Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

11
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011 STUDI PRE FEASIBILITY STUDI (PFS) FREE INTAKE SUPLESI SADDANG KABUPATEN PINRANG 2400 HA H. Muh. Natsir, S Dosen Kopertis Wilayah IX Pada Fakultas Teknik UMI Makassar Abstrak Studi Prefeasibility Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan (Padi dan Palawija). Pengembangan sector pertanian mengutamakan program Intensifikasi, ekstensifikasi dan diresifikasi seiring dengan pengembangan teknologi pertanian, maka dengan ini membahas tentang : Studi Free Intake Suplesi Saddang, Latar Belakang, Tujuan, Lingkup Kegiatan, Lokasi Pekerjaan, Kesampaian Daerah, Kondisi Wilayah Studi, Hidrolik Matologi, Pertanian, Survey Topografi, Perhitungan dan Anggaran, Geomorfologi, Strategrafi, Analisa Hidrologi, Debit Banjir, Rencana pengembangan pertanian irigas dan penyempurnaan peta layout serta bangunan pengambilan. Kata Kunci : Intake, Sungai Saddang, Tanaman Pangan PENDAHULUAN Latar Belakang Daerah Irigasi (D Saddang) dengan luas total ± 64.000 Ha (di Kab. Pinrang, Kab. Sidrap dan Kab. Wajo) telah terbangun dengan bangunan utarna beupa bendung gerak di Kab. Pinrang, sedangkan Sungai Saddang mengalirkan air sepanjang tahun. Adanya pengambilan air Irigasi dengan pompa untuk persawahan di luar rencana Dl Saddang menyebabkan adanya jadwal pertanaman terganggu. Sebagian areal di luar Dl Saddang sebagian masih berupa sawah tadah hujan ± 4000 Ha. Dalarn rangka rnenyelesaikan masalah tersebut maka direncanakan usaha pengembangan irigasi melau irigasi sistern gravitasi den gan free intake dan dengan rencana sumber - sumber air lainnya di sekitar daerah tersebut. Maksud Dan Tujuan Maksud pekerjaan ini adalah melakukan kajian kelayakan ieigembangan irigasi dengan free intake untuk mengairi areal di sekitar (di luar) Ll Saddang (Sal. Induk kappang) yang selama ini merupakan sawah tadah hujan. Tujuannya agar hasil kajian kelayakan (Feasibility study) ini bersama dengan dokumen tender (KAK-Kerangka Acuan Kerja) dijadikan pedoman untuk kegiatan selanjutnya (Detail Desain Pengembangan Irigasi tersebut). Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan pekerjaan ―Study Pra Feasibility Study (PF) Free Intake Suplesi Saddang Kab. Pinrang 2.400 Ha‖ adalah sebagai berikut : - Kegiatan A = (Persiapan) Kegiatan Studi dan Pembangunan Terdahulu - Kegiatan B = Survey Topografi - Kegiatan C = Investigasi Geologi dan Mekanika Teknik - Kegiatan D = Analisa Hidrologi, Klimatologi dan Ketersediaan Air - Kegiatan E = Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) - Kegiatan F = Pra desain GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI Lokasi Pekerjaan a) Lokasi areal layanan irigasi (sawah) terletak di Kec. Patampanua Kab. Pinrang dan sebagian Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang sampai dengan Saluran Induk Rappang (Dl Saddang). b) Lokasi Bangunan Utama yang diperkirakan berupa Free Intake terletak di Sungai Saddang di Dusun Malaja Desa Karang Kec. Cendana Kab. Enrekang.

Transcript of Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Page 1: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

STUDI PRE FEASIBILITY STUDI (PFS) FREE INTAKE

SUPLESI SADDANG KABUPATEN PINRANG 2400 HA

H. Muh. Natsir, S

Dosen Kopertis Wilayah IX Pada Fakultas Teknik UMI Makassar

Abstrak

Studi Prefeasibility Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang dalam rangka

peningkatan produksi tanaman pangan (Padi dan Palawija). Pengembangan sector

pertanian mengutamakan program Intensifikasi, ekstensifikasi dan diresifikasi seiring

dengan pengembangan teknologi pertanian, maka dengan ini membahas tentang :

Studi Free Intake Suplesi Saddang, Latar Belakang, Tujuan, Lingkup Kegiatan,

Lokasi Pekerjaan, Kesampaian Daerah, Kondisi Wilayah Studi, Hidrolik Matologi,

Pertanian, Survey Topografi, Perhitungan dan Anggaran, Geomorfologi, Strategrafi,

Analisa Hidrologi, Debit Banjir, Rencana pengembangan pertanian irigas dan

penyempurnaan peta layout serta bangunan pengambilan.

Kata Kunci : Intake, Sungai Saddang, Tanaman Pangan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daerah Irigasi (D Saddang) dengan luas

total ± 64.000 Ha (di Kab. Pinrang, Kab.

