Stukas Tinea (Tia & Gia)
-
Upload
vina-subaidi -
Category
Documents
-
view
32 -
download
3
Transcript of Stukas Tinea (Tia & Gia)
Data Administrasi
Tanggal 19 Juli 2011 Diisi oleh : Anggia Hendresty
Thia Wanudyo HutamiTabel 1. Identitas Pasien
Berkas Pasien
Pasien Pelaku Rawat
Nama
Kedudukan dalam
keluarga
Usia
Alamat
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Suku
Status Perkawinan
Ny. A
Istri
36 tahun
PuloMas
Perempuan
Tamat SLTP
Kerja Salon
Islam
Jawa
Menikah
TN.S
Suami
38 tahun
Pulo Mas
Laki-laki
Tamat SLTP
Pekerja serabutan
Islam
Jawa
Menikah
ANAMNESIS
Data diperoleh dari autoanamnesis, alloanamnesis dan data rekam medik yang dilakukan pada
19,25, 29 Juli 2011 dan 03 Agustus 2011
KELUHAN UTAMA
Gatal di bagian perut dan lutut
HARAPAN
Keluhan gatal menghilang dan sembuh
1
KEKHAWATIRAN
Pasien khawatir gatalnya semakin memburuk
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang berobat ditemani suami dan anak keduanya ke klinik pada tanggal 19 juli
2011. Pasien mengatakan sejak dua minggu yang lalu merasakan gatal yang datang hilang
timbul, terutama saat aktivitas seperti kerja salon, menaiki sepeda, memasak dan mengepel
sehingga pasien harus berhenti sejenak dari aktivitasnya. Pasien mengeluhkan gatal-gatal pada
daerah kedua tungkai bawahnya dan pada daerah perut. Ini dikeluhkan oleh pasien sudah 1
minggu sebelum datang ke klinik dokter keluarga di kayu putih. Pasien merasakan paling gatal
pada daerah perutnya sampai pasien mengelukan capek untuk menggaruknya. Pasien
mengatakan bahwa dirinya takut kalau dia alergi dengan air tanah yang digunakan di rumah
kontrakannya tersebut. Tetapi setelah pasien mandi dia tidak merasakan gatal-gatal ,keluhan
gatal terkadang hilang timbul. Sebelum merasakan gatal, pasien tidak mengkonsumsi makanan
apapun.Selain gatal pasien juga mengeluhkan perutnya sering terasa begah, ini dikeluhkan oleh
pasien sejak beberapa hari yang lalu. Diakui oleh pasien,bahwa pasien sering mengkonsumsi
makanan yang pedas dan asam. Pasien menyangkal adanya nyeri ulu hati, dada terasa panas dan
terbakar. Gatal yang dirasakan tidak dipengaruhi oleh asupan makanan dan tidak ada perubahan
jika terjadi pergantian pola makan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat gatalnya 9 bulan yang lalu, berobat ke praktik dokter umum, lupa diberi obat apa, tidak
diberi tahu sakitnya apa, sembuh dalam satu minggu.
Riwayat penyakit maag sejak muda, membaik dengan obat promag yang dibeli sendiri.
Riwayat tekanan darah rendah yang diderita oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Bapak pasien menderita penyakit darah tinggi dan diberikan obat tetapi pasien tidak tau nama
obatnya apa. Bapak pasien menderita penyakit darah tinggi sudah kurang lebih 15 tahun
lamanya,sebelum pasien menikah.
2
Ibu pasien menderita penyakit maag dan untuk mengurangi sakitnya hanye membeli obat
warung.
Suami pasien pernah menderita penyakit malaria sejak pasien bekerja di luar kota beberapa tahun
yang lalu. Suami pasien tidak pernah mengontrol penyakitnya karena alasan biaya.
Penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, sakit jantung, alergi obat dan makanan disangkal.
RIWAYAT REPRODUKSI
Status ginekologi: P2A0
Pasien menarche pada usia 15 tahun.
Siklus menstruasi pasien teratur 1x/bulan, lama menstruasi 5-6 hari. Pasien menggunakan
pembalut sebanyak 2-3 buah per hari.
Pasien menggunakan kontrasepsi rutin kontrol ke bidan/dokter, melahirkan anak pertama di
bidan, sedangkan anak kedua di rumah sakit (SC). Hipertensi pada kehamilan tidak diketahui.
Riwayat hipertensi pada kehamilan di keluarga tidak diketahui. Komplikasi lain ketika hamil dan
melahirkan tidak diketahui.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien pernah mengenyam pendidikan formal hanya sampai SLTP. Pasien dapat menulis dan
membaca. Pekerjaan pasien sehari-hari sebagai pekerja salon sejak berusia 15 tahun. Bekerja
sejak pukul setengah tujuh pagi hingga enam malam. Pasien menempuh tempat kerjanya dengan
bersepeda sekitar 15 menit. Pekerjaan relatif berat karena dikerjakan sendiri. Aktivitas berupa
tugas-tugas rumah tangga harian seperti mencuci pakaian, mencuci piring, menyetrika dan
membersihkan lantai. Pasien mencuci pakaian dengan tangan dengan posisi duduk, mencuci
piring dengan posisi berdiri, menyetrika dalam posisi berdiri kadang duduk, dan membersihkan
lantai dengan posisi berdiri. Sejak tiga bulan terakhir pasien bekerja hanya membersihkan lantai
saja karena keterbatasan fisik dan keluhan sakitnya ditambah lagi pasien sebagai pekerja salon
yang pekerjaan menguras tenaga.
3
Pasien mempunyai kebiasaan waktu makan yang tidak teratur, 2-3 kali sehari dan pasien
mengatakan,terkadang satu hari tidak makan sama sekali dikarenakan waktu yang sangat padat.
Ia menyukai makanan yang asin dan pedas. Waktu masih muda pasien sering mengkonsumsi
makanan tinggi lemak, seperti santan, daging berlemak, kulit, jeroan dan makanan tinggi garam
seperti ikan asin. Pasien makan dari makanan yang dibelinya di warteg dan sesekali makan di
rumah bersama keluarga pada malam hari sesudah pulang kerja,diakui oleh pasien terkadang
membawa bekal dari rumah atau membeli makanan sebagai bekal di tempat kerjanya. Di sela-
sela waktu makan pasien sering makan selingan berupa makanan-makanan kecil yang dibelinya
diwarung. Pasien jarang berolah raga karena tidak mempunyai waktu khusus dan tempat yang
layak untuk melakukannya dan tidak terlalu paham pentingnya berolah raga. Namun aktivitas
fisiknya senantiasa terjaga karena ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah harian dan juga
pasien mengakui sudah berolahraga setiap pagi dengan mengendarai sepeda dari rumahnya ke
tempat kerja selama 15 menit. Merokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi obat terlarang
disangkal oleh pasien.
