SURVEY TERHADAP TEMA DAN TUJUAN · mencatat sejarah tujuh siklus kemunduran, penindasan, seruan...
Transcript of SURVEY TERHADAP TEMA DAN TUJUAN · mencatat sejarah tujuh siklus kemunduran, penindasan, seruan...
SURVEY TERHADAP TEMA DAN TUJUAN
KITAB-KITAB PERJANJIAN LAMA
Bagian II:
KITAB-KITAB SEJARAH
(Yosua – Ester)
www.menyusunkhotbahkristen.wordpress.com
2016
Sumber:
J. Hampton Keathley III
Concise Old Testament Survey
www.bible.org
1998
(Dirujuk Januari 2016)
�
PENGANTAR
Bagi kebanyakan jemaat awam, membaca Alkitab, khususnya Perjanjian Lama,
ada bagian-bagian yang sulit dimengerti. Misalnya kitab Imamat, kitab
Bilangan, kitab Tawarikh, kitab Kidung Agung, atau bagian-bagian lain dalam
kitab-kitab lainnya.
Pertanyaan yang sering muncul:
1. Sebenarnya bagian-bagian tersebut berbicara tentang apa?
2. Mengapa bagian tersebut ada di dalam Alkitab?
3. Apa manfaatnya bagi kehidupan umat Kristen di masa kini?
4. Dst.
Pada ebook ini kami menyajikan ringkasan mengenai gagasan utama atau tema
dan tujuan dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama. Harapannya dengan ini,
pembaca awam akan terbantu untuk memahami maksud ditulisnya sebuah kitab
dalam Perjanjian Lama dan ditempatkannya sebagai kitab-kitab yang kanonik,
serta manfaatnya dalam membangun iman kita di masa kini.
Salah satu tulisan yang bermanfaat untuk itu adalah Concise Old Testament
Survey, yang ditulis oleh J. Hampton Keathley III dan diterbitkan secara online
di website www.bible.org.
Kami menjadikan tulisan Keathley tersebut sebagai sumber utama dalam ebook
ini. Kiranya bermanfaat bagi pelayanan Anda.
Salam,
www.menyusunkhotbahkristen.wordpress.com
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
KITAB YOSUA .................................................................................................... 2
KITAB HAKIM-HAKIM ..................................................................................... 3
KITAB RUT ........................................................................................................ 5
KITAB I SAMUEL .............................................................................................. 6
KITAB II SAMUEL ............................................................................................ 7
KITAB I RAJA-RAJA ......................................................................................... 8
KITAB II RAJA-RAJA ....................................................................................... 9
KITAB I TAWARIKH ...................................................................................... 10
KITAB II TAWARIKH ..................................................................................... 11
KITAB EZRA .................................................................................................... 12
KITAB NEHEMIA ............................................................................................. 13
KITAB ESTER .................................................................................................. 14
�
� ��
PENDAHULUAN
Kitab Yosua hingga Ester merupakan kelompok kitab kedua dalam Perjanjian
Lama yang terdiri atas dua belas kitab yang mengisahkan sejarah bangsa Israel.
Kitab-kitab ini berisi kehidupan bangsa Israel sejak mereka menduduki Kanaan
hingga terusirnya mereka dari tanah tersebut akibat ketidakpercayaan dan
ketidaktaatan mereka kepada Allah.
Berkisah sekitar 800 tahun sejarah Israel, kedua belas kitab ini menceritakan
tentang pendudukan dan penguasaan Kanaan, pemerintahan raja-raja, terbaginya
Israel menjadi dua kerajaan yaitu kerajaan Israel Utara dan Israel Selatan,
kejatuhan kerajaan Utara kepada bangsa Asyur, pembuangan kerajaan Selatan
ke Babilonia, dan kembalinya mereka ke Yerusalem di bawah kepemimpinan
sejumlah orang, di antaranya Nehemia and Ezra.
� ��
KITAB YOSUA
�
Penulis kitab ini adalah Yosua sendiri, sekitar tahun 1400-1370 SM. Berbeda
dengan lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama, nama kitab ini diambil dari
nama orang penting dalam kitab tersebut, yaitu Yosua, anak laki- Nun, budak
Musa.