Sidrap dan Kab. Wajo) telah terbangun

dengan bangunan utarna beupa bendung

gerak di Kab. Pinrang, sedangkan Sungai

Saddang mengalirkan air sepanjang

tahun. Adanya pengambilan air Irigasi

dengan pompa untuk persawahan di luar

rencana Dl Saddang menyebabkan

adanya jadwal pertanaman terganggu.

Sebagian areal di luar Dl Saddang

sebagian masih berupa sawah tadah hujan

± 4000 Ha. Dalarn rangka rnenyelesaikan

masalah tersebut maka direncanakan

usaha pengembangan irigasi melau irigasi

sistern gravitasi den gan free intake dan

dengan rencana sumber - sumber air

lainnya di sekitar daerah tersebut.

Maksud Dan Tujuan

Maksud pekerjaan ini adalah melakukan

kajian kelayakan ieigembangan irigasi

dengan free intake untuk mengairi areal

di sekitar (di luar) Ll Saddang (Sal. Induk

kappang) yang selama ini merupakan

sawah tadah hujan.

Tujuannya agar hasil kajian kelayakan

(Feasibility study) ini bersama dengan

dokumen tender (KAK-Kerangka Acuan

Kerja) dijadikan pedoman untuk kegiatan

selanjutnya (Detail Desain

Pengembangan Irigasi tersebut).

Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan pekerjaan ―Study Pra

Feasibility Study (PF) Free Intake Suplesi

Saddang Kab. Pinrang 2.400 Ha‖ adalah

sebagai berikut :

- Kegiatan A = (Persiapan) Kegiatan

Studi dan Pembangunan Terdahulu

- Kegiatan B = Survey Topografi

- Kegiatan C = Investigasi Geologi

dan Mekanika Teknik

- Kegiatan D = Analisa Hidrologi,

Klimatologi dan Ketersediaan Air

- Kegiatan E = Pertemuan

Konsultasi Masyarakat (PKM)

- Kegiatan F = Pra desain

GAMBARAN UMUM DAERAH

STUDI

Lokasi Pekerjaan

a) Lokasi areal layanan irigasi (sawah)

terletak di Kec. Patampanua Kab.

Pinrang dan sebagian Kec. Kulo Kab.

Sidenreng Rappang sampai dengan

Saluran Induk Rappang (Dl Saddang).

b) Lokasi Bangunan Utama yang

diperkirakan berupa Free Intake

terletak di Sungai Saddang di Dusun

Malaja Desa Karang Kec. Cendana

Kab. Enrekang.

Page 2: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

Kesampaian Daerah

a. Daerah persawahan (areal irigasi

rencana) terletak di Kec. Patampanua

(Kab. Pinrang) dan Kec. Kulo (Kab.

Sidrap) dapat ditempuh melalui jalur

darat dan Kota Makassar (Ibukota

Prov. Sulsel) menuju Kota Pare-pare

kemudian menuju Kota Pinrang

(Ibukota Kab. Pinrang), lalu menuju

Kec. Patampanua, jalan beraspal ini

cukup baik.

b. Lokasi Bangunan Utama (Free

Intake) dapat ditempuh dengan 3

(tiga) jalur darat.

1. Jalur Timur

Dari Makassar - Pare-pare -

Rappang (Kab. Sidrap) - Kabere

(Kab. Enrekang) dan belok kiri

menuju Desa Karang/Jampue.

Jarak tempuh total 225 km.

Kabere - Bonne ± 5 km jalan

makadam tidak baik

2. Jalur Tengah

Dari Makassar - Pare-pare –

Rappang – Mario – Karang Jarak

tempuh ± 215 km.

3. Jalur Barat

Dari Makassar - Pare-pare –

Pinrang – Patampanua -

Jampue/Karang Jarak ternpuh ±

227 km.

Kondisi Wilayah Studi

Geografi

Areal irigasi rencana ± 2008 Ha yang

terletak di Kec. Patampanua Kab. Pinrang

(± 1278 Ha) dan di Kec. Kulo Kab.

Sidenreng Rappang (± 730 Ha).

(I) Di Kec. Patampanua, Kab. Pinrang,

arela rencana berada di Desa Sipatuo,

Kel. Teppo, Tonyamang dan

Maccirinna, secara geografis Kec.

Patampanua berada pada :

Lintang Selatan : 04° 10‘ 30‖ sampai

dengan 30° 19‘ 13‖

Bujur Timur 119° 26‘ 30‖ sampai

dengan 119° 47‘ 20‖

Batas wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kec.BatuLapa dan

Kec.Duampanua

Sebelah Timur : Kab. Sidrap

Sebelah Selatan : Kec. Watang

Sawitto dan Kec. Paleteang

Sebelah Barat : Kec. Cempa

Ketinggian wilayah antara : + 13 m

sampai dengan + 86 rn di atas

permukaan laut (d.p.I).

