpinan...................................................... 18
-
v3. Gaya Kepemimpinan..................................................... 25
C. Organisasi.. 26
1. Pengertian Organisasi.. 26
D. Masjid ................................................................................ 28
1. Pengertian Masjid ......................................................... 28
2. Peran dan Fungsi Masjid ............................................... 30
E. Organisasi Masjid.. 34
BAB III PROFIL DR. KH. TARMIZI TAHER DAN GAMBARAN
UMUM DEWAN MASJID INDONESIA
A. Profil DR. KH. Tarmizi Taher............................................ 38
1. Latar Belakang Keluarga............................................... 38
2. Latar Belakang Pendidikan............................................ 39
3. Karir DR. KH. Tarmizi Thaher..................................... 43
4. Penghargaan-penghargaan DR. KH. Tarmizi Taher...... 46
5. Perjalanan dakwah DR. KH. Tarmizi Taher ................. 47
6. Karya-karya DR. KH. Tarmizi Taher ........................... 48
B. Gambaran Umum Dewan Masjid Indonesia ........................ 50
1. Sejarah dan latar belakang Dewan Masjid Indonesia ..... 50
2. Struktur organisasi kepengurusan Dewan Masjid
Indonesia ...................................................................... 53
3. Visi dan misi Dewan Masjid Indonesia ......................... 65
4. Tujuan Dewan Masjid Indonesia ................................... 65
5. Sasaran Dewan Masjid Indonesia .................................. 66
-
vi
6. Sumber kekayaan dan keuangan Dewan Masjid
Indonesia ...................................................................... 66
BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN DR. KH. TARMIZI TAHER
PADA DEWAN MASJID INDONESIA
A. Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher dalam
membangun system
1. Membangun Inovasi, Koordinasi dan Konsep ............... 69
2. Melakukan Langkah-langkah Strategis.......................... 70
B. Efektifitas Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Thaher
Pada Dewan Masjid Indonesia.. 74
C. Gaya Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher pada Dewan
Masjid Indonesia................................................................. 83
D. Tipe Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher pada Dewan
Masjid Indonesia................................................................. 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 97
B. Saran .................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali figur seorang pemimpin, baik sebagai
pemimpin negara, pemimpin perusahaan bisnis, pemimpin dalam sebuah
organisasi sosial atau pmimpin organisasi lainnya yang eksis ditengah-tengah
masyarakat. Karakteristik dan modal kepemimpinan pada tiap-tiap organisasi
tersebut dipengaruhi oleh situasi dan tujuan yang berbeda, misalnya seorang
pemimpin negara merupakan pemimpin nasional yang tugasnya memimpin
rakyat, seorang pemimpin perusahaan menjalankan kepemimpinannya kepada
karyawan untuk memajukan perusahaan, seorang pemimpin agama membimbing
ummatnya untuk beribadah kepada tuhan dan sebagainya. Jadi, pribadi seorang
pemimpin dalam situasi yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda pula dan
tentu saja memiliki gaya kepemimpinan dan karakter yang berbeda pula.
Kepemimpinan dalam Islam, seperti organisasi keagamaan menunujukkan
adanya figur pemimpin yang memiliki kekuatan kharisma yang tinggi dalam
menjalankan kepemimpinannya.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah sebab yang dihadapi adalah
manusia dengan subyektifitas masing-masing. Oleh karena itu seorang pemimpin
hendaknya memiliki sifat, ciri atau nilai-nilai pribadi dalam dirinya antara lain :
1. Berpandangan jauh kemasa depan
2. Bersikap dan bertindak bijaksana
3. Berpengetahuan luas
-
24. Bersikap dan bertindak adil
5. Berpendirian teguh
6. Mempunyai keyakinan bahwa misinya akan berhasil
7. Berhati ikhlas
8. Memiliki kondisi fisik yang baik
9. Mampu berkomunikasi
Kepemimpinan dakwah adalah syarat yang harus dimiliki oleh setiap
pelaku dakwah. Kepemimpinan dakwah adalah suatu sikap atau sifat
kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang yang menyampaikan dakwah yang
mendukung funginya untuk menghadapi publik dalam berbagai situasi.1
Mesjid sebagai pusat Ibadah, dakwah dan peradaban islam dalam
sejarahnya yang panjang, mengalami berbagai macam perubahan dan pergeseran.
Dari perubahan yang positif sampai pergeseran yang bersifat negative. Selama
beada dalam pergeseran yang negative, ia bergeser dari fungsi yang sesungguhnya
sampai pada fungsi yang sangat terbatas. Ia tidak lagi menjadi pusat dakwah dan
peradaban islam, tetapi hanya berfungsi sebagai tempat ibadah mahdah saja.
Bila kita melakukan pengamatan dengan teliti terhadap kenyataan yang
berkembang dewasa ini, pada umumnya masjid-masjid yang akan dapat
dikategorikan dalam dua bagian yaitu, 1. masjid yang sesuai dengan konsep ajaran
islam, atau paling tidak bisa mendekati fungsi masjid yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, dan 2. masjid yang tidak sesuai lagi dengan profil masjid yang
dikehendaki ajaran islam.
1 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar manajemen Dakwah, ( Yogyakarta : Al-Amin dan IKFA,1996 ), cet ke- 1, h, 73
-
3Masjid merupakan wadah yang paling strategis dalam membina dan
menggerakkan potensi ummat islam untuk mewujudkan SDM yang tangguh dan
berkualitas sebagai pusat pembinaan ummat. Eksisitensi masjid kini dihadapkan
pada berbagai perubahan dan tantangan yang terus bergulir dilingkungan
masyarakat. Masjid sebagai symbol eksistensi dari sebuah masyarakat muslim
dalam sebuah komunitas muslim disamping dapat menggambarkan kuantitas
kaum muslimin yang ada juga dapat menggambarkan kuantitas pemahaman dan
pengalaman nilai-nilai islam dan ajarannya.
Kepemimpinan atau leadership pada hakikatnya adalah satu State of mine
dan state of the spirit, suatu sikap hidup dalam fikiran dan sikap kejiawaan yangmerasa terpanggil untuk memimpin dengan segala tindakan,perbuatan, prilaku dan
ucapan mendorong dan mengantarkan yang dipimpin kearah cita-cita luhur dalam
segala bidang kehidupan beragama, berbangsa dan bermasyarakat.2
Penulis menganggap leadership itu ada dalam jiwa KH. DR. TarmiziThaher.seorang pemimpin Dewan Masjid Indonesia.
DMI yang dipimpin oleh KH. DR. Tarmizi Thaher ini banyak
berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan untuk memakmurkan masjid, oleh karenaitu penulis tertarik untuk memaparkan tentang siapa sebenarnya KH. DR. Tarmizi
Thaher, bagaimana beliau memimpin DMI, serta meneliti kepemimpinan beliau
dalam mengembangkan DMI.
Dengan demikian penulis memilih judul skaripsi ini adalah
Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Thaher pada Pimpinan Pusat Dewan
Masjid Indonesia ( DMI )
2 Ranoh Ayub, kepemimpinan kharismatik, ( Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1999 ), CETKE-2 H, 7
-
4B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Banyak sekali hal yang menarik dan patut diceritakan tentang DR. KH
Tarmizi Thaher baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin, juga
berbagai aktifitas di lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun
dilingkungan masyarakat.
Mengingat keterbatasan penulis dan agar pembahasannya terfokus
dalam berbagai hal, maka penulis membatasi permasalahan dalam satu segi
saja yaitu, hanya pada kepemimpinan yang dilakukan KH. DR. Tarmizi
Thaher pada DMI Periode 2006-2011.
2. Perumusan masalah
Adapun masalah yang akan diteliti dan dipaparkan dalam skripsi ini
adalah sekitar :
a. Bagaimana kepemimpinan DR. KH Tarmizi Thaher pada DMI ?
b. Bagaimana respon pengurus terhadap kepemimpinan DR. KH Tarmizi
Thaher pada DMI ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang kepemimpinan DR.
KH. Tarmizi Thaher pada DMI.
b. Untuk mengetahui respon pengurus terhadap kepemimpinan DR. KH.
Tarmizi Thaher pada DMI
-
52. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian di atas diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat antara lain :
a. Manfaat Teoritis
1) Memberikan motivasi kepada masyarakat khususnya civitas
akademika Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk terus
mengadakan penelitian lebih mendalam tentang kepemimpinan
pada lembaga-lembaga dakwah.
2) Memberikan kontribusi Khazanah ilmu pengetahuan kepada
fakultas, jurusan serta mahasisiwa tentang pola kepemimpinandakwah
b. Segi Praktis
1) Dapat dijadikan model dan panduan kepemimpinan dakwah2) Sebagai informasi mengenai aktifitas DMI serta gambaran metode
kepemimpinan yang cocok untuk menghadapi berbagai macam
tantangan dakwah.
3) Untuk memperkaya pengetahuan tentang model-model
kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Thaher bagi penulis khususnya
dan bagi aktifis dakwah.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunkan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif yaitu, metode untuk mengungkapkan masalah
-
6dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari
penelitian.3
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor lembaga DMI yang beralamat Jl. Taman
Wijaya Kusuma ruang 30, Masjid Istiqlal Jakarta Pusat. Adapun waktu
penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2009.
3. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek adalah orang yang dapat memberikan informasi. Adapun yangdijadikan sabjek dalam penelitian ini adalah pendiri dan para pengurusDMI pimpinan pusat, sedangkan objek penelitian ini adalahkepemimpinan ketua umum DR. KH. Tarmizi Taher pada pimpinan pusat
Dewan Masjid Indonesia.4. Tekhnik Pengumpulan Data
Adalah suatu cara yang dapat dihasilkan untuk memperoleh suatu
kebenaran yang diambil dari data yang kita miliki yang bisa dipandang
secara ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh secara
keseluruhan. Data yang diambil adalah data primer yaitu data yang
diperoleh dengan wawancara langsung dengan narasumber. Adapun
tekhnik pengumpulan data tersebut sebagai berikut :
a. Wawancara
Yaitu alat suatu pengumpulan data dengan bertemu langsung dengan
pengurus DMI pusat dan diberikan pertanyaan langsung oleh penulis
tentang kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher dan seluk beluk DMI.
