SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL...

102

Transcript of SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL...

Page 1: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai
Page 2: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

ISSN : 2599 - 1744

VOL. 1 NO. 1, Desember 2017

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab Walikota Pematangsiantar

Pimpinan Redaksi Robert Tua Siregar, Ph.D (Universitas Simalungun)

Anggota Dewan Redaksi Dr. Pinondang Nainggolan, SE, M.Si (Universitas Simalungun)Dr. Sarintan E. Damanik, S.Hut, M.Si (Universitas Simalungun)Rospita Odorlina P. Situmorang, S.TP, M.Eng (BPPLHK-Aek Nauli)Marisi Butarbutar, SE, MM (STIE Sultan Agung Pematangsiantar)Jonni Sitorus, ST, M.Pd (BPP Provinsi Sumatera Utara)Binsar Tison Gultom, S.Pd, M.Sc (Universitas Efarina)

Penyunting Ivan D. Silitonga, SE (BAPPEDA Kota Pematangsiantar)Deswidya Sukrisna Hutauruk, S.Pd, M.Si (Universitas Efarina)Anton Luvi Siahaan, SE, M.Si (Universitas HKBP Nommensen)Chintani Sihombing, S.Pd, M.Pd (Universitas Efarina)

Mitra Bestari Vol. 1 No. 1Prof. Dr. Sanggam Siahaan, M.Hum (Universitas HKBP Nommensen)

Candra Situmeang, SE, MSM, Ak (Universitas Negeri Medan)Ervina Sectioresti Sigalingging, S.Psi, M.Psi (Universitas Pelita Harapan)

Dian Perayanti Sinaga, S.Si, M.Sc (Universitas Simalungun)Porman Juanda Marporami Mahulae, ST (Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)Dumora Jenny Margaretha Siagian, ST (Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)

Johansen Silalahi, S.Hut (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli)

Alamat Redaksi :Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Pematangsiantar

Jl. Merdeka No. 4 PematangsiantarTel/Fax . (0622) 27919

Website : www.pematangsiantarkota.go.idEmail : [email protected]

Kebijakan adalah jurnal yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah KotaPematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai bidang untuk memberikan referensi/inputdalam pengambilan kebijakan di Kota Pematangsiantar. Kebijakan terbit enam bulan sekali dalam satu tahunyakni bulan Juni dan Desember. Kebijakan pertama kali terbit Desember 2017 dengan Nomor ISSN 2599-1744 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Nasional ISSN No : 0005.25991744/JI.3.1/SK.ISSN/2017.12tanggal 7 Desember 2017

KEBIJAKAN

i

Page 3: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

ISSN : 2599 - 1744

VOL. 1 NO. 1, Desember 2017

PENGANTAR REDAKSI

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan perkenanNya, jurnalKebijakan pada Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota PematangsiantarTahun 2017 ini dapat diterbitkan. Jurnal Kebijakan ini memuat hasil penelitian dan pengkajian daripara akademisi perguruan tinggi, peneliti dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di KotaPematangsiantar.

Dalam edisi perdana ini, Volume 1, Nomor 1, Desember 2017, redaksi menyajikan 9 (sembilan)karya tulis ilmiah yang meliputi bidang pengelolaan persampahan dan limbah, kewirausahaan, ruangterbuka publik, pengembangan Sub Terminal Agrobisnis (STA), ekonomi, pendidikan dan CooperateSocial Responsibility (CSR). Karya Tulis Ilmiah tersebut dianggap layak untuk diterbitkan setelahmendapatkan masukan dan proses review dari Mitra Bebestari dan disetujui oleh Dewan Redaksi.

Karya Tulis Ilmiah yang dituangkan dalam jurnal Kebijakan edisi kali ini diharapkan mampumemberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan baru bagi para pembuat keputusan di PemerintahKota Pematangsiantar. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantusehingga jurnal Kebijakan ini dapat diterbitkan.

Semoga jurnal ini dapat memberikan tambahan informasi untuk peningkatan ilmu pengetahuanbagi para pembaca. Terima kasih.

Salam Redaksi

KEBIJAKAN

ii

Page 4: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

VOL. 1 NO. 1, Desember 2017 ISSN : 2599 - 1744

Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/di-copy tanpa izin dan biaya

Marto Silalahi

Manajemen Pelayanan Persampahan

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 1 - 11

Pelayanan persampahan merupakan salah satu kebutuhanmasyarakat dalam kegiatan pemerintahan daerah. Setiapkegiatan individu, kelompok dan kegiatan organisasionalpasti memproduksi sampah. Produksi sampah mengalamiperkembangan sebagaimana pertumbuhan penduduk sertapertumbuhan dunia usaha. Manajemen persampahansangat dibutuhkan agar tidak terjadi lagi masalah sosialkemasyarakatan dan pemerintahan. Untuk mengelolasampah diperlukan sinergitas dan komprehensivitasprogram dan kegiatan pemerintahan, masyarakat dandunia usaha. Sinergitas tersebut diharapkan menghasilkanmanajemen persampahan yang menjadi suatu solusiterpadu. Penelitian ini bertujuan untuk memperkuatproses pengelolaan pelayanan persampahan denganpeningkatan sinergitas kegiatan yang dilakukan olehindividu, kelompok, organisasi serta pemerintah daerah.Adapun metode penelitian yang dilaksanakan adalahkualitatif deskriptif analitik berdasarkan pendapat para ahliyang berkompeten. Dimana dengan penelitian inidiharapkan pelaksanaan pengelolaan pelayananpersampahan dapat semakin baik di daerah melaluipembentukan peraturan dan grand desain (blue print)manajemen pelayanan persampahan.

Kata kunci : manajemen, pelayanan, persampahan,program.

Yuni Mariani Manik

Efektivitas Pemberdayaan Ibu - Ibu Rumah Tangga danRemaja Putri Dalam Mengurangi Limbah Dapur MelaluiKegiatan Daur Ulang Sampah Organik di KecamatanSiantar Utara, Kota Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 13 - 19

Ibu rumah tangga dan remaja putri yang banyakberaktivitas di dapur dan banyak menghasilkan sampahdapur setiap harinya, khususnya sampah organik. Sebagianbesar mereka belum memanfaatkan sampah organikdengan cara mendaur ulang untuk mengurangi volumesampah dan sekaligus untuk memberikan manfaatekonomi bagi rumah tangga dari kegiatan daur ulangtersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipotensi sampah rumah tangga yang dapat dikurangi di

lokasi penelitian dan sekaligus mengetahui keefektivanprogram penyuluhan dalam pengolahan sampah organikdan mengurangi sampah organik di lokasi penelitian.Metode kegiatan yang dilakukan adalah denganmelakukan kegiatan pelatihan kepada ibu-ibu dan remajaputri di lokasi kegiatan, yaitu di Parluasan KecamatanSiantar Utara. Teknis pengolahan sampah organik dapuryaitu dengan membuatnya menjadi kompos denganmenggunakan 2 buah gentong tanah liat yang digunakansecara bergantian. Sampah anorganik dapur dipilah-pilahmenjadi sampah plastik, kertas, dan kaleng yang setelahterkumpul kemudian diberikan kepada pemulung yangdatang atau dipakai ulang. Setiap bulan selama 3 bulandilakukan monitoring untuk memantau pelaksanaanpengolahan sampah oleh para peserta pelatihan, dansetelah 3 bulan dilakukan pemanenan kompos. Hasil darikegitan ini adalah rata-rata volume sampah dapur yangdihasilkan per rumah tangga per hari adalah: sampahorganik 2,67 lt, sampah plastik 10,81 gr, sampah kertas4,03 gr, dan sampah kaleng 1,83 gr. Efektivitas kegiatanpelatihan dapat mencapai 100%, dengan melihat bahwasemua peserta pelatihan telah melakukan kegiatanmengolah sampah organik dapurnya menjadi kompos dantelah memilah-milah sampah anorganik dapur menjadiplastik, kertas dan kaleng untuk memudahkanpemanfaatan selanjutnya. Akan tetapi, jika dilihat darikeberhasilan pembuatan kompos dalam waktu 3 bulan,maka kegiatan pelatihan belum efektiv 100%, karena baru2 peserta yang telah sukses menghasilkan kompos siappakai, sedangkan peserta yang lain komposnya belummatang (belum siap digunakan).

Kata kunci : pemberdayaan, ibu rumah tangga danremaja putri, sampah dapur, teknologi sederhana,berdaya guna

Yuni Mariani Manik

Pengaruh Self Efficacy dan Locus Of Control TerhadapIntensi Berwirausaha Berdasarkan EntrepreneurialMindset Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)Negeri 1 Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 21 - 32

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1).Pengaruh kemantapan diri (Self Efficacy) terhadap minatberwirausaha (Entrepreneuship Intention) berdasarkanpola pikir berwirausaha (Entrepreneurial Mindset), 2).Pengaruh kontrol lokomotif (Locus of Control) terhadapintensi berwirausaha berdasarkan pola pikir berwirausaha,3). Pengaruh pola pikir wirausaha terhadap intensiberwirausaha, 4). Pengaruh interaksi antara kemantapan

KEBIJAKAN

Page 5: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

diri dan kontrol lokus terhadap pola pikir berwirausaha.Penelitian ini menggunakan metode DescriptiveQuantitative. Populasi pada penelitian ini adalah seluruhsiswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1Pematangsiantar. Ada 176 siswa sebagai sampel penelitianyang diambil secara proporsional dari rumus atau formulaTaro Yamame dan Slovink. Teknik pengumpulan dataadalah questioner dan dokumentasi. Teknik analisis datamenggunakan analisis jalur. Hasil penelitian adalahsebagai berikut : 1). Kemantapan diri (Self Efficacy)mempengaruhi secara signifikan terhadap intensiberwirausaha, 2) Kontrol Lokomotif (Locus Control)berpengaruh secara signifikan terhadap intensiberwirausaha, 3). Pola pikir berwirausaha (EnterpreneurialMindset) berpengaruh secara signifikan terhadap intensiberwirausaha, 4). Kemantapan Diri (Self Efficacy) danKontrol Lokomotif (Locus Control) berpengaruh secarasignifikan terhadap pola pikir berwirausaha kepadabeberapa siswa SMK Negeri 1 Pematangsiantar, 5).Intensi Berwirausaha berpengaruh secara langsungsebanyak 58,6% oleh kemantapan diri (self Efficacy),kontrol lokomotif (Locus Control), dan pola pikirberwirausaha, kontribusi efektif dari semua model adalah44%.

Kata kunci : keyakinan diri, lokus kendali, intensiberwirausaha, pola pikir berwirausaha

Marisi Butarbutar dan Kiki Riri Anugrah

Kualitas Pelayanan Pada Lapangan Merdeka KotaPematangsiantar Sebagai Ruang Terbuka Publik

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 31 - 39

Lapangan Merdeka atau Taman Bunga Siantar merupakansalah satu ruang terbuka publik yang tidak dapatdipisahkan keberadaannya dari Kota Pematangsiantar,namun kualitas pelayanan yang diberikan Pemerintah KotaPematangsiantar sebagai pengelola belum optimal. Tujuanpenelitian untuk mengetahui gambaran kualitas pelayananyang diberikan Lapangan Merdeka sebagai ruang terbukapublik. Metode penelitian dengan penelitian lapangan dankepustakaan, teknik pengumpulan data melalui observasi,dokumentasi dan wawancara, dengan data bersifatkualitatif dari data sumber primer dan sekunder, denganteknik analisis deskriptif kualitatif. Kualitas pelayananpada Lapangan Merdeka dapat digambarkan dari dimensikualitas pelayanan berupa dimensi reliability (keandalan),assurance (jaminan), tangibles (bukti fisik), emphaty(empati), responsiveness (daya tanggap). Untuk seluruhdimensi kualitas pelayanan yang ada pada LapanganMerdeka atau Taman Bunga Siantar belum optimal,sehingga dibutuhkan upaya untuk mengoptimalkan olehPemerintah Kota Pematangisantar.

Kata kunci : Lapangan Merdeka, ruang terbuka publik,kualitas pelayanan

Demak Tiolan

Reaktivitas Kelembagaan Dan Strategi PengembanganSub Terminal Agribisnis (STA) di Kota Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 41 – 51

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hal-hal utamaterkait dalam hal pengaktifan kembali kelembagaan danmenentukan strategi-strategi utama dalam pengembanganSub Terminal Agribisnis (STA) di Kota Pematangsiantar.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dataprimer (wawancara dan observasi) dan data sekunder(studi literatur). Metode pengolahan dan analisis data yangdigunakan adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengaktifkankembali kelembagaan adalah dengan meningkatkankerjasama antara sejumlah kelompok tani (Poktan),gabungan kelompok tani (Gapoktan), pemerintah lokal,sektor swasta dan perbaikan kualitas manajerial. Hasilanalisis SWOT menghasilkan 19 alternatif strategi dalammengembangkan dan memperkuat Sub TerminalAgribisnis sebagai lembaga pemasaran. Berdasarkan padakenyataan yang ada sekarang ini, keberadaan SubTerminal Agribisnis masih belum memadai dan jauh dariyang diharapkan. Pada masa yang akan datang,mengoptimalkan peran Sub Terminal Agribisnis sebagailembaga pemasaran diharapkan akan lebih baik danmampu bersaing di era sistem yang semakin canggih danpasar dunia.

Kata kunci : mengaktifkan kembali, strategi, sub terminalagribisnis

Binsar Tison Gultom dan Lamria Simamora

Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Belanja ModalKota Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 53 - 61

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pendapatandaerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)berpengaruh terhadap Belanja Modal pada PemerintahKota Pematangsiantar pada tahun 2011-2016. Sampelyang digunakan adalah seluruh populasi dalam penelitian iniadalah 8 kecamatan. Data yang digunakan berupa datasekunder yang diambil dari Laporan Realisasi Pendapatandan Belanja Daerah (APBD) Kota Pematangsiantardengan periode observasi tahun 2011-2016 yang diperolehdari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pematangsiantar.Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah Analisis Linier Sederhana. Berdasarkan hasilpengujian, menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerahberpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Hasil daripenelitian ini berpengaruh positif, yang menunjukkanbahwa semakin tinggi variabel PAD maka alokasi BelanjaModal juga semakin tinggi.

Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBD), belanja modal.

Edward Simon Hasudungan Sitorus

Efektivitas Pelaksanaan Peran Dan Fungsi Kepala SekolahDan Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di KotaPematangsiantar

Page 6: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 63 – 71

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitaspelaksanaan peran dan fungsi Kepala Sekolah dan Gurupada Sekolah Dasar Negeri di Kota PematangsiantarTahun 2012. Penelitian ini menggunakan MetodeKualitatif dengan teknik survei deskriptif analitis. Dalampenelitian ini data dan informasi dikumpulkan dariresponden dengan menggunakan kuesioner. Setelah datadiperoleh kemudian hasilnya dipaparkan secara deskriptifpada akhir penelitian. Wawancara langsung dan pengisiankuesioner dilakukan terhadap 20 (dua puluh) sampelSekolah Dasar Negeri yang ada di Kota Pematangsiantardengan jumlah Kepala Sekolah sebanyak 20 orang danGuru sebanyak 140 orang. Jawaban atas kuesionerkemudian diberi skor dengan menggunakan skala indekskeberhasilan. Hasil dari Penelitian menunjukkan bahwaIndeks keberhasilan Kepala Sekolah yang termasuk dalamkategori berhasil adalah peran Kepala Sekolah sebagaiEdukator/Pendidik. Hal ini berarti efektivitas pelaksanaanperan dan fungsi Kepala Sekolah sebagaiEdukator/Pendidik sudah dikategorikan berhasil. Untukindeks dengan kategori cukup berhasil adalah peranKepala Sekolah sebagai Motivator, Manajer,Administrator, Supervisor dan Inovator. Namun, untukperan Kepala Sekolah sebagai Leader dikategorikansebagai peran yang kurang berhasil. Indeks keberhasilanGuru yang termasuk dalam kategori berhasil adalah peranGuru sebagai Manajer dan Demonstrator. Hal ini berartiefektivitas pelaksanaan peran dan fungsi Guru sebagaiManajer dan Demonstrator sudah dikategorikan berhasil.Untuk indeks dengan kategori cukup berhasil adalahperan Guru sebagai Evaluator. Namun, untuk peran Gurusebagai Mediator/Fasilitator dikategorikan sebagai peranyang kurang berhasil.

Kata kunci: efektivitas, peran dan fungsi, kepala sekolah,guru

Dian Perayanti Sinaga

Pengaruh Kerja Sama Orangtua Dan Guru DalamPeningkatan Prestasi Belajar Sains Siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 73 – 77

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuipengaruh kerja sama orangtua dan guru dalampeningkatkan prestasi belajar sains siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantar Marihat, Tahun Ajaran 2016/2017 pada bulan Junisampai Juli. Jumlah sampel sebanyak 30 orang yangdiambil secara keseluruhan. Untuk mengetahui pengaruhantara kerja sama orangtua dan guru dan prestasi belajardihitung dengan menggunakan pengaruh Product Momen,Hipotesis di uji dengan uji signifikan dari pengaruhstatistika student atau uji t pada taraf signifikan 0,05 danuntuk mengetahui besarnya kontribusi antara variabel Xdan variabel Y dihitung dengan uji determinasi. Dari hasiluji pengaruh diperoleh r = 0,83, yang berarti kerja samaorangtua dan guru dalam peningkatkan prestasi belajarsains siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan Siantar Marihat,Tahun Ajaran 2016/2017 adalah pengaruh tinggi. Uji

hipotesis diperoleh t-hitung 7,84 > t-tabel 1.70, maka Hoditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh yangsignifikan antara kerja sama orangtua dan guru dalampeningkatan prestasi sains siswa Kelas V Sekolah DasarNegeri 122346 Lapangan Bola Bawah, Kecamatan SiantarMarihat, Tahun Ajaran. 2016/2017. Besarnya kontribusiantara variabel X terhadap variabel Y adalah 68,89%. Daripenelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruhyang signifikan antara kerja sama orangtua dan gurudalam meningkatkan prestasi belajar sains siswa Kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran 2016/2017.

Kata kunci : kerjasama, prestasi belajar, sains

Robert Tua Siregar

Implementasi Pelaksanaan Cooperate SocialResponsibility Kota Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar,2017, Vol. 1 No. 1. Halaman 79 – 89

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukankorporasi lebih banyak didorong oleh faktor eksternal(external driven). Ketika ada tekanan, demo darimasyarakat baru menggerakan korporasi untuk bermaniswajah dengan melaksanakan CSR, itupun masih banyaksebatas bantuan yang bersifat charity. Korporasi yangbergerak di sektor industri ekstraktif seperti minyak,gas, dan jasa yang justru banyak bermasalah.Produktivitas ekonomi Kota Pematangsiantar terletakpada kelompok sektor tersier yang menjadi tulangpunggung perekonomian kota sebesar 81,15 % sepertiperdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dankomunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasaperusahaan, serta jasa lainnya, sementara sektor primerdan sekunder masing-masing hanya berkontribusi sebesar2,28% dan 16,56%. Namun implementasi pelaksanaannyamasih belum optimal. Adapun metode penelitian yangdilaksanakan adalah metode kualitatif deskriptif analitikberdasarkan pendapat para ahli yang berkompeten.Sinkronisasi antar Organisasi Pemerintahan Daerah danpihak Perusahaan belum optimal. Untuk itu MHS-CSRdiperlukan sebagai formula untuk mengoptimalkan CSRdalam membantu pembangunan daerah.

Kata kunci : implementasi CSR, sinkronisasipembangunan, optimalisasi perencanaan

Page 7: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

VOL. 1 NO. 1, Desember 2017 ISSN : 2599 - 1744

Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/di-copy tanpa izin dan biaya

Marto Silalahi

Waste Management Service

KEBIJAKAN ,Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1.No. 1. Halaman 1 - 11

Waste service is one of society’s significant needs.Individual, communal and organizational activitiesproduce waste. Waste increases due to population growthand business expansion. Waste management is an urgentconcern in order to avoid public distress over wasteservice. Therefore, it is important to build acomprehensive and progressive partnership program inwaste management among government, local society andbusiness sectors. The synergic program is expected toproduce a waste management service, as a respectablesolution to the public distress. This research is aimed tostrengthen the waste management service by improvingbeneficial partnership among individuals, communityorganizations and Pematangsiantar local government.Qualitative descriptive analysis was applied as theresearch method. Therefore, it suggests that theimplementation of waste management service by means ofenacting regulation and grand design (blue print) of wastemanagement service provides many benefits to allstakeholders.

Keywords: management, service, waste, program

Yuni Mariani Manik

Effectiveness of Housewifes and Female TeenagersEmpowerment over Reducing Domestic Waste throughOrganic Waste Management Program in Parluasan,North Siantar Sub District

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 13 - 19

Housewives and female teenagers considered to haveplenty of domestic activities may routinely produce waste,particularly organic waste. Most of them still do not haveany experiences on how to reduce waste and to geteconomical benefits from it simultaneously. This researchtries to identify the effectiveness of an organic wastemanagement program. The program may explain abeneficial process of domestic waste to housewives andfemale teenagers who live at Parluasan, North SiantarSub district. The program called a compost process, whichis defined as a technique for treating organic waste to becompost by using 2 gentongs. In addition to the process,anorganic waste will be categorized into paper, plastic

and tin. After having been categorized, it will be handedover to scavengers or reused. Every month in 3-monthperiod, the monitoring process was held. And after 3months, compost harvesting was performed. The resultcounts that the average waste volume per day is 2,67 ltorganic waste, 10,81 gr plastic, 4,03 gr paper, and 1,83 grtin. The effectiveness of the program can be identified as100% as all participants in the program have processedtheir organic waste and have sorted their anorganicwaste. However, only 2 participants of the program canharvest their compost during the 3-month period.

Keywords: empowering, housewifes and femaleteenagers, domestic trash, simply technology, useful things

Yuni Mariani Manik

Influence of Self Efficacy and Locus of Control on TheEntrepreneurial Intention Based upon EntrepreneurialMindset in State Vocational School 1 in Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 21 - 32

The focus of this research is to identify: 1) the influence ofself-efficacy on entrepreneurial intention that is basedupon entrepreneurial mindset, 2) the influence of locus ofcontrol on the entrepreneurial intention based uponentrepreneurial mindset, 3) the influence ofentrepreneurial mindset on the entrepreneurial intention,4) the influence of interaction between self-efficacy andlocus of control on the entrepreneurial mindset. Thisresearch applied quantitative-descriptive analysis. Thepopulation of this research is all students of StateVocational School 1 in Pematangsiantar. There are 176students as a research sample taken proportionally basedon the Taro Yamame and Slovink formula. The techniqueof data collection is questionnaire and documentation. Thetechnique of data analysis which was applied is pathanalysis. The results of this research are: 1) self-efficacyinfluences significantly on entrepreneurial intention, 2)locus of control influences significantly on entrepreneurialintention, 3) entrepreneurial mindset influencessignificantly on entrepreneurial intention, 4) self-efficacyand locus of control influences significantly onentrepreneurial mindset to some of students of StateVocational School 1 in Pematangsiantar, 5)entrepreneurial intention is influenced directly as much as58,6% by self-efficacy, locus of control, andentrepreneurial mindset. The average effectiveness fromoverall model is 44%.

Keywords: self efficacy, locus of control, enterpreneurintensity, entrepreneurial mindset

KEBIJAKAN

Page 8: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Marisi Butarbutar dan Kiki Riri Anugrah

The Service Quality of Lapangan MerdekaPematangsiantar as A Public Open Space

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 33 - 39

Lapangan Merdeka or Taman Bunga Siantar is one ofpublic open spaces that cannot be separated fromPematangsiantar Regency. However, the service qualityfor visitors provided by Pematangsiantar LocalGovernment, as service provider, is misguided. Thepurpose of this research is to identify the service quality ofLapangan Merdeka or Taman Bunga. Research method isbased upon field and library research. Observation andinterviews were conducted to collect primary data onwhich may evaluate the service quality based onreliability, assurance, tangible, empathy, andresponsiveness aspects. Generally, the service quality inLapangan Merdeka or Taman Bunga Siantar isconsidered below social expectation. Consequently,improvement efforts are needed to boost the servicequality.

Keywords: Lapangan Merdeka, public open space, servicequality

Demak Tiolan

Reactivation of Sub Terminal Agribisnis (STA) inPematangsiantar and Principal Strategies forDevelopment

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 41 – 51

The two objectives of this study are to identify the maininstitutional issues concerning the reactivation ofAgribusiness Sub Terminal (namely STA) inPematangsiantar and to formulate principal strategies forSTA development. This research is drawn upon primary(observation and interivews) and secondary data(literature study). The data was processed and examinedthrough descriptive and SWOT analysis. The results of thisresearch indicate that reactivating STA as an Institutionneeds congest partnership among a number of farmergroups (namely Poktan), the association of farmer groups(namely Gapoktan), local government, and privatesectors. In addition, improvement of the quality of STAmanagement needs to be well-implemented. The SWOTanalysis results 19 alternative strategies in developing andstrengthening the Agribusiness Sub Terminal as a tradinginstitution. However, the existence of Agribusiness SubTerminal might not be maximized and may not fulfill thetargeted goals. In future, the role of STA as tradinginstitution is expected to have improvement andcompetitiveness in modern and global market.

Keywords: reactivation, strategy, sub terminalagribusiness

Binsar Tison Gultom dan Lamria Simamora

The Influence of Regional Revenue on CapitalExpenditure

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 53 - 61

The purpose of this research is to examine whether ActualRegional Source Revenues (PAD) have an influence onPematangsiantar Regency Capital Expenditure in2011-2016 period. The samples are all population,consisting of 8 sub districts in Pematangsiantar Regency.Secondary data obtained from the 2010-2016 BudgetRealization Report of Pematangsiantar APBD wasobserved. The source of secondary data was reports fromIndonesia Bureau of Statistics (BPS) PematangsiantarOffice. The instrument of analysis that was applied for thisresearch is Simple Linear Regressions Analysis. Based onthe instrument’s result, it shows that the Actual RegionalSource Revenues have positive influence on the CapitalExpenditure. As the influence is positive, it indicates that ifPAD increases, the allocation of Capital Expenditure willescalate.

Keywords: Local Own Source Revenue (PAD), LocalGovernment Budget (APBD), capital expenditure

Edward Simon Hasudungan Sitorus

Effectiveness of Roles and Functions of State ElementaryHeadmasters and Teachers at Pematangsiantar

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 63 – 71

This research is intended to identify the effectiveness ofroles and functions of state elementary headmasters andteachers at Pematangsiantar in 2012. This researchapplied qualitative method with analytical descriptivesurvey techniques. In this research, data and informationwere collected from respondents by applyingquestionnaire. After being collected, the data waspresented descriptively. Interviews and answering thequestionnaire were performed in 20 state elementaryschools with 20 headmasters and 140 teachers inPematangsiantar, as the research samples. The result ofthe questionnaire was evaluated by index scale ofachievements scoring. The result of the research indicatesthat index of achievement of the headmasters as educatoris categorized as a success. It means that effectiveness ofrules and functions of state elementary schoolheadmasters as an educator is categorized effective. Indexof achievement of the headmasters that is categorized asquite a success are rules and functions as Motivator,Manager, Administrator, Supervisor and Innovator.Nevertheless, index of achievement of headmasters asleader is categorized not a success. Index of achievementof teachers as Manager and Demonstrator is categorizedas a success. For evaluator, it is categorized as quite asuccess. However, index of achievement of teachers asfacilitator is not a success.

Keywords: effectiveness, role and function, headmasters,teachers

Page 9: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Dian Perayanti Sinaga

The Influence of Partnership between Parents andTeachers on intensifying students’ Learning Achievementin Science at year V of SD Negeri 122346

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 73 – 77

This research has intention to analyze the influence ofpartnership between parents and teachers on intensifyingstudents’ learning achievement in science at year V of SDNegeri 122346 Lapangan Bola Bawah, Siantar MarihatSubdistrict, T.A. 2016/2017 in June and July. There were30 students as research sample taken proportionally fromthe students’ population. Product Moment InfluenceMethod was applied to find out the influence ofpartnership between parents and teachers on students’learning achievement. The hypothesis is formulated withsignificant formula of students’ statistic effect or formula(t) on significant rate 0.05. Determination formula is usedto oversee the contribution of X variable and Y variable.From the influence analysis, it determines that r=0.83. Itmeans that the result of parents and teachers influence onintensifying students’ learning achievement in science atyear V of SD Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Marihat Siantar Subdistrict T.A. 2016/2017 is high.Analysis hypothesis (t) counted 7.84>-t table 1.70,therefore Ho is rejected, and Ha is accepted. It can beconcluded that there is a significant influence of parentsand teachers partnership on intensifying students’learning achievement in science at year V of SD Negeri122346 Lapangan Bola Bawah, Siantar MarihatSubdistrict, T.A. 2016/2017. From this research, the totalcontribution of variable X to variable Y is 68.89%.

Keywords: partnership, learning achievement, science

Robert Tua Siregar

Implementation of Corporate Social Responsibility inPematangsiantar Regency

KEBIJAKAN, Jurnal Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantar, Vol. 1No. 1. Halaman 79 – 8 9

Corporate Social Responsibility (CSR) implemented bycorporation is much driven by external factors. Whenthere are pressures such as protests from the public, CSRmeasurement is performed by corporations. However, theCSR is still considered as public charity. Corporationsthat are in the extractive sectors such as oil, gas, andservices have public agitation that need to be reconciled.Pematangsiantar economic productivity that lies ontertiary sectors like trade, hotel and restaurant,transportion and communication contribute to 81,15 %regional revenue, while primary and secondary sectorsare in 2.28% and 16,56% from total revenuecontribution. However, CSR in Pematangsiantar isregarded not being well-implemented. Qualitativedescriptive method based on opinions from competentexperts might describe synchronization betweenPematangsiantar local government and the corporationsin order to manage the CSR. Therefore, it is found thatCSR management needs a MHS-CSR as a formula tooptimize CSR that may support regional development.

Keywords: implementation of CSR, developmentsynchronicity, optimalization plan

Page 10: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

ISSN : 2599 - 1744

VOL. 1 NO. 1, Desember 2017

KEBIJAKAN

DAFTAR ISI

Manajemen Pelayanan Persampahan 1 -12(Marto Silalahi)

Efektivitas Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Dan Remaja Putri 13 - 20Dalam Mengurangi Limbah Dapur Melalui Kegiatan Daur UlangSampah Organik di Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar(Yuni Mariani Manik)

Pengaruh Self Efficacy dan Locus Of Control Terhadap 21 - 32Intensi Berwirausaha Berdasarkan Entrepreneurial MindsetSiswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pematangsiantar(Yuni Mariani Manik)

Kualitas Pelayanan Pada Lapangan Merdeka Kota Pematangsiantar 33 - 40Sebagai Ruang Terbuka Publik(Marisi Butarbutar dan Kiki Riri Anugrah)

Reaktivitas Kelembagaan Dan Strategi Pengembangan 41 - 52Sub Terminal Agribisnis (STA) Di Kota Pematangsiantar(Demak Tiolan)

Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Modal 53 - 62Kota Pematangsiantar(Binsar Tison Gultom dan Lamria Simamora)

Efektivitas Pelaksanaan Peran Dan Fungsi Kepala Sekolah 63 - 72Dan Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kota Pematangsiantar(Edward Simon Hasudungan Sitorus)

Pengaruh Kerja Sama Orangtua Dan Guru Dalam Peningkatan 73 - 78Prestasi Belajar Sains Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346(Dian Perayanti Sinaga)

Implementasi Pelaksanaan Cooperate Social Responsibility 79 - 90Kota Pematangsiantar(Robert Tua Siregar)

iii

Page 11: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

MANAJEMEN PELAYANAN PERSAMPAHAN

(WASTE MANAGEMENT SERVICE)

Marto Silalahi

Dosen Kopertis Wilayah Sumut dpk STIE Sultan Agung PemantangsiantarJl. Surabaya No.19 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 22 September 2017; Direvisi : 7 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAK

Pelayanan persampahan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam kegiatanpemerintahan daerah. Setiap kegiatan individu, kelompok dan kegiatan organisasional pastimemproduksi sampah. Produksi sampah mengalami perkembangan sebagaimana pertumbuhanpenduduk serta pertumbuhan dunia usaha. Manajemen persampahan sangat dibutuhkan agartidak terjadi lagi masalah sosial kemasyarakatan dan pemerintahan. Untuk mengelola sampahdiperlukan sinergitas dan komprehensivitas program dan kegiatan pemerintahan, masyarakatdan dunia usaha. Sinergitas tersebut diharapkan menghasilkan manajemen persampahan yangmenjadi suatu solusi terpadu. Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat proses pengelolaanpelayanan persampahan dengan peningkatan sinergitas kegiatan yang dilakukan oleh individu,kelompok, organisasi serta pemerintah daerah. Adapun metode penelitian yang dilaksanakanadalah kualitatif deskriptif analitik berdasarkan pendapat para ahli yang berkompeten. Dimanadengan penelitian ini diharapkan pelaksanaan pengelolaan pelayanan persampahan dapatsemakin baik di daerah melalui pembentukan peraturan dan grand desain (blue print)manajemen pelayanan persampahan.

Kata kunci : manajemen, pelayanan, persampahan, program

ABSTRACT

Waste service is one of society’s significant needs. Individual, communal and organizationalactivities produce waste. Waste increases due to population growth and business expansion.Waste management is an urgent concern in order to avoid public distress over waste service.Therefore, it is important to build a comprehensive and progressive partnership program inwaste management among government, local society and business sectors. The synergicprogram is expected to produce a waste management service, as a respectable solution to thepublic distress. This research is aimed to strengthen the waste management service byimproving beneficial partnership among individuals, community organizations andPematangsiantar local government. Qualitative descriptive analysis was applied as theresearch method. Therefore, it suggests that the implementation of waste management serviceby means of enacting regulation and grand design (blue print) of waste management serviceprovides many benefits to all stakeholders.

Keywords : management, service, waste, program

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 12: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

PENDAHULUANPerkembangan kebutuhan manusia,

kelompok dan organisasi menuntutperkembangan permintaan ketersediaan barangdan jasa. Perkembangan kebutuhanmanusia/individu dan organisasi (baik privatmaupun publik) membutuhkan ruang danwilayah. Perkembangan atau pertumbuhankebutuhan tersebut menuntut keberdayaanpemerintahan memproduksi program dankegiatan yang maksimal. Kehadiran pelayananmaksimal dan kedekatan pelayanan menjadisaripati kehadiran pemerintahan dalamberbagai kegiatan pemerintahan danpembangunan. Salah satu perkembangankebutuhan masyarakat adalah kebutuhantempat sampah sementara, tempat sampahakhir, pengangkutan sampah, dan sebagainya.Produksi sampah baik individu (rumah tangga)dan organisasi (misalnya perhotelan, restoran,perkantoran, dan sebagainya) mengalamiperkembangan sesuai dengan perkembangankebutuhan individu dan kebutuhan organisasi.

Produksi sampah baik yang bersumberdari organisasi (baik privat maupun publik)maupun rumah tangga individu akanmenimbulkan dampak bagi kesediaan ruangdan pemanfaatan ruang/lingkungan. Kesediaanruang/wilayah artinya bahwa dibutuhkantempat pembuangan sampah sementara dantempat pembuangan sampah akhir sertamanajemen pengelolaan sampah. Pemanfaatanruang/wilayah artinya bahwa pola dan strukturruang wilayah dikelola dengan komprehensifdengan memberikan ruang/wilayah untukpengelolaan sampah. Pada umumnya,pengelolaan sampah belum dilaksanakandengan integralistik dan komprehensif denganprogram dan kegiatan daerah. Sinergitas dankomprehensivitas pengelolaan sampah menjadibarometer keberhasilan pemerintahan danpembangunan daerah. Pengelolaan sampahyang tidak sistematis dan menyeluruh akanmemberikan dampak terhadap terjadinyabanjir, longsor, erosi, epidemic penyakit, dankerusakan lingkungan lainnya. Mengelolasampah merupakan kegiatan pemangkukepentingan daerah baik pemerintah, duniausaha, masyarakat madani dan sebagainya.Kegiatan mengelola persampahan dilakukanpemerintah daerah misalnya adanya badanusaha milik daerah, dapat berbentuk perangkatkebersihan daerah ataupun dapat jugadiberikan kepada pihak ketiga. Efektivitas danefesiensi pengelolaan persampahan menjadi

tugas dan fungsi pelayanan pemerintahandaerah.

Berhubungan dengan sinergitaspemerintah dengan pemangku kepentingandaerah lainnya, Kuncoro (2004:51)mengatakan bahwa “Pemerintah daerahbiasanya memperhatikan masalah lingkunganfisik terutama infrastruktur fisik yang tentusaja penting bagi dunia usaha dan industri.Sektor swasta biasanya memiliki keinginan-keinginan baik yang bersifat khusus maupunumum dan persyaratan tertentu untuklingkungan fisik. Kebutuhan khusus biasanyamencakup jasa angkutan khusus atau jasapembuangan limbah.”

Sinergitas program dan kegiatanpemangku kepentingan persampahan akanmenghasilkan pengelolaan persampahan yangefektif dan efesien. Pengelolaan sampah tidakbisa dilepaskan dari kehadiran partisipasi duniausaha, dunia pendidikan, masyarakat pedulilingkungan dan sebagainya. Pengelolaanpersampahan membutuhkan perhatian dankerja sama semua pemangku pengelolaanpersampahan. Kebutuhan pelayananpersampahan berhubungan denganpemanfaatan ruang wilayah dan berhubungandengan produksi sampah dari masyarakat danorganisasi privat serta organisasi publik.Keberadaan ruang wilayah memilikisumbangan besar terhadap pengelolaanpersampahan khususnya penyediaan tempatpembuangan sampah sementara (TPS) dantempat pembuangan sampah tahap akhir(TPA).

Pelayanan persampahan merupakansalah satu tugas dan fungsi pemerintahansehingga optimalisasi fungsi dan tugaspemerintah menjadi persyaratan utamakeberhasilan pelaksanaan kegiatanpemerintahan. Berkaitan dengan pelayanan,Albert dan Zemke (dalam Ratminto, dkk,2005:80) mengatakan bahwa “Ada Empatdalam pelayanan yang dikenal dengan ModelSegita Pelayanan, yaitu terdiri dari Strategi,Sistem, Sumber Daya Manusia dan Customer.”

Melayani masyarakat dengan maksimalmerupakan hakekat kehadiran pemerintahan.Fenomena persampahan daerah menjadi fokusdan lokus perhatian kebijakan dan strategipemerintahan. Fenomena yang dapat dilihatsetiap hari seperti adanya sampah yangberserakan karena tidak diangkut secarateratur oleh truk pengangkut serta sampah yangmenggunung di tempat pembuangan sementara

Kebijakan 1 (1) (2017) : 1 - 122

Page 13: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

yang menjadi sarang berbagai penyakit. Untukmengatasi fenomena persampahan tersebutPemerintah Daerah membutuhkan partispasimasyarakat yang besar dalam meningkatkankinerja pelayanannya.

Berkaitan dengan kinerja pelayanan,Zeithaml, Parasuraman dan Berry (dalamRatminto dan Winarsih, 2005:175)mengatakan bahwa “Ada lima indikator kinerjapelayanan, yaitu : (1) Tangible atauKetampakan fisik, (2) Reliability ataurealiabilitas, (3) Responsiveness atauresponsivitas, (4) Assurance atau kepastian dan(5) Empati.

Pelayanan persampahan memberikansumbangan besar terhadap perkembanganpartisipasi masyarakat. Ketepatan waktumengangkut sampah, misalnya menuntutpartisipasi masyarakat dalam menggumpulkansampah secara tepat waktu. Pembagian sampahorganik dan sampah non organik, menuntutmasyarakat disiplin memilah dan memisahkanjenis sampah. Mengantar sampah ke tempatpembuangan sampah sementara, menuntutpartisipasi masyarakat tidak membuangsampah kesembarang tempat. Pelayananpersampahan juga menuntut partisipasiorganisasi (organisasi privat ataupun organisasipublik) melakukan partisipasi seperti yangdilakukan masyarakat di atas.

Sesuai dengan Peraturan MenteriPekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2013kegiatan pengelolaan sampah dilakukandengan memilah, mengumpulkan,mengangkut, mengolah dan memproses akhirsampah. Kegiatan tersebut dapat dilakukanoleh individu, masyarakat ataupun organisasibukan hanya Pemerintah Daerah. Sinergitasdan komprehensivitas kegiatan pemangkupengelolaan persampahan dalam hal iniPemerintah Daerah dengan individu,masyarakat dan organisasi sosial akanmenghasilkan pelayanan persampahan yangefektif dan efesien.

Pelayanan pengelolaan persampahandapat dilakukan oleh setiap orang, pengelolakawasan permukiman, kawasan komersial,kawasan industri, kawasan khusus, fasilitasumum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnyaserta pemerintah daerah (Permen PU No. 3Tahun 2013). Partisipasi pengelolaanpersampahan oleh pemerintah daerah melaluiInstansi Terkait merupakan bentuk kepeduliandan keberhasilan penanganan persampahan didaerah. Kemampuan pemerintahan dan

keberdayaan masyarakat dan organisasi adalahmodal besar dalam mengelola masalahpersampahan yang dihadapi. Koordinasi danintegralistik kegiatan pemerintahan dankegiatan masyarakat dan organisasi privat akanmenyelesaikan permasahan persampahan yangdihadapi.

METODE PENELITIANUntuk mengetahui pendapat masyarakat

berkaitan dengan pengelolaan persampahanmaka dibutuhkan informasi menyeluruhpengelolaan persampahan yang dilakukan baikorganisasi privat maupun organisasi publik.Pengelolaan persampahan berhubungandengan perilaku, sikap dan tindakan individu,kelompok dan organisasi. Penelitian inimenggunakan metode kualitatif deskriptifanalitik berdasarkan pendapat para ahli yangberkompeten. Metode teori dasar (GroundedTheory) digunakan untuk menemukan suatuteori atau memperkuat teori yang digunakandengan mengkaji prinsip dan kaidah dasaryang ada, kemudian dibuatkan kesimpulanyang menjadi dasar membentuk prinsip dasardari suatu teori.

HASIL DAN PEMBAHASANFenomena persampahan menjadi pusat

perhatian masyarakat, dunia privat ataupunpemerintahan. Dampak buruk bagi kesehatanmisalnya adalah contoh dampak pengelolaansampah yang tidak maksimal. Sumber penyakitakan cepat berkembang dari sampah yangmenggunung. Pertumbuhan kegiatan produksidan konsumsi menuntut pengambilankebijakan dan strategi pengelolaanpersampahan. Ketersediaan tempatpembuangan sampah sementara, ketersediaantempat pembuangan sampah akhir danpemanfaatan sampah adalah salah satupenyebab kehadiran kebijakan dan strategipengelolaan persampahan daerah. Kebijakandan strategi tata ruang wilayah merupakankebijakan daerah yang memiliki hubungandengan ketersediaan TPS dan kebijakanpengelolaan sampah lainnya.

Fenomena sampah dan kebersihanlingkungan hidup adalah masalah publik yangmerupakan dasar penyusunan agendakebijakan daerah. Kegiatan produksi dankonsumsi baik yang dilakukan pemerintah,dunia privat maupun masyarakat menuntutpartisipasi mereka dalam menyusun agendakebijakan dan strategi pengelolaan

3Manajemen Pelayanan PersampahanMarto Silalahi

Page 14: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

persampahan (misalnya memberikan saranpendapat, memberikan bantuan saranakendaraan motor, mengikuti publikhearing/sosialisasi dan sebagainya).

Partisipasi pemangku kepentinganpersampahan mengandung makna dan artibahwa stakeholders tahu apa kewajiban danhaknya. Kebijakan dan strategi pengelolaansampah daerah merupakan grand strategimengatasi permasalahan sampah. Alternatifkebijakan dan strategi pengelolaanpersampahan dapat dilakukan antara lainoptimalisasi kinerja program dan kegiatanperangkat daerah yang mengurusi masalahpersampahan, pembentukan organisasi daerah(BUMD) yang mengurusi persampahan danlingkungan hidup, melakukan kerja sama(MOU) pemerintah daerah dengan perusahaanswasta, menerapkan pengelolaan persampahankepada pihak swasta dan sebagainya.

1. Tangible atau ketampakan fisik.Keberadaan sampah atau limbah dapat

dilihat secara kasat mata seperti, makananbekas (basi), botol minuman bekas, pakaianbekas, perabotan bekas dan sebagainya.Kegiatan produksi dan konsumsi yangdilakukan masyarakat dan organisasi (privatdan publik) akan memproduksi berbagaisampah atau limbah. Misalnya sampah ataulimbah potongan kertas, sampah atau limbahbekas botol infus, sampah atau limbah banbekas, sampah atau limbah pencucian pakaiandan sebagainya.

