Suspect Pankreatitis-Ririn Megawati
-
Upload
ririn-megawati -
Category
Documents
-
view
117 -
download
0
Transcript of Suspect Pankreatitis-Ririn Megawati
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Case ReportFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman
SUSPECT PANKREATITIS
Disusun oleh
Ririn Megawati
04.45427.00217.09
Pembimbing
dr. RR Ignatia Sinta Murti, Sp.PD., M.Kes
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2011
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
SUSPECT PANKREATITIS
Dipresentasikan tanggal 16 Maret 2011
Oleh:Ririn Megawati
04.45427.00217.09
Pembimbing:
dr. RR Ignatia Sinta Murti, Sp.PD., M. Kes
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Pankreatitis merupakan salah satu penyakit pada pankreas yang saat ini
tidak jarang ditemukan pada bagian Ilmu Penyakit Dalam. Pankreatitis merupakan
suatu keadaan atau reaksi peradangan pada pankreas dengan perjalanan penyakit
yang bervariasi. Keadaan ini sekali-kali juga dapat ditemukan di bagian bedah
sewaktu melakukan laparatomi pada pasien dengan nyeri perut hebat tanpa
dugaan pankreatitis sebelumnya.1
Insiden pankreatitis berbeda-beda pada masing-masing negara. Di negara
barat penyakit ini sering ditemukan dan berhubungan erat dengan konsumsi
alkohol yang berlebihan dan adanya penyakit hepatobilier. Frekuensi berkisar
antara 10-15 pasien pada 100.000 penduduk. Di Amerika, pasien yang masuk
rumah sakit akibat pankreatitis akut berjumlah hampir 220.000 orang setiap
tahunnya. Saat ini penyakit pankreatitis sudah banyak dilaporkan di Indonesia
dengan gejala berupa nyeri ulu hati hebat yang dulunya sering didiagnosis sebagai
gastritis akut atau tukak peptik.1,2,3
Pankreatitis akut sering terjadi pada usia ± 60 tahun namun dapat pula
ditemukan pada usia diatas 35 tahun dan jarang terjadi pada anak. Pada umumnya
lebih sering terjadi pada laki-laki yang dihubungkan dengan konsumsi alkohol
yang berlebihan (80-90%) , namun dari literatur ditemukan pula bahwa jika batu
empedu merupakan penyebab utamanya maka lebih banyak terdapat pada
perempuan (75%).1
Meskipun beberapa kasus pankreatitis hanya memerlukan terapi
sederhana, namun tidak jarang terjadi kematian pada pasien pankreatitis.
Mortalitas sangat tergantung dari berat ringannya penyakit, dimana angka
kematian tinggi jika terjadi keadaan gagal organ. Sehingga diperlukan ketepatan
diagnosis dan penatalaksanaan segera untuk mengobati penyakit tersebut dan
mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk.
BAB II
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS (Autoanamnesis dan heteroanamnesis pada tanggal 29
Januari 2011)
Identitas :
Nama : Ny. F
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. AW Sjahrani 7 RT. 22 No. 6
Pekerjaan : IRT
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Kawin : Kawin
Pasien di rawat di bangsal Penyakit Dalam ruang Dahlia RSUD AW.Sjahranie
Keluhan Utama
Nyeri Ulu hati
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri ulu hati dialami pasien sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri dirasakan tiba-tiba seperti rasa tertusuk di ulu hati. Nyeri ini terkadang juga
dirasakan tembus sampai ke belakang. Nyeri ulu hati ini disertai dengan rasa mual
serta muntah. Menurut keluarga pasien, jika nyeri timbul terkadang pasien
berbaring dengan posisi miring dan menekukkan lutut ke dadanya untuk menahan
sakit. Pasien terkadang merasakan adanya rasa cepat kenyang dan perut sering
terasa kembung dan tegang. Pasien juga mengeluhkan adanya demam dan adanya
penurunan nafsu makan. Keadaan seperti ini terus menerus dirasakan pasien dan
bertambah berat sejak 12 jam sebelum MRS. Tidak ada sesak dan keringat dingin.
Tidak ada keluhan mata atau badan menjadi kuning. BAB normal seperti biasa
dengan konsistensi lunak, berwarna kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir,
frekuensi 1 kali per hari. BAK normal seperti biasa, berwarna kuning.