3 Winarno S, pengantar penelitian ilmiah dasar, metode dan tekhnik (Bandung : Tarsito,1989 ) Hal. 138
-
7b. Observasi atau Pengamatan
Tekhnik yang digunakan untuk mengamati langsung kegiatan DMI
Pusat dengan harapan akan mempermudah serta memperoleh suatu
keakuratan data.
c. Study Kepustakaan
merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai bahan bacaan
yang berhubungan dengan objek kajian skripsi ini seperti buku,
catatan-catatan, artikel serta dokumen-dokumen penting yang
berkaitan dengan kajian ini, yang diperoleh langsung dari lembaga
bersangkutan maupun yang diperoleh dari sumber lain di luar lembaga
tersebut.
5. Analisa Data
Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan metode analisis
kualitatif, yaitu penulis berusaha menjelaskan mengenai kepemimpinan
DR. KH. Tarmizi Taher, disertai kegiatan-kegiatan dalam
mengembangkan DMI, dan selanjutnya data-data yang ada akan dianalisis
secara komprehensif.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum mengadakan penelitian sebagai langkah awal dalam penyusunan
skripsi yang akan penulis buat, penulis melakukan study kepustakaan untuk
mempelajari skripsi, tesis, disertasi atau karangan lain serta buku-buku yang ada
hubungannya dengan judul yang penulis garap.
-
8Setelah melakukan suatu kajian pustaka, maka penulis menemukan sebuah
skripsi yang hampir sama dengan yang penulis buat saat ini. Tetapi terdapat
beberapa perbedaan. Skripsi itu berjudul Peran DMI DKI Jakarta Dalam
Meningkatkan Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Tabligh . Disusun oleh Ahmad
Syafik, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam pada tahun 2007. Menganalisa
peran DMI untuk meningkatkan masjid sebagai pusat kegiatan tabligh sehingga
dapat menciptakan generasi yang handal dalam menyampaikan ajaran-ajaran
Islam, peduli dan selalu bertakwa kepada Allah SWT.
Sedangkan skripsi penulis yangberjudul Kepemimpinan Ketua UmumDR. KH. Tarmizi Taher pada Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, sepanjangpengamatan penulis karya Ahmad Syafiq lebih terfokus pada peran DMI cabang
DKI jakarta dalam hal tabligh, sedangkan penulis lebih membahas tentangbagaimana seorang DR. KH. Tarmizi Taher dalam memimpin Dewan MasjidIndonesia.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan dalam menguraikan dan mengananlisa yang
akan dibahas dan sekaligus agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya,
maka penulis mensistematisasikan pembahasan yang akan ditulis kedalam bab-
bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, Bab ini menjelaskan seputar latar belakang
masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, methodologi, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
-
9BAB II : LANDASAN TEORI, bab ini menjelaskan tentang Kepemimpinan
seperti: pengertian kepemimpinan, hakekat kepemimpinan, tipe dan
fungsi kepemimpinan, gaya kepemimpinan dan kepemimpinan yang
efektif, juga menjelaskan tentang masjid seperti : pengertian masjid,
peran masjid dan fungsi masjid.
BAB III : GAMBARAN UMUM DR. KH. TARMIZI THAHER DAN
PIMPINAN PUSAT DEWAN MASJID INDONESIA ( DMI ). Bab ini
menjelaskan tentang latar belakang keluarga, latar belakang
pendidikan, karir DR. KH. Tarmizi Taher, perjalanan dakwah DR. KH.
Tarmizi Taher, dan karya-karya Tarmizi Taher. Juga menjelaskan
tentang sejarah berdirinya DMI, Latar belakang DMI, maksud dan
tujuan didirikan, visi dan misi DMI, struktur pengurus DMI serta
program kerja DMI.
BAB IV : ANALISIS KEPEMIMPINAN DR. KH. TARMIZI TAHER PADA
DEWAN MASJID INDONESIA. Yang berisi tentang Kepemimpinan
DR. KH. Tarmizi Taher pada Dewan Masjid Indonesia, Respon
pengurus terhadap Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher pada
pimpinan pusat Dewan Masjid Indonesia
BAB V : PENUTUP, yang terdiri dari dua sub yaitu kesimpulan dan saran.
Tekhnik penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku
petunjuk pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Mengingat lebih mudah mengaplikasikannya dalam penulisan skripsi
-
10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian kepemimpinan, Hakekat Kepemimpinan dan efektifitas
kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang
berarti membimbing atau dituntun.4 Kepeemimpinan mendapat awalan ke dan
sisipan em serta akhiran anmenurut tata bahasanya awalan ke dan ke-an
berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti menjadi
atau peristiwa. Sedangkan sisipan em pada kata pemimpin berfungsi
membentuk kata baru yang artinya tidak berbeda dengan kata dasarnya. Arti
sisipan em disini mengandung sifat. Jika pemimpin bnerasal dari kata pimpin
yang mendapat awalan pe yang mempunyai arti orang yang melakukan . jadi,
pemimpin adalah orang yang memimpin.5
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership. Kepemimpinan
berbeda dengan pimpinan, pimpinan adalah orang yang tugasnya memimpin,
sedangkan kepemimpinan adalah bakat atau sifat yang seharusnya dimiliki setiap
pemimpin.6
Leadership asal katanya adalah Lead, sedang lead berasal dari kata Lithan
yang berarti pergi. To lead berarti to guide, to direct in action atau membimbing,
4 WJS, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1982), Cet. Ke-4 h. 754
5 Abdullah Ambari, Inti Sari Tata Bahasa Indonesia, ( Bandung: Dajtmika, t.t ), h. 70-726 Alex S. Nitisemito, ManajemenSuatu Dasar dan Pengantar, ( jakarta : Ghalia Indonesia,
1989 ) Cet, ke-3 h, 140
-
11
mengarahkan dalam tindakan.7 Leader adalah orang yang membimbing atau
mengarahkan orang lain. Sedangkan leadership atau kepemimpinan adalah sifat
yang dimiliki seseorang sehingga mampu membimbing orang lain, atau
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain dengan kemauan
sendiri mau berbuat seperti yang dikehendaki.8
Secara terminologis, menurut Cheppy Hari Cahyo kepemimpinan adalah
merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerjasama dalam rangkamencapai tujuan yang mereka kehendaki.9
Menurut Zaini Muchtarom, seraya mengutip dari pendapat GR. Terry
kepemimpinan adalah hubungan dimana seseorang atau pemimpin
mempengaruhi orang-orang untuk mengerjakan tugas bersama dengan kemauanmereka guna mencapai tujuan yang dikehendaki pemimpin.10
Adapun menurut Abdul Syani kepemimpinan adalah merupakan suatu
proses pemberian pengaruh dan pengarahan dari seorang pemimpin terhadap
orang lain ( sekelompok orang ) atau melakukan aktifitas tertentu sesuai dengan
kehendaknya.11
Secara umum dan sederhana kepemimpinan didefinisikan sebagai seni
atau proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi
atau mengontrol fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain sehingga mereka
mau melakukan usaha atau keinginan untuk bekerja dalam rangka mencapai suatu
7 Harbangan Siagian, Manajemen Suatu Pengantar, ( Semarang : Satya Wacana, 1993 ).Cet. Ke-4 h. 127
8 Ibid. h. 1289 Cheppy Hari Cahyono, Psikologi kepemimpinan, ( Surabaya : Usha Nasional, 1984 ), cet
ke-1 h.10 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, ( Yogyakarta : al-Amin dan IKFA,
1996 ) cet ke-1 h. 1511 Abdul Syani, Manejemen Organisasi, ( Jakarta : PT. Bina Aksara, 1994 ) cet ke-1 h. 231
-
12
tujan tertentu. Konsep ini lalu diperluas lagi bahwa yang dimaksud dengan
keinginan untuk bekerja disini adalah keinginan bekerja yang disertai dengan
penuh semangat dan kepercayaan.12
Dari beragam pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah sebuah sifat pemimpin dalam proses mempengaruhi orang-
orang atau bawahan dalam rangka untuk mencapai sebuah tujuan yang telah
ditentukan.
2. Hakekat Kepemimpinan
Yang dimaksud hakekat kepemimpinan adalah kepengikutan
(Followership) yaitu berarti adanya keinginan orang-orang untuk mengikuti yang
akan membuat seseorang menjadi pemimpin.13 Dengan kata lain hakekat
kepemimpinan adalah kepengikutan bawahan kepada pimpinan, dimana tingkah
laku bawahan menjadi searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin karena
pengaruh interpersonal.pimpinan terhadap bawahannya tersebut.
Proses kepemimpinan adalah perwujudan perubahan yang terjadi antara
pengikut dan pemimpin dalam situasi perubahan ini haruslah memberi kepuasan
kepada dua belah pihak.14 Untuk itu hubungan antara pemimpin dan pengikut
hendaknya hubungan yang bersifat timbal balik dan terbuka atau bersifat
komunikatif. Dalam hal ini, pemimpin dapat menerima yang dipimpin dan
begitupun sebaliknya.
12 Wahjosumidjo, Kiat Kepemimpinan Dalam Teori dan Praktek, ( Jakarta : PT. HarapanMasa PGRI, 1994 ), cet ke1 h. 23
13 Harold Koonz, manajemen Jilid 2, ( Jakarta : penerbit erlangga, 1990 ), cet ke-4 h. 14714 Ibid, h. 23
-
13
Hakikat kepemimpinan menurut Wahjosumidjo dalam bukunya kiat
kepemimpinan dalam teori dan praktek menjelaskan bahwa hakekat
kepemimpinan adalah kepengikutan, yaitu yang menyebabkan seseorang menjadi
pemimpin adalah jika adanya kemauan orang lain untuk mengikuti.15 dimana
tingkah laku bawahan searah dengan kemauan pemimpin karena pengaruh
interpersonal pemimpin terhadap bawahannya tersebut. Sebab sekelompok orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan memrlukan seorang pemimpin (leader)
agar kerjasama tersebut bias menjadi efektif.
