survey dan pemetaan

15
Kuliah 10 Tugas 10A Bahan kuliah tatap muka 10 (Oleh : Mulkhal Razali,M.sc) Di susun oleh : Nama : M.Ryandi Abigianza NIM : 1104107010017 Tentang : 1. Kerangka kontrol horizontal Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Darussalam,B.Aceh

description

tugas

Transcript of survey dan pemetaan

Kuliah 10

Tugas 10A

Bahan kuliah tatap muka 10

(Oleh : Mulkhal Razali,M.sc)

Di susun oleh :

Nama : M.Ryandi Abigianza

NIM : 1104107010017

Tentang :

1. Kerangka kontrol horizontal

Jurusan Teknik Geofisika

Fakultas Teknik

Universitas Syiah Kuala

Darussalam,B.Aceh

Tugas A

Materi :

- Kerangka kontrol horizontal

survey pendahuluan- Orientasi lapangan- Sketsa lapangan, menggunakan koordinat. Sumbu X sebagai absis, Y sebagai ordinat dan

Z sebagai tinggi.- Perencanaan dasar, misalnya penetuan titik kontrol.

syarat – syarat titik kontrol- harus terlihat satu sama lain, jarak antara 2 titik kontrol 60 – 100 m.- Bisa mengikat detail sebanyak mungkin.- Titik – titiknya harus terletak pada tanah yang stabil.

A. Kerangka kontrol horizontalSebagai titik kontrol untuk posisi X dan Y. Digunakan untuk pengikat posisi titik detail.

Kerangka kontrol horizontal dan kerangka kontrol vertikal digunakan sebagai pengikat titik detail lainnya, karena itu pengukuran kerangka kontrol horizontal dan pengukuran kerangka kontrol vertikal harus memiliki ketinggian yang cukup tinggi.

B. Jenis – jenis polygon1. Berdasarkan titik ikat

a. Polygon terikat.b. Polygon terikat sepihak.c. Polygon bebas.

2. Berdasarkan bentuka. Polygon terbuka.b. Polygon tertutup.c. Polygon bercabang.

3. Berdasarkan alat

a. Polygon sudut.b. Polygon arah.

4. Berdasarkan tingkat ketelitiana. Polygon tingkat Ib. Polygon tingkat IIc. Polygon tingkat IIId. Polygon tingkat IV

5. Berdasarkan Hirarkia. Polygon utama.b. Polygon cabang.

1. Polygon terbuka terikat sempurna

Polygon arah

Polygon sudut

A. Syarat & koreksi polygon terbuka terikat sempurnaKoreksi sudut (fs)

Koreksi absis (fx)

Koreksi ordinat (fy)

Kuliah 10

Tugas 10B

Bahan kuliah tatap muka 10

(Oleh : Mulkhal Razali,M.sc)

Di susun oleh :

Nama : M.Ryandi Abigianza

NIM : 1104107010017

Tentang :

2. Kerangka kontrol horizontal

Jurusan Teknik Geofisika

Fakultas Teknik

Universitas Syiah Kuala

Darussalam,B.Aceh

Tugas B

Materi :

- Kerangka kontrol horizontal

A. Kerangka kontrol horizontal

a. Kerangka dasar pemetaanUntuk pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari titik – titik pasti di permukaan bumi yang tertentu di dalam hubungan horizontal koordinat – koordinatnya (X,Y) dan hubungan vertikal yang menunjukkan ketinggian (Z). Peta yang digunakan sebagai perencanaan harus baik dan benar yang berarti pemberian informasiv dari peta harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari permukaan bumi.Peta yang disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik –titik yang dimuat di dalam peta dinyatakan dengan koordinta – koordinat pada bidang datar pula. Penentuan koordinatnya dilakukan dengan mengadakan pengukuran jarak dan arah jurusan, yaitu secara triangulasi, trlaterasi, poligon dan triangulaterasi. Tiitk – titik dinyatakan dalam sistem koordinat (X,Y) dan (Z) untuk ketinggian dari permukaan laut rata – rata.Kerangka dasar pemetaan untuk pekerjaan rekayasa sipil pada kawasan yang tidak luas, sehingga bumi masih bisa dianggap sebagai bidang datar, umumnya merupakan bagian pekerjaan pengukuran dan pemetaan dari satu kesatuan paket pekerjaan perencanaan dan atau perancangan bangunan teknik sipil. Titik – titik kerangka dasar pemetaan yang akan ditentukan lebih dahulu koordinat dan ketinggiannya itu dibuat tersebar merata dengan kerapatan tertentu, permanen, mudah dikenali dan didokumentasikan secara baik sehingga memudahkan pengguanan selanjutnya.

b. Pengukuran titik kontrol horizontalMetode yang dipakai untuk kerangka peta adalah poligon, yaitu rangkaian dari titik kerangka peta menjadi segi banyak. Untuk mendapatkan data, yang diukur adalah semua sudut sisi – sisinya, Azimuth dan jarak untuk penentuan koordinat planimetris diatas permukaan bumi (X,Y), yang digunakan sebagai kerangka peta (kerangka kontrol horizontal). Poligon tersebut mempunyai berbagai bentuk dan hitungan yang sederhana serta dapat menyesuaikan kondisi dan topografi lapangan.

c. Kerangka kontrol horizontalKerangka dasar horizontal merupakan kumpulan titik – titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi horizontalnya berupa koordinat pada bidang datar (X,Y) dalam sistem proyeksi tertentu. Bila dilakukan dengan cara teristris, pengadaan kerangka horizontal bisa dilakukan menggunakan cara triangulasi,triangulasi atau polygon. Pemilihan cara dipengaruhi oleh bentuk medan lapangan dan ketelitian yang dikehendaki.