Sejak 2 tahun yang lalu, pasien sering merasakan keluhanan nyeri ulu hati
ini. Keluhan-keluhan yang sering menyertai rasa nyeri ulu hati ini, antara lain
perut kembung, mual dan muntah, namun pasien mengaku tidak mengalami
penurunan berat badan. Pasien tidak pernah mengalami muntah darah, BAB
berdarah, BAB hitam ataupun pucat seperti dempul. Pasien berpikir bahwa
keluhan ini merupakan sakit maag.
Menurut keluarga pasien, sejak 2 tahun yang lalu, jika keluhan nyeri ulu hati
timbul pasien berobat ke puskesmas. Pasien mengaku sering mendapat obat suntik
saat berobat dipuskesmas dan setelah itu keluhan dirasakan berkurang dan
berangsur-angsur membaik. Namun dalam waktu satu minggu terakhir keluhan
tersebut terus menerus dirasakan, tidak berkurang bahkan bertambah berat disertai
penurunan nafsu makan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keluarga, pasien pernah mengalami sakit kuning ketika masih
kecil
Riwayat Tekanan Darah Tinggi tidak diketahui
Riwayat Diabetes Mellitus tidak diketahui
Tidak ada riwayat Penyakit jantung
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keadaan yang serupa
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak sering makan makanan yang berlemak namun
pssien juga tidak membatasi makanan berlemak tersebut
Tidak ada riwayat konsumsi alkoohol
PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 29 Januari 2011)
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Keadaan sakit : sakit sedang
Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu tubuh : 36 °C
Status Gizi
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 50 kg
Kepala dan Leher
Umum
Ekspresi : sakit sedang
Rambut : normal
Kulit muka : normal
Pembesaran tiroid : Tidak ditemukan
Mata
Alis : normal
Palpebra : edema (-/-)
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sclera : ikterik (-/-)
Pupil : isokor diameter 3mm/3 mm
Telinga
Bentuk : normal
Lubang telinga : normal, secret (-)
Proc. Mastoideus : nyeri (-/-)
Pendengaran : normal
Hidung
Penyumbatan : (-/-)
Perdarahan : (-/-)
Daya penciuman : normal
Nafas cuping : (-)
Mulut
Bibir : pucat (-), sianosis (-)
Gusi : berdarah (-)
Mukosa : pigmentasi (-), hiperemis (-), pucat (-)
Lidah : makroglosia (-), mikroglosia (-)
Faring : hiperemis (-)
Leher
Umum : simetris
Kelenjar limfe : membesar (-)
Trachea : di tengah
Tiroid : membesar (-)
V. Jugularis : tidak terdapat peningkatan JVP
Thorax
Bentuk : simetris
Axilla : pembesaran KGB (-)
Sternum : nyeri tekan (-)
Paru
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris, gerak simetris, retraksi(-/-)
Palpasi : gerak dada simetris, ICS melebar (-/-), fremitus raba
seimbang (d=s), nyeri (-/-)
Perkusi : sonor |, nyeri ketok (-/-)
Auskultasi : suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis (-) tampak, pulsasi jantung (-)terlihat
Palpasi : ictus cordis (+) teraba, thrill (-)
Perkusi : batas jantung kanan garis parasternal kanan pada RAI III
batas jantung kiri garis midklavikula kiri pada RAI V
Auskultasi : S1 – S2 tunggal regular, gallop S3 (-), murmur jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Hernia umbilicalis (-), ingunalis (-/-)
Pembesaran KGB inguinal (-/-)
Vena kolateral (-), scar (-)
Palpasi : turgor kulit Normal
Tonus Normal
Nyeri tekan epigastrium
Hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, lien tidak teraba,
massa (-)
Perkusi : timpani, nyeri ketok hepar (-), nyeri ketok CVA (-/-), shifting
dullness (-)
Auskultasi : peristaltik usus bising usus normal
Ekstremitas : Akral hangat +/+, edema -/-
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal
Pemeriksaan20/01/2011 21/01/2011 22/01/2011 24/01/2011 25/01/2011 26/01/2011 28/01/2011 29/01/2011 31/01/2011