(II) Di Kec. Kulo Kab. Sidenreng

Rappaiig areal rencana berada di

Desa Bina Baru, Madenra dan Desa

Kulo

Lintarig Selatan : 03° 42‘ 45 sampai

dengan 03° 47‘ 25‖

Bujur Timur : 119° 39‘ 45 sampai

dengan 119° 48‘ 25‖

Luas wilayah administrasi Kab.

Sidenreng Rappang adalah 1.883,25

km2 terbagi dalam 11 Kecamatan

dan 105 Desa/Kelurahan. Di Kab.

Sidenreng Rappang daerah

bergunung, berbukit terletak di Kec.

Panca Riatang, TeUu Iimpoe dan

Watang P!u, dan di Kec. Panca

Riatana dan Tellu Limpoe memiliki

daerah danau ± 3 %.

Di Kec. Kulo (daerah Iayanan ingasi)

terdiri atas dataran ± 90 % dan

berbukit ± 5 % serta bergunung ± 5

%. Di daerah dataran kemiringan

lahan antara 0- 2,5 %

(sumberSidenreng Rappang dalam

angka. 2008). Ketinggian wilayah

antara : ± 25 m sampai dengan ± 40

m di atas permukaan laut (d.p.l).

Hidrokilmatologi

a. Sumber Air

Sumber air untuk keperluari pertanian

adalah air hujan dan aliran air Sungai

Saddang.

Sungai Saddang mempunyai luas

DAS = 6696 km2.

Panjang sungai = ± 197,0 km

Kemiringan sungai rata-rata = 0,006

Data di Stasiun PDA Kabere dan

pengamatan tahun 1994 sampal

dengan 2008 diperoleh debit air rata -

rata bulanan adalah sebagai berikut :

Page 3: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

Tabel 1. Debit Air Rata-rata Bulanan

Bulan Debit Air Rata-rata Bulanan

(m3 /dt)

Januani

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

296,85

280,18

323,71

398,62

343,55

248,90

188,38

160,76

147,27

176, 18

238,53

276,15

Debit minimum terjadi pada bulan

September dengan debit rata - rata

bulanan sebesar 147 m3/dt, sedangkan

debit maksimum pada buan April dengan

deba rata - rata butanan sebesr 398 m3/dt.

Tabel 2. Data Curah Hujan Kab. Sidenreng Rappang

No. Bulan Curah Hujan Rata-rata

(mm) Hari Hujan (hari)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Januani

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

107

226

89

93

162

57

98

76

56

124

109

250

9

8

8

10

10

6

9

5

4

8

8

12

Catatan :Data Curah Hujan rata-rata Kab. Sidenrenc Rappung Th 2007, Sidenreng

Rappang dalam Angko, 2008

Menurut Shcmidt dan Ferguson pada

tahun 2007 iklim di Kab. Sidrap termasuk

tahun agak basah sampai basah.

PERTANIAN

a. Tata Guna Lahan

1) Luas Wilayah Kab. Pinrang

adalah 1.961,77 km2 (sumber :

Kab. Pinrang dalam Angka 2008).

Luas wilayah Kec. Patampanua

adalah 136,85 km2 atau ± 6,98 %

di Kab. Pinrang. Wilayah Kec.

Patampanua ini berada pada

ketinggian antara ± 13,0 m s/d

86,0 m di atas permukaan taut

(d.p.l).

Tabel di bawah ini menampilkan tata

guna lahan di Kab. Pinrang dan Kec.

Patampanua.

Page 4: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

Tabel 3. Tata Guna Lahan

No Tata Guna Lahan Kab. Pinrang Kab. Patampuana

Luas (Ha) Luas (%) Luas (Ha) Luas (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Sawah

Bangunan dan halaman sekitar

Tegalan, kebun, ladang

Tambak

Padang rumput

Kolam / tebat

Sementara tidak diusahakan

Tanah untuk tanam kayu

Hutan negara

Perkebunan

Lain - lain

46.642

6.998

25.777

6.727

10.691

339

2.085

9.289

64.637

8.053

7.297

24,74

3,71

13,67

3,57

5,67

0,18

1,11

4,93

34,28

4,27

3,87

4.759

457

2.406

381

-

-

31

2.870

1.500

-

1.013

35,47

3,41

17,93

2,84

0,00

0,00

0,23

21,39

11,18

0,00

7,55

188.535 100,00 13.417 100,00

Keterangan:

Dalam buku TMKabupaten Pinrang dalam Angka 2008‖, tabel V.8.3 hal 230 dan lanjutannya hal 231,

hal 232, dibandigkan dengan tabel 1.1.2 hal 3 (Badan Pertahanan Nasional Kab. Pinrang)

2) Luas wilayah Kab. Sidenreng

Rappang adalah 1.883,25 km2

(Sidenreng Rappang dalam Angka,

2008).

