T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · Posisi Tenaga Kerja Indonesia Triwulan I 2018...
Transcript of T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · Posisi Tenaga Kerja Indonesia Triwulan I 2018...
2
Alamat Redaksi:
Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik
Departemen Statistik
Bank Indonesia
Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 14
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Telepon : (021) 29815150
Faksimili : (021) 3501935
E-mail : [email protected]
Website : www.bi.go.id
4
RINGKASAN
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
INDONESIA TRIWULAN III 2018
1
3
TRANSAKSI BERJALAN 3
Neraca Perdagangan Barang 4
Neraca Perdagangan Nonmigas 4
Neraca Perdagangan Migas 10
Neraca Perdagangan Jasa 11
Neraca Pendapatan Primer 12
Neraca Pendapatan Sekunder 13
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 13
Investasi Langsung 14
Investasi Portofolio 16
Investasi Lainnya 18
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 21
PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 22
Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI
Dibandingkan Publikasi Triwulan II 2018 24
LAMPIRAN 26
DAFTAR ISI
Transaksi Berjalan
5
DAFTAR TABEL
Hal
Hal
Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang
(Berdasarkan SITC)
5
Tabel 6 Perkembangan Ekspor Minyak 10
Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 6
Tabel 7 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) Minyak 11
Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
(Berdasarkan HS)
7
Tabel 8 Perkembangan Ekspor Gas 11
Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 9
Tabel 9 Indikator Sustainabilitas Eksternal 21
Tabel 5 Impor Nonmigas (c.i.f) Menurut Negara Asal Utama 9
DAFTAR GRAFIK
Hal
Hal
Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3
Grafik 14 Transaksi Modal dan Finansial 14
Grafik 2 Transaksi Berjalan 4
Grafik 15 Perkembangan Investasi Langsung 14
Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 4
Grafik 16 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 15
Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 5
Grafik 17 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 16
Grafik 5 Pertumbuhan Impor Nonmigas 9
Grafik 18 Perkembangan Investasi Portofolio 17
Grafik 6 Neraca Perdagangan Migas 10
Grafik 19 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN
oleh Asing
17
Grafik 7 Perkembangan Harga Minyak Dunia 11
Grafik 20 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 17
Grafik 8 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 12 Grafik 21 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara
ASEAN
18
Grafik 9 Pembayaran Jasa Freight 12 Grafik 22 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 18
Grafik 10 Neraca Jasa Travel 12 Grafik 23 Perkembangan Investasi Lainnya 18
Grafik 11 Perkembangan Neraca Pendapatan 13 Grafik 24 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 19
Grafik 12 Perkembangan Transfer Personal 13 Grafik 25 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta 19
Grafik 13 Posisi Tenaga Kerja Indonesia Triwulan I 2018 14 Grafik 26 Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik 19
1
Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III 2018 meningkat sejalan dengan
menguatnya permintaan domestik. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 tercatat sebesar
8,8 miliar dolar AS (3,37% PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya
sebesar 8,0 miliar dolar AS (3,02% PDB). Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif defisit
neraca transaksi berjalan hingga triwulan III 2018 tercatat 2,86% PDB sehingga masih berada dalam
batas aman.
Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca
perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa. Penurunan kinerja neraca
perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas,
sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya
impor karena kuatnya permintaan domestik. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas terjadi
seiring dengan meningkatnya impor minyak ditengah naiknya harga minyak dunia. Defisit neraca
transaksi berjalan yang meningkat juga bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa
transportasi, sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji. Meski
demikian, defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan
ekspor produk manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2018 mencatat surplus yang cukup besar
sebagai cerminan masih tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian
domestik. Transaksi modal dan finansial pada triwulan laporan mencatat surplus 4,2 miliar dolar AS,
didukung oleh meningkatnya aliran masuk investasi langsung. Selain itu, aliran dana asing pada
instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar negeri korporasi juga kembali meningkat.
Meskipun demikian, surplus transaksi modal dan finansial tersebut belum cukup untuk membiayai
defisit transaksi berjalan, sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2018
mengalami defisit sebesar 4,4 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa
pada akhir September 2018 menjadi sebesar 114,8 miliar dolar AS. Jumlah cadangan devisa tersebut
setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas
standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.
RINGKASAN
T
r
an
sa
ksi
Be
rj
ala
n
3
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada
triwulan III 2018 tercatat mengalami defisit karena
defisit transaksi berjalan (TB) yang meningkat tidak
dapat dibiayai oleh surplus transaksi modal dan
finansial (TMF). Peningkatan defisit TB menjadi
sebesar 3,37% terhadap PDB terutama dipengaruhi
oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang,
khususnya karena meningkatnya defisit neraca
perdagangan migas, sementara peningkatan surplus
neraca perdagangan barang nonmigas masih relatif
terbatas. Defisit neraca transaksi berjalan yang
meningkat juga bersumber dari naiknya defisit neraca
jasa, khususnya jasa transportasi, sejalan dengan
peningkatan impor barang dan pelaksanaan
kegiatan ibadah haji. Sementara itu, surplus TMF
masih cukup besar sebagai cerminan masih tingginya
kepercayaan investor terhadap prospek
perekonomian domestik. Surplus TMF ditopang neto
aliran masuk modal investasi langsung yang
meningkat. Selain itu, aliran masuk dana asing pada
instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar
negeri korporasi juga kembali meningkat. Meskipun
demikian, surplus TMF tersebut belum cukup untuk
membiayai defisit TB, sehingga NPI secara
keseluruhan mengalami defisit sebesar USD4,4 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan
devisa pada akhir triwulan III 2018 menjadi sebesar
USD114,8 miliar, cukup untuk membiayai kebutuhan
pembayaran impor dan utang luar negeri
pemerintah selama 6,3 bulan, serta berada di atas
standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan
impor (Grafik 1).
Grafik 1
Neraca Pembayaran Indonesia
TRANSAKSI BERJALAN
Pada triwulan III 2018, neraca TB mengalami
defisit yang meningkat sejalan dengan menguatnya
permintaan domestik. Defisit TB pada triwulan
laporan tercatat sebesar USD8,8 miliar atau 3,37%
terhadap PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan
defisit pada triwulan sebelumnya sebesar USD8,0
miliar atau 3,02% terhadap PDB. Dengan
perkembangan tersebut, secara kumulatif defisit
neraca transaksi berjalan hingga triwulan III 2018
tercatat 2,86% PDB.
Peningkatan defisit TB dipengaruhi oleh
penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan
peningkatan defisit neraca jasa. Neraca perdagangan
barang berbalik menjadi defisit terutama karena
meningkatnya defisit neraca perdagangan migas,
sementara peningkatan surplus neraca perdagangan
nonmigas masih relatif terbatas. Peningkatan defisit
neraca perdagangan migas terjadi seiring dengan
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRIWULAN III 2018
4
meningkatnya impor minyak di tengah naiknya harga
minyak dunia. Peningkatan surplus neraca
perdagangan nonmigas yang relatif terbatas
dipengaruhi impor nonmigas yang masih tumbuh
cukup tinggi merespon pertumbuhan permintaan
domestik di tengah terbatasnya peningkatan ekspor
nonmigas. Defisit neraca TB yang meningkat juga
bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya
jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor
barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji. Meski
demikian, defisit neraca TB yang lebih besar tertahan
oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk
manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan
seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan
Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Defisit TB triwulan III 2018 juga lebih besar
dibandingkan dengan dengan defisit pada triwulan
yang sama tahun sebelumnya sebesar USD4,6 miliar
(1,75% terhadap PDB), terutama dipengaruhi
penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas
dan peningkatan defisit neraca perdagangan migas
(Grafik 2).
Grafik 2
Transaksi Berjalan
Neraca Perdagangan Barang
Neraca perdagangan barang triwulan III 2018
berbalik arah menjadi defisit sebesar USD0,4 miliar
dari surplus USD0,3 miliar pada triwulan II 2018.
Defisit neraca perdagangan barang tersebut
disebabkan oleh peningkatan defisit neraca
perdagangan migas di saat surplus neraca
perdagangan nonmigas relatif stabil.
Defisit neraca perdagangan barang pada
triwulan III 2018 tersebut juga berkebalikan dengan
surplus pada triwulan yang sama tahun sebelumnya
yang mencapai USD5,3 miliar karena meningkatnya
pertumbuhan impor, khususnya impor migas, di
tengah melambatnya pertumbuhan ekspor. Kenaikan
pertumbuhan impor sejalan dengan kenaikan harga
minyak dunia dan meningkatnya aktivitas ekonomi
domestik, sementara perlambatan pertumbuhan
ekspor dipengaruhi volume perdagangan dunia yang
tumbuh melambat dan harga komoditas global yang
mengalami penurunan.
Neraca Perdagangan Nonmigas
Surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan
III 2018 tercatat sebesar USD3,1 miliar, meningkat
terbatas dibandingkan triwulan sebelumnya karena
peningkatan ekspor nonmigas relatif diimbangi oleh
peningkatan impor nonmigas. Surplus neraca
perdagangan nonmigas tersebut lebih rendah
dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar USD6,5 miliar
karena tingginya pertumbuhan impor nonmigas
(Grafik 3).
Grafik 3
Neraca Perdagangan Nonmigas
5
Ekspor Nonmigas
Ekspor nonmigas triwulan III 2018 tercatat
sebesar USD43,1 miliar, naik 9,6% (qtq) dibanding
ekspor nonmigas triwulan II 2018 yang tercatat
sebesar USD39,3 miliar (Grafik 4).
Secara tahunan, ekspor nonmigas triwulan III
2018 tumbuh melambat menjadi 9,0% (yoy) dari
9,9% (yoy) pada triwulan sebelumnya disebabkan
oleh pertumbuhan ekspor riil yang terkontraksi lebih
dalam, terutama ekspor produk primer. Sementara
itu, harga ekspor tumbuh stabil (Tabel 1).
Grafik 4
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas
Tabel 1
Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang
(Berdasarkan SITC)
6
Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama
Ekspor nonmigas ke sepuluh negara tujuan
utama pada triwulan III 2018 tumbuh 10,7% (yoy),
melambat dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan II 2018 sebesar 12,1% (yoy), sejalan dengan
perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa
negara tersebut. Perlambatan pertumbuhan ekspor
10 negara tujuan utama tersebut terjadi pada
sebagian besar negara tujuan utama (Tabel 2).
Tabel 2
Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama
Ekspor nonmigas menuju Tiongkok pada
triwulan III 2018 tumbuh melambat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya disebabkan oleh
kontraksi pertumbuhan ekspor batubara dan minyak
nabati serta perlambatan pertumbuhan ekspor barang
dari logam tidak mulia. Ketiga komoditas tersebut
memiliki pangsa sebesar 48,7% dari total ekspor
nonmigas ke Tiongkok. Penurunan ekspor batubara
ke Tiongkok disebabkan oleh pengetatan impor
batubara Tiongkok untuk melindungi industri
batubara domestik serta preferensi Tiongkok untuk
menggunakan batubara yang memiliki kalori yang
lebih tinggi dibandingkan dengan batubara Indonesia.
Perlambatan pertumbuhan ekspor nonmigas ke
Tiongkok lebih lanjut tertahan oleh pertumbuhan
ekspor bijih tembaga yang meningkat signifikan
sejalan dengan masih kuatnya permintaan logam dari
Tiongkok untuk memenuhi konsumsi domestik.
Perlambatan pertumbuhan ekspor menuju
Jepang pada triwulan laporan terutama dipengaruhi
kontraksi ekspor bijih tembaga (pangsa 8,6% dari
total ekspor nonmigas ke Jepang). Perlambatan
penurunan pertumbuhan ekspor lebih lanjut tertahan
oleh pertumbuhan ekspor batubara, alat listrik, dan
tekstil (pangsa 34,6% dari total ekspor nonmigas ke
Jepang) yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan ekspor
batubara terjadi seiring dengan bertambahnya
pembangkit listrik berbahan dasar batubara di
Jepang.
Ekspor ke Singapura terkontraksi lebih dalam
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena
perlambatan pertumbuhan ekspor barang dari logam
tidak mulia dan makanan olahan serta menurunnya
ekspor bahan kimia (pangsa 18,2% dari total ekspor
nonmigas ke Singapura). Penurunan ekspor lebih
dalam tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan
ekspor alat listrik yang merupakan komoditas ekspor
nonmigas utama ke Singapura.
Perlambatan pertumbuhan ekspor ke Malaysia
disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekspor
batubara dan kontraksi ekspor barang dari logam
tidak mulia serta makanan olahan yang memiliki
pangsa sebesar 42,0% dari total ekspor ke Malaysia.