Berkaitan dengan sampah atau limbah,Sadyohutomo (2008:144) mengatakan sebagaiberikut :Hampir setiap kegiatan produksi dan konsumsimenghasilkan limbah, yaitu sesuatu materiyang tidak berguna yang dihasilkan darikegiatan tersebut. Berdasarkan bentuknya,limbah dibedakan menjadi tiga, yaitu padat,cair dan gas. Limbah padat, disebut pulasampah, yang terdiri atas sampah organik dananorganik. Limbah dapat dibedakanberdasarkan sumbernya, yaitu limbah rumahtangga, limbah perkantoran, limbah industri,dan limbah pertanian.

Keberadaan sampah atau limbah baikpadat, cair maupun gas menjadi fenomenamenarik dalam pengelolaan persampahan baikdi wilayah perdesaan maupun perkotaan.Keberadaan sampah atau limbah itu menjadimasalah publik karena memiliki dampak yangbesar dan luas. Urgensitas pengelolaan sampah

atau limbah tersebut menjadi sangat krusialdicarikan solusi pemecahan masalahnya. Bilatidak, akan memberikan dampak bagikesehatan misalnya, memberikan dampakkepada ketersediaan lahan/lokasi pembuangansampah/limbah tersebut. Fenomenapersampahan atau limbah bukan hanya dibahasdan dianalisa berdasarkan kepada sampah ataulimbah itu sendiri. Ketersediaan lahan/lokasitempat pembuangan sampah/limbah harusmendapatkan perhatian pemerintahan,misalnya menjadi program dan kegiatan dalampenyediaan lahan/lokasi pembuangan sampahakhir (TPA).

Keberadaan sumber daya daerah baiksumber daya alam, sumber daya manusia,sumber daya buatan dan sumber daya lainnyaakan mempercepat pencapaian visi dan misidaerah. Namun demikian, ketersediaan sumberdaya daerah harus terus dikelola dengan efektifdan efesien. Kegiatan pembangunan daerahmemiliki hubungan dengan kegiatanmasyarakat dan kegiatan organisasional (baikprivat maupun publik). Berkaitan dengankegiatan produksi (Irawan dan Supramoko(1992:121) mengatakan sebagai berikut:

Disisi lain, kegiatan produksi semakinmeningkat di samping menghasilkan alatpemuas kebutuhan juga menghasilkan adanyapencemaran lingkungan (polusi). Pencemaranlingkungan ini mempunyai dampak negatifterhadap kesehatan manusia sehingga akanberarti menekan kesejahteraan hidup manusia.Pencemaran karena kegiatan produksi terutamasekali akan terasa pada tanah, udara, dan air(TUA). Dengan semakin buruknya, kualitasTUA itu, maka semakin beratlah pencapaiantujuan pembangunan suatu bangsa yaitu hiduplebih baik secara material dan hidup lebih lamadi dunia ini.

Keberadaan sumber daya tanah, air,udara dan energi matahari menjadi sumberdaya daerah yang membutuhkan pengelolaanmaksimal. Pengelolaan sumber daya daerahakan memberikan kemudahan dan kelancaranpencapaian visi dan misi daerah. Pengelolaansumber daya daerah yang tidak berimbangakan menghasilkan berbagai permasalahan dansalah satunya adalah permasalahan sampahatau limbah. Sebagai contohnya, adalah limbahcair dari industri, limbah asap dari pabrik dansebagainya akan mempengaruhi kualitaspembangunan daerah.

Keberadaan sarana dan prasaranapengelolaan persampahan memiliki peranan

Kebijakan 1 (1) (2017) : 1 - 124

Page 15: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

dan kedudukan besar dalam keberhasilanpencapaian tujuan pembangunan daerah.Sarana dan prasarana pengelolaanpersampahan dapat dilihat, misalnyakendaraan/mobil pengangkut sampah, bakpenampung sampah, tempat pembuangansampah sementara dan akhir (TPS/TPA),tenaga kerja pengangkut sampah, supirkendaraan pengangkut sampah, alatpenghancur sampah, alat pemindah sampah,pegawai pengatur sistem dan mekanisme sertaprosedur kerja pengelolaan persampahan, dansebagainya. Keberadaan sarana dan prasaranapengelolaan persampahan/limbah tersebutmembutuhkan ketersediaan sumber danasehingga pelayanan pengelolaan persampahandapat dilaksanakan dengan maksimal.

Penyediaan sumber dana masihmembutuhkan perhatian pemerintah (dalambentuk program dan kegiatan daerah), duniaprivat (melalui kepedulian sosial), danmasyarakat melalui partisipasi membayarbiaya retribusi persampahan. Berkaitan dengankepedulian dunia usaha dalam penguatanpartisipasi dalam pembangunan daerah,Soetomo (2010:286) mengatakan sebagaiberikut :

Kontribusi dunia usaha dalammemberikan pelayanan sosial semakindimungkinkan melihat kecenderungan akhir iniyang mendorong dunia usaha memasukanpelayanan sosial sebagai aktualisasi kepeduliansosialnya yang merupakan bagian dari aktivitasusahanya dalam bentuk corporate socialresponsibility (CSR). Salah satu bentuk usahaCSR tersebut adalah kecenderunganperusahaan dan industri besar yang mulaimemasukan usaha community developmentbagi masyarakat sekitar sebagai bagian darikegiatan perusahaannya.

Mengantisipasi keterbatasan sumberdana bagi pengelolaan persampahan ataulimbah akan semakin teratasi bila kepeduliandunia usaha membantu menyediakan dana bagikegiatan daerah termasuk pengelolaanpersampahan/limbah. Keterbatasan sumberdana merupakan konsekuensi kuantitas dankualitas program dan kegiatan daerahsebagaimana pembahasan dalam rencana kerjamusyawarah pembangunan daerah. Kepeduliandunia usaha dalam pengelolaanpersampahan/limbah dapat berupa dana, tongsampah (organik atau anorganik), kendaraanbermotor pengangkut sampah, alat peralatanpengeruk sampah (cangkol, sekop), asuransi

kecelakaan kerja bagi tenaga kerja, dan bentuklainnya.

Keberadaan pelayanan pengelolaanpersampahan menjadi fenomena daerah yangmembutuhkan perhatian menyeluruh dankomprehensif. Pelayanan pengelolaanpersampahan tidak bisa dilakukan secara coba-coba melainkan didasarkan kepada analisa dankajian berdasarkan data dan informasi yangberkaitan dengan fenomena persampahan.Berkaitan dengan pelayanan publik danstrategi instrumen partisipasi masyarakat,Wilcox (dalam Dwiyanto, Editor, 2005 : 201)mengatakan sebagai berikut :

Keputusan untuk memilih salah satuinstrumen partisipasi masyarakat dalam prosespenyediaan layanan publik juga harusmempertimbangkan beberapa aspek, yaitu :1) Ketersediaan Sumber Daya Manusia

(SDM) pemerintah daerah melaksanakanprogram- program peningkatan partisipasipublik. Partisipasi publik dalam penyediaanlayanan publik mensyaratkan perlunyabirokrat yang kapabel, bersikap terbuka danberani berdialog dengan masyarakat yangdilayaninya.

2) Ketersediaan sumber daya keuangan.Berbagai instrumen partisipasi untukmelibatkan masyarakat dalam prosespenyediaan layanan publik dalamimplementasinya membutuhkan dukungandana.

3) Pengalaman pemerintah daerah dalammenyelenggarakan program partisipasipublik dalam penyediaan layanan publiksebelumnya.

Keterbatasan sumber daya daerahmenuntut pemerintah daerah memilikikreativitas, inovasi, profesionalitas danresponsivitas sehingga pengelolaan pelayananpersampahan atau limbah dapat maksimal.Pertumbuhan penduduk yang besar akanmenuntut ketersediaan barang dan jasa yangbesar pula. Seiring pertambahan penduduk,maka kegiatan produksi dan konsumsi akanmeningkat kuantitas dan kualitasnya.Melaksanakan tugas, fungsi dan kewenanganmelalui kegiatan mengatur, melayani,memberdayakan dan membangun yangdilakukan pemerintah daerah menjadi indikatorkeberhasilan mencapai visi dan misi daerah.Pelayanan pengelolaan persampahan/limbahmerupakan salah satu tugas, fungsi dankewenangan pemerintah daerah.Memaksimalkan pelayanan pengelolaan

5

5Manajemen Pelayanan PersampahanMarto Silalahi

Page 16: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

persampahan menjadi barometer keberhasilanpembangunan daerah secara keseluruhan.Pelayanan pengelolaan persampahanmembutuhkan dukungan ketersediaan sumberdaya manusia yang profesional, akuntabel danresponsif. Dengan demikian, maka sistemprosedural dan mekanisme pelayananpengelolaan persampahan berjalan denganefektif dan efesien sesuai dengan rencana kerjapembangunan daerah. Ketersediaan sumberdana membuat ketersediaan sarana danprasarana pengelolaan persampahan akanterpenuhi dengan maksimal sehinggapelayanan pengelolaan persampahan/limbahmemenuhi rencana pembangunan daerah.Pelayanan pengelolaan persampahanmembutuhkan sistem dan mekanismepelayanan, strategi pelayanan, sumber dayapelayanan dan keberdayaan pelanggan (baikindividu maupun organisasi). Optimalisasikinerja pelayanan pengelolaan persampahanmengikuti grand desain kerja pelayananpengelolaan persampahan itu. Membuat granddesain (blue print) pengelolaan menjadi dasarmerencanakan program dan kegiatanpengelolaan persampahan. Kebijakan danstrategi pengelolaan persampahanmembutuhkan dukungan dan partisipasipemangku pengelolaan persampahan.Keberadaan sarana dan prasarana pelayananpengelolaan persampahan menjadi barometerkeberhasilan pelayanan persampahan daerah.

2. Reliability atau Reliabilitas.Pelayanan pengelolaan persampahan

membutuhkan program dan kegiatan yangterdokumentasi dengan maksimal. Dengandemikian, menganalisa dan mengkaji data daninformasi tentang penumpukan sampah,kemacetan pengangkutan sampah, keterbatasandana, keterbatasan lahan/lokasi pembuangansampah, keterbatasan teknologi pengelolaansampah dan sebagainya. Kemampuan aparaturpetugas pelayanan pengelolaan sampah,keberdayaan masyarakat memberikanpartisipasinya, keberdayaan dunia usaha,kemampuan pemerintah daerah melayanipengelolaan persampahan adalahoperasionalisasi pengelolaan persampahan.Berkaitan dengan kemampuan memberikanpelayanan maksimal, Dwiyanto, editor(2006:143) mengatakan sebagai berikut :

Kualitas produk dan prosespenyelenggaraan layanan publik dapat diamati,dirasakan, dan dinilai secara langsung oleh

warga. Karena pelayanan publik merupakantanggungjawab pemerintah, maka kualitaspelayanan publik yang diselenggarakan olehpemerintah ini menjadi salah satu indikatorkualitas suatu pemerintahan.

Kemampuan memproduksi sistem danmekanisme serta strategi pengelolaanpersampahan daerah menjadi persyaratanutama keberhasilan pelayanan pengelolaanpersampahan daerah. Kemampuan mendesainpelayanan pengelolaan persampahanmerupakan tugas dan fungsi perangkat daerahbidang kebersihan dan lingkungan hidup.Optimalisasi fungsi dan kewenangan fungsipembangunan sektor lingkungan hidupmenjadi bagian tidak terpisahkan daripembangunan daerah. Kinerja pelayananpengelolaan persampahan mengedepankankinerja aparatur daerah, keberdayaanmasyarakat dan kepedulian dunia privat/swasta(corporate good governance).

Perkembangan kegiatan produksi dankonsumsi masyarakat dan organisasimemberikan dampak lanjutan bagi keberadaansampah/limbah. Grand desain pengelolaansampah/limbah bukan semata membersihkanlingkungan, menjaga kesehatan lingkungantapi juga keberadaan sampah/limbah itumemberikan kemanfaatan bagi masyarakatpada umumnya.

Berkaitan dengan sampah/limbah,Sadyohutomo (2008:145) mengatakan bahwa“Mengingat limbah merupakan materi yangtidak berguna dari suatu proses kegiatan ataubahkan mengganggu proses kegiatan makalimbah harus dikelola, dibuang, dipisahkandari kegiatan tersebut, atau diolah kembalimenjadi barang yang bermanfaat. Pengelolaanlimbah menjadi tugas pemerintah daerah agartercipta lingkungan kehidupan yang sehat danasri.”

Kemampuan pemerintah daerahmemberikan pelayanan pengelolaanpersampahan/limbah semaksimal mungkinadalah barometer keberhasilan pemerintahanmenjalankan fungsi pelayanan, fungsipembangunan, fungsi pemberdayaan danfungsi pengaturan. Kebutuhan kebersihanlingkungan, kebutuhan kesehatan lingkungan,kebutuhan keteraturan tata ruang wilayahadalah contoh kebutuhan masyarakat danpemangku kepentingan daerah. Pelayananpersampahan/limbah membutuhkan sinergitasdan komprehensivitas kinerja pelayananaparatur daerah, keberdayaan masyarakat dan

Jurnal 1 (1) (2018) : 1 - 12

Kebijakan 1 (1) (2017) : 1 - 126

Page 17: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

kepedulian dunia privat/swasta. Pelayananpengelolaan persampahan dapat sajadiswastanisasikan karena alasan kekuranganperalatan dan teknologi, kekurangan dana,kekurang tenaga ahli dan alasan lainnya.Kemampuan mengelola persampahan menjadipertarungan kinerja daerah denganprofesionalitas dunia swasta.

Keunggulan wilayah atau kearifan lokaldapat didayagunakan dalam pengelolaanpersampahan. Partisipasi masyarakat melaluibudaya bersih, budaya tertib, budaya malu dansebagainya adalah kearifan lokal yang dapatmengurangi produktivitas sampah yangdihasilkan kegiatan produksi dan konsumsimasyarakat. Sebagai salah satu produsensampah/limbah, maka kearifan lokalmasyarakat dapat membantu program dankegiatan pelayanan persampahan daerah.

Berkaitan dengan sumber daya dalampembangunan, Amien (2005:153) mengatakanbahwa “Implementasi pembangunanberwawasan lingkungan memerlukan strategiyang berbeda dari strategi konvensional yangunsur universalnya berupa modal, tenaga kerja,investasi, dan lain-lain. Sebaliknya,pendekatan ini memiliki unsur yang spesifikseperti kelompok masyarakat dengan nilaibudayanya yang khas dan hidup dalamkawasan ekologis tertentu dengan didukungoleh sumber daya tertentu pula.”

Pelayanan pengelolaan persampahantidak hanya dapat dilakukan pemerintah daerahsemata, namun sangat dibutuhkan keberadaanpartisipasi masyarakat (melalui kearifan lokal)dan kepedulian dunia usaha (memberikanberbagai sarana dan prasarana). Besarnyapartisipasi masyarakat memiliki peranan dankedudukan yang besar dalam memaksimalkanpelayanan pengelolaan persampahan danbegitu juga dengan kepedulian dunia usahamemiliki peranan dan kedudukan besar dalampengelolaan persampahan. Kemampuanpemangku pengelolaan pelayananpersampahan menjadi indikator keberhasilanpengelolaan persampahan, seperti adanyagrand desain pengelolaan persampahan,adanya regulasi dan peralatan yangberteknologi tinggi dan sebagainya.

3. Responsiveness atau Responsivitas.Penyelenggaraan pelayanan

persampahan tidak terlepas dari keberdayaanpemangku pengelolaan persampahan.Keberdayaan tersebut ditunjukkan melalui

optimalisasi kinerja program dan kegiatanpengelolaan persampahan. Kepekaan,kepedulian dan kerelaan melakukan pelayananpersampahan adalah indikator pengelolaanpersampahan. Keberadaan subjek dan objekpembangunan merupakan bagian pentingdalam keberhasilan sektor pembangunanmisalnya pembangunan sektor lingkunganhidup. Sebagai subjek pengelolaanpersampahan, misalnya masyarakatmelaksanakan penimbunan sampah,pembakaran sampah, dan sebagainya. Sebagaiobjek pengelolaan persampahan, misalnyamasyarakat mengurangi jumlah sampah yangdihasilkan, menguraikan sampah yangdihasilkan dan sebagainya.Berkaitan dengan penguatan pemberdayaanmasyarakat dalam kegiatan pemerintahan danpembangunan daerah, Sadyohutomo (2008:80)mengatakan sebagai berikut :

Upaya memberdayakan untukmewujudkan masyarakat yang produktif,memiliki fungsi dan mampu menjalankanfungsinya baik sebagai objek maupun subjekdalam pengembangan potensi wilayah. Adapunstrategi pemberdayaan rakyat yang dapatdilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut :(1) Penguatan rakyat sebagai individu(enabling) dalam aspek ekonomi, sosial danpolitik; (2) Penguatan tatanan kemasyarakatan(institusional strengthen) menuju masyarakatyang berbudaya (civil society); (3) Penguatannilai-nilai budaya asli yang positif, sepertitoleransi, gotong royong, keterbukaan, kerjakeras, dan hemat, dipadukan dengan budayamodern positif, seperti berpikir rasional,jangka panjang dan dinamis; (4) Memperkuatpotensi dan daya yang dimiliki masyarakat(empowering).

Keberadaan sumber daya sosialkemasyarakatan memiliki sumbangan besardalam pengelolaan persampahan. Kearifanlokal kemasyarakatan berbasis budaya lokalmemberikan daya dorong penguatan kontribusimasyarakat dalam pengelolaan persampahan.Sebagai contoh, budaya bersih, budaya malu,budaya membuang sampah pada tempatnyadan budaya masyarakat lainnya merupakansumber energi penguatan keberhasilanpengelolaan persampahan.

Kepedulian dan kepekaan dalampengelolaan persampahan merupakanbarometer keberhasilan pelayananpersampahan. Penguatan partisipasimasyarakat dan kepedulian dunia usaha

7Manajemen Pelayanan PersampahanMarto Silalahi

Page 18: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

merupakan energi positip dalam memperkuatdaya dorong dan daya saing pelayananpersampahan. Pelayanan pengelolaanpersampahan merupakan salah satu fungsipemerintahan yang harus dilaksanakanmaksimal. Pelayanan pengelolaanpersampahan mengikuti mekanisme danprosedural pertanggungjawaban kegiatan,volume sampah, karakteristik sampah,ketersedian lahan pembuangan sampah dansebagainya. Pengelolaan persampahanmembutuhkan strategi pelayanan yangberkualitas sehingga ditemukan solusi tepatmengatasi permasalahan persampahan.Berkaitan dengan pengelolaan lingkungan,Suparmoko (2006:) mengatakan sebagaiberikut :

Tujuan perbaikan lingkungan dapatdianggap memiliki tiga dimensi:1. Memelihara kualitas lingkungan yang baik;2. Mencegah lebih jauh memburuknya sistem

lingkungan secara keseluruhan dan;3. Memberikan sistem lingkungan yang tepat

untuk kepentingan rekreasi maupun untukkepentingan ilmiah.

Keberadaan sampah memiliki hubungandengan lingkungan karena kuantitas dankualitas sampah mempengaruhi kualitaslingkungan. Pengelolaan sampah yang tidakefektif dan efesien memberikan dampaknegatif bagi kelestarian lingkungan. Sebagaicontoh, adanya bau busuk dan banyak lalatdisekitar tempat sampah sekitar tempat tinggalmasyarakat. Sumber penyakit akan cepatmenyebar melalui bau busuk, adanya lalat dansebagainya. Kualitas lingkungan alam akansemakin buruk apabila penimbunan sampah dilokasi tertentu. Untuk meningkatkan kualitaslingkungan alam, maka ketersedian lahan ataulokasi pembuangan sampah menjadi salah satustrategi pengelolaan persampahan yangberhubungan dengan kelestarian dankeberlanjutan lingkungan yang berkualitas.Ketepatan strategi pengelolaan persampahanmenjadi barometer keberhasilan pelayananpersampahan. Kepekaan dan kepedulian sertaketepatan pelayanan persampahan menjadibagian integral dan komprehensif manajemenpelayanan persampahan.

4. Assurance atau Kepastian.Pengelolaan persampahan mengalami

perkembangan sesuai dengan situasi dankondisi lingkungan masyarakat dan organisasi.Perkembangan kebutuhan masyarakat dan

organisasi menuntut kehadiran sarana danprasarana yang berkualitas. Maksimalisasikegiatan pengelolaan persampahanmembutuhkan ketepatan dan kecepatanpenyelesaian permasalahan persampahan yangdihadapi. Perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi memberikan energi positif dan dayasaing dalam penyelesaian permasalahanpersampahan. Sebagai contohnya adalahpengelolaan limbah air kotor diolah melaluipemakaian teknologi.

Berkaitan dengan teknik pengelolaanlimbah, Sadyohutomo (2008:147) mengatakanbahwa “Proses pengelolaan limbah cairtersebut dilakukan secara fisik (pemisahan,pengenceran), kimia (penetralan,pengendapan), dan biologi (fermentasi).Teknik ini lazim diwajibkan bagi pabrik-pabrikyang menghasilkan limbah cair, misalnyapabrik tekstil, pabrik pengelolahan kulit danpabrik kertas.” Kepastian mengelolah sampahdengan tepat dan cepat memberikan kejelasanpelayanan persampahan. Kepastian mengantarsampah ke tempat pembuangan sampah(TPS/TPA), kepastian memilah danmemisahkan sampah organik dan anorganikakan mempermudah mengelolah sampahdengan tepat, dan sebagainya.

Partisipasi masyarakat dalampengelolahan sampah memberikan dayapembeda pelayanan yang dilakukanpemerintahan. Kepastian melayani denganmaksimal menuntut kejelasan dan ketegasanstandarisasi pelayanan persampahan tersebut.Dengan adanya sumbangan pemikiran, ide dansaran serta monitoring dan pengawasan darimasyarakat, maka pelayanan persampahanakan berlangsung dengan efektif dan efesien.Berkaitan dengan instrumen partisipasimasyarakat, Dwiyanto, editor (2006:196)mengatakan sebagai berikut :

Ada beberapa instrumen yang dapatdipakai untuk meningkatkan partisipasimasyarakat dalam penyediaan pelayananpublik, yaitu :1. Membuat saluran untuk menampung

keluhan konsumen;2. Membuat saluran untuk menampung saran-

saran dari konsumen;3. Melakukan survei konsumen;4. Melakukan kontak atau pertemuan dengan

konsumen;5. Membuat forum untuk memperoleh

masukan kualitatif dari konsumen, misalnyamembentuk forum konsumen.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 1 - 128

Page 19: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Kepastian melayani masyarakat denganmaksimal akan menghasilkan peningkatankepercayaan masyarakat atas program dankegiatan pemerintah daerah. Untukmengartikulasikan kepercayaan masyarakat,maka pelayanan persampahan yang maksimalmenjadi jawaban yang dapat diberikan.Keluhan masyarakat atas kelambatanmengangkut sampah adalah instrumen untukmeningkatkan pelayanan persampahan.Pertemuan atau survei kepuasaan masyarakatatas pelayanan persampahan adalah instrumenyang dapat dipakai untuk mengukurkepercayaan masyarakat.

Kepastian menggunakan sarana danprasarana berbasis teknologi akanmempermudah dan memperlancarpenyelesaian masalah persampahan yang ada.Strategi pengelolahan sampah menjadi wadahmenyelesaikan permasalahan persampahanyang dihadapi masyarakat dan organisasi.Berkaitan dengan pengelolaan persampahan,Sadyohutomo (2008:145) mengatakan bahwa“Teknik pengelolahan limbah mencakupproses 3 R ; yaitu Reduce (mengurangi volumeatau konsentrasi), Reuse (menggunakankembali tanpa diolah) dan Recycle(menggunakan kembali denganpengelolahan).” Keberadaan sampah dapatdikelola dengan maksimal sehinggamemberikan kemanfaatan bagi kehidupanmasyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.Pengelolahan sampah dapat dilakukan melaluimengurangi kuantitas dan kualitassampah/limbah yang dibuang. Pengelolaansampah dengan cara pemisahan sampahorganik dan non organik sebelum dibuang danpelaksanaan pengomposan denganmencampurkan air dan oksigen ke sampahorganik merupakan kegiatan pengelolahansampah yang dapat dilakukan masyarakatsecara sederhana.

5. Empati.Pengelolaan sampah membutuhkan

kebijakan dan strategi permasalahanpersampahan. Sikap, perilaku dan tindakanpemangku pelayanan persampahan menjadiindikator keberhasilan pengelolaanpersampahan. Perhatian pemangkupengelolahan persampahan menjadi modalbesar bagi keberhasilan pelayananpersampahan dengan maksimal. Perkembangankegiatan berkaitan dengan masalah dan

kelestarian lingkungan, Eitzen (dalamSoetomo, 2010:373) mengatakan bahwa :Ada beberapa faktor dari kekuatan sosial ataumanusia dan perilakunya yang berpengaruhterhadap hadirnya masalah pencemaran dankelestarian lingkungan, yaitu:1. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan

mengakibatkan meningkatnya permintaanakan makanan, energi dan beberapa produkyang lain;

2. Konsentrasi penduduk di daerah perkotaanmenyebabkan berbagai limbah yang harusdiserap oleh ekosistem dan lingkungan;

3. Proses pembangunan dan modernisasi yangmeningkatkan penggunaan teknologimodern dan pola konsumsi.

Pengelolahan permasalahanpersampahan membutuhkan totalitas dankomprehensivitas program dan kegiatanpersampahan. Kelestarian lingkungan hidupmerupakan tanggungjawab semua pemangkukepentingan daerah. Kegiatan produksi dankonsumsi merupakan energi pendorong pemicutimbulnya permasalahan persampahan dilingkungan hidup masyarakat dan organisasi.Memberikan perhatian menyeluruh adalahsarana mendekatkan pelayanan maksimalpengelolahan persampahan. Aktualisasipengelolahan penyelesaian masalah sampah,terlihat dari totalitas keberdayaan masyarakatdalam memberikan sumbangannya, kepeduliandunia usaha memberikan nilai tambah dalampenyelesaian masalah persampahan dan kinerjamaksimal perangkat daerah.

Masalah persampahan memberikandampak bagi masyarakat, dunia usaha danpemerintah daerah. Keberadaan sampahmenuntut sinergitas dan totalitas perhatian dankepedulian pemangku pengelolahanpersampahan. Mengelolah sumber daya daerahdengan efektif dan efesien akan menghasilkanfungsi pemerintahan, pembangunan, pelayanandan pengaturan semakin maksimal. Sumberdaya daerah menjadi modal besar mengatasidan menyelesaikan masalah persampahan.Menerapkan manajemen dalam mengelolahsumber daya daerah akan menghasilkanketepatan, kecepatan dan kemudahanpenyelesaian masalah sampah.

KESIMPULANUntuk memperkuat pengelolaan

persampahan maka dibutuhkan sinergitaskegiatan yang dilakukan individu, kelompokdan organisasi (baik privat maupun publik).

9Manajemen Pelayanan PersampahanMarto Silalahi

Page 20: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Perkembangan atau pertumbuhan kebutuhanmanusia dan organisasi menuntut kebutuhanpemanfaatan ruang/wilayah, manajemenpelayanan persampahan, dan sinergitaspemangku kepentingan persampahan.Kebutuhan ruang/wilayah dimaksud adalahpemanfaatan ruang/wilayah bagi tempatpembuangan sampah sementara, tempatpembuangan sampah akhir, dan sarana sertaprasarana pengelolaan persampahan itu sendiri.Efektivitas pengelolaan persampahan danefesiensi penggunaan sarana dan prasaranapengelolaan persampahan merupakan indikatorkeberhasilan manajemen pengelolaanpersampahaan daerah.

Pelayanan maksimal persampahanmenjadi kebutuhan masyarakat dan organisasikarena masyarakat dan organisasi tidak bisalepas dari kegiatan produksi dan konsumsi.Pertumbuhan konsumsi barang akanmenghasilkan sisa konsumsi itu. Sebagaicontoh, kebutuhan pangan (makan ringankemasan, minuman kemasan dan sebagainya)akan menghasilkan sisa dari kebutuhanpangan. Sisa konsumsi yang tidak memilikiperanan dan fungsi itu dapat disebut dengansampah. Pengelolaan lingkungan hidup(misalnya sumber daya alam, sumber dayabuatan dan sumber daya sosial lainnya)membutuhkan profesionalitas, akuntabilitas,transparansi dan responsivitas pemangkukepentingan persampahan itu.

Pelayanan persampahan maksimalmerupakan barometer keberhasilanpengelolaan persampahan yaitu sampah yangdapat diolah kembali (reduce), pemanfaatansampah (reuse), dan melakukan daur ulang ataskemanfaatan sampah (recycle). Dinamikapertumbuhan kegiatan konsumsi dan produksimemiliki sumbangan besar terhadappeningkatan materi yang tidak dapat digunakandari kegiatan konsumsi dan produksi tersebut.Pengelolaan materi yang tidak digunakantersebut berhubungan dengan pengelolanpersampahan. Keberadaan pengelolaanpersampahan menjadi salah satu tugas danfungsi serta kewenangan pemerintah daerahdalam memanage persampahan yangdihasilkan dari kegiatan konsumsi dan kegiatanproduksi baik yang dilakukan manusiamaupun yang dilakukan organisasi.

Pengelolaan sampah membutuhkanketersediaan ruang/wilayah, sarana danprasarana, kebijakan dan regulasi danpartisipasi pemangku kepentingan

persampahan. Manajemen persampahanmemiliki berbagai sumbangan berarti dalamkegiatan manusia dan organisasi. Pendidikan,kesehatan dan kegiatan ekonomi memilikihubungan erat dengan optimalisasi kinerjamanajemen persampahan. Kehadiran kegiatanpendidikan (melalui peningkatan kesadarandan pemahaman arti pentingnya sampah),kehadiran kegiatan kesehatan (melaluipengelolaan limbah rumah sakit, pengelolaanlimbah pabrik obat dan makanan dansebagainya) dan kegiatan ekonomi (melaluipengelolaan limbah pabrik, pengelolaanlimbah/sampah bangunan, dan sebagainya)adalah contoh bentuk penguatan kinerjamanajemen pengelolaan sampah dari berbagaifaktor.

Sinergitas dan komprehensivitasprogram dan kegiatan pemangku persampahanmemberikan daya saing dan daya dorongkeberhasilan pemanfaatan ruang wilayahmelalui optimalisasi pengelolaan persampahan.Pelayanan persampahan membutuhkanefektivitas pencapaian tujuan pengelolaanpersampahan dan efesiensi penggunaansumber daya persampahan. Kehadiranmanajemen pelayanan persampahanmerupakan wujud dari pelayanan maksimaldan mendekatan pelayanan kepada masyarakat.Pengelolaan persampahan merupakankebutuhan yang harus dilakukan bersamasehingga kehadiran sampah itu sendiri bukanmenjadi masalah publik. Optimalisasi kerjamenjadi salah satu alternatif kebijikan yangdilakukan organisasi publik (pemerintahan)ataupun penguatan kerja sama pemangkukepentingan dalam mengambil kebijakan danstrategi menyelesaikan dampak dari sampahyang diproduksi.

SARAN1. Karena pengelolaan persampahan ini

merupakan salah satu kebutuhanmasyarakat dalam kegiatan pemerintahandaerah, maka perlu diterbitkan peraturandaerah tentang manajemen pelayananpersampahan dalam menciptakan sinergitaskegiatan pengelolaan persampahan baikoleh individu, kelompok, organisasi sertaPemerintah Daerah sendiri.

2. Membuat grand desain (blue print)pengelolaan persampahan daerah yangmenjadi dasar perencanaan program dankegiatan pengelolaan persampahan didaerah.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 1 - 1210

Page 21: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

DAFTAR PUSTAKAAdisasmita, Sakti Adji. 2010. PerencanaanPembangunan Transportasi. Jogjakarta :Graha Ilmu.

Amien, A.Mappadjantji. 2005. Kemandiranlokal. Jakarta : PT SUN.

Dwiyanto, Agus (editor), 2006. MewujudkanGood Governance melalui Pelayanan Publik.Jogjakarta : UGM Pres.

Gibson, James L.,John F. Ivanceich and JamesH. Donnelly, JR. 1996. Organisasi, Perilaku,struktur dan Proses. Terjemahan NunukAdriani. Jakarta : Bina Aksara.

Istianto HP, Bambang. 2011. ManajemenPemerintahan dalam Perspektif PelayananPublik. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Kartasasmita, Ginandjar.1996. PembangunanUntuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan danPemerataan. Jakarta: CIDES.

Karten, D. C. dan Syahrir. 1988.Pembangunan Berdimensi Kerakyatan.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mahmudi. 2005. Manajamen Kinerja SektorPublik. Jogjakarta : UPP AMP YKPN

Ratminto dan Winarsih.2005. ManajemenPelayanan. Jogjakarta : PT. Pustaka Pelajar

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. ManajemenKota dan Wilayah. Realita dan Tantangan.Jakarta : Bumi Aksara.

Siagian,Sondang P. 2011. Manajemen SumberDaya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Soetomo. 2006. Strategi-StrategiPembangunan Masyarakat. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Soetomo. 2010. Masalah Sosial dan UpayaPemecahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sumaryadi, I Nyoman, 2005, PerencanaanPembangunan Daerah Otonom danPemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PenerbitCitra Utama.

Sumodiningrat, Gunawan. 2000. StrategiPembangunan dan Kemiskinan. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.

Suparmoko,M. 2006. Ekonomi Sumber DayaAlam dan Lingkungan. Jogjakarta : BPFEJogjakarta.

Supriatna, Tjahja. 1997. Birokrasi,Pemberdayaan dan Pengentasan kemiskinan.Bandung : Humaniora Press.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta : Kencana Prenada MediaGroup.

Tarigan, Robinson. 2005. PerencanaanPembangunan Wilayah. Yakarta : PT. BumiAksara.

Tjokrowinoto, Moeljarto. 1999. PembangunanDilema dan Tantangan. Jakarta: PustakaPelajar.

Usman, Husaini. 2009. Manajemen. Teori,Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : BumiAksara.

Wrihatnolo, Randi R dan Riant NugrohoDwidjowijoto. 2006. ManajemenPembangunan Indonesia. Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo.

Wrihatnolo, Randi R dan Riant NugrohoDwidjowijoto. 2007. ManajemenPemberdayaan. Sebuah Pengantar dan PanduanUntuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta :PT. Elex Media Komputindo.

11Manajemen Pelayanan PersampahanMarto Silalahi

Page 22: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 1 - 1212

Page 23: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

EFEKTIVITAS PEMBERDAYAAN IBU-IBU RUMAH TANGGA DANREMAJA PUTRI DALAM MENGURANGI LIMBAH DAPUR MELALUI

KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK DI KECAMATANSIANTAR UTARA, KOTA PEMATANGSIANTAR

(EFFECTIVENESS OF HOUSEWIFES AND FEMALE TEENAGERSEMPOWERMENT OVER REDUCING DOMESTIC WASTE THROUGH

ORGANIC WASTE MANAGEMENT PROGRAM IN PARLUASAN, NORTHSIANTAR SUB DISTRICT)

Yuni Mariani Manik

Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSDUniversitas EFARINA Pematangsiantar Jl. Sudirman Nomor 8 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 23 September 2017; Direvisi : 6 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAK

Ibu rumah tangga dan remaja putri yang banyak beraktivitas di dapur dan banyak menghasilkansampah dapur setiap harinya, khususnya sampah organik. Sebagian besar mereka belummemanfaatkan sampah organik dengan cara mendaur ulang untuk mengurangi volume sampahdan sekaligus untuk memberikan manfaat ekonomi bagi rumah tangga dari kegiatan daur ulangtersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sampah rumah tangga yang dapatdikurangi di lokasi penelitian dan sekaligus mengetahui keefektivan program penyuluhan dalampengolahan sampah organik dan mengurangi sampah organik di lokasi penelitian. Metodekegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan pelatihan kepada ibu-ibu danremaja putri di lokasi kegiatan, yaitu di Parluasan Kecamatan Siantar Utara. Teknis pengolahansampah organik dapur yaitu dengan membuatnya menjadi kompos dengan menggunakan 2 buahgentong tanah liat yang digunakan secara bergantian. Sampah anorganik dapur dipilah-pilahmenjadi sampah plastik, kertas, dan kaleng yang setelah terkumpul kemudian diberikan kepadapemulung yang datang atau dipakai ulang. Setiap bulan selama 3 bulan dilakukan monitoringuntuk memantau pelaksanaan pengolahan sampah oleh para peserta pelatihan, dan setelah 3bulan dilakukan pemanenan kompos. Hasil dari kegitan ini adalah rata-rata volume sampahdapur yang dihasilkan per rumah tangga per hari adalah: sampah organik 2,67 lt, sampah plastik10,81 gr, sampah kertas 4,03 gr, dan sampah kaleng 1,83 gr. Efektivitas kegiatan pelatihandapat mencapai 100%, dengan melihat bahwa semua peserta pelatihan telah melakukan kegiatanmengolah sampah organik dapurnya menjadi kompos dan telah memilah-milah sampahanorganik dapur menjadi plastik, kertas dan kaleng untuk memudahkan pemanfaatanselanjutnya. Akan tetapi, jika dilihat dari keberhasilan pembuatan kompos dalam waktu 3bulan, maka kegiatan pelatihan belum efektiv 100%, karena baru 2 peserta yang telah suksesmenghasilkan kompos siap pakai, sedangkan peserta yang lain komposnya belum matang(belum siap digunakan).

Kata kunci : pemberdayaan, ibu rumah tangga dan remaja putri, sampah dapur, teknologisederhana, berdaya guna

ABSTRACT

Housewives and female teenagers considered to have plenty of domestic activities may routinelyproduce waste, particularly organic waste. Most of them still do not have any experiences on

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 24: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

how to reduce waste and to get economical benefits from it simultaneously. This research triesto identify the effectiveness of an organic waste management program. The program mayexplain a beneficial process of domestic waste to housewives and female teenagers who live atParluasan, North Siantar Sub district. The program called a compost process, which is definedas a technique for treating organic waste to be compost by using 2 gentongs. In addition to theprocess, anorganic waste will be categorized into paper, plastic and tin. After having beencategorized, it will be handed over to scavengers or reused. Every month in 3-month period,the monitoring process was held. And after 3 months, compost harvesting was performed. Theresult counts that the average waste volume per day is 2,67 lt organic waste, 10,81 gr plastic,4,03 gr paper, and 1,83 gr tin. The effectiveness of the program can be identified as 100% asall participants in the program have processed their organic waste and have sorted theiranorganic waste. However, only 2 participants of the program can harvest their compostduring the 3-month period.

Keywords : empowering, housewifes and girls, domestic trash, simply technology, usefulthings

PENDAHULUANDi era globalisasi ini persoalan

lingkungan menjadi isu global (mendunia),sehingga hampir semua elemen masyarakatmenyadari akan bahaya yang ditimbulkan darikerusakan lingkungan. Salah satu penyebabkerusakan lingkungan adalah pencemaranlingkungan yang disebabkan olehmenumpuknya limbah yang dihasilkan olehmanusia (Irianto, 2010). Limbah adalah segalasesuatu yang sudah tidak terpakai lagi sebagaibarang produksi maupun konsumsi, yang jikalangsung dibuang ke lingkungan tanpapengolahan terlebih dahulu dapat menjadibeban bagi lingkungan (Didik, 2016).

Dewasa ini telah mulai munculkesadaran bahwa karena setiap orang berhakatas lingkungan hidup yang layak dan nyaman,maka setiap orang wajib pula menjagakenyamanan lingkungan. Hal itu berarti bahwasetiap orang harus paham tentang lingkunganhidupnya, serta wajib memelihara kelestarianlingkungan tanpa kecuali termasuk ibu-iburumah tangga dan remaja putri yang secarasehari-hari melakukan aktivitas di dapur yangmenghasilkan sampah dapur.

Aktivitas dapur setiap harinya turutmenyumbang limbah yang cukup signifikan.Ambil saja seperti halnya yang terjadi diPiyungan Kabupaten Bantul. Berdasarkan hasilsurvey, dikatakan, bahwa dalam setiap harisedikitnya 350 sampai 400 ton sampah masukke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)Piyungan Bantul. (www.kompas.com; sampahkian menjadi masalah serius di Yogyakarta).Sampah dapur tersebut bisa berupa sisa-sisamakanan dan sayuran, plastik kemasan, sisa

minyak goreng dan lain-lain. Sebagian besarsampah dapur tersebut berupa limbah organik.

Kepedulian ibu rumah tangga yangbiasanya aktivitasnya dibantu oleh remajaputrinya, untuk meminimalkan sampah dapurtentunya akan sangat membantumeminimalkan timbunan sampah keseluruhanyang masuk ke lingkungan. Meminimalkansampah ini dapat dilakukan dengan cara 3R,yaitu reuse (pakai ulang), reduce (mengurangitimbulnya sampah), dan recycle (mendaurulang menjadi barang yang berguna) (PenulisPS, 2010).

Menurut situswww.bsdglobal.com/tools/bt 4r.asp, denganpraktik pencegahan limbah, pemakaian ulangproduk, daur ulang, dan layanan purna jualyang ramah lingkungan, maka dunia usahadapat memangkas biaya dan menambahkeuntungan. Biaya dapat dihemat karena:1. biaya pembuangan limbah menjadi rendah2. biaya pengolahan limbah menjadi lebih

rendah3. biaya energi menjadi lebih rendah4. penghematan energi5. pengurangan biaya sosial6. biaya penyimpanan menjadi lebih rendah7. penjualan material yang dapat didaur ulang8. penjualan teknologi 4R

Hal tersebut dapat dicapai denganpengenalan teknologi sederhana yang ramahlingkungan bagi ibu-ibu rumah tangga danremaja putri. Terlebih lagi jika ternyatasampah yang telah diolah dengan teknologisederhana tersebut mempunyai manfaat (dayaguna) dan dapat bernilai ekonomi, sehinggadapat menambah income bagi keluarga.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 13 - 2014

Page 25: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Dalam pengelolaan sampah, pemerintahCanada menentukan hierarki pengelolaanlimbah/sampah sebagai berikut:1. Mengurangi limbah (reduction) adalah

pilihan yang lebih diutamakan.2. Jika limbah atau sampah telah dihasilkan,

setiap upaya diarahkan untuk memakaiulang limbah (reuse) yang masih bisadipakai.

3. Daur ulang (recycling) adalah pilihan ke-3dalam hierarki pengelolaan limbah.Meskipun daur ulang membantumelestarikan sumberdaya dan mengurangilimbah, tetapi penting untuk diingat bahwadalam proses daur ulang tersebutdibutuhkan harga ekonomi dan hargalingkungan dalam proses pengumpulan dandaur ulangnya. Dengan demikian, makapilihan daur ulang diputuskan jika limbahmemang sudah tidak dapat dipakai ulanglagi

4. Pilihan terakhir adalah recovery(pemulihan) material atau energi darilimbah yang tidak dapat di-reduced, reusedatauv di-recycled(www.bsdglobal.com/tools/bt4r.asp).

Memperhatikan perlunya teknologipengelolaan limbah untuk mengurangi limbahdapur, maka penulis tertarik ingin melakukankajian pengelolaan limbah dapur khususnya diKota Pematamgsiantar. Kajian dilakukansekaligus dengan kegiatan pengabdianmasyarakat melalui penyuluhan dan paktiklangsung teknik sederhana pengolahan limbahorganik dapur kepada ibu-ibu dan remaja putri.Secara spesifik tujuan tulisan ini adalah untukmengetahui potensi sampah rumah tanggayang dapat dikurangi di lokasi penelitian dansekaligus mengetahui keefektifan programpenyuluhan dalam pengolahan sampah organikdan dan mengurangi sampah organik di lokasipenelitian. Selanjutnya untuk mengetahui datarata-rata volume sampah dapur yang dihasilkanper rumah tangga setiap harinya dan dataefektivitas penyampaian materi dan pelatihanpengolahan sampah dapur yang diadakan bagiibu rumah tangga dan remaja putri. Darianalisis situasi di atas maka permasalahanyang harus dijawab adalah berapakah rata-ratavolume sampah dapur yang dihasilkan perrumah tangga di Parluasan Kecamatan SiantarUtara setiap harinya; dan bagaimanakahefektivitas pelatihan yang diadakan bagi ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri di ParluasanKecamatan Siantar Utara dalam hal mengolah

sampah dapurnya menggunakan teknologisederhana sehingga bernilai ekonomi danberdaya guna.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan di Parluasan,

Kecamatan Siantar Utara, KotaPematangsiantar. Penelitian ini menggunakandesain analitik observasional dan kemudiandilakukan uji korelasi (Sastroasmoro danIsmael, 1995). Alat dan bahan yang digunakanadalah kuisioner, software APSS 11.0. Dataprimer yang dikumpulkan meliputi produksisampah, kelembagaan, pola pengelolaan,partisipasi masyarakat serta biaya pengelolaansampah. Sedangkan data sekunder yangdikumpulkan meliputi: kondisi umum lokasipenelitian, sejarah terbentuknya upayapengelolaan sampah, kebijakan pemerintahdaerah setempat serta retribusi sampah.Analisis yang digunakan meliputi analisisdeskriptif, analisis biaya efektif, statistikpendugaan populasi, analisis regresi bergandaserta analisis perbandingan manfaat.Respondennya adalah para ibu rumah tanggadan remaja putri dengan sampel 10 keluarga.