Sejarah manusia dalam bekerjasama atau berorganisasi menunjukkan
keberhasilan mencapai tujuan sebagian besar ditentukan oleh pemimpin dan
efektifitas kepemimpinan. Oleh karena itu kepemimpinan merupakan hal yang
sangat sentral dalam sebuah organisasi. Senang atau tidaknya seseorang dalam
suatu organisasi, dan tercapai atau tidaknya tujuan organisasi sebagian ditentukan
oleh tepat atau tidaknya seseorang yang diangkat sebagai pemimpin dan efektif
atau tidaknya kepemimpinan yang diterapkan.16 Oleh karena itu, untuk menjadi
seorang pemimpin harus dapat memahami dan mengendalikan anggota yang
terdiri dari banyak orang dengan segala perbedaannya.17
Terkait mengenai hal ini Wahjosumidjo menyatakan bahwa dalam
kehidupan sebuah kelompok ( organisasi ) diperlukan adanya keterkaitan antara
tiga unsure kepemimpinan,18 sebagai berikut :
15 Ibid, h. 2216 Uber Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen, ( Bandung : CV. Manda
Maju, 2002) cet ke-2 h. 30217 Panji Anoraga, Psikologi Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), cet ke-2 h. 418 ibid
-
14
a. Kemampuan untuk memahami, bahwa manusia dan situasi yang berbeda
mempunyai kekuatan motivasi yang berbeda pula.
b. Kemampuan untuk menghidupkan motivasi pengikat agar menggunakan
kapasitas mereka secara penuh dalam pekerjaan
c. Kemampuan untuk menrapkan perilaku dan iklim yang serasi, hal ini dapat
dipandang sebagai suatu kepemimpinan.
Dengan kata lain penulis dapat menyimpulkan bahwa hakikat
kepemimpinan adalah kepengikutan bawahan kepada atasan atau pimpinan, yang
dimana seorang pemimpin harus memahami bawahannya supaya tujuam bersama
dalam organisasi dapat tercapai.
3. Efektiftifitas Kepemimpinan
Permasalahan permasalahan yang dihadapi beberapa kelompok akhir
akhir ini tidak dapat dipecahkan tanpa adanya organisasi yang sukses. Tapi
organisasi tidak akan sukses tanpa adanya kepemimpinan yang efektif. Para
pemimpin saat ini menghadapi keadaan yang sangat sulit, dimana laju globalisasi
yang meningkat dengan cepat, akibatnya kegiatan kepemimpinan mencadi begitu
rumit dalam situasi armada kerja adalah majemuk sehingga efektifitas
kepemimpinan sangat diperlukan dalam menjawab tantangan kedepan. Oleh
karena itu, menurut Muhammad Ramadhan kepemimpinan yang efektif yaitu
kepemimpinan yang mempu mengadaptasi gayanya agar sesuai dengan situasi
tertentu. Hal ini erat hubungan nya dengan tingkat perkembangan dan kematangan
bawahan dalam melaksanakan tugas tertentu.
-
15
Efektifitas seorang pemimpin tidak ditentukan oleh gaya atau tipe
kepemimpinan yang digunakannya, tetapi tergantung pada caranya menerapkan
gaya atau tipe kepemimpinannya tersebut dalam situasi yang dihadapinya.
Semakin efektif interaksi pimpinan dengan bawahan terutama melalui
pendekatan manusiawi ( Human approach) menunjukan kecendrungan semakin
tinggi dan tebina suatu sikap saling pengertian dan keeratan hubungan emosional
antara pimpinan dengan bawahan, dan keadaan ini menjadi potensi untuk
bersama. Interaksi yang dilakukan terhadap pimpinan dapat berlangsung secara
formal atau informal tergantung sesuai dengan tuntutan situasi, tempat dan
kepentingan.
Sedangkan menurut Yayat M. Herujito dalam bukunya yang berjudul
Dasar dasar Manajemen mengatakan :
Factor factor yang mempengarui efektifitas pemimpin antara lain sebagai
berikut :
a. Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin
b. Harapan dan prilaku atasan
c. Kebutuhan tugas
d. Karakteristik, pengharapan dan prilaku bawahan
e. Iklim dan kebijakan organisasi
f. Harapan dan prilaku rekan
Semua faktor faktor ini mempengarui pemimpin melakukan fungsi
kepemimpinannya.19
19 Yayat M Harujito, Dasar-dasar Manajemen, ( Jakarta : PT. Gramedia, 2004 ) cet ke-2
-
16
Edwin Giseli menyebutkan ada beberapa syarat atau sifat dari
kepemimpinan efektif yaitu :
a. Kemampuan pengawasan dalam kedudukan atau pelkasanaan fungsi
manajeman, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain
b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan , pemikiran kreatif dan daya
pikir
c. Kecerdasan, mencakup kebijaksanaan, pemikiran kreatif dan daya pikir
d. ketegasan atau kemampuan membuat keputusan dan memecahkan
masalah dengan cakap dan tepat
e. Kepercayaan diri atau pandangan kepada dirinya dalam menghadapi
masalah masalah
f. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak, tidak tergantung,
mengembangankan suatu aktifitas dan menemukan cara cara baru dan
inovasi.
Jadi, fungsi kepemimpinan yang efektif menjadikan bawahann bekerja
efektif, kearah pencapaian tujuan dan karenanya organisasi menjadi efektif.
Dengan demikian menurut penulis kepemimpinan yang efektif tergantung
bagaimana kemampuan seorang pemimpin dapat menyesuaikan gaya
kepemimpinannya pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Dapat menyesuaikan
diri yaitu dapat mendelegasikan wewenag secara efektif dengan
memmpertimbangkan kemampuan mereka, kemampuan bawahan dan tujuan yang
harus diselesaikan.
-
17
B. Fungsi,Tipe dan Gaya Kepemimpinan
1. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi berasal dari kata function yang berarti fungsi jabatan kedudukan.
Kata fungsi adalah kata benda menyatakan suatu posisi, dengan kata lain kata
fungsi mencerminkan suatu yang statis. Dari pengertian fungsi dan kepemimpinan
yang telah diterangkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
fungsi kepemimpinan adalah suatu posisi dimana seorang pemimpin
memfungsikan dirinya sebagai orang yang memimpin.
Mengenai fungsi kepemimpinan Kartini Kartono dalam bukunya
pemimpin dan kepemimpinan menjelaskan bahwa fungsi kepemimpinan ialah
memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau menggunakan
motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjlin jaringan komunikasi
yang baik, memberikan supervise / pengawasan yang efisien, dan membawa para
pengikutnya kepada sasaran yang dituju, sesuai dengan ketentuan waktu
perencanaan.20
Lebih jelas lagi J. Riberu dalam bukunya Dasar-Dasar Kepemimpinan
telah menerangkan dan membagi fungsi kepemimpinan kepada tiga bagian yaitu :
a. Tugas menanggapi situasi hidup masyarakat
b. Tugas menilai situasi hidup masyarakat
c. Tugas menetukan sikap / tindakan terhadap situasi hidup21
20 Kartono Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada,1998
21 Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992
-
18
Seorang pemimpin bertugas menanggapi situasi yang terjadi ditengah -
tengah masyarakat atau kelompoknya . sesorang pemimpin harus mengetahui
masalah masalah yang terjadi di masyarakat dan harus mengetaui keinginan
keinginan masyarakat.
Agar satu kelompok dapat dipimpin secara efektif, seoarang pemimpin
paling sedikit harus menjalankan dua fungsi utama yaitu :
a. Fungsi Pemacahan Sosial ( problem solving function ) fungsi ini
berhubungan dengan tugas atau pekerjaan yaitu memberikan jalan
keluar, pendapat dan informasi terhadap masalah yang dihadapi
kelompok.
b. Fungsi Sosial, fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok,
yaitu memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai
tujuan dan menciptakan suasana bagi kelompoknya.
Dari beberapa definisi diatas penulis mencoba menyimpulkan bahwa
fungsi kepemimpinan adalah seorang pemimpin yang memfungsikan poisinya
sebagai orang yang memimpin yang menjadi Penggerak utama dalam
keberlangsungan sebuah organisasi.
2. Tipe Kepemimpinan
Yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan adalah suatu bentuk atau pola
seseorang dalam memimpin. Segala bentuk yang dilakukan seorang pemimpin
dapat dijadikan pola untuk mencocokkan tipe apa yang dipakai seorang pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinannya.
-
19
Ada beberapa tipe pokok kepemimpinan yaitu:
a. Tipe Kepemimpinan Authoratic ( Otokratis )
Tipe kepemimpinan ini mengutamakan kekuatan dan posisi
formalnya. Pemimpin yang sangat authoritarian biasanya kurang
memperhatikan kebutuhan bawahan dan lebih memntingkan penyelesaian
tugas, semua aktifitas ditentukan oleh atasan; dan komunikasinya hanya
satu arah saja, yaitu kebawah saja.22
Ciri-ciri kepemimpinan ini adalah sebagai berikut :
a) Mengaggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b) Mengidentikkan tujuan pribadi dari pada tujuan organisasi
c) Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata
d) Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena ia
menganggap dialah yang paling benar
e) Selalu bergantung pada kekausaan formal
f) Dalam menggerakkan bawahan sering menggunakan pendekatan
(approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.23
Dari sifat-sifat yang dimiliki tipe pemimpin otokratis tersebut
diatas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari
manusia.
b. Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire ( free reign )
22 Basu Swastha, Azas-Azas Manajemen Modern, ( Yogyakarta : Liberty, 1985 ). Cet ke-1h. 168
23http://id.shvoong.com/business-management/management/2152411-tipe-tipe-kepemimpinan/
-
20
Tipe kepemimpinan ini membiarkan para bawahan mengatur diri
mereka sendiri, pemimpin hanya menetukan kebijaksanaan dan tujuan
umum. Sedangkan bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan dan
pencapaian tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok. Meskipun
gaya kepemimpinan seperti ni menciptakan masalah besar namun masih
ada situasi-situasi yang cocok untuk penerapan secara efektif.24
c. Tipe Kepemimpinan Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan
seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah
bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
a) Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah
mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama
b) Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan
jabatan
c) Senang pada formalitas yang berlebihan
d) Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
e) Tidak mau menerima kritik dari bawahan
f) Mengemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
24 Op cit , h. 169
-
21
dari sifat-sifat yang dimiliki pemimpin militeristis jelaslah bahwa tipe
pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
d. Tipe Kepemimpinan Fathernalistis
Tipe pemimpin fathernalistis mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu
bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan
pengaruh yang bersifat kebapakan dan menggerakkan bawahan untuk
mencapai tujuan terkadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu
sentimental.