Nama asli Yosua adalah Hoshea (Bil. 13:8; Ul. 32:44) yang berarti
“keselamatan.” Namun selama pengembaraan di padang gurun Musa
menggantinya dengan nama Yehoshua, yang berati “Yahweh adalah keselamatan”
atau “Selamat, Yahweh” (Bil. 13:16). Yosua adalah singakatan dari Yehoshua.
Hal tersebut untuk selalu mengingatkan Yosua, dan para mata-mata pengintai,
bahwa kemenangan atas musuh dan pendudukan tanah Kanaan adalah atas
kekuasaan Tuhan dan bukan semata ketrampilan atu kebijaksanaan atau
kekuasaan manusia.
Kitab ini diberi nama Yosua sebab melalui Yosua, salah satu perancang strategi
militer terbaik dalam sejarah, kebijaksanaannya dan prestasinya di bidang militer
berasal dari Allah sebagai Penyelamat kita. Allah sendirilah yang membawa
kemenangan bagi Israel dan menaklukan musuh-musuh mereka serta
memberikan mereka memiliki tanah Kanaan.
Tema dan Tujuan:
Memiliki, menduduki, dan membagi-bagi tanah perjanjian adalah tema dan
tujuan kitab Yosua. Kitab Yosua ditulis untuk menunjukkan komitmen Allah
atas janjiNya kepada Israel, melakukan kepada Israel tepat seperti yang
dijanjikanNya (Band. kej. 15:18 dengan Yos. 1:2-6 dan 21:43-45).
� ��
Kejadian-kejadian yang dicatat dalam kitab Yosua diseleksi untuk menunjukkan
campur tangan Tuhan dalam membela umatNya melawan semua hal yang
membahayakan mereka. Pemenuhan janji Tuhan, sebagaimana bukti dalam
kelahiran Ishak bagi Abraham dan Sarah dan pemilikan tanah dengan benteng
di sekeliling kota adalah karya Tuhan di mana manusia tidak akan pernah bisa
melakukannya betapa pun kerasnya mereka mencobanya (Lih Rom. 4).
KITAB HAKIM-HAKIM
Kitab ini ditulis sekitar tahun 1050-1000 SM. Tradisi mengatakan bahwa
Samuel adalah penulisnya, tetapi penulis yang sebenarnya tidak pasti. Samuel
mungkin telah mengumpulkan beberapa catatan dari periode para hakim dan
para nabi seperti Nathan dan Gad mungkin mengedit (lihat 1 Taw. 29:29).
Nama kitab berasal dari bahasa Ibrani Shophetim, yang berarti "hakim,
penguasa, pelepas, atau penyelamat." Shophet tidak hanya membawa ide
menjaga keadilan dan penyelesaian sengketa, tetapi juga digunakan untuk
"membebaskan dan melepaskan." Pertama hakim-hakim melepaskan umat
Israel; kemudian mereka memerintah dan menegakkan keadilan ...
Kitab Hakim-hakim mendapat namanya dari sejumlah pemimpin yang dipanggil
menjadi hakim yang dibangkitkan Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari
para penindas mereka. Nama kitab secara jelas dinyatakan dalam 2:16, "Lalu
TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari
tangan orang yang menjarah mereka."
Pada akhirnya, bagaimanapun, Allah adalah Hakim dan Pembebas bangsa Israel
karena Allah sendiri yang akan pertama memungkinkan datangnya masa
penindasan sebagai disiplin ilahi karena kemurtadan yang diulang Israel, dan
� ��
kemudian membangkitkan hakim untuk membawa pembebasan setelah bangsa
bertobat dan berteriak minta tolong (lih 11:27 dan 08:23).
Tema dan Tujuan:
Perbedaan situasi antara Yosua dan Hakim-hakim sangat menyolok. Israel
bergeser dari puncak kemenangan kepada kekalahan yang mengerikan, dari
kebebasan kepada penindasan, dan dari pencapaian kesuksesan kepada
kemunduran. Mengapa bisa demikian?
