Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha
-
Upload
muhammad-zulkifli-harahap -
Category
Documents
-
view
186 -
download
12
Transcript of Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha
![Page 1: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/1.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
STUDI PRE FEASIBILITY STUDI (PFS) FREE INTAKE
SUPLESI SADDANG KABUPATEN PINRANG 2400 HA
H. Muh. Natsir, S
Dosen Kopertis Wilayah IX Pada Fakultas Teknik UMI Makassar
Abstrak
Studi Prefeasibility Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang dalam rangka
peningkatan produksi tanaman pangan (Padi dan Palawija). Pengembangan sector
pertanian mengutamakan program Intensifikasi, ekstensifikasi dan diresifikasi seiring
dengan pengembangan teknologi pertanian, maka dengan ini membahas tentang :
Studi Free Intake Suplesi Saddang, Latar Belakang, Tujuan, Lingkup Kegiatan,
Lokasi Pekerjaan, Kesampaian Daerah, Kondisi Wilayah Studi, Hidrolik Matologi,
Pertanian, Survey Topografi, Perhitungan dan Anggaran, Geomorfologi, Strategrafi,
Analisa Hidrologi, Debit Banjir, Rencana pengembangan pertanian irigas dan
penyempurnaan peta layout serta bangunan pengambilan.
Kata Kunci : Intake, Sungai Saddang, Tanaman Pangan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daerah Irigasi (D Saddang) dengan luas
total ± 64.000 Ha (di Kab. Pinrang, Kab.
Sidrap dan Kab. Wajo) telah terbangun
dengan bangunan utarna beupa bendung
gerak di Kab. Pinrang, sedangkan Sungai
Saddang mengalirkan air sepanjang
tahun. Adanya pengambilan air Irigasi
dengan pompa untuk persawahan di luar
rencana Dl Saddang menyebabkan
adanya jadwal pertanaman terganggu.
Sebagian areal di luar Dl Saddang
sebagian masih berupa sawah tadah hujan
± 4000 Ha. Dalarn rangka rnenyelesaikan
masalah tersebut maka direncanakan
usaha pengembangan irigasi melau irigasi
sistern gravitasi den gan free intake dan
dengan rencana sumber - sumber air
lainnya di sekitar daerah tersebut.
Maksud Dan Tujuan
Maksud pekerjaan ini adalah melakukan
kajian kelayakan ieigembangan irigasi
dengan free intake untuk mengairi areal
di sekitar (di luar) Ll Saddang (Sal. Induk
kappang) yang selama ini merupakan
sawah tadah hujan.
Tujuannya agar hasil kajian kelayakan
(Feasibility study) ini bersama dengan
dokumen tender (KAK-Kerangka Acuan
Kerja) dijadikan pedoman untuk kegiatan
selanjutnya (Detail Desain
Pengembangan Irigasi tersebut).
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan pekerjaan ―Study Pra
Feasibility Study (PF) Free Intake Suplesi
Saddang Kab. Pinrang 2.400 Ha‖ adalah
sebagai berikut :
- Kegiatan A = (Persiapan) Kegiatan
Studi dan Pembangunan Terdahulu
- Kegiatan B = Survey Topografi
- Kegiatan C = Investigasi Geologi
dan Mekanika Teknik
- Kegiatan D = Analisa Hidrologi,
Klimatologi dan Ketersediaan Air
- Kegiatan E = Pertemuan
Konsultasi Masyarakat (PKM)
- Kegiatan F = Pra desain
GAMBARAN UMUM DAERAH
STUDI
Lokasi Pekerjaan
a) Lokasi areal layanan irigasi (sawah)
terletak di Kec. Patampanua Kab.
Pinrang dan sebagian Kec. Kulo Kab.
Sidenreng Rappang sampai dengan
Saluran Induk Rappang (Dl Saddang).
b) Lokasi Bangunan Utama yang
diperkirakan berupa Free Intake
terletak di Sungai Saddang di Dusun
Malaja Desa Karang Kec. Cendana
Kab. Enrekang.
![Page 2: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/2.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
Kesampaian Daerah
a. Daerah persawahan (areal irigasi
rencana) terletak di Kec. Patampanua
(Kab. Pinrang) dan Kec. Kulo (Kab.
Sidrap) dapat ditempuh melalui jalur
darat dan Kota Makassar (Ibukota
Prov. Sulsel) menuju Kota Pare-pare
kemudian menuju Kota Pinrang
(Ibukota Kab. Pinrang), lalu menuju
Kec. Patampanua, jalan beraspal ini
cukup baik.
b. Lokasi Bangunan Utama (Free
Intake) dapat ditempuh dengan 3
(tiga) jalur darat.
