Suyati_Identifikasi %26 Antibiotik Bakteri Gram Negatif Pd Sample Urin.pdf

17
IDENTIFIKASI DAN UJI ANTIBIOTIK BAKTERI GRAM- NEGATIF PADA SAMPEL URIN PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) SKRIPSI SUYATI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2010

Transcript of Suyati_Identifikasi %26 Antibiotik Bakteri Gram Negatif Pd Sample Urin.pdf

  • IDENTIFIKASI DAN UJI ANTIBIOTIK BAKTERI GRAM-

    NEGATIF PADA SAMPEL URIN PENDERITA INFEKSI

    SALURAN KEMIH (ISK)

    SKRIPSI

    SUYATI

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI PAPUA

    MANOKWARI

    2010

  • ABSTRAK

    Suyati. Identifikasi dan Uji Antibiotik Bakteri Gram-Negatif pada Sampel Urin

    Penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK). Dibimbing oleh Rina A. Mogea dan D.K

    Erari.

    Infeksi saluran kemih merupakan infeksi bakteri yang terjadi di saluran

    kemih, yang kejadiannya di Indonesia masih cukup tinggi. Antibiotik merupakan

    kelompok obat yang digunakan untuk mengobati penyakit infeksi, temasuk

    infeksi saluran kemih. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan

    mempercepat berkembangnya kuman penyebab infeksi yang resisten. Penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui bakteri Gram-negatif pada sampel urin penderita

    ISK dan mengetahui kepekaan antibiotik terhadap bakteri yang berhasil

    diidentifikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    deskriptif dan hasil yang didapat ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar.

    Hasil menunjukkan bakteri yang didapat pada sampel urin penderita ISK adalah

    bakteri Gram-negatif bentuk batang atau basil dari famili Enterobacteriaceae

    adalah Escherichia coli (3 isolat), Serratia marcencens (1 isolat), Kluyvera

    ascorbata (1 isolat) dan Hafnia alvei (1 isolat). Hasil perhitungan persentasi

    bakteri penyebab infeksi saluran kemih berturut-turut dari yang tertinggi adalah E.

    coli (60%), K. ascorbata (20%) dan H. alvei (20%). Berdasarkan uji antibiotik,

    streptomicin bersifat sensitif terhadap bakteri E. coli, S. marcescens, dan K.

    ascorbata. Sedangkan bakteri H. alvei bersifat resisten terhadap antibiotik

    penisilin, streptomisin dan neomisin.

    Kata kunci: infeksi saluran kemih, bakteri Gram-negatif, antibiotik

  • IDENTIFIKASI DAN UJI ANTIBIOTIK BAKTERI GRAM-

    NEGATIF PADA SAMPEL URIN PENDERITA INFEKSI

    SALURAN KEMIH (ISK)

    SUYATI

    Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dari

    Universitas Negeri Papua

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI PAPUA

    MANOKWARI

    2010

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis lahir di Trenggalek 10 September 1987, anak pertama dari tiga

    bersaudara dari pasangan Bapak Mislani dan Ibu Tumini. Pada tahun 1996

    penulis terdaftar pada SD INPRES SP XI dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun

    yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP N 7 Warmare dan lulus pada

    tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan di SMA 2

    Manokwari dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang sama melalui jalur

    Seleksi Mahasiswa Andalan Masuk Universitas Negeri Papua (SESAMA-

    UNIPA) penulis terdaftar dan melanjutkan studi pada Jurusan Biologi FMIPA

    UNIPA.

    Selama kuliah penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Mikrobiologi

    untuk mahasiswa D3 Keperawatan pada tahun 2010. Penulis juga pernah

    menerima beasiswa peningkatan prestasi akademik (PPA).

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI.......... i DAFTAR GAMBAR..... iii DAFTAR TABEL.......... iv DAFTAR LAMPIRAN.. v I PENDAHULUAN.......

