Studi Korelasi antara Karakteristik Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI...
description
Transcript of Studi Korelasi antara Karakteristik Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI...
STUDI KORELASI ANTARA KARAKTERISTIK
BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR
GEOGRAFI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL
SMA N 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2004/2005
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Eni Arianti NIM 3201401036
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Juli 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Heri Tjahjono, M.Si. Dra. Eva Banowati, M.Si NIP 132240460 NIP 131813652
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Sunarko, M.Pd NIP 130812916
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Sabtu
Tanggal : 20 Agustus 2005
Penguji Skripsi
Drs. Soegijanto, M.S NIP 130259822 Anggota I Anggota II
Drs. Heri Tjahjono, M.Si. Dra. Eva Banowati, M.Si NIP 132240460 NIP 131813652
Mengetahui : Dekan,
Drs. Sunardi, M.M NIP 130367998
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 23 Juli 2005
Eni Arianti NIM 3201401036
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. “ Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memudahkan
segala urusannya” (Qs Ath-Thalaq ayat 4)
2. Berbagai kesulitan yang pekat bak kegelapan pasti akan lenyap dan terusir
pergi oleh fajar kemudahan dan jalan keluar yang terang benderang.
Skripsi ini kupersembahkan :
Untuk kedua orang tuaku atas doa dan dukungannya semoga
Allah membalas semua pengorbanan ini dengan SurgaNya.
Untuk semua saudara-saudaraku M’ Nur, Mas Iing, Mas
Yanto, M’ Ana, dan Dek Adi, terima kasih atas semangatnya.
Pak Aas, Mbak Ninik dan Mas Dwi terimakasih atas
bantuannya.
Untuk semua keponakanku yang lucu-lucu Rizky, Aska,
Putri, Risma, Rindi dan Syifa’
Untuk seluruh penghuni kost Al Khonsa, terima kasih kerja
samanya selama ini.
Untuk teman-teman pendidikan geografi angkatan 2001,
terima kasih atas persahabatan dan bantuannya. Spesial untuk
M’Atik, M’ Yuyun, Ika, Titik, Dewi, Sita, dan Feri.
Kenangan bersama kalian tak akan terlupakan.
PRAKATA
Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada manusia terbaik pengemban risalah,
Rasulullah Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya kelak di yaumul
akhir.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta kerjasama
dari semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. A.T. Soegito, S.H. , M.M. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu
2. Drs. Sunardi, M.M selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi
3. Drs. Sunarko M.Pd selaku Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Heri Tjahjono, M.Si selaku Pembimbing I dalam penelitian ini yang telah
dengan ketekunan, kesabaran dan perhatian memberikan bimbingan dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Eva Banowati, M.Si selaku Pembimbing II dalam penelitian ini yang telah
dengan ketekunan, kesabaran dan perhatian memberikan bimbingan dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga besar SMA Negeri 2 Rembang terimakasih atas kerjasamanya
7. Keluarga besar di Rembang terimakasih atas doa dan dukungannya
8. Saudara-saudaraku di kost Al Khonsa Jazakumullah atas kebersamaannya dan
kasih sayangnya
9. Dewi, Titik, Feri dan semua teman-teman di jurusan Geografi yang telah
membantu dan meluangkan waktunya selama proses penulisan skripsi ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para siswa dan guru.
Para siswa diharapkan dapat mencermati faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajarnya, terutama yang berkaitan dengan kebiasaan belajar yang baik.
Demikian juga para guru, dalam rangka meningkatkan prestasi siswanya diharapkan
dapat memberikan cara belajar yang baik.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan, tidak jauh
dari penelitian ini, penulis menyadari benar dalam penyusunannya masih jauh dari
sempurna sehingga dukungan dan kritikan yang bersifat membangun akan senantiasa
penulis nantikan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan perkembangan pendidkan selanjutnya. Amin
Semarang, 23 Juli 2005
Penulis
SARI
Eni Arianti. 2005. Studi Korelasi antara Karakteristik Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 170 h. Drs. Heri Tjahjono, M.Si dan Dra. Eva Banowati,M.Si Kata Kunci : Karakteristik, Belajar, Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat penting yaitu kebiasaan-kebiasan belajar yang baik atau karakteristik belajar yang baik. Namun kebenaran argumen ini perlu dibuktikan melalui kegiatan penelitian agar diperoleh jawaban yang akurat. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Adakah hubungan antara karakteristik belajar dan prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005? (2) seberapa besar pengaruh karakteristik belajar siswa terhadap prestasi geografi siswa? Penelitian ini bertujuan: (1) Ingin mengetahui tingkat korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005, (2) Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik belajar siswa terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005 Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N Rembang Tahun Ajaran 2004/2005 yang berjumlah 170. Pengambilan sampel yang berjumlah 45 siswa dilakukan dengan proportional random sampling. Ada 2 (dua) variabel yang dikaji dalam penelitian ini , yaitu (1) karakteristik belajar siswa yang meliputi cara mengikuti pelajaran di sekolah, persiapan sebelum mengikuti pelajaran, pemahaman konsep dan aplikasi konsep, cara membuat rangkuman atau ringkasan setelah mengikuti pelajaran dan cara menghadapi ujian atau ulangan (2) prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptip dan teknik regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005 termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat skor hasil penelitian sebesar 6010 dibandingkan dengan skor maksimum 8100. Terdapat korelasi yang signifikan antara karakteristik belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005. Hal ini dapat dillihat dari koefisien korelasi penelitian sebesar 0,305 > harga kritik sebesar 0,294 pada taraf kepercayaan 95% dan masuk dalam kategori rendah. Sedangkan besar pengaruh karakteristik belajar siswa terhadap prestasi belajar dapat dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh yaitu 9,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik belajar siswa merupakan modal yang berharga bagi pencapaian prestasi belajar secara optimal. Prestasi belajar siswa SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005 sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan karena belum optimal. Adanya hubungan yang signifikan antara karakteristik belajar dan prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005 perlu diperhatikan agar dapat menjadi fungsional dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SMA N 2 Rembang pada tahun-tahun yang akan datang.
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………….. ii
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………. iii
PERNYATAAN…………………………………………………………... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….. v
PRAKATA………………………………………………………………… vi
SARI……………………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………….….. xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 6
C. Penegasan Istilah……………………………………………….. 6
D. Tujuan Penelitian………………………………………………. 7
E. Manfaat Penelitian……………………………………………... 8
F. Sistematika Skripsi…………………………………………….. 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS………………………. 9
A. Landasan Teori………………………………………………….. 9
1. Teori Belajar………………………………………………... 9
2. Karakteristik Belajar Geografi……………………………… 10
3. Karakteristik Belajar Siswa………………………………….. 19
4. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar………………… 30
5. Prestasi Belajar Siswa……………………………………….. 32
6. Hubungan Karakteristik Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar
Geografi…………………………………………………….. 36
B. Kerangka Berfikir………………………………………………… 38
C. Hipotesis…………………………………………………………. 41
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… 42
A. Populasi dan Sampel…………………………………………….. 42
B. Variabel Penelitian………………………………………………. 43
C. Metode Pengumpulan Data……………………………………… 44
D. Validitas dan Reliabilitas………………………………………... 45
E. Metode Analisis Data……………………………………………. 49
1. Analisis Deskriptif…………………………………………… 49
2. Analisis Statistik……………………………………………… 50
F. Uji Homogenitas dan Uji Normalitas……………………………. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….. 57
A. Hasil Penelitian…………………………………………………... 40
1. Gambaran Obyek Penelitian………………………………… 40
2. Karakteristik Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Geografi……………………………………………………... 60
3. Prestasi Belajar Geografi Siswa…………………………….. 90
4. Korelasi Antara Karakteristik Belajar dengan Prestasi
Belajar Geografi Siswa dan Pengaruh Karakteristik Belajar
Siswa terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa……….….. 92
B. Pembahasan…………………………………………………….. 95
1. Karakteristik Belajar Siswa………………………………... 95
2. Hubungan antara Karakteristik Belajar dengan Prestasi Belajar
Siswa Geografi Siswa……………………………………… 104
BABV PENUTUP………………………………………………………… 107
A. Simpulan……………………………………………………….. 107
B. Saran…………………………………………………………… 107
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………….. 111
DAFTAR TABEL Hal
Tabel 3.1 Jumlah Populasi………………………………………………… 42
Tabel 3.2 Jumlah Sampel…………………………………………………. 43
Tabel 3.3 Tabel Anava……………………………………………………. 51
Tabel 4.1 Kriteria Karakteristik Belajar Siswa…………………………… 60
Tabel 4.2 Karakteristik Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Geografi.. 60
Tabel 4.3 Cara mengikuti Pelajaran di Sekolah Siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N
2 Rembang……………………………………………. 61
Tabel 4.3.1 Kedatangan siswa ke sekolah…………………………………... 62
Tabel 4.3.2 Kehadiran siswa pada saat pelajaran geografi………………… 62
Tabel 4.3.3 Kebiasaan siswa pada saat diberi soal geografi……………….. 63
Tabel 4.3.4 Cara siswa mengerjakan soal…………………………………… 63
Tabel 4.3.5 Kebiasaan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru……….. 64
Tabel 4.3.6 Langkah guru dalam memyampaikan materi………………….. 64
Tabel 4.3.7 Sikap siswa terhadap materi yang belum dipahami…………….. 65
Tabel 4.3.8 Sikap siswa saat guru menyampaikan materi………………….. 65
Tabel 4.3.9 Pelaksanaan praktikum dan demonstrasi……………………… 66
Tabel 4.4 Persiapan Sebelum Mengikuti Pelajaran di Sekolah Siswa Kelas XI Ilmu
Sosial SMA N 2 Rembang………………………………. . 67
Tabel 4.4.1 Tujuan siswa membaca buku…………………………………... 67
Tabel 4.4.2 Tercapainya sesuatu saat membaca buku……………………… 68
Tabel 4.4.3 Persiapan alat tulis saat akan membaca……………………….. 68
Tabel 4.4.4 Usaha yang membantu dalam membaca buku geografi………… 69
Tabel 4.4.5 Kebiasaan siswa membaca buku geografi……………………… 69
Tabel 4.4.6 Kebiasaan siswa setelah membaca buku geografi……………… 70
Tabel 4.4.7 Waktu untuk membaca materi yang akan diterangkan………… 70
Tabel 4.4.8 Penggunaan buku lain selain catatan dan buku paket…………. 71
Tabel 4.4.9 Penggunaan waktu untuk membaca majalah geografi………… 71
Tabel 4.5 Pemahaman Konsep dan Aplikasi Konsep Siswa Kelas XI Ilmu Sosial
SMA N 2 Rembang……………………………………. 72
Tabel 4.5.1 Kebiasaan siswa pada saat memahami materi geografi………... 73
Tabel 4.5.2 Pemahaman siswa terhadap materi geografi…………………... 74
Tabel 4.5.3 Kebiasaan siswa agar teringat terus materi yang dihafal……… 74
Tabel 4.5.4 Cara siswa memahami materi geografi……………………….. 75
Tabel 4.5.5 Menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari……… 76
Tabel 4.5.6 Sikap siswa jika tidak paham materi.………………………….. 76
Tabel 4.5.7 Acara televisi yang berhubungan dengan materi geografi…… 77
Tabel 4.5.8 Kegiatan diskusi tentang geografi…………………………… 77
Tabel 4.5.9 Teori geografi dalam kehidupan sehari-hari………………… 78
Tabel 4.6 Cara Membuat Ringkasan/Rangkuman setelah Mengikuti Pelajaran
Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang……………… 79
Tabel 4.6.1 Siswa dalam membuat ringkasan…………………………….. 79
Tabel 4.6.2 Siswa dalam membuat ringkasan di rumah………………….. 80
Tabel 4.6.3 Cara siswa membuat ringkasan……………………………… 80
Tabel 4.6.4 Sikap siswa terhadap tugas meringkas…………………………… 81
Tabel 4.6.5 Membuat catatan selain catatan dari guru geografi…………… 81
Tabel 4.6.6 Kebiasaan siswa terhadap materi geografi yang penting..…… 82
Tabel 4.6.7 Pentingnya tanda/garis bawah pada ringkasan………………… 82
Tabel 4.6.8 Materi yang dihafal dan dibuat ringkasannya………………… 83
Tabel 4.6.9 Membuat ringkasan dengan kata-kata sendiri………………… 84
Tabel 4.7 Cara Menghadapi Ujian/Ulangan Siswa Kelas XI Ilmu Sosial
SMA N 2 Rembang…………………………………………….. 84
Tabel 4.7.1 Motivasi siswa saat menghadapi ujian………………………… 85
Tabel 4.7.2 Sikap siswa terhadap nilai ujian/ulangan……………………… 86
Tabel 4.7.3 Pemikiran siswa dalam belajar………………………………… 86
Tabel 4.7.4 Belajar siswa dalam menghadapi ujian……………………….. 87
Tabel 4.7.5 Mengerjakan latihan soal geografi saat akan ujian………….. 87
Tabel 4.7.6 Mencari soal ujian lalu untuk latihan………………………… 88
Tabel 4.7.7 Kehadiran siswa saat ujian…………………………………… 89
Tabel 4.7.8 Langkah siswa sebelum mengikuti ujian…………………….. 89
Tabel 4.7.9 Kondisi siswa saat mengerjakan ujian………………………. 90
Tabel 4.8 Kriteria Prestasi Belajar Siswa SMA N 2 Rembang………….. 91
Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2
Rembang……………………………………………………… 91
Tabel 4.10 Anava untuk Uji Keberartian Regresi Sederhana…………….. 93
Tabel 4.11 Anava untuk Uji Keliniearan…………………………………. 93
Tabel 4.12 Interpretasi Nilai r……………………………………………. 94
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 Kisi-kisi Uji Coba Angket Karakteristik Belajar Siswa………. 91
Lampiran 2 Uji Coba Instrumen Angket Karakteristik Belajar Siswa…….. 95
Lampiran 3 Analisis Uji Coba Angket Karakteristik Belajar Siswa………. 106
Lampiran 4 Perhitungan Validitas ………………………………………… 111
Lampiran 5 Perhitungan Reliabilitas ………………………………………. 112
Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Karakteristik Belajar Siswa………………… 114
Lampiran 7 Instrumen Angket Karakteristik Belajar Siswa………………. 118
Lampiran 8 Uji Homogenitas Populasi…………………………………… 131
Lampiran 9 Uji Normalitas Data Karakteristik Belajar…………………... 139
Lampiran 10 Uji Normalitas Data Prestasi Belajar………………………… 140
Lampiran 11 Data Hasil Penelitian………………………………………… 141
Lampiran 12 Kriteria Karakteristik Belajar Siswa dan Kriteria Prestasi Belajar Siswa………………………………………………………… 142
Lampiran 13 Data Deskriptif Persentase Hasil Penelitian……………….… 145
Lampiran 14 Persiapan Perhitungan Korelasi dan Regresi……………….. 147
Lampiran 15 Perhitungan Persamaan Regresi Linear…………………….. 148
Lampiran 16 Perhitungan Uji Keberartian dan Perhitungan Kelinieran
Regresi……………………………………………………… 149
Lampiran 17 Perhitungan Koefisien Korelasi Linear Sederhana………….. 154
Lampiran 18 Pengujian Koefisien Korelasi………………………………… 155
Lampiran 19 Perhitungan Koefisien Determinasi………………………….. 156
Lampiran 20 Daftar Kritik Uji F…………………………………………… 157
Lampiran 21 Daftar Kritik Uji T…………………………………………… 158
Lampiran 22 Nilai-nilai r Product Moment…………………………………
Lampiran 23 Nilai Persentil untuk Distribusi x2……………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya
akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan
kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku
teks atau yang diajarkan oleh guru.
Seseorang dalam kegiatan sehari-hari selalu melakukan kegiatan belajar
yaitu untuk merubah diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku itu dapat berupa
timbulnya pengertian-pengertian baru, tidak tahu menjadi tahu, perubahan dalam
sikap, kebiasan-kebiasaan dan ketrampilan. Perubahan kearah yang lebih baik itu
juga harus di dukung oleh cara yang baik pula. Cara belajar merupakan salah satu
masalah yang harus diatasi oleh setiap siswa dengan sebaik-baiknya, agar tidak
merintangi sukses studinya.
Proses belajar membutuhkan kerja keras dan kebiasaan-kebiasaan belajar
yang baik. Banyak orang merasa bahwa belajar merupakan masalah yang
sederhana, mereka berpendapat hasilnyalah yang penting. Bila nilai ujian baik,
berarti kegiatan belajar yang sudah dilakukan benar tidak perlu dipersoalkan lagi,
memang pendapat tersebut ada benarnya. Suatu bidang pengetahuan akan lebih
mudah dipelajari seseorang, tetapi bagi yang lain tidak mudah. Seorang siswa
mungkin dapat berbuat lebih sekadar dari menghafal. Ia mampu menyusun fakta-
fakta menjadi pemikiran yang lebih teratur atau bisa juga dikatakan bahwa
aktivitas belajar menghasilkan hal yang berbeda bagi tiap-tiap individu.
Belajar bukan hanya ditentukan oleh bakat dan minat yang dimiliki
seseorang tetapi juga oleh cara belajar yang baik. Seorang siswa yang
mempunyai kepandaian atau intelektual yang pas-pasan dapat saja memperoleh
hasil yang baik dalam belajar karena memakai cara-cara atau metode belajar
yang tepat.
Pada proses belajar, berhasil tidaknya atau tingkat keberhasilan belajar
ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang penting
adalah bagaimana subyek didik melakukan aktivitas belajar atau cara belajar
siswa (subjek didik) akan mempengaruhi perolehan hasil belajarnya. Hamalik
(1980:6) mengemukakan, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila subyek didik
memiliki (1) kesadaran atau tanggung jawab belajar (2) cara belajar yang baik
dan efisien (3) syarat-syarat yang diperlukan. Jadi cara belajar merupakan
masalah yang penting dalam proses pendidikan.
Dalam kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Atas, bahwa geografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan kehidupan di muka bumi
serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam kaitannya dengan
hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan. Gejala alam dan
kehidupannya itu sudah tentu bisa dipandang sebagai hasil dari proses alam yang
terjadi di bumi, bisa juga di pandang sebagai kegiatan yang dapat memberi
dampak kepada makhluk hidup yang tinggal diatas permukaan bumi.
Setiap bidang studi mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga
halnya dengan pelajaran geografi. Berdasarkan struktur keilmuannya, Geografi
adalah disiplin ilmu yang mengkaji tentang fenomena permukaan bumi atau
geosfer. Apabila geografi sebagai pohon ilmu maka sebagai akar-akarnya adalah
atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan biosfer, sedangkan cabang-cabangnya adalah
geografi fisik dan geografi manusia. Selain itu ada cabang pendukung yaitu
geografi teknik. Pendekatan yang digunakan adalah dengan konteks keruangan,
konteks kelingkungan dan konteks analisis kompleks wilayah, dengan teknik
identifikasi, inventarisasi, analisis, sintesis, klasifikasi dan evaluasi. Adapun
karakteristik mata pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Geografi terutama merupakan kajian tentang fenomena alam, dan kaitannya
dengan manusia di permukaan bumi.
2. Geografi mempelajari fenomena geosfer, yaitu lithosfer, hidrosfer, atmosfer,
dan antroposfer.
3. Pendekatan yang digunakan dalam geografi adalah pendekatan keruangan,
pendekatan kelingkungan maupun analisis kompleks wilayah.
4. Tema-tema esensial dalam geografi dipilih dan bersumber serta merupakan
perpaduan dari cabang-cabang ilmu alam dan ilmu sosial atau humaniora.
Cabang-cabang ilmu alam seperti: geologi, geomorfologi, hidrologi,
pedologi, oseanografi, meteorology, klimatologi dan astronomi. Cabang-
cabang ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, demografi, maupun
ekonomi. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan peristiwa alam dan
sosial sehari-hari seperti bencana gempa bumi, bencana gunung berapi,
banjir, tanah longsor, badai, angin topan, tsunami, kekeringan dan gerhana.
Tema-tema sosial seperti masalah kependudukan, kemiskinan,
ketenagakerjaan, kerusuhan, dan sebagainya.
5. Dalam teknik penyajiannya menggunakan cara identifikasi, inventarisasi,
analisis, sintesis, klasifikasi dan evaluasi dengan bantuan peta, teknologi
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis.