Sifat-sifat umum dari tipe kepemimpinan fathernalistis adalah
sebagai berikut :
a) Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa
b) Bersikap terlalu melindungi bawahan
c) Jarang memberikan keempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan
d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkann inisiatif daya kreasi
e) Sering menganggap dirinya maha tahu.25
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini
sangat diperlukan akan tetapi ditinjau dari segi negatifnya pemimpin
fathernalistis kurang menunjukkan kontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
e. Tipe Pemimpin Kharismatis
25 Ibid, hal. 170
-
22
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan
sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memilikim kharisma. Hal yang
diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mempunyai daya tarik yang
sangat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar.
Mengapa mereka mengikuti pemimpin seperti ini, pengetahuan
tentang faktor penyebeb karena kurangnya seorang pemimpin yang
kharismatik, maka sering hanya dikatakan pemimpin yang demikian hanya
diberkahi dengan kekuatan ghaib ( Super Natural Power ), perlu
dikemukakan bahwa kenyataan umur, kesehatan, profil pendidikan dan
sebgainya tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
kharismatis.
f. Tipe Kepemimpinan Partisipatif ( Democratic )
Tipe pemimpin yang demokratis yaitu tipe kepemimpinan dimana
pemimpin menempatkan manusia sebagai factor utama dan terpenting
dalam setiap organisasi. Tipe ini diwujudkan dengan dominasi perilaku
pelindung, penyelamat, dan perilaku yang cenderung memajukan dan
mengembangkan organisasi.
Tipe kepemimpinan ini melibatkan bawahan dalam perencanaan
dan pengambilan keputusan. Disini pemimpin lebih memperhatikan
kebutuhan bawahan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Pemimpinjuga memberikan kemungkinan kepada bawahan untuk berpartisipasidalam bentuk pemberian informasi, pendapat dan usul-usul.
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan yng
demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang paling baik. Hal ini
-
23
disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan
kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari kepemimpinan demokratis adalah sebagai
berikut :
a) Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia didunia
b) Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan
kepentingan organisasi
c) Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya
d) Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan membrikan
pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan
tidak mengurangi daya kretifitas, inisiatif dan prakarsa dari bawahan.
e) Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin, tipe demokratis
dijelaskan bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
g. Tipe kepemimpinan menurut Haidar Nawawi dan Martin Handari
Menurut Haidar Nawawi dan M Martin Handari terdapat juga tipe
kepemimpinan pelengkap yang merupakan turunan dari tipe-tipe kepemimpinan
pokok yaitu :26
1) Tipe Kepemimpinan Simbol
Tipe kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar
lambang / symbol tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang
26 Nawawi, Hadari, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta : UGM Press,2003
-
24
sebenarnya, walaupun demikian kedudukannya tidak dapat digantikan oleh
orang lain.
2) Tipe Kepemimpinan Pengayom
Tipe kepemimpinan ini yang menempatkan seseorang sebagai
kepala yang layknya sebagaimana berfungsi sebagai kepala keluarga.
Pemimpin memiliki kesediaan dan kesungguhan dalam mengayomi
anggotanya, dengan berbuat segala sesuatu yang layak dan diperlukan
organisasinya.
3) Tipe Kepemimpinan Ahli
Tipe kepemimpinan ini harus dujalankan oleh seorang yang
memiliki keahlian atau keterampilan tertentu yang sesuai dengan bidang
garapan yang dikelola oleh organisasinya. Dengan kata lain pemimpin
harus professional dibidangnya.
4) Tipe Kepemimpinan Organisatoris
Tipe kepemimpinan ini dijalankan oleh para pemimpin yang
senang dan memiliki kemampuan mewujudkan kerjasama yang
pelaksanaannya berlangsung secara sistematis dan terarah dan ada tujuan
yang jelas. Pemimpin bekerja secara berencana, bertahap, dan tertib.
5) Tipe Kepemimpinan Agigator
Tipe kepemimpinan ini adalah tipe kepemimpinan yang diwarnai
dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk tekanan-tekanan, adu domba,
memperruncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan /
potensi konflik dengan maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Agitasi yang dilakukan terhadap kelompok atau orang yang berada diluar
-
25
organisasinya semata-mata untuk kepentingan orgnisasinya bahkan untuk
kepentingan pribadinya.
3. Gaya Kepemimpinan
Kata gaya berasal dari bahasa inggris yaitu kata stayle yang berarti gaya
;cara ( hidup, bertindak dan sebagainya ).27 Yang dimaksud dengan gaya
kepemimpinan menurut istilah ialah cara bagaimana seorang pemimpin membawa
dirinya sebagai seorang pemimpin cara ia bergerak dan tanpil dalam
menggunakan kekuasaannya.28
Leadership stayle dapat diartikan dengan gaya kepemimpinan.
Maksudnya, cara yang diambil seseorang dalam rangka memperaktekkan
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan bukan bakat. Oleh karena itu, gaya
kepemimpinan dapat dipelajari dan diperaktekkan dan dalam penerapannya harus
disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.29
Sehubungan dengan itu Agus Dharma seperti yang dikutip Hadari Nawawi
dalam bukunya Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi mendefinisikan bahwa
gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan seseorang pada
saat ia mencoba mempengaruhi orang lain.30
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya manajemen membagi gaya
kepemimpinan menjadi dua yaitu :
27 Wajo Waswito dan WJS poerwadarminta, kamus lengkap inggris Indonesia-indonesiainggris, ( Jakarta : hasta, 1974 ) Cet ke-2 h. 218
28 Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan, ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992 ) h. 729 Yayat M Harujito, Dasar-dasar Manajemen, ( Jakarta : PT. Gramedia, 2004 ) cet ke-2
h. 18830 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, ( Yogyakarta : UGM Press,
2003 ) Cet ke-1 h. 115
-
26
a. Gaya dengan orientasi tugas ( Task Oriented ). Pemimpin berorientasi
tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk
menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan,
pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan
pelaksanaan pekerjaan dari pada perkembangan dan pertumbuhan
karyawan.
b. Gaya dengan orintasi karyawan ( employed oriented ). Pemimpin yang
berorintasi pada karyawan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan
disbanding mengawasi mereka. Mereka mendorong para angota
kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan
kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan,
menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling
mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.31
C. Organisasi
A. Pengertian Organisasi
Organisasi secara etimologi berasal dri kata organum yakni alat, bagian
dari anggota atau badan. Sedangkan secara terminologi bisa diartikan :
1. Susunan yang teratur dan berdsiplin
2. Persatuan sesuatu atau keadaan dipersatkan sehingga orang bisa bekerja
sama.
3. Caranya bagian-bagaian dari suatu eseluruha disusun
4. Kelompok manusia yang bersatu untuk melakukan pekerjaan tertentu
31 Handoko Hani T, Manajemen, yogyakarta : BPFE, 1998
-
27
5. Perpaduan secara sistematis dariada bagian-bagian yang saling
ketergantungan atau keterkaitan untuk membantu suatu kesatuan yang
bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditentukan
6. Aktiitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan sehingga
terwujudlah kesatuan-kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan
7. Suatu sistem kerjasama yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan bersama
8. Berhimpunnya sejumlah orang untuk melakukan kerjasama dengan
seorang pemimpin, lainnya sebagai anggota dan terikat oleh aturan tertentu
untuk mancapai tujuan tertentu.
9. Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama
atau secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan mana terdapat orang/beberapa orang yang disebut
atasan dan seorang atau sekelompok orang disebut bawahan.32
Suatuperkumpulan juga dapat disebut organisasi bila memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut :
a. Pimpinan
b. Anggota
c. Peraturan yang mengikat, biasanya ada AD dan ART.
32 Fadli Ahmad HS. Organisasi Dan Manajemen, (Jakarta: MANHALUN NASYI-IN PRESS ,2008) Cet ke-4 Hal : 1-3
-
28
Yang menjadi dasar organisasi bukan siapanya akan tetapi apanya
yang berarti bahwa yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang
organisasi, tetapi apakah tugaspekerjaan dari organisasi.
Jika kita sudah mengetahui tugas-tugas organisasi, barulah kemudian kita
mencarai orang-orang yang akan memegang atau menangani tugas-tugas yang ada
di dala organisasi itu.
Organisasi sebagai wadah atau tempat daripada manajemen mempunyai hubungan
yang erat sekali dengan manajemen dan saling mempengaruhi, kalau organisasi
baik akan tetpi manajemen tidak baik maka akan berpengaruh sehingga organisasi
tidak dapat bergerak sebagaimana mestinya. Demikian pula sebaliknya, kalo
manejemen baik tetapi organisasinya tidak baik maka akan menimbulkan
mismanajemen. Hubungan antara manajemen dan organisasi dapat dianalogikan
sebagai hubungan antra badan dan jasmaniyah dengan nyawa atau jiwa
D. Masjid
1. Pengertian Masjid
Masjid berasal dari kata sajada yaasjudu sujuudan masjidan yang berarti
tempat merendah diri, tempat menyembah tuhan, tempat sujud, setiap tempat
yang dipakai untuk sujud, setiap tempat yang dipakai untuk ibadah kepada Allah
SWT, dan setiap tempat yang dipakai untuk menunduk kepada Allah SWT.
