SYAIR ABDUSSAMAN
Transcript of SYAIR ABDUSSAMAN
MII 'jizah • Muhammad .lamki
ebuah untingan Tek
I)/JH~ \\ \ °10 \1.
SYAIR ABDUSSAMAN:
Sebuah Suntingan Teks
SYAIR ABDUSSAMAN:SEBUAH SUNTINGAN TEKS
Mu'jizahMuhammad Jaruki
PUSAT BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALJAKARTA
2006
SYAIR ABDUSSAMAN:
Sebuali Suntingaii Tcks
ISBN 979 685 581 x
Pusat Baliasa
Dcpartcincn Pcndidikan NasionalJalan Daksinapati Barat IVRawamangun, Jakarta 1220
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Isi biiku ini, baik sebagian maupun seluruhnya,dilaraiig memperbanyak dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam halpcngutipan untuk keperluan penulisan artikel atau
karangan ilniiah
Katalog Dalam terbitan (KDT)
899.29
MUJ Mu'jizah dan Muhammad Jarukis Syair Abdussaman: Sebuah Suntingan
Teks/Mu'jizah dan Muhammad Jaruki.—Jakarta: Pusat Bahasa, 2006, vii,260 him.; 20 cm.
ISBN 979 685 581 X
1. KESUSASTRAAN MELAYU
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT BAHASA
Sastra merupakan cermin kehidupan masyarakatpendukungnya, bahkan sastra menjadi ciri iden-titas dan kemajuan peradaban suatu bangsa. Me-lalui sastra, orang dapat mengidentifikasi peri-laku kelompok masyarakat, bahkan dapat me-ngenali perilaku dan kepribadian masyarakatpendukungnya. Sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan masyarakat Indonesia dan iden-titas serta kemajuan peradaban bangsa Indonesia. Sastra Indonesia lama merupakan cerminandari masyarakat Indonesia pada zaman itu. De-mikian Juga, ccrita rakyat merupakan gambarankehidupan rakyat di berbagai wilayah di Indonesia pada masa lalu. Ccrita rakyat memilikinilai-niiai luliur yang masih rclevan dengan kehidupan masa kini. Untuk itu, Pusat Bahasa,Departemen Pendidikan Nasional mclakukan pe-neiiiian tentang cerita rakyat dari berbagai wilayah di Indonesia. Kekayaan akan cerita rakyatitu menggambarkan kekayaan budaya bangsa ki-ta pada masa lalu. Nilai-nilai luhur budaya
bangsa yang termuat dalam cerita rakyat itudipublikasikan kembali agar dapat dijadikan pel-ajaran bagi anak-anak bangsa dalam menemukanjati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Syair Abdussaman: Sebitah SuntinganTeks ini merupakan cerita rakyat yang memilikidaya tarik dalam menghayati kehidupan alam se-kitar. Penerbitan cerita ini diharapkan dapat me-mupuk minat baca anak-anak dan dapat mem-perkaya pengetahuan tentang kehidupan masalalu di tanah air kita. Untuk itu, kita sampaikanterima kasih kepada peneiiti dan pengolah hasilpenelitian schingga menjadi bacaan yangmenarik ini.
Jakarta, 5 Novembep 2006 Dendy Sugono
VI
DAFTAR ISI
Knta Pcngantar Kcpala Pusat Baliasa v
Daftar Isi vii
Bat) I Pcndaliuluati 1
Bab II Translitcrasi SyairAbdussaman 5
2.1 Ringkasan Cerita 5
2.2 Pertanggungjawabaii Transliterasi . 82.3 Transliterasi Syair Abdussaman ... 112.4 Kata Sukar 256
VII
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini kesadaran masyarakat Indonesia akankepentingan naskah lama telah cukup dibuktikan.Kenyataan itu tampak, balk dalam proyek peme-rintah maupun usaha swasta. Meskipun demi-kian, masih banyak pula naskah lama Indonesiayang masih tersimpan, beraneka ragam isi danasal daerahnya yang belum terjamah oleh peneliti(Soebadio dalam Ikram, 1983: 1—2). Naskah-naskah lama itu biasanya disimpan dengansangat hati-hati, tetapi tidak menutup kemung-kinan naskah-naskah itu akan hancur dan belumtentu dapat diselamatkan dengan memakai fotoatau mikrofilm (Robson, 1978:5). Sehubungandengan ha! itulah penyuntingan naskah lama me-rupakan salah satu jalan untuk menyelamatkan-nya dari kcpunahan, termasuk penyuntingan teks"Syair Abdussaman".
Penyuntingan teks '*Syair Abdussaman",sclain bertujuan untuk menyelamalkan dari ba-haya kerapuhan dan kepunahan, juga bertujuanmemasyarakatkan sastra Indonesia lama. Melaluisunlingan teks masyarakat dapat mcmbacanya le-bih miidah karena aksaranya sudah dialihkan kedalam aksara Latin dan sudah diberi tanda baca
sehingga masyarakat umum rnudah memahami-nya.
1
Beberapa katalog naskah Melayu yang me-nyebut "Syair Abdussaman" adalah katalog vanRonkel (1909), Howard (1966), dan Sutaarga(1972). Berdasarkan katalog tersebut "SyairAbdussaman" dlnyatakan sebagai naskah tunggalyang hanya dimiliki atau tersimpan di Perpusta-kaan Nasional Republik Indonesia dengan nomornaskah Ml. 742 (dariW. 269).
"Syair Abdussaman" mencerilakan kehi-dupan seorang pemuda yang sedang dirundungcinta. Dalam kesusastraan Melayu, syair yangmengisahkan masalah cinta dapat dimasukkan kedalam syair romantis. "Syair Abdussaman" se-pcrti syair lainnya terdiri atas bait-bait dan setiapbait terdiri atas empat larik. Larik yang terdapatdalam "Syair Abdussaman" ini bcrvariasi, adayang berima aaaa, seperti
Juragan memandang terlalu kasihansainpailah tuan orang pilihanlalu dipuja kata perlahanhati berctnla sahaja ditahan.
ada juga bait-bait yang berima aabb, sepertiTambahan pening kepala sahayabadan dirasa tiada berdayasilakan abang pergi mandisekarang beta mandi di sini.
Di samping itu, ada juga yang berima abbb,seperti
Bagai berbadan kurus anggotadisambut oleh Nakhoda Ali
pulang menunduk itulah hariduduklah ia berdiam diri.
Cerita yang bertemakan kasih yang tidak sampaiini dalam kesusastraan Melayu lama dapat di-
golongkan ke dalam syair romantis. MenurutYock Pang (1978:296) syair romantis biasanyamerupakan gubahan dari cerita khayalan yangterdapat dalam bentuk hikayat. Jalan ceritanyakadang-kadang sukar diikuti karena penyairnyaberusaha mencapai keindahan bunyi dan meng-ubah jalan cerita atau kata-katanya dengan se-suka hati.
"Syair Abdussaman" yang terdiri atas 272halaman ini Jika dilihat dari segi isinya me-ngisahkan kehidupan tokoh Abdussaman dalammengejar dan mencari kekasihnya, yailu DangLai la. Di dalam naskah banyak digambarkan ten-tang kerinduan Abdussaman terhadap kekasihnya. Dia tidak dapat makan, tidak dapat tidur,dan selalu gelisah karena setiap hari terbayang-bayang kepada buah liatinya. Namun, sangat di-sayangkan usaha Abdussaman dalam nienggapaikekasihnya tidak sampai. Dang Laila, seorangperempuan yang selalu diangan-angankan danimpikan ternyata hampa belaka. Dang Laila me-nikah dengan Juragan Jailani, sahabat Abdussaman sendiri.
"Syair Abdussaman" mempunyai dua fung-si, yaitu sebagai penghibur dan sebagai saranapendidikan, yaitu pendidikan moral. Fungsi hi-burannya dapat dilihat dari keindahan bunyinya,yaitu jika dibacakan dapat menimbulkan ke-merduan dan keserasian bunyi sehingga dapatmemberi kesenangan bagi pendengar atau pem-baca. Sebagai sarana pendidikan kita dapat me-lihat dari tokoh Abdussaman. Abdussaman tidak
begitu saja mengumbar keinginan hatinya dalambercinta. Dia selalu berbuat sopan meskipun ke-
rinduan itu selalu bermain-main dalam bcnaknya,tetapi dia dapat mcngendalikan emosinya itu. Disamping itu, kita juga dapat melihat cara Abdus-saman mcnanggapi kekecewaan hatinya padawaktu dia dapat menerima kenyataan hidupnya,Dang Laila yang selalu diimpikannya itu me-nikah dengan Juragan Jailani, sahabat Abdus-sanian scndiri. Kekecewaan hatinya itu tidakmembuatnya putus asa. Dia menanggulangi kekecewaan hatinya itu dengan pergi ke negeriseberang, tempat sahabatnya, Encik Awang.
BAB II
TRANSLITERASI
SYAIR ABDUSSAMAN
2.1 Ringkasan CcritaAbdul Rahman adaiah seorang saudagar yangamat adil dan pemurah. Dia dikaruniai seoranganak laki-laki yang diberi nama Encik Usman.Pada usia sembilan tahun, Encik Usman mengajikepada seorang guru. Semua ilmu yang diajarkanoleh gurunya dengan cepat diterima sehinggaEncik Usman dalam waktu singkat seicsai me-ngajinya.
Encik Usman telah dewasa. Dia sangat di-sayang oleh kedua orang tuanya karena diasangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Disamping itu, dia juga disayangi oleh banyakorang karena dia mempunyai budi pekerti yangsangat baik.
Pada suatu liari Encik Usman makan ber-
sama ayah-ibunya. Pada saat itu ayahnya memin-ta agar Encik Usman segera berumah tangga karena telah cukup umumya. Encik Usman tidakmenjawab sepatah kata pun.
Mulai saat itu Encik Usman setiap malammelakukan salat malam. Dia memohon kepadaTuhan agar ditunjukkan seorang perempuan ca-lon istrinya. Ada suatu malam setelah salat diatidur. Tiba-tiba dalam tidumya bermimpi datang
seorang kakek dan memberikan saran agar EncikUsman berumah tangga dengan seorang perem-puan yang salihah, yaitu anak saudagar Lailayang bungsu, Siti Dang Laila. Terkejutlah EncikUsman pada malam itu.
Encik Usman setiap hari suka termenungmemikirkan mimpinya itu. Ibu Encik Usman me-ngetahui bahwa anaknya setiap hari suka termenung, dia lain menegur kepada Encik Usman.Kemudian, Encik Usman pun menyampaikanmimpinya.
Encik Usman memerintahkan beberapaorang untuk membuat perahu. Sctelah itu EncikUsman memanggi! banyak orang untuk mem-bacakan sahadat dan mengajak mercka berlayarke Puiau Tayuman. Sesampai di Pulau Tayuman,Encik Usman membangun kampung yang leng-kap dengan surau, kolam, dan taman. Dan, di Pulau Tayuman, Encik Usman berubah nanianyamenjadi Encik Abdussaman.
Bapak Abdussaman bingung karena sudahdua bulan anaknya tidak pulang. Bapak Abdussaman menyusulnya ke Pulau Tayuman. Abdussaman bertemu dengan bapak-ibunya dan ber-temu pula dengan kawan-kawan. Bapak ibu Abdussaman menghendaki agar Abdussaman kem-bali pulang ke kampung halaman. Akan tetapi,Abdussaman menolak keinginan bapak-ibunyaitu.
Abdussaman rindu kepada Dang Laila, put-ri yang cantik, anak saudagar Laila. Akan tetapi,kerinduan Abdussaman kepada Dang Laila tidakdiutarakan dengan terus terang. Setiap hari diatidak bernafsu makan. Juragan Jailani, temannya,
sangat bingung mengetahui keadaan Abdus-saman sehari-harinya suka termenung dan tidakbernafsu makan. Untuk menghibur Abdussaman,juragan Jailani dan kawan-kawannya bermaingamelan. Suasana seperti pesta, ada yang me-mainkan biola, kecapi, dan gendang. Akhimya,Abdussaman mengetahui bahwa juragan Jailanidan kawan-kawannya mengerti bahwa Abdussaman sedang rindu kepada Dang Laila.
Nkahoda Manan yang sedang berada disampan mendengar suara musik itu, dia lalu ber-gabung bersama juragan Jailani. Selesai pestaAbdussaman pergi mandi ke taman.
Abdussaman berputus asa tidak mau ber-istri karena seorang perempuan yang dirindukantidak kunjung datang. Nakhoda Raka menasihatiAbdussaman agar jangan berputus asa. NakhodaRaka dan juragan Jailani pergi ke tempat seorangdatuk dan mereka pergi ke tempat seorang pen-deta untuk melamar Dang Laila. Akan tetapi, la-marannya ditolak oleh ayah Dang Laila. Abdussaman semakin berputus asa. Teman-temannyamencoba menghibur dengan menawarkan perempuan lain. Namun, Abdussaman tidak menyukai,dia tetap menginginkan Dang Laila menjadi istri-nya.
Cinta Abdussaman kepada Dang Laila semakin mendalam. Setiap hari dia tidak bernafsumakan sehingga dia jatuh sakit dan tidak ter-sadarkan diri. Berbagai bujukan dari teman-temannya agar Abdussaman segera sadar, tetapiAbdussaman tetap membungkam bahkan diaingin cepat mati.
Setelah Encik Husain membujuk Abdus-saman, dia mulai menyampaikan isi hatinya bah-wa Dang Laila, seorang perempuan yang di-cintainya, tidak mau dengan Abdussaman karenadia belum ingin bersuami.
Setiap hafi teman-temannya selalu meng-hibur Abdussaman, mengajak Abdussaman ber-main di taman dan bermain kecapi di berandayang disertai teman-temannya menari. Namun,kesedihan Abdussaman tetap bertahan.
Abdussaman mulai terhibur ketika DangLaila datang. Dang Laila ditemani Dang Mailanibersama dayang-dayangnya mengadakan per-temuan dengan Abdussaman bersama keenamnakhoda di sebuah gedung. Pertemuan itu di-meriahkan dengan bunyi-bunyian gong, gendang,.dan.,b.urung merak yang dapat menari-nari diangkasa.
Dang Laila yang didamba-dambakan olehAbdussaman ternyata Dang Laila mencintai jura-gan Jailani. Akhimya, Dang Laila menikah dengan juragan Jailani, teman Abdussaman sendiri.Abdussaman, untuk menghibur dirinya, dia pergike negeri seberang ke tempat Encik Awang.
2.2 Pertanggungjawaban TransllterasiDalam mengalihaksarakan naskah "Syair Abdussaman", kami menggunakan metode edisi standar(Baried, 1985:69). Edisi tersebut disebut jugaoleh Robson (1978:43) dengan edisi biasa, yaitudengan membuat transliterasi, membagi kata-kata, menggunakan huruf besar dan pungtuasi,serta membetulkan kesalahan teks. Metode itu
digunakan karena naskah di atas adalah naskah
8
tunggal, di samping itu karena tujuan utama pe-nelitian ini adalah ingin menyajikan suntinganteks agar mudah dipahami pembaca.
Dalam mengallhaksarakan teks ini, kamimengikuti pedoman Ejaan Yang Disempurna-kan. Di samping itu, kami juga mengadakanperbaikan kata-kata agar sesuai dengan konteks-nya. Perbaikan tersebut akan dijelaskan dalamcatatan kaki. Berikut .ini adalah keterangan-ke-terangan tcntang transliterasi teks itu.1) Kata ulang dalam teks ditulis secara kon-
sisten dengan angka 2, dalam transliterasikami sesuaikan dengan EYD yang berlaku.Contoh:
Scbarang 2 (hlm.4) menjadi sebarang-baraiigberkata2 (hlm.30)menjadi bcrkata-kata
2) Kata-kata yang berakhir dengan aksara kada yang ditulis dengan hamzah (') ada jugadengan qaf (s). Dalam transliterasi kamialihaksarakan secara konsisten denganaksara k.
Contoh:
bertepu' (hlm.58) menjadi bertepuk,encP (hlm.4) menjadi encik,beranak (hlm.l) menjadi bcrenak, danbijak (hlm.5) menjadi bijak
3) Kata seperti sebarang-barang, suda, danmengadap tetap dipertahankan seperti yangtertulis dalam naskah.
4) Kesalahan tulis yang dijumpai dalam naskah, kami perbaiki sesuai dengan konteks-nya, perbaikan kata itu kami tulis dalam teks
dan kata aslinya kami catat dalam Catalankaki.
5) Daiam naskah pada halainan 160 terdapatkalimat di tengali antara bait kiri dan baitkanan dengan bentuk memanjang. Dalamtransliterasi kalimat itu kami cantumkan
dalam Catalan kaki.
6) Untuk mengalihaksarakan kata-kata atau kalimat berbahasa Arab, kami menggunakanpedoman Hasil Sidang VllI, Majclis Ba-hasa Indoncsin-IVIalaysia, Bogor, 9—13Agustus 1976.
7) Kata-kata yang diberi garis bawah artinyadapat dilihat dalam keterangan kata-kata su-kar. Yang dimaksud dengan kata-kata sukaradalah kata-kata yang tidak lazim dipakaidalam bahasa Indonesia. Untuk keperluanitu kami menggunakan:a. Kamus Dewan karangan Teuku Iskan-
dar, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa danPustaka, 1970.
b. Kamus Besar Bahasa Indonesia, PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa,Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
c. A Malay English Dictionary susunanR.J. Wilkinson
d. Nicw Malcisch-Ncdcrlandsch Woor-
dcnbook susunan H.C. Klinkert.
e. Kamus Arab-Indonesia susunan Oeinar
Bakry.8) Nomor pada sisi halaman berarli nomor ha-
laman dalam naskah.
9) Garis miring ganda (..//..) antara kata dalamtransliterasi berarti pergantian halaman dalam naskah.
10) Kata atau kalimat yang terdapat dalam garismiring /..../ berarti kata atau kalimat yangada dalam naskah, tetapi untuk kelancarankalimat atau kata itu dianggap tidak ada.
11) Kata atau kalimat yang terdapat dalam tandakurung (....) berarti kata atau kalimat itu tidak ada dalam naskah, tetapi merupakantambahan dari kami untuk kelengkapancerita.
2.3 Transliterasi Syair AbdussamanI) Bismilah itu permulaan kalam
dengan nama Allah Klialikul alamrahmat-Nya limpah siang dan malamkepada hamba-Nya mukmin dan Islam
Dengarlah TuanAda suatu cerita yang baliarisaudagar kaya amat bestarilaksana raja di dalam negeriadil murahnya tidak terperi
Beranak seorang dengan istrilaki-laki konon jauharielok paras* wajah berserisukar bandingan di dalam negeri
Namanya Saudagar Abdul Rahmananaknya bemama Encik Usmanelok menjelis suda budimanberurutan badan dan lengan
11
Empat orang tenian bcridaberangkuman bercerai tiadasembilan tahun umur anakda
diserahkan mengaji oleh ayahanda
Tiada berapa antaranyaIiatamlah sudah pengajianiaiu berhajat sekailan ilmunyasemuanya diajarkan oleh gurunya
Segala yang mendengar tiadalah jemudunia akhlrat tiadalah terscmu //
2) barang baginya semuanya tahusangat pemilih kain dan baju
Saudagar pun suka rasa hatimeiihat baik laku pekertikehendaknya tidak diteguhnya lagiapa kehendak semuanya diberi
Besariah sudah Encik Usman
usul menjelis muda budimandibuatkan dcngan kampung halamancukup dengan kalam cabangan
Pagi dan petang duduk mengajikepada ayahanda sangat baktiorang pun banyak yang memujisedikit tidak mana yang kaji
Lalu berkata orangnya desasangat menjelis anak tua rajatambahan dengan budi bahasaterlalu herannya dengan orang tua
12
Moiek menjelis bagai dipatasikap laksana raja mahkotalemah-lcmbut tulur dan kata
barang suatu sangat permata
Umur pun sedang remaja putraterlalu kasih ayahanda dan sahayasembahyang mengaji senantiasatiada berbuat laku yang sia-sia
Saudagar pikir laki istrianakda baik beri istri
anak orang berbangsa baik dicaricobalah tanya orang sendiri
Tersenyum berkata Encik Baidahmemberi istri itu pun mudahanaknya orang dilihat mudahtiadalali berjumpa paras yang indah
Jikalau peran orang dilihat sudahtiadalali sama berjasatiada akan mau anaknya kitakepada pikiran di hati beta //
3) Tingkah dan lakunya beta memandanganak Usman berkawan sebarangbarang hatinya tak boleh dipaksa orangsukar dicari bunda yang seorang
Jikalau dapat perempuan bangsawanserta dengan arif setiawanbijaksana sama beri lavvanmakanya malm duduk berkawan
13
Jikalau kakanda tiada percayakannyaCobalah tanya kepada dianyaSupaya beta kita mendengarnyaApakah jawaban gerangan katanya
Saudagar pikir di dalamnya hatibenarlah kata adinda nan pastianak Usman lainlah pekertibagaimanakah kehendaknya hati
Seketlka berkata dengan istrinyalebih dengan diangkat oleh budaknyaEncik Usman datang bersamaduduk makan dengan ayahandanya
Sudah makin muda bangsawanlalu tneinakai pula bawa-bawabennohon turun Encik Usman
oleh saudagar dipegangkan tangan
"Wahai, Anakku cahaya mahkotabuahnya hati jiwa ayahandaumurnya tiian sampai remajapatutiah sudah beriimah tangga"
Baiklah tuan jawab beristrimana yang pcrkenan kepada hatibertainbah baik bcrbuat bakli
ayahanda bunda hendak melihati
Tersenyum manis muda yang putadiain tiada menjawab katatunduk tidak mengangkat mukasantap sirih di cawan permala
14
Seketlka duduk mengadap ayahandalalu bermohon muda yang syahda //
4) pulang ke rumah degan siladuduk berpikir di dalam dada
Di dalam cita Encik Usmandi mana dicari muda budiman
jikalau bukan orang beiimankcpada hati tiadalah perkenan
Bclumlah mau rasanya hatibelum kudapat ilmu yang pastiapa kena diamat-amatibukannya pindah dibawa mati
Lalulah dia rnengambil Quranduduk mengaji semalam-maiamanmencari alamat dengan furkananak siapa yang dijadikan?
Hari pun sudali jauh malamlalu beradu di alas tilam
masuk mimpi muda pualammelihat bulan cahayanya muram
Datang seorang membavva ceritaorangnya tua datang bcrkata,"Wahai, Anakku cahayanya mataTuan, wai jangan berhati duka!"
Umur tuan sedanglah putrapatutlah berumah tanggaayahanda bunda pun sudah tuabalklah tuan beristri juga
15
Jikalau anakku hendak beristri
carilah perempuan muda bestariyang sama sctcru dengan sendiribangsawan iagi memeliharakan diri
Perempuan jangan scbarang-baraiigmenurut nafas mata yangjarangnama pun aib disebul oranghati yang lembut menjadi garang
Jikalau Tuan mencari istri
ada seorang perempuan jauharianak saudagar Laila bestariitulah anaknya yang bungsu sekali //
5) Namanya Siti Dang Lailalagi tinggal dua bersaudarabalk paras tiadalah dualaksana bulan pumama raya
Arif bijak sukar dicariitulah baik diambil istri
tetapi tiada negeri di sinidi Pulau Tinggl nama negeri
Anak saudagar orang terbilangwajah laksana gambar /dan/ wayangcahaya di raga terbayang-bayangscperti bulan sedang mengambang
Jikalau tuan tiada pcrcayacobalah menjadi sahabat berbangsa
16
orang yang arif tempat berlanyaniscaya tanpa bayangan dia
Setelah berkabar nyataorang tuah pun hilang di matahari pun siang sudahlah nyatalalu terkejut muda yang puta
Terkejut tiada Encik Usmanlerkenangkan mimpi hati tak nyamandi dalam hati sangatiah berkenandi mata-mata setia yang budiman
Wajah beruba(h) rupanya pikirhatinya di dalam susah terlaludi da(lam) mimpi sangatiah tentudi mana gerangan saudagarnya itu
Demi dilihat ayahanda sudarupanya bcrubah wajah anakdaada penyakit scrangannya diamaka demikian lakunya ada
Lalu berkata Bunda Encik Usman"Wall, anakku asal budimanmengapakah tuan rupa kepiluanapakah sakit di dalam badan
Wah, anakku buah hatiada bertanya hendaknya past! //
6) Janganlah dibawa bersusah hatibarang suatu kabarkan bunyi
17
alaii ada harta yang kurangmaka berubah wajahku panclangkepada bunda kabarkan teraiigtcrlalu kuat bunda memandans
Baik anakkii tua beristrimana yang berkenan di hati scndiriayahanda bunda memberijanganlah tuan berpilu hati
Mesklpun hendak beristri empattiada siapa kan mengumpatEncik Usman berkata, "Tidak suka!Mana beristri dua dan liga."
Kebanyakan percmpuan memberi nerakajarang sekali memberi surgajikalau tiada sepeili maksud dakuscumur hidup berjuanglah aku."
Jikalau tak dapat bagi mimpikuharamlah tiada beristri akusudah berkata ia pun diamdi dalam hati ada kerinduan
Mencari pikir siang dan malamkepada ma'rifat hatinya di dalamberkata kepada seorang kedunjadikan perahu dengan surga
Panggilkan aku orang muda dan tuahendak diajak pergi bersnliajnlalulah datang orang sekalianduduk mengadap Encik Usman
18
Sudahlah lengkap perahu dan sampan,"Marilah kita ke Pulau Tayumanpergi berburu kijang manjangandi situ rusa banyak gerangan
Lalu turun mau dayung perahutiada kabar dengan ayahanda bundasekalian perbekalan dibawa sertasampai kc pulau naiklah din //
7) Lalu memburuhkan segala orangmenebang kayu mana yang rindangmembuat surau di tengaii padanginiiah perbuatan bukan kepalang
Dibuat pula kampung sebuahkoiam dan tanali terlalu indahbertanam anggur di dalam sebuahjambangan bunga kembang a.ii.j.r.h
Tiadalah Encik Abdussaman pulang lagidi surau itu duduk mengajimengampungkan sekalian lebai dan hajiilmu semuanya habis diketahui
Akan Saudagar Abdul Rahmanheran melihat Abdussaman
"Mengapa membuat rumah di hutankembali pun aku tiada dapatkan."
Lalu bertanya kepada istri,"Dahulu apa kata sendiri
19
maka anakda demikian perisusah pula halinya kami."
Dijavvab islrinya dengan scgerasuka ataupun tiada beta berkatabeta bertanya dijawabnya tiadasehingga diam tiada berkata
Lalu inenyuruh orang sekaliaiipergi berkayuh ke Pulau Tayiimansambutkan kamu anak Abdussaman
adiih mau jangan berhambatan
Pergilali orang dengan segeranyamengadap Abdussaman muda lerunahamba disuruh ayahanda mulanyadisambut kembali Encik ke sana
Manis tersenyum muda jauhariberkata dengan wajah berseriayahanda sebagai bersusahkan diribukan kami perginya lari
Demi dililiat orang sekalianistana surau mudah sekalian//(indah
8) indahnya kalam dengan jambangandi dalam hatinya mengapa demikian
Jikalau demikian lakunya Encik mudabarangkali pindah kcmari jugaistana dan balai scmuanya adatinggal di negeri ayahnya sahaja
Lalu berkata Encik Abdussaman,
"Kembalilah dahulu bawa sekalian
20
bet» kcnibuli nanti kcnuidian
seorang kedua kamu siinihkaii
Bapak Salaiiiah lain pulaiigmcngadap daiuk saudagar tcrbilangIZncik muda kcmudian dalangIni keduanya ada seorang
Sabda saudagar, "Mari, keinari,aku hendak berianya kan periAbdussaman mana makivtiada dalangDisiiruh sambut pagi dan petang
Di sini bcrniain bukan diiaranginembuai teinpai seperti dagangmengapa niaka ineninggalkan negeridi Sana iUi apa-apa cari
Bukan liada niau niembcri istriinaka dianya demikian periakan anakku Abdussaman
apakah diperbuat di Pulau Tayuman."
Hatiku bagai liada senyumanliada tenlu miiuim dan makan
dianya liada niau keinbalisudah dua bulan meninggalkan negeri
Kindunya aku liada lerperiliada pernah bcrcerai seharidatanglah hati Abdussamanmeninggalkan kila ke Pulau Tayutnan
Apa dirajuknya maka demikianPergi meninggalkan kampiing halaman //
21
9) Jikalaii demikian lakunya betabaiklah kita mcngikut scrta
Bukan dua (iga anaknya kitaseorang diri cahaya mala.Adapun saiidagar laki islrimenyuruh bersampan dia akan pergi
Ke Pulau Tayuman belakang negeriEncik Abdussaman hendak diikuti
sampailah ke pulau datang saudagardatanglah anakda menyenlarig tikar
Orang banyak duduk berhamparmelihat kalau kembang berjajarlain berkata ayahanda bunda,"Wah. Anakku inahkola jiwa,
Sampal hati rimnkii nyawaayahanda tlnggal tiada dibavvaapakah sebab maka demikianbaiai dan surau sedia berdandan
Tuanlah ayahanda biiatkan sekalianapa kehendak tuan kaiakangedung istana tuan punyaanak tiada dua liganya
Hanyalah Tuan nuida yang utatna,"Mengapakah I uan demikian adanyaapakah maksud di dalam hatimaka tuan demikian pekerii."
Ayahanda bunda tinggal di negeribaik mengikut tuan kemari
berdatang seinbah Abdiissamanayahanda jangaii berhali rawan
Adapun akan I'ulaii Tayiiinanjiiga liga hari pc(r)layaranakan Saudagar Abdul Rahmanduduk bcruiang kc Pulau Tayuman
Menganlarkan barang makan-niakananbarang yang disukakan Abdussamandisurunya ilu duduk inengajisembahyangnya liada linggal sckali ///ada kepadii/
10) Ada kepada siialu haritengah bcrmain inuda jauharilalu bcrkata kepada pcnjelatig pribadilajunya tidak lag! lerperi
Lalulah bcrkula kepada Selamalcoba lambai penguiang terbangalberkayuhlah seraya dengan Selamallalu dilambai suaranya sangat
Penjelang pun singgah dengan segerakepada Selamal jiiru batu berkala,"Engkau ini disuriih siapamelambai hamba hendakkan apa?"
Selamal berkala herperi-pcri ,"Nakhoda wai. siapa nama clirinakhoda raja lalu berdirimelihal selamal berperi-peri
Selamat berkata sambut bergurauEncik sahaya ada di suraunaik ke sampan lalu ke pulaunaik ke darat laiu ke surau'
Segera ditegur Abdussaman"Nakhoda naik di sini silakan
sahaya sangat hendak bermalamnegerl mana tempal kediaman?"
Dipandang Nakhoda Abdussamanmcram sekelika meinikirkan
di daiam hati sangatlah berkenananak siapa ini gerangan
Parasnya indah sangat menjelisbudi dan bahasa terlalu manis
seru diperbuat awan bcrtulisditatap nakhoda sekalian habis
Nakhoda lagi lalu berkata,"Hamba ini dagang yang lata,
masuk bedagang barang dicitamencari nafkah a-ny- r-b-t."
Hamba ini orang Mandarke Sana kemari masuk beredar //
11) berjual beli sunahnya kadarkarena bahannya kecil yang besar
Dengan Abdussaman kisahnya lalusedikit tiada hatinya cemburu
24
akan Saudagar Abdul RahmanNakhoda Raka terlalu lebih berkenan
Anak tlnggal dengan Abdussamanayahanda kcmbali kainpung halamantiga buian ayahanda kemarianak ayahanda seorang diri
Berkata pula kepada Abdul SanianAbdussaman tiada pulang ke negerimenjadi ayahanda datang kemarianak ayahanda seorang diri
Berkata pula kepada Abdussaman,"Wai, Anakku gembala jambanganmarl melihat kampung halaman,lama sudah tuan tinggalkan."