1. Jalur Timur
Dari Makassar - Pare-pare -
Rappang (Kab. Sidrap) - Kabere
(Kab. Enrekang) dan belok kiri
menuju Desa Karang/Jampue.
Jarak tempuh total 225 km.
Kabere - Bonne ± 5 km jalan
makadam tidak baik
2. Jalur Tengah
Dari Makassar - Pare-pare –
Rappang – Mario – Karang Jarak
tempuh ± 215 km.
3. Jalur Barat
Dari Makassar - Pare-pare –
Pinrang – Patampanua -
Jampue/Karang Jarak ternpuh ±
227 km.
Kondisi Wilayah Studi
Geografi
Areal irigasi rencana ± 2008 Ha yang
terletak di Kec. Patampanua Kab. Pinrang
(± 1278 Ha) dan di Kec. Kulo Kab.
Sidenreng Rappang (± 730 Ha).
(I) Di Kec. Patampanua, Kab. Pinrang,
arela rencana berada di Desa Sipatuo,
Kel. Teppo, Tonyamang dan
Maccirinna, secara geografis Kec.
Patampanua berada pada :
Lintang Selatan : 04° 10‘ 30‖ sampai
dengan 30° 19‘ 13‖
Bujur Timur 119° 26‘ 30‖ sampai
dengan 119° 47‘ 20‖
Batas wilayah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kec.BatuLapa dan
Kec.Duampanua
Sebelah Timur : Kab. Sidrap
Sebelah Selatan : Kec. Watang
Sawitto dan Kec. Paleteang
Sebelah Barat : Kec. Cempa
Ketinggian wilayah antara : + 13 m
sampai dengan + 86 rn di atas
permukaan laut (d.p.I).
(II) Di Kec. Kulo Kab. Sidenreng
Rappaiig areal rencana berada di
Desa Bina Baru, Madenra dan Desa
Kulo
Lintarig Selatan : 03° 42‘ 45 sampai
dengan 03° 47‘ 25‖
Bujur Timur : 119° 39‘ 45 sampai
dengan 119° 48‘ 25‖
Luas wilayah administrasi Kab.
Sidenreng Rappang adalah 1.883,25
km2 terbagi dalam 11 Kecamatan
dan 105 Desa/Kelurahan. Di Kab.
Sidenreng Rappang daerah
bergunung, berbukit terletak di Kec.
Panca Riatang, TeUu Iimpoe dan
Watang P!u, dan di Kec. Panca
Riatana dan Tellu Limpoe memiliki
daerah danau ± 3 %.
Di Kec. Kulo (daerah Iayanan ingasi)
terdiri atas dataran ± 90 % dan
berbukit ± 5 % serta bergunung ± 5
%. Di daerah dataran kemiringan
lahan antara 0- 2,5 %
(sumberSidenreng Rappang dalam
angka. 2008). Ketinggian wilayah
antara : ± 25 m sampai dengan ± 40
m di atas permukaan laut (d.p.l).
Hidrokilmatologi
a. Sumber Air
Sumber air untuk keperluari pertanian
adalah air hujan dan aliran air Sungai
Saddang.
Sungai Saddang mempunyai luas
DAS = 6696 km2.
Panjang sungai = ± 197,0 km
Kemiringan sungai rata-rata = 0,006
Data di Stasiun PDA Kabere dan
pengamatan tahun 1994 sampal
dengan 2008 diperoleh debit air rata -
rata bulanan adalah sebagai berikut :
![Page 3: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/3.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
Tabel 1. Debit Air Rata-rata Bulanan
Bulan Debit Air Rata-rata Bulanan
(m3 /dt)
Januani
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
296,85
280,18
323,71
398,62
343,55
248,90
188,38
160,76
147,27
176, 18
238,53
276,15
Debit minimum terjadi pada bulan
September dengan debit rata - rata
bulanan sebesar 147 m3/dt, sedangkan
debit maksimum pada buan April dengan
deba rata - rata butanan sebesr 398 m3/dt.
Tabel 2. Data Curah Hujan Kab. Sidenreng Rappang
No. Bulan Curah Hujan Rata-rata
(mm) Hari Hujan (hari)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januani
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
107
226
89
93
162
57
98
76
56
124
109
250
9
8
8
10
10
6
9
5
4
8
8
12
Catatan :Data Curah Hujan rata-rata Kab. Sidenrenc Rappung Th 2007, Sidenreng
Rappang dalam Angko, 2008
Menurut Shcmidt dan Ferguson pada
tahun 2007 iklim di Kab. Sidrap termasuk
tahun agak basah sampai basah.