Di sisi lain, ekspor minyak nabati (pangsa 10,3%) ke
Malaysia tumbuh signifikan, setelah selama tiga
triwulan sebelumnya terkontraksi, didorong oleh
peningkatan produksi kelapa sawit.
Perlambatan ekspor ke Filipina dipengaruhi oleh
perlambatan pertumbuhan ekspor kendaraan dan
bagiannya serta makanan olahan dan kontraksi
ekspor bijih tembaga yang menyumbang 44,2% dari
total ekspor nonmigas ke Filipina. Sementara itu,
pertumbuhan ekspor batubara (pangsa 22,0%) masih
terus meningkat.
Adapun perlambatan pertumbuhan ekspor
nonmigas ke Thailand pada triwulan laporan
dipengaruhi oleh kontraksi ekspor barang dari
logam tidak mulia serta melambatnya pertumbuhan
ekspor mesin dan peralatan mekanik yang
menyumbang 21,4% dari total ekspor nonmigas ke
negara tersebut. Di sisi lain, ekspor batubara dan
1 Tiongkok 14,0 15,1 66,6 35,0 48,5 26,4 41,1 34,7 33,7 14,5
2 Amerika Serikat 11,2 10,7 18,1 -4,0 19,9 5,7 9,3 3,1 1,5 4,1
3 Jepang 9,6 10,2 4,3 3,6 26,8 11,2 11,4 21,1 21,6 12,5
4 India 9,1 8,2 60,7 47,7 33,9 25,0 40,2 -5,9 -10,9 13,3
5 Singapura 5,8 5,4 -5,0 -8,1 20,5 8,3 3,4 13,3 -0,7 -10,8
6 Malaysia 4,6 4,8 24,0 11,9 32,6 10,0 18,9 10,3 15,4 14,4
7 Korea Selatan 4,1 4,5 28,6 14,8 19,7 17,9 20,1 4,4 17,5 34,2
8 Filipina 4,3 4,2 46,5 11,8 21,2 29,0 25,7 6,6 16,8 6,3
9 Thailand 3,5 3,6 18,3 11,1 29,0 13,1 17,7 15,7 7,7 3,6
10 Vietnam 2,3 2,6 31,3 23,6 29,2 -0,6 18,3 15,5 22,5 32,421,9 #REF! 25,0 12,3 16,5 9,4 0,0 9,0
Total 10 Negara 68,4 69,3 27,9 13,3 29,3 15,9 21,2 13,1 12,1 10,7
*) angka sementara
**) angka sangat sementara
Tw. III**
2018
Tw. II*
Rincian
Tw. I*
Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)
2017*
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV TOTAL2018**
Pangsa (%)
2017*
7
kendaraan & bagiannya (pangsa 34,2%) masih
tumbuh meningkat.
Di sisi lain, ekspor menuju Amerika Serikat
tumbuh meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan ekspor ini
didorong oleh meningkatnya ekspor tekstil dan alas
kaki, serta melambatnya laju penurunan ekspor karet
alam olahan. Ketiga komoditas ini memiliki pangsa
sebesar 51,6% dari total ekspor nonmigas ke Amerika
Serikat. Kenaikan pertumbuhan ekspor lebih lanjut
tertahan oleh pertumbuhan ekspor makanan olahan
yang sedikit melambat.
Setelah selama dua triwulan berturut-turut
mengalami kontraksi, ekspor nonmigas menuju India
tercatat tumbuh signifikan pada periode laporan
didorong oleh meningkatnya ekspor batubara seiring
dengan penurunan harga batubara Indonesia. Selain
itu, peningkatan ekspor nonmigas ke India juga
dipengaruhi oleh naiknya pertumbuhan ekspor karet
olahan dan membaiknya kinerja ekspor minyak nabati
yang tercatat mengalami kontraksi lebih terbatas,
antara lain karena menyusutnya supply domestik
akibat penurunan impor pada periode sebelumnya.
Di sisi lain, ekspor barang dari logam tidak mulia
masih tumbuh tinggi meskipun melambat. Keempat
komoditas ini menyumbangkan 76,2% dari total
ekspor nonmigas ke India.
Ekspor nonmigas ke Korea Selatan tumbuh
meningkat dibandingkan dengan ekspor pada
triwulan lalu didorong oleh tingginya pertumbuhan
ekspor barang dari logam tidak mulia dan bijih
tembaga (pangsa 21,4% dari total ekspor nonmigas
ke Korea Selatan). Meningkatnya pertumbuhan
ekspor kedua komoditas tersebut disebabkan oleh
meningkatnya produksi manufaktur Korea Selatan.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor batubara dan
tekstil (pangsa 37,4%) tercatat melambat.
Adapun peningkatan pertumbuhan ekspor
nonmigas ke Vietnam pada triwulan laporan ditopang
oleh kenaikan pertumbuhan ekspor kendaraan dan
bagiannya serta alat listrik (pangsa 17,3% dari total
ekspor nonmigas ke Vietnam). Peningkatan
pertumbuhan ekspor lebih lanjut tertahan oleh
perlambatan pertumbuhan ekspor batubara dan
barang dari logam tidak mulia.
Ekspor Nonmigas menurut Komoditas Utama
Pertumbuhan ekspor sepuluh komoditas utama
nonmigas meningkat menjadi sebesar 8,6% (yoy)
pada triwulan III 2018 dari 7,2% (yoy) pada triwulan
sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan ekspor
tersebut disebabkan oleh meningkatnya kinerja
ekspor riil dan harga ekspor pada sebagian komoditas
utama (Tabel 3).
Tabel 3
Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS)
8
Ekspor batubara sampai dengan triwulan III 2018
masih menjadi komoditas ekspor nonmigas utama
Indonesia menggantikan minyak nabati, dengan
pangsa mencapai 14,7% dari total ekspor nonmigas
Indonesia. Pada triwulan laporan, pertumbuhan
ekspor batubara tercatat sedikit melambat menjadi
19,8% (yoy) dari 21,2% (yoy) pada triwulan
sebelumnya karena penurunan ekspor riil.
Perlambatan pertumbuhan ekspor batubara terutama
karena turunnya ekspor ke Tiongkok, antara lain
sebagai dampak kebijakan proteksi impor batubara
oleh Pemerintah Tiongkok serta adanya preferensi
terhadap batubara yang memiliki kalori lebih tinggi.
Selain itu, pertumbuhan ekspor batubara menuju
Korea Selatan tercatat melambat. Di sisi lain,
pertumbuhan ekspor batubara menuju India dan
Jepang masih terus meningkat.
Ekspor minyak nabati (sebagian besar berupa
minyak kelapa sawit) pada triwulan laporan masih
mengalami kontraksi meskipun dengan laju
penurunan yang melambat. Melambatnya laju
penurunan ekspor minyak nabati ditopang oleh
ekspor riil yang kembali tumbuh positif setelah selama
tiga triwulan sebelumnya mengalami penurunan. Di
sisi lain, harga ekspor turun lebih dalam antara lain
karena tertekan harga minyak nabati lain khususnya
kedelai dan stok minyak sawit yang cukup melimpah
di Indonesia dan Malaysia. Perbaikan kinerja ekspor
minyak nabati tersebut terutama ditopang oleh
ekspor ke India dan Belanda yang mencatat laju
penurunan ekspor yang jauh lebih rendah.
Ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada
triwulan III 2018 tumbuh 6,0% (yoy), sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 8,1% (yoy) karena ekspor riil
mengalami kontraksi yang lebih dalam. Perlambatan
pertumbuhan ekspor TPT terutama dipengaruhi
kontraksi ekspor ke Tiongkok dan perlambatan
pertumbuhan ekspor ke Korea Selatan. Di sisi lain,
ekspor TPT ke Amerika Serikat dan Jepang tumbuh
meningkat.
Ekspor barang dari logam tidak mulia pada
periode laporan mengalami perlambatan
pertumbuhan menjadi 34,0% (yoy), baik karena
perlambatan pertumbuhan ekspor riil maupun harga.
Perlambatan pertumbuhan ekspor barang dari logam
tidak mulia terutama terlihat pada ekspor ke Tiongkok
dan Jepang, sedangkan ekspor ke Taiwan dan Korea
Selatan masih meningkat.
Ekspor produk alat listrik pada triwulan III 2018
tumbuh 7,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan II 2018 yang
tercatat sebesar 2,8% (yoy) karena meningkatnya
pertumbuhan harga ekspor dan kontraksi ekspor riil
yang lebih terbatas. Peningkatan pertumbuhan ekspor
tersebut terutama dipengaruhi naiknya pertumbuhan
ekspor ke Singapura, Jepang, dan Thailand.
Ekspor makanan olahan pada periode laporan
tumbuh 9,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 11,0% (yoy) karena perlambatan
pertumbuhan harga ekspor. Perlambatan
pertumbuhan ekspor tersebut dipengaruhi
perlambatan pertumbuhan ekspor ke Amerika Serikat
dan Filipina serta penurunan ekspor ke Malaysia dan
Tiongkok.
Pertumbuhan ekspor kendaraan dan bagiannya
terlihat meningkat didorong kenaikan ekspor riil.
Ekspor ke Thailand, Jepang, dan Vietnam, tiga negara
tujuan utama ekspor kendaraan (pangsa 27,5% dari
total ekspor kendaraan), tumbuh meningkat.
Sementara itu, ekspor menuju Filipina yang
merupakan negara tujuan ekspor kendaraan terbesar
tumbuh melambat.
Ekspor karet olahan mencatat kontraksi yang
lebih terbatas dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya karena membaiknya harga dan ekspor
riil. Penurunan pertumbuhan ekspor yang lebih
lambat terlihat pada ekspor tujuan Amerika Serikat,
Jepang, dan Tiongkok, sedangkan ekspor ke India
masih meningkat.
9
Kontraksi ekspor riil yang lebih dalam menjadi
faktor penyebab turunnya ekspor mesin dan peralatan
mekanik pada triwulan laporan (-3,4% yoy).
Penurunan ekspor terjadi pada ekspor ke Singapura,
Jepang, dan Amerika Serikat, sementara ekspor
menuju Thailand tumbuh lebih lambat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya.
Sementara itu, ekspor alas kaki pada triwulan III
2018 tumbuh 3,8% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan 2,4% (yoy) pada triwulan sebelumnya
ditopang peningkatan ekspor riil dan perbaikan harga
ekspor. Peningkatan pertumbuhan ekspor terutama
dipengaruhi naiknya pertumbuhan ekspor ke Amerika
Serikat, Tiongkok, dan Belgia. Di sisi lain, ekspor
menuju Jepang tercatat tumbuh melambat.
Impor Nonmigas
Impor nonmigas (c.i.f) pada triwulan III 2018
masih tumbuh tinggi sejalan dengan meningkatnya
permintaan domestik. Pertumbuhan impor nonmigas
tercatat sebesar 10,2% (qtq), naik dibanding 1,9%
(qtq) pada triwulan II 2018.
Grafik 5
Pertumbuhan Impor Nonmigas
Secara tahunan, impor nonmigas triwulan III
2018 tumbuh melambat menjadi 21,1% (yoy) dari
23,4% (yoy) pada triwulan sebelumnya karena
melambatnya pertumbuhan harga, sementara impor
riil masih tumbuh meningkat (Grafik 5). Dengan
memperhitungkan pangsanya terhadap total impor
nonmigas, kontribusi pertumbuhan impor bahan
baku, barang modal, dan barang konsumsi terhadap
pertumbuhan impor nonmigas masing-masing
sebesar 11,8%, 4,3%, dan 3,8% (Tabel 4).
Pertumbuhan impor barang konsumsi pada
triwulan III 2018 meningkat signifikan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya karena peningkatan
impor riil. Peningkatan impor ini terutama disebabkan
oleh meningkatnya impor beras, buah-buahan, serta
barang plastik buatan.
Tabel 4
Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang
Impor bahan baku pada triwulan III 2018
tumbuh 17,2% (yoy), melambat dibandingkan
dengan pertumbuhan triwulan II 2018 sebesar 17,4%
(yoy) disebabkan oleh melambatnya harga impor.
Sementara itu, impor riil tumbuh meningkat terutama
didorong peningkatan pertumbuhan impor pesawat
telekomunikasi dan bagiannya. Adapun impor riil
bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor serta
alat penyambung dan pemutus listrik masih tumbuh
positif meskipun melambat.
