Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa
-
Upload
habibmustofa -
Category
Documents
-
view
488 -
download
11
Transcript of Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan Trenggalek)
SKRIPSI
Oleh:
Alif Dyah Yunitasari
06110054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
April, 2010
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan Trenggalek)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Alif Dyah Yunitasari
06110054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
April, 2010
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
Oleh:
Alif Dyah Yunitasari06110054
Telah Disetujui pada Tanggal 29 Maret 2010
Dosen Pembimbing,
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003
HALAMAN PENGESAHAN
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
SKRIPSIDipersiapkan dan disusun oleh
Alif Dyah Yunitasari (06110054)telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
19 April 2010 dengan nilai Adan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memeperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal 24 April 2010.
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua SidangDrs. H. Moh. Padil, M.Pd.I :NIP. 196512051994031003
Sekretaris SidangDrs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag : NIP. 196712201998031002
Penguji UtamaDr. H. M. Samsul Hady, M.A :NIP. 196608251994031002
Mengesahkan,Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 196205071995031001
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah hamba panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya Skripsi ini tepat
WaktuKarya ini saya persembahkan kepada
Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti,
S.Pd)Yang telah sabar, mendidik dan menyayangi dengan
penuh kasih sayangAdikku tersayang Muhamad Nizar Zulmi
yang selalu memberiku semangat, dukungan dan menemaniku disaat suka maupun duka
Para Guru dan Dosen yang telah mendidikkuSahabat-sahabatku PAI Angkatan 2006
Dan para pecinta ilmu pengetahuan dimanapun berada
HALAMAN MOTTO
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat: 13).1
1 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci Raja Abdullah bin
Abdul Aziz Ali Sa’ud Tidak Diperjualbelikan), hlm.847
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.IDosen Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBINGHal : Skripsi Alif Dyah Yunitasari Malang, 24 Maret 2010Lamp. : 6 (enam) Eksemplar
Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malangdi MalangAssalamu’alaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Alif Dyah YunitasariNIM : 06110054Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul Skripsi : STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.Demikian, mohon dimaklumi adanya.Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 30 Maret 2010
Alif Dyah Yunitasari
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang
telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Agama Islam
yang kita harapkan syafaatnya di Dunia dan di Akhirat.
Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan rasa hormat, ucapan terimakasih, serta penghargaan setinggi-
tingginya kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti, S.Pd)
yang sangat penulis hormati dan sayangi, karena limpahan kasih sayang
dan doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adikku tersayang
(Muhamad Nizar Zulmi) yang selalu memberikan motivasi agar penulisan
skripsi ini cepat selesai. Dan seluruh keluarga besar di Trenggalek yang
selalu memberikan semangat agar cepat lulus dari Program S1 ini dengan
nilai yang bail.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan
kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah
mengizinkan menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah.
4. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam sekaligus sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan
wawasan keilmuan, saran, kritik, motivasi, arahan dan bimbingan yang
bermakna dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah
memberikan wawasan keilmuan selama menempuh program S1 ini.
6. Semua Guru TK Idhata Ngetal II, SDN Ngetal II, MTsN Model
Trenggalek dan SMAN 1 Trenggalek yang telah memberikan ilmunya
selama ini.
7. Seluruh Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Pogalan yang telah mengizinkan
dan membantu dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini tepat
waktu.
8. Seluruh Tata Usaha Fakultas Tarbiyah yang senantiasa memberikan
layanan administrasi yang baik selama penyelesaian program S1 ini.
9. Seluruh teman-teman Jurusan PAI angkatan 2006 yang senasib
seperjuangan, (Miladus Sholihan, Lailatul Faizah, Nuriyah Ula Masluhi,
Faizatul Husniyah, Nur Asyiah Sholihah, Nur Shodicoh, Amirotun
Nahdliyah, Diana Wijayanti dan teman-teman lain yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu), semoga persahabatan kita tidak terpisahkan oleh
jarak.
10. Teman-teman kos Sumbersari IA 51 (Qarid, Leli, Tutus, Hanifa, Ulfa, Afi,
Tatik, Maul, Evi, Shofi, Hartin, Faiza, Yuli, Aida, Didin, Hilmi, ifa, Nia,
Mbak Dewi), yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian
skripsi ini.
11. Semua pihak yang ikut membantu penulis baik dalam hal moril, materil,
ataupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
terwujudnya karya yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Sebagai ucapan
terimakasih semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Malang, 28 Maret 2010
Penulis
DAFTAR TABEL
2.1 Stuktur kurikulum SD/MI (model 1) ........................................................ 51
2.2 Stuktur kurikulum SD/MI (model 2) ........................................................ 51
2.3 Struktur Kurikulum SMP/MTs ................................................................. 52
4.1 Struktur Organisasi di SMP Negeri 1 Pogalan.......................................... 70
4.2 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Guru ........... 71
4.3 Daftar Guru SMP Negeri 1 Pogalan ......................................................... 71
4.4 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(keahlian) ................................................................................................. 73
4.5 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru..................................... 73
4.6 Prestasi guru ............................................................................................... 74
4.7 Guru Billingual (RSBI) ............................................................................. 74
4.8 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru Billingual.................... 74
4.9 Tenaga Pendukung ................................................................................... 75
4.10 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa reguler .................................... 75
4.11 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa Billingual (RSBI) .................. 76
4.12 Prestasi Akademik: NUAN...................................................................... 76
4.13 Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUAN............................................ 76
4.14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US) ........................................ 76
4.15 Angka Kelulusan dan Melanjutkan.......................................................... 77
4.16 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba ........................ 77
4.17 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik ......................................... 78
4.18 Jumlah dan prosentase siswa drop-out..................................................... 78
4.19 Jumlah dan prosentase siswa yang terancam drop-out ............................ 78
4.20 Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat............ 78
4.21 Pekerjaan orangtua/wali siswa ................................................................. 79
4.22 Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa................. 79
4.23 Tingkat kesejahteraan orangtua/wali siswa.............................................. 79
4.24 Data Ruang Belajar (Kelas) .................................................................... 80
4.25 Keterangan kondisi: ................................................................................ 81
4.26 Data Ruang Belajar Lainnya .................................................................... 81
4.27 Data Ruang Kantor................................................................................... 81
4.28 Data Ruang Penunjang............................................................................. 81
4.29 Lapangan Olahraga dan Upacara ............................................................. 82
4.30 Perabot ruang kelas (belajar) ................................................................... 83
4.31 Perabot ruang belajar lainnya................................................................... 83
4.32 Perabot Ruang Kantor .............................................................................. 84
4.33 Perabot Ruang Penunjang ........................................................................ 84
4.34 Koleksi Buku Perpustakaan ..................................................................... 85
4.35 Fasilitas Penunjang Perpustakaan ............................................................ 85
4.36 Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia... 85
4.37 Sumber Dana 2 (dua) tahun terakhir ........................................................ 86
4.38 Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir ........................................................ 86
4.39 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) ...................... 87
4.40 Daftar nilai akhlak dan kepribadian siswa yang berasal dari SD............. 88
4.41 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) ............ 90
4.42 Daftar nilai akhlak dan kepribadian siswa yang berasal dari MI ............ 91
4.43 Penyajian Data ....................................................................................... 92
4.45 Histogram ............................................................................................... 93
5.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 91
5.2 Uji Homogenitas ...................................................................................... 92
5.3 Nilai Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) .......................................................................................................... 92
5.4 Perbandingan nilai akhlak dan kepribadian siswa yang berasal dari SD dan
MI.............................................................................................................. 99
5.5 Uji Validitas .............................................................................................. 101
5.6 Uji Reliabilitas ........................................................................................... 102
DAFTAR GAMBAR
Foto 1. SMP Negeri 1 Pogalan
Foto 2. Foto dengan Bapak Siswoyo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Pogalan
Foto 3. Foto dengan Ibu Maelah, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri
1 Pogalan
Foto 4. Foto dengan siswa kelas VII E pada waktu mengisi angket di
Laboratorium Komputer
Foto 5. Foto dengan Bapak Nurudin, BA selaku Guru Pendidikan Agama Islam
Kelas VII A,B,C,D,E pada waktu wawancara
Foto 6. Foto dengan Bapak Kusnan, S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam
Kelas VII F, G pada waktu wawancara.
Foto 7. Foto dengan Bapak Drs. Jausan selaku Guru Pendidikan Agama Islam
Kelas VII H pada waktu wawancara
Foto 8. Foto dengan perwakilan siswa kelas VII H pada waktu wawancara.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Instrumen Penelitian
Lampiran II Uji Normalitas dan Homogenitas
Lampiran III Uji T
Lampiran IV Angket
Lampiran V Hasil Angket
Lampiran VI Uji Validitas
Lampiran VII Angket yang Valid
Lampiran VIII Hasil Angket yang Valid
Lampiran IX Uji Reliabilitas
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN NOTA DINAS
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 9
D. Kegunaan Penelitian .......................................................... 9
E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 10
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian .................... 10
G. Definisi Operasional .......................................................... 11
H. Sistematika Pembahasan ................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar ................................................................. 14
1. Pengertian Prestasi Belajar ........................................... 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...... 17
3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Prestasi Belajar Turun 29
4. Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar ................. 34
B. Tinjauan Tentang Sekolah ................................................ 45
1. Sekolah Dasar (SD) ....................................................... 45
2. Madrasah Ibtidaiyah (MI) .............................................. 46
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ............................... 47
C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ................................ 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .............................................................. 54
B. Jenis Penelitian .................................................................. 54
C. Data dan Sumber Data ..................................................... 55
D. Populasi dan Sampel ......................................................... 56
E. Instrumen Penelitian .......................................................... 57
F. Pengumpulan Data ............................................................ 59
G. Analisis Data .................................................................... 61
BAB IV PEMAPARAN DATA
A. Deskripsi Data.................................................................... 65
a. Latar Belakang Objek ........................................... 65
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pogalan ...... 65
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Pogalan . 67
3. Struktur Organisasi di SMP Negeri 1 Pogalan 70
4. Keadaan Guru dan Tenaga Pendukung di SMP
Negeri 1 Pogalan .............................................. 71
5. Keadaan Siswa di SMP Negeri 1 Pogalan ....... 75
6. Sarana Prasarana di SMP Negeri 1 Pogalan ..... 80
b. Prestasi Belajar Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP
Negeri 1 Pogalan ................................................... 87
BAB V ANALISIS DATA
A. Pengujian Hipotesis............................................................ 94
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 109
B. Saran................................................................................... 110
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Yunitasari, Alif Dyah. STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek). Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, Warga Negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Sehingga pendidikan dasar sangat diperhatikan karena Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan) tahun.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar (SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Materi/bahan kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya. Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum. Hal itu karena jumlah terbesar dari lembaga pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan jenis penelitian Non Eksperimen, Rancangan yang dipakai adalah Ekpose Fakto dengan bentuk Causal Comparative Studies. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, angket dan wawancara. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik komparasi Uji Beda (t-test) T-test sampel bebas
(Independent Sample Test). Namun sebelumnya data diuji normalitas, homogenitas, validitas, dan reliabilitas terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek adalah 75,93. Sedangkan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah 78,03. Nilai keduanya sama-sama tergolong cukup baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Setelah di analisis menggunakan uji-t juga menyimpulkan bahwa
(2,004), maka diterima. Jadi tidak ada perbedaan yang significan antara prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Sedangkan perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tidak ada perbedaan yang significant pula.
Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar keduanya tidak ada perbedaan, peneliti menggunakan angket dan dikuatkan dengan wawancara. Hasilnya adalah Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang sekolah berbeda, Guru paham tentang karakter masing-masing siswa, Siswa bersemangat rajin belajar di rumah, Siswa mendapatkan pelajaran agamatambahan dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Siswa ada yang tinggal di lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid dan Siswa mendapat bimbingan dari orangtua di rumah. Jika ada factor lain yang belum disebutkan penulis, maka hal itu dapat dijadikan sebagai masukan atau tambahan agar skripsi ini terus berkembang dan tidak berhenti sampai disini.
Kata Kunci : Komparasi, Prestasi Belajar, Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)
BIODATA MAHASISWA
Nama : Alif Dyah Yunitasari
NIM : 06110054
Tempat Tanggal Lahir : Trenggalek, 23 Juni 1988
Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Tahun Masuk : 2006
Alamat Rumah : RT/RW I/I, Dusun Grojogan, Desa Ngadirenggo,
Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa
Timur
Alamat Malang : Sumbersari IA 51
No Telp. Rumah/HP : (0355)797012/ 085736005462
Pendidikan : SDN Ngetal II
MTsN Model Trenggalek
SMAN I Trenggalek
Malang, 30 Maret 2010
Mahasiswa
(Alif Dyah Yunitasari)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Kegiatan pendidikan selalu
berlangsung di dalam suatu lingkungan. Lingkungan yang sengaja
diciptakan untuk mempengaruhi anak adalah lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan
tersebut disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.1
Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal terdiri dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar
kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, Warga Negara dan anggota umat manusia
1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 16
2
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah
(pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan
Dasar).2
Siswa yang telah lulus dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) harus melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP)
atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), karena Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan)
tahun. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus
diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan
Pemerintah Daerah (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Program ini
mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9
(sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas I
Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas IX
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs terkait dengan
sejumlah faktor. Pertama, adanya kesadaran dari siswa lulusan SD/MI
maupun orangtuanya akan pentingnya pendidikan di tingkat SMP/MTs.
Kedua, adanya SMP/MTs yang bisa dijangkau dari tempat tinggalnya.
Ketiga, secara ekonomi mereka tidak kesulitan mendapatkan biaya
sekolah. Keempat, anak-anak tidak terhambat oleh budaya setempat untuk
melanjutkan ke SMP/MTs. Empat faktor ini perlu mendapat perhatian
2 Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah (Bandung: Citra Umbara, 1995), hlm. 6
3
serius dalam rangka mendorong anak-anak lulusan SD/MI melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs, sehingga pada gilirannya mendorong suksesnya
program Wajib Belajar Sembilan Tahun.3
Oleh karena itu siswa di SMP/MTs berasal dari lulusan SD/MI.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya
dilakukan oleh Departemen Agama. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI)
sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah
Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama
Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar
(SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits,
Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
Sesuai ketetapan SKB 3 Menteri 1975, bahwa Madrasah dengan
beban kurikulum 70% umum dan 30% agama. Posisi ini kemudian
dikukuhkan oleh ketentuan UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang mengharuskan kurikulum Madrasah sama
dengan kurikulum Sekolah Umum biasanya. Artinya Madrasah adalah
Sekolah Umum, hanya berciri khas Agama Islam saja. Dengan keharusan
itu maka beda antara Madrasah dengan Sekolah Umum hanyalah pada
jumlah pelajaran agama yang menjadikannya sebagai ciri khas.4
3 Saiful Anam, Indra Djati Sidi dari ITB untuk Pembaruan Pendidikan (Bandung:
Teraju, 2005) hlm. 200-201
4 Choirul Fuad Yusuf, Revitalisasi Madrasah, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 3
4
Fakta bahwa pembelajaran agama di Sekolah Umum (juga
Madrasah) yang hanya sebagian kecil (2 jam dari sekitar 48 jam
seminggu). Sementara ajaran islam meliputi 30 juz kitab Al-Qur’an dan 23
tahun sejarah kenabian, masih ditambah seluruh sejarah kehidupan
pemeluk islam di dunia. Karena itu bagaikan “besar pasak daripada tiang”
jika mengharapkan 2 jam pembelajaran agama harus mewarnai 46 jam
lainnya.5
Menurut catatan Balitbang Dediknas (2000) dari 171.651 Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah maka 21.454 atau 12% di antaranya adalah
Madrasah. Dari 30.716 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah maka 9.850 atau 32% diantaranya adalah Madrasah.6
Madrasah menyumbangkan angka yang signifikan dalam
pendidikan, maka dengan mudah dibaca kualitas pendidikan Madrasah
akan memberikan konstribusi yang signifikan pula bagi kualitas
sumberdaya manusia ke depan. Namun jumlah terbesar dari lembaga
pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta. Sebagai contoh,
Sekolah Dasar yang ada 92,5% nya adalah Negeri sementara yang
berstatus Sekolah Dasar Swasta hanya 7,5%. Kebalikan dengan ini
Madrasah Ibtidaiyah justru 93,9 nya swasta dan hanya 6,1% yang berstatus
5 Ibid., hlm. 60
6 Choirul Fuad Yusuf, Potret Madrasah dalam Media Massa (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 89
5
Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Ini berarti Madrasah tampak sekali sebagai
korban diskriminasi pendidikan.7
Apabila dilihat dari sisi persekolahan yang diselenggarakan secara
klasikal, maka rata-rata siswa pada Madrasah Ibtidaiyah swasta antara 80-
100 siswa dengan rata-rata siswa setiap kelas antara 18-20 siswa, pada
Madrasah Ibtidaiyah Negeri antara 300-530 siswa dengan rata-rata siswa
setiap kelasnya antara 38-40 siswa dengan kelas paralel antara 2-3 kelas.8
Meskipun demikian kehadiran Madrasah Swasta merupakan satu-
satunya pilihan masyarakat yang rendah daya dukung ekonominya, di
tengah mahalnya biaya pendidikan. Hal ini karena secara geografis,
penyebaran Madrasah lebih banyak di pedesaan dan kalangan masyarakat
miskin. Kebanyakan orangtua siswa Madrasah adalah petani yang hidup
secara tradisional, berpendidikan rendah dan kebanyakan hidup didaerah
pedesaan atau di pinggiran kota.