Dengan melihat kondisi wilayah Kabupaten Rembang yang mempunyai
kondisi geografis (kondisi fisik) yang cukup kompleks dan keadaan penduduk
yang beraneka ragam (kondisi sosial) maka situasi ini sangat menarik untuk
dipelajari oleh penduduk/masyarakat Rembang khususnya oleh siswa-siswa
sekolah yang masih menggali ilmu dalam pendidikan formal.
Pada tingkat SLTA, khususnya bagi mereka yang akan melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi, pendekatan analisis keruangan telah sejalan dengan
perkembangan alam pikiran dan tingkat keterampilan intelektual yang telah
terbina lewat berbagai mata pelajaran pengetahuan alam, kemasyarakatan, dan
matematika. Pengetahuan geografi pada tingkat siswa SMA sudah harus
menjembatani pengetahuan yang dipelajari di sekolah dengan ilmu yang
dipelajari di perguruan tinggi. Tingkat perkembangan usia (menjelang dewasa)
dan pengalaman serta pengetahuan yang telah diperoleh lewat berbagai macam
mata pelajaran memungkinkan dipakainya pendekatan pengajaran geografi yang
lebih abstrak, tetapi sudah langsung menyangkut masalah kehidupan yang benar-
benar dihadapi para siswa. Pendekatan analisis dan pengorganisasian keruangan
sudah dapat diperkenalkan dalam pelajaran geografi tingkat SMA, disamping
pendekatan regional dan kajian topik-topik yang relevan.
Siswa berperan sebagai pelaku (subjek) dalam proses belajar mengajar,
dimana pada umumnya setiap siswa mempunyai keunikan yang berbeda. Hal ini
sesuai dengan karakteristik belajar yang dimiliki masing-masing siswa. Berawal
dari kesadaran perbedaan ini maka setiap siswa menentukan cara belajar dan
sasaran belajar dirinya sendiri. Guru yang memahami karakteristik anak dalam
belajar akan mempunyai arti penting mengingat belajar bertujuan membantu
memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka mencapai
tingkat perkembangan yang optimal. Berdasarkan pada uraian tersebut peneliti
tertarik untuk meneliti “Studi Korelasi Antara Karakteristik Belajar Siswa
dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2
Rembang Tahun Ajaran 2004/2005 “
Alasan mengambil judul ini adalah :
1. Adanya asumsi bahwa karakteristik belajar merupakan suatu faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
2. Akan diperoleh pengalaman dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dalam
proses belajar mengajar
3. Masalah yang diteliti berkenaan dengan kependidikan dan ini sesuai dengan
kedudukan peneliti sebagai calon pendidik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu
permasalan yaitu :
1. Adakah korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar
geografi siswa ?
2. Seberapa besar pengaruh karakteristik belajar siswa terhadap prestasi belajar
geografi siswa ?
C. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda, perlu dijelaskan
satu persatu istilah dalam judul penelitian ini, beberapa yang perlu mendapatkan
penjelasan adalah :
1. Korelasi
Korelasi adalah hubungan timbal balik antara dua variabel atau lebih (Hadi
1990:271). Penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar geografi
kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Rembang
2. Karakteristik belajar siswa
Karakteristik menurut kamus besar Bahasa Indonesia (W.J.S
Poerwodarminto 1995:445) adalah mempunyai sifat khas sesuai dengan ciri-
ciri tertentu. Batasan belajar diantaranya belajar adalah penambahan
pengetahuan dan mempunyai ciri-ciri terjadi perubahan tingkah laku perilaku
relatif tetap dan berhasil tahan lama. Hasil belajar diperoleh sebagai hasil
latihan atau pengalaman. Dari pengertian karakteristik dan batasan belajar
tersebut yang dimaksud karakteristik belajar disini adalah kebiasaan atau cara
belajar siswa yang merupakan bentuk dari perbuatan belajar. Karakteristik
belajar siswa yang akan diteliti meliputi cara mengikuti pelajaran di sekolah,
persiapan sebelum mengikuti pelajaran, pemahaman konsep dan aplikasi
konsep, cara membuat rangkuman atau ringkasan setelah mengikuti
pelajaran, cara menghadapi ujian / ujian.
3. Prestasi Belajar
Prestasi berarti hasil usaha. prestasi belajar geografi merupakan tingkat
penguasaan pelajaran geografi yang dapat dikuasai atau dicapai siswa dalam
meningkatkan kegiatan belajar yang ditetapkan atau ditentukan. Prestasi
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai rapor bidang studi
geografi kelas XI Ilmu Sosial semester 1 SMA Negeri 2 Rembang Tahun
Ajaran 2004/2005
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Tingkat korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar
geografi
2. Seberapa besar pengaruh karakteristik belajar siswa terhadap prestasi belajar
geografi
E. Manfaat Penelitian
Korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar geografi
kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Rembang, akan memberikan informasi bagi
guru SMA dan siswa khususnya dalam proses belajar mengajar mengenai
penentuan cara belajar untuk siswa yang baik (efektif) dan metode mengajar bagi
guru SMA. Dengan demikian didapatkan prestasi belajar yang diharapkan.
F. Sistematika Skripsi
Bab I. Pendahuluan : berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan
istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi
Bab II. Landasan Teori dan Hipotesis : berisi tentang landasan teori yaitu
tinjauan tentang teori-teori yang mendukung variabel, kerangka berfikir, dan
hipotesis
Bab III. Metode Penelitian : terdiri dari penentuan objek penelitian yaitu populasi
dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan analisisi data
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan : berisi tentang hasil penelitian dan
pembahasan
Bab V. Penutup : terdiri dari simpulan dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Teori belajar
Berkaitan dengan pengertian belajar, beberapa ahli memberikan batasan-
batasan sebagai berikut :
Menurut Gagne belajar merupakan disposisi atau kecakapan manusia yang
berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak
berasal dari proses pertumbuhan (Anni 2004:2).
Sedangkan pengertian belajar menurut Suparno (2001:2) yaitu suatu aktifitas
yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari
upaya-upaya yang dilakukan. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan
faktor kelelahan, kematangan ataupun karena mengkonsumsi obat.
Selanjutnya S, Edi (1995:249) menyimpulkan tentang pengertian belajar
yaitu :
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes,
aktual maupun potensial )
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)
Sementara itu Anni (2004:2) mengungkapkan bahwa konsep tentang belajar
mengandung tiga unsur utama yaitu :
a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku
b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman
c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang
dilakukan siswa untuk menguasai atau mengetahui ilmu pengetahuan
sehingga dapat menggunakannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan dari
usaha sendiri dalam memperoleh kepandaian, keterampilan, kebiasaan, sikap
dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
2. Karakteristik Belajar Geografi
a. Pengertian Geografi
1) Geografi menurut Alexander dan Gibson yaitu studi tentang variasi
keruangan di muka bumi, yang secara luas yaitu ilmu yang menganalisis
variasi keruangan dalam artian kawasan-kawasan (regions) dan hubungan
antara variabel-variabel keruangan.
2) Pengertian Geografi menurut Lobeck mengikuti batasan pengertian yang
membedakan pengertian fisiografi dan geografi, yaitu dengan
mengemukakan geografi sebagai suatu studi tentang hubungan-hubungan
yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya.
3) Ferdinand von Richthofen telah merumuskan definisi yang pertama kali
membatasi pengertian geografi hanya pada permukaan bumi. Geografi
sebagai ilmu yang mempeljari gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan
penduduknya, disusun menurut letaknya, dan menerangkan baik tentang
terdapatnya gejala-gejala dan sifat-sifat tersebut secara bersama maupun
tentang hubungan timbal baliknya gejala-gejala dan sifat-sifat itu.
4) Pengertian geografi menurut SEMLOK Tahun 1988. Geografi yaitu ilmu
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan dan kewilyahan dalam konteks keruangan.
Agar pengajaran geografi tidak menyimpang dari sifat atau
hakikatnya dan pelajaran geografi mudah dipahami oleh siswa, para ahli
menyarankan agar konsep-konsep dasar atau konsep-konsep esensial atau
konsep-konsep utamanya dipahami benar oleh guru dan siswa. Pertama, guru
harus menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa pada jenjang sekolah
dan tingkat kelas yang berlainan. Kedua, kurikulum sekolah, baik yang
memungkinkan geografi diajarakan sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau yang mengharuskan geografi diajarkan dalam suatu bidang studi
yang lebih luas cakupannya (misalnya IPA dan IPS). Ketiga, diantara para
ahli geografi sendiri tidak didapatkan kesepakatan mana-mana konsep
geografi yang dipandang paling esensial, khususnya dalam kepentingannya
untuk pengajaran di sekolah. Disamping itu macam-macam pendekatan yang
disarankan untuk dipakai dalam pengajaran geografi juga tidak selalu dapat
direalisasikan dengan mudah dan secara tepat, lebih-lebih jika guru tdak
memahami benar apa yang dimaksud dengan pendekatan ekologik atau
ekosistem, pendekatan bentang alam, pendekatan pengorganisasian
keruangan dan pendekatan kewilayahan.
SEMLOK yang diadakan di Semarang Tahun 1989 telah disepakati
10 konsep esensial yang perlu diajarkan dalam pelajaran geografi di sekolah
yaitu: (1) lokasi, (2) jarak, (3) keterjangkauan, (4) pola, (5) morfologi, (6)
aglomerasi, (7) nilai kegunaan, (8) interaksi/interdependensi, (9) diferensiasi
areal, dan (10) keterikatan keruangan.
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran geografi, harus
memperhaikan apa yang akan diajarkan, bagaimana cara mengajarkannya
dan bagaimana cara mengetahui bahwa yang diajarkan oleh guru dapat
dipahami siswa.
b. Rasional Pengajaran Geografi
Geografi sekolah seyogianya memilih pendekatan eklektik dengan
mengambil yang paling layak dari bahan-bahan kegeografian mutakhir
(Suharyono 1994:236). Sifat akumulatif pengetahuan manusia, selain berlaku
dalam pengembangan geografi sebagian ilmu juga ditularkan lewat
pengajaran-pengajaran geografi di sekolah.
Geografi sekolah seharusnya memiliki tujuan yang hidup, bukan
sekedar untuk menghidangkan sederetan nama tempat, gunung, dan sungai.
Sebagai hal yang layak diajarkan bagi siswa di sekolah maka telah
dirumuskan sejumlah tujuan pengajaran geografi yang meliputi baik aspek
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, yang meliputi antara lain hal-hal
sebagai berikut :
1) Menanamkan kesadaran ke Tuhanan Yang Maha Esa
2) Mengembangkan cara berfikir untuk dapat melihat dan memahami
relasi dan interaksi gejala-gejala fisis maupun sosial dalam konteks
keruangan
3) Menanamkan kesadaran bermasyarakat
4) Menanamkan rasa etis dan estetis
5) Menumbuhkan pengenalan dan kecintaan akan cinta tanah air
6) Memberikan kemampuan untuk membudayakana alam sekitar
7) Mengembangkan keterampilan untuk melakukan pengamatan,
mencatat, memberi tafsiran, menganalisis, mengklasifikasikan dan
mengevaluasi gejala-gejala serta proses fisis dan sosial dalam
lingkungannya
8) Memupuk keterampilan membuat deskripsi dan membuat peta
9) Mengembangkan keterampilan membuat deskripsi dan komponen
wilayah
10) Memupuk kesadaran ekologi
11) Memupuk kesadaran dan perlunya keseimbangan potensi wilayah dan
populasi
12) Menanamkan pengertian tentang potensi lingkungan dan
kemungkinan-kemungkinan usaha yang ada dalam lingkungan serta
mengembangkan pandangan luas .
Pengembangan pengajaran geografi di sekolah, Baily menyarankan
hal-hal sebagai berikut untuk pertimbangan guru, baik yang mengajar di
sekolah-sekolah di negara maju maupun di negara berkembang :
1) Permukaan bumi sebagai ekosistem
Manusia dapat dilihat sebagai bagian dari suatu sistem kehidupan di
bumi. Mekanisme hubungan manusia dengan sistem itu perlu dipahami
agar bisa didapatkan manfaat optimal tanpa mengakibatkan kerusakan
sistem itu. Hubungan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan
hidupnya perlu dipahami, karena kondisi itulah yang lebih merupakan
kerangka tempat kita hidup dan bekerja, terutama jika dibandingkan
dengan hubungan manusia dengan lingkungan alam.
2) Keadaan saling bergantung
Bumi memberikan kondisi-kondisi lingkungan yang bervariasi, yang
bersama peristiwa-peristiwa dan proses sejarah manusia telah menjadi
tempat hunian, yang memberikan perwujudan corak aneka warna
penduduk dan kebudayaannya. Pemahaman dan pengetahuan mengenai
semua ini disamping memperkaya kehidupan individu, juga sangat
esensial bagi bangsa yang memiliki aneka macam budaya, hidup dari
perdagangan dalam dunia yang saling bergantung satu dengan yang lain.
3) Memahami pola prinsip berulang
Prinsip-prinsip dan hubungan tertentu terungkap dari bentuk atau cara
manusia memanfaatkan permukaan bumi. Orang tidak dapat memiliki
kebebasan sepenuhnya dalam pengorganisasian hidupnya dan
pekerjaannya, karena ada batasan-batasan misalnya oleh jarak, yang
untuk mengatasinya diperlukan biaya atau pengeluaran tenaga.
Pemahaman prinsip-prinsip dan hubungan-hubungan perlu, agar orang
memperoleh kebebasan maksimum untuk melakukan apa yang
diinginkan dan dapat menguasai lingkungan keruangannya.
4) Tindakan menyangkut persoalan estetik dan moral
Untuk dapat memahami secara lebih lengkap apa yang diamati dalam
geografi, perlu ada konsultasi atau minta bantuan berbagai bidang
keahlian/pengetahuan lain, baik yang termasuk kelompok ilmu alami
(biologi, geologi, fisika) maupun kelompok ilmu sosial (sejarah,
ekonomi, antropologi, dan sebagainya). Memahami cara-cara manusia
memanfaatkan lingkungan alam, baik dalam skala lokal atau global, serta
perilaku sosial, ekonomi dan politik, geografi mau tidak mau akan
menjumpai tindakan individu atau kelompok yang menimbulkan
persoalan estetik dan persoalan moral.
5) Geografi sebagai ilmu sintesis
Sebagai ilmu yang mensintesiskan, geografi mempertemukan
pengetahuan yang berkotak-kotak (dalam kelompok ilmu sosial dan
kelompok ilmu alami) dan mengharuskan orang untuk mengadakan
kontak langsung dengan dunia nyata di luar sekolah serta memberikan
kesempatan untuk mempertimbangkan permasalahan yang muncul dari
waktu ke waktu.
6) Materi baku dan tambahan muatan lokal
Khusus bagi sekolah dasar yang masih lebih banyak mengarahkan siswa
pada lingkungan sekitar yang tidak terlalu jauh dan perlu mendasarkan
pada hal yang lebih nyata dan berlaku umum, pelajaran geografi perlu
dilengkapi dengan realita khas yang terdapat secara lokal. Pemahaman
dan pemakaian peta merupakan hal yang tak boleh diabaikan dalam
Geografi, dan sudah dapat dimulai untuk mempelajarinya sejak
permulaan siswa masuk sekolah.
7) Belajar dari pengalaman langsung
Mempelajari geografi perlu sebanyak mungkin berdasarkan aktivitas
siswa, baik dengan kegiatan di dalam ruang (kelas, laboratorium,
perpustakaan) maupun lewat pengalaman langsung di lapangan.
Seharusnya sekolah memanfaatkan lingkungan lokal sebagai sumber
belajar.
8) Dimensi etik dalam pelajaran geografi
Banyak topik atau pokok bahasan geografi mengandung dimensi etik.
Studi tentang perkotaan misalnya, akan terkait dengan persoalan keadilan
sosial dan ekonomi (dalam penggunaan tata ruang, penggusuran
perumahan penduduk yang merupakan rakyat kecil dan sebagainya). Hal
demikian guru geografi perlu bijaksana untuk menangani permasalahan
yang mengandung kontroversi, karena permasalahan yang demikian itu
merupakan bagian dalam kehidupan nyata. Lewat diskusi kelompok,
permainan simualasi atau bentuk kegiatan lain, dengan disertai partisipasi
guru yang bersifat berbagi pengalaman/pengetahuan dapat diwujudkan
proses belajar yang melibatkan siswa aktif dan bertanggung jawab dalam
menghadapinya, teristimewa bagi siswa tingkat sekolah menengah.
Pengaetahuan sosial sering menyajikan permasalahan yang perlu jawaban
dalam bentuk alternatif.
9) Konsep lingkungan yang baru
Pengertian lingkungan tidak hanya terbatas pada pengertian lingkungan
alam saja, tetapi juga lingkungan yang dihasilkan manusia. Kalau pada
masa lalu geografi lebih memberi tekanan pada aspek pembatasan oleh
lingkungan, maka sekarang perlu dikembangkan tinjauan yang bersifat
pengelolaan lingkungan, baik secra teoritik maupun praktek.
c. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Geografi
Sekarang ini sekolah merupakan wadah yang paling cocok untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang paling efisien. Guru atau
sekolah tidak mungkin ‘menyuapi’ para murid dengan begitu
melimpahnya informasi serta kesimpulan yang ada dan yang akan masih
bermunculan dalam kehidupan bermasyarakat.
Geografi sebagai mata ajaran di sekolah dapat disajikan dengan
berbagai bentuk pendekatan, yaitu :
1) sebagai studi tentang permukaan bumi beserta segenap proses yang
berlangsung di atasnya
2) sebagai studi tentang interaksi manusia dengan proses-proses yang
ada di muka bumi, yang pada hakikatnya merupakan juga pendekatan
ekologi
3) sebagai studi mengenai hubungan-hubungan manusia dengan
lingkungan yang berbeda-beda yang telah dihasilkan sendiri oleh
manusia, yang merupakan pendekatan kewilayahan
4) sebagai studi tentang pengorganisasian keruangan
5) sebagai studi yang memberi tafsiran tentang bentang alam (landscape)
dan bentang perkotaan (townscape)
Tingkat SMA, pengetahuan geografi ini sudah harus menjembatani
pengetahuan yang dipelajari di sekolah dengan ilmu yang dipelajari di
perguruan tinggi. Tingkat perkembangan usia (menjelang dewasa) dan
pengalaman serta pengetahuan (dan keterampilan) yang telah diperoleh
lewat berbagai macam mata pelajaran telah memungkinkan dipakainya
pendekatan pengajaran geografi yang lebih abstrak, tetapi sudah langsung
menyangkut masalah kehidupan yang benar-benar dihadapi siswa.
Pendekatan analisis dan pengorganisasian keruangan sudah dapat
diperkenalkan dalam pelajaran geografi tingkat SMA, di samping
pendekatan regional dan kajian topik-topik yang relevan
d. Materi dan Media Pengajaran geografi
Pada tingkat SMA, geografi sudah ditampilkan sebagai mata pelajaran
tersendiri, walaupun kedudukannya masih juga sebagai pengetahuan,
belum sebagai disiplin ilmu. Geografi muncul sebagai mata pelajaran yang
berdiri sendiri dalam kurikulum sekolah menengah atas, apa yang dipelajari
siswa dalam mata pelajaran geografi tidak juga lengkap, karena aspek-
aspek lingkungan alam yang menyangkut litosfer, hidrosfer dan atmosfer
sebagian menjadi porsi mata pelajaran kelompok Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada tingkat SMA di samping pelajaran geografi sudah lebih memusat
pada kajian topik dan kajian kawasan dunia, dan kemampuan berpikir
abstrak sudah cukup lanjut maka kebutuhan media belajar seperti yang
diperlukan siswa SLTP dan SD tidak begitu lagi mendesak. Sebaliknya
diperlukan media belajar yang lebih berkaitan dengan kemajuan teknologi,
antara lain foto udara dan citra satelit di samping berbagai jenis peta
tematik
3. Karakteristik Belajar Siswa
Siswa sebagai subjek dalam proses belajar mengajar memiliki keunikan,
perbedaan itu tampak dalam sifat aspek fisik, aspek intelek, aspek emosi,
aspek sosial, aspek bahasa, aspek bakat aspek nilai, moral dan sikap
(Hariyadi 1993:14). Sementara itu Slameto (2003:160) menjelaskan bahwa
selain berbeda dalam dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah, taraf
kecerdasan atau kemampuan berpikir kreatif, siswa juga dapat berbeda dalam
cara memperoleh, menyimpan serta menerapkan pengetahuan. Mereka dapat
berbeda dalam cara pendekatan terhadap situasi belajar, dalam cara mereka
menerima, mengorganisasi dan menghubungkan pengalaman-pengalaman
mereka, dalam cara mereka merespon terhadap metode pengajaran tertentu.