Abdussaman diam tiada berkata
sambil memandang Nakhoda Rakasaudagar pun turun dengan segeraterlalu mam bang akan anakanda
Selang ada sepuluh harisaudagar kembali pulang ke negeriNakhoda Besuk datang berhentiNakhoda Raka yang dicari
Abdussaman muda berbangsadisambut naik dengan perkasadamai duduk berkata-kata
bertanyakan negeri mana biasa
Nakhoda Besuk semuanya dikalamana negeri masuk lermasa
25
barang adat perintahnya sertasekarang dipandangnya mata
Di dalam pikir yang saktibelum bertemu di dalamnya mimpibelum mendapat kabar yang pastientah di mana gerangannya negeri //
12) Anak Seiangor Nakhoda Besukberkata sedikit semuanya dudukmakan sirih barang yang adatulus ikhlas di dalam dada
Abdussaman melihat sambil lunduk
mcmakai balai iebai yang burukada sclangnya dua bulan lamanyamau (a)palah perahu banyak rupanya
Berjenis-jenis perahu halauannyakcci(k) senelamban nama penjelangnyalalu berkata Abdussaman,"Siapa yang punya itu gerangan?"
Dipandang terlalu besar angkataninginnya hendak berpandangandisahut oleli Nakhoda Raka
hampir penjelang nakhoda muda
Yang kecik itu sahabat kitacoba dilambai surukan jugaNakhoda Besuk pergi berlaridi tepi pantai ia berdiri
26
Di kapal keci/k/ Juragan Jailani,disiiruhnya kata, "marilah sini,singga(h) di sini dahulu seketika,Nakhoda Raka itu pun ada juga."
Lalu berlabuh keci /k//juraganditurut oleh perahu sekalinabalk dan Jahat kita dengarkansahabat kita segera dapatkan
Sambii naik Nakhoda Besuk
ditegur juragan, "marilah duduk."Tempat sirih segera diunjuk,bertanyakan pula/u/, "Siapakah duduk?"
Nakhoda Besuk menjawab kataAbdussaman di sinilah serta
anak saudagar orang berbangsaia bertanyakan namanya adinda //
13) Perangai habis samanya katakanbudinya baik dipatutkansampai kepada minum dan makanadinda kabarkan coba silakan
Tersenyum berkata Juragan Jailani,"Beta kakanda tiadalah berani,mengadaFTorang besar di sinitakut dianya tiadalah perdull,"
Nakhoda Besuk seraya tertawaadinda coba naik seketika
hamba tiada mahu berdusta
entahjikalau malangnya adinda
27
Jikalau kepada pikirannya hambasukar dicari sebagainya diasungguh pun anak orang yang muliaterlalu arif bijak berkata
Parasnya elok amat gemilangbaharu dipandang kasih dan sayanghampir juragan heran tercengang-cengang
laksana orang sebabkan hilang
Tersenyum berkata, "Marilah kita!"hendak menjawab memandang mukabarangkali sungguh bagaikan ceritajikalau tidak ditampak pastikan
Lalu menyuruh budak bertigamember! tabu nakhoda semuanyajuragan mengajak naik bersamaansinggah ke pulau seketika juga
Nakhoda menanya Nakhoda Muhammatmenengar juragan turun jemputlalu datang nakhoda keempatdengan Nakhoda Besiiki tangan berjabat
Juragan berkata sambil tertawabeta mengajak adinda jugabalk ke darat barang seketikaNakhoda Besuki membuat jenaka
Ada kawannya orang terlalu bijaksikap bergaya amat bersyak //
14) kita pun banyak negeri berpijakboleh ada dilihatnya tidak
28
Abdussaman konon namanyamolek menjelis konon rupanyacoba kita lihat dianyajangan kira pula dikononnya
Nakhoda Ali menjawab katanya,"Baiklah dapatkan dia ke sana,Nakhoda Malaka pun di sini lama,segeralah naik kita bersama."
Setelah naik nakhoda kelima
Nakhoda Besuk naiklah bersama
sampai kepentok pagar dianyadisuruh sambut dengan segeranya
Abdussaman muda jauharidi pantai disuruh ia berdiriserta teipandang Juragan Jailanidibawa atau senyum di wajah berseri
Serta ditegur silakan kakandasudikan duduk sekalian nakhoda
makan sirih barang yang adatulus ikhlas di dalamnya dada
Abdussaman meiihat juraganrasanya hati sangat berkenannakhoda keempat sedang handalansama tersenyum berpandang-pandangan
Nakhoda Jailani orang Jauhariditilik di dalam ma'rifat di hati
Abdul Saman muda bestari
sukar bandingannya di dalam negeri
29
Nakhoda Besuk sebenar kata
sarasnya laksana gambar dipatiberpatuh dengan budi bahasaumur pun sedang remaja putra
Seketika duduk juragan nakhodahidangan diangkat dayang kcdiiaberbagai timbul pciigananiiya adamakan dan tninum guru senada //
15) Lalu berkata Nakhoda Manan,"Mengepa diam di Pulau Tayuman,pergi meninggaikan kampung halaman,apa cerita hendak didengarkan."
Tersenyum manis Abdussamanmenyahut kata memberi berkenandi pulau in! banyak makanantambahan pula buah-buahan
Setelah malam sudahlah hari
sekaiian nakhoda tiada kembali
diiawan bercakap bertanya negeriadatnya orang di sana-sini
Nakhoda Muhammad di mana negeribetapakah adat yang baharidi tanah Mangkasar desa sendiriapakan obat demikian peri
Nakhoda Ali Bugis terbilangorangnya banyak bukan kepalangdua tahun ketika sekaiian berperangbertikam terlalu amal gerang
30
Nakhoda miida anak Malaka
adat setnua khabarkan belaka
rajanya ini sekarang tiadaorang kaya bergelar sahaja
Masa ini beta berperaliumasuk negeri baharulah tahuNakhoda Manan orang Betawiayah bundanya semuanya mati
Tiga orang sudah beristribelum dapat kehendaknya hatiJuragan Jailani menjawab katanyabeta tuan manakan bercerainya
Nakhoda sekalian sudah mcmaranyajauh malam hari sudah nyatanyaAbdussainan bertanya diamat-amati,"Abang juragan di manakah negeri?"
Marilah tahu bersumpah hatikeinudian sahaya pergi dapati // (juragan)
16) juragan menyahut dengan senyumtcmpat kakanda yang berseinayam
Pclayaran belum sampai ke sanalain bertemu nakhoda semuanyaabang nan hanya seorang jugatiada bersaudara dua dan tiga
Mcndapat handai sahabat belakainilah gaiUi saudara kakandaia bertemu pula dengan adindahati kakanda sangatlah mesra
31
Kasih dan sayang bagai saudarasetiap tahun singgahlah kitadisahut oleh nakhoda muda
sungguh juragan itu berkata
"Hati beta pun demikian juga."serasi tiada lagi berantaralalu tersenyum Abdussamanmenjawab kata manis segera.
Hatinya kakanda semuanya demikianbeta pun ietih serta peliharajikaiau demikian kita semuakeenam baiklah mendapat ayahandasegera
Hendak berjumpa jangan sia-sianiscaya sampai kasih dan kekalAbdussaman, Juragan JailaniBerkasih-kasihan tiada terkecuali
Sebarang dalamnya hati sendirisewa itu pun tidak lagi tersembunyilalu berkabar akan mimpinyahabis mendengar nakhoda semuanya
Apakah gerangan kakanda artinyaadakah mendengar demikian akankhabamyajikaiau dapat seperti mimpimaka adinda mau beristri
Belum ada bagai hati sendiribiarlah dahulu duduk di sini
32
di ha(dapan) oleh Nakhoda Raka,"Wah, adinda usul yang syahda." //
17) Jawab bertanya juragan bcridmimpi tuan supaya berjumpakarena dia orang yang jauharimasuk berdagang segenap negeri
Anak saudagar d-a-sy-r-h negerisemuanya itu diketahuiAbdussanian lalu bertanya,"Adakah sangke/h/ ada cerltanya?"
DI manakah gerangan khabar adanyakakanda tau bcrilah sabdanyajuragan tersenyum lalu berkata,"Kakanda tiada tau kan berlta."
Entah di mana gerangannya adamimpi adinda sangatlah nyatabanyak negeri abanga masukkanbelum mendapat yang demikian
Tuan bertanya abang ceritakanentahkan, entahkan bukanabang berlayar samanya inibanyak saudagar di sana-sini
Beranak tujuh belumlah pastilain daripada saudagar Laila Jauharisaudagar itu sederhana adanyaanaknya tujuh sudahlah nyata
Enam perempuan sorang laki-lakinyayang empat sudah bersuami semuanya
33
bangsawan dua setia terbilangsudali banyak orang meininang
Belum bersamaan parasnya kurangbelum bersuami iiii sekarangitu bernama Siti Dangleilamoiek menjelis itu kepalanya
Anak yang tiadalah bersamaitu yang lebih konon kabamyaabang pun bukan melihatnya sendirikabar orang di dalam negeri
Saudaranya berkata berperibelum bersamaan tiada bersuami //(abangnya)
18) abangnya bernama Dang Maiin itumanjelisnya sedang tiada begitu
Yang terlebih saudaranya bungsusuka dicari bunda Daeng suatubijak laksana arif bangsawantiada tertolak samanya perempuan
Ada tuan lagi dermawanbertambah pula dengan pengetahuanarifbillah sangat terbilangdiiduk mengaji dengan sembahyang
Itulah kerajaan malam dan siangsaiidagar tua sangat kasih sayangsaudagar itu diketahui sangatanaknya laki-iaki bernama Abdussaman
34
Mantunya Maulana keempatcucunya seorang belum mendapatnegeri itu abang biasadua tahun sudah abang ke desa
Dengan saudagar sangatlah masaberkasih-kasihan konon biasa
tiada bukan konon orangdua musim abang berulang
Adinda jangan berhati walanganaknya itu beiumlah memandangdemi didengar Abdul Samanbaunya perkabaran dari juragan
Di dalamnya mimpi tiada bersalahankepada juragan dapat kenyataanJuragan itu orang bijaksanaterlebih daripada nakhoda semuanya
Boleh diambi! jangan saudarasangat sempurna budi bicaranyasangat suka mendengar ceritaboleh mendapat kabar segera
Terlalu hendak melihat rupaabang juraganku ikut jugalahlalu berkata muda budiman
kepada abang setia dikabarkan //
19) Itulah perempuan yang cacatkanabanglah gerangan yang menyampaikandisahut oleh Nakhoda Raka
mudah-mudahan disampaikan juga
35
Kakanda seorang adalah besertamengiringkan adinda pergi bertakhtadijawab oleh Nakhoda Mananbicara itu hamba perkenan
Bangsa pun tidak berbedanyapatutlah gerangan adinda tuanNakhoda Besuk lalu berkata,"Jlkalau sungguh hajat yang nyata."
Baiklah tinggai berlayarlah kitaberilah tau ayahanda sertaNakhoda Muhammad orang jauhariakal sempurna sahaja dicari
Balk kita berada buang ke negcrijangan menanti ayahanda kemariiagi pun kuat hendak kan alah bangatkita pun baik memberi alamat
Kepada orang yang satu mengambilberkat
anaknya menjadi saudara angkatAbdul Saman berkata di wajah berseribicara ini jangan ia ngeri
Ayahanda bunda tiadalah memberinegeri jauh hendak beristriberapa sudah dikatakannyadua atau tiga hendak dipinangkan
Yangjauh tiada diperkenankannyakakanda semua beta bersetia
sebabnya beta duduk kemarihendak menengar kabar yang pasti
36
Dapat kepada Abang Jailaniayahanda bunda jangan menengar artiJuragan Jailani seraya bersabda,"Mengapa berlinang adik mahkota?"
Bukan kurang martabatnya kitadengan ayahanda tiada berkata ///saudagar/
20) saudagar itu orang biasaberiayar kemari beri termasa
Dengan ayahanda konon biasadia berkabar dengannya kakandadahulunya kuat berdagang ke siniayahanda bunda dia memuji
Serta dengan bahasa dan budiini baharuiah tiada kemari
abang pun ia juga berceritadengan kakanda talukan bercerita
Jikalau tidak bilakan nyatainilah baharu berpandangan matadamai terscnyum Abdussamanmenengar kata juragan budiman
Adinda tiada takkan demen
di dalam mimpi berkenal-kenalandisaluit Juragan manis berseridari Jauh kakanda kemari
Ke bukit tinggal amat hatidengan saudagar kakanda JnnJiiaiu berkata Abdussaman,"Beta pergi juga mengiringkan."
37
Bersama mengikuti abang juragananak saudagar hendak dilihatkanjuragan tersenyum menengarkan sabda,"Wah, adinda mahkota kakanda."
Masakan dilepas ayahanda bundatuan mengikut dagang yang lataAbdul Saman menjawab katasambll berlinang aimya mata
Kakanda tidak mau membavva katasahaya bergantung di sampan tandameskipun dilarang ayahanda bundakehendak hendak tiada bersudah
Beta mau tidak dapat dipaksaseboleh-bolehnya dlikutkan jugasegera dipeiuknya oleh juragansambll berkata adik bangsawan //
21) Sekali tuan hendak berkawan
sepuluh kali mau menurutkanjikaiau demikian laku pekerti,"Baiklah kita masuk ke negeri."
Sementara kita lagi di sinidikenalnya kita semuanya inikita pun nama jangan sia-siamengambil berkata pada orang yang tua
Disahut oleh nakhoda muda
bicara juragan benar semuanyajikaiau dilepaskan alang baiknyakakanda sekalian mengiringkan sertanya
38
Lalu berkemas juragan nakhodahendak mengadap datuk bcridaAbdul Saman bersama jugamasuk negeri mengadap ayahanda
Saudagar pun sudah taunyabanyak nakhoda sahabat anaknyaJuragan Jailani penghuiu senuianyaitu yang kasih amat besarnya
Saudagar berkata kepada istrianak kita pun seorang dirisahabat itu hendak dicari
yang sempurna budi pekerti
Tengah duduk saudagar berkataorang pun datang membawa sertamengatakan datang juragan nakhodabersama dengan paduka anakanda
Saudagar menyuruh orang pergimelihatkan timbul nasi dan kuali
sambil turun menuju ke balaijuragan nakhoda berjalan sampai
Abdussaman naiklah segeraduduk mengadap paduka ayahandaseketika naik Nakhoda Raka
baharu juragan dengan nakhoda
Demi dilihat Saudagar Jauhariakan sikap Juragan Jailani //
22) patutlah rupa dengan pekertisemuanya orang banyak memuji
39
Saudagar bersabda, "Marilah, Tuan!sudikan duduk luan sekalian."
Ayahanda menengar tuan di PulauTayumanayahanda pun hendak mendapatkan
Ini sekarang tuan kemarisukanya hati tidak terperialangkah ramai di dalamnya negerirasanya jatuh bulan matahari
Lalu tersenyum juragan beradasambil memandang Nakhoda Rakadisuruh jawab barang sabdadiamnya malu hendak berkata
Saudagar menyorongkan sirlh di puan,"Makanlah sirih tuan sekalian,"Abdussaman berkata dengan guraunya."Jangan malu, abang juragan."
Lalu berkata nakhoda yang tuaadapun akan hamba datang semuanyatiada senegeri tempat diamnyamasing-masing tanah airnya
Yang ini Juragan Jailaninegeri acum tempatnya inipergi berlayar mencari d.m.n.r.t.yberkenal pula hamba dengan anakandaini
Ayahnya saudagar di acum sanamemagang perintah Juga dianya
40
anak pun inilah seorang dianyatiada juga ada saudaranya
la-lah anak saudagar terbiiangke bukit tinggal kata berulangdi Sana setuju dia berdagangsaudagar di situ terlalu sayang
Sungguh pula ia di siniberkenalan pula anakanda inientahkan lekat pula di siniberkasih-kasihan baik orang berbini //
23) Saudagar Abdul Rahman mendengarterlalu berkenan di dalain hatinyapatutlah menjadi sahabat anaknyaakal bicara amat sempurnanya
Sikap menjelis Juragan Jailanibijak bergaya Nakhoda Alinakhoda muda moiek sekali
karang perkabaran semuanya kecuali
Adapun akan Nakhoda Muhammatmengadap saudagar terlalu hormattutur dan cakap sekalian dihemaltakut dikata scbarangnya sahabat
Nakhoda Manan orang handalandiam termenung dengan pikirantiada menoleh kiri dan kanan
di hati saudagar sangat berkenan
Nakhoda Besuk bergaya tuanlakuknya duduk amat sempurna
41
tiada nieniandang kian ke sanaAbdussaman menengar disahutinya
Abang mengadap diam Nakhoda Besukbelum pun malam jangan mengantukdekat beta di sini duduk,jikalau panting, "Marilah masuk."
Seketika pun orang berangkatmenjelis rupanya berbagai sifattudung terbuang awan melipatmakan saudagar sehidangan empat
Sudah inakan nasi berbiak
makan timbul berbagai rasagurau dan senda bersuka-sukadi negeri Pahang sangallah lega
Sukanya hati Abdussamanmendapat sahabat orang budimansemuanya nakhoda hati berkenanapatah lagi Nakhoda Manan
Diberi saudagar scbuah istanadi situ berkampung Nakhoda semuanya //
24) Juragan Jailani dengandisuruh diam di serasarnya
Lalu berkata juragan beridamohonlah hamba ke sanajugabiarluh bersama semuanya nakhodamana dagang di siniiah kita
Juragan mohon kepada ayahnyapulang ke rumah nakhoda semuanya
42
duduk bermain gurau sendanyamemuja saudagar orang sempurna
Adapun dagang nakhoda juragansemua diambil jadi jualandisuruh habiskan Saudagar Abdussaniandiambil anaknya itu sekalian
Abdussaman orang jauhariakal sempurna sahaja dicarinakhoda dihambatnya hatiguru jenakajalan bakti
Semua juragan nakhodasukanya dia tiada beridaberdua di istana dianya tiadabersama-sama di situlah belaka
Juragan lalu berkata-katabertanya kepada nakhoda yang sertakakanda adinda apakah katamalu sepnkat sekalian kata
Jikalau suka pikir yang demikianbaiklah berhenti kita sekalian
dagang pun sudah dijualkanmalu pula hendak meninggalkan
Dijawab olcii nakhoda mudabeta menunit sebarang sabdaapalah bicara Juragan sahajatiada lagi suka dan sangka
Tambahan melihal budi pekertiakan saudagar laki istri
43
tulus dan ikhlas budi
olehnya anak seorang diri I I
25) Maka dianya hendak bersuratayahanda budanya belum berkalainilah maka bertahanlah kita
boleh bertambah kasih dan mesra
Jikalau kita lama di sini
pekerti kita dilihat pastibalk dan jahat semua ditatapibaharu coba kita s.r.s.v.ng.k.i
Boleh mendengar bunyinya kabarayahanda bunda kadunglah kuburAbdussaman pun terlalu sabarkita pun dapat berdatang kabar
Abdussaman menengar kata juragandi dalam cita amatlah berkenan
benarlah cerita abang sekaiiandengan terkejut tiada melepaskan
Disahut oleh Nakhoda Muhamaad
adinda jangan berbanyak ceritakakanda bersama baik dan jahatmengiringkan adinda muda bersifat
Nakhoda muda orang bijaksanaia berkata amat sempurnaadinda tuan pergi abang segeranyabarang gimana pun bita bersama
44
Masing-masing duduk berbisiksiang dan malam gurau jenakakasih sayang tulus mesrarasanya hati bagai saudara
Akal bicara amat sempumasedikit tiada cahaya selanyasemuanya arif bijaksana
Ada kepada suatu hariramai mengadap datuk bestarilalu berkabar Juragan Jailanianakanda hendak bersama pergi
Hamba datuk memojokkan diajangan dahulu mengikut sahaya //
26) nanti kemudian bersama jugaini lepaskan bermohon seketika
Abdussaman pun ada mendengarkandengan ayahanda berkabar-kabarantiada takut ayahanda membenarkanorang ada banyak memikirkan
Saudagar terkejut mendengar katadisahut dengan punya bercintaanak tiada dua dan tigahanyalah seorang cahaya mata
Abdussaman menyahut sabdaayahanda jangan berduka citamengikut pun tiada berapa lamaselama-lamanya dua bulan kerja
45
Laku pun belum masanya ininanti kemudian baharu pergiini abang berhenti di siniia hendak berlayar ke Bukit Tinggi
Laila Maharaja nama saudagarnyaJawab dilihat adat bahasanyaJangan duduk seperti bininyatiada mengetahui adat lembaganya
Sekian ayahanda sahaya tinggalkantiadakan lama datang mendapatkanpergi bersama nakhoda sekalianJuragan Jailani yang disamakah
Lalu berkata nakhoda miida,"Jangan Datuk syak dan sangkahamba semuanya gantikan saudaraJuraganlah ganti datuk berida."
Saudagar pun tiada lagi bersabdabercengungan memikirkan kehendakanakda
saudagar pun teringat juragan nakhodahendak dilarang takut berbeda
Saudagar bersabda suara perlahan"Ayah, Anakku Nakhoda Juragan,harapan ayahanda tuan sekaliankepadanya menjadi saudara tuan." //
27) Anak pun itu seorang sahajalaku pekerti terlalu manjasebarang kehendak diturut semuanyadi Pulau Tayuman berapa lamanya
46
Suatii pun liada sebab karenamerajuk kcpada ayahanda scnuiatiNadisuinbiit kembali tiada Jiigabaharulah deiigan man seimianya
Ayahanda bunda siidah ineniikiriapa sebab meninggalkan negeribukan tidak diberi istri
liada inau dianya sekali
Mengaji apa hendak bc(r)!ayardisusahkaii carl ilnui yang benarapakah lag! tuan hendak carlnuina yang suka di hall scndiri
Gcdung mjuh siidah berisiainbillah bual pustakanya hallapa id dibual ke negeri urangkepada tuan apa yang kurang
Small niasjid sudah terbcntangbukannya aral yang melintangasal jangan meninggalkan negerigedung semuanya ayahanda beri
Berinainlnh dengan sahabat SL>ndirikarena tuan seorang diriharapannya hati ayahanda tuanAbdussanian bagai berkavvan
Jikalau beristri di sini geranganadalah inenaruh anuk yang pcrempuan"Wall, anakkii juragan nakhoda,terlalu keras hatinya hdinda."
47
Tiada boleh ia diajarkan katasukanya ayat lurunkan sahajadi Pulau Tayumaii pergi dianyasepatah kata tiada diberiiiya
Dikatakan hendak bermain ke sana
riipanya membiiat balai istana //(Abdussaiiian)
28) Abdussaman duduk diam berdiriniendengar ayahanda tiada incinberi
Abdussaman muda terlawan akal bicara
jawab dllihat adat bahasanyajangaii duduk seperli balinnyatiada mengelahui adat lembaganya
Sekian ayahanda sahaya tinggalkantiadakan latna datang mendapatkanpergi bersama nakhoda sekalianJuragan Jailan! yang disamakan
Lalu berkata nakhoda tniida
jangan datuk syak dan sangkahamba semuanya ganti saudarajuraganlah ganti datuk berida
Saudagar pun tiada iagi bersabdatcrcengang memikirkan kchciulakanakda
saudagar pun saiigal juragan nakhodahendak dilarang takut berbcda
Saudagar bersabda suara perlahan,"Ayoh, anakku nakhoda Juragan
48
luirapun uyuhanda luan sckaliankepadanya menjadi saudara liiaii." '
Abang sama hendak pikirkanadinda tinggal nanti kcmudianlalu tersenyum Juragan Jailanisambil berkata pilu hali
"Wah, adinda bualinya hali,abang bermohon dalnilu pergi,Abdul Saman usul bersahaja,sambil beriinang airnya niata,
Adinda tiada berbuat dusta
entahkan abang tanya sedekaJikalau kakanda semiianya sudahiapatah dia dcngannya budi
Adinda hendak bertemii seorang dirisakitnya bukan saudara sendiridikatanya itu sambil menangissebarang laku memberi inanis //
29) Kasihnya juragan sempurna malasdipeluk dicium saina bcrlangis•"Wall, adinda mahkola abang,adik, wah, jangan berhati walang
Di dalam hatinya tiadalah pedulikuikut Juga Abang Jailaniniemandaiig laku Abdussamanjuragan pun tau di dalam iman
Diani terpekur orang sekalianhari pun malam kembali juragan
49
pulang ke rumah juragan budimaniaiu diikut Abdussaman
Jangan juragan bersusah-susahanberjalan-Jalan minum dan makanadapun orang yang melainkan itudelapan orang perempuan tertentu
Hidangan dibuat sukanya suatumakan m.n.r.w.a.d.h bukan kula(k) batusampai kepada delapan bulanjuragan nakhoda pada Abdussaman
Makan dan minum bersuka-sukaanhcndak belayar pula sekalianiaiu bertanya Nakhoda Mananapa kabar kita nan tuan
Kabarkan hendak bcrlayar segeranyaberapa hari gerangan adanyaduduk hormal nakhoda juraganbarang scmuanya kabarkan hal-halkan
Jikalau ada bclas dan kasihantujuh hari lagi hainba pohonkandemi bcrkata Abdussamanayahanda sahaya anakda mcnyatakan
Hendak mengikut abang juragantiada lama konon dipikirkandua bulan akan dcngannya kctigakembali pulang ke ncgeri kita
Itulah sebab mengikut jugajangan ayahanda berhati duka //
50
30) demi saudagar mendengarkan kalaberdebar lenyap di dalam cita
Sambil berhamburan air mata,diam tidak berkata-kata,dilihat oleh Juragan Jailani,datuk pun sangat terkejut hati.
Seboleh-bolehnya luan dijulangtidak dilanya bcrulang-ulangjikalaii sungguh mcngikut kakandabarang dibawakan juga
Apakah hajat di dalam dadajalan mati abanglah sertaberkata pula nakhoda sckaiian,"Ayah, Adinda Nakhoda AbdulSaman."
Abang mengiringkan adinda tuansetia tiada kakanda mengiringkanjikalau sungguh bersama adindabaik kita mengadap ayahanda
Kepada tujuh bulan ini pertamajangan datang memandang sahajalalu berjalan nakhoda juraganmengadap Saudagar Abdul Rahman
Didapatnya datuk berjeritanmelihat juragan segera ditegurkan,"Marilah sini tuan semuanya,duduk mengadap dengan ayahnya."
51
Dianya sangat hcndak berkawanmana baiknya anakanda nan sekaliandipegang pun tiada kan bolehanak juragan orang yang saleh
Akai sempurna sahaja dipilihperkataan teguh jangan beralihanak nan bukan dua dan tigahanyalah seorang cahaya di wajah
Jangan lama dibawa adindabawahan puiang mendapatkan ayahandaharapannya ayahanda bukan kepalangtuan sekalian membawa puiang //
31) Jangan dibuat alang kepalangbawanya ayahanda sebagai kan hilangjikalau bukan tuan yang sertaharam tiada akan lupakan Juga
Biarlah marah jangan bercintatidak kerasa berhati duka
demi didengar nakhoda juraganterlalu belas serta kasihan
Air matanya sambil bercucuranBalaskan Saudagar Abdul RahmanJuragan Jelani lalu berkata,"Janganlah datu' sangat bercinta."
Baik dan jahat bc/r/serta belakasckali-kali tiada berdusta
sahaya hendak ke Bukit Bcnggalamengadap Saudagar Jailani
52
Karena hamba sudah berjanjiinilah maka hamba nan pergikepada niat di dalamnya cintamembavva anakda tiadakan lama
Segera juga mengadap takhtasupaya jangan datu' berclntasaudagar menjawab benarlah tuansaudagar itu pun amat dermawan
Ayahanda pun dengan dia berkenalanberulang kemari membawa daganganlagi ada zamannya saudagar yang tua/h/dengan ayahanda konon biasa dengandia
Tidak ikhlas tiada bermanjadatuk dahuiu kasihkan diaberapa orang sudah anaknyatua sudah gerangan umurnya
Dari kita tualah dianyaanak kepada Abdussamad dapatkandianyajangan tuan berkeras hatibukannya orang lain hari
Buallah bagai bapaknya sendiriJangan pula berlainkan diri //
32) jikalau hendak sungguh berlayarsiapkan perahu sauh dibongkar
Inilah sajadah, bantal, tikarsebuah gedung itulah dibongkar
53
bavvakan saudara ini di sanabarang adanya tanda berjumpa
Anak juragan sudah biasaAbdussamad jikalau di kapalnyadisaluil oleh Abdussainan
sahaya tlada mau demikian
Bukannya berlayar membawa dagangansekadar mengikut abang juraganJikalau ada kan janji kemudianbaharuiah berlayar membawa kawan
Perahu kita harla sckalian
ini sekedar berjalan-jalanjangan pun sudah ilu semuanyasuatu pun tiada membawa daya
Mana (ke)kayaan nakhoda semuanyabaik dan jahat semuanya dayaJuragan pun benar pula kalaWall, Adindajamilah mahkota
Datuk wai Jangan liati bercintasuatu ha! hamba datuk besertasabda anakda sudah tertentutiada membawa barang suatu
Baik diikut katanya ituasaikan Jangan datuk bersentudari hal barang semuanyabarang yang didatangnya hamba
Ambillah anakda itu hartanyamahkota perahu anakanda Jadinya
54
suara sungguh kepada hatibarang kehendak dituruti
Tiada menaruh faliam pastitiada mungkir kepadanya Janjisemua nakhoda itu pun berkata,"Datuk wai jangan hati bertempat." //
33) Anakanda itu jadi mahkotahamba perbuat cermin matasaudagar mendengar sangat berkenannakhoda semuanya sangat berkasihan
Juragan Jailani dikepalakansekalian itu menurut perkataanseketika duduk hari pun malambermohon kembali luar di dalam
Sampai ke rumah juragan diamlalu sembahyang di atas tilamsaudagar pun masuk ke dalam istanaduduk berkabar kepada diri
Abdussaman pun pergi bersamaJuragan nakhoda membawa sertahendak pun kita tiada memberidianya hendak juga pergi
Pohonkan sahaja kepada janjijikalau ada untung datang kemaridisuruhkan Allah kepada Tuhan Yang Esakami tiada berbanyak cinta
Anak tiada boleh dipaksaanak juragan ganlinya kita
55
lalu berkata bundanya ituyang diikutnya orang yang tertentu
Masakan sebarang ada perbuatan itusangat kasih rupanya lakubarang perbekalan sudahlah sediapenganan ma(ka)nan iauk semua
Perbekalan Abdussaman adalah sama
lain pula nakhoda semuasampailah masa ketiganya ituorang bersiap sudahlah tentu
Berlayar kepada malam Sabtuhabis menghantar ada bertunggusaudagar menghantar laki istrisampai ke kecik Juragan Jelani
Makan dan minum bersahabatan
di dalam hari laku kembali //
34) sudahlah kembali ayahanda budanyalalu berlayar perahu seumuanya
Abdussaman pilu hatinyamelihat perahu terlalu lajunyatiada tampak Pulau Tayumanlalu menangis Abdussaman
Mengenangkan tinggal kampunghalaman
di pulau aku berbuat ibadatsepuluh hari sepuluh malamombaknya besar timbul tenggelam
56
Lautan besar terlalu dalam
kecik pun sampailah tengah malambedil berbunyi lalu berlabuhmendengar bedll orang pun riuh
Berkata orang di dalam negeribunyi bedil Juragan Jailanlterlalu banyak perahunya inilebih daripada sehari-hari
Orang di rumah datuk saudagardi situ di sini duduk berkabar
iaiah datang Juragan besarberapa orang membentang tikar
Lalu berkata datuk saudagar"Cobalah lihat kalaii bertukar
entahkan musuh datang melingkarpeluru meriam berdengung gempar
Mata-mata bangun lalu pergitempat berlabuh segala kecidikenalnya orang di dalam keciktujuh buah sudah berhenti
Mata-mata bangun lalu bertanya,"Juragan besar datang dari mana?"tahun yang lepas lalu ke mana?Datuk mau susah terlalu bayannya
Juragan sungguh di pulau sama //35) dagangnya habis tiada sisanya
diambil datuk saudagar sana
57
Mata-mata bangun berkayuh kembalimengadap saudagar datuk tcrccliyang datang itu Juragan Jailanidahulu tiada singgah di sini
Suka saudagar tiada terkirabertanya itu kembali teilawakabamya banyak bersama perahubertambah konon daripada dahulu
Abdussaman muda teruna
laiu berkata kepada Maulanasuruhkan bermasuk barang apanyahendak berjumpah juragan sesamanya
Waktu jam pukul delapanlaiu naik nakhoda juraganAbdussaman ada jua mari tuandia berkata nanti kemudian
Nakhoda Muda Nakhoda Manan
katanya, "Beta belum mcngiringkan,adinda tinggal tiada berteman,bersama kelak hari kemudian."
