Tak Ehrria Wonorejo

download Tak Ehrria Wonorejo

of 17

description

terapi aktivitas

Transcript of Tak Ehrria Wonorejo

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    1/17

    LAPORAN

    TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) MEMBUAT KERAJINAN GELANG DARI

    BENANG SULAM

    UNTUK PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

    DI DESA WONOREJO KECAMATAN BANTUR

    Untuk Memenuhi Tugas Seminar Profesi Departemen Jiwa

    Oleh:

    Ehrria Winastyo 0910723022

    JURUSAN KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    2/17

    HALAMAN PENGESAHAN

    PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

    MEMBUAT KERAJINAN GELANG DARI BENANG SULAM

    PADA KELOMPOK HARGA DIRI RENDAH

    DI DESA WONOREJO KECAMATAN BANTUR

    Diajukan untuk Memenuhi kompetensi Praktek Profesi Departemen CMHN

    Oleh:

    Ehrria Winastyo 0910723022

    Telah diperiksa kelengkapannya pada:

    Hari :

    Tanggal :Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

    Perseptor Klinik

    Ns. Soebagijono, S.Kep, M.M. Kes.NIP. 19681009 1999003 1003

    Perseptor Akademik

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    3/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dan

    lingkungan dari luar dirinya baik itu lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas. Dalam

    berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang

    efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat

    menghasilkan perubahan diri individu diantaranya perubahan nilai budaya, perubahan

    sistem kemasyarakatan, pekerjaan, serta akibat ketegangan antar idealisme dan realita

    yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan mental emosional. Tidak semua

    orang dapat menyesuaikan diri dari perubahan tersebut, akibatnya akan menimbulkan

    ketegangan atau stres yang berkepanjangan sehingga dapat menjadi faktor pencetus

    dan penyebab serta juga mengakibatkan suatu penyakit. Faktor yang dapat

    mempengaruhi stres adalah pengaruh genetik, pengalaman masa lalu dan kondisi saat

    ini (Suliswati, 2005).

    Penyebab gangguan jiwa salah satunya karena stresor psikologis.Yang merupakan

    suatu keadaan atau suatu peristiwa yang menyebabkan adanya perubahan dalam

    kehidupan seseorang hingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi dalam

    menaggulangi stressor tersebut. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kalihanya berdiam diri dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun. Hal ini yang dapat

    menyebabkan pasien dikucilkan dalam masyarakat. Harga Diri Rendah pada

    pasien gangguan jiwa dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan

    aktivitas sehari-hari. Harga Diri Rendah tampak dari ketidakmauan melakukan

    aktivitas apapun secara mandiri.

    Salah satu terapi aktivitas yang dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa dengan

    harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok dengan membuat kerajinan pada kain

    flannel.

    1.2 Tujuan

    Tujuan umum TAK membuat kerajinan gelang dari benang sulam yaitu peserta dapat

    meningkatkan kemauan dalam melakukan aktivitas dan merangsang kembali kemampuan

    motorik halus. Tujuan khususnya adalah:

    1. Peserta mampu memperkenalkan diri

    2. Peserta mampu membuat kerajinan gelang dari benang sulam

    3. Peserta mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang telah

    dilakukan

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    4/17

    1.3 Manfaat

    1.3.1 Manfaat Bagi Klien

    Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan harga diri

    rendah agar mempunyai kemauan dalam melakukan aktivitas dan

    merangsang kembali kemampuan motorik halus..

    1.3.2 Manfaat Bagi Terapis

    Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik

    Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi

    Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien

    1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

    Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan

    kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa PSIK sebagai aplikasi dari

    pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan Harga Diri

    Rendah.

    1.3.4 Manfaat Bagi Ponkesdes Wonorejo

    Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik

    pada pasien dengan Harga Diri Rendah pada khususnya, sehingga

    diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    5/17

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    2.1 Harga Diri Rendah

    2.1.1 Definisi

    Menurut Schult & Videbeck (1998), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif

    seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun

    tidak langsung. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang

    negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa

    gagal mencapaikeinginan (Budi Ana Keliat, 1999).

    2.1.2 Penyebab

    Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua

    yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab

    personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan

    stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :

    1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian

    yang megancam.

    2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana

    individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan

    dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam

    kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan

    untuk peyesuaian diri.

    b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota

    keluarga melalui kelahiran atau kematian.

    c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke

    keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,

    prosedur medis dan keperawatan.

    Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara:

    a. Situasional

    Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai

    suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban

    perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).

    Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    6/17

    Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang

    sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,

    pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

    Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena

    dirawat/ sakit/ penyakit.

    Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai

    pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.

    b. Kronik

    Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/

    dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat

    akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan

    respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik

    yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien,

    penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan,

    kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep,

    2007)

    Tanda dan Gejalanya:

    Data subjektif: mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang

    lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.

    Data objektif: tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan tidakmelakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung.

