Tak Bkh Ngusak

2
Hadits Ke-32 Dari Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu, bahwa Rosulullo sholallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Dilarang segala yang bahaya dan menimpakan bahaya.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Maah, Daru!uthni, dan lainnya den"an disanadkan dan diriwayatkan oleh Malik dalam Al-Muwatha’ se#ara m dari Amr bin $ahya, dari ba%aknya, dari &abi sholallahu ‘alaihi wa sallam den"an meniadakan Abu Sa’id' Hadits ini men"uatkan satu den"an yan" lainnya Kedudukan Hadits Hadits ini san"at %entin" karena berisi kaidah a"ama di mana den"an kaidah terse ter#aku% hukum-hukum yan" san"at banyak' Tidak Mendatangkan Mudhorot Sesuatu yan" disyariatkan baik dalam ibadah atau muamalah tidak mendatan"kan mud ba"i %elakunya' Hamba tidak boleh mendatan"kan mudhorot dalam bermuamalah semen dia tidak mem%eroleh man)aat' *ika mudharat yan" ditimbulkan mendatan"kan man)aa dirinya, maka hukumnya ta)sil' $aitu+ ' *ika mudharat itu sesuatu yan" biasa dan man)aatnya elas, maka hukumnya b '*ika mudharat itu sesuatu yan" tidak biasa, dan man)aatnya tidak elas mak hukumnya tidak boleh' Sumber+ Rin"kasan Syarah Arba’in An-&awawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Ha)i.hohul htt%+//muslim'or'id 0enyusun+ 1stad. Abu Isa Abdulloh bin Salam (Sta) 0en"aar Ma’had Ihyaus Sunnah, 2asikmalaya .:: HaditsWeb ::.

description

dds

Transcript of Tak Bkh Ngusak

Hadits Ke-32

Dari Said Sad bin Malik bin Sinan Al-Khudri rodhiallohu anhu, bahwa Rosululloh sholallahu alaihi wa sallam beliau bersabda, Dilarang segala yang bahaya dan menimpakan bahaya. (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Daruquthni, dan yang lainnya dengan disanadkan dan diriwayatkan oleh Malik dalam Al-Muwatha secara mursal, dari Amr bin Yahya, dari bapaknya, dari Nabi sholallahu alaihi wa sallam dengan meniadakan Abu Said. Hadits ini menguatkan satu dengan yang lainnya)Kedudukan HaditsHadits ini sangat penting karena berisi kaidah agama di mana dengan kaidah tersebut tercakup hukum-hukum yang sangat banyak. Tidak Mendatangkan MudhorotSesuatu yang disyariatkan baik dalam ibadah atau muamalah tidak mendatangkan mudhorot bagi pelakunya. Hamba tidak boleh mendatangkan mudhorot dalam bermuamalah sementara dia tidak memperoleh manfaat. Jika mudharat yang ditimbulkan mendatangkan manfaat bagi dirinya, maka hukumnya tafsil. Yaitu:1. Jika mudharat itu sesuatu yang biasa dan manfaatnya jelas, maka hukumnya boleh.

2. Jika mudharat itu sesuatu yang tidak biasa, dan manfaatnya tidak jelas maka hukumnya tidak boleh.

Sumber: Ringkasan Syarah Arbain An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh - http://muslim.or.idPenyusun: Ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam (Staf Pengajar Mahad Ihyaus Sunnah, Tasikmalaya)

.:: HaditsWeb ::.