Juragan menjawab, :Benarlah itu,tinggal saudara kita di situ,jangan diberi berhati madujikalau menangis biarlah masu."
Laiu terscnyum Abdussamansampainya hati abang juraganbagai biidak beta dibuatkanabang juragan banyak dikabarkan
58
Jikaiau sampai abang juraganbeta mau abang jangan ditanyakanseboleh-bolehnya tolong sembunyikankemudian kelak baharu kabarkan
Juragan pun naik nakhoda keempatsampai di kampung berjalan-jalan cepatsudah terlentang tikar berlipatdilihat saudagar ditegumya bayat ///marl/
36) "Marl naik anak juraganberapa buah perahu berkawankabamya banyak diiabu(h)kan,siapa nakhoda bersama Tuan?"
Nakhoda Raka adalah jugaNakhoda Besuk bersama bclagaNakhoda Ali datang jugaNakhoda Maulana pun ada juga
Tahun tiada lepas kemarinegeri mana tempat disinggahijangan anakanda mengubah janjiayahanda bertanya tiada kemari
Anak juragan singgah ke manadijawab dengan hormalnyahamba dafuk singgah di Pahang sanahabis berjual menjadi dikayakan
Angin pun gasip jadi berhentibaharu sama nakhodanya Alienam bulan duduk di negeriSaudagar Abdul Rahman amat berbudi
59
Tujuh buah sangkayan berkawannakhoda muda dan Nakhoda Manan
dua itu belum scmpatankarcna tak sedap tubuh [dan] badan
Esok konon dia mengadapoleimya badan tiada sedapangkatan datang lalu bersantapAbdussaman berkata lalu ta' sedap
Sudah makan nakhoda juraganlalu bermohon lurun ke sampanmenuju kecik nnik sckalianmendapat adinda muda bangsawan
Sampai ke peraliu hari pun malammasuk muda pu/h/alam dikurung dalambermaln-main bcrbagai ragammemalu gendang slang dan malam
Setelah slang sudahlah haiijuragan mem(b)awa adinda mandl //
37) Nakhoda Manan bersama pergiSelamat Sllabah membawa kendi
Demi terpandang gedung rupaJuragan tersenyum lalu disapa,"Wah, Adinda adik bangsawan,jangan laik memandang tuan."
Dalamnya belumlah keberketahuankemudlan kelak baharulah nyatakanman Is tersenyum Abdussamanmalu sangat dekat juragan
60
Takut seniuanya kedapatanmimpi itu juga diingatkanberjalan juragan dengan adindapergi wakaf dagang
Sudahlah mandi kembali diamakan minum bersuka mari
seketika bersenda nakhoda semuanyadatanglah budak empat berlima
Disuruhkan oleh datuk utama
mendapat juragan nakhoda samasahaya disuruh datuk kemarimenjemput baik bagian hari
Barang dikangeni bawakan sekaliberserta dengan Nakhoda AHmana dikenang bawalah belakatujuh perahu dibeli belaka
Dengan d-a-c-y-ng bawa segerajangan bertanya lagi bicarajuragan menyuruh juru kerahmemaiu gong orang dikerah
Nakhoda semua sudah tahulahdatang ke kecik semuanya sudahiaiu berkata juragan berbangsa,"Kita dipanggll datu' maharaja."
Gcmat dan siyuk dibawa juadia membeli itu semuanyaiaiu disahut nakhoda sekalian"Mana baik beta turutkan // /kepada/
61
38) Kepada juragan yang mana berkenanlain daripada Nakhoda MananNakhoda Manan menjawab kata"Nakhoda muda banyak mengada-ada
Mengapa pula dilalnkan beta,me(nen)tang pun awak yang mudabeila."
Nakhoda muda menengar suka tertawajanganlah marah kakanda akan kita
Datuk saudagar memanggil segera,"Marilah naik jangan dikata."juragan berkata kepada adinda,"Marl, Adinda pergi be/r/serta."
Datuk saudagar hendak berjumpataun tiada memberikan nyatalaiu berkata Abdussaman
"Biarlah beta bersama kawan
Jikalau bersama abang sekalian,orang miskin disangkanya kawan."laiu tersenyum semuanya nakhodatahukan semua orang muda
Adalah kepada hati adi(n)dabarang kehendak turut sahajajuragan pun naik berkawan-kawanberbagai-bagai rupanya pakaian
Ada yang berbuang ada yang berkawannaik pangkalan laiu berjalanadapun akan Abdussamanmenyebar/ra/ dalam kawan dan teman
62
Perangai saudagar hendak melihatkanbaik dan jahatnya dikirakanberjalan sampai masuk negerinyasaudagar pun ada bersama anaknya
Ditegur manis suaranya"Marilah duduk jualan akan semuanyasemalam mengapa tidak kemariayahanda lama duduk menanti
Disuruh sembah pakai tari,tinggi hari baharulah kemari," //
39) Disahut oleh juragan bertiga"Semalam hamba datuk sakit kepala."
Nakhoda semuanya demikian jugain! hari bersama semuanya jugaadapun akan Abdussamanduduk mengamat segala taman
Di hadapan balai di tengah halamannakhoda sekalian berpandangan .adapun akan juragan terbilangsebagai juga memandang belakang
Akan adinda hatinya bimbangmemberi isyarat jua bertentangberkata datuk saudagar berbangsa,"Suyuk dan gamat berapa harga?"
Itu barang dibawa oleh nakhodakita kembali dengannya sukain! hari malamlah sudah
mata dacing yang banyak pecah
63
Orang bertembang kuat terserahbanyak rugi bagai jumlahsemuanya naik esok bemilainakhoda semuanya jatigan beri nilai
Kite makan di sini belaka
anak juragan orang biasaNakhoda Ali baharu juganakhoda muda terkenal biasa
Makan dan minum juragan nakhodabermohonlah turun kembali semua
Encik Abdussaman muda utama
adajua Juragan berjalan sama'
Sambil berkata Juragan Jailani"Adinda apa dibuat di sini?Pergi memberi tahu kakanda ini,sangat pemalu budaknya ini."
Abdussaman pun lalu bersabda,"Budak ini siapa Adinda,baik sangat parasnya dia."Sahut Juragan, "Saudara sahaya." ///Juragan/
40) Juragan berjalan keluar pagarsambil berjalan di tengah pasarEncik Adang, Encik Ja'far ada berkabarbertemulah dengan Juragan besar
Lalu diajak masuk kampungnyaduduk di balai dekat rumahnyadijamu makan kuhwa minumnyaEncik Abdullah datang adiknya
64
Adapun akan Abdussamanoleh Encik Adang dipegangkan tangan,"Anak siapa ini juragan?Kami pun ingln hendak berken(al)an."
Juragan berkata, "Saudara kita,Abdussaman nama yang nyata,baharau ini dibawa serta,ianya malu dilawan bersabda."
Kata Encik Abdullah, "Apa dimalukan?Ke rumah beta berjaian-jaian.Semuanya beta ambilkan taulan,kakanda miskin Tuan sudikan."
Abdussaman pun menengarkan katasahutnya kakanda sekali sudikansepuluh kali sukanya rasaapakah dia belum biasa
Encik Husin pula berkata,"Mari, bermain Adinda kita,menembak sasaran di bangsal ada,"Juragan nakhoda mari beserta."
Hari pun belum akannya malambermain baiklah janganlah diamberkalam siapa hendak dipinjamlalu berjalan muda puhalam
Lalu menembak Encik Awang dahulujuragan nakhoda masuk bertalu-talusegala seorang sudah bcrjundubermohon pulang kecik dituju(h)
65
Keling-keling kembali belakanaik ke perahu semuanya nakhoda //
41) melihat dagangan barang yang adaesok dibawa naik belaka
Setelah malam sudahlah harisembahyang mengaji juragann bestariEncik Abdussaman sama mengajiseorang bermain biola kecapi
Datang kepada ke esoknya haridisuruh berbongkar perahu kecinaiklah berangkat orang berlaridengan henti diberi sekali
Semua nakhoda ini menghantarberapa banyak beras dan sukarminyak sapi berpuluh-puluh takarterlalu suka hati saudagar
s.b.s.k dan gamat dibawa sertanakhoda keenam berkemas belakahendak naik bemilai hargabanyak sedikit supaya nyata
Lalu berkata Juragan Jailani"Adinda Tuan pergilah ganti,naik bertembang adiklah pergi,pening sangat kakanda ini.
Lalu berkata Nakhoda Manan,"Naik bersama Encik Abdussaman.Beta nan tiada sedap badan,esok hari baharulah berjalan."
66
Disahut oleh Abdussaman,
"Apa senda Abang dikerjakan,miskin sahaya boleh salahkan,sekali-kali tiada menyangkalkan."
Juragan tertawa sambii berkata,"Wall, Anakku cahaya mahkota,dengan sebenar abang berkata,Tuanlah ganti barangnya apa?"
Sudah berkata lalu beradu
dipeluk pinggang, Adinda ituberma'suk mimpi muda yang tentumasuk ke taman berkotakkan batu //
42) Dia melihat sangatlah nyataparasnya laksana anak-anakan dimataberbanyak-banyak cahayanya dirajasuatu pun tiada ada yang lata
Sudah bar! pun siangbangun juragan kedua sembahyangterkenangkan mimpi hatinya biinbangdibawa inengaji tiadalah hilang
Sudah makan muda kedua
lalu datang nakhoda semuamengajak naik juragan segeradatuk menanti janganlah lama
Lalu berkata Juragan Jailani"Naik nakhoda sekalian ini
Abdussaman gantinya kamiesok hari naiklah ini."
67
Nakhoda Ali lalu berkata,"Memakailah Tuan saudara kita
parasnya elok laksana putrabanyak gerangan perempuan bercinta."
Lalu tersenyum Abdussamansambil menyahut suara perlahan-Iahankakanda jangan banyak ulahantiada kuasa bersalin pakaian
Nakhoda Ali lalu tertawa
sambil turun ke sampan tandaAbdussaman bersama juganaik panggil nakhoda semua
Sampai ke balai datuk pun adadiadap oleh Maulana anakandadatuk menegur, "Juragan mana?tiada naik dia bersama-sama."
Nakhoda Besuk menjawab kata-katajuragan tiada sedap ba(d)annyapuannya empunya sembah sahayaputinyasadaran ada ganti dianya
Datuk saudagar lalu betlanyayang mana saudara dianya //
43) nakhoda muda menginjakkannyadilihat buruk pakaiannya
Di dalam hati dipikirkannyaorang miskin ini geranganentahkan ia entahkan bukan
mengapa tiada diberi pakaian
68
Adapun akan Abdussamanduduk di belakang Nakhoda Mananmemakai baju koyak di kanankata Nakhoda All, Marl Tuan!"
Datuk saudagar duduk bertakhtatiada menegur sepatah katanakhoda semuanya dilawan berkatajuragan sahaya yang diperiksa
Kata saudagar bertembang lemahnakhoda semuanya jangan tersalahsambil bertelakan pinggang sebelahanak Maulana Abdullah perkayalah
Pergi surut barangjaulahberapa banyak tuan hitunglahhati ayahanda terlalu gundahtiada datang juragan yang indah
Dalam di pandang sungai terkenalemah lembut barang kelanasaudagar tidak menyapadi dalam hatinya anak siapa
Balk parasnya bagai dipanaorang miskin tiada berbangsaAbdussaman ada berdaya semuaTiada menegur Juga dianya
Ayahnya tiada menegur menyapanyaia pun menuruti demikiannyaAbdussaman berseri
batang diacung dipegang tangan kiri //
69
44) Tampaklah dengkinya kilat berserisaudagar memandang hatinya bencisudah bertembang nakhoda semuanyamcngcndap datuk dengan hormatnya
Datu tiada menegur dianyadi jamu niakan barang adanyaAbdussaman berkata sambil berdirimakan nakhoda, makan nakhoda Ali
Juragan Jailani tiada kemaritiada suka hati harinya kemarinorang bertembang tiadalah tentuentah siapa gerangan ini
Abdussaman berdiri di kainAbdussaman naik di rumah Suaim
• lalu berkata Nakhoda Manan,"Marilah naik Encik Abdussaman."
Apa dibuat di tengah haluankembali hari bersama malamdisahuti oleh nakhoda mudamarilah duduk wahai adinda
Abdussaman menjawab sabdabeta di sini dengan jurumakanlah banyak abang nakhodahari nan zohor sudahlah rendah
Teriaiu balas nakhodamelihat di tanah duduknya adindaSaudagar Encik Abdussaman tiadamengapa
juragan juga yang diperiksa
70
Makan sedikit lalulah sudah
karena hati sangatlah gundahkatanya datuk hamba mohonlahhari pun zohor rasanya sudah
Berjalan kembaii semua nakhodaAbdussaman di belaknng nakhoda mudaSampai di pasar lalu berkata,"Panas sangat badannya sahaya." //
45) Kembaii dahuiu kakanda seinuanyahendak nanti s€ketika juajangan menanti nakhoda semuanyabeta bersama selamat sedabah
Lalu berkata Nakhoda Ali,"Adinda apa dibuat berdirimarilah semua kita kembaii
sekarang juragan kerah mencari,"
Abdussaman tersenyum sambil berkata,"Beta mandi sebentar sahajakembaii jangan menanti kitake perigi vvakaf mandinya beta
Semua nakhoda lalu kembaii
Abdussaman berjalan mandisambil berkata sudah jauharike balik taman kita mau pergi
Lalu berjalan dia bertigake balik gedung sampailah diahendak mandi tiada bertaula
ke dalam pekok kita menjavvab
71
Masuk Seiamat dengan silabaAbdussaman bersamalah jugalalu bersembunyi di pohon cempakaseiamat sllajaii duduk ketingga
Dilihat oieh si kembang melatidi pohon tunggal ia berdiriapa dibuat duduk di siniorang tiada pe(r)nah ke sini
Seiamat kedua lalu berkatasaliaya dagang miskin yang papaminta kasihan encik nan kedua
sahaya hendak meminjam tauba
Adapun akan Siti Dangkelainendengar si kumbang berkata-katalalu berdiri di tangkap jendelaorang ada duduk di tangkasa
Katanya kumbang berilah tambahboleh disuruh memanjat bunga //
46) tambah diberi sambil bersabda,"Wah abang kami menyerah."
Kata Seiamat apa disudahkanini boleh sahaya kerjakanencik jangan main dan seganbarang apa hendak sudahkan
Sabda Siti siapakah tuanhendak disuruh memanjat bungaambil cempaka dengan taraknyaSeiamat segera memanjatnya
72
Adapun akan Abdussamansetelah berpandang setia budimanmelayang semangat di dalam badanrasanya liendak mendapatkan
Selamat pun banyak berilah bungasetengah diambil dengan laraknyadengan si kumbang diberikannyayang setangkai Abdussaman diberlnya
Bunga di ambil oleh selabahkepada Abdussaman diberikan sertalalu berjalan ke perigi batubaharulah tau Siti Dang Kaila
Bunga dilengkung sambil berjalanterialu sigap muda handalansetelah mengilai sambil berjalantersenyum pula Abdussaman
Sudahlah nanti muda yang putakembali pulang ke sekoci kakandajuragan pun bertanya mana adindananti apakah demikian lama ada
Menyuruh bertanya nakhoda Mamandi sana di tunggu Abdussamanjauh bahasa pergi engkau lihatlalianak orang jauhnya diberikan
Sampainya hati nakhoda sekaliandiamnya sama pergi berjalantiada kembali apa dikerjakantinggal anak orang tiada berketahuan //
73
47) Adapun akan Abdussamanberjumpa Encik Awang di tengah jalatisainbil berkata adinda tuan
mari niQnombakI ada paku tuan
Encik Abdussaman berkaia nantijikalaii ada amanat asyiklah pakaiabang juragan lama sudah mcnanlibersama diamnya beta kcmari
Encik Awang berkata baiklah tuanjangan pula kakanda diperdayakanselama dia kepada juraganlalu berjalan muda handalan
Sampai ke perahu Abdussamansegera ada tegur Juragan BudimanAbdussaman terscnyum seri bcrserisambil memberi juragan bunga
Inilah perahu lihat beta di sanaSelabah memanjal pohon cempakaEncik Awang berkirim salam doaesok disuruh naik kakanda
Mengajak menyambiit kononnya diaajakiah abang nakhoda semuanyasetelah malam Selasa/h/ lali harimasuk beradu Juragan Jaiiani
Abdussaman berusuk liati
sebab melihat parasnya Sitidiambil Qurannya lalu dibacahati di dalam jangan ke nyata
74
Tiacla hilangnya di mata-malaclok inanjclis bagai dipatahsanipai waktu dini haribaliarulah beradu muda bestari
Ayani berkokok bcrapanya kalibangun sembahyang Juragan Jailanisudah sembahyang muda bangsawan
48) pergi mandi lalulah makan // /tavvaky'
Tawak-tavvak disuruh pelukanlalu dalang nakhoda sckalianlalu berkata Juragan Jailanisudahlah makan semuanya ini
Encik Awang menyuruh naikkan pakaimengajak menombak hadia(h) inidisahul oleh Nakhoda Rakamana suka Juragan Encik Muda
Yang hamba ini adalah scdialiada apa suatu pun kerjalalu memakai muda sekaliannyamasing-masing mana sukanya
Terlalu pun ada sedia semuanyalalu turun ke sampan tandanyalalu berjalan berkawan-kavvanlangsung kepada bangsal sasaran
Encik Awang, Encik Husein adasekalian
masuk menombak muda sekalianorang menembak pada hadiah ituEncik Awang menang sudah lah lenlu
75
Encik Abdussaman terbilang di situdua tiga kaiinya memangnya itusetelah petang sudahlah hariJuragan Jailani bermohon kembaii
Encik Awang berkata man is serayaadinda singgah juga di sanalalu singgah dengan seketikanyamakan penganan mana yang adanya
Bermohon pulang pada keciknyalalu sembahyang nakhoda semuanyaEncik Abdussaman berhati piluterkenangkan Siti sangat rindu
Masuk beranda lalu beradu
katanya kepala terlalu ngiluse(te)lahlah dia sembahyang isamasuk beradu pula semula
Juragan Jailani lalu berkata,"Mari makan dahulu Adinda!" //
49) Lalu berkata Abdussaman,"Makanlah dahulu Bang Juragan!"
Kepala pening tidak tertahanlalu berselubung muda pilihanwaktu subuh sudah nyatanyabangun sembahyang muda teruna
Masuk beradu pula dianyamakan dan minum tiada pedulinyalalu berkata juragan bangsawan,"Mengapa tak makan adindanya Tuan?'
76
Apakah sakit Adikku Tuan?Bawalah makan barang secawan."Sampai baradii hari muda jauharitiada bangun muda bestari
Terlalu susah Juragan Jailanikatanya, "Nakhoda Manan suruhkembali!"
Lain datang nakhoda ketigaAbdussaman dinyatakan juga
Mana adinda tidak berlakhta
disahut juragan, "Sakitlah beta."Susahnya hati tiada menderitaolehnya sakit saudara kita
Makan dan minuin ilu pun tiadadua hari sudahlah berupamasuk beranda Nakhoda Manan
dilihatnya pucat muda budiman,
"Sakit apalah Adinda nan Tuan?Tubuh berubah pada pemandangan."Lalu berkata Abdussaman,"Sakit badan tiada berketahuan.
Tak tail tiada maunya makan,entahkan mengapajuga gerangan."Lalu berkata Nakhoda Ali,"Hampir terkena/h/ pada tengah hari
Ambil sirih bawa kemari
hantu setan tiada berketahuan."
Berkata juragan kepada nakhoda,Beta bertanya Selamat Silabah ///istri/
77
50) Islri hendak diberinya bundaoleh hatinya tiada pekadia berkata tidaklah suka-suka
namanya beristri dua dan tiga
Kebanyakan memberi durhakajarang sekali memberi sukajikalau tiada bagi maksudkusifatnya sama dengan sifatkii
Insya Allah niat hatikuseumur hidup bingunglah akudemikianlah perangainya selama-lamanyatiada berubah barang katanya
Barang terlepas dari mulutnyasedikit tiada berubah barang katanyamakannya jarang tutur dan katasekalian ditaruh di dalam cinta
Belum pernah marah yang dimintaberbuat kebijakan semata-mataJikalau sama sudah kehendak hatinyadengan scketika Juga dinyalakannya
Sangatlah ngeri ayah bundanyaterlalu sungguh badung lakunyatatkala pergi ke Pulau Tayumandatuk bertanya segala teman,
"Apakah dikuasa Abdussaman,maka meninggalkan kampung halamanpermainya apa kurangnya medanmasjid dan surau sudah sekalian."
78
Padang bersif'ak dengan sasaranbalai wakaf tulis bcrawan
apakali gerangan disusahkan hatimaka demikian laku pekerti
Itu pun baik jiiga turutienlahkan berjalan yang bakliitu pun baik juga diburuse(in)barang laku seniuanya dibidiki
Bukannya payah lagi dibidikengkau diperbuat kakak dan adik //
51) sekaliun kata daluk maharajasahaya juragan terscnyuin sahaja
Katanya aku berbiial sualu kerjabukannya hendak menjadi rajasebab aku ke Puiau Tayumanbukan membawa kanipung dan halaman
Olch hatiku lidak nyamanbeluin mcndapal sahabat budimatimaksiid di hati juga dapatmenjadi budiman orang bersifat
Turun tilikku di dalam makrifat
di sini jalan boleh mendapatentahkan benar entahkan salah
demikian pe(r)tunju(k) daripada Allah
Janjiku di situ sudah terjumlahnegeri yang jauh datang menyalahdemikianlah sahaya yang dikabarkankatanya itu sahaya dinantikan
79
Sampai bertemu dengan juraganbenar sekali yang disabdakandisuruhnya berdendang cermin bimmengaji sembahyang bunyi menderu
Di situlah tempat duduk bergurudi balai berterap empat penjurutiada tahu senda dan guraudatang menembak masuk ke surau
Kerja itu yang hirauinilah kehendak pergi ke pulaubertaniba(h) suka datuk maharajamelihat kelakuan kerjanya ananda
Hambanya keempat adalah bersertabiola kecapi ratib ditagahseorang bercakap perlahan-lahantakut terkejut menjadi kesalahan
Juragan mendengar sangat kasihanmelihat laku menjadi demikianlalu berkata Juragan Jailani"Menjadi bingung hatiku ini." ///betapa/
52) Betapalah halnya duduk bagindahendak dipandaikan tiada meranamudah diketahui maksud di hati
perkataan itu hendak kunanti
Bukan susah laku dan kata
takut tiada benamya di hatisusahnya kami tiadalah terkiramemandangi menanggung lara
80
Jikalau kukatakan sebarang bicaraapa katanya turutlah segerakami menanti perintahnya jiigakita pinangkan dengannya segcra
Asalkan dia berhali suka
jangan menaruh hati yang dukaitulah laku hendak dibiarkan
sampai bagian hari belum makan
Jawabnya jikalau laku demikiancobaiah ajak oleh juraganberangin berembun duduk menahanayah bundanya kami harapkan
Cobaiah Juga Encik gerakkanbarangkali dia bangun makankepala diangkat oleh Juragandi atas bantal diletakkan
Itu pun tiada juga dikabarkanlalu berbaring sebelah kanans.y.a.w.ng pun tidur seketikaJuragan Jailani tidur juga
Tiada orang lain yang jagahabis tidur semuanya belakasampai waktu tengah malamlalu terkejut muda pu(h)alam
Dilihatnya suaranya luar dan dalambulan di langit cahayanya muramdiamlah ia berpeluk tubuhdatang pikir bertambah tumbuh
81
Hati di dalam bagaikan luruhseorang diri mengucap mengeluh //
53) dilihatnya bulan cahayanya bersihcmbun pun turun lalu putih bersih
datanglah dendam membawanya letihdi mata-mata cahaya yang putihlalu berkata Encik AbdussamanAllah Tuhan khalikul rahman
Terbang melayang rasanya imanmemandang seri kemala tamanseraya menunjuk di dalam bangsituan laksana bunga diparasi
Abang seumpama seekor pekasarkota nama di taman hidup dilaksaHai tuan bunga yang kembangtiadakah adinda belakan abang
Jikalau dapat menjadi kembangketika inilah kakanda melayangkakanda menjadi pangku mcnawanbirahikan biilan di kandang awan
Parasnya bangsawan muda setiawanperhambalah abang dagang lertawanabang mengikut abang Juraganolehnya adinda yang dihajarkan
Ayahanda bunda kakanda tinggalkanbelas nan tuan yang diharapkansampailah sudah kakanda kemariharapkan dipersuruh di payung negeri
82
Pergi mengadap petang dan pagiayahanda menegur tiada sudimabuklah kakanda tiada berketahuan
birahilah bagal diarak awan
Di dalam seluruh tanahnya awantiada berbanding asal bangsawandaripada sangat pucatnya abangmenjadi burung kemari terbang
Sudah terpandang bunga kembangarwah melayang pagi dan petangwajah manis selalu terbayang-bayang
//
54) Seketlka jatuh kasih dan sayangmembawa lalai malam dan siangparas dan elok amat menjelisanak rambutnya melentik wilis
Keningnya laksana awan ditulismata manis dibawa mcmalis
seiamanya sudah memandang tuangilanya kakanda tiada ketahuan
Sekalian dipandang memberi awanduduk menangis muda bangsawanwaktu pun hampiriah dini haribulan pun tenang tiada terperi
Terkenangkan paras Siti bestaridi dalam bangsi manangiskan dirijuragan terkejut dari beradumendengar bangsi bunyinya merdu
83
Di dalam pikirnya siapa dirindubila berbuat demikian itu
Juragan pun lieran di dalam liatimemandang demikian lakunya pekertisambil bangun Juragan Jaiiani,"Makan nasi wai, Adinda mari!"
Terkejut Encik Abdussaman lalu makansangatlah malu kepada juraganmendengar bangsa abang nan gerangansedikit juga la makan
Setelah sudah minum dan makan
lalu berkata pula juraganmata tiada hendak ditidurkan
balk bermain kita kerjakan
Sementara duduk berjaga-jagasupaya hlbur hati yang dukakita bermain bersuka-suka
duduk menari pangkal bertiga //
55) Duduk bertiga disuruhkanSelamat Selabah disamakan
sekalian datang kepada hadapandengan gamelan disuruh palukan
Sekarang kedua memalu gendangada yang bergaung ada yangberkembang,"Marilah Tuan nyanyi dan tembang,selamat menjadi bangau terbang."
84
Riuhnya tiada lagi terkiraorang di kecik berhimpun semuagegap gempita suara tertawaserta kccapi dan biola
Orang atur kanan dan kiriserta dengan ta(n)dak dan tarimelihat Selamat bermain tarimenghiburkan hatl muda bestari
Kepada Abdussaman katanya, "Juraganin! kecapi ambiliah Tuan!Biar Kakanda bangsa merawanboleh dipanah bulan di awan."
Abdussaman tersenyum menyaut kecapijuragan pun b.d.y.ng.h.u.k.t sis!dengamya merekam di dalam kecapidisambutnya punya di dalam bangsi
Adapun merekam Encik Abdussamantatkala berjaian masuk ke tamanlalu terpandang paras budimanjadi mudarat hati tak nyaman
Dibawanya duduk memetik kecapimerasa badan bagaikan matiterkenang kepada parasnya yang Sitihancur lulu di daiam hati
Juragan Jailani sudah mengertimendengarkan oleh merekam di dalamkccapipatutlah adikku bersusah hatisudah terpandang parasnya Siti
85
Dipujuknya di dalam bangsa beraduharuslah Tuan menaruh rindu I I
/sudah/
56) sudah memandang kepadanya jodobulan matahari sana berpadu
Tahulah kakanda penyakitnya tuanjangan sangat berhati rawansabarlah menanti untung pertemuanbulan jatuh ke dalam pangkuan
Jangan adinda bawa bercintabadan yang permai menjadi lataberkata safaat junjungan kitabcrsanding juga di atas takhta
Abdussainan mendengar bangsa juraganrasanya malu bercampur segankecapi dipangku segera dilepaskanlaiu mengambil suruh di puan
Tunduk mengeluh sambil bertelckandi dalam hati dipikir sertakanbijaksana sungguh abang juragandidapatjuga aku sembunyi-sembunyikan
Juragan berkata di dalam bangsa,"Mengapa Tuan segera berhentipetiklah Tuan lagi kecapimenghiburkan susah di dalam hati."
Abdussaman tersenyum seraya berkata,"Penat sudah rasanya anggota
86
sambil memandang Selamat sebadaia inenjadi burung perkasa."
Juragan pun duduk sambil tertavvamelihatkan laku budak semuamasuk bermain muda dan tuabagaikan khidmat orang tertavva
Adapun sekalian nakhoda penjeiangterkejut menengar gong dan gendangbiinyi azimat bukan kepalangorang tertavva tjada berselang
Sekalian berkata sama sendiriapa dibuat juragan di kecibaharu pula demikian peribermain tengah malam dini hari //
57) Berapa bulan sudah kita di sinitiada pe(r)nah demikian peribermain apa yang demikian in!azimat dengan tepuk dan tari
Marilah kita pergi ke sanasupaya dilihat baik dan Jahatpermainan apakah demikian bahananyabagaikan terbang kecik bunyinya
Lalu berkata Nakhoda Manantiada siapa empunya perbuatanjuragan sana juga melayanmaka menjadi orang sekalian
Lalu pergi semuanya nakhodalalu ke sampan naik bertanda
87
menuju juragan keciknya adadilihatnya patut di atas beranda
Nakhoda pun naik langsung sekakike hadapan budak yang menaridilihatnya permainan burung kedidiSelamat menjadi rajavvali
Kedidi disambar tiada dapatke atas beiakang dia melompatsambil terbang terlompat-lompathendak disambar tiada sempat
Sekalian meiihat terlalu suka
Selamat Selabah banyak jenakanakhoda datang seorang tak paniknyajuragan pun baharu pandang muka
Lalu tersenyum Juragan Jailanimemberi isyarat, "Marilah sini!"nakhoda berdiri menada kain
meiihat adinda bermain-main
Suka tertawa nakhoda semua
laiu duduk Juragan bersamahamba terkejut terlalulah lamagemparnya kecik, "Apakah nama?"