Dalam setiap pengukuran yang dilakukan pasti terdapat kesalahan yang nantinya akan mempengaruhi hasil perhitungan yang didapatkan. Untuk itu diperlukan suatu metode perataan yang tepat guna menghasilkan nilai perhitungan yang mendekati sebenarnya.Kendala yang sering dihadapi dalam kegiatan pemetaan adalah perhitungan data hasil pengukuran di lapangan. Kurang tersedianya program perhitungan poligon yang aplikatif, efektif, dan efisien menyebabkan proses perhitungan poligon memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, program yang dibuat pun terbatas hanya pada beberapa titik kontrol dan penyelesaiannya hanya dengan menggunakan metode tertentu saja. Dengan semakin berkembangnya bahasa pemrograman komputer yang ada, dapat mendukung dan mempermudah dibuatnya program perhitungan guna mengatasi kendala tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Kelebihan software ini adalah dapat membaca dan menyimpan file dalam format *.csv sehingga nantinya dapat dihubungkan dengan software Microsoft Excel dan Autocad Land Desktop, menyediakan fasilitas yang memungkinkan untuk menyusun sebuah program dengan memasang objek-objek grafis dalam sebuah form, dapat menghasilkan 2 program dalam format .exe yang dapat dijalankan tanpa harus menginstal terlebih dahulu software Microsoft Visual Basic 6.0.Dengan dibuatnya program ini diharapkan dapat membantu mempermudah dalam melakukan pengolahan data pengukuran di lapangan sehingga menghemat efisiensi waktu yang ada. Dapat memberikan alternatif pengolahan data kepada pengguna karena program yang akan dibuat menyediakan beberapa cara dalam pengolahan data hasil pengukuran. Mempermudah pengguna dalam melakukan plotting koordinat hasil perhitungan ke dalam software Autocad Land Desktop.

Tujuan kerangka kontrol horizontalo untuk menegakkan peta agar peta tersebut dapat

berbentuk, termasuk hubungan geodetis setiap titik wilayah yang dipetakan dapat diperoleh.

o Untuk mengikat titik detail yang ada dan yang harus dipetakan sehingga titik detail tersebut dapat di gambarkan di atas peta.

o Untuk mendapatkan hasil peta dengan ketelitian sesuai dengan keinginan dan perencanaan.

Dengan tiga fungsi kerangka tersebut, maka pembuatan kerangka peta harus cermat dan dengan perencanaan yang baik. Bentuk kerangka yang baik harus merupakan jaringan yang di buat dengan kokoh yang diwujudkan dalam bentuk ketelitian titik kontrol.

Titik triangulasiPengadaan kerangka dasar horizontal di Indonesia di mulai di pulau Jaawa oleh Belanda pada tahun 1862. Titik – titik kerangka dasar horizontal buatan Belanda ini dikenal sebagai titik triangulasi, karena pengukurannya menggunakan cara triangulasi (polygon). Posisi horizontal (X,Y) titik triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi merkator, sedangkan posisi horizontal peta topografi yang dibuat dengan ikatan dan pemeriksaan ke titik triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi polyeder.

B. Jenis – jenis polygon1. Berdasarkan titik ikat

a. Polygon terikat.Suatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berada diatas titik yang akan dihasilkan.

b. Polygon terikat sepihak.Poligon ini dikatakan tidak terikat sempurna dikarenakan akan tidak adanya sebuah koreksi sudut dalam perhitungannya, hal ini disebabkan oleh kurangnya titik referensi di saat pengukuran berlangsung, untuk koreksinya, dengan 3 buah titik referensi.

untuk Jarak Absis :Xr3-Xr2 = Σdsinαuntuk jarak ordinatnya :Yr3-Yr2 = Σdcosα

c. Polygon bebas.Poligon tertutup tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas), pengukuran seperti ini akan terjadi pada daerah – daerah yang tidak ada titik tetapnya dan sulit melakukan pengukuran baik dengan cara astronomis maupun dengan satelit. Poligon semacam ini dihitung dengan orientasi lokal artinya koordinat dan azimuth awalnya dimisalkan sembarang.

2. Berdasarkan bentuka. Polygon terbuka.

Adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).

b. Polygon tertutup.Adalah poligon yang titik awal dan akhirnya bertemu pada satu titik yang sama. Pada poligon tertutup, koreksi sudut dan koreksi korrdinat tetap dapat dilakukan walaupun tanpa titik ikat.

c. Polygon bercabang.Adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi.

3. Berdasarkan alata. Polygon sudut.

Pada dasarnya data sudut dan jarak mendatar pada poligon merupakan data ukuran utama, sedangkan data koordinat titik ikat dan azimuth merupakan data pelengkap yang harus tersedia agar posisi titik – titik poligon dapat terdefinisi. Dalam kasus pengukuran sudut mendatar pada poligon, kesalahan dapat terjadi karena adanya pengaruh dari kesalahan instrument yang digunakan.

b. Polygon arah.

4. Berdasarkan tingkat ketelitiana. Polygon tingkat Ib. Polygon tingkat IIc. Polygon tingkat IIId. Polygon tingkat IV

5. Berdasarkan Hirarkia. Polygon utama.b. Polygon cabang.