Hal tersebut sesuai dengan karakteristik belajar yang dimiliki masing-masing
siswa. Adanya kesadaran pada diri masing-masing siswa akan membantu
dalam menentukan cara belajar dan sasaran belajar dirinya sendiri.
Cara belajar merupakan bagian dari ciri atau karakteristik belajar siswa . Cara
belajar adalah kegiatan belajar yang konsisten dilakukan oleh seorang siswa
dalam mempelajari sesuatu dan dalam situasi yang tertentu pula.
Bermacam-macam cara belajar tidak terpisah satu sama lain tetapi semuanya
saling melengkapi, kemungkinan perlu digunakan beberapa cara sekaligus
(secara beruntun) untuk mencapai tujuan belajar.
Karakteristik belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi cara
mengikuti pelajaran di sekolah, persiapan sebelum mengikuti pelajaran,
pemahaman konsep dan aplikasi konsep, cara membuat rangkuman atau
ringkasan setelah mengikuti pelajaran, cara menghadapi ujian/ ulangan
a. Cara mengikuti pelajaran di sekolah
Pada umumnya cara pertama dalam belajar di sekolah adalah
mengikuti pelajaran di sekolah. Belajar di sekolah yang diikuti dengan
tertib dan penuh perhatian akan memberikan pengertian dan pengetahuan
yang banyak kepada setiap siswa. Banyak guru di dalam ujian-ujian
menitikberatkan kepada bahan-bahan pelajaran yang diberikannya. Oleh
karena itu setiap siswa akan lebih mengerti jika dia selalu mengikuti
pelajaran dengan tertib dan tidak pernah datang terlambat dalam kelas.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh siswa agar dapat
mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik adalah :
1) Hendaknya datang tepat waktu, tidak terlambat. Kedatangan yang
lebih awal, seorang siswa akan merasa lebih tenang dan lebih siap
dalam mengikuti pelajaran, sehingga tidak pernah absen akibat
terlambat
2) Selama proses pembelajaran, hendaknya siswa ikut aktif
(berpartisipasi) misalnya berusaha berkonsentrasi, mengikuti dan
menjawab pertanyaan guru.
3) Mencatat persoalan-persoalan / materi-materi yang belum dipahami
(Gie 1975:22)
Sedangkan Falasany dan Naif (1992:7) menyimpulkan, cara-cara untuk
mengikuti pelajaran di kelas yaitu :
1) Kemauan yang kuat, kemauan adalah modal yang sangat penting
dalam studi. Hal ini harus dibarengi dengan usaha yang keras,
perjuangan yang gigih penuh semangat
2) Konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran kepada suatu masalah saja.
Dalam hal ini yang dipikirkan pelajar hanyalah pelajaran yang sedang
dihadapi
3) Apersepsi, karena mengikuti pelajaran di kelas itu harus dilakukan
secara aktif dan kreatif, seorang pelajar harus pandai-pandai
mendengarkan uraian, memasukkan dan mengolahnya dalam otak.
b. Persiapan sebelum mengikuti pelajaran
Dalam proses pembelajaran, siswa harus aktif dan kreatif. Oleh
karena itu kurang baik datang ke kelas dengan pikiran kosong, maka
diperlukan pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada dipersiapkan untuk
menerima hal-hal dan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Menurut
Falasany dan Naif (1992:10) cara yang dapat ditempuh untuk ikut aktif
dan kreatif yaitu :
1) Membaca / mengulangi pelajaran yang pernah diberikan sebelumnya
atau pelajaran yang telah lalu
2) Membaca bab atau materi berikutnya dari buku pegangan.
3) Membaca buku-buku yang lain yang ada hubungannya dengan
masalah yang akan diterangkan.
Sementara itu Gie (1975:89) mengungkapkan bahwa dengan membaca
buku maka seorang siswa :
1) Telah menyiapkan diri dengan bahan-bahan pelajaran seluruhnya
sehingga kalau ditanya soal-soal ujian dari buku dapat
manghadapinya.
2) Dapat lebih mengerti materi pelajaran.
3) Mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
Sedangkan ciri-ciri pembaca yang efisien ialah :
a) Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca.
b) Mengerti betul isi buku yang dibacanya.
c) Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar atau pokok-pokok
dari apa yang dibacanya.
d) Dapat membaca dengan cepat.
Untuk menjadi seorang pembaca yang baik disamping menguasai
segenap metodenya, setiap siswa perlu pula mengembangkan dan
memiliki kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik, yaitu: memperhatikan
kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda atau catatan-
catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh sampai
menguasai isinya dan membaca dengan konsentrasi penuh (Slameto
2003:84). Kebiasaan-kebiasaan ini dapat timbul dari sikap mental yang
tepat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas mambaca.
Disiplin pribadi diperlukan pula untuk mengembangkan kebiasaan-
kebiasaan baik iu sehingga kelak dapat terlaksana secara otomatis tanpa
banyak kesulitan.
c. Pemahaman konsep dan aplikasi konsep
Seorang dapat menghadapi benda atau peristiwa sebagai kelompok,
golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep. Konsep
yang dimaksud bila sesuatu kita ketahui mempunyai sifat yang terdapat
dalam sustu kelas, kelompok atau kategori. Konsep yang konkrit dapat
ditunjukkan bendanya, jadi diperoleh melalui pengamatan. Pada tingkat
yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak, yaitu konsep menurut
definisi.
Kondisi belajar konsep
Belajar konsep pada manusia dibantu dan dipercepat dengan bantuan verbal:
1) Lebih dahulu diajarkan benda-benda yang mengandung kosep yang
akan dipelajari dan menunggu respon siswa
2) Guru menanyakan konsep itu dalam situasi-situasi yang belum
dihadapi anak, dan bila respon siswa salah maka guru dapat
memperbaikinya
3) Anak dihadapkan kepada situasi yang baru yang mengandung konsep
itu yang menanyakan rangkaian verbal yang belum pernah
dipelajarinya. Anak yang dapat memberikan respon yang benar/tepat
maka ini merupakan bukti bahwa ia telah memahami konsep itu
4) Dalam proses belajar itu diperlukan reinforcement, yakni anak
diberitahukan bila jawabannya benar
Manfaat konsep ialah membebaskan individu dari pengaruh stimulus
yang spesifik dan dapat menggunakannya dalam segala macam situasi
dan stimulus yang mengandung konsep itu. Konsep sangat penting
bagi manusia, karena digunakan dalam komunikasi dengan orang lain,
dalam berpikir, dalam belajar, membaca dan lain-lain. Tanpa konsep,
belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan bantuan konsep dapat
dijalankan pendidikan formal. Memahami konsep dapat melalui
beberapa contoh, yang kemudian dapat digunakannya dalam situasi
yang tak terbatas banyaknya, dalam pengalaman selama hidup.
Tiap konsep menunjuk kepada sesuatu dalam dunia realitas,
akan tetapi dapat timbul bahaya anak-anak mempelajari konsep-
konsep tanpa mengetahui referensinya dalam dunia kenyataan. Maka
timbulah bahaya verbalisme, yang harus dicegah dengan
menggunakan alat peraga, bekerja dalam laboratorium, melakukan
karyawisata, sehingga dapat dicegah anak menggunakan konsep tanpa
memahaminya.
Konsep dalam geografi terbagi dalam dua kelompok yaitu
konsep dasar dan konsep esensial. Konsep dasar yaitu konsep-konsep
yang paling penting yang menggambarkan sosok atau struktur ilmu
yaitu konsep-konsep utama yang menggambarkan esensi atau hakikat
ilmu itu. Konsep esensial yaitu konsep-konsep penting yang perlu
diketahui para siswa sesuai tingkatan kemampuan dan kebutuhannya.
Dalam kurikulum SMA konsep geografi yang harus dipahami oleh
siswa yaitu (1) konsep wilayah, (2) konsep sumber daya, (3) konsep
interaksi, (4) konsep kerjasama antar wilayah, (5) konsep jagad raya,
(6) konsep kelestarian lingkungan.
Falasany dan Naif (1992:39) berpendapat bahwa seorang pelajar
yang mengikuti dan faham akan apa yang dipelajarinya akan semakin
semangat dalam studinya. Dalam mempelajari suatu mata pelajaran,
kalau ada hal-hal yang tidak dimengerti hendaklah pelajar berusaha terus
untuk mengerti dan sampai mengerti betul-betul.
Seseorang belajar mempunyai tujuan tertentu yang jelas. Tujuan
terdekatnya adalah “lulus dalam ujian“ sedangkan tujuan jauhnya antara
lain “berpengetahuan luas, bermanfaat dan dapat digunakan untuk
kehidupan dalam mencapai kebahagiaan hidup”. Kesadaran sepenuhnya
akan tujuan ini ia akan bersemangat dan antusias dalam mempelajari,
mengingat-ingat dan menghafal pelajaran-pelajarannya.
Prof. James L. Mursell menjelaskan bahwa untuk dapat
menghafal dengan baik ada tiga syarat yang harus dipenuhi :
1) Tujuan. Usaha belajar untuk tujuan terdekat yang ingin dicapai ialah
maju ujian dan lulus. Tujuan jangka jauh ialah menambah
pengetahuan agar kelak sukses dalam penghidupan. Sadar akan tujuan
itu seorang siswa akan mempunyai keinginan secara sadar untuk
mengingat-ingat apa yang sedang dipelajarinya.
2) Pengertian. Siswa dalam melakukan aktivitas menghafal, bahan-
bahan pelajaran harus sudah dimengertinya betul-betul
3) Perhatian. Sseorang siswa dalam menghafal harus mencurahkan
perhatian sepenuhnya, yaitu memperhatikan dengan seksama bahan
pelajarannya
Jadi sebelum aktivitas menghafal dilakukan, bahan-bahan pelajaran harus
sudah dimengertinya betul-betul. Akhirnya selama menghafal, seorang
siswa harus mencurahkan perhatiannya sepenuh-penuhnya yaitu
memperhatikan dengan seksama bahan pelajarannya (Gie 1975:123).
Menurut Hilgard dan Bower, lupa dapat terjadi karena materi
pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan
siswa (Syah 2003:171).
d. Cara membuat rangkuman / ringkasan setelah mengikuti pelajaran
Francis Bacon dalam bukunya “Of Studies” mengatakan :”some
books are be tasted others to be swallowed, and some few to be clewed
and digested”. (Sebagian buku hendaknya dicicipi, sebagian lain ditelan
dan sebagian kecil hendaknya dikunyah-kunyah dan dicernakan (Gie,
1975 : 106).
Usaha yang tepat untuk mengingat dan mencernakan suatu buku
ialah dengan membuat ringkasan atau rangkuman.
Menurut Falasany dan Naif (1992:37), langkah-langkah yang
baik dalam membuat ringkasan yaitu :
1) Membaca pelajaran yang akan diringkas dengan penuh perhatian,
pengertian dan konsentrasi sambil memberi tanda-tanda pada hal-hal
yang dianggap pokok dan penting.
2) Membuat kerangka ringkasan dengan membaca sekali lagi dan
menuliskan di atas kertas hal-hal yang sudah ditandai.
3) Membaca kalimat-kalimat yang sudah ditulis sambil memberi tanda-
tanda penghubung yang perlu sehingga ada pertalian yang erat antara
kalimat-kalimat tersebut.
4) Kalau masih terlalu luas dan banyak, maka tulisan tadi dipersempit
dengan mengambil pokok-pokok saja dan menghilangkan hal-hal
yang dianggap kecil atau kurang penting.
Menyusun garis besar, menulis ringkasan dan menggarisbawahi
naskah merupakan cara-cara yang dapat membantu untuk mengerti suatu
pokok pengetahuan.
Sementara itu menurut Sutadi (1986:149), hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat rangkuman / ringkasan antara lain :
1) Jangan menulis apapun sebelum seluruh bagian atau alenia selesai
dibaca.
2) Gunakan kata atau kalimat sendiri, namun jagalah agar artinya yang
diutarakan secara tepat. Sebab, ringkasan garis besar yang kita buat
sendiri itu tentu lebih mudah kita ingat dari pada naskah panjang itu
sendiri
e. Cara menghadapi ujian / ulangan
Babak terakhir dari usaha siswa dalam bekajar di sekolah adalah
menempuh ujian, baik ujian lisan ataupun ujian tetulis.
Setiap ujian biasanya hanya mungkin dilalui dengan berhasil oleh
seorang siswa apabila ia menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu landasan utama dan kegiatan pokok untuk maju ujian adalah
belajar dengan sebaik-baiknya. Siswa harus menyiapkan diri dengan
belajar secara teratur, penuh disiplin dan konsentrasi pada masa yang
cukup jauh sebelum ujian dimulai. Belajar secara mati-matian setelah
ujian di ambang pintu umumnya tak akan banyak menolong para siswa.
Menghadapi ujian perlu sekali memiliki persiapan dan teknik
ujian yang baik di antaranya adalah :
1) Selalu siap psikis, tidak merasa gugup, khawatir dan mungkin takut
menghadapi ujian. Tidak menganggap bahwa belajar hanya bertujuan
untuk lulus ujian melainkan harus mengisi pendidikan dan
pembentukan diri dengan sesuatu yang lebih mulia yang diperoleh
dari hasil usaha yang lebih mulia juga
2) Menyiapkan ujian dengan matang jauh sebelum ujian berlangsung
(materi yang telah diterima), terutama sekali memeriksa bahan-bahan
materi pelajaran yang telah diterima. Menyiapkan strategi dalam
menghadapi ujian baik lesan maupun tertulis melatih kembali soal-
soal yang ada, selalu menjaga kondisi fisik.
3) Menggunakan strategi yang telah direncanakan dan disiapkan,
dengan datang 15 menit sebelum dimulai, tidak terlalu cepat datang
yang menyebabkan lesu menanti, tidak datang terlalu lambat sebab
akan menyebabkan kepanikan. Masuk ke ruang ujian dengan tenang
dan berdo’a. Sebelum menjawab soal dibaca dulu petunjuk-petunjuk
ujian. Menjawab pertanyaan yang dianggap lebih mudah terlebih
dahulu dan jika sudah selesai tidak terburu-buru meninggalkan
ruangan ujian.
4. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:
1) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang
2) Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang
memadai
3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,nilai-nilai,
dan peyesuaian diri.
(Slameto 2003:97)
Peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi sebagai
direktur pengarah belajar, dimana tugas dan tangggung jawab guru menjadi
lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai
perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, sebagai
motivator belajar, dan sebagai pembimbing.
Sebagai perencana pengajaran, seorang guru diharapkan mampu
untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Ia harus
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai
dasar merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan,
memilih bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi dan sebagainya.
Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola
seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-
kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien.
Seorang guru sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya
senantiasa secara terus-menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah
dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu, evaluasi yang diperoleh merupakan
umpan balik terhadap proses balajar mengajar yang dijadikan titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses balajar mengajar selanjutnya.
Peranan guru sebagai direktur belajar, hendaknya guru senantiasa
berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar. Guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan
kegiatan belajar mengajar. Menurut Slameto (2003:99) ada empat hal yang
dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi belajar yaitu:
1) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar
2) Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada
akhir pengajaran
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat
merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Darsono (2000:68) menjelaskan, upaya yang dapat dilakukan guru untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar
2) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
3) Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah
dimiliki oleh siswa
4) Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa
Sebagai pembimbing, guru dalam proses belajar mengajar diharapkan
mampu untuk:
1) Mengenal dan memahami siswa baik secara individu maupun kelompak
2) Memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang diperlukan
dalam proses belajar
3) Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar
sesuai dengan kemampuan pribadinya
4) Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya
5) Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
(Slameto 2003:100)
Menurut Sugandi (2004:76), guru berperan sebagai pembimbing harus
mampu mendorong siswa untuk belajar seoptimal mungkin sesuai dengan
bakat, minat, kemampuan pembawaannya serta sesuai dengan tempo
perkembangan anak.
5. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah hasil
yang telah dicapai. (W.J.S Poerwodarminto 1995:768). Menurut Syah
(2003:213), pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah
laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini
disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat
diraba). Peranan guru dalam proses pembelajaran adalah mengupayakan agar
subyek belajar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran, subyek belajar melakukan kegiatan belajar dengan cara
dan kemampuan masing-masing. Untuk mengetahui sejauh mana subyek
belajar mencapai tujuan belajarnya, guru tidak bisa hanya melihat sepintas,
karena dengan cara seperti itu guru tidak akan memperoleh gambaran
obyektif mengenai proses dan hasil belajar yang telah dicapai. Dengan
demikian diperlukan kegiatan evaluasi yang menyeluruh, berkelanjutan dan
berkelanjutan obyektif. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa
untuk secara efektif dapat mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan
berbagai sumber serta media belajar, hal ini berarti bahwa guru hendaknya
dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang sebaik-baiknya.
Selanjutnya sangat diharapkan guru dapat memberikan fasilitas yang
memadai sehingga siswa dapat belajar secara efektif. Peranan guru telah
meningkat dari sebagai pengajar menjadi sebagai direktur pengarah balajar,
tugas dan tanggung jawabnya juga meningkat yang ke dalamnya termasuk
fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran,
penilai hasil belajar, sebagai motivator belajar, dan sebagai pembimbing.
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya
senantiasa secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah
dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Fungsi penilaian bukan hanya untuk
menentukan kemajuan belajar siswa, tetapi sangat luas. Fungsi penilaian
adalah sebagai berikut:
a. Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah
atau mengembangkan perilakunya
b. Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah
dikerjakannya
c. Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode
mengajar yang digunakannya telah memadai
d. Penilaian membantu guru membuat pertimbangan administrasi
(Hamalik 1990:204)
Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah
mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan
diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar
siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa
sebagaimana yang terurai adalah mengetahui garis-garis besar indikator
(penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang
hendak diungkapkan atau diukur.
Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan belajar yang dapat
dicapai setiap siswa dalam proses belajar. Selama mengalami proses, siswa
dalam keadaan belajar didukung oleh banyak faktor yang mempengaruhinya.
Setelah proses belajar berakhir, akan dapat dilihat tingkat keberhasilan yang
dicapai siswa. Prestasi belajar ini merupakan wujud dari proses belajar yang
dilakukan di sekolah. Prestasi belajar diungkapkan dengan nilai yang dapat
diperoleh siswa selama mengikuti proses belajar.
Perubahan yang akan terjadi pada diri siswa yang dihasilkan dari
kegiatan belajar merupakan hasil kegiatan belajar. Hasil belajar ini nampak
atau teramati dalam suatu prestasi yang diberikan oleh siswa. Keberhasilan
siswa dapat dilihat dari nilai ujian yang didapatkannya dengan usaha yang
telah dilakukannya, dibanding dengan standar nilai yang telah ditetapkan.
Nilai ini digunakan untuk evaluasi dari proses belajar yang telah dialaminya.
Bila hasil belajar yang telah dicapai tidak memenuhi standar yang telah
ditetapkan maka perlu diteliti faktor penyebabnya. Setelah diketahui faktor
penyebabnya maka bisa dibenahi kekurangan-kekurangan itu seperlunya,
sehingga hasil belajar yang diperoleh setelah proses belajar berakhir akan
meningkat dan lebih baik akibatnya, nilai yang dicapai siswa memenuhi
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Prestasi belajar siswa dinyatakan
dengan tingkat penguasaan, pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini prestasi belajar
diambil dari nilai raport mata pelajaran geografi kelas XI Ilmu Sosial
semester 1 SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005
Uraian di atas membuat peneliti berpendapat bahwa untuk
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi maka kita harus berusaha secara
maksimal dengan metode belajar atau cara belajar yang tepat, praktis dan
ekonomis serta terarah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada guna
mencapai tujuan balajar.
6. Hubungan Karakteristik Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Geografi
Karakteristik belajar siswa yaitu ciri atau sifat khas yang dimiliki
siswa dalam proses belajar. Ciri atau khas itu ialah kegiatan atau cara yang
biasanya dilakukan siswa sewaktu proses belajar dalam usahanya
memperoleh prestasi yang lebih optimal
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi
belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor
yang dapat mepengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam
rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik sesuai
dengan kemampuannya.