Pasien berstatus menikah saat berusia 23 tahun. Sejak pasien menikah dengan suaminya pada
tahun 1988, pasien dan suaminya tinggal di madiun bersama keluarganya pasien selama 8 bulan.
Setelah itu pasien dan suami memutuskan untuk pindah dan mencari kerja dijakarta, beberapa
tahun tinggal dijakarta dirumah kontrakan tepatnya daerah jakarta timur pasien memutuskan
pindah ke bandung untuk mencari kerja di sana,karena biaya hidup dijakarta terlalu tinggi dan
suami pasien hanya bekerja serabutan dan pasien bekerja hanya sebagai pekerja salon. Beberapa
bulan di bandung pasien memutuskan untuk kembali ke jakarta dengan alasan tempat kerja yang
dibandung tidak maju seperti yang dijakarta. Di jakarta,pasien dan keluarganya tidak tinggal di
tempat yang sama. Pasien dan keluarganya mendapatkan rumah kontrakan kecil dan hanya
mendapat 1 buah kamar dengan ukuran 3mx3m kamar mandi berada diluar dan 1kamar tersebut
seharga 350 rb selama 1 bulan. Pasien tinggal di daerah pulo mas tepatnya dibelakang RS Omni
pusat. Pasien mempunyai dua orang puteri, anak yang pertama berusia 10 tahun yang masih
menduduki Sekolah Dasar kelas 5 di dekat daerah rumah kontrakannya di daerah pulo mas
tersebut, dan puteri yang kedua berusia 5 tahun yang masih di taman kanak-kanak dekat dengan
sekolah puteri pertamanya.
4
Pasien beberapa bulan terakhir ini selalu bekerja keras untuk memperoleh penghasilan seorang
diri dan hanya bergantung dari hasil kerja salonnya dan uang tip dari pelanggan salon,karena
suami pasien bekerja serabutan dan hanya dirumah menjaga anaknya,mengurus pekerjaan rumah
yang bisa dilakukan dan menunggu panggilan atau ajakan temannya jika ada pekerjaan yang bisa
dilakukan,jika pekerjaan itu berat suami pasien menolaknya karena pasien mengaku suaminya
tidak bisa mengerjakan hal-hal yang berat semenjak beberapa tahun yang lalu karena pernah
menderita penyakit malaria.
Pasien juga merasa khawatir dan cemas karena kesehatannya menurun sehingga penghasilannya
berkurang dan bingung untuk biaya sekolah kedua puterinya, kebutuhan sehari-hari dan untuk
berobat jika pasien dan keluarga sakit.
Anamnesis Okupasi
(Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta lama kerja di tiap pekerjaan tersebut)
Tabel 5. Anamnesis okupasi
Jenis pekerjaan Bahan/ material
yang digunakan
Tempat kerja Lama kerja (dalam
bulan/ tahun)
Pekerja salon Shampoo,cream
rambut,cat rambut
Pulo mas +- 18 tahun
Uraian tugas/ pekerjaan (yang sekarang)
(tuliskan cara-cara melakukan pekerjaan, deskripsikan setiap kegiatan yang dilakukan secara mendetail, sejak mulai
bekerja, misalnya pada pagi hari hingga selesai bekerja di sore hari, termasuk bahan-bahan yang digunakan )
Pasien bekerja sebagai pekerja salon di dekat daerah tempat tinggalnya, pulo Mas. Pasien bekerja
WIB sampai jam 18.00 WIB.
Pasien berangkat dari rumah ke tempat kerjanya hanya 15 menit sebelum jam kerja dimulai.
Pasien pulang dan pergi ke tempat kerja dengan menggunakan sepeda. Jarak tempuh dari rumah
ke tempat kerja sekitar 2 km. Sesampainya di tempat kerja, pasien membereskan tempat salon
atau membantu pekerjaan yang disuruh oleh majikannya di salon. Jika sesudah membantu pasien
melakukan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan pasien,berupa mencuci rambut, blow, cat rambut.
Selain melakukan hal tersebut pasien juga melakukan pemijatan. Jika pasien merasa lelah,
5
sebelum memulai pekerjaan lain pasien beristirahat sekitar sepuluh menit dan memakan bekal
yang dibawa oleh pasien dari rumah. Rutinitas harian membuat pasien terkadang merasa bosan.
Setelah selesai bekerja pasien kembali pulang ke rumah dengan menggunakan sepeda.
Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerjaTabel 6. Bahaya potensial pada pasien
Urutan kegiatan (tuliskan secara rinci)
Bahaya Potensial Gangguan kesehatan yang mungkin
Risiko kecelakaan kerja
Fisik Kimia Bio Ergo Psiko
Naik sepeda menuju salon
Debu CO(karena ada di pinggir jalan)
Bakteri, virus dari pingir jalan
ISPA Jatuh karenaKecelakaan lalu lintas
Menyapu lantai Debu,rambut Punggung : menundukTangan dan pergelangan tangan : power gripGerakan repetitif
jenuh ISPA, mialgia, LBP
Mencuci rambut Shampoo rambut,cream rambut
Punggung : menundukTangan dan pergelangan tangan : power gripGerakan repetitif
jenuh Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia, LBP,
Jatuh tergelincir
6
Urutan kegiatan (tuliskan secara rinci)
Bahaya Potensial Gangguan kesehatan yang mungkin
Risiko kecelakaan kerja
Fisik Kimia Bio Ergo Psiko
Cat rambut Cat rambut Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendekTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasiGerakan repetitif, mengangkat berat
jenuh Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia, LBP, osteoartritis
Panas pada bagian tangan
Blow rambut Panas, gelombang elektromagnetik dan listrik
Pewangi rambut,hair tonic
Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendek, berdiriTangan dan pergelangan tangan : power gripGerakan repetitif
jenuh Dehidrasi, mialgia, osteoartritis
panas, tersengat listrik
7
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 25 juli 2011.