    1.1 Latar Belakang........ 1 1.2 Masalah....... 3 1.3 Tujuan dan Manfaat....

    3

    II TINJAUAN PUSTAKA............. 2.1 Bakteri.............. 4

    2.2 Fisiologi dan Pertumbuhan Bakteri...... 5 2.3 Metabolisme Bakteri.... 7 2.4 Identifikasi Bakteri. 7 2.5 Media Pertumbuhan Bakteri .. 9 2.6 Infeksi Saluran Kemih........ 10 2.7 Antibiotik .. 11

    III METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu.. 14 3.2 Obyek, Alat dan Bahan .. 14 3.3 Metode Penelitian............................... 14 3.4 Variabel Pengamatan.. 14 3.5 Teknik Penelitian 15

    3.5.1 Persiapan Awal... 15 3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel. 15 3.5.3 Identifikasi Bakteri Gram-Negatif............................................. 15

    3.5.4 Isolasi ............................ 15 3.6 Uji Antibiotik.... 21

    3.6.1 Pembuatan Stok Suspensi Bakteri............................................. 21

    3.6.2 Pembuatan Uji Antibiotik .. 21 3.7 Analisis Data...... 22

    IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 4.1 Hasil Identifikasi Bakteri pada Sampel Urin Penderita ISK 23 4.2 Hasil Uji Antibiotik Bakteri pada Sampel Urin Penderita ISK......... 39

    V KESIMPULAN DAN SARAN.... 5.1 Kesimpulan.... 42 5.2 Saran... 42

    DAFTAR PUSTAKA . LAMPIRAN .............................

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    4.1 Koloni Bakteri Serratia marcescens.......... 23

    4.2 Pewarnaan Gram Bakteri Serratia marcescens...... 23

    4.3 Sifat Serratia marcescens pada Media KIA. 24

    4.4 Hasil Uji Biokimia Bakteri Serratia marcescens .. 24

    4.5 Koloni Escherichia coli............. 25

    4.6 Pewarnaan Gram Escherichia coli ....................................................... 25

    4.7 Sifat Bakteri Escherichia coli pada Media KIA.... 26

    4.8 Hasil Uji Biokimia Escherichia coli...... 26

    4.9 Koloni Kluyvera ascorbata............. 27

    4.10 Pewarnaan Gram Kluyvera ascornata..... 27

    4.11 Sifat Kluyvera ascorbata pada Media KIA..... 28

    4.12 Hasil Uji Biokimia Kluyvera ascorbata........... 28

    4.13 Koloni Hafnia alvei....... 29

    4.14 Pewarnaan Gram Hafnia alvei.......... 29

    4.15 Sifat Hafnia alvei pada Media KIA..................................................... 30

    4.16 Hasil Uji Biokimia Hafnia alvei........... 30

    4.17 Uji Antibiotik Kluyvera ascorbata...................................................... 39

    4.18 Uji Antibiotik Escherichia coli........................................................... 39

    4.19 Uji Antibiotik Hafnia alvei ................................................................. 39

    4.20 Uji Antibiotik Serratia marcescens .................................................... 39

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    3.1 Kemampuan Penghambatan Antibiotik..... 22

    4.1 Hasil Pengamatan Mikroskopis, Makroskopis dan Uji Biokimia

    Bakteri pada Sampel Urin Penderita ISK.......

    31

    4.2 Hasil Hitung Koloni Bakteri pada Sampel Urin Penderita ISK.............. 35

    4.3 Persentasi Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih 38

    4.4 Hasil Uji Daya Hambat Antibiotik.... 40

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Tabel Identifikasi Bakteri Basil Gram-negatif ......................................... 46

    2. Komposisi dan Pembuatan Media........................................................... 48

    3. Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri pada Sampel Urin Penderita

    ISK.........

    52

  • III METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu

    Pengambilan sampel urin dilakukan di Rumah Sakit Umum Manokwari dan

    pengujian sampel dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua.

    Penelitian ini berlangsung selama 3 minggu dari tanggal 23 April-13 Mei 2010.