    2.1.3 Manifestasi Klinis

    Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)

    1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap

    penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat

    terapi sinar pada kanker

    2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya

    segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.

    3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang

    bodoh dan tidak tahu apa-apa

    4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan

    orang lain, lebih suka sendiri.

    5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih

    alternatif tindakan.

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    7/17

    6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,

    mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

    2.1.4 Tindakan Keperawatan

    1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

    Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang

    masih dimilikinya , perawat dapat :

    Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

    pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan

    lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

    Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan

    pasien penilaian yang negatif.

    2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk tindakan

    tersebut, saudara dapat :

    Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat

    ini.

    Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan

    diri yang diungkapkan pasien.

    Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

    3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

    Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

    Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan

    dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.

    Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara

    mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan

    kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan

    terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat

    dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari

    pasien.

    4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien

    Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

    Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

    Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

    Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan

    pasien.

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    8/17

    5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

    Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan

    hal-hal berikut :

    Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah

    dilatihkan

    Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

    Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap

    kegiatan

    Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

    Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan

    2.2 Terapi Aktivitas Kelompok

    a. Definisi kelompok

    Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1 dengan yang lain, saling

    bergantung dan mempunyai norma yang sama (stuart dan Laraia, 2001). Anggota

    kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai

    dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan,

    ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yolam, 1995 dalam stuart dan laraia, 2001).

    Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok

    memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadidalam kelompok.

    b. Tujuan dan Fungsi Kelompok

    Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta

    mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada

    konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuannya.

    Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu

    sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan

    laboraturium tempat untuk mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang

    baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki,

    diakui, dan dihargai eksistensi nya oleh anggota kelompok yang lain.

    c. Jenis Terapi Kelompok

    1. Terapi kelompok

    Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan

    waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    9/17

    kelompok adalah membuat sadar diri (self-awareness), peningkatan hubungan

    interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.

    2. kelompok terapeutik

    Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis, tumbuh

    kembang, atau penyesuaian sosial, misalnya, kelompok wanita hamil yang akan

    menjadi ibu, individu yang kehilangan, dan penyakit terminal. Banyak kelompok

    terapeutik yang dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan dari kelompok ini adalah

    sebagai berikut:

    a. mencegah masalah kesehatan

    b. mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok

    c. mengingatkan kualitas kelompok. Antara anggota kelompok saling membantu dalam

    menyelesaikan masalah.

    3. Terapi Aktivitas Kelompok

    Wilson dan Kneisl (1992), menyatakan bahwa TAK adalah manual, rekreasi, dan

    teknik kreatif untik menfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon

    sosial dan harga diri. Aktivitas yang digunakan sebagai erapi didalam kelompok yaitu

    membaca puisi, seni, musik, menari, dan literatur. Terapi aktivitas kelompok dibagi

    menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas

    kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita, dan terpi aktivitas

    kelompok Stimulasi Sensori.Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi melatih mempersepsikan

    stimulus yang disediakan atau stimulud yang pernah dialami, diharapkan respon klien

    terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Terapi aktivitas kelompok

    stimulasi sensori digunakan sebagai stimulus pada sensori klien. Terapi aktivitas

    kelompok orientasi realita melatih klien mengorientasikan pada kenyataan yang ada

    disekitar klien. Terapi aktivitas kelompok Stimulasi Sensori untuk membantu klien

    melakukan Stimulasi Sensori dengan individu yang ada disekitar klien.

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    10/17

    BAB III

    PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

    3.1 KARAKTERISTIK KLIEN DAN PROSES SELEKSI

    Karakteristik klien

    a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik

    c. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.

    d. Klien dengan harga diri rendah.

    e. Klien yang mudah diajak berinteraksi.

    Proses Seleksi

    a. Mengobservasi klien dengan riwayat harga diri rendah.

    b. Mengumpulkan keluarga klien yang termasuk dari karakteristik masalah harga diri

    rendah untuk mengikuti TAK.

    3.2 TUGAS DAN WEWENANG

    1. Tugas Leader dan Co-Leader

    - Memimpin acara; menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.

    - Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan klien

    - Memberikan motivasi kepada klien

    - Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan- Memberikan reinforcemen positif terhadap klien

    2. Tugas Fasilitator

    - Ikut serta dalam kegiatan kelompok

    - Memastikan lingkungan dan situasi aman dan kondusif bagi klien

    - Menghindarkan klien dari distraksi selama kegiatan berlangsung

    - Memberikan stimulus/motivasi pada klien lain untuk berpartisipasi aktif

    - Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan klien lainnya

    - Membantu melakukan evaluasi hasil3. Tugas Klien

    - Mengikuti seluruh kegiatan

    - Berperan aktif dalam kegiatan

    - Mengikuti proses evaluasi

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    11/17

    3.3 PERATURAN KEGIATAN

    1. Klien diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hinggga akhir

    2. Klien dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan

    3. Klien yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi :

    - Peringatan lisan

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    12/17

    3.4 TEKNIK PELAKSANAAN

    TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

    Tema : Terapi Aktivitas Kelompok Membuat Kerajinan Gelang dari Benang Sulam

    Sasaran : Pasien Harga Diri Rendah

    Hari/ tanggal : Jumat,9 April 2014

    Waktu : 45 menit

    Tempat : Di Rumah Bu Kader Desa Wonorejo Kecamatan Bantur

    Terapis :