Sementara itu, pertumbuhan impor barang
modal melambat signifikan menjadi sebesar 22,7%
(yoy) pada triwulan III 2018 dipengaruhi baik oleh
perlambatan pertumbuhan impor riil maupun
kontraksi harga impor. Perlambatan pertumbuhan
impor barang modal tersebut terutama dipengaruhi
perlambatan impor mesin otomatis pengolah data,
kendaraan bermotor untuk barang, mesin bangunan
dan konstruksi, serta penurunan impor mesin lainnya
untuk industri tertentu. Impor barang modal yang
10
masih tumbuh tinggi tersebut sejalan dengan investasi
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada
triwulan III 2018 yang tetap tumbuh tinggi sebesar
6,96% (yoy).
Impor Nonmigas menurut Negara Asal
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas pada
triwulan III 2018 masih menunjukkan peningkatan
pertumbuhan pada sebagian negara asal impor
utama, terutama Tiongkok. Pertumbuhan impor
nonmigas dari sepuluh negara asal utama meningkat
menjadi 23,2% (yoy) dari triwulan sebelumnya
sebesar 22,8% (yoy) (Tabel 5).
Tabel 5
Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama
Neraca Perdagangan Migas
Neraca perdagangan migas pada triwulan III
2018 mengalami defisit sebesar USD3,5 miliar,
meningkat dibandingkan dengan defisit pada triwulan
sebelumnya maupun triwulan III 2017 (Grafik 6).
Dilihat dari jenis komoditasnya, peningkatan
defisit neraca migas tersebut terutama disebabkan
oleh meningkatnya defisit neraca minyak, baik
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
maupun triwulan yang sama pada tahun 2017.
Sementara itu, surplus neraca gas tercatat relatif sama
dengan triwulan sebelumnya, dan sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan III 2017.
Grafik 6
Neraca Perdagangan Migas
Ekspor Minyak
Pada triwulan III 2018, ekspor minyak tercatat
relatif stabil sebesar USD2,2 miliar, ditopang oleh
harga minyak yang lebih tinggi di saat volume ekspor,
khususnya produk kilang, mengalami penurunan
(Tabel 6).
Lifting minyak mentah Indonesia pada triwulan III
2018 turun 1,5% (qtq) menjadi 0,780 juta barel/hari
dari 0,791 juta barel/hari pada triwulan sebelumnya.
Penurunan lifting ini disebabkan oleh adanya
unplanned shutdown di sumur Plaju dan Dumai.
Secara tahunan, ekspor minyak triwulan III 2018
meningkat 19,7% (yoy) dibandingkan dengan
triwulan yang sama tahun sebelumnya karena
kenaikan harga minyak dunia di saat volume ekspor
mengalami penurunan.
Tabel 6
Perkembangan Ekspor Minyak
1 Tiongkok 25,5 26,4 7,6 -1,1 22,2 16,8 11,3 25,7 27,9 34,2
2 Jepang 11,5 11,4 13,8 5,0 29,7 25,5 18,6 27,8 26,9 12,9
3 Singapura 7,3 7,9 14,4 16,0 42,3 30,0 25,8 43,1 39,1 28,4
4 Thailand 6,7 6,7 -11,0 2,3 13,4 15,0 4,2 16,2 20,7 16,6
5 Amerika Serikat 5,8 5,7 10,7 5,4 0,6 7,7 5,9 15,2 21,5 17,3
6 Korea Selatan 5,6 5,0 34,6 16,3 36,2 21,7 26,9 3,6 5,8 7,4
7 Malaysia 3,9 3,9 10,4 -9,2 21,3 13,5 8,3 17,4 28,2 20,5
8 Australia dan Oseania 4,4 3,8 14,6 7,6 36,4 -2,0 12,7 0,9 -9,3 9,9
9 India 2,8 2,9 29,3 42,9 23,2 31,3 31,4 17,8 23,7 46,7
10 Jerman 2,6 2,6 2,9 11,3 18,2 10,6 10,9 37,1 13,3 19,3100,0 100,0 8,1 5,2 0,0 0,0 13,9 0,0 0,0 0,0
Total 10 Negara 76,0 76,3 10,1 4,9 23,6 17,7 14,1 22,2 22,8 23,2*) angka sementara ** angka sangat sementara
Tw.II Tw.II*
20182017*
Tw.I Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.III**2018**
Rincian 2017*
Pangsa (%) Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)
Ekspor 2.168,5 29,4 2.203,1 28,7
Minyak Mentah 1.409,0 19,8 70,7 1.431,5 19,8 72,5
Produk Kilang 759,5 9,6 79,2 771,5 8,9 86,7
¹⁾ nilai ekspor dibagi dengan volume ekspor
Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)
* angka sementara ** angka sangat sementara
2018
Tw. II* Tw. III**
Nilai
(juta USD)
Volume
(mbbl)
Harga¹
(USD/barel)
Nilai
(juta USD)
Volume
(mbbl)
Harga¹
(USD/barel)
Rincian
11
Harga ekspor minyak mentah maupun produk
kilang menunjukkan peningkatan sejalan dengan
kenaikan harga minyak dunia. Rata-rata harga minyak
jenis SLC, Brent, WTI, dan OPEC meningkat masing-
masing dari USD70,8/barel, USD74,5/barel,
USD67,9/barel, dan USD71,9/barel pada triwulan II
2018 menjadi USD72,5/barel, USD75,5/barel,
USD69,7/barel, dan USD74,2/barel pada triwulan III
2018 (Grafik 7). Peningkatan harga minyak dunia
pada periode laporan disebabkan oleh penurunan
supply sebagai dampak dari komitmen OPEC dan
Rusia untuk menurunkan produksi serta kekhawatiran
pasar terhadap adanya kemungkinan Amerika Serikat
kembali memberlakukan sanksi kepada Iran.
Grafik 7
Perkembangan Harga Minyak Dunia
Impor Minyak
Impor minyak triwulan III 2018 naik 12,1% (qtq)
menjadi USD7,3 miliar dari triwulan sebelumnya
sebesar USD6,5 miliar. Peningkatan impor minyak
tersebut didorong oleh naiknya harga impor
sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia dan
naiknya volume impor produk kilang sejalan dengan
meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM)
domestik (Tabel 7).
Secara tahunan, impor minyak pada triwulan
laporan tumbuh 59,8% (yoy) dari USD4,6 miliar pada
triwulan III 2017. Peningkatan tersebut dipengaruhi
baik oleh peningkatan volume impor maupun harga
minyak.
Tabel 7
Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)
Ekspor dan Impor Gas
Ekspor gas pada triwulan III 2018 mencatat
peningkatan baik secara triwulanan (6,8% qtq)
maupun secara tahunan (21,2% yoy). Peningkatan
kinerja ekspor gas tersebut terutama didorong oleh
peningkatan ekspor LNG (7,5% qtq) karena naiknya
harga ekspor, dan naiknya ekspor gas alam (10,6%
qtq) karena peningkatan harga ekspor (Tabel 8).
Tabel 8
Perkembangan Ekspor Gas
Di sisi lain, impor gas pada triwulan III 2018 naik
24,2% (qtq) menjadi USD0,8 miliar dari USD0,7 miliar
pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan, impor gas
tercatat naik sebesar 52,6% (yoy) terutama didorong
oleh meningkatnya volume sebagai dampak dari
peningkatan konsumsi.
Neraca Perdagangan Jasa
Defisit neraca jasa pada triwulan III 2018 tercatat
sebesar USD2,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan
dengan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar
USD2,0 miliar. Perkembangan tersebut terutama
dipengaruhi oleh meningkatnya defisit jasa
transportasi (Grafik 8).
Impor 6.533,2 83,4 7.323,3 90,0
Minyak Mentah 2.080,0 28,4 73,2 2.703,4 35,2 76,6
Produk Kilang 4.453,2 54,9 80,9 4.619,9 54,7 84,5
¹⁾ nilai impor dibagi dengan volume impor
Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)
* angka sementara ** angka sangat sementara
2018
Tw. II* Tw. III**
Nilai
(juta USD)
Volume
(mbbl)
Harga¹
(USD/barel)
Nilai
(juta USD)
Volume
(mbbl)
Harga¹
(USD/barel)
Rincian
Ekspor 2.296,8 - 2.453,5 -
LNG 1.556,5 199,7 7,8 1.673,2 199,9 8,4
Gas Alam 705,3 66,6 10,6 780,2 67,0 11,6
LPG 0,1 0,1 0,0 0,0 0,3 0,0
Gas Lainnya 34,9 2,4 13,1 0,1 0,0 10,2¹⁾ vol LNG, gas alam, dan gas lainnya dlm juta mmbtu, vol LPG dalam ribu m/t, total volume dlm juta mmbtu
²⁾ harga LNG, gas alam, dan gas lainnya dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dalam USD/ribu metric ton
Sumber: SKK Migas
* angka sementara ** angka sangat sementara
2018
Tw. II* Tw. III**
Nilai
(juta USD)Volume¹ Harga²
Nilai
(juta USD)Volume¹ Harga²
Rincian
12
Grafik 8
Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa
Pada triwulan III 2018, jasa transportasi yang
merupakan komponen penyumbang defisit neraca
jasa terbesar mencatat peningkatan defisit.
Peningkatan defisit tersebut terutama disebabkan
oleh naiknya pembayaran jasa transportasi
penumpang sejalan dengan lebih tingginya jumlah
kunjungan wisatawan nasional (wisnas) ke luar
negeri, antara lain dalam rangka pelaksanaan ibadah
haji, dan meningkatnya pembayaran jasa freight
seiring dengan meningkatnya impor barang (Grafik
9).
Grafik 9
Pembayaran Jasa Freight
Sementara itu, surplus neraca jasa perjalanan
tercatat sebesar USD1,3 miliar, naik dari USD1,1 miliar
pada triwulan sebelumnya. Peningkatan surplus
neraca jasa perjalanan tersebut dipengaruhi oleh
peningkatan penerimaan (ekspor) jasa perjalanan
(30,8% qtq) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kenaikan pembayaran (impor) jasa perjalanan (38,3%
qtq) (Grafik 10).
Pembayaran jasa perjalanan tercatat sebesar
USD2,8 miliar pada triwulan III 2018, lebih tinggi
dibandingkan dengan USD2,0 miliar pada triwulan
sebelumnya. Peningkatan tersebut akibat lebih
tingginya jumlah kunjungan wisnas ke luar negeri,
yaitu dari 2,39 juta kunjungan pada triwulan II 2018
menjadi 2,47 juta kunjungan, dan disertai pula
dengan pola pengeluaran wisnas yang meningkat
pada periode laporan.
Di sisi lain, penerimaan jasa perjalanan dari
wisatawan mancanegara (wisman) tercatat sebesar
USD4,1 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan
USD3,1 miliar pada triwulan II 2018. Peningkatan
tersebut dipengaruhi kenaikan jumlah kunjungan
wisman ke Indonesia selama periode laporan sebesar
16,6% (qtq) dari 3,17 juta kunjungan pada triwulan
sebelumnya menjadi 3,70 juta kunjungan, serta
didorong pula oleh pola pengeluaran wisman yang
lebih tinggi pada triwulan laporan. Peningkatan
penerimaan jasa perjalanan pada triwulan laporan
antara lain ditopang oleh penyelenggaraan event
Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Wisatawan asal Malaysia, Singapura, dan
Australia merupakan kelompok wisman terbesar yang
berkunjung ke Indonesia selama triwulan III 2018.
Adapun tujuan favorit wisman ke Indonesia masih
terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali, Jakarta,
dan Batam.
Grafik 10
Neraca Jasa Travel
13
Neraca Pendapatan Primer
Defisit neraca pendapatan primer triwulan III
2018 sebesar USD8,0 miliar, tidak berbeda
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Peningkatan defisit yang terjadi pada pendapatan
investasi langsung di triwulan laporan dapat
dikompensasi oleh penurunan defisit pendapatan
investasi portofolio dan pendapatan investasi lainnya
(Grafik 11).
Peningkatan defisit pendapatan investasi
langsung terutama dipengaruhi oleh meningkatnya
pembayaran pendapatan atas modal ekuitas sejalan
dengan membaiknya kinerja keuangan perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada triwulan
laporan. Sebagian besar pendapatan tersebut
ditanamkan kembali (reinvested earnings) pada
perusahaan sehingga pada gilirannya menambah
aliran masuk investasi langsung ke Indonesia.
Sementara itu, penurunan defisit pendapatan
investasi portofolio terjadi karena berkurangnya
pembayaran dividen yang melampaui peningkatan
pembayaran bunga surat utang pemerintah mengikuti
pola historisnya. Adapun penurunan defisit
pendapatan investasi lainnya terutama karena
berkurangnya pembayaran bunga pinjaman luar
negeri, baik pemerintah maupun swasta.