Dan seluruh luasan areal tersebut terdiri

atas:

- Sawah 46.294,86 ha atau 24,59 %

- Perkampungan/Perumahan 3.876,41 ha

atau 2,05 %

- Kebuncampuran 21.472,46 ha atau

11,40%

- Ladang/Tegalan 20681,06 ha / 10,99 %

- Padang rumput 19.153,66 ha / 10,17 %

- Kolam/Tambak/Rawa 765,05 ha atau

0,41 %

- Danau 2.896,00 ha atau 1,54 %

- Perkebunan 8.562,00 ha atau 4,54 %

- Belukar/Lainnya 22.668.05 ha / 1,20 %

- Hutan Lebat 60.724,57 ha atau 32,24 %

- Hutan Sejenis 1.632,94 ha atau 0,87 %

Luas wilayah Kec. Kulo adalah 7500 Ha

atau 3,98 % dan Kab. Sidenreng Rappang

yang terdiri atas :

- Sawah 3470,60 ha atau 46,28 %

- Perkampungan 216,35 ha atau 2,88 8%

- Kebun campuran 1073,00 ha / 14,3 1 %

- Padang rumput 100,00 ha atau 1,33 %

- Perkebunan 0,00haatau0,00%

- Belukar 1798,S5haatau23,98%

- Hutan tebat 841,20 ha atau 11,22 %

b. Kesesuaian Lahan

1) Lahan calon areal layanan ingasi

pada saat ini sebian berupa swah

tadah hujan dan sebagian berupa

tegalan kebun dan sudah

dimanfaatkan bertahun-tahun. Dari

pengamatan tersebut dapat

disimpulkan Lahan yang ada sebi

Layak/sesuai untuk pengembangan

irigasi.

Jenis tanah yang ada di Kec.

Patampanua yang meliputi 5 (lima)

Desa/Kecamatan (Sumber Kab.

Pinrang dalam Angka, 2008) sbb :

a) Aluvial kelabu kekuningan

b) Regosol kelabu kekuningan

c) Aluvial kelabu

d) Fodsolik coklat kekunigan

2) Jenis tanah yang ada di Kec. Kulo

(Sidenreng Rappang dalam Angka,

2008) adalah: Alluvial Kelabu,

Fodsolik Cokiat Kompleks Fodsolik

cokiat dan Regosol.

c. Produksi

1) Areal di produksi di 5 (lima) desa

Kec. Patampanua yang merupakan

sawah tadah hujan adalah 9518,50

Ha (luas panen) dan produksi

Page 5: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

627.269 ton atau produksi rata-rata

65,9 kw/ha (GKP) Sedangkan luas

panen pada tahun 2007 luas panen di

areal study adalah85.259 Ha dengan

produksi padi adalah 540.115 ton

(sumber: Kab. Pinrang dalam Angka,

2008).

SURVEY TOPOGRAFI

Survey Lapangan

Pekerjaan survey lapangan meliputi :

- Pemasangan Bench Mark (butir 3.1 di

atas)

- Pengukuran memanjang dan

melintangsaluran

- Pengukuran situasi calon lokasi

bangunan khusus

- Pengukuran melintang sungai di

sekitar bangunan free intake

Pengukuran poligon utama dilakukan

dengan:

- Ketelitian sudut 5‖ (empat bacaan

xhit)..

- Kesalahan pen utup sudut maksimtrn

1TN, dimana N banyaknya titik

pokgocL

- Sudut vertikal dibaca dalam satu i

dengan ketelitian sudut lIT (dua kali

bacaan).

- Ketelitian azimuth 15‖.

- Ketelitian linear poligon 1 : 10.000

Pengukuran poligon cabang:

- Ketelitian sudut 20‖.

- Kesalahan penutup sudut maksirn E?t

- Ketelitian linear poligon 1 : 5.000

Pengukuran sipat datar:

- Bidikan rambu di antara htervd 05 c

275 m

- Jarak bidikan alat ke rai±u aii 5(L

- Jarak jarak rambu muk.a = jarak ribu

belakang atau jumlah jarak muka =

jumlah jarak belakang

- Jumlah jarak (sIag) per seksi selalu

genap.

- Batas toleransi untuk kesalahan

penutup maksimum 1(ND mm,

dimana D = jumlah jarak dalam km.

Penjelasan lebih lanjut pada Laporan

Penunjang Pengukuran dan Deskripsi

BM.

Perhitungan dan Penggambaran

Perhitungan dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

- Semua pekerjaan pengukuran

dihitung sementara dan selesai di

lapangan, kalau ada kesalahan dapat

segera diulang pengukurannya.

- Hitungan poligon dan sipat datar

digunakan hitungan perataan.

- Stasiun pengamatan matahari harus

tercantum dalam sketsa. Pada sketsa

kerangka utama dicantumkan hasil

hitungan:

• Salah penutup sudut poligon dan

jumlah titiknya

• Salah linear poligon beserta harga

toleransinya

• Jumlah jarak

Penggambaran dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

- Gambar silang untuk grid dibuat

setiap 10 cm.

- Pada tiap interval 5 (lima) garis

kontur dibuat tebal dan ditulis angka

elevasinya. Garis sambungari

(overlaap) peta sebesar 5 cm.

- Peta skala 1 : 500 untuk pemetaan di

lokasi bangunan utama, interval

konturnya 0,5 m.