Penampilan : pemakaian baju yang sempit dan kebersihan diri kurang
Keadaan umum : Kesan tampak sakit ringan, kesadaran kompos mentis
Kesan gizi : berat badan 58 kg, tinggi badan 152 cm
Indeks massa tubuh : 25,10 kg/m2 (obesitas tingkat 1)
Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 86 kali permenit, reguler, isi cukup
Frekuensi napas : 20 kali permenit, reguler, kedalaman cukup
Suhu : 36,7oC
Status Generalis:
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT : Faring tidak hiperemis, T1-T1
Leher : JVP 5-0 cmH20
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS IV linea mid klavikula sinistra
Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-) pada epigastrium, hepar dan limpa tidak teraba
Perkusi : Timpani, tidak ada shifting dullness
8
Auskultasi : Bising usus dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), perfusi perifer baik
Status Lokalis
Genu dextra et sinistra
Look : Anterior dan posterior simetris, tidak tampak deformitas, posisi normal, udem (-/-)
Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)
Move : Fleksi 160º/160º
Kesan : Pergerakan tidak terbatas
Status Neurologis
GCS 15, pupil bulat, isokor, diameter 3mm/3mm,
Saraf Kranialis : Kesan tidak ada paresis
Motorik : Kesan tidak ada paresis, refleks fisiologis normal, tidak ada refleks patologis
Sensorik : Kesan tidak ada kelainan
Otonom : Tidak ada inkontinensi uri et alvi
Laseque test : -/-
9
Hasil Body Map
Terdapat bagian yang gatal pada regio perbatasan 12 dan 13 depan dan 17 depan
Depan Belakang
Keterangan :
Tanda pada gambar area yang dirasakan :Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
Baal = v v v gatal = /////
Hasil Brief survey
Table 7. Hasil Brief Survey
Anggota Tubuh Posisi Skor/risk assesment
Tangan - pergelangan Kanan
Kiri
3 (high risk)
2 (high risk)
Sikut Kanan
Kiri
0 (no risk)
0 (no risk)
Bahu Kanan
Kiri
3 (high risk)
3 (high risk)
Leher - 0 ( no risk)
Punggung 6 (high risk)
Tungkai Kanan
Kiri
3 (high risk)
3 (high risk)
10
√ √
√√ √
Tabel 8. Brief surveyKRITERIA
TANGAN & PERGELANGAN
SIKUT BAHU LEHER PUNGGUNG
TUNGKAI
SIKAP
KEKUATAN
Menjepit > 1 kgMenggengam > 5 kg √
Beban > 5 kg
Beban > 5 kg √
Dengan Beban
Menangani Beban > 10 kg √
Pedal Kaki yg> 10 kg
LAMA √ Jepitan/Genggaman > 10 detik
Salah satu sikap > 2/menit
√ > 10 detik
> 10 detik √ > 10 detik
> 30% / 8 jam
FREKWENSI
≥ 30 manipulasi per menit
>2/menit > 2/menit √ > 2/menit
√ > 2/menit√
TOTAL Kiri 2 Kanan
3
Kiri0
Kanan0
Kiri3
Kanan3
0 6Kiri 3
Kanan3
11
√√
√
√
√√
√√
Pengkajian Masalah Kesehatan Pasien
Berikut ini kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada
anamnesis dan pemeriksaan fisik, masalah adanya faktor internal dan eksternal pada pasien yang
mempengaruhi penyakit dan merupakan alasan untuk pembinaan keluarga dan kunjungan
rumah
12
Anamnesis-Gatal saat aktivitas-Riwayat hipertensi-Bekerja sebagai pekerja salon sejak muda
-Obesitas grade I
Masalah internal▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap
penyakitnya yang masih kurang
▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan
yang asin, tinggi lemak, pedas dan asam,
kurang buah dan sayur
▪ Pasien memiliki kebiasaan mengobati diri
sendiri dengan jamu-jamuan
▪ Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga
▪ Pasien memiliki kebiasaan berobat tidak
kontinu (untuk hipertensi pasien)
▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan
posisi kerja yang tidak ergonomis dalam
jangka waklu yang lama
▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk
kesehatan
▪ Pasien memiliki kebiasaan memakai baju ata
celana yang sempit dan tidak menyerap
keringat(permasalahan biaya)
Dyspepsia, tinea corporis,Obesitas
grade I, yang diperberat oleh pekerjaan
dan pola makan yang tidak baik dan
tidak teratur serta pemakaian baju
kurang baik.
Pemeriksaan Fisik IMT : 25,10 kg/m2 (obesitas gr I)TD : 12/70 mmHgLeher : JVP 5 – 0 cm H2OAbdomen : NTE (-)Ekstremitas : edema (-)
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan kerokan KOH
Masalah eksternal▪ Pasien tinggal bersama keluarga
intinya dan tinggal di kontarakan
sepetak dengan ukuran 3mx3m.
▪ Kebiasaan berobat keluarga yang
masih bersifat kuratif
Diagnosis Holistik
Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)
Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang
Pasien ingin berat badannya terkontrol
Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh pekerjaannya
Aspek II (klinik)
Tinea corporis
Dyspepsia
Obesitas grade I
Aspek III (resiko internal)
▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang
▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang asin, tinggi lemak, pedas dan asam,
kurang buah dan sayur
▪ Pasien memiliki kebiasaan mengobati diri sendiri dengan jamu-jamuan
▪ Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga
▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan posisi kerja yang tidak ergonomis dalam angka
waklu yang lama
▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan
Aspek IV (aspek psikososial keluarga)
▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak dengan ukuran
3mx3m
▪ Pasien menghidupi keluarganya karena suami pasien hanya bekerja serabutan.
▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif
Aspek V (skala fungsional)
Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit
kesulitan)
13
Diagnosis Okupasi
Tabel 9. Langkah diagnosis okupasi
Langkah 1
Diagnosis
klinis
Obesitas grade I’g Dyspepsia Tinea corporis
Langkah II
Pajanan
Fisik Debu, Panas, gelombang
elektromagnetik dan
listrik
Debu, Panas, gelombang
elektromagnetik dan
listrik
Debu, Panas, gelombang
elektromagnetik dan
listrik
Kimia CO, sabun, detergen,
pewangi pakaian dan
lantai
CO, sabun, detergen,
pewangi rambut dan cat
rambut
CO, sabun, detergen,
pewangi rambut dan cat
rambut
Biologi Bakteri dan virus Bakteri dan virus Bakteri dan virus
ErgonomiPunggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendekTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasi
Gerakan repetitif,
mengangkat berat
Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendek kadang terlalu lama berdiriTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasi
Gerakan repetitif,
mengangkat berat
Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendek kadang terlalu lama berdiriTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasi
Gerakan repetitif,
mengangkat berat
Psikososial Jenuh Jenuh Jenuh
Langkah III Stress psikososial dapat Stress psikososial dapat Stress psikososial dapat
14
Evidence
Based pajanan
dengan
diagnosis klinis
menyebabkan perilaku
yang salah terkait pola
makan
memicu pola makan yg
tidak teratur
menyebabkan perilaku
yang salah terkait pola
makan
Langkah IV
Menentukan
besarnya
jumlah
pajanan
Pajanan diperoleh selama
pasien bekerja, dengan
jumlah jam terpajan rata-
rata 12 jam
Pasien telah bekerja
selama 16 tahun
Pajanan diperoleh selama
pasien bekerja, dengan
jumlah jam terpajan rata-
rata 12 jam
Pasien telah bekerja
selama 16 tahun
Pajanan diperoleh
selama pasien bekerja,
dengan jumlah jam
terpajan rata-rata 12jam
Pasien telah bekerja
selama 16 tahun
Langkah V
Menentukan
faktor individu
yang berperan
Beban pikiran karena
hidup menumpang
Pola makan berlebih,
tinggi lemak
Jarang berolahraga
Beban pikiran karena
hidup mengontrak
Jarang berolahraga
Beban pikiran karena
hidup mengontrak
Pola makan berlebih,
tinggi lemak
Jarang berolahraga
Langkah VI
Menentukan
faktor lain
diluar
pekerjaan yang
berpengaruh
terhadap
peyakit
Kebiasaan keluarga jarang
berolahraga
Kebiasaan keluarga jarang
berolahraga
Kebiasaan keluarga
jarang berolahraga
Langkah VII
Menentukan
diagnosis
okupasi
Obesitas mungkin
berhubungan dengan
pekerjaan
Dyspepsia mungkin
berhubungan dengan
pekerjaan dan makanan
yang dikonsumsi pasien
Gatal berhubungan
dengan air yang
digunakan dan pakaian
yang dipakai serta
berpengaruh karena
pekerjaan
15
Rencana Penatalaksanaan Pasien dan Hasil Intervensi
Tabel 10. Rencana Penatalaksanaan Pasien dan Hasil IntervensiNO. Masalah Rencana Intervensi Sasaran Waktu Indikator
KeberhasilanHasil intervensi
Masalah medis pasien (aspek klinik)
1 Dyspepsia Medikamentosa :Ranitidin 2 x 150 mg untuk 3 hariNonmedikamentosa :Edukasi untuk menghindari makanan pedas, asam dan makan teratur , manajemen stress
Pasien 1 keluhan menghilang
pasien tidak makan makanan yang peda, asam
makan teratur
keluhan menghilang
pasien tidak makan makanan yang peda, asam
makan teratur
2 Obesitas grade I Medikamentosa(-)Non medikamentosaEdukasi pasien agar tidak sering memakan makanan yang tinggi lemak dan santan
pasien 2minggu
makan yang baik dan teratur
makanan yang baik dan teratur
2 Tinea corporis Rencana diagnosis:Kerokan KOHMedikamentosa: elapro salep dan cetirizineNon medikamentosa Edukasi mengenai penyakit gatal-gatal tersebut kemungkinan karena jamur.