Leukosit 7.700 11.200
Hb 15,5 12,5
Hct 48,5 39,5
Trombosit 269.000 170.000
GDS 265 133 156 96 238 110
GDP 229 143
GD2PP 197
SGOT 18
SGPT 18
Alkali fosfatase 53
Gamma-GT 70
Bilirubin total 0,9
Bil. Direck 0,3
Bil. Indireck 0,6
Protein total 9,5
Albumin 4,1
Globulin 5,4
Ureum 23,3
Creatinin 0,8
Na 138
K 3,9
Cl 103
Amilase 469
Lipase 634
HbA1C 4,8
LED 20
Tanggal 22 Januari 2011
Dilakukan pemeriksaan USG
Kesimpulan : ditemukan pembesaran pankreas, penebalan dinding kandung
empedu
DIAGNOSIS
Susp pankreatitis dd cholesistitis + HT grade I + Hiperglikemia
Penatalaksanaan
Puasa
IVFD RL 500cc/6 jam + tramadol (drip) 28 tpm
Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv)
Inj.Primperan 3x1amp
Inpepsa syr 3 x 10cc
Nexium 2x40mg
Ceftriaxone 2x1gr
Captopril 3x25 mg
Pronalges supp extra (prn)
Paracetamol 3 x 500mg
Metronidazole inf 500 mg/12 jam
Diet DM 1700 kal
PROGNOSIS
Dubia
BAB III
PEMBAHASAN
Anamnesis
FAKTA PASIEN TEORINyeri ulu hati hebat dan tiba-tiba
menjalar tembus sampai belakang
(punggung)
berbaring dengan posisi menekuk
lutut untuk menahan nyeri
Mual
Muntah
Perut rasa kembung dan tegang
Nafsu makan menurun
Rasa cepat kenyang
BAB normal
BAK normal
Riwayat makan makanan berlemak
berlebihan (-)
Riwayat konsumsi alkohol (-)
Riwayat batu empedu (-), trauma (-)
Nyeri ulu hati/epigastrik yang tiba-
tiba, rasa terbakar di epigastrium,
agak ke kanan atau kiri menjalar
sampai belakang
Menahan nyeri dengan posisi
membungkuk atau menekuk lutut
Mual
Muntah
Perut terasa kembung dan tegang
Nafsu makan menurun
Rasa cepat kenyang
BAB normal
BAK normal
Riwayat sering makan makanan
berlemak
Riwayat sering mengkonsumsi
alkohol
Riwayat batu empedu atau trauma
abdomen2,4,6
Anamnesa yang didapat dari pasien ini menunjukkan kesesuaian dengan teori
mengenai gejala klinis yang mengarah kepada diagnosa pankreatitis. Kesesuaian
ini dapat dilihat dari keluhan yang dirasakan pasien dimana pasien mengeluhkan
adanya keluhan nyeri ulu hati yang hebat yang dirasakan tiba-tiba seperti rasa
tertusuk dan terkadang juga dirasakan tembus sampai ke belakang, Terkadang
pasien berbaring dengan posisi miring dan menekukkan lutut ke dadanya untuk
menahan sakit. Keluhan tersebut disertai mual serta muntah, rasa cepat kenyang
dan perut sering terasa kembung dan tegang. Pasien juga mengeluhkan adanya
demam dan adanya penurunan nafsu makan.
Gejala klinis dari yang paling sering ditemukan dari penyakit pankreatitis
berupa nyeri ulu hati yang hebat dan mendadak. Kebanyakan nyeri terletak di
daerah epigastrium kadang-kadang agak ke kiri atau kanan dan dapat menjalar ke
punggung. Perasaan nyeri tersebut dapat bekurang bila penderita mengambil
posisi membungkukkan badan atau posisi menekuk lutut ke dada. Gejala gastritis
seperti mual muntah biasanya sering menyertai keluhan nyeri ulu hati ini.2,5
Gejala klinis berupa nyeri ulu hati ini umumnya timbul setelah mengkonsumsi
alkohol yang berlebihan. Hal ini diduga karena alkohol dapat merangsang sekresi
enzim pankreas, dan dapat mengurangi jumlah inhibitor tripsin sehingga pankreas
lebih mudah dirusak oleh tripsin dan terjadi suatu peradangan yang ditandai oleh
adanya nyeri di daerah epigastrium.1,2,5
Selain konsumsi alkohol yang berlebihan, keadaan lain yang dapat
menyebabkan terjadinya pankreatitis yaitu adanya obstruksi seperti batu empedu;
trauma pada pancreas atau suatu keaaan hipertrigeliseridemia. Namun pankreatitis
juga merupakan suatu penyakit idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui dan
hal ini diduga terjadi pada pasien Ny. F, karena dari anamnesa tidak ditemukan
adanya riwayat konsumsi alkohol, batu empedu, trauma, maupun suatu keadaan
hipertrigeliseridemia atau diabetes melitus.