Grafik 11
Perkembangan Neraca Pendapatan Primer
Neraca Pendapatan Sekunder
Neraca pendapatan sekunder pada triwulan III
2018 mencatat surplus USD1,8 miliar, meningkat dari
triwulan sebelumnya yang mencatat surplus USD1,6
miliar. Perkembangan tersebut antara lain
dipengaruhi peningkatan penerimaan hibah terkait
bencana gempa Lombok, baik oleh pemerintah
maupun swasta. Selain itu, penerimaan transfer
personal dalam bentuk remitansi yang diperoleh dari
Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih tercatat dalam
jumlah yang signifikan dan menjadi sumber utama
surplus transaksi pendapatan sekunder (Grafik 12).
Grafik 12
Perkembangan Transfer Personal
Pada triwulan III 2018, penerimaan remitansi dari
PMI tercatat sebesar USD2,7 miliar. Ditinjau dari
negara asal remitansi, PMI yang bekerja di kawasan
Asia Pasifik menjadi penyumbang remitansi terbesar,
yaitu mencapai USD1,6 miliar, diikuti kawasan Timur
Tengah dan Afrika yang mencapai sekitar USD1,1
miliar.
Pada akhir triwulan III 2018 tercatat sejumlah 3,5
juta PMI yang bekerja di luar negeri. Data Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) mengindikasikan sekitar 70%
dari jumlah PMI tersebut bekerja di wilayah Asia
Pasifik dengan porsi terbesar di Malaysia, Hongkong,
Taiwan, dan Singapura. Sementara itu, sisanya
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I*
Tw
.II*
Tw
.III
**
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Pend. Inv. Langsung Pend.Inv. Lainnya Pend. Inv. Portofolio Pendapatan Primer (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
-1,5
-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I*
Tw
.II*
Tw
.III
**
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Pembayaran Penerimaan Transfer Personal (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
14
bekerja di wilayah Timur Tengah dan Afrika, dengan
porsi terbesar berada di Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
dan Yordania (Grafik 13).
Grafik 13
Posisi Pekerja Migran Indonesia Triwulan III-2018
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
Transaksi modal dan finansial pada triwulan III
2018 mencatat surplus yang cukup besar sebagai
cerminan masih tingginya kepercayaan investor
terhadap prospek perekonomian domestik. Surplus
TMF ditopang oleh meningkatnya arus masuk
investasi langsung. Selain itu, aliran dana asing pada
instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar
negeri korporasi juga kembali meningkat. Secara
keseluruhan, surplus TMF pada triwulan III 2018
mencapai USD4,2 miliar, lebih rendah dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang sebesar USD4,5
miliar terutama karena meningkatnya penempatan
simpanan penduduk dan tagihan lainnya perbankan
domestik pada bank di luar negeri (Grafik 14).
Grafik 14
Transaksi Modal dan Finansial
Investasi Langsung
Investasi langsung pada triwulan III 2018
mencatat peningkatan surplus seiring dengan
meningkatnya kinerja investasi domestik. Surplus
investasi langsung pada triwulan III 2018 tercatat
sebesar USD3,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan
dengan surplus pada triwulan sebelumnya sebesar
USD2,7 miliar karena kenaikan aliran masuk investasi
langsung asing (sisi kewajiban) melampaui kenaikan
arus keluar investasi langsung Indonesia ke luar negeri
(sisi aset). Jika dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya, surplus investasi langsung
tercatat lebih rendah antara lain karena adanya
transaksi pembiayaan dalam jumlah cukup besar pada
beberapa startup unicorn Indonesia di triwulan III
2017 (Grafik 15).
Grafik 15
Perkembangan Investasi Langsung1
Di sisi aset, arus keluar neto investasi langsung
penduduk Indonesia ke luar negeri pada periode
laporan tercatat sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan
periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing
sebesar USD1,2 miliar dan USD1,0 miliar. Kenaikan
tersebut terutama dipengaruhi oleh akuisisi tambang
batubara di Australia oleh perusahaan tambang
1 Perkembangan investasi langsung pada Tw.IV-2016 sangat dipengaruhi
oleh transaksi tutup sendiri (crossing) atas saham emiten di sektor perbankan
pada bursa saham domestik. Investasi langsung asing yang semula tercatat
pada sektor perbankan tersebut awalnya berasal dari dana yang bersumber
dari dalam negeri (round-tripping FDI), sehingga pada saat terjadi divestasi
asing (outflow di sisi kewajiban investasi langsung), terjadi pula divestasi oleh
investor domestik atas entitas di luar negeri yang memiliki saham perbankan
dimaksud (inflow di sisi aset investasi langsung) dengan nilai yang sama
(Bank Indonesia, Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV 2016,
hal. 15).
Timteng & Afrika29,8%
Amerika0,1%
Eropa0.2%
Malaysia53,5%
Singapura2,7%
Brunei, 0.8%Hongkong,
5.6%
Taiwan,5.0%
Korsel,0.7%
Lainnya, 1.2%
Asia Pasifik, 69.9%
Sumber: BNP2TKI
-15
-10
-5
0
5
10
15
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I*
Tw
.II*
Tw
.III
**
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Inv.Langsung-Kewajiban Inv.Langsung-Aset Investasi Langsung (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
15
Indonesia. Selain itu, terdapat net outflow dalam
bentuk pemberian utang antar-perusahaan oleh
beberapa perusahaan di sektor manufaktur kepada
afiliasinya di luar negeri.
Sementara itu, investasi langsung di sisi
kewajiban mencatat arus masuk neto (surplus) modal
asing sebesar USD5,9 miliar, lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
USD3,9 miliar. Kenaikan surplus yang cukup signifikan
tersebut terutama dipengaruhi oleh neto penarikan
utang antar-afiliasi, sebagian besar berupa utang
dagang, oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak
di sektor manufaktur dan transportasi. Sementara itu,
aliran masuk modal ekuitas tercatat lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, antara
lain dipengaruhi oleh transaksi divestasi saham
perusahaan tambang Indonesia oleh perusahaan
Singapura.
Berdasarkan sektornya, arus masuk neto
kewajiban investasi langsung terutama terjadi pada
sektor nonmigas, sementara investasi langsung di
sektor migas masih mencatat arus keluar neto akibat
meningkatnya cost recovery seiring naiknya harga
minyak dunia.
Membaiknya kinerja investasi langsung tersebut
mencerminkan masih tingginya kepercayaan investor
terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah
meningkatnya ketidakpastian dan persaingan di pasar
keuangan global. Kinerja investasi langsung yang
membaik tersebut ditopang pula oleh perbaikan iklim
investasi yang tercermin dari naiknya indeks daya
saing Indonesia pada tahun 2018 menjadi peringkat
ke-45 (dari 140 negara) dari tahun sebelumnya yang
berada di peringkat ke-47 (dari 135 negara)2.
Meningkatnya investasi langsung tersebut
sejalan dengan kuatnya kegiatan investasi domestik
yang tercermin dari peningkatan pertumbuhan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada
2 Berdasarkan publikasi World Economic Forum dalam The Global
Competitiveness Report 2018.
triwulan laporan. Perkembangan tersebut sejalan pula
dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)
Bank Indonesia yang mengindikasikan bahwa
kegiatan usaha pada triwulan laporan tumbuh positif,
yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang
(SBT) kegiatan usaha pada triwulan III 2018 sebesar
14,23%. Peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi
pada sektor industri pengolahan yang mengalami
ekspansi, sebagaimana ditunjukkan oleh indikator
Prompt Manufacturing Index (PMI) yang meningkat
menjadi sebesar 52,02%3 pada triwulan III 2018,
didorong oleh masih tingginya permintaan di pasar
domestik.
Berdasarkan arah investasi, arus masuk neto
Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada
triwulan III 2018 mencapai USD5,9 miliar, lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar USD6,0 miliar maupun triwulan
yang sama tahun sebelumnya sebesar USD8,8 miliar.
Secara sektoral, aliran masuk modal PMA selama
triwulan III 2018 masih didominasi oleh aliran PMA di
sektor manufaktur, sektor perdagangan, serta sektor
pertanian, perikanan dan kehutanan. Ketiga sektor
tersebut mencatat nilai investasi sebesar USD6,1
miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar USD5,1 miliar (Grafik 16).
Grafik 16
Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi4
3 Indikator Prompt Manufacturing Index (PMI) yang lebih dari 50%
berarti menunjukkan ekspansi.
4 Bank Indonesia, Op. Cit
16
Meningkatnya aliran masuk modal PMA di sektor
manufaktur terutama didorong oleh aktivitas investasi
dari Singapura dan Thailand. Sementara itu
meningkatnya arus masuk PMA sektor perdagangan
dalam triwulan laporan antara lain didorong oleh
investasi dari negara Jepang dan Singapura.
Berdasarkan negara asal investasi, aliran masuk
modal PMA secara gross selama triwulan III 2018
masih didominasi oleh aliran investasi asing yang
berasal dari negara di kawasan ASEAN (terutama
Singapura, Thailand, dan Malaysia), kemudian disusul
oleh Jepang, dan emerging market Asia (termasuk
Tiongkok). Aliran masuk modal PMA dari ketiga
kawasan tersebut sepanjang triwulan III 2018 masing-
masing senilai USD3,7 miliar, USD1,8 miliar, dan
USD0,9 miliar atau total sebesar USD6,4 miliar (Grafik
17).
Grafik 17
Perkembangan PMA menurut Negara Asal5
Secara tahunan, arus masuk modal PMA pada
triwulan III tersebut turun 32,2% (yoy).
Perkembangan tersebut sejalan dengan realisasi PMA
yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM)6. Berdasarkan data BKPM,
realisasi PMA selama triwulan III 2018 tercatat sebesar
Rp89,1 triliun (ekuivalen dengan USD6,1 miliar), turun
5 Bank Indonesia, Op.Cit 6Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang
direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di
sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta
industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI
mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA
dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar
negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di
seluruh sektor ekonomi.
20,2% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp111,7 triliun (ekuivalen dengan USD7,6 miliar) atau
turun 6,9% jika dibandingkan dengan triwulan II
2018 yang tercatat sebesar Rp95,7 triliun (ekuivalen
dengan USD6,5 miliar). Secara sektoral, BKPM
mencatat bahwa realisasi PMA selama triwulan III
2018 terkonsentrasi pada sektor listrik, gas, dan air
senilai USD1,2 miliar (pangsa 18,2% dari total PMA),
disusul oleh sektor transportasi, gudang, dan
telekomunikasi senilai USD1,0 miliar (pangsa 15,1%),
sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran
senilai USD0,7 miliar (pangsa 10,6%), dan sektor
pertambangan senilai USD0,6 miliar (pangsa 9,1%).
Sementara itu, jika ditinjau dari negara asal investasi,
Singapura, Jepang, Hongkong, Malaysia, dan
Tiongkok tercatat sebagai negara dengan nilai
realiasasi terbesar, yaitu secara berturut-turut sebesar
USD1,6 miliar, USD1,4 miliar, USD0,5 miliar, USD0,5
miliar, dan USD0,5 miliar, dengan pangsa mencapai
68,2% dari total PMA.
Investasi Portofolio
Masih tingginya ketidakpastian di pasar
keuangan global berdampak pada lebih terbatasnya
aliran masuk dana asing ke instrumen surat-surat
berharga Indonesia. Pada triwulan III 2018, neto arus
masuk investasi portofolio di sisi kewajiban tercatat
sebesar USD1,4 miliar, sedikit meningkat
dibandingkan dengan triwulan II 2018. Sementara itu
di sisi aset, penduduk Indonesia tercatat melakukan
neto pembelian surat berharga di luar negeri
(outflow) sebesar USD1,5 miliar, lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai yang tercatat pada
triwulan sebelumnya sebesar USD1,3 miliar. Dengan
perkembangan tersebut, neto investasi portofolio
17
pada triwulan III 2018 mencatat defisit sebesar
USD0,1 miliar, berbalik arah dibandingkan dengan
surplus sebesar USD0,1 miliar pada triwulan
sebelumnya (Grafik 18).
Grafik 18
Perkembangan Investasi Portofolio
Selama triwulan III 2018, aliran masuk neto dana
asing pada instrumen surat utang pemerintah
meningkat dari USD0,9 miliar di triwulan sebelumnya
menjadi sebesar USD1,2 miliar. Peningkatan tersebut
terjadi seiring kembali masuknya dana asing pada
Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah yang
mencapai USD2,0 miliar, setelah pada triwulan
sebelumnya tercatat outflow sebesar USD0,7 miliar.