Secara historis, Kitab Hakim-hakim menjembatani gap antara masa Yosua
kepada masa nabi Samuel dan awal monarki di bawah Saul dan Daud. Kitab ini
mencatat sejarah tujuh siklus kemunduran, penindasan, seruan minta tolong, dan
pelepasan.
Ini menjelaskan alasan dibutuhkannya sebuah monarki di Israel. Seperti
dikatakan dalam Hak 21:25 “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang
Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.”
Mereka membutuhkan kepemimpinan seorang raja yang adil dan bijaksana.
Secara doktrinal, Hakim-Hakim menggambarkan sejumlah kebenaran yang
penting. Sebagaimana TUHAN telah memperingatkan dalam kitab Ulangan,
ketaatan akan mendatangkan berkat, namun ketidaktaatan mengakibatkan
murka Tuhan dan penindasan.
Namun Hakim-Hakim juga mengingatkan bahwa ketika orang-orang berbalik
kepada Tuhan, bertobat dan memohon pertolongan kepadaNya, TUHAN
meresponnya dengan memberikan kelepasan.
Hakim-hakim memaparkan tema tersebut dengan menggambarkan lingkaran
kemurtadan yang diikuti penindasan sebagai bentuk hukuman Allah diikuti
dengan permohonan kepada Tuhan dan pertobatan oleh umat Israel kemudian
diikuti dengan bangkitnya hakim-hakim oleh Allah untuk memberikan
kelepasan kepada bangsa itu.
� ��
KITAB RUT
Penulis kitab Rut tidak pasti. Tradisi Yahudi menyebut Samuel. Namun ini
tidak mungkin, karena penulis Ruth menyebutkan Daud, sementara Samuel
meninggal sebelum Daud dinobatkan menjadi raja (04:17, 22).
Dari segi waktu, kitab ini tampaknya ditulis sekitar tahun 1000 SM.
Nama kitab “Rut” diambil dari salah satu tokoh utama dalam kitab, yaitu
seorang wanita muda dari Moab, yang merupakan nenek dari Daud. Dengan
demikian, Rut berada di garis silsilah Juruselamat (Mat 1: 5).
Tema dan Tujuan:
Kitab Rut berkisah tentang sepasang orang Israel, Naomi dan suaminya, yang
pada masa kelaparan berpindah ke Moab. Kemudian sang suami beserta kedua
anak laki-lakinya meninggal dunia, meninggalkan isterinya bersama kedua anak
menantunya (Orpa and Rut).
Setelah menjanda, Naomi memutuskan kembali ke Israel dan Rut bersikeras
untuk ikut bersamanya. Ketika tiba di Israel, mereka meminta bantuan kepada
salah seorang kerabat Rut yang bernama Boas. Akhirnya, Rut menikah dengan
Boas.
Seperti berlian di atas kain beludru hitam, kitab Rut menyinari kegelapan dalam
kitab Hakim-hakim. Rut adalah kisah tentang kesetiaan, ketulusan, dan kasih di
masa ketika anarki, keegoisan, dan kemerosotan moral merupakan hal yang
biasa.
Kitab Rut memberikan gambaran positif tentang iman dan ketaatan di tengah-
tengah kemurtadan dan menunjukkan iman yang membawa berkat.
Rut juga menunjukkan hubungan yang penting mengenai garis keturunan raja
Daud dengan Mesias.
� ��
Tujuan lain dari Kitab Rut tampak dalam caranya mengilustrasikan kebenaran
dari keluarga sang Penebus, kehadiran dari sisa-sisa orang yang berkenan di
hadapan Tuhan pada masa kemurtadan, dan penyertaan Tuhan kepada mereka
yang akan berjalan dengan iman bersamaNya.
Karena Rut adalah seorang non-Yahudi, kitab ini menggambarkan keinginan
Tuhan untuk membawa dunia orang-orang non-Yahudi ke dalam keluarga
Allah.