Pemeriksaan Fisik
FAKTA PASIEN TEORI
Vital sign
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu tubuh : 36,7 °C
Anemis (-)
Ikterik (-)
Paru & Jantung : Normal
Abdomen :
Inspeksi : Distended (-)
Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium
(+), defans lokal (-), massa (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : BU (+) Normal
Tanda kolap kardiovaskular, syok, dan
gangguan pernafasan pada kasus yang
berat
Demam
Ikterus ringan (+/-)
Abdomen:
Inspeksi : distesi +/-
Palpasi :
- nyeri tekan epigastrium (+)
- teraba massa (+/-) pankreas
membengkak
- tanda peritonitis umum atau peritonitis
lokal (+/-)
Auskultasi : BU (+ normal / ↓)2,4,5
Pada kasus, dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda anemia,
ikterus, kelainan jantung maupun paru, dan pada pemeriksaan abdomen dalam
batas normal, hanya ditemukan nyeri tekan epigastrium positif yang menunjang
adanya keluhan nyeri ulu hati pada kasus. Sehingga pada pemeriksaan fisik kasus
tidak menunjukan adanya kelainan-kelainan sistemik lain diluar keluhan
epigastrium.
Pemeriksaan Penunjang
FAKTA PASIEN TEORI
Amilase = 469 U/L
Lipase = 634 U/L
Pemeriksaan USG : pembesaran
pankreas
Kardiologi : Normal
Pemeriksaan Laboratorium (darah
lengkap, fungsi pankreas)
Radiologi (USG, CT scan)
Kardiologi : Norm
Pemeriksaan penunjang sangat berperan dalam diagnostik pankreatitis,
dimana diagnosa tersebut umumnyadapat ditegakkan bila pada pasien dengan
keluhan nyeri perut bagian atas yang timbul tiba-tiba didapatkan kenaikan
amylase serum atau urin ataupun lipase dalam serum sedikitnya dua kali harga
normal tertinggi. Sedangkan pada pasien ini ditemukan peningkatan kadar amilase
dan lipase serum lebih dari dua kali harga normal tertinggi.1,2,5,4
Selain pemeriksaan darah, radiologi juga memiliki peran penting dalam
diagnosa pankreatitis. Pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan adalah
pemeriksaan USG abdomen yang dapat menunjukkan adanya pembengkakan
setempat pada pankreas,dan juga dapat berperan untuk menilai saluran empedu,
ada tidaknya batu ataupun adanya pelebaran dari kandung empedu maupun duktus
koledokus. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan USG, dan didapatkan hasil
adanya pembengkakan pada pankreas.1,2,5
Selain USG, pemeriksaan rasdiologi lain yang dapat dilakukan adalah
pemeriksan CT scan, namun pada pasien ini pemeriksaan CT scan tidak sempat
dilakukan.1,2,5
Penatalaksanaan
FAKTA PASIEN TEORI
Puasa
Analgetik:
tramadol (drip)
Pronalges supp extra (prn)
Nutrisi:
IVFD RL 500cc/6 jam + 28 tpm
Diet DM 1700 kal
Antiemetik:
Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv)
Inj.Primperan 3x1amp
Inpepsa syr 3 x 10cc
Nexium 2x40mg
Antipiretik:
Paracetamol 3 x 500mg
Antibiotik:
Ceftriaxone 2x1gr
Metronidazole inf 500 mg/12 jam
Antihipertensi:
Captopril 3x25 mg
Puasa
Analgetik
Nutrisi parenteral, (cairan
elektrolit, nutrisi)1,2,5
Penatalaksanaan pada pasien pankreatitis bertujuan menghentikan proses
peradangan dan autodigesti atau menstabilkan keadaan klinis. Penatalaksanaan
berupa tindakan konservatif berupa puasa, pemberian nutrisi dan analgetik untuk
menghilangkan nyeri.1,2,5
Terapi pada pasien ini sesuai dengan literatur dimana pasien mendapatkan
terapi analgetik untuk menghilangkan nyeri, pada kasus ini diberikan analgetik
berupa tramadol. Selain itu pasien diberi terapi pronalgess suppositoria yang
hanya diberikan bila diperlukan atau jika nyeri dirasakan sangat berat.