Sarana prasarana Madrasah masih sangat sederhana, perlengkapan
seadanya, kemampuan manajemen rendah dan tenaga guru kebanyakan
dilatar belakangi oleh semangat ibadah yang sangat tidak selektif terhadap
persyaratan yang diperlukan. Keadaan demikian mengakibatkan Madrasah
sulit berkembang dan tidak mapu bersaing dengan sekolah lainnya.9
7 Ibid., hlm. 148 Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi
(Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2004), hlm.28
9 Ibid., hlm.27
6
Masyarakat yang memilih Madrasah lebih didorong oleh motif
praktis, yakni selain biayanya murah, juga mengajarkan ilmu-ilmu
akademik dasar, seperti baca, tulis dan hitung. Di samping itu juga bisa
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di bidang pengetahuan dan
ketrampilan praktis keagamaan.10
Berdasarkan hal tersebut diatas maka jelaslah bahwa materi/bahan
kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal
dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya.
Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas
Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum.
Pada tahun 2005 Munfaridatun Nurul H melakukan penelitian
dengan judul “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di
MTs Negeri Mojoroto Kediri”. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa yang dari Sekolah Dasar
adalah 71,99 sedangkan rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa
yang dari Madrasah Ibtidaiyah adalah 71,45 sama-sama tergolong cukup
baik. Jadi tidak ada perbedaan yang significant antara siswa yang berasal
10 Ibid..
7
dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto
Kediri.11
Adapun penelitian sekarang dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan
yang merupakan salah satu sekolah terfavorit di Trenggalek. Buktinya
sekarang SMP Negeri 1 Pogalan telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI). Berdasarkan pengamatan, siswa SMP Negeri 1
Pogalan dari segi kuantitas menurun, namun dari segi kualitas meningkat.
Hal ini disebabkan karena jumlah siswa dalam kelas diperkecil dari 36
siswa perkelas menjadi 24 siswa perkelas untuk kelas Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI).
Dengan jumlah siswa yang sedikit maka proses belajar mengajar
akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan jumlah yang besar.
Sehingga dengan jumlah guru yang sekian mampu melayani dengan baik,
sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SMP
Negeri 1 Pogalan.
Namun di Kabupaten Trenggalek ini hampir seluruh Madrasah
Ibtidaiyah berstatus Swasta, dan hampir seluruh Sekolah Dasar berstatus
Negeri. Sehingga siswa di SMP Negeri 1 Pogalan berasal dari Mayoritas
Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Swasta. Perbedaan latar belakang
darimana siswa berasal kemungkinan berpengaruh terhadap prestasi
belajar. Walaupun berasal dari Madrasah namun untuk prestasi belajar
11 Munfaridatun Nurul H, “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 61
8
Pendidikan Agama Islam, belum tentu siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah nilainya lebih tinggi dari siswa Sekolah Dasar.
Pada saat peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 1 Pogalan,
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan menjelaskan bahwa sebenarnya
nilai siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak layak untuk
diteliti.12 Hal ini berarti bahwa nilai siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI) lebih rendah dari pada siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis
Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan?
12 Wawancara dengan Siswoyo, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan, tanggal 21
Desember 2009
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa
yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP
Negeri 1 Pogalan.
D. Kegunaan Penelitian:
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kegunaan dari
penelitian ini adalah:
1. Bagi lembaga SMP Negeri 1 Pogalan:
Untuk mengetahui karakter setiap murid dengan memperhatikan dari
mana mereka berasal (Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah),
sehingga dapat menentukan metode belajar yang cocok, dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas
sebagai pendidik.
2. Bagi peneliti:
Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta kreativitas berfikir
dalam penulisan karya ilmiah.
10
3. Bagi lembaga UIN Maulana Malik Ibrahim Malang:
Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dalam bidang yang
sama, sekaligus diharapkan hasil penelitian berikutnya lebih
sempurna.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Ha = Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
H0 = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini digunakan sebagai pembatasan
masalah yang diteliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas
pada:
1. Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan yang terdiri dari 30 siswa
yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 30 siswa Madrasah
Ibtidaiyah (MI).
2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan. Prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor Pendidikan Agama
11
Islam kelas VII Semester I di SMP Negeri 1 Pogalan pada tahun
2009/2010.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dan kejelasan tentang arah
penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan definisi yang tertera di
dalam judul penulisan ini yaitu:
Studi adalah pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.13
Komparasi perbandingan sebagai penjelasan.14
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa
dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian.15
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dll) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab
musabab, duduk perkara, dsb).16
Komparatif adalah berkenaan atau berdasarkan perbandingan.17
13 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka,
1982), hlm. 965
14 M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah (Surabaya: Target Press, 2003), hlm. 903
15 Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 24
16 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 3217 Ibid., hlm. 453
12
Sekolah Dasar (SD) adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan enam tahun, yang merupakan bagian dari pendidikan
dasar.18
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang
pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama.19
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar
pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar
(atau sederajat).20
H. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan dalam skripsi nanti terdapat kesinambungan
dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencangkup VI BAB,
berdasarkan pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis,
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, Definisi
Operasional, dan Sistematika Pembahasan.
18 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3
19 Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah (http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009
20 Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)
13
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang Pengertian Prestasi Belajar, Tinjauan
Tentang Sekolah, dan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam.
BAB III : Metode Penelitian
Berisi tentang Lokasi Penelitian, Pendekatan dan Jenis
Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel,
Instrument Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis
Data.
BAB IV : Hasil Penelitian
Berisi tentang Diskripsi Data, Latar Belakang SMP
Negeri 1 Pogalan dan Pemaparan data Prestasi Belajar
Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan
BAB V : Pembahasan Hasil Penelitian
Berisi tentang Pengujian Hipotesis dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.
BAB VI : Penutup
Berisi tentang Kesimpulan dan Saran
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian
sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, tetapi dalam pembahasan ini
kedua kata tersebut sangat berhubungan.
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Tesaurus Bahasa Indonesia Prestasi adalah hasil,
kinerja.21 Adapun pengertian prestasi menurut WJS. Poerdaminta
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya) dan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam kamus
ilmiah populer, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja.22
Sedangkan Belajar dalam Tesaurus Bahasa Indonesia adalah
menuntut ilmu, bersekolah, berlatih. Untuk menjelaskan apa yang
dimaksud dengan belajar disini dipaparkan pengertian belajar:23
21 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm.
317
22 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), hlm. 768
23 Muhaimin, dkk, Strategi belajar Mengajar (Surabaya: CV Citra Media 1996) hlm. 37
15
a. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia sebagai hasil
dari pengalaman, tingkah laku dapat bersifat jasmaniah
(kelihatan) dapat juga bersifat intelektualatau merupakan suatu
sikap sehingga tidak dapat dilihat.
b. Belajar merupakan suatu proses timbulnya atau berubahnya
tingkah laku melalui latihan (pendidikan) yang membedakan dari
perubahan oleh faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan dalam
latihan (pendidikan)
c. Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Jadi belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman dan proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan.24 Dalam Q.S. Al-Nahl: 78 Allah
berfirman:
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 27-28
16
Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang
siswa dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik
menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah
laku meliputi tiga ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam
Taksonomi Bloom adalah:25
a. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan,
Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi
b. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan,
Penggunaan, Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi
c. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon,
Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor Kognitif,
Afektif dan Psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang
relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan
siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian.26
Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun
25 Asri Budiningsih, Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), hlm.75
26 Syaiful Bakhri Djamarah, op.cit., hlm. 24
17
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
pada periode tertentu.27
Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat
berbentuk ulangan harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir
Semester bahkan Ujian Akhir Nasional dan ujian-ujian masuk
Perguruan Tinggi. Dalam Q.S. Al-Hujurat: 13 Allah Berfirman:
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (Internal), terdiri dari factor
fisiologis, psikologis dan kematangan.
27 Sunarto, Pengertian Prestasi Belajar
(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/, diakses 21 Oktober 2009)
18
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh (kesehatan).
Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang
dipahami. Untuk mempertahankan jasmani yang sehat maka
siswa dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola
istirahat dan olah raga ringan yang berkesinambungan.
Tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat
juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah
mata dan telinga, maka sebaiknya guru bekerjasama dengan
sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin dari dinas
kesehatan. Kiat lain adalah menempatkan siswa yang
penglihatan dan penglihatan dan pendengarannya kurang
sempurna di deretan bangku terdepan secara bijaksana.28
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh (intelegensi, perhatian, sikap siswa, bakat, minat,
motivasi)
a) Intelegensi
Menurut William Stern, Intelegensi adalah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan
28 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 145-146
19
baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai
dengan tujuannya.29 Tingkat intelegensi siswa sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin
tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar
peluangnya meraih sukses, demikian pula sebaliknya.
b) Perhatian
Gazali dalam slameto (1991) menyatakan bahwa
perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau benda-
benda atau sekumpulan objek. Untuk memperoleh hasil
belajar yang baik maka guru harus mengusahakan bahan
pelajaran yang menarik perhatian sesuai dengan hobi dan
bakatnya. Proses timbulnya perhatian ada dua cara, yaitu
perhatian yang timbul dari keinginan (volitional attention)
dan bukan dari keinginan atau tanpa kesadaran kehendak
(nonvolitional attention).30
c) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang,
29 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 52
30 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi Dan Kompetensi (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 129-130
20
barang dan sebagainya baik secara positif maupun negative.
Untuk mengantisipasi sikap negative guru dituntut untuk
lebih menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri
dan mata pelajarannya. Selain menguasai bahan-bahan yang
terdapat dalam bidang studinya, tetapi juga meyakinkan
siswa akan manfaat bidang studi itu bagi kehidupan mereka.
Sehingga siswa merasa membutuhkannya, dan muncullah
sikap positif itu.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Hendaknya orangtua tidak memaksakan
anaknya untuk menyekolahkan anaknya ke jurusan tertentu
tanpa mengetahui bakat yang dimiliki anaknya. Siswa yang
tidak mengetahui bakatnya, sehingga memilih jurusan yang
bukan bakatnya akan berpengaruh buruk terhadap kinerja
akademik atau prestasi belajarnya.31
e) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa
yang menaruh minat besar terhadap kesenian akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada yang lain.
31 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 150
21
Pemusatan perhatian itu memungkinkan siswa untuk belajar
lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan.32
f) Motivasi
Motivasi belajar merupakan kekuatan, daya
pendorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan
yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif,
kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka
perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor. Motivasi ada dua jenis, intrinsic dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang datang
secara alamiah dari diri siswa itu sendiri sebagai wujud
adanya kesadaran diri dari lubuk hati paling dalam.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya
disebabkan factor-faktor di luar diri peserta didik, seperti
adanya pemberian nasihat dari gurunya, hadiah, kompetisi
sehat antarpeserta didik, hukuman dsb.33
32 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 194
33 Nanang Hanafiah, dkk, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 26-27
22
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (kesiapan, kelelahan)34
a) Kematangan
Kematangan merupakan suatu tingkatan atau fase
dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ
biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru.
Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil
apabila anak sudah siap (matang) untuk belajar. Dalam
konteks proses pembelajaran kesiapan untuk belajar sangat
menentukan aktivitas belajar siswa.
b) Kesiapan
Kesiapan atau readiness merupakan kesediaan untuk
memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu datang dari
dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan kematangan.
Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dengan kesiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
c) Kelelahan
Kelelahan ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani
(fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani
terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh (beristirahat).
34 Tohirin, op. cit., hlm. 135-137
23
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.
b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) diantaranya:
1) Faktor social yang terdiri atas:35
a) Lingkungan sekolah
Lingkungan social sekolah meliputi guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar siswa. Guru yang menunjukkan sikap dan
perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan
yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat
menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
siswa.
b) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah tetangga dan teman-
teman sepermainan disekitar perkampungan siswa. Kondisi
masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan
dan banyak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas
belajar siswa. Paling tidak siswa akan kesulitan ketika
memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam
alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
35 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 152-153
24
c) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga adalah orangtua dan keluarga
siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktek pengelolaan
keluarga, ketegangan keluarga, letak rumah, semuanya
dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2) Factor non social
Factor-faktor yang termasuk lingkungan non social
adalah gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letak-letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Factor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan siswa.36
c. Pendekatan dan Metode Belajar
1) Pendekatan Belajar
Banyak pendekatan belajar yang dapat diajarkan kepada
siswa untuk mempelajari materi pelajaran yang sedang mereka
tekuni. Pendekatan belajar yang dianggap mampu mewakili
yang klasik dan modern adalah:37
a) Pendekatan hokum Jost
Menurut Reber (1988) yang mendasari hokum Jost
(Jost’s in law) adalah siswa yang lebih sering
36 Ibid., hlm. 153-155
37 Ibid.,.,hlm. 127-129
25
mempratekkan materi pelajaran akan lebih mudah
memanggil kembali memori lama yang berhubungan
dengan materi yang sedang dia tekuni. Menurut hokum ini
belajar dengan kiat 3 x 5 lebih baik dari 5 x 3, walaupun
hasil perkalian keduanya sama.
Mempelajari materi dengan alokasi waktu 3 jam
perhari selama 5 hari lebih efektif daripada 5 jam sehari
tetapi hanya selama 3 hari. Pendekatan belajar dengan
mencicil ini masih dipandang cukup berhasil terutama untuk
materi yang bersifat hafalan.
b) Pendekatan Ballard dan Clanchy
Menurut Ballard dan Clanchy (1990), pendekatan
belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap
terhadap ilmu pengetahuan. Ada dua macam siswa dalam
menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu:
(1) Sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving)
Pada umumnya siswa yang bersifat conserving
menggunakan pendekatan belajar “reproduktif” (bersifat
menghasilkan kembali fakta dan informasi).