Pengertian masjid menurut Istilah adalah tempat sujud, yaitu tempat
ummat islam mendirikan shalat, Dzikir kepada Allah SWT dan untuk hal-hal yang
berhubungan dengan dakwah islamiah. Masjid secara umum seringkali
diidentikkan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku islam sebagai
-
29
agamanya. Sejak zaman Nabi, masjid selain difungsikan sebagai tempat
pelaksanaan Ibadah juga sebagai pusat kebudayaan, pusat pengaturan strategi
perang dan damai, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya ummat
secara keseluruhan. Masjid berarti tempat sujud, secara terminologi masjid juga
dapat diartikan sebagai tempat beribadah ummat islam, khususnya dalam
melaksanakan shalat. Masjid sering disebut dengan sebutan Baitullah (rumah
Allah) yaitu rumah yang dibangun sebagai sarana mengabdi kepada Allah SWT.33
M. HR. Songge menyatakan masjid secara terminologis bermakna sebagai
tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan Ibadah Mahdhah berupa
Shalat wajib dan berbagai Shalat sunnah lainnya kepada Allah SWT. Sedangkan
masjid dalam makna terminologinya adalah tempat diamana para hamba
melakukan segala aktivitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam
kerangka beribadah kepada Allah SWT.34
Prof. TM. Hasbi Ash-Shiddiqhi berpendapat bahwa pengertian masjid
tidaklah khususnya mendirikan shalat Jumat saja, bahwa perkataan masjid itu
mengenai segala tempat yang dijadikan tempat umum untuk menegakkan shalat
dan jamaah.35
Syekh Sayid Syabiq dalam bukunya Fiqhu Sunnah mengartikan masjid
sebagai berikut : sebagaimana Allah telah mengkhususkan kepada ummat ini,
yaitu menjadikan bumi dalam keadaan suci dan sebagai masjid, dimana saja orang
33 Siswanto, Ir, Panduan Praktis Organisasi Masjid, ( Jakarta : Pustaka Al-Kautsar 2005 ),cet ke 1, hal. 23
34 M. HR. Songge, Pesan Risalah Msyarakat Madani, ( Jakarta : PT. Mediacita, 2001 ) Hal.12-13
35 Hasbi Ash Shidiqi TM Prof, Koleksi Hadis-Hadis Hukum, ( Bandung : PT. al-Maarif, 1979) Jilid 2 cet ke-3
-
30
muslim telah sampai pada waktu shalat maka shalatlah dimana ia berada atau
mendapatinya.36
Dalam pengertian sehari-hari masjid merupakan bangunan tempat suci
kaum muslimin. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan
patuh, maka hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang
mengandung kepatuhan kepada Allah SWT semata. Didalam Al-Quran
ditegaskan :
Artinya : Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah karena itu
janganlah menyembah selain Allah sesuatu apa pun ( QS. Al-Jin : 18 )
Dari beberapa pendapat diatas penulis berkesimpulan bahwa masjid
disamping tempat mendirikan shalat, juga mempunyai peran ganda dalam
pengembangan dakwah Islam dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
2. Peran dan Fungsai Masjid
Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai
tempat ibadah dan pembinaan ummat, maka ada sisi aktivitas yang harus
dikembangkan, tegasnya semua anggota masyarakat yang menjadi jamaah masjid
harus mendapat pembinaan dari masjid sehingga meningkatkan ketakwaan kepada
Allah SWT.37
Apabila masjid dituntut berfungsi membina ummat, tentu sarana yang
dimilikinya harus tepat, menyenangkan dan menarik semua ummat baik dewasa,
36 Sayid Syabiq, Fiqhus-sunnah, ( Beirut : Dar al-fik, 1981 ), jilid 1, cet ke 3, hal-20937 Ahmad Yani, Menuju Masjid Idel, ( LP2SI : Haramain, 2001 ), cet ke1, hal-19
-
31
anak-anak, tua, muda, laki-laki, perempuan, yang terpelajar maupun yang tidak
terpelajar, sehat atau sakit serta kaya atau miskin.38
Al-Quran menyatakan fungsi masjid antara lain dalam Firman Nya :
Artinya : Bertasbihlah kepada Allah dimasjid-masjid yang telah diperintahkan
untuk dimuliakan dan disebut namanya didalamnya pada waktu pagidan petang, orang-orang yang tidak ( pula ) jual beli, atau aktivitasapapun. Dan mengingat Allah, dan ( dari ) kendirikan shalatmembayar zakat mereka takut kepada suatu hari yang ( dihari itu )hati dan pengelihatan menjadi guncang. ( QS. An-Nuur : 36-37 )
Masjid telah mengalami perkembangan pesat, baik dalam bentuk
bangunan maupun fungsi dan perannya. Hamper dapat dipastikan bahwa dimana
komunitas ummat muslim berada disitu ada masjid. Memang ummat islam tidak
bias terlepas dengan masjid. Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut
ilmu, bertukar pengalaman, pusat dakwah dan lain sebagainya disamping sebagai
tempat ibadah.
Saat ini masjid memiliki fungsi dan peranan yang semakin terasa penting
dalam kehidupan ummat islam, diantaranya sebagai berikut :
a. Tempat Beribadah
sesuai dengan namanya masjid adalah tempat sujud. Maka diketahui
bahwa makna masjid didalam islam adalah sebagai tempat ibadah shalat.
Sebagaimana menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan
38 Quraisy Syihab, Wawasan Al-Quran, ( Bandung : Mizan, 2004), cet ke 15, hal-461
-
32
untuk memperoleh ridho Allah, maka fungsi masjid selain tempat untuk
shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran
islam.
b. Tempat Menuntut Ilmu
masjid berfungsi sebagai tempat belajar mengajar, khususnya ilmu agama
yang merupakan fardhu Ain bagi ummat islam. Disamping itu juga ilmu-
ilmu lainnya baik ilmu alam, social, keterampilan dan sebagainya.
c. Tempat Pembinaan Jamaah
dengan adanya ummat islam disekitarnya, masjid perlu mengaktualkan
perannya dalam mengkoordinir mereka, baik untuk ibadah maupun
aktivitas lainnya dalam rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan
ummat. Selanjutnya, ummat yang tewrkoordinir secara rapi oleh pengurus
masjid ( dalam hal ini Takmir masjid / DKM / HJM ) dibina keimanan,
ketakwaan, ukhuwah dan dakwah islamiyah.
d. Pusat Dakwah dan Kebudayaan
masjid merupakan jantung kehidupan ummat islam, yang selalu berdenyut
untuk menyebar luaskan dakwah islamiyah dan budaya islami. Dimasjid
pula seharusnya direncanakan, diorganisir , dikaji, dilaksanakan atau
dikembangkan dakwah dan kebidayaan islam yang menyahuti kebutuhan
masyarakat.39
39 Ibid hal-27
-
33
e. Pusat Kaderisasi
sebagai tempat Pembina jamaah dan kepemimpinan ummat, masjid
memerlukan aktivitas yang berjuang menegakkan islam secara
berkesinambungan, patah tumbuh hilang berganti, karena itu, pembinaan
kader perlu disiapkan dan dipusatkan dimasjid sejak mereka masih kecil
sampai dewasa, diantaranya melalui wadah TPA.
f. Basis kebangkitan ummat islam adad 15 hijriah ini telah dicanangkan
ummat islam sebagai abad kebangkitan ummat islam. Ummat islam yang
telah sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban
dunia, berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan ajaran islam.
g. Tempat Kegiatan Masayarakat
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masjid merupakan
pusat ibadah dalam pengertian luas yang mencakup juga pusat pusat
kegiatan muamalat. Dimasjid kita dapat melakukan akad nikah. Ketika
rencana kehidupan rumah tangga fimulai. Dari masjid kita dapat petuah
dan wejangan tentang bagaimana kehidupan rumah tangga dijalankan.
Dari masjid juga diperoleh kejelasan bagaimana kehidupan Islami dapat
dijalankan baik menyangkut aspek ekonomi, soail,politik maupun
budaya.40
Dalam rangka untuk pencapaian maksud tersebut maka perlu optimalisasi
peran masjid sebagai pusat ibadah dan pengembangan masyarakat dalam
meningkatkan keimanan, ketakwaan, pendidikan, keterampilan, kecerdasan, dan
40 Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah, ( Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2002 ), Cet ke-1Hal.50-51
-
34
pembinaan persatuan ummat (Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Basyariah, dan
Ukhuwah Wathoniah).
E. Organisasi Masjid
Organisasi adalah merupakan kerja sama di antara beberapa orang untuk
mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja. Yang
menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi adalah tercapainya tujuan secara
efektif dan efisien. Dari definisi tersebut dapat diambil pengertian, bahwa
organisasi Masjid adalah merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan Masjid untuk mencapai tujuan
bersama. maka peran organisasi ini adalah memakmurkan Masjid.
Untuk merealisasikan fungsi dan peran Masjid diperlukan organisasi
Masjid yang mampu mengadopsi prinsip-prinsip organisasi dan management
modern. Sehingga aktivitas yang diselenggarakan dapat menyahuti kebutuhan
umat serta berlangsung secara efektif dan efisien. Kebutuhan akan organisasi
Masjid yang profesional semakin tidak bisa ditawar lagi mengingat kompleksitas
kehidupan umat manusia yang semakin canggih akibat proses globalisasi,
kemudahan transportasi, kecepatan informasi dan kemajuan teknologi.41
Organisasi Masjid secara kuantitas sudah banyak, namun sebagian besar
kinerjanya masih sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat dengan kurang
profesionalnya Pengurus maupun minimnya aktivitas yang diselenggarakan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kurang profesionalnya kebanyakan Pengurus
41 TIM WEB INSTITUT MANAJEMEN MASJID 2007. Hal. 1
-
35
Masjid, di antara yang penting adalah minimnya pengetahuan dan kemampuan
berorganisasi.
Organisasi dan management telah menjadi bagian yang menyatu dengan
kehidupan manusia. dengan memanfaatkannya suatu lembaga, termasuk
organisasi Masjid, dapat bekerja mencapai tujuan secara efektif dan efisien, serta
dapat mengantisipasi perkembangan organisasi ke depan. Orang-orang modern
telah mengaplikasikan dalam berbagai aktivitas, baik yang bertujuan komersial
maupun sosial, dan nyata-nyata telah memberi banyak sumbangan bagi kemajuan
lembaga. Organisasi Masjid bila ingin maju harus mengadopsi ilmu organisasi
dan management modern.42
Pada dasarnya penerapan organisasi dan management dalam sistim organisasi
Masjid adalah untuk mempermudah usaha mencapai tujuan. Dengan menerapkan
prinsip-prinsipnya, maka akan diperoleh beberapa keuntungan, di antaranya:
1. Semua aktivitas dilakukan secara terencana dan direncanakan berdasarkan
pertimbangan rasional serta dapat dipertanggungjawabkan.
2. Aktivitas diselenggarakan secara terorganisir dengan menghindari
terjadinya tumpang tindih.
3. Dalam melaksanakan aktivitas lebih terkoordinasi dengan sistim
kepemimpinan dan tanggungjawab yang jelas.