Pasien 1 bulan tidak adanya keluhan gatal /keluhan menghilang
keluhan menghilang
Aspek resiko internal3 Tingkat
pengetahuan
pasien
terhadap
penyakitnya
yang masih
kurang
Edukasi mengenai penyakit yang dialami pasien
pasien 2 minggu
Pasien mengerti mengenai penyakit yang dialaminya
Pasien mengerti mengenai penyakit yang dialaminya
4 Pasien
memiliki
kebiasaan
mengobati diri
sendiri dengan
jamu-jamuan
Edukasi mengenai kebiasaan minum jamu-jamuan dapat membahayakan kesehatan karena tidak diketahui komposisi, dosis dan efek sampingnya
pasien 1 minggu
Pasien tidak mengkonsumsi jamu-jamuan
Pasien berhenti mengkonsumsi jamu-jamuan
5 Jarang berolahraga
Edukasi : pentingnya olahraga dalam tatalakssana hipertensi dan obesitas pada pasien. Sesama anggota keluarga saling
Seluruh anggota keluarga
2 minggu
Pasien rutin berolahraga, minimal 30 menit sehari. keluarga pasien mengerti penting nya olah raga
Olahraga rutin dengan berjalan kaki 20-30 menit sehari selain berjalan kaki menuju tempat kerja
16
mendukung dan memotivasi untuk berolahraga secara rutin.
6 Pasien
memiliki
kebiasaan
memakai
pakaian ketat
dan tidak
menyerap
keringat
Edukasi mengenai pentingnya pemakaian baju yang menyerap dan tidak sempit
pasien Pasien mengerti hubungan penyakit dengan pemakaian baju yang benar
Pasien mengerti hubungan penyakit dengan pemakaian baju yang benar
7 Pasien bekerja
sebagai
pekerja salon
dengan posisi
kerja yang
tidak
ergonomis
dalam angka
waklu yang
lama
Edukasi mengenai hubungan posisi bekerja pasien yang tidak ergonomis dengan kemungkinan artralgia yang dialaminya,
Edukasi posisi kerja yang ergonomis
pasien 2 minggu
Pasien mengerti hubungan posisi bekerja pasien yang tidak ergonomis,
Pasien bekerja dengan ergonomis
Pasien mengerti hubungan posisi bekerja pasien yang tidak ergonomis dengan kemungkinan
8 Tidak ada
alokasi dana
khusus untuk
kesehatan
Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa dipergunakan untuk keperluan kesehatan
pasien 2 minggu
Pasien sudah mulai menabung untuk dana kesehatan
Pasien belum dapat menabung khusus untuk dana kesehatan karena keuangan sangat terbatas
Aspek Psikososial Keluarga
9 Pasien tinggal
bersama
keluarga
intinya dan
mengontrak
Edukasi kepada pasien bahwa faktor stress dapat mempengaruhi penyakitnya (tinea corporis,didpepsia ) dan mencoba untuk dapat menerima keadaanya yang dialaminya agar stressnya berkurang
Pasien dan keluarga
2 minggu
Pasien dapat mengurangi stressnya
Pasien mengaku susah stresnya
10 Pasien
memikirkan
penghasilan
keluarga
Edukasi kepada pasien agar mencoba untuk dapat menerima keadaanya yang dialaminya agar
pasien 2 minggu
Stress pasien berkurang
Stress pasien berkurang
17
karena suami
hanya bekerja
serabutan
stressnya berkurang dan lebih sering berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga
Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi
Tabel 11. Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik, rencana selanjutnya
Kedatangan
pertama, 19
juli 2011 di
KDK Kayu
Putih
Intervensi :
- Ananmnesis
Terdapat keluhan gatal terutama saat aktivitas dan mengeluhkan sakit pada bagian perut dan terasa begah.
Pemeriksaan fisik
IMT : 25,10 kg/m2
Tekanan darah : 120/70 mmHg)
Perut : NTE (-)
Pemeriksaan lain dalam batas normal
- Pemeriksaan penunjang
Gula darah sewaktu :tidak dilakukan.
Diagnosis Holistik
Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)
Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
Harapan : Keluhan gatal menghilang
Pasien ingin perutnya tidak sakit lagi
Kekhawatiran : Pasien gatal dan sakit perutnya dikarenakan oleh pekerjaannya
18
Aspek II (klinik)
Tinea corporis
Dyspepsia
Obesitas grade I
Aspek III (resiko internal)
▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang
▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang asin, tinggi lemak, pedas
dan asam, kurang buah dan sayur
▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan
Aspek IV (aspek psikososial keluarga)
▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif
Aspek V (skala fungsional)
Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)
- Tatalaksana
Medikamentosa : salep elapro ,cetirizine 1x1 dan ranitidin 1 x 150 mg
Nonmedikamentosa :
Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien
Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur
Rencana selanjutnya :
Kontrol setelah obat habis
Tindak
Lanjut I, 25
juli 2011
jam 19.00
WIB di
rumah
Intervensi :
- Reananmnesis
Pasien mengatakan masih gatal dan perut sudah tidak merasakan sakit lagi.