Selain itu, peningkatan tersebut dipengaruhi pula oleh
neto penjualan Surat Perbendaharaan Negara (SPN),
konvensional dan syariah, oleh investor asing
yang menurun signifikan dari USD1,3 miliar di
triwulan II 2018 menjadi USD0,4 miliar di triwulan
laporan.
Meskipun investor asing tercatat melakukan neto
pembelian SUN Rupiah, namun porsi kepemilikan
asing pada SUN Rupiah mengalami sedikit penurunan
dari 44,9% pada triwulan sebelumnya menjadi
44,6% dari total posisi SUN rupiah di akhir triwulan
laporan. Di sisi lain, sama seperti triwulan
sebelumnya, pada triwulan III 2018 tidak tercatat
adanya SBI yang dimiliki asing (Grafik 19).
Grafik 19
Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN
oleh Asing
Sementara itu, pada triwulan III 2018 tercatat
adanya pembayaran atas surat utang pemerintah
yang diterbitkan di pasar global dan jatuh tempo
pada Agustus 2018 sekitar USD0,2 miliar.
Di pasar saham, perkembangan bursa masih
dipengaruhi oleh semakin meningkatnya
ketidakpastian di pasar keuangan global. Investor
asing pada triwulan III 2018 masih tercatat melakukan
neto jual saham, yaitu sebesar USD0,1 miliar, namun
jauh lebih rendah dibandingkan dengan neto jual
pada triwulan sebelumnya sebesar USD1,9 miliar.
Meskipun investor asing melakukan neto penjualan
saham pada triwulan III 2018, namun Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) secara point-to-point
mengalami peningkatan dan ditutup pada level
5.976,6 dari posisi akhir triwulan II 2018 sebesar
5.799,2 (Grafik 20).
Grafik 20
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.IT
w.I
IT
w.I
IIT
w.I
VT
w.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I*
Tw
.II*
Tw
.III
**
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Inv. Portofolio - Kewajiban Inv. Portofolio - Aset Investasi Portofolio (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
0
10
20
30
40
50
60
70
JFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJAS
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Miliar USD
SUN SBI (rhs)
Miliar USD
1.000
1.700
2.400
3.100
3.800
4.500
5.200
5.900
6.600
(25.000)
(20.000)
(15.000)
(10.000)
(5.000)
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Net Beli/Jual Asing IHSG (RHS)
miliar Rp IHSG
Sumber: IDX
18
Pada triwulan III 2018, IHSG bergerak searah
dengan bursa Filipina dan Malaysia yang mengalami
pelemahan, berlawanan dengan pergerakan indeks
harga saham di bursa Thailand dan Singapura yang
berada dalam tren peningkatan. Harga saham di
bursa regional ditutup menguat dibandingkan
dengan harga penutupan akhir triwulan II 2018
(Grafik 21).
Grafik 21
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
Aktivitas pasar saham di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada triwulan III 2018 ditopang oleh tambahan
enam belas emiten baru yang melakukan
penawaran saham perdana (IPO), dengan total emisi
senilai Rp25,3 triliun atau setara dengan USD1,7
miliar. Nilai emisi tersebut lebih rendah dibandingkan
dengan total nilai emisi yang tercatat pada triwulan
sebelumnya sebesar Rp45,2 triliun atau setara
dengan USD3,2 juta dari tujuh belas emiten
baru.
Dengan perkembangan tersebut, defisit investasi
portofolio pada triwulan III 2018 terutama disumbang
oleh sektor swasta yang mencatat defisit sebesar
USD1,5 miliar, lebih besar dibandingkan dengan
defisit sebesar USD1,0 miliar pada triwulan
sebelumnya. Di sisi lain, sektor publik masih mencatat
arus masuk investasi portofolio neto sebesar
USD1,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan arus
masuk neto pada triwulan sebelumnya sebesar
USD1,1 miliar (Grafik 22).
Grafik 22
Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi
Investasi Lainnya
Transaksi investasi lainnya pada triwulan III
2018 mencatat surplus sebesar USD0,2 miliar, lebih
rendah dibandingkan dengan surplus pada periode
sebelumnya sebesar USD1,7 miliar. Penurunan surplus
tersebut terutama dipengaruhi oleh transaksi investasi
lainnya di sisi aset yang kembali mencatat arus keluar
neto (net outflow), setelah pada periode sebelumnya
mencatat arus masuk neto (net inflow) (Grafik 23).
Grafik 23
Perkembangan Investasi Lainnya
Pada sisi aset, transaksi investasi lainnya sektor
swasta pada triwulan laporan mengalami defisit
sebesar USD2,9 miliar, berkebalikan dengan triwulan
sebelumnya yang mencatat surplus sebesar USD0,7
miliar. Defisit tersebut terutama didorong oleh adanya
penempatan simpanan sektor swasta dan tagihan
lainnya perbankan domestik pada bank di luar negeri
(Grafik 24).
90
140
190
240
290
J FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JAS
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand
Sumber: CEIC (diolah)
2010 = 100
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I
Tw
.II
Tw
.III
Tw
.IV
Tw
.I*
Tw
.II*
Tw
.III
**
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Inv. Port. - sektor Publik Inv. Port - sektor Swasta Investasi Portofolio (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
19
Grafik 24
Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta
Pada sisi kewajiban, transaksi investasi lainnya
sektor swasta pada triwulan III 2018 mencatat arus
masuk neto sebesar USD2,8 miliar, sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
USD2,7 miliar. Peningkatan tersebut terutama
didorong oleh kenaikan neto penarikan pinjaman luar
negeri, antara lain dalam rangka pembiayaan proyek
kelistrikan 35.000 MW (Grafik 25).
Grafik 25
Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta
Sementara itu, transaksi kewajiban investasi
lainnya sektor publik pada triwulan III 2018 mencatat
surplus sebesar USD0,3 miliar, berkebalikan
dengan defisit sebesar USD1,7 miliar pada triwulan
sebelumnya. Surplus tersebut terutama bersumber
dari adanya neto penarikan pinjaman luar negeri
pemerintah sebesar USD0,5 miliar, setelah pada
triwulan sebelumnya Pemerintah tercatat melakukan
neto pembayaran pinjaman luar negeri sebesar
USD1,5 miliar (Grafik 26). Penarikan pinjaman
luar negeri pemerintah pada triwulan laporan
sebagian besar (76%) dalam bentuk pinjaman
program dan sisanya dalam bentuk pinjaman proyek.
Penarikan pinjaman luar negeri pemerintah
tersebut terutama berasal dari lembaga internasional,
yaitu Asian Development Bank (ADB) dan
International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD).
Grafik 26
Perkembangan Pinjaman Luar Negeri Sektor Publik
21
Pertumbuhan ekonomi global yang tidak sekuat
perkiraan semula dan masih tingginya ketidakpastian
yang membayangi perekonomian global
mempengaruhi kondisi keseimbangan eksternal
Indonesia pada triwulan III 2018, sebagaimana
tercermin dari perkembangan beberapa indikator
sustainabilitas eksternal. Rasio defisit transaksi
berjalan terhadap PDB meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan
meningkatnya defisit transaksi berjalan akibat
turunnya kinerja neraca perdagangan barang dan
meningkatnya defisit neraca jasa. Sementara itu, rasio
net ekspor barang dan jasa terhadap PDB (kontribusi
sektor eksternal terhadap perekonomian domestik)
mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan
dengan triwulan II 2018 seiring impor yang masih
tumbuh cukup tinggi di tengah pelemahan
pertumbuhan ekspor. Adapun rasio akumulasi ekspor
dan impor barang serta jasa terhadap PDB (derajat
keterbukaan ekonomi Indonesia), menunjukkan
peningkatan seiring meningkatnya aktivitas
perdagangan internasional Indonesia pada triwulan
laporan.
Di sisi lain, rasio-rasio terkait utang luar negeri
(ULN) mengalami peningkatan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya didorong oleh peningkatan
posisi ULN.
Tabel 9
Indikator Sustainabilitas Eksternal
Total Total Tw. I Tw. I I Tw. I I I Tw.IV Total Tw. I* Tw. I I* Tw. I I I**
Transaksi Berjalan/PDB (%) 1) -2.22 -1.82 -0.92 -1.82 -1.75 -2.28 -1.70 -2.17 -3.02 -3.37
Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) 0.6 0.9 1.8 1.1 1.2 0.3 1.1 0.3 -0.6 -1.0
Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 39.2 35.1 36.7 34.4 36.8 40.4 37.1 39.5 38.7 43.1
Posisi ULN Total/PDB2) (%) 36.1 34.3 34.4 34.4 34.6 34.7 34.7 34.8 34.2 34.5
Posisi ULN Jangka Pendek3)/PDB2) (%) 6.4 5.9 5.9 5.9 5.6 5.4 5.4 5.6 5.1 5.5
Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 293.3 275.0 270.9 274.1 266.8 271.1 271.1 285.4 297.5 313.3
Posisi ULN Jangka Pendek3)/Cadangan Devisa (%) 52.4 47.0 46.0 47.2 43.0 42.1 42.1 45.8 44.8 49.6
Keterangan:1)
Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan 2)
Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triw ulan ke belakang)3) menurut jangka w aktu sisa
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
2015 2016 2017* 2018
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
23
Prospek Neraca Pembayaran Indonesia ke depan
diperkirakan masih relatif baik, meskipun masih
dibayangi oleh sejumlah risiko yang berasal dari global
di tengah prospek pertumbuhan ekonomi domestik
yang masih positif. Defisit TB tahun 2018
diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan 2017,
didorong oleh meningkatnya impor sejalan dengan
perbaikan ekonomi domestik yang ditopang oleh
kuatnya permintaan domestik. Selain itu, peningkatan
impor juga didorong oleh meningkatnya impor migas
sejalan dengan tren kenaikan harga minyak dunia. Di
sisi lain, ekspor diprakirakan masih akan tumbuh
terbatas seiring tren penurunan harga komoditas
ekspor utama Indonesia dan terbatasnya permintaan
dunia.
Ke depan, kinerja neraca perdagangan
diprakirakan akan membaik sejalan dengan langkah-
langkah konkret Pemerintah bersama Bank Indonesia
untuk mendorong ekspor dan menurunkan impor
yang diyakini akan berdampak positif dalam
menurunkan defisit transaksi berjalan. Secara
keseluruhan, defisit TB 2018 diprakirakan akan
meningkat, namun tidak melebihi batas aman yaitu
3% dari PDB.
Sementara itu, TMF diprakirakan masih akan
mencatat surplus meskipun masih dibayangi oleh
terbatasnya potensi aliran modal masuk sebagai
dampak ketidakpastian perekonomian global dan
dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak
merata. Surplus TMF tersebut diprakirakan akan lebih
didorong oleh struktur sumber pembiayaan yang lebih
bersifat jangka panjang berupa investasi langsung
sejalan prospek perbaikan ekonomi Indonesia yang
positif.
Namun demikian, sejumlah risiko pada
perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara
lain terkait pengetatan kebijakan moneter dan
reformasi fiskal di AS, meningkatnya ketegangan
perdagangan antara AS dengan negara mitra
dagangnya, kenaikan harga minyak, dan normalisasi
kebijakan di negara-negara maju lainnya yang dapat
mendorong aliran modal keluar dari negara-
negara emerging market, termasuk Indonesia.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai
berbagai risiko eksternal dan domestik yang dapat
memengaruhi prospek NPI. Bank Indonesia akan terus
memperkuat bauran kebijakan serta memperkuat
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam
mendorong kelanjutan reformasi struktural guna
menjaga stabilitas perekonomian dan memperkuat
ketahanan eksternal.
PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
25
Boks 1:
Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan I I 2018
Dalam publikasi statistik NPI triwulan III 2018 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang
telah dirilis sebelumnya pada publikasi statistik NPI triwulan II 2018. Perubahan tersebut disebabkan
adanya pengkinian data dari beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1
Perbandingan Publikasi NPI
Transaksi Barang perubahan data pada Tw.I dan Tw.II 2018 disebabkan adanya pengkinian data ekspor
dan impor.
Transaksi Jasa perubahan data sejak Tw.I 2017 terutama karena pengkinian estimasi pengeluaran
wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan hasil Passenger Exit Survey (PES) terkini, serta pengkinian
data berdasarkan laporan Lalu Lintas Devisa (LLD), Utang Luar Negeri (ULN), dan Laporan Bulanan Bank
Umum (LBU).
