Tak Ehrria Wonorejo
-
Upload
ehrria-winastyo -
Category
Documents
-
view
11 -
download
1
description
Transcript of Tak Ehrria Wonorejo
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
1/17
LAPORAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) MEMBUAT KERAJINAN GELANG DARI
BENANG SULAM
UNTUK PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
DI DESA WONOREJO KECAMATAN BANTUR
Untuk Memenuhi Tugas Seminar Profesi Departemen Jiwa
Oleh:
Ehrria Winastyo 0910723022
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
2/17
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
MEMBUAT KERAJINAN GELANG DARI BENANG SULAM
PADA KELOMPOK HARGA DIRI RENDAH
DI DESA WONOREJO KECAMATAN BANTUR
Diajukan untuk Memenuhi kompetensi Praktek Profesi Departemen CMHN
Oleh:
Ehrria Winastyo 0910723022
Telah diperiksa kelengkapannya pada:
Hari :
Tanggal :Dan dinyatakan memenuhi kompetensi
Perseptor Klinik
Ns. Soebagijono, S.Kep, M.M. Kes.NIP. 19681009 1999003 1003
Perseptor Akademik
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
3/17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dan
lingkungan dari luar dirinya baik itu lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang
efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat
menghasilkan perubahan diri individu diantaranya perubahan nilai budaya, perubahan
sistem kemasyarakatan, pekerjaan, serta akibat ketegangan antar idealisme dan realita
yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan mental emosional. Tidak semua
orang dapat menyesuaikan diri dari perubahan tersebut, akibatnya akan menimbulkan
ketegangan atau stres yang berkepanjangan sehingga dapat menjadi faktor pencetus
dan penyebab serta juga mengakibatkan suatu penyakit. Faktor yang dapat
mempengaruhi stres adalah pengaruh genetik, pengalaman masa lalu dan kondisi saat
ini (Suliswati, 2005).
Penyebab gangguan jiwa salah satunya karena stresor psikologis.Yang merupakan
suatu keadaan atau suatu peristiwa yang menyebabkan adanya perubahan dalam
kehidupan seseorang hingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi dalam
menaggulangi stressor tersebut. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kalihanya berdiam diri dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun. Hal ini yang dapat
menyebabkan pasien dikucilkan dalam masyarakat. Harga Diri Rendah pada
pasien gangguan jiwa dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Harga Diri Rendah tampak dari ketidakmauan melakukan
aktivitas apapun secara mandiri.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa dengan
harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok dengan membuat kerajinan pada kain
flannel.
1.2 Tujuan
Tujuan umum TAK membuat kerajinan gelang dari benang sulam yaitu peserta dapat
meningkatkan kemauan dalam melakukan aktivitas dan merangsang kembali kemampuan
motorik halus. Tujuan khususnya adalah:
1. Peserta mampu memperkenalkan diri
2. Peserta mampu membuat kerajinan gelang dari benang sulam
3. Peserta mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang telah
dilakukan
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
4/17
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan harga diri
rendah agar mempunyai kemauan dalam melakukan aktivitas dan
merangsang kembali kemampuan motorik halus..
1.3.2 Manfaat Bagi Terapis
Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik
Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi
Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa PSIK sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan Harga Diri
Rendah.
1.3.4 Manfaat Bagi Ponkesdes Wonorejo
Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik
pada pasien dengan Harga Diri Rendah pada khususnya, sehingga
diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
5/17
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Harga Diri Rendah
2.1.1 Definisi
Menurut Schult & Videbeck (1998), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif
seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun
tidak langsung. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapaikeinginan (Budi Ana Keliat, 1999).
2.1.2 Penyebab
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan
stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian
yang megancam.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan
untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
6/17
Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/
dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan
respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien,
penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan,
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep,
2007)
Tanda dan Gejalanya:
Data subjektif: mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang
lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.
Data objektif: tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan tidakmelakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung.
2.1.3 Manifestasi Klinis
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat
terapi sinar pada kanker
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
7/17
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
2.1.4 Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
masih dimilikinya , perawat dapat :
Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk tindakan
tersebut, saudara dapat :
Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat
ini.
Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan pasien.
Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan
kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari
pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
8/17
5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan
hal-hal berikut :
Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
kegiatan
Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
2.2 Terapi Aktivitas Kelompok
a. Definisi kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1 dengan yang lain, saling
bergantung dan mempunyai norma yang sama (stuart dan Laraia, 2001). Anggota
kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai
dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan,
ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yolam, 1995 dalam stuart dan laraia, 2001).
Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok
memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadidalam kelompok.
b. Tujuan dan Fungsi Kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada
konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu
sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan
laboraturium tempat untuk mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang
baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki,
diakui, dan dihargai eksistensi nya oleh anggota kelompok yang lain.
c. Jenis Terapi Kelompok
1. Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
9/17
kelompok adalah membuat sadar diri (self-awareness), peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
2. kelompok terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis, tumbuh
kembang, atau penyesuaian sosial, misalnya, kelompok wanita hamil yang akan
menjadi ibu, individu yang kehilangan, dan penyakit terminal. Banyak kelompok
terapeutik yang dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan dari kelompok ini adalah
sebagai berikut:
a. mencegah masalah kesehatan
b. mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok
c. mengingatkan kualitas kelompok. Antara anggota kelompok saling membantu dalam
menyelesaikan masalah.