(2) Sikap memperluas (extending)
Siswa yang bersikap extending biasanya
menggunakan pendekatan belajar “analistis”
(berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan
26
informasi). Bahkan banyak juga yang menggunakan
pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu spekulatif
(berdasarkan pemikiran mendalam), yang bukan saja
bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga
mengembangkannya.
c) Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan
belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk
dasar, yaitu:
(1) Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
Siswa yang menggunakan pendekatan surface,
misalnya mau belajar karena dorongan dari luar
(ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang
mengakibatkan dia malu. Gaya belajarnya santai, asal
hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang
mendalam.
(2) Pendekatan deep (mendalam)
Siswa yang menggunakan pendekatan deep
biasanya mempelajari materi karena memang dia
tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsic). Gaya
belajarnya serius dan berusaha memahami materi
secara mendalam serta memikirkan cara
mengaplikasikannya. Baginya lulus dengan nilai baik
27
penting, namun lebih penting memiliki pengetahuan
yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya.
(3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Siswa yang menggunakan pendekatan achieving
pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang
berciri khusus, disebut ego-enhancement. Yaitu ambisi
pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi
keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-
tingginya.
Gaya belajar ini lebih serius dari pada yang
menggunakan pendekatan lain. Dia memiliki
ketrampilan belajar (study skill) dalam arti sangat
cerdik dan efisien dalam mengatur waktu belajarnya.
Baginya berkompetisi dengan teman-teman dalam
meraih nilai tertinggi adalah penting, sehingga dia
sangat disiplin, rapi dan sistematis serta berencana maju
ke depan (plans ahead).
2) Metode Belajar
a) Metode SQ3R
Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P.
Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat.
Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan
dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya
28
merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks
yang meliputi:38
(1) Survey, adalah memeriksa, meneliti atau
mengidentifikasi seluruh teks;
(2) Question, adalah menyusun daftar pertanyaan yang
relevan dengan teks;
(3) Read, adalah membaca teks secara aktif untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
tersusun;
(4) Recite, adalah menghafal setiap jawaban yang telah
ditemukan;
(5) Review, adalah meninjau ulang seluruh jawaban atas
pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan
ketiga.
b) Metode PQ4R
Metode PQ4R adalah ciptaan Thomas dan Robinson
(1972) yang dapat meningkatkan kinerja memori dalam
memahami substansi teks. Menurut Anderson (1990)
langkah-langkah PQ4R adalah:
(1) Preview, adalah menentukan topic umum dalam Bab
yang akan dipelajari kemudian diidentifikasi
subbabnya;
38 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja LOGOS Wacana Ilmu, 1999), hlm. 126-130
29
(2) Question, adalah menyusun pertanyaan yang relevan
dengan subbab;
(3) Read, adalah membaca dengan cermat sambil mencari
jawaban untuk pertanyaan yang telah disusun tadi;
(4) Reflect, adalah memahami isi bacaan dan
menghubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya;
(5) Recite, adalah mengingat informasi dalam bacaan,
kalau ada jawaban yang kurang memuaskan hendaknya
dibaca lagi;
(6) Review, adalah menanamkan materi Bab dalam memori
dengan mengingat intisarinya. Kemudian jawab lagi
seluruh pertanyaan yang berhubungan dengan subbab
dari Bab tersebut.
3. Factor-faktor Yang Menyebabkan Prestasi Belajar Siswa Turun
Adapun factor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa
turun adalah:
a. Kurangnya minat dan motivasi dalam belajar
Siswa kadang mengalami situasi ingin terus santai, malas-
malasan dan tidak mempunyai gairah untuk belajar. Semua ini
mengakibatkan menumpuknya materi pelajaran yang belum dikuasai
sehingga menambah rasa malas untuk belajar dan keputusasaan yang
30
akhirnya akan menjerumuskan siswa dalam kegagalan atau
setidaknya tidak berprestasi.
b. Sulit memahami materi pelajaran
Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami
sebagian materi pelajaran. Ada yang disebabkan oleh sulitnya
materi dan ada pula karena ketidakmampuan guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa dengan gaya bahasa yang
mudah dan sederhana. Selanjutnya bisa juga karena rendahnya kadar
kecerdasan siswa atau kebencian siswa terhadap suatu mata
pelajaran.
c. Hubungan kurang baik dengan guru
Terkadang hubungan siswa dengan guru menjadi buruk
karena beraneka ragamnya masalah yang mengakibatkan situasi
tidak akrab antara keduanya. Situasi ini memuncak jika siswa tidak
menghadiri proses belajar mengajar atau tidak mampu memahami
pelajaran yang mungkin karena perlakuan keras sang guru pada
siswanya, ketika membentak siswa tersebut dihadapan teman-
temannya.39
39 Husein Syahatah, Kiat Islami Meraih Prestasi (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 62-75
31
d. Peristiwa lupa dalam belajar
Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari.
Factor-faktor penyebab lupa adalah:40
1) Adanya gangguan konflik antara item-item informasi atau
materi yang ada dalam system memori siswa, misalnya materi
lama yang sudah tersimpan di akal mengganggu masuknya
materi pelajaran baru
2) Adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja atau
tidak, misalnya informasi kurang menyenangkan sehingga
dengan sengaja menekannya hingga ke alam bawah sadar
3) Perubahan lingkungan antara waktu belajar dan waktu
mengingat kembali
4) Adanya perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan
situasi belajar tertentu
5) Materi yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau
dihafalkan siswa
6) Perubahan urat syaraf otak, misalnya kecanduan alcohol, gegar
otak dsb.
Pada prinsipnya apabila materi pelajaran yang disajikan
kepada siswa dapat diserap, diproses dan disimpan dengan baik oleh
system memori mereka, maka peristiwa lupa mungkin tidak terjadi.
40 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 169-172
32
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara
meningkatkan daya ingat akal siswa.
e. Jenuh dalam belajar
Jenuh adalah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun dan jemu atau bosan. Seorang siswa yang
mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan
kecakapan yang diperolehnya dari hasil belajar tidak ada kemajuan.
Kejenuhan belajar dapat melanda siswa yang kehilangan motivasi,
keletihan, bosan dan konsolidasi salah satu tingkat ketrampilan
tertentu sebelum sampai pada tingkat ketrampilan berikutnya. Upaya
mengatasi atau menghilangkan kejenuhan adalah dengan terlebih
dahulu mencari penyebab timbulnya kejenuhan, barulah selanjutnya
memberikan solusi terhadap kejenuhan itu.41
f. Kesulitan belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak
jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.
Factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari:42
1) Factor intern yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul
dari dalam diri siswa sendiri. Meliputi gangguan atau
kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yaitu:
41 Tohirin, op. cit., hlm. 140-142
42 Muhibin, op. cit., hlm. 181-186
33
a) Yang bersifat kognitif seperti rendahnya kapasitas intelegensi
siswa
b) Yang bersifat afektif seperti labilnya emosi dan sikap
c) Yang bersifat psikomotor seperti terganggunya alat indera
penglihat dan pendengar
2) Factor ekstern yaitu segala keadaan yang datang dari luar diri
siswa. Meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, yaitu:
a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan
orangtua
b) Lingkungan masyarakat, contohnya lingkungan kumuh
c) Lingkungan sekolah, contohnya letak sekolah yang dekat
pasar
g. Malas belajar
Menurut Sarwono S.W, factor-faktor yang menyebabkan
anak malas belajar adalah tidak mempunyai kebiasaan belajar yang
teratur, tidak mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak
membuat PR, sering membolos sekolah maupun les, sering
mengharap soal bocoran ujian dan menyontek untuk mendapatkan
nilai yang bagus.43
43 Nanang Hanafiah, op. cit., hlm. 10-11
34
h. Frustasi
Frustasi (kecewa) adalah keadaan batin seseorang,
ketidakseimbangan dalam jiwa, suatu perasaan tidak puas karena
hasrat/dorongan yang tidak dapat terpenuhi. Menurut Woodworth
ada 4 hal yang menyebabkan frustasi:44
1) Yang disebabkan bukan manusia, misalnya kereta yang telat
datang.
2) Yang disebabkan orang lain, misalnya teman yang menghina
nilainya.
3) Pertentangan antara motif positif dengan motif positif. Misalnya
seorang ibu yang tidak ingin anaknya pergi ke pesta padahal dia
sebenarnya dia ingin membahagiakan anaknya.
4) Pertentangan antara motif positif dengan motif negative yang
terdapat dalam diri orang itu. Misalnya dia ingin menjadi juara
kelas tapi sangat malas belajar.
4. Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan prestasi
belajar:
a. Meningkatkan pemahaman siswa dengan cara:45
1) Menambah waktu khusus untuk mempelajari materi-materi yang
sulit
44 Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 127-129
45 Husein Syahatah, op. cit., hlm. 68-69
35
2) Meminta bantuan teman untuk bekerjasama dalam memahami
pelajaran yang sulit atau belajar bersama
3) Meminta bantuan guru sekalipun dalam meminta tambahan
penjelasan atau privat
4) Belajar ditempat yang jauh dari keramaian, tempat bermain,
tempat berlalu-lalang dll.
b. Membina hubungan baik antara guru dan siswa, dengan cara:46
1) Menghentikan perselisihan dan pertentangan antara guru dan
siswa
2) Siswa meminta maaf jika bersalah dan mendengarkan dari sudut
pandang sang guru, selanjutnya keduanya berupaya untuk saling
mengerti.
3) Hendaknya siswa meyakini bahwa guru mempunyai kedudukan
dan posisi berharga yang sifatnya simbolis.
c. Membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara:47
1) Siswa memperoleh pemahaman yang jelas mengenai proses
pembelajaran
2) Siswa memperoleh kesadaran diri terhadap pembelajaran
3) Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta
didik secara link and match.
4) Memberikan sentuhan lembut, hadiah, pujian dan penghormatan
46 Ibid., hlm. 75
47 Nanang Hanafiah, op.cit., hlm. 28
36
5) Siswa mengetahui prestasi belajarnya
6) Adanya iklim belajarnya yang kompetitif secara sehat
7) Belajar menggunakan multimedia dan multi metode
8) Guru yang kompeten dan humoris
9) Suasana lingkungan sekolah yang sehat
d. Kiat mengurangi lupa dalam belajar
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara
meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat
dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain
menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990),
adalah:48
1) Over learning
Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi
batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Contohnya
pembacaan teks Pancasila setiap hari senin memungkinkan
ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.
2) Extra studi time
Extra studi time (tambahan waktu belajar) adalah upaya
penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi
aktivitas belajar.
48 Muhibin Syah, op. cit., hlm. 172-178
37
3) Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) adalah kiat khusus yang
dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan item-item
informasi ke dalam system akal siswa. Ragam muslihat memori
antara lain:
a) Rima
Rhyme adalah sajak yang dibuat isinya terdiri atas kata dan
istilah yang harus diingat siswa.
b) Singkatan
Singkatan terdiri atas huruf awal nama atau istilah yang harus
diingat siswa.
c) System kata pasak
System kata pasak (Peg word system) menggunakan
komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak
(paku) pengait memori baru.
d) Metode losai
Metode losai (Method of loci) menggunakan tempat-tempat
khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan
istilah tertentu yang harus diingat siswa.
e) System kata kunci
System kata kunci (Key word system) biasanya direkayasa
secara khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing dan
cukup efektif untuk pengajaran bahasa asing.
38
4) Pengelompokan
Pengelompoan adalah menata ulang item-item materi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti
bahwa item-item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang
sama atau sangat mirip.
5) Latihan terbagi
Lawan latihan terbagi (distributed practice) adalah latihan
terkumpul yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong
siswa melakukan cramming (penumpukan pelajaran).
6) Pengaruh letak bersambung
Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung
(the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar
kata-kata yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus
diingat.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh guru dalam
menanggulangi kemungkinan terlupakannya materi yang telah
disajikan kepada mereka, yaitu:
1) Tingkatkan motivasi belajar siswa dengan menjelaskan manfaat
materi pelajaran bagi kehidupan mereka.
2) Demonstrasi dengan alat peraga atau memberi tanda khusus pada
istilah yang penting.
39
3) Menyajikan materi yang berkaitan dengan sebelumnya, karena
kesinambungan antar pokok bahasan mempermudah proses
pengolahan materi dalam system akal siswa.
4) Memberi pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
telah disajikan kepada siswa.
e. Kiat mengatasi kejenuhan dalam belajar
Keletihan mental yang menyebabkan munculnya kejenuhan
belajar itu lazimnya dapat diatasi dengan menggunakan kiat-kiat
sebagai berikut:49
1) Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi dengan takaran yang cukup banyak
2) Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari
belajar yang dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih
giat
3) Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa
(meja tulis, lemari, rak buku, perlengkapan belajar dsb) yang
memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang
lebih menyenangkan untuk belajar.
4) Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa
terdorong untuk belajar lebih giat.
5) Siswa jangan pantang menyerah, dengan cara mencoba belajar
dan belajar lagi.
49 Ibid., hlm.181
40
f. Kiat mengatasi kesulitan dalam belajar
Sebelum menetapkan alternative pemecahan masalah
kesulitan belajar siswa, guru dianjurkan terlebih dahulu untuk
mengidentifikasi fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya
kesulitan belajar yang melanda siswa. Dalam melakukan diagnosis
kesulitan belajar siswa, perlu ditempuh langkah-langkah berikut:
1) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang
siswa ketika mengikuti pelajaran
2) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
diduga mengalami kesulitan belajar
3) Mewawancarai orangtua siswa untuk mengetahui hal-hal dalam
keluarga siswa yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar
4) Memberikan tes diagnostic bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa
5) Memberikan tes IQ khususnya kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar
Jadi alternative untuk memecahkan kesulitan belajar siswa
adalah dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:50
1) Menganalisis hasil diagnosis, yaitu menelaah bagian-bagian
masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh
pengertian yang benar tentang kesulitan belajar yang dihadapi
siswa.
50 Ibid., 186-191
41
2) Mengidentifikasi dan menetukan bidang kecakapan tertentu
yang memerlukan perbaikan. Ada yang bisa ditangani guru,
orang tua dan bahkan tidak keduanya.
3) Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial
teaching
4) Melaksanakan program perbaikan.
g. Mempertinggi kecepatan membaca siswa
Siswa harus sanggup memahami isi dari berbagai macam
buku dalam waktu yang singkat. Schwartz (1999) mengungkapkan
lima hal penting yang harus disiapkan sebelum membaca yaitu:51
1) Memahami tema pokok pelajaran
2) Memahami banyaknya informasi yang ada dalam pelajaran
3) Memahami apa yang harus diingat dari setiap pelajaran
4) Memahami banyaknya materi yang diajarkan
5) Mengetahui dimana informasi dapat ditemukan
Schwartz juga mengungkapkan lima cara meningkatkan
kemampuan membaca yang harus diperhatikan guru, yaitu:
1) Siswa tidak boleh membaca dengan menggunakan pensil atau
tangan untuk menunjuk kata-kata yang dibaca, karena akan
memperlambat proses membaca. Membaca cukup dengan mata
saja.
51 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 196-197
42
2) Siswa tidak boleh menggerakkan bibir, mulut dan kepala pada
saat membaca.
3) Siswa diajarkan cara membaca cepat (skimming), yang agresif
dan aktif
h. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
Catatan merupakan outline atau rangkuman yang memberi
gambaran tentang garis-garis besar dari pelajaran itu. Catatan itu
sangat penting jika hendak mengulanginya kelak. Schwartz
mengemukakan tiga cara meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis, yaitu: Mengecek tugas yang baru diselesaikan untuk
mendeteksi kesalahan tulisan, memperbaiki kesalahan tersebut
dengan melatih mengerjakan secara benar, dan mengecek kembali
setiap malam terhadap pekerjaan yang telah dikerjakan.
i. Cegah cramming
Kesalahan yang banyak dilakukan pelajar adalah menumpuk
pelajaran sampai saat akhir ulangan atau ujian sudah dekat, sehingga
mereka diburu waktu. Padahal memerlukan waktu yang cukup untuk
memperoleh pengertian mendalam. Siswa harus dibiasakan
membaca secara teratur setiap hari dan mengingat yang telah dibaca
dengan cara melihat kembali yang telah dibaca, menanyakan isi
bacaan, membaca secara rinci, menggunakan apa yang telah dibaca
dalam bekerja (mengerjakan tugas)52
52 Ibid..
43
j. Untuk melancarkan belajar, dan meningkatkan prestasi belajar hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah:53
1) Membentuk kelompok belajar. Dengan belajar bersama, siswa
yang kurang paham dapat diberitahu oleh siswa yang sudah
paham dan siswa yang sudah paham karena menerangkan kepada
temannya menjadi lebih menguasai.
2) Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan oleh guru
hendaknya dikerjakan dengan segera dan sebaik-baiknya.
Maksud guru memberi tugas adalah untuk latihan ekspresi,
karena ini adalah cara terbaik untuk penguasaan ilmu/kecakapan.
3) Mengesampingkan perasaan negative dalam membahas atau
berdebat mengenai suatu masalah atau pelajaran. Karena
perasaan negative dapat menghambat ekspresi dan mengurangi
kejernihaan pikiran.
4) Rajin membaca buku/majalah yang bersangkutan dengan
pelajaran. Dengan banyak membaca, maka pemahaman
mengenai suatu pelajaran akan lebih luas dan dalam.
5) Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat belajar.
Alat-alat yang tidak lengkap dan tidak baik dapat mengganggu
belajar.
6) Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik, tidur
teratur dan makan bergizi serta cukup istirahat.
53 Ibid., hlm. 197-198
44
7) Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk
menghilangkan kelelahan.
8) Persiapan mengikuti ujian minimal seminggu sebelum ujian
berlangsung. Persiapan matang menguasai isi pelajaran, jenis tes
yang akan ditanyakan dan berlatih mengkombinasikan isi dan
bentuk tes.
k. Pendekatan/strategi/Metode belajar yang digunakan lebih variatif.
Misalnya:
1) Menggunakan metode ceramah, diskusi, Tanya jawab,
penugasan, demonstrasi, sosiodrama, bermain peran,
karyawisata, mengajar beregu dan metode proyek (unit).
2) Berdasarkan pendekatan pengajaran ada metode Problem
Solving, Inquiry Discovery, teknik klasifikasi nilai, Ekspository,
Role Playing dan simulasi.54
3) Menerapkan pembelajaran aktif (Active Learning), seperti: Card
Sort, The Power Of Two, Snow Balling, Jigsaw, Everyone Is
Teacher Here, Learning Start With Question, Synergetic
Teaching, Peta Konsep, dll.55
54 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas
Tarbiyah MKDK (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 53-87
55 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif (Jogjakarta: CTSD, 2004), hlm. 35-63
45
4) Menggunakan pembelajaran Quantum Teaching and Learning
(QTL) yang azas utamanya “Bawalah dunia mereka ke dunia
kita, kemudian hantarkanlah dunia kita ke dunia mereka”.56
5) Menggunakan pembelajaran Contekstual Teaching and
Learning (CTL) yaitu dimana guru menghadirkan dunia nyata
ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
6) Menerapkan PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.57
B. Tinjauan Tentang Sekolah
Pendidikan dasar merupakan pendidikan Sembilan tahun yang
terdiri atas program pendidikan enam tahun di Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat dan program pendidikan tiga
tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs) atau yang sederajat.
1. Sekolah Dasar
Sekolah Dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada
pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu
56 Bobby DePorter dkk, Quantum Teaching; Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas, terj., Ary Nilandari (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2000), hlm..88-93
57 Marno Nurullah, “Metodologi Pembelajaran”, Bahan Ajar, Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009
46
6 tahun, mulai dari Kelas 1 sampai Kelas 6. Saat ini murid Kelas 6
diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang
mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan Sekolah Dasar dapat
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau
sederajat).58
2. Madrasah Ibtidaiyah
Madrasah Ibtidaiyah (disingkat MI) adalah jenjang paling
dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah
Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama.
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun,
mulai dari Kelas 1 sampai Kelas 6. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah
dapat melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah
Menengah Pertama.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum
Sekolah Dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak
mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata
pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar, juga ditambah dengan
pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih,
Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.59
58 Wikipedia, Sekolah Dasar (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar, di Akses 21
november 2009)
59 Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah (http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009)
47
3. Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Pertama (disingkat SMP), adalah jenjang
pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus
Sekolah Dasar (atau sederajat). Sekolah Menengah Pertama ditempuh
dalam waktu 3 tahun, mulai dari Kelas 7 sampai Kelas 9. Pada tahun
ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).60
C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di dalam GBPP PAI adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dengan
disertai dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
persatuan dan kesatuan bangsa.61
Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atas pelatihan yang telah ditentukan untuk
60 Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)
61 Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.75
48
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Q.S Al-Mujadilah:11 Allah
berfirman:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu sebagai
berikut:62
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana
dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam
arti ada yang dibimbing, diajari dan dilatih dalam peningkatan
62 Ibid, hlm. 76
49
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengmalan terhadap ajaran
agama Islam.
3. Pendidik pendidikan agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar terhadap peserta
didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4. Pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan
atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan
sosial. Dalam arti kesalehan pribadi itu diharapkan mampu
memancarkan ke luar dalam hubungan keseharian dengan manusia
lain baik seagama ataupun yang tidak seagama, serta dalam berbangsa
dan bernegara sehingga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan
nasional dan bahkan ukhuwah Islamiah.
Pendidikan Agama Islam dijenjang pendidikan dasar bertujuan
memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik tentang agama Islam
untuk mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota
umat manusia. Mengingat akan peranannya yang sangat penting serta
kedudukannya yang kuat, maka pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, karena merupakan
50
dasar pembinaan pribadi anak. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-
Baqarah: 132:
“Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Salah satu komponen operasional pendidikan islam sebagai suatu
system adalah materi. Materi pendidikan islam adalah semua bahan
pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu system
institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah
kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk kepada materi yang
sebelumnya telah disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.63
63 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 161
51
2.1 Stuktur kurikulum SD/MI (model 1)
Komponen Kelas dan Alokasi WaktuI II III IV, V&VI
A. Mata Pelajaran
TEMATIK
1. Pendidikan Agama Islam (3) 62. Pendidikan Kewarganegaraan 23. Bahasa Indonesia 54. Bahasa Arab 2*)5. Matematika (5) 66. Ilmu Pengetahuan Alam (4) 57. Ilmu Pengetahuan Sosial 38. Seni Budaya dan Keterampilan 49. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 4
B. Muatan Lokal*) 2C. Pengembangan Diri**) 2**)
Jumlah 29 30 31 39
2.2 Stuktur kurikulum SD/MI (model 2)
Komponen Kelas dan Alokasi WaktuI II III IV,V,&VI
A. Mata Pelajaran1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadist 2 2 2 2b. Akidah dan Akhlak 2 2 2 1c. Fiqih 2 2 2 2d. SKI 0 0 0 1
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 4 54. Bahasa Arab 0 0 0 2*)5. Matematika 4 4 4 (5) 66. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 3 (4) 57. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 3 3 38. Seni Budaya dan Keterampilan 3 3 3 49. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 4 4 4 4
B. Muatan Lokal*) 2 2 2 2C. Pengembangan Diri**) 2*) 2*) 2*) 2*)
Jumlah 29 30 31 39
Ketuntasan belajar peserta didik ditetapkan oleh musyawarah guru
bidang studi berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh SD/MI masing-
masing. Penetapan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau
52
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD/MI pada tiap mata pelajaran
berbeda-beda setelah diperhitungkan tingkat kompleksitas, daya dukung
dan intake (kemampuan rata-rata peserta didik).64
2.3 Struktur Kurikulum SMP/MTs
KomponenKelas dan Alokasi
WaktuVII VIII IX
A. Mata Pelajaran1. Pendidikan Agama Islam 2 2 22. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 44. Bahasa Inggris 4 4 45. Matematika 4 4 46. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 47. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 48. Seni Budaya 2 2 29. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 2 2 210. Keterampilan/Teknologi Informasi & Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal*) 2 2 2C. Pengembangan Diri**) 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
Keterangan:65
1. PAI di MI terdiri atas: Al-Qur’an Hadist, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI
2. *) Bahasa Arab merupakan ciri khas madrasah
3. **) = Ekuivalen 2 jam pembelajaran
4. ( ) = Angka di dalam kurung merupakan beban belajar yang tercantum
dalam Permendiknas, sedangkan angka di luar kurung merupakan beban
belajar tambahan karena hendak mencapai keunggulan-keunggulan
64 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah & Madrasah ( Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 249-252
65 Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP(Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 182
53
tertentu sebagaimana terkandung dalam Visi, Misi, dan Tujuan
Sekolah/Madrasah sebagai berikut: misalnya unggul dalam pembinaan
keagamaan Islam, prestasi UNAS.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Pogalan terletak di Jalan Raya Tulung Agung–
Trenggalek, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur. Telp./HP (0355) 791454/081335160500, Email/Website
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Pada
pendekatan ini penelitian dimulai dari masalah (problem) dan landasan
teori. Dari masalah tersebut dibuat rumusan hipotesis. Untuk membuktikan
hipotesis selanjutnya dilakukan verifikasi dengan data atau fakta melalui
observasi. Fakta dikumpulkan secara sistematis sesuai dengan
perencanaan, selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan.
Jenis penelitian ini adalah Non Eksperimen, dengan rancangan
Ekpose Fakto. Rancangan ini dipakai apabila keinginan untuk menentukan
hubungan antar variable tidak dapat dilakukan dengan cara eksperimen,
karena variable bebas telah bekerja dan telah menimbulkan pengaruh
terhadap variable tergantung (akibat). Bentuk rancangan yang dipakai
adalah Causal Comparative Studies, rancangan penelitian ini sederhana.
Peneliti memilih dua kelompok subjek yang berbeda dalam variable bebas,
55
mengukur untuk variable tergantung pada semua subyek dalam kedua
kelompok tersebut.66
C. Data dan Sumber Data
Data primer yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan
oleh peneliti dari sumber pertama. Dalam penelitian ini data primer berasal
dari angket (kuesioner) yang diisi oleh 60 responden siswa SMP Negeri 1
Pogalan kelas VII, yang terdiri dari 30 siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Hasil angket dikuatkan dengan
wawancara yang dilakukan kepada Guru Pendidikan Agama Islam dan
Siswa kelas VII.
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan
oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal.67 Data
sekunder dalam penelitian ini adalah Nilai Rapor semester I (Laporan
Penilaian Hasil Belajar) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII
di SMP Negeri 1 Pogalan, literature dan data penunjang.
Variable pada penelitian ini terdiri dari Variable bebas adalah
siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
dan variable terikat adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
66 Yuswianto, Paradigma Positivistik. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Penelitian
Tahun 2007 Bagi Dosen PTAI se-Jawa Timur, Lembaga Penelitian dan Pengembangan UIN Malang. Malang, 28 Oktober s/d 8 Desember 2007.
67 M. Zainuddin dan Muhammad Walid, Pedoman Penulisan Skripsi (Malang: Fakultas Tarbiyah, 2008), hlm.20
56
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran
studi.68 Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Pogalan, yaitu 243 siswa. Dengan rincian 208 siswa yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 35 siswa yang berasal dari
Madrasah Ibtidaiyah (MI).
2. Sampel
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Cara
mengambil sampel dalam penelitian ini adalah dengan sampling acak
strata (Stratified Random Sampling). Cara ini digunakan jika populasi
heterogen, dalam populasi heterogen tersebut ternyata ada strata-strata
yang homogen.69 Jadi dari populasi tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yaitu siswa yang yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI), kemudian dari masing-masing kelompok
diambil sampel.
3. Besarnya sampel
Menurut L. R. Gay, jumlah sampel terkecil yang dapat
diterima tergantung jenis riset. Riset kausal-komparatif adalah 30
subjek perkelompok.70 Pada umumnya orang berpendapat bahwa 30
68 Ibid..69 Ibid..
70 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), hlm. 28
57
subjek penelitian merupakan batas antara sampel kecil dengan sampel
besar. Tiga puluh atau kurang bisa dikatakan sebagai sampel kecil
sedangkan lebih besar dari 30 merupakan sampel besar.
Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh
Roscoe dalam sugiyono (2005;102). Ukuran sampel untuk penelitian
adalah antara 30 sampai 500 orang, apabila sampel didasarkan dari
kategori seperti pria wanita, kota desa, maka jumlah anggota setiap
kategori minimal 30 orang.71
Jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi,
mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah subjek
tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi
antara 100 hingga 150 orang, hendaknya di ambil semua.72 25% dari
populasi 243 siswa adalah 61 sampel siswa. Tetapi agar masing-
masing kelompok jumlah sampelnya sama, maka sampelnya 60 siswa.
Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30
siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 30 siswa yang berasal
dari Madrasah Ibtidaiyah (MI).
E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
71 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif)
(Jakarta: GP Press, 2009), hlm. 75
72 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 94-95
58
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.73 Instrument yang dipakai
dalam penelitian ini adalah: pertama, adalah pedoman observasi ketika
melakukan pengamatan di SMP Negeri 1 Pogalan. Kedua, adalah daftar
dokumen ketika melakukan dokumentasi. Ketiga adalah tes hasil belajar
disebut tes prestasi belajar, mengukur hasil belajar yang dicapai siswa
dalam kurun waktu tertentu. 74 Instrument yang dipakai disini yaitu tes
Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester (UAS).
Karena Nilai Rapor diperoleh dari: NR =
Sedangkan Nilai Harian diperoleh dari: NH =
Keempat, adalah angket atau kuesioner yaitu daftar pertanyaan
untuk diisi responden di bawah pengawasan peneliti. Responden
ditentukan berdasarkan teknik sampling. Angket yang dipakai adalah
kuesioner tertutup yaitu peneliti menyediakan jawaban-jawaban yang
dapat dipilih oleh responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Kelima adalah pedoman wawancara. Untuk menguatkan hasil angket
peneliti juga melakukan wawancara dengan Guru Pendidikan Agama
Islam dan Siswa kelas VII.
73 Ibid..
74 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.223
59
F. Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data. Tehnik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi
Adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Jenis observasi yang dipakai
adalah observasi tak terstruktur. Dalam hal ini peneliti tidak
mempersiapkan catatan tentang tingkah laku tertentu apa saja yang
harus diamati. Peneliti mengamati arus peristiwa dan mencatatnya
atau meringkasnya untuk kemudian dianalisis.75 Peneliti mengamati
kondisi (gedung, kelas, lingkungan, sarana-prasarana, prestasi, dll) di
SMP Negeri 1 Pogalan. Peneliti mulai melakukan observasi pada
tanggal 20 Desember 2009.
b. Angket
Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat
juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Responden ditentukan
berdasarkan teknik sampling. Angket yang dipakai adalah kuesioner
tertutup yaitu peneliti menyediakan jawaban-jawaban yang dapat
dipilih oleh responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.76
75 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunujuk Praktis Untuk Peneliti Pemula
(Yogyakarta: UGM Press, 2006), hlm. 74
76 Yuswianto, loc. Cit.
60
Angket pada penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Penyebaran angket
dilakukan pada hari senin 8 maret 2010 setelah upacara bendera.
Angket dibagikan sendiri oleh peneliti kepada 60 siswa yang menjadi
sampel dalam penelitian ini. Responden terdiri dari 30 siswa yang
berasal dari SD dan 30 siswa yang berasal dari MI. Jenis angket yang
dipakai adalah angket tertutup. Peneliti sudah menyediakan jawaban
yang dapat dipilih oleh responden untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Peneliti menggunakan skala Guttman, yaitu menggunakan dua
jawaban yang tegas dan konsisten, ya-tidak, benar-salah, setuju-tidak
setuju. Disini pilihan jawaban yang disediakan adalah iya dan tidak.