Namun pada pasien ini tindakan untuk puasa tidak langsung dilakukan.
Pasien dipuasakan pada hari ke tujuh perawatan. Dan setelah pasien dipuasakan,
kemudian diberi nutrisi parenteral berupa Martos dan Pan Amin G serta cairan
elektrolit berupa Ringer Laktat. Tindakan puasa dan pemberian nutrisi parenteral
ini bertujuan untuk mengistirahatkan pankreas.
Pada beberapa literatur negatakan bahwa perlu dilakukan pemasaangan
NGT ppada pankreatitis namun pada pasien ini tidak dilakukan karena sebenarnya
pemasangan NGT ditujukan untuk kasus yang berat sehingga memerlukan
penghisapan cairan lambung yang bertujuan untuk mengurangi gastrin dan
mengurangi rangsangan pada pankreas serta berguna untuk dekompresi bila
terjadi ileus paralitik.1.2
Pemberian obat-obatan simtomatis tidak banyak dibahas dalam literatur.
Meskipun dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa pemberian terapi
antikolinergik, glucagon, antasida, penghambat reseptor H2 atau penghambat
pompa proton diragukan khasiatnya, namun antasida dan penghambat reseptor H2
dapat memberikan manfaat terutama bila terdapat riwayat dispepsia sebelum
menderita pankreatitis, terapi ini juga mungkin bermanfaat untuk mencegah
terjadinya tukak akibat stress. Pada pasien ini juga diberikan injeksi ranitidin dan
primperan, diberikan pula pelindung mukosa berupa sukralfat serta Nexium.2,3,4
Pada pasien ini juga diberikan terapi antipiretik untuk menurunkan demam
selain itu diberikan pula antibiotik berupa ceftriaxone dan metronidazole.
Berdasarkan literatur pemberian antibiotik pada kasus pankreatitis tidak rutin
diberikan. Antibiotik diberikan jika terdapat demam tinggi selama lebih dari 3 hari
atau bila pasien menderita pankreatitis karena batu empedu atau pada pankreatitis
berat. Pada pasien ini awalnya juga dicurigai adanya batu empedu sehingga pasien
diberikan terapi antibiotik.2,3
Pada kasus ini, pasien juga mengalami keadaan hiperglikemia yang sempat
didiagnosa sebagai diabetes melitus. Keadaan hiperglikemia ini diduga oleh
karena adanya peradangan pada pankreas, namun biasanya keadaan ini terjadi
pada kasus-kasus yang bersifat kronis. Dan untuk itu pada pasien ini diberikan
terapi insulin selama hari perawatan namun pada saat pulang pasien tidak
diberikan insulin ataupun obat hipoglikemi oral karena dari pemeriksaan
ditemukan kadar gula darahnya kembali dalam batas normal serta mengingat
pasien juga tidak memiliki keluhan-keluhan khas penyakit diabetes melitus.5,6
Selain itu psien juga menderita hipertensi grade 1 dan pada pasien ini
diberikan terapi dengan obat-obatan golongan ACE inhibitor berupa captopril.
Prognosis
FAKTA PASIEN TEORI
Dubia Bonam
Prognosis penderita pankreatitis dapat dinilai berdasarkan kriteria Ranson.