PERTANIAN
a. Tata Guna Lahan
1) Luas Wilayah Kab. Pinrang
adalah 1.961,77 km2 (sumber :
Kab. Pinrang dalam Angka 2008).
Luas wilayah Kec. Patampanua
adalah 136,85 km2 atau ± 6,98 %
di Kab. Pinrang. Wilayah Kec.
Patampanua ini berada pada
ketinggian antara ± 13,0 m s/d
86,0 m di atas permukaan taut
(d.p.l).
Tabel di bawah ini menampilkan tata
guna lahan di Kab. Pinrang dan Kec.
Patampanua.
![Page 4: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/4.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
Tabel 3. Tata Guna Lahan
No Tata Guna Lahan Kab. Pinrang Kab. Patampuana
Luas (Ha) Luas (%) Luas (Ha) Luas (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Sawah
Bangunan dan halaman sekitar
Tegalan, kebun, ladang
Tambak
Padang rumput
Kolam / tebat
Sementara tidak diusahakan
Tanah untuk tanam kayu
Hutan negara
Perkebunan
Lain - lain
46.642
6.998
25.777
6.727
10.691
339
2.085
9.289
64.637
8.053
7.297
24,74
3,71
13,67
3,57
5,67
0,18
1,11
4,93
34,28
4,27
3,87
4.759
457
2.406
381
-
-
31
2.870
1.500
-
1.013
35,47
3,41
17,93
2,84
0,00
0,00
0,23
21,39
11,18
0,00
7,55
188.535 100,00 13.417 100,00
Keterangan:
Dalam buku TMKabupaten Pinrang dalam Angka 2008‖, tabel V.8.3 hal 230 dan lanjutannya hal 231,
hal 232, dibandigkan dengan tabel 1.1.2 hal 3 (Badan Pertahanan Nasional Kab. Pinrang)
2) Luas wilayah Kab. Sidenreng
Rappang adalah 1.883,25 km2
(Sidenreng Rappang dalam Angka,
2008).
Dan seluruh luasan areal tersebut terdiri
atas:
- Sawah 46.294,86 ha atau 24,59 %
- Perkampungan/Perumahan 3.876,41 ha
atau 2,05 %
- Kebuncampuran 21.472,46 ha atau
11,40%
- Ladang/Tegalan 20681,06 ha / 10,99 %
- Padang rumput 19.153,66 ha / 10,17 %
- Kolam/Tambak/Rawa 765,05 ha atau
0,41 %
- Danau 2.896,00 ha atau 1,54 %
- Perkebunan 8.562,00 ha atau 4,54 %
- Belukar/Lainnya 22.668.05 ha / 1,20 %
- Hutan Lebat 60.724,57 ha atau 32,24 %
- Hutan Sejenis 1.632,94 ha atau 0,87 %
Luas wilayah Kec. Kulo adalah 7500 Ha
atau 3,98 % dan Kab. Sidenreng Rappang
yang terdiri atas :
- Sawah 3470,60 ha atau 46,28 %
- Perkampungan 216,35 ha atau 2,88 8%
- Kebun campuran 1073,00 ha / 14,3 1 %
- Padang rumput 100,00 ha atau 1,33 %
- Perkebunan 0,00haatau0,00%
- Belukar 1798,S5haatau23,98%
- Hutan tebat 841,20 ha atau 11,22 %
b. Kesesuaian Lahan
1) Lahan calon areal layanan ingasi
pada saat ini sebian berupa swah
tadah hujan dan sebagian berupa
tegalan kebun dan sudah
dimanfaatkan bertahun-tahun. Dari
pengamatan tersebut dapat
disimpulkan Lahan yang ada sebi
Layak/sesuai untuk pengembangan
irigasi.
Jenis tanah yang ada di Kec.
Patampanua yang meliputi 5 (lima)
Desa/Kecamatan (Sumber Kab.
Pinrang dalam Angka, 2008) sbb :
a) Aluvial kelabu kekuningan
b) Regosol kelabu kekuningan
c) Aluvial kelabu
d) Fodsolik coklat kekunigan
2) Jenis tanah yang ada di Kec. Kulo
(Sidenreng Rappang dalam Angka,
2008) adalah: Alluvial Kelabu,
Fodsolik Cokiat Kompleks Fodsolik
cokiat dan Regosol.
c. Produksi
1) Areal di produksi di 5 (lima) desa
Kec. Patampanua yang merupakan
sawah tadah hujan adalah 9518,50
Ha (luas panen) dan produksi
![Page 5: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/5.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
627.269 ton atau produksi rata-rata
65,9 kw/ha (GKP) Sedangkan luas
panen pada tahun 2007 luas panen di
areal study adalah85.259 Ha dengan
produksi padi adalah 540.115 ton
(sumber: Kab. Pinrang dalam Angka,
2008).