- Titik poligon utama, poligon cabang

dan poligon raai digambar dengan

sistem koordinat.

Hasil survey topograf.

- Peta situasi luas kotor 2.35 1,54 ha,

luas bersih 2008 ha.

- Saluran induk 16.821,30 m, saluran

sekunder 8.695,28 m.

IDENTIFIKASI GEOLOGITEKNIK

DAN MEKANIKA TANAH

Geomorfologi

Secara regional geomorfologi lokasi

proyek terbagi menjadi 3 satuan bentang

alam yaitu pegunungan, perbukitan dan

dataran rendah (Simandjuntak, dkk,

1994).

Daerah pegunungan terletak pada bagian

utara dan timur daerah lembar proyek

Page 6: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

dengan beda tinggi berkisar antara 503-

1323 m dan permukaan air taut,

mencakup daerah sekitar Buttu Anging

(503 m), Buttu Cannge (507 m), Buttu

Tirasa (965 m), Buttu Dalla (1286 m) dan

Buttu Wajae (1323 m), disusun oleh jenis

batuan vulkanik berupa tufa, breksi dan

lava basalt, sebagian pada bagian utara

lebih diciomonasi oleh jenis sedimen

klastik berupa batupasir, batulempung

dan konglomerat. Sungai di daerah ini

membentuk banyak percabangan

beberapa tempat membentuk pola sejajar,

lembahnya banyak yang curam, dan

berbentuk ―V‖, terdapat pula valley

erosion yang mencirikan proses

denudasional (Gambar A.1).

Daerah perbukitan terletak pada bagian

tengah lembar proyek, dengan beda tinggi

berkisar antara 75-500 m dari muka taut,

dususun oleh jenis batuan epikiastik

berupa tufa dan breksi. Sungai umumnya

mempunyai dasar lembah yang agak

datar, memperlihatkan pengikisan

kesamping yang Iebih kuat, pendiri

lainnya berupa bentuk puncak dan

punggung membulat, lembah-lembahnya

dangkal berbentuk huruf ―V‖ tumpul.

Proses geologi yang berkembang adaiah

proses denudasi yang didominasi oleh

erosi rill dan erosi gully dan membentuk

relief sedang (GambarA.1)

Daerah dataran rendah menempati bagian

timur daerah proyek memanjang dan arah

utara ke selatan lembar peta, berada pada

daerah Cempa, Lampa dan Bungi dan

sekitarnya, mempunyai beda tinggi

hingga 48 meter dan muka air taut

,dicirikan dengan relief yang datar dan

disusun oleh material hasil proses

denudasional dan sebagian merupakan

daerah floodplain dan Sungai Saddang

(Gambar A.1)

Stratigrafi

Sratigrafi regional pada daerah proyek

termasuk dalam ‗Geologi Regional

Lembar Majene dan Bagian Barat

Lembar Palopo‖ sekala 1: 250.000

dengan penomoran Lembar 2012 dan

2112 oleh Djuri, dkk tahun 1998 edisi

kedua.

Tatanan Stratigrafi regional daerah

proyek dan sekitarnya dan basil overlay

lembar Lampa terhadap peta geologi

regional diketahul bahwa kelompok

batuan pada daerah proyek dan sekitarnya

jika diurutkan berdasarkan tingkatan

umur dan yang tertua hingga yang

termuda

Formasi Loka (Tml) yang terdiri dan

batuan epiklasftik gunung api berupa

batupasir andesitan, batulanau,

konglomerat dan breksi vulkanik ( Foto

B.1) dengan an fisik berlapis hingga

masif. Terendapkan pada lingkungan

darat, delta hingga laut dangkal, fosil

foraminifera menunjukan bahwa formasi

ini berumur Miosen Tengah hingga

Miosen Akhir dengan ketebalan hingga

ratusan meter. Formasi ini tersebar pada

bagian timur dan selatan menenggara dan

daerah dengan pola sebaran relatih timur

barat.

Formasi Walanae (Tpw) disusun oleh

konglornerat, sedikit batupasir, glokonit

dan serpih mengandung kokuina,

moluska dan foramnifera yang

menunjukan umur Pliosen, sedangkan

Iingkungan pengendapannya darat hingga

laut dangkal. Tebal formasi mi kurang

dan 1700m. Pada lokasi proyek terletak

pada arah timur peta memanjang dan arah

utara-selatan memotong Sungai Saddang.