KITAB I SAMUEL
Kitab ini ditulis sekitar tahun 930 SM. Penulisnyanya tidak pasti. Tradisi
Talmud Yahudi menunjuk kepada nabi Samuel. Namun pendapat ini tidak
didukung bukti yang kuat.
Tema dan tujuan:
Mulai dengan cerita tentang kelahiran dan pendidikan Samuel di bait Allah,
kitab 1 Samuel menggambarkan bagaimana orang luar biasa ini memimpin
Israel sebagai seorang nabi, imam, dan hakim yang terakhir.
Selama kepemimpinan Samuel, umat Israel ingin membentuk sebuah negara
dan membutuhkan seorang raja. Di bawah petunjuk Tuhan, Samuel kemudian
menetapkan Saul sebagai raja pertama. Namun kemudian Saul ditolak oleh
Allah karena ketidaktaatannya.
Untuk menggantikan Saul, di bawah petunjuk Tuhan pula Samuel menetapkan
Daud sebagai raja Israel. Sepanjang kitab menggambarkam pertarungan antara
Saul yang cemburu dan frustrasi dengan Daud yang disertai Tuhan.
Kitab I Samuel meneruskan sejarah Israel di mana masa pemerintahan Hakim-
hakim berhenti pada Samuel (Band. Hak 16:31). Kitab ini menampilkan transisi
kepemimpinan Israel dari hakim-hakim kepada raja-raja, dari sistem
pemerintahan teokrasi ke sistem monarki.
� ��
Karena umat Israel tidak akan tunduk kepada Yahweh untuk mengatur hidup
mereka, di mana setiap orang melakukan apa yang benar di mata mereka
sendiri, sistem pemerintahan monarki membawa stabilitas karena bangsa itu
lebih suka mengikuti seorang raja di dunia. “TUHAN berfirman kepada
Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan
mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang
mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” (8:7)
Secara historis, salah satu tujuan utama kitab 1 Samuel adalah untuk
menggambarkan asal usul keilahian dinasti Daud.
KITAB II SAMUEL
Tema dan Tujuan:
2 Samuel melanjutkan narasi tentang awal mula kerajaan Israel yang dimulai
dengan kematian Saul dan melanjutkannya dengan kerajaan Daud. Kitab ini
menggambarkan empat puluh tahun pemerintahan Daud (5:4-5), yang berisi
kejayaan-kejayaannya dan tragedi-tragedinya, termasuk di dalamnya dosa-dosa
perzinahan, pembunuhan, dan konsekuensinya terhadap keluarga dan
kerajaannya.
Temanya, sebagaimana 2 Samuel menggambarkan kerajaan Daud, dapat
disimpulkan sebagai “bagaimana dosa menodai kejayaan Daud.”
Bagaimanapun juga kerajaan tersebut dibangun di bawah pemerintahan Saul
dan dikembangkan oleh Daud. Kerajaan Saul memberikan stabilisasi kepada
Israel sejak masa hakim-hakim, tetapi kerajaan Daud membawa pertumbuhan
atau ekspansi kerajaan.
� ��
Sebagaimana gambaran umum Alkitab yang secara terbuka menampilkan kisah
para pemimpin dengan berbagai noda, 2 Samuel menggambarkan kebaikan dan
keburukan hidup raja Daud.
KITAB I RAJA-RAJA
Penulis kitab Raja-raja tidak diketahui, meskipun tradisi Yahudi menunjuk
kepada Yeremia. Tampaknya kitab ini diselesaikan tahun 560 dan 538 SM.
Tema dan Tujuan:
Setelah kematian Daud (ps. 1-2), anaknya Salomo menjadi raja. Pasal 1-11
menampilkan kehidupan dan kerajaan Salomo, termasuk puncak kejayaannya,
perluasan kerajaan, dan pembangunan bait Allah dan istana di Yerusalem.
Namun di tahun-tahun terakhir Salomo, dia menjauh dari Allah karena isteri-
isterinya yang non-Israel mempengaruhinya dengan kuat, membuatnya
mengabaikan pemujaan kepada Allah di bait Allah.