Kegiatan ini dilakukan denganmendatangi lokasi kegiatan, yaitu di ParluasanKecamatan Siantar Utara Pematangsiantarpada Desember 2015. Populasi adalah semuarumah tangga yang ada di wilayah Parluasansebanyak 10.477 kepala keluarga(http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=299 & wid=1273000000). Sampel diambildengan mengunakan rumus Krejcie danMorgan (1970) dalam Mantra (2004).

Ibu-ibu rumah tangga dan remaja putridi daerah tersebut diundang untuk berkumpuldi salah satu rumah warga, kemudian diberikanmateri tentang seluk-beluk limbah rumahtangga dan bahaya yang bisa ditimbulkannyabagi lingkungan, serta upaya mengelolasampah dapur dengan gerakan 3R.Selanjutnya, diberikan contoh/demonstrasipembuatan kompos dari sampah organik dapursecara sederhana dengan menggunakan alat 2buah gentong dari tanah liat yang dipakaisecara bergantian. Setiap bulan dilakukanmonitoring, dan tiga bulan kemudiandilakukan evaluasi ke lokasi kegiatan. Panenkompos dilakukan minimal setelah 3 bulanpengolahan dengan ciri-ciri kompos yangsudah matang adalah berwarna kehitaman,struktur remah, dan bau sampah busuk hilang.

15Efektivitas Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Dan Remaja Putri Dalam Mengurangi Limbah Dapur Melalui KegiatanDaur Ulang Sampah Organik Di Kecamatan Siantar Utara, Kota PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 26: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Dalam kegiatan ini, pengolahan barudilakukan sebatas pada sampah organik dapur,sedangkan untuk sampah anorganik dapuryang meliputi plastik, kertas dan kaleng barusebatas dikelola, yaitu dengan memilah-milahsampah, mengumpulkan kemudian diberikankepada pemulung atau dimanfaatkan kembaliuntuk sampah yang masih bisa dipakai kembali(reuse).

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan pada permasalahan dan

tujuan kegiatan, maka :(a) Rata-rata Volume Sampah Dapur per HariData rata-rata volume sampah dapur yangdihasilkan per rumah tangga per hari dapatdilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Rata-rata volume sampah dapur yangdihasilkan per rumah tangga

NoSampahOrganik

(lt)

Sampah AnorganikSampahPlastik

(gr)

SampahKertas

(gr)

SampahKaleng

(gr)1 2.58 10.79 3.97 1.782 2.66 11.09 4.01 1.773 2.67 10.77 3.99 1.894 2.58 11.82 4.23 1.985 1.57 11.77 3.29 2.016 3.59 10.56 4.07 2.227 2.8 11.07 3.88 1.098 2.44 10.08 4.87 1.919 2.79 10.15 3.09 1.98

10 2.99 10.09 4.89 1.67Rata2 2,67 10,81 4,03 1,83

Dari hasil pelaksanaan kegiatan di atasdapat diketahui bahwa sampah dapur yangdihasilkan dapat dipisahkan menjadi sampahorganik dan sampah anorganik. Sampahorganik yang dihasilkan terdiri dari bermacam-macam bahan, yaitu berupa sisa-sisa makanan,sayuran dan daun-daunan. Sampah anorganikdapur dapat dipisahkan menjadi sampahplastik, kertas dan kaleng yang merupakankemasan bahan makanan. Sampah plastikmerupakan sampah anorganik dapur yangpaling banyak dihasilkan.

Komposisi sampah dapur dalam Tabel 1di atas sedikit banyak dipengaruhi olehperilaku dari para ibu rumah tangga dan remajaputri yang biasa melakukan aktivitas di dapur.Dari data perilaku yang didapat denganmenyebarkan angket kepada responden didapathasil sebagai berikut;

(1) Frekuensi memasak di dapur dalamsehari:- Setiap hari = 45,45%- Tidak mesti setiap hari = 27,27%- Lebih dari satu kali sehari = 27,27%

(2) Sumber bahan-bahan yang dimasak:- Belanja di pasar = 36,36%- Belanja di warung/ tukang sayur

keliling = 63,64%- Belanja di supermarket = 0%

(3) Kemasan bahan masakan:- Dikemas dengan plastik = 18,18%- Dikemas dengan daun = 18,18%- Dikemas dengan kertas = 0%- Dikemas dengan kaleng = 0%- Ada yang dikemas dengan plastik,

daun, kertas atau kaleng = 63,64%(4) Lebih suka:

- Kemasan plastik = 18,18%- Kemasan daun = 81,82%- Kemasan kertas = 0%- Kemasan kaleng = 0%

(5) Komposisi sampah dapur yang dihasilkan:- Lebih banyak organik = 70%- Lebih banyak anorganik = 30%

(6) Yang sudah dilakukan terhadap sampahorganik:- Dikumpulkan kemudian dibuang =

45,45%- Dikumpulkan kemudian ditimbun =

0%- Dikumpulkan kemudian dikomposkan

= 18,18%- Dikumpulkan kemudian dibakar =

36,36%(7) Sudah mendengar gerakan 3R?:

- Sudah tapi belum paham = 45,45%- Sudah dan paham = 9,10%- Sudah dan telah melakukan = 18,18%- Belum pernah = 27,27%

Dengan melihat komposisi sampah danvolume sampah di atas, dapat dilihat pulapotensi sampah untuk dimanfaatkan. Sudahsaatnya cara pandang masyarakat terhadapsampah berubah, dari sesuatu yang hanya bisadibuang menjadi sesuatu yang bisadimanfaatkan, bahkan bisa menghasilkan uang.Volume sampah organik yang rata-ratamencapai 80.1 lt per bulan, jika sudah diubahmenjadi kompos akan sangat bermanfaat dandapat bernilai ekonomi. Dalam 3 bulan dapatdimatangkan 240,4 lt, sehingga jika dilakukansecara berkelanjutan maka rata-rata dapatdihasilkan 80,1 lt kompos per bulan per rumahtangga. Kompos ini dapat digunakan sendiri

Kebijakan 1 (1) (2017) : 13 - 2016

Page 27: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

atau dikemas dalam kemasan plastik kemudiandijual dengan harga jual yang cukup lumayan.

Untuk sampah anorganik dapur yangtelah dikumpulkan dan dipilah-pilah menjadikertas, plastik dan kaleng, oleh ibu-ibudiberikan kepada para pemulung yang datangatau digunakan lagi. Sebenarnya, sampahanorganik yang berupa plastik, kertas, maupunkaleng itu berpotensi besar untuk dibuatmenjadi barang-barang kerajinan, tetapi dalamkegiatan ini belum dilakukan karenaketerbatasan dana, waktu dan tenaga pelatih.(b) Efektivitas Daur Ulang Sampah padaKegiatan Pemberdayaan Kaum Perempuan.

Efektivitas di sini lebih banyak digambarkansecara deskriptif kuantitatif, yaitu denganmelihat pencapaian target kegiatan. Targetdari kegiatan pengabdian ini adalah pesertakegiatan pelatihan pengolahan sampah dapuryang terdiri dari ibu rumah tangga dan remajaputri dapat mengelola sampah dapurnya secaramandiri, dan masing-masing keluarga (10keluarga target) dapat menghasilkan pupukkompos dalam waktu 3 bulan kegiatan yangtelah berjalan.

Tabel 2. Total sampah yang terdaur ulang dan tidak terdaur ulang dalam 3 bulan

Tabel di atas menunjukkan bahwavolume sampah akan memiliki selisih 720 literbila tidak didaur ulang selama 3 bulan. Darihasil evaluasi yang dilakukan peneliti, masing-masing keluarga target tersebut telahmelaksanakan pembuatan kompos seperti yangtelah dilatihkan oleh tim peneliti, dan telahmemilah sampah anorganik dapur yang berupakertas, plastik dan kaleng yang masing-masingdikumpulkan dalam kantong plastik besar yangberbeda. Pada bulan ke-3 dari prosespembuatan kompos, terdapat 3 keluarga yangtelah sukses menghasilkan 720.9 liter kompos,sedangkan 80.1 liter yang lainnya masih dalamproses pematangan kompos. Tujuh keluargayang lain komposnya belum matang karena iburumah tangga yang bertanggung jawabterhadap pembuatan kompos tersebut kurangtelaten merajang (mengiris sampah menjadiberukuran kecil-kecil), sehingga pematangankompos berjalan lebih lambat. Kompos yangsudah matang mempunyai ciri-ciri yang mudah

diamati, yaitu berwarna kehitaman, bau busuksudah hilang, berstruktur remah (tidakkelihatan lagi bentuk aslinya sebelum menjadikompos) dan tidak berair.

Dari hasil kegiatan di atas, makaefektivitas kegiatan pelatihan yang diadakanbagi ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri diParluasan Kecamatan Siantar UtaraPematangsiantar dalam hal mengolah sampahdapurnya menggunakan teknologi sederhanasehingga bernilai ekonomi dan berdaya gunadapat mencapai 100%, dengan melihat bahwasemua peserta pelatihan telah melakukankegiatan mengolah sampah organik dapurnyamenjadi kompos dan telah memilah-milahsampah anorganik dapur menjadi plastik,kertas dan kaleng untuk memudahkanpemanfaatan selanjutnya. Akan tetapi, jikadilihat dari keberhasilan pembuatan komposdalam waktu 3 bulan, maka kegiatan pelatihanbelum efektif 100%, karena baru 3 keluargayang telah sukses menghasilkan kompos siap

No SampahOrganik/bulan

SampahOrganik/3bulan

3 Bulan tidakterdaur ulang 3 bulan dengan daur ulang

1 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter2 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter3 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter4 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter5 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter6 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter7 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter8 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter9 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter10 80.1 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter 240.3 Liter

Total 801 Liter 2403 Liter 2403 Liter 1682.1 Liter

17Efektivitas Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Dan Remaja Putri Dalam Mengurangi Limbah Dapur Melalui KegiatanDaur Ulang Sampah Organik Di Kecamatan Siantar Utara, Kota PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 28: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

pakai, sedangkan 7 keluarga yang lainkomposnya belum matang (belum siapdigunakan). Terlambatnya pematangankompos ini dikarenakan kekurangtelatenanpeserta pelatihan dalam mencacah sampahorganik yang berukuran besar sebelumdimasukkan ke dalam gentong sehingga prosespematangan kompos berjalan lebihlambat/lama.

KESIMPULANDari hasil kegiatan dan berdasar pada

tujuan kegiatan, maka dapat disimpulkan:(1). Rata-rata volume sampah dapur yangdihasilkan per rumah tangga per hari di lokasikegiatan adalah: sampah organik 2,67 lt,sampah plastik 10,81 gr, sampah kertas 4,03gr, dan sampah kaleng 1,83 gr. Produksisampah tersebut merupakan suatu potensiuntuk bisa dimanfaatkan, sampah organikberpotensi diolah menjadi kompos, sedangkansampah anorganik bisa dipakai ulang ataudiberikan kepada para pemulung.(2). Efektivitas Daur Ulang Sampah padaKegiatan Pemberdayaan Kaum Perempuan.Efektivitas di sini lebih banyak digambarkansecara deskriptif kuantitatif, yaitu denganmelihat pencapaian target kegiatan. Targetdari kegiatan pengabdian ini adalah pesertakegiatan pelatihan pengolahan sampah dapuryang terdiri dari ibu rumah tangga dan remajaputri dapat mengelola sampah dapurnya secaramandiri, dan masing-masing keluarga (10keluarga target) dapat menghasilkan pupukkompos dalam waktu 3 bulan kegiatan yangtelah berjalan. Efektivitas kegiatan pelatihanyang diadakan bagi ibu-ibu rumah tangga danremaja putri di Parluasan Kecamatan SiantarUtara Pematangsiantar dalam hal mengolahsampah dapurnya menggunakan teknologisederhana sehingga bernilai ekonomi danberdaya guna dapat mencapai 100%, denganmelihat bahwa semua peserta pelatihan telahmelakukan kegiatan mengolah sampah organikdapurnya menjadi kompos dan telah memilah-milah sampah anorganik dapur menjadiplastik, kertas dan kaleng untuk memudahkanpemanfaatan selanjutnya. Akan tetapi, jikadilihat dari keberhasilan pembuatan komposdalam waktu 3 bulan, maka kegiatan pelatihanbelum efektif 100%, karena baru 3 keluargayang telah sukses menghasilkan kompos siappakai, sedangkan 7 keluarga yang lainkomposnya belum matang (belum siapdigunakan). Volume sampah organik yang

rata-rata mencapai 80.1lt per bulan, jika sudahdiubah menjadi kompos akan sangatbermanfaat dan dapat bernilai ekonomi.Dalam 3 bulan dapat dimatangkan 240,4 lt,sehingga jika dilakukan secara berkelanjutanmaka rata-rata dapat dihasilkan 80,1 lt komposper bulan per rumah tangga. Kompos ini dapatdigunakan sendiri atau dikemas dalamkemasan plastik kemudian dijual dengan hargajual yang cukup lumayan.Perlu dilakukan kegiatan lanjutan untukmengelola sampah dapur yang belum terolah(sampah anorganik) menjadi barang-barangyang bermanfaat dan bernilai ekonomi,misalnya pelatihan pembuatan barang-barangkerajinan dari sampah anorganik dapur.

DAFTAR PUSTAKAArik, 2012, Sapi-sapi penyelamat dari PutriCempo, Publikasikan oleh Majalah Kabari

Basrowi. 2010. Analisis Data Penelitiandengan SPSS. Cetakan ke-2. CV JenggalaPustaka Utama: Kediri.

Dahuri, Deri, 2014, Sampah Organik, KotoranKerbau Sumber Energi Alternatif, SumberMedia Indonesia, energihttp://www.energi.lipi.go.id

Djuwendah, E., A. Anwar, J. Winoto, K.Mudikdjo. 2008. Analisis Keragaan Ekonomidan Kelembagaan Penanganan SampahPerkotaan, Kasus di Kotamadya DT IIBandung Provinsi Jawa Barat. Tesis ProgramPascasarjana IPB

Didik. 2016. Kesehatan Lingkungan.Surabaya: Media Ilmu

Environmental Services Program. ComparativeAssessment on Community Based Solid WasteManagement (CBSWM) – Medan, Bandung,Subang, and Surabaya. November 2006.Development Alternatives, Inc. for USAID.

Hadiwijoto, S. 2010 Penanganan danPemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan Idayu.Jakarta Biro Bina Lingkungan Hidup ProvinsiDKI Jakarta. 1998. Laporan.

Http://regional.kompas.com/read/2009/10/16/19252242/Sampah.Kian.Jadi.Masalah.Serius.di.Yogyakarta

18 Kebijakan 1 (1) (2017) : 13 - 20

Page 29: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Irianto, Koes. 2010. Pelestarian LingkunganHidup. Bandung : Epilson Grup.

Ibrahim, A Saleh, 2008, Bio Phoskko® BioComposter ME-1000 (Rotary Klin),sumber Iklan Baris SwaIklan.com. Poweredby WordPress. Options theme by JustinTadlock.

Maulidia, Rusnadi, Teguh, 2008, SampahOrganic Bantar Gebang Sebagai SumberBiogas Indonesia, SMAN 1 Tambun Selatan,Bekasi.

Murbandiono, 2010, Membuat Kompos EdisiTelivisi, Penerbit : Penebar Swadaya, Jakarta.

Murniati Sri, 2008, Model PengelolaanSampah Organik, Publikasikan olehsobirindpklts @yahoo.com

Neraca Kualitas Lingkungan Hidup DaerahProvinsi DKI Jakarta. Biro Bina LingkunganHidup Provinsi DKI Jakarta. Jakarta

Penulis PS, Tim, 2010 Penanganan danPengolahan Sampah, Penerbit : PenebarSwadaya, Jakarta

Sofian, 2006, Sukses Membuat Kompos DariSampah, Penerbit : Agro Media Pustaka,Jakarta.

Suriawira, Unus, 2006, Mirobiologi Air,penerbit: Alumni, Bandung.

Tarigan, Sringenana, 2008, Alumni JermanYang Menggeluti Sampah Di KotaBalikpapan, Penerbit : Wuski, Tahun X,Nomor 3.

Udayana Universitas, 2014, PemanfaatanSampah Organic Menjadi Kompos DenganBantuan Mikroorganisme.

_______2009, Siswa Dilatih MengolahSampah Organik, sumber Radar BanjarMasin online.com.

_______2014, Sampah diolah jadi komposorganic, sumber Wawasan Digital IT KoranSore Wawasan

19Efektivitas Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Dan Remaja Putri Dalam Mengurangi Limbah Dapur Melalui KegiatanDaur Ulang Sampah Organik Di Kecamatan Siantar Utara, Kota PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 30: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 13 - 2020

Page 31: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

PENGARUH SELF EFFICACY DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAPINTENSI BERWIRAUSAHA BERDASARKAN ENTREPRENEURIAL

MINDSET SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR

(INFLUENCE OF SELF EFFICACY AND LOCUS OF CONTROL ONTHE ENTREPRENEURIAL INTENTION BASED UPON

ENTREPRENEURIAL MINDSET IN STATE VOCATIONAL SCHOOL 1IN PEMATANGSIANTAR)

Yuni Mariani Manik

Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSDUniversitas EFARINA Pematangsiantar Jl. Sudirman Nomor 8 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 23 September 2017; Direvisi : 7 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Pengaruh kemantapan diri (SelfEfficacy) terhadap minat berwirausaha (Entrepreneuship Intention) berdasarkan pola pikirberwirausaha (Entrepreneurial Mindset), 2). Pengaruh kontrol lokomotif (Locus of Control)terhadap intensi berwirausaha berdasarkan pola pikir berwirausaha, 3). Pengaruh pola pikirwirausaha terhadap intense berwirausaha, 4). Pengaruh interaksi antara kemantapan diri dankontrol lokus terhadap pola pikir berwirausaha. Penelitian ini menggunakan metode DescriptiveQuantitative. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Negeri 1 Pematangsiantar. Ada 176 siswa sebagai sampel penelitian yang diambilsecara proporsional dari rumus atau formula Taro Yamame dan Slovink. Teknik pengumpulandata adalah questioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Hasilpenelitian adalah sebagai berikut : 1). Kemantapan diri (Self Efficacy) mempengaruhi secarasignifikan terhadap intensi berwirausaha, 2) Kontrol Lokomotif (Locus Control) berpengaruhsecara signifikan terhadap intensi berwirausaha, 3). Pola pikir berwirausaha (EnterpreneurialMindset) berpengaruh secara signifikan terhadap intensi berwirausaha, 4). Kemantapan Diri(Self Efficacy) dan Kontrol Lokomotif (Locus Control) berpengaruh secara signifikan terhadappola pikir berwirausaha kepada beberapa siswa SMK Negeri 1 Pematangsiantar, 5). IntensiBerwirausaha berpengaruh secara langsung sebanyak 58,6% oleh kemantapan diri (selfEfficacy), kontrol lokomotif (Locus Control), dan pola pikir berwirausaha, kontribusi efektifdari semua model adalah 44%.

Kata kunci : keyakinan diri, lokus kendali, intensi berwirausaha, pola pikir berwirausaha

ABSTRACT

The focus of this research is to identify: 1) the influence of self-efficacy on entrepreneurialintention that is based upon entrepreneurial mindset, 2) the influence of locus of control on theentrepreneurial intention based upon entrepreneurial mindset, 3) the influence ofentrepreneurial mindset on the entrepreneurial intention, 4) the influence of interaction betweenself-efficacy and locus of control on the entrepreneurial mindset. This research appliedquantitative-descriptive analysis. The population of this research is all students of StateVocational School 1 in Pematangsiantar. There are 176 students as a research sample takenproportionally based on the Taro Yamame and Slovink formula. The technique of data

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 32: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

collection is questionnaire and documentation. The technique of data analysis which wasapplied is path analysis. The results of this research are: 1) self-efficacy influences significantlyon entrepreneurial intention, 2) locus of control influences significantly on entrepreneurialintention, 3) entrepreneurial mindset influences significantly on entrepreneurial intention, 4)self-efficacy and locus of control influences significantly on entrepreneurial mindset to some ofstudents of State Vocational School 1 in Pematangsiantar, 5) entrepreneurial intention isinfluenced directly as much as 58,6% by self-efficacy, locus of control, and entrepreneurialmindset. The average effectiveness from overall model is 44%.

Keywords : self efficacy, locus of control, enterpreneur intensity, entrepreneurial mindset

PENDAHULUANIndonesia adalah negara dengan

penduduk terpadat di dunia. Menurut hasilsensus penduduk yang telah dilakukan padatahun 2010 (sensus penduduk per 10 tahun)jumlah penduduk Indonesia mencapai237.641.326 juta jiwa (www.bps.go.id).Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyakitu, tentus aja dibutuhkan lapangan pekerjaanyang cukup besar untuk bisa menampungseluruh penduduk Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat mengatasi jumlahpengangguran karena jumlah lapanganpekerjaan yang ada saat in itidak mencukupi.Mengutip data survey tenaga kerja nasionalyang dikeluarkan oleh Badan PerencanaanNasional (Bappenas) data tersebutmengungkapkan, dari 21,2 juta masyarakatIndonesia yangmasukdalam angkakerja,sebanyak4, 1 juta orang atau sekitar 22,2%adalah pengangguran. Tingkat pengangguranterbuka didominas ioleh lulusan diploma danuniversitas sekitar 2 jutaorang. Mereka seringdisebut dengan “pengangguran akademik”.

Data dari Badan Pusat Statistikmenunjukkan bahwa tingkat pengangguranterbuka di Indonesia pada Februari 2016mencapai 5,50 persen, mengalami penurunandibanding TPT Agustus 2015 sebesar 6,18persen dan TPT Februari 2015 sebesar 5,81persen. Permasalahan pengangguran perlusegera dicarikan solusi yang tepat tanpa harusbergantung dengan pertumbuhanperekonomian saja, karena jika hal tersebutdibiarkan terus menerus maka dikhawatirkanakan menimbulkan dampak negatif dalamsosial masyarakat, seperti ketenteramankeluarga terganggu, peningkatan tindakankriminal dan masalah tekanan jiwa dankeyakinan diri pada masyarakat. Penyebab lainlambatnya penurunan jumlah penganggurandikarenakan rendahnya daya serap industriserta semakin sempitnya lapangan pekerjaan,ditambah lagi tingginya jumlah siswa yang

lulus setiap tahunnya. Data dari DepartemenPendidikan Nasional menunjukkan bahwasetiap tahunnya tidak kurang dari 1.450.498siswa SMA/SMK yang lulus (Djumena, 23:2009), belum lagi ditambah jumlah mahasiswayang lulus dari perguruan tinggi. Hal tersebutmengakibatkan ketidak seimbangan antarajumlah lulusan dengan daya serap tenaga kerja.Berdasarkan data yang didapatkan, saat iniangka pengangguran tertinggi berdasarkanlevel kelulusan pendidikan yang pertamaadalah Sekolah Menengah Atas (SMA) 9,39%,Sekolah Menengah Pertama (SMP) 8,24%,Sekolah Menengah Kejuruan 7,68%, DiplomaI/II/III 5,65%, Universitas 5,04%, dan SD kebawah dengan 3,61% (BPS 2016). Sangatdisayangkan jika para pelajar yang telahmendapatkan pendidikan yang cukup memadainamun pada akhirnya hanya menjadipengangguran, terutama siswa-siswa lulusanSMK yang saat ini penyumbang terbesar ketigapada Februari 2016 (BPS 2016). Padahal SMKmerupakan sekolah yang memiliki kurikulumserta program pendidikan yang terfokus padapembekalan keterampilan gunamempersiapkan siswanya untuk turun danbersaing didunia kerja setelah lulus, karenapada dasarnya setiap siswa telah dibekalidengan berbagai macam keahlian, seperti SMKNegeri 1 Pematangsiantar yang memiliki 4program keahlian atau jurusan, yaituAkuntansi, Administrasi Perkantoran,Pemasaran/Tataniaga dan Teknik KomputerJaringan (smkn1pematangsiantar.sch.id).Terlebih sejak tahun 1994 pemerintah melaluiDepartemen Pendidikan Nasional mulaimenerapkan standarisasi kurikulum padaseluruh SMK, yaitu kewajiban mengajarkanmata pelajaran kewirausahaan pada siswanya(Depdiknas, 2011).

Pembinaan terhadap siswa SMK harusdisempurnakan untuk mengoptimalkanprogram pemerintah tersebut, dengan harapanagar siswa SMK tidak hanya berorientasi untuk

Kebijakan 1 (1) (2017) : 21 - 3222

Page 33: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

mencari pekerjaan saja, melainkan untukmenciptakan lapangan pekerjaan atau menjadiseorang wirausaha dan untukmembangunEntrepreneurial Mindset. Termasuk Mindsetpara orang tua yang pada umumnyaberanggapan lulusan SMK nantinya hanyaakan menjadi pedagang, hal ini dikarenakanpada saat praktek magang sekolah-sekolahumumnya menugaskan para siswa ke toko-toko retail bukan UKM. Wirausaha merupakancara efektif untuk mengatasi ketimpanganantara angkatan kerja dengan lapanganpekerjaan yang tersedia. Namun, sejauh ini niatsiswa SMK untuk menjadi wirausaha masihrendah. Hal ini dapat dilihat dari masihsedikitnya lulusan SMK yang memilih menjadiseorang wirausaha, mayoritas memilih untukmencari dan melamar pekerjaan (job seeker),sebagaimana terlihat dalam data tracer studysiswa SMK Negeri 1 Pematangsiantar berikutini:

Tabel 1. Data tracer study siswa SMK Negeri1 Pematangsiantar Tahun 2013-2015

Tahun2013 2014 2015

Kuliah 2.88% 14.13% 6.19%Kursus

(Wirausaha)12.50% 6.52% 2.06%

Bekerja 70.19% 54.35% 47.42%Lain-lain 14.43% 25% 41.33%

Sumber : SMK N 1 Pematangsiantar 2016

Berdasarkan data tracer study dalamtabel 1 di atas, dapat diketahui bahwapersentase alumni SMK Negeri 1Pematangsiantar yang berwirausaha sangatkecil, rata-rata memilih bekerja sebagaikaryawan di perusahaan.Hal inimengindikasikan rendahnya niat berwirausahasiswa SMK Negeri 1 Pematangsiantar.

Dengan modal keterampilan danpengetahuan yang didapat dari sekolah sertaditambahkan dengan pengetahuankewirausahaan (Entrepreneurial Mindset)melalui pelajaran kewirausahaan yang telahmasuk kedalam kurikulum sekolah seharusnyasiswa SMK tidak hanya menjadi job seeker(pencari kerja), namun dapat menjadi seorangpembuka lapangan kerja atau seorangpengusaha. Menjadi pengusaha mandiri atauwirausahawan merupakan alternatif pilihanyang tepat untuk mengatasi pengangguran, dan

merupakan salah satu pendukung yangmenentukan maju mundurnya perekonomian,dengan berwirausaha ia dapat mandiri danbahkan membantu dalam membuka lapanganpekerjaan bagi orang lain.

Namun demikian niat atau intensi untukberwirausaha yang muncul sejak dinimerupakan tujuan utama dalam prosespembentukan wirausahawan-wirausahawanbaru.

Suryana,(2013:3) menerangkan bahwaciri-ciri orang yang memiliki jiwa dan sikapkewirausahaan adalah memiliki kemampuankreatif dan inovatif, penuh percaya diri (selfefficacy), memiliki inisiatif, aktif, memilikimotivasi berprestasi (Locus of Control),memiliki jiwa kepemimpinan, beranimengambil resiko (Risk Taking Beahvior), danmasih banyak ciri khas lain yang bergantungdari sudut pandang dan konteks penerapannya.

Atas dasar konteks tersebut, maka dapatdiartikan bahwa seseorang yang akanberwirausaha perlu memahami tentang konsepdirinya. Semakin kreatif dan berinisiatif siswadalam mengembangkan idenya, maka siswaakan semakin mempunyai niat (intensi) untukberwirausaha, karena dalam berwirausahadituntut kreativitas dan inisiatif yang tinggidalam menghadapi persaingan di duniaindustri. Dengan diperkenalkannya cara-caraberwirausaha sedini mungkin, setiap lulusanyang dihasilkan oleh seluruh level pendidikandi tingkat SMK akan dipersiapkan sebagaianak didik yang nantinya siap terjun menjadiwirausahawan.Oleh karena itu perlunyamenumbuhkan pola pikir berwirausaha(Entrepreneurial Mindset) diantara para siswaagar mereka sejak dini menjadi paham danmemiliki semangat berwirausaha.

Berdasarkan penelitian sebelumnyaoleh Krueger dan carsrud (2000 : 5) bahwaintensi telah terbukti menjadi predictor yangterbaik bagi perilaku kewirausahaan. Olehkarena itu pentingnya mengetahui intensidalam penelitian ini guna memprediksiperilaku yang akan muncul. Kemauan yangkuat untuk melakukan suatu tingkah laku dapatdijelaskan melalui konsep intensi. Dapatdiasumsikan bahwa begitu besar perananintensi berwirausaha khususnya dalammemprediksi suatu perilaku wirausaha yangtidak lepas dari faktor-faktor yangmempengaruhi munculnya intensiberwirausaha itu sendiri. Dalam memunculkanintensi berwirausaha, siswa banyak

23Pengaruh Self Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Intensi Berwirausaha Berdasarkan EntrepreneurialMindset Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 34: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitupsikologis, demografis dan lingkungan. Faktor-faktor psikologis merupakan faktor internalseseorang yang mempengaruhi munculnyaintensi berwirausaha.

Penelitian mengenai faktor-faktorpsikologis yang berhubungan dengan intensiberwirausaha telah banyak dilakukan oleh parapeneliti. Salah satunya hasil penelitian Indartidan Kristiansen (2014 : 4), bahwa prosespembentukan intensi berwirausaha melaluibeberapa tahapan, yaitu need for achievement,self efficacy dan locus of control. McClelland(1971, 7) menekankan bahwa karakteristikkepribadian seperti kebutuhan untukberprestasi mempengaruhi niat berwirausahaseseorang. Hali ini ditandai dengan kebutuhanperorangan yang tinggi untuk berprestasi danmemiliki keinginan yang kuat untukmenjadisukses.

Cromie(4:2010) menekankan itu perluuntuk membuat sebuah perbedaan yang jelasantara itu konsep dari pengendalikan dan self-efficacy. Dengan demikian, seseorang mungkinmenunjukkan locus of control yang lemah, tapimungkin memiliki self-efficacy yang tinggidengan menganggap mampu untukberwirausaha. Cromie(7:2010) menyatakanbahwa self-efficacy mempengaruhi keyakinanseseorang mengenai apakah mampu atau tidakuntuk mencapai tujuan tertentu. Sikapmemberikan dasar untuk motivasi manusiamencapai tujuan kecuali orang tidak percayabahwa tindakan mereka dapat menghasilkanhasil mereka inginkan, mereka memilikisedikit insentif untuk pola piker berwirausaha(entrepreneurial mindset) berpengaruhterhadap intensi berwirausaha siswa. Untukmengetahui apakah ada pengaruh interaksi selfefficacy dan locus of control terhadap polapikir berwirausaha (entrepreneurial mindset)siswa. bertindak atauuntuk bertahandalammenghadapi kesulitan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuanuntuk mengetahui apakah keyakinan diri (selfefficacy) berpengaruh terhadap intensiberwirausaha berdasarkan entrepreneurialmindset siswa.Untuk mengetahui apakah locusof control berpengaruh terhadap intensiberwirausaha berdasarkan entrepreneurialmindset siswa. Untuk mengetahui apakah :

Self Efficacy (Keyakinan Diri)Self efficacy didefenisikan menurut

Bandura (8:1977) adalah “as a person’s belief

about their ability to organize and executecourse of action necessary to achieve a goal”(efikasi diri sebagai keyakinan seseorangmengenai kemampuan mereka untuk mengaturdan menjalankan berbagai kegiatan yangsesuai guna mencapai sebuah tujuan).

Dalam buku psikologi sosial diketahuibahwa efikasi diri adalah ekspektasi tentangkemampuan kita untuk melakukan tugastertentu (bandura, 3:1986) (dalam Ghufron danRini, 5:2010). Durkin menyatakan bahwaefikasi diri mengacu pada keyakinan individudimana seseorang bisa melatih kontrol selamakejadian yang mempengaruhi kehidupannya(Bandura, 12:1986) (dalam Ghufron dan Rini,10:2010). Efikasi diri adalah penilaian tentangkemampuan seseorang untuk melaksanakansebuah tugas dalam hal yang spesifik(Bandura, 7:1997) (dalam Ghufron dan Rini,10:2010). Self efficacy juga diartikan sebagai”Belief refer to the specific expectations thatwe hold about our abilities to accomplishspecific task”. (Efikasi diri diartikan sebagaikeyakinan terhadap harapan spesifik yangkami pegang mengenai kemampuan kita untukmenyelesaikan tugas yang jelas.

Bandura dan Wood (dalam Ghufron danRini, 12:2010) menjelaskan bahwa efikasi dirimengacu pada keyakinan akan kemampuanindividu untuk menggerakkan motivasi,kemampuan kognitif, dan tindakan yangdiperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi.

Locus Of Control (Lokus Kendali)B.Rotter (dalam Ghufron dan Rini,

15:2010).menyatakanLocus of Control sebagaiperistiwa yang dialami seseorang sebagai suatureward atau reinforcement, dapat dipersepsikansecara berbeda dan juga menimbulkan reaksiyang berbeda pada setiap individu. Locus ofControl (Rotter, 16:1996; dalam Ghufron danRini, 14:2010) juga didefenisikan sebagaisuatu ukuran harapan umum seseorangmengenai pengendalian (control) terhadappenguat (reinforcement).

Locus of Control salah satu faktor yangsangat menentukan perilaku individu dan jugaLocus of Control didefenisikan sebagaigambaran pada keyakinan seseorang mengenaisumber penentu perilakunya (Rotter; dalamGhufron dan Rini, 9:2010). Lindzey danAroson (76:1975) menyebutkan tiga istilahutama yang digunakan Rotter dalam teoribelajar sosial, yaitu perilaku potensial,harapan, dan nilai penguat. Diketahui bahwa

Kebijakan 1 (1) (2017) : 21 - 3224

Page 35: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Locus of Control menurut Petri (8:1980)adalah konsep yang secara khususberhubungan dengan harapan individumengenai kemampuannya untukmengendalikan penguat tersebut.

Entrepreneurial Intention (IntensiBerwirausaha)

Menurut Fishbein & Ajzen (8:1975)bahwa intensi “… refers to a person'ssubjective probability that he will performsome behavior” (mengacu pada probabilitassubjektif seseorang bahwa ia akan melakukanbeberapa perilaku). Intensi merupakanperkiraan seseorang mengenai seberapa besarkemungkinannya untuk melakukan suatutindakan tertentu. Sedangkan menurut Banduradalam Tony Wijaya (7:2015) bahwa intensimerupakan suatu kebulatan tekad untukmelakukan aktivitas tertentu ataumenghasilkan suatu keadaan tertentu di masadepan. Dalam Theory of Planned Behavior(TPB) dan Theory of Reasoned Action (TRA),intensi merupakan anteseden dari perilaku.Intensi menjembatani antara sikap seseorangdengan perilaku yang akan dilakukan.

Bandura (dalam Ghufron dan Rini,17:2010) menyatakan bahwa intensimerupakan suatu kebulatan tekad untukmelakukan aktivitas tertentu dan menghasilkansuatu keadaan tertentu dimasa depan. Intensimenurutnya adalah bagian vital dari Selfregulation individu yang dilatarbelakangi olehmotivasi seseorang untuk bertindak.

Intensi adalah bagian penting dari teoriaksi beralasan (Theory of reasoned action) dariFishbein dan Ajzen (65:1975). Intensimerupakan predictor sukses dari perilakukarena ia menjembatani sikap dan perilaku.Intensi dipandang sebagai ubahan paling dekatdari individu untuk melakukan perilaku, makadengan demikian intensi dapat dipandangsebagai hal yang khusus dari keyakinan yangobyeknya selalu individu dan atribusinyaselalu perilaku (Fishbein dan Ajzen 45:1975).

Berdasarkan uraian diatas disimpulkanbahwa intensi dapat didefenisikan sebagai niatseseorang untuk melakukan suatuperilaku.Intensi merupakan sebuah istilah yangterkait dengan tindakan dan merupakan unsuryang penting dalam sejumlah tindakan, yangmenunjukkan pada keadaan pikiran seseorangyang diarahkan untuk melakukan sesuatutindakan nyata, kesungguhan niat seseorang

untuk melakukan perbuatan atau memunculkanperilaku tertentu.

Intensi kewirausahaan menurut Katz danGartner (1988) dapat diartikan sebagai prosespencarian informasi yang dapat digunakanuntuk mencapai tujuan pembentukan suatuusaha. Dalam hasil penelitian Wijaya(10:2015) bahwa salah satu faktor wirausahaadalah adanya keinginan dan keinginan inioleh Fishbein dan Ajzen (11:1975) disebutsebagai intensi yaitu komponen dalam diriindividu yang mengacu pada keinginanmelakukan tingkah laku tertentu. Lo ChoiTung (2011:34) menyatakan bahwa“entrepreneurship intention is a cognitiverepresentation of actions for exploiting abusiness opportunity by applyingentrepreneurial learning (knowledge andskills)” (intensi berwirausaha merupakanrepresentasi kognitif untuk mengeksploitasipeluang bisnis dengan menerapkanpembelajaran kewirausahaan (pengetahuan danketerampilan). Sedangkan menurut Thompsondalam Michael Lorz (2011:23)“entrepreneurial intent is substantially morethan merely a proxy for entrepreneurship - it isa legitimate and useful construct in its ownright that can be used as not just a dependent,but as an independent and a control variable”(intensi kewirausahaan secara substansial lebihdari sekedar proxyuntuk kewirausahaan.Intensi kewirausahaan dapat berperan sebagaivariabel terikat, bebas maupun variabelkontrol).Michael Lorz (14:2011) menggunakanvariabel intensi berwirausaha karenamerupakan variabel yang sangat valid danmampu menunjukkan dampak dari pendidikankewirausahaan.

Berdasarkan hal diatas, maka dalampenelitian ini intensi kewirausahaan adalahseberapa kuat keinginan atau niat siswa SMKdalam mencoba dan berusaha merencanakanuntuk mencapai tujuan dalam pembentukansuatu usaha atau melakukan kegiatanwirausaha.

Entrepreneurial Mindset (Pola PikirBerwirausaha)

Membangun jiwa wirausaha perludilakukan, khususnya bagi siswa yangmempunyai potensi untuk berwirausaha danjuga peran serta pengelolaan pendidikan sangatdiharapkan terutama dalam memberikanmotivasi sekaligus fasilitas yang dibutuhkanbaik berupa materi kewirausahaan yang

25Pengaruh Self Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Intensi Berwirausaha Berdasarkan EntrepreneurialMindset Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 36: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

aplikatif maupun sarana prasarana yangdiperlukan dalam melakukan praktekkewirausahaan. Wirausahawan yang suksestentunya memiliki kerangka berfikir (mindset)yang lebih maju dari orang biasa. Pentingnyakerangka berfikir kewirausahaan digambarkandalam arti memungkinkan ada pendukung ide-ide baru untuk mendirikan lapangan kerjadengan ide-ide baru yang berharga, lalu adanyasumberdaya yang dikembangkan untukmendorong kegiatan wirausaha (Thompson,2014). Cara yang dapat dilakukan adalahdengan membentuk pola pikir kewirausahaanuntuk mempertahankan daya saing organisasiekonomi.

Pola pikir kewirausahaan menunjukkancara berfikir tentang bisnis dan peluang, gunamenghadapi ketidakpastian. Menurut Senges(10:2007), pola pikir kewirausahaan itumenggambarkan pencarian pola yang bersifatinovatif dan energik, memanfaatkan peluangserta bertindak untuk mewujudkan peluangyang ada. Membentuk pola pikirkewirausahaan sangat penting untukmempertahankan persaingan ekonomi(McGrath dan MacMillan, 32:2000).Kreativitas merupakan sarana untuk membukapotensi terpendam dalam diri seseorang karenakreativitas adalah cara utama untuk menggalipotensi kewirausahaan. Atkinson (65:1957)berpendapat bahwa, individu yang memilikimotivasi berprestasi tinggi lebih memilihkegiatan beresiko yang menantang tapi dapatdicapai.

Wiedy (51:2016) mengemukakan bahwaterdapat 10 karakteristik seseorang yangberjiwa kewirausahawan, yaitu: 1) percayadiri, 2) berani mengambil risiko atau menyukaitantangan, 3) pembawa perubahan, 4)berorientasi masa depan, 5) berorientasi padatugas dan hasil, 6) mempunyai jiwa pemimpin,7) inovatif dan kreatif, 8) rasa ingin tahu, 9)pandai bergaul dan berkomunikasi denganorang lain, 10) pantang menyerah.

Berdasarkan landasan teori yangmencakup tinjauan pustaka, hasil penelitianyang relevan dan kerangka pemikiran diatas,diajukan hipotesis sebagai berikut:H1 : Keyakinan diri (self efficacy)

berpengaruh positifterhadap intensiberwirausaha (entrepreneurial intention)berdasarkan entrepreneurial mindsetsiswa.

H2: Lokus kendali (locusof control)berpengaruh positif terhadap intensi

berwirausaha (entrepreneurial intention)berdasarkan entrepreneurial mindsetsiswa.

H3 : Pola pikir berwirausaha (entrepreneurialmindset) berpengaruh positif terhadapintensi berwirausaha siswa.

H4 : Ada pengaruh positif interaksi selfefficacy dan locus of control terhadappola pikir berwirausaha (entrepreneurialmindset) siswa.

METODE PENELITIANPenelitian ini mengambil lokasi di SMK

Negeri 1 Pematangsiantar. Waktu yangdirencanakan dalam penelitian ini terhitungmulai bulan Juli 2016 sampai denganDesember 2016.

Penelitian ini merupakan jenis penelitiandasar deskriptif kuantitatif karena tujuan utamapenelitian ini membuktikan hubungan sebabakibat atau antar variabel yang diteliti yaitukeyakinan diri(self efficacy) dan locus ofcontrol terhadap intensi berwirausahaberdasarkan entrepreneurial mindset siswaSMK. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh Siswa SMK Negeri 1 Pematangsiantarsebanyak 1251 siswa. Sampel diambilsebanyak 386 siswa. Teknik pengambilansampel dalam penelitian ini menggunakanrumus Taro Yamame dan Slovin danproporsional samplingagar penyebarankuesionernya merata. Teknik pengumpulandata dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan dokumentasi dan kuesioner(angket). Kuesioner digunakan peneliti untukmengetahui tingkat self efficacy, locus ofcontrol, intensi berwirausaha (entrepreneurialintention), dan pola pikir berwirausaha(entrepreneurial mindset) siswa.

Metode dokumentasi digunakan untukmemperoleh data tracer study siswa SMKNegeri 1 Pematangsiantar yang digunakansebagai data awal dalam penelitian.

Teknik analisis data denganmenggunakan statistik deskriptif dan pathanalysis menggunakan program Lisrel 8.80,yang sebelumnya data telah diuji prasyaratanalisis antara lain: uji normalitas (Ghozali,45: 2015).

HASIL DAN PEMBAHASANUji coba instrumen dilakukan di SMK

Negeri 1 Pematangsiantar kepada 50 siswadengan asumsi sekolah tersebut setara denganSMK lainnya. Berdasarkan dari hasil tabulasi

Kebijakan 1 (1) (2017) : 21 - 3226

Page 37: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

data yang telah diperoleh dan dikumpulkan,kemudian disusun untuk dijadikan data yang

lebih terstruktur yang membentuk demografiresponden yang mengikuti penelitian ini.

Tabel 2. Demografi RespondenKeterangan Jumlah Persentase

Usia1. 14 -15 tahun 41 23.3%2. 16 - 17 tahun 124 70.5%3. 18 - 19 tahun 11 6.3%

Jenis Kelamin1. Pria 37 21%2. Wanita 139 79%

Sumber: Data primer yang diolah (2016)

Dari tabel demografi responden tampakbahwa sebagian besar responden yangberpartisipasi berusia antara 16 sampai 17tahun yaitu sebanyak 124 orang, dimanaresponden wanita lebih dominan dibandingkanpria.

Penelitian ini menggunakan empatvariabel yang terdiri dari dua variabel bebas,satu variabel intervening dan satu variabelterikat. Deskripsi data masing-masing variabeladalah sebagai berikut:

Tabel 3. DeskripsiData

Sumber: Data primer yang diolah (2016)

Estimasi ModelDalam tahap ini dilakukan uji kecocokan

model atau Goodness of Fit (GOF) yangdigunakan untuk menguji kecocokan datadengan model.