Namun pada pasien ini tidak dapat dilakukan penilaian krieria Ranson tersebut
dikarenakan tidak dilakukannya beberapa pemeriksaan sesuai dengan kriteria
Ranson. Selain kriteria Ranson, penilaian prognostik penyakit pankreatitis ini juga
dapat menggunakan skor APACHE II dan skor Balthazar. Namun pada pasien ini
juga tidak dapat dilakukan kerena tidak dilakukannya beberapa pemeriksaan yang
dibutuhkan dalam kriteria –kriteria tersebut. Oleh karena itu prognostik pada
pasien ini hanya bisa dikatakan dubia.4,5,2
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dilaporkan kasus Pasien Ny. F, usia 50 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri ulu hati hebat yang timbul mendadak. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang dapat disimpulkan suatu diagnosa yang mengarah pada suspect pankreatitis yang disertai dengan keadaan hiperglikemia dan hipertensi grade 1.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG dan
pemeriksaan serum amilase dan lipase untuk menegakkan diagnosa penyakit. Dan
penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini sesuai dengan literatur yaitu puasa, pemberian nutrisi parenteral serta analgetik. Selain itu diberikan pula terapi untuk simtomatis serta terapi untuk penyakit penyerta.
Beberapa pemeriksaan pada pasien ini tidak dilakukan, sehingga terdapat kesulitan untuk menilai kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan prognostiknya, sehingga prognosis pada pasien ini masih dubia.
FOLLOW - UP
Tanggal / Hari Perawatan
S O A P
20/01/2011Hari I
Nyeri ulu hati (+), muntah 1x isi makanan campur air, BAB & BAK normal
CM, N = 80x/i; TD = 140/90 mmHg; RR = 24x/i, T = 36,6; an (-/-), ikt (-/-), Rh (-/-), Wh (-/-), NTE (+), BU (+) normal
Gastritis - IVFD RL 20 tpm- Inj ranitidin 2 x 1 amp (iv)- Inj. Primperan 3x1 amp (iv)- Cek GDP, GD2PP
21/01/2011Hari II
Nyeri ulu hati (+), demam (+), riwayat sakit kuning usia 8 tahun
CM; N = 108x/i; TD = 140/90 mmHg; RR = 24x/i; T = 38,1; an (-/-), ikt (-/-), Sn.vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-), NTE (+), BU (+) normal
- Abdominal pain ddsusp. Pancreatitissusp. Ulkus peptikum
- DM- HT grade I
- IVFD RL 20 tpm- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv)- Inj Primperan 3x1 amp (iv)- Inpepsa syr 3 x 10cc- Nexium 2x40mg dilarutkan dengan sedikit air- Pronalges supp extra (prn)- Paracetamol 3 x 500mg- Cek amilase/lipase- USG Abdomen
Tgl 22/01/2011Hari III
Nyeri ulu hati (+), demam (-), susah BAB(+)
CM, N = 98x/i; TD = 140/80 mmHg; RR = 20x/i; T = 37,3; an (-/-); ikt (-/-); NTE (+)
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- DM- HT grade I
- IVFD RL 500cc/6 jam + tramadol (drip) 28 tpm- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv)- Inj Primperan 3x1 amp stop- Inpepsa syr 3 x 10cc- Nexium 2x40mg dilarutkan dengan sedikit air- Pronalges supp extra (prn)- Paracetamol 3 x 500mg- Diet DM 1700 kal
Tgl 24/01/2011Hari V
Nyeri ulu hati (+), demam (+), mual (+), muntah (+), BAB cair (+) warna kuning, ampas (+).