    3.2 Objek, Alat dan Bahan

    Objek yang diamati pada penelitian ini adalah 7 sampel urin yang diambil di

    Rumah Sakit Umum Manokwari. Alat yang digunakan adalah: inkubator, tabung

    reaksi dan rak tabung reaksi, ose bulat dan lurus, pH meter, lampu bunsen,

    sprider, koloni counter, petridisk, kaca obyek dan penutup glass, mikroskop

    (NikonYS100), timbangan analitik (ER-180A), elenmeyer, pipet ukur, hot plate,

    gelas piala, gelas ukur, magnetik stirer, lemari pendingin, Autoclaf, botol sampel,

    pipet mikro, kamera digital (Canon 4x optical zoom), dan alat tulis menulis.

    Bahan yang digunakan adalah: larutan kristal ungu, larutan iodin, alkohol

    70%, safranin, minyak emersi, reagen MR, reagen kovacs, reagen PAD, reagen

    omiera, media MCA, urea, sitrat, KIA, MIO, PAD, LIA, MR, VP, malonat,

    glukosa, laktosa, sukrosa, mannitol, maltosa, NA, NB, antibiotik penisilin,

    streptomisin, neomisin, tisu, kapas, sarung tangan, masker, kertas label,

    aluminium foil, dan akuades steril.

    3.3 Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

    hasil yang didapat ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar.

    3.4 Variabel Pengamatan

    Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah perubahan warna pada

    hasil uji, adanya kekeruhan pada media, bentuk morfologi bakteri.

  • 3.5 Teknik Penelitian

    3.5.1 Persiapan Awal

    a. Melakukan survei awal yaitu dengan mengunjungi Rumah Sakit Umum

    Manokwari tempat pengambilan sampel

    b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    c. Pembuatan medium ( Lampiran 2)

    d. Sterilisasi alat dan bahan (medium) yang akan digunakan dalam penelitian

    3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel

    Sampel urin diambil dari Rumah Sakit Umum Manokwari sebanyak 7

    sampel kemudian dimasukkan ke dalam botol yang steril lalu ditutup rapat dan

    dibawa ke Laboratorium untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

    3.5.3 Identifikasi Bakteri Gram-Negatif

    Identifikasi bakteri dilakukan berdasarkan hasil bentuk morfologi,

    pewarnaan Gram dan uji biokimia. Tabel identifikasi bakteri basil Gram-negatif

    dapat dilihat pada Lampiran 1.

    3.5.4 Isolasi

    Kegiatan isolasi bakteri pada sampel urin penderita ISK meliputi inokulasi

    pada media selektif, media diferensial dan uji biokimia. Kegiatan isolasi

    dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi. Berikut ini adalah

    tahapan isolasi bakteri pada sampel urin menurut Gani (2003).

    3.5.4.1 Inokulasi Bakteri pada Media Selektif

    Pada tahap ini koloni yang tumbuh diamati secara makroskopis meliputi

    bentuk, ukuran, tekstur dan warna.

    Cara kerja:

    Pertama-tama sampel urin yang ada di dalam botol dikocok agar homogen

    kemudian diambil sebanyak 10 l menggunakan pipet mikro dan diteteskan pada

    media MCA kemudian digores tegak lurus dizig-zag menggunakan ose bulat dan

    diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Data yang diperoleh dari pertumbuhan

    bakteri pada media MCA akan dihitung koloni bakterinya menggunakan koloni

    counter. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung koloni bakteri menurut

    Gani (2003) adalah:

    Jumlah koloni bakteri per ml urin (cfu/ml) = jumlah koloni terduga x 100

  • Rumus ini digunakan untuk menentukan jumlah koloni bakteri pada sampel urin.

    Jumlah koloni bakteri tersebut digunakan untuk memastikan apakah bakteri yang

    terdapat pada sampel urin sebagai bakteri penginfeksi (>105) atau bakteri

    kontaminan (

  • merah maka bakteri bersifat Gram-negatif, kemudian difoto

    menggunakan kamera digital.