Uraian mengenai karakteristik belajar siswa di atas, maka keterkaitan
antara karakteristik belajar siswa dan prestasi belajar geografi adalah:
a. Cara mengikuti pelajaran di sekolah
Siswa yang mengikuti pelajaran di sekolah dengan tertib dan penuh
perhatian akan memberikan pengertian dan pengetahuan yang banyak
kepada dirinya. Karena geografi sebagai salah satu materi pelajaran
mencakup jangkauan belajar yang luas. Maka untuk mempelajarinya
banyak menggunakan konsep, demonstrasi, eksperimen dan hitungan.
Jadi sebaiknya siswa datang tepat waktu, aktif selama pelajaran
berlangsung, memperhatikan dengan penuh konsentrasi, membuat
catatan-catatan tertentu yang dianggap penting. Dengan mengikuti
pelajaran secara benar maka prestasi belajar akan tercapai maksimal.
b. Persiapan sebelum mengikuti pelajaran
Keterbatasan pelajaran yang dapat diperoleh siswa, saat belajar di
sekolah, maka diusahakan jangan semata-mata menggantungkan diri dari
materi yang disampaikan di sekolah saja. Jadi sebaiknya siswa belajar
kembali di rumah dengan cara mempelajari buku yang menjadi
pegangan, buku catatan, atau buku penunjang yang lain. Siswa
dibiasakan mempunyai tujuan, rencana dan persiapan belajar,
memusatkan perhatian, serta berupaya aktif dalam proses membaca.
c. Pemahaman konsep dan aplikasi konsep
Pelajaran geografi proses menghafal sangat penting dengan dilandasi
suatu pengertian dan pemahaman materi. Agar pelajaran dapat diingat
dengan baik, siswa sebaiknya memahami bahan yang akan dihafalkan,
mengintegrasikan dengan materi yang telah dikuasai, digunakan secara
fungsional dalam situasi sehari-hari, membuat rangkuman dari materi
yang telah dihafal dengan kata-kata sendiri. Pemahaman konsep dan
aplikasi konsep di kehidupan sehari-hari akan mempermudah materi
terkuasai dan prestasi belajar pun akan meningkat.
d. Cara membuat rangkuman / ringkasan setelah mengikuti pelajaran
Usaha yang tepat mengingat dan mengerti isi buku materi pelajaran ialah
dengan membuat ringkasan atau rangkuman. Meringkas materi yang
banyak menjadi lebih ringkas akan memudahkan dalam mengingat dan
memahaminya. Siswa sebaiknya menyusun garis besar materi,
memahami materi, menyelesaikan soal latihan yang ada dengan
membiasakan menggunakan cara penyelesaian yang tepat untuk setiap
model soal. Membuat ringkasan yang benar, maka belajar pun akan
tertata dan ini akan mempermudah proses belajar sehingga prestasi
belajar akan meningkat.
e. Cara menghadapi ujian / ulangan
Cara terbaik untuk menghadapi ujian dalam rangka memperoleh prestasi
yang lebih baik adalah dengan cara mengembangkan kebiasaan belajar
yang sistematis. Belajar yang sistematis antara lain : teratur, disiplin,
konsentrasi, dilakukan jauh sebelum ujian dimulai, dan yang penting
sekali diperhatikan dalam menghadapi ujian adalah siap psikis.
Jadi dengan kegiatan-kegiatan, cara-cara belajar yang lebih efektif dan
efisien akan menunjukkan bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan
hasil yang memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan
dikuasai dengan baik. Ujian-ujian dapat dilalui dengan berhasil. Usaha yang
berhasil akan menimbulkan kegembiraan dan kepuasaan dalam hati. Tidak
ada lagi perasaan tertekan di dalam jiwanya karena setiap hari harus bekerja
keras mempelajari pelajaran-pelajaran.
B. Kerangka Berfikir
Setiap orang belajar dengan cara yang berbeda, cara yang cocok untuk
seseorang belum tentu cocok untuk orang lain. Untuk setiap bahan pelajaran
digunakan cara belajar sendiri. Sukses belajar tidak tergantung dari
kepandaian dan ketekunan saja. Sukses itu tergantung juga dari cara belajar
yang efektif. Secara umum perbedaan hasil belajar dari masing-masing
orang/siswa ditentukan oleh kecerdasan dan kecakapan khusus (50-60%),
usaha dan cara belajar yang tepat (30-40%), kesempatan dan faktor-faktor
lingkungan (10-15%). Kecakapan memang diperlukan, namun kecakapan saja
belum cukup. Banyak orang cerdas gagal, hal ini disebabkan mereka kurang
tekun atau kurang mengetahui cara atau teknik belajar yang efektif.
Karakteristik belajar siswa berbeda-beda pada setiap individu. Jika
karakteristik belajar siswa yang terdiri dari: (1) cara mengikuti pelajaran di
sekolah, (2) persiapan sebelum mengikuti pelajaran, (3) pemahaman konsep
dan aplikasi konsep, (4) cara membuat rangkuman/ ringkasan setelah
mengikuti pelajaran, dan (5) cara menghadapi ujian/ ulangan dilakukan
dengan benar dan efektif maka prestasi belajar siswa akan naik. Pelajar jarang
diberi bimbingan sistimatis dalam hal ini. Kebanyakan terbelenngu oleh cara-
cara belajar yang kebetulan dipraktekkannya. Mereka terpaksa maju dengan
mencoba-coba sendiri dan tidak jarang salah langkah. Tanpa bantuan orang
lain, siswa yang berbakat sekalipun jarang dapat menemukan cara belajar
yang paling tepat baginya. Kebanyakan mereka tak pernah memperbaiki cara
belajarnya, sehinnga prestasi belajarnya menjadi kurang atau pas-pasan.
C. Hipotesis
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka hipotesisnya adalah :
Ha : Ada korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar
geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
Ho : Tidak ada korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar
geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (1997:108), populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Siswa kelas XI SMA N 2 Rembang terdiri dari 3 kelas Ilmu Alam,
5 kelas Ilmu Sosial dan 1 kelas Bahasa. Populasi yang digunakan untuk
penelitian ini yaitu kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran
2004/2005 yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 170 siswa, sedangkan
kelas Ilmu Alam dan kelas Bahasa tidak digunakan sebagai populasi karena
kelas Ilmu Alam pada semester 1 belum menerima mata pelajaran Geografi
dan kelas bahasa tidak menerima mata pelajaran geografi. Persebaran
populasi secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1 Jumlah Populasi No Kelas Jumlah
1 XI IPS 1 34 2 XI IPS 2 35 3 XI IPS 3 34 4 XI IPS 4 33 5 XI IPS 5 34
Sumber : Monografi SMA N 2 Rembang Tahun 2004/2005
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto
1998:117). Mengingat besarnya populasi yang ada maka perlu diambil
sampel. Untuk menentukan sampel ini harus representatif agar dapat
mencerminkan atau mewakili populasi penelitian. Untuk memperoleh sampel
yang representatif, digunakan tehnik Proportional Random Sampling.
Menurut Hadi (1986:73), dalam menentukan besarnya sampel tidak ada
ketetapan yang mutlak berapa persen sampel harus diambil dari populasi.
Ketiadaan ketetapan yang mutlak ini tidak perlu menimbulkan keragu-raguan
pada seorang peneliti. Dalam penelitian apabila subyeknya kurang dari
seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, dan selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto 1998:112).
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil
sebanyak 25 % dari 170 siswa adalah 45 siswa. Sehingga diambil sampel 9
siswa tiap kelas secara acak. Masing-masing kelas, sampel diambil dengan
cara undian nomor absen siswa. Sampel penelitian seperti dalam Tabel 3.2
dibawah ini :
Tabel 3.2 Jumlah Sampel No Kelas Populasi Proporsional Sampel 1 XI IPS1 34 25% 9 2 XI IPS2 35 25% 9 3 XI IPS 3 34 25% 9 4 XI IPS 4 33 25% 9 5 XI IPS 5 34 25% 9
Jumlah 170 25% 45 Sumber : Monografi SMA N 2 Rembang tahun 2004/2005
B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (x)
variabel bebas adalah karakteristik belajar siswa, meliputi :
a. Cara mengikuti pelajaran di sekolah
b. Persiapan sebelum mengikuti pelajaran
c. Pemahaman konsep dan aplikasi konsep
d. Cara membuat rangkuman / ringkasan setelah mengikuti pelajaran
e. Cara menghadapi ujian / ulangan
2. Variabel terikat (y)
Prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2
Rembang, yaitu nilai raport bidang studi geografi kelas XI semester 1
C. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Dokumenter
Metode dokumenter adalah metode pengumpulan data secara dokumentasi
dalam arti data diperoleh dari dokumen catatan yang tersimpan sebagai arsip.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data nilai rata-rata ulangan harian
kelas XI semester 1 yang digunakan untuk menguji homogenitas populasi,
juga digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar yang diambil dari
nilai raport bidang studi geografi kalas XI Ilmu Sosial semester 1 SMA N 2
Rembang Tahun Ajaran 2004/2005
2. Metode angket
Angket digunakan untuk mendapatkan data mengenai karakteristik belajar
siswa. Angket ini ditujukan kepada siswa kelas XI Ilmu Sosial dan angket
yang digunakan adalah angket tertutup dan dikirim langsung kepada
responden. Angket ini sudah menyediakan struktur pernyataan yang telah
disediakan jawabannya dan responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.
D. Validitas dan Reliabilitas
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket karakteristik
belajar siswa terhadap materi pelajaran geografi. Sebelum angket digunakan
untuk pengambilan data, dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan
reliabilitasnya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan angket adalah
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Membuat kisi-kisi angket
b. Membuat soal sesuai dengan kisi-kisi angket
2. Tahap pelaksanaan
Uji coba dilaksanakan pada siswa di luar sampel
3. Tahap skoring
Metode angket yang digunakan adalah angket langsung yaitu daftar
pertanyaan diberikan langsung pada siswa untuk diminta pendapat
tentang keadaannya sendiri. Data yang diperoleh melalui angket itu
berupa skor.
Menurut pendapat Sudjana (1990:77) bahwa alternatif jawaban yang ada
dalam kuisioner bisa ditransformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif
agar menghasilkan data interval. Caranya dengan memberikan skor
terhadap setiap alternatif jawaban yang berdasarkan kriteria tertentu.
Kriteria pemberian skor pada alternatif jawaban untuk setiap item angket
adalah sebagai berikut :
Untuk item angket dengan 4 alternatif jawaban
a. Skor 4 untuk jawaban yang paling baik
b. Skor 3 untuk jawaban yang baik
c. Skor 2 untuk jawaban yang kurang baik
d. Skor 1 untuk jawaban yang sangat kurang
4. Tahap analisis
Uji coba instrumen angket karakteristik belajar siswa
dilaksanakan dengan tujuan mengetahui mutu instrumen angket. Sebelum
instrumen angket dikenakan pada sampel, terlebih dahulu diujikan pada
siswa diluar sampel. Siswa yang mengikuti uji coba sejumlah 36 siswa.
Instrumen uji coba terdiri dari 50 item berbentuk pilihan ganda.
Setelah data diperoleh dari angket uji coba selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas item soal.
a. Validitas soal
Untuk mengetahui validitas item dengan rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson
( )( )( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN
YXXYNrxy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan :
=xyr koefisien korelasi antara skor item dan skor total
N = jumlah subjek
=∑ X jumlah skor item
=∑Y jumlah skor total
=∑ XY jumlah perkalian skor item dengan skor total
=∑ 2X jumlah kuadrat skor item
=∑ 2Y jumlah kuadrat skor total
(Arikunto 1997:146)
Kemudian harga xyr dikonsultasikan dengan tabel r product
moment dengan taraf signifikansi 5%, hal ini berarti kita bersedia
menerima/percaya kebenaran kesimpulan 95% dan berarti pula
kita bersedia menanggung resiko meleset sebesar 5%. Untuk riset
pendidikan bisa digunakan t.s. 5% dan t.s. 1%. Pemilihan taraf
signifikansi ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti ketepatan
pembuatan instrumen, kesalahan penskoran variabel dalam
instrumen dan lainnya. Apabila harga xyr > tabelr maka butir soal
dikatakan valid.
Setelah dilakukan perhitungan hasil rxy tersebut dikonsultasikan
dengan rtabel dengan n = 36 dan 05,0=α besarnya adalah 0,329.
Item angket dikatakan valid apabila rxy > rtabel. Dari hasil
perhitungan diperoleh item angket yang memenuhi kriteria valid
sebanyak 45 item angket yaitu no. 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15,16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48,dan 50 (lihat
lampiran 3)
b. Reliabilitas item
Reliabilitas item angket ditentukan dengan menghitung koefisien
reliabilitas (r11)
Reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus Alpha :
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡ ∑−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−= 2
2
11 11 t
bK
Krσσ
Keterangan :
11r = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan
2bσ∑ = jumlah varians butir
2tσ = varians total
Jika nilai 11r lebih besar dari tabelr maka instrumen tersebut reliabel
(Arikunto 1997:171)
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment t.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 = 0,929, sedangkan rtabel
= 0,329 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tersebut
reliable hal ini berarti item soal mempunyai sifat ajeg apabila di uji
cobakan kembali (lihat lampiran 5)
c. Penentuan Instrumen Penelitian
Dengan memperhatikan validitas dan reliabilitas angket maka dipilih
45 item soal sebagai instrumen penelitian. Keempat puluh lima item
soal tersebut adalah soal no : 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15,16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,
37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48,dan 50. Dengan catatan
soal no 7 direvisi.
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini, untuk menganalisis data yang ada digunakan 2 metode yaitu
metode analisis deskriptif persentase dan metode analisis statistik. Metode
analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi.
1. Analisis Deskriptif
Metode ini digunakan untuk memberikan deskripsi pada penelitian ini.
Dalam analisa data untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
variabel karakteristik belajar siswa terhadap prestasi belajar geografi siswa,
maka variabel tersebut harus diungkapkan dalam skor untuk diuji secara
statistik. Dalam angket penelitian ini ada 45 item pernyataan dengan
masing-masing mempunyai 4 alternatif jawaban yaitu:
a. Untuk jawaban sangat baik dengan skor 4, yaitu option a
b. Untuk jawaban baik dengan skor 3, yaitu option b
c. Untuk jawaban kurang dengan skor 2, yaitu option c
d. Untuk jawaban sangat kurang dengan skor 1, yaitu option d
Selanjutnya data yang telah terkumpul dalam bentuk angka ditabulasikan
dan diubah menjadi persentase dengan memasukkan ke dalam rumus DP
(Deskreptif Persentase). Rumus Deskreptif Persentase (DP) adalah:
DP = %100xNn
(Ali 1987:189)
Keterangan:
n = jumlah nilai (skor) yang diperoleh
N = jumlah seluruh nilai ideal, dicari dengan cara jumlah item dikalikan
nilai ideal tiap item dikalikan jumlah responden
2. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi, ini digunakan untuk menjawab hipotesa “ada hubungan
antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar geografi siswa “
dan juga untuk mengetahui tujuan penelitian ini yaitu seberapa besar
pengaruh karakteristik belajar siswa terhadap prestasi belajar geografi.
Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan
kausal atau fungsional.
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel
terikat dapat diprediksikan melalui variabel bebas. Dampak dari
penggunaan analisis regresi digunakan untuk memutuskan apakah naik dan
menurunnya variabel terikat dapat dilakukan melalui menaikkan dan
menurunkan keadaan variabel bebas.
Analisis statistik ini meliputi :
a. Analisa regresi
Y= a + bX
( )( ) ( )( )( )22
2
XXnXYXXYa
∑−∑∑∑−∑∑
=
( )( )( )22 XXn
YXXYnb∑−∑
∑∑−∑=
(Sudjana 1996 : 315)
b. Uji keberartian dan kelinieran regresi sederhana
Uji ini digunakan untuk menguji apakah model linier yang telah
diambil benar-benar cocok dengan keadaan atau tidak. Untuk uji
kelinieran regresi digunakan rumus analisis varians.
3.3 Tabel Anava Sumber Variasi
dk JK KT F
Total n 2iY∑ 2
iY∑ _ Regresi (a) Regresi (a/b) Residu
1 1 n – 2
( ) nYi /2∑ JKreg= JK(b/a)
( )2iires YYJK −∑=
( ) nYi /2∑ S2
reg = JK(b/a) ( )
2
ˆ 22
−−∑
=n
YYS iires
2
2
res
reg
SS
Tuna Cocok Kekeliruan
k – 2 n - 2
JK(TC) JK(E)
2)(2
−=
kTCJKSTC
knEJKSe −
=)(2
2
2
e
TC
S
S
(Sudjana 1996:332)
c. Perhitungan koefisien korelasi regresi linear sederhana dengan
rumus korelasi product moment sebagai berikut :
( ) ( )22 YXXYrxy ∑∑
∑=
dimana :
( )( )N
YXXYxy ∑∑−∑=∑
( )NXXx
222 ∑−∑=∑
( )NYYy
222 ∑−∑=∑
Keterangan :
=xyr koefisien korelasi antara X dan Y
X = skor karakteristik belajar siswa
Y = skor prestasi belajar geografi
N = jumlah pasangan x dan y
( Hadi 1994 : 295 ).
d. Pengujian koefisien korelasi
Sebelum digunakan untuk membuat kesimpulan maka data r yang
diperoleh diuji terlebih dahulu terhadap hipotesis. Keberartian
koefisien ini diuji melalui hipotesis nol = 0, bahwa koefisien
berarti.
Untuk mengujinya digunakan statistik Student t dengan rumus :
212.
rnrt−−
= , dengan dk = (n- 2)
Keterangan :
t = Student t
r = koefisien korelasi antara x dan y
n = jumlah sampel
(Sudjana 1996:377)
pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan kriteria
1) Jika t hitung lebih besar dari t tabel berarti H 0 ditolak dan
H a diterima
2) Jika t hitung lebih kecil dari t tabel berarti H 0 diterima dan
H a ditolak.
e. Mencari koefisien determinasi
Koefisien deteminasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variable x memberikan kontribusi terhadap perubahan variable y.
Koefisien determinasi diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi yang diperoleh ( dinyatakan dalam bentuk persen % )
F. Uji Homogenitas dan Uji Normalitas
Uji homogenitas dan uji normalitas dilakukan sebelum penelitian.
1. Uji Homogenitas Varians Populasi
Untuk mengetahui apakah populasi penelitian homogen atau tidak,
dilakukan uji homogenitas data (nilai rata-rata ulangan harian),
yang menggunakan rumus sebagai berikut :
Harga Chi kuadrat
( ) ( ){ }22 log110 SiniBIn −∑−=χ
dengan
Varians gabungan dari semua sample
( ) ( ){ }1/1 22 −∑−∑= niSiniS
Harga satuan B dengan rumus
( ) ( )1log 2 −∑= niSB
(Sudjana 1996 : 263)
Kriteria yang digunakan :
Populasi yang terdiri atas 5 kelompok mempunyai variansi yang
sama jika tabeldata 22 χχ < dengan taraf signifikan 5%
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui kesaman variansi
dari lima kelas (populasi). Hasil perhitungan diketahui harga
2χ hitung adalah 6,767 dan harga 2χ tabel adalah 9,49..maka
sampel yang diambil bersifat homogen (lihat lampiran 8)
2. Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data dalam sampel adalah terdistribusi
normal atau tidak, perhitungan menggunakan metode uji chi-
kuadrat.
Rumus chi-kuadrat adalah sebagai berikut :
( )∑=
−=
k
i EiEiii
1
22 θχ
Keterangan :
=iiθ frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
Hasil perhitungan chi-kuadarat 2χ data selanjutnya 2χ tabel. Jika
harga 2χ data < 2χ tabel dan taraf signifikan 5% berarti sampel
penelitian berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal
(Sudjana 1996:273)
a. Uji normalitas skor angket karakteristik belajar siswa
Harga 2χ hitung = 2,1693 dan
2χ tabel = 7,81 berarti
2χ hitung < 2χ tabel maka data berdistribusi normal (lihat
lampiran 9)
b. Uji normalitas prestasi belajar geografi
Harga 2χ hitung = 5,8965 dan
2χ tabel = 7,81 berarti
2χ hitung <2χ tabel, maka data berdistribusi normal (lihat
lampiran 10)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Obyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Rembang yang berlokasi di desa
Pantiharjo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang.
Secara geografis, batas administrasi Desa Pantiharjo Kecamatan
Kaliori yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Gegunung Kulon Kecamatan Rembang, sebelah
selatan berbatasan dengan desa Magersari Kecamatan Rembang dan sebelah
barat berbatasan dengan Desa Banyudono.