Lalu berkata sama sendiri
riuhnya bunyi tiada terperi ///bangunnya/
58) bangunnya tengah maiam dini haribergaung tepuk dan tari
88
Kami berpiklr di dalam hatimendapat Seri Nila gerangan inimembayar kawal waktu hatikami pun segera datang kemari
Tertawa besar juragan budimansambil dipeluk Abdussamanjikaiau mendapat kemala tamantiadalah mabuk semalam-malaman
Sebab bermain bersuka-suka
hendak menghibur hati yang dukabulan terang memanah ke mukatengah tidur bangun berjaga
Disahut oleh nakhoda mudatidur di sinikah di atas berandabandar beradu manakah adaberembun berangin semuanya ada
Laiu disahut Juragan Jailanidengan kehendak adinda inihatinya suka beradu di sinibeta pun menurut juga ke sini
Bangun kepada dini hariduduk berbangsa seorang diriberbagai keranda di dalam bangsibaharulah nyata sekaliannya ini
Menadah percintaan adinda initetapi tiada tawa selamanya inisudah terpandang parasnya Sitipatutlah ia berusuk hati
89
Kita sekalian sedikit tak singgahadinda sudah memandangi mukabila gerangan masanya ketikaberjalan mendapat intan mestika
Selamanya kami diperdayakanrahasianya tiada tnau dikeluarkanmasuk ke taman tiada kabarkan
percintaan sangat dilindungkan //
59) Disahut oleh Nakhioda Manantatkala bertembang itu gerangantinggal di darat Abdussamanmandi dua kcpa di balik taman
Sekalian kita disuruh kembali
karena ia hendak mandi
Selamat Selabah disuruh pergimencari tempat wakaf perigi
Beta berkata, "Adinda mari!"apatah lagi dibuat berdirihari sudah nyata tengah harijuragan sekarang menyuruh mencari
Sehatinya beta lagi menariberkainlah kami pulang kemaricarilah jangan suara menantilagi mencari tempat perigi
Sekalian kembali dengan seketikatiada sekali disanggah pergiakan dianya lain yang dibaikimencari tidak bersama kita
90
Laiulah kembali dengantiya sebentarharam tiada berbuatan onarrupanya dia hendak menyamarbulan mengambang hendak disambar
Sementara tawa Juragan Jailanipatutlah hilang sekarat hatiterkejutnya hatI tiada terperijuragan pun menyuruh mencari
Sahut juragan benarlah itumarl doa kepada periglnya batubangunlah la membawalah bungadi hati kami sudahlah tampa
Adinda nan datang dari manatakut beroleh suatu bencanahati kami sudah menyatakandianya tak mau menyatakan
Kepada badan sahaja menampakkandi dalam dian kami melihatkan //
60) tiada tertanggung gerangan rasaduduk bercinta senantiasa
Hati pun tiada lagi tak puasabaharulah sangat sakit dirasaadakah s^erti sehari-haripermainan pun lagi tiada digemari
Duduk bersunyi seorang diribangun tengah malam dini harinakhoda muda menjawabanya katasambil memandang muda yang puta
91
Sungguhkan adinda sangat bercintabadannya sangat barulah lataalangkah lamanya duduk begin!tatkaia kita masuk ke negerl
Adinda pun bemiatkan berbinikabarkan kakanda sekaliannya in!barang kehendak tuan katakanjangan menaruh hat! yang segan
Ibu dan bapak itu juraganabang sekalian ada menyaratkanmengada demikian laku pekertiduduk ditahankan bemanti-nanti
Tuius dan ikhlas di daiam hat!kakanda menanggung seribu dan hat!jikaiau demikian lakunya bangsawanbadan yang permai tahulah tuan
Duduk menahan pilu dan ravvandendam berahi tiada ketahuan
kota juragan heranlah haticlnta ditaruh di dalam kaibi
Adikku Tuan buah hati
abang melihat susahnya hatiterialu susah hati dan mata
memandang adinda hati bercinta
Ditahan sakit badan pun latatiada Juga mau berkatasebab pun beta dapat past!mendengar menjadi dalam bangs! //
92
61) Tiadalah mengambil di dalam hatiakan beta adinda gustidaripada sangat beta kasihanmendengar suaranya tertahan
Sambil menangis perlahan-lahantersedu-sedu bunyi menahansudahlah nyata kami dengarkanhati tak sampai me(m)biarkan
Bangunlah beta mengunjuk makanmenyuruh bermain dihiburkanitii pun la tiada mengajukanbeta mau juga mendengarkan
Didengarnya suara beta menegurkanbangs! itu segera diletakkandengan sebenarnya beta berkatajanganlah dibuang airnya nyata
Bangunlah la duduk bertelakandaripada hendak melindungkanjawabnya apa beta cintakandendam tiada rindu pun bukan
Tiada sekali menaruh duka
sekedarkan mata hendak berjagaditiup bangsi karena sukarindu dendam pula sangka
Menjadi bingung di dalam hatimelihatkan halkan pekertilalulah beta meniup bangsiia duduk memetik kecapi
93
Orang berkampung datang kemariSelamat Selabah ia menyanyis.y.a.w.ng pula diberi kecapiia pun baring berdiam diri
Adapun juragan berkata-katadipeluknya leher muda yang putarambut di kepala disasakkanbelas kasihan tiada menderita
Abdussaman mendengar juragan beridamenidurkan diri memejamkan mata //
62) suatu pun menjawab kataDang Laila juga di mata-mata
Lalulah berkata Nakhoda Ma'wa,"Mengapa demikian iakunya Adinda?"Barang maksud di dalam dadakhabarkan benar kepada kakanda
Jikalau sungguh hendak beristrikatakan kepada Juragan Jailanijangan menaruh walang hatibiar dipinangkan seketika ini
Apa yang kurang padanya tuanribu dan laksa adalah sekalian
adinda seorang ramai berkawansekaliannya mau seinata tuan
Adapun kakanda sekalian ini'mengiringkan adinda sampai kemaricacatnya tuan hendak berbinimaka adinda beriayar ke sini
94
Sebab sudah kita bersetia
kakanda sekalian tahu rahasia
sekarang satnpai dengan upayabicara kita jangan sia-sia
Apatah laku hendak ditentimenahan bercinta bermati-mati
katakan juga niatnya hatikakanda menanggung hidup dan mat!
Abdussaman tiada memahat maidah
di dalam hat! juga yang gundahmeskipun besar kabar tiada faidahsaudagar tak man tentulah sudah
Biarlah aku tiada beristri
jikalau bukan bagai aku caridipinang pun tidakkan diberibaik duduk berdiam diri
Berkata pula Nakhoda Mananbicara itulah kita berkenan
baik dipinangkan kemala tamanitulah Jodo Abdussaman //
63) Jikalau dinanti perkataan diabilakan mau ia bersabda
mana baik kepadanya kitamalu adinda memberi nyata
Hendak dinanti katanya itubicara kita jadi tak tentudia pun menanggungpercintaan begitutiadakan keluar barang suatu
95
Juragan Jailani menjawab kata,"Baiklah segera bicara kila,mengapa saudagar bersamalah sertamau tak tnau supaya nyata."
Nakhoda Ali pula berkata,"Marilah segera mengadap kita,jangan menanti sabdanya adindakabar kita pun laksana coba."
Abdussanian berkata memberi piiubicara meminang jangan dahuluperkataan abang jangan terlalutak katakan kakanda beroleh malu
Karena saudagar orang yang kidangtiada memilang sekalian orangjikalau dikatanya sebarang-barangaiblah abang disahutnya orang
Lalu disahut oleh Nakhoda Raka
janganlah Tuan berbanyak katasiapa tau Tuan celakajalan yang baik dilakukan juga
Karena mencari jalan sentosamencari nikmat asal berbangsajangan adinda duduk bercintabadan nan jangan binasa
Jangan juragan berhati walangkasih dan senang bukan kepalangjikalau boleli Tuan dijulangnaina yang baik dibawa pulang
96
Jangan juga ada demikian periadinda baikjuga beristri // /abang/
64) abang mau biar kemudian hariasalkan Tuan bersenang diri
Juragan Jailani orang berimandiajaknya juga Abdussamanbaikkan hati tetapkan imandipohonkan juga kemala setaman
Kita mencari jalan baktlpekerjaan kita baik dinantijikalau diainbii bersakit hatikita pun tiada tak katakan mati
Hendak dipinang dengan baiknyaada pertemuan diterimanyajikalau marah dengan dustanyakita pun lawan dengan sebenamya
Meskipun ia orang kuasamasakan kita boleh dipaksadisuruhnya timbang seribu laksabelumkan kita lagi binasa
Demikian bicara Juragan Jailaniadinda hendak dipinangkan SitiAbdussaman mendengar mendiam dirimenarik selubung tiada berbunyi
Belum putus bicara orangberbunyilah budak lalu sembahyangberkata Juragan harilah siangbangun semuanya sekaiian orang
97
Kita sekaiian duduk berkabarhari mau siang tiada sadarmata mengantuk menjadi segaroieh percakapan mau saudagar
Sama tertawa sekaiian orangtersenyum sedikit muda terbilanglalu mengambi! bersembahyangke atas beranda naik sembahyang
Di atas beranda duduk bersahajadatanglah juragan memeluk lehemya,"Wah, Adikku Tuan makhotajanganlah Tuan lag! bercinta //
65) Lalu berkata Nakhoda Rakabicara itu bila dibukamenanti balk masanya seketikabalk mengadap hari inl juga
Tersenyum manis Abdussamansambil memandang juragan budimanberkata halus member! nyamanJanganlah abang bicara tak nyaman
Jangan dahulu kakanda suarakanberoleh malu abang pikirkanlihat saudagar beta tentukansahaya karena saudagar tiadaperkenankan
Beta mau abang sudahlah past!lalu saudagar sangat diperhatibarang kehendak di dalam hatisedikit tiada jalan bakti
98
Tatkala kita naik bertimbangia berdiri tiada memandangsebab menegur bertanyakan abangkepala yang lain pula dirambang
Itu perbuatan boleh iagi dikenangapatah kita hendak meminangsahaja umpama tikus berenanghantunya duduk di atas julang
Adinda itu terlalu takut
dipinangnya anak tiadakan patutbicara itu baik dibantut
dari berani baiklah penakut
Sabarlah dahulu janganlah disambutpertemuan tiada boleh direbutbaik masanya jikalau disebuttitahkan nistanya datang berkabut
Abang sekalian belumkan tahusaudagar itu tiadalah malumeminang anaknya jangan dahuluabang semuanya beroleh malu
Juragan Jailani orang budimantaukan hati Abdussaman //
66) lemah lembut membalas firmanadinda jangan hati tak nyaman
Sebagai dipuja oleh Juraganmengapa demikian tuan sabdakanabang Juragan tuan marahkanhendak meminang adinda larangkan
99
Kepada bicara abang nan tuanbiar dijawab sebarang kelakuansiapa tahu ada pertemuansupaya adinda berkenangkan
Jikalau itu adinda malukan
oleh saudagar sangat mengingatkansebabnya asal disembunyikanbangsa yang bahari belum dinyatakan
Olehnya tuan datang kemarimeninggalkan kampung halaman negerisampal sudah tuan ke sin!abang hendak carikan istri
Supaya senang rasanya hatljangan bercinta adatku in!karena kehendak hatl sendiri
kemala taman hendak dicari
Demlkian bicara abang nan tuantuan meiarang pula demikianbukannya abang takut kerugianasal boleh sana bersambutan
Apalah tanda berkasih ramaijikalau dilihat adinda m.m.a.i.kehendaknya Tuan Laila Peraniseboleh-bolehnya abang perdamai
Abdussaman hati tak senangaimya mata berlinang-linangperbuatan saudagar daganghatinya putus laksana bintang
100
Sepatah pun tiada ia membulanrasanya hati terlalu seganmasuk beradu tiadalah makan
sebagai diaju oleh juragan //
67) Setelah datang masuk ke dalamdiam baring di atas tilamjuragan pun heran hati di dalammelihat adinda duduk bermuram
Lalu berkata Juragan Jailanidemikianlah lakunya semua inihati bercinta ditahani
tiada menurut bicaranya kami
Kita pun bingung memikirkan diamenjadi buntut bicara abang sediahendak dinanti perkataan diamungkin sangat berlinang sahaya
Beta memuja sebiiang hariminta nyatakan kehendak sendirisupaya tentu sebarang peritersenyum nakhoda k.a.n.m.ny
Belas mendengar juragan berbisikAbdussaman sangat dibigakasih dan sayang sudahlah nyata
Nakhoda berkata kepadanya juraganbicara kita baik diamkan
jangan dahulu kita susahkankehendaknya sahaja dinantikan
101
Nakhoda Manan nakhoda mudakatanya heran di dalam dadamendengarkan kata diamnya tiadabicara kita disanggah sahaja
Jangan dahulu kita susahkankehendaknya sahaja dinantikanNakhoda Manan, nakhoda mudakatanya heran di dalam dada
Mendengar kata dianya tiadabicara kita disanggah sahajajikalau demikian lakunya pekertikita meminang baik berhenti
Apa sahaja kehendak hatisebarang perintah kita turutiJuragan Jailani lalu berkabarbicara mufakat jangan dikabar
Baikiah kita naik bersasarboleh mendengar halus dan kasarnakhoda keenam lalu berkata,"Marilah pergi samanya kita." //
68) Adinda itu bawalah serta
di hadapan saudagar supaya nyatasahut juragan masakan mahuperangai adinda sudah tahu
Perkataan dia sudah terlalusaudagar konon memberi malulalu berdiri Juragan Jailaniseraya berkata nanti di sini
102
Jawab dibawa semuanya inimandi di kolam orang di sinijuragan pun masuk ke dalam gedungdilihat adinda tidur berselubung
Kata juragan, "Mengapa mengurungmari adinda menyumpit burung."Terkejut Abdussaman, membuka niatasuatu pun tidak ada dikata
Memandang juragan pun tiada nyatasambil disapu-aimya matajuragan memandang terlalu kasihansampailah tuan orang pilihan
Lalu dipuja kata perlahanhati bercinta sahaja ditahanapa juga tuan tangiskanmari berjalan abang hiburkan
Mandi ke kolam kita samarkanadik wai jangan tuan turunkanjangan dibawa berhati dukabangun adinda berbasuh inuka
Lagi pun oleh bekas berjagabawaiah berjalan barang seketikadisahut Abdussaman tiada kuasa
berjalan tiada lagi berdaya
Tambahan pening kepala sahajabadan dirasa tiada berdayasilakan abang pergi mandisekarang beta mandi di sini
103
Hendak tidur beta mau lagi69) jangan ingar abang kemari //
janganlah lama kakanda berjalanadinda seorang abang tinggalkan
Tersenyum berkata, "baiklah Tuan!'segara Tuan abang mendapatkanlalu memaki Jiiragan Jailaniberjalan keluar seraya berdiri
Mana Selamat mari ke sini
engkau tentu masuk kemaridisahut orang di dalam perahuJanganlah encik bimbang terlalu
Hamba keempat masuk tertengkusahaya menanggung perkara palulalu naik juragan yang besarnakhoda semuanya sama besar
Berjalan menuju kampung saudngarlantas masuk ke dalam pagardatuk pun tengah duduk bertcngkurlalu berhenti sambil bcrlutur
Tersenyum datuk lalu mencgurjuragan nakhoda sama bertuturlama tak datang anak juragandiambil pun lalu disorongkan
Anakku semuanya janganlah segandatang kemari terlalu segantuan semuanya apalah mulanyakemari datang sangat lamanya
104
Apaiah sebab demikian scniuanyatiada seperti kala dahulunyanakhoda semuanya bukan biiatandatang berulang keinari segan
Baik kitab bersuka kawan
barang bicara boleh dilayanlalu tersenyum juragan niudasambil memandang kcpada nakhoda
Kasar dan halus sudahiah nyatakita semuanya hendak dipaksamengapakah maka demikian perinakhoda semuanya masuk kemari //
70) Karena kita empunya negerisalah bila minta ajarikemana lagi hamba datuk pergibemaung di bawah ccrapu tinggi
Rahim datuk petang dan pagijikalau binasa datuk yang rugihamba datuk banyak berkawandagang asyik tiada ketahuan
Takut tersaiah jadi tertawanharapkan bantuan datuk pahlawanitulah hamba malukan diri
baik dan datuk ujari
Karena datuk empunya negeridilayan orang di sinisaudagar mendengar kata begituhatinya suka pandangannya satu
105
Kebcsaran diri sudah tertentu
benarkah kata anakku itu
anakku sama diamlah di sini
orang menyekatkan tiada berani
Meskipun salah bagaimana peridijahatkan orang siapa beranijangankan saudara tuan scmuanyamasakan boleh dapat kecewa
Semuanya orang miida dan luaperintahkan klta itu semuaJuragan Jailani orang jauhariberkata di dalam hati sendiri
Kurangnya alat hakim negeripikiran tiada memandang dirimengatakan diri sangat kuasatiada memandang Tuhan Yang Esa
Diri dipandang scntiasadengan kebesaran duduk sentosadianya duduk di atas takhtabala Allah belumlah dirasa
Lalu tersenyum juragan beridamemandang kepada semuanya nakhoda //
71) semuanya mengerti di dalam cintabicara akal kasarnya nyata
Enci sempurna Tuhan sahajabenarlah kata saudaranya kitadi dalam hati juragan bestaritiada faedah lagi dicari
106
Saudagar orang tiada berkecualikatanya keras kurang budikepada hati tiadalah beranilalu bermohon juragan kembali
Datuk pun lagi juga memahainimengapa seketika datang saya inihendak kembali baiklah kabar
ayahanda lagi hendak berkabar
Perahu tinggal janganlah kubarsiapa berani cari sumbarjuragan tersenyum memandang mukadisahut oleh Nakhoda Raka
Sabdanya datuk benarlah belakaolehnya ada menaruh dukaniat Juragan baik kemarihendak mengadap datuk yang bahari
Keduanya obat hendak dicarisaudaranya sakit berapa harisaudagar berkata sambil tertekanadanya saudara anak juragan
Mengapa tiada tuan kabarkansupaya obat dicarikanNakhoda-Manan menjawabnya,"Saudara angkat sekaliannya."
Abdussaman itu namanya
tatkala bertembang dia bersamasaudagar pun diam. tiada biasalakunya sedikit tiada berguna
107
Di daiam hati orang yang tuahendak mati apakan nyawaakii katakan saudaranya benarsahayanya ia berbuat onar //
72) Memberikan obat aku lak benarorang yang lima datang menyamarjikalau saudara Juragan Jailaniberoleh obat aku kasihani
Entahkan sakit sangat in!hendak kusuruh bawa kain
lalu berkata kepada juragansaudara benar ayahanda sangkakan
Itupun balkjuga avvetkanbolehjuga kawan berjalanapakah nama sakitnya diaAbdussaman pun adajuga berkaia
Panda! konon menembaknya diaJikalau begitu hainpirlah kayadisahut oleh Nakhoda Muhammad
sungguh seperti kata Encik Samad
Menengarnya dia dan terlalu amatsakit pun belum Juga sangatsampai sekarang belumlah beiahdibawa makan menjadi muntah
Oleh sakit takut tertambat
mukanya pucat sangat berobatdia pun sudah tiada sahabatsekedarkan angkat buat sahabat
108
Taulah semua mana yang menengar
datuk Saudagar bahasanya kasarsedikit tiada lagi bertukardibilangnya bagai anaknya pasar
Seketika duduk datanglah orangMaharaja Pandita menyuruh meininangdatangnya itu di Sungai Seteranghendak meminang Laila terbilang
Duduk hormat tunduk kepaladipandang datuk tersenyum sahajadisapa datuk sepatali Jugadatang mau apa hajatnya ke raja
Penghulu pun tiada menjawab sabdaseraya salah hendak berkata //
73) hendak berkabar orang pun adatakut dikata sebarang nista
Juragan pun marah ke hadapannyaserunya berkata datuk bertanyatunduk lengadah rupa lakunyapenghulu pun takut rupa muka
Datuk saudagar sudahiah past!senuianya yang duduk taukan art!datang bermaksud di dalam hatikabarnya itu hendak dinanti
Ketika kali datuk tanyakanmaksudnya itu segera nyatakanapakah malu kepada juragantambahan pula nakhoda sekalian
109
Penghulu pun tiada lagi terperilemah lembut kabar yang dikeluarihajatnya hamba mengapa inisuatu permata hendak dicari
Maharaja mandi di sungai seberangmohonkan belum permata dikarangdi tangan datuk firman dikarangintan yang termasyhur disebut orang
Jikalau ada betas dan kasihan
kata sepatah hendak dipohonkankepada dia hendak disampaikanharaplah dia akan aku upayakan
Dipesannya kepada hambamumaksud jangan di atas maludipohonkan jangan diberi maluminta termina kata terlalu
Datuk menantang suatu firmandi situlah anakanda amat bercintabelum habis barang dikatasaudagar pun marah terlalu mata
Saudagar marah terlalu berangkatanya lakunya tiadalah membilangdialah orang mati diselanganak kita hendak dipinang //
74) Sungguh pun ada anakku duatiada kuberikan kepadanya diasambungnya cakap mengada-adahendakkan orang yang mulia
110
Berapa banyak sayid dan ulamaorang muda-muda gayanya samascorang pun tiada kuterimajangankan bininya ada berlima
Meskipun maharaja pcndetatiada indah kepadanya kitadianya itu terlebih bercintaanaknya pun tak apa dan anak kita
Kembaiilah engkau dengan segerajangan lagi panjang bicaradia pun itu banyak anak daradengan anakku sedikit tak gala
Orang baiau empat lima initiada aku suka haram sekalibawalah balik kabarkan ini
Saudagar berkata mukanya merahtiada membilang lakunya marahsayid raja haram narakatiada aku perkenan sebesar permata
Apakah kurang kepadanya akuemas dan real beribu-ribusahajanya hendak minta anakkusangat ingin minta buat menantu
Meskipun emas nan engkau banyakaku tiada sedia sualak
laksana kucing mengangkang anakkepada kita minta perjinak
i ll
Adapun akan Juragan Jailanimendengar hal demikian periperkataan didengar terialu ngeriberpandangan sama sendirl
Pikimya sungguh kata adindasedikit tiada lag! berbeda //
75) Aku sendirl mandangnya nyatadiberinya malu tuan muda
Adapun akan suruhnya pendetatunduk malu tiada berkata
mohon kembali dengannya air matasemua ada sampaikan kepada pendeta
Pendeta menengar bunyinya kabardisahut dengan Allahu Akbarsedikit pun tiada menjadi kobarmenerima takzim hati yang kabar
Sudah kembali suriih pendetakepada juragan saudagar berkataorang tuah matanyalah butatiada sekali akal dan bicara
Tiada bertanya dahulunya ratabaharulah menyuruh kepada kitasungguh dianya orang berbangsatiada berguna suatu kata-kata
Beri bicara tiada berketahuan
bangsa pun tiada aku indahkanputus dahulunya tanyakanjangan menyesal hari kemudian
112
Jangankan dianya hendak diterimameskipun anaknya belumkan samaanak Danglaila Kemala utamaparas laksana bulan pumama
Orang memlnang datang bertalu-talubeberapa banyak sudah terdahulutiada yang patut diamlah dahulusemuanya itu bermain olah malu
Setelah juragan mendengar katasangatlah ngeri di dalam cinlaterlalu susah memikir dia
mclihatkan hal percinta adinda
Juragan tersenyum tiada bersabdalalui bermohon semuanya nakhodasambil saudagar semuanya dikatatiada sekali budi dan bahasa //
76) Lalu berjalan menuju pangkalansambil bercakap di tengah jalandisaliut oleh Nakhoda Ali
bicara meminang kita berhenti
Biariah dia bersuka hati
mana perintah kita ikutinakhoda semuanya ramai tertawaperinya dia hendak kecewa
Diberinya malu orang semuadibuat Abdussaman baharulah tawa
berjalan menuju kecik Juragansemuanya nakhoda naiklah makan
13
Sudah makan nakhoda sekalian
masuk ke ruang adinda dapatkandikata Abdussaman sambil bertelakan
lalu saudagar semuanya dikabarkan
Nakhoda Manan takbirnya dibukaadinda beradu bertudung mukakita berjalan sangatlah Ickamendekat diam adinda paduka
Selubungnya disiick lalu bersabdabelumkah bangun lagi encik mudajangan adikku sangat bercintakepada Allah kita berdoa sahaja
Disahut oleh Selamat Silabah
selamanya berjalan Encik Nakhodaencik sahaja belumlah jagamakan dan mandi haram tiada
Lalu dihampiri Juragan Jailanikatanya, "Tidur adikku ini,alangkah lama berjalan tadi,belum beduk bangun dan mandi."
Abdussaman pun bangun segeranyaduduk dekat nakhoda semuanyadiambil air membasuh mukanyatersenyum memandang nakhodasemuanya
Lalu minum muda bangsawansuka sedikit hati juragan //
77) kelakuan saudagar semuanya dikabarkanAbdussaman tersenyum mendengarkan
114
Semuanya itu dikabarioleh Juragan Nakhoda AliSayid Pendeta lagi bestariorang meminang Laila Jauhari
Lalu disahut Abdussaman
benar sekali tilik budiman
maharaja lengkap kampung halamanlagi sekian diperbuatkan
Tertawa juragan sambil berkata,"Nakhoda Ali apakan bicara,dimasyhurkan sangat menada permata,dihinakan orang sekalian rata."
Nakhoda All menjawab sabdatiadakan apa pikiran betanaikkan awaknya jangan bercintatuah celaka supaya nyata
Abdussaman tersenyum tundukbertelakan
di dalam hatinya tiada ditujukkanlela bangsavvan Juga dipikirkanmaksudnya hendak dinaikkan
Juragan nakhoda sangat mcngheraniakan Abdussaman di dalam hati
bicara meminang sudah berhentikehendak adinda juga dipasti
Abdussaman panjangnya bicarapercintaan tiada mau bertararnerasa ditahan menaruh lara
badan engkau rasa sengsara
115
Mangkin mendengar demikian adaorang pun banyak meminang Danglailabertambah ngeri hati sahajarasanya hendak meminang juga
Hati di daiam rasa geramtunduk tengadah rupanya muramkalbu yang nikmat habislah geram
78) berpeluklah pikir halai dan haram //
Datanglah plkirnya sebarang ulahlain mengucap, "Astagfirullah,abang jangan diberinya Allahdoa selamat dipinta jugalah."