SURVEY TOPOGRAFI
Survey Lapangan
Pekerjaan survey lapangan meliputi :
- Pemasangan Bench Mark (butir 3.1 di
atas)
- Pengukuran memanjang dan
melintangsaluran
- Pengukuran situasi calon lokasi
bangunan khusus
- Pengukuran melintang sungai di
sekitar bangunan free intake
Pengukuran poligon utama dilakukan
dengan:
- Ketelitian sudut 5‖ (empat bacaan
xhit)..
- Kesalahan pen utup sudut maksimtrn
1TN, dimana N banyaknya titik
pokgocL
- Sudut vertikal dibaca dalam satu i
dengan ketelitian sudut lIT (dua kali
bacaan).
- Ketelitian azimuth 15‖.
- Ketelitian linear poligon 1 : 10.000
Pengukuran poligon cabang:
- Ketelitian sudut 20‖.
- Kesalahan penutup sudut maksirn E?t
- Ketelitian linear poligon 1 : 5.000
Pengukuran sipat datar:
- Bidikan rambu di antara htervd 05 c
275 m
- Jarak bidikan alat ke rai±u aii 5(L
- Jarak jarak rambu muk.a = jarak ribu
belakang atau jumlah jarak muka =
jumlah jarak belakang
- Jumlah jarak (sIag) per seksi selalu
genap.
- Batas toleransi untuk kesalahan
penutup maksimum 1(ND mm,
dimana D = jumlah jarak dalam km.
Penjelasan lebih lanjut pada Laporan
Penunjang Pengukuran dan Deskripsi
BM.
Perhitungan dan Penggambaran
Perhitungan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
- Semua pekerjaan pengukuran
dihitung sementara dan selesai di
lapangan, kalau ada kesalahan dapat
segera diulang pengukurannya.
- Hitungan poligon dan sipat datar
digunakan hitungan perataan.
- Stasiun pengamatan matahari harus
tercantum dalam sketsa. Pada sketsa
kerangka utama dicantumkan hasil
hitungan:
• Salah penutup sudut poligon dan
jumlah titiknya
• Salah linear poligon beserta harga
toleransinya
• Jumlah jarak
Penggambaran dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
- Gambar silang untuk grid dibuat
setiap 10 cm.
- Pada tiap interval 5 (lima) garis
kontur dibuat tebal dan ditulis angka
elevasinya. Garis sambungari
(overlaap) peta sebesar 5 cm.
- Peta skala 1 : 500 untuk pemetaan di
lokasi bangunan utama, interval
konturnya 0,5 m.
- Titik poligon utama, poligon cabang
dan poligon raai digambar dengan
sistem koordinat.
Hasil survey topograf.
- Peta situasi luas kotor 2.35 1,54 ha,
luas bersih 2008 ha.
- Saluran induk 16.821,30 m, saluran
sekunder 8.695,28 m.
IDENTIFIKASI GEOLOGITEKNIK
DAN MEKANIKA TANAH
Geomorfologi
Secara regional geomorfologi lokasi
proyek terbagi menjadi 3 satuan bentang
alam yaitu pegunungan, perbukitan dan
dataran rendah (Simandjuntak, dkk,
1994).
Daerah pegunungan terletak pada bagian
utara dan timur daerah lembar proyek
![Page 6: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/6.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
dengan beda tinggi berkisar antara 503-
1323 m dan permukaan air taut,
mencakup daerah sekitar Buttu Anging
(503 m), Buttu Cannge (507 m), Buttu
Tirasa (965 m), Buttu Dalla (1286 m) dan
Buttu Wajae (1323 m), disusun oleh jenis
batuan vulkanik berupa tufa, breksi dan
lava basalt, sebagian pada bagian utara
lebih diciomonasi oleh jenis sedimen
klastik berupa batupasir, batulempung
dan konglomerat. Sungai di daerah ini
membentuk banyak percabangan
beberapa tempat membentuk pola sejajar,
lembahnya banyak yang curam, dan
berbentuk ―V‖, terdapat pula valley
erosion yang mencirikan proses
denudasional (Gambar A.1).