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah : 120/80 mmHg)
19
pasien Perut : NTE (-)
Status Lokalis
Regio umbilikalis, poplitea
Look : tampak lesi hiperpigmentasi bentuk plakat,papul multiple diatasnya dan
krusta (+) bekas digaruk dan terdapat likenifikasi
Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)
Move : Fleksi 160º/160º
Kesan : Pergerakan tidak terbatas
Pemeriksaan lain dalam batas normal
- Ditegakkan diagnosis
Diagnosis Holistik
Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)
Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
(bekurang)
Harapan : Keluhan gatal menghilang
Pasien ingin gatal dan sakit perutnya menghilang
Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya dikarenakan oleh
pekerjaan
Aspek II (klinik)
Tinea corporis
Dyspepsia
Obesitas grade I
Aspek III (resiko internal)
▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang
▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang asin, tinggi lemak, pedas
dan asam, kurang buah dan sayur
▪ Pasien memiliki kebiasaan mengobati diri sendiri dengan jamu-jamuan
▪ Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga
▪ Pasien memiliki kebiasaan memakai pakaian yang tidak menyerap keringat
20
dan sempit
▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan posisi kerja yang tidak
ergonomis dalam angka waklu yang lama
▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan
Aspek IV (aspek psikososial keluarga)
▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak
dengan ukuran 3mx3m
▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif
Aspek V (skala fungsional)
Skala 1(Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)
- Tatalaksana
Medikamentosa : salep elapro ,cetirizine 1x1 dan ranitidin 1 x 150 mg
Nonmedikamentosa :
Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien, penyebab dan komplikasi
Edukasi pentingnya pemakaian baju yang benar agar terhindar dari penyakit kulit.
Dan edukasi mengenai pola makan yang teratur.
Meminta pasien untuk membuat food recall, menjelaskan kegunaannya
Rencana selanjutnya :
Kontrol tanggal jika obat habis
Tindak
Lanjut II,
29 juli
2011 jam
19.00WIB
dirumah
pasien
Intervensi :
- Ananmnesis
Keluhan gatal belum hilang dan sakit pada perutnya menghilang
Pemeriksaan fisik
21
IMT : 25,10 kg/m2
Tekanan darah : 120/90 mmHg)
Status Lokalis
Regio umbilikalis, poplitea dan gluteus maksimus
Look : tampak lesi hiperpigmentasi bentuk plakat,tepi aktif,papul multiple
diatasnya dan krusta (+) bekas digaruk dan terdapat likenifikasi
Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)
Move : Fleksi 160º/160º
Kesan : Pergerakan tidak terbatas
Pemeriksaan lain dalam batas normal
- Ditegakkan diagnosis
Diagnosis Holistik
Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)
Keluhan : gatal dan sakit perutnya saat aktivitas yang dirasakan sejak 1
bulan yang lalu (sdh menghilang)
Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang
Pasien ingin berat badannya terkontrol
Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh
pekerjaan
Aspek II (klinik)
Tinea corporis
Dyspepsia
Obesitas grade I
Aspek III (resiko internal)
▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan
Aspek IV (aspek psikososial keluarga)
▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak
22
dengan ukuran 3mx3m
▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif
Aspek V (skala fungsional)
Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)
- Tatalaksana
Medikamentosa : ketokonazol,CTM dan salep mikonazol
Nonmedikamentosa :
Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur
Edukasi untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk skrining komplikasi dan faktor resiko
Rencana selanjutnya :
Kontrol 2-4 minggu lagi
Skrining komplikasi dan faktor resiko ( periksa kerokan KOH,kolesterol,GDS)
Tindak
Lanjut III,
05 agustus
2011 jam
19.35 WIB
dirumah
pasien
Intervensi :
- Ananmnesis
Keluhan gatal berkurang
Pemeriksaan fisik
IMT : 25,10 kg/m2
Tekanan darah : 120/70 mmHg)
Status Lokalis
Regio umbilikalis, poplitea dan gluteus maksimus
Look : tampak lesi hiperpigmentasi bentuk plakat,tepi aktif,papul multiple
diatasnya dan krusta (+) bekas digaruk dan terdapat likenifikasi
Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)
23
Move : Fleksi 160º/160º
Kesan : Pergerakan tidak terbatas
Pemeriksaan lain dalam batas normal
- Ditegakkan diagnosis
Diagnosis Holistik
Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)
Keluhan : gatal dan sakit perutnya saat aktivitas yang dirasakan sejak 1
bulan yang lalu (sdh menghilang)
Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang
Pasien ingin berat badannya terkontrol
Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh
pekerjaan
Aspek II (klinik)
Tinea corporis
Dyspepsia
Obesitas grade I
Aspek III (resiko internal)
▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan
Aspek IV (aspek psikososial keluarga)
▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak
dengan ukuran 3mx3m
▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif
Aspek V (skala fungsional)
Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)
- Tatalaksana
Medikamentosa : salep mikonazol dan ketokonazol
24
Nonmedikamentosa :
Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur
Edukasi untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk skrining komplikasi dan faktor resiko
Rencana selanjutnya :
Kontrol 2-4 minggu lagi ke Klinik Dokter Keluarga utnuk pemeriksaan lebih lanjut
Skrining komplikasi dan faktor resiko ( periksa kerokan KOH,kolesterol,GDS)
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien dalam Binaan Pertama
Diagnosis Holistik
Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)
Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu (menghilang)
Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang
Pasien ingin berat badannya terkontrol
Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh pekerjaannya
Aspek II (klinik)
Tinea corporis
Dyspepsia
Obesitas grade I
Aspek III (resiko internal)
▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan posisi kerja yang tidak ergonomis dalam angka
waklu yang lama
▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan
Aspek IV (aspek psikososial keluarga)
▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak dengan ukuran
3mx3m
▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif
Aspek V (skala fungsional)
25
Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit
kesulitan)
Faktor pendukung terselesaikannya masalah
Keinginan dan motivasi pasien yang kuat untuk sembuh
Pasien dan pelaku rawat besikap kooperatif dalam pembinaan keluarga
Pasien dan pelaku rawat bersifat terbuka dalam menerima informasi sehingga dapat
menerima informasi dan edukasi pembina dengan baik
Dukungan dan perhatian pelaku rawat yang baik dalam tatalaksana penyakit pasien
Faktor penghambat terselesaikannya masalah
Tingkat pemahaman pasien yang rendah karena tidak pernah mengenyam pendidikan
Keadaan finansial pasien dan keluarga yang terbatas sehingga dapat menjadi kendala dalam
kontinuitas pengobatan selanjutnya
Terdapat stressor karena pasien sebagai tulang punggung keluarga,karena suami pasien
hanya bekerja serabutan
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
Evaluasi pemakaian obat pasien
Evaluasi efek samping dari obat yang diberikan
Skrining komplikasi dan faktor resiko(periksa kerokan KOH,kolesterol dan GDS)
Evaluasi perubahan gaya hidup ( Pengaturan diet sesuai kebutuhan kalori ,penurunan berat
badan, olahraga teratur minimal 30 menit perhari, posisi ergonomis ketika bekerja)
26
Berkas Keluarga Binaan
No. Status : 1762/11
Nama pasien : Ny. A
Usia :36 tahun
Jenis kelamin : P
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : Tamat SLTP
Family folder
Pelaku rawat : Tn.S (suami Ny. A)
Alamat : Jalan pandan sutra no. 19 pulo mas rt 03/11
No. Tlp : 085214970440
Agama : Islam
Alasan kami melakukan pembinaan kerumah pasien karena penyakit yang diderita oleh pasien
adalah penyakit kulit yang bisa menular sehingga perlu dilakukan pembinaan agar tidak terjadi
penularan ke keluarganya.