42 Ibid. Hal. 3
-
36
4. Pelaksanaan aktivitas maupun hasilnya dapat mudah diawasi dan
diarahkan sesuai dengan tujuan penyelengaraannya.43
Di Indonesia telah berkembang organisasi Masjid, atau dengan nama
lainnya seperti: Dewan Kesejahteraan Masjid, Dewan Kepengurusan Masjid,
Dewan Kemakmuran Masjid, dewan masjid indonesia atau Pengurus Masjid; yang
menjadikan Masjid sebagai titik pusat perhatiannya. Sementara faktor umat
sebagai satu kesatuan jamaah masih belum tersentuh dengan baik, sehingga
menimbulkan kesenjangan dalam pembinaannya.
Saat ini perlu dihadirkan organisasi Masjid yang mampu menyatukan Masjid,
jamaah dan imamah dalam suatu komunitas muslim. Konsep ini menekankan
bukan hanya Masjid sebagai tempat aktivitas ibadah, tetapi juga umat Islam
sebagai subyek sekaligus obyek dari aktivitas tersebut. Umat Islam di sekitar
suatu Masjid membentuk satu kesatuan jamaah, dan dibimbing oleh imamah
Pengurus Tamir Masjid. Karakter yang ingin dikembangkan adalah demokratis,
egaliter dan penuh partisipasi dengan dilandasi nilai-nilai Islam.
Format organisasi Masjid ini memanfaatkan prinsip-prinsip organisasi dengan
lebih serius, seperti adanya tujuan, visi dan misi yang jelas, departementasi dalam
bidang-bidang kerja, hirarki kepengurusan yang diikuti adanya hak, wewenang
dan tanggungjawab, pendelegasian tugas dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip
management juga diaplikasikan dengan sungguh-sungguh, misalnya planning,
organizing, actuating dan controlling (POAC).
43 http://www.immasjid.com/?pilih=lihat&id=1162
-
37
Pemikiran mendasar yang melatarbelakangi format organisasi Masjid adalah
karena semakin beragamnya kebutuhan dawah Islamiyah dan keinginan untuk
melibatkan seluruh potensi umat dalam upaya-upaya memakmurkan Masjid serta
kebutuhan dalam menyahuti kebangkitan Islam yang telah dicanangkan.
-
38
BAB III
PROFIL DR. KH TARMIZI TAHER
DAN GAMBARAN UMUM DEWAN MASJID INDONESIA ( DMI )
A. Profil DR. KH Tarmizi Taher
1. Latar Belakang Keluarga.
Nama lengkap Tarmizi Thaher adalah Tarmizi Thaher. Beliau dilahirkan
di Padang, Sumatera Barat pada 7 Oktober 1936. Beliau lahir dari pasangan
Taher Marah Sutan dengan isteri keduanya Djawanis, istri pertama Thaher
Marah Sutan wafat, saat menikah dengannya. Dengan isteri pertamanya, Thaher
Marah sutan tidak memiliki anak. Saat Tarmizi Thaher dilahirkan, Thaher marah
Sutan berusia 55 tahun, sementara Djawarnis masih berusia 20 tahun.44
Thaher Marah Sutan merupakan sosok yang berjiwa nasionalis dan
berintelektual tinggi. Maka tak mengherankan kalau saat ini Tarmizi Thaher
menjadi seorang dai yang sukses dalam berdakwah untuk membawa ummat
manusia di era modern ini agar ( ummat islam ) menjadi cerdas.
Intelektual asal minang ini sejak kecil hidup dalam keluarga bahagia
karena mempunyai orang tua yang terdidik dan berada. Karena itu, Tarmizi
Thaher dilahirkan tidak dirumah dan juga tidak oleh dukun beranak, tetapi
dirumah sakit ibu dan anak ( IDA ). Yang sekarang menjadi rumah sakit tentara di
kota padang, Sumatera Barat. Ini sesuatu yang masih jarang terjadi dimasa
penjajahan, sebab orang tua Tarmizi Thaher adalah orang pribumi. 45
44 Nurul Badruttamam, M.A. Dakwah Kalaboratif Tarmizi Thaher. Hal. 6745 Iibid, hal 67
-
39
Tarmizi Thaher memiliki seorang istri dan empat orang anak. Tiga
diantaranya laki-laki, sedangkan yang kedua adalah perempuan. Keempat anaknya
telah menikah dan meiliki putra putri ( cucu Tarmizi Thaher ).
Istri Tarmizi Thaher bernama Hj. Djoesma Tarmizi Thaher, lahir di
Padang 13 Juli 1940. Anak pertamanya bernama Dipl. Ing. H. Afghan lulusan
Braubschweigh Jerman. Adiknya bernama Ir. H. Sakina, M. Sc, alumni IPB yang
merupakan salah satu staf UNDP. Putra ketiga Tarmizi Thaher bernama Dipl. Ing.
H. Halbana, M. Sc, yang juga keluaran Achen Jerman. Sedangkan putera
keempatnya bernama H. Digantoro, SE. dari lulusan UI. Menantu pertama
Tarmizi Thaher bernama Hj. Ilona. Menantu keduanya bernama dr. H. Eka .S
Utama, dengan anaknya Dina Rahmatika dan Nabila Farakhika. Sedangkan
menantu ketiganya bernama Dr. Hj. Shanti Budhiasih dengan putranya Moh.
Ihsan. Dan menantu terakhir Dr. Hj. Ratri Ainulfa, yang memiliki anak Moh.
Faruqi dan Nasfah Aisyah Rahmah.46
2. Latar Belakang Pendidikan
Tarmizi Thaher merupakan orang yang sukses dalam mengarungi
kehidupan. Sejak kecil, Tarmizi Thaher dididik kedua orang tuanya untuk menjadi
orang yang berjiwa nasionalis dan siap membangaun bangsa, hal ini terlihat dari
dunia pendidikan yang beliau tempuh. Tarmizi Taher menempuh SD dari tahun
1943 sampai 1949.
46 Riwayat hidup Tarmizi Thaher
-
40
Prestasi gemilang selalu didapatkan Tarmizi Thaher dalam mengarungi
dunia pendidikannya. Dengan begitu, tak mengherankan kalau ada salah satu guru
SD nya yang mengakui prestasinya karena kecerdasannya.
Sewaktu SD Tarmizi Thaher duduk satu kelas dengan Tabrani ( kakaknya
). Beliau menempuh SD di tiga tempat. Pada 1945, Tarmizi Thaher sekolah
dipadang, tempat sekolah Muhammad Yamin. Ketika perang meletus di Padang ,
1946-1947, Tarmizi Taher dan keluarga pindah ke Padang Panjang, Sumatera
Barat. Cerita kecil Tarmizi Thaher masih bisa didapatkan dari guru SD nya Ibu
Retno Gundam. Setiap berada di padang Panjang ia selalu menjenguk gurunya
tersebut , termasuk setelah menjabat Menteri Agama RI. Ibu Retno Gundam
mengakui bahwa Tarmizi Taher seorang anak yang cerdas. Kecerdasan itu bukan
sekedar pengakuan tetapi dibuktikan dengan predikat juara kelas. Bahkan ketika
tamat SD Tarmizi Thaher menjadi juara I tingakat Kabupaten Tanah Datar (
Ketika itu masih Padang Panjang ).47
Setelah lulus, Tarmizi Thaher pun melanjutkan pendidikannya di Jakarta,
yaitu di SMPN 4 Jakarta. Pada tahun 1949 sampai tahun 1952, yang kini terletak
dijalan Perwira, samping gedung Departemen Agama Pusat, Lapangan Banteng.
Kemudian beliau meneruskan di SMA 2 Wijaya Kusuma Surabaya pada tahun
1952 sampai tahun 1959.
Tarmizi Taher pernah mengikuti latihan kilat militer PPKD Surabaya,
pada tahun 1960, sebelum akhirnya memasuki Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga ( UNAIR ) Surabaya. Yang tamat tahun 1964. Semasa dibangku kuliah,
47 Ibid, hal. 73-74
-
41
Tarmizi Taher merupakan seorang aktivis yang berkecimpung diberbagai
organisasi. Dari mulai organisasi mahasiswa hingga organisasi penerbitan.
Beliau pernah menjabat Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa UNAIR
Surabaya ( 1960-1962 ). Ditahun 1962-1963 beliau menjadi Ketua Senat
Mahasiswa di Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Satu tahun kemudian,
terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa, posisi tertinggi ditingkat
Universitas ( 1963-1964 ). Dan pada tahun 1958-1960, menjadi Ketua Dewan
Redaksi Majalah Mahasiswa Embriyo, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya.
Seusai lulus dari Fakultas kedokteran UNAIR Surabaya, Tarmizi Taher
melanjutkan study yang berkonsentrasi dibidang kemiliteran. Beliau mengikuti
latuhan kemiliteran pertama Sispa XIII Kobangdikal/AAL Surabaya, tahun 1965
sampai dengan tahun 1966.48
Setelah menyelesaikan latihan kemiliteran, Tarmizi Thaher mendapatkan
beberapa kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di luarnegeri. Tarmizi Thaher banyak mendapatkan pengalaman dan salah satunya
menjadi peserta terbaik selama belajar diluar negeri.Beliau menjadi peserta training pekerja yang diadakan oleh tentara AS di
Sandiego, California Amerika Serikat pada tahun 1972 -1973. Setelah mendapat
sertifikat, ditahun 1975 beliau ikut serta untuk bergabung dalam program study
kesehatan untuk perwira tinggi, yang disponsori oleh TNI AS di Washington D.C.
beliau pernah mengikuti Navy Staff of comment school for the armed forces of
the republic Indonesia, pada tahun 1976. Disini Tarmizi Thaher mendapatkan
predikat terbaik, nomor 1 di lebih dari 100 siswa. Selain itu, Tarmizi Thaher
48 Biografi Tarmizi Thaher
-
42
pernah mengikuti training and development program IMDI ( Internasional
Manajemen Development Instituted ), Graduate School of Public and
Internasional Affairs, university of Pittsburgh, Pennsylvania. Amerika Serikat
pada tahun 1991 dan Introduction to Computers IMDI, university of Pittsburgh,
Computer Learning Center, pada tahun 1991.