Raja berikut adalah Rehabeam, yang kehilangan wilayah kerajaan di bagian
utara. Kerajaan Utara terdiri atas 10 suku, yang dikenal sebagai kerajaan Israel,
dan kerajaan Selatan yang terdiri atas suku Yehuda dan Benyamin yang disebut
kerajaan Yehuda.
Pasal terakhir 1 Raja-raja fokus pada kejahatan raja Ahab dan kebajikan nabi
Elia yang mengutuk kejahatan Ahab tersebut dan ketidaktaatan Israel.
Tema utama, dengan demikian, adalah untuk menunjukkan bagaimana
ketidaktaatan mengakibatkan kekacauan kerajaan. Kejayaan bangsa tergantung
pada kekuatan iman para pemimpinnya dan umat kepada perjanjian Tuhan
dengan Israel.
� �
I Raja-raja bukan hanya memberikan sebuah catatan sejarah raja-raja ini, tetapi
juga menunjukkan kesuksesan sejumlah raja (dan bangsa secara keseluruhan)
berdasarkan ukuran pada ketaatannya kepada hukum atau kebenaran Allah.
Kitab ini benar-benar mengilustrasikan bagaimana “Kebenaran meninggikan
derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa”. (Ams 14:34). Ketidaktaatan
terhadap perjanjian Allah mengakibatkan kemunduran dan kekalahan.
KITAB II RAJA-RAJA
Tema dan Tujuan:
Kitab II Raja-raja melanjutkan sejarah Israel tentang nabi Elia dan penerusnya,
Elisa, juga tentang “Kisah 2 Kerajaan.”
Kitab ini memaparkan kelanjutan sejarah Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan
Yehuda di Selatan hingga keduanya diduduki dan dibawa ke pembuangan.
Israel jatuh ke tangan Asyur pada tahun 722 SM dan Yehuda jatuh ke tangan
Babilonia pada tahun 586 SM.
Dalam kedua kerajaan tersebut, nabi-nabi ini terus mengingatkan umat Israel
bahwa Tuhan akan menghukum mereka hingga mereka bertobat. II Raja-Raja
mengajarkan bahwa dosa yang disengaja dalam sebuah bangsa akan
menghasilkan kemalangan.
Dalam 1 dan 2 Samuel, bangsa Israel dibentuk, dalam 1 Raja-raja bangsa ini
terbagi, dan dalam 2 Raja-raja keduanya terserak.
Setelah bertahun-tahun membela umatNya melalui para nabi teresbut, kesabaran
Tuhan pun akhirnya berubah menjadi hukuman sebagaimana Ia janjikan
sebelumnya.
� ��
Kitab I dan II Raja-raja mengemukakan tema dan tujuan yang sama, yaitu
bagaimana ketidaktaatan (kepada hukum Tuhan dan pemberontakan)
mendatangkan hukuman Tuhan dan kehancuran kerajaan. Kedua kerajaan
tersebut runtuh karena kegagalan para raja untuk memerintah dengan adil
berdasarkan kebenaran Tuhan.
KITAB I TAWARIKH
Ditulis sekitar tahun 450-425 SM, kitab Tawarikh (awalnya 1 dan 2 Tawarikh
adalah salah satu Kitab) tidak mengidentifikasi penulis. Tampaknya kitab ini
ditulis oleh seorang imam karena perhatiannya yang kuat pada Bait Allah,
imamat, dan garis teokratis Daud dan Kerajaan Yehuda di selatan. Tradisi
Yahudi secara tradisional menghubungkannya dengan Ezra.
Tema dan Tujuan:
I Tawarikh mulai dengan garis besar sejarah dari Adam hingga kematian raja
Saul. Keseluruhan kitab mengisahkan tentang pemerintahan raja Daud.
Kitab Tawarikh tampaknya merupakan pengulangan kitab Samuel dan Raja-
raja, namun kitab ini ditulis untuk orang-orang Israel yang kembali dari
pembuangan untuk mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari garis
keturunan raja Daud dan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah.
Garis keturunan menunjukkan bahwa janji kepada keturunan Daud bersumber
dalam perjanjian Allah kepada Abraham bahwa Allah akan menjadikannya bapa
dari sebuah bangsa yang besar dan Allah akan memberkati bangsa itu. Tema
utamanya adalah bahwa Allah akan memenuhi janjiNya.