Secara astronomis Desa Pantiharjo Kecamatan Kaliori terletak pada
111o18’51’’ BT sampai dengan 111o19’11’’ BT dan 6o41’49’’LS sampai
dengan 6o41’59’’LS. Kecamatan Kaliori merupakan daerah pertambakan
garam yang berpotensi besar dalam menghasilkan garam. Selain itu juga
terdapat jalur utama yang menghubungkan transportasi antar propinsi
sehingga sangat strategis dalam hal interaksi antar desa atau antar kota.
SMA N 2 Rembang pada peta terletak di dekat jalan raya utama,
berbatasan langsung dengan laut jawa dan juga dikelilingi oleh pemukiman
dan daerah pertambakan garam, sehingga dari lokasi tersebut dapat
mempermudah siswa dalam mangkaji pelajaran geografi dengan pendekatan
keruangan, kelingkungan dan kewilayahan, selain itu juga dapat membuat
suasana belajar lebih tenang dan dapat mencerna pelajaran dengan baik.
SMA N 2 Rembang mempunyai luas wilayah 39293 m2
Sejak berdirinya SMA N 2 Rembang sampai sekarang sudah mulai
banyak kemajuan, dari awal sekitar tahun 1973 berdirinya SMA tersebut
masih dalam keadaan terbatas sehingga fasilitas yang ada belum lengkap.
Akan tetapi sekarang sudah banyak perubahan sehingga dapat melengkapi
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar seperti
halnya fasilitas pembangunan, sarana dan prasarana belajar sampai pada
sumber daya guru yang lebih profesional dengan demikian diharapkan
mampu mencapai kemajuan pada peserta didiknya untuk belajar lebih efektif.
SMA N 2 Rembang mempunyai jumlah kelas terutama kelas XI yaitu
9 kelas yang terdiri dari 3 kelas Ilmu Alam, 5 kelas Ilmu Sosial dan 1 kelas
Bahasa dengan jumlah siswa kelas Ilmu Sosial yaitu 170, kelima kelas inilah
yang dijadikan populasi dalam penelitian, semantara kelas ilmu alam dan
bahasa pada semester satu belum mendapatkan pelajaran geografi. Sampai
sekarang ini SMA N 2 Rembang telah mempunyai 20 ruang kelas dan
mempunyai laboratorium yang lengkap yaitu laboratorim biologi,
laboratorim kimia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
laboratorium IPS, perpustakaan dan ruang musik. Untuk lebih jelasnya
mengenai lokasi SMA N 2 Rembang dapat dilihat pada peta sebagai berikut:
2. Karakteristik Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Geografi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
besarnya karakteristik belajar siswa SMA N 2 Rembang terhadap mata
pelajaran geografi adalah baik yaitu 74, 198% (lihat lampiran 12).
Tabel 4.1 Kriteria Karakteristik Belajar Siswa Interval persentase Kriteria
81,25 % < hasil < 100% Baik sekali 62,5% < hasil < 81,25% Baik 43,75% < hasil < 62,5% Kurang 25% < hasil < 43,75% Kurang sekali
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Karakteristik belajar siswa yaitu kebiasaan siswa dalam belajar,
dimana setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Untuk
itu setelah dilakukan penelitian secara keseluruhan maka dapat diketahui
hasil persentase karakteristik belajar siswa.
Tabel 4.2 Karakteristik Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Geografi Karakteristik belajar siswa Frekuensi %
Baik sekali 8 17,78% Baik 34 75,56%
Kurang 3 6,67% Kurang sekali 0 0
Jumlah 45 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa, dari 45 responden ada 8 anak atau
17,78% termasuk kriteria baik sekali, 34 siswa atau 75,56% termasuk kriteria
baik, dan 3 siswa atau 6,67% masuk dalam kriteria kurang.
Karakteristik belajar siswa ini meliputi cara mengikuti pelajaran di
sekolah, persiapan sebelum mengikuti pelajaran, pemahaman konsep dan
aplikasi konsep, cara membuat rangkuman setelah mengikuti pelajaran dan
cara menghadapi ujian/ulangan.
Berikut ini akan akan diuaraikan hasil penelitian berdasarkan sub
variabel tersebut.
a. Cara mengikuti pelajaran di sekolah
Mengikuti pelajaran di sekolah sangat penting karena banyak guru
yang di dalam ujian-ujian menitikberatkan kepada bahan-bahan yang
pelajaran yang diberikannya. Oleh karena itu setiap siswa akan lebih
mengerti jika dia selalu mengikuti pelajaran dengan tertib dan tidak pernah
datang terlambat dalam kelas. Cara mengikuti pelajaran pada siswa kelas XI
Ilmu Sosial di SMA N 2 Rembang dapat dilihat dari tabel di bawah ini
Tabel 4.3 Cara Mengikuti Pelajaran di Sekolah Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
Cara Mengikuti Pelajaran di sekolah Frekuensi % Baik Sekali 24 53,3%
Baik 20 44,4% Kurang 1 2,2%
Kurang sekali 0 0% Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 45 responden, 24 siswa atau
53,3% termasuk kriteria baik sekali, sebanyak 20 anak atau 44,4% termasuk
kriteria baik dan hanya 1 siswa atau 2,2% yang termasuk kriteria kurang.
Cara mengikuti pelajaran di sekolah dalam penelitian ini dilihat dari
datang tepat waktu, ikut aktif selama pelajaran berlangsung, mencatat materi
pelajaran yang belum dipahami, dan konsentrasi. Secara satu persatu
gambaran aspek yang diamati tersebut dapat dilihat pada distribusi frekuensi
berikut:
Tabel 4.3.1 Kedatangan Siswa ke Sekolah No Kedatangan siswa ke sekolah F % 1 15 menit sebalum pelajaran 8 17,8 2 15-5 menit sebelum pelajaran 26 57,8 3 Tepat waktu 11 24,4 4 5 menit setelah jam pelajaran 0 0 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Berkaitan dengan kedatangan siswa di sekolah, dari 45 responden ada
17,8 % siswa yang datang 15 menit sebelum bel berbunyi.sedangkan yang
datang antara 5-15 menit sebelum bel sebanyak 57,8% dan yang datang tepat
pada waktu bel yaitu 24,4%. Dari data diatas tidak ada siswa yang datang
terlambat pada waktu ke sekolah, hal ini dikarenakan ada hukuman bagi
siswa yang datang terlambat.
Tabel 4.3.2 Kehadiran Siswa pada saat Pelajaran Geografi No Kehadiran siswa F % 1 Selalu hadir 28 62,2 2 Pernah tidak hadir 1-2 kali 16 35,6 3 Pernah tidak hadir 3-4 kali 0 0 4 Pernah tidak hadir lebih dari 4 kali 1 2,2 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Berdasarkan tabel 5.3.2 dapat dilihat bahwa kehadiran siswa pada
mata pelajaran geografi 62% siswa selalu hadir, dan ada 2,2% siswa yang
pernah tidak hadir lebih dari 4 kali, dari hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran diketahui bahwa siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit.
Tabel 4.3.3 Kebiasaan Siswa pada saat Diberi Soal Geografi No Kebiasaan siswa saat diberi soal geografi F % 1 Mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh 24 53,3 2 Mengerjakan soal yang dianggap bisa 19 42,2 3 Menyalin punya teman 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Bila dilihat dari tabel 4.3.3, kebiasaan siswa dalam mengerjakan soal
geografi yang diberikan guru yaitu 53,3% siswa mengerjakan dengan
sungguh-sungguh, 42,2% siswa mengerjakan soal yang dianggap bisa dan
hanya 4,4% menyalin punya teman. Dari data diatas tidak ada yang tidak
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini dilakukan siswa mungkin
agar mendapatkan nilai yang bagus.
Tabel 4.3.4 Cara Siswa Mengerjakan Soal No Cara mengerjakan soal F % 1 Memahami terlebih dahulu soal tersebut 28 62,2 2 Menjawab dengan pengetahuan sendiri 13 28,9 3 Menjawab sesuai dengan uraian guru tanpa
memahami pertanyaan 3 6,7
4 Menanti ada teman yang menjawab terlebih dahulu
1 2,2
Jumlah 45 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Tabel 5.3.4 menunjukkan bahwa secara dominan siswa SMA N 2
Rembang dalam mengerjakan soal geografi yang diberikan guru terlebih
dahulu memahami soal tersebut baru kemudian mengerjakannya. Hal ini
dapat dilihat dari hasil data yaitu siswa yang mengerjakan soal dengan
memahami soal terlebih dahulu sebanyak 62,2% sedangkan yang menjawab
dengan pengetahuan sendiri ada 28,9% dan yang menjawab soal dengan
menanti pinjam teman hanya 2,2%.
Tabel 4.3.5 Kebiasaan Siswa dalam Mendengarkan Penjelasan Guru No Kebiasaan pada saat mendengarkan penjelasan
guru F %
1 Memperhatikan sambil mencatat semua penjelasan guru
5 11,1
2 Memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang penting
31 68,9
3 Memperhatikan bila diawasi guru 8 17,8 4 Acuh tak acuh terhadap penjelasan guru 1 2,2 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Jika dilihat dari kebiasaan siswa dalam mendengarkan penjelasan
guru, siswa banyak yang sambil mencatat hal-hal penting yaitu sebanyak
68,9% sedangkan yang sambil mencatat semua penjelasan guru hanya 11,1%
dan siswa yang mencatat bila diawasi guru 17,8% sedangkan yang bersikap
acuh tak acuh terhadap penjelasan guru hanya 2,2%. Hal ini mungkin
memang yang diharapkan oleh guru yaitu siswa hanya disuruh mencatat hal-
hal yang penting saja.
Tabel 4.3.6 Langkah Guru dalam Menyampaikan Materi No Pendapat siswa tentang langkah guru dalam
menyampaikan pelajaran geografi F %
1 Murid langsung mencatat sambil memperhatikan 9 20 2 Murid memperhatikan baru mencatat 27 60 3 Memperhatikan dan diberi catatan 9 20 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari tabel diatas ternyata murid lebih suka memperhatikan penjelasan
guru baru kemudian mencatat. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh yaitu
sebanyak 60% siswa yang melakukan hal itu, 20 % siswa yang
memperhatikan penjelasan guru sambil mencatat dan selebihnya atau 20%
siswa yang memperhatikan tanpa mencatat.hal ini mungkin lebih mudah
untuk dilakukan siswa yaitu memperhatikan materi agar paham terlebih
dahulu kemudian baru membuat catatan.
Tabel 4.3.7 Sikap Siswa terhadap Materi yang Belum Dipahami No Sikap siswa terhadap materi yang belum dipahami F % 1 Mencatat materi yang belum dipahami untuk
ditanyakan pada pertemuan mendatang 21 46,7
2 Mencatat materi yang belum dipahami untuk dipelajari sendiri di rumah
11 24,4
3 Mengingat saja materi yang belum dipahami 11 24,4 4 Tidak menanggapinya 2 4,4 Jumlah 45
100% Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dalam penelitian ini ternyata banyak siswa yang apabila dia belum
paham tentang materi maka dia mentatat meteri itu dan akan menanyakannya
pada pertemuan mendatang yaitu sebanyak 46,7%. 24,4% siswa yang
mencatat materi yang belum di pahami dan akan dipelajari sendiri dirumah,
sebanyak 24,4% juga siswa yang hanya mengingat materi yang belum
dipahami. Menanyakan materi pelajaran yang pelum paham pada pertemuan
mendatang hal ini dikarenakan waktu pelajaran yang telah usai.
Tabel 4.3.8 Sikap Siswa saat Guru Menerangkan Materi Pelajaran No Kebiasaan siswa saat guru menjelaskan materi F % 1 Mendengarkan penuh konsentrasi, memahami dan
memcatat hal yang penting 15 33,3
2 Mendengarkan sambil mencatat hal yang penting 26 57,8 3 Mendengarkan 4 8,9 Jumlah 45
100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Ditinjau dari kebiasaan siswa saat guru menerangkan materi pelajaran,
ada 33,3% siswa yang mendengarkan penuh konsentrasi, memahami materi
dan mencatat hal yang penting, sebanyak 57,8% siswa yang mendengarkan
dan mencatat hal penting dan hanya 8,9% siswa yang sekedar mendengarkan.
Dan tidak ada yang bersikap acuh. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh
kesulitan siswa jika mendengarkan penjelasan guru langsung memahami,
siswa lebih mudah mendengarkan penjelasan guru sambil mencatatnya
terlebih dahulu.
Tabel 4.3.9 Pelaksanaan Praktikum dan Demonstrasi No Perasaan siswa saat diadakan praktikum dan
demonstrasi F %
1 Sangat senang karena bisa lebih paham dengan pengalaman langsung
27 60
2 Senang karena berpengalaman langsung 16 35,6 3 Kurang senang karena siswa dituntut aktif 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Melihat hasil data diatas maka dapat disimpulkan sebagian besar yaitu
60% siswa sangat senang jika dalam pelajaran geografi diadakan praktik dan
demonstrasi karena siswa dapat lebih paham dan mempunyai pengalaman
langsung. Sedangkan 35,6% siswa merasa senang karena berpengalaman
langsung.dan 4,4% siswa kurang senang jika ada praktik dan demonstrasi
karena siswa dituntut untuk aktif.
b. Persiapan Sebelum Mengikuti Pelajaran
Sebelum mengikuti pelajaran di sekolah siswa tidak baik jika datang
ke kelas dalam keadaan kosong, maka di perlukan pengetahuan-pengetahuan
yang sudah ada untuk menerima pengetahuan-pengetahuan baru.
Persiapan sebelum mengikuti pelajaran di sekolah pada siswa kelas XI
Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Persiapan sebelum mengikuti Pelajaran di Sekolah Kriteria Frekuensi Persentase
Baik sekali 6 13,3% Baik 26 57,8%
Kurang 13 28,9% Kurang sekali 0 0
Jumlah 45 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 45 responden, 6 siswa atau 13,3%
termasuk dalam kriteria baik sekali, sejumlah 26 siswa atau 57,8% dalam
kriteria baik dan 13 siswa atau 28,9% masuk dalam kriteria kurang.
Persiapan sebelum mengikuti pelajaran yang dilakukan siswa dapat
dilihat dari beberapa aspek yaitu, tujuan yang hendak dicapai, persiapan
untuk membaca, membaca/mengulangi pelajaran yang penah diberikan,
membaca materi berikutnya dari buku pegangan, dan membaca buku-buku
lain yang ada hubungannya dengan materi yang akan diterangkan.
Hasil pengumpulan data berkaitan dengan aspek tersebut dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut.
Tabel 4.4.1 Tujuan Siswa Membaca Buku No Tujuan siswa membaca buku F % 1 Untuk berlatih memahami konsep 25 55,6 2 Karena materinya menarik 8 17,8 3 Karena akan diadakan ulangan / ujian 10 22,2 4 Karena senang dipuji 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dilihat dari tabel 4.4.1 dapat dilihat bahwa 55,6% siswa mempunyai
tujuan membaca yaitu untuk memahami konsep, 17,8% siswa membaca
karena tertarik, 22,2% siswa membaca jika akan diadakan ulangan/ujian dan
hanya 4,4% siswa yang membaca untuk dipuji. Dengan banyaknya siswa
yang membaca untuk tujuan memahami konsep hal ini berarti sebagian besar
siswa SMA N 2 Rembang telah sadar akan pentingnya membaca.
Tabel 4.4.2 Tercapainya Sesuatu saat Membaca Buku No Ingin mencapai sesuatu saat membaca buku F % 1 Selalu 7 15,6 2 Sering 9 20 3 Kadang-kadang 26 57,8 4 Tidak pernah 3 6,7 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dilihat dari data diatas 57,8% siswa jika membaca buku kadang-
kadang ingin mencapai tujuan sesuatu, 15,6% siswa yang selalu ingin
mencapai sesuatu, 20% siswa yang sering ingin mencapai sesuatu jika sedang
membaca dan 6,7% siswa yang tidak pernah inngin mencapai sesuatu jika
membaca buku. Hal ini mungkin disebabkan dari tujuan masing-masing
siswa dalam membaca buku.
Tabel 4.4.3 Persiapan Alat Tulis saat akan Membaca No Mempersiapkan alat tullis saat akan membaca F % 1 Selalu 8 17,8 2 Sering 10 22,2 3 Kadang-kadang 25 55,6 4 Tidak pernah 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Jika dilihat dari persiapan seorang siswa dalam menyiapkan alat tulis
sebelum membaca, dapat dilihat hanya 17,8% yang selalu menyiapkan alat
tulis, dan 22,2% yang sering melakukan, sedang 4,4% tidak pernah
menyiapkan alat tulis dan sebagian besar hanya kadang-kadang menyiapkan
alat tulis yaitu sebanyak 55,6%. Hal ini mungkin disebabkan oleh anggapan
bahwa alat tulis tidak diperlukan saat membaca.
Tabel 4.4.4 Usaha yang Membantu dalam Membaca Buku Geografi No Usaha untuk membantu membaca buku geografi F % 1 Mempelajari dengan sepenuh hati dan konsentrasi 16 35,6 2 Memilki pengetahuan yang menunjang materi 22 48,9 3 Tidak terpikirkan apapun kalau materi itu ada
hubungannya 1 2,2
4 Mempelajari buku geografi dengan apa adanya 6 13,3 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dengan melihat hasil diatas maka 48,9% siswa telah mempunyai
penegetahuan yang menunjang sebelum membaca buku geografi, sebanyak
35,6% siswa dalam mempelajari buku geografi melakuikannya dengan penuh
konsentrasi, dan sebanyak 13,3% siswa mempelajari buku geografi dengan
apa adanya.
Tabel 4.4.5 Kebiasaan Siswa Membaca Buku Geografi No Kebiasaan siswa saat membaca/mempelajari
buku geografi F %
1 Membaca urut dari pertama hingga akhir dengan memahami isinya
22 48,9
2 Membaca dari awal hingga akhir 9 20 3 Membaca yang penting saja 12 26,7 4 Membaca apa adanya 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dengan melihat data diatas maka dapat diketahui bahwa sebagian
besar siswa dalam membaca/mempelajari buku dilakukkan dengan urut yaitu
dari awal hingga akhir dan memahami isinya yaitu sebanyak 48,9%.
Sedangkan siswa yang hanya membaca dari awal hingga akhir tanpa
memahami isinya sebanyak 20% dan siswa yang hanya membaca saja 26,7%.
Dengan demikian sebagian siswa telah melakukan hal yang benar.
Tabel 4.4.6 Kebiasaan Siswa setelah Membaca Buku Geografi No Kebiasaan siswa setelah membaca buku geografi F % 1 Mengulanginya kembali dan memahaminya 17 37,8 2 Mengulang kembali dan membuat catatan yang
penting 18 40
3 Meninjau kembali hal yang penting 8 17,8 4 Langsung menutup buku 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Jika dilihat tabel 4.4.6 maka dapat diketahui bahwa siswa yang
mengulangi kembali dan memahaminya dalam membaca buku serta
membuat catatan yang penting hampir sama yaitu 37,8% dan 40%,
sedangkan siswa yang meninjau kembali hal yang penting terdapat 17,8%
dan siswa yang langsung menutup bukunya bila selesai membaca ada 4,4%.
Hal ini sudah cukup baik karena siswa akan mempunyai pemahaman
terhadap materi
Tabel 4.4.7 Waktu untuk Membaca Materi yang akan Diterangkan No Waktu untuk membaca materi yang akan
diterangkan F %
1 Lebih dari 60 menit 3 6,7 2 30-60 menit 17 37,8 3 20-30 menit 19 42,2 4 Tidak menyediakan waktu 6 13,3 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari data yang diperoleh ternyata sebagian besar siswa meluangkan
waktu hanya 20-30 menit untuk membaca materi yang akan diterangkan guru
yaitu sebanyak 42,4%. Siswa yang meluangkan waktu 30-60 menit sebanyak
37,8% dan siswa yang meluangkan waktu lebih dari 60 menit hanya 6,7%
sedangkan siswa yang tidak menyediakan waktu untuk membaca materi yang
akan diterangkan sebanyak 13,3%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
sangat sedikit sekali waktu yang digunakan oleh siswa untuk membaca
materi yang akan diterangkan oleh guru.