Tarmizi Thaher pun telah banyak memiliki pengalaman. Dari sinilah
terlihat kalau Tarmizi Taher merupakan orang yang cerdas dan cerdik dalam
menentukan masa depannya. Apa yang menjadi cita-cita kedua orang tuanya pun
dapat dicapai semua.
Hal itu bisa dilihat dari sikap dan cita-cita ayahnya yang berjiwa nasionalisserta memiliki intelektul yang tinggi. Sementara Ibunya adalah seorang
Muballighoh yang tekun mempelajari agama. Betapa tidak, ayahnyamenginginkan ia menjadi seorang dokter sedangkan ibunya mengharapkan iamenjadi tokoh agama. Kedua keinginan ayah dan ibunya tersebut telahdipenuhinya. Sebagai dokter, nama Tarmizi Thaher cukup popular dimata para
pasiennya. Sedangkan sebagai Muballigh Tarmizi taher tidaklah asing dimata
ummat. Terlebih setelah ia menjabat sebagai Menteri Agama RI dalam KabinetPambangunan VI.
Setelah pandai di dunia pendidikan, didalam percakapan ternyata Tarmizi
taher menguasai empat bahasa asing secara aktif. Diantaranya bahasa Inggris,
Bahasa Belanda, Bahasa Jerman dan Bahasa Arab. Maka tak mengherankan kalau
KH. DR. Tarmizi Thaher memiliki hasil karya dalam bahasa asing.
-
43
B. Karir Tarmizi Taher
DR. KH. Tarmizi Thaher adalah sosok yang gemilang dalam mengarungi
kehidupan. Hal ini bisa terlihat dari aktifitas DR. KH. Tarmizi Thaher dalam
meniti karir. Disamping kemiliteran dan pelayanan masyarakat, DR. KH. Tarmizi
Thaher pun aktif diberbagai organisasi pemerintahan.
Diorganisasi pemerintahan, DR. KH. Tarmizi Taher pernah menjabat
Seretaris Jendral Department Agama ( 1987-1993 ). Setelah itu, beliau mendapat
kepercayaan untuk menjadi Mentri Department Agama ( 1993-1998 ). Selang satu
tahun, DR. KH. Tarmizi Thaher menjadi Duta Besar RI untuk Norwegia ( 1999-
2002 ).DR. KH. Tarmizi Thaher juga menjadi anggota MPR, mewakili Fraksi TNI
dalam bidang keagamaan ( 1978-1982 dan 1982-1987). Selama menjadi dokter
medis, ditahun 1975, beliau menjadi kepala deputi Asosiasi Pemberantasan
Tuberculosis Indonesia.
Sedang dibidang kemiliteran, selama DR. KH. Tarmizi Thaher menjadi
Purnawirawan TNI, jabatan terakhir militernya adalah Laksamana Muda. Bahkan
sebelum DR. KH. Tarmizi Thaher mengikuti latihan kemiliteran pertama Sispa
XIII Kobangdikal/ AAL Surabaya ( 1965-1966 ). Tahun 1964, beliau bergabung
di TNI sebagai petugas kesehatan. Di tahun 1979 beliau menjabat Kepala
Pelayanan Bimbingan Mental di TNI. Satu tahun kemudian beliau dipromosikan
menjadi Kepala Deputi Pusat untuk bimbingan mental ABRI.
Dalam jajaran TNI AL / ABRI, mulai menapaknya dari Jabatan Kepala
Department Kesehatan KRI Iran ( 1964-1965 ), kepala kesehatan Denma Armada
( 1965 ), kepala kesehatan KRI Halmahera ( 1965-1966 ), kepala kesehatan
-
44
Kojenjelru ( 1968 ), Kepala Kesehatan Daerah ( 1968-1972 ), Kepala Bagian
Kesehatan Preventif Diskesal ( 1975- 1976 ), Asisten Pembinaan Jinkesal ( 1976-
1978 ), Kepala Kesehatan Preventif AL ( 1977), Perwira Pembinaan Perencanaan
Kesehatan AL, Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI AL ( 1979-1980 ), Wakil
Kepala Pusat Pembinaan Mental ABRI ( 1980-1982 ), dan Kepala Pusbintal ABRI
( 1982-1987 ).
Sejak kecil beliau memiliki latar belakang keislaman yang kuat dan sangat
berbakat dibidang Psikologi. Maka tak heran jika DR. KH. Tarmizi Thaher
kemudian menjadi aktif diberbagai penyuluhan dibidang keagamaan . setelah
lulus, DR. KH. Tarmizi Thaher aktif di aktifitas-aktifitas dakwah Islam diberbagai
tingkat masyarakat Muslim Indonesia. Dan ditahun 1972 beliau menjadi Ketua
Dewan Pendidikan tertinggi untuk Islamic Cell. DR. KH. Tarmizi Thaher menjadi
salah satu anggota Badan Pengurus Harian Majlis Ulama Indonesia ( MUI ) pada
tahun 1982-1987, dan selanjutnya menjadi Ketua MUI pusat pada tahun 1985-
1993.
Selama DR. KH. Tarmizi Thaher menjabat sebagai Mentri Agama, karya
nyata yang ia tampilkan antara lain memasyarakatkan kerukunan hidup beragama,
bukan saja pada tingkat nasional tetapi juga internasional. DR. KH. Tarmizi
Thaher mendirikan LPKUD ( Lembaga Pengkajian Kerukunan Ummat Beragama
), lembaga tempat bergumulnya para pakar dan cendikiawan berbagai agama pada
Oktober 1993.
DR. KH. Tarmizi Thaher pernah menjadi instruktrur diberbagai training.
Sejak tahun1984 hingga 1998, beliau menjadi instruktur tingkat nasional Program
-
45
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ( P4 ), dan Rektor di School of
Military Staff Comment TNI. Pernah menjadi Ketua Korps Nasional Muballigh
Muhammadiyah, sebagai presiden direktur LSM NU-Muhammadiyah dengan
nama Indonesian War Against Narkotics and HIV/AIDS, sebagai Presiden
Direktur LSM NU-Muhammadiyah Center for Moderate Moslem ( CMM ), dan
sebagai Ketua Dewan Masjid INDONESIA ( DMI ) dari tahun 2006 sampai
sekarang.dan menjabat ketua II Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) Surabaya, ketua
satu pengurus besar Perkumpulan Pemberantasan Turbekulosa Indonesia ( PPTI ).
Beliau juga telah melanglangbuana kemancanegara untuk menghadiri berbagai
konfrensi kedokteran dan telah mengunjungi semua Negara di Timur Tengah
dalam rangka tugas negara. Salah satu prestasi terbaik di dunia internasionalnya
adalah ketika DR. KH. Tarmizi Thaher terpilih menjadi Ketua Konfrensi Mentri-
Mentri Agama se-dunia Islam pada tahun 1997.
Dibidang akademik, saat ini DR. KH. Tarmizi Thaher menjadi Rektor di
Universitas Islam Az-Zahra ( UNIA ) dari tahun 2004. Beliau pernah menjadi
Dosen Sekolah Komando ( SESKO ) ABRI dan SESKO AL, Dosen Lembaga
Pertahanan Nasional, Dosen Tamu Fakultas kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Rektor Universitas Bangkalan Madura ( kini
Universitas Negeri Trunojoyo ), Dosen Luar Biasa Fakultas Kedokteran dan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, dan Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta.
Diluar keaktifannya dibidang akademik, kemiliteran, penyuluhan
masyarakat dan organisasi pemerintahan, DR. KH. Tarmizi Thaher aktif
-
46
diberbagai acara taraf internasional, baik sebagai pembicara maupun sebagai
peserta. Dibawah ini adalah pengalaman DR. KH. Tarmizi Thaher pada taraf
Internasional :
1. Peserta, Center Society Meeting, California, Amerika Serikat
2. Peserta, Perwira Project Trial Rimactawe, ABRI ( kerja sama
Hankam,Depkes- Ciba Geigy Swiss
3. Pembicara, Conference of Internasional ( Union Against ), Brussel
4. Ketua Delegasi Indonesia, Kongres TBC dunia, Brussel, Jerman
5. Peserta dari TNI AL, Seven Asians Occupational Conference
6. Peserta, Eastern Religion of I.U.A.T Hongkong.
7. Pembicara, seminar on Islam and Violence, United Nations University, Bali
8. Peserta, Spiritual Leaders and Expert Participants, Consultative Meeting on
the Question of Peace, Development, Populationts and Environment.
9. Pembicara Konferensi Internasional, sumbangan Islam kepada peradaban.
Kairo Mesir.
10. Pembicara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Iskandariyah, Kairo
11. Pembicara Dialog Keliling Forum Antar Agama Indonesia, Singapura
12. Dll.
C. Penghargaan-penghargaan DR. KH. Tarmizi Taher
Apa yang selama ini menjadi kerja keras DR. KH. Tarmizi Thaher tidaklah
sia-sia. Semua yang dilakukan mendapat penghargaan, baik dibidang kemiliteran
maupun dibidang keagamaan ( Dakwah ). Berikut ini merupakan penghargaan
yang telah diraihnya :
-
47
1. Satyalencana Dwidya Sistha Penegak, 1981
2. Satyalencana Dwida Sistha Kesetiaan VIII, 1987
3. Satyalencana Dwidya Sistha Dwikora, 1989
4. Bintang Funun Wal Qanun ( seni dan budaya ) dibidang dakwah dari
Presiden Mesir Husni Mubarok, 1993
5. Bintang Mahaputra Adipradana, Agustus 1996
6. Jalasena Neraya, 1997
7. Doktor Honoris Causa Temple university Amerika Serikat, 1998
8. Doktor Honoris Causa Dalam bidang Dakwah Islam dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 200349
E. Perjalanan Dakwah DR. KH Tarmizi Thaher
Kelihaian DR. KH. Tarmizi Thaher dalam berdakwah berawal dari sejak
kecil. Dilingkungan keluarganya, DR. KH. Tarmizi Thaher selalu diajarkan
tentang ajaran agama. Pendalaman materi tentang kandungan nilai-nilai ajaran
agama, DR. KH. Tarmizi Thaher pelajari dari buku-buku.