Daerah perbukitan terletak pada bagian
tengah lembar proyek, dengan beda tinggi
berkisar antara 75-500 m dari muka taut,
dususun oleh jenis batuan epikiastik
berupa tufa dan breksi. Sungai umumnya
mempunyai dasar lembah yang agak
datar, memperlihatkan pengikisan
kesamping yang Iebih kuat, pendiri
lainnya berupa bentuk puncak dan
punggung membulat, lembah-lembahnya
dangkal berbentuk huruf ―V‖ tumpul.
Proses geologi yang berkembang adaiah
proses denudasi yang didominasi oleh
erosi rill dan erosi gully dan membentuk
relief sedang (GambarA.1)
Daerah dataran rendah menempati bagian
timur daerah proyek memanjang dan arah
utara ke selatan lembar peta, berada pada
daerah Cempa, Lampa dan Bungi dan
sekitarnya, mempunyai beda tinggi
hingga 48 meter dan muka air taut
,dicirikan dengan relief yang datar dan
disusun oleh material hasil proses
denudasional dan sebagian merupakan
daerah floodplain dan Sungai Saddang
(Gambar A.1)
Stratigrafi
Sratigrafi regional pada daerah proyek
termasuk dalam ‗Geologi Regional
Lembar Majene dan Bagian Barat
Lembar Palopo‖ sekala 1: 250.000
dengan penomoran Lembar 2012 dan
2112 oleh Djuri, dkk tahun 1998 edisi
kedua.
Tatanan Stratigrafi regional daerah
proyek dan sekitarnya dan basil overlay
lembar Lampa terhadap peta geologi
regional diketahul bahwa kelompok
batuan pada daerah proyek dan sekitarnya
jika diurutkan berdasarkan tingkatan
umur dan yang tertua hingga yang
termuda
Formasi Loka (Tml) yang terdiri dan
batuan epiklasftik gunung api berupa
batupasir andesitan, batulanau,
konglomerat dan breksi vulkanik ( Foto
B.1) dengan an fisik berlapis hingga
masif. Terendapkan pada lingkungan
darat, delta hingga laut dangkal, fosil
foraminifera menunjukan bahwa formasi
ini berumur Miosen Tengah hingga
Miosen Akhir dengan ketebalan hingga
ratusan meter. Formasi ini tersebar pada
bagian timur dan selatan menenggara dan
daerah dengan pola sebaran relatih timur
barat.
Formasi Walanae (Tpw) disusun oleh
konglornerat, sedikit batupasir, glokonit
dan serpih mengandung kokuina,
moluska dan foramnifera yang
menunjukan umur Pliosen, sedangkan
Iingkungan pengendapannya darat hingga
laut dangkal. Tebal formasi mi kurang
dan 1700m. Pada lokasi proyek terletak
pada arah timur peta memanjang dan arah
utara-selatan memotong Sungai Saddang.
Anggota Batugamping Forrnasi Wolanae
(Tpl) beranggotakan batugamping
terumbu dengan ketebalan Iebih kurang
100 m, ditemukan menumpangi atau
sebagai lensa pada bagian atas
Gunungapi Wolimbong (Tmpv), umurnya
berkisar Mio-Pliosen, dengan Iingkungan
pengendapan laut dangkal. Batuan serupa
dan seumur di Lembar Pangkajene dan
bagian barat Watampone (Sukamto,
1982) disebut Anggota Tacipi Formasi
Walanae, di Lembar Enrekang (Sukido,
1997) disebut Formasi Tacipi. Pada
![Page 7: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/7.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
lokasi proyek terletak pada bagian timur
laut dan daerah Padanglolo menyebar dan
aah utara-selatan
ANALISA HIDROLOGI
Stasiun Pos Duga Air, Pencatatan Iklim
dan Penakar Hujan
a. Stasiun Pos Duga Air
Data aliran saluran Saddang (sebagai
sumber air irigasi) di analisa dari
pencatatan satasiun Pos Duga Air
(PDA) di Kabere dan Batu-batu
sebagai berikut :
No Nama Posisi Geografis Lama
Pencatatan
(Tahun) Ф λ
1
2
PDA Saddang Kabere
PDA Saddang Batu-batu
3o 39‘ 16.4‖ LS
3o 41‘ 38.8‖ LS
119o 47‘ 6.7‖ BT
119o 33‘ 17.3‖ BT
15 Tahun
15 Tahun
Lokasi:
- PDA Saddang Kabere berlokasi dihulu calon free intake dan berjarak ± 8,0
km.