    3.5.4.3 Inokulasi Bakteri pada Media Diferensial

    Media KIA (klinger iron agar) merupakan media diferensial untuk bakteri

    Gram-negatif. Kemampuan bakteri mengubah dekstros dan laktosa serta

    kemampuan memproduksi hidrogen sulfida adalah merupakan dasar untuk

    mengetahui jenis bakteri tertentu dari pertumbuhannya dalam media ini.

    Cara kerja:

    Diambil satu ose biakan bakteri dari media MCA kemudian diinokulasi ke

    dalam media KIA dengan cara menarik garis lurus pada media dan ditusuk ke

    dalam dasar media dan dibuat goresan berbentuk zig-zag di atas permukaan

    media. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Hal-hal yang

    dinilai:

    - Dasar : Merah (K: alkali) /kuning (A: acid)

    - Lereng : Merah (K: alkali) /kuning (A: acid)

    - H2S : Warna hitam antara dasar dan lereng

    - Gas : Agar bagian dasar pecah/ada gelembung

    Perubahan pH karena adanya fermentasi menyebabkan terjadinya warna kuning,

    dengan adanya indikator phenol red. Jika hanya dekstros yang difermentasi maka

    dasarnya saja yang akan berwarna kuning, tetapi jika dekstros maupun laktosa

    keduanya difermentasi maka dasar dan lerengnya akan berwarna kuning.

    Terbentuknya H2S adalah berasal dari natrium tiosulfat dan ferrik ammonium

    citrat sebagai sumber sulfur.

    3.5.4.4 Uji Biokimia untuk Bakteri Gram-Negatif

    Uji biokimia dilakukan dengan menginokulasi biakan bakteri pada media

    KIA(klinger iron agar) ke dalam media: Urea, Citrat, MIO (motiliti indol ornitin),

    PAD (phenilalanin deaminase), LIA (lysine iron agar), MR (methyl red), VP

    (voger proskauer), Malonat, Gula-gula (glukosa, sukrosa, manitol, laktosa,

    maltose). Berikut adalah cara kerja dari uji biokimia menurut Gani (2003).

    3.5.4.5 Uji Urea

    Uji urea bertujuan untuk mengetahui bakteri yang memiliki enzim urease.

    Bakteri tertentu dapat menghidrolisis urea dan membentuk amonia dengan

  • menimbulkan warna merah karena indikator phenol red. Terbentuknya amonia

    menyebabkan nilai pH menjadi alkali sehingga jika uji urea terjadi warna merah

    muda pada media berarti tes positif.

    Cara kerja:

    Koloni bakteri pada media KIA diambil dengan menggunakan ose lancip

    dan diinokulasi pada media urea, kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24

    jam. Terjadinya warna merah muda pada media berarti tes positif dari warna dasar

    media yaitu kuning.

    3.5.4.6 Uji Sitrat

    Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang mengutilisasi

    sitrat. Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan

    menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, sehingga dengan adanya

    indikator brom thymol blue menyebabkan warna biru pada media.

    Cara kerja:

    Koloni bakteri pada media KIA diambil dengan ose dan diinokulasi pada

    media sitrat, selanjutnya diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Terjadi warna

    biru pada medium berarti tes positif dari warna dasar media yaitu hijau.

    3.5.4.7 Uji Mortiliti

    Tujuan untuk mengetahui bakteri yang dites bergerak atau tidak. Pergerakan

    bakteri dapat dilihat dengan adanya kekeruhan di sekitar tusukan pada media

    karena media dalam keadaan semi solid.

    Cara kerja :

    Pertumbuhan bakteri diambil sedikit dari media KIA dengan ose lancip

    steril dan diinokulasi ke dalam media MIO (motiliti indol ornitin) dengan cara

    menusukkan bakteri pada ose hingga ke dasar media, kemudian diinkubasi pada

    suhu 370C selama 24 jam. Jika pertumbuhan bakteri hanya pada bekas tusukan

    berarti tes negatif, tetapi pertumbuhan yang menyebabkan kekeruhan sebagian

    besar dari medium menunjukkan tes positif dari warna dasar media yaitu ungu.