Anggota Batugamping Forrnasi Wolanae

(Tpl) beranggotakan batugamping

terumbu dengan ketebalan Iebih kurang

100 m, ditemukan menumpangi atau

sebagai lensa pada bagian atas

Gunungapi Wolimbong (Tmpv), umurnya

berkisar Mio-Pliosen, dengan Iingkungan

pengendapan laut dangkal. Batuan serupa

dan seumur di Lembar Pangkajene dan

bagian barat Watampone (Sukamto,

1982) disebut Anggota Tacipi Formasi

Walanae, di Lembar Enrekang (Sukido,

1997) disebut Formasi Tacipi. Pada

Page 7: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

lokasi proyek terletak pada bagian timur

laut dan daerah Padanglolo menyebar dan

aah utara-selatan

ANALISA HIDROLOGI

Stasiun Pos Duga Air, Pencatatan Iklim

dan Penakar Hujan

a. Stasiun Pos Duga Air

Data aliran saluran Saddang (sebagai

sumber air irigasi) di analisa dari

pencatatan satasiun Pos Duga Air

(PDA) di Kabere dan Batu-batu

sebagai berikut :

No Nama Posisi Geografis Lama

Pencatatan

(Tahun) Ф λ

1

2

PDA Saddang Kabere

PDA Saddang Batu-batu

3o 39‘ 16.4‖ LS

3o 41‘ 38.8‖ LS

119o 47‘ 6.7‖ BT

119o 33‘ 17.3‖ BT

15 Tahun

15 Tahun

Lokasi:

- PDA Saddang Kabere berlokasi dihulu calon free intake dan berjarak ± 8,0

km.

- PDA sadang Batu-batu berlokasi di hilir bending banteng.

b. Stasiun Klimatologi

Kondisi iklim Kab. Pinrang dianalisa dari stasiun klimatologi sebagai berikut:

No Nama Posisi Geografis Lama

Pencatatan

(Tahun) Ф λ

1 Banga-banga 3o 49‘ 16.4‖ LS 119

o 35‘ 17.5‖ BT 5 Tahun

Lokasi : terletak di Kec. Mattirosompe Kab. Pinrang

c. Stasiun Penakar Hujan

Kondisi hujan, hujan andalan dan hujan efektif di analisa hidrologi dari stasiun

penakar hujan sebagai berikut :

No Nama Posisi Geografis Lama

Pencatatan

(Tahun) Ф λ

1

2

3

Sta. Kaballangan

Sta. Salokarajae

Sta. Marowangin

3o 41‘ 20.5‖ LS

3o 46‘ 52.9‖ LS

3o 44‘ 1.7‖ LS

119o 35‘ 42‖ BT

119o 50‘ 55.3‖ BT

119o 51‘ 56.9‖ BT

13 Tahun

13 Tahun

13 Tahun

Tinggi Aliran dan Debit (Rating

Curve)

Bentuk tampang sungai pada Stasiun

PDA Sadang Kabere dan para calon

lokasi free intake hampir sama dan

berbentuk huruf Dan data pengukuran

debit (langsung) dan pengamatan tinggi

air di PDA maka kurva tinggi alwan dan

debit diesimasi dengan menggunakan

metoda ―kuadrat terkedi (Hidrologi untuk

Pengairan, In. Suyono Sosrodarsono,

Kenzaken Takeda, 1976).

Debit Sungai Saddang

Debit aliran Sungat Saddang pada Iokas

STA POA Kabere Saddang dan calon

free intake diasumsikan sama atau hampir

sama dengan pertimbangan sebagai

berikut :

- Pada ruas sungai Saddang antara STA

PDA kabere dan calon free intake

berjarak pendek.

- Pada ruas tidak dijumpai adanya

aliran sungai masuk sungai Saddang

maupun aliran keluar darr sungai

Saddang.

- Hujan yang jatuh pada ruas sungai

tersebut serta kehilangan air akibat

penguapan dan resapan dapat

diabaikan.

Debit Banjir

Debit banjir Sungai Saddang dianaksa

dengan rnenggunakan pencatatan banjir

maksimum sesaat pada PDA Sadang

Kabere (lama pencatatan 15 tahun).

Page 8: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

Debit banjir Sungai Sad dang di analisa

derigan Metode Gumbel serta Log Person

Tipe

III dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Debit Banjir Rencana

Kala Ulang Debit Banjir Rencana

Q2

Q5

Q10

Q20

Q25

Q50

Q100

730 m3/dt

1068 m3/dt

1332 m3/dt

1576 m3/dt

1714 m3/dt

2036 m3/dt

2392 m3/dt Penjelasan lebih lanjut pada Laporan Penunjang Analisa Hidrologi.

RENCANA PENGEMBANGAN

PERTANIAN DAN IRIGASI

Rencana Pengembangan Pertanian

a. Kegiatan Pertanian Saat ini

Kondisi sawah, tegalan di Kec.

Patampanua saat ini masih berupa

sawah tadah hujan, sehingga kegiatan

pertanian sangat tergantung pada

hujan (iklim). Di daerah Kab. Pinrang

memiliki ikhm agak basah dan

sedang. Pertanaman dimulai bulan

Oktober sampai dengan Maret. Pola

tanam yang umum dilakukan petani

adalah Padi-Jagung/Sayuran.

Luas penguasaan tanah/pemilikan

antara 15 are - 1 Ha.