Transaksi Pendapatan Primer perubahan data sejak Tw.I 2017 karena pengkinian data LLD dan SIUL,
sedangkan perubahan pada Tw.I 2018 terkait pengkinian estimasi tingkat keuntungan (Return on Equity)
perusahaan investasi langsung.
Transaksi Pendapatan Sekunder perubahan data pada Tw.II 2018 terutama karena pengkinian data
gaji PMI.
Transaksi Investasi Langsung perubahan data sejak Tw.I 2017 karena pengkinian data ULN dan LLD,
serta pengkinian estimasi tingkat keuntungan perusahaan investasi langsung.
Transaksi Investasi Portofolio perubahan data sejak Tw.IV 2017 karena pengkinian data ULN dan data
LLD.
Transaksi Investasi Lainnya perubahan data sejak Tw.I 2017 karena pengkinian data ULN dan data LLD.
Juta USD
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
Transaksi Berjalan -16,951 -16,951 -2,175 -2,215 -4,705 -4,608 -4,626 -4,594 -5,822 -5,891 -17,327 -17,307 -5,717 -5,600 -8,028 -7,977
Barang 15,318 15,318 5,635 5,635 4,835 4,835 5,258 5,258 3,057 3,057 18,785 18,785 2,324 2,323 289 297
Jasa -7,084 -7,084 -1,230 -1,272 -2,223 -2,129 -2,122 -2,099 -2,233 -2,334 -7,808 -7,834 -1,554 -1,656 -1,790 -1,856
Pendapatan Primer -29,646 -29,646 -7,718 -7,716 -8,310 -8,307 -8,939 -8,930 -7,835 -7,804 -32,803 -32,756 -7,900 -7,681 -8,155 -8,017
Pendapatan Sekunder 4,460 4,460 1,138 1,138 993 993 1,176 1,176 1,190 1,190 4,498 4,498 1,414 1,414 1,627 1,599
Transaksi Modal dan Finansial 29,346 29,346 6,795 6,748 5,342 5,349 10,199 10,331 6,893 6,975 29,229 29,403 2,448 2,361 4,018 4,533
Investasi Langsung 16,136 16,136 2,804 2,757 4,358 4,376 7,351 7,412 4,905 4,740 19,417 19,285 2,931 3,263 2,487 2,734
Investasi Portofolio 18,996 18,996 6,536 6,536 8,126 8,126 4,030 4,030 1,957 2,207 20,649 20,899 -1,151 -1,271 53 104
Derivatif Finansial -9 -9 -72 -72 25 25 -12 -12 -69 -69 -128 -128 60 60 12 12
Investasi Lainnya -5,817 -5,817 -2,473 -2,474 -7,171 -7,182 -1,189 -1,118 78 74 -10,755 -10,700 551 251 1,462 1,680
* angka sementara
Tw. I*Tw. IV TOTAL
2017*
Tw. IIITw. II
2018
Tw. II*Komponen
2016
TOTAL Tw. I
27
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: RINGKASAN ...................... 28
Tabel 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ...................... 29
Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ...................... 30
Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN PRIMER ...................... 31
Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN SEKUNDER ...................... 32
Tabel 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ...................... 32
Tabel 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ...................... 33
Tabel 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ...................... 34
LAMPIRAN
T
ra
n
sa
ksi
Be
rjal
a
n
29
TABEL 1
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
RINGKASAN
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
I . Transaksi Berjalan -4.634 -5.570 -4.951 -1.797 -16.952 -2.215 -4.608 -4.594 -5.891 -17.307 -5.600 -7.977 -8.846
A. Barang 2.598 3.733 3.892 5.095 15.318 5.635 4.835 5.258 3.057 18.785 2.323 297 -398
- Ekspor 33.042 36.287 34.898 40.243 144.470 40.763 39.167 43.392 45.531 168.854 44.374 43.759 47.722
- Impor -30.444 -32.554 -31.006 -35.147 -129.152 -35.128 -34.332 -38.133 -42.475 -150.069 -42.050 -43.463 -48.120
1. Barang Dagangan Umum 2.302 3.501 3.675 5.266 14.744 5.470 4.575 5.042 2.799 17.886 2.021 478 -100
- Ekspor, fob. 32.703 35.983 34.561 39.857 143.105 40.439 38.811 42.824 44.899 166.973 43.748 43.263 47.250
- Impor, fob. -30.401 -32.482 -30.886 -34.592 -128.360 -34.969 -34.237 -37.781 -42.100 -149.087 -41.727 -42.785 -47.350
a. Nonmigas 3.203 4.938 5.003 6.371 19.516 7.647 6.115 6.323 5.150 25.236 4.432 3.240 3.428
- Ekspor, fob 29.849 32.753 31.292 36.294 130.188 36.479 35.388 38.958 40.574 151.400 39.654 38.798 42.594
- Impor, fob -26.646 -27.815 -26.289 -29.923 -110.672 -28.832 -29.273 -32.635 -35.425 -126.164 -35.223 -35.558 -39.166
b. Migas -901 -1.437 -1.328 -1.106 -4.772 -2.177 -1.540 -1.281 -2.351 -7.349 -2.411 -2.761 -3.528
- Ekspor, fob 2.854 3.230 3.269 3.563 12.916 3.960 3.423 3.865 4.325 15.573 4.094 4.465 4.657
- Impor, fob -3.755 -4.667 -4.597 -4.669 -17.688 -6.137 -4.964 -5.146 -6.675 -22.922 -6.505 -7.227 -8.184
2. Barang Lainnya 295 231 217 -170 574 165 260 216 258 899 303 -182 -298
- Ekspor, fob. 339 304 337 386 1.365 324 356 568 633 1.881 626 496 472
- Impor, fob. -44 -72 -120 -556 -792 -159 -96 -352 -375 -982 -323 -678 -770
B. Jasa - jasa -1.172 -2.450 -1.724 -1.739 -7.084 -1.272 -2.129 -2.099 -2.334 -7.834 -1.656 -1.856 -2.215
- Ekspor 5.773 5.308 5.801 6.441 23.324 5.782 5.645 6.499 6.868 24.794 6.970 6.469 7.525
- Impor -6.945 -7.758 -7.525 -8.180 -30.407 -7.054 -7.775 -8.598 -9.202 -32.628 -8.626 -8.325 -9.740
C. Pendapatan Primer -7.291 -7.970 -8.124 -6.263 -29.647 -7.716 -8.307 -8.930 -7.804 -32.756 -7.681 -8.017 -8.026
- Penerimaan 713 861 1.177 1.298 4.048 1.601 1.711 1.530 1.708 6.550 1.845 1.941 1.712
- Pembayaran -8.003 -8.830 -9.300 -7.561 -33.695 -9.317 -10.018 -10.460 -9.512 -39.306 -9.525 -9.958 -9.738
D. Pendapatan Sekunder 1.231 1.116 1.004 1.109 4.460 1.138 993 1.176 1.190 4.498 1.414 1.599 1.793
- Penerimaan 2.447 2.540 2.373 2.472 9.832 2.356 2.490 2.550 2.595 9.990 2.835 3.095 3.021
- Pembayaran -1.217 -1.423 -1.368 -1.363 -5.371 -1.217 -1.497 -1.374 -1.405 -5.493 -1.422 -1.496 -1.228
1 6 6 29 41 0 5 19 22 46 58 3 9
- Penerimaan 1 6 6 29 41 0 5 19 22 46 58 3 9
- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4.419 7.102 10.059 7.726 29.306 6.748 5.344 10.312 6.952 29.356 2.303 4.530 4.164
- Aset -659 -4.768 3.086 18.261 15.920 -4.361 -8.051 -3.815 -2.009 -18.236 -4.911 -1.651 -6.025
- Kewajiban 5.077 11.870 6.973 -10.534 13.386 11.108 13.395 14.127 8.962 47.592 7.214 6.181 10.189
1. Investasi Langsung 2.827 3.174 6.594 3.541 16.136 2.757 4.376 7.412 4.740 19.285 3.263 2.734 3.949
a. Aset 5) -370 -1.372 466 12.870 11.594 -451 -101 -1.042 -540 -2.134 -772 -1.212 -1.944
b. Kewajiban 5) 3.197 4.545 6.129 -9.329 4.542 3.208 4.476 8.454 5.280 21.419 4.035 3.946 5.894
2. Investasi Portofolio 4.438 8.304 6.563 -309 18.996 6.536 8.126 4.030 2.207 20.899 -1.271 104 -104
a. Aset -167 402 1.938 46 2.218 -1.019 -223 -732 -1.382 -3.356 -1.409 -1.251 -1.472
b. Kewajiban 4.605 7.902 4.625 -355 16.778 7.555 8.349 4.761 3.589 24.255 138 1.355 1.368
- Sektor publik2) 4.919 7.213 3.211 1.492 16.835 6.437 4.529 6.107 4.807 21.880 2.569 893 1.232
- Sektor swasta3) -314 690 1.414 -1.847 -57 1.119 3.820 -1.345 -1.218 2.375 -2.431 462 136
3. Derivatif Finansial -22 -25 -28 66 -9 -72 25 -12 -69 -128 60 12 91
4. Investasi Lainnya -2.825 -4.351 -3.070 4.429 -5.817 -2.474 -7.182 -1.118 74 -10.700 251 1.680 228
a. Aset -398 -3.969 522 5.344 1.499 -3.075 -7.850 -2.130 -132 -13.187 -2.920 663 -2.851
b. Kewajiban -2.426 -382 -3.592 -915 -7.316 602 668 1.012 206 2.488 3.171 1.017 3.079
- Sektor publik2) -25 -1.255 -1.094 5 -2.369 121 -923 48 -597 -1.353 650 -1.724 306
- Sektor swasta3) -2.402 872 -2.498 -919 -4.947 481 1.591 964 804 3.840 2.521 2.741 2.772
-215 1.537 5.114 5.958 12.394 4.533 741 5.737 1.084 12.095 -3.239 -3.444 -4.673
-72 625 594 -1.453 -305 -19 -2 -378 -110 -509 -616 -864 286
-287 2.162 5.708 4.505 12.089 4.514 739 5.359 974 11.586 -3.855 -4.309 -4.386
287 -2.162 -5.708 -4.505 -12.089 -4.514 -739 -5.359 -974 -11.586 3.855 4.309 4.386
A. Transaksi Cadangan Devisa 287 -2.162 -5.708 -4.505 -12.089 -4.514 -739 -5.359 -974 -11.586 3.855 4.309 4.386
B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Memorandum:
- Posisi Cadangan Devisa 107.543 109.789 115.671 116.362 116.362 121.806 123.094 129.402 130.196 130.196 126.003 119.839 114.848
7,7 8,0 8,5 8,4 8,4 8,6 8,6 8,6 8,3 8,3 7,7 6,9 6,3
- Transaksi Berjalan (% PDB) -2,14 -2,41 -2,03 -0,74 -1,82 -0,92 -1,82 -1,75 -2,28 -1,70 -2,17 -3,02 -3,37
Catatan
1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5
2) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral
3) Terdiri dari Bank and Non Bank
4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit
5) Besarnya Inflow DI aset dan outflow DI liabilities pada Tw.IV'16 dan 2016 dipengaruhi oleh transaksi divestasi sektor perbankan melalui crossing di pasar negosiasi
*angka sementara ** angka sangat sementara
November 2018
2017* 2018
V. Selisih Perhitungan Bersih
VI. Neraca Keseluruhan (IV + V)
VII . Cadangan Devisa dan yang terkait 4)
ITEMS
Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah
I I I . Transaksi Finansial
IV. Total (I + I I + I I I )
2016
I I . Transaksi Modal
30
TABEL 2
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
BARANG
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Barang 1) 2.598 3.733 3.892 5.095 15.318 5.635 4.835 5.258 3.057 18.785 2.323 297 -398
- Ekspor 33.042 36.287 34.898 40.243 144.470 40.763 39.167 43.392 45.531 168.854 44.374 43.759 47.722