- PDA sadang Batu-batu berlokasi di hilir bending banteng.
b. Stasiun Klimatologi
Kondisi iklim Kab. Pinrang dianalisa dari stasiun klimatologi sebagai berikut:
No Nama Posisi Geografis Lama
Pencatatan
(Tahun) Ф λ
1 Banga-banga 3o 49‘ 16.4‖ LS 119
o 35‘ 17.5‖ BT 5 Tahun
Lokasi : terletak di Kec. Mattirosompe Kab. Pinrang
c. Stasiun Penakar Hujan
Kondisi hujan, hujan andalan dan hujan efektif di analisa hidrologi dari stasiun
penakar hujan sebagai berikut :
No Nama Posisi Geografis Lama
Pencatatan
(Tahun) Ф λ
1
2
3
Sta. Kaballangan
Sta. Salokarajae
Sta. Marowangin
3o 41‘ 20.5‖ LS
3o 46‘ 52.9‖ LS
3o 44‘ 1.7‖ LS
119o 35‘ 42‖ BT
119o 50‘ 55.3‖ BT
119o 51‘ 56.9‖ BT
13 Tahun
13 Tahun
13 Tahun
Tinggi Aliran dan Debit (Rating
Curve)
Bentuk tampang sungai pada Stasiun
PDA Sadang Kabere dan para calon
lokasi free intake hampir sama dan
berbentuk huruf Dan data pengukuran
debit (langsung) dan pengamatan tinggi
air di PDA maka kurva tinggi alwan dan
debit diesimasi dengan menggunakan
metoda ―kuadrat terkedi (Hidrologi untuk
Pengairan, In. Suyono Sosrodarsono,
Kenzaken Takeda, 1976).
Debit Sungai Saddang
Debit aliran Sungat Saddang pada Iokas
STA POA Kabere Saddang dan calon
free intake diasumsikan sama atau hampir
sama dengan pertimbangan sebagai
berikut :
- Pada ruas sungai Saddang antara STA
PDA kabere dan calon free intake
berjarak pendek.
- Pada ruas tidak dijumpai adanya
aliran sungai masuk sungai Saddang
maupun aliran keluar darr sungai
Saddang.
- Hujan yang jatuh pada ruas sungai
tersebut serta kehilangan air akibat
penguapan dan resapan dapat
diabaikan.
Debit Banjir
Debit banjir Sungai Saddang dianaksa
dengan rnenggunakan pencatatan banjir
maksimum sesaat pada PDA Sadang
Kabere (lama pencatatan 15 tahun).
![Page 8: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/8.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
Debit banjir Sungai Sad dang di analisa
derigan Metode Gumbel serta Log Person
Tipe
III dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. Debit Banjir Rencana
Kala Ulang Debit Banjir Rencana
Q2
Q5
Q10
Q20
Q25
Q50
Q100
730 m3/dt
1068 m3/dt
1332 m3/dt
1576 m3/dt
1714 m3/dt
2036 m3/dt
2392 m3/dt Penjelasan lebih lanjut pada Laporan Penunjang Analisa Hidrologi.
RENCANA PENGEMBANGAN
PERTANIAN DAN IRIGASI
Rencana Pengembangan Pertanian
a. Kegiatan Pertanian Saat ini
Kondisi sawah, tegalan di Kec.
Patampanua saat ini masih berupa
sawah tadah hujan, sehingga kegiatan
pertanian sangat tergantung pada
hujan (iklim). Di daerah Kab. Pinrang
memiliki ikhm agak basah dan
sedang. Pertanaman dimulai bulan
Oktober sampai dengan Maret. Pola
tanam yang umum dilakukan petani
adalah Padi-Jagung/Sayuran.
Luas penguasaan tanah/pemilikan
antara 15 are - 1 Ha.
Benih digunakan = ± 50 kg gabah/Ha
Pupuk digunakan 3 kali dengan
komposisi :
Urea = 150 kg
SP 36 = 100kg
Pengolahan tanah umumnya
dikerjakan sendiri (keluarga) dan
sebagian digunakan tenaga sewa.
Hasil : ± 6,0 ton/Ha (GKP)
GKP = Gabah Kering Panen
Pola tanam yang umum dilakukan
oteh petani di Kec. Kulo adalah Padi-
Palawija/Sayuran. Hasil panen padi
rata - rata adalah 60,82 kw/ha.
b. Rencana Pengembangan Pertanian
Karena areal persawahan sulit
ditambah/diperluas maka rencana
pengembangan pertanian dilakukan
dengan usaha intensifikasi pertanian.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan
dukungan dengan adanya
ketersediaan air yang cukup melalui
pengembangan irigasi serta
ketersediannya sarana pendukung
lainnya. Pengembangan irigasi
direncanakan dengan pengembangan
Free Intake Suplesi Saddang.