    3.5.4.8 Uji Indol

    Uji ini bertujuan untuk mendeteksi kemampuan mikroba mendegradasi

    asam amino tryptophan. Pembentukan indol dari mikroorganisme dapat diketahui

    dengan menumbuhkannya dalam media biakan yang kaya akan tryptophan. Untuk

  • melihat adanya indol digunakan reagen kovac yang memberikan reaksi warna

    merah apabila tes positif.

    Cara kerja:

    Diambil bakteri biakan pada media KIA sebanyak 1 ose dan diinokulasi

    pada media MIO (motiliti indol ornitin) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu

    370C. Setelah 24 jam biakan tadi ditambahkan dengan larutan reagen kovacs

    sebanyak 0,2 ml, dimana larutan ini digunakan untuk melihat kehadiran indol

    yang ditandai dengan terbentuknya cincin merah pada lapisan atas media.

    3.5.4.9 Uji Phenylalanine Deaminaase (PAD)

    Media PAD merupakan media agar miring. Tujuan dari uji PAD yaitu untuk

    mengetahui jenis bakteri yang memiliki enzim Phenylalanine Deaminase.

    Cara kerja:

    Diambil biakan bakteri pada media KIA kemudian diinokulasikan pada

    media PAD dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Setelah 24 Jam

    pertumbuhan agar miring ditetesi 5 tetes reagen PAD dan tabung dibolak-balikan

    setengah lingkaran hingga reagen menutupi seluruh permukaan agar. Timbulnya

    warna hijau dalam waktu 10 menit, berarti tes positif dari warna dasar media yaitu

    putih.

    3.5.4.10 Uji Voges Proskauer (VP)

    Uji ini bertujuan untuk mendeteksi adanya acethyl methyl carbinol yang

    diproduksi oleh bakteri tertentu dalam pembenihan VP. Adanya bekteri tertentu

    yang dapat memproduksi acethyl methyl carbinol dapat diketahui dengan

    penambahan reagen voges proskauer (reagen VP).

    Cara kerja:

    Biakan bakteri dari media KIA diinokulasi pada media VP dan diinkubasi

    selama 24 jam pada suhu 370C. Selanjutnya ditambahkan reagen omiera

    kemudian dikocok pelan hingga tercampur dan dibiarkan selama 15 menit,

    terjadinya warna orange berarti tes positif dari warna dasar media yaitu putih

    bening.

    3.5.4.11 Uji Methyl Red (MR)

    Uji ini bertujuan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran.

    Beberapa bakteri memfermentasi glukosa dan menghasilkan berbagai produk

  • yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhan menjadi

    5,0 atau lebih rendah. Penambah indikator pH methyl red dapat menunjukan

    adanya perubahan pH menjadi asam.

    Cara kerja:

    Biakan bakteri dari media KIA diinokulasi pada media MR dan diinkubasi

    selama 24 jam pada suhu 370C. Pertumbuhan bakteri pada biakan MR selanjutnya

    ditetesi dengan 2-3 tetes reagen Methyl Red. Terjadinya warna merah berarti tes

    positif dari warna dasar media yaitu putih bening.

    3.5.4.12 Uji Malonat

    Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang

    mendegradasi malonat.

    Cara kerja:

    Pertumbuhan bakteri dari biakan KIA diambil sedikit dengan ose steril,

    kemudian diinokulasi pada malonat broth. Inkubasi pada suhu 370C selama 24

    jam. Terjadinya warna biru pada medium berarti tes positif dari warna dasar

    media yaitu hijau.