Menurut Wijanto (56:2015) beberapaukuran yang dapat digunakan untuk ujikecocokan model adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Pengukuran Model Fit

Ukuran GOF Target Tingkat Kecocokan Hasil Estimasi TingkatKecocokan

Chi-Square Nilai yang kecil (p>0.05) 15.23 (p=0.019) Good FitNCP, Interval Nilai yang kecil, Interval

yang sempit9.23 (1.33;24.76) Good Fit

RMSEA, p(close-fit) RMSEA ≤ 0,08 (p≥0.50) 0.12 (p=0.055) Close FitECVI Nilai yang kecil dan dekat

dengan ECVI saturatedM*=0.45, S*=0.42,I*=3.00

Good Fit

AIC Nilai yang kecil dan dekatdengan AIC saturated

M*=45.23, S*=42.00,I*=299.86

Good Fit

CAIC Nilai yang kecil dan dekatdengan CAIC saturated

M*=99.61, *=118.12,I*=321.61

Good Fit

Variable Mean St. Dev T-Value Skewness Kurtosis Minimum Freq. Maximum Freq.-------- --- -------- -------- -------- -------- -------- ---- -------- -----

Self Efficacy 25.500 3.285 102.995 -0.005 -0.086 17.000 2 32.000 2Locus OfControl 52.841 6.117 114.606 0.482 0.204 39.000 1 71.000 1EntrepreneurialMindset 42.170 5.054 110.685 -1.378 4.316 16.000 1 50.000 4EntrepreneurialIntension 41.608 5.301 104.126 -0.139 -0.487 28.000 1 52.000 3

27Pengaruh Self Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Intensi Berwirausaha Berdasarkan EntrepreneurialMindset Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 38: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

NFI NFI ≥ 0.90 0.94 Good FitNNFI NNFI ≥ 0.90 0.91 Good FitCFI CFI ≥ 0.90 0.96 Good Fit

IFI IFI ≥ 0.90 0.96 Good Fit

RFI RFI ≥ 0.90 0.86 Marginal FitCN CN ≥ 200 107.04 Close FitRMR Standardized RMR ≤ 0,05 0.065 Good FitGFI GFI ≥ 0.90 0.95 Good Fit

AGFI AGFI ≥ 0.90 0.83 Marginal Fit*M = Model ; S = Saturated ; I = Independence

Sumber: Data primer yang diolah (2016)

Berdasarkan uji kecocokan di atas, ada12 hasil uji kecocokan yang menunjukkangood fit, dan 3 menunjukkan close fit.Sehingga dapat diketahui bahwa model untukmenguji pengaruh keyakinan diri (self efficacy)

dan lokus kendali (locus of control) terhadappola pikir berwirausaha (entrepreneurialmindset) dapat diterima.Hasil path analysis adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Pengaruh Langsung antar VariabelEstimate Error t hitung ttable Keterangan

SE→ EM 0.49 0.068 7.22 1.65 SignifikanSE→ EI 0.13 0.069 1.90 1.65 SignifikanLOC→ EM 0.07 0.068 1.04 1.65 Tidak SignifikanLOC→ EI 0.18 0.061 2.91 1.65 SignifikanEM→ EI 0.50 0.068 7.33 1.65 Signifikan

Sumber: Data primer yang diolah (2016)

Hasil analisis selanjutnya adalahpengaruh tidak langsung antar variabel,

sebagaimana ditampilkan dalam tabel di bawahini:

Tabel 6. Pengaruh Tidak Langsung antar VariabelPengaruh Tidak Langsung

SE LOC EM EIEI 0.25 0.04 --- ---EM --- --- --- ---

Sumber: Data primer yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel di atas diketahuibahwa semua pengaruh tidak langsung antarvariabel di dalam model mempunyai nilaipositif.

Langkah selanjutnya adalah melihatkomposisi pengaruh antar variabel, yaitupengaruh secara langsung, tidak langsung, dantotal. Komposisi pengaruh antar variabeldisajikan dalam tabeldi bawah ini:

Kebijakan 1 (1) (2017) : 21 - 3228

Page 39: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Tabel 7. Komposisi Pengaruh antar VariabelSE LOC EM

Pengaruh LangsungEM 0.49 0.07 ---EI 0.13 0.18 0.50Pengaruh Tidak LangsungEM --- --- ---EI 0.25 0.04 ---Pengaruh TotalEM 0.49 0.07 ---EI 0.38 0.21 0.50

Sumber: Data primer yang diolah (2016)

Pengaruh langsung terbesar diberikanoleh pola pikir berwirausaha (entrepreneurialmindset) terhadap intensi berwirausaha(entrepreneurial intention), yaitu sebesar0.50.Pengaruh tidak langsung terbesardiberikan oleh keyakinan diri (self efficacy)terhadap intensi berwirausaha (entrepreneurialintention), yaitu sebesar 0.25.Pengaruh totalterbesar diberikan oleh pola pikir berwirausaha(entrepreneurial mindset) terhadap intensiberwirausaha (entrepreneurial intention), yaitusebesar 0.50.

Langkah terakhir adalah menghitungsumbangan efektif semua variabel bebas danintervening terhadap intensi berwirausahasecara langsung maupun tidak langsung,dengan hasil sebagai berikut:a. Langsung

Secara langsung intensi dipengaruhi olehkeyakinan diri (self efficacy), lokus kendali(locus of control) dan pola pikirberwirausaha (entrepreneurial mindset)dengan nilai R2= 0.58 (Lampiran 4.e). Hasilini menunjukkan bahwa secara langsungvariasi intensi berwirausaha dijelaskan olehkeyakinan diri (self efficacy), lokus kendali(locus of control) dan pola pikirberwirausaha (entrepreneurial mindset)sebesar 58%, sedangkan 42% dijelaskanoleh variabel lain di luar penelitian.

b. Langsung dan Tidak LangsungSumbangan efektif dari variabel bebas danintervening terhadap variabel terikat intensiberwirausaha secara langsung dan tidaklangsung adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Sumbangan Efektif

Variabel

Koefisien Jalur ke IntensiBerwirausaha SE

Langsung TidakLangsung Total

SE 0.13 0.25 0.38 0.144LOC 0.18 0.04 0.21 0.044EM 0.50 --- 0.50 0.250

Total 0.439Sumber: Data primer yang diolah (2016)

Sumbangan efektif terbesar terhadapintensi berwirausaha diberikan oleh pola pikirberwirausaha (entrepreneurial mindset), yaitu0.250 atau 25%. Sumbangan efektifkeseluruhan model adalah 0.439 atau 44% danhasil ini merupakan pengaruh komponenkeyakinan diri (self efficacy), lokus kendali

(locus of control) berdasarkan pola pikirberwirausaha (entrepreneurial mindset)terhadap intensi berwirausaha secara bersama-sama, baik langsung maupun tidak langsung.

29Pengaruh Self Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Intensi Berwirausaha Berdasarkan EntrepreneurialMindset Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 40: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

KESIMPULANHasil analisis data diketahui bahwa path

model yang dibangun fit dengan data, sertaterdapat satu variabel yang memiliki pengaruhlangsung tidak signifikan, yaitu variabel lokuskendali (locus of control) terhadap pola pikirberwirausaha (entrepreneurial mindset). Selainvariabel tersebut, variabel yang lainnyamenunjukkan terdapat pengaruh yangsignifikan antar variabel.Diantaranya variabelkeyakinan diri (self efficacy) terhadap intensiberwirausaha (entrepreneurial intention), lokuskendali (locus of control) terhadap intensiberwirausaha (entrepreneurial intention),variabel pola pikir berwirausaha(entrepreneurial mindset) terhadap intensiberwirausaha (entrepreneurial intention) sertapengaruh interaksi intensi berwirausaha (selfefficacy) dan locus of control terhadap polapikir berwirausaha (entrepreneurial mindset).Dengan demikian, maka diketahui bahwatujuan penelitian telah terjawab.

Pengaruh langsung terbesar diberikanoleh pola pikir berwirausaha (entrepreneurialmindset) terhadap intensi berwirausaha(entrepreneurial intention).Pengaruh tidaklangsung terbesar diberikan oleh keyakinandiri (self efficacy) terhadap intensiberwirausaha (entrepreneurial intention).Pengaruh total terbesar diberikan oleh polapikir berwirausaha (entrepreneurial) terhadapintensi berwirausaha (entrepreneurialintention.

Intensi berwirausaha (entrepreneurialintention) secara langsung dipengaruhi olehtiga variabel yaitu keyakinan diri (selfefficacy), lokus kendali (locus of control) danpola pikir berwirausaha (entrepreneurialmindset) dengan nilai R2= 0.58. Hasil inimenunjukkan secara langsung variasi intensiberwirausaha siswa dijelaskan oleh keyakinandiri (self efficacy), lokus kendali (locus ofcontrol) dan pola pikir berwirausaha(entrepreneurial mindset) sebesar 58%,sedangkan 42% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.

Sumbangan efektif terbesar terhadapintensi berwirausaha (entrepreneur intention)diberikan olehpola pikir berwirausaha(entrepreneurial mindset), yaitu 0.25 atau25%. Sumbangan efektif keseluruhan modeladalah 0.44 atau 44% dan hasil ini merupakanpengaruh komponen keyakinan diri (selfefficacy), lokus kendali (locus of control), danpola pikir berwirausaha (entrepreneurial

mindset) terhadap intensi berwirausaha(entrepreneurial intention) secara bersama-sama, baik langsung maupun tidak langsung.

SARANPengetahuan kewirausahaan dengan

praktik dapat menjadi salah satu alternatifstrategi yang diterapkan oleh gurukewirausahaan untuk meningkatkan pola pikirdan intensi berwirausaha siswa. Penelitian inidapat menggambarkan seberapa pentingnyamembangun pola pikir kewirausahaan(entrepreneurial mindset) sedini mungkin.Menjadi informasi positif bagi siswa daninstansi pendidikan yang terkait dalampenelitian ini, yaitu SMK Negeri 1Pematangsiantar khususnya dan instansipendidikan lainnya baik di Universitas,maupun SMA, SMP bahkan SD agar dapatmemasukkan serta melakukan inovasi kreatifpada program pengajaran kewirausahaandalam kurikulum pendidikan mereka. Sepertimengajak siswa untuk berlomba dalammenciptakan suatu kreasi baru yang dapatdimanfaatkan baik bagi dirinya maupunlainnya.

Pengembangan kemampuan parapendidik mengenai hal-hal yang bersifatpsikologis, seperti motivasi mengenaiberwirausaha juga perlu dikembangkan agardapat menjadi daya tarik serta contoh konkretbagi siswa.

Mendorong dan menghimbau guru-gurukewirausahaan untuk menerapkanpembelajaran praktik dalam mata diklatkewirausahaan.

Menyediakan fasilitas dan saranaprasarana penunjang bagi guru-gurukewirausahaan dalam menerapkanpembelajaran praktik kewirausahaan.

Para pendidik di instansi pendidikanjuga dapat membuat suatu program seminar,pembelajaran praktik dan kegiatan-kegiatanyang lebih baik, seperti perlombaan dalambidang kewirausahaan yang dapat menggalikemampuan serta kepercayaan diri siswabahwa berwirausaha merupakan hal yangsangat menyenangkan dan menantang.Sehingga diharapkan para siswa semakintertarik dan memiliki intensi untukberwirausaha.

Guru kewirausahaan hendaknyamembentuk norma subjektif siswa terhadapprofesi wirausaha dengan cara memotivasi

Kebijakan 1 (1) (2017) : 21 - 3230

Page 41: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

siswa untuk berwirausaha dan menjelaskan artipenting berwirausaha.

Kepada peneliti lain penelitian ini dapatdigunakan sebagai acuan untukmengembangkan penelitian sejenis, terutamapenelitian mengenai pendidikan kewirausahaandan niat berwirausaha dengan tetapmenggunakan teknik probability samplingsehingga sampel representatif data yang lebihakurat mengenai sampel yang akan diteliti.

Penelitian selanjutnya dapat menelitidan menganalisis pengaruh variabel-variabellainnya yang mempengaruhi intensiberwirausaha, seperti faktor kreatifitas daninovasi sebagai pembentuk intensiberwirausaha yang disebutkan oleh Zimmrer(87:1996), sikap terhadap berwirausaha,motivasi berwirausaha, need for power, faktornilai-nilai (value), situasi, serta faktordemografi. Selain itu juga dapat dilakukanstudi lanjut pada skala yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKAAjzen, Icek. 1991. The Theory of PlannedBehaviour. Organizational Behavior andHuman Decision Processes, 50, 179-211.

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, personality, andbehavior 2th edition. Buckingham. OpenUniversity Press.

Allison, Paul D. 2012. Logistic RegressionUsing SAS: Theory and Application, SecondEdition. Cary, NC, USA: SAS Institute Inc.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. KeadaanKetenagakerjaan Agustus 2013.http://bps.go.id.

Bandura, Albert/ 1977. Self efficacy; toward aunifiying theory of behavioral change,psychological review, vol.84, No.2

Baron dan Byrne. 1991. Psikologi social(terjemah) jilid 1, edisi 10. Jakarta: Erlangga.

Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian:Edisi Ke-2. Surakarta: UPT Penerbitan danPercetakan UNS.

Cromie, S. (2010). Assessing EntrepreneurialInclinations: Some Approaches and Em piricalEvidence, European Journal of Work andOrganizational Psychology, 9, 1: 7-30.

Cozby, Paul. 2009. Metods in BehavioralResearch Edisi Kesembilan. Yogyakarta;Pustaka Belajar.Dohse, Dirk & Walter, Sascha G. 2010.TheRole of Entrepreneurship Education andRegional Context in Forming EntrepreneurialIntention.Documents de Treball de l’IEB2010/18.

Fini, R; Grimaldi, R; Marzocchi, Gian L.; andSobrero, M. 2009.The Foundation ofEntrepreneurial Intention. Frederiksberg:Copenhagen Business School.

Fishbein, M., & Ajzen, I. 1975. Belief,Attitude, Intention and Behavior: AnIntroduction to Theory and Research. MA:Addison-Wesley.

Ghufron & Rini. 2010. Teori-teori psikologi.Yogyakarta: Ar-ruz media.

Ghozali, Imam dan Fuad. 2015. StructuralEquation Modeling. Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program IBM SPSS 19.Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.

Gudono.2011. Analisis Data Multivariat.Yogyakarta: BPFE.

Gulo, W, 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia.

Johnson, B and Christensen, L. 2012.Educational Research: Quantitative,Qualitative, and Mixed Approaches. London:SAGE Publications, Inc.

Kerlinger, Fred N. 2006. Foundation ofBehavioral Research. Holt: Rinehart andWinston.

Kolvereid, L.(1996). Prediction of employmentstatus choice intentions. EntrepreneurshipTheory and Practice, 21, 47-57.

Kristiansen, S. and Nurul Indarti. 2014.Entrepreneurial Intention AmongIndonesianand Norwegian Students. Journal of

31Pengaruh Self Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Intensi Berwirausaha Berdasarkan EntrepreneurialMindset Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 PematangsiantarYuni Mariani Manik

Page 42: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Enterprising Culture Vol. 12, No. 1 (March2014) 55-78.

Krueger, N.F. Jr, Reilly, M.D. and Carsrud,A.L. 2000.Competing Models ofEntrepreneurial Intentions.Journal of BusinessVenturing. 15: 411-32.

Lorz, Michael. 2011. The Impact ofEntrepreneurship Education on EntrepreneurialIntention. The University of St.Gallen.

Mazzarol, T., Volery, T., Doss, N. and Thein,V. (1999). Factors Influencing Small BusinessStart-ups, International Journal ofEntrepreneurial Behaviour and Research, 5,2:48-63.

McGrath, R.G. and MacMillan, I, 2000.Theentrepreneurial mindset. Boston: HarvardBusiness School Publishing.

Muhidin dan Abdurrahman. Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Cetakanke-2. CV Pustaka Setia: Bandung.

Murtini, Wiedy. 2016. KewirausahaanPendekatan Succes Story. Surakarta: UNSPress

Pedhazur, Elazar J. 1973. Multiple RegressionIn Behavioral Research: Explanation andPrediction. Holt:

Rizwan, et al 2012.Some hidden truths aboutworkplace environment.African Journal ofBusiness Management. Vol 7(13); 7 April2013

Senges, M. 2007. Knowledge entrepreneurshipin universities: practice and strategy of Internetbased innovation appropriation [Online].Available : http://knowledgeentrepreneur.com(Accessed: 29 Sept 2013).

Shapero A. (1982). The Encyclopedia ofEntrepreneurship, Social Dimensions ofEntrepreneurship, in C. Kent, D. Sexton and K.Vesper (Eds.). Englewood Cliffs: PrenticeHall,72-90.

Suryana. 2013. Kewirausahaan PedomanPraktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses.Jakarta: PT Salemba Empat Patria.

Tong, X. F.; Tong, David Y. K. and Loy, L. C.2011. Factors Influencing EntrepreneurialIntention Among University Students.International Journal of Social Sciences andHumanity Studies Vol 3, No 1, 2011.

Tubbs, M., & Ekegerg, S. 1991. The Role ofIntentions in Work Motivation: Implicationsfor Goal-setting Theory and Research.Academy of Management Review, 16, 180-199.

Wijanto, Setyo Hari. 2015. Structural EquationModelling Dengan Lisrel 8.8 Konsep &Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wood.Christoper. C, (2004). EntrepreneurialMindset in Departement of Defense (DOD)Organizations: Antecedents and-1272.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 21 - 3232

Page 43: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

KUALITAS PELAYANANPADA LAPANGAN MERDEKA KOTA PEMATANGSIANTAR

SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK

(SERVICE QUALITY OF LAPANGAN MERDEKA PEMATANG SIANTARAS A PUBLIC OPEN SPACE)

Marisi Butarbutar dan Kiki Riri Anugrah

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung (STIE) PematangsiantarJl. Surabaya No. 19 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 23 Oktober 2017; Direvisi : 8 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAKSI

Lapangan Merdeka atau Taman Bunga Siantar merupakan salah satu ruang terbuka publikyang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari Kota Pematangsiantar, namun kualitaspelayanan yang diberikan Pemerintah Kota Pematangsiantar sebagai pengelola belum optimal.Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan yang diberikan LapanganMerdeka sebagai ruang terbuka publik. Metode penelitian dengan penelitian lapangan dankepustakaan, teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan wawancara,dengan data bersifat kualitatif dari data sumber primer dan sekunder, dengan teknik analisisdeskriptif kualitatif. Kualitas pelayanan pada Lapangan Merdeka dapat digambarkan daridimensi kualitas pelayanan berupa dimensi reliability (keandalan), assurance (jaminan),tangibles (bukti fisik), emphaty (empati), responsiveness (daya tanggap). Untuk seluruhdimensi kualitas pelayanan yang ada pada Lapangan Merdeka atau Taman Bunga Siantarbelum optimal, sehingga dibutuhkan upaya untuk mengoptimalkan oleh Pemerintah KotaPematangisantar.

Kata kunci : Lapangan Merdeka, ruang terbuka publik, kualitas pelayanan

ABSTRACT

Lapangan Merdeka or Taman Bunga Siantar is one of public open spaces that cannot beseparated from Pematangsiantar Regency. However, the service quality for visitors providedby Pematangsiantar Local Government, as service provider, is misguided. The purpose of thisresearch is to identify the service quality of Lapangan Merdeka or Taman Bunga. Researchmethod is based upon field and library research. Observation and interviews were conductedto collect primary data on which may evaluate the service quality based on reliability,assurance, tangible, empathy, and responsiveness aspects. Generally, the service quality inLapangan Merdeka or Taman Bunga Siantar is considered below social expectation.Consequently, improvement efforts are needed to boost the service quality.

Keywords : Lapangan Merdeka, public open space, service quality

PENDAHULUANRuang terbuka publik menjadi penting

bagi perkotaan dikarenakan fungsinya yangbukan saja sebagai fungsi ekologis,mempercantik kota, menunjukkan identitassuatu kota tetapi juga untuk meningkatkan

kebahagiaan masyarakat kota. Masyarakatmembutuhkan tempat untuk bertemu,berkomunikasi, bertukar pikiran, santai, salingbelajar satu sama lain melakukan aktifitasindividu dan aktivitas komunal, jugamendukung kegiatan Go Green. Hal tersebut

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 44: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

akan tercapai apabila didukung dengan ruangterbuka publik yang memadai. Kebijakantentang ruang terbuka atau ruang terbuka hijautersebut hal ini sesuai dengan Undang-undangNomor 26 Tahun 2007, tentang Ruang TerbukaHijau dan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RuangTerbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

Ruang terbuka publik sebagai bagianyang tidak dapat dipisahkan keberadaannya darisuatu kota. Kota merupakan perwujudanaktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusatkegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik,dan pendidikan, serta penyedia fasilitaspelayanan bagi masyarakat. Kepuasanmasyarakat merupakan salah satu faktor dasaryang digunakan oleh suatu instansi pemerintahdalam memberikan pelayanan terbaik yangmembawa keberhasilan pencapaian yangdiinginkan. Salah satu bentuk pelayananpemerintah kota dalam mewujudkan ruangterbuka publik melalui taman kota.

Taman kota merupakan bentuk fasilitassosial yang dikelola pemerintah kota sehinggataman merupakan fasilitas publik yang harusdisediakan oleh pemerintah kota. Taman kotadapat diakses oleh semua warga tanpa adapungutan biaya. Penyediaan fasilitas sosialdalam bentuk taman merupakan kebijakan daripemerintah tentang kepedulian terhadaplingkungan. Kesadaran akan pentingnyalingkungan yang asri sebagai paru-paru kotaserta diwujudkan melalui kebijakan operasionaldalam bentuk taman kota.

Kota Pematangsiantar, sering disebutSiantar adalah salah satu kota di ProvinsiSumatera Utara, dan merupakan kota terbesarkedua di Provinsi Sumatera Utara setelahMedan. Melihat letak Pematangsiantar yangstrategis, dilintasi oleh Jalan Raya LintasSumatera, yang memiliki luas wilayah 79,97Km2, yang terbagi dalam 8 wilayah kecamatan,dengan jumlah penduduk 240.787 jiwa (tahun2000), pasti dipenuhi hiruk-pikuk kegiatan dipusat kota. Kota Pematangsiantar tergolong kedalam daerah tropis dan daerah datar, beriklimsedang, hal ini membuat kota Pematangsiantarsangat potensial membuka ruang terbuka publikyang dipenuhi dengan tumbuhan tropis(http://pematangsiantarkota.go.id).

Salah satu fasilitas terbuka publik yangdimiliki Kota Pematangsiantar yang saratdengan sejarah dan terletak di pusat KotaPematangsiantar adalah Lapangan Merdeka.Lapangan Merdeka Siantar merupakan bentuk

pelayanan pemerintah kota untuk memenuhikebutuhan sosial masyarakat Pematangsiantar.Lapangan Merdeka yang akrab disebut TamanBunga, sebenarnya memiliki nilai historis dansejarah pada masa perjuangan ketikamemperebutkan kemerdekaan.

Berdasarkan pengamatan penulis danwawancara secara langsung dengan beberapaorang pengunjung Lapangan Merdeka, dapatdiketahui bahwa pengelolaan LapanganMerdeka sebagai ruang terbuka publik yangbelum optimal oleh Pemerintan Daerah KotaPematangsiantar dalam hal ini DinasPerumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman(PRKP) dan pemanfaatan yang juga belumoptimal oleh masyarakat menjadi perhatianserius. Sementara saat ini Taman Bunga sebagairuang terbuka publik menjadi kebutuhanmasyarakat. Untuk itu perlu diukur bagaimanakualitas pelayanan yang diberikan pemerintahkota yang ada pada Taman Bunga sebagairuang terbuka publik. Sementara fungsi utamapemerintah adalah melayani masyarakat makapemerintah perlu terus berupaya meningkatkankualitas pelayanan (Keputusan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara No. 25 Tahun2004), demikian juga Lapangan Merdekasebagai salah satu pelayanan pemerintah kotaterhadap masyarakat, diharapkan dapatditingkatkan kualitas pelayanannya terhadapmasyarakat.

Kualitas pelayanan merupakan sebuahhasil yang harus dicapai melalui sebuahtindakan. Kualitas pelayanan memiliki peranansangat penting karena berdampak langsungterhadap citra pemerintahan. Kualitas pelayananyang baik akan menjadi sebuah keuntunganbagi pemerintah. Jika pemerintah sudahmendapat nilai positif di mata masyarakat,maka masyarakat akan memberikanfeedback yang baik. Salah satu upaya untukmeningkatkan kualitas pelayanan publik,sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000, perlu disusunindeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukuruntuk menilai tingkat kualitas pelayanan.Namun dalam tulisan ini, penulis akanmenggambarkan kualitas pelayanan LapanganMerdeka dari segi manajemen jasa pelayanan,yang dapat dilihat dari lima dimensi sebagaiindikator kualitas pelayanan yang ditinjau dariaspek manajemen jasa pelayanan, yakni:reliabilitas (reliability), daya tanggap(responsive), jaminan (assurance), empati

Kebijakan 1 (1) (2017) : 33 - 4034

Page 45: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

(emphaty), dan bukti fisik (tangibles), Tjiptono(2012:174).

Adapun pokok bahasan tulisan ini adalah:bagaimana gambaran kualitas pelayananLapangan Merdeka Siantar sebagai ruangterbuka publik. Dengan demikian dapat dilihatbetapa pentingnya kualitas pelayanan publikyang akan berdampak pada kepuasanmasyarakat, sejalan dengan penelitian Rezha,Siti, Siswidiyanto (2013), menyatakan bahwakualitas pelayanan publik mempengaruhikepuasan masyarakat.

Untuk mendukung pembahasan masalahdi atas, Menurut Kotler (2002:83), pelayananadalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapatditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yangpada dasarnya tidak berwujud dan tidakmelibatkan kepemilikan apapun. Demikianjuga dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun2009 pasal 1, menyebutkan pelayanan publikadalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalamrangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuaidengan peraturan perundang-undangan bagisetiap warga negara dan penduduk atas jasa,barang, dan/atau pelayanan administratif yangdisediakan oleh penyelenggara pelayananpublik. Sementara itu menurut KeputusanMenteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNo.63/KEP/M.PAN/7/2003, menyebutkanpelayanan publik adalah segala kegiatanpelayanan yang dilaksanakan olehpenyelenggara pelayanan publik sebagai upayapemenuhan kebutuhan penerima pelayananmaupun pelaksanaan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkanbahwa pelayanan publik adalah prosespemenuhan keinginan dan kebutuhanmasyarakat oleh penyelenggaraan pemerintahdengan tujuan agar dapat meningkatkankesejahteraan masyarakat.

Menurut Tjiptono (2012:24), kualitaspelayanan adalah tingkat keunggulan yangdiharapkan dan pengendalian atas tingkatkeunggulan tersebut untuk memenuhi keinginanpelanggan. Menurut Tjiptono (2012:174),terdapat 5 penentu mutu jasa. kelimanyadisajikan secara berurut berdasarkan tingkatkepentingannya, diantaranya:a. Tangibles (bukti berwujud) adalah fasilitas

fisik yang ditawarkan kepada konsumenyang meliputi fisik, perlengkapan, pegawaidan saran komunikasi.

b. Emphaty (empati) meliputi kemudahandalam melakukan hubungan komunikasi

yang baik, perhatian pribadi dan memahamikebutuhan para pelanggan.

c. Reliability (keandalan) adalah konsistensidari penampilan dan kehandalan pelayananyaitu kemampuan perusahaan dalammemberikan pelayanan yang dijanjikandengan segera, akurat dan memuaskan.

d. Responsiveness (daya tanggap) yaitukesigapan dan kecepatan penyedia jasadalam menyelesaikan masalah danmemberikan pelayanan dengan tanggap.

e. Assurance (jaminan) yaitu kemampuan danketerampilan petugas, keramahan petugas,kepercayaan dan keamanan.

Sedangkan Garvin dalam Tjiptono danGregorius (2005:113), mengembangkandelapan dimensi kualitas, yaitu:1) Kinerja (performance) yaitu mengenai

karakteristik operasi pokok dari produk inti.Misalnya bentuk dan kemasan yang bagusakan lebih menarik pelanggan.

2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan(features), yaitu karakteristik sekunder ataupelengkap.

3) Kehandalan (reability), yaitu kemungkinankecil akan mengalami kerusakan atau gagaldipakai.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformanceto specifications). Yaitu sejauh manakarakteristik desain dan operasi memenuhistandar-standar yang telah ditetapkansebelumnya. Seperti halnya produk atau jasayang diterima pelanggan harus sesuai bentuksampai jenisnya dengan kesepakatanbersama.

5) Daya tahan (durability), berkaitan denganberapa lama produk tersebut dapat terusdigunakan. Biasanya pelanggan akan merasapuas bila produk yang dibeli tidak pernahrusak.

6) Serviceability, meliputi kecepatan,kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi,penanganan keluhan yang memuaskan.

7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadappanca indera. Misalnya kemasan produkdengan warna-warna cerah, kondisi gedungdan lain sebagainya.

8) Kualitas yang dipersepsikan (perceivedquality), yaitu citra dan reputasi produk sertatanggung jawab perusahaan terhadapnya.Sebagai contoh merek yang lebih dikenalmasyarakat (brand image) akan lebihdipercaya dari pada merek yang masih barudan belum dikenal.

35Kualitas Pelayanan Pada Lapangan Merdeka Kota Pematangsiantar Sebagai Ruang Terbuka PublikMarisi Butarbutar dan Kiki Riri Anugrah

Page 46: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Adapun prinsip dalam penerapan kualitaspelayanan menurut Tjiptono dan Walkin(2007:137), adalah sebagai berikut:1) Kepemimpinan

Strategi kualitas perusahaan harusmerupakan inisiatif dan komitmen darimanajemen puncak. Manajemen puncakharus memimpin dan mengarahkanorganisasinya dalam upaya peningkatankinerja kualitas. Tanpa adanyakepemimpinan dari manajemen puncak,usaha peningkatan kualitas hanya akanberdampak kecil.

2) PendidikanSemua karyawan perusahaan mulai darimanajer puncak sampai karyawanoperasional, wajib mendapatkan pendidikanmengenai kualitas. Aspek-aspek yang perlumendapatkan penekanan dalam pendidikantersebut antara lain konsep kualitas sebagaistrategi bisnis. Alat dengan teknikimplementasi strategi kualitas, dan perananeksekutif dalam implementasi strategikualitas.

3) Perencanaan StrategikProses perencanaan strategik harusmencakup pengukuran dan tujuan kualitasyang digunakan dalam mengarahkanperusahaan untuk mencapai visi danmisinya.

4) ReviewProses review merupakan satu-satunya yangpaling efektif bagi manajemen untukmengubah perilaku organisasional. Prosesini mengambarkan mekanisme yangmenjamin adanya perhatian terus menerusterhadap upaya mewujudkan sasaran-sasarankualitas.

5) KomunikasiImplemntasi strategi kualitas dalamorganisasi, baik dengan karyawan,pelanggan, maupun stake holder (sepertipemasok, pemegang saham, pemerintah,masyarakat sekitar dan lainnya).

6) Total Human RewardReward dan recongnition merupakan aspekkrusial dalam mengimplementasi strategikualitas. Setiap karyawan berprestasi perludiberikan imbalan dan prestasinya harusdiakui. Motivasi, semangat kerja, rasabangga dan rasa memiliki (sense ofbelonging) setiap anggota organisasi dapatmeningkat, yang pada gilirannyaberkontribusi pada peningkatan

produktivitas dan profitabilitas bagiperusahaan, serta kepuasan dan loyalitas.

Hal-hal yang dapat dilakukan perusahaanuntuk menjaga kualitas pelayanan agar tetapunggul menurut Kotler (2007: 443), adalah:1) Konsep strategis dimana perusahaan yang

baik memiliki pikiran yang jelas mengenaipasar, sasaran dan kebutuhan pelangganyang ingin dipuaskan denganmengembangkan strategi yang berbeda gunamemuaskan pelanggan dan pelangganmenjadi setia.

2) Komitmen manajemen puncak dimanaperusahaan seharusnya memiliki komitmenyang jelas terhadap kualitas, jangan hanyamelihat pada kinerja keuangan tetapi jugapada kinerja usahanya.

3) Menetapkan standar yang tinggi dimanapenyedia jasa yang terbaik menetapkanstandar kualitas yang tinggi bagipelanggannya.

4) Sistem untuk memonitor dimana perusahaanyang terbaik mengaudit kinerja jasa yangdiberikan.

5) Memuaskan pelanggan dengan mengeluhdimana perusahaan yang baik memberikanrespon yang cepat dan baik terhadapkeluhan.

6) Memuaskan karyawan dan pelanggandimana perusahaan yang baik dapat menjalinhubungan yang baik dengan karyawannyayang dapat mencerminkan hubungannyadengan pelanggan.

Maka penulis menyimpulkan adabeberapa prinsip yang sangat bermanfaat dalammempertahankan dan melaksanakanpenyempurnaan kualitas secaraberkesinambungan dengan didukung olehpemasok dan pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapatditarik kesimpulan bahwa kualitas pelayananmerupakan sebuah upaya pemenuhan dankeinginan konsumen sesuai dengan yangdiharapkan yang dapat diukur dari berbagaidimensi.

METODE PENELITIANObjek penelitian pada Lapangan

Merdeka Siantar. Metode Penelitian digunakandengan penelitian lapangan dan kepustakaan.Teknik pengumpulan data yang dilakukanpenulis dalam penelitian ini adalah berupaobservasi, dokumentasi dan wawancara. Datayang dikumpulkan bersifat kualitatif yangbersumber dari data primer dan sekunder.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 33 - 4036

Page 47: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Adapun teknik analisis yang digunakan dengananalisis deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Singkat Lapangan Merdeka atauTaman Bunga

Lapangan Merdeka Siantar atau lebihdikenal dengan Taman Bunga merupakanbentuk pelayanan pemerintah kota untukmemenuhi kebutuhan sosial masyarakatPematangsiantar. Lapangan atau taman initerletak di Jalan Merdeka Kota Pematangsiantartepatnya persis di depan Kantor WalikotaPematangsiantar.

Lapangan Merdeka sebenarnya memilikinilai historis dan sejarah pada masa perjuanganketika memperebutkan kemerdekaan. Padaagresi militer ke-2 tahun 1984, LapanganMerdeka itu salah satu titik terjadinyapertempuran militer Belanda dan PasukanSiliwangi bersama rakyat hingga berhasilmenghabisi Belanda. Namun saat ini, kondisiLapangan Merdeka Siantar tidak mencerminkantempat bersejarah. Selain itu jatuh bangunnyapemanfaatan Taman Bunga ini juga silihberganti seturut dengan kebijakan KepalaDaerah yang menjabat. Hal ini dapat dilihatbahwa tugu yang dibuat sebagai pengingatsejarah kurang terawat dengan optimal. FungsiTaman Bunga yang beralih fungsi dari ruangterbuka publik, sering digunakan tempatberdagang, bahkan tempat berpeluangterjadinya tindakan kejahatan.

Saat ini fasilitas yang dimiliki TamanBunga termasuk minim, walau tidak dapatdipungkiri bahwa pada saat sekarang jugasedang berjalan program revitalisasi taman. Jikadilihat dari fasilitas fisik, Taman Bunga masihkekurangan tempat-tempat duduk yang ramahbagi semua usia, fasilitas olahraga yang jugasangat minim, fasilitas pendukung sepertitempat parkir yang tidak tertata rapi, toilet yangjuga sangat minim, dan juga fasilitas lainnyayang selayaknya ada di ruang terbuka hijau.Demikian juga dengan bunga-bunga di tamanyang tampak tidak terawat, juga pepohonanyang tidak semua diberi nama ataukelompoknya sehingga dapat dijadikanpembelajaran.

Kualitas Pelayanan Pada LapanganMerdeka Siantar Sebagai Ruang TerbukaPublik

Kualitas pelayanan yang ada padaLapangan Merdeka atau Taman Bunga Siantar

sebagai ruang terbuka publik, dapat ditinjaudari aspek manajemen jasa pelayanan. Adapundimensi yang menjadi pembahasan kualitaspelayanan Lapangan Merdeka atau TamanBunga sebagai ruang terbuka publik diukurdengan aspek: reliabilitas (reliability), jaminan(assurance), bukti fisik (tangibles), emphati(emphaty), daya tanggap (responsiveness).

Dimensi kehandalan (Reliability) yangdimiliki oleh Pemerintah Kota sebagaipenyelenggara pemerintah dalam pelayananpublik dalam hal ini Dinas Perumahan Rakyatdan Kawasan Permukiman (PRKP), dapatdilihat saat ini sedang berlangsung penataanulang fungsi Taman Bunga sebagai ruangterbuka publik, dengan memperbaiki ulangsistem (tatanan) dan kegunaan atau revitalisasitaman. Beberapa waktu atau tahun yang lalu,Lapangan Merdeka Siantar pernah menjaditempat pedagang menjajakan barang dagangan.Hal ini sangat mengganggu masyarakat, karenaarea untuk bersosialisasi sudah menjadikomersialisasi. Sementara pengelolaan darikontribusi para pedagang tidak jelas.

Demikian juga dengan masyarakat yangingin santai berolahraga merasa terganggudengan keberadaan pedagang tersebut. Karenapada waktu lalu juga sempat Taman Bungamenjadi tempat olahraga pagi dengan senambersama, namun fungsi ini sempat beralihkarena kurangnya keseriusan pengelolaantaman ini.

Saat ini, Lapangan Merdeka Siantar tidakmemiliki fungsi awal dari pendirian LapanganMerdeka Siantar yang dulunya diharapkanmenjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH), bahkansekarang yang terjadi adalah kebisingan yangbersumber dari para pedagang yang berjualandengan cara memaksa. Selain itu, kegagalanfungsi Lapangan Merdeka menjadi RTH adalahsikap masyarakat kota yang yang kurang peduliterhadap lingkungan.

Ditinjau dari jaminan (assurance) yangdiberikan pemerintah kota sebagai pengelolamasih kurang optimal. Pada waktu yang laluuntuk masuk Taman Bunga dikenakan retribusi,namun tidak ada kejelasan akan pengelolaankeamanannya, misalnya jika terjadi kehilangankendaraan pengunjung. Demikian juga daerahTaman Bunga termasuk daerah yang rawankejahatan, seperti: kekerasan, “copet”(perampokan), pungutan liar dan tindakankejahatan yang rentan di ruang terbuka publik.

Saat ini masuk Taman Bunga sudahbebas dari retribusi, namun ini belum

37Kualitas Pelayanan Pada Lapangan Merdeka Kota Pematangsiantar Sebagai Ruang Terbuka PublikMarisi Butarbutar dan Kiki Riri Anugrah

Page 48: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

memberikan jaminan akan keamanan ataukepastian untuk kedepannya, karena hal ini bisatidak dipungut karena sedang revitalisasi taman.Dengan harapan setelah revitalisasi, kualitaspelayanan di Lapangan Merdeka Siantar akanmenjadi efektif sehingga Kota Pematangsiantarmenjadi terkenal dengan Ruang Terbuka Publikyang diharapkan semua orang.

Dari bukti fisik (tangibles) yang dimilikiLapangan Merdeka Siantar, taman kota yangmemiliki tempat yang strategis yaitu di JalanMerdeka Pematangsiantar, tepatnya di pusatkantor Pemerintahan Kota Pematangsiantar,sehingga akses ke lokasi taman mudahdijangkau masyarakat. Tanaman yang adadalam taman masih kurang optimal, karenayang ada masih berupa bunga-bunga yang tidakterawat dengan optimal, pohon-pohon yang adasudah cukup mendukung memberikan suasananyaman dan sejuk di tengah kota. Fasilitas yangdisediakan berupa tempat olahraga jalanberbatu kerikil yang di desain untuk kesehatan,lokasi untuk senam, toilet yang masih sangatkurang memadai, tempat duduk yang terbuatdari tembok-tembok yang kurang memadai dannyaman, air mancur yang tidak terawat denganbaik, Tugu Lapangan Merdeka yang tidakterawat dengan baik, fasilitas bermain untukanak sangat minim, juga fasilitas untukpenyandang disabilitas juga tidak disediakan.

Ditinjau dari aspek empati (emphaty),Pemerintah Kota masih kurang memberikanempati terhadap layanan terbuka publik. Hal inidapat tercermin dari kurang bahkan lambatnyapenanganan kekurangan atau keluhanmasyarakat atau pengunjung terhadap segalakekurangan dari pengelolaan dan pemanfaatanTaman Bunga, termasuk kurangnya dukungankeamanan ketika masyarakat atau pengunjungberada di taman.

Daya tanggap (responsiveness)merupakan bagaimana kesiapan dan keinginanpemerintah kota dalam mengelola TamanBunga dalam melayani masyarakat secaraefektif. Pemerintah kota yangbertanggungjawab mengelola Taman Bungaterkesan belum siap sedia memberikanpelayanan dengan memberikan informasinomor telepon bagian keamanan jika terjadihal-hal yang tidak diinginkan ketika berada diTaman Bunga, petugas kebersihan tidakoptimal membersihkan taman dan fasiltiaslainnya, agar masyarakat yang datang merasanyaman. Kurang tanggap dalam mengatasipenyalahgunaan Taman Bunga bagi remaja dan

pemuda yang melakukan tindakan kurang baik(melanggar etika/norma) di depan umumbahkan anak jalanan merusak taman, bangunanfasilitas lain yang ada di Taman Bunga.

Dari uraian di atas penulis mencobamengevaluasi beberapa hal dari dimensikualitas pelayanan publik yang ada padaLapangan Merdeka Siantar atau Taman Bunga.Untuk mengoptimalkan revitalisasi TamanBunga agar berupaya mengembalikan fungsiTaman Bunga sebagai ruang terbuka publikyang ramah pada masyarakat mulai dari anak-anak sampai pada orang tua. Pelaksanaanrevitalisasi yang sedang berlangsung sebaiknyamelibatkan masyarakat, khususnya kawulamuda atau pihak yang memberikan perhatianakan pemanfaatan fasilitas publik. Untukmemberikan jaminan keamanan dankenyamanan masyarakat pengunjung, sebaiknyadisediakan tim keamanan sepanjang waktu danatau pemasangan CCTV, sertamensosialisasikan pemanfaatan taman kepadamasyarakat dengan berbagai upaya promosiedukasi, sehingga masyarakat memahami artipentingnya Taman Bunga.

Mengoptimalkan bukti fisik yang adapada Taman Bunga agar melibatkan masyarakatyang memiliki potensi dalam haldesain/arsitektur fasilitas umum, belajar daridaerah yang berhasil mengelola fasilitas ruangterbuka hijau. Jika terkendala pada anggaran,diupayakan menjalin kerjasama dalampemanfaatan CSR (Corporate SocialResponsibility) dari perusahaan/usaha yang adadi Kota Pematangsiantar, tentu denganpengelolaan dan pemanfaaan sesuai prinsipgood governance. Mendorong empati dalampelayanan Taman Bunga agar pejabatberwenang lebih peka terhadap pemanfaatanTaman Bunga secara optimal, diadakanpertemuan-pertemuan formal dan non-formalatau kegiatan pemerintah di Taman Bunga,mendorong sekolah-sekolah memanfatkanTaman Bunga sebagai tempat belajar. Hal iniakan mendorong bahkan dapat dikatakan secaratidak langsung memaksa pemerintah kotasebagai pengelola untuk peduli terhadap TamanBunga.

Mengoptimalkan daya tanggap,pemerintah kota dalam hal ini pejabatberwenang untuk menyediakan fasilitas layananinformasi baik secara konvensional maupundigital atau elektronik, menindak tegas pihak-pihak yang ingin merusak atau melakukantindakan yang melanggar norma, etika, hukum

Kebijakan 1 (1) (2017) : 33 - 4038

Page 49: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

yang berhubungan dengan Taman Bunga.Demikianlah penulis menguraikan kualitaspelayanan Taman Bunga Siantar sebagai ruangterbuka publik, yang kedepannya akan menjadifasilitas yang sangat penting sejalan dengankebutuhan sosialisasi, termasuk mendukungkegiatan Go Green.

KESIMPULANKualitas pelayanan pada Lapangan

Merdeka Siantar belum optimal, diukur daridimensi kualitas pelayanan dalam manajemenjasa pelayanan.

SARANUntuk mengoptimalkan kualitas

pelayanan, hendaknya pemerintah sebagaipengelola memperhatikan keamanan di TamanBunga, memperbaiki fasilitas fisik TamanBunga, menjalin kerjasama dengan berbagaipihak dalam pemanfaatan taman, menyediakanlayanan informasi digital di taman, sertamenindak tegas pelanggaran norma, etika danhukum di taman.