Badan pun sudah seraya rasamuram laksana bunga yang malakehendak hati sebagai dipaksaIctih muram tiadaku sala
Duduk termenung lakunya lenamuram manis dipandang rawansegala sahabat orang sempumamelihatkan laku hatinya bcna
Juragan tiada lagi terbicarahilang akal budi upayamelihatkan hal adikku nyawaduduk menanggungkan daya
Jadi heran nakhoda sekalian
Danglaila juga yang dicintakankepada yang lain hendak dibiarkanitupun tiada yang diindahkan
116
Juragan memuja berapa-apakepada Danglaila hati tak lupahendak dipinangkan orang baik rupaAbdussaman bermasam muka
Budak bercinta dengan dcmikiandibiarkan oleh nakhoda sckaiian
gurau dan senda semuanya dilayandibawa bermain bersuka-sukaan
Setelah petang sudahlah harinakhoda sekalian mohon kembali
sambil berkata Nakhoda AHbanyak perempuan yang bestari
Jikalau mau gerangan adindamemadamkan penyakit di dalam dadadi seberang banyak orang muda-mudadi situ puialah yang mana ada
Jikalau dipinang seorang saudarangtiada gerangan mencari dilarang //
79) masakan buruk anaknya orangyang laki-laki pun sudah dipandang
Abdussaman mendengar masam mukatunduk diam tiada bersabda
hatinya tiada boleh dipaksatiada beralih kepadanya rasa
Demikian lakunya Abdussamantiada menaruh hati yang sawanduduk berdiam di dalamnya imanmakan dan minum tiada nyaman
117
Tiada seperti sehari-harigila termenung berdiam dirijuragan melihat tiada terperimenyukakan hat! juga dicari
Tiadalah indah kepada yang lainlalu menyuruh orang bermaindisuruhnya bersalin baju dan kainnaik ke darat kita bermain
Abdussaman menyahut sabdapergi berjalan tiada senantiasabadan ietih serba rasa
tambahan pening kepalanya beta
Entah mengapa makanya begin itiada kuasa k.y.t.u.s.-n.ydisahut oleh Juragan Jailaniwajah berubah adikku ini
Wah, adikku buahnya hatijanganlah demikian laku pekertiabang sangat hendak mengobatijarang perintah abang turuti
Abdussaman tiada terobatipercinta itu sangat sembunyiberapa hari duduk bersunyitiada menyuruh orang menari
Ada kepada suatu hari berperidatang suruh sahabat negerimengajak bermain kemundan sariAbdussaman berdiam diri //
118
80) Laiu berbaring muda pilihansambii mengeluh perlahan-Iahandipandang juragan terlalu kasihanlaiu berkata kepada suruhan
Kembalilah dahulu budak suruhan
kepada Encik Awang beta berpesandianya jangan berhati rawanselama takzim adinda sekalian
Tiadalah mengadap beta sekaliankarena tak boleh beta berjalanbudak bermohon balk penangkalandi rumah Encik Awang disampaikan
Juragan berkata sama sendiriadinda tuan ratna biduri
apakah sudah dengan bagianjangan berbuat laku demikian
Adikku tuan mahkotajunjunganapalah betah duduk ditahanbangunlah tuan minum dan makanbemainlah tuan hiburkan
b.l.w.d bermain di tanah seberangelok menjelis bukannya seorangintan kemala adikku seorangbukannya ada dicelotehkan orang-orang
Abdussaman menyahut madahsepuluh pun menjelis paras indahsuratan tiada boleh diubah
bilangan apalah sudah terjumlah
119
Dengan takdir Tuhan Ilahimengadakan niat di dalam hatitersenyum berkata Juragan Jailaniapa asalnya adinda ini
Abang pun geram rasanya haticobalah naik adinda dipatiapa lagi tuan tahankantaman bertawarta p.r.g naikkan
Siti itu tuan cintakan
ke dalam peraduan tuan masukkan //81) lalu saudagar marah terialu
membaikkan orang kikir lalu
Mengata nista tiada berkuluharuslah dia diberl malu
Abdussaman tunduk menengar sabdabertambah galabah di dalam dada
Pikimya itu demikianlah jugadipandang rupa bertemu tiadadibawa mengeluh perlahan-lahannafas di dada sebagai ditahan
Laku pun tiada banyak olahansuci hatinya kepada Tuhantiada kuasa lagi bermadahsehingga diam menahan gundah
Mengucap mengeluh tunduk tengadahsuatu pun tiada apa indahberapa hari duduk begiturebah bangun tiada tertentu
120
Tiada yang suka barang suatudiam termenung rupanya ituberbaring seorang diriduduk berpikir kanan dan kiri
Juragan itu orang jauharldihibur juga setiap harldemikian laku muda terbilanghingga sembahyang tiada berselang
Membaringkan suaranya itu jarangmenjadi heran semuanya orangberkatalah orang di dalam kecikdi tempat juragan mengapa sunyi
Tiada bermain biola kecapiapa sebabnya tiada bemyanyidisahut oleh orang sekalianjuragan susah maka demikian
Siapa yang bermain-mainEncik muda sakit ialah melayanbaharulah tau sekalian orangsuara didengar pun jarang //
82) Kalau sakit rupanya muda terbilanghilang bermain gong dan gendangadapun juragan muda bestarisusahnya tiada lagi terperi
Melihatkan adinda berdiam diri
berbagai-bagai puja dicariberkata dengan tulus ikhlasserta dengan kasihan belas
121
Adinda tuan jangan malasbawalah makan Jangan culasjikalau melarat sakit adindaalangkah besamya salah ayahanda
Keduanya hajat di dalam dadaharapkan sangat akan kakandatujuh bar! duduk beginiadikku malas tuan berbunyi
Apakah sebab menjadi sunyituan tiada menyuruh nyanyilemah-lembutjuragan bericatasambil berlinang air mata
Bangun santap adikku mahkotamemandang tuan hatinya tak sukabelas hati Abdussaman
mendengar kata Juragan Budiman
Duduk berdiri tiadalah nyamanoleh hatinya tiada senyumankata abang jangan kaiau damaratpenyakit belum akan melarat
Sebab letih naik ke damarat
kepala ngilu badan pun seratjikalau boleh esok dan lusadiberi Allah badan kuasa
Bermain juga sentiasadi padang medan tempat termasakakanda jangan sudahkan dirimemberi nasihat sehari-hari
122
Saya hendak diberi istrisabarlah dahulu jangan berperi //
83) jikalaukan ada takdir Tuhanbertemu juga hari kemudian
Biarlah dahulu nafas ditahan
kita berdoa dengan perlahan-lahantiada mengapa sakit sahayasekedarkan letih tiada berkaya
Bertambah sakit memandang kakandaolehnya susah dipandang rupademi juragan mendengarkan sabdadipeluk dicium sekalian serta
Katanya, "Wah, seraya mahkota."wajah menjeiis dipandanglah latabaik mana abang takdir gelabahmemandang tuan sangat berubah
Mungkin sehari mungkin bertambahhati kakanda terlalu susah
dua betas hari sampai ketikaadinda tiada berhati suka
Makan dan minum sedikit jugaduduk pun tiada boleh seketikaJikalau sakij pinggangnya tuanmasa berawal nyata di dalam peraduan
Tiada tertanggung maka demikianmaha(ra)ja berlindung Juga gerangantengah memuj a juragan adindalalu datang keenamnya nakhoda
123
Nakhoda Manan sahabat utama
masuk berindah duduk tengadasegera ditegur Juragan Jailaninakhoda sekalian marilah sini
Lihatlah penyakit adinda initiga belas hari dengannya inidaripada sangat hendak menahan cintajadi melarat kepada anggota
Usul yang peri menjadi latatiada juga menurut katabeta memuja berapa harihalnya nasihat yang diajari //
84) Banyak yang lain di dalam negeribarang yang berkenan buat istrisekalian beta katakan padanyasuatu pun tiada diperolehnya
Anak saudagar juga cintanyabicara kita naikkan anaknyatembangkan nyawa Siti Danglailabangsa pun sama cucujauhari
Meski kita berbuatkan bala
saudah patut lawan berbelasuka tertawa sekalian nakhoda
mendengarkan Juragan memberi sabda
Supaya berkehendak hati adinda
boleh menurut sangat sabdadisahut Nakhoda Muhammad bersabda
juragan berkata beta pun suka
124
Asalkan jangan berhati dukakita semuanya adalah bersertaitulah kabar habisnya bicarajangan lagi bertampa-tampa
Adinda jangan berduka citaabang semuanya adalah bersertasemuanya habis dengan ceritaitulah sudah member! nikma
Jikalau lagi juga berhematlembutiah tentu alamat
coba mengadap kepada yang satuabang sekalian datang membantu
Alang(kah) keruh taman gedung batujanganlah takut adikku itudipinang pun tiada akan mendapatbaiklah ikut bicara makrifat
Abang semuanya member! nasihatpenyaklt itu inilah obatlalu tertawa Nakhoda Ali
kami in! suka terlalu sekali
Disahut oleh Nakhoda Manan
jikalau berkenan adinda tuan //85) jangan seorang pula berjalan
ajaklah abang semuanya berteman
Nakhoda Besuk bicaranya satucar! kabar juga yang tentuitu pun bukan perintah kitabaik dan jahat adalah berserta
125
Lalu menjawab nakhoda mudabenarlah semuanya tuan punya kataakal sempurna bukannya tiadakelakuan saudagar hendak d.p.d
Nakhoda Raka pun berkatabenarlah juga di hati hambasudah mufakat kita semuanyahidup kita jangan sia-sia
Habislah dahulu akal bicara
jangan bangat hendak bermarameskipun tempat membuang nyawatiada menaruh pintu jadi kecewa
Kehendak hati bukan dilarangikhtiar itujanganlah dikarangmeskipun kalbu menjadi tawangboleh nama itu disebut orang
Ngeri juga di hati betasaudagar marahkan raja pendetabesar mulutnya mengata nistadiberinya malu di hadapan kita
Nakhoda All mengatanya diaorang akal tuah itu tiadaperka:taan banyak mengada-adamemberi malu orang tiada pada
Belasnya beta memandang penghulumerah padam mukanya maluhilang akal jadi terkelumendengar niat datang berpelu
126
Jikalau beta disuruh orangmaka dikatanya dengan yang dikaranghilang takut bertambah benangbetajawablah sebarang-barang//
86) Suka tertawa sekalian nakhodamendengar Nakhoda AH jenakaAbdussaman diam tiada bersabda
dua tiga juga nakhoda muda
Ayuh adikku insap juwitapatutlah menjadi kemala desaabang samanya adalah bersertamasakan berahi orang memberi rasa
Nakhoda Besuk orang sempumabeta nama dagang sudah nyatanyaboleh menengar kabar wartanyasudah gemetar tulang anggotanya
Abdussaman menjawab sabdabenariah itu katanya kakandajangan diharap serta hambadagang terbuang kemari tiba
Baik pun baharu sekali jugaharam tiada dipandang matadatuk melihat kira dan buta
entahkan bagai tikus melata
la berkata putus bahasaolehnya sangat tiada kuasamangkin terkenang tatkala masaair mata jatuh tiada berasa
127
Juragan melihat kakinya indaterlalu belas di hatinya adasatnbil dipeluk lehemya dirabakatanya benarlah seperti sabda
Barang disambut adikku tuantiadalah salah barang kelakuansembuhlah penyakit emas tempawanpergilah naikkan lela bangsawan
Apatah juga tuan walakkaiinyawanya tuan abang galakkantermasa dikenang tuan sukakankakanda semuanya ada menyiratkan
Jikalau datang sualu periabang sekalian ada mengabar lagi //
87) dipinta kepada Tulian yang baharicucurkan rama abang tak beri
Abdussaman menengar paiiyak juragansuatu pun tiada disahutkandiam termenung memikirkansenada itulali aku sertakan
Nakhoda keenam sudah berkenan
terlalu belas melihat Abdussamankabamya afdal disenadakanturutlah tuan katanya sekalian
Kakanda sekalian tentulah sudah
siang dan malam tangan ditadahmemintakan doa dengannya mudahdiberl Allah Jangan berpindah
128
Jikalau sekiranya kedapatan semuaabang semuanya jadikan j.a.m.aasalkan bangat tuan bertemanjangan adinda diam tertegun
Abdussanian orang jauharimendengar sahabat kanan dan kirilemah lembut sabda diberi
sabarlah dahulu jangan berperi
Sepuluh pun hendak kita begituberlitah tuan juga berlakuperkataan sudahlah tertentuJikalau janji belum di situ
Bertemu pula adinda ketikadiapun hendak kemari belakalalu bersama kemari belaka
Encik Awang tersenyum menjawabsudah
Kami pun hendak nanya Jaini Jugaserta sampai ke hujung pedadakakanda kedua sudahlah ada
sudah mendengar kabar begitu
Hati kita tiadalah tentu //
88) bertanya budak tiadakan tahupikirkan baik pergi ke perahubudak berkata baharulah sakian
Berdebamya bukan lagi sedikitempas sembah yang beta pun berangkathendak melihat adinda sakitAbdussanian adikkujua orang
129
Di dalam hati menyapakan gerangke dalam berang dianya memandangAbdussaman diadap orangAbdussaman diam tiada bersabda
Didengarnya kabar berkatarasanya malu di dalam cltadiamlah la menyejamkan matalalu berkata Juragan Jailani
Tidurlah Tuan adikku itu
semuanya sahabat datang ke sinimenyapaiah adinda tiada berbunyiEncik Awang pun masuk menghampiri
Encik Husain, Encik Abdullah di kiridibuka selubung di peyang jadidilihatnya pucar muka berseriEncik Awang datang sama Encik Jafar
Duduk bersama bercamar
Juragan Jailani hatinya kabarmemandang adinda barang berlientikami nan datang berjumpa adinda
Mengapa tuan tiada menyapasakit adikku sudah berapaberubah sangat keduanya mukaAbdussaman merasa tangan dipegang
Lalu menoleh ia ke belakangkatanya sakit sahaya nan dagangberat kepala sampai ke punggunglamakah abang datang kemari
130
Makan sirih jikalau sedijangan dikata tiada berbudibadan laksana batang keladi //
89) hendaknya bangun tiada berkayu
Terlalu letih anggota adindasudahlah dengan kehendak Tuan jugaatasnya dagang mendapat bahayaiaiu menyahut Encik Abdullah
Adinda jangan bertanpa salahpenyakit datang daripada Allahkirapun tiada dapat menyalahadinda jangan berbanyak hari
Badan yang sakit jangan dikuatiabang semuanya berbuat sakitpenyakit pun hendak diobatiAbdussaman berkata perlahan-lahan
Badan yang kurus tiadalah menahanjikalau belas dan kasihanberilah obat dengan kemudahansampai baring ia berkata
Berlinang-linang air mataterkenangkan untung berakhir cintamalu dan sopan itu pun sertaterlalu keras dan dadanya bidang
Laksana mayung tanggal seludungEncik Abdullah berkata pada juragansekarang apa yang diobatkanambil limau-limau coba rendamkan
131
Penawar racun coba buatkan
disahut olerh Juragan Jailanimenjadi heran beta iniberapa obat yang di sini
Tiada mau adinda dikenai
susahnya hati tiada tertahanpenyakit adinda apakah geranganhendak diobati katanya jangan
Diminumkan air menjadi gerangansemua memandang hatinya gundahEncik Awang berkata apakah sudahjikalau dapat dengan yang muda
Silakan ke rumah bersuai berinda //90) supaya bangat badan sentosa
jangan melarat senantiasabaik dicoba berolah rasa
Dijadikan obat orang biasabeta memandang hatinya gelabahkepada badanmu sangatlah berubahmangkinlah takut bertambah
Obat tubuhlah kita ubah
juragan berkata apalah Tuanmana suka cobalah semudahkan
beta menuruti barang kelakuan
Badang berkeman adik bangsawandisahut oieh Abdussaman
kehendak abang bukannya disalahsabariah dahulu dengan berallah
132
Barangkali ada penolong Allahsiapa tau perintah Tuhansehari duduk boleh beritahu
jikalau melarat tambah-tambahan
Kepada abanglah tempat kasihankarena tiada Ibu dan Bapaabang semuanya sudi mengapatempat berguning tiadalah siapa
Jikalau sukar kepada sahayasemuanya lalu diamatipikir Encik Awang di dalam hatiapakah sakit adinda ini
Maka demikian rupanya iniseperti lalu orang bercintasiapa gerangan dada dianyakepada badan sangat berupa
Semuanya orang sekalian tanpaEncik Abdullah seraya bersabdasakit belum sangat bersabdaterlalu sangat badannya letih
Tiada sedap di mata kitaia berpikir di dalamnya hati //
91) tiada mengetahui Juragan Jailaniheran sangat di sana ini
Hatinya seperti orang tak senangair matanya berlinang-linanganak siapa gerangan yang dikenangcahaya mukanya berubah tenang
133
Lalu berkata ke mana sahabat
jua belum adinda dinamakan obatair pun harum bahu senatminumlah adinda jangan berlambat
Abdussaman tak bangunkanjuragan pun dikata tidak gunakanduduk bersandar di atas pangkuanEncik Husain yang meinlnumkan
Juragan pun sangat belas kasihansambil dibujuk dengan perlahan-lahanadapku tuan orang yang pilihanindah baiknya jangan ditahan
Abang ada melihat tuanJangan dibawa tiada makankatanya Abdussaman kepada Juragantiada usa(h) abang sadarkan
Juragan membujuk inempesonaminumlah adaku inendckat Juaminum di hadapan semua saudaraia memberi tulis dan sara
Semuanya sahabat orang Jua hadir
katanya Jangan dahulu dikhawatirEncik Awang sebelah kiri
sujud dipangku Juragan Jailani
Encik Mahmud curi hati namanya
katanya Adinda mendekat minum
134
Abdussaman pilu lalu berkatatiadalah sedap badan beta
Datanglah engkau dari sanetulang dan send! dibawanyaberhenti minum sudah sekalian
memberi tawa kepada juragan H
92) Lalu susah melihat Abdussamanbertambah pula belas dan kasihanAdinda tak ingat kepada mat!mudah begitu laku pekerti
Daripada sangat menahan hatijuragan pun datang seketika nantidibawanya rebah diam tak tentujuragan pun sudah tiada tentu
Datanglah Adinda seketikajikalau sudah demikian adadiam tiada man bersabda
mata pun tiada mau dibuka
Dengan tiada hendak berkata
diangkat juragan lalu direbahberlinang air mata tiada sudahlemahlah rupanya semua anggota
Wajahnya mati pucat berupasemuanya abang duduk heran hatimelihat akan hal laku pekerticoba/la/ apalah namanya begini
135
Masing-masing pikir di hatikata Encik Abdullah, "Barapa lamayang demikian itu laku Adindamemohon beta memandang dia."
Apalah lagi semuanya nakhodaakankah orang berkata sangat berpoyabila datangnya yang demikian inilamanya seketika berapa hari
Belum melihat tiada terperitatkala membujuk kita berjanjiterkejut sangat melihat mukamati pun berupa kepada Adinda
Bagai berbadan kurus anggotadisahut oleh Nakhoda Ali
pulang menonduk itulah hariduduklah ia berdiam diri
Tiada bagai sehari-hari //93) demikianlah muianya jadi begin!
lalu melarat sampailah inijikalau ta' makan kita sunyi
Merayu/h/ dengan blola kecapisuka-sukaan sama sendiri
selebih itu disuruh menepiitulah kerjanya sudah jau(h) hari
Pulang duduk berdiam diriJuragan Jailani lalu berkata"Itulah sangat susahnya betajikalau ada menaruh percinta
136
Kabar apalah kepadanya betamenjadi terlalu susahnya hatimelihal hal laku pekerlisegera ditahan berhati-hati
Tiada mau memberi patijikalau datang keluh dan kesahsehingga menangis kainnya basahtiada hendak berkabar sepatah
Itulah beta menjadi sucisemuanya menempuh di daiam hatisuiit bercinta rupanya inisiapajuga yang diingati
Olehnya menaruh dendain biraJiiapakah gerangan yang dicintakanmaka tiada man dinampakkanernas dan perak gerangan bukan
Semua sakit Jiiga ditahandemikian pikirnya sekalian orangAbdussaman apa yang kurangparasnya indaii bangsa tak kurang
Jikalau meminang siapa kan rnelarangsangat heran hatiku iniapalah sebab makanya beginijikalau dipinangkan Juragan Jailani
Tiada akan menole(h) orang di sanaJuragan Jailani sangat gagahnyadengar saudagar berkasih-kasihan //
94) sebarang kehendak diturutkannya
137
Mengapa gerangan didiamkannyaEncik Husain berkata dengan perlahansakit apakah maka demikianjuraganjuga empunya pengetahuan
Maka tiada ia berkabarkan
jikalau ada menaruh hatisiapa yang patuh lagi mengetahuimakan juragan tiada past!
Diimpikan hajat di hatilalu berkata dengan ba(ha)sanyawahai juragan beta berkatanyaAdinda ini memandang sahaya
Selalii sekata orang bercintaadik sebabkan Janganlah serakahbukannya sahaya yang tanya adindatuanlah jangan berkecil rasa
Di dalain hati kakanda lerlalu nyalasiapakah juragan yang kehendakanjuragan pun juga demikiancobalah tanya kakanda perlahan
Sakit adinda jangan diberikanjuragan tersenyum lalulah maluhendak terdiam tiada terkelu
hendak berkabar rasanya terlalu
Takut Abdussaman kalaukan malu
juragan pun segera mencoba kala
138
betapa pun tiada (ahukan rahasiasungguh kakanda tempalnya dia
Tiada berkabar sepatah dan duabeta bertanya selaina initiada sahut begilu begin!bertambah pula sakitnya ini
Mungkin tiada hendak berbiinyisangat heran beta mengirakantiada juga mau mengatakanentahkan apa makanya demikian
Nakhoda berkata periksa sekalian //95) lalu disahut nakJioda muda
sampai kemari suatu permatajikalau berjaian mengajak bersama
Sekat^ng tiada perangai lamamangkin lama bertambah kurangnaik ia pun mandi jarangtiada bersama orang nan kurang
Hingga suka duduk seorangsahut juragan benarlah sekalisakit pun beta tiada perdulidi atas beranda duduk berkecapi
Siapakah-kcdua suruh bernyanyiberapa lama duduk yang begilutiada barang tiadalah tentudi atas beranda duduknya itu
Tengadah bulan lagit itubeta suruh dianya juga
39
dihiburkan dengan bersuka-sukadikatakan rindu ayahnda bunda
Jangan binasa di dalam dadademikianlah kerja selamanya inibeta turutlah ke sana-sini
takut binasa hatinya ini
Datangiah juga sakit beginiEncik Husain orang bijaksanaberkata itu dengan maknanyamenaruh kanda gerangan dianya
Cinta berkurang di dalam dadanyaEncik Awang berkata demikian jugatakut kami pun demikian Jugadl dalam hati orang yang hina
Hendak mat! apakan nama-namaaku katakan saudagamya binisahajanya dia berbuat beginimemberikan obat aku tak hambar
Orang yang hina datang menyamar-nyamar
adinda sakit bersanding diatiada hendak menghibur rahi //
96) Daripada sangat menaruh rawanjahatlah sekali jadi demikianbirahi gerangan kepada perempuanmengapa ditahankan kekuatan
140
Abdussaman mendengar kataberdiam diri memejamkan matadengamya juga sekalian betatiada kuasa hendak berkata
Semuanya berkata kepada juraganAdinda ini jangan dibiarkanbarang siapa yang dikehendakanbaik juga kita pinangkan
Nakhoda Ali sangat segeranya
sudah bertentu dari selamanya
berapa dibujuk Juragan Jailanidari bulan datang kin!
Disahutnya clok di sana-sinidisahutnya belum hendak berbiniemas dan perak tiada kurangkhabar juga tiada kurang
Encik Awang lalulah berkatakhabarkan yang bini berilah betakarena salah memandang mata
sakitnya melaku(kan) bercinta
Barangkaii ada menaruh (bi)rahijangan berpandang kepada betakepada Allah tempatnya percayasamaiah kita menanggung setia
141
Akan khabar janganlah takutsebarang (bi)rahi jangan terkejutjikalau ada mana yang patutbaik ada jahat kita mengikut
Juragan tersenyum maluhendak berkabar jadi terkelu(bi)rahinya dikandung sudah terlalutakut Abdussaman beroleh malu
Disahut juragan telah dianyatiadalah beta ta(h)ukan (bi)rahinya //
97) entahkan beta sahaya diperdayamaka tak mau minlakan dianya
Karena beta selamanya inimenaruh cinta Adlnda ini
sepakat sekatanya sekian initiada berkabar begitu begini
Beta pun jadi hilang bicarameiihat Adinda sangat sepadajikalau kan ada sautnya bicaramufakatlah kita semuanya bersaudara
Beta sekalian duduk menanti
barang maksud di daiam hatiadalah suatu menanti
disuruh berkabar hendak mati
Semuanya membujuk sehari-harijikalau Adinda hendak beristri
142
janganlah Adinda beremuk hatisebuah gedung dihantari
Itu pun juga didengarkanrahasia tiada juga dikabarkanhendak pula beta mendekamtiada pula mau menurutkan
Ituiah maka menjadi gundahhilang akal keluhnya lidahsemuanya pun habislah sudahhingga mengeluh tunduk tengadaii
Demikianlah perangai sehari-harikabar yang tentu tiadalah diberlhingga duduk berdiamkan dirisuatu permainan tiada kemari
Encik Husain sahut sabda
tiada akan salah memandang matamenumbuh kemudian bersamanya kitaberubah sangat dipandang rupa
Ini sekarang masa kelakuanmaka lembut rupanya badansekata sepakat rupanya diapatutlah dipandang tiada berkaya //
98) Apakah angan dimalukan Adindamaka tiada hendak memintakan rahinyajikalau ada menaruhnya hajattiada akan patut jadi terpanjat
Apakah salah tuan .menanggung sakit duduk begini
143
jikalau bermaksud di negeri initiada salahkan Juragan Jailani
Disahut juragan dengan karena Allahilulah biia suatu salah
barang permata turutlahsemuanya maksud beta diterpejamkan
Apalah lagi semuanya nakhodamengeluarkan bicara mana adindamana yang suka di hati adindaemas dan perak atas kakanda
Jikalau sampai ke hadapan hatijuragan ada sedianya menantijalan yang baik abang turutiwang dan rela riba dan hati
Berbagai bujuk suaranya nakhodahendak mengehatui hajat adindadibalasnya kata sepatah pun tiadaperangi sahaja yang berbeda
Bilangnya bunuhlah sudahlah tigaduduk berdiam menanggung dukabermain pun tiada lagi dipikirkannyajangan dengan gurau dengan jenaka
Mari aku seru dengan dirinyadaripada sangat menahan hatinyaingin mudah mendengar sabdanyatiadalah kembali nakhoda semuanya
144
Berkata pula nakhoda mudasudah lima buian di sini
yang dua buian lagi berusahabuian iniiah demikian adlnda //
99) Percintaan dirinya di tanah seberangmenumbuh mesranya tiadaiah kurangdatang kampung sekaiian orangbioia kecapi tiada berseiang
Entahiah dengan adinda seiamanyasampai kemudian dua buiannyabeium beriaku perangai dianyahendak beramai sahaja diamnya
Juragan Ma/ha/ti sambii mengeluhhatinya di daiam hancur dan iuiuhbeta iaksana orang disuruhayah dan bundanya empunya penaruh
Jikaiau datang suatunya peridisalahkan beta tiada tcrperianaknya hanya seorang diribeta pun tiada berkawan iagi
Pati berkata iagi istrinyatambahnya orang di daiam negerisebab dia datang ke marimaka anakku meninggaikan negeri
Apalah iagi kasih dan mesratiada yang Iain beta bersaudarameskipun bukan sanak saudarasudah menjadi daging yang mesra
145
Semuanya menengar kata juragandi dalam hatinya membenarkanAbdussaman juga dikabarkantetapi gerangan maka dendangkan
Encik Husain orang budimanberkata kepada Abdussamanjikalaukan ada tuan perkenansampaikan hajat jangan lupakan
Abdussaman mencobanya katasambil berhamburan air pun mata"Abang wai, tiada sahaja bercintasahaja abang hendak mcnimpa."
Bercintakan orang tiada beranisiapa yang patah di negeri ini //
100) seorang manis tiadakan sudibeta pun belum hendak beristri
Janganlah abang sangkakan begitutiada bercintakan berangan suatubeta pun miskin dengan piatubelumkan abang demikian itu
Datang beta masuk kemari
mengikut kuasa abang Jailanibukannya berjalan ke sana ke sinidi mana kan ta(h)u orang di sini
Siapa ta(h)u esok dan iusadi beri Allah segudanglah rasanyajangalah abang hajatkan beta papaAllah taala empunya kuasa
146
Dikaruniai Allah hati binasa
ditanggung juga senantiasa
olehnya sehat badannya betamenaruh percintaan belum dewasa
Abang semuanya janganlah tanpajalan bagiku tentulah tiadabegitu pun beta belum berupabelum pun sangat gerangan lupa
Adalah kurang diberikannyalahminum obat daripada Encik Abdullahdi dalam dihidangkanlahhal kepada menang kalah
Disahut oleh saudagar budiman"Wahai Adinda, baiklah tuan
jikalau selamat tuan esok dan lusabermian ke padang pergi tamasya."
Bersama sahabat kakanda dan adinda
berlakukan tuan bersuka-suka
disahut oleh sahabat sekalian
betapun bemiat juga demikian
Diberi Allah niat bersampaianbermainlah kita beramai-ramaian
di sanalah kita bersuka-sukaan
di padang medan bersuka-sukaan //
101) Beta semuanya bemiat jugamelupakan hati daripada yang duka
147
karena hati beta sudah mesra
rasanya bagai sanak saudara
Melihat adinda sekata sepadasusahnya hati tiadalah terkiraselama sudah menjadi sahabatdl daiam hati sudah teriambat
Mendengar sekata dijadikan obatjangan meludah sembuhlah sangatdisahut oleh Juragan Jailaniapalah lagi beta semuanya ini
Adinda bertemu di negeri inirasanya bagi saudara scndiribeta memeliharakan selamanya inicelah sakit beta tak beri
Datang sebagai intan biduritiada bercari barang sehariEncik Husain berkata benarlah itu
bagi juragan sudahlah tentu
Beta yang baharu lalu begitubetapalah abang semuanya itulalu berkata nakhoda muda
di pulau tuan bersuka-suka
Betalah dikala yang berjumpadua bulannya sainpailah ketikabaharulah pula bertemu juraganlalu dibawanya beta iringkan
Kasihan juragan tiada terperikantiada bercari sehari-hari
148
jikalausembuh sakit adindaterlalu suka di hati beta
Mencarikanlah semuanya kitabermain di padang bermain ragajikaiaukan mau adinda memakaihendak dipatut asal yang permai
Di berapa kemudian beramai-ramaibarangkaii besok orang mengintai //
102) elok menjelis muda terbilangdi tengah padang mengenakan lenggang
Habis tercengang semuanya oranglaksana mabuk bukan kepayangAbdussaman menjawabnya sabdamengapakah abang berbuat kecewa
Beta disuruh pula menggoda-godabukannya anak raja berbangsasakitnya beta belum berbulanrezekipun boleh juga ditelan
Berkata dengan abang sekalianesok dan lusa boleh berjalanJuragan pun segera menjawab kataselamat sempuma adikku mahkota
Pintanya abang sudahlah betamemunuhkan medan tempat bertahtaabang mengepurakan semuanyapahlawanmemenuhkan medan mengerikan tuan
149
Di sanalah berkepung kita sekalianmembawa tuan bersuka-sukaan
beramai-ramai berbicarakan mereka
karena niatiah daripada duka
Adikku tuan hendak di tahta
sebab abang berhati sukaEncik Awang berkata benarlah ituBeta sekalian sudahlah tentu
Seberang hari hendak kitamembawa angkatan adalah suatuEncik Husain pula berkatabarang bila berangkat adalah beta
Bubur dan kanji sudahlah betasekali sahaja pulangkan kitaEncik Abdullah orang syahdaBersabarlah disuruhnya sahaya
Itulah tuan nanti kakanda
bed senyum kita semua adajuragan temama mencoba berkatamenerima kasih sahajanya kanda //
103) Sama mufakat di dalam dada
menanggung budi dengan bahasaanak Abdussaman makanya adabanyaklah kasih orang negeri
Memilih tuan encik tadi
memohon sahabat bagi di negerisuka tertawa kenang nakhodakita berdoa berapa lama
150
Berkata sapakat (h)alah menerimadipertemukan sahabat orang tuaadapun akan Abdussamandiam berpikir muda budiman
Rasanya seperti masuk ke tamanlalu tertidur biduri nyamanberadu seketika terlalu bidara
dengan terkembang pinggang terbuka
Semuanya yang duduk seorang tepukberbagai cakap dengan jenakadidengar nafasnya selalu sendadilihatnya juragan muda berdua
Adalah sebingkai angan diana inimakanya berdua demikian iniberapa hari sehatinya initiada bangun duduk berdiri
Tujuh hari tiada sembahyangberadu pun tiada malam dan siangbadan pun sudah laksana wayangwajahnya pucat berbayang-bayang
Semuanya yang mufakat juraganmenghina bertambah malu dan seganAbdussaman sangat dihormatkankasih dan sayang dirupakan
Adii bijak sempuma budibarang kelakuan sampai dihatibijak laksana laku setiawanbangsawan lagi dermawan
151
Peran menjelis barang kelakuanbertambah pula sikap pahlawan //
104) pahlawan sungguh Juragan Jailanilakunya pantas lag! berani
Besar sangat Abdussaman iniberadu menatapnya lainsikap Abdussaman laksana rajabarang lakunya terlalu dimanja
Cantik menjelis dipandang dirajatutur dan kata elok bersahajademikian pikirannya orang jauharimemuja di dalam hati sendiri
Bertambah cerdik akal dicari
bersahabat dengan orang tadiseketika duduk malamlah hari
bermohon pulang ke rumah sendiri
Beradu adinda adikku ini
berpesan kepada Juragan JailaniJikalau sembuh adinda nan tuanmenyuruh beritahu kepada kawan
Barang bila kita mau berjalanbetapun menanti di pungkasanmasing-masing bemohonlah dianyamenuju rumah anak istrinya
Jangan Abdussaman dikabarkanbudi bersama dengan bahasanyatiada berapa peri kembalibaiklah sudah muda jauhari
152
Setelah selunjur akan Jailanibaharulah riuh bunyi kecapisuka tertawa suara akan
melihat sembah Encik Abdussaman
Makan dan minum bukanlah nyamanmengajarinya sekalian tanganjuragan pun duduk seperti adindasebarang kelakuan diturut sahaja
Duduk bermain di atas beranda
bunyilah kecapi semuanya mudaselamanya sembah sudah jauharitiada akan seperti sehari-hari //
105) Tiada berjalan ke sana kemaridi atas beranda berdiam diri
disitulah duduk malam dan siangmakan dan minum beradu sembahyang
Disanalah berkampung suaminya orangada yang berjoget ada yang bergoyangakan nakhoda kenamaan semuanyatiada menegokkan berapa lama
Semenjak sakit saudaranyaduduk bertengku pada adindasudah sembuh beberapa harihendak kembali tiada diberi
Dia jua bermain sehari-haribunyilah kecapi budak menari
153
juragan Jailani orang yang pintarkehendak adinda tiada dibantah
Suruh dengan adil dan murahmana sukanya suruh dan keruh
barang-barang di atas berandapilu dan rawan sebagai juga
Dang Laila juga dimata-matatiada iepas barang seketikaseteiah dilihat nakhoda muda
diangkat kepala lalu dahinya
Sambil berkata, "Wahai Adindabaharuiah senang hatinya kakandakecapi dipetik di atas dadajuragan pun beriang gembira."