Benih digunakan = ± 50 kg gabah/Ha

Pupuk digunakan 3 kali dengan

komposisi :

Urea = 150 kg

SP 36 = 100kg

Pengolahan tanah umumnya

dikerjakan sendiri (keluarga) dan

sebagian digunakan tenaga sewa.

Hasil : ± 6,0 ton/Ha (GKP)

GKP = Gabah Kering Panen

Pola tanam yang umum dilakukan

oteh petani di Kec. Kulo adalah Padi-

Palawija/Sayuran. Hasil panen padi

rata - rata adalah 60,82 kw/ha.

b. Rencana Pengembangan Pertanian

Karena areal persawahan sulit

ditambah/diperluas maka rencana

pengembangan pertanian dilakukan

dengan usaha intensifikasi pertanian.

Hal ini dapat dilaksanakan dengan

dukungan dengan adanya

ketersediaan air yang cukup melalui

pengembangan irigasi serta

ketersediannya sarana pendukung

lainnya. Pengembangan irigasi

direncanakan dengan pengembangan

Free Intake Suplesi Saddang.

Perubahan pola tanam yang diusulkan

adalah sebagai berikut :

Padi – Padi - Palawija atau

Padi – Padi - Borw

Dengan adanya pola intensifikasi

pertanian ini diharapkan dapat

meningkatkan ketersediaan pangan

daerah dan menambah stok pangan

nasional.

Rencana Pengembangan Irigasi

(System Planning)

a. Areal Pengembangan Irigasi

―Areal pengembangan irigasi dibatasi

oleh elevasi muka air di sungai yang

diperhitungkan sebagai tinggi elevasi

muka air sungai pada kondisi debit

andalan serta elevasi muka air di

sawah (layanan irigasi) dengan

memperhitungkan adanya tinggi

hilang pada saluran irigasi dan

bangunan.

b. Suplesi Irigasi Kesaluran Induk

Rappang

Sesuai dengan tata letak (layout)

saluran yang direncanakan serta

elevasi muka air dan elevasi di Sal.

Induk Rappang maka suplesi irigasi

Page 9: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

diberikan pada Sal. Induk Rappang

ruas 23 (dua puluh tiga).

Suplesi diberikan dengan kapasitas

debit maksimum (bulan Maret)

sebesar 0,627 m3/dt yang diestimasi

dapat melayani areal ± 392 Ha.

Kebutuhan air irigasi di saluran induk

secara keseluruhan dengan

mernperhitungkan air di sawah dan

efisiensi irigasi sesuai dengan pola

tanam yang diusulkan serta

memperhitungkan kebutuhan air

untuk suplesi ke Sal. Induk Rappang

Dengan dibangunnya Free Intake dengan

saluran irigasi ini tidak direkomendasikan

menjadi saluran pembuang dengan

pertimbangan sebagai berikut :

a) Besarnya kapasitas saluran irigasi

yang diperhitungkan adalah sebesar ±

4,0 m3/dt, terlalu kecil bila

dibandingkan dengan banjir periode

ulang 2 th (Q2 = 730 m3/dt) dan jarak

antara calon lokasi free intake dengan

pertemuan Sungai Mata Allo dan

Sungai Saddang sejauh ± 22,5 km

(dibagian hulu calon free intake)

sehingga pengaruh penurunan muka

air dipertemuan sungai boleh disebut

tidak ada.

b) Secara teknis saluran irigasi

dipisahkan (tidak digabung) dengan

saluran pembuang.

c) Secara oprasional pada saat terjadi

banjir pinto intake pada bangunan

utama

PRA DESAIN

Penyempurnaan Peta Layout

Peta layout yang ada (draft layout) dibuat

dan disesuaikan dengan kriteria

perencanaan.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan peta layout :

- Rencana trase saluran pembawa

diusahakan berada di bawah

punggung medan atau di lereng bukit

sedang saluran pembuang diletakkan

pada alur lembah (elevasi yang lebih

rendah). Batas-batas petak tersier

yang ideal antara 50 Ha - SO Ha.

- Bangunan utama : bagi sadap / sadap

ditempatkan pada batas petak di

saluran lnduk/ sekunder atau

ditempatkan pada lokasi yang lebih

tinggi.

- Bangunan khusus seperti talang,

siphon, gorong — gorong dan lain

sebagainya ditempatkan pada lokasi

yang sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi medannya.

- Nomor kode, nomenklatur dan garis

trase saluran harus disesuaikan

dengan kriteria perencanaan.

Peta layout yang telah dibuat sebelumnya

dicek dan disesuaikan dengan kondsi

tapangan lalu dilakukan pengukuran trase

saluran, bila terdapat perbedaan atau

permasalahan maka dapat dievaluasi

kembali dengan tetap memperhatikan

pertimbangan teknis. Setelah pengukuran

trase selesal maka layout yang ada

dilengkapi dan disempurnakan kembali

sehingga disebut layout definitip.