    1. Leader : Ehrria Winastyo

    2. Co Leader : Dyaksa Putri W

    3. Fasilitator 1 : Nadia Dewi A

    4. Fasilitator 2 : Renny Ernawati

    5. Fasilitator 3 : Silma Kamila

    Tahapan Sesi: Sesi 1: Memperkenalkan diri

    Sesi 2: Membuat kerajinan gelang dari benang sulam

    A. Tujuan

    Sesi 1: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap,

    nama panggilan Sesi 2: klien mampu membuat kerajinan dari kain flanel

    B. Sasaran

    1. Kooperatif

    2. Tidak terpasang restrain

    C. Nama Klien

    1. Karyaningsih

    2. Yuyun

    3. Mistun

    4. Ririn

    5. Jatuh

    6. Yuli

    D. Setting

    Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran

    Ruangan nyaman dan tenang

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    13/17

    E. MAP

    Keterangan :

    L : Leader

    C: Co Leader

    F : Fasilitator K : Klien

    F. Alat Benang Sulam

    Gunting

    G. Metode

    Dinamika kelompok

    Diskusi dan tanya jawab

    H. Langkah-Langkah Kegiatan

    1. Persiapan

    a. Memilih klien sesuai dengan indikasi

    b. Membuat kontrak dengan klien

    c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

    2. Orientasi

    a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis

    b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini

    c. Kontrak: Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri

    KK

    L

    F

    C

    F

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    14/17

    3. Tahap kerja

    SESI 1

    a. Peserta memperkenalkan diri sendiri, meliputi : nama

    b. Memberi pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk

    tangan

    SESI 2

    a. Membagikan benang sulam dan gunting yang sudah disediakan oleh terapis.

    b. Menginstruksikan peserta untuk menggunting benang sulam yang sudah diukur.

    c. Memberi pujian untuk setiap anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan

    4. Tahap terminasi

    a. Evaluasi

    Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

    Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

    b. Rencana tindak lanjut

    Menganjurkan tiap anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut secara

    berkala

    c. Kontrak yang akan datang

    Menyepakati kegiatan berikutnyaMenyepakati waktu dan tempat

    5. Evaluasi Hasil

    a. Kemampuan verbal

    No. Aspek yg dinilaiNama klien

    1 Menyebutkan nama lengkap

    2 Menyebutkan nama panggilan

    5 Menanyakan nama lengkap

    6 Menanyakan nama panggilan

    Jumlah

    b. Kemampuan nonverbal

    No. Aspek yg dinilaiNama klien

    1 Kontak mata

    2 Duduk tegak

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    15/17

    3 Menggunakan bahasa tubuh yg

    sesuai

    4 Mengikuti kegiatan dari awal

    sampai akhir

    Jumlah

    c. Kemampuan Membuat Kerajinan gelang dari benang sulam

    No. Aspek yg dinilaiNama klien

    1 Mengikat benang

    2 Menggunting ujung benang

    3 Mengaitkan benang yang satu

    dengan benang lainnyaJumlah

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    16/17

    BAB IV

    HASIL EVALUASI

    a. Kemampuan verbal

    No. Aspek yg dinilaiNama klien

    1 Menyebutkan nama lengkap

    2 Menyebutkan nama panggilan

    4 Menyebutkan hobi

    5 Menanyakan nama lengkap

    6 Menanyakan nama panggilan

    8 Menanyakan hobiJumlah

    b. Kemampuan nonverbal

    No. Aspek yg dinilaiNama klien

    1 Kontak mata

    2 Duduk tegak

    3 Menggunakan bahasa tubuh yg

    sesuai

    4 Mengikuti kegiatan dari awal

    sampai akhir

    Jumlah

    c. Kemampuan Membuat Kerajinan dari Kain Flanel

    No. Aspek yg dinilai

    Nama klien

    1 Mengikat benang

    2 Menggunting ujung benang

    3 Mengaitkan benang yang satu

    dengan benang lainnya

    Jumlah

  • 5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo

    17/17

    DAFTAR RUJUKAN

    Hamid, A.Y.S. 1999. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan

    Remaja, Widya Medika, Jakarta.

    Hurlock, E. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SEpanjang Rentang

    Kehidupan, Edisi 5, Erlangga, Jakarta.

    Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan,

    Sagung Seto, Jakarta.

    Stuart, Gail and Laraia, M. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8thedition,

    Mosby, St. Louis.

    Stuart & Sundeen. 1995. Principles an Practice of Psychiatric Nursing, fifth edition, Mosby,

    St.Louis.