Sambil bercakap samanya mudaterlalu suka semuanya nakhodalalu berkata juragan Jailaniselamat sempuma adinda ini
Abang bemiat di dalam hatinaik bermain esok had
berapa hari sakit adindamakan dan minum tiada rupanya
Sekarang senangkan hati kakandamemandang cahaya wajah utama jiwa //
106) wah adikku parasnya yang indahkata abang tuan dengarlah sudah
154
Hilanglah ngilu sakit sudah -tinggal lagi hatinya yang holabahkembaii sejauh adat yang baharimelepaskan niat di padang sini
Wajah yang pucat sudah berseribaik berjalan masuk ke negerikarena sahabat bemiat belaka
boleh dikabarkan sahabat kita
Abdussaman hatinya gunda(h)tidak diam tidak bermara(h)sambil termenung tunduk tengadahdi dalam hati manalah perintah
Kecapi di tangan lalu dilepaskannakhoda muda pula menggantikantangan Abdussaman lalu bertalukansantap sirih di dalam puan
Juragan Jaiiani muda yang utamabaik budi dengan bahasanyamenanti bangun duduk bersamanyadibujuknya adinda berapa senda
Mengapa (a)dikku belum bersabdaseberang kehendak kabar jugaesok lusa hari pun adaboleh berkaSar sahabat kita
Encik Abdussaman lalu bersabda
abang pun suatu sebagi Jugaadinda ini menurut sahajasebarang perintah adalah sara
155
Juragan pun tahu akan drtitiada baik bicara di daiam hati
dilihat tingkah lakunya pekertidi dalamnya banyak mufakat mesti
Juragan memikir di dalam akalkehendaknya boleh disangkal //
107) hatinya itu sudah tawakalgedung yang tinggi sudah dipukul
Juragan pun tiada berbanyak mara(h)di dalam hatinya sangat gundahmalamnya bermain baiklah sudahhari pun baik bulan cerah
Disahut oleh nakhoda muda
marilah tidur semuanya kitamasuk kemah mana yang sudahjuragan pun serta keenam nakhoda
Juragan memeluk adinda utamaberadu sebantal dua bersama
beradu pun juragan tiada lamaolehnya mati terlalu hina
Masanya ada mara bencananyabelum diketahui perintahkan dimananya
di dalam hati sudah timpanyatakutkan adinda beroleh masanya
Dijauhkan Allah daripada baiaadikku jangan mendapat celakahajat disampaikan Allah ta'aladipertemukan sangat dengan Dang Laiia
156
Demikianlah pikir juragan budimansambil dipeluk Abdussamandiserahkan kepada khalikul rahmanlalu beradu juragan nan budiman
Akan sahabat di dalam negerimeminta doa seharl-hari
anggur dan serbat dihantarlkepada Abdussaman muda Jauhari
Terdengar bahasanya bunyinyasukanya hat! sahabat sekalianbalklah sudah Abdussaman
maka bermain bunyi demlkian
Encik Awang dengan Encik Husainlalu dimurahkan seorang temanmembawa belanga air serbat minumanlalu sampai kepada Abdussaman //
108) Salam dan sembah disampaikankita berjanji kepada Juragansudah selamat Encik Abdussamanbilakah niat kita sampaikan
Teman disuruh lalu berjalanmenuju ke Encik juragan budimanjuragan duduk dengan EncikAbdussaman
dihadap sekalian handai dan tolan
Setelah kehadapan juragan budimanbarang air serbat dipersembahkansemuanya puiidi sampaikanjanji bermain disebutkan
157
Juragan tersenyum menyambutgerangan
kepada adinda lalu diberikandiminum sedikit dengan juragankatanya suruh abang sekalian
Lalu berkata Juragan Jallaniseribu syukur menerima iniaku mudah menyuruh budak Iniengkau pun datang pula ke sini
Salamku dengan safaatperjanjian kita sama teringatsembahnya sudah dua Jumaatnantinya kita sama beringat
Esokkan sampaikan kabamya betaseorang jangan berubah setia katasekali yang di sini sudah ratahadir Senin naiklah kita
Nakhoda Manan menyahut katakita berjalan hendaklah sertabarang siapa dimatikan tiadakadang tiada berterimalah Jangka
Dengan safaat berkata rosulhari lusa lupakan keluargamembawa adinda muda berasal
perebutlah bubur dengan tembula
Kembali budak dengan segeramengadap orang anak punggawa //
109) mendengar pun juragan nakhodasuka tertawa mana yang ada
158
Lalu berkata pula Encik Avvangsukanya hati juragan terbilangkita pun kasih serta sayangmintakan doa malam dan siang
Encik Awang menyuruh kabar beritamember! kepada sahabat meratabar! Senin berkampung kitamimpikan niat sudah dikata
Semuanya sahabat di dalam negerimasing-masing berikan kendurimana terbilang sudah jauh harimana yang kurang disuruh mencari
Berkampung pendek di tanah seberangseratus dua tiada dalam kurangmuda kelima tiada yang kurangpakaian bertatah intan cemerlang
Adapun juragan orang berbangganakhoda keenam berkampung belakamenyuruh berkabar sekalian meratanantikan hari dengan ketika
Sampai kepada masa hadirnyahari ingin berkampung semuanyasemuanya kepada masa hadirnyaalat pendekar dengan pahlawannya
Pukul sembilan berkampung orangmenanti angkatan dari seberangyang dipalu tiada dalam berselanghabis datang sekalian orang
159
Orang scberang bukanlah datangbelumlah berkampung gerang orangnanti menanti seorang-orangtiada tempat jalannya seorang
Ada asalnya lima puluh tahunbalk kita berjalan dahuiuhendak digemuruh bertalu-talusuatu kita memberi malu //
10) Nakhoda besok menyahut katanyamari dahuiu kita ke sana
tiada sepakat gerangan bersamamenanti di sini sangat lamanya
Sahutjuragan mari kitadi balai menanti sekalian kita
lalu berjalan juragan nakhodadisuruh semua bersikap rata
Nakhoda mereka kepulaujalanmengatur adat sama berapa danorang muda bersama tambalanpakaian laksana di dalam teladan
Pertama juragan berjalan dahuiubersapu tangan telapak bunganya ungubersuiur panjang kain inesruberbaju merah kainnya beladu
Berjanjian menurut sebelah kiriintan dilihat sebelah jarlterapung intan bertotol pundibuhulu manikam permata pundi
160
Berkain hem tapi berangkapikat punggung bersongket ukupsejuk dan megah sempurna sikapberjalan sambil bercakap
Adapun akan Abdussamanbaju berkurung hati tak nyamankarena kanda di dalam imantersenyum sahaja pada pemandangan
Juragan berkata kepada Abdussamansahabat adinda belum berjalanadinda bersahabat orang berimanmenunjukkan dalil dengan beriman
Sungguhlah teman orang bijaksanaberoleh sehabat amat sempurnafaham kepada lafad dan maknamendoliirkan teman beroleh bencana
Abdussaman tersenyum laiu bersabdaabang pun banyak pula berbicara //
111) hati nan lahir sudah lebatputihnya sudah dengan Jarat
Marl sembahyang ayo hai kakandajangan berbanyak sabdanakhoda besok nakhoda Raka
keduanya sudah sembahyang belaka
Menanti di sini berapa ketikahendak bermain bersepak ragaJuragan berangkat dengan adindalalu diajak semuanya nakhoda
161
Berjalan legam orang semuanyanaik sembahyang sekalian mudasudah sembahyang nakhoda semuanyalalu memakai pula semula
Turun ke tanah bersiapkan dirisiapkan raga disembah lalu diriramai tertawa sama mandiri
tuiar menular kanan dan kiri
Pertama menyiapkan nakhoda makananjuragan diberi diri sebelah kanandisiapkan naik ambang-ambangandinanti juragan jatuh ke lengan
Lalu disambut siapa pun enggantiada sampai lagi semua punberputar-putar sampai kanankaki dan tangan semuanya penuntun
Sambut bersambut sama sekali
datang medan tiada berkenalimenjelis laksana orang menariraga pun jatuh juragan menanti
Disepakan raga beberapa kalipantas laksana burung rajawalimenjelis sikap juragan Jailanisama muda berusahanya hati
Raga terjatuh juragan pun mara(h)Nakhoda Raka menyambut segeradisepaknya tiada banyak bicaralakunya pun berbanyak cara //
162
112) Tiga kali disiapkannya datangnakhoda muda lawan bertantangjuragan pun didera ke belakangraga pun tiada lalu dipegang
Raga disepak nakhoda mudanaik turun jatuhnya tiadaberputar di atas dadakaki dan tangan pantas celaka
Manis dipandang sedikit tak apalahdisepaknya naik seperti kilatbetmain itu ta(h)ukan adatorang sekalian suka melihat
Juragan Jailani lalu berkatamembuka tersenyum memandangadinda
terlalu pandai nakhoda mudasuka melawan orang yang ada
Bercakap itu sampai berserakaki dan tangan tiada berkiradisambut keris dikira
pantas sangat enak meng/k/ira
Nakhoda muda mcndengar kata juragansambii tersenyum sepak dahuliikanNakhoda Muhammad meienyapkantangan
ia pun undur duduk bertalian
Tersenyum sampai melctakkan tangandi atas pangku Abdussaman
163
adikku ini mengapa geranganduduk sahaja berpandangan
Abdussaman tersenyum lalu bersabdamemberi isyarat dikerutkan matalawan abang berkenan betapendekarnya abang sudahlah nyata
Mengapa gerangan dapat me lawanorang pendekar lalu pah lawanabang juragan sangat dermawanbolehlah ia masuk berlawan
Ramaltertawa nakhoda juragansenyum lembut kabar dibalaskan //
113) luan yang ari f abang kalakanianya sadar boleh disamakan
Abdussaman tersenyum tiada bermudahhendak tersenyum hatinya gundahmandang ia tahunya sudahdemikian bertambah rasanya yang indali
Juragan Jailani sangat mengatadihiburkan dengan laku pckertidi bawa bergurau dibujuk hat!berbahaya seperti kalayang dan jati
Berbagai laku Juragan di situbemaung disanggah di atas batusepak pun ramai tiada tentuhambat berhambat tiada bertentu
Adapun akan nakhoda Muhammadmengambat sepak terlalu hoiTnat
164
elok menjelis dipandang hcmatsikap pahlavvan muda berhormat
Mereka disepak berduyung-duyungmenyambar-nyambar di meru di gunungsemuanya orang heran berenungarif pun sampai di dalam tenung
Sangatlah panda! bertnain lalumenyambut raga lawan dan sikukaki dan tangan lutut dan sikuterbilang di medan arif itu
Nakhoda Muhammad sedang jauharimenyepakan seperti udang menarisukar bandingnya sama sendirimenyambut sepak kanan dan kiri
Terlalu pantas lakunya bermaintiadalah apalah kepada yang lainsuruh melawan orang yang lainterbayang-bayang baju dan kain
Lalu berkata nakhoda besok
hamba seorang tiada masukpendekar bermain tiada bertolakraga tak lepas sampai ke situ //
114) Ramai di padang orang tertawamendengarkan kata nakhoda yang putasahut juragan siapa kecewasepak pun tiada dapat tertawa
Nakhoda Muhammad orang upahansambil tertawa suruhnya perlahan
165
undur maka bertahan-tahan
sepak disambut bersalah-salahan
Badan sudah berasanya lelahmereka terlepas menyepak tersalahundur bertalukan tangan sebelahpeluh disapu nafas pun lelah
Aku pun jatuh sebelah kanandisambut oleh nakhoda Manan
disepaknya kepada hadapan juraganserta dengan Abdussaman
Juragan mengajak nakhoda Besukijanganlah diam di situ dudukdikata orang pula mengantukbangunkan dari diam terjatuh-jatuh
Nakhoda Besuki lalu tertawa
katanya oranglah tuabukannya lawan awak semuanyahanya sekarang orang-orang tertawa
Lalu berdiri empat setarajuragan membuat pertama mulanakhoda Besuki lawan bersekemukaraga disambut sambll berjenaka
Raga disepak tangkis tiadamerendah melayang di bawajugasekali lepas disepak ragadahulu kepada nakhoda ketiga
Disambut disepak lama tiadadengan tertawa gurau senda
166
disepak kembali kepada juraganjuragan menyambul dengan perlalian //
1 15) Dahulu ke hadapan Abdussamankepada adinda abang serahkansambil berkata sambutlah tuan
janganlah malas adikku bangsawan
Kita bermain meng(h)iburkan rawanjangan lagi banyak pikiranAbdussaman menyambut ragalalunya seperti orang tak suka
Daripada malu bermain jugadisepaknya dengan manisjugadisepaknya raga bertalu-talusedikit tiada riipanya malu
Pantas man is memberi pemalusegala yang melihat suka teriaiulemah lembul mcmbuatkan ragakaki dan tangan pantas belaka
Perik-perik palunya di mukabaju tersepuh pinggangnya terbukadisepaknya linggi mengawan-awandipandang sama dengannnya awan
Semuanya sahabat sudah pahlawanseorang pun tiada dapat melawanbermain tiada banyak bicaranyatingkah dan laku kena semuanya
disepaknya tinggi awan bersamabarang yang melihat heran semuanya
167
pantas menjelis tiada terlawatuju tiada indera dan mara
Menyambui sepak tiada ketarapantas laksana dewa inderatetap di bumi berdiritiada menoleh kanan dun kiri
Kemari lawan rupa janjinya dicaridisinar olehnya mataliariseketika berasanya badannya iesuoieh lerkenang paduka encik bubu
Di dalam hati sangatlah malulalu indera duduk ke batu //
116) seketika bermain orang pun datangEncik Husain Encik Awang kabarpctang
Mengatap pakai seperti binatanghendak terapung sama terlentangdari jauh dilihatnya nyataorang datang bersepak raga
Encik Abdullah ia pun adasegera ditegur juragan beradasama tersenyum sekalian sahabatlalu bersalam tangan berjabat
Kata juragan mengapakah lambatperjanjian kita berjalan sebabatEncik Awang tersenyum menjawab kataorang ramai tiadalah sekala
168
Janjinya lelah sudahlah betamaklumlah banyak manis asalnya betaEncik Husain man is menuju sabdamengapakah seperti katanya kakanda
Oraiig dinanti terlalu lamalalu tiada boleh berjalan samalakii pun berjanji seorang jugatempat berada segala nakhoda
Tiada berkabar kepada betaberubah janji beta tak sekatakarena sama kita bersahabat
hendak segera menjadi lambat
Segera adinda balas melihatberkat Allah kakanda jikalau selamatrasanya hati abang nan semuamemandang tuannya menanggung duka
Juragan bernial beta pun sukaberangkat kami menggirangkan jugaAbdussaman tersenyum rasanya maludi dalam hatinya berlambah pilu
Budi orang balk terlaluseperti rambut di atas hulujuragan menuju benarlah tuanberkawal kita akan bangsawan //
117) Abang mengajuk dikira pahlawanbcrmain di sini mcramnikan tuan
Encik Abdullah lalu berkata
marilah bermain sekalian kita
169
Adik bangsawan marilah sertaabang bemiat akan mahkotaAbdussaman seperti tiada budayadaripada malu menurutlah dia
Dipimpin Encik Awang muda belialalu berdiri sama sebayadatanglah siapaka(h) dari sebelahdahulu kepada Encik Abdullah
Menyepak raka kahan dan kiribertambah pula lengan dengan jaripantas dipandang muda jua hadirsegera landing di dalam pikir
Sepak raga berulang-ulangsembari menyambar seperti hilangpantas di medan sangat terbilangraka berbalik dihantarkan pulang
Kepada Encik Husain raka pun datangsegera sambut lalu ditantangsambil menghunuskan keris terapunglalunya pantas sangat terbilang
Kepada Encik Husain juraganmemandangsikap menjadi sertakan orangbermain tiada alang kepalangnakhoda sekalian suka memandang
Disapah Encik Husain berlahan-lahanmelapaskan raka bertahan-tahandipandang manis lalu olehnyasampailah orang muda pilihannya //
170
118) Disepakan naik berulang-iilanglaksana ayam disambar malingmereka terjatuh disampaikan pulanglalunya sangat memberi sumbang
Disepakan raka seialu kenake hadapan Abdussaman muda utamasegera disambut dihantarkannyalengan dan bahu disertakannya
Raka berjantur di atas lenganbahu menyambut ciri dan temandisepakan naik imbang-imbangansegala yang memandang hati berkenan
Tersenyum juragan sambil berkataterbilang di medan saudara kitapantas menjelis pandang matamahir laksana madu
Abdussaman lakunya tak indahmembuat raka tidak tengadahdisepaknya tiada hendak berpenadahlepas kaki tangannya menadah
Lakunya menjelis bermain seorangraka tak lepas kepadanya orangsambil disepakan ke tengah terangberhambat-hambat semuanya orang
Sangatlah suka membuat sepakke Sana kemari bertukar tapaktersingkap baju pinggangnya nampaksaputangan nirmala habis bercampak
171
Bagai Adzimat dipadang medanpendekar pahlawan sama berpandanEncik Husain berlawan Abdussaman
Encik laksana sama berdandan
Tamunya memandang terlalu sukatua dan muda menuju belakasemuanya pandai bersipak ragakepada Abdussaman tampaknya
Ada pun anak saudagar itubermain di taman semuanya itudidengarnya buatnya sorak ituramainya menghenti di pada itu
Darig Melani berlaku kepada sikumbangsiapa bermain datangnya pedang //
119) orang negeri tuanya dagangbahananya seperti terangkat pedang
Hamba yang pesat menujunya katanegeri dan dagang semuanya datangsahaya menghenti di situ lamanaik ke atas pohon cempaka
Tempatlah orang bersepak ragaelok menjelis bagai dirayuada seorang entahkan siapatiada nyata dilihatnya muka
Ramainya tiada lagi menderitaorang muda bagai dipatanamanya diketahui tiadalah nyataEncik Awang semuanya itu pun ada
172
Ada seorang menjelis sangatkain dan baju indah berlihatseluruh bersemian rajut beralatsaputangan telapak menjilat
Pakaian indah tiadalah serupausulnya menjelis bagi ditempasungguh pun baik samanya mudasifatnya yang iebih seorang itu sahaja
Tunjuk berdandan bagai dilimpatdahi dan muka bagaikan sifatcahayanya jemih sempurna hayatberjanjian semurah intan beralat
Bermain sepak luhumya indahsekedar berdlri tiada berpindahmembuat raka sangatlah muda-mudasekali dua disepaknya sudah
Ada seorang sangatlah pahlawansekalian orang ialah melawanpantas manis barang kelakuanraga disepaknya tangkai mengawan
Lalu disahut dayang beramai-ramaiitulah seorang saudarajuragan Jailanitiada kenal selamanya iniJuragan yang dikenal datuk di sini //
120) Setiap muslm datang berulangdi sini ia masuk berdagangdi Jamu di balai pagi dan petangtiada mengapa dipanggil datang
173
Melihat juga kami selalukuat memakai seluruh beldu
bukan sekali dianya dijamubolehnya diri tiada tahu
Adiknya itu terlalulah mudaumurnya sedang remaja pantarmenjelis dipandang tiada ketaradengan juragan akan sangatlah mesra
Ada kepada semua tuan haridatang bagai datuk berdirimemanggil hari katanya maribuat akan panganan berperi-peri
Tatkala itu juragan pun adaadapnya juga yang tiada nyataberupa banyak tua dan mudairingkan oleh segala nakhoda
Inilah baharu membawa saudara
elok menjelis tiada tertawasedang tuan remaja betaradimanjakan juragan tiada kira
Kasthnya juragan bukan terpalangtetapi seperti intan cemerlangsebarang kehendak tiada larangparasnya laksana gambar dan wayang
Dayang beramai berdatang kabardi hati Dang Laila sedikit tak kejartunduk diam muda yang sabartiada seribanya kata yang kasar
174
Dang Melani muda bangsawankatanya adinda marilah tuanbermain di gedung adapku tuanmclihat merak terbang di awan
Dang Laila menyahut marilah Abangnaiklah di gedung menantinya sayang //
121) pukul gong dengan kendangdatanglah mereka terbang mengambang
Sama berjalan menuju gedungke atas loteng tempat langsungmenyuruh menalu kendang dan gongmerak pun datang seperti berbondong
Merak pun datang laki binidi atas gedung datang berdiridipukulkan rebab dengan nafirimerabah kuku sambil menari
Merak manggil di atas gedungbunyi berkuku seperti genderangbersambutan dengan bunyinya gongterlalu ramai orang berkepung
Dang Melani dengan Dang Lailahcran memandang paksi udarapandai sangat berbuat juaraindah tadinya tiada bertara
Dayang pun terlalu amatnya sukamelihat paksi pandai bermaknamenghamparkan sayap panah di bulusegala yang memandang menjadi lena
175
Adapun orang di padangmendengar bunyi gong dan kendangke atas gedung semuanya memandangdilihatnya merak sayapnya kembang
Lalu berkata juragan Jailaniberhenti dahulu bermain ini
di atas balai duduk berhentimenyahut merak menghibur hati
Tersenyum manis keenam nakhodaAbdussaman dipandang jugadipegang tangan berjalanlah sertadiiringkan oleh sekalian nakhoda
Naik semuanya kebelakang panggungsambil memandang ke atas gedungmerak manggil menyambut gongberkukuk bunyinya seperti kendang //
122) Nakhoda Ahmad mula berkata.tersenyum manis memandang Adindajauh sangat menantang kitamerak di gedung heran tak nyata
Disahut oleh nakhoda Manan
apalah di kita nan geranganjikalau boleh masuk ke tamanboleh kita berpandangan
Ramai tertawa orang banyakEncik Awang disebutnya pulasaudagar terlalu kalahkan anakdibuatkan permain(an) terlalu banyak
176
Merak kuku nan laki-istrinyasaudagar memuja utus kemaridilepaskan terbang ke gedung tinggidipukul kendang datang sendiri
Heranku nan sebulan sekali
hendak bermain dipanggil kemarijikalau mendengar kendang nafiridatang dengan kuku dan tarl
Muni tertawa orang banyakEncik Awang disebutnya pulasaudagar terlalu kalahkan anakdibuatkan mainan terlalu banyak
Anak saudagar sangat terbilangbermain di gedung jaranglah pulangberjaian pagi sampailah petangberbunyi-bunyian sampailah siang
Jikalau bulan sedanglah purnamabukanlah dia bermain lama
dua beradik itu bersama-samasampai siang bunyi rebana
Beta semuanya tiadalah biasaberjaian ke kampung halaman di sanasaudagar kaya lagi berbangsatambahnya pula amat kuasa
Mungkinpun bila orang di sanaJarang-jarang masuk kemari //
123) kepada saudagar takut dan ngeriorang datang jarang diteguri
177
Disahut oleh anak sunan
sahaja begitu adat geranganjaranglah orang yang diperkenantegur sapanya jadi keampunan
Abdussaman muda Jauhari
mendengar kabar sckata tak ngeriDang Laila juga yang dipikirihendak diambil jadikan istri
Tindak maupun pelakunya disuka-sukadi dalam hati sudah berbisik
pandang orang rupa tak apikmenjadi tindak orang bersangka
Pikirnya itu sudahlah menantidibicarakan tiadalah past!jikalau demikian rasanya mat!di depan hendak berilah mati
Lalu berkata saudaranya periahanAbang juragan orang pilihandikasihi datuk sayang berlebihanorang semuanya tiada yang berkenan
Nakhoda Ali menjawab sabdanyakasih saudagar dari selamanyasepatutiah sabda adik utamaabang pun bukan baharu nienjelma
Entahkan sudah manadah perjuangandi dalam hati sudah diangan-angan(se)beiumnya tentu bertunang-tunangantetapi sudah di dalam tangan
178
Diterima saudagar kepada kira-kirademikianlah kasih dengannya mesrahendak bertentu dengan segeratuan pula di dalamnya bicara
Damai di dengar juragan beradatersenyum dipeluknya oleh Adindaadikku jangan berpilu rasaAbang tiada melakukan sabda //
124) Heran tiada Abang mengada-adadahuiu tuan kemudianlah kakandajikaiau sengaja jadinya adindabersamalah abang porak-poranda
Nakhoda Ali terlalu pandaiberbuat nadah tangannya belaitiada akan patut beta bernilaianak saudagar orang terpakai
Makan hendak sambut menantuorang miskin dagang piaturupa pun buruk bangsa tak tentudengan anaknya tiadalah setuju
Tertawa ramai sekalian nakhodaEncik Husain, Encik Ali lalu bersabdapilu beta pun demikian jugadi hati saudagar tentulah suka
Sebabnya hendak maka begitukasih mesranya sudah bersatumenanti meminang kiranya itumakanya belum menerima tentu
179
Datu saudagar orang yang muliahendak mencari bunga dan kayajuragan pun cukup sediarupanya elok sikap berkaya
Tertawa juragan sangat menyenangkanditindih paha Abdussamanpandai Abang orang berimanmari menjelma ke dalam taman
Man sini Abang sangatlah heranmendengar orang baik kurendamJikalau pun ada marahnya dendammasanya ini belum akan padam
Jika tak tentu adikku ini
Abang pun belum hendak berbinibaiklah nampak malang di sinibersama iebur bersamalah mati
Meskipun ada menaruh cintatiada Abang mengubah kata //
125) Jikalau Adinda mendapatkan tahtabaharulah Abang menurut beserta
Abdussaman tersenyum sangatlahgundahlemah lembut membalasnya mudahbeta nan Abang sedikit tak indahmana beristri bukannya mudah
Beta nan dagang lima lataanak siapa hendakkan kitaorang yang berapa di atas tahtabukannya patut lawan beserta
180
Sebagai Abang benarlah tentupatutlah sudah jadi menantutiadalah kurang barang suatuadik bangsawan lengkap di situ
Sekalian yang duduk semuanya tertawadisahut oleh anak punggawaAbdussaman jangan kecewaanak saudagar lalu berdua
Anak yang elok dermawanpatutlah Adinda ambiikan kawanbaiklah pinang adikku tuansupaya jangan berhati rawan
Indah tersenyum muda yang patasuatu pun tiada mencoba kitakehendaknya tlada diberi nyatadi dalam hati Juga bicara cinta
Nakhoda Mahmud mencoba kata
sambil tersenyum memandang Adindayang demikian itu sudahlah adasudah terkandung di dalam dada
Apa hanya datang kemarijikalau bukan intan di jaritiada kurang di desa sendirisahajanya itulah yang dicari
Baharulah tahu orang negeriAbdussaman datang kemaridatangku nan hendak beristrianak saudagar orang yang jauhari //
181
126) Juragan menyahut dengan segeraNakhoda Mahmud pandai bicaratiada yang lain pikiran diamengatakan orang tiada bercinta
Bijaksana jikalau kan berlaluJikalau tidak menjadi malumaklumlah saudagar mulut terlaludikatanya kita haru bisu
Abdussaman tersenyum wajah berseriberkata-kata manis berseri
Abang semuanya baiklah kemarimalam sudah rupanya hari
Baik berbicara dengan berperibertambah gunda Abang Jailanimalam buah ketiganya inipulang dahulu ke dalam negeri
Suka tertawa juragan beradasambil dipinggang tangan adindabenariah kata abang semuanyaKakanda pun tiada menyalahkan dia
Tuanlah bawa Jalannya kakandakepada Abang tentunya manjaadikku junjungan seperti rajaAbang turuti perintah sahaja
Marilah kembali saudara sekalian• langsung ke perahu beta silakantersenyum sekalian turun berjalanlalu menuju ke juragan
182
Setelah sampai hari pun petangramai duduk mana yang datanghamparan pikir sudah terbentangtenggelam kendil serta pasang
Juragan Jailani lalulah bersabdamari sembahyang semuanya adindamari menanti segala yang adasemuanya berkepung di atas beranda
Lalu sembahyang sudah dan adamenjadi imam anak punggawa //
i 27) dianya abang baring suda(h)dalamnya baik lalu dibawa
Encik Abdullah orang yang bersihmemahami juba(h) bersongkok putihmembaca Fatihah lidahnya pasihsuaranya merdu memberi kasih
Setelah sudah sembahyang isyadi atas beranda duduk ternuarsa
datang hidangan sebuah angsajuragan pun makan sama sebangsa
Seketika makan lalulah sudah
datang senyuman pun bertambahAbdussaman lalu bernadah
sudikan Abang minum sudah
Segera disebut Encik Abdullahmengucap syukur alhamdulilahrezeki datang daripada AllahJikalau tak sudi menjadi salah
183
Setelah sudah minum dan makan
tempat sirih pula disurungkanduduk bergurau muda sekalianAdinda Juga yang dihiraukan
Seketika itu bulan pun terangcahayanya terang benderangAbdussaman hatinya bimbangbulan nan juga tercengang memandang
Lalunya seperti lintang semangatSiti Dang Laila juga teringatheran tercengang ada sangatoleh juragan disapanya sangat
Adikku jangan tercengang selalumemandang bulan jangan berpilujangan dikenang dia dahulutakut melemah fakta aku
Sekata adinda belum ketahuan
adinda jangan berarti rawanbadan yang permai kuruslah tuanwajah pun pucat adikku tuan //
128) Tersenyum mendengar Encik Awangsemua
Encik Abdullah lalu berkata
benarlah kata juragan yang faktabarulah sangat wajahnya adinda
Mulanya tuan datang kemaribadan permai wajah pun berseritiada samanya menguruskan diriseperti sekata berapalah hari
184
Disahut oleh Nakhoda Raka
entahkan mengapa juragan Adindasakit pun berapa lamaberubah sangat dari padanya lama
Rindu juragan akan ayah bundamaka demikian wajahnya diakabarkan tuan kepada kakandaJangan bercinta di dalam dada
Abdussaman tunduk tersenyum sahajasuatu pun tidak apa katasangat maiu menderitatakut diketahui dia bercinta
Juragan Jailani orang jauharihati adinda sangat diketahuidikabarkan lalunya yang baharidemikian perangainya sehari-hari
Beta (h)iburkan bermain di daratsupaya (h)ibur jangan melaratAyahanda-bundanya perpesan bersaratminta menanggung dia diakhirat
Diam berpikir semuanya orangAbdussaman ini bukan sembaranganak siapa diaku nan girangmaka terlalu dimuliakan orang
Jikalau saudara kepadanya juraganpatut juga ia mengiringkantiada pandai dibelakangkanberpimpin tangan sama berjalan
185
Duduk bersamanya dianya jugasemuanya nakhoda mengiringkanbelaka //
129) kepadanya yang lain juragan tak pulasemuahya nakhoda demlkian juga
Encik Abdullah orang terbilanglalu tersenyum bermohon pulangkasihan kita janganlah kepalangke rumah beta datang berulang
Anak sunan anak punggawabermohon balik sambil tertawaAdinda kakanda janganlah tiadake rumah beta berjalan juga
Juragan tersenyum menjawab kitajikalau sudi gerangan Adindakasihan dagang jangan sia-siasera/h/kan sampai ke dalamnya dada
Encik Husain semua naik pangkalanmenuju kampung lalu berjalantinggal semua handai dan taulandi atas beranda duduk sekalian
Nakhoda Besuki lalu berkatamengapakah muram wajah Adindajangan dibawa berhati duka/h/iburkan tuan bersuka-suka
Wai, Adikku mahkoa desatuan wai, jangan berduka citaapakah maksud di dalam cintabaik kabarkan kakanda berserta
186
Kakanda semuanya terlalu adamintakan perintah dari Adindaadikku jangan bertanpa rasajalan binasa diturutkan juga
Abang nan sangat belas kasihanmelihatkan hai perinya tuanapakah sudah duduknya menahanmembinasakan dirinya tiada ketahuan
Sebabnya Abang meninggalkan negeribersama-sama tuan kemari
rasanya seperti saudaranya sendiriolehnya hendak melihat beristri //
130) Kemari mengikut bermati-matlsebabnya mudah bersuka hatitengada kehendakkan sudah past!apakah juga adikku menanti
Susahnya Abang terkiramemandang tuan duduk sengsarabaik dipinang dengan segera(pe)rangkat dan uang sudah sedia
Abdussaman tersenyum memberi sabdasambil berlinang air matajikalau during maiulah betasaudagar tak suka sudah beta
Sangatlah Abang berbaik diribeta pun belum hendak beristridipinang anak kalau diberimembuat malu muka sendiri
187
Abang pun mendengar kabumya orangsaudagar itu terlalulah garangjikalau katanya kita sembaranghampir melarat jadi berperang
Kehendak kita bila kau jadinyasudi tentu saudagar tak sediadagang yang miskin tiada berdayadipandang seperti burung kedoya
Abdussaman berkata seraya tundukkalau iaiah rupanya dudukmungkin dipikir bertambah mabukmengucap mengeluh tunduk
Setelah juragan mendengarkan katabetas kasilian di daiam cinta
dipeluk diri dibujuknya sertademikianlali lierannya menjadi lata
Selamanya tuan berarti dukadi liati abang pun tiada sukamungkin dipandang warna mukamencuraiikan hati yang celaka
Adiknya kakanda yang baik pekertijanganlali tuan bersukanya hati //
131) apakah yang tuan nan nantisebarang maksud berilah pati
Tiada berbuat Abdussaman
hati di dalam tiadalah senyumanbadan pun letih tiada ketahuantiada kuasa menjawab perkataan
188
Sangatlah gundah muda bangsawanlalu berbaring di atas pangkuanmengecup peluk perlahan-lahansuaranya berbunyi tertahan
Hilang bicara juragan sekalianmungkin bertambah hati kasihansambil berkata pojok jatnuanjangan bercinta adikku tuan
Lalu meraba kepalanya Adindademikian itulah perangainya adaapakah juragan dipikirkan sahajasambil berkata kepada nakhoda
Dua bulan sudah klta bicarakan
hendak turut jalan kebanyakantiada sekali dibenarkan
bicara kita semua dilarangkan
Nakhoda Ali katanya berperibenarlah pikirnya Adinda inimuda tua gerangan tiada terperiitulah sangat kita nan ngeri
Jawab Abdussaman itulah abangdengar tatkala kita bertembangberhaluan baik pula dirambangtiada hendak beta dipandang
Abang juragan juga carisahaja memandang ke sana kemarialangkah lamanya beta berdirisudahkan tiada hendak mengetahui
189
Itulah abang beta kenangkanhati pun silap mengirakantiada hendak beta dipinangkanpemberian Allah kita nantikan //
132) Dahulu Allah kemudian nabi
garangnya saudagar sudahlah past!sabar dahulu juragan berperidapatlah bin! kemudian hari
Juragan mendengar kata Adindadiam berpikir di dalam dadajikalau demikian besamya adahendak membeli rupanya dia
Karena dlanya orang upayaakal bicara sudahlah sedia
entahkan apakah angannya iahendak membeli kemaluan dia
Hendak ditanya supaya tahuberkata benar diamnya tak maumengubah tahan berarti piludaripada sangat diberi malu
Juragan Jailani manis berkataapakah sudah diangannya Adindaduduk berdiri di dalam dada
tiada menurut bicaranya kakanda
Jikalau demikian manalah perintahkabarkan Abang barang sepatah
190
tiadalah Abang mau mengubahasalkan boleh adikku betah
Susahnya Abang bukan kepalangmendung tuan berhati malangperintahnya yang lain sudah hilangsusah Adinda tiadalah terpandang
Abang tiada mengubahkan katabiaralah mengiringkan di bawah tahtasungguh pun ada yang bercintahilanglah akal bicara pun buta
Jikalau adikku karena percmpuanabanglah gerangan kumbang rawanhabislah kasih kepada tuanduduk memojok di dalam pangkuan
Lalu tertawa keenam nakhodamendengar juragan dengan Adinda //
133) sambil berkata silakan semuakumbang miri kuntum terhina
Meskipun bagaimana keras massaadalah juragan menaruhnya antarajikalau bertemu sama tertawalupalah juga akan saudara
Lalu tersenyum muda yang putaBenar sekali abang berkataMeskipun bagaimana kasihan betaTiada akan dengan tercinta
191
Sangat tertawa juragan budimanmendengar kata Abdussamanbenarlah itu di dalamnya imanbukannya memberi senyuman
Sebab pun abang katakan begitubicaranya abang sudahlah tentutiada menyuruhkan kepadanya itusebab adinda menjadi suatu
Jikalau la tiada sudi
abang pun haram tiada jadisia-sialah abang berbuat budijikalau menjadi anak Yahudi
Tindak berpikir Abdussamandi dalam hati terlaiu kasihan
sebabnya lalu menjadi bertahansampailah budi orang setiawan
Remuk ditanggung berang dirasaaku tiada juga dipaksasungguhlah abang orang berbangsapekertinya tiada dapat dicela
Lalu mengeluhnya Encik Abdussamantersenyum melengkuh di atas pangkuankata juragan mengapakah tuanapakah sulit adikku bangsawan
Apa kehendak adikku inihendak bermati tuan di sini
selamat salabi panggul kinibawa kemari biola kecapi //
192
134) Sidang kedua suruh kemarimenalu kendang moyang nafirinakhoda keenam jangan kembalibudak menari suruh kemari
Semuanya datang kc hadapan juraganmana perintah kcrjakan sekalianAbdussaman duduk bertalukan
seperti tiada terhindarkan
Rasanya hat! bertambah pilumendengar bunyi yang merdubulan juiigdisiiau bayuterlalu sangat rasanya rindu
Bunyi berbunyi merdu rawanmemberi hati pilu dan rawanhilang arwah semangat rawanhati di dalam bagai cendavvan
Juragan mendengar terlalu sayudibujuknya Adinda manis merayuAdinda tuan wajah yang syahdujangan dibavva berhati pilu
Lalu tersenyum Adinda yang putahalus manis mengeluarkan katabelum mengantuk mata betasckedarkan lemah rasanya anggota
Nakhoda keenam sahabat lerbilang
kilas hatinya bukan kepalangAdinda Jangan berhati walangmasuk memberi menjadi hilang
193
Janganlah tuan sangat bimbangabang semuanya beserta hilangmasuk ke taman mari berulangnaik gedung jangan pulang