- Impor -30.444 -32.554 -31.006 -35.147 -129.152 -35.128 -34.332 -38.133 -42.475 -150.069 -42.050 -43.463 -48.120
A. Barang dagangan umum 2.302 3.501 3.675 5.266 14.744 5.470 4.575 5.042 2.799 17.886 2.021 478 -100
1. Nonmigas 3.203 4.938 5.003 6.371 19.516 7.647 6.115 6.323 5.150 25.236 4.432 3.240 3.428
a. Ekspor 29.849 32.753 31.292 36.294 130.188 36.479 35.388 38.958 40.574 151.400 39.654 38.798 42.594
b. Impor -26.646 -27.815 -26.289 -29.923 -110.672 -28.832 -29.273 -32.635 -35.425 -126.164 -35.223 -35.558 -39.166
2. Minyak -2.030 -2.463 -2.621 -2.566 -9.680 -3.486 -2.902 -2.741 -3.687 -12.816 -4.064 -4.365 -5.120
a. Ekspor 1.221 1.816 1.631 1.600 6.267 1.962 1.548 1.841 2.151 7.503 1.818 2.169 2.203
b. Impor -3.250 -4.279 -4.252 -4.166 -15.947 -5.448 -4.450 -4.582 -5.838 -20.319 -5.882 -6.533 -7.323
3. Gas 1.129 1.026 1.293 1.460 4.908 1.309 1.361 1.460 1.336 5.467 1.653 1.603 1.593
a. Ekspor 1.633 1.414 1.638 1.963 6.649 1.997 1.875 2.024 2.174 8.070 2.275 2.297 2.454
b. Impor -505 -388 -345 -503 -1.741 -689 -514 -564 -837 -2.604 -623 -693 -861
B. Barang lainnya 295 231 217 -170 574 165 260 216 258 899 303 -182 -298
a.l. Emas nonmoneter 295 231 217 -170 574 165 260 216 258 899 303 -182 -298
a. Ekspor 339 304 337 386 1.365 324 356 568 633 1.881 626 496 472
b. Impor -44 -72 -120 -556 -792 -159 -96 -352 -375 -982 -323 -678 -770
Memorandum:
1. Nominal
a. Total Ekspor (fob) 33.042 36.287 34.898 40.243 144.470 40.763 39.167 43.392 45.531 168.854 44.374 43.759 47.722
- Nonmigas 30.188 33.057 31.629 36.680 131.554 36.804 35.744 39.526 41.207 153.281 40.280 39.294 43.065
- Migas 2.854 3.230 3.269 3.563 12.916 3.960 3.423 3.865 4.325 15.573 4.094 4.465 4.657
b. Total Impor (fob) -30.444 -32.554 -31.006 -35.147 -129.152 -35.128 -34.332 -38.133 -42.475 -150.069 -42.050 -43.463 -48.120
- Nonmigas -26.689 -27.888 -26.409 -30.478 -111.464 -28.991 -29.368 -32.987 -35.799 -127.146 -35.546 -36.236 -39.936
- Migas -3.755 -4.667 -4.597 -4.669 -17.688 -6.137 -4.964 -5.146 -6.675 -22.922 -6.505 -7.227 -8.184
2. Pertumbuhan (% , yoy)
a. Total Ekspor (fob) -13,0 -9,1 -3,6 14,9 -3,1 23,4 7,9 24,3 13,1 16,9 8,9 11,7 10,0
- Nonmigas -9,7 -5,7 -2,4 18,1 -0,3 21,9 8,1 25,0 12,3 16,5 9,4 9,9 9,0
- Migas -36,8 -34,0 -13,9 -10,4 -24,8 38,7 6,0 18,2 21,4 20,6 3,4 30,4 20,5
b. Total Impor (fob) -12,4 -8,5 -2,9 7,1 -4,4 15,4 5,5 23,0 20,8 16,2 19,7 26,6 26,2
- Nonmigas -8,4 -3,1 1,0 8,4 -0,6 8,6 5,3 24,9 17,5 14,1 22,6 23,4 21,1
- Migas -33,4 -31,0 -20,7 -0,3 -22,7 63,4 6,4 11,9 43,0 29,6 6,0 45,6 59,0
3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 28,7 41,3 40,6 46,5 39,3 50,8 45,8 48,9 59,0 51,1 63,8 70,7 72,5
4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 0,836 0,834 0,833 0,823 0,831 0,815 0,802 0,800 0,791 0,802 0,778 0,779 0,763
Catatan:1) Dalam free on board (fob).
November 2018
2017* 2018ITEMS
2016
31
TABEL 3
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
JASA-JASA
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Jasa-jasa -1.172 -2.450 -1.724 -1.739 -7.084 -1.272 -2.129 -2.099 -2.334 -7.834 -1.656 -1.856 -2.215
- Ekspor 5.773 5.308 5.801 6.441 23.324 5.782 5.645 6.499 6.868 24.794 6.970 6.469 7.525
- Impor -6.945 -7.758 -7.525 -8.180 -30.407 -7.054 -7.775 -8.598 -9.202 -32.628 -8.626 -8.325 -9.740
A. Jasa manufaktur 83 89 94 84 351 90 86 86 92 354 90 98 102
- Ekspor 83 89 94 84 351 90 86 86 92 354 90 98 102
- Impor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan -113 -71 -108 -61 -353 -53 -25 -59 -42 -178 -63 -37 -32
- Ekspor 91 88 99 133 411 51 43 34 41 169 45 56 72
- Impor -204 -159 -207 -194 -764 -104 -68 -93 -83 -348 -108 -93 -105
C. Transportasi -1.215 -1.376 -1.336 -1.617 -5.544 -1.389 -1.573 -1.775 -2.127 -6.864 -1.876 -2.074 -2.421
- Ekspor 886 948 917 822 3.572 827 842 894 909 3.472 801 873 912
- Impor -2.100 -2.324 -2.254 -2.439 -9.116 -2.215 -2.415 -2.669 -3.036 -10.336 -2.677 -2.947 -3.333
a. Penumpang -143 -251 -293 -319 -1.006 -112 -223 -375 -394 -1.105 -219 -274 -417
- Ekspor 331 317 387 324 1.360 374 440 383 354 1.552 344 367 414
- Impor -474 -568 -681 -643 -2.366 -487 -663 -759 -747 -2.656 -563 -641 -831
b. Barang -1.090 -1.035 -985 -1.277 -4.387 -1.253 -1.315 -1.395 -1.618 -5.581 -1.610 -1.640 -1.845
- Ekspor 412 497 402 366 1.676 331 265 319 367 1.283 326 388 365
- Impor -1.502 -1.532 -1.387 -1.643 -6.064 -1.584 -1.580 -1.714 -1.986 -6.865 -1.937 -2.028 -2.210
c. Lainnya 18 -90 -58 -21 -151 -23 -35 -4 -115 -178 -47 -160 -159
- Ekspor 143 134 128 131 536 121 136 192 188 637 131 118 134
- Impor -125 -224 -186 -152 -687 -144 -172 -196 -303 -815 -178 -278 -292
D. Perjalanan 1.089 590 849 1.111 3.639 1.366 897 1.037 942 4.242 1.636 1.108 1.297
- Ekspor 2.722 2.359 3.023 3.101 11.206 3.085 2.875 3.566 3.004 12.531 3.489 3.131 4.094
- Impor -1.633 -1.769 -2.174 -1.990 -7.566 -1.719 -1.979 -2.529 -2.062 -8.289 -1.853 -2.023 -2.798
E. Jasa konstruksi 32 5 12 43 93 14 39 44 86 183 130 75 10
- Ekspor 63 44 43 75 226 51 132 57 129 369 170 95 49
- Impor -31 -39 -31 -33 -133 -36 -94 -13 -43 -186 -40 -20 -39
F. Jasa asuransi dan dana pensiun -142 -182 -147 -190 -661 -155 -124 -146 -223 -647 -174 -150 -193
- Ekspor 7 13 17 43 80 7 14 18 44 83 8 14 18
- Impor -149 -195 -164 -233 -741 -162 -137 -164 -267 -730 -181 -164 -211
G. Jasa keuangan -181 -108 -110 -177 -577 -147 -62 -201 -32 -442 -157 -31 -161
- Ekspor 76 93 89 78 336 110 107 103 320 640 254 204 83
- Impor -257 -202 -199 -255 -913 -257 -168 -305 -352 -1.081 -410 -235 -245
H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual -358 -635 -319 -374 -1.686 -388 -565 -389 -460 -1.801 -420 -416 -402
- Ekspor 13 10 8 15 47 9 18 10 11 50 11 15 20
- Impor -371 -645 -327 -389 -1.732 -397 -583 -399 -471 -1.851 -431 -430 -422
I . Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi -207 -467 -200 -302 -1.175 -367 -459 -379 -211 -1.416 -449 -369 -421
- Ekspor 194 226 224 327 970 168 188 285 371 1.012 306 349 331
- Impor -400 -693 -424 -629 -2.146 -535 -646 -665 -582 -2.428 -755 -718 -752
J. Jasa bisnis lainnya -318 -477 -654 -386 -1.836 -413 -525 -510 -499 -1.947 -530 -260 -220
- Ekspor 1.454 1.231 1.078 1.595 5.359 1.186 1.126 1.197 1.753 5.261 1.601 1.403 1.581
- Impor -1.773 -1.708 -1.732 -1.981 -7.194 -1.599 -1.651 -1.706 -2.252 -7.208 -2.131 -1.663 -1.801
K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi -1 11 15 10 36 10 11 20 33 74 7 19 25
- Ekspor 15 25 26 23 89 24 25 33 49 131 23 44 50
- Impor -16 -14 -11 -12 -53 -14 -14 -13 -16 -57 -17 -24 -25
L. Jasa pemerintah 158 172 180 119 630 159 169 173 106 607 149 181 202
- Ekspor 169 182 182 146 678 174 188 216 145 723 173 188 212
- Impor -11 -9 -2 -26 -48 -16 -19 -42 -38 -115 -23 -7 -10
Memorandum:
Jumlah pelawat (ribuan orang)
- Ke dalam negeri 2.427 2.551 2.921 2.960 10.860 2.802 3.014 3.501 2.882 12.199 2.941 3.170 3.696
- Ke luar negeri 2.068 2.075 2.184 2.182 8.509 2.178 2.284 2.263 2.352 9.077 2.339 2.393 2.468
November 2018
2017*2016 2018ITEMS
32
TABEL 4
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
PENDAPATAN PRIMER
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Pendapatan Primer -7.291 -7.970 -8.124 -6.263 -29.647 -7.716 -8.307 -8.930 -7.804 -32.756 -7.681 -8.017 -8.026
- Penerimaan 713 861 1.177 1.298 4.048 1.601 1.711 1.530 1.708 6.550 1.845 1.941 1.712
- Pembayaran -8.003 -8.830 -9.300 -7.561 -33.695 -9.317 -10.018 -10.460 -9.512 -39.306 -9.525 -9.958 -9.738
A. Kompensansi tenaga kerja -360 -367 -407 -419 -1.553 -366 -335 -397 -411 -1.509 -361 -365 -383
- Penerimaan 55 63 50 51 219 57 64 52 53 226 59 67 55
- Pembayaran -415 -430 -457 -470 -1.772 -423 -399 -449 -464 -1.735 -421 -432 -438
B. Pendapatan investasi -6.931 -7.602 -7.717 -5.844 -28.094 -7.351 -7.971 -8.533 -7.393 -31.248 -7.319 -7.652 -7.643
- Penerimaan 657 798 1.127 1.247 3.829 1.544 1.647 1.478 1.655 6.324 1.785 1.874 1.657
- Pembayaran -7.588 -8.400 -8.844 -7.092 -31.923 -8.894 -9.618 -10.011 -9.048 -37.571 -9.105 -9.526 -9.300
a. Pendapatan investasi langsung -4.294 -4.518 -4.756 -4.025 -17.593 -4.871 -4.738 -5.338 -5.213 -20.161 -4.599 -3.998 -4.424
1) Pendapatan modal ekuitas -3.979 -4.337 -4.396 -3.845 -16.557 -4.556 -4.559 -5.078 -5.010 -19.203 -4.331 -3.659 -4.218
- Penerimaan 196 199 403 302 1.101 713 721 756 787 2.976 941 943 850
- Pembayaran -4.175 -4.536 -4.799 -4.147 -17.658 -5.268 -5.280 -5.833 -5.797 -22.179 -5.273 -4.602 -5.068
2) Pendapatan utang (bunga) -315 -181 -360 -180 -1.036 -315 -179 -260 -203 -957 -268 -339 -206
- Penerimaan 2 33 5 34 74 1 1 8 3 14 5 2 31
- Pembayaran -317 -214 -365 -214 -1.109 -317 -180 -268 -206 -971 -273 -340 -238
b. Pendapatan investasi portofolio -2.201 -2.404 -2.586 -1.127 -8.318 -2.133 -2.553 -2.621 -1.530 -8.837 -2.317 -2.970 -2.761
1) Pendapatan modal ekuitas -200 -1.363 -206 -150 -1.920 -185 -1.565 -347 -360 -2.457 -209 -1.637 -570
- Penerimaan 56 147 306 319 828 111 89 33 162 395 76 193 95