Untuk lebih sempurnanya peta layout,

maka sebaiknya dilengkapi dengan skema

jaringan dan skema bangunan. Dimana

skema jaringan memuat pembagian petak

tersier, nama petak, luas petak, debit

tersier, luas petak sekunder/induk, debit

perruas saluran. Sedang skema bangunan

memuat : saluran induk / sekunder dan

semua bangunan utama, bangunan

pelengkap serta bangunan - bangunan

irigasi Iainnya.

Peta lay out terlampir (Gambar 7.1).

Bangunan Pengambilan

Bangunan pengambilan berupa bangunan

pengambilan bebas (free intake) dan

elevasi muka air rencana disesuikan

tinggi air pada keadaan debit andalan,

seperti yang diuraikan pada butir 6.2.1

pada Bab VI aporan ini.

Bangunan free intake ini berlokasi di

Dusun Malaga, Desa Karang, Kec.

Cendana, Kab. Enrekang.

Page 10: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

X = 807.457,750 m

Y = 9.592.779,400 m

Bangunan Free Intake ini dilengkapi

ambang, pintu sorong dan pelat banjir.

Dimana posisi lubang pengambilan

diletakkan tenggelam dan berada di

bawah muka air normal sungai. Hal ini

untuk mengatasi berfluktuasinya elevasi

muka air sungai. Elevasi ambang free

intake disesuaikan di samping

mempertimbangkan elevasi muka air

sungai pada saat debit andalan rencana

minimum. Juga diperhitungkan terhadap

sedimen yang akan masuk ke dalam

saluran. Elevasi top bangunan (deckzerk)

diperhitungkan terhadap elevasi muka air

banjir 100 tahun ditambah free board

(tinggi jagaan).

Rumus : 𝑄 = 𝑘. 𝜇. 𝛼. 𝐵 2 𝑔 ℎ1

Dimana :

𝑄 = debit

𝑘 = faktor untuk aliran tenggelarn

𝜇 = koefisien debit

𝑎 = bukaan pintu

𝐵 = lebar pintu

𝑔 = percepatan gravitasi

ℎ1 = kedalarnan air di depan pintu di

atas ambang

Ukuran pokok adalah sebagai berikut :

Jumlah lobang free intake

Tinggi tiap lobang

Lebar tiap lobang

Elevasi ambang free intake

Lebar total (termasuk pilar)

Elevasi top bangungan free

intake (Dekzerk)

Elevasi muka air rencana

(di hulu)

Elevasi muka air rencana

(di hilir)

Elevasi ambang ukur

Elevasi muka air di atas

ambang ukur

Elevasi muka air di hihr

ambang ukur

Panjang ambang ukur

Lebar ambang ukur

= 2 bh

= 7,83 m

= 2,50 m

= + 24.12

= 6.50 m

=+ 31.95m

= ±25.27m

= + 22.22m

= + 24.31m

= +25,21 m

= + 24.77m

= 3,0 m

= 1,80 m

Saluran Irigasi

Menentukan dimensi saluran

Pengaliran di saluran dianggap aliran

tetap sehingga diterapkan rumus:

𝑉 = 𝑘. 𝑅 23 . 𝑙 1

2

𝑅 = 𝐴 𝑃

𝐴 = 𝑏 + 𝑚 ℎ ℎ

𝑃 = 𝑏 + 2 ℎ 𝑚2 + 1 𝑄 = 𝑉. 𝐴, 𝑏 = 𝑛 ℎ dimana:

𝑄 = debit

𝑉 = kecepatan aliran

𝐴 = potongan melintang aliran

𝑅 = jari-jari hidrolis

𝑃 = keliling basah

𝑏 = lebar dasar ℎ = tinggi air

𝑙 = kemiringan air

𝑘 = keofisien kekasaran stickler

𝑚 = kemiringan talud

DAFTAR PUSTAKA

1. R.Sarah Reksokusumo, ―Dasar-Dasar

Untuk Membuat Perencanaan Teknis

Jaringan Irigasi

2. Ahcmadi Partowiyoto, ―Tata Guna

Air Tingkat Usaha Tani Ditgasi I‖,

September 1985

3. Binnie & Partner, ―Deaign Note For

Tertiary Unit Development,

Desember 1978

4. DHV/Nedeco, ―Tertiary Unit

Development, PLAV Surabaya 1981

5. DPMA, ―Standar Kotak Bagi Untuk

Saluran Tersier dan Kwarter, Maret

1973

6. DPU, ―Pengelolaan Irigasi Di Tingkat

Usaha Tani (Tersier), Juli 1976

7. Hamuji Waluyo, ―Perencanaan

Jringan Tersier, Nopember 1979

8. PROSIDA, ―Pedoman Perencanaan

Jaringan Tersier, 1980

9. NEDECO, ―Some Reflections On The

Layout Of The Tertiary System The

Area, June 1973

10. NEDECO, ―Manual for Design Of

Tertiary Unit, Irrigation

Rehabilitation Project, May 1974

Page 11: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011

11. DO1. Irrigation Project,‖ Design of

Cheeks, Division Boxes and

Turnaouts No. 10, 1981