Jikalau selamanya dipikir-pikirkananaknya itu baiklah naikkanseberang kehendak beta tcnlukatiberperang pun tiada kita takiitkan
Abdussaman tersenyum berdirisambil memandang adik menari //
135) kabar sejawat tiada diberipiklrkan itu sudahlah pasti
Juragan Jaiiani membalas sabdaapalah diam adikku mahkotajikalau sungguh di dalam cinlakabarkan Juga supaya nyata
Abdussaman membalas kata
selalu orang tiada berdayatiada boleh menentukan dia
mana perintah Tuhan yang kaya
Beta iaksana kayu batangmenantikan orang berbayar (h)utangmintakan doa pagi dan petangjangan suatu asal melintang
Jikalau membawa lalu yang hinamatinya beta tiada bergunakedengaran kabar ke sini ke sanabeta mendatangkan orang bencana
194
Juragan Jailani menjawab inudahmengangkat tangan sambil di tadahinsya Allah berilah mudahbencana datang sedikit gundah
Lalu disahut nakhoda raguwahai Adinda jangan berdukajikaiaukan sudah berjanji sertaAbang bcrdua terlalu belaka
Nakhoda muda mencobanya kataberdoa sangat abang semuanyabicara abang bukan mengadanyanaiklah ke gedung anaknya
Jlkalau ada perinya adindaadikku jangan menaruh sangkameskipun datang bencana adaabangkah sama mengkalungkan dada
Nakhoda Manan orang bestarilemah lembut kabamya dirisebab pun Abang mengurus ke marlhendak bersama suatu peri //
136) Abang semuanya tentulah sudahmerasa di hati sungai kilahkasih dan sayang tiada beipindahbawah dan badan sudah tersesaii
Barang kehendak tuan iakukanyang semua tiada mengalahkanJikalau tiada lagi ter(h)iburkanapakah lalu tuan nantikan
195
Abdussaman tersenyum tiada begundahmengecup memeluk tunduk tengadahhatinya geram bercampur gundalimanis tersenyum muda yang indah
Lalu kataku Nakhoda Mahmud
apakah Adinda digundahkan amatsaudagar tiada hendakkan rahmatberjalan tuan jangan berlambat
Kita pasti tentu dagang yang ho ribtiada berapa menanggung aibsaudagar bangsa tinggi melangkahtiada akan takut kedengaran singgah
Jikalau datang suatu pun peribaharulah saudagar tahu sendiriterlampau sangat memperbesar diriialah raja pahlawan negeri
Nakhoda Ali berkata sambil
memandangkepada pikirnya abang seorangnaiklah semuanya ditengahnya ruangJangan (h)adapku lalu berulang
Karena saudagar sangatlah garangtiada samanya menyambutnya cranghabis dihina semua orangianya sahaja yang terbilang
Disahut oleh Juragan akan beridaseraya memeluk iehernya adindadengarlah tuan katanya kakandabaik diturut barang bicara
196
Tersenyum manis muda yang putadipangku juragan sambil berkata //
137) patutlah rupa dengan pekertisemuanya orang banyak memuji
Saudagar bersabda marilah tuansudikah duduk tuan sekalian
orang pun banyak memujisudikah tindak nama yang keji
Berkata manis lalu bersahajabeta nan takut akan maharajaJuragan pun sangat takut artiseberang kehetidak di dalam hati
Abdussaman bersahabar hati
liada ia takutkan mati
disahut oleh nakhoda Manan
benarkah kata juragan budiman
Mendengar suara itu abang ilu geranganbertambah tuan banyak pinanganbeta pun jauh pula rasaterkenangkan pula halaman desa
Tiga bulan sudah sebarang masakita di sini bermain termasa
Abdussaman mendengar rasanya pilubelas pun ada terasanya sayu
Mengangkat kepalanya rasanya maiuair mata juga cucuran selalulalu berkata muda jauharisangat terkenang pulangnya negeri
197
Suruhan berhenii budak menari
waktu pun hampir dini harijuragan nakhoda sudali mengerliAbdussaman beremuknya hati
Orang berrnain sudahlah berhentinakhoda semuanya bermohon kembalisudah kembali nakhoda bestari
juragan menghadapkan Adinda jauhari
Bangunlah tuan jangan di sin!masuk beradujuga kemarimasuk beradu muda yang putaletlh lesu rasanya anggota //
138) Kata Juragan beradulah AdindaJanganlah sangat gundah di dadadiam Abdussaman tiada berbunyidisangkanya tidur juragan Jailani
Laiu diselimutkan kain merpatilalu beradu sebelah kiri
adapun akan muda terbilangdiam berpikir terkejut seorang
Terkenangkan Siti perasa gemilangrasanya badan bagaikan hilangterhentilah dahulu perkataan initersebut perkataan Siti Jauhari
Kepada malam itu lalu bermimpitiada dipeluk Dang Melatiada seorang muda jauharielok menjelis tiada terperi
198
Wajah laksana devva ernas perisukar baridingnya di dalain negeriArifblllah hatam Quranususi menjelis muda pilihan
Dipandang Sit! terlalu berimanMiskin berhaya muda berimanlaki-laki nan datang menghadapnya SitiSambil berkata dan bujuk puji
Sangatlah elok sukar dicaribukannya orang di dalam negeriseketika duduk Siti berbangsasunggu(h) yang datang pula perkasa
Disambarnya Siti dengan kuasadibawanya masuk ke dalam desaSiti menangis terlalu perisambil mengadu Siti Jauhari
Lalu terkejutlah Dang Melatikatanya mcngapa Adinda inilalu digeraknya Siti Dang Lai lamengapakali tuan mengaku pula
Apakah terpandang kcpadanya matamaka menangis kedengaran nyata //
139) Siti tcrkejut iku-ikuanseria dengan pilu dan rawan
Badan pun letih tiada ketahuanlaksana bunga layu-layuanDang Melati tiada perdulisudah terkcjut Adinda pasli
199
Dang Laila jika teringat-ingatkan mimpiorang muda itu di dalam hatisusahnya hati tlada terperisemalam-malaman duduk memikiri
Sampai slang sudahlah harikeduanya bangun muda jauharllalu bertanya Sit! Dang Melani"Apakah diiku-ikuan semalam ini
Berubah rupanya adikku inikabarkan abang supaya pasti"Siti Dang Laila lalu berceritahabis diceritakan kepada Dang Sitikakanda
Akan dianya disembur garudalaki-iaki banyak tiada nyatanyasedikit tiada beta bersemangatdatang disembur oleh sengat
Dibawa terbang tinggi sangatoleh laki-laki itu disambut bangatsampai ini belumlah berubahrasanya badan bagai ditabuh
Hatinya Beta sangat holabahterkenangkan mimpi mangkinbertambah
dari didengamya Dang Melaniakan halnya adinda bermimpi
Apakah gerangan mimpinya inimemberi musuh jikalau begini
200
terlalu sekali abang mendengamyadipandang pucat wajah indahnya
Betas Icasilian dl dalam dada
meiiiiatlcan lalu sangat berbedaDang Melani berkata selagu pilumarilali Adinda mandi datiulu //
140) Badan yang letiii jangan terlalumelarat sekarang menjadi ngiluolehnya sangat dibawa berjagamaka pucat wajahnya Adinda
Bawalah oleh Adinda dia
jangan letih dipandang mukaJanganlali masuk hati tak nyamankalau menjadi tiada senyuman
Tiada berdaya mesti berimankarena hatinya tiada berketahuansegala dayang semuanya yang adaturun berjalan serta kakanda
Terlalu sebal di dalam dada
akan mimpinya terkenangjugaserta di dalamnya datang ke tamankain basahnya dibawakan teman
Lalu mandi Siti budiman
badannya yang kecil kurang permanasetelah mandinya itunaik ke balai duduk terlalu
Diambilnya bunga cempaka birudi karangnya bunga hatinya pilu
201
sungguh pun duduk mengarang bungasedikit tak lupakan mimpinya
Terkenang kepada menjelis parasnyaSiti pun herankan dirinyaapakah gcrangan tentang nasibinuberoleh kursi sebab mimpiku
Tiada lupa kepada hatikuterpandang kepada matakulalu mengeluh lalunya bercintatunduk diam tiadalah berkata-kata
Sangatlah susalinya di dalam cintajatuh berlinang air matalalu berkata hamba yang perintahmengapakah Encik selalu musuh
Dipandang mukanya berubahwajah berseri pucat bertambahSiti berkata lakunya piluhendak berkabar di sana malu //
141) Entah mengapa badanmu lesu/h/makan tak sedap kepala ngiluterlalu belas hamba sekalianmemandang Tuan ha! yang demikian
Lalunya seperti kepilu-piiuanbadannya laksana bunga layuanDayang permai berdatang sembahsehari ini wajah berubah
Tiada berseri paras yang indahselalu orang menaruh gundah
202
Siti tersenyum tiada bersabdaDang melani menjawabnya kata
Aku pun suruh melihat Adindaseperti orang terkena hudahendak dikabarkan ayahanda-bundasalut gerangan itu tiada
Suruh terlalu hatinya betasiapa tabu penyakitnya adahendak dikabarkan dengan segeralalu terkejut ayahanda-bundanya
Bertaubat sangat pula kabamyakarena tiada tentu yang disakitinyadisahut Dang Laila perlahan-lahanjanganlah bang akan bicara
Sakit pun tiada membawa ciderabadan tiada berdaya serasaDang Melani pula berkataWah, adikku cahaya mahkota
Susahnya kanda tiada terkiramemandang tuan selalu bercintaadikku seorang permai bangsawancahaya mata hanyalah tuan
Jikalau penyakit kepadanya tuangila gerangan kepadanya sekalianTuan Kemala ayahnda dan bundakakanda dan sayang tiada berbeda
Suruh peliharakan kepada kakandabaik dan jahat berilah nyata //
203
142) sekarang tuan berubah wamadilihat oleh ayahanda-bundanya
Entahkan apa gerangan sabdanyakakanda nan takut pula katanyadisahut oleh hambanya sekaliantakut Encik muda laku sekalian
Apakah bagi sekalian kawanmasuk di kotanya tiada berketahuandemikian itulah sehari-harikeduanya Siti muda berlari
Perangai bermain ke gedung tinggimemanggil merak pandai menaridan tersebut pula Juragan Jailaniterkejut berdua hari pun tinggi
Mengajak Adinda pergi mandidi dalam wakaf tempatnya persegisudah mandi berjalan pulangsantap nasi muda terbilang
Berkatalah juragan berulang-ulangabang hendak mengadap datuk sekaranglamalah abang tiada bertemu dianyadikatanya kita tak suka akan dianya
Setiap hari makan diberinyasekonyong-konyong tiada menjelmaJikalau hendak adikku ke sanamarilah adinda kita bersama
Abdussaman tiada ada katanyakarena saudagar tiada menegumya
204
juragan pun tahu akan artiAbdussaman suruh hati
Datuk saudagar empunya pekertidihinanya bagi keling dan cetijuragan berkata dengan manis mukatinggal dahulu adikku mahkota
Janganlah tuan berhati dukaAbang nan pergi seketika Jugadisahut oleh muda yang pastibaiklah Abang segera pergi
Janganlah banyak bicara laglDatuk saudagar lamalah menanti //
143) juragan tersenyum mengenakan pakaiannalk dengan budaknya sekalian
Naik bersama Nakhoda Manan
mengenakan masyuk langsung tanganserta sampai ke muka pintuSaudagar Hajar duduk dl situ
Anaknya yang lahir laki mengadap ituserta dengan keempat menantusaudagar menegur dengan manisnyaanak juragan nakhoda semuanya
Lima hari tiada berjumpabaharu anakku berpandang matajuragan tersenyum seraya dudukberjabat tangan seraya tunduk
Jawabnya tak sempat hamba datukdatang kemari itukah esok
205
disahut oleh anaknya Encik Samatkemari datang bilakau sempat
Glla bermain sepak berhambatdipandang Sana bagai terangkatsaudagar tersenyum rasanya sukaanakku nakhoda bersama juga
Encik Juragan Samat berkata samblljenakasahaya mendengar kabamyajugajuragan tiada mengajak kitaorang diseberang beserta
Punggawa bersaudara kelimanya mudaanak sunan bersama serta
sebab pun tiada mengajak sertajikalau tak sudi takut dikata
Juragan tersenyum membalasnya katajangan menambah petangnya sekarangadapmu orang di tanah seberangsetiap hari datang berulang-ulang
144) Menambah mesranya tiada berselangwaktu magrib baharulah pulangtiada menembah semalam haribermain sepak di padang siri
Dagang bercampur dengan negeriramainya tiada lagi terperiEncik Samat tersenyum wajah berserisungguh tuan orang jauhari
206
Lamanya beta tiada kemarisebulan tambat biiangan hatisaudagar mendengar terlalu sukadengan anaknya berkasih beiaka
Memandang juragan terlalu legaparasnya menjelis dipandang mukasaudagar pikir di dalam hatinyaJuragan Jaelani sukar bandingnya
Lag! berbandingan kayanyamenjelis wajah dengan lakunyaarif mashyur juragan Jaelanisangat berkehendak hatiku ini
Jikalau ia hendak beristri
patutlah dengan Dang Melanilima musim berulang kemaritiada juga hendak beristri
Jikalau hendak juragan beristrisukanya aku tiada terperilagi berbangsa wajahnya cemerlangdi negeri Encik sangat terbilang
Anak orang kaya bukan kepalangjuragan guci selempang panjangseketika duduk hidang terangkatnasi dan tembaga berserbat
Lalu kehendaknya muda keempatmakan dan minum sekali hambat
Abdussaman makan sebidang tigajuragan dengan Nakhdda Raka
207
Nakhoda Besuki bersama jugasudah makan berhenti berlaga
145) seketika lalu bermohon puiangnakhoda semua dari belakang
Sampai ke kici juragan terbllangsampai juragan hari pun petangserta juragan naik ke kncidilihatnya adinda memetik kecapi
Tersenyum man is wajah berserilama menanti adikku di sini
adikku tuan nyawanya mahkotasudahlah mantap tuan Adinda
Ada berjaian selamat silaba/h/iburkan adikku bersuka-suka
adikku tuan nyawanya abangkita menembak petang sekarang
Encik Samat mengajaknya abangbersama-sama orang di seberangia berjanji sangatlah nyatamengajak kita serta nakhoda
Tiada hendak malulah kakanda
dikatakannya kita tiada percayaAbdussaman tunduk tiada berkata
di sana maias di dalam cinta
Aib dan malu esok pun adaperbuatan saudagar hatinya lataolehnya sangat hati binasa
air matajatuh tiada berasa
208
Lalu mengeluh muda yang berbangsamengatakan salah tak hemat rasajuragan memandang terlalu belasberkata dengan tulus dan ikhlas
Memandang tuan terlalulah malaskemudian hari kita membalasabang pun tahu akan artiadinda menaruh bersakit hati
Oleh saudagar empunya pekertimalaslah tuan berbuat baktijikalau kau sungguh menjadi kecewajalan mati pun kita bersama //
146) Janganlah tega adikku bawasabarlah dahulu sehari dua
kata juragan segeralah dan balasbukannya apa membawanya malas
Kepada Encik Samat beta tak jeiasdiamnya tiada boleh dan ikhlashatinya beta terlalulah laindatang tak suka lagi bermain
Jikalau seperti baju dan kainhendak dibuangkan di jauh lainkarena beta tiadalah seleradipandangnya seperti lutung dan kera
Datang menjemur sera-seramelawan bermain tiada sukuAbdussaman orang bijaksanaanak saudagar bangsa mugrana
209
Datanglah beta orang yang hinamemandang muka tiada pikimyaelok menjelis wajah gemilangberkata itu hati tak senang
Perbuatan saudagar juga yang dikenangair matanya jatuh berlinang-iinangjuragan nan sangat betas kasilianmemandang lalu adindanya tuan
la berkata kabarlali tuan
jangan sangat tuan pikirkanmeskipun banyak arif dermawanmakan sama paras bangsawan
Janganlali demikian yang mengalalikanmakan ada tandingnya tuanjikalau kepada zamannya sekarangdi mana berliimpun anaknya orang
Dari tanali Melayu ke tanati seberangtlada bandingnya adikku seorangbenarlali saudagar orang yang garangtiada tawa gerangan bangsawan orang
Jikalau diketaliui bangsa nan garangtiada ia mau bersama dengan orang //
147) adiknya abang parasnya ditimpamenjadikan diri orang papa
Disangkanya tuan anak siapa 'itulali gerangan tiada disapademikianlali pikir abang sendiriditanya abang suatu hari
210
Hendak berkabar tuan tak beridisuruh berlinang bangsa dirihendak oleh Nakhoda Abdussaman
manalah abang diketahui orangbudiman
Meskipun pacal hamba dan temanditakur juga yang sabda Abdussamansepuluh hari pun abang katakansaudagar tiada dipertanyakan
Pikimya tiada menakutkanmenumpang di bawa abang juraganjikalau anak orang yang muliamengapa tiada menaruhkan upaya
Manalah dia hamba dan sahayaperahu dan rakit manalah diapatutkah anak orang berbangsatiada membawa kodrat kuasa
Pergi berlayar meninggalkan diamenumpang orang datang tamasyaitulah abang beta malukansebab bangsa beta lindungkan
Baik masanya jikalau dibenarkan/h/ilangkan malunya beta dikatakankedua perkara beta berperihendak dipinang beta tiada beri
Olehnya mengantarkan badan sendirimengada-ada hendak beristrimaklumlah abang lalunya saudagartutur dan kata terlalu kasar
211
Dipinang anaknya menjadi kobarkesudahannya bicara jadi bertengkarbaik jahat mana yang diberiseberang kehendak Tuhan yang bahari //
148) Jikalau akan Allah memberibaharulah untung sendirimendengar juragan hatinya sukaoleh adinda rahasia dibuka
Wah, adikku janganlah sangkabarang kehendak abang pun berserahsabda tuanku benarlah sudah
sedikit tiada abang membantah
Abang minta dengannya mudahasaikan Adinda janganlah bergundahanaknda mendengar kata begituhatinya abang baharulah
Jikalau ada datang mara/h/nya suatuadalah abang sekalian membantukarena abang sangat ketahuisetiap musim datang kemari
Dikasihani seperti anak sendiriserba salah abang memikiridi Sana abang serba salahlaksana timbangan berat sebelah
Mintakan doa kepadanya Allahmendapat kebajikan keduanya balaAbdussaman menjawabnya katajanganlah abang gundahkan beta
212
Masa kan bingung bicara betahendak memberi abang nan latadiamkan juga sabarkan juganantikan masa dengan ketika
Tiap mara/h/ mendapat sukaadanya umur berbalas jugaJikalau dipegang pemarah gurusiapa yang dapat laku melulu
Meski seribu orang menderutiada sekali tampik dan seruJuragan tertawa mendengar katasungguhlah kata adikku bawa
Bijak laksana itulah dicobawaktu zuhur sudahlah nyata //
149) ketika duduk berkata-katawaktu zuhur sudahlah nyata
Lepas sembahyang semuanya nakhodasudah sembahyang duduk bertahtabudak berempat lalu datangdisuruh oleh dari Encik Awang
Menyllaukan juragan nakhodamenjelangmengajak mencumbuh petang sekarangEncik menanti di jalan sanaAbdussaman pun ada bersama
Disuruh memberi tawa sekiranyahendak mengajak jalan bersamajuragan tersenyum memandang adindakatanya adinda marilah serta
213
Memakaiiah dahulu adikku senyawalamalah menanti orang tua semuanyalalu memandang kepada juru kera(h)lalu memakaikan gong pengarah
Taulah mahkota semuanya dikerahlalu memakai pilih dan merahserta datang semuanya nakhodaduduk bertalukan dikata adinda
Nakhoda Manan lalu bersabda
beium memakai laku encik muda
kita hendak naik menembah
adinda selalu orang tak hendak
Memakaiiah tuan karenakan tajukdi padang besar dan tampak bersejukjuragan membujuk mandilah tuanmari adikku usul bangsawan
Jangan memberi abang nan rawanmemberi pilu garang kelakukanAbdussaman tiada berdayalalu memakai muda yang menyala
Pakaian hadir sudah sedia
juragan mematut pakaian adindasudah memakai Abdussaman
memakai pula juragan budiman //
150) Sambil menyuruh keempat temanmembawakan terkulai Abdussaman
lalu duduk dekat adinda
menatap merah juragan berada
214
Lalu tersenyum sambil bersabdaiaiah menyihi adikku bawainilah abang empunya kemalawajah suatu tiada yang bercela
Jikalau terpandang ketawa nurmaladendam birahi hatinya gilaAbdussaman tersenyum sertamem(b)alasekor matanya terlalu manis
Hening laksana awan ditulisjam-jam direjam terlalu menjelissantap sirih lalu berkatalamanya orang nantikan kita
Abang juga mengarahnya betainilah abang jika berceritajuragan tersenyum katanya maridipimpinnya tangan lalu berdiri
Nakhoda sekalian sama berperimengiringkan juragan muda jauharisetelah sampai naik pangkalanberatur semula lalu berjalan
Juragan pun sampai ke tepi jalanlalu bertemu muda sekaliansama tersenyum berjabat tanganseraya berkata anak susunan
Beta memandang mata berhumanorang berjalan berpangku tanganAbdussaman tersenyum mendengar katamengerling sedikit dengan ekor mata
215
Suatu pun tiada apa dikatamemberi perkenan di dalam cintaAbdussaman berkata pada juraganberjalanlah adinda baik dahuliikan
Juragan pun segera menyahutkandahulukan kakanda beta iringkan //
151) Encik Somat tersenyum memandang sertamelihat Abdussaman baharu nyata
lalah menjelis bagai dipintasangat melamun di dalam cintadi dalam hatinya anak siaparasanya malu hendak menyinta
Saudara juragan berlain rupalaksana kembar baharu ditempaia pun tunduk lalu berjalantiada menoleh kiri dan kanan
Memakai pun tiada banyak ulasanberbaju hijau bunga rambutanbersapu tangan kepala angkasaseluruh merahnya muda
Berkain /per/buatan kambojabercincin pirns tuadi belakang Encik Somat anakpunggawa
memakai seperti orang yang tua
Bersabuk peri berbaju ruwaserbet pun dibawa
216
di belakang Encik Abdussaman juraganJaelani
saputangan kembang batik betawi
Baju mengkilat seluruh bermujikain kelok ikat pinggang merandiberdasi terapang berhulu helaiemas berkurung di tahta pundi
Bersaputangan ungu telapak peraduberbaju entalas berkancing dadaberkain sepikat barang perangkaiseluruh berkancing sampai kaki
Berkursi terapang bertahta pundipermata intan berkembang tinggiikat pinggang kuning berkerudungperbuatan orang di tananh seberang //
152) Bercincin intan ikat Semarangsaputangan sirih dibawakan orangmemakai ba/h/unya berbagai rawanaharum semerbak kian ke sana
Semuanya memandang banyakmemujinyatiada yang sama dengan dianyasaina berjalan bercakap belakaEncik Jafar orang yang jenaka
Di belakang itu anak sunan semuaAbdussaman tersenyum lakunya pikaamat bercahaya anak susunanpakaian sedang memberi berkenan
217
Bersaputangan batik bunga rambutanbercincin intan kirl dan kananmemakai baju sutera berbungabermelur mengkilat kuning jingga
Berkain corak merah warna
terapang bersarung bertahta hulunyaikat pinggang candi beraduramalnya hadir dl atas batu
Tiada berpayang memakai cerapupatut dengan tingkah dan lakusikap menjeiis orang seberangsedang terpuja orang anaknya
Panjang napas dadanya bidangpinggangnya ramping lehemya jenjangbermelur panjang kain rambutanramala tersampai di bahu kiri
Orang memandang banyak memujiturun baharu juga beristriEncik Jafar muda Jauhari
sedang menjeiis muda bestari
Bercincin intan semanis jarigambar berlenggang sebelahnya kiritubuhnya elok sedang sederhanamerah hitam bidang dadanya
Menjeiis sikap dipandang wajahnyaberkata-kata bijaksana //
153) terapang dipakai perbuatan nilamberta(h)ta permata wama sambilan
218
Itulah dia adikku Encik Awangmemakai baju sutera berkurangsaputangan telapak perada terbangEncik AH itu semua berpasang
Berkain akhir perang merusakmelur berguncang emas mulukmemakai terapang intan berpasukberikat pinggang perbuatan sial
Memakai cincin kiri dan kanan
berpuluh hadir di tangansikapnya menjelis angan-anganmemakai payung buatan kuningan
Di belakangi nakhoda Rakapakaian tiada berganti jugaberbaju coklat kuning jinggasaputangan merah dipegang juga
Bermelur putih tiada berwarnaberpayung hitam kertas cinalakunya tiada berbanyak bahanaorang yang tawakal sempuma
Kemudian itu nakhoda Manan
segala pakaian member! berkenanNakhoda \/adal Awan berpasangandi bawah payung ungu gerangan
Bersaputangan pelangi ungubermelur acar baju beladuberkain bugis corak birusaputangan remala ada berpadu
219
Memakai teropong hulu berkurungberta(h)ta intan /per/buatan semarangsedang sikap dipandang orangpantas manis di tengah terang
Ketika bercahaya terlalulah nyataberkilat-kilat seperti wantasejuk tiada dapat dikatatubuhnya sedang dipandang mata
Nakhoda Mahmud pula berjalanserta memakai sangat handalan //
154) teropong dipakai /per/buatan Milanbertahta permata wama sambilan
Bersapu tangan telapak wamabermelur berikat sampai ke kakinyapatut sudah diri mulanyasukat ketujuh baharu dipakanya
Di sebelah kiri mengenakan tajuksukar bandingnya sikap dan sejukrambut dibawa sembari duduk
berseri cahaya orang yang bijak
Baju antalas /per/buatan Walandayang sejenisnya berkancing dadabermelur coklat hijau mudaberkain corak wama sahaja
Berpuluh-puluh sahaja kan lainsambil berjalan juri permaindi kiri kain ada bercincin
di tepi baju dibawanya cermin
220
Berikat pinggang laksa angsaberteropong biru kian hulunyaketika bercahaya kemukanyabersambut dengan cahaya cinciimya
Berjalan sangat kanan dirisambil berlenggang sebelah kiridi bawah payung hijau masyriusahanya manis berseri-seri
Nakhoda banyak belakangnyamemakai pun banyak ragamnyasaputangan batik cara bajunyamelur serbuk bugls kainnya
Keris pundak jua dipakaiberikat pinggang kain canditingkah dan laku tiadalah pandaisebenamya kasih sahabat handai
Payung dipakai tiada memilihberjalan itu tiadalah salahdi belakang itu nama Encik Salihsikap berkaya orang terpilih //
155) la berjalan sepayung tigaadik beradik samanya mudapagi menyepi bagai dijinggaparasnya elok terbilang juga
Baju kesambah saputangan unguberkain palaimbang melur serumemakai terapang berukir huluikat pinggang candi tepi berumbai
221
Pagi tiada berbanyak wamatiga beradik sama pakaiannyakeris terapang dipakai semuanyausul menjelis putih kvilitnya
Berjalan ramai tiada terkiraseperti angkatan anak raja-rajasama sahaya orang yang muda-mudaberjenis pakalan mana yang ada
Terialu balk hamba dan teman
mengiringkan sekalian muda budimanbanyak yang memuji Abdussamanianya sabda pada orang sekalian
Berjalan ialu menuju pasardi dalam pagi kampung saudagarberkata berlalu orang di pasarindahnya angkatan orang yang besar
Sungguh ramai di negeri inibaharu pemah yang demikaian inimaka sangat datuk saudagarmenaruh permainya segala pendekar
Berkampung sekalian orang besar-besardagang negeri masuk besaralangkah banyak orang yang budimanlaksana bunga kembang setaman
Encik menjelis memberi berkenanyang terlebih elok Abdussamansegala pendekar berjalan inimenjelis sikap juragan Jailani
222
Lalunya perkasa lagi beraniterlebih juga saudaranya ini //
156) elok paras lakunya bersahajasikap menjelis sedang remaja
Barang lakunya berkenan di matapantas manis laksana rajasebanyak itu orang terbilangsemuanya memakai indah cemerlang
Abdussaman juga seorangseperti jam di dalam balaiigsukar bandingnya di dalam negeribijaksana akan beristri
Mengapa gerangan belum beristrianak saudagar Lai la Jauhariberbagailah kata orang di pasarmemuji segala anak pendekar
Banyak mengiringkan juragan yangbesar
berjalan pun sampai ke bangsal pasarjuragan datang ke bangsalnya panjangberlamalah orang negeri dan dagang
Bersebclah lawan memberi pasangmasing-masing mangkin menampangadapun akan juragan nakhodaduduk di bangku dengannya adinda
Santap sirih di dalam sopaberpuluh-puluh sambil bersabdaberkawal adinda itu bawa kemarimenyawang Laila lalu berdiri
223
Hendak di siiii liada diberilalu disambut juragan sendiridisambut terkawa; lalu dipangkudiantar sampai dipalingnya pintu
Disangganya air dengan setujusudah di sini disurulinya dipangkudisambut menyawang hamba paksaduduk memangku mcnantikan keiika
Nakhoda sekaliaii berkemas belakamenantikan lawan di sebeiah jiigajuragan tersenyum meinandang nakhodamakanlah sirih dengan adinda //
157) Sambil tersenyum juragan bersabdamcngapa merana wajahku bawajanganlah malas halinya tuankita bermain adikku bangsawan
Kalau-kalau dikata semuanya pahlavvanmalulah dagang tiada berkawanAbdussaman tersenyum tiada jelasdi dalam hatinya sahajakan malas
Duduk malunya sudah terbalasmelakukan juga dengan ikhlasadapun akan anaknya saudagardi atas bangku duduk bersandar
Sudah berkepung semua pendekarmenyuruh berkemas senapang sclangkarorang sudah semuanya berkemassenapang setangkar beriris
224
Ada bersikap cembung rimasdi tengah medan takut tercemassudah hadir maiia yang ada-adaEncik Somad pun segera bersabda
Wahai, Encik Awang pergiku adindalawanlah dahulu segala nakhodaEncik Awang tersenyum mendengarsabda
Encik Salih marilah serta
Kami serang kaiau tak nyatasalah benarnya patahkan siapasetelah orang tiadalah percayasupaya ramai memandang mata
Semata senyum lain berjalanmuda keempat bertampilanbertandang betui muda handalanmengadap masa dan berbetulan
Senapang disambut lalu dita(n)tangmata alamatnya lalu ditantangseketika lepas bunyinya senapangdi dalam kandang pelurunya datang
Encik Jafar orang yang jenakaia tertawa tcrlalu suka //
158) semuanya kavvan berscrak belalulalulah datang nakhoda ketiga
Nakhoda Raka mulanya pertamadengan Encik Salih lawan bersamadi Encik senapang lalu diterimakatanya adik kila bersama
225
Encik Salih tersenyum rasanya maluberkata nakhoda baiklah dahulubeta tak pahatn orang yang bah amtiada terketahuan jatuh peluru
Nakhoda Raka bicaranya tawalalu yang benar juga yang dibawasemapang diangkat disamakan petuahlepas ke dalam pelumnya jua
Nakhoda pun lalu berdiriEncik Salih datang memberiberbunyi senapang tatah biduripelurunya tiada jatuh di kiri
Tersenyum tertawa sama berpandangmelihat peluru di dalam kandangEncik Manan peluknya datangnakhoda muda lawan bertentang
Terkawal baris dibawanya kawanlalu disambut muda pahlawansikap menjelis sukar dilawanmemberi meminta dipandang kawan
Encik Manan orang Jauharisenapang ditantang di belakang jariada seketika ia berdiripelurunya masuk di sebelah kiri
Sukarlah pupundar Nakhoda Manansenapang diberi kepada temanlalu berkata anak sumanseorang lagi pahlawan budiman
226
Tersenyum man is nakhoda mudascnapang di tangan sedialah adaserta terpandang dan tujukaki dan tangan sudah terpadu //
159) Bunyi lepas bahana menderudi tainan alamat tibanya pelurunakhoda muda orang bestariundur ke belakang ia berdiri
Cahaya muka merah berserisambil menyapu peiuk sendiriEncik Husain berdiri segeraEncik Jafar ianya bersama
Menyambut senapang amat berhayadia pcndekar menjadi payaEncik Awang bersamalah berjalanbertiga dianya muda handalan
Sedang terbilang anak sunanmelangkah setangkar memberi perkenanlangkah dan lambai kiri dan kanantujuh langkah baharulah berjalan
Banyak memuja orang yang pilihancincin di jari kemerlapanmembuang lambai kanan dan kiricakamya mukanya berseri-seri
Fantas laksana orang menaritunduk tengadah lalu berdiriserta bertantang padanya alamatpelurunya tiba semuanya mupat
227
Berbunyilah bedil dengan selamattiba pelurunya di tepi mata alamatEncik Awang, Encik Ali suka tertawalertawa seraya berkata itulah
Pintu tnupat kepada guru yang tuaitulah gerangannya kakanda bawasemuanya tengada pendekar pahlawanke dalam kandang pelurunya berkawan
Kakanda seorang tiada terlawandi tepi alamat pelurunya tertavvan //
160) mangkin ramai orang tertawakecil besar, tua dan muda
Encik Awang tersenyum lalunya pekasambil mempeluk-peluknya di mukasetelah dilihat juragan beristriorang tertawa tiada terperi
la pun turun lalu berdiriseraya katanya, "Adinda mari!"siapa beta lebus gerangansukanya orang didapat kenangan
Semua berjalan Abdussamanterkula berbaris dibawahan taman
serta kata juragan yang syahdalalu berdiri bersama adinda
Segera ditogur nakhoda keligabalaskan keinaluan kakanda
tersenyum manis muda yang piitahalus manis membalas kata
228
Abang juragan dahuiukan segeramenanti kemudian baharulah beta
Juragan inencoba biarlah tuansudah terlanjur sama berlawan
Orang pendikar lalu pahlawanalah dan menang belum berketahuannakhoda besok pergilah dirilawan Encik Jafar dengan Encik Ali
Stapa tawa untung dan ruginakhoda besok lalulah pergikarena dia orang yang benarkata juragan semuanya didengar
Lalunya tiada banyak benarpergilah la dengan benarserta datang kehendaknya Itusenapang disambut dibalukan pacu
Beribu pillhan pelurunya tentudl tepi kandang libanya ituEncik Sotnad muda Jauhari
Encik Abdullah lawan berdiri //
161) Dilihatnya ada Juragan berdirikeduanya datang menghampiriramai berdiri memendang mata alamatEncik Ali, Encik Jafar lalu berhemat
Lalu berkata Encik Awang, EncikSomat
tujukan tuan tanya alamatlalu tersenyum keduanya mudasenapang diangkat dengan sempurna
229
Ditujukan mata hatinya betapelurunya terbang entahkan ke manalalu indra muda yang keduakalau malatn dianya tertawa
Seraya berkata terimalah petuahpermata guru tiadalah dibawadisahut oleh Encik Abdullahadinda kedua sahayanya aku salah
Sinapang di tangan tinggi sebelahbagi mata Adinda tiada akan salahsahut Encik Aii benarlah abangkepada hati terialulah bimbang
Rasanya badan bagaikan terbangjadinya tak tentu sebarang rambangbeta dilarang lalu berkiraditentukan alamatnya supaya ketara
Lagi pun Encik Jafar amat jenakasambil tertawa mengajuh segeramangkin ramai orang tertawamendengar ketawanya kedua
Juragan Abdussaman tersenyum juaAbang amat suka anaknya punggawaEncik Somat berkata kepada juraganbaik adinda terkula lepaskan
Apalagi juragan nantikanalah menangnya baiklah tentukanjuragan tersenyum seraya bersabdabaik Encik Abdullah lawan berpada
230
la pendikar pahlawan mudapandawa berlawan segala nakhoda //
162) naiklah silakan Nakhoda Abdullahtentukan sekali menang dan kalah
Tuan pendekar amar terjamlahmasyhur di medan tiada bersalahEncik Abdullah tertawa mendengar katarasanya geram di dalam cinta
Katanya pahlawan bukannya betajuragan yang masyhur sudahlah nyatajikaiau juragan suruhkan hambasebarang-barang biarlah dicoba
Siapa tahu untung dan lababarang di mana pelurunya tibajuragan tersenyum dengan Encik Somatperangailah adinda dengan selamat
Dengan berkata segala keramatboleh tertuju datang mata alamatEncik Abdullah orang beristrilembut setangkar manis berseri
Menghadap mata alamat langkah berdiridisertakan lambai kanan dan kirisetangkar bertahta emas berkilatlalunya seperti orang bersilat
Mengenakan langkah sangat berhematpantas di medan seperti kilattujuh langkah tujuh lambaiannyapendekar sangat rupa lalunya
231
Patut pahlawan dengan sikapnyadi tujuh mata angan makrifatnyaseteiah makrifat sudah bertantangberdiri berbunyi seperti lutung
Dirasa dengarlah melintangdi tengah mata alamat pelurunya datangdeml dilihat sekallan orangterbilang di medan anaknya orang
Encik Abdullah menang seorangsoraknya seperti di dalam perangEncik Abdulah lalu berhindar
di atas bangku duduk bersandar //
163) Anak saudagar anak syabandardi dalam bangku pula berhindardi bangsal panjang berhimpun semuamembaiki setapang dihiyas semua
Encik Somat dijadikan kepalamengatakan pertaruh pertama mulaadapun akan juragan yang syahdanaik di bangku dengan adinda
Duduk beserta semuanya nakhodasambil tersenyum tiada bersabdaambilah scnapang abang sekalianmarilah kita pergi berlawan
Orang negeri sangat pahlawankita nan dagang melihat pahlawanNakhoda Manan membalas kata
sambil memandang kepada Adinda
232
Belumkan gentar rasanya betaadik bangsawan membantu kitaAbdussaman membalas tiada bersabda
sambil tersenyum memandang Kakanda
Santap sirih turunnya mudaelok menjelis dipandang mataduduk diam tiadalah berpadadi dalam hati sedikit tak gundah
Melawan pendekar jadi permudahelok makrifat tentulah sudah
juragan pun tawa di dalam hatinyaoleh tawa akan art!