Data Demografi Keluarga
Keluarga pasien termasuk ke dalam keluarga inti. Pasien tinggal bersama suami dan kedua
anaknya. Genogram keluarga pasien dapat dilihat pada lampiran 1.
Tabel 12. Profil keluarga (seluruh anggota keluarga yang tinggal satu kamar)
27
An.A
Tn.SR
Ny. A
An. N
No Nama Kedudukan
dalam keluarga
L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien
Klinik
Ket
1 Tn. S Kepala keluarga L Th SMP Pekerja
serabutan
T Sehat
2 Ny.A Istri P 36 th SMP Pekerja salon T Sakit,pasien
3 An.N Anak 1 P 10th SD pelajar T Sehat
4 An. A Anak 2 P 5th TK Pelajar T Sehat
Genogram (terlampir)
Data Dinamika Keluarga
Gambar 2. Family Mapping
Keterangan gambar:
Tabel 13. Fungsi-Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Penilaian Kesimpulan Pembina
28
Perempuan
Laki-laki
Hubungan antara anggota keluarga baik
Hubungan antara anggota keluarga sangat dekat
Hubungan antara anggota keluarga tidak dekat
Biologis Penyakit yang saat ini terdapat dalam
keluarga adalah tinea corporis, dyspepsia,
kelebihan berat badan yang dialami pasien.
Anggota keluarga yang lain dalam keadaan
sehat. Pasien dan keluarga berobat jika ada
keluhan.
Suami pasien selalu mendampingi
pasien berobat. Sedangkan pasien cenderung
tidak mengetahui dan mengerti tentang
pentingnya upaya preventif dan tatalaksana
nonmedikamentosa khususnya mengenai
tinea corporis
Kebiasaan berobat keluarga masih
bersifat kuratif sedangkan
pencegahan penyakit (preventif)
masih kurang.
Karena pasien menderita penyakit
menular, maka ada resiko
penularan penyakit dalam
keluarga.
Psikologis Hubungan antara pasien dengan
keluarga dekat. Pasien berhubungan lebih
dekat dengan suami. Hal ini dikarenakan
anak pasien masih kecil.
Pasien berada di rumah bersama
suami terutama pada malam hari sepulang
kerja sampai pagi sebelum berangkat kerja
kecuali hari selasa pasien bersama suami
bisa sampai 24 jam dikarenakan suami
bekerja serabutan yang kadang-kadang kerja.
Sedangkan kedua anak pasien sekolah pada
pagi hari.
Suami pasien sebagai pelaku rawat
cukup perhatian mengenai kesehatan pasien.
Manajemen keluarga dalam menghadapi
masalah cukup baik, dilihat dari adanya
diskusi keluarga dalam pemecahan masalah,
terutama antara suami pasien. Dalam
mengambil keputusan pasien bermusyawarah
dengan suami karena anak pasien masih kecil
sehingga belum begitu mengerti. Pasien
hanya meminta pendapat dari suami.
Fungsi psikologis cukup
baik.Pelaku rawat cukup
perhatian mengenai kesehatan
pasien
29
Sosial Pasien mengenyam pendidikan
formal hanya sampai tamat SLTP .Pasien
dapat menulis dan membaca. Suami pasien
mempunyai pendidikan terakhir SMP
sedangkan anak pertama pasien siswi di
SDN, anak kedua pasien siswi di TK.
Pasien dan keluarga mengenal cukup
baik warga disekitar pemukiman pasien baik
tetangga maupun mereka yang tinggal
berjauhan. Pasien juga kenal dengan ketua
RT dan RW setempat. Pasien dan keluarga
turut berperan serta dalam berbagai aktivitas
sosial di lingkungan rumah.
Fungsi sosial keluarga cukup baik
Ekonomi dan
Pemenuhan
Kebutuhan
Pasien saat ini bekerja di salón
dengan gaji sesuai UMR Jakarta. Pasien
mendapatkan uang tambahan (uang tip) dari
pelanggan yamg bekisaran Rp.5000-10.000
per pelanggan. Pasien menjadi tulang
punggung keluarga dikarenakan suami
pasien yang sebagai pekerja serabutan tidak
setiap hari bekerja tergantung ada atau
tidaknya tawaran pekerjaan. Pasien
memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan
uang hasil bekerja. Pasien makan di dirumah
dan sesekali dirumah diwarteg jika pasien
tidak membawa bekaluntuk makan siang di
salón karena salón tidak menyediakan
makanan.
Pendapatan pasien umumnya
digunakan untuk kebutuhan primer sehari-
hari dan untuk pendidikan kedua anak
pasien.
Fungsi ekonomi terkesan kurang.
Pemenuhan kebutuhan primer
terkesan cukup, sementara
pemenuhan kebutuhan sekunder
dan tersier terkesan kurang.
30
Tabel 14. Data Risiko Internal Keluarga
Perilaku Sikap dan perilaku keuarga Kesimpulan pembina
Kebersihan
pribadi dan
lingkungan
Perilaku anggota keluarga untuk
menjaga higien pribadi cukup baik dan
tampilan individu cukup besih. Lingkungan
terlihat kurang bersih dan kurang terawat
serta tidak tertata dengan rapi. Tidak ada
pembagian kerja dalam upaya menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan sekitar
rumah, pekerjaan dilakukan terutama oleh
pasien dengan dibantu oleh suami.
Kebersihan pribadi cukup
Kebersihan lingkungan kurang
Pencegahan
spesifik
Kebiasaan berobat keluarga hanya
untuk menyembuhkan penyakit (kuratif)
sedangkan pencegahan penyakit (preventif)
masih kurang. Keluarga hanya berobat jika
ada masalah kesehatan. Keluarga tidak
memiliki kartu sehat untuk berobat.
Perilaku berobat masih bersifat
kuratif
Pasien mempunyai perilaku
pencegahan spesifik yang
buruk
Gizi keluarga Pemenuhan gizi keluarga cukup.