Skor untuk jawaban iya adalah 2 dan tidak 1.77
c. Dokumentasi.
Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis, gambar
maupun elektronik.78 Dalam penelitian ini mengambil dokumentasi
Daftar nilai Rapor semester I (Laporan Penilaian Hasil Belajar) mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang dapat diperoleh dari Guru
Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Pogalan pada tanggal 4
77 Iskandar, op. cit. hlm. 83
78 Nana Syaodih Sukma, op.cit., hlm. 221
61
Februari 2010. Selain itu juga mengambil data tentang sejarah
berdirinya SMP Negeri 1 Pogalan, profil sekolah, struktur organisasi,
jumlah siswa, jumlah guru dan sarana prasarana pada tanggal 22
Februari 2010.
d. Wawancara
Wawancara adalah adalah alat pengumpul informasi dengan
cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Wawancara penelitian ini hanya sebagai penguat
hasil angket. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara
terstruktur. Yaitu pedoman wawancara yang pertanyaan dan
alternative jawaban yang diberikan kepada subjek telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh pewawancara, agar jawabannya dapat dengan
mudah dikelompokkan dan dianalisis.79 Peneliti melakukan
wawancara kepada 3 Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII pada
tanggal 24 dan 25 Februari 2010. Sedangkan wawancara dengan 2
perwakilan siswa kelas VII yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tanggal 15 maret 2009.
G. Analisis Data
Persyaratan analisis statistic parametric adalah di uji normalitas
dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
79 Donald Ary, dkk, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, terj., Arief Furchan,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 248
62
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hokum
sebaran normal baku dari Gauss. Disini peneliti menggunakan uji
kolmogorov-smirnov satu sampel dengan SPSS 16.0 for windows,
untuk menguji normalitas.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi
antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variansinya homogeny
atau heterogen. Data yang diharapkan adalah homogeny. Dalam
penelitian ini data di uji homogenitas menggunakan One-Way ANOVA
dengan SPSS 16.0 for windows.80
3. Uji T-Test
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan statistic inferensial. Pada
statistic inferensial mempunyai dua fungsi, yaitu: untuk estimasi dan
menguji hipotesis. Berdasarkan distribusi dan skala datanya,
penelitian ini menggunakan statistic parametric. Karena skala datanya
adalah interval. Statistic parametric ini menggunakan teknik
komparasi Uji Beda ( t-test) T-test sampel bebas (Independent Sample
Test).81 Ada dua bentuk formulasi uji-t untuk sampel bebas, namun
terlebih dahulu diuji Homogenitas Populasi dengan Uji F.
80 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), hlm. 91-103
81 Yuswianto, loc.cit.
63
F =
Populasi homogen jika nilai
Populasi heterogen jika nilai .
a) Varian Homogen ( = )
t =
b) Varian Heterogen ( )
t =
Namun karena sebelum uji t sudah di uji homogenitas, maka
variannya adalah homogeny.
Uji hipotesis pihak kanan:
Ho :
Ha :
Ho diterima jika
Ha diterima jika
db = n1 + n2 – 2
Untuk mendapatkan data yang akurat maka instrument angket yang
dipakai harus diuji validitas dan reliabilitas.
4. Uji Validitas
Uji validitas yang dipakai adalah validitas internal. Untuk
menguji validitas tiap item instrument adalah dengan mengkorelasikan
64
antara skor-skor tiap item dengan skor total keseluruhan instrument.
Item dikatakan valid, jika dan sebaliknya.82 Untuk
mengetahui validitas instrument pada penelitian ini, digunakan
program SPSS 16.0 for windows.
5. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yang dipakai adalah reliabilitas internal, yaitu
menganalisis data dari satu kali hasil uji. Tehnik yang dipakai antara
lain adalah tehnik belah dua (split-half-method) dengan rumus
Spearman-Brown:
=
Caranya terlebih dahulu angket dibagi menjadi dua bagian,
misalnya ganjil dan genap.83 Setelah itu dilakukan perhitungan dengan
SPSS 16.0 for windows.
82 Anas Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1987), hlm.
190-195
83 Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 89-99
65
BAB IV
PEMAPARAN DATA
A. Deskripsi Data
1. Latar Belakang Objek
a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pogalan
SMP Negeri 1 Pogalan terletak di Jalan Raya Tulung
Agung–Trenggalek, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Telp./HP (0355) 791454/
081335160500, Email/Website [email protected].
SMP Negeri 1 Pogalan berdiri pertama kali pada Tahun
1978 dan merupakan Filial dari SMP Negeri 1 Trenggalek dengan
Kepala Sekolah Bpk. Soeprapto (Kepala SMP Negeri 1
Trenggalek). Pada Tahun 1978 itu gedung SMP Negeri 1 Pogalan
belum jadi tapi sudah menerima siswa baru sebanyak 3 kelas
dengan lokasi meminjam SD Negeri IV Bendorejo yang jaraknya
dari SMP Negeri 1 Pogalan sekitar 2 Km. Saat itu namanya SMP
Negeri Pogalan belum ada tambahan 1 (satu).
Baru pada tahun 1980 gedung SMP Negeri 1 Pogalan sudah
jadi dengan jumlah ruang belajar sebanyak 10 lokal, 1 Kantor, 1
ruang Guru, 1 ruang Laboratorium, 2 Kamar Mandi/WC, 1 ruang
Perpustakaan dan 1 ruang Ketrampilan. Jumlah penerimaan siswa
baru dari tahun ketahun terus bertambah disesuaikan dengan ruang
66
kelas yang ada dan Pagu. Dengan diresmikannya gedung SMP
Negeri Pogalan oleh Bupati Trenggalek yaitu Bpk. Soedarso pada
tanggal 6 Desember 1980, maka Kepala Sekolahnya juga sudah
definitif yaitu Bpk. Soesanto dari Kediri dan tempat belajarnya
pindah ke gedung yang baru.
Jumlah guru pertama di SMP Negeri Pogalan hanya 16
orang, Karyawan/pegawai 2 orang, sehingga banyak guru yang
mengajar lebih dari 1 mata pelajaran. Dari tahun ketahun jumlah
guru dan Karyawan semakin bertambah sehingga mencukupi
kebutuhan yang ada. Tentang jumlah siswa/kelas pernah SMP
Negeri Pogalan menerima sebanyak 10 kelas untuk masing–masing
tingkat sehingga semua berjumlah 30 kelas, yaitu sekitar tahun
1992. Hal ini tidak berlangsung lama karena berdiri SMP Negeri 2
Pogalan jumlah penerimaan siswa menjadi 8 kelas pertingkat
hingga sekarang ini. Sebelum SMP Negeri 2 Pogalan berdiri, SMP
Negeri Pogalan merubah namanya menjadi SMP Negeri 1 Pogalan.
Pada tahun 2004 sampai 2007 SMP Negeri 1 Pogalan
adalah Sekolah Standar Nasional (SSN) dan pada tahun 2007
sampai 2009 adalah persiapan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI). Sedangkan mulai tahun ajaran 2009/2010
SMP Negeri 1 Pogalan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI). Berdasarkan pengamatan, siswa SMP Negeri
1 Pogalan dari segi kuantitas menurun, namun dari segi kualitas
67
meningkat. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa dalam kelas
diperkecil dari 36 siswa perkelas menjadi 24 siswa perkelas untuk
kelas Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Dengan jumlah siswa yang sedikit maka proses belajar
mengajar akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan jumlah
yang besar. Sehingga dengan jumlah guru yang sekian mampu
melayani dengan baik, sehingga mampu meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Pogalan.
b. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Pogalan
Visi :
Mewujudkan Prestasi yang Cemerlang, Berkepribadian, Cinta
Lingkungan, serta berwawasan Local, Nasional dan Internasional.
Misi :
1) Mewujudkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
berstandar Nasional dan Internasional
2) Mewujudkan proses belajar yang berstandar nasional dan
internasional
3) Mewujudkan Standar Kompetensi Lulusan yang berstandar
Nasional dan Internasional
4) Menyediakan pendidik dan tenaga kependidikan yang
memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai untuk
mengelola Sekolah Bertaraf Internasional
68
5) Memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang berstandar
internasional
6) Mewujudkan pengelolaan sekolah yang menerapkan MBSA
dan berstandar internasional
7) Memenuhi biaya operasional sekolah internasional yang
berstandar
8) Mewujudkan standar penilaian yang berstandar nasional dan
internasional
9) Mencapai prestasi akademik maupun non akademik secara
nasional dan internasional.
Tujuan :
1) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan Standar Kompetensi
Lulusan bertaraf international meliputi bidang akademik dan
non akademik
2) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan silabus semua mata
pelajaran bertaraf internasional dan untuk semua
jenjang/kelas/tingkatan
3) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan pemetaan SK, KD,
Indikator bertaraf internasional untuk kelas 7-9 semua mata
pelajaran
4) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan RPP bertaraf
internasional untuk kelas VII-IX semua mata pelajaran
69
5) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar isi bertaraf
internasional (kurikulum satuan pendidikan, meliputi:
tercapai/telah dibuat kurikulum satuan, silabus lengkap,
model/system penilaian lengkap, RPP lengkap)
6) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar proses
pembelajaran bertaraf internasional meliputi: tercapai/telah
dibuat/ditetapkan melaksanakan pembelajaran dengan
strategi/metode: CTL, belajar tuntas, pembelajaran dll secara
lengkap termasuk pembelajaran diluar kelas/sekolah
7) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan tenaga pendidik dan
kependidikan bertaraf internasional meliputi: semua guru
berkualifikasi minimal S1, telah mengikuti PTBK, semua
mengajar sesuai bidangnya, mampu berbahasa inggris, mampu
menggunakan perangkat TIK
8) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar
sarpras/fasilitas sekolah bertaraf internasional meliputi: semua
sarpras, fasilitas, peralatan dan perawatan bertaraf
internasional
9) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar pengelolaan
sekolah bertaraf internasional meliputi: standar pengelolaan,
pembelajaran, kurikulum, sarana prasarana, SDM, kesiswaan,
administrasi secara lengkap, memenuhi standar ISO 9001,
berbasis TIK
70
10) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar penilaian
pendidikan yang relevan dan bertaraf internasional
11) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan pengembangan
budaya mutu sekolah yang memadai
12) Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan
menerapkan 6 K secara lengkap.
c. Struktur Organisasi di SMP Negeri 1 Pogalan
4.1 Struktur Organisasi
71
d. Keadaan Guru di SMP Negeri 1 Pogalan
4.2 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Guru
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru JumlahGT/PNS GTT/Guru Bantu
L P L P1. S3/S2 1 - - - 12. S1 33 28 - - 603. D-4 - 1 - - 14. D3/Sarmud 1 - - - 15. D2 - - - - -6. D1 4 1 - - 5
Jumlah 39 30 - - 68
4.3 Daftar Guru SMP Negeri 1 Pogalan
No Nama Guru Bidang Studi1 Drs. Jausan Pendidikan Agama Islam2 Kusnan, S.Pdi Pendidikan Agama Islam3 Nurudin, BA Pendidikan Agama Islam4 Suprayitno, S.Pd PKn + PLH5 Anik Ahniati, S.Pd PKn + PLH6 Endang S, S.Pd PKn + BP/BK7 Siswoyo, S.Pd Bahasa Indonesia8 Imam Choirudin, S.Pd Bahasa Indonesia9 Siti Masruroh, S.Pd Bahasa Indonesia10 Talkah Harianto, S.Pd Bahasa Indonesia11 Endah Suyuti, S.Pd Bahasa Indonesia12 Fahrudin, S.Pd Bahasa Indonesia13 Siti Khatmimah, S.Pd Bahasa Indonesia14 Suwarno, S.Pd Bahasa Indonesia15 Suratman, S.Pd Bahasa Indonesia16 Lilik Suryani, S.Pd Bahasa Inggris17 Widiyanto, S.Pd Bahasa Inggris18 Moh. Ghozali, S.Pd Bahasa Inggris19 Dra. Siami Nurwiyah Bahasa Inggris20 Didik Haryono, S.Pd Bahasa Inggris21 Siswanto, S.Pd IPS22 Dwi Astuti, S.Pd IPS23 Pancaningtyas, S.Pd IPS24 Rahayu Dwi P, S.Pd IPS25 Dra. Endang Mayawati IPS26 Endah Sutjiati, S.Pd IPS27 Drs. Suratno IPS
72
28 Armono P, S.Pd IPS29 Dra. Tri Rahayuningsih IPS30 Jaini, S.Pd IPA31 Endri Tri W, S.Pd IPA32 Ngaini, S.Pd IPA33 Jarwoto, S.Pd IPA34 Tarwiyah, S.Pd IPA35 Maelah, S.Pd IPA36 Sulastri, S.Pd IPA37 Supriyanto, S.Pd IPA38 Anik Kusmiarsih, S.Pd IPA39 Ahmad Afifudin, S.Pd Matematika40 Mukarni, S.Pd Matematika41 Drs. Supriyadi Matematika42 Setyowati, S.Pd Matematika43 Hj. Rasdiana, S.Pd Matematika44 Zahro’ Rohanah, S.Pd Matematika45 Eni Sumartin, S.Pd Matematika46 Imam Susanto, S.Pd Matematika47 Drs. Mucholid Matematika48 Jarot Wicaksono Kertakes49 Wakidi, S.Pd Kertakes + PLH50 Agus Mukarwanto Kertakes + PLH51 Sudibyo, S.Pd Penjaskes52 Bambang Dwiyanto, S.Pd Penjaskes53 Hery Sumanto, S.Pd Penjaskes54 Setiyadi, S.Pd Penjaskes55 Subekti, S.Pd TIK56 Titis Anggraini, S.ST TIK57 Drs. Kuwat TIK58 Islani TIK59 Drs. Sudiatmanto Bahasa Daerah60 Mardianto, S.Pd Bahasa Daerah61 Maryati, S.Pd Ket. Jasa + BP62 Hadi Waluyo Ket. Jasa + PLH63 Sutrisno, S.Pd Ket. Jasa + PLH64 Wentin Suhartatik, S.Pd BP/BK65 Sulistyani, S.Pd BP/BK66 Wiwik Mistiati, S.Pd BP/BK67 Sri Oetaminingjatik, S.Pd BP/BK68 Subakti Di Perpustakaan
73
4.4 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No Guru Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai
dengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang
TIDAK sesuai dengan tugas mengajar
Jumlah
D1/D2 D3/Sarmud
S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/Sarmud
S1/D4 S2/S3
1. IPA 9 92. Matematika 9 93. Bahasa
Indonesia8 1 10
4. Bahasa Inggris
5 5
5. Pendidikan Agama
3 3
6. IPS 9 97. Penjaskes 4 48. Seni Budaya 2 1 39. PKn 3 3
10. TIK/Keterampilan
2 5 7
11. BK 4 412. Lainnya:
Bhs Jawa1 1 1 3
Jumlah 4 1 61 1 1 69
4.5 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru
No.
Jenis Pengembangan Kompetensi
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi/profesionalisme
Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah1. Penataran KTSP 15 15 13 132. Penataran Metode
Pembelajaran (termasuk CTL)14 14 13 13
3. Penataran PTK 10 10 8 84. Penataran Karya Tulis Ilmiah 3 3 5 55. Sertifikasi Profesi/Kompetensi 25 25 22 226. Penataran PTBK 12 12 8 87. Penataran Profesi guru Matpel 16 16 14 148. Penataran lainnya: ..............