Perubahan pola tanam yang diusulkan
adalah sebagai berikut :
Padi – Padi - Palawija atau
Padi – Padi - Borw
Dengan adanya pola intensifikasi
pertanian ini diharapkan dapat
meningkatkan ketersediaan pangan
daerah dan menambah stok pangan
nasional.
Rencana Pengembangan Irigasi
(System Planning)
a. Areal Pengembangan Irigasi
―Areal pengembangan irigasi dibatasi
oleh elevasi muka air di sungai yang
diperhitungkan sebagai tinggi elevasi
muka air sungai pada kondisi debit
andalan serta elevasi muka air di
sawah (layanan irigasi) dengan
memperhitungkan adanya tinggi
hilang pada saluran irigasi dan
bangunan.
b. Suplesi Irigasi Kesaluran Induk
Rappang
Sesuai dengan tata letak (layout)
saluran yang direncanakan serta
elevasi muka air dan elevasi di Sal.
Induk Rappang maka suplesi irigasi
![Page 9: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/9.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
diberikan pada Sal. Induk Rappang
ruas 23 (dua puluh tiga).
Suplesi diberikan dengan kapasitas
debit maksimum (bulan Maret)
sebesar 0,627 m3/dt yang diestimasi
dapat melayani areal ± 392 Ha.
Kebutuhan air irigasi di saluran induk
secara keseluruhan dengan
mernperhitungkan air di sawah dan
efisiensi irigasi sesuai dengan pola
tanam yang diusulkan serta
memperhitungkan kebutuhan air
untuk suplesi ke Sal. Induk Rappang
Dengan dibangunnya Free Intake dengan
saluran irigasi ini tidak direkomendasikan
menjadi saluran pembuang dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a) Besarnya kapasitas saluran irigasi
yang diperhitungkan adalah sebesar ±
4,0 m3/dt, terlalu kecil bila
dibandingkan dengan banjir periode
ulang 2 th (Q2 = 730 m3/dt) dan jarak
antara calon lokasi free intake dengan
pertemuan Sungai Mata Allo dan
Sungai Saddang sejauh ± 22,5 km
(dibagian hulu calon free intake)
sehingga pengaruh penurunan muka
air dipertemuan sungai boleh disebut
tidak ada.
b) Secara teknis saluran irigasi
dipisahkan (tidak digabung) dengan
saluran pembuang.
c) Secara oprasional pada saat terjadi
banjir pinto intake pada bangunan
utama
PRA DESAIN
Penyempurnaan Peta Layout
Peta layout yang ada (draft layout) dibuat
dan disesuaikan dengan kriteria
perencanaan.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan peta layout :
- Rencana trase saluran pembawa
diusahakan berada di bawah
punggung medan atau di lereng bukit
sedang saluran pembuang diletakkan
pada alur lembah (elevasi yang lebih
rendah). Batas-batas petak tersier
yang ideal antara 50 Ha - SO Ha.
- Bangunan utama : bagi sadap / sadap
ditempatkan pada batas petak di
saluran lnduk/ sekunder atau
ditempatkan pada lokasi yang lebih
tinggi.
- Bangunan khusus seperti talang,
siphon, gorong — gorong dan lain
sebagainya ditempatkan pada lokasi
yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi medannya.
- Nomor kode, nomenklatur dan garis
trase saluran harus disesuaikan
dengan kriteria perencanaan.
Peta layout yang telah dibuat sebelumnya
dicek dan disesuaikan dengan kondsi
tapangan lalu dilakukan pengukuran trase
saluran, bila terdapat perbedaan atau
permasalahan maka dapat dievaluasi
kembali dengan tetap memperhatikan
pertimbangan teknis. Setelah pengukuran
trase selesal maka layout yang ada
dilengkapi dan disempurnakan kembali
sehingga disebut layout definitip.
Untuk lebih sempurnanya peta layout,
maka sebaiknya dilengkapi dengan skema
jaringan dan skema bangunan. Dimana
skema jaringan memuat pembagian petak
tersier, nama petak, luas petak, debit
tersier, luas petak sekunder/induk, debit
perruas saluran. Sedang skema bangunan
memuat : saluran induk / sekunder dan
semua bangunan utama, bangunan
pelengkap serta bangunan - bangunan
irigasi Iainnya.
Peta lay out terlampir (Gambar 7.1).
Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan berupa bangunan
pengambilan bebas (free intake) dan
elevasi muka air rencana disesuikan
tinggi air pada keadaan debit andalan,
seperti yang diuraikan pada butir 6.2.1
pada Bab VI aporan ini.