3. Terapi Aktivitas Kelompok
Wilson dan Kneisl (1992), menyatakan bahwa TAK adalah manual, rekreasi, dan
teknik kreatif untik menfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon
sosial dan harga diri. Aktivitas yang digunakan sebagai erapi didalam kelompok yaitu
membaca puisi, seni, musik, menari, dan literatur. Terapi aktivitas kelompok dibagi
menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita, dan terpi aktivitas
kelompok Stimulasi Sensori.Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi melatih mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulud yang pernah dialami, diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori digunakan sebagai stimulus pada sensori klien. Terapi aktivitas
kelompok orientasi realita melatih klien mengorientasikan pada kenyataan yang ada
disekitar klien. Terapi aktivitas kelompok Stimulasi Sensori untuk membantu klien
melakukan Stimulasi Sensori dengan individu yang ada disekitar klien.
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
10/17
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
3.1 KARAKTERISTIK KLIEN DAN PROSES SELEKSI
Karakteristik klien
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik
c. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.
d. Klien dengan harga diri rendah.
e. Klien yang mudah diajak berinteraksi.
Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien dengan riwayat harga diri rendah.
b. Mengumpulkan keluarga klien yang termasuk dari karakteristik masalah harga diri
rendah untuk mengikuti TAK.
3.2 TUGAS DAN WEWENANG
1. Tugas Leader dan Co-Leader
- Memimpin acara; menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.
- Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan klien
- Memberikan motivasi kepada klien
- Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan- Memberikan reinforcemen positif terhadap klien
2. Tugas Fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memastikan lingkungan dan situasi aman dan kondusif bagi klien
- Menghindarkan klien dari distraksi selama kegiatan berlangsung
- Memberikan stimulus/motivasi pada klien lain untuk berpartisipasi aktif
- Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan klien lainnya
- Membantu melakukan evaluasi hasil3. Tugas Klien
- Mengikuti seluruh kegiatan
- Berperan aktif dalam kegiatan
- Mengikuti proses evaluasi
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
11/17
3.3 PERATURAN KEGIATAN
1. Klien diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hinggga akhir
2. Klien dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan
3. Klien yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi :
- Peringatan lisan
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
12/17
3.4 TEKNIK PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Tema : Terapi Aktivitas Kelompok Membuat Kerajinan Gelang dari Benang Sulam
Sasaran : Pasien Harga Diri Rendah
Hari/ tanggal : Jumat,9 April 2014
Waktu : 45 menit
Tempat : Di Rumah Bu Kader Desa Wonorejo Kecamatan Bantur
Terapis :
1. Leader : Ehrria Winastyo
2. Co Leader : Dyaksa Putri W
3. Fasilitator 1 : Nadia Dewi A
4. Fasilitator 2 : Renny Ernawati
5. Fasilitator 3 : Silma Kamila
Tahapan Sesi: Sesi 1: Memperkenalkan diri
Sesi 2: Membuat kerajinan gelang dari benang sulam
A. Tujuan
Sesi 1: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap,
nama panggilan Sesi 2: klien mampu membuat kerajinan dari kain flanel
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
C. Nama Klien
1. Karyaningsih
2. Yuyun
3. Mistun
4. Ririn
5. Jatuh
6. Yuli
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
13/17
E. MAP
Keterangan :
L : Leader
C: Co Leader
F : Fasilitator K : Klien
F. Alat Benang Sulam
Gunting
G. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak: Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
KK
L
F
C
F
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
14/17
3. Tahap kerja
SESI 1
a. Peserta memperkenalkan diri sendiri, meliputi : nama
b. Memberi pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
SESI 2
a. Membagikan benang sulam dan gunting yang sudah disediakan oleh terapis.
b. Menginstruksikan peserta untuk menggunting benang sulam yang sudah diukur.
c. Memberi pujian untuk setiap anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut secara
berkala
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan berikutnyaMenyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi Hasil
a. Kemampuan verbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama panggilan
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
15/17
3 Menggunakan bahasa tubuh yg
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
c. Kemampuan Membuat Kerajinan gelang dari benang sulam
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Mengikat benang
2 Menggunting ujung benang
3 Mengaitkan benang yang satu
dengan benang lainnyaJumlah
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
16/17
BAB IV
HASIL EVALUASI
a. Kemampuan verbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
4 Menyebutkan hobi
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama panggilan
8 Menanyakan hobiJumlah
b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yg
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
c. Kemampuan Membuat Kerajinan dari Kain Flanel
No. Aspek yg dinilai
Nama klien
1 Mengikat benang
2 Menggunting ujung benang
3 Mengaitkan benang yang satu
dengan benang lainnya
Jumlah
-
5/21/2018 Tak Ehrria Wonorejo
17/17
DAFTAR RUJUKAN
Hamid, A.Y.S. 1999. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan
Remaja, Widya Medika, Jakarta.
Hurlock, E. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SEpanjang Rentang
Kehidupan, Edisi 5, Erlangga, Jakarta.
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan,
Sagung Seto, Jakarta.
Stuart, Gail and Laraia, M. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8thedition,
Mosby, St. Louis.
Stuart & Sundeen. 1995. Principles an Practice of Psychiatric Nursing, fifth edition, Mosby,
St.Louis.