-Penataran Tutor Guru SLTP-Penataran PAKEM
312
312
310
312
74
4.6 Prestasi guru
No. Jenis lomba Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam 3 tahun terakhir
Tingkat Jumlah Guru1. Lomba PTK Nasional -
Provinsi -Kab/Kota -
2. Lomba Karya tulis Inovasi Pembelajaran
Nasional -Provinsi -Kab/Kota -
3. Lomba Guru Berprestasi Nasional -Provinsi -Kab/Kota 2
4. Lomba lainnya: ............................... Nasional -Provinsi 1Kab/Kota -
4.7 Guru Billingual (RSBI)Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
NoTingkat Pendidikan
Jumlah dan Status GuruJumlahGT/PNS GTT/Guru Bantu
L P L P1. S3/S2 - - - - -2. S1 1 4 - - 53. D-4 - - - - -4. D3/Sarmud - - - - -5. D2 - - - - -6. D1 - - - - -7. ≤ SMA/sederajat - - - - -
Jumlah 1 4 - - 5
4.8 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru Billingual
No.
Jenis Pengembangan Kompetensi
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi/profesionalismeLaki-laki Jumlah Perempuan Jumlah
1. Penataran KBK/KTSP - - - -3. Penataran Metode
Pembelajaran (termasuk CTL)- - - -
4. Penataran PTK - - - -5. Sertifikasi Profesi/Kompetensi - - - -6. Pelatihan Billingual 1 1 4 47. Penataran lainnya: ..............
75
4.9 Tenaga Pendukung
No Tenaga pendukung
Jumlah tenaga pendukung dan kualifikasi pendidikannya
Jumlah tenaga pendukung
Berdasarkan Status dan Jenis Kelamin
Jumlah
≤ SMP SMA D1 D2 D3 S1 PNS HonorerL P L P
1. Tata Usaha 4 1 3 1 1 52. Perpustakaan 1 1 13. Laboran lab.
IPA1 1 1
4. Teknisi lab. Komputer
5. Laboran lab. Bahasa
6. PTD (Pend Tek. Dasar)
7. Kantin8. Penjaga
Sekolah1 1 2 2
9. Tukang Kebun
1 1 2 2
10. Keamanan 1 1 111. Lainnya:
Jumlah 2 9 1 7 2 1 2 12
e. Keadaan Siswa di SMP Negeri 1 Pogalan
4.10 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa reguler :
Th. Pelajaran
Jml Pendaftar
(Cln Siswa Baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls. VII + VIII
+ IX)Jml
SiswaJumlah Rombel
Jml Siswa
Jumlah Rombel
Jml Siswa
Jumlah Rombel
Siswa Rombel
2006/2007 514 318 8 335 8 360 8 1.013 242007/2008 628 287 8 318 8 332 8 937 242008/2009 630 280 8 288 8 316 8 884 242009/2010 558 243 8 279 8 285 8 807 24
76
4.11 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa Billingual (RSBI)
Th. Pelajaran
Jml Pendaftar
(Calon Siswa Baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls. VII + VIII
+ IX)Jml
SiswaJumlah Rombel
Jml Siswa
Jumlah Rombel
Jml Siswa
Jumlah Rombel
Siswa Rombel
2007/2008 - - - - - - - - -2008/2009 - - - - - - - - -2009/2010 60 40 2 - - - - 40 2
Prestasi sekolah/siswa dua (2) tahun terakhir4.12 Prestasi Akademik: NUAN
No.
Tahun Pelajaran
Rata-rata NUANBhs
IndonesiaIPA Matematika Bahasa
InggrisJumlah Rata-rata
semua mapel
1. 2007/2008 7,94 8,17 7,84 7,74 31,69 7,92
2. 2008/2009 8,57 8,19 8,54 8,02 33,32 8,33
4.13 Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUAN
No Tahun Pelajaran
PeringkatTingkat Kecamatan
(Rayon)Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi
Sek. Negeri
Sek. Swasta
Sek. Negeri
dan Swasta
Sek. Negeri
Sek. Swasta
Sek. Negeri
dan Swasta
Sek. Negeri
Sek. Swasta
Sek. Negeri
dan Swasta
1. 2007/2008 1 1 2 4 301 4152. 2008/2009 1 1 5 6 316 308
4.14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)
No Mata Pelajaran Rata-rata Nilai USTahun 2007/2008 2008/2009
1 Pendidikan Agama 8,45 8,602 PKn 8.55 8,713 IPA - -4 IPS 7,00 7.755 Kertakes/Seni Budaya 7,80 8,106 Penjaskes 7,70 7,85
77
7 Bahasa Jawa 8,50 8,608 Elektronika - -9 Pembukuan 7,60 7,65
10 TIK 7,45 7,5511
4.15 Angka Kelulusan dan Melanjutkan
No Tahun Ajaran
Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan StudiJumlah Peserta Ujian
Jumlah Lulus
% Kelulusan
% Lulusan yang
Melanjutkan Pendidikan
% Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan
1. 2007/2008 332 332 100% 99,81% 0,19%2. 2008/2009 316 315 99,55% 99,82% 0,18%
4.16 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba
No Nama Lomba Tahun 2007/2008Tahun 2008/2009
Juara ke:
Tingkat Juara ke:
TingkatKab/Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
Kab/Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
1. Bintang Pintar Ultra
2. Pelajar teladan3. Story retelling4. Mapel IPS I V5. Game show
matematika6. Mapel
matematikaIII V Fin-
alisV
7. Mapel IPA I,II V I,II V8. Mapel bhs
IndonesiaVIII V
9. Story trllied10. Speac contes III V II V
78
4.17 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
No
Nama Lomba Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009
Juara ke:
Tingkat Juara ke:
TingkatKab/Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
Kab/Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
1. Paskibraka2. Paduan Suara II V I V3. Parade Band4. Roket Air5. Baca Puisi6. Vokal Group7. Pramuka/galang
tangkasIII V
8. Solo vokal9. Cheerl leader
4.18 Jumlah dan prosentase siswa drop-out
No
Kelas Jumlah dan prosentase siswa drop-out2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009
1 VII - - - -2 VIII - - - -3 IX - - - -
Total (%) - - - -
4.19 Jumlah dan prosentase siswa yang terancam drop-out
No
Kelas Jumlah dan prosentase siswa terancam drop-out2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009
1 VII - - - -2 VIII - - - -3 IX - - - -
Total (%) - - - -
4.20 Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat
No Alasan tak melanjutkan Urutan alasan dari yang paling utama dengan memberi nomor 1
s.d. 9*)1 SMA/SMK/sederajat yang ada terlalu
jauh/tak terjangkau6
2 Tidak mampu membiayai 1
79
3 Transportasi sulit/mahal 44 Kondisi geografis (medan sulit) 85 Daerahnya terpencil 76 Pendidikan dipandang kurang penting 37 Bekerja 28 Menikah 59 Lain-lain, sebutkan: 9
Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua Siswa4.21 Pekerjaan orangtua/wali siswa
No. Pekerjaan Prosentase1. PNS 8%2. TNI/POLRI 1%3. Petani 40%4. Swasta 38%5. Nelayan 1%6. Politisi (misalnya anggota DPR) 1%7. Perangkat Desa 2%8. Pedagang 7%... ... ...
4.22 Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa
No. Penghasilan Prosentase1. Kurang dari Rp.500.000,- 15%2. Antara Rp.500.000,- s.d.
Rp.1.000.000,-40%
3. Antara Rp.1.000.000,- s.d. Rp.1.500.000,-
35%
4. Antara Rp.1.500.000,- s.d. Rp.2.000.000,-
8%
5. Lebih dari Rp.2.000.000,- 2%
4.23 Tingkat kesejahteraan orangtua/wali siswa
No. Tingkat kesejahteraan Prosentase1. Pra sejahtera 20%2. Sejahtera I 40%3. Sejahtera II 30%4. Purna sejahtera 10%
80
f. Sarana Prasarana di SMP Negeri 1 Pogalan
SMP Negeri 1 Pogalan memiliki 24 Ruang Kelas, 2
Laboratorium IPA, 1 Laboratorium Bahasa, 2 Laboratorium
Komputer, 1 Ruang Multimedia, 1 Ruang Media, 1 Ruang
Perpustakaan, 1 Ruang Guru, 1 Ruang KTU, 1 Ruang TU, 1 Ruang
Kepala Sekolah, 1 Ruang Wakil Kepala Sekolah, 1 Ruang
Kurikulum, 1 Ruang Tamu, 1 Ruang BK, 1 Koperasi, 1 Lapangan
Basket, 1 Lapangan Voli, 1 Aula, 1 Masjid, 1 Panggung, 2 Kamar
Mandi Guru, 12 Kamar Mandi Siswa, 5 Gudang, 3 Tempat Parkir,
1 Ruang UKS, 1 Ruang OSIS, 1 Sanggar, 2 Ruang Ganti, Dapur
dan 2 Kantin. SMP ini mempunyai kegiatan ekstrakurikuler seperti
Pramuka, Seni Musik, Seni Rupa, Tata Boga, Drum band, dan
Olahraga Tenis Meja, Sepak Takraw, Bola Voli, Bola Basket.
1) Data Ruang-ruang di SMP Negeri 1 Pogalan
4.24 Data Ruang Belajar (Kelas)
Kondisi Jumlah dan ukuran Jml. ruang lainnya
yg digunakan untuk r. Kelas
(e)
Jumlah ruang yg digunakan u. R. Kelas (f)=(d+e)
Ukuran 7x9 m2
(a)
Ukuran> 63m2
(b)
Ukuran < 63 m2
(c)
Jumlah (d) =(a+b+c)
Baik 7 7 ............. ruang, yaitu: ………
24Rsk ringan 17 17Rsk sedangRsk BeratRsk Total 24 24
81
4.25 Keterangan kondisi:
Baik Kerusakan < 15%Rusak ringan 15% - < 30%Rusak sedang 30% - < 45%Rusak berat 45% - 65%Rusak total >65%
4.26 Data Ruang Belajar Lainnya
Jenis Ruangan Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi
1. Perpustakaan 1 14x8,5 baik 6. Lab. Bahasa 1 12x7,9 baik
2. Lab. IPA 1 14x8,5 baik 7. Lab. Komputer
2 7x9 baik
3. Ketrampilan - - baik 8. PTD - - -
4. Multimedia 1 7x9 baik 9. Serbaguna/ aula
1 7x30 baik
5. Kesenian 1 12x7,9 baik 10.Ruang Media
1 8x12 baik
4.27 Data Ruang Kantor
Jenis Ruangan Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
1. Kepala Sekolah 1 7x5 baik
2. Wakil Kepala Sekolah
1 3x3,5 baik
3. Guru 1 7x10 baik
4. Tata Usaha 1 7x4 baik
5. Tamu 1 7x3 baik
6. Kurikulum 1 5x3 baik
7.KTU 1 3x3 baik
4.28 Data Ruang Penunjang
Jenis Ruangan Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi
1. Gudang 5 3x4 baik 12. Ibadah 1 8x7,5 Baik
2. Dapur 1 3x3,5 baik 13. Ganti 2 3x4 Baik
3. Reproduksi 14. Koperasi 1 7x8 Baik
82
4. KM/WC Guru
2 3x2 baik 15. Hall/lobi 1 4x5 Baik
5. KM/WC Siswa
12 1x1,5 Baik 16. Kantin 2 5x9 Baik
6. BK 1 4x4,5 Baik 17. Rumah Pompa/ Menara Air
1 1x1 Baik
7. UKS 1 4x4,5 Baik 18. Bangsal Kendaraan
3 8x7,5 Baik
8. PMR/Pramuka
1 4x4,5 Baik 19. Rumah Penjaga
- - -
9. OSIS 1 4x4,5 baik 20. Pos Jaga - - -
10.Bak Sampah
1 3x2,5 Baik 21. Ruang Stensil 1 3x4 baik
11.Green House
1 7x5 baik 22.Alat Olahraga 1 6x4 baik
4.29 Lapangan Olahraga dan Upacara
Lapangan Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi Keterangan
1. Lapangan Olahraga a. bola basket b. bola volly c. bulu tangkis d. tenis meja e. lompat jauh/tinggi
12121
20x356x1810x153x1,57x3
BaikBaikBaikBaikbaik
2. Lapangan Upacara 1 25x25 baik
2) Kepemilikan Tanah
Kepemilikan Tanah :
Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa/menumpang*)
Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah*)
Luas Lahan/Tanah : 11.750 m2
Luas Tanah Terbangun : 5.216 m2
Luas Tanah Siap Bangun : 1.000 m2
83
Luas Lantai Atas Siap Bangun :
……………………………………......……….......................................... m2
*) Coret yang tidak perlu
Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala) dengan ukuran
kertas minimal A4.
3) Perabot (furniture) utama
4.30 Perabot ruang kelas (belajar)
No.
Jumlah ruang kelas
PerabotJumlah dan kondisi
meja siswaJumlah dan kondisi
kursi siswaAlmari + rak
buku/alatPapan tulis
Jml
Bai
k
Rsk
.R
inga
n
Rsk
.B
erat
Jml
Bai
k
Rsk
.R
inga
n
Rsk
.B
erat
Jml
Bai
k
Rsk
.R
inga
n
Rsk
.B
erat
Jml
Bai
k
Rsk
.R
inga
n
Rsk
.B
erat
1 24 510 v 1020 V 9 v 48 v
4.31 Perabot ruang belajar lainnya
No. Ruang PerabotMeja Kursi Almari + rak
buku/alatLainnya
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
1. Perpustakaan 6 V 55 V 8 V 12 V
2. Lab. IPA 12 V 55 V 6 V 27 V
3. Ketrampilan4. Multimedia 21 V 21 V 2 V
5. Lab. bahasa 46 V 46 V 1 V 3 V
6. Lab. komputer
46 V 46 V 2 V 46 V
7. Serbaguna 1 V 2 V
8. Kesenian 1 V 4 V 1 V
9. PTD10.Lainnya: .
84
4.32 Perabot Ruang Kantor
No. Ruang PerabotMeja Kursi Almari + rak
buku/alatLainnya
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
1. Kepala Sekolah
2 V 6 V 2 V 13 V
2. Wakil Kepala Sekolah
3 V 4 V 2 V 7 V
1. Guru 40 V 77 V 10 V 16 V2. Tata
Usaha8 V 9 V 10 V 23 V
3. Tamu 1 V 4 V 3 V 9 V4. Lainnya:
…..
4.33 Perabot Ruang Penunjang
No. Ruang PerabotMeja Kursi Almari + rak
buku/alatLainnya
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
Jml
Bai
k
Rsk
. Rin
gan
Rsk
. Ber
at
1. BK 2 V 12 V 3 V 3 V2. UKS 2 V 1 V 1 V 9 V3. PMR
/Pramuka3 V 2 V 1 V 105 V
4. OSIS 1 V 12 V 3 V 45 V5. Gudang6. Ibadah7. Koperasi 3 V 3 V 4 V 5 V8. Hall/lobi 1 V 1 V 1 V9. Kantin 4 V10. Pos jaga 1 V11. Reproduksi12. Lainnya:
85
4.34 Koleksi Buku Perpustakaan
No. Jenis Jumlah KondisiRusak Baik
1. Buku siswa/pelajaran (semua mata pelajaran) 18.870 V V2. Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu
pengetahuan dan teknologi, dsb.)1.250 V
3. Buku referensi (misalnya kamus, ensiklopedia, dsb.)
65 V
5. Jurnal6. Majalah 22 V7. Surat kabar 25 V V8. Lainnya: Tabloit Bola
Tabloit TeenTotal 20.242
4.35 Fasilitas Penunjang Perpustakaan
No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi1. Komputer 1/p32. Ruang baca 1/36m2
4. TV 1/29”/Toshiba5. LCD -6. VCD/DVD player 1/Thoshiba7. Lainnya: Parabola 1
4.36 Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia
No. Alat/bahan Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)Jumlah Kualitas Kondisi
Kurang dari 25% dr keb.
25%-50% dr
keb.