- Pembayaran -256 -1.510 -512 -469 -2.748 -296 -1.654 -379 -522 -2.852 -285 -1.830 -665
2) Pendapatan utang (bunga) -2.001 -1.041 -2.380 -977 -6.398 -1.948 -988 -2.274 -1.170 -6.380 -2.108 -1.333 -2.192
- Penerimaan 246 251 242 393 1.134 530 617 502 508 2.157 561 534 448
- Pembayaran -2.248 -1.292 -2.622 -1.370 -7.532 -2.478 -1.605 -2.776 -1.678 -8.537 -2.668 -1.867 -2.640
c. Pendapatan investasi lainnya -435 -680 -375 -692 -2.183 -347 -680 -574 -649 -2.250 -403 -684 -457
- Penerimaan 157 167 171 199 694 189 219 179 195 782 202 202 232
- Pembayaran -592 -847 -546 -891 -2.876 -536 -899 -753 -844 -3.032 -605 -886 -690
November 2018
2017*ITEMS
20182016
33
TABEL 5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
PENDAPATAN SEKUNDER
(Juta USD)
TABEL 6
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL
INVESTASI LANGSUNG
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Pendapatan Sekunder 1.231 1.116 1.004 1.109 4.460 1.138 993 1.176 1.190 4.498 1.414 1.599 1.793
- Penerimaan 2.447 2.540 2.373 2.472 9.832 2.356 2.490 2.550 2.595 9.990 2.835 3.095 3.021
- Pembayaran -1.217 -1.423 -1.368 -1.363 -5.371 -1.217 -1.497 -1.374 -1.405 -5.493 -1.422 -1.496 -1.228
A. Pemerintah 6 50 52 259 365 -1 41 169 202 411 8 22 75
- Penerimaan 6 50 53 259 366 1 42 171 202 416 8 22 75
- Pembayaran 0 0 -1 0 -1 -2 -1 -2 0 -5 0 0 0
B. Sektor lainnya 1.225 1.067 953 850 4.095 1.139 952 1.007 988 4.087 1.406 1.577 1.718
1. Transfer personal 1.495 1.390 1.299 1.126 5.309 1.352 1.352 1.322 1.291 5.316 1.822 1.959 1.856
- Penerimaan 2.270 2.229 2.146 2.042 8.687 2.177 2.187 2.198 2.222 8.785 2.643 2.802 2.711
- Pembayaran -775 -840 -847 -916 -3.378 -825 -835 -876 -932 -3.468 -821 -843 -855
2.Transfer lainnya -270 -323 -346 -275 -1.214 -213 -400 -315 -302 -1.230 -416 -382 -138
- Penerimaan 172 261 174 171 778 178 261 180 171 790 185 271 234
- Pembayaran -442 -583 -520 -446 -1.992 -391 -660 -495 -473 -2.019 -601 -653 -372
Memorandum:
- Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) 3.680 3.631 3.556 3.511 3.511 3.494 3.485 3.492 3.496 3.496 3.513 3.523 3.539
- Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang) 83 89 93 97 97 80 91 92 96 96 87 89 90
November 2018
2017*ITEMS
2016 2018
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Investasi Langsung 2.827 3.174 6.594 3.541 16.136 2.757 4.376 7.412 4.740 19.285 3.263 2.734 3.949
A. Aset -370 -1.372 466 12.870 11.594 -451 -101 -1.042 -540 -2.134 -772 -1.212 -1.944
1. Modal ekuitas 1) -659 -1.746 -53 13.134 10.676 -513 -265 -1.253 -698 -2.729 -787 -896 -1.662
2. Instrumen utang 289 375 519 -264 918 61 164 211 157 595 15 -317 -282
B. Kewajiban 3.197 4.545 6.129 -9.329 4.542 3.208 4.476 8.454 5.280 21.419 4.035 3.946 5.894
1. Modal ekuitas 1) 3.543 5.259 4.448 -8.567 4.684 3.155 4.832 7.375 4.375 19.738 3.560 5.571 4.559
2. Instrumen utang -346 -714 1.680 -763 -142 53 -355 1.079 905 1.681 475 -1.624 1.334
a. Penerimaan 12.071 13.234 13.184 12.149 50.638 11.426 11.295 13.977 12.706 49.404 13.418 12.337 12.388
b. Pembayaran -12.417 -13.948 -11.504 -12.912 -50.780 -11.373 -11.650 -12.898 -11.801 -47.723 -12.943 -13.961 -11.054
Memorandum:
Investasi langsung berdasarkan arah investasi 2.827 3.174 6.594 3.541 16.136 2.757 4.376 7.412 4.740 19.285 3.263 2.734 3.949
A. Ke luar negeri 56 -479 1.586 11.052 12.215 -278 -972 -1.356 -37 -2.642 -630 -3.217 -1.999
1. Modal ekuitas 1) -192 -819 -60 13.129 12.058 -465 -270 -1.266 -698 -2.698 -787 -892 -1.683
2. Instrumen utang 248 340 1.646 -2.077 156 187 -702 -90 661 56 158 -2.325 -317
B. Di Indonesia (PMA) 2.771 3.653 5.008 -7.511 3.921 3.035 5.347 8.768 4.777 21.927 3.892 5.951 5.948
1. Modal ekuitas 1) 3.076 4.331 4.455 -8.561 3.301 3.107 4.836 7.388 4.375 19.706 3.560 5.567 4.580
2. Instrumen utang -305 -678 553 1.050 620 -72 511 1.380 401 2.220 333 385 1.369
Catatan:1) Besarnya Inflow DI aset dan outflow DI liabilities pada Tw.IV'16 dan 2016 dipengaruhi oleh transaksi divestasi sektor perbankan melalui crossing di pasar negosiasi
November 2018
2017*ITEMS
20182016
34
TABEL 7
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL
INVESTASI PORTOFOLIO
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Investasi Portofolio 4.438 8.304 6.563 -309 18.996 6.536 8.126 4.030 2.207 20.899 -1.271 104 -104
A. Aset -167 402 1.938 46 2.218 -1.019 -223 -732 -1.382 -3.356 -1.409 -1.251 -1.472
1. Sektor publik 174 -53 1.579 96 1.795 -123 18 6 90 -9 -173 198 204
a. Modal ekuitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Surat utang 174 -53 1.579 96 1.795 -123 18 6 90 -9 -173 198 204
2. Sektor swasta -340 455 359 -50 423 -896 -241 -737 -1.472 -3.346 -1.236 -1.449 -1.676
a. Modal ekuitas -146 -118 269 -215 -210 -406 -136 -259 -759 -1.560 -579 65 -443
b. Surat utang -195 573 90 164 633 -490 -105 -479 -713 -1.787 -657 -1.514 -1.233
B. Kewajiban 4.605 7.902 4.625 -355 16.778 7.555 8.349 4.761 3.589 24.255 138 1.355 1.368
1. Sektor publik 4.919 7.213 3.211 1.492 16.835 6.437 4.529 6.107 4.807 21.880 2.569 893 1.232
a. Modal ekuitas N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
b. Surat utang 4.919 7.213 3.211 1.492 16.835 6.437 4.529 6.107 4.807 21.880 2.569 893 1.232
1) Bank sentral 68 248 86 -287 114 396 66 -531 -37 -105 0 0 0
2) Pemerintah 4.851 6.965 3.125 1.779 16.720 6.040 4.463 6.637 4.844 21.985 2.569 893 1.232
a) Jangka pendek -172 176 124 -572 -444 1.731 1 337 -350 1.718 727 -1.272 -434
b) Jangka panjang 5.022 6.789 3.001 2.351 17.164 4.310 4.462 6.301 5.195 20.267 1.841 2.165 1.666
2. Sektor swasta -314 690 1.414 -1.847 -57 1.119 3.820 -1.345 -1.218 2.375 -2.431 462 136
a. Modal ekuitas 314 667 1.637 -1.299 1.319 626 1.029 -2.039 -2.154 -2.538 -1.871 -1.862 -118
b. Surat utang -628 23 -223 -548 -1.376 493 2.791 693 936 4.912 -560 2.324 255
1) Jangka pendek -480 35 -89 242 -291 -29 107 -26 254 305 -396 -460 -154
2) Jangka panjang -148 -12 -135 -790 -1.085 522 2.684 719 682 4.607 -164 2.784 409
Memorandum:
Surat Utang Pemerintah, Kewajiban 4.851 6.965 3.125 1.779 16.720 6.040 4.463 6.637 4.844 21.985 2.569 893 1.232
1. Dalam Rupiah 3.501 2.862 3.125 -1.441 8.047 4.305 3.558 3.756 1.178 12.797 1.693 -2.025 1.435
2. Dalam Valuta Asing 1.350 4.103 0 3.221 8.673 1.735 905 2.882 3.666 9.188 876 2.918 -203
Catatan:
N/A : Tidak dapat diterapkan
November 2018
2016 20182017*ITEMS
35
TABEL 8
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL
INVESTASI LAINNYA
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Investasi Lainnya -2.825 -4.351 -3.070 4.429 -5.817 -2.474 -7.182 -1.118 74 -10.700 251 1.680 228
A. Aset -398 -3.969 522 5.344 1.499 -3.075 -7.850 -2.130 -132 -13.187 -2.920 663 -2.851
1. Sektor publik 0 -269 0 0 -269 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Sektor swasta -398 -3.700 522 5.344 1.768 -3.075 -7.850 -2.130 -132 -13.187 -2.920 663 -2.851
a. Uang dan simpanan -1.250 -1.912 836 5.265 2.940 -1.837 -4.935 -2.301 1.180 -7.893 -1.699 1.095 -300
b. Pinjaman 329 -721 -321 233 -480 -832 -1.243 -237 -110 -2.422 -649 -836 -1.300
c. Piutang datang dan uang muka 118 -722 73 -193 -725 -234 146 -656 -521 -1.265 -682 -101 -254
d. Aset lainnya 405 -344 -66 38 33 -173 -1.817 1.064 -681 -1.607 110 506 -997
B. Kewajiban -2.426 -382 -3.592 -915 -7.316 602 668 1.012 206 2.488 3.171 1.017 3.079
1. Sektor publik -25 -1.255 -1.094 5 -2.369 121 -923 48 -597 -1.353 650 -1.724 306
a. Uang dan simpanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Pinjaman 149 -1.308 485 101 -574 -3 -905 53 -507 -1.362 477 -1.526 510
1) Bank sentral 1) 0 -24 0 -24 -48 0 -24 -121 0 -145 0 0 0
a) Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b) Pembayaran 0 -24 0 -24 -48 0 -24 -121 0 -145 0 0 0
2) Pemerintah 149 -1.284 485 125 -525 -3 -881 174 -507 -1.217 477 -1.526 510
a) Penarikan 873 757 1.194 1.796 4.619 704 805 908 1.228 3.645 1.312 219 1.516
(1) Program 522 280 900 1.070 2.772 400 381 446 385 1.612 1.039 4 1.300
(2) Proyek 351 477 294 726 1.847 304 424 462 843 2.033 273 215 216
(3) Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b) Pembayaran -724 -2.040 -709 -1.672 -5.145 -706 -1.687 -734 -1.735 -4.862 -835 -1.745 -1.007
c. Kewajiban lainnya -174 53 -1.579 -96 -1.795 123 -18 -6 -90 9 173 -198 -204
2. Sektor swasta -2.402 872 -2.498 -919 -4.947 481 1.591 964 804 3.840 2.521 2.741 2.772
a. Uang dan simpanan -820 1.056 -34 -673 -471 -137 86 -86 324 186 -414 537 -210
b. Pinjaman -1.761 -695 -2.713 -114 -5.282 277 1.057 19 464 1.817 2.243 2.306 2.724
1) Penarikan 3.556 5.586 4.088 7.171 20.400 5.404 5.247 5.272 7.096 23.018 6.183 7.708 10.691
2) Pembayaran -5.318 -6.280 -6.800 -7.284 -25.683 -5.127 -4.190 -5.253 -6.632 -21.201 -3.939 -5.401 -7.967
c. Utang dagang dan uang muka 147 558 277 16 998 142 433 757 288 1.621 386 -205 412
d. Kewajiban lainnya 33 -47 -29 -148 -192 199 16 274 -272 216 306 102 -153
Catatan:1) Tidak termasuk kredit dan pinjaman dengan IMF.
November 2018
20182017*2016ITEMS