Tabel 4.4.8 Penggunaan Buku Lain Selain Catatan dan Buku Paket No Penggunaan buku penunjang selain catatan dan
buku paket F %
1 Selalu untuk pembanding dan latihan 8 17,8 2 Sering untuk melengkapi bahan bacaan 9 20 3 Kadang-kadang 22 48,9 4 Tidak pernah menggunakan buku penunjang lain 6 13,3 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dilihat dari penggunaan buku geografi lain selain catatan dan buku
pegangan, sebagian besar siswa hanya kadang-kadang untuk menggunakan
buku penunjang yaitu sebesar 48,9%. Hanya 17,8% siswa yang selalu
menggunakan buku penunjang lain , 20% siswa yang sering menggunakan
buku penunjang dan ada 13,3% siswa yang tidak pernah menggunakan buku
penunjang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh anggapan bahwa buku
pegangan sudah cukup lengkap dalam hal materinya.
Tabel 4.4.9 Penggunaan Waktu untuk Membaca Majalah Geografi No Penggunaan waktu senggang untuk memca buku
dan majalah tentang geografi F %
1 Ya, karena tertarik dengan geografi dan ingin mendalaminya
7 15,6
2 Sering melakukan 5 11,1 3 Kadang-kadang 30 66,7 4 Tidak pernah melakukannya 3 6,7 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Jika dilihat dari penggunaan waktu senggang untuk membaca buku
atau majalah tentang geografi maka dapat dikatakan bahwa siswa banyak
yang kadang-kadang saja menggunakan waktu luangnya untuk membaca
buku atau majalah tentang geografi. Siswa yang menggunakan waktu
luangnya untuk membaca buku dan majalah geografi karena tertarik hanya
15,6% sedangkan yang tidak pernah melakukannya sebanyak 6.7%. dilihat
dari sisni maka siswa-siswa SMA N 2 Rembang hanya sedikit sekali yang
menggunakan waktu luangnya untuk mempelajari buku atau majalah tentang
geografi, hal ini mungkin disebabkan oleh siswa tidak tertarik pada materi
pelajaran geografi atau siswa menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang
lain.
c. Pemahaman Konsep dan Aplikasi Konsep
Seorang pelajar yang mengikuti dan paham akan apa yang
dipelajarinya akan semakin semangat dalam studinya.
Cara memahami konsep dan aplikasi konsep siswa kelas XI Ilmu
Sosial SMA N 2 Rembang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Pemahaman Konsep dan Aplikasi Konsep Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
Pemahaman konsep dan aplikasi konsep Frekuensi % Baik sekali 5 11,1%
Baik 31 68,9% Kurang 9 20%
Kurang sekali 0 0% Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Tabel 4.5 menunjukkan dari 45 responden, 5 responden atau 11,1%
termasuk dalam kriteria baik sekali, 31 siswa atau 68,9% termasuk dalam
kriteria baik dan 9 siswa atau 20% termasuk dalam kriteria kurang
Pemahaman konsep dan Aplikasi konsep geografi siswa dapat dilihat
dari beberapa aspek yaitu berusaha memahami materi/bahan yang akan
dihafalkan terlebih dahulu, menghubungkkan materi yang dihafal dengan
materi yang telah dikuasai, berusaha mencurahkan perhatian sepenuhnya
terhadap materi hafalan, berusaha menggunakan bahan yang sudah dihafal
dan dipahami dalam kegiatan lain, dan berusaha menggunakan bahan yang
sudah dihafal dan dipahami kedalam situasi sehari-hari. Hasil pengumpulan
data aspek yang diamati tersebut dituangkan dalam tabel distribusi frekuensi
berikut ini.
Tabel 4.5.1 Kebiasaan Siswa pada saat Memahami Materi Geografi No Kebiasaan siswa saat menghafalkan materi
geografi F %
1 Memahami terlebih dahulu materi 22 48,9 2 Menghafalkan materi yang penting 12 26,7 3 Materi langsung dihafal 5 11,1 4 Menghafal materi yang ada di catatan saja 6 13,3 Jumlah 45
100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mempunyai
kebiasaan memahami terlebih dahulu dalam menghafalkan suatu materi yaitu
sebesar 48,9%. Sedangkan 26,7% siswa menghafalkan materi yang dianggap
penting dan 11,1% siswa dalam menghafal dia langsung menghafal saja.
13,3% siswa menghafal materi yang hanya ada di catatan saja. dilihat dari
hasil tersebut berarti sebagian besar siswa telah menghafal materi dengan
benar. Bagi siswa yang cara menghafalnya kurang benar mungkin
disebabkan oleh terbatasnya waktu dan kemampuan yang pas-pasan atau
bahkan karena sifat malas.
Tabel 4.5.2 Pemahaman Siswa Terhadap Materi Geografi No Yang diutamakan siswa saat memahami materi F % 1 Pemahaman semua materi 12 26,7 2 Memahami konsep-konsepnya 24 53,3 3 Memahami materi yang dianggap penting 9 20 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Sedangkan jika dilihat dari pemahaman siswa terhadap materi,
sebanyak 53,3% siswa yang hanya memahami konsep-konsepnya saja sedang
yang memahami semua materi sebanyak 25,7% dan siswa yang memahami
materi yang dianggap penting ada 20%. Hal ini terjadi mungkin siswa
beranggapan bahwa jika seseorang telah memahami konsep maka dia akan
paham materi secara otomatis.
Tabel 4.5.3 Kebiasaan Siswa agar Teringat Terus Materi yang Dihafal No Kebiasaan siswa agar dapat mengingat terus
materi yang dihafal F %
1 Menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari
17 37,8
2 Menghubungkan materi dengan yang telah dipelajari/dipahami
15 33,3
3 Kadang-kadang terpikir bahwa materi yang dihafal ada hubungannya dengan materi yang telah dipelajari
5 11,1
4 Menghafalkan apa adanya persis di buku 8 17,8 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Melihat tabel 4.5.3 maka tampak bahwa usaha siswa untuk mengingat
terus materi yang telah dihafal sebagian besar adalah dengan cara
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, siswa yang menjawab
demikian sebanyak 37,8%. Siswa yang melakukannya dengan
menghubungkan materi yang dipahami sebanyak 33,3% dan siswa yang
menghafalkan persis di buku ada 17,8%. Banyaknya siswa yang mengingat
materi dengan cara menghubungkan materi tersebut dengan kehidupan
sehari-hari, hal ini dikarenakan dengan menghubungkannya dalam kehidupan
sehari-hari maka materi/konsep itu akan menjadi selalu teringat secara
otomatis.
Tabel 4.5.4 Cara Siswa Memahami Materi Geografi No Cara siswa saat menghafal materi geografi F % 1 Mencurahkan perhatian dan konsentrasi 13 28,9 2 Memahami sambil berdiskusi dengan teman 6 13,3 3 Memahami dan menulis bahan yang sedang
dipahami 18 40
4 Menghafal sambil mendengarkan radio 8 17,8 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dilihat dari cara memahami siswa, maka dapat diketahui bahwa hanya
28,9% siswa yang memahami dengan penuh konsentrasi, sebanyak 13.3%
siswa yang memahami sambil berdiskusi dengan teman, sedangkan 40%
siswa memahami sambil menulis bahan yang dipahami. Siswa yang
menghafal sambil mendengarkan radio ada 17,8%. Dari data diatas maka
dapat disimpulkan bahwa siswa lebih mudah menghafal materi dengan
menulis materi tersebut.
Tabel 4.5.5 Menghubungkan Materi dengan Kehidupan Sehari-hari No Menghubungkan materi geografi dengan
kehidupan sehari-hari F %
1 Selalu 5 11,1 2 Sering 13 28,9
3 Kadang-kadang 27 60 4 Tidak pernah 0 0 Jumlah 45
100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dengan hasil data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hanya
11,1% siswa yang selalu menghubungkan materi geografi dengan kegiatan
sehari-hari. Siswa yang kadang-kadang saja mengkaitkan materi geografi
dengan kegiatan sehari-hari mencapai 60% dan sisanya sejumlah 28,9%
siswa sering menghubungkan materi geografi dengan kegiatan sehari-hari.
Tabel 4.5.6 Sikap siswa jika tidak Paham terhadap Materi No Siswa bertanya jika tidak paham materi F % 1 Selalu 6 13,3 2 Sering 10 22,2 3 Kadang-kadang 24 53,3 4 Tidak pernah 5 11,1 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Jika dilihat dari frekuensi siswa dalam menggunakan kesempatan
untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami, hanya sedikit sekali
siswa yang bertanya dan siswa yang kadang-kadang bertanya terhadap materi
yang belum dipahami mencapai 53.5% sedangkan siswa yang sering bertanya
pada materi yang belum dipahami sebanyak 22,2%. Siswa yang tidak pernah
bertanya terhadap materi yang belum dipahami ada 11,1%. Siswa yang hanya
kadang-kadang saja bertanya terhadap materi yang belum dipahami mungkin
disebabkan oleh anggapan bahwa dia bisa belajar sendiri atau dikarenakan
dia malu untuk bertanya.
Tabel 4.5.7 Acara Televisi yang Berhubungan dengan Materi Geografi No Sikap siswa terhadap acara televisi yang
berhubungan dengan materi geografi F %
1 Menonton dan memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan geografi
10 22,2
2 Menonton untuk menambah pengetahuan 30 66,7 3 Menonton karena tertarik 3 6,7 4 Tidak menonton 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Ternyata siswa yang ingin menonton televisi yang acaranya
berhubungan dengan materi geografi untuk menambah pengetahuan sangat
banyak, hal ini dibuktikan dengan frekuensi siswa yang menjawab yaitu
66,7% dan siswa yang melihat acara televisi itu dengan memperhatikannya
hanya 22,2% sedangkan siswa yang tidak pernah menontonnya yaitu sebesar
4,4%. Hal ini mungkin dikarenakan acara tersebut sangat mengandung
pengetahuan yang dapat untuk menambah wawasan
Tabel 4.5.8 Kegiatan Diskusi Tentang Geografi No Sikap siswa bila ada diskusi tantang geografi F % 1 Mengikutinya jika telah menguasai materi 19 42,2 2 Kadang-kadang mengikuti untuk menambah
pengetahuan 20 44,4
3 Mengikuti karena tertarik 5 11,1 4 Tidak pernah mengikuti 1 2,2 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari hasi diatas maka dapat diketahui bahwa seorang siswa ingin
mengikuti diskusi jika dia telah menguasai materinya dan untuk menambah
pengetahuan, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu sebesar 42,2%
dan 44,4%, sedangkan siswa yang tidak pernah mengikuti diskusi yaitu
hanya 2,2%. Dengan melihat hasil ini berarti siswa SMA N 2 Rembang telah
mempunyai niat dan minat yang baik yaitu berdiskusi
Tabel 4.5.9 Teori Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari No Sikap siswa terhadap teori geografi dalam
kehidupan sehari-hari F %
1 Selalu menerapkan dalam kehidupan sehari 5 11,1 2 Sering menerapkan dalam kehidupan sehari-hari 15 33,3 3 Kadang-kadang menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari 24 53,3
4 Tidak pernah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
1 2,2
Jumlah 45 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Ternyata aplikasi konsep dalam diri siswa SMA N 2 Rembang masih
sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu yang menjawab
kadang-kadang menerapkan teori geografi dalam kehidupan sehari-hari
mencapai 53,3% dan siswa yang selalu menerapkan teori geografi dalam
kehidupan sehari-hari hanya 11,1%. Hal ini bisa dimaklumi mungkin karena
seorang siswa belum tentu paham akan teori geografi itu sendiri
d. Cara Membuat Rangkuman/ Ringkasan setelah Mengikuti Pelajaran
Cara membuat ringkasan dengan baik akan mempermudah siswa
dalam proses belajar. Cara membuat ringkasan / rangkuman setelah
mengikuti pelajaran pada siswa kelas XI Ilmu Sosial di SMA N 2 Rembang
dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Cara Membuat Ringkasan/Rangkuman setelah Mengikuti Pelajaran
Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang Cara membuat rangkuman/ringkasan setelah
mengikuti pelajaran F %
Baik Sekali 9 20% Baik 26 57,8%
Kurang 10 22,2% Kurang Sekali 0 0%
Jumlah 45 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa ada 9 atau 20% siswa yang
dalam membuat ringkasan sangat baik sekali, 26 siswa atau 57,8% dalam
kategori baik dan 10 siswa atau 22,2% dalam kriteria kurang.
Cara merangkum/meringkas setelah mengikuti pelajaran dapat dilihat
dari beberapa aspek yaitu membaca materi pelajaran yang akan diringkas,
menyusun garis besar materi pelajaran, menggunakan tanda-tanda untuk
mengingat dan membuat rangkuman dengan kata-kata sendiri. Hasil
pengumpulan data tentang aspek tersebut dituangkan dalam tabel distribusi
frekuensi berikut ini.
Tabel 4.6.1 Siswa dalam Membuat Ringkasan No Siswa membuat ringkasan F % 1 Selalu 8 17,8 2 Sering 13 28,9 3 Kadang-kadang 20 44,4 4 Tidak pernah membuat ringkasan 4 8,9 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dilihat dari tabel 4.6.1 maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
selalu membuat ringkasan materi setelah pelajaran geografi hanya 17,8%
dan yang sering membuat ringkasan sebanyak 28,9% sedangkan yang
kadang-kadang membuat ringkasan sebanyak 44,4% siswa dan sisanya
sebanyak 8,9% siswa tidak pernah membuat ringkasan.
Tabel 4.6.2 Siswa dalam Membuat Ringkasan Di Rumah No Membaca dari awal hingga akhir pada saat akan
membuat ringkasan F %
1 Selalu 5 11,1 2 Sering 10 22,2 3 Kadang-kadang 22 48,9 4 Tidak pernah 8 17,8 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Cara membuat ringkasan ternyata banyak siswa yang membuatnya
dengan tidak membacanya dari awal hingga akhir, sedangkan yang membuat
ringkasan dengan cara membaca dari awal hingga akhir hanya 11,1%. Hal ini
bisa jadi dikarenakan siswa hanya meringkas hal-hal yang dianggapnya
penting saja.
Tabel 4.6.3 Cara Siswa Membuat Ringkasan No Cara siswa membuat ringkasan F % 1 Menyusun garis besar materi dengan
memahaminya terlebih dahulu 15 33,3
2 Meringkas yang penting saja 28 62,2 3 Meringkas apa adanya dari buku 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari tabel 4.6.3 maka dapat dilihat bagaimana siswa membuat
ringkasan. Sebanyak 62,2% siswa membuat ringkasan yang penting-penting
saja dan sebanyak 33,3% siswa yang membuat ringkasan dengan menyusun
garis besar materi dan memahaminya terlebih dahulu. Sedangkan siswa yang
meringkas persis seperti di buku ada 4,4%. Dari hasil ini cara meringkas
materi sudah bisa dikatakan baik.
Tabel 4.6.4 Sikap Siswa Terhadap Tugas Meringkas No Sikap siswa terhadap tugas meringkas F % 1 Membuat ringkasan dan mengumpulkan tepat
waktu 25 55,6
2 Membuat dan mengumpulkan kalau diminta guru
13 28,9
3 Membuat dan mengumpulkan agar dapat nilai 5 11,1 4 Tidak membuat ataupun mengumpulkannya 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Bila dilihat dari hasil tabel 4.6.4 diatas, dapat diketahui bahwa siswa
SMA N 2 Rembang bila mendapat tugas untuk meringkas materi maka
mereka mengerjakannya dan mengumpulkan tepat waktu. Namun siswa yang
mengumpulkan bila diminta guru mencapai 28,9% siswa sedangkan siswa
yang mengumpulkan agar mendapat nilai sejumlah 11,1% dan siswa yang
tidak membuat tugas ataupun mengumpulkan ada 4,4%. Dapat disimpulkan
bahwa telah banyak siswa yang sadar untuk mengerjakan tugas namun ada
juga yang belum sadar akan tanggung jawabnya.
Tabel 4.6.5 Membuat Catatan Selain Catatan dari Guru Geografi No Kebiasaan siswa membuat catatan selain
catatan dari guru geografi F %
1 Selalu membuat 8 17,8 2 Sering membuat 10 22,2 3 Kadang-kadang membuat 23 51,1 4 Tidak pernah membuat 4 8,9 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa sebagian besar yang
kadang-kadang membuat catatan selain dari guru geografi sebanyak 51,1%
sedangkan yang selalu membuat catatan selain dari catatan guru sebesar
17,8% dan siswa yang tidak pernah membuat catatan selain dari guru yaitu
sebanyak 8,9%. Dari sedikitnya siswa yang membuat catatan dari selain guru
bisa disebabkan oleh anggapan bahwa catatan dari guru sudah cukup lengkap
dan relevan.
Tabel 4.6.6 Kebiasaan Siswa terhadap Materi Geografi yang Penting No Kebiasaan siswa terhadap materi geografi yang
penting F %
1 Selalu menggarisbawahi 17 37,8 2 Sering menggarisbawahi 20 44,4 3 Cukup mengingatnya 8 17,8 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dilihat dari hasil tabel 4.6.6 diatas tampak bahwa sikap siswa
terhadap materi geografi yang penting sudah cukup baik , hal ini dapat dilihat
yaitu siswa yang selalu menggarisbawahi terhadap materi yang penting
sebanyak 37,8% dan siswa yang sering menggaris bawahi materi yang
penting yaitu 44,4% sedangkan sisanya yaitu 17,8% perlakuan terhadap
materi yang penting yaitu cukup dengan mengingatnya. Dengan banyaknya
siswa yang selalu dan sering menggarisbawahi materi yang penting, hal ini
mungkin dikarenakan siswa lebih mudah belajar dengan poin-poin yang
penting tersebut yaitu yang digarisbawahi.
Tabel 4.6.7 Pentingnya Tanda/garis bawah pada Ringkasan No Anggapan pentingnya
menggarisbawahi/memberi tanda pada ringkasan
F %
1 Sangat penting 12 26,7 2 Penting 29 64,4 3 Kurang penting 4 8,9 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Anggapan terhadap pentingnya menggarisbawahi materi pada
ringkasan juga ditunjukkan oleh tabel 4.6.7, siswa sebanyak 26,7% dan
64,4% menjawab bahwa suatu materi sangat penting dan penting untuk
digarisbawahi sementara yang menjawab kurang penting hanya sekitar 8,9%.
Hal ini bisa jadi dilkakukan oleh siswa karena dengan menggarisbawahi
materi itu dapat mempermudah belajar
Tabel 4.6.8 Materi yang Dihafal dan Dibuat Ringkasannya No Sikap siswa terhadap materi geografi yang
telah dihafal dan di buat ringkasannya F %
1 Mengingat dan membukanya setiap ada pelajaran yang berhubungan
24 53,3
2 Mengingat dan membukanya saat akan ujian
16 35,6
3 Menyimpannya tanpa membuka dan mengingatnya
2 4,4
4 Hilang atau terbuang 3 6,7 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dilihat dari tabel 4.6.8, sebagian besar siswa selalu membuka kembali
materi geografi jika ada pelajaran yang berhubungan, hal ini ditunjukkan
dengan hasil yang besar yaitu 53,3% dan siswa yang membuka materi pada
waktu akan ujian cukup besar juga yaitu 35,6% sedangkan siswa yang
menyimpan materi tanpa membukanya kembali sebanyak 4,4% dan sisiwa
yang ringkasannya hilang mencapai 6,7%. Hal ini dapat membuktikan bahwa
masih kurangnya perhatian siswa terhadap ringkasannya karena banyak siswa
yang hanya membukanya pada waktu ujian, tidak membukanya sama sekali
terlebih lagi ada yang hilang.