� ���
Tawarikh menekankan peran Hukum, para imam, dan Bait Allah.
Meskipun bait Allah yang dibangun raja Salomo telah hancur, bait Allah
kedua harus dilihat sebagai penjelmaan dari yang pertama.
Kitab ini juga mengajarkan bahwa masa lalu telah mengandung pelajaran
untuk masa kini. Kemurtadan, penyembahan berhala, pernikahan dengan
orang asing, dan kurangnya persatuan adalah penyebab kehancuran
mereka. Hal ini memberi arti, di mana setelah Pembuangan, Israel tidak
pernah menyembah ilah-ilah asing
KITAB II TAWARIKH
Tradisi Yahudi mengidentifikasi Ezra sebagai penulis Tawarikh dan
diperkirakan ditulis sekitar tahun 450-425 SM.
Tema dan Tujuan:
Jika I Tawarikh paralel dengan 1 dan 2 Samuel, II Tawarikh melanjutkan
sejarah garis keturunan Daud dan paralel 1 dan 2 Raja-raja.
Namun untuk tujuan praktis, II Tawarikh mengabaikan Kerajaan Utara karena
kemurtadan mereka dan tidak adanya raja-raja yang patut diteladani setelah
Daud. Sebaliknya, II Tawarikh fokus pada raja-raja yang mengikuti gaya hidup
Daud.
Pasal 1-9 menggambarkan pembangunan bait Allah selama pemerintahan
Salomo. Pasal 10-36 menelusuri sejarah kerajaan Yehuda di Selatan hingga
akhir kehancuran Yerusalem dan pembuangan ke Babilonia. Karena itu, ia
menyajikan kehidupan para raja yang membawa kebangkitan dan pembaruan
bangsa seperti Asa, Yosafat, Yoas, Hizkia, dan Yosia.
� ���
Kitab Tawarikh memaparkan sejarah yang sama dengan yang dikemukakan
oleh Samuel dan Raja-raja, namun dari perspektif yang berbeda untuk
menekankan beberapa hal: Dalam I Taw, Daud adalah subyek utama sedangkan
dalam 2 Taw rumah tangga Daudlah yang menjadi pusat. Dalam kitab Raja-raja,
ditampilkan sejarah bangsa Israel seputar tahta sementara dalam Taw diberikan
dari altar (bait Allah).
Dalam kitab Raja-raja istana adalah sentral, tapi dalam Taw bait Allah adalah
yang utama. Dalam kitab Raja-raja fokus adalah pada sejarah politik tapi dalam
Taw fokusnya adalah pada elemen keagamaan atau spiritual dari sejarah Israel.
Kitab Taw lebih dari sekedar catatan sejarah. Ia merupakan penilaian Allah atas
kehidupan spiritual dinasti Daud. Karena hal ini, fokusnya adalah pada kerajaan
Yehuda, kerajaan Selatan di mana ada kebangkitan raja-raja yang saleh dalam
garis keturunan Daud dan mengapa Kerajaan Utara tanpa raja yang saleh secara
mendasar diabaikan.
KITAB EZRA
�
Para ahli modern banyak yang setuju bahwa Ezra adalah penulis kitab ini. Dia
juga adalah tokoh utama di dalamnya. Dia menulis antara tahun 457 - 444 SM.
Tema dan Tujuan:
Dari sebuah sudut pandang historis, Ezra melanjutkan narasi yang berakhir
dalam 2 Taw dan menelusuri sejarah kembalinya orang-orang Israel dari
pembuangan dan pembangunan kembali bait Allah.
Dari sebuah sudut pandang spiritual dan doktrinal, kitab Ezra menunjukkan
bagaimana Allah memenuhi janjiNya untuk mengembalikan umatNya ke tanah
perjanjian setelah 70 tahun dalam pembuangan sebagaimana telah disampaikan
para nabi sebelumnya.