50%-75% dr
keb.
75%-100%
dr keb.
Kurang Cukup Baik Sangat baik
Rusak berat
Rusak ringan
Baik
1. Lab. IPA V V V2. Lab. bahasa V V V3. Lab.
komputerV V V
4. Ketrampilan5. PTD6. Kesenian V V V7. Multimedia V V V
*) Lampirkan daftar alat pada laboratorium/ruang dengan spesifikasi teknisnya.
86
4) Dana
4.37 Sumber Dana 2 (dua) tahun terakhir
No
Sumber Dana Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009
1. Rutin Rp. 2.380.022.482,-
Rp. 2.836.012.475,-
2. APBD Kab/Kota Rp. 83.987.500,-
Rp. 80.987.500,-
3. APBD Propinsi 0,- 0,-4. BOS Rp.
332.052.000,-Rp.
482.790.000,-5. Komite Sekolah/Orang tua siswa
(jumlah keseluruhan iuran bulanan dan sumbangan pendidikan bagi siswa baru)
Rp. 73.304.000,-
Rp. 96.600.000,-
6. School Grant - -7. Grant Pendidikan Kecakapan Hidup - -8. Subsidi Imbal Swadaya - -
Lain-lain: ........................... - -Jumlah Rp.
2.919.365.982,-Rp.
3.796.689.975,-
4.38 Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir
No Jenis pembiayaan Tahun 2007/2008 (Rupiah) Tahun 2008/2009(Rupiah)1. Investasi - -2. Operasional Rp.
2.919.265.982,-Rp.
3.796.689.975,-3. Personal - -
Jumlah Rp. 2.919.365.982,-
Rp. 3.796.689.975,-
87
2. Prestasi Belajar Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan
4.39 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Nama Asal Sekolah Nilai1 Hasti Nurdiyah SDN I Gembleb 752 Triya Yuliana SDN II Pogalan 753 Umi Nurul Laelatul’zah SDN I Kedunglurah 704 Wiji Saputri SDN I Pogalan 705 Lingling Puspitaningrum SDN III Sukorame 756 Muh. Alvin Nur Aziz SDN II Karanganyar 747 Nafi’us Sania SDN III Ngadirejo 758 Nurul Novitasari SDN II Ngadirenggo 759 Taufik Rohman Baharudin SDN Ngulanwetan 7010 Ujang Lukman Hakim SDN V Bendorejo 7011 Desy Akhlusmasari SDN II Bendorejo 7012 Fajar Fuadii SDN Melis 7513 Singgih Wahyu Purnomo SDN I Ngulankulon 7014 Vicky Ashar Dwi Gantara SDN I Ngetal 7015 Etik Sundari SDN Krandegan 8016 Lia Elisa SDN II Pogalan 8217 Meilynda Kurniasari SDN II Ngadirejo 8018 Muh. Faizal Muttaqi SDN II Kedunglurah 8119 Olivia Very Noorlinda SDN II Surondakan 8020 Yuniar Dwi Puspitasari SDN II Ngetal 8221 Adib Syaiful Muslim SDN I Wonocoyo 9022 Fitri Wulandari SDN IV Bendorejo 8523 Bayu Trisna Putra Anggara SDN I Ngulankulon 8024 Ngizuddin Masro’i SDN III Ngadirejo 8125 Yunanda Ni’matun Alfinah SDN I Widoro 8326 Dhimas Kurnia Illahi SDN I Ngadirenggo 7027 Firman Heryansyah SDN II Ngulankulon 7028 Heru Subagyo SDN II Bendorejo 7029 Sandy Fakhurrohman Irwanda SDN V Bendorejo 7030 Vida Ma’rifatun Nur Azizah SDN II Karanganyar 80
2278
75,93
88
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 30
siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), rata-rata nilai Pendidikan
Agama Islam adalah 75,93. Nilai tersebut termasuk kategori cukup
baik karena di atas nilai KKM yaitu 70.
4.40 Daftar nilai Akhlak dan Kepribadian siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD)
No Nama Siswa Akhlak Kepribadian 1 Hasti Nurdiyah A B2 Triya Yuliana B B3 Umi Nurul Laelatul’zah A B4 Wiji Saputri B B5 Lingling Puspitaningrum B B6 Muh. Alvin Nur Aziz A B7 Nafi’us Sania A B8 Nurul Novitasari A A9 Taufik Rohman Baharudin A B10 Ujang Lukman Hakim A B11 Desy Akhlusmasari B B12 Fajar Fuadii B B13 Singgih Wahyu Purnomo B B14 Vicky Ashar Dwi Gantara B B15 Etik Sundari B B16 Lia Elisa B B17 Meilynda Kurniasari B B18 Muh. Faizal Muttaqi B B19 Olivia Very Noorlinda B B20 Yuniar Dwi Puspitasari B B21 Adib Syaiful Muslim A B22 Fitri Wulandari A B23 Bayu Trisna Putra Anggara A B24 Ngizuddin Masro’i A B25 Yunanda Ni’matun Alfinah A B26 Dhimas Kurnia Illahi A B27 Firman Heryansyah B C28 Heru Subagyo A B29 Sandy Fakhurrohman Irwanda A B30 Vida Ma’rifatun Nur Azizah A B
89
Keterangan nilai kualitatif untuk penilaian perilaku:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
E = Sangat Kurang
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 53,3% atau 16
siswa dari Sekolah Dasar (SD) berakhlak sangat baik, dan 46,67%
atau 14 siswa berakhlak baik. Sedangkan kepribadiannya 3,3% atau 1
siswa berkepribadian sangat baik, 93,3 atau 28 siswa berkepribadian
baik, dan 3,3% atau 1 siswa berkepribadian cukup.
90
4.41 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Nama Asal Sekolah NR1 Ika Fadhilatun Nisa’ MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 752 Tanti Suciati MI Jami’atul Ulum Ngetal 703 Wahyu Tri Widodo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 754 Yusuf Bahtiyar MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 705 Linda Sari MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 756 Milla Minhatul Maula MI Jamiatul Ulum Ngetal 857 Nursahid MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 808 Muh. Mukhitur Rusdah MI Krandegan I 759 Tomi MI Krandegan I 7010 Valen Fabio Denhaz MI Hidayatul Mubtadi’in Sukorame 7511 Deni Wardana MI Yapendawa 7012 Erlin Fatmawati MI Krandegan I 7013 Mia Nurrohmah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8014 Muh. Marbiansyah Chakim MI Hasyim Ash’ari 7015 Eko Prasetyo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 8016 Emi Tarif Triwahyuni MI Hidayatul Mubtadi’in Sukorame 8517 Fera Eka Aprelia MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 9118 Suli Anjarwati MI Nuruzh Zhalam 8519 Nadhirotul Munawaroh MI Yapendawa 8120 Ulfa Dwi Riyanti MI Jamiatul Ulum I Ngetal 8121 Achmad Saiful Chakim MI I Krandegan 8022 Ery Prasetyo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 8123 Febrian Nasrul Ulumun Nafik MI Ma’dinatul ‘Ulum Bandung 8024 Muh. Rizal Fatoni MI II Krandegan 8025 Muh. Shafiyyudin Ismail MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 9026 Dwi Ratnawati MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 7927 Intan Alfiana ‘Azizah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8328 Rika Oktavia MI Yapendawa 7029 Rizka Awalul Lailiyah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8530 Yanti Tri Rahayu MI Krandegan I 70
2341
78,03
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 30 siswa yang
berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), rata-rata nilai Pendidikan
Agama Islam adalah 78,03. Nilai tersebut termasuk kategori cukup
baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Dibandingkan dengan nilai
91
rata-rata siswa yang dari SD hanya selisih 2,1 lebih bagus nilai rata-
rata siswa yang berasal dari MI.
4.42 Daftar nilai Akhlak dan Kepribadian siswa yang berasal dariMadrasah Ibtidaiyah (MI)
No Nama Siswa Akhlak Kepribadian 1 Ika Fadhilatun Nisa’ B B2 Tanti Suciati A B3 Wahyu Tri Widodo B B4 Yusuf Bahtiyar B B5 Linda Sari B B6 Milla Minhatul Maula A B7 Nursahid B B8 Muh. Mukhitur Rusdah A B9 Tomi B B10 Valen Fabio Denhaz B B11 Deni Wardana B B12 Erlin Fatmawati A B13 Mia Nurrohmah B B14 Muh. Marbiansyah Chakim B B15 Eko Prasetyo B B16 Emi Tarif Triwahyuni B B17 Fera Eka Aprelia B B18 Muh. Zaenal Abidin B B19 Nadhirotul Munawaroh B B20 Ulfa Dwi Riyanti B B21 Achmad Saiful Chakim A B22 Ery Prasetyo A B23 Febrian Nasrul Ulumun Nafik A B24 Muh. Rizal Fatoni A B25 Muh. Shafiyyudin Ismail A B26 Dwi Ratnawati A B27 Intan Alfiana ‘Azizah A B28 Rika Oktavia A B29 Rizka Awalul Lailiyah A B30 Yanti Tri Rahayu A B
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 46,67% atau 14
siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) berakhlak sangat
92
baik, dan 53,3% atau 16 siswa berakhlak baik. Sedangkan
kepribadiannya 100% atau 30 siswa berkepribadian baik.
Berdasarkan Hasil wawancara dengan Kusnan Guru
Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G mengatakan bahwa:
“Keseluruhan nilai Pendidikan Agama Islam mencakup aspek Afektif, Kognitif dan Psikomotorik. Afektif adalah iman yaitu misalnya perilaku orang yang beriman. Kognitif adalah islam yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, haji. Sedangkan psikomotorik adalah ihsan yaitu berbuat baik. Jadi tidak ada siswa yang nilainya kurang dari KKM, karena walaupun mereka nilainya jelek dalam ulangan, tapi bisa syahadat itu sudah mencakup nilai dari aspek kognitif.” 84
Hasil wawancara dengan Nurudin Guru Pendidikan Agama
Islam kelas VII A, B, C, D, E mengatakan bahwa:
“Kelas VII ditekankan pada nilai individual dan ibadah yaitu praktek shalat dan baca tulis Al-Qur’an, karena siswa yang baca tulis Al-Qur’annya bagus, shalatnya juga bagus. Jadi apabila siswa tersebut belum bagus ibadahnya maka nilai KKM-nya tidak akan tercapai. Sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Rapor diperoleh dari:NR =
Sehingga siswa yang nilainya kurang dari KKM harus mengikuti remidi”.85
4.41 Penyajian data
Interval Nilai Frekuensi siswa dari SD Frekuensi siswa dari MI70-73 11 874-77 7 578-81 7 1082-85 4 586-89 0 090-93 1 2
84 Wawancara dengan Kusnan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G, tanggal 24
Februari 2010
85 Wawancara dengan Nurudin, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A, B, C, D, E, tanggal 24 Februari 2010
93
4.42 Histogram
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tinggi (78-93) lebih
banyak diraih oleh siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI)
dibandingkan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD). Sedangkan
nilai rendah (70-77) lebih banyak diperoleh siswa yang berasal dari
Sekolah Dasar (SD) daripada siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI).
94
BAB V
ANALISIS DATA
B. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pemaparan data pada BAB IV, maka nilai siswa yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diuji
hipotesis menggunakan teknik komparasi Uji Beda ( t-test) T-test sampel
bebas (Independent Sample Test). Tetapi sebelum di uji t, persyaratan
analisis statistic parametric adalah di uji normalitas dan homogenitas.
Disini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov satu sampel dengan
SPSS 16.0 for windows, untuk menguji normalitas.
5.1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestNILAI
N 60Normal Parametersa
Mean 76.9833Std. Deviation 6.02675
Most Extreme Differences
Absolute .193Positive .193Negative -.158
Kolmogorov-Smirnov Z 1.498Asymp. Sig. (2-tailed) .022a. Test distribution is Normal.
Data normal bila nilai sig (p) > 0,05. Jadi data nilai siswa dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut adalah normal,
karena 0,22 > 0,05. Kemudian data di uji homogenitas menggunakan One-
Way ANOVA dengan SPSS 16.0 for windows.
95
5.2 Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of VariancesNILAI
Levene Statistic
df1 df2 Sig.
.322 1 58 .573
Data homogeny bila nilai sig (p) > 0,05. Jadi data nilai siswa dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut adalah
homogen, karena 0,573 > 0,05. Setelah data di uji normalitas dan
homogenitas, maka data tersebut di uji t (Independent Sample Test).
5.3 Nilai siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
No x1 (SD) x2 (MI) x12 x22
1 75 75 5625 56252 75 70 5625 49003 70 75 4900 56254 70 70 4900 49005 75 75 5625 56256 74 85 5476 72257 75 80 5625 64008 75 75 5625 56259 70 70 4900 490010 70 75 4900 562511 70 70 4900 490012 75 70 5625 490013 70 80 4900 640014 70 70 4900 490015 80 80 6400 640016 82 85 6724 722517 80 91 6400 828118 81 85 6561 722519 80 81 6400 656120 82 81 6724 656121 90 80 8100 640022 85 81 7225 6561
96
23 80 80 6400 640024 81 80 6561 640025 83 90 6889 810026 70 79 4900 624127 70 83 4900 688928 70 70 4900 490029 70 85 4900 722530 80 70 6400 4900
2278 2341 173910 183819
Hipotesis statistic:
Uji hipotesis pihak kanan:
Ho :
Ha :
Ho diterima jika
Ha diterima jika
db = n1 + n2 – 2
Tingkat kemaknaan (level of significance)
Penyelesaian:
03
97
Varian =
98
= = 77,44
= = 79,62
Uji Homogenitas Populasi dengan Uji F:
F =
F = = = 1,028
Populasi homogen jika nilai
Populasi heterogen jika nilai
v1 = n1 – 1 = 30 – 1 = 29
v2 = n2 – 1 = 30 – 1 = 29
Dengan maka = 1,84
(1,84), Kesimpulannya adalah varian kedua
kelompok homogeny, maka uji beda menggunakan rumus:
t =
t =
t =
t =
99
t =
t =
t =
t = -0,92
dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58 dan
2,004
Ternyata (2,004), maka diterima. Jadi
tidak ada perbedaan yang significan antara prestasi belajar siswa yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
Sedangkan perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas VII
di SMP Negeri 1 Pogalan, adalah:
5.4 Perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Asal Sekolah Nilai Akhlak KepribadianJumlah siswa
SD A 16 1B 14 28C 0 1
MI A 14 0B 16 30C 0 0
100
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 53,3% atau 16 siswa
dari Sekolah Dasar (SD) berakhlak sangat baik, dan 46,67% atau 14 siswa
berakhlak baik. Sedangkan kepribadiannya 3,3% atau 1 siswa
berkepribadian sangat baik, 93,3 atau 28 siswa berkepribadian baik, dan
3,3% atau 1 siswa berkepribadian cukup. Untuk siswa yang berasal dari
Madrasah Ibtidaiyah (MI) 46,67% atau 14 siswa berakhlak sangat baik,
dan 53,3% atau 16 siswa berakhlak baik. Sedangkan kepribadiannya 100%
atau 30 siswa berkepribadian baik. Jadi tidak ada perbedaan yang
significant akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan.
Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa yang berasal dari SD dan MI, peneliti menggunakan angket
dan wawancara. Namun terlebih dahulu item pertanyaan pada angket diuji
validitas dan reliabilitas sebelum digunakan untuk mengumpulkan data.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan 3 Guru Pendidikan Agama Islam
kelas VII dan 2 perwakilan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Uji Validitas
Setiap variable dikatakan valid jika:
101
df = Derajat bebas
N = Jumlah sampel
nr = item yang dikorelasikan, biasanya selalu 2
df = 60 – 2 = 58
= 0,215, jadi r dikatakan valid jika r
5.5 Tabel Uji Validitas
Item Pertanyaan Harga Koefisien r Simpulan X11 0,322 ValidX12 0,278 Valid X13 0,050 TidakX14 0,259 Valid X15 0,385 ValidX16 0,253 Valid X17 0,312 ValidX18 0,314 ValidX19 0,26 Valid X110 0,277 Valid X111 0,166 TidakX112 0,420 ValidX113 0,374 ValidX114 0,331 ValidX115 - TidakX116 0,1 TidakX117 0,397 ValidX118 0,252 Valid X119 0,401 ValidX120 -0,034 TidakX121 0,166 TidakX122 0,395 ValidX123 0,308 ValidX124 0,380 Valid
Dari 24 item soal, setelah di uji validitas dengan program SPSS
16.0 for Windows ada 6 item soal yang tidak valid. Sehingga dalam
102
penelitian ini hanya 18 item soal yang dipakai. (Angket bisa dilihat di
lampiran).
Uji reliabilitas
Setelah instrument diuji validitas, maka selanjutnya item soal yang
valid diuji reliabilitas. Teknik yang dipakai adalah teknik belah dua (split-
half-method) dengan SPSS 16.0 for windows.
5.6 Reliability StatisticsCronbach's
AlphaCronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.865 .882 3
Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa harga
koefisien alfa hitung untuk variable x1 > 0,215, yaitu 0,865 > 0,215. Maka
dapat disimpulkan bahwa angket ini reliable. Dengan demikian semua
pertanyaan untuk variable x1 dapat digunakan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan.
Dari hasil angket 18 item soal yang valid diperoleh data sebagai
berikut:
1. 83,3% siswa atau 25 siswa yang berasal dari SD merasa bahwa materi
Pendidikan Agama Islam di SD berbeda dengan materi Pendidikan
Agama Islam di SMP, namun 53,3% siswa atau 16 siswa mengatakan
bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam itu mudah. Jadi ada 43,3%
atau 13 siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar. Sedangkan
siswa dari MI yang mengatakan bahwa materi Pendidikan Agama
103
Islam (yang tercakup dalam: Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadist, Fiqih,
SKI dan Bahasa Arab) di MI berbeda dengan materi di SMP ada
53,3% atau 16 siswa, namun 76,7% siswa atau 23 siswa mengatakan
bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam mudah. Jadi ada 70% atau
21 siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang berasal dari SD
dan MI sama-sama merasa bahwa materi Pendidikan Agama Islam di
SD/MI dulu berbeda dengan materi Pendidikan Agama Islam di SMP,
dan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam itu mudah, sehingga
tidak mengalami kesulitan belajar.
2. 63,3% atau 19 siswa yang berasal dari SD mengulang pelajaran di
rumah meskipun tidak ada ujian, sedangkan siswa yang dari MI hanya
56,7% atau 17 siswa. Siswa dari SD yang menyempatkan diri
membaca setiap hari hanya 80% atau 24 siswa dan siswa yang dari MI
ada 93,3% atau 28 siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
berasal dari SD dan MI sama-sama mengulang pelajaran di rumah
meskipun tidak ada ujian dan juga menyempatkan diri membaca
setiap hari.
3. Siswa dari SD dan MI yang mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah
sama-sama ada 73,3% atau 22 siswa. Jadi siswa yang berasal dari SD
dan MI sama-sama mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah.
4. Siswa dari SD yang tinggal di lingkungan Masjid/Pondok Pesantren
hanya 6,7% atau 2 siswa, lebih banyak siswa dari MI yaitu 33,3% atau
104
10 siswa. Jadi siswa dari MI yang banyak tinggal di lingkungan
Masjid/Pondok Pesantren
5. 83,3% – 96,67% siswa atau 25-29 siswa mengatakan bahwa guru
menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar sehingga
pelajarannya menyenangkan dan mudah dipahami. Namun guru yang
sering menggunakan alat peraga/OHP, LCD, Tape Recorder hanya
guru kelas F dan G. Sedangkan Guru yang dapat dijadikan curhat jika
ada masalah menurut siswa hanya ada 25% atau 15 siswa yang
mengatakan iya. Dan guru yang memberi hukuman atau teguran
kepada siswa yang melanggar peraturan/tidak mengerjakan tugas
menurut siswa ada 91,67% atau 56 siswa yang mengatakan iya.
6. 40% atau 12 siswa yang berasal dari SD mengatakan bahwa Guru
paham tentang karakter masing-masing siswa dan 70% atau 21 siswa
mengatakan bahwa guru tidak membeda-bedakan siswa dari segi fisik.
Sedangkan menurut siswa yang berasal dari MI ada 63,3% atau 19
siswa mengatakan bahwa Guru paham tentang karakter masing-
masing siswa dan 83,3% atau 25 siswa mengatakan bahwa guru tidak
membeda-bedakan siswa dari segi fisik. Jadi guru bisa dikatakan
cukup paham dengan karakter masing-masing siswa, namun tidak
membeda-bedakannya dari segi fisik.
7. 66,7% atau 20 orangtua siswa yang berasal dari SD selalu bertanya
tentang pelajaran anaknya di sekolah. Dan 50% atau 15 orangtua
mereka juga menemani mereka ketika belajar di rumah. Hal ini
105
membuktikan bahwa orangtua dirumah sangat membimbing siswa.
Sedangkan siswa dari MI yang mendapat bimbingan orangtua hanya
53,3% atau 16 siswa yang orangtuanya sering bertanya tentang tugas
sekolah dan hanya 36% atau 11 siswa yang orangtuanya biasa
menemani anaknya belajar. Jadi siswa yang berasal dari SD lebih
banyak mendapat bimbingan orangtua di rumah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun berasal dari Sekolah
Dasar (SD) yang porsi Pendidikan Agama Islam lebih sedikit
dibandingkan Madrasah Ibtidaiyah (MI), namun prestasi belajar antara
keduanya tidak ada perbedaan yang significant. Factor-faktor yang
menyebabkannya antara lain adalah sebagai berikut:
1) Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang
sekolah berbeda. Guru yang menggunakan multimedia dan multi
metode dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini juga
dikuatkan hasil wawancara dengan Nurudin Guru Pendidikan Agama
Islam kelas VII A, B, C, D, E mengatakan bahwa:
“Metode mengajar yang di gunakan bervariasi dan fleksibel tergantung materinya, seperti ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan Tanya jawab, dll.”86
2) Guru paham tentang karakter masing-masing siswa dan tidak
membeda-bedakan siswa dari segi fisik. Hal ini karena Lingkungan
social sekolah yang meliputi guru dapat mempengaruhi semangat
86 Wawancara dengan Nurudin, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A, B, C, D, E, tanggal 24 Februari 2010
106
belajar siswa. Guru yang menunjukkan sikap, perilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Hal ini juga dikuatkan
hasil wawancara dengan Jausan Guru Pendidikan Agama Islam kelas
VII H mengatakan bahwa:
“Kebanyakan guru tidak mengetahui darimana siswa itu berasal, SD atau MI karena menambah beban guru untuk mencari tahu latar belakang siswanya. Tapi biasanya siswa SD dan MI itu berbeda pemahamannya pada segi tajwid dan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar, untuk Akhlak, Fiqih, Sejarah rata-rata sama. Guru dapat membagi siswa menjadi tiga tingkatan berdasarkan prestasi belajaranya. Pertama, untuk siswa dalam kategori nilai tinggi, maka guru perlu mengembangkan tugasnya agar dapat menunjang keberhasilannya lebih baik lagi. Kedua, untuk siswa dalam kategori nilai sedang, maka dicari penyebab nilainya bisa seperti itu. Materi perlu di ulang atau cukup ditambah latihan saja. Ketiga, untuk siswa yang termasuk kategori nilainya rendah maka diadakan remidi dan tugas-tugas agar siswa terlatih dan dapat mencapai SKL. Selain itu diperlukan catatan dari Guru, misalnya Guru kelas VII mengetahui salah satu siswanya belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik, maka ketika siswa tersebut naik kelas VIII sebaiknya Guru kelas VII memberi catatan khusus kepada Guru kelas VIII bahwa siswa tersebut perlu bimbingan khusus karena belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik.”87
3) Siswa bersemangat rajin belajar di rumah, sehingga tidak mengalami
kesulitan belajar. Hal ini karena siswa yang mempunyai perhatian,
bakat, minat dan motivasi dalam mempelajari Pendidikan Agama
Islam akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan
mencapai prestasi yang diinginkan. Hal ini juga dikuatkan hasil
87 Wawancara dengan Jausan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII H, tanggal 25
Februari 2010
107
wawancara dengan Nihayatul Khusniyah, siswa yang berasal dari
Sekolah Dasar (SD), mengatakan bahwa:
“Materi Pendidikan Agama Islam di SD berbeda dengan di SMP, namun dengan rajin belajar, memperhatikan ketika Guru menjelaskan dan bertanya jika kurang paham akan menjadikan mudah menerima pelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Kemudian selain mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Orangtua di rumah juga sangat membimbing dalam belajar dan beribadah.”88
4) Siswa mendapatkan pelajaran agama tambahan dengan mengikuti
TPA/ TPQ /Madrasah Diniyah. Untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa
memang perlu jam tambahan dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah
Diniyah. Siswa yang mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah
biasanya rutin masuk 6 hari dalam seminggu dengan libur pada hari
jum’at. Sehingga siswa ini sama dengan mempratekkan hokum Jost
(Jost’s in law). Menurut hokum ini belajar dengan alokasi waktu 3
jam perhari selama 5 hari lebih efektif daripada 5 jam sehari tetapi
hanya selama 3 hari, walaupun hasil perkalian keduanya sama. Hal ini
juga dikuatkan hasil wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, siswa
yang berasal dari Madrasah ibtidaiyah (MI), mengatakan bahwa:
“Rata-rata siswa dari MI tinggal di lingkungan Pondok Pesantren dan Masjid, sehingga mereka rajin beribadah ke masjid dan juga rajin mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah. 89
5) Siswa tinggal di lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid.
Lingkungan masyarakat sekitar Pondok Pesantren dan Masjid akan
88 Wawancara dengan Nihayatul Khusniyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010
89 Wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010
108
mempengaruhi aktivitas belajar siswa menjadi lebih religius. Hal ini
juga dikuatkan hasil wawancara dengan Kusnan Guru Pendidikan
Agama Islam kelas VII F, G mengatakan bahwa:
“Jika tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan, maka Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) sudah tepat dalam memberikan pelajaran kepada siswanya. Karena Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) hanya 2 jam pelajaran, lebih sedikit dibandingkan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Lingkungan keluarga, masyarakat juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa Sekolah Dasar (SD) yang rumahnya dekat Madrasah/Masjid/Pondok Pesantren prestasinya juga bisa bagus seperti siswa yang dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), karena lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.”90
6) Siswa mendapat bimbingan dari orangtua di rumah. Lingkungan
keluarga termasuk orangtua dapat memberi dampak baik dan buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Orangtua
yang perhatian terhadap kegiatan belajar siswa, akan membuat siswa
rajin belajar. Sehingga selain peran guru agama di sekolah, peran
orangtua juga sangat penting. Hal ini juga dikuatkan hasil wawancara
dengan Rizka Awalul Lailiyah, siswa yang berasal dari Madrasah
ibtidaiyah (MI), mengatakan bahwa:
“Materi Pendidikan Agama Islam (yang tercakup dalam Aqidah Akhlah, Al-Qur’an Hadist, Fiqih, SKI, Bahasa Arab) di MI tidak berbeda dengan di SMP, hanya lebih berkembang materinya. Sehingga tidak merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. Orangtua juga mendukung dalam belajar dan beribadah.” 91
90 Wawancara dengan Kusnan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G, tanggal 24
Februari 2010
91 Wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010
109
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan untuk menjawab
pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Adapun kesimpulannya
menyatakan bahwa rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam dari 30 siswa
yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), adalah 75,93. Sedangkan rata-rata
nilai Pendidikan Agama Islam dari 30 siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI), adalah 78,03. Kedua nilai tersebut termasuk kategori
cukup baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Dibandingkan dengan nilai
rata-rata siswa yang dari Sekolah Dasar (SD) hanya selisih 2,1 lebih bagus
siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Setelah nilai siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) diuji hipotesis menggunakan teknik komparasi
Uji Beda T-test sampel bebas (Independent Sample Test), ternyata
(2,004), maka diterima. Jadi tidak ada perbedaan yang
110
significant antara prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Sedangkan
perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tidak ada
perbedaan yang significant pula.
Dari hasil angket dan wawancara diperoleh sebab-sebab tidak
adanya perbedaan yang significant antara prestasi belajar siswa yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang sekolah berbeda,
Guru paham tentang karakter masing-masing siswa, Siswa bersemangat
rajin belajar di rumah, Siswa mendapatkan pelajaran agama tambahan
dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Siswa ada yang tinggal di
lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid dan Siswa mendapat bimbingan
dari orangtua di rumah.
B. Saran
Dari pembahasan hasil penelitian diatas, yang dapat peneliti
berikan kepada pembaca adalah:
1. Dalam mendidik siswa memang perlu mengetahui latar belakang asal
sekolah siswa, namun tidak sepenuhnya latar belakang itu
111
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Banyak factor-faktor lain
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya kualitas
madrasah swasta tidak menjadikan outputnya lebih rendah daripada
sekolah negeri, karena perbandingan output keduanya sama.
3. Pendidik harus menentukan metode mengajar yang cocok agar siswa
dengan latar belakang sekolah berbeda, bisa saling menerima dan
memahami pelajaran dengan baik.
4. Agar prestasi belajar siswa meningkat selain diperlukan rajin belajar,
jam belajar tambahan, lingkungan yang mendukung juga sangat perlu
bimbingan orangtua di rumah. Jadi Guru dan Orangtua berperan
penuh dalam kegiatan belajar siswa.
5. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang perbandingan prestasi belajar
untuk mengetahui factor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar.
112
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu dan Prasetyo, Joko Tri. 1997. Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah MKDK. Bandung: Pustaka Setia.
Anam, Saiful. 2005. Indra Djati Sidi dari ITB untuk Pembaruan Pendidikan. Bandung: Teraju.
Ary, Donald, dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. terj., Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.
Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlan dkk, M. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya: Target Press.
DePorter, Bobby, dkk. 2000. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, terj., Ary Nilandari. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bakhri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Endarmoko, Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah, Nanang, dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Ihsan, Fuad. 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV Citra Media.
113
-------. 2004. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
-------. 2008. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Nurullah, Marno. 2009. “Metodologi Pembelajaran”, Bahan Ajar, Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Nurul H, Munfaridatun. 2005. Skripsi, “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”, Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
Poerwadarminta, W.J.S, 1982, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta: Prenada Media Group.
Shaleh, Abdul Rachman. 2004. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudijono, Anas. 1987. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunujuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: UGM Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
114
Sumanto, 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
Sunarto, Pengertian Prestasi Belajar (http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/, diakses 21 Oktober 2009)
Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja LOGOS Wacana Ilmu.
-------. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syahatah, Husein. 2004. Kiat Islami Meraih Prestasi. Jakarta: Gema Insani.
Syarif, Hamid. 1995. Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah. Bandung: Citra Umbara.
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi Dan Kompetensi. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah(http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009
Wikipedia, Sekolah Dasar (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar, di Akses 21 november 2009)
Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)
Yusuf, Choirul Fuad. 2006. “Potret Madrasah dalam Media Massa”. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
-------. 2006. Revitalisasi Madrasah. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Yuswianto. Paradigma Positivistik. Makalah Pelatihan Penelitian Dosen PTAI se-Jawa Timur, UIN Malang. 28 Oktober s/d 8 Desember 2007
Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif . Jogjakarta: CTSD.
Zainuddin, M. dan Walid, Muhammad. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi.Malang: Fakultas Tarbiyah.