DAFTAR PUSTAKAhttp://pematangsiantarkota.go.id

Keputusan Menteri Pendayagunaan AparaturNegara No.63/KEP/M.PAN/7/2003, PedomanUmum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Keputusan Menteri Pendayagunaan AparaturNegara No. 25 Tahun 2004, tentang IndeksKepuasan Masyarakat

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran :Analisis, Perencanaan, Implementasi danKontrol. Edisi 9. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PTPrenhalindo.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran,Jilid 1 dan 2 . Jakarta: PT. Indeks.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun2007, tentang Penataan Ruang Terbuka HijauKawasan Perkotaan.

Rezha, Fahmi, Siti Rochmah, Siswidiyanto.2013. Analisis Pengaruh Kualitas PelayananPublik Terhadap Kepuasan Masyarakat.Jurnal Administrasi Publik. Vol 1, No.5, Hal.981-990.

Tjiptono, Fandy. 2012. Service Manajemen,Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta:Andi Offset.

Tjiptono, Fandy dan Gregorus Chandra, 2005,Service, Quality, Satisfaction. Yogyakarta:Andi

Tjiptono, Fandi dan Walkin, 2007, TotalQuality Management, Yogyakarta: Andi.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2000, tentangProgram Pembangunan Nasional.

Undang-Undang No. 25 tahun 2009, tentangPelayanan Publik.

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentangRuang Terbuka Hijau.

39Kualitas Pelayanan Pada Lapangan Merdeka Kota Pematangsiantar Sebagai Ruang Terbuka PublikMarisi Butarbutar dan Kiki Riri Anugrah

Page 50: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 33 - 4040

Page 51: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

REAKTIVITAS KELEMBAGAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANSUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DI KOTA PEMATANGSIANTAR

(REACTIVATION OF SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) INPEMATANGSIANTAR AND PRINCIPAL STRATEGIES FOR

DEVELOPMENT)

Demak Tiolan

Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota PematangsiantarJl. Merdeka No. 4 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 30 Oktober 2017; Direvisi : 14 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ASBTRAK

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hal-hal utama terkait dalam hal pengaktifan kembalikelembagaan dan menentukan strategi-strategi utama dalam pengembangan Sub TerminalAgribisnis (STA) di Kota Pematangsiantar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata primer (wawancara dan observasi) dan data sekunder (studi literatur). Metode pengolahandan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa untuk mengaktifkan kembali kelembagaan adalah dengan meningkatkankerjasama antara sejumlah kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan),pemerintah lokal, sektor swasta dan perbaikan kualitas manajerial. Hasil analisis SWOTmenghasilkan 19 alternatif strategi dalam mengembangkan dan memperkuat Sub TerminalAgribisnis sebagai lembaga pemasaran.Berdasarkan pada kenyataan yang ada sekarang ini,keberadaan Sub Terminal Agribisnis masih belum memadai dan jauh dari yang diharapkan.Pada masa yang akan datang, mengoptimalkan peran Sub Terminal Agribisnis sebagai lembagapemasaran diharapkan akan lebih baik dan mampu bersaing di era sistem yang semakin canggihdan pasar dunia.

Kata kunci : mengaktifkan kembali, strategi, subterminal agribisnis

ABSTRACT

The two objectives of this study are to identify the main institutional issues concerning thereactivation of Agribusiness Sub Terminal (namely STA) in Pematangsiantar and to formulateprincipal strategies for STA development. This research is drawn upon primary (observationand interivews) and secondary data (literature study). The data was processed and examinedthrough descriptive and SWOT analysis. The results of this research indicate that reactivatingSTA as an Institution needs congest partnership among a number of farmer groups (namelyPoktan), the association of farmer groups (namely Gapoktan), local government, and privatesectors. In addition, improvement of the quality of STA management needs to be well-implemented. The SWOT analysis results 19 alternative strategies in developing andstrengthening the Agribusiness Sub Terminal as a trading institution. However, the existence ofAgribusiness Sub Terminal might not be maximized and may not fulfill the targeted goals. Infuture, the role of STA as trading institution is expected to have improvement andcompetitiveness in modern and global market.

Keywords : reactivation, strategy, subterminal agribusiness

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 52: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

PENDAHULUANMenurut Direktorat Jenderal Bina

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,Departemen Pertanian (2003), Sub TerminalAgribisnis (STA) merupakan suatu kompleksbangunan pelayanan pemasaran di sentraproduksi, yang juga dikelola oleh suatu badanusaha, dan berfungsi sebagai tempat transaksijual-beli yang aman, nyaman, dan higienis bagihasil-hasil pertanian, baik transaksi fisik(lelang, langganan, spot, gadai), maupun nonfisik (kontrak, pesanan, future market, virtualmarket). STA berfungsi dalam pembinaanmutu produksi (peningkatan mutu: sortasi,grading, pengemasan; dan jaminan mutuproduk: pelabelan tanda SNI), pelayananinformasi (harga, pasar dan agribisnis),penyediaan sarana produksi, tempat promosi,dan tempat musyawarah para pelakuagribisnisdalam merancang bangun pengembanganagribisnis (manajemen lahan, pola tanam,target produksi, dll) untuk memenuhipermintaan pasar sasarannya.

Konsep dasar STA yang dibakukanmenurut Departemen Pertanian (2003), adalahsuatu tempat/ sarana pemasaran yang dibangunsecara spesifik untuk melayani danmelaksanakan kegiatan distribusi danpemasaran hasil pertanian petani/pelaku usahapertanian dari sumber produksi kelokasi tujuanpemasarannya. STA merupakan suatu lembagayang mapan dan mampu mengelola pasokanhasil pertanian yang memenuhi syarat kualitas,kuantitas, kontinuitas, dan harga produk hasilpertanian yang pantas diterima, baik olehpetani maupun konsumen. Pembentukan STAterjadi sebagai reaksi atas fenomena yangselama ini berkembang dalam pemasaran hasil-hasil pertanian sekaligus sebagai bagian darirangkaian kegiatan agribisnis. Selama ini,pemasaran komoditas pertanian padaumumnya mempunyai mata rantai yangpanjang, mulai dari produsen (petani),pedagang pengumpul, pedagang besar hinggake konsumen, yang mengakibatkan kecilnyakeuntungan yang diperoleh petani. Konsumenmembayar lebih mahal dari harga yangseharusnya ditawarkan sehingga biayapemasaran dari produsen ke konsumenmenjadi tinggi.

Berfungsi sebagai infrastruktur pasar,peran STAtidak saja sebagai tempat transaksijual-beli, tetapi juga merupakan tempatuntukmengakomodasi berbagai kepentingan pelakuagribisnis, seperti sarana dan prasarana

pengemasan, sortasi, grading, penyimpanan,operation room, transportasi, dan jugapelatihan. Selain itu, STA juga berfungsisebagai tempat berkomunikasi dan saling tukarmenukar informasi bagi para pelaku agribisnis.

Dalam hal fungsi pelatihan, STAmempermudah pembinaan mutu hasilagribisnis melalui pembinaan kelompok, baikkelompok petani yang tergabung dalamKelompok Tani (Poktan) dan GabunganKelompok Tani (Gapoktan), juga kelompokpedagang dan asosiasi pedagang. Melaluipembinaan kelompok tersebut dapat dilakukanbeberapa kegiatan sekaligus seperti transferteknologi, baik teknologi produksi, maupunpengemasan dan pengolahan, kegiatangrading, sortasi dan pengemasan, kegiatanpenyediaan air bersih, es, gudang, cool room,cool storage sesuai dengan kebutuhan, danfasilitas perkarantinaan dan bea cukai untukkepentingan ekspor komoditas pertanian, sertakegiatan peningkatan mutu produk,penanganan dan pengemasan hasil-hasilagribisnis.

Secara umum konsep STA yangdiwacanakan oleh perencana kebijakan melaluiKementerian Pertanian dan yang diteruskansampai ke daerah-daerah seperti KotaPematangsiantar belum dapat terlaksanadengan baik. Berdasarkan hasil pengamatandilapangan, keterlibatan petani secara langsungdalam menjual hasil pertanian dan memutusrantai pemasaran yang panjang belum mampudilaksanakan. Begitu juga dengan kondisi danpermasalahan yang terjadi di STA KotaPematangsiantar, hanya sebagian petani yangmemang masih membawa dan menjual hasil-hasil pertaniannya ke STA. Perubahankebijakan yang memunculkan peraturan barudalam hal pengelolaan pasar dan kegiatananeka usaha lainnya turut mempengaruhiperubahan struktur kelembagaan STA dankondisi eksisting dilapangan. Hal ini terlihatdari tidak aktifnya kelembagaan STA yang adadi Kota Pematangsiantar, yang dikenal dengannama STA Sukadame, yang berada di EksTerminal Sukadame Parluasan, KelurahanSukadame, Kecamatan Siantar Utara.Walaupun mungkin, aktifitas jual-belikomoditas pertanian masih tetap berlangsungsetiap harinya, yaitu pada malam harimenjelang pukul 19.00 WIB sampai dengan22.00 WIB dan pada pagi hari yang dimulaipukul 03.00 WIB dinihari hingga pukul 05.00WIB, namun pembinaan terhadap kelompok

Kebijakan 1 (1) (2017) : 41 - 5242

Page 53: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

petani dan pedagang lokal yang seharusnyaditangani secara rutin sudah tidak berjalansebagaimana mestinya.

Perubahan status pengelolaan STASukadame yang sekarang menjadi berada dibawah naungan Perusahaan Daerah, yaitu PD.Perusahaan Aneka Usaha, yang sejauhpengamatan penelitiannya fokus kepadapembinaan usaha pedagang retail dan makananberupa penyediaan kios yang dibangundisekeliling STA,telah merubah wajah, lokasidan fungsi kelembagaan STA Sukadame.Kondisi tersebut telah merubah konsep dasardan fungsi STA yang sebenarnya. STA yangsebaiknya dikelola secara independen olehperwakilan Kelompok Tani atau LembagaPerkumpulan Petani yang berbadan hukummelibatkan Poktan dan Gapoktan tidak mampubertahan dan kehilangan manfaat dan tujuanawal pembangunannya. Tujan yang semulaagar STA dapat memperkuat dan membangunkemandirian serta kemampuan petani untukmemasarkan sendiri hasil pertaniannya kepadakonsumen, agar posisi tawar petani semakinkuat terhadap para pedagang perantara sudahtidak dapat lagi dipertahankan, bahkancenderung tergeser dan mengalami perubahanfungsi.

Berdasarkan permasalahan tersebut,maka dirumuskan masalah yang menjadi fokuspenelitian adalah bagaimana mengaktifkankembali kelembagaan STA dan menganalisisstrategi-strategi kebijakan apa saja yang tepatdan dapat dilakukan untuk mengaktifkan,mengembalikan, meningkatkan danmengembangkan STA di KotaPematangsiantar menjadi STA yang ideal danseperti yang diharapkan, serta sesuai dengankonsep dasar pembentukan kelembagaan danpembangunan STA. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengidentifikasi hal-hal yangmenjadi permasalahan terkait usahapengaktifan kembali kelembagaan STA agardapat bertumbuh menjadi lembaga yangkohesif, kompeten dan dinamis, dandalammenentukan langkah-langkah strategipengembanganserta menempatkan keberadaanSub Terminal Agribisnis (STA) menjadisumber potensi pemasaran produk lokal diKota Pematangsiantar dan bagi daerah-daerahhinterland Kota Pematangsiantar.

Ruang lingkup penelitian ini mencakupmetode peningkatan kualitas manajerialkelembagaan STA dan strategi-strategipengembangan STA di Kota Pematangsiantar.

Strategi pengembangan STA di KotaPematangsiantar dilakukan melalui pengkajiankebijakan yang ada (Perwa atau Perda),analisis kelembagaan, analisis SWOT, danperumusan kebijakan yang mendukung STAsebagai lembaga pemasaran yang berdayasaing tinggi dan mampu menembus pasarregional dan antar negara (pasar global).

Sub Terminal Agribisnis sebagai infrastruktur pemasaran memiliki manfaatsebagaitempat untuk bertransaksi, memperlancarkegiatan, memperbaiki cara dan jaringanpemasaran, sebagai pusat informasi, saranapromosi dan meningkatkan efisiensipemasaran komoditas pertanian, khususnyahasil-hasil agribisnis. Melalui peran STAsebagai sarana pemasaran komoditas pertanian,STA menjembatani hubungan antara pemasokproduk pertanian dengan pasar yangmembutuhkan. Dalam pola tersebut, terdapatdua fungsi sekaligus yakni fungsimeningkatkan efisiensi dan promosi, melaluitransaksi ketika pasar meminta sejumlahproduk melalui STA, dan permintaanselanjutnya disampaikan kepada petani.Kemudian petani akan menawarkan produknya(bisa juga produk lainnya yang tidak dimintapasar, namun tersedia) melalui STA danselanjutnya dari STA akan diteruskan ke pasarkembali (Setiajie, 2004).

Secara umum, petani tidak memilikiakses informasi yang memadai tentangkeadaan pasar, informasi harga, dan teknologipasca panen dan pengolahannya. Hal inimenjadi peluang bagi para pedagang, apapunbentuknya, untuk melakukan praktik-praktikdalam menguji pasar melalui penekanan harga.Keberadaan petani yang terbilang cukupbanyak namun minim pengetahuan akantransaksi dagang di pasar, yang jugamengakibatkan petani tidak bersatu sehinggapasarnya tidak bersaing sempurna, tetapicenderung menciptakan pasar persainganoligopsoni, mendorong pedagang untukmelakukan penawaran sedapat mungkin danmembayar serendah mungkin. Hal ini sejalandengan teori yang dinyatakan oleh Hutabaratdan Rahmanto (2004), dimana keadaan pasarini menunjukkan struktur pasar di tingkatprodusen atau petani cenderung oligopsoni,dimana terdapat banyak petani yang menjualberbagai macam komoditas, baik tanamanpangan, sayuran maupun buah-buahan kepasar, dengan sejumlah pedagang dengankemampuan membeli yang besar tanpa adanya

43Reaktivitas Kelembagaan Dan Strategi Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) Di KotaPematangsiantarDemak Tiolan

Page 54: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

persaingan. Pedagang pada umumnya telahmenguasai informasi mengenai harga, biaya,dan kondisi pasar, yang tentunya sangatbertolak belakang dengan petani, yang tidakmenguasai, sehingga dapat dikatakan bahwastruktur pasarnya berada dalam pasarpersaingan tidak sempurna.

Dengan perhatian yang ditujukan padakajian pengaktifan kelembagaan dan strategipengembangan STA di Kota Pematangsiantar,yakni bagaimana supaya petani tidak selalumenjadi pihak-pihak yang dirugikan, dan agarpetani dapat meningkatkan kesejahteraannya.Maka membangun kelembagaan pasar petaniyang solid dan berdaya saing merupakan salahsatu peluang untuk mencapai maksud dantujuan tersebut. Mengaktifkan kembalikelembagaan STA dan mengembalikannyakepada fungsi semula sebagai tempat petanimelakukan transaksi penjualan hasil-hasilpertanian secara langsung dan menentukanharga dengan posisi tawar yang tinggi. Denganperkataan lain, Pemerintah KotaPematangsiantar perlu melakukan tinjauanulang dan evaluasi terhadap pengeloaan STAyang ada saat ini. Hal ini sejalan denganSaptana, dkk (2003) yang berpendapat bahwamembangun kelembagaan danmengembangkan kemitraan petani ataukelompok tani dengan pihak swasta,perusahaan atau lembaga yang berkaitanlangsung dengan aktivitas pasar komoditaspertanian sangat penting untuk pengembanganagribisnis yang berdaya saing.

Menurut Saptana, dkk (2006) bahwapersentase nilai tambah petani masih kecil jikadibandingkan dengan pelaku yang lain,sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitasdan efektifitas peran kelembagaan petani.Terkhusus, dalam penguasaan pasar danstrategi pemasaran produk-produk pertanian.STA merupakan jawaban atas fenomena yangterjadi selama ini dan berulang dalam tatananpemasaran komoditas pertanian. Sepertidiketahui bahwa dalam hal memasarkanproduk pertanian melalui proses mata rantaipanjang, yakni mulai dari petani, pedagangpengumpul, pedagang besar hingga konsumenakhir, yang tentunya telah mengambilkeuntungan demi keuntungan, yangmengakibatkan kerugian di pihak petani.Melalui STA Sukadame Kota Pematangsiantarsebagai infrastruktur pemasaran, yang dikeloladengan perbaikan dan pembenahan strukturkelembagaan, diharapkan dapat menjadi

tempat transaksi jual-beli dan wadah yangdapat mengkoordinasikan berbagaikepentingan pelaku agribisnis, dan bebas daripenguasaandominasi kepentingan-kepentinganoknum-oknum tertentu lainnya. Dalam haltersebut, fungsi STA dalam mempersatukankekuatan petani sehingga dapat melakukankontrol harga komoditas pertanian, menekankerugian petani dan memperbaiki tatanan pasaragribisnis merupakan prakondisi yang sangatpenting. Kemampuan petani untukmemobilisasi diri sendiri melalui kekuatankelembagaan yang dimilikinya dalam STAjugaseharusnya didukung terlebih dahulu denganmemperkuat peran dinas terkait yangberkoordinasi secara langsung, seperti DinasKetahanan Pangan dan Pertanian KotaPematangsiantar sebagai perpanjangan tanganPemerintah Kota Pematangsiantar dalammembina, memfasilitasi, mengontrol danmengevaluasi keberadaan STA.

Menurut Direktorat PemasaranDomestik dan Direktorat Jenderal Pengolahandan Hasil Pertanian Kementerian PertanianRepublik Indonesia (2015),konsep dan prinsippendirian STA muncul dari permasalahanadanya ketidakmampuan petani dalam menjualsendiri hasil pertanian yang diproduksinyasecara langsung kepada konsumen atau pasardan tergantung kepada para pedagangperantara. Sehingga para petani memerlukanfasilitas sarana yang memungkinkan hasilpertaniannya dapat tersalurkan/ terpasarkan kelokasi pemasaran dan STA adalah salah satusarana yang dapat dimanfaatkan oleh parapetani untuk membantu menyalurkan/memasarkan hasil-hasil pertaniannya langsungke konsumen atau pasar. Dengan konsep juallangsung tersebut, diharapkan dapatmembangun kemampuan dan adanyaperubahan sikap petani, dari hanya produsenmenjadi pemasok atau pemasar hasil pertanianyang kompeten dan dapat membangun sertamenjaga kelangsungan akses pasar hasilpertanian lokal ke lokus permintaan produk,yakni pasar ataupun konsumen. KeberadaanSTA di Indonesia sudah mencapai 45 (empatpuluh lima) unit yang tersebar di 43 (empatpuluh tiga) kabupaten/ kota di 20 (dua puluh)Provinsi. Untuk Provinsi Sumatera Utaraterdapat 3 (tiga) STA, dan salah satunya adalahSTA Sukadame yang berada di KotaPematangsiantar. Berdasarkan data tersebut,keberadaan dan perkembangan STA masihminim jika dibandingkan dengan jumlah

Kebijakan 1 (1) (2017) : 41 - 5244

Page 55: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

kabupaten/ kota yang ada di Indonesia. Dengansemakin berkembang dan majunya teknologi dibidang perdagangan, berdasarkan isu danpermasalahan yang terjadi saat ini, makaPemerintah Kota Pematangsiantar sudahseharusnya memberi perhatian terhadapkeberadaan dan perkembangan STA, sehinggatidak terjadi stagnasi ataupun kemunduranekonomi masyarakat kecil, secara khusus parapetani.

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah secara kualitatif denganmenggunakan analisis deskriptif, yaitumelaluigambaran situasi untuk memperoleh data-databerdasarkan hasil pengamatan di lokasipenelitian dan melakukan analisis denganpendekatan SWOT. Dimana data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah dataprimer, yang diperoleh melalui wawancara,observasi, dan data sekunder, yangdikumpulkan melalui kajian/studi literatur.Analisis SWOT digunakan sebagai salah satucara untuk menciptakan strategi serta konseppengembangan STA di Kota Pematangsiantardalam usaha meningkatkan kesejahteraanpetani di Kota Pematangsiantar. Teknikanalisis SWOT dilakukan dengan melihatkarakteristik serta kondisi wilayah KotaPematangsiantar yang dapat menciptakanpeluang bagi pengembangan STA danpenguatan kelembagaan petani melalui STA.

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Kelembagaan dan KomoditasUnggulan STA Sukadame KotaPematangsiantar

Sub Terminal Agribisnis (STA)Sukadame Kota Pematangsiantar berdiri danditetapkan melalui Surat Keputusan (SK)Walikota Nomor 520/838/Wk-Thn 2011,tanggal 15 Juni 2011, tentang Pemanfaatan EksTerminal Sukadame Menjadi Sub TerminalAgribisnis (STA) Kota Pematangsiantar. Sejaktahun 2011 hingga tahun 2014,secarakelembagaan STA Sukadame berada di bawahpembinaan Dinas Pertanian, Perkebunan, danKehutanan Kota Pematangsiantar (sekarangtelah diubah menjadi Dinas Ketahanan Pangandan Pertanian), telah melakukan kerjasamadengan Poktan, Gapoktan, dan pedagangsekitar eks terminal Sukadame dalam halrencana pengelolaan manajemen STA. Namun,

sejak ditetapkannya pembentukan perusahaandaerah baru melalui Peraturan Daerah KotaPematangsiantarNomor 1 Tahun 2014 tentangPerusahaan Daerah Pembangunan dan AnekaUsaha (dikenal dengan PD. PAUS), makakelembagaan STA menjadi non-aktif danlokasi tempat STA menjadi wewenang dantanggungjawab PD. PAUS hingga saat ini.Sejak STA beralih fungsi dibawah naunganPD. PAUS maka terjadi perubahan yangsangatbesar, terutama dalam hal strukturkelembagaan dan fungsi. STA yang semuladiharapkan berdiri dan berjalan sesuai konsepyang diwacanakan oleh KementerianPertanian, hanya menjadi pasar kios pedagangmakanan dan penjual jasalainnya, yang bukanhasil pertanian. STA semula yang diharapkanmenjadi sarana dalam menggerakkan danmemperlancar distribusi/pemasaran hasilpertanian, dan juga sebagai fasilitatorpemasaran hasil pertanian bagi petani/ pelakuusaha pertanian lainnya di KotaPematangsiantar, telah berubah fungsi dantidak terkontrol.

Operasional kegiatan yang berlangsungdi STA Sukadame Kota Pematangsiantardimulai sejak pukul 19.00 WIB sampai dengan22.00 WIB dan pada pagi hari yang dimulaipukul 03.00 WIB dinihari hingga pukul 05.00WIB, tercatat menghasilkan omset sekitarRp.747.000.000,- per hari, pada tahun 2011,dan meningkat menjadi sebesarRp.900.000.000,- per hari, pada tahun 2012(Dinas Pertanian, Perkebunan, dan KehutananKota Pematangsiantar, 2015). Adapun jeniskomoditi dan volume yang diperdagangkan diSTA tersebut sejak tahun 2011 hingga saat initidak mengalami banyak perubahan, dimanakomoditas hortikultura tetap menjadiprimadona andalan STA Sukadame.Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun2011 hingga tahun 2015, Tabel 1menggambarkan perkembangan hargabeberapa komoditas unggulan pertanian yangdijual di STA Sukadame.

45Reaktivitas Kelembagaan Dan Strategi Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) Di KotaPematangsiantarDemak Tiolan

Page 56: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Tabel 1. Perkembangan Harga Komoditas Unggulan STA Sukadame Kota PematangsiantarTahun 2011-2015

No KomoditiHarga (Rp/Kg) Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Bunga Kol 4.000 7.000 9.000 10.000 12.000

2 Buncis 8.000 8.200 9.000 10.000 11.000

3 Bawang Merah 12.000 14.000 16.000 20.000 22.000

4 Bawang Prei 10.000 11.000 12.500 14.000 16.500

5 Bawang Batak 5.000 6.000 10.000 15.000 17.000

6 Cabai Merah 24.000 27.000 28.000 30.000 32.000

7 Cabai Rawit 20.000 23.000 20.000 20.000 18.000

8 Daun Sop 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000

9 Jipang 2.000 2.500 3.200 4.000 4.500

10 Jahe 12.000 18.000 20.000 22.000 24.000

11 Jeruk Manis 8.000 9.000 10.000 12.000 12.000

12 Kol 2.000 3.550 5.000 7.000 9.000

13 Ubi Merah/Ungu 7.000 7.500 7.500 8.000 8.000

14 Sawi Putih 2.000 2.300 3.200 4.500 5.500

15 Sawi Pahit 2.000 3.000 4.000 4.000 6.000

16 Tomat 4.000 6.000 7.000 8.000 9.000

17 Wortel 5.000 6.000 6.000 6.500 7.000Sumber : Data diolah, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kota Pematangsiantar, 2015.

Berdasarkan analisa harga komoditasunggulan yang dijual di STA Sukadame KotaPematangsiantar terlihat bahwa ke-tujuh belasproduk tersebut masih tetap menjadiprimadona dengan pergerakan dalam iramayang hampir sama selama kurun waktu limatahun. Komoditi cabai merah dan jahemengalami kenaikan harga yang cukup tinggisetiap tahunnya. Sementara sayur jipang, jerukmanis, ubi merah/ ungu, sayur sawi putih,sayur sawi pahit, tomat dan wortel terlihathanya mengalami sedikit kenaikan dan bahkanbeberapa komoditas memiliki harga yang tetapdalam dua tahun berturut-turut.

Apabila data perkembangan hargadikaitkan dengan situasi supply dan demand,terlihat bahwa komoditas cabai merah, jahe,bawang merah, dan bawang batakmenunjukkan trend kenaikan harga akibatsemakin bertambahnya kebutuhan pasar

(cateris paribus) dan kemampuan produsenyang ada di STA Sukadame untuk tetapmenyediakan barang yang diminta olehkonsumen sepanjang tahun. Melihatbanyaknya komoditas dan stabilnya iramaharga komoditas pertanian yangdiperdagangkan di STA Sukadame, adalahmerupakan suatu peluang dan kekuatan pasaryang wajib dipertahankan, dikelola denganbaik, dan dikembangkan agar kedepannyamembawa manfaat yang sebesar-besarnya,secara umum untuk masyarakat KotaPematangsiantar, dan secara khusus untuk parapetani. Sehingga sangat disayangkan, jikakelembagaan STA tidak aktif dan tidakberfungsi sebagaimana seharusnya, akanbanyak transaksi dan pendataan yangterlewatkan yang sangat berpotensi sebagaiperolehan pendapatan daerah dan penelitianpasar domestik. Selama pengamatan sejak

Kebijakan 1 (1) (2017) : 41 - 5246

Page 57: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

kelembagaan STA tidak aktif lagi, banyakpendataan yang terlewatkan, seperti jumlahdan nama-nama petani, pedagang pengumpuldan pedagang besar yang bertransaksi secaralangsung, volume penjualan komoditaspertanian, dan tujuan pasar penjualankomoditas pertanian yang diperdagangkan diSTA Sukadame. Dengan adanya kelembagaanSTA yang aktif dan dikelola oleh orang-orangdan lembaga yang kompeten di bidangnyatentunya harapan akan kemajuan dan prospekpengembangan STA dikemudian hari semakinmantap, maju dan jaya.

Dalam perdagangan komoditaspertanian di pasar lokal (pasar domestik)segala sesuatunya masih berjalan secaramanual dan spontanitas, tanpa perlu mengikutiperaturan-peraturan yang termuat secara bakuseperti dalam standar perdaganganinternasional. Begitu juga halnya dengansistem yang berlaku dan terjadi di pasar lokaldan STA Sukadame Kota Pematangsiantar.Para petani datang ke pasar dan menawarkanproduknya ke konsumen atau pedagangpengumpul, dan terjadilah transaksi jual-beli,dan atau pedagang pengumpul dan pedagangbesar yang datang langsung ke lokasi petani,membeli hasilnya dan menjual kembali kekonsumen di pasar lokal dan STA, ataumenjual kepada pihak lainnya seperti pemilikswalayan, hotel, rumah makan/ catering, daneksportir.

Secara umum, sistem produksi dandistribusi pertanian di Indonesia dibentuk olehrangkaian transaksi yang panjang, mulai daripetani hingga konsumen. Dalam hubungantransaksi tersebut petani umumnya menjadi“price taker” dan sangat tergantung secaraekonomi kepada para pedagang. Sementarakeberadaan pedagang pengumpul sendiriseringkali berjenjang mulai dari pedagangpengumpul di sentra produksi langsung,tingkat kelurahan, kota/ kabupaten, danseterusnya. Pada tingkat sentra produksi iniumumnya sarana untuk melakukan kegiatanperdagangan modern, seperti sortasi,penyimpanan, pengemasan, dan lain-lainmasih sangat terbatas.

Selanjutnya, dalam tatanan rantaipemasaran berikutnya terlihat bahwa peranpedagang besar (grosir) sangat dominan, yaitupada tingkat intermediasi (perantara).Umumnya para pedagang menguasai sarana,terutama trasnportasi, dan memiliki jaringanyang luas dan kuat diantara para pedagang

perantara, baik pedagang antar daerah (KotaPematangsiantar, Kabupaten Simalungun,Kabupaten Tobasa, dan sekitarnya), maupunpedagang antar pulau (biasanya datang dariProvinsi Riau, yang merupakan pedagangbesar dan eksportir ke Singapura danMalaysia). Pengaruh pedagang grosir tersebutsangat menentukan dalam hal penetapan harga,bahkan kinerja perdagangan yang ada, secarakhusus transaksi yang terjadi di pasar lokal.

Pada sentra konsumen, para pengecermemegang peranan besar dalam melayanikonsumen. Konsumen tersebut selain yangdatang belanja langsung ke pasar, juga adalahpelaku bisnis lainnya seperti hotel, restoran,rumah makan, dan penyedia jasa catering.Namun, pada proses di sentra ini sering terjadiin-efisiensi, karena tidak terdapat pasokanyang secara sistematis dapat melayanikebutuhan yang berbeda diantara parapengecer yang berbeda.Disinilah diperlukankelembagaan pasar petani yang solid agardapat menjembatani kebutuhan konsumentanpa harus kehilangan kesempatan danpenawaran dari pembeli yang berpotensi.

Dalam keseluruhan rangkaianpemasaran yang terjadi, secara umum,banyaknya simpul-simpul transaksi telahmenjadi salah satu sumber in-efisiensi,ketidakpastian, dan ketidaksigapan meresponkondisi dan sistem pemasaran yang semakinberkembang.Kondisi akhirnya harusditanggung oleh konsumen dalam bentuk hargayang tinggi, dan oleh produsen dalam bentukharga yang lebih rendah, serta oleh para pelakupemasaran dalam bentuk biaya yang lebihmahal. Pada akhirnya, kondisi tersebutberakibat pada rendahnya daya saing dalampasar global yaitu dalam menghadapipersaingan produk impor, khususnyamenghadapi masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA).

Perumusan Strategi Pengembangan STA diKota Pematangsiantar Melalui AnalisisSWOT

Strategi pengembangan STA Sukadameharus didukung dengan kesiapan dari saranadan prasarana pendukung yang ada di KotaPematangsiantar. Analisis SWOT dirumuskansebagai hasil dari analisis kelembagaan dankomoditas unggulan STA Sukadame KotaPematangsiantar. Secara lengkap, matrikSWOT disajikan pada Gambar 1. HasilAnalisis SWOT Pengembangan STA di Kota

47Reaktivitas Kelembagaan Dan Strategi Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) Di KotaPematangsiantarDemak Tiolan

Page 58: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Pematangsiantar, dan strategi dibagi dalamempat kategori, yaitu SO, ST, WO, dan WT.Dalam strategi SO, yaitu strategi terbaik untukmemanfaatkan peluang dengan kekuatan yangada adalah (1) penambahan sentra STA baru;(2) peningkatan kapasitas kelembagaan STA,khususnya sentra-sentra yang baru; (3)peningkatan pengetahuan dan wawasanpetani/poktan/gapoktan dalam manajemenbudidaya, pengolahan, pengemasan danpemasaran; (4)menciptakan regulasi ataupunkebijakan yang dapat menjaminkeberlangsungan kelembagaan STA supayatetap aktif dan independen tanpa campurtangan pihak-pihak dan kepentingan tertentu;(5) penguatan kelembagaan STA danpengembangan kemitraan; (6) koordinasi dansinkronisasi program/kegiatan yangmendukung inovasi dan insentif khusus bagipetani; (7) menyediakandan memfasilitasisarana dan prasarana yang mendukungpengembangan STA. Strategi ST, yaitu strategiyang paling tepat dalam hal menghadapiancaman dengan kekuatan yang ada, yaitu (1)menyediakan jenis dan volume komoditaspertanian yang dibutuhkan oleh pasar agardapatmendorong petani untuk tetap survive;(2) peningkatan mutu komoditas yang

diperdagangkan, (3) perluasan pangsa pasar,(4) penganekaragaman (diversifikasi) produk.Sementara strategi WO adalah denganmemanfaatkan peluang dalam mengatasikelemahan yang ada, yaitu (1) peningkatankapasitas kelembagaan penyuluhan dan SDMpenyuluh lapang; (2) pengembangan lahanusaha tani komoditas unggulan STA; (3)peningkatan kerjasama antar petani, poktan,gapoktan, pemerintah, lembaga nonpemerintah, dan swasta lainnya; (4)meningkatkan kualitas SDM petani danpetugas aparat pemerintah dalam penguasaanteknologi dan informasi. Yang terakhir,strategi WT adalah strategi terbaik untukmengatasi kelemahan dalam menghadapitantangan yang ada, yaitu (1) peningkatanjumlah petani/ poktan/gapoktan penerimabantuan pemerintah; (2) penyediaan fasilitasdan pelayanan permodalan untuk pertanian; (3)peningkatan kemampuan petani dankelembagaan STA dalam memahami danmemprediksi pasar dan perdagangankomoditas pertanian; (4) peningkatan usahapromosi, pendampingan petani, danperlindungan terhadap produk-produk yangdihasilkan petani.

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)1. Tersedianya komoditasunggulan yang dibutuhkanpasar STA.2. Variasi jenis komoditasyang dibutuhkan STA tidakberubah selama kurun waktuyang lama, yaitu 5 (lima)tahun.3. Pencapaian prestasipetani/poktan/gapoktan yangtelah diakui dan mendapatapresiasi dari PemerintahKota Pematangsiantar,Provinsi, dan Pusat.4. Kota Pematangsiantarmerupakan kota perdagangandan jasa yang memilikibanyak industri pengolahanmakanan, rumah makan/catering, swalayan, hotel, danUKM.5. Jumlah dan kepadatanpenduduk KotaPematangsiantar merupakankeuntungan secara demografi

Kelemahan (W)1. Terbatasnya kapasitaskelembagaan penyuluhan dankemampuan SDM penyuluhakibat terbatasnya dana.2. Kurangnya kemauan dankreatifitas petani dalam usahamengembangkan pertanianyang menjadi komoditasunggulan STA.3. Masih lemahnya ikatan dankerjasama yang terjalindiantara para petani, poktan,gapoktan, pemerintah,lembaga non pemerintah, danswasta lainnya.4. Terbatasnya keterampilandan akses petani dan aparaturpemerintah daerah terhadapteknologi dan sumberinformasi.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 41 - 5248

Page 59: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

yang secara tidak langsungmenjamin adanyapermintaan/ demand secaraterus-menerus.6. Perhatian PemerintahPusat dan Provinsi melaluiprogram/ kegiatan yangmendukung peningkataninovasi dan insentif terhadappetani di daerah.7. Fokus Pemerintah KotaPematangsiantar dalampembangunan danpembenahan sarana danprasarana publik.

Peluang (O)1. Masih minimnya jumlahSTA di Provinsi SumateraUtara, yaitu hanya 3 (tiga)unit.2. Trend kenaikanpermintaan dari waktu kewaktu.3. Kecenderunganpermintaan yang samaterhadap komoditas tertentudalam waktu tertentusehingga supply komoditaspertanian yang tinggi tetapdiimbangi dengan demandyang juga tinggi dan tidakterjadi penurunan harga.4. Kondisi geografisSumatera Utara yangberbatasan dekat denganBatam, Singapura, danMalaysia yang merupakanpotensi pasar ekspor.5. Adanya kemitraandengan industri-industri yangmemanfaatkan produkpertanian mendorongperlunya penguatankelembagaan STA agar tetapeksis dan stabil.6. Banyak media danlembaga swasta yangmenawarkan bantuanterhadap petani daerah.7. Program NawacitaPemerintah Pusat yang fokuspada pembangunaninfrastruktur sarana danprasarana mulai daripinggiran (daerah).

Strategi SO1. Penambahan sentra STAbaru.2. Peningkatan kapasitaskelembagaan STA,khususnya sentra-sentra yangbaru.3. Peningkatan pengetahuandan wawasan petani/ poktan/gapoktan dalam manajemenbudidaya, pengolahan,pengemasan dan pemasaran.4. Terciptanya regulasiataupun kebijakan yangdapat menjaminkeberlangsungankelembagaan STA supayatetap aktif dan independentanpa campur tangan pihak-pihak dan kepentingantertentu.5. Penguatan kelembagaanSTA dan pengembangankemitraan.6. Koordinasi dansinkronisasi program/kegiatan yang mendukunginovasi dan insentif khususbagi petani.7. Tersedia danterpenuhinya sarana danprasarana yang mendukungpengembangan STA.

Strategi WO1. Peningkatan kapasitaskelembagaan penyuluhan danSDM penyuluh lapang.2. Pengembangan lahan usahatani komoditas unggulan STA.3. Peningkatan kerjasamaantar petani, poktan, gapoktan,pemerintah, lembaga nonpemerintah, dan swastalainnya.4. Meningkatkan kualitasSDM petani dan petugasaparat pemerintah dalampenguasaan teknologi daninformasi.

49Reaktivitas Kelembagaan Dan Strategi Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) Di KotaPematangsiantarDemak Tiolan

Page 60: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Tantangan (T)1. Keterbatasan APBD KotaPematangsiantar sehinggatidak mampu memberikanbantuan dana dan saprodipertanian secara rutin.2. Masih lemahnya posisitawar petani.3. Produk perbankan dalamhal penawaran kredit danbantuan permodalan bagipetani masih minim dansering tidak tepat sasaran.4. Penyaluran bantuan dariPemerintah Pusat danProvinsi sering terlambat danhanya dapat menjangkausebagaian besar petani.5. Selisih marginkeuntungan dari parapedagang pengumpulmaupun pedagang besardengan harga yang perolehanpetani cukup besar.6. Keberadaan pasar bebas(global market) yangmenyebabkan banjirnyaproduk LN di pasar lokaldengan harga yang jauh lebihmurah daripada produkdomestik.7. Kecenderungankonsumen sekarang yanglebih mengutamakan danmenggunakan jasa belanjaonline menyebabkanberkurangnya transaksisecara langsung dipasar danSTA, sehingga sulit untukmemprediksi keadaan pasardan menurunkan semangatpedagang produk ikutanlainnya, yang dapatberdampak terhadap sepinyapasar.

Strategi ST1. Tersedianya jenis danvolume komoditas pertanianyang dibutuhkan oleh pasarmendorong petani untuktetap survive.2. Peningkatan mutukomoditas yangdiperdagangkan.3. Perluasan pangsa pasar.4. Penganekaragaman(diversifikasi) produk yangdibutuhkan pasar.

Strategi WT1. Peningkatan jumlah petani/poktan/ gapoktan penerimabantuan pemerintah.2. Penyediaan fasilitas danpelayanan permodalan untukpertanian.3. Peningkatan kemampuanpetani dan kelembagaan STAdalam memahami danmemprediksi pasar danperdagangan komoditaspertanian.4. Peningkatan usahapromosi, pendampinganpetani, dan perlindunganterhadap produk-produk yangdihasilkan petani.

Gambar 1. Hasil Analisis SWOT Pengembangan STA di Kota Pematangsiantar

Hasil perumusan strategi pengembanganSTA di Kota Pematangsiantar menunjukkanbahwa STA masih memiliki keunggulan danpeluang untuk meningkatkan customer valuesebagai sebuah lembaga pemasaran yangberkualitas, kompetitif, dan andal. Penguatankelembagaan sebagai kontrol strategi dalampenguatan sistem manajerial dapat dilakukan

dengan mengembalikan dan mengaktifkankembali fungsi dan kelembagaan STASukadame dengan peraturan yang lebih kuat,yaitu melalui Peraturan Daerah (Perda).Selanjutnya, melalui hasil pengukuran kinerjaSTA dan kemampuan meningkatkan finansial,Pemerintah Kota Pematangsiantar dapatmelakukan langkah-langkah upaya

Kebijakan 1 (1) (2017) : 41 - 5250

Page 61: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

pengembangan STA menjadi beberapa sentrayang tersebar di pusat-pusat pertumbuhanekonomi maupun simpul-simpul pertemuanantara produsen, pedagang pengumpul, dankonsumen.

KESIMPULANKesimpulan yang dapat ditarik dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Mengembalikan tujuan, konsep dan prinsip

fungsi STA dengan cara mengaktifkankembali kelembagaan STA agar dikelolaoleh lembaga yang kompeten danindependen dari berbagai kepentingansehingga petani dapat terlibat secaralangsung dalam memperkuat posisitawarnya dan diharapkan dapat mendukungupaya peningkatkan kesejahteraan petani.

2. Meningkatkan kerjasama antara sejumlahkelompok tani (Poktan), gabungankelompok tani (Gapoktan), pemerintahlokal, sektor swasta dan perbaikan kualitasmanajerial sebagai usaha mengaktifkankelembagaan STA.

3. Analisis SWOT menghasilkan 19 (sembilanbelas) alternatif strategi yang dapatdigunakan sebagai upaya pengembanganSTA di Kota Pematangsiantar, baik dalamusaha penambahan sentra-sentra STA baru,maupun peningkatan kapasitaskelembagaan STA yang sudah adasebelumnya, yaitu STA Sukadame KotaPematangsiantar.

SARANDari hasil dan pemahasan penelitian

yang telah dilakukan, maka dapat diberikansaran sebagai berikut :1. Dilakukan kajian dan evaluasi terhadap

regulasi/ kebijakan yang sudah adasebelumnya terkait dengan pengelolaanSTA Sukadame Kota Pematangsiantar.

2. Peneliti selanjutnya dapat melakukanpenelitian yang lebih komprehensifberdasarkan hasil penelitian ini, denganmelakukan kajian lebih mendalam danpenggunaan data-data yang lebih lengkapdan terbaru.

DAFTAR PUSTAKADinas Pertanian, Perkebunan, dan KehutananKota Pematangsiantar. 2015. Data JenisKomoditi dan Volume Yang Diperdagangkan

di Eks Terminal Sukadame KotaPematangsiantar Tahun 2011-2012.

____________. 2015. Data Diolah,Perkembangan Harga Komoditas UnggulanSTA Sukadame Kota Pematangsiantar Tahun2011-2015.

Direktorat Jenderal Bina Pengolahan danPemasaran Hasil Pertanian, DepartemenPertanian. 2003. Pedoman PengembanganTerminal dan Sub Terminal Agribisnis.Jakarta.

Direktorat Pemasaran Domestik dan DirektoratJenderal Pengolahan dan Hasil PertanianKementerian Pertanian Republik Indonesia.2015. Sub Terminal Agribisnis. Jakarta.

Hutabarat B dan Rahmanto B. 2004. Dimensioligopolistik pasar domestik cabaimerah.Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian danAgribisnis 4(1): hal 45-56.

Saptana, Sunarsih, dan Indraningsih KS. 2006.Mewujudkan keunggulan komparatif menjadikeunggulan kompetitif melalui pengembangankemitraan usaha hortikultura. Forum PenelitianAgro Ekonomi24 (1): hal 61-76.

Saptana, Pranadji T, Syahyuti, Elyzabet. 2003.Transformasi Kelembagaan Tradisional untukMemperkuat Jaringan Ekonomi Kerakyatan diPedesaan. Pusat Penelitian dan PengembanganSosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Setiajie. 2004. Menjadikan Sub TerminalAgribisnis (STA) Sebagai KelembagaanPemasaran di Sentra Produksi. Sinar Tani.

51Reaktivitas Kelembagaan Dan Strategi Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) Di KotaPematangsiantarDemak Tiolan

Page 62: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 41 - 5252

Page 63: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODALKOTA PEMATANG SIANTAR

(THE INFLUENCE REGIONAL REVENUE ON CAPITALEXPENDITURE)

Binsar Tison Gultom dan Lamria Simamora

Staf Pengajar Universitas EFARINA Pematangsiantar Jl. Sudirman Nomor 8 [email protected]

Diterima : 27 Oktober 2017; Direvisi : 10 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pendapatan daerah yang terdiri dari PendapatanAsli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Pemerintah KotaPematangsiantar pada Tahun 2011-2016. Sampel yang digunakan adalah seluruh populasidalam penelitian ini yakni 8 kecamatan. Data yang digunakan berupa data sekunder yangdiambil dari Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pematangsiantardengan periode observasi tahun 2011-2016 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)Kota Pematangsiantar. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah AnalisisLinier Sederhana. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerahberpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Hasil dari penelitian ini berpengaruh positif,yang menunjukkan bahwa semakin tinggi variabel PAD maka alokasi Belanja Modal jugasemakin tinggi.

Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBD), belanja modal.

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine whether Actual Regional Source Revenues (PAD)have an influence on Pematangsiantar Regency Capital Expenditure in 2011-2016 period. Thesamples are all population, consisting of 8 sub districts in Pematangsiantar Regency. Secondarydata obtained from the 2010-2016 Budget Realization Report of Pematangsiantar APBD wasobserved. The source of secondary data was reports from Indonesia Bureau of Statistics (BPS)Pematangsiantar Office. The instrument of analysis that was applied for this research is SimpleLinear Regressions Analysis. Based on the instrument’s result, it shows that the Actual RegionalSource Revenues have positive influence on the Capital Expenditure. As the influence ispositive, it indicates that if PAD increases, the allocation of Capital Expenditure will escalate.

Keywords : Local Own Source Revenue (PAD), Local Government Budget (APBD), capitalexpenditure

PENDAHULUANImplementasi Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah menjadikan daerahmemiliki kewenangan yang luas mengeloladaerahnya secara khusus keuangan daerah.Otonomi daerah memberikan peluangtantangan dan kendala terutama kepada daerahkabupaten dan kota untuk lebih leluasa

mengelola pembangunan di daerah masing-masing sesuai dengan aspirasi masyarakat.Adanya peluang, tantangan dan kendala yangdihadapi daerah adalah masalah kesiapansumber-sumber biaya atau kemampuan daerahdalam melaksanakan urusan rumah tanggasendiri (Chabib Soleh, 2010).

Bukti dari kemandirian daerah terlihatdari pengelolaan keuangannya dalam

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 64: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

perencanaan dan realisasi anggaran.Berdasarkan Lampiran IV PeraturanPemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentangStandar Akuntansi Pemerintahan, klasifikasibelanja menurut ekonomi adalah BelanjaOperasi dan Belanja Modal. Belanja Modalmenjadi penting karena merupakan investasijangka panjang kepada masyarakat dalamperwujudan pelayanan publik yang lebih baik.Alokasi dana belanja modal dalam AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD)yang besar adalah salah satu indikatorkeberpihakan dalam perwujudan pelayananpublik.

Namun realisasi di KotaPematangsiantar terjadi ketimpangan antarabelanja modal dan belanja operasi (rutin).APBD Kota Pematangsiantar lebih dari 60 %dibebankan pada belanja operasi misalnya gajidan tunjangan kepegawaian (BPS, 2017), yanghal tersebut mempengaruhi alokasi untukbelanja modal.

Padahal belanja modal memiliki perananpenting karena memiliki masa manfaat jangkapanjang untuk memberikan pelayanan kepadapublik (Nuarisa,2013). Dengan adanyabelanja modal maka suatu daerah akanmampu melayani kebutuhan pembangunandaerah dalam jangka panjang danmeningkatkan investasi modal sertadampaknya akan dapat dinikmati langsungoleh masyarakat. Pemerintah daerah berhakmemperoleh pendapatan yang dihasilkan daripengelolaan daerah itu sendiri. Pendapatantersebut dituangkan kedalam APBD sebagaiPendapatan Asli Daerah. Daerah yangmemiliki potensi sumber daya alam sangatbesar serta ditunjang dengan sarana danprasarana yang memadai akan berpengaruhterhadap peningkatan partisipasi danproduktivitas masyarakat terhadappembangunan daerah tersebut. Peningkatanpembangunan daerah juga akan berpengaruhterhadap ketertarikan investor untukmenanamkan modalnya pada daerah tersebut.

Dengan demikian, peningkatanpembangunan daerah akan berpengaruh padapeningkatan pendapatan asli daerah. Untuk itupeneliti melakukan penelitian ini denganjudul Pengaruh Pendapatan DaerahTerhadap Belanja Modal KotaPematangsiantar Tahun 2011-2016 dan tujuandari penelitian ini adalah untuk mengetahuidan menjelaskan bagaimana pendapatandaerah terhadap belanja modal pada Kota

Pematangsiantar Tahun 2011-2016. Adapunmanfaat dari penelitian ini diharapkan dapatdijadikan bahan kajian dan referensi untukpenelitian berikutnya mengenai pengaruhpendapatan daerah terhadap belanja modal dandapat membantu pemerintah daerah dalammemberi masukan dan penilaian.

Pendapatan Asli DaerahMenurut Undang Undang Nomor 33

Tahun 2004, pendapatan asli daerah adalahpendapatan yang diperoleh daerah yangdipungut berdasarkan peraturan daerah dengansesuai peraturan perundang-undangan.Pendapatan asli daerah bertujuan memberikankewenangan kepada pemerintah daerah untukmendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuaidengan potensi daerah sebagai perwujudandesentralisasi. Pendapatan asli daerah terdiridari hasil pajak daerah, hasil retribusidaerah, hasil pengelolaan kekayaan daerahyang dipisahkan, dan lain-lain pendapatanasli daerah yang sah.

Belanja ModalMenurut Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010, belanja modal adalahpengeluaran anggaran untuk perolehan asettetap dan aset lainnya yang memberi manfaatlebih dari satu periode akuntansi. Belanjamodal digunakan untuk mendorong sarana danprasarana suatu daerah yang bertujuanmenunjang produktivitas masyarakat danmenunjang potensi suatu daerah. Belanjamodal meliputi antara lain belanja modaluntuk perolehan tanah, gedung, dan bangunan,peralatan, aset tak berwujud. Jenis-jenisbelanja modal terdiri dari belanja modal tanah,belanja modal peralatan dan mesin, belanjamodal gedung dan bangunan, belanja modaljalan, irigasi, dan jaringan, serta belanja modalfisik lainnya.

Pengaruh PAD terhadap Belanja ModalPendapatan asli daerah yang merupakan

sumber penerimaan daerah perlu terus ditingkatkan agar dapat menanggung sebagianbeban belanja yang diperlukan untukpenyelenggaraan pemerintahan dan kegiatanpembangunan yang setiap tahun meningkatsehingga kemandirian otonomi daerah yangluas, nyata, dan bertanggung jawab dapatdilaksanakan (Pelealu, 2013). Pendapatan aslidaerah memiliki pengaruh positif terhadapbelanja modal karena semakin besar

Kebijakan 1 (1) (2017) : 53 - 6254

Page 65: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

pengeluaran pemerintah lewat belanja modalmelalui pembangunan di berbagai sektorpublik akan berujung pada peningkatanpendapatan asli daerah. Pemerintah daerahakan memaksimalkan pendapatan asli daerahyang akan membiayai pengeluaran pemerintahlewat belanja modal untuk membangun saranadan prasarana yang dapat meningkatkaninvestasi modal, sehingga mampumeningkatkan kualitas publik daerah tersebutdan pada akhirnya mampu meningkatkanpartisipasi dan produktivitas masyarakatterhadap pembangunan yang tercermin dariadanya peningkatan pendapatan asli daerah.Dengan didukung oleh penelitian yangdilakukan Mawarni, Darwanis, danAbdullah (2013) yang mengatakanpendapatan asli daerah mempunyai koefisienpositif yang menunjukkan bahwa semakinbesar pendapatan asli daerah makapengeluaran pemerintah daerah atas belanjamodal juga akan semakin besar.H1 : Pendapatan Asli Daerah (PAD)berpengaruh positif terhadap belanja modal.

METODE PENELITIANBerdasarkan rumusan masalah dan

tujuan yang telah dijelaskan pada bagiansebelumnya, penelitian ini tergolong penelitiankuantitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitumelihat bagaimana pengaruh suatu variabelterhadap variabel lainnya. Populasi yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu berupadata Laporan Realisasi APBD KotaPematangsiantar rentang tahun 2011-2016.

Teknik Pengambilan SampelMenurut Sekaran (2006) Sampel

adalah sub kelompok atau bagian daripopulasi. Teknik pengambilan sampel dalampenelitian ini ditetapkan dengan menggunakanteknik sampling jenuh (sensus). Samplingjenuh adalah teknik penentuan sampel apabilasemua populasi dipergunakan sebagai sampel.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalahdengan menggunakan metode dokumentasi,yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumenataupun data-data yang diperlukan sebagaisumber informasi. Dalam metodapengumpulan data ini, data yang dipergunakanyaitu data sekunder. Data sekunder dalampenelitian ini menggunakan pengumpulan data

yang telah dipublikasikan melalui laporankeuangan Kota Pematangsiantar dari tahun2011-2016. Data sekunder yang diperolehberupa realisasi Pendapatan Asli Daerah(PAD) dan belanja modal. Data sekundertersebut diperoleh dari data Badan PusatStatistik (BPS) Kota Pematangsiantar.

Variabel dan Definisi OperasionalVariabel Belanja Modal

Belanja modal merupakan variabeldependen, belanja modal mencakuppemerolehan tanah, gedung dan bangunan,peralatan, dan aset tak berwujud. BelanjaModal tersebut diukur dengan melihat nilaiBelanja Modal yang telah disajikan dalamLaporan Realisasi APBD milik Badan PusatStatistik (BPS) Kota Pematangsiantar.

Pendapatan Asli DaerahPendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan variabel independen. PAD adalahsemua penerimaan daerah yang berasal darisumber ekonomi asli daerah. Pendapatan AsliDaerah (PAD) tersebut diukur berdasarkannilai PAD yang telah disajikan dalam LaporanRealisasi APBD milik Badan Pusat Statistik(BPS) Kota Pematangsiantar.

Uji Asumsi klasikUji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yangdiperoleh dari tiap-tiap variabel yang dianalisissebenarnya mengikuti pola sebaran normalatau tidak. Uji normalitas ini dianalisismenggunakan program SPSS 20.0 forwindows evaluation vertion. Dengan kriteriapengambilan keputusan signifikansi > 0,05maka berdistribusi normal dan jika signifikansi<0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Uji Regresi Linear SederhanaMetode analisis data yang digunakan

adalah teknik analisa statistik denganmelakukan pengujian regresi sederhana yangbertujuan untuk menghitung besarnyahubungan satu variabel independen danmemprediksi variabel dependen denganmenggunakan satu variabel independen.

Pengujian HipotesisUji linearitas

Untuk mengetahui apakah dua variabelmempunyai hubungan yang linear atau tidak

55Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Modal Kota pematang SiantarBinsar Tison Gultom dan Lamria Simamora

Page 66: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

secara signifikan. Pengujian linearitashubungan dilakukan melalui uji F, selanjutnyadibandingkan dengan F tabel. Dengan KriteriaPengujian dapat dilihat dari kolom sig sebagaiberikut: H0 diterima jika nilai signifikansi <0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi >0,05.

Uji tUji t atau uji parsial berguna untuk

mengetahui tingkat signifikansi secara statistikdari pengaruh masing-masing variabel bebasterhadap variabel terikat. Dalam pengujianhipotesis ini, tingkat kesalahan yang digunakanpeneliti adalah 5% atau 0,05 pada tarafsignifikansi 95%. Setelah diperoleh t statisticatau t hitung, kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan ∝ =0,05. Untuk menentukan nilait tabel digunakan tabel distribusi t dengan dkpembilang 1 dan dk penyebut (n-2) baris yangdigunakan adalah baris atas. H0 diterima danH1 ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jikanilai sig. > 0,05. H0 ditolak dan H1 diterimajika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai sig. <0,05

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Pendapatan Asli DaerahPemerintah Kota Pematangsiantar

Pendapatan Asli Daerah merupakansumber pendapatan yang diperoleh dari daerahyang digunakan untuk membiayaipenyelenggaraan pemerintahan danpembangunan daerah. PAD juga merupakansalah satu sumber pembelanjaan daerah,sehingga jika PAD meningkat maka dana yangdimiliki oleh Pemerintah Daerah akan lebihtinggi dan tingkat kemandirian daerah akanmeningkat pula, sehingga Pemerintah Daerahakan berinisiatif untuk lebih meningkatkanbelanja modalnya untuk melengkapi saranaprasarana pembangunan daerah gunapelayanan publik yang menjadi kewajibanpemerintah.

Berdasarkan hasil penelitian, PADPemerintah Kota Pematangsiantar sudah baik,hal ini dapat dilihat dari kontribusi PADterhadap keuangan daerah Pemerintahan KotaPematangsiantar.

Tabel 1. Pertumbuhan PAD Kota Pematangsiantar Tahun 2011-2016Tahun Realisasi Pendapatan Asli Daerah2011 44,792,749.002012 49,915,366.002013 61,357,963.002014 90,447,498.002015 95,557,865.002016 101,581,324.00

Sumber : BPS KotaPematangsiantar, Siantar Dalam Angka

Gambaran Belanja Modal Kota PematangsiantarBelanja Modal merupakan belanja

pemerintah daerah yang manfaatnya melebihisatu tahun anggaran dan akan menambah asetatau kekayaan daerah. Belanja daerah yangdilakukan oleh pemda diantaranyapembangunan dan perbaikan sektorpendidikan, kesehatan, transportasi, sehinggamasyarakat juga menikmati manfaat daripembangunan daerah. Tersedianya

infrastruktur yang baik diharapkan dapatmenciptakan efisiensi dan efektifitasdiberbagai sektor. Produktifitas masyarakatdiharapkan menjadi semakin tinggi dan padagilirannya terjadi peningkatan pertumbuhanekonomi. Data realisasi belanja modal yangdikeluarkan Pemerintah Kota Pematangsiantardari tahun 2011 hingga 2016 sebagai berikut :

Tabel 2. Realisasi Belanja Modal Kota PematangsiantarTahun Realisasi2011 Rp 73,017,225.002012 Rp 90,831,872.002013 Rp 134,009,853.00

Kebijakan 1 (1) (2017) : 53 - 6256

Page 67: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

2014 Rp 112,533,369.002015 Rp 152,228,323.002016 Rp 199,557,080.00

Sumber : BPS KotaPematangsiantar, Siantar Dalam Angka

Analisis DataSetelah data diperoleh diperlukan

adanya pengujian atas data tersebut agar dapatdianalisis lebih lanjut dan dapat dipergunakandalam pengujian hipotesis. Adapun uji yangdilakukan meliputi uji asumsi klasik(normalitas, uji regresi linear sederhana) dan

uji hipotesis mencakup di dalammya uji F danUji t. Berikut disajikan data Pendapatan AsliDaerah (X), dan Belanja Modal (Y) padaPemerintah Kota Pematngsiantar TahunAnggaran 2011-2016.

Tabel 3. Data Pengujian Statistik PAD dan Belanja Modal Kota PematangsiantarTahun PAD (X) BM (Y)

2011 Rp 44,792,749.00 Rp 73,017,225.002012 Rp 49,915,366.00 Rp 90,831,872.002013 Rp 61,357,963.00 Rp 134,009,853.002014 Rp 90,447,498.00 Rp 112,533,369.002015 Rp 95,557,865.00 Rp 152,228,323.002016 Rp 101,581,324.00 Rp 199,557,080.00

Sumber : BPS Kota Pematangsiantar, Siantar Dalam Angka

Pada tabel 3 di atas diperoleh data bahwaPAD dan Belanja Modal Kota Pematangsiantardari tahun 2011-2016 mengalami peningkatan.Peningkatan PAD tersebut berbanding lurusdengan peningkatan Belanja Modal, jadi daritabel tersebut dapat kita lihat peningkatan PADberpengaruh signifikan terhadap peningkatanBelanja Modal di Kota Pematangsiantar.

Uji Asumsi Klasik

Uji NormalitasUji Normalitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi berdistribusinormal. Uji normalitas dapat dilakukandengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.Apakah titik menyebar di sekitar garisdiagonal maka data telah berdistribusinormal. Normal P-P Plot of RegressionStandarizied Residual sebagai berikut :

Gambar 1. Pegujian Normalitas.Sumber : Data Sekunder diolah 2017

57Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Modal Kota pematang SiantarBinsar Tison Gultom dan Lamria Simamora

Page 68: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Dari gambar di atas dapat dilihatbahwa titik-titik menyebar mengikuti data disepanjang garis diagonal, hal ini berarti databerdistribusi normal. Selain itu, uji

normalitas juga dapat dilakukan denganmenggunakan uji kolmogrov-smirnov padatingkat signifikan 5% (0,05).

Tabel 4. Uji Statistik Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized

ResidualN 6

Normal Parametersa,b Mean 0E-7Std. Deviation 25816439.08579149

Most Extreme DifferencesAbsolute .183Positive .165Negative -.183

Kolmogorov-Smirnov Z .448Asymp. Sig. (2-tailed) .988

Sumber : Data Sekunder diolah 2017

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa databerdistribusi normal, Pengambilankesimpulan pada pengujian hipotesisdilakukan melalui nilai Asympy. Sig (2-tailed)sebesar 0,988 dimana angka ini lebih besartingkat signifikansi 0,05 atau 5%. atau nilaiasympy.sig (2-tailed) > 0,05 (0,988> 0,05).

Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana

digunakan sebagai alat analisis statistik kerenapenelitian ini dirancang untuk menelitihubungan variabel independen terhadapvariabel dependen.

Tabel 5. Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 15327980.558 40168004.182 .382 .722PAD 1.511 .519 .824 2.909 .044

Sumber : Data Sekunder diolah 2017

Dari tabel 5 dapat diketahui persamaanregresi linier sederhana. Diketahui nilaiConstant (a) sebesar 15.327980,56sedangkan (b / koeisien regresi) sebesar1,511, sehingga persamaan regresinya dapatditulis: Y = 15.327980, 56 + 1,511X

Adapun penjelasannya dari persamaanregresi linier sederhana di atas adalahsebagai berikut : 1. konstanta 15.327980,56mengandung arti bahwa nilai konsistenvariabel Belanja Modal adalah15.327980,56. 2. Koefisien regresi X sebesar1,511 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%nilai Pendapatan Asli Daerah, maka nilai BelanjaModal bertambah 1,511. Koefisien regresitersebut bernilai positif, sehingga dapat dikatakan

bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Yadalah positif.

Uji HipotesisUji t (Uji Parsial)

Uji parsial atau disebut juga uji t dalamanalisis regresi linear sederana bertujuan untukmengetahui apakah variabel bebas (X) secaraparsial (sendiri-sendiri/masing-masingvariabel) berpengaruh signifikan terhadapvariabel terikat (Y).

Sebelumnya, untuk melihat ttabel dalampengujian hipotesis pada model regresi, perlumenentukan derajat bebas atau degree offreedom dan hal ini ditentukan dengan rumus :Df = n – k - 1

Kebijakan 1 (1) (2017) : 53 - 6258

Page 69: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Tabel 6. Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 15327980.558 40168004.182 .382 .722PAD 1.511 .519 .824 2.909 .044

Sumber : Data Sekunder diolah 2017

Berdasarkan tabel 6 maka nilaicoefficients secara parsial nilai dari masingvariabel, yaitu : 1. berdasarkan nilaisignifikansi dari tabel Coefficients diperolehnilai signifikansi sebesar 0,044 < 0,05,sehingga dapat disimpulkan bahwa variabelPendapatan Asli daerah (X) berpengaruhterhadap Variabel Belanja Modal (Y)Pemerintah Kota Pematangsiantar Periode2011-2016. 2. berdasarkan nilai t: diketahui thitung sebesar 2,909 > t tabel 2,776 sehinggadapat disimpulkan bahwa variabelPendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh

terhadap Belanja Modal Pemerintah KotaPematangsiantar Periode 2011-2016.

Uji F (Uji Simultan)Uji-F (uji serempak) dilakukan untuk

melihat secara bersama-sama (serempak)pengaruh secara positif dan signifikan darivariabel bebas yaitu Pendapatan Asli Daerah(X) terhadap Belanja Modal PemerintahKota Pematangsiantar sebagai variabelterikat (Y).

Tabel 7. Uji F (Simultan)

ANOVAa

Model Sum ofSquares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 7049245171278715.000 1 704924517127

8715.000 8.461 .044b

Residual 3332442635351913.000 4 833110658837

978.200

Total 10381687806630628.000 5

Sumber : Data Sekunder diolah 2017

Berdasarkan tabel 7 di atas diperoleh Fhitung sebesar 8.46 > F tabel sebesar 7,71 dengantingkat signifikan 0,003 < 0,05. Makadengan demikian dapat disimpulkan bahwasecara simultan variabel Pendapatan AsliDaerah berpengaruh positif dan signifikanterhadap variabel Belanja Modal Pada KotaPematangsiantar Periode 2011-2016.

Uji R Determinan (R2)Pengujian koefisien determinasi (R2)

digunakan untuk mengukur proporsi ataupersentase kemampuan model dalammenerangkan variabel terikat. Koefisien

deteminasi berkisar antara nol sampai satu (0< R2 < 1). Jika R2 semakin besar (mendekatisatu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruhvariabel bebas (X) adalah besar terhadapvariabel terikat (Y). Hal ini berarti modelyang digunakan semakin kuat untukmenerangkan pengaruh variabel bebasterhadap variabel terikat dan demikiansebaliknya.

59Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Modal Kota pematang SiantarBinsar Tison Gultom dan Lamria Simamora

Page 70: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Tabel 8. Goodness of Fit (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

1 .824a .679 .599 28863656.366

Sumber : Data Sekunder diolah 2017

Dari tabel 8 di atas menjelaskanbesarnya nilai korelasi/hubungan (R) yaitusebesar 0,824. Dari output tersebut diperolehkoefisien determinasi (R Square) sebesar0,679, yang mengandung pengertian bahwapengaruh variabel bebas (Pendapatan AsliDaerah) terhadap Variabel terikat (BelanjaModal) adalah sebesar 67,9 %. Koefisienkorelasi antara Pendapatan Asli Daerahterhadap Belanja Modal sebesar 0,67. Dapatdiartikan bahwa terdapat pengaruh yangsangat kuat antara Pendapatan Asli Daerahterhadap Belanja Modal, dan Koefisiendeterminasi sebesar 0,67 yang berarti bahwavariabel dependen (Y) yaitu Belanja Modalmampu dijelaskan oleh variabel independenyaitu Pendapatan Asli Daerah sebesar67,00% dan sisanya sebesar 33,00%dipengaruhi oleh variabel lain tetapi tidakditeliti dalam penelitian ini seperti DanaPerimbangan.

PembahasanPengaruh Pendapatan Asli DaerahTerhadap Belanja Modal

Berdasarkan persamaan regresi yangterdapat pada tabel 5 diperoleh koefisienregresi dari Pendapatan Asli Daerah sebesar2,909. Hal tersebut menunjukkan bahwasetiap peningkatan nilai Pendapatan AsliDaerah sebesar satu satuan sedangkan nilaivariabel lain tetap, maka akanmengakibatkan naiknya nilai variabelBelanja Modal sebesar 2,909. Hal ini berartisemakin tinggi Pendapatan Asli Daerahtahun berjalan maka semakin tinggi pulakontribusinya terhadap Belanja Modal padaPemerintah Kota Pematangsiantar.

Besarnya thitung untuk Pendapatan AsliDaerah sebesar 2,909 > dari t tabel sebesar2,1318 dengan angka signifikan sebesar0,000 < 0,05. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa secara parsialPendapatan Asli Daerah berpengaruh positifdan signifikan terhadap Belanja Modal pada

Pemerintah Kota Pematangsiantar Periode2011-2016. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa semakin tinggi jumlah danaPendapatan Asli Daerah, maka semakintinggi pula Belanja Modalnya. Dengandemikian dapat disimpulakan bahwa hasilpenelitian ini telah mendukung secara parsialPendapatan Asli Daerah berpengaruh positifdan signifikan terhadap Belanja Modal padaPemerintah Kota Pematangsiantar sesuaidengan teori dari Mawarni, Darwanis, danAbdullah (2013) yang mengatakanpendapatan asli daerah mempunyaikoefisien positif yang menunjukkanbahwa semakin besar pendapatan aslidaerah maka pengeluaran pemerintah daerahatas belanja modal juga akan semakin besar.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian pada

Pemerintah Kota Pematangsiantar mengenaiPengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)terhadap Belanja Modal tahun anggaran 2011-2016, maka dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut :

Berdasarkan Hasil Penelitian secaraDeskriptif, menunjukkan bahwa PendapatanAsli Daerah (PAD) berpengaruh secara positifdan signifikan terhadap belanja modal denganhasil perhitungan hipotesis menunjukkanberupa = 15.327.980,56 + 1,511 X, daripersamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa,jika X adalah 0 maka Pendapatan Asli Daerahadalah 15.327.980,56 sedangkan nilai 1,511artinya setiap peningkatan pendapatan AsliDaerah adalah Rp 1, maka akan menaikkankenaikan pada belanja modal sebesar 1,511kali. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwaPendapatan Asli Daerah berpengaruh positifdan signifikan terhadap Belanja Modal padaPemerintah Kota Pematangsiantar periode2011-2016.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 53 - 6260

Page 71: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

SARANBerkaitan dengan hasil penelitian, maka

Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk dapatmempertahankan Peningkatan Pendapatan AsliDaerah yang sudah baik namun secara khususagar menguasai teknis yang tepat untukmenggali potensi-potensi yang ada di KotaPematangsiantar sehingga PengaruhPendapatan Asli Daerah terhadap BelanjaModal Pemerintah Kota Pematangsiantarakan meningkat. Sebaiknya Pemerintah KotaPematangsiantar lebih mengoptimalkan potensiekonomi lokalnya untuk menambahpenerimaan daerah agar tercipta kemandiriandaerah untuk membiayai pengeluarannyasehingga pada akhirnya ketergantungan padaPemerintah Pusat dapat dikurangi. PemerintahKota Pematangsiantar juga diharapkan dapatmengalokasikan Belanja Modalnya secaratepat sasaran yang diharapkan dapatmeningkatkan pembangunan dan pelayananterhadap masyarakat yang nantinya dapatmerangsang terciptanya sumber pendapatanbaru.

DAFTAR PUSTAKAHalim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik:Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi.Jakarta: Salemba Empat.

Nuarisa, Sheila Ardhian. (2013). PengaruhPAD, DAU, dan DAK terhadap PengalokasianAnggaran Belanja Modal.Accounting AnalysisJournal 2 (1), 89-95.

Mardiasmo, 2002, “Otonomi dan ManajemenKeuangan Daerah”. Penerbit ANDI,Yogyakarta.

Mardiasmo. 2004. “Otonomi dan ManajemenKeuangan Daerah”. Yogyakarta Andi

Mawarni. Darwanis.dan Syukriy Abdullah.(2013). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah danDana Alokasi Umum terhadap Belanja Modalserta Dampaknya terhadap PertumbuhanEkonomi Daerah (Studi pada Kabupaten danKota di Aceh).Jurnal Akuntansi, Vol.2 No.2.

. 2004. Akuntansi Sektor Publik.Andi, Yogyakarta.

Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerubahan UU No. 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126).Jakarta.

Nomor 23 Tahun 2014 tentang tentangPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244).Jakarta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000tentang Dana Perimbangan. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaN0.24 Tahun 2005 Standar AkuntansiPemerintahan

Siregar, Baldric, 2015. Akuntansi SektorPublik (Akuntansi Keuangan Daerah BerbasisAkrual. edisi pertama. Bandung: Unit Penerbitdan Percetakan sekolah Tinggi IlmuManajemen YKPN.

Soleh, Chabib. 2010. Pengelolaan Keuangandan Aset Daerah. Edisi kedua. Bandung:Fokus Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif Dan R&D. Cetakan Sepuluh.Bandung: Alfabeta.

61Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Modal Kota pematang SiantarBinsar Tison Gultom dan Lamria Simamora

Page 72: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 53 - 6262

Page 73: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERAN DAN FUNGSIKEPALA SEKOLAH DAN GURU PADA SEKOLAHDASAR NEGERI DI KOTA PEMATANGSIANTAR

(EFFECTIVENESS OF ROLES AND FUNCTIONS OF STATEELEMENTARY HEADMASTERS AND TEACHERS AT

PEMATANGSIANTAR)

Edward Simon Hasudungan Sitorus

Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota PematangsiantarJl. Merdeka No. 4 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 23 Oktober 2017; Direvisi : 14 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pelaksanaan peran dan fungsi Kepala Sekolahdan Guru pada Sekolah Dasar Negeri di Kota Pematangsiantar Tahun 2012. Penelitian inimenggunakan Metode Kualitatif dengan teknik survei deskriptif analitis. Dalam penelitian inidata dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah datadiperoleh kemudian hasilnya dipaparkan secara deskriptif pada akhir penelitian. Wawancaralangsung dan pengisian kuesioner dilakukan terhadap 20 (dua puluh) sampel Sekolah DasarNegeri yang ada di Kota Pematangsiantar dengan jumlah Kepala Sekolah sebanyak 20 orangdan Guru sebanyak 140 orang. Jawaban atas kuesioner kemudian diberi skor denganmenggunakan skala indeks keberhasilan. Hasil dari Penelitian menunjukkan bahwa Indekskeberhasilan Kepala Sekolah yang termasuk dalam kategori berhasil adalah peran KepalaSekolah sebagai Edukator/Pendidik. Hal ini berarti efektivitas pelaksanaan peran dan fungsiKepala Sekolah sebagai Edukator/Pendidik sudah dikategorikan berhasil. Untuk indeksdengan kategori cukup berhasil adalah peran Kepala Sekolah sebagai Motivator, Manajer,Administrator, Supervisor dan Inovator. Namun, untuk peran Kepala Sekolah sebagai Leaderdikategorikan sebagai peran yang kurang berhasil. Indeks keberhasilan Guru yang termasukdalam kategori berhasil adalah peran Guru sebagai Manajer dan Demonstrator. Hal ini berartiefektivitas pelaksanaan peran dan fungsi Guru sebagai Manajer dan Demonstrator sudahdikategorikan berhasil. Untuk indeks dengan kategori cukup berhasil adalah peran Gurusebagai Evaluator. Namun, untuk peran Guru sebagai Mediator/Fasilitator dikategorikansebagai peran yang kurang berhasil.

Kata kunci: efektivitas, peran dan fungsi, kepala sekolah, guru.

ABSTRACT

This research is intended to identify the effectiveness of roles and functions of stateelementary headmasters and teachers at Pematangsiantar in 2012. This research appliedqualitative method with analytical descriptive survey techniques. In this research, data andinformation were collected from respondents by applying questionnaire. After being collected,the data was presented descriptively. Interviews and answering the questionnaire wereperformed in 20 state elementary schools with 20 headmasters and 140 teachers inPematangsiantar, as the research samples. The result of the questionnaire was evaluated byindex scale of achievements scoring. The result of the research indicates that index ofachievement of the headmasters as educator is categorized as a success. It means thateffectiveness of rules and functions of state elementary school headmasters as an educator is

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 74: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

categorized effective. Index of achievement of the headmasters that is categorized as quite asuccess are rules and functions as Motivator, Manager, Administrator, Supervisor andInnovator. Nevertheless, index of achievement of headmasters as leader is categorized not asuccess. Index of achievement of teachers as Manager and Demonstrator is categorized as asuccess. For evaluator, it is categorized as quite a success. However, index of achievement ofteachers as facilitator is not a success.

Keywords: effectiveness, role and function, headmasters, teachers

PENDAHULUANSalah satu permasalahan pendidikan

yang dihadapi bangsa Indonesia adalahrendahnya mutu pendidikan di setiap jenjangdan satuan pendidikan, khususya pendidikandasar dan menengah (Edyanto 2006, hal. 3) .Mutu Pendidikan tercapai apabila masukan,proses, keluaran, guru, sarana dan prasaranamemenuhi syarat-syarat tertentu.

Namun dari beberapa komponentersebut, yang lebih banyak berperan adalahtenaga kependidikan yang bermutu yaitu yangmampu menjawab tantangan-tantangan dengancepat dan penuh tanggung jawab. Tenagakependidikan pada masa mendatang akansemakin kompleks, sehingga menuntut tenagakependidikan untuk senantiasa melakukanberbagai peningkatan dan penyesuaiankompetensinya. Pendidikan yang bermutusangat membutuhkan tenaga kependidikanyang profesional.

Tenaga kependidikan yang mempunyaiperan dan fungsi yang sangat strategis dalampembentukan pengetahuan, keterampilan dankarakter peserta didik. Oleh karena itu tenagakependidikan yang profesional akanmelaksanakan peran dan fungsinya secaraprofesional sehingga menghasilkan lulusanyang lebih bermutu. Pelaksanaan peran danfungsi tenaga pendidik membutuhkandukungan dari pihak yang mempunyai peranpenting bagi pelaksanaan program pendidikandi sekolah dalam hal ini adalah KepalaSekolah. Kepala Sekolah merupakan seorangpejabat yang profesional dalam organisasisekolah yang bertugas mengatur semua sumberorganisasi dan bekerjasama dengan guru-gurudalam mendidik peserta didik untuk mencapaitujuan pendidikan.

Untuk mencapai kepentingan tersebutKepala Sekolah selayaknya mampumemobilisasi atau memberdayakan semuapotensi dan sumber daya yang dimiliki, terkaitdengan berbagai program, proses, evaluasi,pengembangan kurikulum, pembelajaran disekolah, pengolahan tenaga kependidikan,

sarana prasarana, pelayanan terhadap siswa,hubungan dengan masyarakat sampai padapenciptaan iklim sekolah yang kondusif.Semua ini akan terlaksana manakala KepalaSekolah memiliki kemampuan untukmempengaruhi semua pihak yang terlibatdalam kegiatan pendidikan di sekolah, yaituuntuk bekerjasama dalam mewujudkan tujuansekolah (Yuliana 2017, hal. 1).

Kepala Sekolah dalam upayapeningkatan mutu pendidikan dituntut harusmelibatkan semua personil yang di dalamprosesnya menuntut komitmen bersamaterhadap mutu pendidikan. Salah satu peranpenting Kepala Sekolah adalah sebagaipemimpin yang memiliki tanggung jawabuntuk mengajar dan mempengaruhi semuayang terlibat dalam kegiatan pendidikan untukberpartisipasi aktif mencapai tujuan sekolahsebagaimana yang diamanatkan dalamKeputusan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 0296/U/1996 tanggal 1Oktober 1996 tentang Penugasan GuruPegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolahdi Lingkungan Depdikbud, peran KepalaSekolah adalah sebagai EMASLIM (Edukator,Manajer, Administrator, Supervisor, Leader,Inovator dan Motivator) (Sofyan 2011, hal.34).

Pada jenjang Sekolah Dasar, kualitaspendidikan di Indonesia masih rendah olehkarena itu peran dan fungsi guru sangatpenting untuk meningkatkan kualitaspendidikan pada jenjang Sekolah Dasar. Perandan fungsi guru dalam proses belajar mengajarmeliputi banyak hal seperti sebagai pengajar,manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler,eksplorator dan sebagainya (Mulyati 2012, hal.2). Namun, yang dikemukakan disini adalahperan yang dianggap dominan yaitu sebagaidemonstrator, manajer/pengelola kelas,mediator/fasilitator dan evaluator.

Untuk itu sebagai daerah otonom,Pemerintah Kota Pematangsiantar harusmampu melihat efektivitas pelaksanaan perandan fungsi Kepala Sekolah dan Guru pada

Kebijakan 1 (1) (2017) : 63 - 7264

Page 75: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

sekolah negeri di Kota Pematangsiantar. Fokuspenelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri diKota Pematangsiantar. Sekolah Dasar Negeridiambil sebagai fokus kajian karena padajenjang pendidikan ini, Pemerintah KotaPematangsiantar mengelola sekolah yangsangat besar jumlahnya sehingga PemerintahKota Pematangsiantar memiliki tanggungjawab menyediakan penyelenggaraanpendidikan yang baik bagi generasi penerusbangsa. Penelitian ini berlangsung dari bulanSeptember 2012 sampai dengan Desember2012.

METODE PENELITIANDalam penelitian ini, peran Kepala

Sekolah untuk meningkatkan kualitaspendidikan adalah sebagai EMASLIM(Edukator, Manajer, Administrator,Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator)(Sofyan 2011, hal. 34).a. Kepala Sekolah sebagai Edukator/Pendidik

Dalam melakukan fungsinya sebagaiedukator, kepala sekolah harus memilikistrategi yang tepat untuk meningkatkanprofesionalisme tenaga kependidikan disekolahnya. Menciptakan iklim yangkondusif, memberikan nasehat kepadawarga sekolah, memberikan dorongankepada seluruh tenaga kependidikan, sertamelaksanakan model pembelajaran yangmenarik seperti team teaching sertamengadakan program akselerasi bagipeserta didik yang cerdas di atas normal(Sofyan 2011, hal. 34)

b. Kepala Sekolah sebagai ManajerManajemen pada hakekatnya merupakansuatu proses merencanakan,mengorganisasikan, melaksanakan,memimpin dan mengendalikan usaha paraanggota organisasi serta mendayagunakanseluruh sumber-sumber daya organisasidalam rangka mencapai tujuan yang telahditetapkan. Dikatakan suatu proses karenasemua manajer dengan ketangkasan danketerampilan yang dimilikinyamengusahakan dan mendayagunakanberbagai kegiatan yang saling berkaitanuntuk mencapai tujuan (Sofyan 2011, hal.34)

c. Kepala Sekolah sebagai AdministratorKepala Sekolah sebagai administratorpendidikan bertanggung jawab terhadapkelancaran pelaksanaan pendidikan danpengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu,

untuk dapat melaksanakan tugasnya denganbaik, Kepala Sekolah hendaknyamemahami, menguasai dan mampumelaksanakan kegiatan-kegiatan yangberkenaan dengan fungsinya sebagaiadministrator pendidikan. Adapun dalamsetiap kegiatan administrasi ini,mengandung fungsi-fungsi perencanaan,pengorganisasian, pengkoordinasian,pengawasan, kepegawaian dan pembiayaan.Kepala Sekolah sebagai administratorhendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi tersebut dalam pengelolaan sekolahyang dipimpinnya (Sofyan 2011, hal. 35)

d. Kepala Sekolah sebagai SupervisorKepala Sekolah sebagai orang yangbertanggung jawab di sekolah mempunyaikewajiban untuk menjalankan sekolahnya,terutama membantu perkembanganbawahannya dalam usaha meningkatkankualitas pendidikan di sekolahnya. Untukmengetahui tanggung jawab tersebut,sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulupengertian supervisi (Sofyan 2011, hal. 36).Supervisi adalah aktivitas menentukankondisi atau syarat-syarat yang esensialyang akan menjamin tercapainya tujuanpendidikan.

e. Kepala Sekolah sebagai Leader/PemimpinKepala Sekolah sebagai pemimpin harusmampu memberikan petunjuk danpengawasan, meningkatkan kemauantenaga kependidikan, membuka komunikasidua arah dan mendelegasikan tugas (Sofyan2011, hal. 37)

f. Kepala Sekolah sebagai InovatorDalam rangka melakukan peran danfungsinya sebagai inovator, Kepala Sekolahharus memiliki strategi yang tepat untukmenjalin hubungan yang harmonis denganlingkungan, mencari gagasan baru,mengintegrasikan setiap kegiatan,memberikan teladan kepada seluruh tenagakependidikan dan siswa di sekolah danmengembangkan model-modelpembelajaran yang inovatif (Sofyan 2011,hal. 38)

g. Kepala Sekolah sebagai MotivatorSebagai Motivator, Kepala Sekolah dituntutuntuk memberikan motivasi kepada tenagakependidikan dan siswa agar kinerjamereka dapat meningkat. Dengan demikiandiharapkan, tujuan sekolah dapat tercapaisecara efektif dan efisien (Edyanto 2004,hal. 25)

65Efektivitas Pelaksanaan Peran Dan Fungsi Kepala Sekolah Dan Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di KotaPematangsiantarEdward Simon Hasudungan Sitorus

Page 76: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Dalam penelitian, peran guru yang akandilihat adalah sebagai demonstrator,manajer/pengelola kelas, mediator/fasilitatordan evaluator.a. Guru sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagaidemonstrator, lecturer, atau pengajar, guruhendaknya senantiasa menguasai bahan ataumateri pelajaran yang akan diajarkannya sertasenantiasa mengembangkannya dalam artimeningkatkan kemampuannya dalam hal ilmuyang dimilikinya karena hal ini akan sangatmenentukan hasil belajar yang dicapai olehsiswa (Tim Kajian Staf Ahli MendiknasBidang Mutu Pendidikan 2012, hal.25). Salahsatu hal yang harus diperhatikan oleh guruadalah bahwa dia sendiri adalah pelajar. Iniberarti bahwa guru harus belajar terusmenerus.b. Guru sebagai Manajer/pengelola kelas

Mengajar dengan sukses berarti harusada keterlibatan siswa secara aktif untukbelajar. Keduanya berjalan seiring, tidak adayang mendahului antara mengajar dan belajarkarena masing-masing memiliki peran yangmemberikan pengaruh satu dengan yanglainnya. Keberhasilan/kesuksesan gurumengajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalambelajar, demikian juga keberhasilan siswadalam belajar ditentukan oleh peran gurudalam mengajar (Tim Kajian Staf AhliMendiknas Bidang Mutu Pendidikan 2012,hal.26)

Proses belajar mengajar akanberlangsung dengan baik jika guru dan siswasama-sama mengerti bahan apa yang akandipelajari sehingga terjadi suatu interaksi yangaktif dalam proses belajar mengajar di kelasdan hal ini menjadi kunci kesuksesan dalammengajar. Mengajar dengan sukses itu tidakhanya semata-mata memberikan pengetahuanyang bersifat kognitif saja, tetapi di dalamnya

harus ada perubahan berpikir, sikap, kemauansupaya siswa mau terus belajar. Timbulnyasemangat belajar dalam diri siswa untukmencari sumber-sumber belajar lainmerupakan salah satu indikasi bahwa gurusukses mengajar siswanya.c. Guru sebagai Mediator/fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknyamemiliki pengetahuan dan pemahaman yangcukup tentang media pendidikan karena mediapendidikan merupakan alat komunikasi gunalebih mengefektifkan proses belajar mengajar.Dengan demikian jelaslah bahwa mediapendidikan merupakan dasar yang sangatdiperlukan yang bersifat melengkapi danmerupakan bagian integral demi berhasilnyaproses pendidikan.

Sebagai fasilitator, guru hendaknyamampu mengusahakan sumber belajar yangkiranya berguna serta dapat menunjangpencapaian tujuan dan proses belajar mengajarbaik yang berupa narasumber, buku teksmajalah ataupun surat kabar (Tim Kajian StafAhli Mendiknas Bidang Mutu Pendidikan2012, hal.26-27)d. Guru sebagai Evaluator

Dalam dunia pendidikan, setiap jenispendidikan atau bentuk pendidikan padawaktu-waktu tertentu selama satu periodependidikan akan diadakan evaluasi, artinyapada waktu-waktu tertentu selama satu periodependidikan, guru selalu mengadakan penilaianterhadap hasil yang telah dicapai oleh pihakpeserta didik. Penilaian perlu dilakukan,karena dengan penilaian guru dapatmengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,penguasaan siswa terhadap pelajaran sertaketepatan atau keefektifan metode belajar danmengajar (Tim Kajian Staf Ahli MendiknasBidang Mutu Pendidikan 2012, hal.226-28).

Dari uraian sebelumnya maka model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator : Indikator :1. Edukator. 1. Demonstrator.2. Manajer 2. Manajer/Pengelola Kelas

EFEKTIVITAS

PERAN DAN FUNGSIKEPALA SEKOLAH

PERAN DAN FUNGSIGURU

Kebijakan 1 (1) (2017) : 63 - 7266

Page 77: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

3. Administrator 3. Mediator/Fasilitator4. Supervisor 4. Evaluator5. Leader6. Inovator7. Motivator.

Jenis Penelitian ini adalah surveisedangkan metodenya yaitu kualitatif denganteknik deskriptif analitis. Teknik surveideskriptif adalah suatu metode penelitian yangmengambil sampel dari suatu populasi denganmenggunakan kuesioner sebagai alatpengumpulan data (Hendarmoko & Samsudin2008, hal.36-37). Dalam penelitian ini data

dan informasi dikumpulkan dari respondendengan menggunakan kuesioner. Setelah datadiperoleh kemudian hasilnya dipaparkan secaradeskriptif dan pada akhir penelitian dianalisis.

Adapun yang menjadi populasi padapenelitian ini adalah seluruh Kepala Sekolahdan Guru SD Negeri di Kota Pematangsiantarpada bulan September – Desember 2012.

No. Jumlah SD Negeri Jumlah Kepala Sekolah Jumlah Guru

1. 118 118 1.135Sumber:Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar 2010

Dengan jumlah populasi yang besarmaka untuk melakukan penelitian akan

membutuhkan biaya yang besar, waktu yanglama sehingga peneliti perlu membuat sampel.