    3.5.4.13 Uji Lysine Iron Agar (LIA)

    Pada pembenihan ini kemampuan suatu bakteri memproduksi Lysine

    Dikarboxylase dapat diketahui dan juga produksi H2S. Lysin Iron Agar adalah

    agar semi solid yang mengandung dekstrose dan L-lysine sebagai unsur utama

    serta brom cresol purple sebagai indikator. Jika bakteri hanya memfermentasi

    dekstros maka dasarnya akan berwarna kuning, tetapi bakteri yang

    memfermentasi dekstros serta mendekarboksilase L-lysine, maka pH kembali

    menjadi alkali sehingga akan terlihat medium secara keseluruhan berwarna ungu

    dengan adanya indikator brom crose purple.

    Cara kerja:

    Pertumbuhan bakteri pada media KIA diambil sedikit dengan ose steril,

    kemudian dimasukan ke dalam dasar tabung agar dan dioleskan ke seluruh

    permukaanya kemudia diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Terjadinya

    warna ungu pada seluruh bagian perbenihan berarti tes positif. Jika tidak ada

    perubahan warna atau dasarnya berwarna kuning maka tes dinyatakan negatif.

  • 3.5.4.14 Fermentasi Karbohidrat (glukosa, laktosa, sukrosa maltosa dan

    manitol)

    Tujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang memfermentasikan jenis

    karbohidrat tertentu. Pembenihan gula-gula yang digunakan adalah cair ynag

    mengandung satu jenis karbohidrat (kadar 1%) dengan indikator phenol red. Jika,

    terjadi fermentasi, medium terlihat berwarna kuning karena perubahan pH

    menjadi asam.

    Cara kerja:

    Koloni bakteri dari media KIA diambil sedikit dengan ose steril dan

    diinokulasi pada perbenihan karbohidrat. Inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.

    Terjadinya warna kuning pada medium berarti tes positif dari warna dasar media

    yaitu merah.

    Rumus presentasi bakteri pada ISK menurut Samirah dkk (2006).

    Persentasi jumlah bakteri i = X 100%

    3.6 Uji Antibiotik

    Uji kepekaan antibiotik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepekaan

    suatu mikroorganisme terhadap antibiotik tertentu, atau untuk mengetahui sejauh

    mana potensi antibiotik tertentu terhadap mikroorganisme secara in vitro.

    Penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik sebagai wilayah

    jernih (zona hambat) di sekitar pertumbuhan mikroorganisme. Luasnya wilayah

    jernih (zona hambatan) merupakan petunjuk mikroorganisme terhadap antibiotik,

    selain itu luasnya wilayah juga berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotik

    dalam media.

    3.6.1 Pembuatan Stok Suspensi Bakteri

    Cara kerja:

    Bakteri dari media KIA yang berumur 24 jam, diambil sebanyak satu ose

    kemudian diinokulasi ke dalam media nutrien broth (NB) dan diinkubasi selama

    24 jam pada suhu 370C.

    3.6.2 Pembuatan Uji Antibiotik

    Bakteri yang berhasil diisolasi dari sampel urin selanjutnya diuji dengan

    antibiotik penicilin, streptomicin dan neomicin.

  • Cara kerja:

    1. Sebanyak 0,5 ml bakteri dari media NB diteteskan pada media NA dalam

    cawan petri kemudian diratakan dengan sprider, kemudian paper disk

    antibiotik diletakan di atas media NA.

    2. Selanjutnya media NA diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C.

    3. Zona hambat atau zona bening di sekeliling paper disk antibiotik kemudian

    diukur manggunakan kaliper.

    Cara pengukuran zona hambat pertumbuhan bakteri terhadap antibiotik

    Zona hambat (mm)

    Paper disk

    Tabel 3.1 Kemampuan Penghambatan Antibiotik (Gani, 2003).

    No Jenis Antibiotik Resisten Intermediet Sensitif

    1 Penicilin 13 mm

    2 Streptimicin 15 mm

    3 Neomicin 13 mm

    3.5 Analisis Data

    Hasil pengamatan di Labolatorium yang diperoleh merupakan data kualitatif

    dan kuantitatif yang disajikan dalam bentuk gambar dan tabel.