Arifbijaksana sudah pastitiada terlawan adinda gantiakan orang bangsal panjangsekalian mengisi senapang
Encik Awang pertama yang datangkepada mata alamat lalu ditantangsenapang diangkat lalu ditadahrasanya hati tiadalah gundah
Elok makrifat sempuma sudahbunyinya lepas pelurunya berpindah
164) tiba pelurunya sebelah kananrasanya orang adalah berkenan
Datang menembak anak sunansama berbendung tiada di kanansama tertawa muda yang keduarasanya pandang sampailah petuah
233
Peluru sama kita berbeda
sangkur itu gerangan kakandaEncik Awang menjawab benarlah Tuansekali ini baharulah tertawan
Nakhoda sekalian dapat dilawanjuragan Abdussaman mengantar lawanadapun akan juragan dengan nakhoda(l^ilihat lawan sudah berpada
Lalu turun sambil bersabda
terluka bawahan buatan Walanda
serta datang di hadapannya ituorang semuanya'datang ke situ
Sama berdiri di atas batu
melepaskan pelurunya salah satumasing-masing orang berlawandagang negeri sama berilah depan
Nakhoda muda anak SunanEncik Awang berlawan NakhodaManan
tiada siapa lebih dan kurangsama besar anaknya orang
Terbilang di medan datang terangmudanya menjelis Encik Awangterlalu baik pendekar di medanorang muda-muda sama berpadan
Masing-masing pakaiannya berdandansetengah aib di tengah medanEncik Abdullah orang pahlawanmelihat peluru masuk berkawan-kawan
234
Orang semuanya masuk berkawanpelurunya pun banyak tiada berketahuansangatlah geram rasa hatinyalalu dihampiri dengan segeranya //
165) Dibuang sitangkar, senapang gantinyadilepaskan pelurunya dibawah tibanyasetelah dilihat Encik Abdullah
di mata alamat pelurunya tersalah
Lalu mengucap astagfirllahdisangkakan betul nipanya tersalahadapun akan juragan bangsawanalah menang supaya ketahuan
Kita lihatkan di kiri pahlawanmengajak adinda marllah tuansama-sama turun dari atas bangkulalu beijalan ke seberang itu
Encik Somat pergi sudah itumembawakan setangkar sudah dipangkusertaterpandang juragan Jailanisegera adikku marilah sini
Lepaskan dahulu pahlawan initerkula Walanda obat mempaniJuragan tersenyum mencoba kataabang dahulu kemudian beta
Untung dan laba bukan dicitakarena hendak bersuka-suka
lalu tersenyum anak saudagarsambil berdiri memegang setungkar
235
Sikap mengenakan langkah pendekarmalamnya tiada lalunya bertukarmemeliharakan setungkar langkahsembllan
lemah lembut lalunya berjalan
Terbilang di medan sangat handalanmata alamat dituju berbetulantiada sampai lag! menafasbedll berbunyi pelurunya lepas
Tingkah lakunya terlalu pantasdi tepi mata alamat tiba di atasberjalan undur Encik Somatsambil tertawa berjalan cepat
Orang pun banyak pergi melihatmenang langkah Encik SomatEncik Somat berkata pada juraganAdinda banyak tolohg silihan
Beta tiada boleh menentukan
di tepi mata alamat pelurunya bertahan //166) lalu tersenyum juragan bersama
seraya berkata kepada adinda
Silakan tuan kakanda
di belakang tuan baharulah kakandasuka bermain abang bukansebab adinda abang iringkan
Terluka pun sudah kakanda hadirkannanti kemudian abang gantikanAbdussaman tunduk rasanya malukatanya abang pergilah dahulu
236
Segera lepaskan obat pelurualah dan menang belumlah tahubeta seorang lalulah bicaratiada menjadi musuh dan mara
Masuklah abang sama setarasupaya tentu dengannya segeralalu tertawa juragan Budimantawakan ibarat Abdussaman
Apakah dia ditanya pedamaukemudian baharu membalas senyumanjuragan pun lalu berdiriorang pun banyak menghampiri
Encik di kanan adinda di kiri
melihat Encik juragan Jailaniseketika berdiri juragan di situmengenakan mahrifatnya itu
Sentuhlah mahrifat sempuma tujuhbahananya lepas pelurunya tentupeluru terbang maha alamatsejajar dengan peluru Encik Somat
Juragan pun mundur dengan berhematmemandang adinda memberi hormatseraya berkata silakan tuanmedan pun belum bertentuan
Pelurunya abang tiada ketahuanbadan menantikan bangsawanAbdussaman tersenyum sudi membalaswajah berseri terlalu manis //
237
167) Ekor matanya terlalu manismemberi hairan di tengah menjelislalu berkata nakhoda semuanya,"Silakan tuan adikku utama."
Terkulai bemrai hadirlah lama
saran menanti hendak menerima
setelah encik mendengarkan katadikerling dengan ekomya mata
Sepak berjukir di dalam citaAbdussaman bukan orang lataentah siapa gerangan in!sangat melupakan juragan Jailani
Mangkin encik sekaiian inibarang lakunya menjadilah beranilalu dipandangnya muda yang futadibawa tersenyum memejamkan mata
Setelah ditegur sepatah kataapakah dinantikan saudara kitadisahut juragan dengan segerademikian segalanya laku saudara
Mungkin besar kedatanganiiya maratiada juga boleh bersegeraAbdussaman hendak membelakang
langsung menuju sebelah berlenggang
Melayang baju bersikap pinggang
serta datang terkulai dipegang
238
di dalam mufakat sudah sempumadi tengah mata alamat pemburunya kena
Setelah bedil sudah dilepaskansyahdan tiada terindahkanseorang Jalil terluka diberikanlalulah mara dikata juragan
Juragan pun segera menyembah tanganseraya dibetulkan tunjuk saputanganadikku bangsawan mahkota junjungantuanlah seorang dapat kemenangan
Adapun akan orang sekalianseraya dilihat hal demikian //
168) sangat sukar setengah heransangat arif menyebut syahdan
Lalu berkata segala budimanmenanglah sudah Abdussamansiapa terlawan muda berimanhabis dipapak segala teman
Encik Awang, Encik Husain sangattermalu
lalu berkata anak punggawakita sekalian habis kecewa
dilempa(r) oleh pahlawan yang muda
Jurahan tertawa terlalu suka
katanya beta ngadap disangkatuntutlah beta kecewa jugaorang yang menang beroleh muka
239
Seketika laku datanglah qrangdisuruh Abdussaman membawa Awanglalu dibilang oleh Encik Awangselesai sudah kemenangan orang
Abdussaman tersenyum tiada bermudahsantap sirih pada yang indahrasanya hati datanglah gundahhendak bermain malukan sudah
Adapun akan orang yang baikdiambil pasang diletakkan pulamasing-masing sama bersejukberganti-ganti melepaskan tembak
Nakhoda sekalian masuk beriawahan
bersama dengan pendekar pahlawanJuragan Jailani Abdussamansekalian pendekar habis tertawa
Masuk encik berapa kaliorang lain tak menang barang sekalibanyak menangnya sudah terjadisemuanya sama berjalan kembali
Masing-masing berjalan menujukampungjuragan nakhoda perahu langsungsayalah masuk ke dalam kurungmenanggalkan kain baju dan sarung //
169) Setelah sudah berkemas diripergi sembahyang ianya maghribbadanpun letih tiada terperilalu beradu kedua jauhari
240
Seketika beradu Abdussaman
bermimpilah ia masuk ke tamanbarang pun banyak berterbanganbunga pun indah berjambangan
Bertemu dengan bayan yang indahAbdussaman menyahut menuduh-nuduhbayan pun dapat dengannya mudahdisambut juragan laluiah sudah
Rasanya la terlalulah sukadi dalam mimpinya tiada disangkaia berudu lalulah jagadisangkanya burung tentulah ada
Tersadarkan mimpinya muda beliahilang akal budi upayasegera menyebut Tuhan yang setiaapakah maknanya mimpi dia
Sambil berpikir di dalam hatinyaapakah gerangan tabimya mimpibaik dan jahat apakah artitiada bercerai abang Jailani
Disampaikan hajat datang kinidipeliharakan aku dengan beginijikalau kepada pintanya hatihendak bersama hidup dan mati
Meskipun masuk surgajanatiabang juragan kumenantiberbagikan pikir muda bestarimengucap mengeluh seorang diri //
241
170) Merawannya hati tiada terperiterkenangkan pada si muda Jauharlbercintanya hati tiadaiah kaliberkikik ayam sudah dini hari
Duduk menangis di dalam hatibagaikan sungguh kepada mimpimangkin dipandang bulan terasaiahhati menjadi serba salah
Pikiran di dada bagaikan belahsebagai mengucap astagfirllahdi dalam hati Abdussaman
hidmatlah sudah atas iman
Aku tahan tiada memberi senyumanbaiklah mati di dalam tamanapalah sudah aku tahanigempar kiamat hatiku ini
Daripada menanggung dendam inihendaklah mati seketikanya iniAllah Tuhan tolong hamba-Muberi safaat kepada hamba-Mu
Nyawa dan badan terserah kepada-Musampaikan niat hendak bertemuwaktu subuh hamparkan laluayam berkokok bertalu-talu
Mangkin bertambah hatinya piluair mata juga cucur selalu
242
hari siang sudahlah nyatabaharulah mengedip rasanya mata
Lalu bangun juragan yang putabangunlah abang sembahyang kitajuragan terkejut mata dibukadilihat adinda sudahlah juga
Lalu bangun berbasuh mukalalu sembahyang dengan adindasakitku duduk juragan berldamenyantap sirih depan adinda
Dipandangnya bulat mata adindasangatlah masygu! di dalam dada //
171) kata j uragan mengapakah tuanselalu menangis adikku bangsawan
Wajah berubah kepilu-piluanabang memandang sangatlah rawanapakah masygulkan di dalam dadakabarkan tuan kepada kakanda
Jangan menanggung seorang adindabiarlah bersama porak porandaAbdussaman menengarkan juraganmalasnya hendak dinyatakan
Mimpinya itu yang dikabarkanbaharulah susah hatinya juragansambil tertawa juragan berkatatabimya mimpi diberinya nyata
243
Janganlah gundah adikku mahkotasegera sampai hajatnya kitaAbdussaman tersenyum tiada berkatapikir sedi(h) di dalam cita
Hendak mendapatkan Laila beridabiarlah hilang nyawa di dadasebab hat! sangat binasasebulan-bulannya juga merasa
Seketika duduk hidangan diangkatkanjuragan mengajak adinda makanlalulah santap sambil bertilakandua tiga suap pinggan ditolakkan
Setelah sudah minum dan makan
santap sirih muda bangsawansambil memakai bahu-bahuan
bersenda gurau juragan hiburkan
Menyawang kedua puia menggantibawa kemari biola dan kecapiJuragan tersenyum terlalulah sukaberkata dengan manis muka
Sebarang perintah diturut beiakaadikku jangan berkata duka //
172) lalu bermain keduanya bangsawanjuragan berbangsa amat menawan
Sambil berbaring muda setiawanmenghiburkan hati pilu dan rawanberbunyi bangi sangat merdubiola kecapi sama berpadu
244
Hati yang rawan bertambah rindumatanya lagi hendak beradukecapi pun segera diletakkanseorang-seorang menghentikan
Bangi tiada juragan ber(h)entikansahaja adinda hendak dili(h)atkanAbdussaman tidur tiadalah sadar
lalu diselimuti juragati gambar
Disuruh berhenti janganlah kabarsudahlah beradu usul yang sabarsedang kedua engkau bertangkuhendak tiada rsanya aku
Lalu diceritakan bangi yang merdudikata adinda juragan nan beraduberhenti dahulu juragan Jailanitersebut perkataan Dang Mailani
Ada kepada suatunya hariia tiada rasa masuk mimpiia bermimpi hujan nan lebatserta guruh petir dan kilat
Jembangan kaca habis terangkatluruh segala bunga yang lebatsetelah berhenti hujan yang besardatang peluk seekor ular
Datang diri di luar pagarDang Mailani lalunya dihajarianya lari serasa-rasadikejamya juga dengan segera
245
Dilihatnya pinggang tiada terkiraterkejarlah ia lalu berceritadikabarkan kepada Siti Dang Lailadaripada awal sampai permula //
173) Siti menangis kabamya kakandalalu mengucap Allah ta'alarasanya hari sangatlah masygulwajah yang manis sangat sukalah
Jikalau ada safaatnya rosulminta selamat doa yang mahbullalu berkata Siti Dang Lailatidur masing-masing baharulah ini
Syaitan gerangan ampun budimengapa datang mimpi beginimembuat susah kepada hatihendak be/r/kerja tiadalah jadi
Mengantarlah tolong serta mandimarilah adinda kita mandi
diamlah lalulah pergimandi di kolam banyak perigi
Hati sangsi belumkan lagisembahyang isa di gedung yang tinggiSiti kedua lalu turun
:udah berkain ombak mengaiun
Taman mengeringkan berduaanorang membawa kain tangkaruanserta datang ke kolam banyakdisuruh panggil penunggu pintu
246
Segeralah engkau kuncikan pintuakan mau hendak mandikan ke situpintu gedung sudah terbukasekalian hamparan bintang beiaka
Kita naik barang seketikapetang sekarang kembali jugalalu dikunci lawang keduaduduklah Siti dengan kakanda
Bermain di gedung ini sudahiah lamabulan pun terang amat pumamasampailah malam kita di sinibulan pun molek empat belas hari
Rasanya hendak bangat kembalisudah sembahyang kita kemari //
174) Siti beraadah suara perlahansambil bersalin kain basahan
Janganlah dayang baik ulahankehendak hati kau jangan di tahanmengawang kedua lalu pergidikunci pintu loteng yang tinggi
Siti pun lalulah mandinaik ke atas loteng Encik Sitiseketika duduk hari asar
lalu sembahyang Siti yang besar
Serta membaca doa kosarmembaca pula siam yang besarhari petang bulan pun terangtangbang dan lundil dipasang crang
247
Cempanya cahaya terang benderangsekalian jendela dibuka orangletihiah sudah sembahyang isyalalulah duduk Laila berbangsa
Menyuruh menari budak biasadatang memalu gamelan dan gangsasukanya bermain tiada terperitiga orang budak disuruh menari
Sitl kedua Laila Jauhari
dikata peranginan bersandar sendiriduduklah ia bertantang bulandiadap dayang-dayang memalu gamelan
Dua beradik duduk bertambalan
bersinarlah cahaya muda handalansungguh pun beriman laku tak pekakarena hati kuranglah suka
Karena terkenangkan mimpi itu jugamuram manis dipandang mukaadapun akan saudagar yang tuadikata terlalu anaknya kedua
Tiada dipadu sehari duabelum datang ditanyakanjuaberkatalah datuk kepada bestarimana anakku tiada kemari //
175) Tiada kupandang berapa hariuntuk menyapa gerangan pergirindunya hati tiada berjumpaentahkan sekata entahkan apa
248
Disahut bestari entah mengapatiga hati tidak dipandang rupakata saudagar pergi dapatkananaknda kedua disuruh sambutkan
Barangkali dayang dimurahkanapa yang kurang aku carikananaknda ia Siti Dang Lailahatinya itu jangan diri cela
Apa yang kurang ini kemalaia pun gerang sekalibundanya menyuruh budak berempatpergi ke sana (ke) gedung sifat
Budak pun segera berjaian cepatmasuk ke dalam pakai yang rapatsetelah datang didengar sunyisuatu suara ia diberi bunyi
Dilihatnya istana pintu berkuncipenunggu pintu lalu berbunyiEncik di sini keduanya pergimandi ke taman gedung yang tinggi
la pun belum kembali lagisungguh bermain dari tadibudak berkata mariiah pulangtakutkan datuk bukan kepalang
Encik di gedung tempat berulanglagi bermain belumkan pulangbudak boleh beriari-lari
mengadap datuk laki istri
249
Anaknda tiada di matanya sendiridi gedung bermain sehari-hariberkata datuk suarakan bahari
anaknda bermain sama sendiri
Buian pun terang empat belas harisukalah ia menyuruh menari //
176) patutlah ia suka pergianaknda tiada kurangnya lagi
Genaplah teman kolam perigibatu bestari gedung tinggimeskipun datuk semalam(an) harisiapa berani seberang peri
Pintu berkunci kanan dan kiri
orang bertunggu setiap harilalu berkata bundanya Dang Lailasuka bermain bulan tcrhala
Patutlah sunyi budak sekaiipergi bersama anak Dang Lailademi disahut datuk maharajamana sukanya anaknda sahaja
Anaknda itu sangat dimanjaanak pun tinggal laki berduabermain di gedung kawal semuanyahamba diharap membuangkan nyawa
Anaknya kita lakilah berduademikianlah cakap datuk keduamana datang peri suatusiapa berani datang ke situ
250
Menanyakan anaknda di situbertambah jaka penunggu pintuadapun akan Encik Musyariduduk berkata-kata istrl
Rasanya tak hendak hat! sendirisepertikan datang suatu perihatinya itu menantikan jugakatanya anaknda bermain seketika
Jauh malam sudahlah jinggalalu bermain besar suka-suka
tiada sedap hatiku inimengapalah lambat datang ke sini
Disahut saudagar siapa beranibiarlah bermain semaiaman ini
sudah begitu selama-lamanyadi situlah tempat permainannya //
177) Bulan empat belas sampailah jinganyasudah sekarang kembalilah dianyadatang kejahatan tentulah tidaktiada patut datangnya hendak
Siapa berani yang berkehendakdi dalam negeri layaknya tidakmeski berbangsa emasnya banyakarif billah tiada selayak
Elok menjelis sampai jejakanak siapa yang boleh terlayakjikalau seperti Juragan Jailanisuka jadi bangsanya fni
251
Patutlah dengar anak Dang Melaniia tidak hendak berbini
Encik mencari lalu bertanyasaudara juragan, ada kabamya
Datang ke negeri ini sangat masyhumyaelok menjelis kunanti kabamyanaik menembak menjelang harimengaiahkan orang di dalam negeri
Kabamya kunanti sangat jauharibijaksana lagi bestarikata saudagar masyhurkan berapasaudara angkat entah siapa
Juragan mendapat orang yang papabangsa tak patut dengannya rupadatang kemari berapa kaliharam tiada kami perduli
Tiada maaf barang sekaiibanyaknya datang anak kembalikarena dipandang rupa sahajatingkah laku terlalu manja
Jikalau ditegur mangkin manjamalulah sangat melihat diademikian berkata kepada istriialu terdiam Encik Masyari
Kurang berkenan di hati scndiriterlalu sangat membesarkan diri //
178) sebermula akan Juragan Jailanibangun beradu pergi mandi
252
Badan pun letih tiada terperiseraya berkata, "Adinda mari."Sudah mandi sudah terbilangSeketika duduk hari pun petang
Dengan adinda lalu sembahyangmatahari masuk bulan pun terangadapun akan Abdussamanhad di dalam tiadaiah
Pikir hatl dadalah senyumansangat hendak naik ke tamanduduklah ia berdiam did
heran berpikir di hati sendin
Dilihat bulan empat beias hariketika bermain Siti Bestari(ke)dengaran bunyi setiap bahasaSiti Dang Laiia bermain termasa
Mengucap mengeluh serba dirasamangkin bertambah hati menggodamemandang bulan diarah naikhatinya rawan terlalu bercinta
Hendak pergi dengan seketikadaripada malu ditahan jugaJuragan Jaiiani orang yang mengertimaksud Abdussaman di dalam hati
Pikimya baik aku turutijangan melarat apa jadinyaseakan mengapa barang lakunyakarena ia orang yang bijaksana
253
Jangan melarat barang cintanyajikalau melarat apa jadinyadaripada sekata menanggung laribiariah tentu dengan segera
Sambil berkata juragan bcridamarilah makan sedikit jugaolehnya malu akan kakandahati di dalam bagai kena kuda //
179) Abdussaman pun sainbil berkatasaya sudah dahulunya kandajuragan tersenyum melihat adindalalu diturut sudah be(r)scrta
Makan sirih Abdussaman
bersama kakanda Juragan budiinanolehnya hati tiadalah nyamanrasanya hendak bangat ke taman
Lalu berkata muda yang putamengapa letih amat anggotapura-pura disapu peiuh di mukahendak mandi abang man beta
Juragan pun la(l)u akan artilalu berkata Juragan beslariJikalau adinda pergi mandiajaklah orang bersama pergi
Laki pun elok terangnya bulanabang suka tawanya berjalanJam pun sudah pukul senibilanlangsung ke gedung melihat permainan
254
Lalu tersenyum muda terbilangkatanya sepakat bulan nan terangyakinnya pula hendak ke seberangpergi bermain ke rumah Encik Awang
Disahut juragan baiklah tuanmemakai dahulu adikku bangsawanajaklah orang jadikan kawanabang nan tinggal menanti tuan
Abdussaman manis berkatarasanya hali terlalu sukaberseri-seri cahayanya mukaoleh juragan menurut serta
Lalu memakai Abdussamandipatut oleh Juragan Budimansambil berkata ke/pada/tamanlarilah tabu orang sekalian
Lalu berkata kepada juru bahasaserta juru batu orang muda //
180) pergi berjalan bersama-samamembawa adikku jangan bermana
Engkau semuanya gantinya akuingat-ingat barang sesuatuJikalau ada perinya itusegeralah datang dapatkan aku
Semua hidmat pada juraganmana perintah hamba berjalanke mana pergi nya sahaya turutkansalah dan baik sahaja juragan
255
Adapun akan muda yang manjasudah memakai duduk bersahajamengenakan celak /ke/pada matamenjeiis paras anak maharaja
Menatap sirih di dalam puanlalu memakai bawa-bawaan
juragan berkata eloknya tuanberhati gerangan segala perempuan
Abdussaman membalas sambil
tersenyum
manis laksana buah yang rawansikap seperti beta dan anombagaikan dapat akan diminum
2.3 Kata Sukar
afdol utama
ambang terapung, muara, hamparantalas antalas, sejenis kainbading caping, nakalbahari kuno, dahulu kala, indah,
moiek, lautbangs! seruiingbantut digagalkan, dihalangibayan terang, nyata
bayat tingkatan suarabena mengharukanberadu tidur, berlanggarberida tua, sejuk, dlngin, kain
bercorak
bestari cerdik, pandai, arif
256
betara
bidara
cerpu
ceti
dacingdipatagalabahgala-galagamat
ingarjauharifurkan
hatam
halobah
jaratjulangkadungkecik
kelingkepak
khalik
kohwa
laik
laksa
lata
madah
makrifat
dewa
man is, sopantapak kakiorang India, mencikari, ibuayam
alat menimbangdipalipilu, dukusemua
bising, riuhriuh
indah, cendlkiapelunjuk, hal yangmembedakan antara kebenarandengan kepalsuantamat
kutuk
ikal, menarik, menghalaumengangkat ke atasterlanjursampan kecil, kapal layarkapal, orang, pakusayap, menyepak,membungkukkan hingga patahpencipta alam semestakepilayaksepuluh rlbumenjalar, tarap yang palingbavvah, menghasut, menentang,tudung mukatak berperasaan, tanda bunyipanjang, perkataanpengetahuan
257
mala layii, cacat, petakamails memucat, tidak begin! keras
baunyamambang hantu
mara menggerakkan ke mukama'suk buah hati, yang dikasihimatu sangat gemukmegak sangat berani, angkuhmelur nama tumbuhan
mengilai tertawa dengan kuat dannyaring bunylnya
menjelis cantik, moiekmeranti nama tumbuhan
masrul masyhulnafiri terompetnurmala nirmala, tidak cacatpacal hamba kepada rajapada sama, bersama
panganan makanan, kuepanjak pemain musik kerawitanpakat mufakat, perundinganpedada Jenis tumbuhan, peti untuk
menyimpan obatpekasar ikan yang diasinkan dan
disimpan berapa lamapekok pokok, riuh rendahperigi sumur, telagapika pcnebuspula piitihrambang berbuat sesuatu dengan
membabi bula
ratib zikir, pujian yang diucapkanbcrkali-kali
real : mata uang
258
ruwa hilang
safaat pertolongan untukmenyampaikanpermohonan kepadaTuhan
salabi menyambar, pakaian
sampi sapisayid gelar keturunan nabisebarang-barang biasa saja, tidak istimcwasenapang nama senjata
sentiasa air berputar dan terangkatke atas
songkok peels
sera-scra tergopoli-gopohserasahnya jenis kain tenunan Indiasetangkar nama senjata
seteru musuh, lawan
silak intai
siok menyedot, menarik nafasdengan miilut
syalida tahu
sualak suka
sukar guiatadah tangkistakur tiinduk
talu-talu lerus-menerus
timbalan bandingantarak pcngekangaii hawa nafsu
dengan bertapa
taulan kavvan, teman
tawak'tawak gong
tegah sesuatu yang tidakdibenarkan
259
telekan
tempaantengkarahteraptermasa
teropongukup
walakan
walang "wakaf
bertumpu dengan tangan, sikubentuk, potongan, buatanperseiisihanberukir
temasha, waktu lampautabung kecil, alat untuk melihatwangi-wangian untukmengharumkanmeletakkan
bersusah hati, belalangtempat berhenti, putus, jeda,benda yang diberikan untukkegunaan orang banyak
260
SYAIR ABDUSSAMAN