No.Populasi Sampel

Kepala Sekolah Guru Kepala Sekolah Guru1. 118 1.135 20 140

Teknik Sampling yang digunakan dalampenelitian ini adalah Purposive Sampling(Pengambilan Sampel Bertujuan). PurposiveSampling dilakukan karena adanyaketerbatasan waktu, tenaga dan dana sehinggatidak dapat diambil sampel dalam jumlah yangbesar (Irawan 1999, hal. 46). Selain ituPurposive Sampling dilaksanakan dalampenelitian ini karena sampel yang diambil telahmemenuhi ciri-ciri pokok dalam populasi yaituKepala Sekolah dan Guru di Sekolah Dasar(SD) Negeri di Kota Pematangsiantar.

Dalam penelitian ini data diperolehmelalui pengumpulan data langsung dengan

cara melakukan wawancara dan pengisiankuesioner (angket) pada 20 (dua puluh)Sekolah Dasar (SD) Negeri yang ada di KotaPematangsiantar, dengan sampel KepalaSekolah sebanyak 20 orang dan Guru sebanyak140 orang.

Instrumen yang digunakan dalammengumpulkan data adalah panduan telaahdokumen. Efektivitas pelaksanaan peranKepala Sekolah dan Guru diukur denganpenilaian kinerja keberhasilan peran KepalaSekolah dan Guru dilihat berdasarkan hasilindeks keberhasilan yang dihitung denganrumus sebagai berikut :

∑SRIndeks = x 100 %

∑SIKeterangan:SR = Skor RiilSI = Skor Ideal

Dari hasil perhitungan indeks, dapat diketahuikriteria kinerja keberhasilan peran dan fungsiKepala Sekolah dan Guru dengan ketentuansebagai berikut :a. Indeks 75,1 – 100 : Berhasil

b. Indeks 50,1 – 75 : Cukup Berhasilc. Indeks 25,1 – 50 : Kurang Berhasild. Indeks 0 – 25 : Tidak Berhasil

67Efektivitas Pelaksanaan Peran Dan Fungsi Kepala Sekolah Dan Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di KotaPematangsiantarEdward Simon Hasudungan Sitorus

Page 78: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

HASIL DAN PEMBAHASANSetelah melaksanakan pengumpulan

data langsung dengan melakukan wawancarauntuk pengisian kuesioner maka efektivitaspelaksanaan peran dan fungsi Kepala Sekolahdan Guru pada Sekolah Dasar yang dikelolaoleh pemerintah khususnya oleh PemerintahKota Pematangsiantar dapat diuraikan dandianalisis.

Kepala Sekolah sebagaiEdukator/Pendidik

Kepala Sekolah sebagai pendidik harussenantiasa berupaya meningkatkan kualitaspembelajaran yang dilakukan oleh para guru.Dalam hal ini, faktor pengalaman akan sangatmempengaruhi profesionalisme KepalaSekolah terutama dalam mendukungterbentuknya pemahaman tenaga kependidikanterhadap pelaksanaan tugasnya. Pengalamansemasa menjadi guru, Kepala Sekolah ataumenjadi anggota organisasi kemasyarakatansangat mempengaruhi kemampuan KepalaSekolah dalam melaksanakan pekerjaannyademikian halnya pelatihan dan penataran yangpernah diikutinya.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Kepala Sekolah sebagaiEdukator/Pendidik adalah 80,44. Data tersebutmenunjukkan bahwa responden rata-ratamenilai peran dan fungsi Kepala Sekolahsebagai Edukator/Pendidik sudah berhasil.Namun demikian, ada beberapa sekolah yangmasuk dalam kategori indeks cukup berhasil.

Kepala Sekolah sebagai ManajerDalam rangka melakukan peran dan

fungsinya sebagai manajer, Kepala Sekolahharus memiliki strategi yang tepat untukmemberdayakan tenaga kependidikan melaluikerjasama, memberikan kesempatan kepadapara tenaga kependidikan untuk meningkatkanprofesinya dan mendorong keterlibatan seluruhtenaga kependidikan dalam berbagai kegiatanyang menunjang program sekolah.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Kepala Sekolah sebagai Manajeradalah 62,6. Data tersebut menunjukkan bahwaresponden rata-rata menilai peran dan fungsiKepala Sekolah sebagai Manajer cukup

berhasil. Namun demikian, ada sekolah yangmasuk dalam kategori indeks berhasil dankurang berhasil.

Kepala Sekolah sebagai AdministratorTugas Kepala Sekolah dalam bidang

administrasi dapat digolongkan menjadi 6(enam) bidang manajemen yaitu (Mulyasa2004, hal 30-32):1. pengelolaan pengajaran;2. pengelolaan kepegawaian;3. pengelolaan kemuridan;4. pengelolaan gedung dan halaman;5. pengelolaan keuangan;6. pengelolaan hubungan sekolah dan

masyarakat.Dari indeks yang diperoleh dari setiap

sekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Kepala Sekolah sebagaiAdministrator adalah 55,1. Data tersebutmenunjukkan bahwa responden rata-ratamenilai peran dan fungsi Kepala Sekolahsebagai Administrator cukup berhasil. Namundemikian, ada sekolah yang masuk dalamkategori indeks kurang berhasil.

Kepala Sekolah sebagai SupervisorKepala Sekolah sebagai supervisor harus

dapat meneliti, mencari dan menentukansyarat-syarat mana yang telah ada danmencukupi, mana yang belum ada atau kurangmencukupi yang perlu diusahakan dandipenuhi. Disamping itu, Kepala Sekolah jugaharus berusaha agar semua potensi yang ada disekolahnya, baik potensi yang ada pada unsurmanusia maupun yang ada pada alat,perlengkapan, keuangan dan sebagainya dapatdimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Adapun fungsi-fungsi Kepala Sekolahsebagai supervisor adalah sebagai berikut(Mulyasa 2004, hal 32-34):1. membantu stafnya menyusun program;2. membantu stafnya mempertinggi kecakapan

dan keterampilan mengajar;3. mengadakan evaluasi secara kontinu

tentang kesanggupan stafnya dan tentangkemajuan program pendidikan padaumumnya.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Kepala Sekolah sebagaiSupervisor adalah 54,1. Data tersebutmenunjukkan bahwa responden rata-rata

Kebijakan 1 (1) (2017) : 63 - 7268

Page 79: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

menilai peran dan fungsi Kepala Sekolahsebagai Supervisor cukup berhasil. Namundemikian, ada beberapa sekolah yang masukdalam kategori indeks kurang berhasil.

Kepala Sekolah sebagaiLeader/Pemimpin

Kemampuan yang harus diwujudkanKepala Sekolah sebagai pemimpin dapatdianalisis dari kepribadian, pengetahuanterhadap tenaga kependidikan, visi dan misisekolah, kemampuan mengambil keputusandan kemampuan berkomunikasi.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Kepala Sekolah sebagaiLeader/Pemimpin adalah 48,4. Data tersebutmenunjukkan bahwa responden rata-ratamenilai peran dan fungsi Kepala Sekolahsebagai Leader/Pemimpin kurang berhasil.

Kepala Sekolah sebagai InovatorKepala Sekolah sebagai inovator akan

tercermin dari cara-cara dia melakukanpekerjaannya secara konstruktif, delegatif,integratif, rasional dan objektif, pragmatis,keteladanan, disiplin serta adaptabel danfleksibel.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Kepala Sekolah sebagai Inovatoradalah 50,1. Data tersebut menunjukkan bahwaresponden rata-rata menilai peran dan fungsiKepala Sekolah sebagai Inovator cukupberhasil.

Kepala Sekolah sebagai MotivatorDalam hal ini, kemampuan Kepala

Sekolah dalam memberikan motivasi untukmeningkatkan kemampuan dari Guru. Dariindeks yang diperoleh dari setiap sekolah yangdijadikan sampel dengan menilai jawaban darisetiap responden maka indeks keberhasilanKepala Sekolah sebagai Motivator adalah 67,4.Data tersebut menunjukkan bahwa respondenrata-rata menilai peran dan fungsi KepalaSekolah sebagai Motivator cukup berhasil.Namun demikian, ada sekolah yang masukdalam kategori indeks berhasil.

Peran dan Fungsi GuruGuru sebagai Demonstrator

Guru harus mengerti bahwa dia sendiriadalah pelajar sehingga menimbulkansemangat belajar kepada para siswa. Guru akanmemperkaya dirinya dengan berbagai ilmupengetahuan sebagai bekal dalammelaksanakan tugasnya sebagai demonstratorsehingga mampu memperagakan apa yangdiajarkannya secara didaktis (Mulyana 2009,hal. 45). Maksudnya adalah agar apa yangdisampaikannya itu telah dimiliki oleh anakdidik.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Guru sebagai Demonstratoradalah 91,5. Data tersebut menunjukkan bahwaresponden rata-rata menilai peran dan fungsiGuru sebagai Demonstrator berhasil.

Guru sebagai Manajer/Pengelola KelasKesuksesan dalam mengajar adalah

seberapa dalam siswa termotivasi untuk mauterus belajar sehingga mereka akan menjadimanusia-manusia pembelajar. Untuk itusebagai guru hendaknya mampu membuka diridan melihat secara jernih apa yang menjadiharapan siswa dalam diri guru itu sendiri.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Guru sebagai Manajer/PengelolaKelas adalah 93,7. Data tersebut menunjukkanbahwa responden rata-rata menilai peran danfungsi Guru sebagai Manajer/Pengelola Kelasberhasil.

Guru sebagai Mediator/FasilitatorGuru hendaknya mampu mengusahakan

sumber belajar yang kiranya berguna sertadapat menunjang pencapaian tujuan dan prosesbelajar mengajar. Dalam hal ini, guruhendaknya mampu memberikan sumber-sumber terpercaya untuk mendukung prosesbelajar mengajar sehingga tujuan pembelajarandapat tercapai (Mulyana 2009, hal. 29).

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Guru sebagai Mediator/Fasilitatoradalah 47,6. Data tersebut menunjukkan bahwaresponden rata-rata menilai peran dan fungsiGuru sebagai Mediator/Fasilitator kurangberhasil. Namun demikian, ada 2 (dua) sekolahyang masuk dalam kategori indeks cukupberhasil.

69Efektivitas Pelaksanaan Peran Dan Fungsi Kepala Sekolah Dan Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di KotaPematangsiantarEdward Simon Hasudungan Sitorus

Page 80: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Guru sebagai EvaluatorGuru hendaknya mampu memberikan

evaluasi terhadap bahan ajar/materipembelajaran dan juga melihat kemampuanpara siswa dalam mengerti bahan ajar/materipembelajaran.

Dari indeks yang diperoleh dari setiapsekolah yang dijadikan sampel dengan menilaijawaban dari setiap responden maka indekskeberhasilan Guru sebagai Evaluator adalah67,8. Data tersebut menunjukkan bahwaresponden rata-rata menilai peran dan fungsiGuru sebagai Evaluator cukup berhasil.

KESIMPULANIndeks Keberhasilan Kepala Sekolah

Indeks keberhasilan Kepala Sekolahyang termasuk dalam kategori berhasil adalahperan Kepala Sekolah sebagaiEdukator/Pendidik (indeks 80,44). Hal iniberarti efektivitas pelaksanaan peran danfungsi Kepala Sekolah sebagaiEdukator/Pendidik sudah dikategorikanberhasil. Untuk indeks dengan kategori cukupberhasil adalah peran Kepala Sekolah sebagaiMotivator (indeks 67,4), Manajer (indeks62,6), Administrator (indeks 55,1), Supervisor(indeks 54,1) dan Inovator (indeks 50,1).Namun, untuk peran Kepala Sekolah sebagaiLeader (indeks 48,4) dikategorikan sebagaiperan yang kurang berhasil.

Sebagai tambahan, ada beberapa sekolahyang masih dibawah indeks rata-ratakeberhasilan peran Kepala Sekolah di KotaPematangsiantar.

Indeks Keberhasilan GuruIndeks keberhasilan Guru yang

termasuk dalam kategori berhasil adalah peranGuru sebagai Manajer (indeks 93,7) danDemonstrator (indeks 91,5). Hal ini berartiefektivitas pelaksanaan peran dan fungsi Gurusebagai Manajer dan Demonstrator sudahdikategorikan berhasil. Untuk indeks dengankategori cukup berhasil adalah peran Gurusebagai Evaluator (indeks 67,8). Namun, untukperan Guru sebagai Mediator/Fasilitator(indeks 47,6) dikategorikan sebagai peran yangkurang berhasil.

SARANMelihat efektivitas pelaksanaan peran

dan fungsi Kepala Sekolah dan Guru padaSekolah Dasar Negeri di Kota

Pematangsiantar, dapat diberikan saran sebagaiberikut:1. Untuk peran dan fungsi Kepala Sekolah dan

Guru dalam katagori indeks kurangberhasil dan cukup berhasil, perludilaksanakan pelatihan-pelatihan agarKepala Sekolah dan Guru dapatmeningkatkan kemampuannya sehinggaKepala Sekolah dan Guru menjalankanperan dan fungsinya dengan efektif.Pelatihan yang sangat dibutuhkan sepertipelatihan manajemen kepemimpinan,manajemen kelas dan kelas motivasi.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutmengenai faktor-faktor penyebab adanyaindeks kurang berhasil dan cukup berhasilpada efektivitas pelaksanaan peran danfungsi Kepala Sekolah dan Guru pada SDNegeri di Kota Pematangsiantar.

DAFTAR PUSTAKADinas Pendidikan Kota Pematangsiantar. 2010.Rencana Strategis Dinas Pendidikan KotaPematangsiantar 2010-2015. Pematangsiantar:Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar.

Edyanto, Darwan. 2006. Peranan KepalaSekolah Dalam Upaya Peningkatan MutuPendidikan Melalui Pendekatan ManajemenBerbasis Sekolah (Studi Kasus pada BeberapaSekolah Swasta di Kota Pematangsiantar).Tesis Magister. Universitas Negeri Medan.

Hendarmoko dan Samsudin. 2008. EfektivitasPelaksanaan Peran dan Fungsi Komite Sekolahpada Jenjang Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negeri dan Swasta di KotamadyaJakarta Selatan (Online). Dari:(www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13083140.pdf, (Diakses pada 15 Nopember 2012).

Irawan, Prasetya. 1999. Logika dan ProsedurPenelitian. Jakarta:STIA LAN Press.

Mulyana, Yayan. 2009. Peran Kepala SekolahDasar Dalam Pengembangan ProfesionalismeGuru (Online). Dari:http://repository.unib.ac.id/321/ (Diakses pada15 Nopember 2012).

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala SekolahProfessional. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Kebijakan 1 (1) (2017) : 63 - 7270

Page 81: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Mulyati, Y.S. 2012. Peran dan Fungsi Gurudalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan.Jurnal Administrasi Pendidikan 6 (3), hal 2-11.

Sofyan, Wahyu. 2011. Peran Kepala Sekolahdalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di.SMK NU 04 Ma'arif Pakis – Malang (Online).Dari: lib.uin-malang.ac.id/.../04110198-wahyu-sofyan.pdf. (Diakses pada 15 Nopember 2012).

Tim Kajian Staf Ahli Mendiknas Bidang MutuPendidikan. 2012. Kajian Kompetensi Gurudalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,Jakarta: Kemendiknas.

Yuliana, Lia. 2007. Kepemimpinan KepalaSekolah Dalam Meningkatkan Motivasi KerjaGuru. Yogyakarta :Universitas NegeriYogyakarta.

71Efektivitas Pelaksanaan Peran Dan Fungsi Kepala Sekolah Dan Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di KotaPematangsiantarEdward Simon Hasudungan Sitorus

Page 82: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 63 - 7272

Page 83: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

PENGARUH KERJA SAMA ORANGTUA DAN GURU DALAMPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SAINS SISWA

KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 122346

(THE INFLUENCE OF PARTNERSHIP BETWEEN PARENTS ANDTEACHERS ON INTENSIFYING STUDENTS’ LEARNING

ACHIEVEMENT IN SCIENCE AT YEAR V OF SD NEGERI 122346)

Dian Perayanti Sinaga

Dosen Prodi Pendidikan Biologi Universitas SimalungunJL. Sisingamangaraja, No. 9 Pematangsiantar

[email protected]

Diterima : 23 Oktober 2017; Direvisi : 10 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kerja sama orangtua danguru dalam peningkatan prestasi Belajar sains siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran 2016/2017 pada bulan Junisampai Juli. Jumlah sampel sebanyak 30 orang yang diambil secara keseluruhan. Untukmengetahui pengaruh antara kerja sama orangtua dan guru dan prestasi belajar dihitung denganmenggunakan pengaruh Product Momen, Hipotesis di uji dengan uji signifikan dari pengaruhstatistika student atau uji t pada taraf signifikan 0,05 dan untuk mengetahui besarnya kontribusiantara variabel X dan variabel Y dihitung dengan uji determinasi. Dari hasil uji pengaruhdiperoleh r = 0,83, yang berarti kerja sama orangtua dan guru dalam peningkatkan prestasibelajar sains siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantar Marihat, Tahun Ajaran 2016/2017 adalah pengaruh tinggi. Uji hipotesis diperoleh t-hitung 7,84 > t- tabel 1,70, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh yangsignifikan antara kerja sama orangtua dan guru dalam peningkatan prestasi sains siswa Kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran. 2016/2017. Besarnya kontribusi antara variabel X terhadap variabel Y adalah 68,89%.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kerjasama orangtua dan guru dalam meningkatkan prestasi belajar sains siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah, Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran2016/2017.

Kata kunci : kerjasama, prestasi belajar, sains

ABSTRACT

This research has intention to analyze the influence of partnership between parents andteachers on intensifying students’ learning achievement in science at year V of SD Negeri122346 Lapangan Bola Bawah, Siantar Marihat Subdistrict, T.A. 2016/2017 in June and July.There were 30 students as research sample taken proportionally from the students’ population.Product Moment Influence Method was applied to find out the influence of partnership betweenparents and teachers on students’ learning achievement. The hypothesis is formulated withsignificant formula of students’ statistic effect or formula (t) on significant rate 0.05.Determination formula is used to oversee the contribution of X variable and Y variable. Fromthe influence analysis, it determines that r=0.83. It means that the result of parents and teachersinfluence on intensifying students’ learning achievement in science at year V of SD Negeri122346 Lapangan Bola Bawah, Marihat Siantar Subdistrict T.A. 2016/2017 is high. Analysis

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 84: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

hypothesis (t) counted 7.84>-t table 1.70, therefore Ho is rejected, and Ha is accepted. It can beconcluded that there is a significant influence of parents and teachers partnership onintensifying students’ learning achievement in science at year V of SD Negeri 122346 LapanganBola Bawah, Siantar Marihat Subdistrict, T.A. 2016/2017. From this research, the totalcontribution of variable X to variable Y is 68.89%.

Keywords : partnership, learning achievement, science

PENDAHULUANPendidikan merupakan salah satu upaya

meningkatkan kualitas hidup manusia.Pendidikan Nasional bertujuan untukmemanusiakan, mendewasakan, merubahperilaku, dan meningkatkan kualitas manusiaitu menjadi lebih baik. Kesadaran pentingnyapendidikan dapat memberikan harapan yanglebih baik di masa mendatang. Pendidikanmendorong seluruh lapisan masyarakat lebihmemperhatikan setiap gerak langkah dalammengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

Pendidikan Nasional yang telahdipaparkan di atas merupakan landasan yangsangat penting. Sekolah sebagai salah satuwadah pendidikan harus dengan segalakesungguhan melaksanakan tugas sebagairealisasi dari tujuan Pendidikan Nasional untukmenumbuh kembangkan nilai-nilai dan sikapyang ada pada diri siswa. Misalnya seorangsiswa baru percaya pada diri sendiri, memilikikesadaran dan disiplin, memiliki inisiatif, sikapkritis, sikap rasional dalam memecahkanmasalah, menghargai setiap jenis pekerjaan,berprestasi di masyarakat serta memilikikesadaran untuk menghargai waktu setelahmendapatkan pendidikan dari keluaraga(orangtua) di rumah dan dari guru di sekolah.

Sekolah dan rumah sangat berperanpenting dalam pendidikan, pendidikan yangdiperoleh disekolah dan dirumah dapatmenjadi ukuran apakah ada kerjasama antaraorangtua dan guru, karena pendidikan disekolah merupakan kelanjutan dari pendidikandalam keluarga. Sekolah merupakan lembagatempat terjadinya proses sosialisasi keduasetelah keluarga, yang juga dapatmempengaruhi pribadi anak dalamperkembangan sosialnya, oleh sebab itusekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupandan kebutuhan masyarakat sesuai denganperkembangan budayanya.

Berdasarkan uraian di atas penulissangat tertarik untuk mengadakan penelitiandengan judul Pengaruh Kerja Sama OrangtuaDan Guru Dalam Peningkatan Prestasi BelajarSains Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri

122346 Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantar Marihat, Tahun Ajaran 2016/2017.

METODOLOGI PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan padaBulan Juni sampai Juli di kelas V SekolahDasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran2016/2017.

Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi kelas V Sekolah DasarNegeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran.2016/2017 yang terdiri dari 1 (satu) kelasdengan jumlah siswa 30 orang. Karena jumlahpopulasi penelitian ini diketahui relatif kecil,yaitu berjumlah 30 orang, maka penelitianmenetapkan bahwa dalam penelitian ini semuapopulasi diangkat sebagai sampel (sampeltotal). Dimana menurut Arikunto (2000) :“Apabila subjek kurang dari 100, lebih baikdiambil semua sehingga penelitiannyamerupakan penelitian populasi.

Variabel PenelitianVariabel penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel bebas yakni pengaruh kerja samaorangtua dengan guru (X)

2. Variabel terikat yakni prestasi belajar sains(Y)

Instrumen Penelitian1. Data Angket

Untuk mengetahui pengaruh kerjasamaorangtua dengan guru dalam kegiatanbimbingan konseling dalam belajar, makapeneliti menggunakan angket. Angketmerupakan alat pengumpul data dengan caramenyampaikan pertanyaan tertulis untukdijawab oleh siswa sesuai dengan alternatifjawaban yang disediakan.2. Data Dokumentasi (DKN)

Kebijakan 1 (1) (2017) : 73 - 7874

Page 85: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Nilai sains siswa selama 1 (satu)semester yang merupakan data yangdibutuhkan untuk mengukur pengaruhkerjasama orangtua dengan guru. Nilai tersebutadalah nilai pelajaran sains siswa kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan BolaBawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran 2016/2017 yang tertera dalam DaftarKumpulan Nilai (DKN).

Tehnik Analisa Data1. Uji pengaruh

Untuk mengetahui pengaruh kerjasamaorangtua dengan guru terhadap prestasi belajardigunakan uji pengaruh oleh Pearson yangdisebut juga dengan “Pengaruh ProductMoment Pearson” dengan rumus sebagaiberikut :

rxy= (Arikunto,2005)

2. Uji - tHipotesis dibuktikan dengan uji

signifikansi dari pengaruh statistika studentatau uji t dengan rumus sebagai berikut:

t =

3. Uji DeterminasiUntuk mengetahui besarnya

kontribusi/pengaruh kerjasama orangtuadengan guru (X) dengan prestasi belajar siswapada mata pelajaran sains (Y), digunakan UjiDeterminasi dengan rumus sebagai berikut:D = r2 . 100%.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Dengan menggunakan instrumenpenelitian diperoleh data variabel penelitianyaitu data kerjasama orangtua siswa dan gurudan data hasil prestasi belajar siswa.Berdasarkan pengolahan data akan diuraikanberturut-turut tentang deskripsi data hasilpenelitian, pengujian persyaratan analisishubungan antara variabel penelitian danpengujian hipotesis.

Selain membagikan angket tentangkerjasama orangtua siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran.2016/2017, juga mengumpulkan data tentangprestasi belajar siswa yang diambil dari DKN

dimana nilai-nilai tersebut merupakan variableterikat (Y).

Dari analisis data, penulis akanmemaparkan hasil yang diperoleh, denganhasil sebagai berikut :1. Data kerjasama orangtua siswa dan guru

Berdasarkan data yang diperoleh darihasil penelitian dengan jumlah respondensebayak 30 orang, rata-rata skor kerjasamaorangtua siswa dan guru skor tertinggi darisetiap angket adalah 4.00 dan yang terendahadalah 3,20. Skor tertinggi adalah 80 dan skorterendah adalah 64 dan skor rata-rata adalah72,67.2. Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan data prestasi Belajar sainssiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan SiantarMarihat, Tahun Ajaran 2016/2017, yangdiperoleh dari hasil penelitian dengan jumlahsampel 30 orang terdapat prestasi belajartertinggi 92 dan terendah 67 dengan rata-ratanilai prestasi belajar siswa adalah 78,20.3. Uji pengaruh

Besar koefisien pengaruh denganmenggunakan rumus uji pengaruh olehPearson (Pengaruh Product Moment). Dalamhal ini koefisien pengaruh yangmenggambarkan taraf hubungan antarakerjasama orangtua dan guru dengan prestasibelajar siswa adalah sebagai berikut:

rxy = (Arikunto,2005)

rxy = 0,83

4. Uji tHipotesis dibuktikan dengan uji

signifikan dari pengaruh statistika student atauuji t dengan rumus sebagai berikut :

t =

t = 7,84

5. Uji DeterminasiUntuk mengetahui besarnya

kontribusi/pengaruh persepsi (X) terhadapprestasi belajar sains (Y) siswa kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan BolaBawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran 2016/2017 dihitung dengan koefisiendeterminasi :

75Pengaruh Kerja Sama Orangtua Dan Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Sains Siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346Dian Perayanti Sinaga

Nilai sains siswa selama 1 (satu)semester yang merupakan data yangdibutuhkan untuk mengukur pengaruhkerjasama orangtua dengan guru. Nilai tersebutadalah nilai pelajaran sains siswa kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan BolaBawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran 2016/2017 yang tertera dalam DaftarKumpulan Nilai (DKN).

Tehnik Analisa Data1. Uji pengaruh

Untuk mengetahui pengaruh kerjasamaorangtua dengan guru terhadap prestasi belajardigunakan uji pengaruh oleh Pearson yangdisebut juga dengan “Pengaruh ProductMoment Pearson” dengan rumus sebagaiberikut :

rxy= (Arikunto,2005)

2. Uji - tHipotesis dibuktikan dengan uji

signifikansi dari pengaruh statistika studentatau uji t dengan rumus sebagai berikut:

t =

3. Uji DeterminasiUntuk mengetahui besarnya

kontribusi/pengaruh kerjasama orangtuadengan guru (X) dengan prestasi belajar siswapada mata pelajaran sains (Y), digunakan UjiDeterminasi dengan rumus sebagai berikut:D = r2 . 100%.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Dengan menggunakan instrumenpenelitian diperoleh data variabel penelitianyaitu data kerjasama orangtua siswa dan gurudan data hasil prestasi belajar siswa.Berdasarkan pengolahan data akan diuraikanberturut-turut tentang deskripsi data hasilpenelitian, pengujian persyaratan analisishubungan antara variabel penelitian danpengujian hipotesis.

Selain membagikan angket tentangkerjasama orangtua siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran.2016/2017, juga mengumpulkan data tentangprestasi belajar siswa yang diambil dari DKN

dimana nilai-nilai tersebut merupakan variableterikat (Y).

Dari analisis data, penulis akanmemaparkan hasil yang diperoleh, denganhasil sebagai berikut :1. Data kerjasama orangtua siswa dan guru

Berdasarkan data yang diperoleh darihasil penelitian dengan jumlah respondensebayak 30 orang, rata-rata skor kerjasamaorangtua siswa dan guru skor tertinggi darisetiap angket adalah 4.00 dan yang terendahadalah 3,20. Skor tertinggi adalah 80 dan skorterendah adalah 64 dan skor rata-rata adalah72,67.2. Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan data prestasi Belajar sainssiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan SiantarMarihat, Tahun Ajaran 2016/2017, yangdiperoleh dari hasil penelitian dengan jumlahsampel 30 orang terdapat prestasi belajartertinggi 92 dan terendah 67 dengan rata-ratanilai prestasi belajar siswa adalah 78,20.3. Uji pengaruh

Besar koefisien pengaruh denganmenggunakan rumus uji pengaruh olehPearson (Pengaruh Product Moment). Dalamhal ini koefisien pengaruh yangmenggambarkan taraf hubungan antarakerjasama orangtua dan guru dengan prestasibelajar siswa adalah sebagai berikut:

rxy = (Arikunto,2005)

rxy = 0,83

4. Uji tHipotesis dibuktikan dengan uji

signifikan dari pengaruh statistika student atauuji t dengan rumus sebagai berikut :

t =

t = 7,84

5. Uji DeterminasiUntuk mengetahui besarnya

kontribusi/pengaruh persepsi (X) terhadapprestasi belajar sains (Y) siswa kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan BolaBawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran 2016/2017 dihitung dengan koefisiendeterminasi :

75Pengaruh Kerja Sama Orangtua Dan Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Sains Siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346Dian Perayanti Sinaga

Nilai sains siswa selama 1 (satu)semester yang merupakan data yangdibutuhkan untuk mengukur pengaruhkerjasama orangtua dengan guru. Nilai tersebutadalah nilai pelajaran sains siswa kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan BolaBawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran 2016/2017 yang tertera dalam DaftarKumpulan Nilai (DKN).

Tehnik Analisa Data1. Uji pengaruh

Untuk mengetahui pengaruh kerjasamaorangtua dengan guru terhadap prestasi belajardigunakan uji pengaruh oleh Pearson yangdisebut juga dengan “Pengaruh ProductMoment Pearson” dengan rumus sebagaiberikut :

rxy= (Arikunto,2005)

2. Uji - tHipotesis dibuktikan dengan uji

signifikansi dari pengaruh statistika studentatau uji t dengan rumus sebagai berikut:

t =

3. Uji DeterminasiUntuk mengetahui besarnya

kontribusi/pengaruh kerjasama orangtuadengan guru (X) dengan prestasi belajar siswapada mata pelajaran sains (Y), digunakan UjiDeterminasi dengan rumus sebagai berikut:D = r2 . 100%.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Dengan menggunakan instrumenpenelitian diperoleh data variabel penelitianyaitu data kerjasama orangtua siswa dan gurudan data hasil prestasi belajar siswa.Berdasarkan pengolahan data akan diuraikanberturut-turut tentang deskripsi data hasilpenelitian, pengujian persyaratan analisishubungan antara variabel penelitian danpengujian hipotesis.

Selain membagikan angket tentangkerjasama orangtua siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Ajaran.2016/2017, juga mengumpulkan data tentangprestasi belajar siswa yang diambil dari DKN

dimana nilai-nilai tersebut merupakan variableterikat (Y).

Dari analisis data, penulis akanmemaparkan hasil yang diperoleh, denganhasil sebagai berikut :1. Data kerjasama orangtua siswa dan guru

Berdasarkan data yang diperoleh darihasil penelitian dengan jumlah respondensebayak 30 orang, rata-rata skor kerjasamaorangtua siswa dan guru skor tertinggi darisetiap angket adalah 4.00 dan yang terendahadalah 3,20. Skor tertinggi adalah 80 dan skorterendah adalah 64 dan skor rata-rata adalah72,67.2. Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan data prestasi Belajar sainssiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan SiantarMarihat, Tahun Ajaran 2016/2017, yangdiperoleh dari hasil penelitian dengan jumlahsampel 30 orang terdapat prestasi belajartertinggi 92 dan terendah 67 dengan rata-ratanilai prestasi belajar siswa adalah 78,20.3. Uji pengaruh

Besar koefisien pengaruh denganmenggunakan rumus uji pengaruh olehPearson (Pengaruh Product Moment). Dalamhal ini koefisien pengaruh yangmenggambarkan taraf hubungan antarakerjasama orangtua dan guru dengan prestasibelajar siswa adalah sebagai berikut:

rxy = (Arikunto,2005)

rxy = 0,83

4. Uji tHipotesis dibuktikan dengan uji

signifikan dari pengaruh statistika student atauuji t dengan rumus sebagai berikut :

t =

t = 7,84

5. Uji DeterminasiUntuk mengetahui besarnya

kontribusi/pengaruh persepsi (X) terhadapprestasi belajar sains (Y) siswa kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan BolaBawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran 2016/2017 dihitung dengan koefisiendeterminasi :

75Pengaruh Kerja Sama Orangtua Dan Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Sains Siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346Dian Perayanti Sinaga

Page 86: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

D = r2.100%D = 68,89%

PembahasanBerdasarkan hasil analisa data yang

dilakukan, skor rata-rata prestasi Belajar sainssiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantarMarihat, Tahun Ajaran 2016/2017 sebesar78,20 dan rata-rata skor kerjasama orangtuasiswa dan guru sebesar 72,67.

Hasil uji pengaruh diperoleh r = 0,83,yang berarti kerja sama orangtua dan gurudalam meningkatkan prestasi belajar sainssiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantarMarihat, TA. 2016/2017 adalah sangat tinggi.

Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada pengaruhkerja sama orangtua dan guru dalammeningkatkan prestasi belajar sains siswa kelasV Sekolah Dasar Negeri 122346 LapanganBola Bawah, Kecamatan Siantar Marihat,Tahun Ajaran. 2016/2017.

Hasil pengujian hipotesis dengan uji t,diperoleh t-hitung = 7,84, dan pada taraf nyataα = 0,05 dan dk = 28 didapat harga t-tabel =1,70. Jadi harga, t-hitung lebih besar darit-tabel, maka dalam hal ini Ho ditolak dan Haditerima, artinya ada pengaruh yang signifikanantara kerja sama orangtua dan guru dalammeningkatkan prestasi belajar sains siswaKelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan SiantarMarihat, Tahun Ajaran 2016/2017.

Besarnya kontribusi pengaruh kerjasama orangtua dan guru dalam meningkatkanprestasi belajar sains siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346 Lapangan Bola Bawah,Kecamatan Siantar Marihat, Tahun Anggaran2016/2017 menjadi tinggi pula yakni : (0,83)2

x 100% = 68,89%. Artinya, bahwa prestasibelajar sains yang dicapai oleh siswa Kelas VSekolah Dasar Negeri 122346 Lapangan BolaBawah, Kecamatan Siantar Marihat, TahunAjaran 2016/2017 adalah 68,89% dipengaruhioleh faktor kerja sama orangtua dan guru.Sedangkan prestasi belajar sains yang dicapaioleh siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri122346 Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantar Marihat, Tahun Ajaran 2016/2017 =31 ,11% dipengaruhi oleh faktor lain yangtidak ikut di bahas dalam penelitian ini.Berdasarkan besarnya kontribusi kerjasamaorangtua, terhadap prestasi belajar siswa, makaperlu ditingkatkan lagi bentuk kerjasama

tersebut, baik melalui komite sekolah ataubentuk lain yang dapatmenunjang/meningkatkan prestasi si anak.

Temuan PenelitianSetelah melakukan analisa dan

pengolahan data antara variabel X dan varibelY diperoleh hasil penelitian bahwa :1. Dari angket kerja sama orangtua dan guru

yang disebarkan terdapat rata-rata 72,67.2. Rata-rata prestasi belajar sains sebesar

78,24.3. Hasil uji pengaruh diperoleh harga r =

0,83, merupakan pengaruh yang sangattinggi.

4. Berdasarkan hasil uji determinasi makabesarnya kontribusi variabel X denganvariabel Y yaitu = 68,89 %

5. Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji tdiperoleh t-hitung = 7,84, dan pada tarafnyata α = 0,05 dan dk = 28 dengan harga t-tabel = 1,70. Jadi harga, t-hitung lebihbesar dari t-tabel yaitu t-hitung (7,83) > t-tabel (1,70), maka dalam hal ini Ho ditolakdan Ha diterima, berarti ada pengaruh yangsignifikan antara kerja sama orangtua danguru dalam meningkatkan prestasi belajarsains siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri122346 Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantar Marihat, Tahun Ajaran2016/2017.

KESIMPULANBerdasarkan uraian di atas dan hasil

penelitian demikian juga dengan hasilpengolahan data yang telah dilakukan, makapenulis menarik beberapa kesimpulan sebagaiberikut :1. Dari angket yang diberikan kepada

responden dapat disimpulkan bahwapelaksanaan kegiatan belajar sains siswaKelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan SiantarMarihat, Tahun Ajaran. 2016/2017 adalahberlangsung dengan baik.

2. Keberhasilan kegiatan belajar sain siswaKelas V Sekolah Dasar Negeri 122346Lapangan Bola Bawah, Kecamatan SiantarMarihat, Tahun Ajaran 2016/2017, berkatadanya kerja sama orangtua, guru dankepala sekolah

3. Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji tdiperoleh t-hitung = 7,84, dan pada tarafnyata α = 0,05 dan dk = 28 dengan harga t-tabel = 1,70. Jadi harga, t-hitung lebih

Kebijakan 1 (1) (2017) : 73 - 7876

Page 87: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

besar dari t-tabel yaitu t-hitung (7,83) > t-tabel (1,70), maka dalam hal ini Ho ditolakdan Ha diterima, berarti ada pengaruh yangsignifikan antara kerja sama orangtua danguru dalam meningkatkan prestasi belajarsains siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri122346 Lapangan Bola Bawah, KecamatanSiantar Marihat, Tahun Ajaran.2016/2017.

4. Hasil uji pengaruh diperoleh harga r =0,83, merupakan pengaruh yang sangattinggi.

5. Berdasarkan hasil uji determinasi makabesarnya kontribusi variabel X denganvariabel Y yaitu = 68,89 %

SARAN1. Diharapkan kerja sama orangtua siswa di

Sekolah Dasar Negeri 122346 LapanganBola Bawah, Kecamatan Siantar Marihat,Tahun Ajaran 2016/2017 dapatdipertahankan serta ditingkatkan dalamupaya memberikan pengajaran terhadapsiswa dan dilaksanakan secara kontiniudemi peningkatan semangat belajar danmencapai prestasi belajar yang dapatdiandalkan.

2. Kerja sama antara guru mata pelajarandengan orangtua siswa dan kepala sekolahhendaknya lebih diperhatikan dan lebihditingkatkan.

3. Bagi para siswa hendaknya menyadaribahwa prestasi belajar yang baik hanyaakan dapat tercapai jika didasari denganharmonisasi hubungan dengan orangtua,guru, kepala sekolah, kemauan sertadisiplin yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKAAli M., 1982, Penelitian KependidikanProsedur dan Strategi. Bandung : PT. BinaAksara

Anas S., 1996, Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, S., 1978, Arti Nilai Hasil Belajar,Yogyakarta : PT. Bina Aksara

Chabib T., 1991, Tehnik Evaluasi Pendidikan,Jakarta : Rajawali Pers

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,2002. Pedoman Pelaksanaan Tes KemampuanSekolah Dasar, Jakarta: DEPDIKBUD

Dimyanti, 2002, Belajar dan Pembelajaran,Jakarta : PT Rineka Cipta

Davies, I.K.1987, Pengolahan Belajar, Jakarta :CV Rajawali

Depdikbud, 1986, Kurikulum, Landasan,Program dan Pengembangan, Jakarta :Depdikbud

Harefa.A. 2001. Pembelajaran di EraReformasi Serta Otonomi. Penerbit BukuHarefa Andreas, Jakarta

Kusuma Adi, 1975, Evaluasi Pendidikan,Jakarta: terbitan sendiri

Nasution. T. dan Nasution. N 1989. Perananorangtua dalam meningkatkan prestasi anak.BPK Gunung Mulia.

Purwanto, N, 1992, Prinsip-Prinsip dan TehnikEvaluasi Pengajaran, Bandung : PT RemajaRosdakarya

Soemanto,W., Syarief, 1980, Tehnik-TehnikEvaluasi. Surabaya : PT Usaha Nasional

Sudjana, N. 1990, Penilaian Hasil ProsesBelajar Mengajar, Bandung : PT RemajaRosdakarya

Suharto dan Iryanto. 1989. Kamus BesarBahasa Indonesia Balai Pustaka" Jakarta

Surakhmad W., 1982, Pengantar PenelitianIlmiah, Bandung : Tarsito.

Tanjung, 2005, Pedoman Penulisan KaryaIlmiah, Jakarta, PT. Kencana

Wayan Nurkancana, W. 1986, EvaluasiPendidikan, Surabaya, PT. Usaha Nasional

77Pengaruh Kerja Sama Orangtua Dan Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Sains Siswa Kelas V SekolahDasar Negeri 122346Dian Perayanti Sinaga

Page 88: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 73 - 7878

Page 89: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN COOPERATE SOCIALRESPONSIBILITY KOTA PEMATANGSIANTAR

(IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY INPEMATANG SIANTAR REGENCY)

Robert Tua Siregar

Staf Pengajar Pascasarjana Universitas [email protected]

Diterima : 30 Oktober 2017; Direvisi : 16 November 2017; Disetujui 21 November 2017

ABSTRAK

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan korporasi lebih banyak didorong olehfaktor eksternal (external driven). Ketika ada tekanan, demo dari masyarakat barumenggerakan korporasi untuk bermanis wajah dengan melaksanakan CSR, itupun masihbanyak sebatas bantuan yang bersifat charity. Korporasi yang bergerak di sektor industriekstraktif seperti minyak, gas, dan Jasa yang justru banyak bermasalah. Produktivitas ekonomiKota Pematangsiantar terletak pada kelompok sektor tersier yang menjadi tulang punggungperekonomian kota sebesar 81,15 % seperti perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutandan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa lainnya,sementara sektor primer dan sekunder masing-masing hanya berkontribusi sebesar 2,28 % dan16,56%. Namun implementasi pelaksanaannya masih belum optimal. Adapun metodepenelitian yang dilaksanakan adalah metode kualitatif deskriptif analitik berdasarkan pendapatpara ahli yang berkompeten. Sinkronisasi antar Organisasi Pemerintahan Daerah dan pihakPerusahaan belum optimal. Untuk itu MHS-CSR diperlukan sebagai formula untukmengoptimalkan CSR dalam membantu pembangunan daerah.

Kata kunci : implementasi CSR, sinkronisasi pembangunan, optimalisasi perencanaan

ABSTRACT

Corporate Social Responsibility (CSR) implemented by corporation is much driven by externalfactors. When there are pressures such as protests from the public, CSR measurement isperformed by corporations. However, the CSR is still considered as public charity.Corporations that are in the extractive sectors such as oil, gas, and services have publicagitation that need to be reconciled. Pematangsiantar economic productivity that lies ontertiary sectors like trade, hotel and restaurant, transportion and communication contribute to81,15 % regional revenue, while primary and secondary sectors are in 2.28% and 16,56%from total revenue contribution. However, CSR in Pematangsiantar is regarded not being well-implemented. Qualitative descriptive method based on opinions from competent experts mightdescribe synchronization between Pematangsiantar local government and the corporations inorder to manage the CSR. Therefore, it is found that CSR management needs a MHS-CSR as aformula to optimize CSR that may support regional development.

Keyword: implementation of CSR, development synchronicity, optimalization plan

PENDAHULUANPraktik tanggung jawab sosial

perusahaan atau yang disebut denganCorporate Social Responsibility (CSR) oleh

korporasi saat ini mendapat sorotan tajampublik. Menekankan pada keseimbanganantara pencarian profit dengan memperhatikankepentingan stakeholders, sebenarnya Praktik

©2017 Bappeda Kota Pematangsiantar [email protected]

Page 90: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

CSR hingga saat ini masih menjadi topikhangat di tanah air, penuh dengan kontroversiMasih banyak kalangan menolak adanyapraktik tanggung jawab sosial ini, denganalasan bahwa responbility perusahaan adalahterletak pada stakeholdernya. Dalam kaitannyadengan kepentingan stakeholder (komunitas/masyarakat sekitarnya), mereka beranggapantelah dipenuhi dalam bentuk kewajibanperusahaan menyetorkan sebagianpendapatannya pada pemerintah. Pendapatanyang diterima pemerintah ini kemudian dikembalikan pada masyarakat dalam bentukpembangunan guna kemakmuran masyarakat.

Saat ini, praktik CSR yang dilakukankorporasi lebih banyak didorong oleh faktoreksternal (external driven). Ketika adatekanan, demo dari masyarakat barumenggerakkan korporasi untuk bermaniswajah dengan melaksanakan CSR, itupunmasih banyak sebatas bantuan yang bersifatcharity. Korporasi yang bergerak di sektorindustri ekstraktif seperti minyak, gas, dan jasayang justru banyak bermasalah. Kasusbeberapa perusahaan yang melaksanakanbagaimana realisasi tanggung jawab sosial itumasih belum optimal.

Salah satu daerah kota di Indonesiayang menarik bagi para investor untukmenanamkan modalnya karena kekayaanSumber Daya Alam yang melimpah adalahKota Pematangsiantar. Sebagian besarperusahaan yang ada di daerah ini bergerak disektor pengolahan, rokok, industri,perdagangan, jasa, perbankan dan perumahan.Jumlah perusahaan industri kecil yang ada didaerah Kota Pematangsiantar menurutgolongan industri sebanyak 583 perusahaansedangkan jumlah perusahaan industri besardan sedang ada sebanyak 34 perusahaan (BPS,2016). Selanjutnya Kota Pematangsiantar jugamemiliki 1 perusahaan rokok yang merupakanperusahaan rokok terbesar di Sumatera.Apabila semua perusahaan ini melakukan CSRdengan baik, partisipati, terkoordinasi dansinergi dengan program pembangunan yangdilakukan oleh pihak lain, maka dapatdibayangkan betapa besar peran perusahaanterhadap pembangunan daerah KotaPematangsiantar.