Menu makanan cukup baik dengan adanya
karbohidrat berupa nasi, berbagai macam
menu sayur-mayur yang dimasak tidak
begitu lama dengan ditumis atau dimasak
bening, jarang memakan daging merah,
kebutuhan protein didapat dari tempe dan
tahu yang digoreng serta ikan segar.
Penggunaan minyak goreng 2-3 kali
pemakaian dan jarang menggunakan
santan. Konsumsi buah terhitung jarang.
Pasien menyukai makanan yang berlemak,
kurang sayur, pedas, asam dan asin (ikan
asin).
Gizi keluarga cukup
31
Asah asih asuh Perkembangan Jasmani dan Rohani baik :
mengaji, sholat.
Gangguan Tumbuh kembang tidak ada.
Kasih saying cukup
Asah asih asuh baik
Kesehatan
reproduksi
Pasien menggunakan kontrasepsi IUD rutin
control ke bidan /dokter. Pasien menarche
sejak usia 15 tahun. Siklus menstruasi
pasien teratur 1x/bulan, lama menstruasi 5-
6 hari. Pasien menggunakan pembalut
sebanyak 2-3 buah per hari.
Riwayat hamil pada usia 25 tahun rutin
pernah kontrol ke bidan/dokter, melahirkan
anak pertama secara normal di bidan,
sedangkan anak kedua dirumah sakit secara
SC dikarenakan ketuban pecah dini dan
berwarna hijau.
Kesehatan reproduksi pasien
baik
Latihan jasmani Pasien dan keluarga tidak memiliki
kebiasaan berolahraga. Namun pasien rutin
bersepeda pada pagi hari setiap harinya
menuju tempat kerja dan sore hari pada
pulang kerja.waktu yang ditempuh dari
rumah sampai salon ± 15menit. Begitu juga
keluarga yang lain. Mereka menganggap
dengan bekerja sudah merupakan olahraga.
Latihan jasmani keluarga
kurang
Penggunaan
pelayanan
kesehatan
Pasien dan keluarga berobat kerumah sakit,
puskesmas, balkesmas dan kadang ke
praktik dokter umum jika ada keluhan saja.
Pasien sering minum jamu-jamuan untuk
menambah stamina.
Pasien dan keluarga
mempunyai kebiasaan berganti
tempat pelayanan kesehatan
Kebiasaan Tidak ada anggota keluarga yang merokok Tidak ada kebiasaan merokok
32
buruk untuk
kesehatan
dan minum alcohol dan minum alhokol
Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan keluarga
Tabel 15. Faktor Pelayanan kesehatan
Faktor keterangan Kesimpulan pembina
Pusat pelayanan kesehatan
yang digunakan keluarga
Rumah sakit, Puskesmas,
Balkesmas, Praktik dokter
umum
Jarak ke pelayanan kesehatan
cukup dekat ke KDK Kayu
putih .
Tarif kesehatan masih
terjangkau
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan tersebut
Dengan menggunakan
angkutan umum
Tarif pelayanan kesehatan
tersebut dirasakan
Terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan
tersebut
Baik
Tabel 16. Tempat tinggal
Kepemilikan rumah : kontrak
Daerah pemukiman : padat dan sedikit kotor
Karakteristik rumah Kesimpulan Pembina
Luas kamar: 3x3m2 Lingkungan rumah terbilang padat, kondisi
rumah kurang bersih dan dan kurang ventilasiJumlah orang dalam satu rumah : 4 orang
Luas halaman rumah 5 m2
Lantai rumah : semen
Dinding rumah : tembok
Penerangan didalam rumah : listrik
Ventilasi : rumah lembab, terdapat kipas angin
untuk bantuan ventilasi di dalam rumah
Kebersihan didalam rumah : kurang
33
Tataletak barang dalam rumah : tidak tertata
dengan baik, barang-barang menumpuk
Sumber air : air minum, air cuci dan masak
berasal dari air tanh
Kamar mandi keluarga tidak ada, didalam
rumah, jumlah satu buah, ukuran 2 x 3 m2
Jamban jongkok
Limbah dialirkan ke got, tidak ada tempat
sampah diluar rumah, kesan kebersihan
lingkungan pemukiman cukup
Denah Rumah Pasien
(terlampir)
Pengkajian Masalah Kesehatan Keluarga
( Mandala of Health terlampir)
Diagnosis Keluarga dan Lingkungan
Masalah Internal Keluarga
Masalah Biologis
- Pasien menderita tinea corporis, dyspepsia, kelebihan berat badan.
Masalah Psikososial : Pasien tamat SLTP, pasien bisa menulis dan membaca.
Masalah Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan : pasien mempunyai masalah ekonomi dan
masalah pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier, tidak ada alokasi dana khusus untuk
kesehatan keluarga
Masalah perilaku kesehatan keluarga : pasien dan keluarga mempunyai perilaku kesehatan
yang bersifat kuratif
Masalah Eksternal Keluarga
34
Lingkungan rumah : lingkungan rumah terbilang padat, kondisi rumah kurang bersih dan
dan kurang ventilasi
skor Kemampuan Keluarga dalam penyelesaian masalah dan rencana
penatalaksanaaannya
Tanggal 25 ,29 juli 2011 dan 03 Agustus 2011 dilakukan kunjungan ke rumah pasien
untuk mendeteksi faktor-faktor dan risiko yang berkaitan dengan masalah fisik, psikososial, dan
lingkungan keluarganya serta melakukan edukasi dan motivasi kepada anggota keluarga yang
lain sehingga dapat ikut serta dalam penatalaksanaan pasien secara menyeluruh. (Tabel
terlampir) Penilaian kemampuan mengatasi masalah secara keseluruhan dan kemampuan
adaptasi dengan skala :
Skor 1 : Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi.
Skor 2 : Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber (hanya keinginan),
penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider.
Skor 3 : Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum
dimanfaatkan, penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider.
Skor 4 : Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya masih tergantung pada upaya
provider.
Skor 5 : Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga.
99 : Tidak dapat dinilai.