Bangunan free intake ini berlokasi di
Dusun Malaga, Desa Karang, Kec.
Cendana, Kab. Enrekang.
![Page 10: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/10.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
X = 807.457,750 m
Y = 9.592.779,400 m
Bangunan Free Intake ini dilengkapi
ambang, pintu sorong dan pelat banjir.
Dimana posisi lubang pengambilan
diletakkan tenggelam dan berada di
bawah muka air normal sungai. Hal ini
untuk mengatasi berfluktuasinya elevasi
muka air sungai. Elevasi ambang free
intake disesuaikan di samping
mempertimbangkan elevasi muka air
sungai pada saat debit andalan rencana
minimum. Juga diperhitungkan terhadap
sedimen yang akan masuk ke dalam
saluran. Elevasi top bangunan (deckzerk)
diperhitungkan terhadap elevasi muka air
banjir 100 tahun ditambah free board
(tinggi jagaan).
Rumus : 𝑄 = 𝑘. 𝜇. 𝛼. 𝐵 2 𝑔 ℎ1
Dimana :
𝑄 = debit
𝑘 = faktor untuk aliran tenggelarn
𝜇 = koefisien debit
𝑎 = bukaan pintu
𝐵 = lebar pintu
𝑔 = percepatan gravitasi
ℎ1 = kedalarnan air di depan pintu di
atas ambang
Ukuran pokok adalah sebagai berikut :
Jumlah lobang free intake
Tinggi tiap lobang
Lebar tiap lobang
Elevasi ambang free intake
Lebar total (termasuk pilar)
Elevasi top bangungan free
intake (Dekzerk)
Elevasi muka air rencana
(di hulu)
Elevasi muka air rencana
(di hilir)
Elevasi ambang ukur
Elevasi muka air di atas
ambang ukur
Elevasi muka air di hihr
ambang ukur
Panjang ambang ukur
Lebar ambang ukur
= 2 bh
= 7,83 m
= 2,50 m
= + 24.12
= 6.50 m
=+ 31.95m
= ±25.27m
= + 22.22m
= + 24.31m
= +25,21 m
= + 24.77m
= 3,0 m
= 1,80 m
Saluran Irigasi
Menentukan dimensi saluran
Pengaliran di saluran dianggap aliran
tetap sehingga diterapkan rumus:
𝑉 = 𝑘. 𝑅 23 . 𝑙 1
2
𝑅 = 𝐴 𝑃
𝐴 = 𝑏 + 𝑚 ℎ ℎ
𝑃 = 𝑏 + 2 ℎ 𝑚2 + 1 𝑄 = 𝑉. 𝐴, 𝑏 = 𝑛 ℎ dimana:
𝑄 = debit
𝑉 = kecepatan aliran
𝐴 = potongan melintang aliran
𝑅 = jari-jari hidrolis
𝑃 = keliling basah
𝑏 = lebar dasar ℎ = tinggi air
𝑙 = kemiringan air
𝑘 = keofisien kekasaran stickler
𝑚 = kemiringan talud
DAFTAR PUSTAKA
1. R.Sarah Reksokusumo, ―Dasar-Dasar
Untuk Membuat Perencanaan Teknis
Jaringan Irigasi
2. Ahcmadi Partowiyoto, ―Tata Guna
Air Tingkat Usaha Tani Ditgasi I‖,
September 1985
3. Binnie & Partner, ―Deaign Note For
Tertiary Unit Development,
Desember 1978
4. DHV/Nedeco, ―Tertiary Unit
Development, PLAV Surabaya 1981
5. DPMA, ―Standar Kotak Bagi Untuk
Saluran Tersier dan Kwarter, Maret
1973
6. DPU, ―Pengelolaan Irigasi Di Tingkat
Usaha Tani (Tersier), Juli 1976
7. Hamuji Waluyo, ―Perencanaan
Jringan Tersier, Nopember 1979
8. PROSIDA, ―Pedoman Perencanaan
Jaringan Tersier, 1980
9. NEDECO, ―Some Reflections On The
Layout Of The Tertiary System The
Area, June 1973
10. NEDECO, ―Manual for Design Of
Tertiary Unit, Irrigation
Rehabilitation Project, May 1974
![Page 11: Studi Pre Feasibility Studi (PFS) Free Intake Suplesi Saddang Kabupaten Pinrang 2400 Ha](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012403/557211df497959fc0b8fa039/html5/thumbnails/11.jpg)
Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.39. April 2011
11. DO1. Irrigation Project,‖ Design of
Cheeks, Division Boxes and
Turnaouts No. 10, 1981