Namun, ternyata CSR yang dilakukanoleh perusahaan-perusahaan tersebut dilakukansendiri-sendiri, bahkan tidak sedikitperusahaan yang hanya mengejar profitekonomi semata dengan mengabaikan

tanggung jawab sosial pada masyarakat disekitar wilayah operasinya. Oleh karena itu,dianggap penting untuk dilakukanpemberdayaan kepada masyarakat, pemerintahdan perusahaan (multistakeholder) denganmembangun kesadaran bersama akanpentingnya penerapan CSR yang partisipatif,transparan dan akuntabel.

Secara umum dapat dikatakanproduktivitas ekonomi Kota Pematangsiantarterletak pada kelompok sektor tersieryang menjadi tulang punggung perekonomiankota sebesar 81,15 % seperti perdagangan,hotel dan restoran, sektor angkutan dankomunikasi, sektor keuangan, persewaandan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa,sementara sektor primer dan sekunder masing-masing hanya berkontribusi sebesar 2,28 %dan 16,56%. Beberapa hal yang selama inimenjadi masalah dalam perencanaanpembangunan di kota Pematangsiantar secaraumum adalah miskoordinasi antara OrganisasiPerangkat Daerah (OPD) seperti dinas, badanhingga pihak kecamatan dengan BadanPerencanaan Penelitian dan PengembanganDaerah Kota Pematangsiantar. Koordinasiyang kurang maksimal dalam pengumpulandata dan informasi sebagai acuan utama dalampenyusunan perencanaan pembangunan.

Permasalahan ini disebabkan selainmasih kurangnya Sumber Daya Manusiapengelola pada Badan Perencanaan Penelitiandan Pengembangan Daerah, juga disebabkanmasih minimnya kesadaran OPD lain dalampengelolaan data, statistik dan informasi yangdiperlukan untuk menyusun alternatif-alternatifprogram pembangunan prioritas di KotaPematangsiantar. Fenomena ini diindikasikandengan keterlambatan data dan informasipendukung dari OPD yang terkait kepadaBadan Perencanaan Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantardan penekanan evaluasi terhadap programkegiatan pada Rencana Pembangunan KotaPematangsiantar, tidak di follow-up sampaituntas yang menyebabkan permasalahan untukmerencanakan perencanaan pembangunanselanjutnya. Oleh karena itu, BadanPerencanaan Penelitian dan PengembanganDaerah Kota Pematangsiantar sebagai lembagayang melaksanakan tugas pokok dan fungsiperencanaan pembangunan di daerahsebagaimana diatur dalam Undang-UndangNomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional

Kebijakan 1 (1) (2017) : 79 - 9080

Page 91: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

mencakup terhadap penyusunan rencana,penetapan rencana, pengendalian pelaksanaandan evaluasi pelaksanaan rencana dan dituntutuntuk mampu secara optimal dan tetapkonsisten membangun sinergisitas perencanaanpembangunan daerah terutama pembangunanekonomi guna mengakomodasi berbagaikepentingan pelaku pembangunan sertamampu merumuskan dokumen yangoperasional, informatif, aspiratif, dansistematis guna mendorong perkembanganekonomi daerah dan peningkatan taraf hidupmasyarakat Kota Pematangsiantar. KoordinasiPerencanaan Pembangunan KotaPematangsiantar perlu di aplikasikan oleh OPDKota.

Kegiatan ini diharapkan dapatmengoptimalkan koordinasi untukperencanaan, analisis kebutuhan serta arahandan sasaran implementasi CSR. Tujuan yangingin dicapai dari pelaksanaan KoordinasiProgram dan Kelembagaan PerencanaanBidang Ekonomi Kota Pematangsiantaradalah:1. terciptanya kesamaan persepsi tentang

program perencanaan bidang ekonomikelembagaan institusi, kebijakan danpemberdayaan masyarakat dalam rangkapeningkatan kapasitas koordinasi KotaPematangsiantar.

2. terciptanya komitmen bersama dansinergitas dalam percepatan kemampuandan peningkatan dalam pelaksanaanpembangunan di daerah.

3. meningkatnya pemahaman mengenaikebijakan dan program-programpembangunan kota dan kelembagaansebagai acuan dalam menyusun programdan kegiatan koordinasi perencanaanbidang ekonomi pada setiap kelembagaan.

4. terwujudnya sharing informasi tentangkebutuhan daerah dalam pemecahanpermasalahan Perencanaan PembangunanBidang Ekonomi.

METODOLOGI.Untuk mengetahui bagamaimana

implementasi pelaksanaan CSR KotaPematangsiantar yang dilakukan baikorganisasi privat maupun organisasi publik.Implementasi pelaksanaan CSR di KotaPematangsiantar dilakukan dengan melihatdata sekunder yang telah dilakukansebelumnya dan menggunakan metodekualitatif deskriptif analitik berdasarkanpendapat para ahli yang berkompeten. Metodeteori dasar (Grounded Theory) digunakanuntuk menemukan suatu teori ataumemperkuat teori yang digunakan denganmengkaji prinsip dan kaidah dasar yang ada,kemudian dibuatkan kesimpulan yang menjadidasar membentuk prinsip dasar dari suatu teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Implementasi CSR

Sebagai daerah yang kaya,Pematangsiantar Nampak seperti segumpal gulayang dikelilingi oleh semut yang siapmembawa setiap butiran gulanya keluar darigumpalan. Berbagai perusahaan besar, telahhadir, seperti PT. STTC, PT. Ramayana,perumahan, perbankan, perdagangan danlain lain. Tidak dapat dipungkiri, kehadiranperusahaan jasa hingga saat ini masih menjadipenyangga utama perekonomian daerahdengan kontribusinya 84,74% pada tahun 2006terhadap produk domestik regional bruto(PDRB) (tabel 1).

Tabel 1. Product Domestic Regional Bruto (PDRB) PematangsiantarLapangan Usaha/Industrial Origin 2013 2014*) 2015**)

(1) (2) (3) (3)Pertanian, kehutanan, danPerikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 181 055,4 192 124,9 198 426,5

Pertambangan danPenggalian/Mining/Quarrying 1 082,7 1 162,2 1 224,3

Industri Pengolahan/Manufacturing 1 966 055,2 2 239 519,8 2 361 491,1

Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 36 577,2 28 983,6 34 655,2

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbahdan Daur Ulang/Water Suply, Sewerage, Waste 25 980,2

29 463,932 605,6

81Implementasi Pelaksanaan Cooperate Social Responsibility Kota PematangsiantarRobert Tua Siregar

Page 92: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Management and Remediation Activities

Konstruksi/Construction 810 333,9 927 080,5 1 090 358,5

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobildan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade;Repair of Motor Vehicles Motorcycles

2 014 218,3 2 302 059,3 2 538 714,3

Transportasi dan Pergudangan/ Transportationand Storage 596 935,2 687 355,6 746 422,8

Penyediaan Akomodasi dan MakananMinum/Accommodation and Food ServiceActivities

483 947,2 561 099,6 627 018,3

Informasi dan Komunikasi/Information andCommunication 158 162,5 170 085,9 181 135,5

Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial andInsurance Activities 359 972,2 391 944,4 429 784,6

Real Estat/Real Estate Activities 599 270,2 680 081,8 766 958,6

Jasa Perusahaan/Business Activities 76 132,9 87 170,2 97 394,5

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib/Public Administrationand Defence, Compulsory Social Security

447 507,7 512 997,5 576 595,6

Jasa Pendidikan/Education 579 975,0 650 864,6 700 968,7

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/HumanHealth and Social Work Activities 93 259,6 106 813,5 119 448,5

Jasa lainnya/Other Services Activities 48 680,1 56 131,3 61 676,8

Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Produce 8 479 145,5 9 555 186,7 10 565 479,3

Sumber: Diolah dari beberapa sumber (BPS Pematangsiantar) 2015

Kehadiran usaha jasa di daerah, diakuitelah memberikan peran yang signifikan dalamkerangka membangun perekonomian makrodaerah. Disisi lain kita pun harus menyadari,

bahwa usaha jasa dan galian lain yangmenggunakan Sumber Daya Alam tidakdiperbaharui (non renewable resource) suatusaat akan habis.

Sumber: Diolah dari beberapa sumber (BPS Pematangsiantar) 2015Gambar 1. Persentase PDRB Kota Pematangsiantar 2015

Kebijakan 1 (1) (2017) : 79 - 9082

Page 93: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Adakah kehadiran industri jasamemberikan dampak bagi peningkatankualitas hidup dan kesejahteran masyarakatPematangsiantar? Kegiatan industri jasa yangmasif modal, tidak mampu menyerap tenagakerja dalam jumlah besar dan kurang

memberikan tricle down effect langsungkepada upaya mengerakkan perekonomianrakyat. Berikut disajikan potret kualitas hidupmasyarakat, setelah 14 tahun beroperasinyaperusahaan Jasa (tabel 2).

Tabel 2. Potret Kualitas Hidup Masyarakat Kota Pematangsiantar

No PARAMETER 2014 2015

1.2.3.4.

5.6.

Pendapatan Per Kapita (Rp)Rumah Tangga Miskin (KK)Penduduk Miskin (Jiwa) AngkaMelek Huruf (Jiwa) Angka harapanhidup (tahun) IPMTingkat Partisipasi Angka KerjaPengangguran (Jiwa)

37.480.4428.113

28.6429.133 (94,5%)

67,166,10 (peringkat 164 Nas)

54.260.4646.534

27.90012,409 (93,2%)

67,669,1 (peringkat 177 Nas)

Sumber: Badan pusat statistik, 2014&2015

Tabel 2 memberikan gambaran kepada kita,bahwa kehadiran industri jasa belummemberikan dampak langsung terhadappeningkatan kualitas hidup masyarakat. Sektorjasa telah memberikan dampak perekonomianmakro daerah, namun belum berdampak positifterhadap peningkatan kesejahteraanmasyarakat banyak. Oleh karenanya, setiapdolar yang diperoleh dari hasil jasa harusdimanfaatkan secara bijak sebagai modaluntuk mengembangkan Sumber Daya Manusia(human investment) dan membangun sektorjasa dan agroindustri yang berbasis kerakyatandalam kerangka pembangunan KotaPematangsiantar yang berkelanjutan.

Dalam prakteknya, masing-masingperusahaan-perusahaan tersebut menerapkanCSR dengan pola dan gayanya sendiri-sendiridan belum optimalnya koordinasi denganpihak lain baik antar perusahaan, pemerintahatau lembaga swadaya masyarakat. Program-program CSR terkadang sering tumpangtindih program maupun sasaran(benefeceries) antara satu dengan yanglainnya tanpa melakukan sinergi program.Disamping itu, sebagian besar dana CSR yangdikeluarkan oleh perusahaan masih sebagianbesar untuk program yang bersifat charitydengan mengabaikan prinsip-prinsipkeberlanjutan. Hal ini dikhawatirkan akanmemunculkan sifat dari masyarakat yang tidakproduktif dan menjadi peminta-minta.Kecenderungan perusahaan melaksanakanCSR lebih besar dilandasi dengan motif untuk

meredakan konflik yang terjadi di tengahmasyarakat.

Sebagian besar perusahaanmelaksanakan CSR kurang melibatkanmasyarakat sebagai pemanfaat program,sehingga kegiatan yang dilaksanakan seringtidak sesuai dengan kebutuhan prioritas yangdiperlukan oleh masyarakat. Prosesperencanaan CSR oleh perusahaan sering tidakmelibatkan dan mengabaikan peranmasyarakat dalam penyusunan program CSRke depan. Dilemahkannya partisipasimasyarakat terkadang menumbuhkan percikankonflik yang suatu saat dapat membesar.Mengerakkan masyarakat sipil yang sangatluas merupakan prasyarat utama membangunCSR yang lebih baik. Pendidikan danpelatihan menjadi mutlak diperlukan menujudemokrasi partisipatif. Jika rakyat harusberpartisipasi dalam proses pengambilankeputusan, meraka harus memahami betul apayang hendak diputuskan dan konsekuensi apayang mungkin timbul dari masing-masingalternatif keputusan yang tersedia.

Dalam praktik CSR, rakyat wajib ikutterlibat baik dalam proses perencanaan,mengawasi praktik CSR dan mengevaluasiefektivitas dari program CSR. Dalam halperencanaan, apa peran dari rakyat, bagaimanaproses keterlibatannya? Dalam pengawasan,paling tidak akan muncul sejumlahpertanyaan. Bagaimanakah melakukanpengawasan terhadap praktik CSR? Aspekapa yang perlu diawasi? Di akhir tahun,

83Implementasi Pelaksanaan Cooperate Social Responsibility Kota PematangsiantarRobert Tua Siregar

Page 94: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

mungkinkah masyarakat menerbitkan raporbagi praktik CSR yang dilakukan perusahaan?Apa saja aspek penilaian yang perlu ada dalamrapor tersebut.

2. Konsep CSRSecara konseptual CD adalah peran

aktif perusahaan sebagai implementasitanggung jawab sosial dalam upaya membantutransformasi masyarakat sesuai kemampuanperusahaan agar mandiri dan sejahtera secaraberkelanjutan (sinergisitas dengan upayamengatasi kemiskinan dan keterbelakangan).Idealnya, CD dilaksanakan dalam perspektifhubungan segitiga yang harmonis antara :perusahaan, masyarakat dan Pemerintah.Disisi lain CR merupakan peran aktifperusahaan sebagai bagian dari kepedulianperusahaan kepada stakeholder terutama yangtinggal disekitar daerah operasi. CR diberikan

dalam bentuk charity bantuan sosial terutamapada saat masyarakat membutuhkan (bencanaalam, wabah penyakit, menyambut hari besardan kegiatan sosial lainnya).

Dari sisi konsepsi, bahwa perusahaanbesar memiliki kewajiban untukmemberikan perhatian yang seimbang terhadapshareholders dan stakeholder. Terhadapstakeholder, perusahaan memiliki tanggungjawab sosial kepada masyarakat. MenurutJhon Elkington (1997) dalam Bukunya‘Cannibal with Forks, the Triple Bottom Lineof Twentieth Century Busines’ menyatakanbahwa perusahaan selain mengejar profituntuk kepentingan shareholder, juga harusmemperhatikan stakeholder yakni terlibatdalam upaya peningkatan kesejahteraanmasyarakat (people), serta menjagakelestarian lingkungan (planet). Konsep3Ps dapat dijelaskan seperti Gambar 2.

Gambar 2. The Triple Bottom Line (3 Ps)

Mantan PM Thailand AnandPanyarachum pernah membuat pernyataanmenarik yang dilontarkan pada Asian Forumon Corporate Social Responsibility, 18September 2003 di Bangkok. Menurutnya CSRdipandang sebagai suatu keharusan untukmembangun citra yang baik dan terpercayabagi perusahaan. Melaksanakan praktik CSRberkelanjutan merupakan Investasi Sosial(Social Investment) yang berbuah padalancarnya operasional perusahaan.Melaksanakan praktik-praktik yangbertanggung jawab terhadap lingkungan dansosial akan meningkatkan nilai pemegangsaham, dan berdampak pada peningkatanprestasi keuangan dan keberlanjutanperusahaan.

Perusahaan juga mesti melakukan

tanggung jawab sosialnya karena ituberguna untuk kepentingannya sendiri,lantaran banyak manfaat bila perusahaanmelakukan praktik CSR. Dengan kata lain,CSR adalah keharusan karena ini sebuahinvestasi sosial yang akan di petik di masadatang. Lantas, apa sebenarnya manfaatnyabuat perusahaan? Gurvy Kavei, seorangpakar manajemen dari Universitas Manchester,Inggris dalam Pambudi (2005) menyatakanbahwa ada lima keuntungan utama bagiperusahaan yang mempraktikkan CSR, yaitu;(1) profitabilitas dan kinerja finansial yanglebih kokoh, misalnya lewat efisiensilingkungan; (2) meningkatkan akuntabilitasdan assessment dari komunitas investasi; (3)mendorong komitmen karyawan karenamereka diperhatikan dan dihargai; (4)

84 Kebijakan 1 (1) (2017) : 79 - 90

Page 95: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

menurunkan kerentanan gejolak dengankomunitas; dan (5) mempertinggi reputasicorporate branding. Ini selaras dengan hasilriset SWA atas 45 perusahaan. Dalam surveiyang berlangsung selama Juni – Desember2005 itu, perusahaan ditanya tentang, ”Apamanfaat CSR bagi mereka? Hasilnyaterbanyak (37,38%) menjawab bahwa praktiktanggung jawab sosial bermanfaat dalam hal”memelihara dan meningkatkan citraperusahaan”, berikutnya disusul ”hubunganbaik dengan masyarakat” (16,82%) dan”mendukung operasional perusahaan”(10,28%).

Salah satu bentuk kegiatan CSR adalahpemberdayaan masyarakat (Communitydevelopment-CD). Secara konseptual,pemberdayaan atau pemberkuasaan(empowerment), berasal dari kata ’power’(kekuasaan atau keberdayaan). Pemberdayaanmenunjuk pada kemampuan orang,khususnya kelompok rentan dan lemahsehingga mereka memiliki kekuatan ataukemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhandasarnya sehingga mereka memilikikebebasan (freedom), bebas berpendapat,bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan,bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkanmereka dapat meningkatkan pendapatannyadan memperoleh barang-barang dan jasa-jasayang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasidalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka(Suharto, 2005). Tetapi yang sering terjadi,kekuasaan seringkali dikaitkan dengankemampuan kita untuk membuat orang lainmelakukan apa yang kita inginkan, tanpamemperhatikan apa yang orang lain inginkan.Situasi ini, justru sengaja diciptakansehingga masyarakat kehilangan identitas diridan tidak peduli dengan proses pembangunan.

Beberapa pendapat ahli tentang konseppemberdayaan. Empowerment is the processof identifying and removing the conditions thatcause powerlessness while enhancing feelingsof self-efficacy. Swift dan Levin (1987)pemberdayaan menunjuk pada usahapengalokasian kembali kekuasaan melaluipengubahan struktur sosial. Ife (1995)mengemukakan bahwa pemberdayan bertujuanmeningkatkan kekuasaan orang-orang yanglemah atau tidak beruntung. Dari pengertiandi atas, pemberdayaan merujuk padakekuasaan dan kelompok lemah. Ini berarti,

pemberdayan sebagai sebuah proses diartikanserangkaian kegiatan untuk memperkuatkekuasaan atau keberdayaan kelompok lemahdalam masyarakat. Sebagai tujuan,pemberdayaan menunjuk kepada hasil yangingin dicapai yaitu masyarakat yang berdaya,memiliki pengetahuan dan kemampuan dalammemenuhi kebutuhan hidupnya baik secarafisik, ekonomi maupun sosial. Denganpemberdayaan, masyarakat menjadi berdaya,kepercayaan diri tumbuh, memiliki matapencaharian, dan mereka ikut berpartisipasidalam kegiatan sosial.

3. Rekomendasi Pelaksanaan CSRMetode dan strategi yang digunakan

untuk mencapai implementasi pelaksanaan CSRsesuai tujuan program ditempuh dengan cara :a. Analisis stakeholder di Pematangsiantar

Untuk menunjang keberhasilanpelaksanaan kegiatan di lapangan, lembagapelaksana program dibantu oleh beberapafasilitator. Langkah awal yang ditempuh olehfasilitator adalah dengan melakukankoordinasi dan konsultasi dengan berbagaipihak yang berkepentingan, yaitu pemerintahDaerah, perusahaan dan beberapa LSM. Pihakpemerintah daerah yang dikunjungi adalahSekretaris Daerah, Asisten I, Asisten III danKepala Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota. Sedangkanaudiensi dengan anggota legislatif (DPRD)dilakukan dengan menemui Wakil KetuaDPRD.

Koordinasi dan konsultasi dilakukanpula ke perusahaan-perusahaan besar yangberoperasi di Pematangsiantar antara lainsilaturahmi dan konsultasi denganPerusahaan. Adapun silaturahmi ke Pihakperusahaan dan pelaku bisnis lainnya,silaturahmi non formal pun dilakukan denganpihak LSM. Berbagai respon yang merekaberikan kepada Program Penerapan CSR ini.Setelah mendapatkan kepastian adanyadukungan dari berbagai pihak, Langkahberikutnya, adalah melakukan analisisStakeholder melalui Focus group discuss(FDG). Salah satu agenda yang penting dalamFGD Analisis Stakeholder tersebut adalahmemetakan secara lebih tepat dan akurat, parapemangku kepentingan yang mau dan mampumendukung Prakarsa Multistakeholder (MSH)bagi Penerapan CSR yang berkelanjutan.b. Soft Lounching Program dan Lokakarya

Prakarsa Multistakeholder Dalam

Implementasi Pelaksanaan Cooperate Social Responsibility Kota PematangsiantarRobert Tua Siregar 85

Page 96: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Penerapan CSR Bagi Pembangunan KotaPematangsiantar Yang Berkelanjutan.

Kegiatan lokakarya ini dilaksanakandengan tujuan dari kegiatan lokakarya iniadalah (i) memperkenalkan mitra kerja danpelaksanaan Prakarsa MSH program CSRbagi pembangunan Kota Pematangsiantar yangberkelanjutan; (ii) untuk membangunpersamaan persepsi dan komitmen pihakterkait akan pentingnya penerapan CSRyang berkelanjutan, dan (iii) adanyapemahaman peserta tentang mekanismepengelolaan CSR bagi pembangunan yangberkelanjutan.c. Pelatihan Penerapan CSR yang

Berkelanjutan.Pelatihan Corporate Social

Responsibility yang berkelanjutandilaksanakan selama 2 (dua) hari bekerjasamadengan LEAD Indonesia/YayasanPembangunan Berkelanjutan Jakarta dengantujuan untuk meningkatkan pemahaman danpengetahuan tentang pengertian dan konsepCSR kepada para pemangku kepentingan diKota Pematangsiantar .d. Sosialisasi di Media radio dan Koran

Bentuk sosialisasi ini dilakukan dengancara talk show yang menghadirkan pihakwakil perusahaan, pihak Pemerintah Daerah(Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah), dan anggotalegislatif. Acara ini disiarkan secara “live”oleh radio yang frekuensinya bisa diterimaoleh hampir ke seluruh wilayah KotaPematangsiantar dan sekitarnya. Kegiatan inidimaksudkan (i) Untuk mensosialisasikanpentingnya program Prakarsa MSH dalampenerapan CSR bagi pembangunan di KotaPematangsiantar yang berkelanjutan; (ii)Adanya masukan dari Stakeholder tentangpentingnya pembentukan forum dalampengelolaan CSR di Kota Pematangsiantar.

Dalam rangka untuk mendapatkanmasukan dari publik dilakukan TALKSHOWdi media televisi yaitu TVRI Medan denganTopik “Membangun Forum MSH_CSR” yangdihadiri nara sumber pemerintah, DPRD,pengusaha, Tokoh masyarakat, danAkademisi.e. Pelatihan (Coaching) Fasilitator

Kegiatan Pelatihan (Coaching)Fasilitator kelurahan ini dilaksanakan dengantujuan untuk memberikan bekal pengetahuandan keterampilan bagi para fasilitatorKelurahan dalam melakukan tugas dan

fungsinya di Kelurahan, khususnyameningkatkan (i) kemampuan dalam prosesperencanaan pembangunan; (ii) kemampuandalam menganalisis masalah dan potensiKelurahan; (iii) kemampuan menetapkanstrategi dan prioritas pembangunan (iv)memiliki kemampuan melakukanpengorganisasian musyawarah/lokakaryaperencanaan di perkotaan.f. Lokakarya pembangunan forum

multistakeholderKegiatan Lokakarya ini bertujuan untuk

(i) menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yangsudah dilakukan sebelumnya dalammembangun model CSR guna mendukungprakarsa MSH yang berkelanjutan, dan (ii)membangun kesadaran dan pemahamanbersama antar para pemangku kepentinganmengenai manfaat dan pentingnya keberadaanforum Multistakeholder bagi penerapan CSRYang Berkelanjutan.g. Community Need assesment (CNA)

Kegiatan CNA ini bertujuan (i) untukmengetahui persepsi masyarakat tentangtingkat pencapaian bidang pelayanan; (ii)untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakatterhadap bidang pelayanan; (iii) untukmengetahui prioritas dan harapan terhadapaspek pelayanan; (iv) untuk mengetahuikesediaan berpartisipasi dan membayar atasperbaikan pelayanan; dan (v) sebagai datadasar/bahan dalam penyusunan RencanaPembangunan Jangka Menengah Kelurahan(RPJMKel). Pelaksanaan CNA dilakukandengan menginterview masyarakat sebagairesponden. Selain masyarakat, aparatpemerintah Kelurahan, tomas, toga danperusahaan juga dijadikan responden.Interview dilakukan dengan menggunakankuesioner yang telah disiapkan. Selaininterview kepada responden, Focus GroupDiscussion (FGD) bersama masyarakat jugadilakukan dalam rangka membangun persepsidan kesepakatan isu/problem pembangunan diKelurahan.h. FGD panduan kebijakan forum MSH-CSR

Kegiatan ini bertujuan (i)mengkomunikasikan hasil lokakaryapembangunan MSH-CSR sebelumnya, dimanapemikiran dan masukan dari para stakeholderterhadap model MSH-CSR sudah mulaiterbangun; (ii) memperdalam dan memusatkanpemikiran bersama terhadap kebijakan tata-kelola (governance) prakarsa MSH-CSR; dan(3) membangun kesepahaman dan kesepakatan

Kebijakan 1 (1) (2017) : 79 - 9086

Page 97: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

bersama mengenai kebijakan tata-kelola(governance) prakarsa MSH-CSR yang baikdan berkelanjutan.i. Pelatihan bridging social divides; planning

and implementation of CSRTujuan dari kegiatan ini adalah

untuk (i) membangun pemahaman pesertatentang pentingnya pengelolaan CSR yangpartisipatif bagi pembangunan yangberkelanjutan; (ii) melahirkan fasilitator yangmemiliki kemampuan visioning dan inspirasibagi masyarakat dan korporasi; (iii)melahirkan fasilitator yang memilikikemampuan menganalisis potensi diri/sumberdaya yang dimiliki masyarakat danmemproyeksi dinamika masyarakat di masadepan; dan (iv) melahirkan fasilitator yangprofesional yang mampu menjembatanipersoalan masyarakat (antara potensi diri/daerah yang dimiliki, apa yang diinginkanmasyarakat) dan upaya pemecahannya, sertamengelola partisipasi masyarakat agarpembangunan masyarakat berkelanjutan.Pelatihan ini diselenggarakan bekerjasamadengan pihak akademisi.j. Pelatihan pengelolaan mobilisasi sumber

dayaKegiatan Pelatihan ini dilaksanakan

untuk (i) memberikan pemahaman tentangpotensi sumber daya; (ii) meningkatkankemampuan dalam pengelolaan mobilisasisumber daya; (iii) meningkatkan kemampuanmembangun kerjasama (kolaborasi) dalampengelolaan sumber daya; (iv) meningkatkanketerampilan dalam melakukan perencanaanaksi pengelolaan mobilisasi sumber daya; dan(v) meningkatkan kemampuan dalampenyusunan proposal. Pelatihan inidiselenggarakan bekerjasama dengan pihakakademisi.k. Pertemuan serial kelompok kerja (pokja)

pembentukan Forum MSH-CSRKelompok Kerja (POKJA) yang

dibentuk berdasarkan kesepakatan melaluiFocus Group Discussion (FGD) Pertemuanpertama POKJA membicarakan mengenaioutline Pedoman Kebijakan Prakarsa MSH-CSR. Pedoman disepakati terdiri dari 7 Bab,yaitu: Bab I. Pendahuluan, Bab. II Prinsip-prinsip Dasar Forum, Bab III. Bentuk danStruktur Forum, Bab IV. Peran Forum, Bab V.Pola Penerapan CSR yang Berkelanjutan, BabVI. Indikator Keberhasilan, dan Bab VII.Pembiayaan. Pertemuan kedua memfokuskanpada masalah bentuk dan struktur organisasi

dan mekanisme penerapan CSR yang lebihbaik. Pertemuan ketiga berhasil merumuskanRancangan Akhir Pedoman PrakarsaMultistakeholder CSR yang partisipatif,transparan dan akuntabel. Hasil rumusanPOKJA ini direncanakan akan disampaikanpada Acara Lokakarya Mekanisme KerjaForum MSH-CSR.l. Lokakarya mekanisme kerja forum MSH-

CSRKegiatan Lokakarya ini bertujuan untuk

(i) mengkomunikasikan hasil serial meetingKelompok Kerja (Tim 7) Forum MSH-CSRtentang Kebijakan Tata Kelola Prakarsa MSHyang lebih baik dan berkelanjutan; (ii)membangun pemahaman dan kesepakatanantar pemangku kepentingan mengenaiKebijakan Tata Kelola Prakarsa MSH bagipenerapan CSR yang lebih baik danberkelanjutan; dan (iii) tersedianya bahan awaluntuk penyusunan Mekanisme Kerja ForumMSH-CSR secara partisipatif dan terintegrasi.Pada saat kegiatan ini, dukungan nyata sudahterlihat dari bentuk support BupatiPematangsiantar (Awang Faroek) terhadapupaya implementasi CSR yang partisipatif,transparan dan akuntabel.m. Pertemuan pra rakor perencanaan CSR

Kegiatan Pertemuan Pra RakorPerencanaan CSR ini dilakukan dengan tujuanuntuk (i) mensosialisasikan kegiatan prakarsamultistakeholder dalam penerapan CSRyang partisipatif, akuntabel dan transparanbagi pembangunan Pematangsiantar yangberkelanjutan; (ii) membangun komitmen dankesepahaman perusahaan dalam penerapanCSR yang Partisipatif, Transparan danAkuntabel; (iii) menyepakati struktur dankomposisi pengurus forum MSH-CSR danwakil perusahaan di dalam kepengurusanforum MSH-CSR; dan (iv) Menjaminkesiapan perusahaan untuk menyampaikanprogram CSR tahun 2006 pada rapatkoordinasi perencanaan CSR danpenandatangan MOU Prakarsa MultiStakeholder (MSH) Bagi Penerapan CSR yangPartisipatif, Transparan dan Akuntabel.n. Penandatangan naskah kesepahaman

(MoU) prakarsa multistakeholder danrapat koordinasi program CSR KotaPematangsiantar.

Setelah melalui beberapa upayapendekatan baik informal maupun formalseperti lokakarya, FGD dan pelatihan sertapertemuan lainnya, sudah terjalin komitmen

87Implementasi Pelaksanaan Cooperate Social Responsibility Kota PematangsiantarRobert Tua Siregar

Page 98: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

kuat untuk menerapkan CSR perusahaan yangada di Kota Pematangsiantar yang diwadahimelalui Forum Multistakeholder CooperateSocial Responsibility (MSH-CSR). Komitmenini diwujudkan dalam bentukpenandatanganan Nota kesepahaman (MoU)antar multistakeholder (Pemerintah daerah,perusahaan, dan masyarakat). Kegiatan inidilaksanakan dalam rangka untuk (i)membangun komitmen dan kesepahamanMSH dalam penerapan CSR yang Partisipatif,Transparan dan Akuntabel; (ii) pengesahaandan penandatangan MoU Prakarsa MultiStakeholder (MSH) Bagi Penerapan CSRyang Partisipatif, Transparan dan Akuntabel;(iii) Pelantikan pengurus Forum MSH-CSRKota Pematangsiantar ; (4) adanya dukunganmeluas dari publik terhadap keberadaanForum MSH-CSR; dan terumuskannyaprogram CSR Kota Pematangsiantar.

Peserta yang menghadiri pertemuanPenandatangan Naskah Kesepahaman (MoU)Prakarsa MSH dan Rapat Koordinasi Program(CSR) Kota Pematangsiantar dengan semuaperusahaan yang menandatangani MoUmempresentasikan program CSR-nya dandikoordinasikan dengan beberapa pihak untukmenjamin tidak adanya tumpang tindihprogram dan tepat sasaran.o. Rapat Koordinasi Program CSR

PematangsiantarCSR sebagai tanggung jawab sosial

yang dilaksanakan perusahaan haruslahmemberikan manfaat yang sebesar-besarnyabagi masyarakat. Program CSR yangdilaksanakan oleh perusahaan sejauh mungkindiselaraskan dan disinergikan dengankebutuhan masyarakat dan pembangunandaerah. Dana CSR perusahaan yang bernilaimilyaran rupiah merupakan peluang yangdapat disinergikan guna mendukung programpengembangan kualitas Sumber DayaManusia, penanggulangan kemiskinan, danmengurangi kesenjangan sosial.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian bahwa

implementasi pelaksanaan CSR di KotaPematang Siantar adalah :1. belum optimal sinkronisasi dengan RPJMD

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD) yang merupakan panduan dalampelaksanaan penataan pembangunandaerah.

2. sinkronisasi antar Organisasi Pemerintahan

Daerah dan pihak Perusahaan belumoptimal.

SARANDalam implementasi diperlukan

model-model sebagai berikut:1. terbentuknya forum MSH-CSR yang

anggotanya terdiri dari semua unsur(multistakeholder) pelaku pembangunandaerah (pemerintah, perusahaan danmasyarakat), sebagai wadah yangmemberikan kesempatan pada semuapemangku kepentingan untuk berperansecara optimal menyelaraskan,mensinergikan dan memberikan masukanserta upaya perbaikan dalampengembangan dan pengelolaan programCSR.

2. adanya komitmen dan kesepahaman paramultistakeholder di Pematangsiantardengan ditandatanganinya sebuah MoUuntuk menyelenggarakan CSR yangpartisipatif, transparan dan akuntabel.

3. ditetapkanya pedoman penerapan CSRmelalui Peraturan Walikota yangdiharapkan dapat menjadi arah danpetunjuk bagi multistakeholdermenerapkan CSR.

4. terbangunnya sistem perencanaan CSRmelalui rapat koordinasi program CSRdalam rangka sinergitas dan menjamintidak adanya tumpang tindih program.

DAFTAR PUSTAKAAmmons, DN. 2001. Municipal Benchmarks;Assesing Local Performance andEstabilishing Community Standards. SagePublications, London.

Awang Faroek Ishak. 2003. Develop EastKutai in Prespective of Future. Indomedia,Jakarta.

Azwar, S. 1988 Sikap Manusia; teori danPengukurannya. Penerbit Liberty, Yogyakarta

Awang Faroek Ishak. 2006. StrategiMengoptimalkan Peluang PengembanganAgroindustri. Paper pada SeminarMeneropong Kaltim 2008; Merancang KaltimLebih Sejahtera. Samarinda, 22 April 2006.

BPS Pematangsiantar. 2015. Pematangsiantardalam Angka 2015. BPS Kota Pematangsiantar,

Kebijakan 1 (1) (2017) : 79 - 9088

Page 99: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

BPS dan Depsos. 2002. Penduduk FakirMiskin Indonesia 2002. BPS, Jakarta.

BPS Sumut. 2015. Analisis Penduduk MiskinSumatera Utara 2015. BPS Sumut.

BPS Sumut. 2015. S u m a t e r a U t a r adalam Angka 2014. BPS Sumut.

Budimanta, A, A, Prasetyo, dan Rudito B.2004. Corporate Social Responsibility;Jawaban bagi Model Pembangunan IndonesiaMasa Kini. ICSD, Jakarta.

Chalid, P. 2005. Otonomi Daerah; Masalah,Pemberdayaan dan Konflik. Kemitraan,Jakarta.

Cox, David. 2004. Outline on Presentation onPoverty Alleviation Programs in the AsiaPacific Region.

Makalah disampaikan pada InternationalSeminar on Curriculum Development forSocial Work Education in Indonesia. SekolahTinggi Kesejahteraan Sosial, 2 maret 2004.Bandung.

Dwiyanto, A, Latif, M.S, Hadna, dan Arfani,R.A. 2003. Teladan dan pantangan; Dalampenyelenggaraan Pemerintahan dan OtonomiDaerah. PSKP UGM, Yogyakarta.

Ellis, Frank. 1998. Household Strategies andRural livelihood Diversification. The Journalof Development Studies. Vol. 35 (1).

Ife, J. 1995. Community Development:Creating Community Alternatives, Vision,Analysis dan Practices. Longman, Australia.

Kuntjoro Jakti, D. 1986. Kemiskinan diIndonesia. Yayasan Obor, Jakarta. Porter, W.1990. The competitive advantage of nations.New York, Free press.

Porter, W. 1996. Competitive strategy:Techniques for analyzing industries andcompetitors.

Rozaki, A dan Rinandari (ed). 2004.Memperkuat Kapasitas Desa dalamMembangun Otonomi. IRE, Yogyakarta.

Rudito, B dan Budimanta, A. 2003. Metode

dan teknik; Pengelolaan CommunityDevelopment. ICSD, Jakarta.

Rusmadi. 2006. Pemberdayaan Masyarakatsebagai Strategi Penanggulangan Kemiskinan;Perspektif Akademis. Paper pada RakorPenanggulangan Kemiskinan KalimantanTimur. Tenggarong,18-19 April 2006.

Rusmadi. 2006. Pemberdayaan EkonomiPerdesaan; Melalui PengembanganAgropolitan. Paper pada Rakor SinkronisasiData Pembangunan. BPS dan Bappeda Kaltim.Sangatta, 12-13 Juli 2006.

Suharto, E. 2005. Membangun MasyarakatMemberdayakan Masyarakat; Kajian StrategisPembangunan Kesejahteraan Sosial danPekerjaan Sosial. Refika Aditama, Bandung.

Sumardi, M dan Dieter Evers, H (ed). 1982.Sumber pendapatan, kebutuhan pokok danperilaku menyimpang. Rajawali. Jakarta.

Vermeer, E.B (ed). 1992. From peasant toentrepreneur; growth and change in ruralChina. Pudoc, Wageningen.

wiyanto, A, Arfani, R.N, Hadna, A.H,Kusumasari, B, Maika, A, Nuh, M. Setiadi,

Sukamdi, Wicaksono, B dan Yusuf, M. 2003.Reformasi; Tata Pemerintahan dan OtonomiDaerah. PSKP UGM, Yog

89Implementasi Pelaksanaan Cooperate Social Responsibility Kota PematangsiantarRobert Tua Siregar

Page 100: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

This page is intentionally left blank

Kebijakan 1 (1) (2017) : 79 - 9090

Page 101: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Pedoman Penulisan Naskah Ilmiah Kebijakan

Kebijakan adalah jurnal yang diterbitkan olehBadan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantaryang berisikan karya tulis ilmiah dalamberbagai bidang untuk memberikanreferensi/input dalam pengambilan kebijakandi Kota Pematangsiantar. Kebijakan terbitenam bulan sekali dalam satu tahun yaknibulan Juni dan Desember. Kebijakan pertamakali terbit Desember 2017 dengan NomorISSN 2599-1744 Berdasarkan Surat KeputusanKepala Pusat Nasional ISSN No. :0005.25991744/JI.3.1/SK.ISSN/2017.12tanggal 7 Desember 2017.

Naskah yang akan diterbitkan dalam jurnalKebijakan Badan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah Kota Pematangsiantarharus memenuhi ketentuan berikut :

1. naskah berupa karya asli yang belumpernah dipublikasikan di tempat lain dantidak sedang diajukan ketempat lain.

2. naskah ditulis dalam bahasa Indonesiasesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia yangdisempurnakan.

3. komponen utama naskah setidak-tidaknyamemuat hal-hal sebagai berikut :a. Judul, ditulis dengan jelas

menggambarkan isi tulisan.b. Identitas Penulis, dimuat di bawah

judul tulisan, memuat nama, namainstansi, alamat korespondensi dan e-mail.

c. Abstrak, ditulis dalam BahasaIndonesia dan Bahasa Inggris besertakata kuncinya, Abstrak ditulis dalam 1alinea berisi masalah, tujuan penelitian,hasil dan saran/usulan.

d. Pendahuluan, isi pendahuluan di dalamkarya tulis ilmiah berisi penjelasan padatdan ringkas tentang latar belakangpenelitian, studi pustaka yangmendukung dan relevan, serta tujuanpenelitian.

e. Metode Penelitian, berisikan disainpenelitian yang digunakan,populasi/sampel atau subjek/objek,sumber data, instrumen, analisis danteknisk analisis yang digunakan.

f. Hasil dan Pembahasan, hasil adalahtemuan penelitian yang disajikan apaadanya tanpa pendapat penulis,pembahasan adalah argumentasi penulistentang temuan penelitian sertarelevansinya dengan penelitianterdahulu. Pembahasan hasil penelitiandiarahkan pada ranah kebijakan untuksemua disipilin ilmu.

g. Kesimpulan dan Saran, berisikankesimpulan penelitian merupakaninformasi penting dan singkat mengenaihasil penelitian yang telah dilakukan. Didalam kesimpulan penulis memberikanpenjelasan apakah hasil akhir penelitiantersebut sama atau berbeda daripenelitian sebelumnya. Kemudianpenulis memberikan saran, sepertipenelitian tersebut dapat dilanjutkan dimasa depan untuk mengetahui hasilyang lebih sempurna, atau hasilpenelitian dapat diaplikasikan untukkepentingan umum.

h. Tabel dan Gambar, tabel, gambar dangrafik dapat terbaca dengan jelas sertadiberi penjelasan yang memadai, mudahdipahami dan proporsional.

i. Daftar Pustaka, daftar referensi,kutipan yang dituliskan dalam karyatulis diletakkan di dalam daftar pustaka.Daftar pustaka penelitian sesuai denganacuan model Harvard (Harvard Style).

Contoh penulisan Daftar Pustaka :BukuIwantono, S. 2010. Kiat SuksesBerwirausaha: Strategi Baru MengelolaUsaha Kecil dan Menengah. Jakarta: PT.Grasindo

Hadi, S. 1996. Metodologi Research I.Dalam: Zaluchu, F. MetodologiPenelitian Kesehatan. Yogyakarta: AndiOffset, hal 81-92

Page 102: SUSUNAN REDAKSI - pematangsiantarkota.go.idpematangsiantarkota.go.id/downlot.php?file=9JURNAL KEBIJAKAN AAA.pdf · Pematangsiantar yang berisikan karya tulis ilmiah dalam berbagai

Artikel dari JurnalLolong, Dina Bisara. 2011. AnalisisKematian Ibu dan Neonatal .JurnalEkologi Kesehatan 10 (3), hal 298-304.

Bagian di dalam BukuBaliinger, A dan Clark, M. 2001.Nutrisi, Pengendalian Nafsu Makan danPenyakit. Dalam: Payne-James, J. dkk.editor. Dukungan Arti fisial bagi PraktikKlinik. Edisi kedua. London: GreenwichMedical, hal 225-239.

LaporanKomisi Eropa. 2004. LaporanPendahuluan terhadap Implementasidari Strategi Pemasaran Internal 2003-2006. Luxemburg: Unit PublikasiKomisi Eropa.

KonferensiFiedelius, H.C. 2000. Miopi danPenurunan Visual: Aspek Global.Dalam: Lin, L.L.K dkk. editor. MiopiaTerbarukan II: Prosiding KonferensiInternasional ke-7. Taipei, 17-20Nopember 1998. Tokyo: Springer, hal.31-37.

TesisGarcia-Sierra, A. 2000. InvestigasiPenyebab Ca-Serviks pada Wanita UsiaSubur di Perkotaan. Tesis Ph.D,Universitas Indonesia.

Jurnal Artikel Elektronik (yangdiunduh)Gouy, J, Kapa, J, Mokae, A & Levante,T. 2010. Parting with the past: is PapuaNew Guinea poised to begin a newchapter towards development? PacificEconomic Bulletin (Online) Edisi 8.Dari:https://www.humanrights.gov.au/news/stories/freedoms-PNG.pdf (Diakses 17September 2014).

Web Page (yang dibaca)The Guardian. 2013. Bikie crackdown:gangs could be banned from securityand gym jobs (Online). Dari:http://www.theguardian.com/world/2013

/oct/16/bikie-crackdown-we-will-crush-them-says-queensland-attorney-general-jarrod-beijie-says(Diakses: 17 September 2014).

4. Prosedur NaskahNaskah yang masuk hendaknya diterimapaling lama 1 (satu) bulan sebelum waktupenerbitan untuk di-review oleh DewanRedaksi dan reviewer oleh Mitra Bebestari.Naskah diserahkan dalam 2 (dua) mediayaitu hardcopy dan softcopy yang keduanyaharus memuat isi yang sama. Nama file,judul dan nama penulis naskah dituliskanpada label CD. Pengiriman naskah kealamat redaksi melalui surat elektronik ke:[email protected]

Atau melalui pos ke:

Dewan Redaksi KEBIJAKANBadan Perencanaan, Penelitian danPengembangan Daerah KotaPematangsiantar Bidang MonitoringPenelitian dan PengembanganJl. Merdeka No. 4 Pematangsiantar