� ���
Seperti halnya dalam kitab Taw, Ezra, sebagai seorang imam, menunjukkan
keutamaan bait Allah dan peribadahannnya dalam kehidupan bangsa Israel
sebagai umat Allah.
Hal ini dimulai dengan keputusan Cyrus, raja Persia, yang mengijinkan sisa-sisa
Israel untuk kembali. Orang-orang ini dengan antusias mulai membangun
kembali bait Allah, namun tertunda selama 18 tahun akibat gangguan musuh
dari utara.
Akhirnya sebuah keputusam dari Darius memampukan mereka
menyelesaikannya (lih Ezra 1-6). Pasal 7-10 menceritakan tentang kembalinya
imam Ezra yang mengajarkan kepada umat tentang hukum dan mereformasi
kehidupan spiritual bangsa.
Tema tersebut bisa disimpulkan sebagai restorasi spiritual, moral, dan sosial
dari sisa-sisa umat Israael yang kembali dari pembuangan di bawah
kepemimpinan Zerubabel dan Ezra.
KITAB NEHEMIAH
Ada yang menganggap Nehemia adalah penulis kitab ini, tapi ada juga yang
menunjuk Ezra sebagai penulisnya. Ditulis sekitar tahun 445 – 425 SM.
Tema dan Tujuan:
Kitab Nehemiah melanjutkan sejarah umat Israel yang kembali dari
pembuangan. Nehemiah berhenti dari jabatannya sebagai juru minuman raja
Artaxerxes, raja Persia, untuk menjadi gubernur Yersusalem dan memimpin
umat untuk membangun tembok kota.
Ezra dan Nehemiah hidup di masa yang sama (lih Neh. 8:2, 9), sama-sama
adalah hamba Allah tetapi melayani Yahweh dalam kapasitas yang berbeda. Jika
� ���
Ezra adalah seorang imam dan memasukkan unsur keagamaan dalam restorasi
umat, Nehemiah adalah orang awam dan melayani dalam dunia politik sebagai
gubernur dalam membangun tembok Yerusalem.
Di bawah kepempimpinan Nehemiah, umat Israel menyelesaikaan
pembangunan dalam 52 hari, hal yang tidak bisa dilakukan dalam 94 tahun
sejak gelombang pertama pemulangan di bawah kepemimpinan Zerubabel.
Dengan ketaatan iman mereka bisa mengatasi apa yang tampak sebagai
perlawanan yang sulit diatasi
KITAB ESTER
Kitab ini tidak memberikan petunjuk siapa yang menulisnya. Tapi siapa pun itu
tahu budaya Persia dengan baik. Catatannya menunjukkan seseorang yang
berada di sana sebagai saksi mata atas semua kejadian. Dan ia mungkin seorang
Yahudi. Beberapa telah menyarankan bahwa Ezra atau Nehemia menulis
catatan itu namun tidak ada kejadian-kejadian khusus yang mendukung
pandangan itu.
Peristiwa Ester terjadi antara pasal keenam dan ketujuh kitab Ezra, antara
kepulangan pertama yang dipimpin oleh Zerubabel dan kepulangan kedua yang
dipimpin oleh Ezra. Esther ditulis antara tahun 470 dan 465, selama tahun-tahun
terakhir pemerintahan Ahasyweros '(lihat 10: 2-3), atau pada masa
pemerintahan anaknya Artaxerxes (464-424).
Tema dan Tujuan
Kitab Ester menceritakan sebuah kisah tentang seorang perempuan muda Israel
yang cantik yang dipilih oleh Raja Xerxes dari Persia untuk menjadi
permaisurinya.
� ���
Ketika Haman merencanakan untuk membunuh semua orang Israel, paman sang
Ratu, Mordekhai, mendorong ratu untuk mencoba menyelematkan bangsanya.
Dengan mempertaruhkan hidupnya sendiri, Ester membujuk sang raja dan
menyelamatkan orang-orang Israel. Meskipun nama Allah tidak muncul dalam
kitab ini, tema dan tujuan kitab ini adalah untuk menunjukkan perlindungan
Allah terhadap umatNya dari ancaman dan penganiayaan.