100
35
36
NO. Masalah Skor Awal
Rencana Intervensi Sasaran
Waktu Indikator Keberhasilan Skor Akhir
Masalah internal keluarga1 Obesitas grade
I2 Rencana diagnosis : profil lipid
Nonmedikamentosa : Edukasi mengenai bahaya
obesitas
Motivasi untuk diet sesuai dengan kebutuhan kalori , diet rendah lemak tinggi serat, makan sayur dan buah, olahraga teratur minimal 30 menit sehari
Memotivasi untuk mengganti makanan selingan pasien berupa gorengan dengan mengkosumsi buah
Pasien dan keluarga
2 minggu
Diketahui profil lipid pasien
mengenai bahaya
obesitas dan
hubungannya dengan
hipertensi dan
osteoartritis,
Pasien banyak makan buah, sayur dan makanan kaya serat
Makanan selingan buah buah
Olahraga minimal 30 menit sehari
4
Dyspepsia
Tinea Corporis
2
2
Medikamentosa :Ranitidin 2 x 150 mg untuk 3 hariNonmedikamentosa :Edukasi untuk menghindari makanan pedas, asam dan makan teratur , manajemen stres
Medikamentosa: KetokonazolSalep mikonazolCTMNon medikamentosa Edukasi mengenai Bahaya
Tinea corporis, dan penularan nya
Memotivasi untuk menjaga kebersihan diri
Pasien
Pasien dan keluarga
1 minggua
2 minggua
keluhan menghilang
pasien tidak makan makanan yang peda, asam
makan teratur
keluhan berkurang
pasien dan keluarga lebih memperhatikan kebersihan diri
4
2 Masalah
psikososial
2 Memberikan edukasi secara
perlahan dan berulang-ulang
Pasien
dan
keluar
ga
2mingg
u
Pasien mengerti apa yang
disampaikan
4
3 Masalah
ekonomi dan
pemenuhan
kebutuhan
2 Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa dipergunakan untuk keperluan kesehatan
Pasien dan keluarga
2 minggu
Pasien dan keluarga sudah mulai menabung untuk dana kesehatan
2
4 Masalah
perilaku
kesehatan
keluarga
2 Edukasi dan motivasi untuk
melakukan upaya preventif
dalam penanganan penyakit
( melakukan gaya hidup sehat
sesuai dengan penyakit pasien,
Pasien
dan
keluar
ga
2mingg
u
Pasien dan keluarga
mengerti pentingnya upaya
preventif dalam
penanganan penyakit
( melakukan gaya hidup
4
Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi
Tabel 18. Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi
Tanggal Intervensi yang dilakukan, kemajuan masalah kesehatan keluarga,
kesesuaian dengan hasil yang diharapkan dan rencana selanjutnya
Kedatangan
pertama 19
juli 2011 di
KDK Kayu
Putih
Perkenalan dengan pasien dan membina rapport
Pengumpulan data melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penegakkan
diagnosis
Permintaan persetujuan untuk melakukan intervensi masalah pasien dan
keluarga
Permintaan persetujuan untuk melakukan kunjungan rumah
Tindak
Lanjut I,
25-07-2011
di rumah
pasien
Kegiatan yang dilakukan :
Mengumpulkan data pasien dan keluarga termasuk data demografi keluarga, fungsi
keluarga, data risiko internal keluarga, data sarana pelayanan kesehatan dan
lingkungan kehidupa keluarga untuk mengisi berkas keluarga
Edukasi mengenai penyakit pasien, penatalaksanaannya dan komplikasi serta
pentingnya modifikasi gaya hidup dalam tatalaksana penyakit pasien
Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan
cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa
dipergunakan untuk keperluan kesehatan
Edukasi dan motivasi untuk melakukan upaya preventif dalam penanganan penyakit
( melakukan gaya hidup sehat sesuai dengan penyakit pasien, melakukan skrining
komplikasi dan faktor resiko )
Edukasi dan motivasi untuk membersihkan dan menata rumah secara rutin
Edukasi dan motivasi untuk membagi kegiatan rumah tangga kepada seluruh anggota
keluarga
Edukasi untuk menjaga ventilasi rumah dengan baik
Edukasi dan motivasi untuk Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
Hasil intervensi :
Pasien dan suami pasien mengerti mengenai penyakit pasien, penatalaksanaannya,
37
komplikasi dan pentingnya modifikasi gaya hidup dalam tatalaksana penyakit pasien,
Tindak
Lanjut II
dan III, 29-
07 dan 03-
08-2011 di
rumah
pasien
Kegiatan yang dilakukan:
Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan
cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa
dipergunakan untuk keperluan kesehatan
Edukasi kepada Keponakan dan anak keponakan pasien untuk lebih banyak
meluangkan waktu dirumah dan lebih sering berkomunikasi dan memberi perhatian
kepada pasien belum dapat dilakukan karena keponakan dan anakknya tidak ada
dirumah
Edukasi dan motivasi untuk membagi kegiatan rumah tangga kepada seluruh anggota
keluarga
Hasil intervensi:
Pasien dan pelaku rawat sudah mengerti mengenai penyakit pasien,
penatalaksanaannya dan komplikasi serta pentingnya modifikasi gaya hidup
pengobatan yang rutin dalam tatalaksana penyakit pasien
Pasien dan keluarga belum dapat menabung untuk dana khusus kesehatan karena
keterbatasan keuangan keluarga
Upaya preventif dalam penanganan penyakit ( melakukan gaya hidup sehat sesuai
dengan penyakit pasien sudah mulai dilakukan dengan memulai makan sesuai anjuran
Pembina, olahraga teratur, membatasi konsumsi lemak, berolahraga setiap hari namun
belum dapat melakukan skrining komplikasi dan faktor resiko karena keterbatasan
biaya
Pasien dan keluarga mulai memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungn dengan
lebih sering menyapu dan mengepel lantai, membuang sampah ke tempat sampah dan
mulai menata perabot rumah yang menumpuk
pembagian kegiatan rumah tangga kepada seluruh anggota keluarga belum dapat
dilakukan karena keponakan dan anak keponakan pasien jarang di rumah
upaya untuk menjaga ventilasi rumah mulai ada dengan sering membuka jendela
setiap pagi
38
Kesimpulan Pembinaan keluarga pada pembinaan keluarga saat ini
Diagnosis Keluarga dan Lingkungan
Masalah Internal Keluarga
Masalah Biologis
Pasien menderita Tinea Corporis, Dyspepsia, obesitas grade I
Masalah Psikososial : Pasien tamat SLTP
Masalah Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan : pasien mempunyai masalah ekonomi dan
masalah pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier, tidak ada alokasi dana khusus untuk
kesehatan keluarga
Masalah perilaku kesehatan keluarga : pasien dan keluarga mempunyai perilaku kesehatan
yang bersifat kuratif dan mulai ada upaya preventif
Masalah Eksternal Keluarga
Lingkungan rumah : lingkungan rumah terbilang padat, kondisi rumah cukup bersih dan
dan ventilasi cukup baik
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan keluarga
Pasien dan pelaku rawat kooperatif dan terbuka terhadap informasi yang diberikan
Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan keluarga
Keterbatasan ekonomi keluarga
Rencana pembinaan keluarga selanjutnya
Edukasi dan motivasi pasien dan keluarga untuk menyisihkan uang khusus dana kesehatan
Mengupayakan peran serta suami pasien dan anak pasien dalam tatalaksana penyakit pasien
dengan memberi perhatian dan dukungan kepada pasien
39
40
Persetujuan Pembimbing Studi Kasus
Tanda Tangan :
Nama Jelas : dr. Herqutanto, MPH.MARS
Tanggal :
LAMPIRAN
41