Dilihat dari pendidikannya, DR. KH. Tarmizi Taher tidak pernah sekolah
Madrasah maupun Pesantren. Untuk mendapatkan ilmu agama beliau pelajari
diluar sekolah formal. Itu sebabnya sampai saat ini DR. KH. Tarmizi Thaher tidak
mau mendaulat dirinya sebagai seorang Kyai atau Ulama dan lebih senang
mengaku sebagai seorang Muballigh, atau Juru Dakwah. Namun atas permintaan
jamaahnya di Jawa Timur akhirnya beliau mengalah memakai gelar Kyai Haji
yang dikalangan Muhammadiyah tidak dikenal istilah itu.
49 Riwayat hidup tarmizi thaher
-
48
Ceramah DR. KH Tarmizi Thaher terus berlangsung sampai ia dewasa.
Bertambahnya usia, membuat DR. KH. Tarmizi Thaher semakin lihai dalam
berdakwah. Meskipun saat menjadi Mentri Agama RI, DR. KH. Tarmizi Thaher
tetap memberikan berbagai ceramah. Dalam setiap ceramahnya yang bersemangat
DR. KH . Tarmizi Taher tidak lupa memasukkan lelucon segar.
Ilmu yang dimiliki DR. KH. Tarmizi Thaher semakin didalami, bahkan
beliau sering diminta tampil untuk memberikan ceramah agama dilingkungan TNI
AL. selain itu, DR. KH. Tarmizi Thaher tampil pula dalam meyampaikan ceramah
diluar lingkungan ABRI. Berbagai mesjid dan tempat kegiatan keagamaan
dikunjungi DR. KH. Tarmizi Thaher. Nama beliau sudah terjadwal di berbagai
mesjid di DKI Jakarta sebagai Khatib Jumat, pemberi Ceramah Ramadhan,
Kuliah Shubuh dan Juga Khatib Idul Fitri dan Idul Adha.
Dengan aktifitas dakwah yang dijalankan selama ini, DR. KH. Tarmizi
Thaher merasa bangga dan syukur karena bisa mengikuti jejak ibunya. Dan dalam
ceramahnya DR. KH. Tarmizi Thaher tidak hanya menjadi Dai lokal saja di luar
negeri pun beliau tetap berdakwah. Dengan demikian apa yang dilakukan DR.
KH. Tarmizi Thaher ini ( dalam dakwahnya ) benar-benar memperkenalkan
Islam.
F. Karya-karya DR. KH. Tarmizi Thaher
DR. KH. Tarmizi Thaher merupakan orang yang produktif. Pemikiran-
pemikiran yang maju telah ia kemas dalam bentuk buku. Semua pemikiran Itu
tidak lepas dari pengetahuan yang beliau miliki. Dengan demikian tidaklah heran
kalau DR. KH. Tarmizi Taher memiliki banyak karya di media cetak.
-
49
Ada beberapa buku yang telah ia terbitkan, yaitu :
1. Aspiring for Middle Part : Religious Harmony in Indonesia, ( Jakarta :
Center for Study of Islam and Society, 1997 )
2. Masyarakat Cina, Ketahanan Nasional dan Integrasi Bangsa Indonesia (
Jakarta : Center for Study of Islam and Society, 1998)
3. Menyegarkan Akidah Tauhid Insani ( MATI ) di Era Klenik ( Jakarta :
Gema Insani Press, 2002 )
4. Medical Ethic : Manual Praktis Etika Dokter untuk Mahasiswa, Dokter dan
Tenaga Kesehatan ( Jakarta : Gramedia pustaka utama, 2003 )
5. Agenda Kritis Pembangunan Indonesia ( Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2003 )
6. Islam Across Boundaries, Prospect and Problem of Islam in the Future of
Indonesia ( Jakarta : Republika Press, 2003 )
7. Membumikan Ajaran Ketuhanan ( Jakarta : Hikamah, 2003 )
8. Meredam Gelombang Radikalisme ( Jakarta : Mizan, 2004 )
9. Muhammadiyah Sebagai Tenda Bangsa ( Jakarta : Penerbit Grafindo
Kahazanah Ilmu, 2005 )
Dalam perjalanan hidupnya hingga sekarang, DR. KH. Tarmizi Thaher
sudah cukup banyak menghasilkan karya-karya ilmiah baik yang berupa buku,
majalah, buletin, makalah dan beberapa artikel yang tersebar dibeberapa media
cetak bertaraf nasional maupun internasional.
-
50
B. Gambaran Umum Dewan Masjid Indonesia ( DMI )
1. Sejarah Dan Latar Belakang Berdirinya Dewan Masjid Indonesia
Dewan Masjid Indonesia adalah organisasi kemasyarakatan dan wahana
komunikasi pengelola masjid seluruh Indonesia yang melaksanakan gerakan
dakwah, serta menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan pembinaan aqidah,
ibadah, akhlak, ukhuwah, keilmuan, keterampilan dan kesejahteraan umat.
Dewan Masjid Indonesia adalah organisasi independen yang mandiri dan tidak
terkait secara struktural dengan organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi
sosial politik manapun.50
Dewan Masjid Indonesia merupakan lembaga mental spiritual yang
menjadi mitra kerja strategis yang mempunyai peran dan fungsi serta tujuan
pokok yaitu mengkoordinir pelayanan, pemenuhan kebutuhan ummat dibidang
Manajemen Masjid, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam, pengembangan
dakwah dan pendidikan ekonomi, kesehatan serta social budaya ummat yang
bertujuan mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan
masyarakat serta persatuan ummat dalam rangka meningkatkan keimanan ,
ketakwaan, akhlak mulia, keserdasan ummat dan tercapainya masyarakat adil
yang diridhoi Allah SWT.
Masjid didirikan semata-mata untuk mengabdi kepada Allah atas dasar
takwa, mencapai ridho Allah, membina ummat yang berakhlakul karimah dan
melaksanakan amar maruf nahi mungkar.
50 Profil Dewan Masjid Indonesia.
-
51
Dalam upaya berpartisipasi aktif pada proses pembangunan bangsa untuk
mencapai masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual berdasarkan
pancasila dan UUD 1945, sangatlah perlu mengoptimalkan peran serta Masjid
dalam mewujudkan persatuan ummat Islam Indonesia.
Terwujudnya profil masjid di Indonesia sebagai pusat pembinaan mental
spiritual dan pusat pemberdayaan ummat Islam, terwujudnya organisasi sebagai
good public institution melalui peningkatan kinerja, baik perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan maupun evaluasi program yang sesuai dengan
situasi dan kondisi masyarakat setempat dan kebijakan pemerintah.
Latar belakang dari ide dibentuknya Dewan Masjid Indonesia bermula dari
pertemuan tokoh-tokoh Islam yang dihadiri oleh Bpk. H. Ruslan dari Dirjen
Bimas Islam dan Wakil Ketua Jakarta pusat Bpk. H. Edi Djajang Djaatmadja
membentuk panitia untuk mendirikan Dewan Kemakmuran Masjid Seluruh
Indonesia ( DKMSI ). Pada tanggal 16 Juni 1970 disusunlah formatur yang
diketuai oleh KH. MS. Rahardjo Dikromo yang beranggotakan H. Sudirman, KH.
Hasan Basri, Muchtar Sanusi, KH. Hasyim Adnan, BA dan KH. Ichsan. Untuk itu
pada tanggal 10 Djumadil Ula1392 H, atau bertepatan dengan tanggal 22 Juni
1972 didirikannya organisasi yang bernama Dewan Masjid Indonesia, disingkat
menjadi DMI.
Pendirian DMI dipelopori oleh sejumlah organisasi kemasjidan di
Indonesia, yaitu :51
a) Persatuan Masjid Indonesia (PERMI)
51 Ketetapan hasil mukatamar Dewan Masjid Indonesia masa bakti 2006-2011. Hal. 5
-
52
b) Ikatan Masjid dan Mushalla Indonesia (IMAMI)
c) Ikatan Masjid Indonesia (IKMI)
d) Majelis Ta'miril Masjid Muhammadiyah
e) Hai'ah Ta'miril Masjid Indonesia (HTMI)
f) Ikatan Masjid dan Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM)
g) Majelis Kemasjidan AI- Washliyah
h) Majelis Kemasjidan Majelis Dakwah Islamiyah (MDI)
Organisasi kemasjidan dirintis oleh para ulama-ulama antara lain :
a) KH. Taufiqrahmanb) May-Jend. H. Sudirmanc) Jend.Polisi (purn) H.Sutjipto Judodihardjod) Kol. H. Karim Rasyide) Brig.Jend.Raharjo dikromof) Kolonel.H.Soekarsonog) H.Syarbaini Karim dan lain-lain
Dengan tekad dan harapan DMI menjadi organisasi kemasyarakatan dan
wahana komunikasi pengelola masjid seluruh Indonesia yang melaksanakan
gerakan dakwah, serta menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan pembinaan
aqidah, ibadah, akhlak, ukhuwah, keilmuan, ketrampilan dan kesejahteraan umat.
Pada tanggal 10 Jumadil Ula 1392 H. bertepatan dengan tanggal 22 Juni
1972 akhirnya dibentuklah organisasi Dewan Masjid Indonesia dengan asas Islam
dan bersifat sebagai organisasi independen yang mandiri dan tidak terkait secara
struktural dengan organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial politik
manapun.
-
53
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai Dewan Masjid Indonesia
melakukan usaha antara lain:
a) Mengembangkan pola Idarah (Manajemen), Imarah (Pengelolaan
Program) dan Ri'ayah (Pengelolaan Fisik).
b) Mengembangkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam.
c) Mengembangkan dakwah pendidikan (sejak usia dini sampai lansia) dan
perpustakaan.
d) Mengembangkan program kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
e) Mengembangkan ekonomi jamaah dan pemberdayaan perempuan, remaja,
pemuda serta Pramuka/Kepanduan.
f) Mengusahakan rehabilitasi dan pembangunan masjid baru.
g) Mengembangkan Masjid-masjid percontohan.
Dewan masjid Indonesia pusat sekarang bertempat di Masjid Istiqlal Jl.
Taman Wijaya Kusuma kamar 30 Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Sawah Besar
Jakarta Pusat
2. Struktur Organisasi Kepengurusan Dewan Masjid Indonesia
Sesuai dengan keputusan Muktamar III DMI telah disahkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga DMI. Dalam Anggaran Rumah Tangga dari
BAB V pasal 9 memuat struk