Tabel 4.6.9 Membuat Ringkasan dengan Kata-kata Sendiri No Kebiasaan siswa membuat ringkasan dengan
kata-kata sendiri F %
1 Selalu 6 13,3 2 Sering 8 17,8 3 Kadang-kadang 26 57,8 4 Tidak pernah 5 11,1 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Berdsarkan tabel 4.6.9 tampak jelas bahwa siswa jarang dalam
membuat rangkuman dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dalam tabel
terlihat bahwa siswa yang selalu dan sering menggunakan kata-kata sendiri
dalam membuat ringkasan sebesar 13,3% dan 17,8%. Sedangkan siswa yang
kadang-kadang membuat ringkasan dengan kata-kata sendiri mencapai
57,8% dan siswa yang tidak pernah menggunakan kata-kata sendiri dalam
membuat ringkasan atau dengan kata lain merangkum seperti persis buku
yaitu 11,1%. Padahal dengan menggunakan kata-kata sendiri dalam membuat
rangkuman akan lebih mudah diingat dan dipahami oleh seseorang.
e. Cara Menghadapi Ujian/Ulangan
Menghadapi ujian seorang siswa harus menyiapkan diri dengan
sebaik-baiknya. Cara menghadapi ujian/ulangan pada siawa kelas XI Ilmu
Sosial di SMA N 2 Rembang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Cara Menghadapi Ujian/Ulangan Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
Cara Menghadapi ujian/Ulangan F % Baik Sekali 19 42,2%
Baik 20 44,4% Kurang 6 13,3%
Kurang Sekali 0 0% Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dengan melihat tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa cara
menghadapi ujian/ulangan oleh siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2
Rembang yaitu 19 responden atau 42,2% termasuk kriteria baik sekali, 20
siswa atau 44,4% termasuk kriteria baik dan 6 responden atau 13,3%
termasuk kreiteria kurang. Cara menghadapi ujian/ulangan dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu selalu siap psikis, persiapan ujian/ulangan yang matang
dan strategi menghadapi ujian. Hasil pengumpulan data tentang aspek-aspek
tersebut dituangkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 4.7.1 Motivasi Siswa saat Menghadapi Ujian No Motivasi mengikuti ujian F % 1 Sadar sepenuhnya bahwa masa depan saya
banyak tergantung dari hasil belajar 19 42,2
2 Mengikuti ujian untuk mendapatkan nilai baik 15 33,3 3 Mengikuti ujian karena kewajiban sebagai siswa 10 22,2 4 Mengikuti ujian karena ikut-ikutan teman 1 2,2 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dari hasil pengumpulan data diatas tampak bahwa masih banyak
siswa yang mengikuti ujian hanya untuk mendapat nilai baik yaitu sejumlah
33,3% walaupun siswa yang sadar akan masa depannya banyak tergantung
pada hasil belajar tersebut cukup banyak juga yaitu 42,2%. Namun bila
dilihat dari hasil tersebut juga ada siswa yang ikut ujian hanya karena
melaksanakan kewajibannya dan sekedar ikut-ikutan teman. Dengan melihat
hasil tersebut mungkin siswa mempunyai anggapan bahwa sekolah yang
penting mendapat nilai baik bukan mendapat pemahaman materi.
Tabel 4.7.2 Sikap Siswa terhadap Nilai Ujian/Ulangan No Sikap siswa terhadap nilai ujian/ulangan
yang jelek F %
1 Selalu giat belajar yang penting paham 15 33,3 2 Tetap belajar 17 22,2 3 Belajar dengan biasa-biasa saja 12 26,7 4 Malas belajar 1 2,2 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dengan melihat hasil tersebut ternyata sikap siswa jika mereka
mendapat nilai yang jelek masih banyak yang mau terus belajar hal ini
terbukti dengan jawaban mereka yaitu siswa yang selalu giat belajar dan tetap
mau belajar sebanyak 33,3% dan 22,2% , siswa yang belajar biasa saja
mencapai 26,7% sedangkan siswa yang kemudian malas belajar jika telah
mendapat nilai jelek ada 2,2%. Dengan mendapatkan nilai jelek seharusnya
menjadi semangat agar terus belajar sehingga nilai jelek tidak didapatkan
lagi.
Tabel 4.7.3 Pemikiran Siswa dalam Belajar No Pemikiran siswa dalam belajar F % 1 Selalu berfikir naik kelas, lulus dan melanjutkan
ke perguruan tinggi 29 64,4
2 Jarang berfikir untuk naik kelas lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi
15 20
3 Kadang-kadang terfikir untuk naik kelas, lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi
10 13,3
4 Tidak pernah terfikir untuk naik kelas, lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi
1 2,2
Jumlah 45 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Melihat tabel 4.7.3 ternyata banyak siswa yang selalu berfikiran naik
kelas, lulus dan melanjutkan ke perguruan tinggi dalam proses belajarnya.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang menjawab demikian yaitu
64,4%. Dengan berfikiran seperti itu akan menjadi pendorong/semangat bagi
siswa dalam belajar.
Tabel 4.7.4 Belajar Siswa dalam Menghadapi Ujian No Belajar siswa saat akan menghadapi ujian F % 1 Belajar rutin jauh sebelumnya 7 15,6 2 Belajar dengan sungguh-sungguh saat akan
ujian 25 55,6
3 Belajar biasa-biasa saja 11 24,4 4 Tidak peduli 2 4,4 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Melihat tabel diatas, nampak bahwa sebagian besar siswa akan belajar
dengan sungguh-sungguh jika akan menghadapi ujian. Hal ini dibuktikan
dengan perolehan data diatas yaitu sebanyak 55,6% siswa yang belajar seaktu
akan ujian dan hanya 15,6% siswa yang belajar rutin jauh sebelum ujian dan
ada 24,4% siswa yang belajar biasa-biasa saja sedangkan siswa yang tidak
peduli dengan belajarnya waktu ujian ada2.2%. Belajar jika hanya waktu
akan ujian akan mempunyai hasil yang kurang bagus jika dibandingkan
dengan belajar rutin karena belajar dengan waktu yang mendesak akan
menghasilkan pemahaman yang terbatas pula.
Tabel 4.7.5 Mengerjakan Latihan Soal Geografi saat akan Ujian No Kebiasaan siswa untuk mengerjakan latihan
soal geografi saat akan ujian F %
1 Mengerjakan soal geografi dengan sungguh-sungguh
15 33,3
2 Mengerjakan soal geografi sesuai dengan kemampuan
22 48,9
3 Mengerjakan soal yang dianggap perlu 5 11,1 4 Tidak pernah mengerjakan latihan soal 3 6,7 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Tabel 4.7.5 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berkeinginan
untuk mencoba mengerjakan latihan soal saat akan ujian. Hal ini terlihat dari
hasil data diatas yaitu sebanyak 33,3% dan 48,9% siswa mengerjakan latihan
soal dengan sungguh-sungguh dan mengerjakan soal sesuai dengan
kemampuan, sedang siswa yang mengerjakan soal latihan untuk soal yang
dianggap perlu ada 11,1% dan siswa yang tidak pernah mengerjakan latihan
soal saat ujian hanya 6,7%. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa siswa
SMA N 2 Rembang sangat peduli terhadap persiapan ujian. Dengan
seringnya mengerjakan latihan soal maka akan melatih siswa untuk selalu
berfikir dan akan terbiasa juga dalam menghadapi materi ujian.
Tabel 4.7.6 Mencari Soal Ujian Lalu untuk Latihan No Kebiasaan siswa untuk mencari soal ujian lalu
untuk latihan F %
1 Berusaha mencari dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh
12 26,7
2 Mencari dan mengerjakan semampunya 21 46,7 3 Mencari 8 17,8 4 Tidak pernah mencari 4 8,9 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Terhadap soal ujian tahun lalu, sikap siswa dalam penelitian inipun
cukup baik yaitu sebanyak 26,7% dan 46,7% siswa berusaha mencari soal-
soal ujian tahun lalu dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan
mengerjakannya sesuai kemampuannya, sedangkan siswa yang tidak pernah
mencari yaitu sebanyak 8,9%. Dilihat dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
siswa merasa penting untuk mencari dan mengerjakan soal ujian tahun lalu
sebagai latihan dalam menghadapi ujian mereka.
Tabel 4.7.7 Kehadiran Siswa saat Ujian No Kehadiran siswa saat ujian F % 1 Datang 15 menit sebelum ujian 18 40 2 Datang 10-15 menit sebelum ujian 21 46,7 3 Datang tepat waktu 6 13,3 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dengan melihat data diatas, dapat dilihat siswa pada waktu ujian akan
datang lebih awal dari jam ujian dimulai. Sebanyak 40% siswa datang 15
menit sebelum ujian dimulai, sebanyak 46,7% siswa yang datang 10-15
menit sebelum ujian dimulai dan ada 13.3% siswa yang datang tepat waktu
ujian, sedangkan siswa yang terlambat datang tidak ada. Hal ini sangat bagus
karena dalam menempuh ujian sangat dibuthkan ketenangan, jika datang
terlambat maka akan membuat diri gugup dan dapat melupan materi yang
dipelajari.
Tabel 4.7.8 Langkah Siswa Sebelum Mengikuti Ujian No Langkah siswa dalam menghadapi ujian F % 1 Membaca petunjuk ujian kemudian
mengerjakan 23 51,1
2 Menjawab soal-soal yang dianggap mudah 16 35,6 3 Langsung menjawab pertanyaan 5 11,1 4 Tidak terpikirkan apapun 1 2,2 Jumlah 45
100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Dengan melihat data tentang langkah siswa dalam mengerjakan ujian
sudah dapat digolongkan cukup baik, hal ini terlihat bahwa ada 51,1% siswa
yang dalam mengerjakan soal ujian mereka membaca terlebih dahulu
petunjuknya dan ada 35,6% siswa yang dalam mengerjakan soal ujian
mereka mengerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu. Namua ada
juga siswa yang langsung menjawab soal ujian tanpa membaca petunjuknya
dan tanpa memilih soal yang dianggapnya lebih mudah yaitu sebanyak
11,1%.
Tabel 4.7.9 Kondisi Siswa saat Mengerjakan Ujian No Kondisi siswa saat mengerjakan ujian F % 1 Mengerjakan ujian selasai 15 sebelum jam
ujian usai 21 46,7
2 Mengerjakan ujian selesai 5 menit sebelum jam ujian usai
8 17,8
3 Mengerjakan ujian sampai waktu habis 10 22,2 4 Tidak terpikir untuk menyisakan waktu 6 13,3 Jumlah 45 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Kebiasaan siswa dalam mengakhiri ujian tampak dalam tabel 9.9
sebanyak 46,7% siswa selesai mengerjakan ujian dalam waktu 15 menit
sebelum jam ujian usai dan 17,8% siswa menyisakan waktu 5 menit. Dengan
menyisakan waktu tersebut dapat digunakan untuk mengoreksi kembali
jawaban-jawaban ujian. Sedangkan siswa yang menghabiskan waktunya
untuk mengerjakan soal ujian ada 22,2% siswa dan siswa yang tidak terpikir
untuk menyisakan waktu ada 13,3%. Hal ini bisa jadi memang waktu yang
digunakan untuk ujian sangat kurang dan ini bisa terjadi pada siswa yang
mungkin kurang belajar atau memang kesulitan dalam menjawab soal ujian.
3. Prestasi Belajar Geografi Siswa
Prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2
Rembang yaitu nilai raport bidang studi geografi kelas XI semeater. Nilai
raport yang diambil yaitu nilai Pengetahuan dan Pemahaman Konsep (PPK).
Kriteria prestasi belajar siswa diambil dari batas tuntas belajar siswa yaitu 65.
Berikut ini kriteria prestasi belajar siswa:
Tabel 4.8 Kriteria Prestasi Belajar Siswa SMA N 2 Rembang Kriteria Interval
Baik Sekali 91,25 < nilai < 100 Baik 82,5 < nilai < 91,25
Kurang 73,75 < nilai < 82,5 Kurang Sekali 65 < nilai < 73,75
Sumber: Hasil Penelitian, 2005
Secara keseluruhan responden dapat diketahui distribusi frekuensi
prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang yaitu
pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
Kriteria Frekuensi Persentase Baik Sekali 0 0
Baik 23 51,11% Kurang 17 37,78%
Kurang Sekali 5 11,11% Jumlah 45 100%
Sumber: Data Raport Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa dari 45 responden ada 23
responden atau 51,11% yang mempunyai prestasi baik, sejumlah 17
responden atau 37,78% yang mempunyai prestasi kurang dan 5 responden
atau 11,11% mempunyai prestasi kurang sekali.
4. Korelasi Antara Karakteristik Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi
Siswa dan Pengaruh Karakteristik Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar
Geografi Siswa
Mencari hubungan antara karakteristik belajar dengan prestasi belajar
siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang digunakan analisis regresi
dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan persamaan garis regresi sederhana
Analisis regresi linier Y atas X yang diperoleh adalah
Y = 65,194+0,119X (lihat lampiran15)
Variabel X menyatakan korelasi karakteristik belajar siswa dalam
kaitannya dengan nilai yang telah diperoleh pada prestasi belajar geografi
(Y). Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan nilai karakteristik belajar siswa
juga diikuti kenaikan prestasi belajar geografi. Persamaan regresi yang
diperoleh tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar geografi
dipengaruhi oleh karakteristik belajar siswa atau ada hubungan yang
signifikan antara keduanya.
b. Uji keberartian dan uji kelinieran garis regresi
Langkah awal dalam analisis uji kelinieran dan keberartian regresi adalah
dengan melakukan pengelompokan data X berharga sama yang
berpasangan dengan harga Y- nya masing-masing, kemudian dilakukan
analisis varians (ANAVA). Dari pengelompokan data variabel X tersebut
diperoleh 30 kelompok.
Hasil analisis keberartian regresi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 4.10 Anava untuk Uji keberartian Regresi Sederhana Sumber Varians Dk Jk KT Fhitung Ftabel Total 45 297630 Koefisien(a) 1 296055,556 Koefisien(b|a) 1 146,262 146,62 4,404 4,07 Sisa 43 1428,183 33,214
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Oleh karena F hasil perhitungan lebih besar yaitu 4,404 dari harga F
pada tabel yaitu 4,07 untuk taraf signifikansi 5%, maka koefisien regresi
yang diperoleh nyata sifatnya atau berarti (lihat lampiran 16).
Analisis varians untuk uji kelinieran regresi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.11 Anava untuk Uji Keliniearan Sumber varians
Dk JK KT Fhitung Ftabel
Tuna cocok
45 678,682 24,239
Kekeliuran 15 749,50 49,967 0,485 2,26 Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Oleh karena F hasil perhitungan lebih kecil yaitu 0,485 dari F pada tabel
yaitu 2,26 untuk taraf signifikansi 5%, maka regresi yang diperoleh
berbentuk linier yang berarti nilai karakteristik belajar berbanding lurus
dengan nilai prestasi belajar geografi (lihat lampiran16)
c. Koefisien korelasi
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara karakteristik belajar
siswa dengan prestasi belajar geografi , maka perlu dibuktikan. Dari
perhitungan antar variabel (X) dengan variabel (Y), dapat diperoleh hasil
r hitung sebesar 0,305 (lihat lampiran17). Untuk mengetahui signifikan
atau tidaknya korelasi diatas maka hasil r hitung dikonsultasikan dengan r
tabel product moment dengan taraf signifikansi 5% dan n 45, r tabel
sebesar 0,294, jadi r hitung > r tabel dengan demikian ada korelasi yang
signifikan antara karakteristik belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Tabel 4.12 Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah
(Arikunto 1997:245)
Dilihat dari tabel 14 maka koefisien korelasi 0,305 masuk dalam
interpretasi rendah, yaitu antara 0,200 sampai dengan 0,400. Namun
demikian berdasarkan hasil hitung di atas, maka Ha diterima yang
menyatakan bahwa ada korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan
prestasi belajar geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang
d. Pengujian koefisien Korelasi
Hasil perhitungan menunjukkan besarnya statistik student (t) adalah
2,098 (lihat lampiran18) lebih besar dibandingkan dengan ttabel yaitu 1,68
dengan demikian koefisien korelasi berarti.
e. Analisis Determinasi
Besarnya koefisien dapat digunakan untuk menentukan besarnya
koefisien determinasi. Besarnya koefisien determinasi yang diperoleh
adalah 9,3% (lihat lampiran 19). Hal ini mempunyai arti bahwa 9,3%
variasi yang terjadi dalam keberhasilan prestasi belajar geografi pada
siswa kelas XI Ilmu Sosial semester 1 SMA N 2 Rembang Tahun Ajaran
2004/2005 dipengaruhi oleh karakteristik belajar siswa yang dimiliki oleh
siswa
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sebesar
variasi yang terjadi dalam keberhasilan prestasi belajar geografi siswa kelas
XI semester 1 Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang tahun ajaran 2004/2005 ada
korelasinya dengan karakteristik belajar siswa, hal tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan ada korelasi antara prestasi belajar siswa
pada bidang studi geografi dengan karakteristik belajar siswa, adalah benar.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Belajar siswa
Banyak siswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam
pelajrannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif.
Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajaran. Seperti diketahui,
belajar itu sangat kompleks. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda
secara individual, walaupun demikian siswa dapat dibantu dengan memberi
petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Petunjuk-
petunjuk tentang cara-cara belajar, baik pula siswa diawasi dan dibimbing
sewaktu mereka belajar. Hasilnya lebih baik lagi kalau cara-cara belajar
dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan. Cara belajar merupakan
bagian dari ciri atau karakteristik belajar. Siswa sebagai subyek dalam proses
belajar mengajar memiliki keunikan. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik
belajar yang dimiliki masing-masing siswa. Adanya kesadaran pada dii diri
masing-masinng siswa akan membantu dalam menentukan cara belajar dan
sasaran belajar dirinya sendiri.
Bermacam-macam cara belajar tidak terpisah satu sama lain tetapi
semuanya saling melengkapi, kemungkinan perlu digunakan beberapa cara
sekaligus (secara beruntun) untuk mencapai tujuan belajar.
a. Cara mengikuti pelajaran di sekolah
Untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik seorang pelajar
harus tahu apa-apa yang harus dipersiapkan sebelum masuk kelas,
langkah-langkah dan tindakan-tidakan apa yang harus dilakukan
selama pelajaran berlangsung dan setelah pelajaran selesai. Belajar di
sekolah yang diikuti dengan tertib dan penuh perhatian akan
memberikan pengertian dan pengetahuan yang banyak kepada setiap
siswa. Banyak langkah yang harus ditempuh oleh siswa agar dapat
mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik antara lain datang tepat
waktu, mencatat materi yang penting dan ikut aktif selama pelajaran
(Gie1975:22) dan menurut pendapat lain yaitu cara mengikuti
pelajaran di sekolah yang baik yaitu mempunyai kemauan yang kuat,
konsentrasi dan mempunyai appersepsi (Falasany dan Naif 1992:7).
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa cara mengikuti palajaran
siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N Rembang yaitu baik sekali
dengan persentase 81,48% (lihat lampiran 12). Hasil wawancara
dengan guru mata pelajaran geografi SMA N 2 Rembang maka dapat
diketahui bahwa siswa datang ke sekolah sebelum bel masuk sekolah
dan hanya beberapa anak yang kadang-kadang datang terlambat, jika
ada anak yang tidak masuk hal itu dikarenakan sakit dan itupun dalam
satu semester anak ijin hanya 1-3 kali. Siswa kelas XI Ilmu Sosial
apabila diberi soal-soal geografi saat pelajaran berlangsung mereka
sangat antusias untuk mengerjakannya, pada saat guru menjelaskan
materi pelajaran geografi siswa selalu memperhatikan, siswa SMA N
2 Rembang kelas XI ilmu Sosial selalu mencatat pokok-pokok materi
geografi yang dinggap penting, dan guru selalu memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya apabila siswa belum paham terhadap
materi pelajaran geografi. Siswa-siswa dalam kelas ini juga senang
apabila guru mengadakan demonstrasi tentang materi geografi, namu
di SMA N 2 Rembang belum ada laboratorium khusus geografi
sehingga guru kadang kurang maksimal dalam Kegiatan Belajar
Mengajar. SMA N 2 Rembang hanya mempunyai media geografi
berupa Peta, Globe dan Atlas. Siswa dalam penelitian telah
melaksanakan cara mengikuti pelajaran dengan baik, yaitu dengan
memperhatikan cara-cara mengikuti pelajaran yang baik.
b. Persiapan Sebelum Mengikuti Pelajaran
Sebelum mulai belajar seorang pelajar perlu mempersiapkan
diri sebaik-baiknya. Banyak sedikitnya atau masak tidaknya persiapan
akan mempengaruhi kelancaran belajarnya. Sebaliknya, persiapan
yang kurang lengkap atau tidak masak akan mengganggu atau
memperlambat belajarnya. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang
baik bila datang ke kelas dengan pikiran kosong, maka diperlukan
pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada dipersiapkan untuk
menerima hal-hal dan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Cara ini
dapat dilakukan dengan membaca materi yang lalu, mambaca meteri
yang akan disampaikan, membaca buku-buku lain yang mendukung
materi (Falasany dan Naif 1992:10) senada dengan pendapat itu Gie
juga mengungkapkan untuk siap menerima materi pelajaran harusnya
menyiapkan diri dengan bahan pelajaran yang akan di berikan,
memperluas pengetahuan dan memahami materi. Membaca besar
pengaruhnya terhadap belajar. Sebagian besar kegiatan belajar adalah
membaca, agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca
dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Salah satu
metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah
metode SOR4 atau Survey (meninjau), Question (mengajukan
pertanyaan), Read (membaca), Recite ( menghafal), Write (menulis)
dan Review (mengingat kembali). Hasil penelitian telah diungkap
bahwa persiapan mengikuti pelajaran pada siswa kelas XI Ilmu Sosial
telah dilakukan dengan baik yaitu dengan persentase 68,77% (lihat
lampiran12). Siswa-siswa dalam penelitian telah melakukan persiapan
untuk mengukuti pelajaran dengan cara yang benar yaitu
mempersiapkan materi dengan baik. Namun demikian ada kendala di
SMA N 2 Rembang tentang pengadaan buku geografi baik yang
dimiliki oleh siswa maupun buku-buku perpustakaan. Sebagian kecil
dari siswa kelas XI ilmu Sosial yang mempunyai buku pegangan yaitu
hanya skitar 10%, hal ini di sebabkan siswa tidak mampu membeli
buku pegangan sehingga untuk mengatasi masalah tersebut siswa
dituntut aktif untuk belajar dari buku yang terdapat di perpustakaan,
dimana jumlah buku-buku geografi yang terdapat di perpustakaan
tersebut juga sangat sedikit. Guru mengambil alternatif untuk
memberikan catatan-catatan penting materi pelajaran pada siswa.
c. Pemahaman Konsep dan Aplikasi Konsep
Seorang pelajar yang mengikuti dan paham akan apa yang
dipelajarinya akan semakin semangat dalam studinya. Untuk dapat
meraih tujuan belajar maka seorang siswa harus bersemangat dan
antusias dalam mempelajari, mengingat-ingat dan menghafal
pelajaran-pelajarannya. Mengulangi bahan pelajaran mempunyai
pengaruh yang besar dalam belajar, karena dengan adanya
pengulangan “ bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah
terlupakan”akan tetap tertanan dalam otak seseorang. Mengulang
dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih
penting adalah mempelajarai kembali bahan pelajaran yang sudah
dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat ringkasan,
kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan. Agar dapat
mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu
untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk
menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang
secara sungguh-sungguh. Proses menghafal ini ada tiga syarat
menurut Prof. James L. Mursell yaitu mempunyai tujuan, mengerti
materi yang akan dihafal dan mencurahkan perhatian untuk materi
yang dihafal.