CM, N = 102x/i; TD = 170/80 mmHg; RR = 20x/i; T = 37,9; NTE (+)
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- DM- HT grade I
- IVFD RL 500cc/6 jam + tramadol (drip) 28 tpm- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv)- Inpepsa syr 3 x 10cc- Nexium 2x40mg- Ceftriaxone 2x1gr- Captopril 3x25 mg- Pronalges supp extra (prn)- Paracetamol 3 x 500mg- Diet DM 1700 kal- Metro nidazole inf 500 mg/12 jam
Tgl 25/01/2011Hari VI
Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (+), CM, N = 80x/i; TD = 140/80 mmHg; RR = 22x/i; T = 36,2;
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- DM- HT grade I
- IVFD RL 500cc/6 jam + tramadol (drip) 28 tpm- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (iv)- Inpepsa syr 3 x 10cc- Nexium 2x40mg- Ceftriaxone 2x1gr- Captopril 3x25 mg- Pronalges supp extra (prn)- Paracetamol 3 x 500mg- Diet DM 1700 kal- Metro nidazole inf 500 mg/12 jam
Tgl 26/01/2011Hari VII
Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah(+), BAB hitam
CM, N = 78x/i, TD = 140/90 mmHg; RR = 22x/i; T = 36,3; an(-/-), ikt(-/-), NTE (+)
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- DM- HT grade I
- Puasa- IVFD RL:Martos +Actrapid 10 IU : Pan Amin G +
Actrapid 8 IU 2:1:1 27 tpm- Ceftriaxone 2x1 gr- Metronidazole 3 x 500 mg iv- Nexium 2 x 40mg iv- Inpepsa syr 4 x C1- Captopril pulv 3x1 SL
Tgl 27/01/2011Hari VIII
Nyeri ulu hati << , mual (+), muntah (+) CM, N = 80x/i; TD = 130/80 mmHg; RR = 20x/i; T = 36,4; an (-/-); ikt (-/-), NTE (+)
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- DM- HT grade I
- Puasa- IVFD RL:Martos +Actrapid 10 IU: Pan Amin G +
Actrapid 8 IU 2:1:1 27 tpm- Ceftriaxone 2x1 gr- Metronidazole 3 x 500 mg iv- Nexium 2 x 40mg iv- Inpepsa syr 4 x C1- Captopril pulv 3x1 SL
Tgl 28/01/2011Hari IX
Nyeri ulu hati <<, mual (-), muntah (+), CM; N = 84x/i; TD = 150/80 mmHg; RR = 22x/i, T = 36,5; an (-/-), ikt (-/-), NTE (+)
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- DM- HT grade II
- Puasa- IVFD RL:Martos +Actrapid 10 IU: Pan Amin G +
Actrapid 8 IU 2:1:1 27 tpm- Ceftriaxone 2x1 gr- Metronidazole 3 x 500 mg iv- Nexium 2 x 40mg- Inpepsa syr 4 x C1- Captopril pulv 3x1 SL
Tgl 29/01/2011Hari X
Nyeri perut <<,hilang timbul, mual(+), muntah(+) 1x, cairan sedikit
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- Puasa- IVFD RL:Martos +Actrapid 10 IU: Pan Amin G +
- DM- HT grade II
Actrapid 8 IU 2:1:1 27 tpm- Ceftriaxone 2x1 gr- Metronidazole 3 x 500 mg iv- Nexium 2 x 40mg- Inpepsa syr 4 x C1- Captopril pulv 3x1 SL
Tgl 31/01/2011Hari XI
Nyeri perut <<<, mual (-), muntah (-) CM, N = 86x/i; TD = 140/90 mmHg, RR = 24x/i; T=36,3; NTE (+)
- Susp. Pancreatitis dd cholesistitis
- DM- HT grade II
Blh pulang (KRS)Tx pulang:- Inpepsa 3xC1- Nexium cap 2x1- Captopril 3x25mg- Paracatamol 3x500mg (prn)- Metoklopramid 3x1tab
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurman, A. Penatalaksanaan Pankreatitis Akut. Cermin Dunia Kedokteran No. 128, 2000 Hal 37-40. (Online) 1 Maret 2011. (http://www.kalbe.co.id/files /cdk/files/PenatalaksanaanPankreatitisAkut.pdf. diakses tanggal 1 Maret 2011)
2. Gardner TB. Pancreatitis, Acute. eMedicine Medscape, (Online); 19 November 2010. (http://emedicine.medscape.com/article di akses tanggal 7 Maret 2011)
3. National Institutes of Health. Acute Pancreatitis. The U.S. National Library of Medicine Medline Plus. (Online); 20 Januari 2010. (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000287.htm, diakses tanggal 7 Maret 2011)
4. Hadi, S. Pankreatitis. Gastroenterologi, Edisi VII. Bandung: Balai Alumni Bandung. 2003; hal 815-850
5. Wikipedia. Acute Pankreatitis. Wikipedia. (Online); 23 Februari 2011. (http://en.wikipedia.org/wiki/Acute_pancreatitis. diakses tanggal 7 Maret 2011)
6. Nurman, A. Pankreatitis Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1996; hal 385-97.