Dari hasil penelitian ini juga telah di peroleh hasil yang baik
untuk pemahaman konsep dan aplikasi konsep yaitu 70,49% (lihat
lampiran 12). Hal ini membuktikan bahwa tingkat pemahaman konsep
dan aplikasi konsep terhadap bidang studi geografi pada siswa kelas
XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang sudah terlaksana dengan baik.
Siswa yang belum mencapai batas tuntas dalam belajar
khususnya mata pelajaran geografi maka guru akan mengadakan
remedial teaching. Pelajaran di sekolah khususnya konsep-konsep
geografi perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di
masyarakat karena pada hakekatnya geografi adalah mempelajari
kehidupan sehari-hari (nyata), hal itu merupakan tujuan panjang dari
belajar yaitu agar nantinya dapat berperan dalam kehidupan
bermasyarakat . Tujuan terdekat dari belajar ini yaitu lulus ujian,
seperti yang dilakukan oleh siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2
Rembang tahun ajaran 2004/2005 yaitu mereka berusaha menguasai
materi untuk menghadapi test/ujian dan untuk tujuan ini siswa telah
dapat melaksanakannya dengan baik.
d. Cara Membuat Rangkuman/Ringkasan setelah Mengikuti Pelajaran
Usaha yang tepat untuk mengingat dan mencerna suatu buku
ialah dengan membuat ringkasan atau rangkuman. Membuat catatan
memerlukan pemikiran, jadi tidak sama dengan menyalin. Catatan itu
harus merupakan outline atau rangkuman yang membari gambaran
tentang garis-garis besar dari pelajaran itu. Gunanya ialah untuk
membantu siswa mengingat pelajarn. Sewaktu belajar siswa harus
telah mencoba memahami dan mencamkan isi pelajaran. Membuat
catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan yang semrawut
dan tidak teratur antara materi yang satu dengan materi yang lainnya
akan menimbulkan rasa bosan dalam membaca, selanjutnya belajar
jadi kacau. Sebaliknya catatn yang baik, rapi, lengkap, teratur akan
menambah semangat dalam belajar. Membuat catatan sebaiknya tidak
semua yang dikatakan guru guru itu ditulis, tetapi diambil inti sarinya
saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca atau dipelajari.
Perlu ditulis juga tanggal dan hari mencatatnya, pelajaran apa, bab
atau pokok yang dibicarakan dan buku pegangan atau pelengkap yaitu
untuk memperkaya dalam mempelajari suatu mata pelajaran atau
bidang studi. Menurut Falasany dan Naif (1992:37) langkah yang
baik dalam membuat ringkasan yaitu membaca terlebih dahulu materi
yang akan diringkas, membuat kerangka ringkasan, memberi tanda-
tanda pada ringkasan dan mengambil pokok-pokoknya saja.
Sedangkan Sutadi (1986:149) mengungkapkan bahwa hal yang perlu
dalam membuat ringkasan yaitu membaca seluruh bahan yang akan
diringkas dan menggunakan kata-kata sendiri. Secara menyeluruh dari
hasil penelitian tentang cara membuat ringkasan/rangkuman dapat
diketahui bahwa hasilnya baik yaitu 72,28% (lihat lampiran 12). Hal
ini juga telah membuktikan bahwa cara yang telah dilakukan oleh
siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2 Rembang telah benar atau baik
yaitu dengan membuat rangkuman sesuai dengan cara yang benar.
Siswa SMA N 2 Rembang kelas XI Ilmu Sosial banyak menerima
catatan dari guru, hal ini disebabkan sebagian siswa tidak mempunyai
buku pegangan. Siswa juga banyak yang memenfaatkan buku-buku
penunjang materi geografi yang terdapat di perpustakaan dan mereka
mencatatnya bila dianggap perlu dan penting.
e. Cara Menghadapi Ujian/Ulangan
Babak terakhir dari usaha siswa dalam belajar di sekolah
adalah menempuh ujian. Tidak diragukan lagi bahwa ujian itu
mempunyai faedah yang tidak sedikit. Ujian mendorong siswa untuk
membaca, menelaah, membahas dan mengulangi pelajaran. Ujian
memdidik mereka untukpercaya pada diri sendiri, rajin dan tekun
belajar demi mencapai cita-cita. Setiap ujian biasanya hanya mungkin
dilalui dengan berhasil apabila ia menyiapkan diri dengan sebaik-
baiknya. Dalam menghadapi ujian perlu sekali memiliki persiapan dan
teknik ujian yang baik antara lain selalu siap psikis, menyiapkan ujian
dengan matang materi ujian dan menggunakan srategi yang
direncanakan misalnya datang 15 menit sebelum ujian agar tidak
gugup atau panik. Dilihat dari hasil penelitian maka dapat diketahui
bahwa cara menghadapi ujian siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA N 2
Rembang telah dilakukan dengan baik yaitu dengan hasil 77,96%
(lihat lampiran 12). Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA 2 Rembang
memang telah bisa menghadapi ujian dengan cara yang benar. Siswa
SMA N 2 Rembang kelas XI Ilmu Sosial telah mempunyai kebiasaan
cara menghadapi ujian yang baik yaitu persiapan fisik, psikis dan
materi telah dilakukan dengan baik, hadir dalam ujian sebelum waktu
ujian dimuali, banyak latihan soal-soal baik dari guru maupun dari
buku pegangan dan buku penunjang lain. Siswa-siswa dalam
persiapan ujian ini termotivasi agar memperoleh nilai yang baik dan
minimal agar tidak remidi.
Setiap siswa yang sejak awal tahun ajaran telah belajar secara
tertib, mengatur waktu belajar, mengikuti pelajaran, membaca buku,
membuat ringkasansesuai dengan pedoman, maka sesungguhnya
siswa itu sudah cukup siapsiaga untuk menempuh ujian. Waktu-waktu
yang terakhir menjelang ujian tinggallah dipergunakan untuk
memperdalam pengrtahuannya dan mengulangi kembali materi
pelajarannya (membaca kembali materi).
Secara keseluruhan karakteristik belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial
SMA N 2 Rembang terhadap bidang studi geografi dapat dikatakan baik
yaitu dengan hasil 74,198 %. Hal ini berarti siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA
N 2 Rembang dalam penelitian telah mempunyai karakteristik atau kebiasaan
belajar yang sudah baik, yaitu mereka mempunyai kebiasaan atau cara belajar
yang sudah benar. Namun dari data terdapat siswa yang mempunyai
karakteristik belajar kurang tetapi mempunyai prestasi belajar yang baik, hal
ini disebabkan oleh antara lain siswa tersebut pada dasarnya mempunyai
tingkat kecerdasan yang tinggi jadi walaupun cara belajarnya kurang baik
tapi prestasinya baik. Sebaliknya ada siswa yang mempunyai karakteristik
belajar baik namun prestasinya kurang, hal ini disebabkan oleh faktor kondisi
kesehatan (sakit) dalam menempuh ujian dan faktor lain yaitu faktor
ekonomi, dengan tidak adanya dana maka siswa tidak mampu membeli buku
penunjang lain.
2. Hubungan antara Karakteristik Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa
Geografi Siswa
Dari analisis data diperoleh hasil bahwa model regresi linier
sederhana diterima. Bentuk regresi liniernya adalah Y = 65,184 + 0,119X hal
ini berarti bahwa setiap kenaikan nilai karakteristik belajar siswa juga diikuti
kenaikan prestasi belajar geografi. Karena hubungan antara kedua variabel
berbentuk garis linier sehingga dikatakan bahwa nilai karakteristik belajar
berbanding lurus dengan nilai prestasi belajar geografi. Persamaan regresi
yang telah diperoleh tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar geografi
dipengaruhi oleh karakteristik belajar siswa atau ada hubungan yang
signifikan antara keduanya.
Setelah dilakukan uji keberartian regresi sederhana maka diperoleh
harga F hasil perhitungan lebih besar yaitu 4,404 dari F tabel yaitu 4,07
untuk taraf signifikansi 5%, maka koefisien arah regresi yang diperoleh nyata
sifatnya atau berarti. Dengan berartinya regresi maka hipotesis yang berbunyi
“ada korelasi antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar
geografi siswa kelas XI Ilmu Sosial semester 1 SMA Negeri 2 Rembang
Tahun Ajaran 2004/2005” dapat diterima dan setelah dilikukan uji kelinieran,
diketahui bahwa harga F hasil perhitungan lebih kecil yaitu 0,485 dari F
tabel yaitu 2,26 untuk taraf signifikansi 5%, maka regresi yang diperoleh
berbentuk linier, artinya ada hubungan antara variabel karakteristik belajar
siswa (X) dengan prestasi belajar geografi (Y)
Setelah diketahui bahwa koefisien korelasi lebih besar yaitu 0,305
dari r tabel yaitu 0,294 maka terdapat korelasi positif yang signifikan antara
karakteristik belajar siswa dengan prestasi belajar geografi siswa, oleh karena
itu hipotesa yang menyatakan ada korelasi antara karakteristik belajar dengan
prestasi belajar geografi siswa adalah benar
Hasil perhitungan dari pengujian koefisien korelasi menunjukkan
besarnya statistik student (t) adalah 2,098 lebih besar dibandingkan dengan
ttabel yaitu 1,68 dengan demikian koefisien korelasi berarti.
Analisis determinan diperoleh harga koefisien determinan (r2) sebesar
0,093. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebesar 9,3% variasi yang
terjadi dalam keberhasilan prestasi belajar geografi pada siswa kelas XI Ilmu
Sosial semester 1 SMA Negeri 2 Rembang Tahun Ajaran 2004/2005
dipengaruhi oleh karakteristik belajar siswa yang dimiliki oleh siswa.
Sedangkan 90,7% variasi yang terjadi dalam keberhasilan prestasi belajar
geografi ditentukan oleh faktor lain, yaitu faktor intern yang terdiri dari
faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi,
perhatian,minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), Faktor kelelahan dan
yang kedua yaitu faktor ekstern yang terdiri dari faktor keluarga (cara orang
tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah
(metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), faktor
masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat)
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan :
1. Karakteristik belajar siswa terhadap bidang studi geografi termasuk dalam
kriteria baik yaitu sebasar 74,198%
2. Ada korelasi positif antara karakteristik belajar siswa dengan prestasi
geografi, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi r = 0,305 melalui
persamaan : Y = 65,184 + 0,119X
3. Besarnya sumbangan karakteristik belajar siswa terhadap prestasi belajar
geografi adalah sebesar 9,3% sumbangan tersebut termasuk kecil.
Karakteristik belajar hanya memberi sumbangan yang sedikit untuk prestasi
belajar geografi.
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian maka peneliti ingin
memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada guru setiap mata pelajaran, terutama guru mata pelajaran geografi
dalam proses belajar mengajar agar lebih memperhatikan dan memahami
karakteristik belajar siswa dalam belajar, sehingga dapat membantu siswa
dalam menentukan cara belajar dan sasaran belajar, mengingat belajar
mengajar bertujuan membantu siswa memperoleh perubahan tingkah laku
dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal
2. Untuk siswa dengan adanya perbedaan-perbedaan dalam dirinya, hendaknya
lebih membiasakan dengan cara belajar dan teknik belajar yang lebih baik
dan efisien. Sehingga konsep-konsep materi pelajaran yang dipelajari dapat
dikuasai dengan baik. Dengan demikian siswa akan mampu menerapkan
konsep-konsep tersebut ke dalam soal-soal penerapannya, yang pada akhirnya
dapat mendisiplinkan diri dengan belajar yang terarah dan teratur
DAFTAR PUSTAKA
Al-Falansany, Judidan dan Fauzan Naif. 1992. Kunci Belajar Sukses bagi Pelajar
dan Mahasiswa. Semarang: Aneka Ilmu. Ali, Muh.1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung. PT
Angkasa Anni, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang. UPT MKK Universitas Negeri
Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ----- 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang. IKIP Semarang Press. Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. ----- 1994. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. 1990. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Sinar Baru
Algensindo. Hariyadi, Sugeng dkk.1995. Perkembangan Peserta Didik. Semarang. IKIP
Semarang Press. Gie, The Liang. 1975. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. ----- 2003. Efisiensi untuk Meraih Sukses. Yogyakarta: Panduan. Nasution,S. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta. Bina Aksara. S, Edi. 1995. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka
Cipta Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugandi, Achmad dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang. UPT MKK UNNES
Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharyono dan Moch.Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta. Dirjen
Dikti Depdikbud.
Suparno, A. Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sutadi, Dicky. 1986. Aku Berprestasi dalam Studi. Jakarta: Cipta Loka Caraka Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Lampiran
Kriteria Karakteristik Belajar Siswa
Menentukan terlebih dahulu :
1. Range = data maximum – data minimum
2. Data maximum = 45 x 4 = 180
3. Data minimum = 45 x 1 = 45
4. Range = 180 – 45 = 135
5. Panjang kelas = Range Banyak kelas = 135/4 = 33,75
Kriteria karakteristik belajar siswa
Interval Skor Kriteria 146,25 < skor < 180 Baik sekali
112,5 < skor < 146,25 Baik 78,75 < skor <112,5 Kurang
45 < skor <78,75 Kurang sekali
Kriteria Deskriptif Persentase
Menentukan terlebih dahulu:
1. Menetapkan skor tertinggi yaitu 45 x 4 = 180
2. Menetapkan skor terendah yaitu 45 x 1 = 45
3. Menetapkan jenjang kriteria yaitu baik sekali, baik, kurang dan kurang sekali
4. Menetapkan persentase tertinggi yaitu 100%
5. Menetapkan persentase terendah yaitu 25%
6. Menetapkan rentang yaitu 100% - 25% = 75 %
7. Menetapkan interval yaitu 75% : 4 =18,75%
Berikut ini kriteria deskriptif persentase karakteristik belajar siswa:
Kriteria Deskriptif Persentase Karakteristik Belajar Siswa
Interval persentase Kriteria
81,25% < persentase < 100% Baik Sekali
62,5% <persentase < 81,25% Baik
43,75% < persentase < 62,5% Kurang
25% < persentase < 43,75% Kurang sekali
Perhitungan persentase karakteristik belajar dengan rumus DP (Deskriptif
Persentase) adalah sebagai berikut:
%100XNnDP =
Keterangan:
n = jumlah nilai (skor) yang diperoleh
N =jumlah seluruh nilai ideal, dicari dengan cara jumlah item dikalikan nilai
ideal tiap item dikalikan jumlah responden
%10081006010 XDP =
= 74,198%
Setelah di tabulasikan maka masuk dalam kriteria baik
Perhitungan Persentase Karakteristik Belajar Siswa per Sub-Variabel dengan
Menggunakan Rumus DP ( Deskriptif Persentase)
Cara mengikuti pelajaran
di sekolah
Persiapan sebelum mengikui pelajaran
Pemahaman konsep dan
aplikasi konsep
Cara membuat
rangkuman
Cara menghadapi
ujian
Jumlah
Jumlah skor
minimum
1320 1114 1142 1171 1263 6010
Jumlah skor
maximum
1620 1620 1620 1620 1620 8100
DP 81,48% 68,77% 70,49% 72,28% 77,96% 74,198% Kriteria Baik
Sekali Baik Baik Baik Baik Baik
Kriteria Prestasi Belajar Siswa
1. Data tertinggi 100
2. Data terendah 65
3. Range = 100 – 65
= 35
4. Panjang kelas yaitu range/ banyak kelas
35/4 = 8,75
Berikut ini kriteria prestasi belajar siswa :
Kriteria Prestasi Belajar Siswa
Interval Prestasi/nilai Kriteria 91,25< nilai < 100 Baik sekali 82,5 < nilai < 91,25 Baik 73,75 < nilai < 82,5 Kurang 65 < nilai < 73,75 Kurang Sekali
Data Deskreptif Persentase Hasil Penelitian No Kode Karakteristik Belajar Siswa Prestasi Belajar Skor Kriteria Skor Kriteria 1 R-01 150 Baik sekali 83 Baik 2 R-02 105 Kurang 72 Kurang 3 R-03 138 Baik 82 Kurang 4 R-04 101 Kurang 70 Sangat Kurang5 R-05 146 Baik 82 Kurang 6 R-06 124 Baik 80 Kurang 7 R-07 139 Baik 82 Kurang 8 R-08 145 Baik 85 Baik 9 R-09 122 Baik 80 Kurang 10 R-10 143 Baik 80 Kurang 11 R-11 121 Baik 79 Kurang 12 R-12 140 Baik 77 Kurang 13 R-13 127 Baik 74 Kurang 14 R-14 151 Baik Sekali 84 Baik 15 R-15 135 Baik 65 Sangat Kurang16 R-16 134 Baik 76 Kurang 17 R-17 123 Baik 72 Sangat Kurang18 R-18 117 Baik 71 Sangat kurang19 R-19 138 Baik 84 Baik 20 R-20 136 Baik 85 Baik 21 R-21 149 Baik Sekali 90 Baik 22 R-22 120 Baik 83 Baik 23 R-23 120 Baik 88 Baik 24 R-24 123 Baik 85 Baik 25 R-25 159 Baik Sekali 85 Baik 26 R-26 147 Baik Sekali 88 Baik 27 R-27 137 Baik 85 Baik 28 R-28 127 Baik 88 Baik 29 R-29 116 Baik 88 Baik 30 R-30 139 Baik 80 Kurang 31 R-31 123 Baik 87 Baik 32 R-32 140 Abik 84 Baik 33 R-33 137 Baik 84 Baik 34 R-34 114 Baik 87 Baik 35 R-35 158 Baik Sekali 84 Baik 36 R-36 149 Baik Sekali 82 Kurang 37 R-37 135 Baik 84 Baik 38 R-38 138 Baik 75 Kurang 39 R-39 138 Baik 87 Baik 40 R-40 141 Baik 85 Baik 41 R-41 137 Baik 73 Sangat Kurang42 R-42 140 Baik 90 Baik
43 R-43 86 Kurang 74 Kurang 44 R-44 161 Baik Sekali 75 Kurang 45 R-45 141 Baik 76 Kurang